Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH HADITS TARBAWI

Hadits-Hadits Tentang Pendidikan Rohani / Pendidikan Perasaan / Emosi

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi


Dosen pengampu :
Dr. H. Maslani, M.Ag.
Dr. Hasbiyallah, M.Ag.

Disusun Oleh :
Atang Suharna (2230040043
)
Chintia Nabilah (2230040044
)
Desi Nuralim (2230040050
)
Vina Dwi Pratiwi (2230040101
)
Yulita Anggitya Fauziah (2230040103
)
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023/1444 H

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu
tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul “Hadits-Hadits tentang Pendidikan Rohani /
Pendidikan Perasaan / Emosi” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Hadits Tarbawi” yang diampu oleh bapak Dr. Maslani, M.Ag. dan bapak
Dr. Hasbiyallah, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Hadits Tarbawi.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek
lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-
lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan penulis dapat menginspirasi
para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada
makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 10 Oktober 2023

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Pendidikan Rohani......................................................................5
B. Implementasi Pendidikan Rohani Terhadap Anak........................................6
C. Hadits-Hadits tentang Pendidikan Perasaan/Emosi....................................13
D. Pengaruh Pendidikan Rohani Terhadap Kesehatan Mental........................16
BAB II....................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
A. Simpulan.....................................................................................................23
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan merasakan berbagai macam perasaan atau
emosi. Terkadang diliputi perasaan cinta, benci, takut, aman, tenang, sedih, marah, cemburu,
iri, dan emosi-emosi lainnya. Psikolog meneliti secara rinci, unsur-unsur, faktor penyebab
dan pengaruhnya terhadap perilaku manusia dari aspek fisik dan mentalnya.
Kesuksesan hidup manusia dipengaruhi oleh faktor Emosional Question (EQ), di
samping Intelegensi Question (IQ). Artinya kedua faktor memberikan kontribusi dalam
kesuksesan dalam menjalani hidup dan kehidupan. Tentunya, tidak melepaskan dari usaha
dan ikhtiar lahir dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Bahkan dari beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor emosi lebih dominan dalam
mencapai kesuksesan baik dalam dimensi vertikal mau pun horizontal yang bahasa Islam
disebut dengan “Habluminallah wa habluminannas“, hubungan dengan Allah SWT dan
hubungannya dengan sesama, bahkan dengan lingkungannya.
Dalam Al Quran persoalan emosi sering disebut dengan kalbu. Kata “Qalb” banyak di
jumpai di dalam Al Quran. Bahkan di dalam hadis Rasulullah SAW banyak ditemukan kata-
kata kalbu yang menunjukkan bahwa qalbu menempati posisi penting dalam meraih
kebermaknaan hidup dan kehidupan baik masa sekarang mau pun yang akan datang.
Ayat-ayat Al Quran dan hadis dalam mengurai makna emosi digambarkan kondisi
perasaan senang, takut, marah, benci, gembira, sedih, kecewa, atau dalam keadaan yang lain.
Jika demikian terdapat makna bahwa emosi menurut Al Quran itu terbagi pada emosi yang
besifat positif dan emosi negatif.
Emosi negatif akan mengantarkan manusia ke dalam keburukan, kehinaan dan
merugikan diri sendiri juga orang lain seperti kasus peundungan dan buliying yang dilakukan
oleh siswa sekolah menengah pertama di daerah jawa tengah. Seperti yang diberitakan oleh
Detik.com, Masyarakat dihebohkan oleh kekerasan di kalangan anak SMP di Cilacap, Jawa
Tengah. Kasus perundungan itu viral lewat video di media sosial. Polisi mengungkap motif di
balik penganiayaan tersebut. Kapolresta Cilacap Kombes Fannky Ani Sugiharto menyebut
kejadian tersebut disebabkan oleh pelaku MK tidak terima korban berinisial FF (14) mengaku
sebagai bagian dari kelompok Barisan Siswa (Basis). Penganiayaan brutal yang dilakukan

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


oleh MK (15) kepada FF (14) membuat korban mengalami cedera cukup parah, yakni patah
tulang rusuknya. Kasat Reskrim Polresta Cilacap Kompol Guntar Arif Setyoko menyebut,
dari hasil rontgen di RSUD Majenang, tulang rusuk sebelah kiri korban patah.1
Emosi negatif yang tergambar dalam berita di atas sangat miris sekali bagi dunia
pendidikan kita. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu dan pembinaan
pendidikan rohani malah yang terjadi sebaliknya. Sedangkan emosi positif mengantar
manusia pada keimanan dan keyakinan akan kebenaran yang hakiki dan menjadi
pembelajaran sekaligus penggerak dalam melaksanakan ibadah dan ketaatan pada Allah
SWT.
Berkaitan dengan beberapa penjelasan di atas, penulis akan lebih dalam membahas
tentang “Pendidikan rohani, perasaan, emosi dalam Kajian Hadits Tarbawi.” Semoga
pembahasan kami dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembacanya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendidikan Rohani
2. Implementasi Pendidikan Rohani Terhadap Anak
3. Hadits-hadits tentang Pendidikan perasaan/emosi
4. Pengaruh Pendidikan Rohani Terhadap Kesehatan Mental

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Rohani
2. Untuk mengetahui implementasi Pendidikan Rohani Terhadap Anak
3. Untuk mengetahui hadits-hadits pendidikan perasaan/emosi
5. Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Rohani Terhadap Kesehatan Mental

BAB II
1
"Motif Bullying di Cilacap hingga 2 Pelaku Jadi Tersangka" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6957770/motif-
bullying-di-cilacap-hingga-2-pelaku-jadi-tersangka.

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarbiyah Ruhiyah (pendidikan rohani)


Tarbiyah dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai pendidikan dan
ruhiyah sebagai rohani, sehingga kalimat tarbiyah ruhiyah dapat diartikan sebagai
pendidikan rohani. ‘Alī ‘Abd al-Halīm Mahmūd melihat al-tarbīyah al- rūhīyah
sebagai upaya internalisasi rasa cinta kepada Allah SWT pada hati peserta didik.
Upaya ini menjadikan mereka mengharapkan rida-Nya di setiap ucapan, aktivitas,
kepribadian, tingkah laku, serta menjauhi segala yang dibenci- Nya. Pendidikan
Ruhani merupakan pendidikan mengasah pikiran, hati, dan tubuh dalam menapaki
pengalaman-pengalaman sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
(Marifatullah). Pendidikan Spiritual juga dikenal sebagai pendidikan kepribadian
yang didasarkan kepada kecerdasan emosional dan spiritual (ruhaniah) yang bertumpu
pada masalah diri.2
Ruh tidak terlihat dan tidak diketahui materi dan cara kerjanya, ia adalah alat
untuk mengadakan kontak dengan Allah. Sesuai dengan fitrahnya yaitu alat
yang membawa manusianya kepada Tuhan. Ia sesungguhnya merupakan sebagian
dari ruh Allah yang telah diberikannya kepada segumpal tanah. 3 Karena al- rūh kekal,
dan merupakan media yang menghubungkan manusia dengan penciptanya 4. Oleh
karena kedudukannya yang penting tersebut maka ruh harus diaktualkan atau
ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan
ruhani. Manusia yang berhasil membina ruhaniahnya ia akan menjadi manusia yang
dinamis dalam karya dan ketundukan kepada Allah SWT.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan rohani adalah “usaha
merubah, mengarahkan, melatih dan membimbing serta mempengaruhi unsur-unsur
kerohanian yang bersifat dinamis itu menuju ke arah tujuan pendidikan yang dicita-
citakan menurut ukuran-ukuran Islam”.5

