Anda di halaman 1dari 11

1

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Studi Islam. Tanpa pertolongan-Nya
kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah dibagikan
pada kmi. Makalah ini memuat tentang “Pokok-pokok ajaran Islam”. Dengan penuh
ketelitian, ketekunan, dan kesabaran makalah ini dapat selesai sesuai pada waktu yang telah
ditetapkan oleh Bapak pembimbing.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik. Terima kasih

Surabaya, September 2019

Penulis
2

Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................1

Daftar isi......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Akidah...........................................................................4
2. Objek Kajian Akidah.......................................................................5
3. Pengertian Syariah...........................................................................5
4. Objek Kajian Syariah.......................................................................7
5. Pengertian Akhlak............................................................................8
6. Objek Kajian Akhlak.......................................................................8

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan......................................................................................10
2. Saran................................................................................................10

Daftar Pustaka............................................................................................11
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab yaitu Dirasah
Islamiyah atau Islamic Studies dalam kajian Islam di Barat. Secara harfiah, Studi Islam
adalah kajian yang berisi tentang keislaman. Pengertian secara terminologis Studi Islam
secara terminologis yaitu kajian secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui, memahami,
dan menganalisis secara mendalam hal yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok
ajara islam, sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.

Pada hakikatnya, Islam membawa ajaran yang bukan hanya mengenai berbagagi segi
dari kehidupan manusia. Sumber-sumber ajaran Islam yang merupakan bagian dari pilar
penting kajian Islam dimunculkan agar dikursuskan dan paradigma keislaman tidak keluar
dari sumber Al-Qur’an dan Al-Hadits. Kedua sumber tersebut sebagai pedoman dalam
mengakses wacana pemikiran dan membumikan praktik penghambaan kepada Tuhan, baik
yang bersifat teologis maupun humanistis.

Pokok-pokok ajaran Islam dan sejarah serta realisasinya merupakan bagian yang perlu
dikaji, sehingga pemahaman secara utuh terhadap Islam dapat dicapai. Dalam pokok-pokok
ajaran tersebut ada 3 objek kajian Islam antara lain Akidah, Syariah, dan Akhlak.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akidah
2. Apa saja objek kajian dalam Akidah
3. Pengertian Syariah
4. Apa saja objek kajian dalam Syariah
5. Pengertian Akhlak
6. Apa saja objek kajian dalam Akhlak
C. Rumusan Masalah
1. Untuk memahami pengertian Akidah
2. Untuk mengetahui objek kajian Akidah
3. Untuk memahami pengertian Syariah
4. Untuk mengetahui objek kajian Syariah
5. Untuk memahami pengertian Akhlak
6. Untuk mengetahui objek kajian Akhlak
4

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akidah
Akidah berasal dari bahasa Arab ‘aqidah yang bentuk jamaknnya adalah ‘aqa’id dan
berarti faith, belief (keyakinan, kepercayaan). Menurut Louis Ma’luf dlah ma ‘uqidah
‘alayh al-qalb wa al dlamir yang artinya sesuatu yang mengikat hati dan perasaan. Dari
etimologi diatas bisa disimpulkan bahwa akidah adalah keyakinan atau keimanan. Hal
tersebut diistilahkan sebagai akidah karena mengikatkan hati seseorang kepada sesuatu yang
diyakini atau diimaninya dengan ikatan tersebut tidak boleh dilepas selama hidupnya.1

Dalam kamus bahasa Indonesia, akidah (‘aqidah) berarti yang dipercayai hati. Kata
akidah ini juga seakar dengan kata al-‘aqdu yang memiliki arti ikatan, al-ibram
(pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (kokoh, kuat), al-syaddu bi quwwah
(pengikatan dengan kuat), at-tamasuk (pengokohan), dan al-itsbat (penetapan). Dengan
demikian, akidah dapat dimaknai sebagai ketetapan hati yang tidak ada keraguan untuk
mengambil keputusan.2

Pengertian akidah secara istilah (dalam agama) berarti perkara yang wajib dibenarkan
oleh hati, sehingga menjadi suatu kenyataan yan teguh dan kokoh, tidak tercampuri oleh
keraguan dan kebimbangan.

