Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PANDANGAN ISLAM TERHADAP MANUSIA

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Dosen Pengampu: Bapak. Akbar Nursabani, M. Pd

Disusun dan disampaikan oleh :

Kelompok I

1. Sani Septiana
2. Ningsih
3. Nida Ladzidzah
4. Salma Salimaturohmah

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam ( MPI ) Semester I


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUHAJIRIN
PURWAKARTA

JL. Veteran No 155 Kel. Nagri Kaler Purwakarta Kec. Purwakarta Kab. Purwakarta
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita berjuta-juta nikmat
yang senantiasa harus kita syukuri, shalawat dan salam semoga selalu tercurah
limpah kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
selalu mengikuti langkah beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillah pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan tugas


makalah yang berjudul Pandangan Islam Terhadap Manusia, dengan sub materi (1)
Hakikat Manusia, dan (2) Pandangan Islam Terhadap Manusia dan Implikasi
Terhadap Pendidikan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Islam dan
Manajemen, menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi kami sebagai
penulis dan umumnya bagi kita semua pembacanya.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dadang, M. Pd , Bapak


Asep Mulyana, M. Pd , Bapak M. Kholilul Rohman, M. Pd serta Bapak Akbar
Nursabani, M. Pd. Sebagai dosen pengampu yang selalu meng-edukasi dan
memberikan semangat kepada kami agar terus berjuang demi meraih cita-cita.

Akhirnya, kami sadar bahwasanya dalam pembuatan makalah ini masih


sangat banyak kekurangan, baik dalam penataan penulisan maupun bahasa. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa terbuka lebar demi
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Penyusun,

Purwakarta, 10-10-2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar belakang ............................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3

A. Hakikat Manusia ........................................................................................................................ 3

B. Ruang Lingkup Manusia ......................................................................................................... 3

C. Tujuan Diciptakan Manusia .................................................................................................. 5

D. Pandangan Islam Terhadap Manusia dan Implikasi Terhadap Pendidikan ..... 5

BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 8

A. kesimpulan .................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan manusia berperan sangat penting guna
mencapai tujuan pendidikan yang tertuang dalam "Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab." Manusia menjadi motor
penggerak dalam pendidikan yang memberikan arah dan tujuan pendidikan
itu sendiri.
Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan manusia
secara penuh, dilakukan oleh manusia, antar manusia, dan untuk manusia.
Dengan demikian berbicara tentang pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
pembicaraan tentang manusia. Banyak pendapat tentang pendidikan yang
dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumya sepakat bahwa
pendidikan itu diberikan atau diselengarakan dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Melalui
pendidikan, manusia diharapkan mampu meningkatkan dan
mengembangkan seluruh potensi pemberian Tuhan kepadanya sehingga
menjadi manusia yang lebih baik, lebih berbudaya, dan lebih manusiawi.
Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan harus terarah, sehingga hasilnya
berupa pengembangan potensi manusia, yang nantinya dapat berdaya guna
dan berhasil guna dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk
mencapai tujuan itu diperlukan pemahaman yang tepat, utuh, dan
komprehensif tentang hakikat manusia. Berbicara tentang hakikat manusia,
akan mengarahkan kita kepada pertanyaan penting dan mendasar tentang
manusia,

B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat manusia sesungguhnya ?
2. Ruang lingkup manusia dan tujuan diciptakannya manusia ?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap peran serta manusia dalam
pendidikan ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat manusia sebenarnya.
2. Mengetahui ruang lingkup manusia.
3. Mengetahui tujuan diciptakannya manusia.
4. Mengetahui pandangan Islam terhadap manusia dan implikasi dalam
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal
dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaannya yang lain. Hal yang paling
penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Pendidikan adalah proses
mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini
pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain
mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Jadi karena
manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka
manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya
demi memuaskan rasa keingintahuannya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12-14 yang
artinya :“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptaka manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling
Baik,”.( QS. Al-Mu’minun : 12-14 ).

B. Ruang Lingkup Manusia


Untuk memahami hakikat manusia yang sesungguhnya, maka kita
perlu mengetahui ruang lingkup dari manusia itu sendiri diantaranya :
a. Manusia sebagai makhluk hidup