B. Implementasi Pendidikan Ruhiyah Terhadap Anak

2
Saifudin Zuhri, Tarbiyah Ruhiyah (Pendidikan Ruhani)Bagi Anak Didik dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Islam,
Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar Vol. 2, NO. 1, (Januari-Juni 2019), hal. 43.
3
Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT. Alma’arif, 1993, Jilid III, hal.56
4
Saifudin Zuhri, Tarbiyah Ruhiyah (Pendidikan Ruhani)Bagi Anak Didik dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Islam,
Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar Vol. 2, NO. 1, (Januari-Juni 2019), hal. 40.
5
M. Amir Langko, Metode Pendidikan Rohani Menurut Agama Islam , Jurnal Ekspose, Vol. 23, No.1, (Juni 2014), hal. 48.

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


Ruh akan senantiasa tumbuh dan berkembang saat tersambung dengan
penciptanya. Sebaliknya, ruh akan layu dan redup jika terputus dengan penciptanya.
Diantara beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mendidik aspek ruhiyah peserta
didik adalah:
1. Membiasakan Anak dengan Ibadah
Pembiasaan ibadah dilakukan secara bersama-sama bukan hanya
menyuruh anak didik. Sehingga pendidik dapat menjadi suri tauladan bagi
peserta didiknya. Pembiasaan ibadah di sekolah dapat dilakukan dengan
merutinkan shalat fardlu dan duha. Sebab shalat adalah hubungan paling
kuat antara hamba dengan Tuhannya. Orang-orang yang terbiasa shalat
khusyu’ dalam sholatnya, ruhnya seakan menyatu dengan Rabbnya, oleh
karena itu tidak heran jika mereka tidak merasakan peristiwa apapun yang
terjadi di sampingnya.

‫َأَّو ُل َم ا َحُياَس ُب ِبِه الَع بُد َي ْو َم اْلِقَياَم ِة صَالته َف ِإ ْن اَك َن َأَتَّم َه ا ُكِتَبْت ُهَل اَت َّم ًة َو ْن َلْم‬
‫ِإ‬
‫ اْنُظ ُر وا َه ْل ِجَتُد وَن ِلَع ْب ِد ى ِم ْن َتَط ُّو ٍع‬: ‫ ِلَم الِئَكِت ِه‬-‫ع ز و جل‬- ‫يكن َأَتَّم َه ا َق اَل هللا‬
‫َفُتِمْكُلوَن َهِبا َفِر يَض َتُه َّمُث الَز اَك ة كذكل َمُث ُتْؤ َخ ُذ اَألَمْع اُل َعىَل َح َس ِب َذ َكِل‬
“Amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba
pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya sempurna, maka akan
dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya tidak
sempurna Allah Ta’ala berkata pada malaikat-Nya, “Lihatlah kalian
apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah, maka sempurnakanlah
shalat wajibnya? Kemudian zakat pun demikian. Kemudian amalan-
amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud)
Sebagaimana halnya ibadah shalat, anak-anak juga dapat di didik untuk
melakukan ibadah puasa jika dirasa telah mampu. Faedah perintah ini
adalah agar anak segera mempelajari hukum-hukum ibadah sejak kecil
agar terbiasa saat dewasa. Selain itu juga agar anak terdidik untuk taat
kepada Allah, melaksanakan hak- Nya serta bersyukur kepada-Nya. Dan
yang lebih penting adalah anak- anak bisa terjaga kesucian ruhiyahnya,
kesehatan fisiknya, kebaikan akhlaknya, serta lurus per- kataan dan
perbuatannya.6 . Ibadah puasa dapat menguatkan ruh. Puasa juga dapat
6
Ulwan, Nasih. tt. Pendidikan Anak dalam Islam.Tahqiq: Ihsan Al ‘Utaibi. 2005 hal. 113

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


menjaga diri dari ajakan syetan. Makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuh manusia membuat jalan syetan semakin terbuka. Rasulullah
SAW. bersabda:
Muhammad bin Yahyâ telah menceritakan kepada kami, dia berkata: Abû
‘Asim telah menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Rifâ’ah dari
Suhail bin Abî Sâlih dari ayahnya dari Abû Hurairah :berkata Rasulullah
saw bersabda: “berbagai amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari
senin dan kamis, maka Aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan
Aku sedang berpuasa”. (HR.Tirmidzî)7
Puasa senin kamis dapat menjadi pembiasaan bagi peserta didik dalam
meningkatkan keruhaniannya. Puasa sunnah senin kamis dapat dijadikan
sebagai program sekolah dalam mencapai penanaman keruhanian pada
peserta didik. Pembiasaan ini dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat
sekolah khususnya guru. Karena ketika pembiasaan sunnah dilakukan
bersama-sama maka akan terasa ringan.
Dalam berpuasa, peserta didik diajarkan untuk mengontrol emosional
dalam dirinya. Hal ini dapat berpengaruh baik untuk proses pembelajaran.
Puasa juga dapat menjadi perisai manusia dari api neraka, puasa juga dapat
menjadi perisai manusia dari tumbuh dan berkembang penyakit-penyakit
hati dan penyakit-penyakit fisik yang menyerang tubuh manusia,
sebagaimana sabda Rasulullah:
8
(‫الصيام جنة )رواه البخاري ومسمل‬
Artinya: “Puasa itu perisai.” (HR Bukhâri Muslim)
2. Mengajarkan Al-Qur’an
Dalam literatur hadis lain, dijelaskan juga tentang keutamaan membaca
Al-Qur'an. Antara lain, bahwa Allah akan menurunkan ketenangan, rahmat
dan memuji suatu kaum yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an, serta
malaikat akan melingkarinya.