Menurut Hasan al-Banna, Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraan jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur sedikitpun dengan keraguan.

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy, Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu
dimunculkan oleh manusia dalam hati, diyakini kebenarannya secara pasti serta ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Menurut Mahmud Syaltut, mantan Rektor al-Azhar Mesir, Akidah sebagai suatu sistem
kepercayaan dalam Islam, diyakini sebelum apapun, tanpa ada keraguan sedikitpun dan tanpa
ada unsur yang mengganggu kebersihan keyakinannya itu.

Menurut Yusuf al-Qardlawi menguraikan beberapa prinsip akidah, antara lain:

1) Tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan.


2) Mendatangkan ketentraman jiwa.
3) Menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran.

1
Tim Penyusun Studi Islam IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA, Pengantar Studi Islam, (Surabaya:IAIN
SUNAN AMPEL PRES, 2004), hal. 75
2
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press,
2013), hal. 57-58
5

Menurut Muhammad al-Ghazali, seorang ulama besar dari Mesir, apabila akidah telah
tumbuh pada diri seseorang, maka tertanamlah dalam jiwanya keyakinan bahwa hanya Allah
SWT sajalah yang paling berkuasa.3

2. Objek Kajian Akidah


1) Ilahiyat, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah Swt, seperti wujud
Allah Swt, sifat-sifat Allah Swt, perbuatan Allah Swt, dll
2) Nubuwat, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk membahas tentang Kitab-kitab Allah Swt, mukjizat, dsb.
3) Ruhaniyat, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti
malaikat, jin, iblis, syaitan, roh, dsb
4) Sam’iyyat, yaitu segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat dalil naqli berupa
Al-Qur’an dan Sunnah, seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga-neraka, dll4
3. Pengertian Syari’ah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan, Syari’at adalah hukum
agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.

Syari’at berasal dari kata dasar sya-ra-‘a yang artinya memulai, mengawali, memasuki,
dan memeahami. Juga dimaknai dengan membuat peraturan, undang-undang, syariat. Syar’un
dan Syir’atan memiliki arti yang sama yaitu ajaran, undang-undang, dan piagam.5

Dalam al-Qur’an, kata syariat baik berbentuk kata kerja, kata benda, ataupun kata sifat
terdapat dalam beberapa ayat :

QS.Al-Jatsiyah:18

Artinya :” Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu)

‫اَأْلم ِر فَاتَّبِ ْع َها‬ ِ ‫اك علَى َش ِريع ٍة‬


ْ َ َ ٰ َ َ َ‫مُثَّ َج َع ْلن‬
‫ن‬‫م‬

QS. Al-Maidah:48

Artinya:” Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.”

‫اجا‬‫ه‬ ‫ن‬
ْ ِ ‫لِ ُك ٍّل جعْلنَا ِمْن ُكم ِشرعةً و‬
‫م‬
ً َ َ َْ ْ ََ
QS. Asy-Syura:13
3
Tim Reviewer MKD 2015 UIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,
2018), hal. 49-51
4
Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, hal. 60
5
Dakwah.id,”Pengertian Syariat Islam yang perlu anda pahami dengan baik”, diakses dari
https://www.dakwah.id/pengertian-syariat-islam/, pada tanggal 14 September 2019 pukul 15.00
6

Artinya:” Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu...”

ِ ِِ َّ ‫َشرع لَ ُكم ِمن الدِّي ِن ما و‬


َ ‫وحا َوالَّذي َْأو َحْينَا ِإلَْي‬
‫ك‬ ً ُ‫ص ٰى به ن‬ َ َ َ ْ َ َ
Menurut Imam Ibnu Atsir Al-Jazari, Syara’ dan Syariat yaitu agama yang Allah tetapkan
bagi mereka dan Allah wajibkan atas diri mereka.(An-nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar,
2/460). Menurut Dr.Umar bin Sulaiman Al-Asyqar, syariat adalah hukum-hukum yang Allah
tetapkan di dalam kitab-Nya atau datang kepada kita melalui jalan Rasul-Nya didalam sunnah
beliau, tidak ada bedanya apakah hukum-hukum tersebut dalam bidang akidah, amal, ataupun
akhlak. (Al-Madkhal ila Asy-Syari’ah wa Al-Fiqh Al-Islami, 14)6

