Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP SABAR, SYUKUR, TAWAKAL, DAN MAHABBAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tasawuf
Dosen Pengempu :
H. Ahsan Irodat, Lc, M.H.

Disusun Oleh :
Kelompok : 6

Siti Nurjanah (1911104140)


Siti Robiatunnisa (1911104163)

Semester: IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR (STAISMAN)
PANDEGLANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi ALLAH Swt. Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain darinya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunianya dalam mengarungi
kehidupan ini.
Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga,
sahabat dan orang-orang yang selalu mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka
berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari nyalah, sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang "Konsep Sabar, Syukur,Tawakal, dan Mahabbah".
Demikian yang dapat kami sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,saran dan kritik dari
pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah ini nantinnya.

Pandeglang, 15 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Maqomat............................................................................................................. 3
B. Ahwal................................................................................................................... 10
C. Perbedaan Maqomat dan Ahwal....................................................................... 12
D. Konklusi Formula.............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan suatu suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara
membersihkan hati dari berbagai macam penyakit hati, mengisinya dengan sifat-sifat
terpuji melalui sabar, syukur, tawakal, dan mahabbah sehingga merasakan kedekatan
dengan Allah dalam hatinya dan merasakan kehadiran Allah dalam dirinya, sehingga
dapat tampil sebagai sosok pribadi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia dalam
kehidupan sehari-hari. Namun begitu, masih jarang orang yang mengkaji tasawuf dan
mengamalkannya, bahkan seringkali oleh sekelompok orang ajaran tasawuf dianggap
sebagai ajaran yang sesat. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pencerahan
kepada para pembaca bahwa tasawuf itu merupakan ajaran yang sejalan dengan al-
Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud sabar?
2. Apakah yang dimaksud syukur,?
3. Apakah yang dimaksud tawakal?
4. Apakah yang dimaksud mahabbah?
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui tentang sabar
1. Untuk mengetahui tentang syukur
2. Untuk mengetahui tentang, tawakal
3. Untuk mengetahui tentang mahabbah
BAB II

PEMBAHASAN

A. SABAR
Sabar dalam bahasa adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan
dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar itu bentuk kemampuan pengendalian
diri sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang
yang dimilikinya.Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh
juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan.
Sabar sendiri berasal dari bahasa Arab yakni sobaro yasbiru berarti menahan. Menurut
istilah sabar ialah menahan diri terhadap segala kesulitan, kesedihan, maupun menahan
diri ketika menghadapi sesuatu yang kurang disukainya.
Sikap sabar sesuatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan
suatu kewajiban. Dan di samping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang
menghalangi seseorang untuk melakukan kejahatan. Sabar dalam agama Islam memiliki
keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena sabar adalah termasuk perilaku
mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat.
Dengan sabar masalah yang kita hadapi jadi terasa lebih ringan, dengan sabar masalah
yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan lebih efektif, sabar masalah yang kita hadapi
dapat diselesaikan tanpa menyisakan rasa sakit hati atau menimbulkan rasa sakit hati
lainnya, dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih
tenang dan tenteram tanpa merasa gelisah apalagi bermuram hati.
Contoh Sabar dalam Kehidupan
hadits tentang riya
Sikap sabar sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Semua tingkah laku, sikap, dan
sifat sudah di contohkan Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Rasulullah tidak mudah
menyebarkan agama Islam. Banyak tantangan dan rintang yang harus beliau lalui.
Namun beliau pantang menyerah untuk menyiarkan agama Islam. Ia tetap tabah dan
sabar meskipun diolok-olok oleh kaum kafir.
Ciri-ciri orang sabar yaitu, ketika diagungkan ia kemudia di hina, ketika berlaku jujur ia
dituduh sebagai pembohong, ketika menyeru orang-orang menuju kebenaran ia di
cerca, ketika ia menuntut haknya mereka menentangnya. Segala cobaan dan ujian itu
kuncinya adalah kesabaran.
Berikut ini contoh sabar dalam kehidupan sehari-hari menurut pandangan Islam,
diantaranya.

