Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya, pengetahuan diperoleh dengan cara memercayai cerita orang

lain karena manusia tidak dapat belajar segala sesuatu dari pengalamannya sendiri.

Melalui rentang waktu yang sangat panjang, pengetahuan mengalami berbagai

pengklasifikasian. Pengetahuan pun ada yang sifatnya wacana intelektual yang tidak

dapat diterapkan hanya dapat difikirkan oleh manusia. Ada pengetahuan yang bukan

hanya dipikirkan manusia, tetapi diterapkan ke dalam bentuk-bentuk nyata yang

membantu mempermudah kehidupan manusia, yaitu pengetahuan terapan. Ada pula

pengetahuan yang tidak dapat dipikirkan, tetapi dapat dirasakan, misalnya

keberimanan manusia kepada Tuhan dan segenap ajaran-Nya. Keyakinan dapat

tumbuh disebabkan perasaan yang kuat terhadap objek yang diyakini sebagai

kebenaran.

Pengetahuan ini mampu bertahan dan berkembang dengan bantuan

pendidikan, pentingnya pendidikan membawa pada perkembangan peradaban

manusia sehingga manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Salah

satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan islam, dengan adanya

pendidikan Islam ini pemahaman manusia tentang keyakinan tentang Allah dan cara

berprilaku dalam kehidupan seharinya.

Berbicara tentang pendidikan Islam tentunya banyak permasalahan-

permasalahan didalamnya dan untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak dengan

1
2

mudah perlu dilakukan filsafat sehingga permasalahan pendidikan islam tersebut

dapat terselesaikan dengan baik dan tujuan pendidikan islam dapat terwujud. Oleh

karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian dan ruang lingkup

filsafat pendidikan Islam sehingga nantinya dapat menjadi dasar dalam melakukan

pemikiran-pemikiran dalam memecahkan masalah pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasar dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah pokok adalah Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat

Pendidikan Islam.

Sebagai rumusan sub-sub masalah yang akan dikaji adalah,

1. Apa pengertian Filsafat, Pendidikan dan Islam?

2. Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan islam?


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan pada umumnya dan Filsafat Pendidikan Islam pada

khususnya, adalah bagian dari Ilmu Filsafat maka dalam mempelajari filsafat ini perlu

memahami lebih dahulu tentang pengertian filsafat terutama dalam hubungannya

dengan masalah pendidikan, khususnya pendidikan Islam.

1. Pengertian Filsafat

Filsafat dalam pengertian etimologis berarti filsafat ditinjau secara bahasa

atau kebahasaan. FIlsafat (Indonesia) atau falsafah (Arab) atau philosophy (Inggris),

berasal dari bahasa Yunani Philosophia yang merupakan kata majemuk dari dua kata,

philo yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian

dapat diartikan cinta kebijaksanaan.

Pengertian filsafat secara etimologis sebagaimana di atas dapat membantu

merumuskan pengertian filsafat berdasarkan teori Al-Qur’an. Meski tidak ada kata

falsafah dalam Al-Qur’an, namun bukan berarti tidak ada kata yang searti dengan

kata tersebut. Di dalam Al-Qur’an terdapat kata atau lafal yang semakna dengan

filsafat atau falsafah, yaitu : kata Al-Hikmah. Kata Al-Hikmah ini disebut di dalam

Al-Qur’an sebanyak 20 kali.