7
Khozinatin Luluk, Keutamaan Puasa Sunnah dalam Prespektif Hadis (Kajian Tematik), Jakarta: FK Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah, 2017, hal. 33
8
Khozinatin Luluk, Keutamaan Puasa Sunnah dalam Prespektif Hadis (Kajian Tematik), Jakarta: FK Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah, 2017, hal. 3

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


‫ « َو َم ا اْج َتَم َع َقْو ٌم يِف َبْيٍت‬: ‫ َقاَل َر ُس ْو ُل هللا‬: ‫َع ْن َأيِب ُه َر ْيَر َة َر َيِض ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ إ َّال َنَز َلْت َعَلِهْي ُم الَّس ِكيَنُة َو َغِش َيُهْتُم‬، ‫ َو َيَتَد اَر ُس وَنُه َبْيُهَنْم‬، ‫ِم ْن ُبُيوِت ِهللا َيْتُلوَن ِك َتاَب ِهللا‬
‫ َو َذ َكَر ُمُه ُهللا ِف َميْن ِع ْنَد ُه » َر َو اُه ُم ْس ُمِل‬، ‫ َو َح َّفُهْتُم اْلَم َالِئَكُة‬، ‫الَّر َمْحُة‬.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah
suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah
(masjid), untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, kecuali akan
diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka dilingkupi rahmat Allah,
para malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut
mereka di hadapan makhluk-Nya yang berada didekat-Nya (para malaikat).”
(HR. Muslim)

‫ « َخريمُك‬: ‫ قاَل رسوُل اِهَّلل َص ىّل ُهللا َعَلْي ِه وَس مَّل‬: ‫عن عامثَن بن عفاَن رَيض اهَّلل عنُه قال‬
‫َمْن َتَعَمَّل الُقْر آَن َو عَّلمُه » رواه البخاري‬9
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari).
Maksud dari belajar Al-Qur`an di sini, yaitu mempelajari cara
membaca Al-Qur`an. Maka dari itu dibuatlah namanya pembelajaran ilmu
tajwid. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat membaca Al-Qur`an
secara tartil dan benar seperti ketika Al-Qur`an diturunkan. Karena Allah dan
Rasul-Nya sangat menyukai seorang muslim yang pandai membaca Al-
Qur’an. Bagi peserta didik, di samping mepelajari bacaannya, juga perlu
belajar tentang isi Alquran sehingga dapat meraih pengetahuan yang luas dari
berbagai generasi. Segala jenis ilmu pengetahuan dari dulu hingga sekarang
sudah tertulis lengkap di dalam kitab suci Alquran.
Al-Qur’an disebut juga dengan Assyifa yang artinya pengobat. Dalam
hal ini, manfaat membaca Alquran yaitu mengobati segala jenis penyakit
mulai dari penyakit fisik, hati, jiwa, dan pikiran. Sebagai seorang guru, kita
juga dapat mengajarkan sebuah ketenangan batin melalui Al-Qur’an. Karena

9
Muhammad Abdurrasyid Ridlo, Susanti Vera, Ecep Ismail, Studi Tematik Hadis tentang Keutamaan Membaca Al-Quran,
Gunung Djati Conference Series, Volume 8, (2022), hal. 98

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


ketenangan batin dan pikiran dapat menjadikan peserta didik lebih fokus
dalam pembelajaran.
3. Membiasakan Zikir
Secara umum, makna zikir adalah segala prilaku, perkataan ataupun
keyakinan yang bertujuan untuk menjalankan perintah Allah Swt dan
menjauhi larangannya. Orang yang belajar agama karena Allah adalah
berzikir. Oleh sebab itu, amal yang paling baik melebihi segala amal
adalah zikrullah karena ia meliputi segala amal kebajikan yang ditujukan

untuk Allah Swt sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


‫ (( َأَال ُأَنِّبُئْمُك‬: – ‫ َقاَل َر ُس وُل هللا – َص ىَّل ُهللا َعَلْي ِه َو َس َمَّل‬: ‫ َقاَل‬، – ‫َو َع ْن َأيِب اَّدل ْر َد اِء – َر َيِض ُهللا َع ْنُه‬
‫ َو َخ ٍرْي َلْمُك‬، ‫ َو َخ ٍري َلْمُك ِم ْن إ ْنَفاِق اَّذل َهِب والِفَّض ِة‬، ‫ َو َأْر َفِع َها يِف َد َر َج اِتْمُك‬، ‫ َو َأْز اَك َها ِع ْنَد َم ِليِكْمُك‬، ‫َخِبِرْي َأْع امِلْمُك‬
‫ َر َو اُه‬. )) ‫ (( ِذْكُر هللا َتَع اىَل‬: ‫ َقاَل‬، ‫ َبىَل‬: ‫ِم ْن َأْن َتْلَقوا َعُد َّو ْمُك َفَتِرْض ُبوا أْع َناَقُهْم َو َيِرْض ُبوا أْع َناَقْمُك ؟ )) َقاَلوا‬
‫ ْس َناُد ُه ِحَص ْي ٌح‬: ‫ َقاَل اَحلاُمِك َأُبو َع ْب ِد هللا‬، ‫الرِّت ْم ِذ ي‬10
‫ِإ‬
Artinya: Rasulullah Saw bersabda: Maukah kamu kuberitahu mengenai
amal yang paling baik dan paling suci di sisi Tuhanmu dan paling tinggi
derajatnya serta lebih dari bersedekah dengan emas dan perak atau
berjihad di jalan Allah sehingga kamu memenggal leher musuhmu atau
mereka memenggal lehermu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw: amal apakah itu wahai Rasulullah Saw? Beliau bersabda: menyebut
dan mengingat Allah (diriwayatkan oleh Muslim).

Dzikir mempunyai efek pendekatan diri pribadi kepada Allah SWT yang
mengandung arti penginsanan diri akan makna kehidupan, yaitu berpangkal
dari kenyataan bahwa kita berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada- Nya.
Dengan demikian setidaknya manusia mempunyai pembenteng diri dari
kemungkinan tergelincir kepada kejahatan. Sedangkan pikiran sebagai
gandengannya, dan merupakan hal yang tidak kalah penting karena setelah
manusia menggunakan potensi berpikirnya dengan benar, maka ilmu

10
Tarmizi, Pendidikan Rohani dalam Al-Quran, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 02, No. 2, (Desember 2016), hal.
133

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


pengetahuan yang akan mereka dapatkan akan menjadi bekal mereka dalam
melaksanakan tugas sebagai khalifah di bumi .

Dalam pendidikan Islam, orang yang berakal (Ulul Albab) adalah


orang yang memiliki dua hal yaitu tazakkur (mengingat Allah SWT), dan
tafakkur (memikirkan ciptaan Allah SWT). Dengan melakukan dua hal
tersebut ia akan sampai kepada hikmah yang berada dibalik proses
tazakkur (mengingat) dan tafakkur (berpikir) yaitu mengetahui,
memahami, dan menghayati bahwa dibalik fenomena alam dan segala
sesuatu yang ada didalamnya menunjukkan adanya Sang Pencipta.11
4. Membiasakan Anak Bersosialisasi
Ibnu Khaldun seorang sosiolog muslim ternama mengatakan
bahwa; manusia menurut fitrahnya adalah makhluk sosial. Manusia
membutuhkan orang lain dalam hampir semua kegiatannya. Begitu juga
dalam kebutuhan rohani, manusia tetap membutuhkan orang lain.
Misalnya dalam shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha, tidak bisa
dilaksanakan jika hanya sendirian.12
Mencari teman juga penting dalam menuntut ilmu. Belajar yang
dilakukan bersama-sama lebih memberi makna dan menguatkan semangat
belajar. Bahkan belajar bersama memiliki kedudukan tersendiri menurut
Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
‫َو َم ا اْج َتَم َع َقْو ٌم ىِف َبْيٍت ِم ْن ُبُيوِت اِهَّلل َيْتُلوَن ِكَتاَب اِهَّلل َو َيَتَد اَر ُس وَنُه َبْيُهَنْم َّال َنَز َلْت‬
‫ِإ‬
‫َعَلِهْي ُم الَّس ِكيَنُة َو َغِش َيُهْتُم الَّر َمْحُة َو َح َّفُهْتُم اْلَم َالِئَكُة َو َذ َكَر ُمُه اُهَّلل ِف َميْن ِع ْنَد ُه‬
“Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah (masjid)
yang mereka sedang membaca Al-Qur’an dan saling mengajarkan
antara mereka, niscaya akan turun kepada mereka ketenangan dan
rahmat, serta mereka dilindungi para malaikat, dan mereka disebut-
sebut oleh Allah diantara para makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR.
Muslim)

