Anda di halaman 1dari 6

ROCKY NIKIJULUW.

READING REPORT 5

BAB 7

SIFAT DAN KEADAAN MANUSIA

Lelaki dan perempuan diciptakan dalam gambar Allah sebagai manusia individu, disertai kuasa
dan kebebasan berpikir dan bertindak. Walaupun diciptakan sebagai makhluk bebas, masing-
masing adalah terdiri dari badan, jiwa dan roh yang tidak terpisahkan, napas danhidupnya
bergantung kepada Allah. Ketika leluhur kita yang pertama mengingkari Allah, mereka
menyangkal ketergantungan mereka kepada-Nya sehingga mereka jatuh dari kedudukan yang
tinggi di bawah kuasa Allah. Gambar Allah dalam mereka dinodai dan mereka menjadi takluk
kepada maut. Keturunan mereka turut merasakan akibat-akibat sifat kejatuhan ini. Mereka lahir
dalam keadaan lemah dan memiliki kecenderungan kepada yang jahat. Tetapi Tuhan dalam
Kristus memperdamaikan dunia kepada diri-Nya dan melalui Roh-Nya memulihkan citra
Pencipta mereka di dalam diri mereka yang fana. Karena mereka diciptakan untuk kemuliaan
Allah maka mereka diminta supaya saling mengasihi dan mengasihi-Nya, serta memelihara
lingkungan mereka.

ASAL-USUL MANUSIA. Walaupun banyak orang dewasa ini percaya bahwa makhluk manusia
berasal dari bentuk hewan yang paling rendah dan merupakan hasil proses alamiah yang
berlangsung selama biliun tahun, pemikiran yang demikian tidak selaras dengan catatan yang
terdapat dalam Alkitab.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita.”
Mengenai mahkota ciptaan ini, Tuhan tidak bersabda lalu jadilah. Gantinya, dengan penuh kasih
sayang Ia membentuk ciptaan baru ini dari debu. Manusia yang dijadikan-Nya ini bukanlah
kumpulan debu melainkan harus hidup, berpikir, kreatif dan bertumbuh dalam kemuliaan.

Sambil membungkuk atas ciptaan yang agung ini, Khalik “menghembuskan nafas hidup
kedalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej. 2:7
bandingkan 1:26). Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kej. 1:27).

ALLAH MENJADIKAN MANUSIA. Asal usul umat manusia sebenarnya ditemukan dalam
majelis Ilahi. Allah berkata, “Baiklah kita menjadikan manusia” (Kej. 1:26).

Kata jamak “Kita” menunjuk kepada Keallahan yang tri tunggal-Allah Bapa, Allah Anak dan
Roh Kudus Allah. Kemudian, untuk satu maksud, maka Allah menjadikan seorang manusia yang
pertama (Kej. 1:27).
DIJADIKAN DARI DEBU TANAH. Allah menjadikan manusia dari “debu tanah” (Kej. 2:7),
menggunakan yang telah ada sebelumnya tetapi bukan dari jenis makhluk yang hidup dalam air
atau binatang melata di darat. Tidak lama kemudian, setelah organ-organ tubuh semua terbentuk
dan ditempatkan pada tempatnya maka dihembuskan-Nya “napas hidup” sehingga manusia
menjadi pribadi yang hidup.

DIJADIKAN MENURUT BENTUK ILAHI. Manusia telah dijadikan menurut bentuk Ilahi,
tidak menurut bentuk salah satu jenis dalam dunia binatang. Allah berkata, “Baiklah kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” (Kej. 1:26). Adalah amat jelas
ketidaksinambungan anatara makhluk manusia dengan makhluk yang terdapat dalam dunia
binatang.

NAFAS HIDUP. Allah “membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas
hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej. 2:7).

Tatkala mengubah unsur-unsur debu menjadi makhluk hidup, Ia “menghembuskan” “nafas


hidup” ke dalam lubang hidung Adam yang mempunyai tubuh yang belum bernyawa itu. Napas
hidup ini adalah “nafas Yang Mahakuasa” yang memberikan hidup (Ayb. 33:4)-percikan
kehidupan.

“Nafas hidup” ini tidak terbatas pada manusia saja. Semua makhluk hidup memilikinya.
Alkitab, sekadar contoh, menyifatkan nafas hidup itu baik kepada binatang yang ikut masuk ke
dalam bahtera Nuh maupun yang tidak ikut masuk (Kej. 7:15, 22)

Nephesh, diterjemahkan sebagai “makhluk” atau “jiwa,” berasal dari nasphash, yang berarti
“untuk bernafas.” Persamaanya dalam bahasa Yunani dalam perjanjian baru adalah psuche.
“sebabsebagaimana nafas adalah merupakan bukti yang paling nyata kehidupan itu nephesh pada
dasarnya menunjukkan manusia sebagai makhluk hidup satu pribadi.