Kata Al-Hikmah berasal dari kata Hakama yang berarti mengetahui hal-hal

yang lebih utama dengan keutamaan ilmu. Ada yang berpendapat bahwa Al-Hikmah

yang berntuk jamaknya Al-Hikam merupakan bentuk masdar dari kata hakuma yang

3
4

mempunyai arti senada dengan filsafat, yaitu: mengetahui hakikat segala sesuatu,

mengendalikan nafsu dan watak ketika marah, dan adil. Sedangkan kata Al-Hakim

adalah orang yang mempunyai Al-Hikmah dan orang yang alim atau mengetahui

sesuatu secara bijaksana (Al-Hakim ini searti dengan kata filosof atau filsuf). Al-

Hakim mempunyai bentuk jamak Al-Hukama yang searti dengan kata failasuf isim

fa’il (pelaku) dari Al-Falasifah jamak Falsafah.1

Pembahasan di atas telah mengupas makna kebahasaan (etimologis) tentang

filsafat. Berikut ini dikemukakan pengertian filsafat secara istilah (terminologis)

sebagai berikut:

Menurut plato (472-348 SM), filsafat adalah pengetahuan yang berminat

mencapai kebenaran asli. Aristoteles (382-322 SM), menyatakan filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu

metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Al- Farabi (870-950

M) berpendapat bahwa filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, tentang

hakikat yang sebenar-benarnya.2

Selanjutnya di abad modern, pengertian filsafat mengalami perkembangan.

Herbert (W.1841 M), misalnya mendefenisikan filsafat sebagai suatu pekerjaan yang

timbul dari pemikiran. Ia membagi filsafat menjadi tiga bagian, yaitu: logika,

metafisika dan estetika (termasuk di dalamnya etika). Selain itu pendapat yang lebih

jelas tentang filsafat antara lain dikemukakan oleh Sidi Gazalba. Menurutnya, filsafat

1
Abd. Haris, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Amzah, 2002), h. 1-3.
2
Abd. Haris, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Amzah, 2002), h. 6.
5

adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka

mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Dari

pendapat ini maka ada tiga cirri pokok filsafat. Pertama, adanya unsure berfikir yang

dalam hal ini menggunakan akal. Kedua, adanya unsur tujuan yang ingin dicapai

melalui berfikir tersebut, yaitu mencari hakikat atau inti mengenai segala sesuatu.

Ketiga, adanya unsur ciri yang terdapat dalam berfikir tersebut, yaitu mendalam.3

2. Pengertian Pendidikan

Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata didik yang

mendapat awal pen- dan akhiran –an. Kata tersebut sebagaimna dijelaskan dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya)

mendidik. Pengertian ini member kesan bahwa kata pendidikan lebih mengacu

kepada cara melakukan sesuatu perbuatan dalam hal ini mendidik. Selain kata

pendidikan, dalam bahasa Indonesia terdapat pula kata pengajaran. Berdasarkan

pengertian secara kebahasaaan jika diperhatikan secara saksama maka kata tersebut

lebih menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yan berhubungan dengan

pembinaan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain.

Masih dalam pengertian kebahasan ini, dijumpai pula kata tarbiyah dalam

bahasa Arab. Selain kata tarbiyah terdapat pula kata ta’lim dan ta’dib. Kata Tarbiyah

mengesankan pada proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian

dan sikap mental. Kata Ta’lim lebih mengesankan pada proses pemberian bekal

3
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),h. 3-
4.
6

pengetahuan, sedangkan kata Ta’dib mengesankan pada proses pembinaan terhadap

sikap moral dan etika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan

martabat manusia.4

Pembahasan di atas telah mengupas makna kebahasaan (etimologis) tentang

pendidikan. Berikut ini dikemukakan pengertian pendidikan secara istilah

(terminologis) sebagai berikut:

a. Menurut Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan sebagai usaha untuk

membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah berdasarkan hukum-

hukum tertentu menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-

ukuran yang disepakati secara normatif. Misalnya, menurut ukuran-ukuran

islam yang ditujukan pada pembentukan akhlak anak didik, prilaku konkret

yang member manfaat pada kehidupannya dimasyarakat.5

b. Menurut seorang tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara

mengartikan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh

keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagian manusia.

c. Menurut Soegarda Poerbakawaca, pendidikan adalah segala usaha dan

perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya,

pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda

4
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),h. 8.
5
Anas Salahuddin, FIlsafat Pendidikan (Cet.I; Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 21.
7

untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-

baiknya..6

Berdasarkan beberapa pengertian di atas baik secara etimologi dan

terminology dapat dpahami bahwa pendidikan itu merupakan usaha, perlakuan serta

perbuatan mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi dan mentransmisikan

ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dilaksanakan oleh pendidik

kepada anak didiknya secara sengaja, saksama, terencana dan terakhir tentunya harus

mempunyai tujuan jelas.

