Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN DAN ULUMUL HADITS


WAHYU DAN PERMASALAHANNYA

Di Susun Oleh :

NUR ALIAH SYAHFITRI (180212108)


AHLUN NAZAR (180212108)
ERVAN (180212108)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Wahyu Dan Permasalahannya”.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan kepada pembaca.

13 september 2018

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dihadapi manusia. Terkadang


banyak sesuatu yang bertentangan dengan akal dan pikiran manusia. Dalam menyelesaikan
masalah tersebut Allah telah menurunkan wahyu yang berfungsi sebagai pedoman, petunjuk,
serta pengatur kehidupan.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, wahyu merupakan hubungan gaib yang
tersembunyi antara Allah dengan orang-orang yang telah disucikan-Nya (rasul dan nabi) dengan
tujuan menurunkan kitab-kitab suci dengan perantara malaikat yang membawa wahyu yaitu
Jibril. Dan Al-Qur’an merupakan salah satu wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai wahyu terakhir untuk penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian wahyu ?

2. Bagaimana proses turunnya wahyu?

3. Apa saja macam-macam wahyu?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian dari wahyu

2. Mengetahui bagaimana proses turunnya wahyu

3. Mengetahui macam-macam wahyu


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wahyu

Kata wahyu (‫ )حيوال‬adalah bentuk mashdar (infinitif) dari auha-yûhi-wahyan dengan dua
pengertian pokok yaitu al-khafâ’ (tersembunyi) dan as-sur’ah (cepat).

Dikatakan pula bahwa wahyu merupakan firman allah yang disampaikan kepada nabi
melalui perantara malaikat yang berisi perintah dan larangan-nya.

Pemberitahuan dari Allah kepada Nabi dinamakan wahyu dikarenakan dua hal:
1.   Biasanya datang kepada Nabi dengan sembunyi-sembunyi dan mudah
2.   Biasanya datang kepada Nabi dengan cepat dan memberatkan

Sehingga sebagian ulama berkata: wahyu menurut syara adalah Pemberitahuan Allah
kepada seorang  Nabi diantara para nabi yang lainnya mengenai sari’at yang turun kepadanya,
serta apa-apa yang berkaitan dengan hal itu, berupa khabar berita, hukum,  dan pemberitahuan  
ilahi ini bisa datang pada   saat tidur, atau berupa  inspirasi, maupun ungkapan melalui perantara
maupun  tanpa perantara.

2.2 Macam-Macam Wahyu

Di katakana oleh Ibnu Qayim, Macam-macam wahyu :


1.Melalui mimmpi yang benar
2. Malaikat mengilhamkan wahyu kedalam hati Nabi tanpa menampakan wujudnya
3. Malaikat menampakan diri menyerupai manusia kemudian berdialog dengan Nabi
6. Wahyu diberikan pada saat Nabi ada dilangit seperti  perintah Shalat pada peristiwa Isra
mi’raz
7. Allah langsung menyampaikan wahyu tanpa perantara sebagaimana yang terjadai Pada Nabi
Musa As.
2.3 Cara Penyampaian Wahyu

A. Cara Wahyu Allah Turun Kepada Malaikat

Dikatakan allah berfirman secara langsung tanpa adanya perantara dan dipahami oleh
malaikat itu sendiri. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Nawas bin Sam’an yakni Al
Qur’an sejatinya telah nyata ditutunkan di Lauhil mahfudz. Berdasarkan firman Allah dalam
surah yang artinya:“Bahkan ia adalah Qur’an yang mulia yang tersimpan di lauhil mahfudz”.(Al
buruj ayat 21-22)

Dikatakan al-Qur’an itu diturunkan sekaligus ke baitul ‘izza yang berada di langit dunia
pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan:

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam lailatul Qadar”.


(al-Qadar:1)
Dan al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya
secara perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.’
[al-Israa’: 106]

B. Cara Wahyu Allah Turun Kepada Rasul

Dikatakan Allah memberikan wahyu kepada Rasul-Nya ada yang melalui perantaraan dengan
melalui malaikat jibril dan ada yang tidak melalu perantaraan yaitu melalui mimpi yang benar
dalam tidur.

Wahyu melalui perantara :

1. Melalui Malaikat Jibril

Sebagaimana dengan turunnya Wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhammad, yang
pada waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang di gua Hira’ datanglah malaikat jibril, dengan
mendekap erat seraya berbisik “iqro’”. Dan malam itu turunlah wahyu pertama yaitu surat Al-
Alaq dari ayat 1-5.
Wahyu tanpa perantara:

2. Mimpi yang benar dalam tidur

Diantara bentuk yang menunjukkan wahyu turun ketika tidur juga dialami oleh Nabi
Ibrahim As. untuk menyembelih putranya, Ismail. Sebagaimmana yang diungkapkan dalam
surah As shaff at ayat 102 yang artinya :

“Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatnmu”. Ismail menjawab “wahai Bapakku! Kerjakanlah apa
yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar”.(QS.As-Shaffat : 32)

C. Cara Penyampaian Wahyu Oleh Malaikat Kepada Rasul

 Jibril menjelma sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia

Artinya: “Kadang-kadang ia datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling
berat bagiku, lalu ia pergi, dan aku telah menyadari apa yang dikatakannya. Terkadang juga, malaikat
menjelma di hadapanku sebagai seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, dan aku pun
memahami apa yang dia katakan.”

Keraguan orang-orang yang ingkar terhadap wahyu

Dikatakan keraguan orang ingkar terhadap wahyu sebagai berikut.

1. Mereka mengira bahwa nabi Muhammad menciptakan makna


al-qur’an dan dia pula yang menyusun dengan bentuk gaya bahasanya.

Keraguan itu di tegaskan dalam al-qur’an QS. Hud 11 : 13 yang artinya :

” Katakanlah, “(Jikalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-


buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kalian sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kalian memang orang-orang yang benar.”
2. Orang-orang jahiliyah dahulu dan sekarang menyangka bahwa
rasulullah saw mempunyai ketajaman otak, kedalaman penglihatan, kekuatan
firasat, kecerdikan yang hebat, kejernihan jiwa dan renungan yang
benar,sehingga mereka menyimpulkan bahwa al-qur’an tidak lain daripada
hasil penalaran intelektual dan pemahaman yang di ungkapkan oleh rasulullah
saw.

Keraguan itu di tegaskan dalam al-qur’an QS. Hud 11 : 13 yang artinya :

“Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-
Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang
yang memang benar. Maka jika kalian tidak dapat membuat(nya) dan pasti kalian tidak
akan dapat membuat(nya), peliharalah diri kalian dari api neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. “

3. Orang-orang jahiliyah dahulu dan sekarang menyangka bahwa


rasulullah saw telah menerima ilmu-ilmu al-qur’an dari seorang guru.

Keraguan itu di tegaskan dalam al-qur’an QS. Al-Qashash 28: 49 yang artinya :

Katakanlah, “Datangkanlah oleh kalian sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat)
memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur’an) niscaya aku mengikutinya, jika
kalian sungguh orang-orang yang benar.” 

Anda mungkin juga menyukai