Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Subjek Pendidikan”

Dosen Pengampu: Mariaty Podungge,M.Pd

Di Susun Oleh Kelompok 6:

Nurlaila Tuna {201012007}

Marfan.Mamonto {201012147}

Ela

JURUSAN:PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS IAIN SULTAN AMAY GORONTALO

T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Subyek
Pendidikan: Pendidik/Guru” ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam tak lupa pula kita
hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari dunia kegelapan
kedunia yang terang benderang.

Terselesaikannya makalah ini, tidak lepas dari bantuan teman-teman yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat yang serius
dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam bidang pendidikan.
Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa dan Negara.
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudidayakan manusia atau
memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara
menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan


pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran. Dalam
mentransfer pengatuan kepada siswa diperlukan pengatahuan atau kecakapan
serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin proses
tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi dalam
arti kemampuan , mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik.

Saat ini guru atau pendidik adalah orang yang berperan penting dalam
pendidikan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan
berdasarkan ayat-ayat al-qur’an. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan
tujuan untuk memeberikan sedikit penjelasan tentenag pengertian Subyek
Pendidikan.

Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian Subjek Pendidikan?

Bagaimana Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an?

Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an?

Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Subjek Pendidikan

Untuk Mengetahui Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an

Untuk Mengetahui Pendidikan dalam Al-Qur’an


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Subjek Pendidikan

Menurut sanusi et al didalam buku model model pembelajaran mengembangkan


profesionalisme guru karya rusman disebutkan bahwa subyek pendidikan adalah
manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat
dikembangkan sesuaikan dengan potensinya: sementara itu pendidikan dilandasi
oleh nilai nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia. Sedangkan
didalam buku zakiyah drajat yang berjudul metodik khusus pengajaran agama
islam disebutkan bahwa subjek pendidikan atau yang biasa disebut dengan guru
adalah seorang pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana,
pencetak tokoh dan pemimpin umat muslim.seorang guru dituntut harus
memiliki berbagai sifat dan sikap antara lain:

Seorang guru harus manusia pilihan.

Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya sesempurna


mungkin.

Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.

Seorang guru hendaknya dapat meyakini islam sebagai konsep ilahi dimana dia
hidup dengan konsep itu.

Seorang guru harus memiliki sikap yang terpuji.

Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi.

Seorang guru juga menjadi pemimpin yang shalih.

Seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap
keluarganya dan atau para sahabatnya.
Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya.

Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu:

1. pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua

orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan
utama,karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya
(ibunya). Dalam keadaan tidak berdaya hanya dengan pertolongan dan layanan
orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang
semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam edukatif,
mengandung dua unsur dasar, yaitu:

* Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak.

* Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun


perkembangan anak.

2. pendidik menurut jabatan,yaitu guru

Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua.mereka tidak bisa disebut secara
wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang
tua, sebagai pengganti orang tua.

Dalam undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai mengevaluasi peserta didik.

Subjek pendidik sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan atau gagalnya


pendidikan. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang
bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang
diajarkan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan dipahami
dari kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru guru diinstusi
formal dan lingkungan masyarakat.

Pendidikan yang pertama kali terjadi dalam ruang lingkup yang sangat
sederhana yaitu keluarga. Subjek pendidikannya adalah orang tua, terutama ibu.
Kita dapat memperoleh ilmu dari mana saja, seperti lingkungan, masyarakat,
alam, dan semua ciptaan allah swt.
B. Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an

Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah
pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan.
Dalam bahasan dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek
pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah:

1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66

‫قَا َل لَ ۥهُ ُمو َس ٰى هَلْ أَتَّبِعُكَ َعلَ ٰ ٓى أَن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّ ْمتَ ُر ْشدًا‬

Terjemahan Ayat

“ Musa berkata kepada khidhr: bolehkah aku mengikutimu supaya kamu


mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu? (Q.S. Al-Kahfi ayat: 66)”.

Tafsiran Ayat

Dalam pertemuan kedua tokoh itu, musa berkata kepadanya, yakni kepada
hamba allah yang memperoleh ilmu khusus itu, “bolehkah aku mengikutimu
secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian
dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah diajarkan allah kepadamu untuk menjadi
petunjuk bagiku menuju kebenaran?” dia menjawab, “sesungguhnya engkau,
hai musa, sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Yakni, peristiwa-
peristiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar.
Dan, yakni padahal, bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu, yang engkau
belum jangkau secara menyeluruh hakikat beritanya?” engkau tidak memiliki
pengetahuan batiniah yang cukup tentang apa yang engkau lihat dan alami
bersamaku itu.

Kata attabi’uka asalnya adalah atba’uka dari kata tabi’a yakni mengikuti.
Penambahan huruf ta’ pada kata attabi’uka mengandung makna kesungguhan
dalam upaya mengikuti itu. memang demikianlah seharusnya seorang pelajar,
harus bertekad untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan
tenaganya, terhadap apa yang akan dipelajarinya.

Bahwa ucapan nabi musa as, ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut
untuk diajar tetapi permintaannya diajukan dalam bentuk pertanyaan, “bolehkah
aku mengikutimu?”. Selanjutnya beliau menamai pengajaran yang
diharapkannya itu sebagai ikutan yakni beliau menjadikan diri beliau sebagai
pengikut dan pelajar. Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu
untuk dirinya secara pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya.

Nilai Pendidikan

Pada surat al-kahfi ayat 66 ini, kita dapat mengambil beberapa nilai-nilai
pendidikan yaitu antara lain:

Pendidikan bukan hanya dari orang tua, tetapi juga dari orang lain, seperti guru,
dosen, teman dan masyarakat.

Saat berbicara atau berlaku terhadap seorang pendidik haruslah menghormati


dan bersikap sopan santun kepadanya.

Menganggap bahwa pendidik lebih tahu dari diri kita.

Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan berhasil.

2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4

)٤( َ‫) عَلَّ َمهُ ْالبَيَان‬٣( َ‫ق اإل ْن َسان‬


َ َ‫) خَ ل‬٢( َ‫) عَلَّ َم ْالقُرْ آن‬١( ُ‫الرَّحْ َمن‬

Terjemahan Ayat

(tuhan) yang maha pemurah

Yang telah mengajarkan al-qur’an

Dia menciptakan manusia

Mengajarnya pandai berbicara. (Q.S Al-Rahman ayat 1-4).

Tafsiran Ayat

Kata ar-rahman telah dikemukakan antara lain ketika menafsiran surat fatihah
dan al-furqan. Dalam konteks ayat ini, dapat ditambahkan bahwa kaum
musyrikin makkah tidak mengenal siapa ar-rahman sebagaimana pengakuan
mereka yang direkam oleh Q.S. Al-Furqan (25): 60. Dimulainya surat ini
dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu mereka dengan
harapan akan tergugah untuk mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepadanya.
Kata alama (mengajarkan) memerlukan dua objek. Banyak ulama’ yang
menyebutkan objeknya adalah kata al-isan (manusia) yang diisyaratkan oleh
ayat berikutnya. Thabathabai menambahkan bahwa jin juga termasuk karena
karena surah ini ditujukan kepada manusia dan jin. Kata al-insan pada ayat ini
mencakup semua jenis manusia, sejak nabi adam as. Sampai akhir zaman.

Kata al-bayan pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut disini dipahami oleh
thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang
dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak.

Nilai Pendidikan

Dari surat ar-rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan
yang terkandung didalamnya. Yaitu dikatakan bahwa allah telah mengajarkan
al-qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai, maksud
ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan oleh allah kepada manusia itu bertujuan
untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi
serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan
pedomannya yaitu al-qur’an.

Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang


mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang
diberikan oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan
evaluasi itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini.

3. Q.S An-Najm Ayat 5-6

(6) ‫) ُذوْ ِم َّر ٍة فَا ْستَ َوى‬5( ‫َعلَّ َمهُ َش ِد ْيد ُْالقُ َوى‬

Terjemahan Ayat

“ yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai
akal yang cerdas; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli”.
(Q.S. An-Najm ayat 5-6).

Tafsir Ayat

Kata ‘allamahul kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari
malaikat jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang
bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca,
padahal seringkali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita? Menyampaikan
atau menjelaskan sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk
pengajaran. Malaikat menerima wahyu dari allah dengan tugas
menyampaikannya secara baik dan benar kepada nabi saw. Dan inilah yang
dimaksud dengan pengajaran tersebut.

Kata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-haba yang berarti melilitkan tali
guna menguatkan sesuatu. Kata dzumirrah digunakan untuk menggambarkan
kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. Al-biqa’i memahaminya
dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas
selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya
dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar.

Nilai Pendidikan

Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai subjek


pendidikan kita harus:

Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak

Menguasai materi yang akan diajarkan

Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.

4. Q. S An-Nahl 43-44

ِ ‫) بِ ْالبَيِّنَا‬43( َ‫ أَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر إِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬‰‫ إِلَ ْي ِه ْم فَاسْأَلُوا‬‰‫وحي‬


ُّ ‫ت َو‬
‫الزب ُِر‬ ِ ُ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ إِال ِر َجاال ن‬
)44( َ‫نزل إِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬
َ ‫اس َما‬ ْ َ‫َوأ‬
ِ َّ‫نزلنَا إِلَ ْيكَ ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬
Terjemahan Ayat

“ dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. Keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab.

Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).
Tafsir Ayat

Para ulama menjadikan kata rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan
bahwa semua manusia yang diangkat allah sebagai rasol adalah pria, dan tidak
satupun wanita. Memang dari segi bahasa, kata rijal yang merupakan bentuk
jama’ dari kata rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian,
terdapat ayat-ayat al-qur’an yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak selalu
dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan untuk menunjuk manusia yang
memiliki keistimewaan atau ketokohan atau ciri tertentu yang membedakan
mereka dari yang lain.

Kata ahl-adz-dzikri pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama dalam arti para
pemuka agama yahudi dan nasrani. Mereka adalah orang-orang yang dapat
memberi informasi tentang kemanusiaan para rasul yang diutus allah.

Kata in jika pada ayat diatas, yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu
yang tidak pasti atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang
dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an sudah demikian jelas sehingga
diragukan adanya ketidaktahuan dan dengan demikian, penolakan yang
dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap
keras kepala.

Ayat az-zubur adalah jama’ dari kata zubur, yakni tulisan. Yang dimaksud
disini adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti taurat, injil, zabur, dan shuhuf
ibrohim as. Para ulama’ berpendaoat bahwa zubur adalah kitab-kitab singkat
yang tidak mengandung syariat, tapi sekedar nasihat-nasihat.

Thabathaba’i menegaskan bahwa diturunkannya al-qur’an kepada umat manusia


dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah sama, dalam arti
diturunkannya kepada manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw.
adalah agar mereka semua nabi dan seluruh manusia mengambil dan
menerapkannya.

Nilai Pendidikan

Berdasarkan penjelasan diatas dalam surah an-nahl ayat 43-44 ada nilai
pendidikan yang terkandung didalamnya yaitu bahwa dalam dunia pendidikan
kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita
dapat memahami hal tersebut. Dalam surah ini menjelaskan bahwa kita
diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu atau lebih pintar
dari diri kita, dengan demikian kita akan dapat memahami sebuah ilmu tidak
hanya dengan pemahaman sepihak dari diri kita sendiri, melainkan penjelasan
atau pemaparan yang kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut dapat
kita jadikan sebagai guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek
pendidikan, karena gurulah yang akan memberi pemahaman kepada kita tentang
suatu hal yang tidak diketahui. Sehingga materi yang diajarkan atau yang
disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Pendidik adalah individu
yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.

Kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi dua kategori yaitu:

Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua.

Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.

C. Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an

1. Pengertian konsep pendidik

Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang


yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut
sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,
apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk
pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. dengan kata lain
menjadi seorang pendidik atau guru bukanlah hal yang mudah, banyak yang
harus dimengerti serta dipelajari terlebih dahulu komponen-komponen apa saja
yang ada dalam sebuah pendidik.

Pendidik dalam pendidikan islam dikenal dengan nama murobbi, muallim,


muaddib, ustadz, mudarris dan mursyid. Diindonesia pendidik disebut juga
dengan guru, dosen, instruktur, widyaiswaraa, pamong belajar, fasilitator,
konselor, tutor, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi pendidik yang
telah terpapar diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang
memilki tanggung jawab melaksanakan proses pendidikan peserta didik dan
memiliki tugas menumbuhkan dan mengembangkan aspek jasmani dan rohani
peserta didik. Dari sinilah seorang pendidik memiliki tuntutan yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
2. keutamaan pendidik

Sebagaimana dijelaskan bahwa ada sekelompok masyarakat yang menganggap


profesi pendidikan atau jabatan sebagai guru adalah jabatan yang rendah jika
dibandingkan profesi yang lain, seperti dokter, pengacara, pengusaha dan
sebagainya. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat bersifat
materialistik yang mempertuhankan harta benda. Akan tetapi jika dilihat secara
mendalam bahwa pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan
mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat, negara dan dari sudut keagamaan.

Pendidikan islam syarat dengan konsepsi ketuhanan yang memiliki berbagai


keutamaan. Abd al-rahman al-nahlawi menggambarkan orang yang berilmu
diberi kekuasaan menundukkan alam semesta demi kemaslahan manusia. Oleh
Karena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuwan (pendidikan)
dipandang memiliki harkat dan martabat yang tinggi.

Keutamaan pendidik dan tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan


realisasi ajaran islam itu sendiri,islam memuliakan pengetahuan,sedangkan
pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar,maka sudah pasti agama
islam memuliakan seorang pendidik.

3. peran,dan tugas seorang pendidik

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang


penting.peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti
radio,televisi,tape recorder,internet,computer maupun teknologi yang paling
modern.

Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dapat


diklasifikasikan sebagai berikut:

a.Guru sebagai demonstrator

b. Guru sebagai pengelola kelas

c. Guru sebagai mediator dan fasilator

d. Guru sebagai evaluator


e. Guru sebagai motivator

f. Guru sebagai orang tua dan teladan

Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para siswa.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa:

Subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan,


emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya. Al-
qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah
pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-
qur’an, diantaranya adalah:

1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66

2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4

3. Q.S An-Najm Ayat 5-6

4. Q.S An-Nahl 43-44

Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang


yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut
sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,
apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk
pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Saran

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Ning Mukaromah, “Subjek Pendidikan Perspektif Al-Qur’an,” Ejournal, 2,


(Januari, 1997), hlm. 3-4.

Wiwit Puji Lestari, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur’an,” Ejournal, 1,


(Januari,2016,), hlm. 13-19

Anda mungkin juga menyukai