Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya makalah yang
berjudul Telaah “Kontruksi Teori” Penelitian AgamaAtas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Kamto, M.Pd selaku dosen pengampu yang memberikan tugas ini.
2. Bapak/Ibu yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
C. Tujuan Makalah....................................................................................... 1
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian agama sudah dilakukan sejak beberapa abad yang lalu, namun
hasil penelitian yang telah diperoleh masih dalam bentuk perbuatan belum
dijadikan sebagai ilmu. Semakin bertambahnya gejala-gejala agama yang berbau
dengan masalah sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai
ilmu yang khusus dipergunakan untuk menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.
Perkembangan-perkembangan penelitian agama pada saat ini sangat pesat
disebabkan oleh tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang selalu mengalami
perubahan. Kajian dalam lingkup agama memerlukan relevansi dari kehidupan
sosial yang tengah berlangsung, permasalahan-permasalahan seperti ini yang
mendasari perkembangan penelitian-penelitian agama guna mencari relevansi
kehidupan sosial dan agama.
Dalam penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan
penelitian agama khususnya didalam konteks penelitian pada umumnya,
mengenai penelitian agama dan penelitian keagamaan serta konstruksi teori
penelitian keagamaan, dari beberapa penjelasan singkat tersebut maka pemakalah
perlu dikaji secara rinci terhadap penjelasan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian “konstruksi teori” penelitian agama?
2. Apa macam-macam penelitian?
3. Apa langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian
islam?
C. Tujuan Makalah
1. Apa pengertian “konstruksi teori” penelitian agama?
2. Apa macam-macam penelitian?
3. Apa langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian
islam?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1[1] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.165.
2
menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang
terkumpul. Penelitian menuntut kepada pelaku-pelakunya agar proses penelitian
yang dilakukan itu bersifat ilmiah yaitu harus sistematis, terkontrol, bersifat
empiris, dan harus kritis dalam penganalisisan data-datanya sehubungan dengan
dalil-dalil hipotesis yang menjadi pendorong mengapa penelitian itu dilakukan.
Dengan demikian penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan
pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah cara untuk
memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban atas persoalan yang berarti melalui
penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Suatu penyelidikan harus melibatkan
pendekatan ilmiah agar dapat digolongkan sebagai penelitian.
Berikutnya sampailah kita pada pengertian agama. Telah banyak ahli-ahli
ilmu pengetahuan seperti antropologi, psikologi, sosiologi dan lain-lain yang
mencoba mendefinisikan agama tetapi banyak juga hasilnya yang tidak
memuaskan, karena tidak diperoleh definisi yang seragam. R.R. Marett salah
seorang ahli antropologi inggris, mengatakan bahwa agama adalah yang paling
sulit dari semua perkataan untuk didefinisikan karena agama menyangkut lebih
dari banyak pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat
memanifestasikan dirinya menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya
kabur.
Namun demikian, mendefinisikan agama dapat juga dilakukan, meskipun
sangat minimal, sebagaimana yang telah diberikan E.B. Taylor yaitu agama
adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G. Frazer.
Menurutnya agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada
kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan
mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer
mengatakan bahwa agama terdiri dari dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan
yang bersifat praktis. Yang bersifat teoritis berupa kepercayaan kepada kekuatan-
kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia, sedangkan yang bersifat praktis
ialah usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-kekuatan tersebut serta
usaha menggembirakannya.
Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi islam, berdasarkan
analisisnya terhadap berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu al-din,
religi dan kata agama itu sendiri sampai pada kesimpulan pada intisari yang
terkandung dalam istilah-istilah di atas ialah ikatan. Agama mengandung arti
ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai
3
pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan ini
berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Harun Nasution selanjutnya menyebutkan ada empat unsur penting yang
terdapat dalam agama, yaitu :
1. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan
sebagainya.
2. Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan
hidupnya di akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan baik
dengan kekuatan gaib yang di maksud.
3. Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil
bentuk perasaan takut, cinta dan sebagainya.
4. Unsur paham adanya yang kudus dan suci yang dapat mengambil bentuk
kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang
bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan telaah “konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu
upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama
susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya
yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran
agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran
agama sesuai tuntutan zaman.
B. Macam-Macam Penelitian
Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut
pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya. Dilihat dari segi hasil
yang ingin dicapainya, penelitian dapat di bagi menjadi penelitian menjelajah
(exploratory atau deskriptif) dan penelitian yang bersifat menerangkan
(explanatory). Dalam penelitian yang besifat menjelajah, dimana pengetahuan
mengenai persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekali, teori-
teorinya belum ada atau belum diperlukan. Demikian pula dengan penelitian
yang bersifat deskriptif. Sedangkan dalam peneltian yang bersifat menerangkan
dimana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang
akan di uji jelas memerlukan teori.
Selanjutnya jika dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan di teliti,
penelitian dapat di bagi menjadi penelitian kepustakaan dengan menggunakan
bahan-bahan tertulis seperti manuskrip, buku, majalah, surat kabar, dan dokumen
lainnya; dan penelitian lapangan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
4
dari sasaran penelitian yang selanjutnya di sebut informan atau responden
melalui instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi.
Jika dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat di bagi menjadi
penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Penelitian
kualitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat sosiologis; sedangkan
penelitian kuantitatif dilakukan terhadap objek penelitian yang bersifat fisik,
material, dan dapat di hitung jumlahnya. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh
kebudayaan, dan lain sebagainya. Termasuk objek penelitian yang bersifat
kualtatif. Sedangkan objek penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah
para lulusan, jumlah orang yang melanggar peraturan, dan sebagainya dapat
dilakukan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Jika dilihat dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan,
penelitian dapat di bagi menjadi penelitian yang bersifat historis, perkembangan,
kasus, korelasional, kausal-komparatif, eksperimen sungguhan, eksperimen
semu, Dan penelitian tindakan.