11
Asep Kurnia, Nurwadjah Ahmad EQ, Andewi Suhartini, Konsep Berpikir dan Dzikir sebagai Proses Pendidikan Islam,
Jurnal Bestari, Vol. 18, No. 1, (2021), hal. 52
12
Saifudin Zuhri, Tarbiyah Ruhiyah (Pendidikan Ruhani)Bagi Anak Didik dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Islam,
Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar Vol. 2, NO. 1, (Januari-Juni 2019), hal. 47.

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


Hadits ini oleh sebagian ulama dimaksudkan bagi mereka yang
berkumpul dalam rangka berzikir. Namun sebagian yang lain
mengatakan dalam konteks menuntut ilmu. Meskipun demikian
keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, karena zikir (ingat) juga
mencakup segala aspek yang mengandung arti mengingatkan, karena
salah satu unsur dalam sebuah pembelajaran dan pendidikan Islam adalah
mengingatkan seseoranguntuk selalu dekat dengan penciptanya,berpikir
tentang hakekat dirinya, dan untuk berbuat baik kepada masyarakat di
sekitarnya
5. Menyampaikan Kisah Nabi dan Para Sahabat
Al-Qur’an banyak sekali mengandung kisah umat terdahulu. Baik umat
yang baik maupun yang buruk. Tujuannya agar bisa diambil pelajaran.
Seorang anak bahkan siapa pun juga ketika memperoleh pendidikan
melalui sebuah kisah makan akan cenderung lebih mudah menerima dan
tidak mudah tersinggung. Disamping itu, penyampaian pendidikan melalui
kisah lebih menyentuh hati dan anak tidak akan cepat melupakannya.
Rasulullah SAW bersabda:
‫َّن اَهَّلل َتَع اىَل َنَظ َر يِف ُقُلوِب اْلِع َباِد َفاْخ َتاَر ُم َح َّم ًد ا َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َفَبَع َثُه‬
‫ِإ‬
‫ َّمُث َنَظ َر يِف ُقُلوِب الَّناِس َفاْخ َتاَر َأَحْص اَبُه َفَجَع َلُهْم ُو َز َر اَء َنِب ِّي ِه‬، ‫ َو اْنَتَخ َبُه ِبِع ْلِم ِه‬، ‫ِبِر َس اَلِتِه‬
، ‫ َفَم ا َر آُه اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َح َس ًنا َفُهَو ِع ْنَد اِهَّلل َح َس ٌن‬، ‫ َو َأْنَص اَر ِد يِنِه‬، ‫َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل‬
‫َو َم ا َر آُه اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َقِبيًح ا َفُهَو ِع ْنَد اِهَّلل َقِبيٌح‬
“Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati hambanya, lalu Ia memilih
Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam dan mengutusnya dengan
risalah. Allah Ta’ala memperhatikan hati-hati manusia, lalu Ia memilih
para sahabat Nabi, kemudian menjadikan mereka sebagai pendamping
Nabi-Nya dan pembela agama-Nya. Maka segala sesuatu yang dipandang
baik oleh kaum Mu’minin -yaitu Rasulullah dan para sahabatnya, itulah
yang baik di sisi Allah. Maka segala sesuatu yang dipandang buruk oleh
kaum Mu’minin, itulah yang buruk di sisi Allah.” (HR. At Thabrani)
Ketika pendidikan melalui kisah tertanam dalam diri anak, besar
kemungkinan dirinya akan terpengaruh. Apalagi kisah yang disampaikan

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


tentang Nabi dan Rasul serta orang-orang saleh. Jika anak sudah
terpengaruh ia pun berpeluang untuk mengubah dirinya, mencontoh
kebaikannya dan dapat mengambil hikmah dari kisah yang disampaikan.13
6. Memperdengarkan Nasyid
Bagian penting dalam mendidik ruhiyah anak adalah
memperdengarkan nasyid-nasyid yang baik maknanya. Karena ungkapan
beserta nada yang indah akan lebih menyentuh ruhiyah seseorang. Musik
dan nyanyian mempunyai hubungan yang erat dengan jiwa. Karena jiwa
manusia pada fitrahnya menyukai seni dan hiburan. Misalnya, penglihatan
(mata) ingin menikmati sesuatu yang cantik, pendengaran (telinga) ingin
mendengar suara yang merdu dan berirama.14
Lagu nasyid dapat menjadi sebuah pesan dakwah dalam dunia
pendidikan. Namun, lagu nasyid harus mencakup hal-hal yang berkenaan
dengan masalah akidah, syariat dan akhlak. Hal ini bisa dijadikan sarana
untuk mengantarkan materi pendidikan, asal tidak berlebih-lebihan hingga
melupakan ibadah yang pokok seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an,
dan dzikir kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW. bersabda dalam sebuah hadits :

‫َّن َهللا ِمَج ْي ٌل ِحُي ُّب اْلَج َم اَل‬


‫ِإ‬
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.”(HR.Muslim)

Nasyid sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Nasyid adalah
salah satu seni Islam dalam bidang suara. Biasanya merupakan nyanyian yang
bercorak Islam dan mengandung kata-kata nasihat, kisah para Nabi, memuji
Allah, dan yang sejenisnya. Syair Thola’al Badru ‘Alaina juga merupakan
syair yang dinyanyikan kaum muslimin saat menyambut kedatangan
Rasulullah SAW ketika pertama kali hijrah ke Madinah.15

13
Mulyanto. Kisah-Kisah Teladan untuk Keluarga. Jakarta: Gema Insani Press. 2004. Hal. 8
14
Eri Satria Bin Sanusi, Roslan Mohamed, Analisis Terhadap Peranan Nasyid dalam Dakwah, Jurnal Ilmiah Islam Futura,
Vol. 16, No. 2, (Februari 2017), hal. 238
15
Saifudin Zuhri, Tarbiyah Ruhiyah (Pendidikan Ruhani)Bagi Anak Didik dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Islam,
Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Dasar Vol. 2, NO. 1, (Januari-Juni 2019), hal. 49

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


C. Hadits-Hadits tentang Pendidikan Perasaan dan Emosi

A. Hadits 1: Mengendalikan amarah

1. Riwayat hadits dan sumbernya

Hadits tentang mengendalikan amarah yang sering dikutip berasal dari koleksi
hadits Sahih al-Bukhari. Berikut adalah riwayat haditsnya:

Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Orang yang kuat bukanlah yang mampu mengalahkan orang lain dalam
pertarungan, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah." (Sahih al-Bukhari)

Hadits ini adalah salah satu hadits yang sangat terkenal dan memiliki dampak
besar dalam mengajarkan pentingnya mengendalikan amarah dalam Islam.
Riwayat hadits ini dapat ditemukan dalam kitab Sahih al-Bukhari, yang
dianggap sebagai salah satu koleksi hadits yang paling sahih dan dihormati
dalam Islam.