1. Sabar dalam ketaatan


Umroh.com merangkum, dalam melaksanakan perintah Allah SWT bukanlah hak yang
mudah bagi sebagian orang, maka akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran
yang tinggi. Seperti sabar menahan diri dari sifat malas supaya tetap istiqomah dalam
menjalankan kewajiban sholat tepat waktu, sabar menjalankan puasa yakni sabar
menjaga lisan, hati serta pikiran, sabar dalam menuntut ilmu, dan sabar melakukan hal
yang lainnya. Semua itu butuh keteguhan dan keimanan seperti memegang bara api
2. Sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah
Bersabarlah atas cobaan, ujian, dan musibah yang menimpanya. Memiliki keyakinan
bahwa Allah tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan dari hambaNya.
Apabila mendapatkan cobaan, makan bersabar dan ikhlas dengan apa yang
menimpanya tersebut. Karena sesungguhnya Allah SWT bersama dengan orang-orang
sabar. Semakin besar cobaan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya
kemenangan. Pengertian dan contoh sabar memiliki banyak makna dari masing –
masing sumber dan bisa menjadi referensi sendiri untuk Anda.
3. Sabar dalam kemaksiatan
Maksud dari sabar dalam kemaksiatan adalah menjauhi segala sesuatu yang haram dan
dilarang Allah SWT. Segala bentuk maksiat itu memang menyenangkan, tetapi Allah SWT
melarangnya sehingga orang-orang beriman wajib untuk menjaga dan menahandiri dari
segala bentuk maksiat.
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri
dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena
bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya. Dan
tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka,
sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.
B. SYUKUR
Kata syukur adalah kata yang sudah sangat populer di kalangan kita, baik di media masa
elektronik, media masa cetak, maupun media-media lainnya. Kepopulennya disebabkan
karena kata sudah menjadi bahasa baku bahasa Indonesia.

Kata syukur ini pada mulanya bukanlah milik atau lahir dari bahasa Indonesia sendiri,
tetapi berasal dari kosa kata bahasa Arab. Tidak ada yang tahu sejak kapan kata ini
digunakan di dalam bahasa Indonesia.

Tetapi yang jelas, kata ini digunakan setelah terjadi asimilasi budaya antara budaya
Islam dan budaya Nusantara pada masa dahulu ketika Islam tersebar di Nusantara.
Sudah tentu, bahwa yang menggunakan pada masa-masa awal itu adalah penganjur dan
mubalig Islam, serta ulama yang menyebarkan agama Islam ketika itu.

Di samping kata syukur kita juga mengenal beberapa istilah yang terkait yaitu, kata
“syukuran” dan “tasyakuran.” Keduanya juga berasal dari kata syukur. Kata “syukuran”
diartikan dengan ucapan dan mengadakan selamatan untuk bersyukur kepada Tuhan,
misalnya karena terhindar maut, terhindar dari penyakit, dan sebagainya. Kata
“tasyakuran” tidak ditemukan di dalam KBBI. Ini berarti bahwa kata ini belum menjadi
kata baku dalam bahasa Indonesia.

Penggunaan kata syukur di dalam bahasa Indonesia seringkali dirangkaian dengan kata
“alhamdulillah” sehingga susunannya menjadi “syukur al-hamdulillah.” Penggunaan
seperti ini sudah sangat populer digunakan dalam bahasa sehari-hari, dalam bahasa
pergaulan kita. Misalnya, “syukur al-hamdulillah” saya lulus dalam ujian dengan nilai
cumlaude.

Penggunaan kata syukur juga seringkali dikaitkan dengan kata “puja dan puji” sehingga
menjadi “puja dan puji syukur” seperti dalam kalimat yang sering kita ucapkan atua
sering kita dengart dalam kalimat pembukaan acara. Misalnya ucapan yang berbunyi
“Mari kita memanjaktkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah Swt.”