Kata Syari’at bermakna jalan tempat keluarnya air untuk minum (murid al-ma’). Dalam
kajian hukum islam, syari’at adalah segala sesuatu yang berhubungan atau disyari’atkan oleh
Allah kepada seluruh manusia, agar dikemudian hari memperoleh kebahagiaan di dunia dan
di akhirat.

Dalam kajian hukum islam, syariah yaitu penggambaran dari norma-norma hukum yang
merupakan hasil tasyri’. Tasyri’ sering diterjemahkan sebagai penetapan norma-norma
hukum untuk menata kehidupan manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun
dengan umat manusia lain. 7

Kata tasyri’ merupakan bentuk mashdar dari syarra’a, yang berarti menciptakan dan
menetapkan syariah. Dalam istilah para ulama fiqh berpendapat bahwa syariah bermakna
menetapkan norma-norma hukum untuk menata kehidupan manusia dengan Tuhan maupun
dengan manusia lainnya.

Penetapan norma hukum tersebut pada dasarnya berada pada Tuhan, karena Dia lah
pencipta manusia dan makhluk-Nya. Norma hukum tersebut untuk mrngatur kehidupan
mereka dikemudian hari. Dengan melihat pada subjek penerapan hukumnya, para ulama
membagi tasyri’ menjadi 2, yaitu tasyri’ samawi (Ilahy) dan tasyri’ wadh’i.

Tasyri’ samawi (Ilahy) adalah ketetapan hukum yang langsung dari Allah dan Rasul-Nya
dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Ketentuan hukum tersebut bersifat abadi dan tidak berubah.
Tasyri’ wadh’i adalah ketetapan hukum yang berasal dari mujtahid, baik mujtahid
mustambith maupun muthabiq. Ketentuan tersebut tidak bersifat abadi dan bisa berubah-
ubah.

Menurut Manna al-Qathan, syariah adalah segala ketentuan Allah yang disyariatkan bagi
hamba-Nya dan mencakup berbagai aspek akidah dan akhlak disamping aspek hukum dan
mengidentikkan syariah dengan agama.

6
Dakwah.id,”Pengertian Syariat Islam yang perlu anda pahami dengan baik”, diakses dari
https://www.dakwah.id/pengertian-syariat-islam/, pada tanggal 14 September 2019 pukul 16.00
7
Tim Reviewer MKD 2015 UIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, hal. 52-53
7

Menurut Mahmud Shaltout, syariah adalah ketentuan yang ditetapkan Allah atau hasil
pemahaman atas dasar ketentuan tersebut untuk dijadikan pegangan oleh umat manusia baik
dengan Allah, dengan umat manusia lain, dengan non-muslim, dengan alam, ataupun dengan
kehidupan.8

Menurut Ash Shiddieqy, syariah adalah nama hukum yang ditetapkan Allah untuk para
hamba-Nya dengan perantara Rasulullah, supaya umat manusia melaksanakan dengan sadar
iman dan takwa. Menurut Hanafi, syariah adalah hukum yang diadakan oleh Tuhan untuk
hamba-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi-Nya, baik hukum yang berhubungan dengan
perbuatan, kepercayaan, ataupun keimanan.

