Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“FILSAFAT UMUM”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum

DOSEN PENGAMPU:

Ali Jusri Pohan, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Laila Nur Sahara (22010031)


2. Sangkot Nikmah (22010053)
3. Isma Rohayani (22010054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2023
KATA PENGHANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah kami
tentang “FILSAFAT UMUM”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Dan kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka
kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata dari kami berharap semoga makalah ilmiah kami yang membahas tentang
“FILSAFAT UMUM” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Panyabungan, Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Umum ............................................................................... 2


B. Ruang lingkup Filsafat Umum ......................................................................... 3
C. Tujuan Filsafat Umum ..................................................................................... 7
D. Manfaat Filsafat Umum ................................................................................... 8

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia
istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah
yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah
dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan
pilihan ini manusia berpegang pada filsafat atau pengetahuan.
Dengan berfilsafat manusia akan mampu mencintai kebijaksanaan, sehingga dengan hal
itu manusia mampu menjadi insan yang sempurna, sebab dia bisa mengoptimalkan akal ini
untuk berfikir. Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh
ilmu pengetahuan. Dengan berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah
untuk medapatkan pengetahuan yang baru.
Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan
menganalisa secara kritis terhadap suatu obyek. Maka dari itu marilah kita berfikir dengan
membahas bersama makalah filsafat umum ini yang akan kita bahas mengenai pengertian
filsafat umum, ruang lingkup filsafat umum, tujuan filsafat umum, dan manfaat filsafat
umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian filsafat umum?
2. Apa saja ruang lingkup filsafat umum?
3. Apa saja manfaat filsafat umum?
4. Apa saja tujuan filsafat umum?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian filsafat umum.
2. Mengetahui apa saja ruang lingkup filsafat umum.
3. Mengetahui apa saja manfaat filsafat umum.
4. Mengetahui apa saja tujuan filsafat umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Umum


Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa Inggris dan
bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu “philosophy”, sedangkan dari bahasa Yunani
“philein” atau “philos” dan “sofein” atau “sophi”. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat
berasal dari bahasa Arab, yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi, kata tersebut
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani. “Philos” artinya cinta, sedangkan “sophia” artinya
kebijaksanaan.1
Maka dari itu, filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksaan yang dalam bahasa
Arab diistilahkan dengan al-hikmah. Para ahli filsafat disebut dengan filosof, yakni orang
yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Filosof bukan orang yang
bijaksana atau berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang belajar mencari
kebenaran atau kebijaksanaan. Pencarian kebijaksanaan bermakna menelusuri sumber
kebenaran. Alat untuk menemukan kebijaksaan adalah akal yang merupakan sumber dalam
berpikir. Oleh karna itu, kebenaran filosofis tidak lebih dari kebenaran berpikir yang rasional
dan radikal.
Secara terminologi merupakan makna yang terkandung oleh istilah filsafat. Berhubung
objek kajian filsafat begitu luas. Maka lebih mudahnya coba dipahami filsafat itu dalam
pandangan para filosof itu sendiri. Defenisi filsafat itu sangat variatif. Meskipun begitu, pada
dasarnya memiliki tujuan yang identik. Dalam perkembangannya, filsafat satu dengan filsafat
yang lainnya memiliki cara pandang yang berbeda-beda, dan itu mempengaruhi defenisi
filsafat itu sendiri.
Aristoteles mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu yang memuat kebenaran yang
terdapat pada ilmu-ilmu, logika, metafisika, etika, ekonomi,estetika, dan politik. Marcus
Tullius Cicer sebagai ahli pidato dan politikus Romawi, menjelaskan filsafat sebagai
pengetahuan mengenai sesuatu yang Maha Agung serta upaya untuk mencapainya. Al-Farabi
sebagai orang filsuf muslim menjelaskan bahwa filsafat merupakan ilmu pengetahuan
mengenai alam maujud yang bertujuan menyelidiki substansi yang sebenarnya. Immunuel
Kant mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dari segala ilmu pengetahuan.

