Di Susun Oleh :
(Kelompok 12)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata
kuliah ''PPKN''.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi
agung Muhammad SAW yang telah memberikan kita pedoman hidup kita yakni Al-Qur'an
dan sunnah untuk keselamatan manusia.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca.Kami sebagai penyusun merasa bahwa masi banyak kekeurangan
dalam penyusuna makalah ini karena masi adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat lebih.
Lampung,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umroh
2.1 Syarat Wajib, Rukun, Wajib dan Sunnah Umroh
1. Syarat Wajib Umroh
Syarat-syarat wajib umroh sama seperti syarat-syarat haji, yaitu
a. Islam
Bagi orang yang bukan beragama Islam tidak wajib umroh atau tidak sah`
b. Berakal
Tidak wajib umroh atas orang gila dan orang bodoh.
c. Baligh
Tidak wajib umroh atas anak-anak, dan diwajibkan sampai umur 15 tahun atau
balig dengan tanda-tanda lain.
d. Kuasa
Tidak wajib umroh atas orang yang tidak mampu.
2. Rukun Umroh
Rukun umroh ada lima, yaitu :
a. Ihram serta berniat
Berniat memulai mengerjakan umrah
b. Tawaf (berkeliling) ka’bah
Syarat thawaf
Dari Jabir “bahwasannya Nabi besar SAW ketika sampai di Mekkah, telah
mendekat ke hajar aswad, kemudian beliau sapu hajar aswad itu dengan
tangan beliau, kemudia beliau berjalan ke sebelah kanan beliau; berjalan cepat
tiga kali berkeliling dan berjalan biasa empat kali berkeliling” Riwayat
Muslim dan Nasai
Dapat disimpulkan bahwa syarat thawaf ialah :
- Tertutup aurat
- Suci dari hadas dan najis
- Ka’bah hendaknya disebelah kiri orang yang thowaf
- Hendaknya thowaf dimulai dari hajar aswad
- Hendaknya thowaf dikerjakan sebanyak tujuh kali
- Thowaf hendaknya di dalam masjid, karena Rasulullah SAW
melakukan thowaf dalam masjid.
c. Sa’I
Ialah berlari-lari kecil di antara dua bukit Shafa dan Marwah
Syarat Sai
- Dimulai dari bukit Shofa dan disudahi di bukit Marwah
- Dilakukan tujuh kali
- Dilakukan sesudah thowaf
d. Bercukur atau bergunting
Sekurang kurangnya tiga helai rambut
e. Tertib
Melaksanakan rukun-rukun yang empat diatas dengan tertib.
3. Wajib Umroh
a. Ihram dari miqot-nya
Tempat yang ditentukan dan masa tertentu
b. Thawaf wada’
Thawaf sewaktu akan meninggalkan Mekkah
4. Sunnah Umroh
a. Membaca Talbiyah
Membaca dengan suara yang keras bagi laki-laki, terkecuali perempuan,
hendaklah diucapkan sekedar terdengar oleh telinganya sendiri.
Lafal Talbiyah :
َك لَك
َ ك اَل َش ِر ْي َ ك اِ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َو ْال ُم ْل
َ َك ل َ ك لَبَ ْي
َ َك ل َ ك اللَّهُ َّم لَبَ ْي
َ ك لَبَ ْيكَ اَل َش ِر ْي َ لَبَ ْي
b. Membaca do’a setelah membaca talbiyah
Berdo’a meminta keridaan Allah, dan supaya diberi surga dan minta
perlindungan kepada-Nya dari siksa api neraka.
c. Membaca dzikir sewaktu thowaf
2.2 Macam Umroh
1. Ifrad
Adalah menunaikan ibadah haji dengan cara mendahulukan haji dari pada umroh. Dalam hal
ini seseorang mengerjakan haji sendiri dengan berihram di miqatnya dan mengerjakan umroh
sendiri pula.
2. Qiran
Adalah mengerjakan ibadah haji dan umroh dahulu, kemudian sebelum bertawaf memasukan
haji kedalam umroh itu.
3. Tamattu’
Adalah melaksanakan ibadah haji dengan mendahulukan umroh daripada haji. Artinya,
setelah selesai umroh barulah mengerjakan haji
1. Menuju tempat miqat (tempat mulai niat umroh dan berpakaian ihram) di Bir Ali. Boleh
juga sejak di Madinah mulai memakai pakaian ihrom, tetapi niatnya tetap dimulai di Bir Ali.
Setelah berganti pakaian, shalat sunnah ihram 2 rakaat.
2. Sejak memakai pakaian ihrom, tidak boleh menggunakan wangi-wangian, mandi memakai
sabun, sikat gigi pakai odol, memakai peci atau pakaian lain, dan berhubungan suami isteri.
3. Sepanjang perjalanan menuju ke Makkah, membaca kalimat talbiyah sebanyak-banyaknya
4. Sesampai di Masjidil Haram, tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
- Putaran 1-3 berlari-lari kecil
- Putaran 4-7 berjalan kecil
- Tempat awal mulai tawaf : garis lurus (tapi garisnya tidak ada) antara pintu Ka'bah
dan tanda lampu yang di pasang di sisi masjid.
- Pada batas ini, sambil melihat ke Ka'bah, kita melambaikan tangan 3 kali sambil
mengucapkan : "Bismillah, Allahu Akbar".