Selanjutnya, Masri Singarimbun dengan bertolak dari segi metode dan
rancangan yang digunakan, membagi penelitian menjadi penelitian survei,
penelitian eksperimen, dan grounded research.
Dari berbagai cara melihat penelitian yang menimbulkan macam-macamnya
itu, cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan
itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang
disebutkan sebelumnya dinilai sudah tercangkup dalam cara melihat penelitian
dari segi metode dan rancangannya. Berbagai macam penelitian yang didiasarkan
pada segi metode dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Penelitian historis (historical research)
Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekontsruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk
menegakan fakta-fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian ini
memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Tergantung kepada daya yang di observasi orang lain daripada yang di
observasi oleh peneliti sendiri.
b. Harus tertib, ketat, sistematik, dan tuntas, dan bukan sekedar
mengkoleksi informasi-informasi yang tak layak, dan reliabel dan
berat sebelah.
c. Bergantung pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dai sumber primer, yaitu si peneliti secara langsung melakukan
5
observasi atau penyaksian kejadian-kejadian yang dituliskan. Data
sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan
hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari
kejadian aslinya.
d. Harus dilakukan kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal
menanyakan apakah dokumen itu otentik atau tidak, apakah data
tersebut akurat atau relevan; sedangkan kritik internal harus menguji
motif, berat sebelah, dan sebagainya.
6
3. Penelitian Korelasional (corelational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah mendeteksi sejauh mana variasi-
variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.
Diantara contoh penelitian korelasional ini adalah studi yang
mempelajari saling hubungan antara skor tes masuk perguruan tinggi dengan
indeks prestasi; serta studi untuk meramalkan keberhasilan belajar
berdasarkan atas skor pada tes bakat. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara
lain:
a. Cocok dilakukan bila variabel-variabel yng diteliti rumut dan atau tak
dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipukasukan
b. Studi mavam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
7
sejarah pada murid-murid kelas III SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar
dan kecil) dan taraf inteligensi murid (tinggi, sedang, dan rendah) dengan
cara menempatkan guru secara random (acak) berdasarkan inteligensi,
ukuran kelas, dan metode mengajar. Penelitian ini memiliki ciri-ciri antara
lain:
a. Menuntut pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi
eksperimental secara tertib ketat, bsik dengan control ataupun
manipulasi langsung maupun dengan menggunakan pengaturan secara
acak.
b. Secara khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk
membandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan
eksperimental.
7. Penelitian survey
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner. Umum nya pengertian survei dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk
mewakili seluruh populasi.
8
8. Grounded Reseach
Penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
bebas dimana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan teori atau
hipotesis yang akan diuji, menurut Glaser dan Straus (1967) mengatakan
bahwa grounded reseach merupakan reaksi yang tajam sekaligus menyajikan
jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu ini menitikberatkan pada
sosiologi.
3[3] Syafi’in Mansur, Metodologi Stdi Islam, (Serang: FUD Press, 2009), hlm. 99
9
4. Metodologi penelitian
Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan landasan teori dan
hipotesis telah terbentuk dan menuju ke tahap pemilihan metode
pelaksanaan penelitian. Metode mana yang akan dilakukan dan dinilai
paling tepat bergantung pada macam penelitian yang dilakukan serta
maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya mengenal adanya
penelitian yang bersifat eksploratif (menjelajah), deskriptif
(menggambarkan) dan eksplanatory (menerangkan).
5. Kerangka analisis
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam
penelitian yang harus memastikan kerangka dan pola analisis mana yang
akan digunakan, apakah analisis statistic ataukah analisis non statistic.
Analisis statistic dengan data kuantitatif atau data yang di kuantifikasikan,
yaitu data dalam bentuk bilangan sedangkan analisis non statistic sesuai
untuk data deskriptif atau data kontekstual.
.
D. Pendekatan yang Digunakan
Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan
untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil
penelitian dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda
bergantung kepada pendekatan yang digunakan. Berikut pendekatan dalam
konstruksi teori penelitian agama.
1. Pendekatan kawasan
Pendekatan ini dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang
suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi.
2. Pendekatan perbandingan
Pendekatan ini mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingkan
berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut sehingga dapat
diketahui persamaan dan perbedaannya.
3. Pendekatan topikal
Penelitian ini mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan
dengan cara mengelompokannya dalam topic-topik tertentu atau tema-tema
yang terdapat pada masing-masing disiplin keilmuan.pendekata ini biasanya
banyak digunakan dalam mengkaji suatu pemikiran yang bersifat normative
atau ajaran.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan
konstruksi adalah cara membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan
dan sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat
atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan
sebgai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula
asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu
pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara dan aturan-
aturan untuk melakukan sesuatu
Definisi agama dengan agak lebih lengkap dikemukakan J.G. Frazer.
Menurutnya agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada
kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan
mengendalikan jalannya alam dan kehidupan manusia. Lebih lanjut Frazer
mengatakan bahwa agama terdiri dari dua elemen yakni yang bersifat teoritis dan
yang bersifat praktis.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat sampai pada suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan telaah “konstruksi teori” penelitian agama adalah suatu
upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama
susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum dan ketentuan lainnya
yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran
agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran
agama sesuai tuntutan zaman.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, 2009, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Mansur, Syafi’in, 2009, Metodologi Studi Islam, Serang:FUD Press, cet. 1
http://bagiandaftarisi.blogspot.com//2015/11/kata-pengantar-syukuralhamdulillah-
kami.html pada 23 september 2016
12