1
Atang Abdullah Hakim dan Bani Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 14

2
Menurut Langeveld, selaku guru besar Rijks Universitiet Utrecht berpendapat bahwa
filsafat merupakan suatu ilmu yang berpikir tentang hakikat yang akhir dan yang
menentukan, yaitu problema yang membahas makna eksistensi, Tuhan, kebebasan, dan
keadilan. Sedangkan Hasbullah Bakry berpendapat bahwa ilmu filsafat merupakan ilmu yang
mengeksplarasi segala sesuatu secara mendalam terkait ke-Tuhanan, manusia, dan alam.
Lain halnya menurut N.Driyarkara filsuf berdarah Indonesia ini menilai bahwa filsafat
merupakan perenungan yang ada dalam hubungan terkait ada dan berbuat, perenungan
mengenai kenyataan yang mendalam sampai ke titik akhir. Berbeda dengan Notonagoro, ia
berpikir bahwa filsafat itu mengkaji hal-hal yang titik objeknya dari sudut utama yang
mutlak, mendasar, stabil, dan tidak berubah.2
Ada beberapa defenisi filsafat yang mudah dipahami. Pertama, filsafat merupakan
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
tidak formal dan tidak kritis. Kedua, filsafat merupakan suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan atau sikap yang kita junjung tinggi secara formal. Ketiga, filsafat
merupakan usaha yang mendapatkan gambaran keseluruhan, dalam arti filsafat berusaha
mengombinasikan hasil sains yang beraneka ragam dan juga pengalaman kemanusiaan,
sehingga menjadi sebuah pandangan yang konsisten tentang alam dalam arti spekulatif.
Keempat, filsafat merupakan analisis logis dari bahasa, serta penjelasan tentang kata dan
konsep. Kelima, filsafat merupakan sekumpulan masalah yang langsung mendapatkan
perhatian dari manusia yang dicairkan solusi dan jawabannya oleh para filosof.3
Filsafat dapat menghasilkan pengetahuan terkait bagaimana inti dari sebuah kebenaran,
sejauh yang dapat dicapai akal manusia serta bagaimana sikap manusia menyikapinya
khususnya setelah mencapai pengetahuan tersebut. Jadi berdasarkan defenisi-defenisi yang
diatas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa filsafat adalah suatu ilmu pemikiran
yang mengkaji apa saja selama itu dapat dipikirkan dengan berbagai metode dan pendekatan
yang digunakan guna mencari suatu kebenaran yang objektif dan mendalam. Dan filsafat
selalu mencari jawaban-jawaban.

B. Ruang Lingkup Filsafat Umum


1. Epistemologi

2
Gunawan Adnan, Filsafat Ilmu, (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2020), hlm. 4-5
3
Hamidulloh Ibda, Filsafat Umum Zaman Now, (Pati: Katab Group, 2018), hlm. 3

3
Epistemologi adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan. Dari mana
dan bagaimana pengetahuan diperoleh, merupakan kajian epistemologi. Sebagai contoh
adalah semua pengetahuan berasal dari Tuhan, artinya Tuhan sebagai sumber pengetahuan.
Landasan epistemologis suatu ilmu menjelaskan proses dan prosedur yang memungkinkan
ditimbanya pengetahuan berupa ilmu serta hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh
pengetahuan yang benar, menjelaskan kebenaran serta kriterianya, dan cara yang membantu
mendapatkan pengetahuan. Tujuan yang hendak dicapai oleh pengetahuan dalam filsafat
menjadi kajian ontologis.
Dalam epistemologi dibicarakan tentang sumber pengetahuan dan sistematikanya. Ilmu
atau sains adalah pengetahuan-pengetahuan yang gejalanya dapat diamati berulang-ulang
melalui eksperimen, sehingga orang lain pun dapat melakukan eksperimen dalam kasus yang
sama, tetapi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Dalam epistemologi dibicarakan pula
tentang hakikat ketepatan susunan berpikir yang secara akurat pula digunakan untuk masalah-
masalah yang bersangkutan dengan maksud menemukan kebenaran isi sebuah pernyataan. Isi
pernyataan adalah sesuatu yang ingin diketahui. Oleh karena itu, epistemologi relevan dengan
ilmu pengetahuan.
Epistemologi adalah filsafat yang mengkaji seluk-beluk dan tata cara memperoleh suatu
pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan, metode dan pendekatan yang digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan logis dan rasional. Yang memulai cara kerjanya dengan
mengajukan pertanyaan: "Dari mana pengetahuan itu diperoleh? Bagaimana cara
memperolehnya? dan mengapa pengetahuan yang diperoleh demikian adanya?".4
2. Aksiologi
Teori nilai membicarakan guna pengetahuan itu, disebut aksiologi. Untuk mengetahui
kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan atau apa sih guna filsafat itu, kita dapat
memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan teori,
kedua filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life), dan ketiga filsafat sebagai
metode pemecahan masalah.
Filsafat kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia
pemikiran. Kita sudah tahu sudah diuraikan sebelum ini bahwa dunia dibangun atau dibentuk
oleh dua kekuatan yaitu agama dan filsafat. Pendeknya, jika anda hendak ikut membentuk
dunia atau hendak ikut mendukung sesuatu ide yang membentuk dunia atau hendak
menentang sesuatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi atau sistem politik, maka anda