4. Objek Kajian Syari’ah


Menurut Zainuddin Ali, objek kajian syariah meliputi :

1. Ibadah, adalah peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT
terdiri atas :
a. Rukun Islam yaitu mengucapkan syahadatin, mengerjakan shalat, mengeluarkan
zakat, melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji (bila mampu
fisik dan nonfisik)
b. Ibadah yang berhubungan dengan rukun islam dan ibadah lainnya, yaitu badani
dan mali. Badani (bersifat fisik) yaitu bersuci, adzan, iqamat, itikad, doa,
sholawat, umrah, dll. Mali (bersifat harta), yaitu zakat, infaq, sedekah, kurban, dll.
2. Muamalah, adalah peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lainnya
dalam tukar-menukar harta (jual beli): Berdagang, Pinjam-meminjam, Sewa-
menyewa, Kerjasama berdagang, Simpan barang atau uang, Penemuan, Pengupahan,
dan Warisan atau wasiat.
3. Jinayah, adalah peraturan yang menyangkup pidana islam, diantaranya : Qishah,
Diyat, Kifarat, Pembunuhan, Zina, Minuman memabukkan, dan Murtad.
4. Siyasah, adalah peraturan yang menyangkut kemasyarakatan diantaranya :
Persaudaraan, Tanggungjawab sosial, Kepemimpinan, dan Pemerintahan.
5. Akhlak, adalah sebagai pengatur sikap hidup pribadi, diantaranya bersyukur, sabar,
rendah hati, pemaaf, tawakal, berbuat baik pada siapa saja, dll
6. Peraturan lain, diantaranya makan, minum, sembelih, berburu nazar, donasi anak
yatim, masjid, dakwah, perang, dll9

Secara garis besarnya, dibagi menjadi dua :

1. Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu aturan Illahi yang mengatur
hubungan langsung antara hamba dengan Tuhan, yang tata cara dan pelaksanannya

8
Tim Penyusun Studi Islam IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA, Pengantar Studi Islam, hal. 105-108
9
Academi edu,”Tugas Pendidikan Agama”, diakses dari
https://www.academia.edu/17175577/Syariah_Pengertian_dan_Ruang_Lingkupnya?auto=download, pada
tanggal 15 September 2019 pukul 10.20
8

telah ditentukan secara terperinci dalam al-Qur’an dan sunnah Rasul. Dalam arti
khusus biasanya berkisar sekitar taharah, shalat, zakat, shaum, dan haji.
2. Muamalah dalam artian kuas yaitu aturan Illahi yang mengatur manusia dengan
sesama dan hubungan manusia dengan lainnya.10
5. Pengertian Akhlak
Secara etimologis, akhlak berarti budi pekerti, tingkah laku, atau tabiat. Secara
terminologis, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak adalah tingkah laku baik,
buruk, salah, benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum yang ada didalam ajaran
agama.

Menurut Ibnu Miskawaih, Muhammad al-Ghazali, dan Ahmad Amin, akhlak adalah
perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu yang dilakukan secara berulang-ulang.

Bedasarkan pengertian diatas, maka terdapat 4 syarat apabila seseorang ingin dikatakan
berakhlak :

1) Perbutannya yang baik,


2) Kemampuannya melakukan perbuatan,
3) Kesadaran akan perbuatan tersebut, dan
4) Kondisi jiwa yang membuatnya cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya, didorong dengan
motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran sehingga
perbuatan tersebut dilakukan secara terpaksa.

6. Objek Kajian Akhlak


Ada 3 objek kajian dalam akhlka, diantaranya :
1. Akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt
Yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepada kita. Mengakui
keagunngan Allah sehinga timbul rasa malu untuk berbuat maksiat. Mengakui
Rahmat Allah dalam segala hal, sehingga memiliki kemauan yang keras untuk berdoa
kepada-Nyadan mencara Ridho-Nya, serta tidak memiliki rasa putus asa, sehingga
tidak memiliki prasangka buruk kepada Sang Pencipta.
Beberapa diantaranya sangat penting untuk kehidupan manusia karena
semuanya ditentukan oleh Allah Swt. Jika manusia ingin hidup bahagia di dunia
maupun di akhirat, maka ia harus dapat menjalin hubungan baik dengan Allah Swt.
2. Akhlak yang berhubungan dengan sesama manusia

10
Hufron,”Pengertian syariah beserta ruang lingkupnya”, diakses dari
http://wwwhufron.blogspot.com/2015/03/pengertian-syariah-beserta-ruang.html, pada tanggal 15 September
2019 pukul 10.25
9