3
Berbicara tentang mahkluk hidup sudah selayaknya kita mengetahui
ciri-ciri makhluk hidup seperti bernafas, bergerak, berkembang biak,
tumbuh dan berkembang, dan mengeluarkan zat sisa. Namun manusia
memiliki kelebihan tersendiri yakni memiliki akal pikiran, keyakinan
dan hati nurani yang selalu menyertai setiap tindakan manusia.
b. Manusia sebagai makhluk sosial
Sebagai makhluk sosial manusia berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya, termasuk kebutuhan sosialnya. Kehidupan manusia
cukup beragam, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang
lain, kebutuhan keamanan, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan
kesehatan. Interaksi tersebut dapat dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), manusia membutuhkan orang lain dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari.
c. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Budaya merupakan ciri khas dari manusia yang satu dengan yang
lainnya, hasil dari pemikiran-pemikiran inilah yang menciptakan
keberagaman budaya menjadikan manusia dapat bertukar wawasan
bagi manusia lainnya baik tradisi, adat kebiasaan, norma dan lainnya.
Hal inilah yang menjadikan Indonsia yang kaya akan budaya.
d. Manusia sebagai makhluk berpendidikan
Pendidikan pada diri manusia telah Allah SWT ilhamkan kepada
manusia semenjak ditiupkannya ruh pada saat didalam kandungan,
sehingga pada saat itu juga sudah memiliki kemauan tersendiri. Setelah
lahir ke alam dunia, mulailah mendapatkan pendidikan dan pengajaran
dari berbagai sumber pendidikan dan pengajaran, baik dari keluarga,
lingkungan masyarakat, pendidikan formal dan non-formal yang
menjadikan manusia memiliki segudang pengalaman.
e. Manusia sebagai makhluk bermoral
Moral atau adab atau akhlak merupakan suatu pengertian yang
berkesinambungan, bermoral dapat diartikan mempunyai
pertimbangan baik dan buruk suatu perbuatan seseorang.
f. Manusia sebagai mahkluk berkeyakinan
Keyakinan dan kepercayaan merupakan dua hal yang berbeda namun
saling memengaruhi satu sama lain, karena dua hal ini saling berkaitan

4
erat yang telah Allah SWT rancang dengan begitu sempurna. Seperti hal
nya seseorang meyakini dirinya akan sukses dan percaya dirinya akan
berhasil pada suatu saat dengan melewati suatu proses, dengan
demikian secara tidak langsung ia telah menanamkan sikap tersebut
dalam dunia bawah sadar dan Allah SWT senantiasa mewujudkannya.

C. Tujuan Diciptakan Manusia


Tujuan penciptaan manusia yang ada di dalam al-Qur’an yaitu tujuan
yang pertama adalah untuk beribadah kepada Allah. Tujuan yang kedua
yaitu misi fungsional sebagai khalifah di bumi dan tujuan yang ketiga yaitu
untuk mengenal Allah. Adapun pendapat Ibnu Ajibah terhadap tujuan-tujuan
penciptaan manusia dalam al-Qur’an yaitu: 1). Mengenal Allah, supaya tahu
siapa yang dia sembah. 2). beribadah kepada Allah tugas ini bertujuan agar
manusia hanya untuk menyembah, patuh dan tunduk kepada tuhannya. 3).
Menjadi khalifah di bumi, tugas ini menjadikan manusia sebagai pengganti
Allah untuk memakmurkan bum dan memberikan pelajaran kepada manusia
bagaimana cara memakmurkan bumi.

D. Pandangan Islam Terhadap Manusia Dan Implikasi Terhadap Pendidikan


Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk tumbuh
berkembang menuju kepada kesempurnaan. Adapun implikasi konsep Islam
tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan pendidikan Islam
adalah: Pertama, Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep
kesatuan antara qalbiyah dan aqliyah untuk dapat menghasilkan manusia
intelektual dan berakhlak. Kedua, pendidikan Islam harus berupaya
mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal, sehingga
dapat diwujudkan bermuatan hard skill dan soft skill. Ketiga, pendidikan
Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu
pengetahuan dan budaya Islami. Keempat, konsep hakekat manusia dan
fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya
diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui
pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Kelima,
proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam pribadi seseorang harus dapat
dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga dapat