4
Atang Abdullah Hakim dan Bani Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari..., h.22-23

4
sebaiknya terlebih dahulu mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari
teori-teori filsafat.
Filsafat sebagai philosophy of life juga penting dipelajari. Jika yang pertama itu filsafat
dipandang sebagai teori filsafat, maka yang kedua ini filsafat dipandang sebagai pandangan
hidup, fungsinya mirip sekali dengan agama. Nah, filsafat sebagai "agama" itu apa gunanya?.
Ya, gunanya sama dengan kegunaan agama. Dalam posisi ini filsafat itu menjadi jalan
kehidupan. Jika dalam agama (Islam) dikatakan bahwa agama Islam itu adalah al-shirath al-
mustaqim (jalan kehidupan), maka filsafat sebagai filsafat hidup demikian juga halnya. Ia
menjadi pedoman. Isinya berupa ajaran, dan ajaran itu dilaksanakan dalam kehidupan. Di
dunia ini ada agama yang tadinya adalah filsafat (dalam arti dibuat oleh manusia persis
seperti membuat filsafat).
Perbedaannya dengan yang pertama ialah bila filsafat dipandang sebagai teori, maka
teori itu ada yang dipakai ada yang tidak, ada yang diakui kebenarannya ada yang tidak,
filsafat dalam posisi kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan dilaksanakan
dalam kehidupan. Singkatnya, filsafat sebagai philosophy of life gunanya ialah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan. Yang amat penting ialah yang ketiga, yaitu filsafat
sebagai methodology dalam memecahkan masalah.
Ada berbagai cara yang ditempuh orang bila ia hendak menyelesaikan sesuatu
masalah. Kemungkinan ia menyelesaikan masalah itu melalui cara sains. Berarti pusat
perhatiannya pada fakta empirik biasanya penyelesaiannya tidak utuh karena fakta empirik
tidak pernah utuh. Mungkin orang menyelesaikan masalah melalui cara filsafat inilah yang
sedang kita dibahas. Mungkin juga orang menyelesaikannya melalui cara mistik, bagaimana
cara filsafat menyelesaikan masalah?.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Masalah artinya kesulitan, bila ada
batu di depan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah.
Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah-masalah dapat diselesaikan. Ada banyak
cara menyelesaikan masalah mulai dari cara yang sederhana sampai dengan cara yang amat
rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana biasanya masalah tidak terselesaikan secara
tuntas. Penyelasaian yang rumit itulah biasanya yang dapat menyelesaikan masalah secara
tuntas.
Selanjutnya, dapatlah dikatakan bahwa kegunaan filsafat itu luas sekali, di mana pun
dan pada apa pun filsafat diterapkan di situ memiliki kegunaan. Bila digunakan dalam
pendidikan kita akan melihat bahwa filsafat berguna bagi pendidikan, bila digunakan dalam