2. Pesan tentang pentingnya mengendalikan amarah

a. Kemampuan Mengendalikan Diri: Hadits ini menekankan bahwa sejati


kekuatan bukanlah kemampuan fisik untuk mengalahkan orang lain,
melainkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, khususnya dalam
situasi di mana amarah muncul. Ini menunjukkan bahwa pengendalian diri
adalah kualitas yang sangat dihargai dalam Islam.
b. Mencegah Konflik dan Kerusakan: Mengendalikan amarah membantu
dalam mencegah tindakan impulsif yang bisa memicu konflik dan merusak
hubungan. Ini berarti bahwa, dengan mengendalikan amarah, seseorang
berkontribusi pada menciptakan perdamaian dan keharmonisan dalam
masyarakat.
c. Peningkatan Hubungan Sosial: Pesan dari hadits ini mencerminkan
pentingnya mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain.
Mengendalikan amarah membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih
positif dan membantu individu menjalin hubungan yang lebih baik dengan
sesama.
d. Kepatuhan Terhadap Ajaran Islam: Hadits ini juga menunjukkan
bahwa pendidikan rohani dalam Islam mencakup pengendalian emosi negatif
seperti amarah. Melalui mematuhi ajaran ini, seseorang mendekatkan diri
kepada Allah dan mematuhi nilai-nilai etika dan moral Islam.
e. Kesabaran: Pesan hadits ini juga terkait dengan kesabaran, yang
merupakan karakteristik yang sangat dihargai dalam Islam. Kesabaran dalam
menghadapi situasi yang bisa memicu amarah adalah tanda dari ketakwaan
dan ketaatan kepada Allah.

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


Dengan demikian, pesan penting dari hadits ini adalah bahwa mengendalikan
amarah adalah kunci untuk perkembangan pribadi yang lebih baik, menjaga
kedamaian, dan memupuk hubungan yang positif dengan sesama manusia
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

B. Hadits 2: Menjaga hati dari hasad (iri hati)

1. Riwayat hadits dan sumbernya

Hadits yang berbicara tentang menjaga hati dari hasad (iri hati) adalah sebagai
berikut:

Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Jauhilah hasad, karena hasad memakan amal sebagaimana api memakan kayu
bakar." (Sahih al-Bukhari)

Riwayat hadits ini dapat ditemukan dalam koleksi hadits Sahih al-Bukhari,
yang dianggap sebagai salah satu koleksi hadits yang paling sahih dan
dihormati dalam Islam. Hadits ini memberikan pesan yang sangat penting
tentang bahaya hasad (iri hati) dan pentingnya menjaga hati dari perasaan iri
terhadap orang lain. Iri hati dinyatakan dalam hadits sebagai sesuatu yang
dapat merusak amal dan perbuatan seseorang, mirip dengan cara api merusak
kayu bakar. Pesan dari hadits ini adalah untuk mendorong umat Islam agar
menjauhi hasad dan menjaga hati mereka agar selalu bersih dari perasaan
tersebut.

2. Pesan tentang bahaya hasad dan pentingnya menjaga hati

a. Bahaya Hasad: Hadits ini mengingatkan umat Islam tentang betapa


berbahayanya hasad (iri hati). Iri hati adalah perasaan negatif yang dapat
merusak amal dan perbuatan seseorang, mirip dengan cara api yang merusak
kayu bakar. Ini menunjukkan bahwa hasad adalah tindakan yang sangat tidak
diinginkan dalam Islam, dan dapat menghancurkan kebaikan yang telah
dikerjakan oleh seseorang.
b. Kerugian Spiritual dan Moral: Pesan dari hadits ini menyoroti bahwa
hasad tidak hanya berdampak pada dunia, tetapi juga berdampak pada aspek
spiritual dan moral. Iri hati dapat merusak hubungan dengan Allah dan
merusak moralitas individu.
c. Pentingnya Menjaga Hati: Hadits ini juga menggarisbawahi
pentingnya menjaga hati dari perasaan hasad. Menjaga hati adalah suatu
kewajiban dalam Islam, dan ini mencakup menghindari iri hati, menghormati
keberhasilan dan karunia orang lain, serta bersyukur atas apa yang telah Allah
berikan.
d. Mendorong Kebersamaan dan Kebaikan: Hadits ini juga mengajarkan
umat Islam untuk mendukung dan mendorong kebersamaan serta kebaikan.
Alih-alih iri terhadap kesuksesan orang lain, Islam mendorong umatnya untuk

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


bersukacita dengan kebahagiaan dan keberhasilan sesama Muslim, serta
memberikan dukungan dan doa kepada mereka.
e. Pengingat untuk Bersyukur: Melalui pesan tentang bahaya hasad,
hadits ini juga mengingatkan umat Islam tentang pentingnya bersyukur atas
karunia yang telah diberikan Allah. Bersyukur adalah cara untuk menjaga hati
dari hasad dan menjaga hubungan yang sehat dengan Allah.
Dengan demikian, hadits ini memberikan pesan kuat tentang bahaya hasad dan
pentingnya menjaga hati dari perasaan iri. Iri hati adalah sikap yang merusak,
dan Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhinya dan menjaga hati mereka
agar selalu bersih dan penuh dengan kebaikan, syukur, dan kasih sayang.

C. Hadits 3: Menyikapi kesedihan dan kekecewaan

1. Riwayat hadits dan sumbernya

Hadits tentang cara menyikapi kesedihan dan kekecewaan adalah sebagai


berikut:

Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Tidaklah seorang mukmin mengalami kepenatan, kesakitan, kesedihan, atau


bahkan rasa gugup yang hanya menimpa dirinya, kecuali Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya dengannya." (Sahih al-Bukhari)

Hadits ini juga dapat ditemukan dalam koleksi hadits Sahih al-Bukhari, yang
dianggap sebagai salah satu koleksi hadits yang paling sahih dan dihormati
dalam Islam. Hadits ini memberikan pesan tentang bagaimana seorang
mukmin seharusnya menyikapi kesedihan dan kekecewaan dalam hidupnya.
Pesan dari hadits ini adalah bahwa kesulitan dan kesedihan yang dialami oleh
seorang mukmin dapat berfungsi sebagai penghapus dosa-dosa mereka jika
mereka bersabar dan bersikap tawakal kepada Allah dalam menghadapinya.