5
meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju
terbentuknya mentalitas insan kamil.1
Pendidikan memiliki arti proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Islam memandang pendidikan
komponen terpenting dalam mencerdaskan kehidupan beragama, berbangsa
dan bernegara guna mencapai cita-cita dunia dan akhirat, seseorang dapat
dikatakan berhasil jika apa yang dicita-citakan berhasil diraihnya. Agama
akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan
menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan
membuat hati manusia menjadi jernih, halus dan suci. Dalam Al Qur’an, ada
beberapa konsep berkenaan dengan manusia. Dari ayat-ayat yang berkenaan
dengan manusia, Al- Qur’an menyebut manusia dalam beberapa nama: a.
Konsep al-Basyr. Aspek fisik itulah yang membuat pengertian basyar
mencakup anak turun Adam secara keseluruhan. Kata basyar disebutkan
sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan hanya sekali dalam bentuk
mutsanna. b. Konsep Al- Insan kata insan bila dilihat asal kata al-nas, berarti
melihat, mengetahui, dan minta izin.Atas dasar ini, kata tersebut
mengandung petunjuk adanya kaitan substansial antara manusia dengan
kemampuan penalarannya. c. Konsep Al-Naas Dalam konsep an-naas pada
umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial
(Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus
mengutamakan keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial
artinya tidak boleh sendiri-sendiri.Karena manusia tidak bisa hidup sendiri.
d. Konsep Bani Adam digunakan untuk menyatakan manusia bila dilihat dari
asal keturunannya. e. Konsep Al-Ins, Kata al-Ins dalam Al-Qur’an disebutkan
sebanyak 18 kali, masing-masing dalam 17 ayat dan 9 ayat surat
Muhammad. Al-Baqi dalam Jalaluddin (2003: 28) memaparkan al-Isn adalah
homonim dari al-Jins dan al-Nufur .f. Konsep Abdu Allah (Hamba Allah) M.
Quraish Shihab dalam Jalaluddin, seluruh makhluk yang memiliki potensi
berperasaan dan berkehendak adalah Abd Allah dalam arti dimiliki Allah2.

1
Miftah Syarif, ‘Hakekat Manusia Dan Implikasinya Pada Pendidikan Islam’, Jurnal Pendidikan
Agama Islam Al-Thariqah, 2.2 (2017).
2
Nurmadiah, ‘Manusia Dan Agama (Konsep Manusia Dan Agama Dalam Al-Quran)’, Pendais, 1.1
(2019).

6
Alat-alat potensial dan berbagai potensi dasar atau fitrah manusia tersebut
harus ditumbuhkembangkan secara optimal dan terpadu melalui proses
pendidikan sepanjang hayatnya. Manusia diberi kebebasan/kemerdekaan
untuk berikhtiar mengembangkan alat-alat potensial untuk berikhtiar
mengembangkan alat-alat potensial dan potensi dasar tersebut. Namun
dalam perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari adanya batas-batas
tertentu, yaitu adanya hukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam,
atau hukum-hukum yang biasa disebut dengan taqdir (keharusan universal
atau kepastian umum sebagai batas akhir dari ikhtiar manusia dalam
kehidupannya di dunia). Disamping itu, pertumbuhan dan perkembangan
alat-alat potensial dan fitrah manusia itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
heriditas, lingkungan alam dan geografis, lingkungan sosio-cultural, sejarah
dan faktor-faktor temporal. Sebab itu pendidikan yang dilakukan harus juga
melihat faktor millieu (lingkungan) disamping faktor-faktor yang lain; faktor
tujuan, pendidik, peserta didik, dan alat pendidikan. Semuanya saling
berkaitan dan mempengaruhi antara satu faktor dengan faktor lainnya.
Dalam kaitannya dengan tugas dan tujuan penciptaan manusia, yakni
sebagai ‘abdullah (Qs.Adz-Dzariyat; 56), dan juga sebagai khalifatullah (al-
fathir; 39, al-An’am; 165), maka pendidikan dalam Islam antara lain adalah
untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar mampu mengemban
amanat dari Allah yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya sebagai ‘abdullah
(hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan
kehendak-Nya serta mengabdi hanya kepada-Nya) dan juga sebagai
khalifatullah.(berupa tugas terhadap diri sendiri, keluarga/rumah tangga,
dalam masyarakat dan tugas kekhalifahan terhadap alam dengan
“mengkulturkan natur dan menaturkan kultur”), Wa Allah ‘A’lam.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan bagaimanapun caranya, seyogyanya pendidikan itu sendiri
memiliki arti yang sangat luas. Sehingga dalam setiap kehidupan manusia
akan selalu disertai dengan pengalaman sebagai pendidik yang setia
memberikan ajaran dan didikan pada manusia itu sendiri. Maka dari itu
sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kepada kita akal, pikiran dan hati nurani sehingga kita dapat menjalankan
kehidupan ini dengan semestinya.
Islam memasukan pendidikan dalam lingkaran Tholabul Ilmu /
menuntut ilmu, yang dimana dalam hal ini mengarahkan manusia agar
senantiasa paham terhadap ilmu-ilmu yang telah Allah SWT turunkan
kepada kita dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu dan pedoman
kehidupan kita.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syarif, Miftah, ‘Hakekat Manusia Dan Implikasinya Pada Pendidikan Islam’, Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2.2 (2017)

Nurmadiah, ‘Manusia Dan Agama (Konsep Manusia Dan Agama Dalam Al-Quran)’,
Pendais, 1.1 (2019)

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/07/123000469/manusia-sebagai-
makhluk-sosial-dan-cirinya

https://www.kompasiana.com/dinirawati/55594e65b67e61b571d366ac/konsep-
pendidikan-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai