Anda di halaman 1dari 14

UPAYA MENGATASI TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM

PADA ABAD XXI

Hadiyatan Wasilah
Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: hadiyatan621@gmail.com

Abstrak: Pendidikan Islam telah berkembang dari masa ke masa, hingga sampai pada abad
XXI di mana pada abad ini globalisasi telah menjadi realitas yang dihadapi setiap individu.
Namun terdapat dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi di antaranya semakin
banyaknya generasi muda yang melakukan seks bebas, penggunaan obat terlarang, hilangnya
norma-norma dalam kehidupan. Hal ini tentu menjadi beban bagi dunia pendidikan khususnya
pendidikan Islam karena pendidikan merupakan upaya sebagai proses perkembangan individu
baik pada tataran moral maupun intelektual. Olehnya perlu dilakukan upaya dalam mengatasi
tantangan serta problematika tersebut. Upaya dalam mengatasi tantangan pendidikan abad XXI
diklasifikasikan bagi pemangku kebijakan pendidikan yang meliputi: 1) membangun orientasi
dan visi pendidikan Islam; 2)integrasi antara ilmu agama dan umum; 3) pengembangan tradisi
akademik. Klasifikasi kedua adalah upaya bagi Guru dalam pendidikan Islam yang meliputi: 1)
reorientasi visi dan misi guru; 2) strategi pembelajaran; 3) penanaman serta penerapan nilai-
nilai keislaman.
Kata Kunci: tantangan, pendidikan Islam, abad XXI

77
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

PENDAHULUAN Tentulah diperlukan upaya-upaya stra-


tegis dalam Pendidikan Islam yang berfungsi

U
mat Islam telah mengimpikan
sebagai filter umat Islam dalam menerima
bagaimana terwujudnya pendidi-
berbagai pemikiran serta pola hidup
kan Islam yang berkemajuan dan
masyarakat di era globalisasi pada abad XXI
telah banyak upaya yang dilakukan untuk
menggapainya, mulai integrasi Islam dan ini yang digerakkan oleh berbagai ideologi

sains, islamisasi ilmu, “ilmuisasi” Islam dan barat seperti pragmatism, hedonism, rasio-
nalism, dan materialism di mana pemikiran-
lain sebagainya. Hanya saja hal ini belum
dioptimalkan oleh umat Islam sendiri pemikiran tersebut menjauhkan manusia

tersebab kungkungan ideologi-ideologi akan peran Tuhan.3 Di mana dalam pen-

Barat yang masuk pada sendi-sendi didikan Islam tujuan pendidikan yang paling

kehidupan umat Islam, sehingga pada utama adalah bagaimana manusia mengenal

tatanan realitas dunia pendidikan, pola Tuhan serta kesadaran penuh akan

pendidikan Islam masih tertinggal dari kehadiran-Nya.

pendidikan sekuler.

Ekspektasi kemajuan pendidikan Islam Fenomena Globalisasi Sebagai Tan-


tidak pernah lenyap dalam cita-cita umat tangan Pendidikan Islam Pada Abad 21
Islam umumnya dan pemikir serta praktisi
Globalisasi didefinisikan oleh Joseph
pendidikan Islam khususnya, karena kesa-
Stiglitz dikutip Muhaimin adalah semakin
daran bahwa kemajuan pendidikan Islam
dekatnya integrasi antar bangsa dan negara
akan berfungsi strategis baik dalam ranah
di dunia yang disebabkan oleh runtuhnya
1
politik, ekonomi, sosial serta kultural.
batas-batas tak kasat mata yang disebabkan
Faktanya pada abad XXI pendidikan arus modal, jasa, pengetahuan dan manusia
Islam terus menerus berupaya menjawab yang saling melintas antar perbatasan.4
tantangan globalisasi di mana hari ini Pengertian lain dijelaskan oleh Robertson
dampaknya telah terlihat sangat jelas berupa dalam Faisal Ismail di mana globalisasi
integrasi ekonomi, fragmentasi politik, high adalah pemadatan dunia menjadi satu ruang
technology, interdependensi antar bangsa,
dan new colonization in culture.2

1 3
Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, Ibid., hlm. 264
4
(Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 2 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi
2
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu- Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja
Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam, Grafindo Persada, 2011), hlm. 91
(Depok: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 263