5
bahasa, ia berguna bagi bahasa, dan seterusnya. Berdasarkan uraian singkat itu saja sudah
dapat diketahui bahwa filsafat itu bagus sekali dipelajari karena besar sekali kegunaannya.
Sayangnya, sebagian besar mahasiswa "takut" pada filsafat. Mereka mengatakan
filsafat itu membingungkan, filsafat itu kabur, filsafat itu sulit dipahami, bahkan ada
mahasiswa yang mengatakan bahwa dosennya juga tidak mengerti apa yang diajarkannya.
Memang ada benarnya bahwa filsafat itu agak sulit dipahami dibandingkan dengan
pengetahuan lain pada umumnya.
Akan lebih sulit lagi dipahami bila diajarkan oleh pengajar yang kurang menguasai
filsafat atau membaca buku yang kurang jelas tulisannya. Kalau memang demikian, Anda
tidak usah "nekad" ingin paham teori filsafat sebanyak-banyaknya, yang lebih penting ialah
membiasakan berpikir mendalam, yaitu memikirkan sesuatu di balik fakta empirik, jangan
mudah puas dengan jawaban yang ditemukan, terhadap jawaban yang ditemukan itu
ragukanlah, lantas renungkan lagi, selain itu berpikirlah seluas-luasnya, yaitu dengan cara
memandang setiap permasalahan dari sebanyak-banyaknya sudut pandang5.
3. Ontologi
Kata ontologi berasal dari kata ontos yang berarti “berada” (yang ada) dan logos berarti
ilmu. Secara istilahnya yaitu ilmu yang membahas tentang yang ada atau segala yang ada.
Ontologi dalam kajian filsafat sama dengan metafisika yang merupakan termasuk bagian bab
kajian filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan
tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti
yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. (Inu
Kencana Syafii, 2004).
Dalam kajian ontologi kita membahas tentang hakikat yang ada dimana hakikat dari
suatu kebenaran itu tidak dapat dijangkau dengan panca indera karena ia tidak berbentuk,
bertempat dan berwaktu. Maka dengan mempelajari hakikat dari ilmu itu kita dapat
menentukan dimana sebenarnya hakikat itu. Ilmu itu dapat diuji dan dijangkau oleh
pancaindera manusia yaitu dengan cara melakukan metode ilmiah yang bersifat empiris,
karena ilmu itu bersifat nyata bukan yang tidak dapat dijangkau dari pancaindera manusia
seperti tidak dapat menemukan metodologis dan dan empirisnya. Berdasarkan objeknya ilmu
pengetahuan ditelaah dalam dua objek yaitu:
(a). Objek Material: yaitu segala sesuatu yang ada dan ada yang menjadi
bahan suatu penyelidikan ilmu.

5
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm.42-43

6
(b). Objek Formal: yaitu penentuan titik pandang oleh objek material.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1999) menjelaskan bahwa pokok dari permasalahan
yang menjadi objek kajian dari filsafat awalnya meliputi logika, etika, metafisika, dan politik
yang kemudian banyak berkembang hingga menjadi cabang-cabang dari filsafat yang
mempunyai bidang kajian lebihspesifik lagi yang kemudian disebut sebagai filsafat ilmu.
Untuk itu maka ilmu adalah hakikat kebenaran yang empiris dan untuk menyatakan hal
empiris itu maka ilmu membuat suatu pengandaian mengenai objek itu.
Karena asumsi yang benar itu tidak perlu diragukan lagi dan karena ia termasuk
pegangan atau titik tolak segala pandangan kegiatan. Ada beberapa asumsi mengenai objek
empiris yang dibuat oleh ilmu, yaitu: Pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai
kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya dalam hal bentuk, struktur, sifat
dan sebagainya. Kedua, menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam
jangka waktu tertentu.
Kegiatan keilmuan bertujuan untuk mempelajari tingkah laku suatu objek. Kegiatan ini
jelas tidak mungkin dilakukan bila subjek nya selalu berubah-ubah. Contohnya seperti planet
yang menunjukkan perubahan yang relatif yang sangat panjang beda dengan es yang cair di
bawah terik matahari. Ketiga, determinisme yakni menganggap segala gejala bukan
merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala memiliki suatu atau pola yang
tetap dengan urutan-urutan kejadian yang sama. Contohnya seperti langit yang mendung
maka setelah itu akan turun hujan dan jika ada gelap maka terbitlah terang.

C. Tujuan Filsafat Umum


Tujuan filsafat umum pun menjadi hal penting untuk diketahui. Ilmu filsafat bisa
membantu kalian dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan. Berikut ini
terdapat informasi mengenai tujuan filsafat.
1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
histories.
3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi terutama untuk membedakan persoalan yang alamia dan non-alamia.

7
4. Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkanya.
5. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak
ada pertentangan.