3. Pengertian Islam

Sebelum kita membahas tentang filsafat pendidikan islam, kita akan

membahas tentang pengertian islam, sebagaimana dua poin diatas menjelaskan

tentang pengertian filsafat, serta pendidikan. Oleh karena itu dalam bahasan ini akan

membahas tentang pengertian Islam.

Dari segi bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab Salima yang kemudian

dibentuk menjadi aslama. Dari kata inilah kemudian dibentuk kata Islam. Dengan

demikian Islam dari segi bahasa adalah bentuk ism mashdar (infinitif) yang berarti

berserah diri, selamat sentosa atau memelihara diri dalam keadaan selamat.

Pengertian tersebut telah memperlihatkan bahwa Islam berkaitan dengan sikap

berserah diri kepada Allah swt, dalam upaya memperoleh keridhaan-Nya.

6
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),h.
10.
8

Selanjutnya Allah swt menggunakan nama Islam untuk nama salah satu

agama yang diturunkan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Dalam hubungan ini

Harun Nasution mengatakan, bahwa Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya

diwahyuhkan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. Islam lebih

lanjut dikatakan Harun Nasution, adalah agama sepanjang sejarah manusia.7

Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan

komprehensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan

Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk

menjadi pedoman hidup sepanjang zaman. Islam tidak hanya mengatur cara

mendapatkan kebahagian hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah

saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagian hidup di dunia termasuk

didalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia

dan akhirat tersebut adalah Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

4. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Setelah menguraikan satu persatu mengenai pengertian filsafat, pendidikan

dan Islam, sebagaimana dibahas diatas baik secara etimologi maupun pendapat

beberapa ahli, maka cukup dapat memahami pengertian bahwa Filsafat pendidikan

Islam adalah hakikat tentang cara mendidik, mengendalikan, mengawasi dan

mentransmisikan ilmu pengetahun untuk mencari kebahagiaan dunia maupun akhirat

berdasarkan dari Al-Quran dan Al- Sunnah.

7
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),h.
11.
9

Untuk memahami pengertian Filsafat Pendidikan Islam harus merujuk pada

beberapa pendapat ahli sehingga dapat menjelaskan pengertian filsafat pendidikan

Islam secara jelas. Oleh karena itu akan dibahas beberapa pendapat para ahli tentang

pengertian filsafat pendidikan Islam adapun sebagai berikut:

a. Menurut Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam adalah studi tentang

pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap

masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Dia

menambahkan bahwa filssafat pendidikan Islam juga berarti studi tentang

penggunaan dan penerapan metode dan system filsafat Islam dalam

memecahkan problematika pendidikan umat Islam dan selanjutnya

memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan

umat Islam.8

b. Dalam buku Ramayulis , mengatakan bahwa Filsafat Pendidikan Islam

memiliki pengertian yang mengkhususkan kajian pemikiran-pemikiran yang

menyeluruh dan mendasar tentang pendidikan berdasarkan tuntutan ajaran

islam.sedangkan ajaran Islam sebagai sebuah system yang diyakini oleh

penganutnya yang memiliki nilai-nilai tentang kebenaran yang hakiki dan

mutlak untuk dijadikan sebagai pedoman dalam berbagai aspek kehidupan,

termasuk di dalamnya aspek pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa filsafat pendidikan Islam adalah pemikiran yang radikal dan

8
Abd. Haris, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Amzah, 2002), h. 28.
10

mendalam tentang berbagai masalah yang hubungannya dengan pendidikan

Islam.9

c. Menurut Muzayyin Arifin, mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam

pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang

bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakikat

kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing

menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran

Islam.10

Berdasarkan uraian dan analisa tersebut diatas kiranya dapat ditarik

kesimpulan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah berfikir secara mendalam,

sistematik dan universal mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam kegiatan

pendidikan dengan menggunakan Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai sumber paling

utama.