78
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

tunggal dan terjadi peningkatan kesadaran menghalalkan segala cara demi memperoleh
tentang dunia sebagai satu kesatuan.5 keuntungan sebesar-besarnya dalam pereko-
nomian.
Fenomena globalisasi terjadi berkat
kemajuan teknologi komunikasi, informasi, Fragmentasi politik merupakan suatu
serta transportasi modern dan canggih yang kondisi penuntutan oleh tiap-tiap individu
mampu dengan cepat dan mudah meng- untuk diperlakukan secara lebih adil,
hubungkan satu negara ke negara yang lain demokratis, manusiawi, serta egaliter.
walaupun letaknya berjauhan satu sama lain. Keadaan demikian menjadikan tindakan
Tentunya hal ini memudahkan manusia yang dipandang melanggar hak asasi
dalam berinteraksi antar bangsa sehingga manusia akan mendapatkan penolakan yang
tersentuhnya sosiokultural dan edukasional terkadang dilakukan dengan cara yang
antar manusia dan bangsa. Demikian pula berlebihan dan cenderung bersikap anarkis.
dengan teknologi informasi serta komuni- High teghnology yaitu fenomena serta
kasi yang modern dan canggih sehingga realitas semakin canggihnya teknologi, yang
manusia dapat dengan mudah menerima
memudahkan kegiatan manusia sehari-hari,
informasi baik dari media cetak maupun utamanya dalam bidang komunikasi dan
elektronik, yang menjadikan dunia sebagai informasi yang mengubah pola komunikasi
global village yang dapat dijangkau dengan antar manusia yang lebih bersifat jarak jauh
mudah tersebab kemajuan teknologi serta penyalahgunaan teknologi untuk tujuan
6
tersebut. yang merusak moral, kriminal dan lain
Abuddin Nata menjelaskan dampak sebagainya.
yang ditimbulkan oleh globalisasi pada era Interdependensi merupakan keadaan
7
ini menimbulkan fenomena berikut ini: di mana antar bangsa-bangsa di dunia sudah
Proses integrasi ekonomi yaitu sebuah saling membutuhkan antara satu dengan
kondisi terbukanya perdagangan di antara yang lainnya dalam rangka memenuhi
bangsa-bangsa seluruh dunia yang menja- kebutuhan hidup. Kondisi ini menimbulkan
dikan suatu bangsa menjadi pasar produk kerja sama antar bangsa yang realitasnya
bangsa lain atau sebaliknya. Hal ini kerja sama ini diwarnai saling mendominasi
menyebabkan persaingan dagang yang ketat antara satu yang lain.
dan kurang sehat antar bangsa sehingga

5 7
Faisal Ismail, Paradigma Pendidikan Islam Analisis Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-
Historis, Kebijakan dan Keilmuan, (Bandung: Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam,
Rosda, 2017), hlm. 249 (Depok: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 263-
6
Ibid. 265