2. Pesan tentang cara Islam menyikapi kesedihan dan kekecewaan

a. Kepatuhan dan Kesabaran: Hadits ini mengajarkan pentingnya


ketundukan dan kesabaran saat menghadapi kesedihan dan kekecewaan.
Seorang mukmin diharapkan untuk menerima cobaan ini dengan penuh
kesabaran dan rida kepada Allah, karena Allah dapat menghapuskan dosa-dosa
mereka melalui kesulitan yang mereka alami.
b. Kepedulian Allah terhadap Individu: Pesan dari hadits ini
menunjukkan bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan
dalam kesedihan dan kekecewaan, Allah tetap peduli terhadap individu dan
memberikan peluang untuk mendapatkan ampunan dan pahala dengan sabar
dan tawakal kepada-Nya.
c. Perspektif Positif: Islam mendorong umatnya untuk melihat sisi positif
dalam setiap kesulitan yang mereka alami. Meskipun kesedihan dan

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


kekecewaan mungkin sulit, mereka dapat menjadi peluang untuk pertumbuhan
spiritual, pembersihan dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah.
d. Menghindari Keluhan Berlebihan: Islam juga mengajarkan untuk tidak
mengeluh berlebihan saat menghadapi kesedihan. Keluhan yang berlebihan
dapat menghalangi penerimaan cobaan sebagai penghapus dosa dan sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
e. Tawakal kepada Allah: Pesan dari hadits ini menekankan pentingnya
tawakal kepada Allah dalam menghadapi kesedihan. Tawakal adalah tindakan
melepaskan diri kepada kehendak Allah dan mempercayakan-Nya sepenuhnya
dalam mengatasi kesulitan.
Dengan demikian, Islam mengajarkan umatnya untuk menyikapi kesedihan
dan kekecewaan dengan kesabaran, tawakal kepada Allah, dan sikap positif.
Kesedihan adalah bagian alami dari kehidupan, dan Islam memberikan
kerangka kerja yang kuat untuk menghadapinya dengan bimbingan agama dan
harapan atas ampunan dan rahmat Allah.

D. Pengaruh Pendidikan Rohani Terhadap Kesehatan Mental


Pendidikan rohani merupakan pendidikan dasar bagi seluruh manusia. Rasulullah
SAW. memberi pengajaran pendidikan berawal dari aqidah dan keimanan. Dimana
pondasi aqidah dan keimanan sebagai langkah awal membentuk peradaban yang kokoh,
mereformasi tatanan pemerintah dari jahiliyah menuju cahaya ke-Islam-an. Dari pondasi
yang kokoh inilah menjadi landasan yang menguatkan aturan dan melahirkan sebuah
amal-amal shalih.

Dalam QS. Ibrahim : 24-25 dijelaskan;

‫َو َفْر ُع َها ِفى ٱلَّس َم ٓاِء‬ ‫َأَلْم َتَر َكْيَف َض َر َب ٱُهَّلل َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َكَش َجَر ٍة َطِّيَبٍة َأْص ُلَها َثاِبٌت‬
‫َيَتَذَّك ُروَن‬ ‫ُتْؤ ِتٓى ُأُكَلَها ُك َّل ِح يٍۭن ِبِإْذ ِن َر ِّبَها ۗ َو َيْض ِر ُب ٱُهَّلل ٱَأْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَع َّلُهْم‬

Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat


perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit,Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
Apakah kamu tidak mengetahui -wahai Rasul- bahwa Allah membuat
perumpamaan bagi kalimat Tauhid yaitu lā ilāha illallāh dengan sebuah pohon yang

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


baik, yaitu kurma, akarnya tertanam kokoh di dalam tanah, akar-akarnya mencari air
di sana, sedangkan batangnya menjulang ke angkasa menyerap embun dan menghirup
udara yang segar.16
Pohon itu memberikan buah-buahannya setiap waktu dengan izin tuhannya.
Dan demikianlah pohon keimanan, akarnya kokoh di hati seorang mukmin, dalam
bentuk ilmu dan keyakinan, sedang cabangnya, berupa amal-amal shalih dan akhlak-
akhlak yang diridhai di angkat kepada Allah dan ia menggapai pahalanya setiap
waktu. Dan Allah mengadakan perumpamaan-perumpamaan bagi manusia agar
mereka ingat dan mau menerima nasihat, kemudian mengambil pelajaran darinya. 17
Pendidikan rohani haruslah menjadi nomor satu agar pendidikan yang lainnya
dapat maju sesuai kebutuhan masyarakat. Pendidikan agama Islam harus menjadi
prioritas dibanding pendidikan umum lainnya, dengan harapan berkembangnya IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang serba digital, tidak akan merubah jati diri
manusia, justru semakin mengarahkan pada fitrah manusia yaitu menjadi hamba Allah
yang beriman dan bertaqwa. Berkembang pesat IPTEK dan Sains sebagai buah dari
keimanan dan aqidah itu sendiri, yaitu amal-amal shalih yang memudahkan dan
mengarahkan manusia pada Tuhannya.
Pendidikan rohani, akan berpengaruh kepada karakter siswa, motivasi, hasil belajar
siswa, tingkat kepuasan belajar siswa. Dengan demikian pendidikan rohani secara
otomatis akan mempengaruhi pada kesehatan mental siswa. Jika pendidikan rohani ini
tidak berjalan dengan baik, maka akan sangat berpengaruh pada kesehatan mental
siswa yang didukung dengan adanya penyalahgunaan teknologi; media sosial
misalnya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sejak Januari hingga
Agustus 2023 terdapat 2.355 kasus pelanggaran pada perlindungan anak. Jumlah
tersebut disebut belum menggambarkan keseluruhan kasus yang terjadi karena tidak
semua teradukan ke KPAI. KPAI mengungkapkan beberapa penyebab tingginya angka
kekerasan pada lingkungan satuan pendidikan. Pertama, akibat terjadinya learning
loss dampak pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Lalu, pengaruh
game online dan media sosial yang masih banyak menyajikan tayangan yang penuh
16
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid, Imam Masjidil Haram. Referensi : https://tafsirweb.com/4070-surat-ibrahim-ayat-24.html
17
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Referensi : https://tafsirweb.com/4071-surat-
ibrahim-ayat-25.html