B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Dalam rangka menggali, menyusun dan mengembangkan pemikiran

kefilsafatan tentang pendidikan, terutama pendidikan Islam, kiranya perlu memahami

ruang lingkup filsafat pendidikan Islam terlebih dahulu sehingga fokus dalam

berfilsafat lebih terarah dan mendalam. Secara umum ruang lingkup filsafat sebagai

berikut:

9
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam (Cet 1;
Jakarta: Kalam Mulia, 2015) h. 5.
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),h.
13.
11

1. Kosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan

dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai

ciptaan Tuhan, serta proses kejadian dan perkembangan hidup manusia di

alam nyata, dan sebagainya.

2. Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta,

darimana dan ke arah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologism

akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta

ini, apakah pencipta itu Satu Zat (Monoisme) ataukah Dua Zat (Dualisme)

atau banyak Zat (Pluralisme). Dan apakah kekuatan pemciptaan alam semesta

ini bersifat kebendaaan ataukah roh. Bilamana kekuatan itu bersifat

kebendaan, paham itu disebut materialisme, dan bila bersifat roh, paham itu

disebut spiritualisme (serba roh).

3. Philosophy of mind, yaitu pemikiran filosofis tentang jiwa dan bagaimana

hubungannya dengan jasmani serta bagaimana tentang kebebasan

berkehendak manusia, dan sebagainya

4. Epistemologi, yaitu pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber

pengetahuan manusia diperoleh; apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme)

atau dari pengalaman pancaindra (aliran empirisme) atau ide-ide (aliran

Idealisme) atau dari Tuhan (aliran Teologisme). Juga pemikiran tentang

validitas pengetahuan manusia, artinya sampai di mana kebenaran

pengetahuan kita. Hal ini menimbulkan berbagai paham seperti idealism yang

beranggapan bahwa kebenaran itu terletak dalam ide, sedang realism


12

beranggapan bahwa kebenaran terletak pada kenyataan yang ada (realitas).

Juga paham pragmatism bahwa kebenaran itu terletak pada kemanfaatan atau

kegunaannya, bukan pad aide dan realitas.

5. Aksiologi, yaitu suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-

nilai tinggi dari Tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai

keindahan(estetika). Aksiologi ini mengandung pengertian lebih luas daripada

etika atau nilai-nilai kehidupan yang bertaraf lebih tinggi.11

Ruang lingkup filsafat pendidikan islam menjangkau permasalah kehidupan,

manusia, dan alam sekitar diatas, menjadi objek pemikiran filsafat pendidikan Islam.

Oleh karena filsafat pendidikan Islam mempunyai sasaran pembahasan tentang

hakikat permasalahan pendidikan yang bersumberkan ajaran Islam maka pola dan

system berfikir serta ruang lingkup permasalahan yang dibahas pun harus bertitik

tolak dari pandangan Islam. Berdasarkan ruang lingkup filsafat secara umum maka

dapat dipahami ruang lingkup filsafat pendidikan Islam yaitu sebagai berikut :

1. Tenaga pendidik dalam Pendidikan Islam

Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut Murabbi, Muallim,

Muaddib, Mudarris, Muzakki dan ustads.

2. Peserta didik dalam pendidikan Islam

Seorang pendidik harus memahami potensi-potensi yang ada dalam anak

didiknya seperti Hidayah Wujdaniyah (Insting), Hidayah Hisysyiyah (indrawi),

11
Muzayyin Arifin, FIlsafat Pendidikan Islam (cet. 8; Jakarta Bumi Aksara, 2016), h. 7-8.
13

Hidayah Aqliah (akal), Hidayah Diniyah (keyakinan dan aturan perbuatan) dan

Hidayah Taufiqiyah (hidayah dan taufiq)

3. Kurikulum Pendidikan Islam

Adapun dasar-dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam yang

menurut Al- Syaibany yaitu dasar agama, dasar falsafah, dasar psikologis, dan dasar

social.

4. Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam

Dalam hal pendekatan ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan

dalam pendidikan Islam dalam pelaksanaan proses pembelajaran yaitu pendekatan

pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional,

pendekatan fungsional, dan pendekatan ketauladanaan.

Para ahli didik Islam telah merumuskan berbagai metode pendidikan Islam

diantaranya al-Nahlawi, metode kisah Qurani dan Nabawi, metode amtsal, metode

keteladanan, metode ibrah dan mau’ziah, dan metode targhib dan tarhib.12

5. Evaluasi dalam Pendidikan Islam

Aspek-aspek khusus menjadi sasaran evaluasi pendidikan Islam adalah

perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik dapat dilihat dari beberapa

sudut pandang yaitu sudut pandang tujuan umum pendidikan Islam, fungsi

pendidikan Islam, dimensi-dimensi kebutuhan hidup dalam pendidikan Islam, dan

dilihat dari domain atau ranah yang terdapat pada diri peserta didik.

12
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam (Cet 1;
Jakarta: Kalam Mulia, 2015) h. 419-431.
14

Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam yang telah dibahas diatas untuk

menjawab, memahami dan memecahkan masalah-masalah kependidikan yang

memerlukan analisa filsafat adapun masalah-masalah kependidikan sebagai berikut:

1. Apakah Hakikat pendidikan terutama pendidikan Islam?

2. Apakah pendidikan berguna untuk membina kepribadian manusia?

3. Apakah tujuan pendidikan yang sebenarnya?

4. Siapakah hakikatnya yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan

sampai dimana tanggung jawab tersebut?

5. Apakah hakikat pribadi manusia?

6. Apakah hakikat masyarakat dan bagaimana kedudukan individu dalam

masyarakat?

7. Bagaiaman isi kurikulum yang relevan dengan pendidikan yang ideal?

8. Bagaiamana metode pendidikan yang efektif untuk mencapai tujuan

pendidikan yang ideal?

9. Bagaiamana asas penyelengaraan pendidikan yang baik?


15

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam adalah berfikir secara mendalam,

sistematik dan universal mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam

kegiatan pendidikan dengan menggunakan Al-Qur’an dan Al-Sunnah sebagai

sumber paling utama.

2. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam adalah Tenaga pendidik dalam

pendidikan Islam, Peserta didik dalam pendidikan Islam, Kurikulum

Pendidikan Islam, Pendekatan dan Metode pendidikan Islam dan Evaluasi

dalam Pendidikan Islam

B. Saran

Adapun saran dari penulis sebagai berikut melihat dari kesimpulan diatas

maka penulis merekomendasikan agar nantinya makalah tentang pengertian dan

ruang lingkup pendidikan Islam ini dapat ditingkatkan sehingga para pembaca paham

dan mampu memahami konsep konsep filsafat pendidikan Islam agar dapat

menyelesaikan permasalahan pendidikan Islam. Tak lupa kritik dan saran serta solusi

dari pembaca agar kiranya makalah-makalah selanjutnya dapat lebih baik dari

sebelumnya.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Arifin.Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 8; Jakarta: Bumi Aksara.


2016.

Haris.Abd. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta: Amzah. 2012.

Nata.Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta : Logos Wacana


Ilmu. 1997.

Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam Analisis Filosofis Sistem Pendidikan


Islam. Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia. 2015.

Salahuddin, Anas. Filsafat Pendidikan. Cet. 1; Bandung: Pustaka Setia. 2011.

16

Anda mungkin juga menyukai