79
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

New colonization and culture surat al-Alaq ayat 1-5 yang mengisyaratkan
merupakan fenomena suatu budaya bangsa tentang pentingnya pendidikan:8
َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ َ ‫َ ذ‬ ۡ ۡ
ۡ ‫ٱق َرأۡ ۡۡبٱ ۡس ۡم ۡ َربك ۡۡٱَّل‬
tertentu lebih menguasai budaya bangsa lain
ۡ‫ۡعل ٍق‬ ‫ن ۡم ن‬
ۡ ‫ي ۡخلق ۡخلق ۡٱۡلنس‬
yang menyebabkan tergesernya budaya
ۡ ‫ذ‬ ۡ َ ۡ َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ
َٰ َ ‫ك َر ۡم ۡۡٱَّلي ۡ َعلذ َم ۡبۡٱلۡ َقلَمۡ ۡ َعلذ َم ۡٱۡل‬
suatu bangsa oleh budaya bangsa tertentu,
َۡ ‫نس‬
ۡ‫ن‬ ‫ٱقرأۡ ۡوربك ۡٱۡل‬
hal ini disebabkan salah satunya oleh
ََۡ َ َ
kecanggihan teknologi yang memudahkan ۡ ۡ‫ۡيعل ۡم‬
ۡ ‫ماۡل ۡم‬
manusia untuk mengakses serta mendapat-
kan berbagai informasi. Dampak buruknya Bacalah dengan (menyebut) nama
tentunya mempengaruhi berbagai hal seperti Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
pola pergaulan, gaya hidup, serta pola menciptakan manusia dari segumpal darah.
komunikasi yang tidak sesuai dengan Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
budaya bangsa sendiri, fenomena ini terlihat pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
bagaimana maraknya seks bebas di antara perantaraan kalam. Dia mengajar kepada
muda mudi, penyalahgunaan narkoba, gaya manusia apa yang tidak diketahuinya.
hidup yang bersifat hedonisme sehingga Dengan demikian pendidikan Islam
menghalalkan segala cara untuk memenuhi haruslah berupaya mengentaskan tantangan-
kebutuhan serta tindakan amoral lainnya. tantangan yang ditimbulkan globalisasi,
Fenomena-fenomena tersebut telah sehingga terwujudnya masyarakat yang
menjadi momok menakutkan bagi masya- mampu menanamkan nilai-nilai Islam
rakat, sehingga perlu upaya dalam mengen- dengannya mampu menjadi filter mana
taskannya. Dalam hal ini pendidikan meru- budaya yang dapat dikonsumsi dan mana
pakan gerbang utama dalam menjawab budaya yang cukup menjadi pengetahuan
tantangan-tantangan tersebut, lebih khusus- untuk membentengi diri dalam berkehi-
nya dalam Islam pendidikan merupakan dupan di era globalisasi pada abad XXI.
sarana yang paling strategis dalam meng-
angkat harkat dan martabat manusia dalam
Upaya Pendidikan Islam dalam
seluruh proses kehidupan serta sarana
Mengatasi Tantangan Globalisasi Abad
menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini
Ke XXI
telah jelas termaktub dalam perintah Allah
dalam wahyu pertama yang diturunkan yaitu Pembahasan kali ini akan dipaparkan
bagaimana upaya pendidikan Islam yang

8
Abuddin Nata, Kapita Selekta….., hlm. 8

80
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

ditawarkan dalam menghadapi tantangan Islam untuk membangun orientasi dan visi
globalisasi pada abad XXI yang akan penulis pendidikan Islam yang tentunya mampu
bagi dalam dua pembahasan, pertama upaya mengubah konsep pendidikan yang hanya
yang dilakukan oleh pemangku kebijakan berorientasi pada pemahaman materialism,
pendidikan Islam, dan yang kedua upaya di mana Faisal Ismail memberikan konsep
yang dilakukan oleh guru pendidikan Islam pendidikan Islam sebagai berikut:
dalam menangani tantangan-tangan globali- “Pendidikan Islam adalah totalitas
sasi tersebut.
kegiatan manusia yang dilakukan secara
1. Bagi Pemangku Kebijakan sungguh-sungguh, sadar, terencana, ter-
Pendidikan Islam struktur, dan berkesinambungan atas dasar

a. Membangun Orientasi dan Visi iman dan takwa kepada Allah SWT. Dalam

Pendidikan Islam rangka menghasilkan anak-anak didik


menjadi sumber daya manusia yang
Dampak globalisasi sejatinya sedikit-
memiliki mental, karakter, dan kepribadian
demi sedikit mengubah pola pikir masya-
yang kuat dan utuh serta berkualitas secara
rakat dalam memahami segala hal yang
intelektual dan berkualitas secara moral
dalam prosesnya menjadikan orientasi
sebagai modal untuk dapat hidup secara
pendidikan adalah sarana mendapatkan
mandiri.”10
pekerjaan serta kehidupan yang layak. Lebih
lanjut lagi Abuddin Nata menjelaskan Pendidikan Islam juga dijelaskan oleh

dampak globalisasi menyebabkan terjadinya Hasan Langgulung sebagai suatu proses

perubahan pola pikir masyarakat yang pada pembentukan individu berdasarkan ajaran-

awalnya memahami pendidikan adalah ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada

sebuah proses untuk meningkatkan intelek- Nabi Muhammad SAW sehingga dapat

tual, moral, fisik dan psikis menjadi mencapai derajat yang tinggi yaitu menjadi

bagaimana mendapatkan pekerjaan dan khalifah di muka bumi, yang dalam

penghasilan besar setelah melewati proses prosesnya melalui transfer pengetahuan dan

pendidikan.9 nilai-nilai Islam.11

Fenomena tersebut tentu membutuhkan Konsep yang diajukan di atas tentulah

upaya para pemangku kebijakan pendidikan berbeda dengan bagaimana mayoritas


masyarakat memandang tujuan atau

9
Abuddin Nata, Kapita Selekta….., hlm. 17 Praktik Mengelola Pendidikan Secara
10
Faisal Ismail, Paradigma Pendidikan…..,hlm. 3 Profesional dalam Perspektif Islam, (Depok: Raja
11
Dikutip oleh Veitzal Rivai Zainal, Fauzi Bahar, Grafindo, 2013), hlm. 73
Islamic Education Management Dari Teoritik ke