- Sepanjang tawaf membaca do'a. Untuk mudahnya bisa membaca do'a
5.Shalat 2 rakaat di depan makam Ibrahim.
6.Minum air zam-zam. Sebelumnya berdoa terlebih dahulu.
7.Sa'i antara Shofa dan Marwa, 7 kali bolak balik.
- Cara menghitungnya : dari Shofa ke Marwa 1, Marwa ke Shofa 2, dan seterusnya,
berakhir di Marwa.
- Sa’i dilakukan dengan berjalan, tapi pada batas antara 2 lampu, berlari-lari kecil.
8.Cukur rambut.
- Boleh cukur sebagian.
- Lebih afdhol, cukur semua. (Biasanya, saat sampai di Marwa pada putaran
terakhir, cukur sebagian dulu tanda selesai umroh. Pada saat keluar masjid, ketemu
tukang cukur, baru cukur semua).
Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah” (Qs. Al-
Baqaroh;169)
Bersandar kepada dalil tersebut imam Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa
kedudukan umroh itu bersifat wajib dan minimal dilakukan seumur hidup sekali bbagi
yang mampu. Rujukan fardhunya tersebut terdapat disurat Al-Baqaroh yang
disebutkan diatas yang menegaskan tentang “sempunakanlah” itulah yang
menjelaskan pendapat bahwa umroh mempunyai hukum fardhu ‘ain.
2. Hukum Umroh Sunnah
Imam Maliki dan Imam Hanafi berpendapat bahwa ibadah umroh hukumnya sunnah.
Karena yang dimaksud ‘ammar dalam ayat(Al-baqaroh;196) tersebut adalah untuk
sunnah mu’akkad (sunah yang dipentinngkan)
Terdapat pahala yang berupa syafaat bagi peziarah makam Nabi Muhammad SAW Sejumlah
riwayat menyebutkan, syafaat tersebut juga bisa diperoleh Muslim yang rajin berziarah ke
makam Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah.
Dari Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘ "Barang siapa yang menziarahi
aku dan ia hanya berniat menziarahi aku, maka wajib bagiku untuk mensyafaatinya’." (HR
Thabrani)
Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan, tentunya semua orang
menginginkan syafaat Rasulullah ketika berada di pada masyhar yang sangat mengerikan.
Alangkah beruntunya orang telah dijamin Rasulullah SAW bahwa beliau akan memberikan
syafaat kepadanya.
Allamah Zarqani RA dalam kitabnya Mawahib menulis bahwa yang dimaksud adalah syafaat
yang khusus, yaitu diangkatnya derajat atau mendapatkan keamanan pada hari yang sangat
menakutkan.
Masuk surga tanpa hisab atau syafaat lainnya dari Nabi Muhammad adalah suatu
keberuntungan yang sangat diharapkan setiap manusia.
Ibnu Hajar menulis dalam Syarah Manasik-nya Imam Nawawi bahwa hadits yang berbunyi.
"Barangsiapa yang datang menziarahiku dan ia datang semata-mata untuk menziarahiku tidak
ada tujuan lain, maka hari kiamat wajib baginya syafaatku."
Maksud tidak ada tujuan yang lain kecuali menziarahiku adalah jangan sampai ada tujuan
yang tidak ada kaitannya dengan ziarah. Oleh karena itu niat itikaf di Masjid Nabawi dan
menziarahi kubur para sahabat yang lain tidak bertentangan dengan hadits di atas.
"Bahkan ulama kita telah menjelaskan bahwa yang paling baik adalah berniat juga
menziarahi Masjid Nabawi," katanya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Umroh ialah mengunjungi baitullah (ka’bah). Dalam pelaksanaannya, umroh memiliki syarat
wajib, rukun, wajib dan sunnah yang isinya sama seperti dalam pelaksaan haji. Yang
membedakan umroh dan haji ialah waktu dan pelaksanaannya. Apabila umroh bisa
dikerjakan kapan saja, sementara haji hanya bisa dilaksanakan pada bulan haji yaitu di bulan
dzulhijjah pada tanggal 9-12. Dan dalam pelaksanaannya haji harus ke Arafah, Muzdalifah
dan Mina sementara umroh tidak perlu.Ada perbedaan pendapat tentang hukum umroh yang
semuanya berdasarkan dalil. Ada yang berpendapat umroh hukumnya wajib da nada juga
yang berpendapat umroh hukumnya sunnah.Hakikat menziarahi makam Nabi Muhammad
sesunggunya adalah ajang untuk menghadirkan kembali makna-makna yang dapat mengisi
kehidupan dan kedamaian peradaban manusia.Salah satu makna tersebut, kata dia, adalah
menghadirkan kembali pentingnya ilmu pengetahuan bagi setiap umat Islam. Sebab Nabi
Muhammad SAW sendiri merupakan sosok yang dipenuhi lautan ilmu, beliau lah pondasi
yang sangat penting yang mengayuh perahu di samudera peradaban.Berziarah ke makam
Nabi juga dapat memacu jiwa untuk semakin menggali sejarah-sejarah peradaban Islam.
Sejarah yang mulia yang dimulai Nabi di Kota Makkah yang kala itu dipenuhi kejahilan
masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
ziaroh ke makam nabi muhammad. (2021, november kamis). Retrieved from republika.id:
https://www.republika.co.id/berita/qtgciu320/hakikat-berziarah-ke-makam-nabi-
muhammad-saw