Baca Juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 10 -13: Syukurilah Nikmat Allah SWT, Jangan
Sampai Mendustakannya

Mungkin juga kita tidak menggunakan kata syukur di dalam ucapan kita seperti ketika
Anda ditanya tentang kabar Anda. “Bagaiman kabar Pak. Jawabnya: “Alhamdulillah.”
Ucapan ini juga sudah menunjukkan “Syukur alhamdulillah.”
Kata syukur ini pada dasarnya berasal dari kata syukr (‫ )شكر‬yang ada di dalam bahasa
Arab. Kemudian digunakan di dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa baku. Dalam
bahasa Indonesia (KBBI, h. 878) kata ini diartikan dengan dua arti, yaitu:

Terima kasih kepada Allah, seperti dalam ungkapan: “Ia mengucapkan syukur kepada
Allah karena terlepas dari marabahaya.”
Untunglah (menyatakan lega, senang, dsb), seperti dalam ungkapan: “Untunglah
suamiku tidak mengalami cedera di kecelakaan itu.”
Dari kata syukur ini (KBBI, h. 763) lahir berbagai bentuk kata yang lain, seperti
“bersyukur, mensyukuri, dan syukuran.”

Bersyukur artinya berterima kasih; mengucap syukur, seperti dalam ungkapan: “Saya
sangat bersyukur, dia terhindar dari bahaya.”

Mensyukuri, artinya mengucap terima kasih kepada; berterima kasih karena suatu hal;
berselamatan untuk bersyukur kepada Tuhan (karena terhindar dari maut, sembuh dari
penyakit, dsb), seperti dalam ungkapan: “Ibu itu membuat sebuah tumpeng untuk
mensyukuri putrinya yang baru sembuh.” Syukuran, artinya ucapan syukur.

Secara bahasa (etimologi) kata syukr (‫ )شكر‬di dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
dasar (mashdar) dari kata kerja syakara (‫ – )شكر‬yasykuru (‫)يشكر‬. Seliain kata ini, ada juga
bentuk kata dasar yang lain, yaitu syukūran(‫ )شكورا‬dan syukrānan (‫)شكرانا‬.

Dalam pengertian kebahasaan ini, kata syukr (‫كر‬II‫ )ش‬memiliki banyak arti, seperti 1)
berterima kasih kepada (syakara al-rajul wa lahu), 2) Allah memberi kamu pahala
(Syakara Allah sa’yaka), 3) memuji (syakara al-rajula).

Dari kata ini lahir beberapa bentuk kata yang lain, seperti syākir (‫)شاكر‬, yang berarti
‘seseorang yang bersyukur’ yang bentuk jamaknya adalah syākirūn (‫)شاكرون‬, yang berarti
‘orang-orang yang bersyukur. Lahir pula kata syakūr, yaitu salah satu dari sifat-sufat
Allah swt. yang berarti ‘Yanga Maha Mensyukuri’.

Baca Juga: Mencontoh Spirit dan Doa Nabi Sulaiman dalam Mensyukuri Nikmat

Ada sejumlah pengertian syukur secara terminologi yang dikemukakan oleh para ulama.
Al-Jurjani mengatakan bahwa syukur ialah suatu kebaikan untuk menerima nikmat, baik
secara lisan, dengan tangan atau dengan hati.
Ada yang berpendapat bahwa pujian terhadap seseorang yang berbuat baik dilakukan
dengan cara menyebut/mengingat kebaikannya. Seorang hamba disebut bersyukur
kepada Allah berarti dia memuji kepadanya dengan mengiongat kebajikannya yang
merupakan nikmat, dan Allah mensyukuri seorang hamba yaitu dengan menerima
kebajikan manusia karena ketaatannya kepada Allah (kitab al-Ta’rifat, h. 128).

Syukur, menurut al-Jurjani, terbagi atas dua macam, yaitu 1) al-syukr al-lughawi (syukur
secara kebahasaan), dan 2) al-syukr al-‘urfi. Al-syukr al-lughawi ialah ungkapan tentang
sesuatu yang baik (indah) terhadap sesuatu yang mulia terhadap nikmat, baik secara
lisan, maupun secara badaniah.

Al-Syukr al-lughawi ialah sikap seorang hamba Allah terhadap semua hal yang diberikan
oleh Allah sebagai nikmat yang telah dianugerahkan Allah swt, seperti pendengaran,
penglihatan, dan lain-lainnya terhadap segala apa yang diciptakan Allah swt. Al-syukr al-
lughawi lebih bersifat umum, sedangkan al-syukr al-‘urfi lebih khusus (kitab al-Ta’rifat, h.
128).
C. TAWAKAL
Arti Tawakal Adalah
Sebenarnya, apa itu tawakal (tawakkul)? Secara sederhana, pengertian tawakal adalah
suatu sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah atas segala permasalahan yang
sedang dihadapi.