81
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

orientasi pendidikan di mana dalam bahwa terdapat dikotomi antara apa yang
pendidikan Islam dasar utamanya adalah disebut dengan ilmu pengetahuan dengan
proses mengenal Allah lewat keimanan serta ilmu Agama, hal ini menjadikan ilmu-ilmu
ketakwaan yang dengannya menjadikan tersebut diklasifikasikan sebagai keilmuwan
peserta didik menjadi manusia yang utuh ukhrawi yang bersifat sakral dan keilmuan
baik dalam intelektual maupun moral sekuler yang bersifat duniawi (materialism),
sebagai perannya menjadi khalifah di muka dimana pada ilmu-ilmu sekuler kiblat
bumi. utamanya adalah pemikiran barat yang

Tentunya tidak cukup bagi pendidikan sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai

Islam dengan hanya menyiapkan sumber Islam.

daya manusia siap pakai, namun juga Fenomena tersebut telah disanggah oleh
mampu melestarikan nilai-nilai luhur dan Israr Ahmad Khan, yang menyatakan bahwa
memperbaiki penyimpangan yang diakibat- ilmu-ilmu yang dibentangkan Allah kepada
kan oleh pengaruh globalisasi.12 Lebih lanjut manusia sama-sama bersifat sakral karena
lagi berkat dampak dari globalisasi maka dengan pengembangan ilmu ilmu tersebut
seharusnya visi dan orientasi pendidikan manusia mendapat kemudahan untuk
bukan hanya menekankan pada pengasahan memenuhi tugasnya sebagai pemimpin
intelektual saja, namun juga pengisian jiwa, dimuka bumi (khalifah fil ardh).14 Lebih
pembinaan akhlak, dan kepatuhan dalam lanjut Abuddin Nata menjelaskan integrasi
menjalankan ibadah.13 Maka orientasi dan antara keduanya perlu dilakukan tanpa
visi inilah yang harus diperjuangkan mengorbankan spesialisasi yang telah
pemangku kebijakan pendidikan Islam di era menjadi ciri khas masyarakat modern
globalisasi. dengan cara menghubungkan antara kedua
ilmu tersebut, karena faktanya mayoritas
masyarakat di era modern tidak mampu untu
b. Integrasi Antara Ilmu Agama dan
menguasai segala bidang keilmuan.15
Umum
Mengatasi fenomena tersebut maka
Telah menjadi realitas di seluruh
muncul paradigma-paradigma mengenai
penjuru negeri yang dihuni oleh umat Islam
integrasi keilmuan antara keduanya seperti

12
Abuddin Nata, Manajemen pendidikan Mengatasi epistemology.net/subjects/education/item/606-
Kelemahan pendidikan di Indonesia, (Jakarta: towards-understanding-islamic-paradigm-of-
Kencana, 2012), hlm. 99 education.html, (diakses pada tanggal 31 Oktober
13
Ibid., hlm. 100 2019, pukul 18.30 WIB)
14
Israr, Ahmad Khan, Towards Understanding 15
Abuddin Nata, Manajemen pendidikan….., hlm.
Islamic Paradigm of Education, https://i- 104