D. Manfaat Filsafat Umum


Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa filsafat itu tak lebih dari “omong kosong”,
“abstrak”, “obrolan belaka”, dan sebutan-sebutan lainnya. Barangkali, ini adalah akibat dari
suatu sistem masyarakat yang dominan telah terlalu banyak membuat masyarakat kehilangan
kemampuan dan kemauan berpikir karena kedangkalan ditebarkan memalui media.
Kebenaran dan keseriusan dilecehkan, dengan tayangan-tayangan dangkal, seperti acara TV
yang hanya mengumbar hawa nafsu maupun tayangan lawakan. Dalam acara lawak di TV,
bisa kita lihat bagaimana semuanya ditertawakan dan tak ada ruang serius pun untuk
memahami kehidupan, semua seakan dianggap bahan tertawaan. Tertawa adalah hiburan
sesaat agar kesedihan seakan hilang.
Padahal, filsafat adalah landasan untuk mengembangkan pengetahuan yang sangat
berguna bagi suatu masyarakat. Filsafat, pengetahuan, dan cara berpikir berkaitan dengan
adanya landasan yang mendorong masyarakat untuk melihat dunia dan mengembangkannya.
Kita mengetahui betapa bangsa ini butuh bangkit dengan menggunakan filsafat yang benar,
dan filsafat itulah yang akan membaut kita bangkit. Ditengah fatalisme, orang harus diajak
untuk bersifat rasionalis agar bisa mengubahnya untuk menjadi suatu yang berguna bagi
kehidupannya. Jadi, manfaat filsafat sebagai berikut.
1. Memahami bagaimana filsafat yang benar dan mana yang salah, mana filsafat yang
membawa kemajuan dan mana filsafat yang memundurkan masyarakat. Intinya, dengan
mempelajari filsafat kita bisa tahu bagaimana masyarakat berkembang dan bagaimana
pula filsafat mengiringi perkembangan itu. Kita akan tahu bagaimana perubahan cara
berpikir bisa membawa kebangkitan manusia dan membuat mereka mampu menghadapi
realitas dan kadang juga mengubahnya.
2. Filsafat membuat kita mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Filsafat membantu
kita untuk berpikir dan dengan demikian, kita akan dipandu untuk memahami dunia
bersama misteri-misterinya, dunia seakan menjadi gamblang dengan permasalahan-
permasalahannya. Ini akan membantu kita mudah menghadapi masalah, dan kadang
juga membuat kita mudah mengembangkan pengetahuan dan menggapai keterampilan
teknis. Kemandirian berpikir membuat kita tak perlu banyak bertanya pada orang lain,

8
atau dalam konteks masyarakat kapitalis, kita tak perlu membeli pengetahuan untuk
menjelaskan masalah kita. Masyarakat dibuat bodoh tanpa filsafat, kita semua
berfilsafat dan mandiri untuk mendapatkan penjelasan, kita menjadi mandiri dan tak
perlu membeli penjelasan dari filsuf komersial, psikolog, dan konsultan psikolog.
Mereka semua muncul pada saat banyak orang goyah perasaannya karena tak pernah
punya pendirian dengan sokongan berpikir filosofis. Artinya, manfaat filsafat secara
kolektif adalah untuk menciptakan independenasi umat manusia sehingga tak mudah
dimanipulasi oleh sistem kapitalis yang sedang berjalan.
3. Menggapai kebijakan dan nilai. Ini berkaitan dengan poin diatas. Nilai diperoleh dengan
berpikir mendalam. Nilai itu penting untuk mengatur kehidupan sebab tanpa nilai
kehidupan akan terombang-ambing tanpa paduan. Dengan menanamkan standar nilai
dan mengajarkan kedisiplinan, anak-anak kita, pemuda-pemuda kita, dan masyarakat
secara umum, akan merasa yakin dan punya harga diri dihadapkan dengan orang lain
dan perkembangan sosial yang cepat berubah. Hilangnya nilai-nilai dan prinsip yang
menjangkiti generasi di era ini dapat kita cegah jika kita dapat memenangkan nilai yang
lebih universal, rasional, serat nilai yang mampu menjadi jawaban bagi keresahan dan
kontradiksi yang dihadapi umat manusia dewasa ini. Nilai adalah ukuran, sebagai
panduan dalam menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain. Nilai yang baik
pasti dihasilkan dari proses berpikir filosofis, sedangkan ketiadaan nilai pasti lahir dari
masyarakat yang telah kehilangan filsafat atau berpikir.
4. Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena proses
berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi
dan bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak memahami
kenyataan berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini biasanya terjadi
saat orang tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu sekenanya saja.
5. Memahami diri sendiri dan masyarakatnya, menghilangkan egoisme, meningkatkan
kesadaran kolektif. Tentang manfaat filsafat sebagai panduan untuk memahami diri.
6. Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan terdorong
untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata setelah dipikirkan benar-benar bahwa
masyarakat yang ditinggalinya telah jauh menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Dalam
hal ini juga berarti bahwa filsafat juga tak dapat dipisahkan dari kerja (praktik)
mengubah kehidupan. Sebagaimana dikatakan Karl Marx dalam On the Theses on