Perlu diingat pernyataan bahwa Alkitab mengatakan bahwa manusia itu menjadi sebuah jiwa
yang hidup. Tidak ada catatan yag menunjukkan bahwa manusia itu menerima sebuah jiwa
dalam kisah penciptaan-yang terpisah secara lahiriah dan kemudian digabungkan dengan tubuh
manusia itu.

DICIPTAKAN UNTUK MENJADI PENATALAYANAN LINGKUNGAN. Di sini Allah


menyebutkan manusia dari peta Ilahi dan pemerintahannya atas ciptaan yang lebih rendah yang
ditiup sekali jadi. Allah menempatkan manusia itu sebagai wakil-Nya untuk memerintah ciptaan
yang lebih rendah itu.

Kerajaan binatang tidak akan memahami kekusaan Allah, akan tetapi banyak binatang yang
mampu mengasihi serta melayani manusia.

Oleh karena itu kita bukanlah korban lingkungan yang dikuasai oleh kuasa-kuasa lingkungan.
Sebaliknya Allah telah menyuruh kita supaya berperan positif dengan membentuk lingkungan,
menggunakan setiap situasi di tempat mana kita telah ditempatkan menjadi suatu kesempatan
untuk menyempurnakan kehendak Allah.

Kesimpulan :

Kita adalah hasil ciptaan Allah, satu ciptaan yang sempurna menurut citra ALLAH, oleh
sebab itu dalam tugas dan pelayanan kita, sudah sewajibnya kita hidup berkarakter seperti
Yesus. sebagai pendidik, layaknya kita hidupkan kasih ALLAH dalam kehidupan kita dan kita
bagikan karakter itu dalam tugas dan tanggung jawab kita, mari kita bagikan kasih kristus
dan karakter kristus, supaya siswa juga dapat bercermin dari kehidupan kita dan juga
mempraktekkan karakter yang sama dalam diri mereka.
ROCKY NIKIJULUW.

READING REPORT 6

BERTUMBUH DALAM KRISTUS

Oleh kematian-Nya di salib, Yesus menang atas kekuatan-kekuatan kejahatan. Dia yang
menaklukkan roh-roh jahat selama pelayanan-Nya di atas dunia telah menghancurkan kuasa
roh-roh itu serta memastikan kebinasaannya pada akhirnya. Kemenangan Yesus memberikan
kemenangan kepada kita atas kekuatan kekuatan jahat yang tetap berusaha mengendalikan kita,
sementara kita berjalan bersama Dia dalam kedamaian, sukacita, dan kepastian akan kasih-
Nya. Sekarang Roh Kudus tinggal di dalam kita serta memberi kuasa kepada kita. Dengan
senantiasa teguh pada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, kita dibebaskan dari beban
perbuatan-perbuatan kita masa lalu. Kita tidak lagi hidup dalam kegelapan, dalam ketakutan
akan kuasakuasa kejahatan, dalam ketidaktahuan, dan dalam kesia-siaan dari cara hidup kita
yang terdahulu. Dengan kebebasan baru dalam Yesus ini, kita dipanggil untuk bertumbuh ke
dalam keserupaan dengan tabiat-Nya, dengan berhubungan erat dengan-Nya setiap hari dalam
doa, dengan hidup dari sabda-Nya, dengan merenungkan sabda itu dan pemeliharaan- Nya,
dengan menyanyikan pujian kepada-Nya, dengan berkumpul bersama untuk beribadah, dan
dengan turut serta dalam tujuan misi gereja. Sementara kita memberikan diri kita dalam
pelayanan yang penuh kasih kepada orang-orang di sekitar kita dan dalam bersaksi tentang
keselamatan-Nya, kehadiran-Nya yang tetap menyertai kita melalui Roh itu mengubah setiap
waktu dan setiap tugas menjadi suatu pengalaman rohani. (Mzm. 1:1, 2; 23:4; 77:11, 12; Kol.
1:13, 14; 2:6, 14, 15; Luk. 10:17-20; Ef. 5:19, 20; 6:12-18; 1 Tes. 5:23; 2 Ptr. 2:9; 3:18; 2 Kor.
3:17, 18; Flp. 3:7-14; 1 Tes 5:16-18; Mat. 20:25-28; Yoh. 20:21; Gal. 5:22-25; Rm. 8:38, 39; 1
Yoh. 4:4; Ibr. 10:25).

Bertumbuh adalah masalah kehidupan yang tak terpisahkan-baik yang bersifat jasmani maupun
bersifat rohani. Pertumbuhan rohani menuntut adanya pemberian makanan yang tepat,
lingkungan, pemeliharaan, olah raga, pendidikan, latihan, dan kehidupan yang memiliki tujuan.
Namun pertumbuhan yang dibahas di sini adalah pertumbuhan rohani.

KEHIDUPAN BERMULA DENGAN KEMATIAN. Pertama, kematian Kristus di salib


memungkinkan adanya kehidupan baru kita-yang bebas dari kekuasaan Setan (Kol. 1:13, 14),
bebas dari kematian sebagai hukuman dosa (Rm. 6:23)-dan kematian itu membawa pendamaian
dengan Allah dan manusia.