Kata tawakal diserap dari bahasa Arab ‫( تو ُكل‬dibaca Tawakala) yang memiliki makna
menyerahkan dan bersabar. Sehinggga dalam hal ini, arti tawakal dapat didefinisikan
sebagai suatu sikap pasrah diri dan menyandarkan kepada Allah segala permasalahan
yang dihadapi.

Penggunaan kata tawakal biasanya diucapkan kepada seseorang yang tengah


menghadapi masalah dalam hidup, kebingungan, merasa lemah, atau sedang menanti
suatu hasil yang dapat mengubah hidup seseorang.

Pengertian Tawakal Menurut Ahli


Agar dapat lebih memahami apa itu tawakal, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Imam Ahmad bin Hambal


Menurut Imam Ahmad bin Hambal, arti tawakal adalah suatu aktivitas hati atau
perbuatan yang dilakukan hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, dan bukan
sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Tawakal bukan pula sebuah keilmuan dan
pengetahuan (Al-Jauzi/ Tahdzib Madarijis Salikin, tt : 337).

2. Ibnu Qoyim al-Jauzi

Menurut Ibnu Qoyim al-Jauzi, arti tawakal adalah suatu amalan dan ubudiyah
(penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah
berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala ‘kecukupan’ bagi
dirinya, dengan tetap melaksanakan ‘sebab-sebab’ (baca ; faktor-faktor yang
mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat
memperolehnya.” (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya’ bidalail minal
Kitab was Sunnah, 1975 : 254).

3. Imam al-Ghazali

Menurut Imam al-Ghazali, definisi tawakal adalah suatu sikap menyandarkan kepada
Allah swt ketika menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya saat menghadapi
kesukaran, teguh hati ketika tertimpa bencana, disertai dengan jiwa yang tenang dan
hati yang tentram.

4. Abu Zakaria Ansari

Menurut Abu Zakaria Ansari, arti tawakal adalah suatu bentuk keteguhan hati dalam
menyerahkan urusan kepada orang lain. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang merasa
percaya pada orang lain yang memiliki sifat amanah (dapat dipercaya) terhadap apa
yang diamanatkan.
Hadits dan Dalil Tentang Tawakal
Dalam ajaran Islam, tawakkal merupakan tumpuan akhir dari suatu usaha atau
perjuangan. Dengan kata lain, seseorang bertawakal setelah melakukan suatu usaha
keras dan bekerja sesuai dengan kemampuannya mengikuti sunnah Allah.

Berikut ini adalah beberapa dalil dan hadits tentang tawakal:

1. Dalil Tentang Tawakal


َ‫َو َعلَى هَّللا ِ فَتَ َو َّكلُوا إِ ْن ُك ْنتُ ْم ُم ْؤ ِمنِين‬

“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang
beriman” (QS. Al-Maidah : 23).

ُ‫َو َم ْن يَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ فَه َُو َح ْسبُه‬

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS.
Ath-Thalaq: 3).

َ‫وا هّللا َ َو َعلَى هّللا ِ فَ ْليَت ََو َّك ِل ْال ُم ْؤ ِمنُون‬


ْ ُ‫َواتَّق‬

“Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mu’min itu
harus bertawakkal.” (Al Maidah: 11)

2. Hadits Tentang Tawakal

Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai “tawakalnya burung”

“Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan


memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang
pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmidzi, hasan
shahih).

Baca juga: Pengertian Ijtihad

Manfaat Tawakal
Dari penjelasan mengenai pengertian tawakal dapat dipahami bahwa tawakal adalah
upaya terakhir yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam bentuk berserah diri setelah
berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Dalam artian, berserah diri hanya pada Allah Azza wa Jala, Dzat yang menjadi wakil atas
segala hal. Dengan bertawakal, seseorang memiliki keyakinan bahwa segala usaha dan
amal yang telah dilakukan akan menghasilkan hal yang baik dan tidak akan sia-sia.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa manfaat tawakal bagi umat
Islam:

Mendapatkan kemudahan dunia dan akhirat


Dapat beradaptasi dengan berbagai masalah
Meningkatkan keimanan seseorang sehingga tidak mudah putus asa
Membuat seseorang menjadi lebih mandiri
Mendapatkan rejeki yang cukup
Memperoleh kenikmatan dalam hidup
Dikuatkan hatinya dan dijauhkan dari godaan syaitan
Masuk surga tanpa proses hisab
Baca juga: Pengertian Akhlak

Contoh Tawakal
Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, tawakal adalah sikap berserah diri
kepada Allat SWT ketika seorang umat Islam menghadapi masalah hidup atau sedang
menunggu hasil dari usaha yang dilakukannya.

Berikut ini adalah contoh sikap bertawakal yang dilakukan oleh seorang umat Islam;

Seorang siswa belajar dengan bersungguh-sungguh sebelum menghadapi ujian. Ketika


menghadapi ujian siswa tersebut mengerjakannya dengan jujur, lalu berserah diri
kepada Allah dan akan menerima apapun hasil dari ujian tersebut.
Seorang karyawan melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
tanggungjawabnya, kemudian berserah diri kepada Allah akan karirnya di masa depan.
Seorang pengusaha menjalankan bisnisnya dengan bekerja keras, jujur, dan
bertanggungjawab terhadap orang lain di sekitarnya, lalu berserah diri kepada yang
Maha Kuasa untuk keberhasilan bisnisnya.
Artikel lain: Pengertian Toleransi

Itulah penjelasan ringkas mengenai arti tawakal, hadits dan dalil yang membahas
tentang tawakal, manfaat tawakal bagi umat Islam, serta beberapa contoh sikap
tawakal. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang bertawakal
adalah orang yang meyakini bahwa Allah menentukan segala sesuatu yang terjadi pada
dirinya.
D. MAHABBAH
Istilah mahabbah secara bahasa berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabbatan, yang
berarti mencintai secara mendalam, khususnya kepada Allah. Jika umat Islam mencari
mahabbah atau cinta murni ini, kemudian berhasil mencapainya ia akan dimuliakan oleh
Allah SWT.

Secara istilah, mahabbah merupakan perasaan rindu dan senang yang istimewa
terhadap sesuatu. Perasaan demikian menyebabkan seseorang terpusat kepadanya
bahkan mendorong orang tersebut untuk memberikan yang terbaik. Mahabbah dapat
pula berarti al-waduud, yakni yang sangat kasih atau penyayang.

Dalam pandangan tasawuf, mahabbah berarti mencintai Allah yang di dalamnya


mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-
Nya. Dalam kehidupannya sehari-hari, ia juga berhasil mengosongkan hati dari segala-
galanya kecuali hanya Allah. Dalam kitab Mu'jam Al-Falsafi, Jamil Shaliba mengatakan,
mahabbah adalah lawan dari al-baghd, yakni benci.

Konsep mahabbah ini pertama kali dicetuskan oleh seorang sufi wanita terkenal,
Rabi'atul Adawiyah. Menurutnya, mahabbah atau cinta yang suci murni tersebut lebih
sempurna dari pada rasa takut (khauf) ataupun rasa pengharapan (raja') karena cinta
yang suci murni tidak mengharapkan apa-apa dari Allah kecuali ridha-Nya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sabar dalam bahasa adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan
dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar itu bentuk kemampuan pengendalian
diri sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang
yang dimilikinya.Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh
juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan.
Kata syukur adalah kata yang sudah sangat populer di kalangan kita, baik di media masa
elektronik, media masa cetak, maupun media-media lainnya. Kepopulennya disebabkan
karena kata sudah menjadi bahasa baku bahasa Indonesia.
Kata tawakal diserap dari bahasa Arab ‫( تو ُكل‬dibaca Tawakala) yang memiliki makna
menyerahkan dan bersabar. Sehinggga dalam hal ini, arti tawakal dapat didefinisikan
sebagai suatu sikap pasrah diri dan menyandarkan kepada Allah segala permasalahan
yang dihadapi.
mahabbah merupakan perasaan rindu dan senang yang istimewa terhadap sesuatu.
Perasaan demikian menyebabkan seseorang terpusat kepadanya bahkan mendorong
orang tersebut untuk memberikan yang terbaik. Mahabbah dapat pula berarti al-
waduud, yakni yang sangat kasih atau penyayang.

Anda mungkin juga menyukai