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


kekerasan dan tidak ramah anak, sehingga karakter, akhlak, serta budi pekerti anak
menjadi lemah.18
Struktur kurikulum dan metode pembelajaran yang menitikberatkan pada capaian
target kognitif saja, sehingga pendidikan penguatan karakter kurang mendapatkan
perhatian. Pengawasan yang lemah dari satuan pendidikan serta kontrol kebijakan dan
regulasi pada sisi implementasi dari dinas pendidikan juga menjadi penyebab lain.
Tak kalah penting pengaruhnya adalah penyajian informasi di media massa yang
terkadang tidak ramah anak. Itu dapat membuat anak terdorong untuk mencontoh dan
melakukan hal serupa pada satuan pendidikan, akibatnya menurunkan rasa peduli,
empati, dan kasih sayang terhadap sesama. Hal tersebut tentu saja bisa dihalau dengan
pendampingan pendidikan rohani yang menitikberatkan pada pembinaan aqidah dan
keimanan yang bersumber pada keyakinan pada Allah SWT.
Pendidikan rohani yang terarah, terencana dan terevaluasi akan mampu menjaga
stabilitas kesehatan mental peserta didik. Hal ini dikarenakan, manusia khususnya
peserta didik memahami tentang takdir hidup sebagai kekuasaan Allah SWT dan
mengimaninya sebagai kejadian terbaik yang harus disyukuri dan disabari.
Berikut tambahan hadits pendukung lainnya dalam pendidikan rohani bagi peserta
didik (siswa) yang perlu kita (sebagai pendidik dan orang tua) ajarkan, antara lain;
Hadits tentang Tujuan atau Niat
Suatu Ketika, Umar bin Khatab Ra berkata, ”Aku mendengar Rasulullah Saw
bersabda, “Sesungguhnya, amal perbuatan itu disertai dengan niatnya. Barangsiapa
berniat hanya karena Allah dan Rasul-Nya, serta hijrahnya karena dunia dan yang
diharapkan, atau Wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia
inginkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Yahya bin Abu Katsir pernah mengingatkan, ”Pelajarilah niat. Sesungguhnya, niat
itu dapat menyampaikan sebuah amal kepada tujuan.” bahkan, para ulama
membahasakan ibadah seseorang (termasuk menuntut ilmu) yang hampa niat seperti
kacang yang tidak ada isinya. Artinya, meskipun kulit kacang itu sedemikian menarik,
tetapi jika isinya tidak ada, maka kacang itu tetap tidak memiliki manfaat. 19
Dalam QS. Al-An’am [6]: 162-163 dijelaskan;

18
Ronggo Astungkoro. KPAI: Dunia Pendidikan Indonesia Darurat Kekerasan. 2023.
https://rejogja.republika.co.id/berita/s29c37291/kpai-dunia-pendidikan-indonesia-darurat-kekerasan ,
19
Rasyid, M. Ainur, Hadits-hadits Tarbawi, 2017. Yogyakarta; Diva Press, hal 49

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


”Katakanlah, ’Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku, dan aku (Muhammad) adalah orang yang pertama-tama
meyerahkan diri (kepada Allah).”
Ayat itu mempertegas bahwa segala sesuatu yang kita lakukan sesungguhnya hanya
untuk Allah Swt, temasuk hidup dan mati.

Hadits tentang Ketekunan


Orang yang tekun belajar tentun akan mendapat dua hal yaitu ilmu sekaligus
pahala atas ketekunannya. Rasulullah Saw bersabda, ”Apabila Allah menginginkan
kebaikan bagi seseorang maka ia diberi pendalaman dalam ilmu agama.
Sesungguhnya, memperoleh ilmu hanya dengan belajar. ” (HR Bukhari)
Dalam QS. Al-Ankabut [29]: 69 dijelaskan;
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang
yang berbuat baik.”
Dengan ketekunan, Allah Saw melapangkan jalan menuju samudera ilmu dan akan
memudahkan usaha-usaha kita, betapapun sulitnya proses yang kita tempuh.
Dalam hadist yang lain, Rasulullah Saw bersabda,
“Barangsiapa menempuah jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Ali bin Abi Thalib berpesan, “Ingatlah! Engkau tidak akan memperoleh ilmu,
kecuali dengan enam syarat. Aku akan menjelaskan enam syarat itu kepadamu, yaitu
kecerdasan, motivasi yang kuat, kesabaran, modal, petunjuk guru, dan masa yang
Panjang.”

Hadits tentang Pendidikan Kasih Sayang


Nu’man Ra berkata bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, “Ciri-ciri orang
mukmin dalam menyayangi kecintaannya dan kasih sayangnya seperti anggota badan
yang apabila salah satu anggotanya merasakan sakit maka anggota badan lainnya
merasa gelisah dan cemas.” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut menyiratkan bahwa mendidik haruslah dilakukan dengan penuh
cinta dan kasih sayang. Meskipun orang yang didik tidak memiliki hubungan darah,

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


dengan tanggung jawab, cinta dan kasih sayang harus diberikan, itulah hakikat
pendidikan Islam.

Hadits tentang Pendidikan Tawakal


Pendidikan tawakal hanya ada dalam Islam. Tawakal diartikan sebagai totalitas
kepasrahan dan penyerahan diri seseorang kepada Allah Swt. Tawakal adalah
menjalankan ketetapan Allah yang disertai dengan ikhtiar maksimal sesuai petunjuk-
Nya. Hal ini akan membuat seseorang yakin sepenuhnya dan ber-husnudzon (berbaik
sangka) terhadap ketentuan yang berlaku, Ridha terhadap qada’ dan qadar-Nya.
Dalam konteks inilah, Rasulullah Saw bersabda, “Akan masuk surga dari umatku
tujuh puluh ribu orang tanpa hisab dan siksa, mereka ialah orang-orang yang tidak
minta ruqyah, tidak menyandarkan kesialan kepada burung dan sejenisnya, tidak
berobat dengan besi panas, melainkan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR.
Muslim)

Hadits Mengimani Hari Akhir


Dalam salah satu hadits, Rasulullah Saw bersabda, bahwa ada tujuh golongan yang
akan mendapatkan lindungan ‘Arsy-Nya pada hari kiamat nanti, yaitu sebagai berikut;
“Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah Swt pada hari yang
tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil;
anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla; seseorang yang
hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid ; dua orang yang saling mencintai
karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah; seorang laki-
laki yang Ketika dirayu oleh seorang Wanita bangsawan lagi rupawan, lalu ia
menjawab, ‘Sungguh aku takut kepada Allah’; seseorang yang mengeluarkan
shadaqah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui
sesuatu yang diperbuat tangan kanannya; dan seseorang yang berdzikir kepada Allah
di tempat yang sunyi, kemudian ia meneteskan air mata.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah pentingnya anak diajari sejak dini tentang hari akhir. Dan pendidik juga orang
tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam hal ini.

Hadits tentang Tawadhu’


Dalam pendidikan Islam, bersikap tawadhu’ ialah realisasi dari ilmu yang sudah
didapatkan. Ilmu yang sudah terinternalisasikan ke dalam diri akan memunculkan

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


sifat-sifat yang mulia, sepeti tawadhu’. Sikap ini meniscayakan kerendahhatian,
kesopanan dan keikhlasan dalam menuntut ilmu. Tawadhu’ ialah kondisi hati yang
terbebaskan dari ujub, angkuh, dan perasaan benar sendiri.
Dalam suatu kesempatan, Rasulullah Saw pernah bersabda, ”Sesungguhnya, Allah
telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan hati sehingga seseorang tidak
menyombongkan diri atas yang lain, dan tidak berlaku zhalim terhadap yang lain.”
(HR. Muslim)
Pendidikan Barat tidak menjadikan tawadhu’ sebagai prioritas, sebab dianggap
bertentangan dengan hak asasi manusia. Sikap tawadhu’ berarti meletakkan ego di
posisi paling rendah, sebanyak ilmu yang kita miliki harus tetap rendah hati yang
sejatinya itu kian meninggikan derajat kita di sisi Allah Swt.