82
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

islamisasi ilmu yang dipopulerkan oleh c. Pengembangan Tradisi Akademik


Ismail Raji Alfaruqi dan Naquib Al-Attas Kemajuan pengetahuan barat disebab-
dengan tujuan agar umat Islam tidak begitu kan oleh tradisi akademik yang dijunjung
saja meniru metode-metode dari luar dengan tingi dalam lembaga pendidikan. Penelitian-
mengembalikan pengetahuan pada pusatnya, penelitian yang melahirkan penemuan tek-
yaitu tauhid. Serta pengilmuan Islam yang nologi canggih yang dinikmati seluruh
digagas oleh Kuntowijoyo. Paradigma manusia di dunia adalah hasil tradisi
tersebut bertujuan untuk menghubungkan
akademik yang bukan saja melalui transfer
kembali teks dengan konteks agar keduanya pengetahuan, dan menghafal namun juga
terdapat kesinambungan, karena dewasa ini karena pengembangan penelitian yang
agama seakan kehilangan kontak dengan berkelanjutan.
kenyataan, realitas, aktualitas maupun kehi-
Perlulah kiranya bagi pemangku serta
dupan.16 kedua konsep paradigma tersebut
praktisi kebijakan pendidikan Islam hendak-
bertujuan untuk mengarahkan umat Islam
nya mengembangkan tradisi akademik,
kembali pada teks wahyu (al-Qur’an dan
budaya ilmiah dan mental keilmuan yang
Sunnah) sebagai rujukan utama dalam
kuat pada pendidik maupun peserta didik.18
berkehidupan di Dunia termasuk dalam
Mental keilmuan yang kuat diperoleh
mengembangkan pengetahuan.
melalui pemahaman pengetahuan secara
Paradigma yang telah tersedia tersebut
cermat dan teliti, selanjutnya dikembangkan
adalah upaya pengintegrasian ilmu penge-
melalui penelitian yang di dalamnya
tahuan yang telah diklasifikasikan akibat
tercakup observasi dan analisis kritis
dari kehidupan modern yang menuntut
sehingga dari tahap tersebut kualitas
spesialisasi yang berlebihan. Integrasi
keilmuan didapatkan.19
keilmuan juga perlu dilakukan untuk
2. Bagi Guru dalam Pendidikan
menghindari dan mencegah timbulnya
Islam
sekularisme dalam pengetahuan serta pen-
ting dilakukan dalam rangka menghasilkan a. Reorientasi visi dan misi Guru
generasi yang utuh serta berpikir Guru merupakan komponen penting
17
integrated. dalam pelaksanaan pendidikan, sejarah telah

16
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu Epistemologi, 18
Faisal Ismail, Paradigma Pendidikan…..,hlm. 260
19
Metodologi, dan Etika, (Yogyakarta: Tiara Israr, Ahmad Khan, Towards Under
Wacana, 2007), hlm. 5-6 standing…..(diakses pada tanggal 01 November
17
Abuddin Nata, Manajemen pendidikan….., hlm. 2019, pukul 20.30 WIB)
104

83
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

mencatat bahwasanya sebelum teknologi seperti fasilitator, katalisator, dan


berkembang serta sumber belajar masih mediator.21
sangat terbatas, guru memiliki peran dan Realita disorientasi tersebut juga
fungsi dominan dalam mendapatkan menyerang pada pribadi-pribadi guru, di
pengetahuan. mana guru sebagai tenaga profesional hanya
Fenomena yang terjadi pada masyarakat terlihat sebagai pekerjaan yang tunduk pada
pada era abad XXI adalah fenomena hukum transaksional materialistik, yaitu
perkembangan teknologi khususnya infor- mengukur peran dan fungsinya hanya
masi dan komunikasi yang semakin canggih dengan jabatan yang diberikan kepadanya
yang menyebabkan penerapannya mau tidak dan bayaran yang diterimanya.22 Lebih
mau harus dilakukan dan dikembangkan. banyak terlihat guru lebih mementingkan
Sebagai contoh diterapkannya media elek- administrasi pembelajaran untuk mendapat-
tronika jarak jauh, sistem sekolah terbuka, kan sertifikasi daripada memperhatikan
penggunaan modul sebagai sarana belajar bagaimana perkembangan kualitas intelek-
mandiri, membentuk persepsi baru menge- tual serta spiritual peserta didik, di mana hal
nai peran guru yakni guru yang hanya tersebut merupakan tugas utama seorang
dipersepsikan sebagai fasilitator pembela- guru.
jaran.20 Permasalahan disorientasi di atas mem-
Abuddin Nata lebih lanjut menyebutkan butuhkan reorientasi visi dan misi guru
bahwa dampak kemajuan dan ilmu teknologi dalam pendidikan, di mana Abudin Nata
serta budaya global adalah semakin telah merancang visi dan misi orisinil sosok
mengecilnya peran dan fungsi guru, karena guru yang terkandung dalam ayat-ayat al-
banyak tugas keguruan seperti penyampaian Qur’an:23
informasi dan pendidikan keterampilan yang 1. Visi dan misi Ulul al-bab (surat Ali
telah tergantikan oleh teknologi, kemudian Imran ayat 190-191), kandungan
sakralitas guru semakin tergeser guru sudah ayat ini menjelaskan bahwasanya
semakin tidak dihargai dan dihormati, visi guru sebagai ulul al-bab adalah
nasihatnya tidak lagi didengarkan, tersebab menjadi manusia yang memiliki
peran guru bergeser pada fungsi kebendaan keseimbangan antara daya pikir dan
daya nalar dengan daya zikir dan