Kematian Kristus. Salib menjadi pusat dari rencana keselamatan Allah. Tanpa salib, Setan dan
kekuatan-kekuatan jahatnya tidak akan dikalahkan, masalah dosa tidak akan diselesaikan, dan
kematian tidak akan dihancurkan.
Melalui kematian-Nya di salib, kristus menang atas Setan. Mulai dari pencobaan pencobaan
yang berapi-api dipadang belantara hingga penderitaan Getsemani, Setan dengan tanpa ampun
memimpin penyerangan melawan anak Allah ini-untuk melemahkan kemauan-Nya, untuk
menggoyahkan rencana-Nya, untuk menuntun-Nya tidak mempercayai Bapa-Nya, dan untuk
menekan Dia menyimpang dari jalan untuk menanggung cawan pahit dosa umat manusia sebagai
suatu korban pengganti.

 Dengan demikian, salib telah menjadi suatu alat kemenangan Allah atas kejahatan:
1. Suatu cara yang memungkinkan adanya pengampunan dosa (Kol. 2:13)
2. Suatu pertunjukan di alam semesta tentang pendamaian seluruh dunia (2 Kor. 5:19).
3. Suatu kepastian akan kemungkinan saat ini untuk memiliki kehidupan yang menang
serta pertumbuhan dalam Kristus, yang olehnya dosa tidak akan berkuasa dalam
pikiran atau tubuh kita (Rm. 6:12)-dan suatu kepastian akan kedudukan kita sebagai
putra putri Allah (Rm. 8:14).
4. Suatu kepastian masa mendatang bahwa dunia yang jahat ini, yang tadi adalah
wilayah kekuasaan yang dirampas Setan, akan dibersihkan dari adanya dosa dan
dari kuasa dosa (Why. 21:1).
5. Pada setiap anak tangga dari tangga penebusan dan kemenangan, kita melihat
kegenapan dari nubuatan Kristus sendiri, ”Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari
langit” (Luk. 10:18).

Kristus yang disalibkan itu adalah tindakan penebusan Allah bagi masalah dosa. Jangan
sampai kita melupakan fakta itu, Yesus menegaskan bahwa darah-Nya akan ditumpahkan bagi
banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat. 26:28). Tercurahnya darah itu sangatlah penting
bagi adanya pengalaman dan penghargaan akan keselamatan.

Untuk satu hal, pencurahan darah itu berbicara tentang dosa. Dosa itu nyata. Genggaman
dosa itu begitu kuat dan mematikan sehingga pengampunan dosa dan kebebasan dari kuasanya
dan rasa bersalah yang diakibatkannya tidaklah mungkin tanpa “darah yang mahal, yaitu darah
Kristus” (1 Pet. 1:19). Janganlah kita pernah lupa atau merasa tidak peduli dengan kenyataan
bahwa Yesus telah mati karena dosa-dosa kita dan bahwa tanpa kematian-Nya, tidak mungkin
terdapat pengampunan. Dosa-dosa kitalah yang membawa Yesus ke salib.

Salib itu adalah alat Allah bagi tercapainya pendamaian umat manusia dengan Dia. “Sebab
Allah,” kata rasul Paulus, “mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus” (2 Kor. 5:19). Apa
yang telah memisahkan kita dari Allah telah diatasi. “Sejauh timur dari barat, demikian
dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita” (Maz. 103:12).

KEMATIAN TERHADAP DIRI. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah
hidup oleh Iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk
aku. (Rm. 6:6-11) “Manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang
kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah
dalam Kristus Yesus” Tuhan kita.

Jadi kehidupan Kristiani tidak dimulai dengan kelahiran. Itu dimulai dengan kematian. Hingga
diri mati, hingga diri disalibkan, tidak ada permulaan sama sekali. Harus ada suatu pembedahan
diri yang mendasar, yang sengaja, dan yang menyeluruh. “Jadi siapa yang ada dalam Kristus, ia
adalah Ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang “ (2 Kor.
5:17).

Sesuatu terjadi kepada seseorang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Yesus mendesak: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Mat. 16:24). Dalam kehidupan Kristiani kematian diri
bukanlah sebuah pilihan tetapi suatu keharusan.

Jadi, panggilan kepada kehidupan Kristiani adalah suatu panggilan kepada salib itu-untuk
senantiasa menyangkal diri dari keinginannya yang kuat untuk menjadi penyelamatnya sendiri
dan untuk menuruti Manusia yang tergantung di salib itu, supaya “iman (Kamu) jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Kor. 2:5).

KESIMPULAN :

Sebagai guru kita harus menjadi factor penentu dalam pertumbuhan rohani anak dengan
mendidik dan mengajarkan mereka untuk bertumbuh dalam kristus.

Anda mungkin juga menyukai