Hadits tentang Istiqamah


Belajar atau menuntut ilmu itu dibutuhkan sikap yang istiqamah. Dalam sebuah
riwayat disebutkan, Aisyah Ra berkata bahwa Rasulullah Saw pernah ditanya oleh
seseorang, ”Manakah amal yang paling dicintai Allah?” Beliau bersabda, ”Yang
dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit.” Beliau bersabda lagi, ”Dan,
lakukanlah amal-amal itu sekadar yang kalian sanggup melakukannya.” (HR.
Bukhari)
Dengan demikian, istiqamah meniscayakan ketetapan hati untuk terus menerus
(konsisten) melakukan sesuatu yang diperintahkan Allah Swt. Termasuk belajar,
bekerja dan ibadah lainnya sehingga Allah berikan kemudahan dalam menyimak
pelajaran, kelancaran menganalisis, dan keberkahan pada ilmu, nafkah yang kita
dapatkan.
Di situlah pentingnya kita belajar dan melakukan ibadah lainnya dengan sikap
istiqamah, dan pelu disadari bahwa letak ketaatan seorang hamba salah satunya ialah
diukur dari tingkat keistiqamahannya. Semakin istiqamah dalam melakukan
kebajikan, maka semakin sukses pula cita-cita hidupnya.
Tentunya dalam mengintrnalisasikan pemahaman hadist yang sudah disebutkan
diatas kepada peserta didik memerlukan waktu, ada proses yang harus ditempuh dan
progres yang harus terus diukur. Tiada iman tanpa amal, dengan begitu ilmu mengenai
hadits rohani dan perasaan atau emosi haruslah menjadi amal shalih, menjadi
perbuatan yang bisa dinikmati dan dirasakan oleh individu tersebut, menjadikan

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


semakin kokoh jiwa raga muslim muslimah, menjadi manusia yang paripurna
(berakhlakul karimah) dan peradaban Islam semakin bangkit dan maju.
Akhlak Rasulullah Saw seperti shidiq, amanah, tabligh dan fathonah tentu dapat
kita miliki sebagai umatnya dengan terus menjadikan Nabi Muhammad uswatun
hasanah. Dengan begitu secara otomatis kasus-kasus yang terjadi di masyarakat
(dunia dan dalam negeri) dapat teratasi dengan kembali pada Al-Qur’an dan As-
Sunah, khususnya kembali memfokuskan pada pendidikan rohani yang menjadi
modal dasar untuk mengembangkan pendidikan-pendidikan lainnya (IPTEK dan
SAINS)

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Pendidikan rohani adalah “usaha merubah, mengarahkan, melatih dan
membimbing serta mempengaruhi unsur-unsur kerohanian yang bersifat dinamis
itu menuju ke arah tujuan pendidikan yang dicita- citakan menurut ukuran-ukuran
Islam
2. Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam mendidik aspek ruhiyah peserta didik
adalah:
a. Membiasakan Anak dengan Ibadah
b. Mengajarkan Al-Qur’an
c. Membiasakan Zikir
d. Membiasakan Anak Bersosialisasi
e. Menyampaikan Kisah Nabi dan Para Sahabat
f. Memperdengarkan Nasyid
3. Hadits-Hadits tentang Pendidikan Perasaan dan Emosi
a. Hadits 1: Mengendalikan amarah
b. Hadits 2: Menjaga hati dari hasad (iri hati)
c. Hadits 3: Menyikapi kesedihan dan kekecewaan
4. Pendidikan rohani secara otomatis akan mempengaruhi pada kesehatan mental
siswa. Jika pendidikan rohani ini tidak berjalan dengan baik, maka akan sangat
berpengaruh pada kesehatan mental siswa yang didukung dengan adanya
penyalahgunaan teknologi; media sosial misalnya.
b. Saran
Hadits tentang pendidikan pendidikan rohani ini sangat penting bagi setiap
pendidik karena akan menambah giroh dalam pendalaman pengetahuan terkait
bagaiman kita mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik sehingga anak
tidak hanya cerdas secara intelektual namun cerdas juga secara emosional. Sehingga
tidak terjadi lagi peristiwa perundungan/buliying di dunia pendidikan.

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


DAFTAR PUSTAKA

Eri Satria Bin Sanusi, Roslan Mohamed, Analisis Terhadap Peranan Nasyid dalam Dakwah,
Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 16, No. 2, (Februari 2017), hal. 238
Khozinatin Luluk, Keutamaan Puasa Sunnah dalam Prespektif Hadis (Kajian Tematik),
Jakarta: FK Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, 2017, hal. 3
M. Amir Langko, Metode Pendidikan Rohani Menurut Agama Islam , Jurnal Ekspose, Vol.
23, No.1, (Juni 2014), hal. 48.
Muhammad Abdurrasyid Ridlo, Susanti Vera, Ecep Ismail, Studi Tematik Hadis tentang
Keutamaan Membaca Al-Quran, Gunung Djati Conference Series, Volume 8,
(2022), hal. 98
Mulyanto. Kisah-Kisah Teladan untuk Keluarga. Jakarta: Gema Insani Press. 2004. Hal. 8
"Motif Bullying di Cilacap hingga 2 Pelaku Jadi Tersangka"
selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6957770/motif-bullying-di-cilacap-
hingga-2-pelaku-jadi-tersangka.

Nabilah Muhamad. Kesehatan Mental, Masalah Kesehatan yang Paling Dikhawatirkan


Warga Dunia 2023.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/05/kesehatan-mental- masalah-
kesehatan-yang-paling-dikhawatirkan-warga-dunia-2023 di akses 12 Oktober
2023, pukul 11.53

Rasyid, M. Ainur, Hadits-hadits Tarbawi. Yogyakarta; Diva Press. 2017

Ronggo Astungkoro. KPAI: Dunia Pendidikan Indonesia Darurat Kekerasan. 2023


https://rejogja.republika.co.id/berita/s29c37291/kpai-dunia-pendidikan-indonesia-
darurat-kekerasan, di akses 12 Oktober 2023, pukul 12.35

Saifudin Zuhri, Tarbiyah Ruhiyah (Pendidikan Ruhani)Bagi Anak Didik dalam Perspektif
Pemikiran Pendidikan Islam, Jurnal Kajian Kritis Pendidikan Islam dan Manajemen
Pendidikan Dasar Vol. 2, NO. 1, (Januari-Juni 2019), hal. 43.
Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT. Alma’arif, 1993, Jilid III, hal.56
Tarmizi, Pendidikan Rohani dalam Al-Quran, Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 02,
No. 2, (Desember 2016), hal. 133
Ulwan, Nasih. tt. Pendidikan Anak dalam Islam.Tahqiq: Ihsan Al ‘Utaibi. 2005 hal. 113

PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani


PAGE \* MERGEFORMAT ii | Hadits tentang Pendidikan Rohani

Anda mungkin juga menyukai