20
Kamrani Buseri, Antologi Pendidikan Islam dan 21
Abuddin Nata, Kapita Selekta….., hlm. 345
22
Dakwah, Pemikiran Teoritis Praktis Kontem- Ibid.
23
porer, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hlm. 4 Ibid., hlm. 347-351

84
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

spiritual. Dengan daya tersebut maka mampu untuk menuntun dirinya


guru mempunyai mengembangkan pribadi maupun masyarakat untuk
misi untuk melakukan amar ma’ruf patuh serta tunduk kepada Allah
nahi munkar hal tersebut menjadikan SWT.
sosok guru sebagai pembangun 3. Visi dan misi al-Muzakki (surat al-
peradaban Islam. Baqarah ayat 129), kandungan ayat
2. Visi dan misi al-Ulama (surat Fathir ini menjelaskan bahwasanya visi
ayat 27-28), kandungan ayat ini guru sebagai al-Muzakki adalah
menjelaskan bahwasanya sebagai menjadi manusia yang memiliki
ulama, guru merupakan sosok yang karakter serta mental yang mulia.
mendalami ilmu pengetahuan mela- Sedang misinya adalah member-
lui penelitian terhadap alam semesta. sihkan diri serta anak didiknya dari
Hal ini merupakan upaya meng- karakter yang tercela serta men-
hadirkan kesadaran bahwasanya jauhkan di dari dosa dan maksiat
Allah merupakan penguasa alam yang dilarang Allah SWT dan Rasul-
semesta di mana dengan hasil-hasil Nya.
penelitian yang dikembangkan kesa- 4. Visi dan misi ahl al-dzikr (surat al-
daran bahwa teori serta fakta-fakta Anbiya ayat 7), kandungan ayat
yang terdapat pada alam semesta ini tersebut menjelaskan bahwasanya
merupakan tanda-tanda kekuasaan- visi guru sebagai ahl al-dzikr adalah
Nya. Lewat hal tersebut muncullah menjadi orang yang menguasai ilmu
rasa takut untuk menyalahgunakan pengetahuan dan memiliki expert
ilmu yang dianugerahkan Allah judgment. Artinya penguasaan
kepadanya. Maka visi seorang guru pengetahuan tersebut mendapatkan
adalah menjadi seorang ilmuwan pengakuan sebagai pakar atau ahli
yang mempunyai rasa takut kepada sehingga mempunyai otoritas untuk
Allah dan melaksanakan misi untuk menilai, mengakui, atau mem-
menggunakan ilmunya untuk kema- batalkan sebuah temuan ilmiah.
juan masyarakat. Maka dalam hal ini Maka seorang ahl al-dzikr mengem-
dalam Islam seorang guru bukan
ban misi memperbaiki, membim-
hanya sosok yang menguasai penge- bing, meluruskan, mengingatkan dan
tahuan melainkan bagaimana dengan memberi keputusan atas perilaku
pengetahuan keilmuan tersebut