9
Feurbach, menegaskan filsafat dan teorinya. Bagi Marx, para filsuf biasanya hanya
memahami dunia, padahal yang terpenting mengubahnya.6

6
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), hlm. 86-88

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengertian filsafat umum


Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa Inggris dan
bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu “philosophy”, sedangkan dari bahasa yunani
“philein” atau “philos” dan “sofein” atau “sophi”. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat
berasal dari bahasa Arab, yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi, kata tersebut
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani. “Philos” artinya cinta, sedangkan “sophia” artinya
kebijaksanaan. Secara terminologi merupakan makna yang terkandung oleh istilah filsafat.
Berhubung objek kajian filsafat begitu luas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
filsafat adalah suatu ilmu pemikiran yang mengkaji apa saja selama itu dapat dipikirkan
dengan berbagai metode dan pendekatan yang digunakan guna mencari suatu kebenaran yang
objektif dan mendalam. Dan filsafat selalu mencari jawaban-jawaban.
2. Ruang lingkup filsafat umum
a) Epistemologi
Epistemologi adalah analisis filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan. Dari
mana dan bagaimana pengetahuan diperoleh, merupakan kajian epistemologi.
b) Aksiologi
Teori nilai membicarakan guna pengetahuan itu, disebut aksiologi. Untuk
mengetahui kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan atau apa sih guna
filsafat itu.
c) Ontologi
Yaitu ilmu yang membahas tentang yang ada atau segala yang ada. Ontologi
dalam kajian filsafat sama dengan metafisika yang merupakan termasuk bagian bab
kajian filsafat.
3. Tujuan filsafat umum
a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
b) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
histories.

10
c) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi terutama untuk membedakan persoalan yang alamia dan non-
alamia.
d) Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu
dan mengembangkanya.
e) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama
tidak ada pertentangan.
4. Manfaat filsafat umum
a) Memahami bagaimana filsafat yang benar dan mana yang salah
b) Filsafat membuat kita mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
c) Menggapai kebijakan dan nilai
d) Menggapai kebenaran
e) Memahami diri sendiri dan masyarakatnya, menghilangkan egoisme, meningkatkan
kesadaran kolektif
f) Filsafat untuk mengubah kehidupan

B. SARAN
Sudah selayaknya kita mengoptimalkan akal ini untuk berpikir, jangan sampai kita
terus memanjakan akal ini dengan berpikir hal-hal yang mudah, sekali-kali marilah kita
belajar filsafat, agar akal ini mampu berkembang dan berpikir secara dalam. Ingatlah
perkataan dari KH.Abdul Rahman bahwa seorang pahlawan itu adalah orang yang mampu
berpikir secara dalam dan mampu mempunyai pandangan yang luas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hakim Atang Abdullah dan Saebani Bani Ahmad, 2008. Filsafat Umum dari Metologi
sampai Teofilosofi, Pustaka Setia, Bandung.
Adnan Gunawan, 2020. Filsafat Ilmu, Ar-Raniry Press, Banda Aceh.

Ibda Hamidulloh, 2018. Filsafat Umum Zaman Now, Katab Group, Pati.

Soyomukti Nurani, 2011. Pengantar Filsafat Umum, Ar-Ruzz media, Jogjakarta.

Tafsir Ahmad, 2006. Filsafat Umum Akal Dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai