Di Susun Oleh :
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Wahyu Dan Permasalahannya”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan kepada pembaca.
13 september 2018
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, wahyu merupakan hubungan gaib yang
tersembunyi antara Allah dengan orang-orang yang telah disucikan-Nya (rasul dan nabi) dengan
tujuan menurunkan kitab-kitab suci dengan perantara malaikat yang membawa wahyu yaitu
Jibril. Dan Al-Qur’an merupakan salah satu wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai wahyu terakhir untuk penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya.
1.3 Tujuan
Kata wahyu ( )حيوالadalah bentuk mashdar (infinitif) dari auha-yûhi-wahyan dengan dua
pengertian pokok yaitu al-khafâ’ (tersembunyi) dan as-sur’ah (cepat).
Dikatakan pula bahwa wahyu merupakan firman allah yang disampaikan kepada nabi
melalui perantara malaikat yang berisi perintah dan larangan-nya.
Pemberitahuan dari Allah kepada Nabi dinamakan wahyu dikarenakan dua hal:
1. Biasanya datang kepada Nabi dengan sembunyi-sembunyi dan mudah
2. Biasanya datang kepada Nabi dengan cepat dan memberatkan
Sehingga sebagian ulama berkata: wahyu menurut syara adalah Pemberitahuan Allah
kepada seorang Nabi diantara para nabi yang lainnya mengenai sari’at yang turun kepadanya,
serta apa-apa yang berkaitan dengan hal itu, berupa khabar berita, hukum, dan pemberitahuan
ilahi ini bisa datang pada saat tidur, atau berupa inspirasi, maupun ungkapan melalui perantara
maupun tanpa perantara.
Dikatakan allah berfirman secara langsung tanpa adanya perantara dan dipahami oleh
malaikat itu sendiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Nawas bin Sam’an yakni Al
Qur’an sejatinya telah nyata ditutunkan di Lauhil mahfudz. Berdasarkan firman Allah dalam
surah yang artinya:“Bahkan ia adalah Qur’an yang mulia yang tersimpan di lauhil mahfudz”.(Al
buruj ayat 21-22)
Dikatakan al-Qur’an itu diturunkan sekaligus ke baitul ‘izza yang berada di langit dunia
pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan:
Dikatakan Allah memberikan wahyu kepada Rasul-Nya ada yang melalui perantaraan dengan
melalui malaikat jibril dan ada yang tidak melalu perantaraan yaitu melalui mimpi yang benar
dalam tidur.
Sebagaimana dengan turunnya Wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad, yang
pada waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang di gua Hira’ datanglah malaikat jibril, dengan
mendekap erat seraya berbisik “iqro’”. Dan malam itu turunlah wahyu pertama yaitu surat Al-
Alaq dari ayat 1-5.
Wahyu tanpa perantara:
Diantara bentuk yang menunjukkan wahyu turun ketika tidur juga dialami oleh Nabi
Ibrahim As. untuk menyembelih putranya, Ismail. Sebagaimmana yang diungkapkan dalam
surah As shaff at ayat 102 yang artinya :
“Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatnmu”. Ismail menjawab “wahai Bapakku! Kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar”.(QS.As-Shaffat : 32)
Artinya: “Kadang-kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling
berat bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Terkadang juga, malaikat
menjelma di hadapanku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, dan aku pun
memahami apa yang dia katakan.”
“Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-
Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang
yang memang benar. Maka jika kalian tidak dapat membuat(nya) dan pasti kalian tidak
akan dapat membuat(nya), peliharalah diri kalian dari api neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. “
Keraguan itu di tegaskan dalam al-qur’an QS. Al-Qashash 28: 49 yang artinya :
Katakanlah, “Datangkanlah oleh kalian sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat)
memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur’an) niscaya aku mengikutinya, jika
kalian sungguh orang-orang yang benar.”