85
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

yang dilakukan oleh peserta b. Strategi Pembelajaran


didiknya. Menyikapi tantangan globalisasi di abad
5. Visi dan misi al-rasikhuna fi al-ilm XXI, seyogyanya guru telah merancang
(surat al-Nisa ayat 162), kandungan strategi pembelajaran yang tepat untuk
ayat tersebut bahwa visi al-rasikhuna mengembangkan potensi peserta didik. Jika
fi al-ilm adalah sosok guru yang dilihat selama ini guru cenderung
bukan hanya mempunyai pengua- menyelenggarakan pembelajaran dengan
saan terhadap pengetahuan dalam menggunakan pendekatan dogmatis, di
ranah data dan fakta, namun juga mana peserta didik diberikan informasi serta
mempunyai kemampuan untuk pengetahuan tanpa diberi kesempatan untuk
memberi makna, pesan ajaran, spirit, menyampaikan pendapat secara kritis dan
kandungan, serta hakikat tentang rasional, akibatnya peserta didik menjadi
pengetahuan tersebut. Dengan visi sosok yang pasif serta kurangnya rasa
tersebut maka seorang guru percaya diri.
mengemban misi untuk memberi
Pendekatan pembelajaran tersebut
makna, semangat dan dorongan tentunya perlu dikembangkan, bukan lagi
kepada peserta didik dan masyarakat proses belajar yang bersifat teacher centris
sekitarnya untuk meningkatkan di mana hanya mengandalkan informasi dari
kualitas hidup dengan menghayati, guru, namun haruslah berkembang menjadi
memahami makna yang terkandung proses belajar mengajar yang berorientasi
dalam kehidupan. pada peserta didik atau student centris.24
Visi dan misi di atas menjelaskan bahwa Proses pembelajaran student centris
fungsi guru tidak dapat digeser serta para peserta didik diarahkan untuk lebih
dikesampingkan dalam dunia pendidikan banyak mendapatkan informasi secara
dengan hanya menjadikan sosok guru pribadi. Dengan pendekatan tersebut peserta
sebagai fasilitator dalam pembelajaran, didik akan terlatih bersikap kreatif, mandiri,
karena lebih dari itu sosok guru merupakan produktif di mana sikap-sikap tersebut akan
penyambung tongkat estafet dalam misi dibutuhkan untuk menghadapi masyarakat
kenabian yaitu sebagai penyempurna akhlak dalam era globalisasi. Dalam strategi
manusia. pembelajaran tersebut maka peran guru
diperlukan sebagai motivator (pendorong/

24
Abuddin Nata, Manajemen pendidikan….., hlm.
102

86
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

penggerak), desainer (perancang), kata- pertahanan bagi peserta didik dalam


lisator (penghubung), guidance (pemandu), menghadapi gejolak bahaya yang
evaluator (penilai) serta justificator ditimbulkan oleh globalisasi.
(pembenar)25 Ajaran-ajaran serta penerapan akhlak
serta ketauhidan tentunya perlu ditanamkan
pada seluruh kegiatan belajar mengajar di
c. Penanaman serta Penerapan Nilai-
lembaga pendidikan Islam.26 Karena dalam
Nilai Keislaman
ajaran Islam telah mengatur segala pedoman
Fenomena globalisasi sedikit banyak
kehidupan, seperti adl (keadilan), ihsan
berdampak pada perilaku masyarakat,
(berbuat baik), taqwa (merasakan kehadiran
contoh kecilnya saja berkat mudahnya
Allah yang melahirkan kepatuhan akan
mengakses informasi serta canggihnya
perintah serta larangannya).27
teknologi menjadikan masyarakat dapat
mengakses konten-konten yang merusak Penanaman nilai-nilai Islami tersebut

nilai-nilai norma sehingga munculnya seks haruslah diiringi dengan pemberian contoh

bebas, penyalahgunaan obat terlarang, yang baik (uswah hasanah) seluruh

perilaku anarkis, serta runtuhnya nilai-nilai masyarakat di dalam lembaga mulai dari

moral di masyarakat guru sampai tenaga kependidikan. Dalam


hal ini terdapat kutipan tentang bagaimana
Menghadapi fenomena tersebut barang
harusnya implementasi pendidikan intelek-
tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi
tual serta akhlak sehingga mampu
dunia pendidikan terkhusus pendidikan
menghasilkan peserta didik yang
Islam yang tentunya lebih diharapkan
berkualitas:
masyarakat untuk menjadi pembentuk serta
penanam nilai-nilai moral islami bagi ۡ‫"ان ۡتنفيذۡالّتبيةۡاخللقيةۡوالعقليةۡالۡيكيف‬
peserta didik agar tidak terjerat gemerlap
arus globalisasi yang semakin hari semakin ۡ‫بمجردۡالالكمۡبلۡالۡبدۡانۡيكونۡبالقدوةۡالصاحلة‬
mencekam.
ۡ‫ۡفلكۡماۡيراهۡاتتالميذۡوماۡيسمعونهۡمن‬,‫واجيادۡابليئة‬
Pendidikan Islam dalam hal ini tentu
perlu menanamkan serta merealisasikan
nilai-nilai moral islami yang dengannya
diharapkan dapat memberi benteng

25
Abuddin Nata, Manajemen pendidikan….., hlm. 27
Israr, Ahmad Khan, Towards
102-103 Understanding…..(diakses pada tanggal 04
26
Ibid, hlm. 107 November 2019, pukul 13.52 WIB)

87
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

ۡ‫حراكتۡوۡاصواتۡيكونۡاعمالۡمنۡعواملۡالّتبية‬ kecemasan individu akibat mudahnya


mendapatkan informasi serta komunikasi
ۡۡ28"‫اخللقيةۡوالعقلية‬ yang menimbulkan dampak seperti per-
gaulan bebas, hilangnya norma-norma
Kutipan di atas menjelaskan bahwa ketimuran, serta dihinggapinya masyarakat
implementasi atau penerapan pendidikan akan pandangan materialisme, hedonisme
moral serta intelektual bagi peserta didik yang menjadikan manusia jauh dari Tuhan-
tidak cukup hanya dengan perkataan atau Nya.
perintah saja namun haruslah dengan
Melihat fenomena tersebut upaya yang
menjadi contoh yang baik dan dengan
dapat dilakukan oleh pendidikan Islam
dukungan lingkungan yang kondusif, karena
adalah sebagai berikut: 1) membangun
apa-apa yang dilihat, dan didengar oleh
orientasi dan visi pendidikan Islam; 2)
peserta didik adalah faktor keberhasilan
integrasi antara ilmu agama dan umum; 3)
dalam proses pendidikan.
pengembangan tradisi akademik; 4)
Olehnya bagi guru dalam pendidikan reorientasi visi dan misi guru; 5) strategi
Islam hendaknya selalu berakhlakul karimah pembelajaran; 6) penanaman serta
dalam kehidupan pribadi maupun sosial penerapan nilai-nilai keislaman.
sesuai dengan pernyataan yang sering
disampaikan kepada peserta didik. Dengan
hal ini akan diteladani perilaku guru yang DAFTAR PUSTAKA

disaksikan peserta didik di dalam Buseri, Kamrani, 2003, Antologi


lingkungan sekolah, dengan harapan Pendidikan Islam dan Dakwah,
terlahirnya generasi yang cerdas bukan Pemikiran Teoritis Praktis
hanya dalam segi intelektual namun juga Kontemporer, Yogyakarta: UII Press
moral.
Ismail, Faisal, 2017, Paradigma Pendidikan
Islam Analisis Historis, Kebijakan dan

KESIMPULAN Keilmuan, Bandung: Rosda

Upaya pendidikan Islam dalam Khan, Israr Ahmad, Towards Understanding

menghadapi abad XXI yakni lewat derasnya Islamic Paradigm of Education,

arus globalisasi yang menimbulkan https://i-epistemology.net/ subjects/

28
Rif’at Husnul Maafi, Agus Budiman, dkk, Ushulu
al-Tarbiyah wa al-Ta’lim al-juz Awwal,
(Ponorogo: Darussalam Press, 2007), hlm. 6-7

88
Hadiyatan Wasilah – Upaya Mengatasi Tantangan...

education/item/606-towards-under Nata, Abuddin, 2012, Kapita Selekta


standing-islamic-paradigm-of- Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer
education. html, (diakses pada tanggal tentang Pendidikan Islam, Depok: Raja
31 Oktober 2019, pukul 18.30 WIB) Grafindo Persada.

Kuntowijoyo, 2007, Islam Sebagai Ilmu _____________, 2012, Manajemen pendi-


Epistemologi, Metodologi, dan Etika, dikan Mengatasi Kelemahan pendi-
Yogyakarta: Tiara Wacana dikan di Indonesia, Jakarta: Kencana

Maafi, Rif’at Husnul, Budiman, Agus, dkk, Qomar, Mujamil, 2013, Strategi Pendidikan
2007, Ushulu al-Tarbiyah wa al-Ta’lim Islam, Jakarta: Erlangga.
al-juz Awwal, Ponorogo: Darussalam Zainal, Veitzal Rivai, Bahar, Fauzi, 2013,
Press Islamic Education Management Dari
Muhaimin, 2011, Pemikiran dan Aktualisasi Teoritik ke Praktik Mengelola
Pengembangan Pendidikan Islam, Pendidikan Secara Profesional dalam
(Jakarta: Raja Grafindo Persada Perspektif Islam, Depok: Raja Grafindo

89
Jurnal TAMADDUN – FAI UMG. Vol. XXI. No.1 / Januari 2020

90

Anda mungkin juga menyukai