Dengan saling menjalin silahturahmi, saling menghormati, saling menolong,


saling menasehati, tidak menyakiti hati orang lain baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Mengedepankan sikap maaf jika terjadi perselisihan.
Hubungan baik antar sesama menjadi penting, karena kita tidak bisa hidup
dengan kesendirian, adakala nya kita membutuhkan bantuan orang lain. Manusia
adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan sesama. Maka harus hidup
bermasyarakat untuk kepentingan bersama.
3. Akhlak yang berhubungan dengan alam sekitar
Dengan menjaga kelestarian alam karena alam juga sama seperti manusia,
sesama makhluk ciptaan Allah Swt. Dengan alam atau lingkungan, kita bisa bertahan
hidup, dari air, udara, api, tumbuh-tumbuhan, binatang, sinar matahari, semuanya
sangat penting untuk kemaslahatan manusia di bumi.
Manusia membutuhkan segala sesuatu di alam sekitar, dengan alam manusia
bisa makan, minum, berpakaian, bernafas, mencuci pakaian, menjemur pakaian.
Dalam artian, lingkungan sekitar memberikan semua yang manusia butuhkan.
Jika manusia tidak bersikap ramah pada alam, maka alam pun tidak akan
bersikap ramah pada manusia. Hal itu bisa terjadi karena sikap ceroboh dan tidak
bertanggung jawab manusia pada alam.
Aktivitas positif untuk alam atau lingkungan sekitar :
1) Melakukan penghijauan, menanam kembali hutan atau lahan yang gundul akibat
penebangan liar dan penanaman ini berpengaruh baik untuk memulihkan alam
yang rusak.
2) Melakukan penangkaran, perkembang biakan hewan dan tanaman untuk beberapa
hewan yang hampir punah dan tanaman yang sudah mulai langka.
3) Perlindungan alam, usaha untuk menjaga kelestarian hewan, tumbuhan, air, dan
tanah. Tujuannya sendiri untuk mempertahankan ekosistem.
4) Pembangunan wawasan lingkungan, pembangunan pabrik, kantor, perumahan
pertokoan, atau pasar dengan mempertimbangkan pembuangan limbah, sanitasi,
kesehatan lingkungan, atau melakukan analisis mengenai dampak lingkungan
sebelum melakukan pembangunan.11

11
Tim Reviewer MKD 2015 UIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, hal. 56-61
10

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Akidah adalah kebenaran yang diyakini oleh hati yang tanpa keraguan sepeserpun.
Dengan begitu segala sesuatu yang berasal dalam hati yang paling dalam. Berbagai macam
objek yang ada dalam akidah, diantaranya berhubungan dengan Allah Swt, sesama manusia,
sesama makhluk, dan alam sekitar.

Syariah adalah hukum yang ditetapkan dari Allah dan disebar luaskan melalui
Rasulullah. Syariah sendiri ada yang bersifat abadi ada yang berubah-ubah. Dengan begitu
ada peraturan atau hukum yang bisa dirubah oleh makhluk ciptaan Allah Swt sendiri.
Berbagai macam objek kajian dalam syariah, ada yang harus atau sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Allah maupun bisa dirubah oleh mujtahid itu sendiri.

Akhlak adalah perilaku yang berasal dalam diri seseorang, perilaku yang dilakukan
atau diucapkan secara langsung tanpa pemikiran dahulu. Dengan begitu akhlak berdasarkan
sikap atau sifat manusia itu sendiri. Berbagai macam objek yang disebutkan yaitu
berhubungan dengan Allah Swt, dengan sesama, maupun dengan alam sekitar. Itu semua
terdiri dari 2 konsisi. Konsisi untuk positif maupun negatif.

Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari
banyaknya sumber penulis akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu kami
harapkan kriktik dan sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
11

Daftar Pustaka
Tim Penyusun Studi Islam IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA, Pengantar Studi Islam,
(Surabaya:IAIN SUNAN AMPEL PRES, 2004)

Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, (Surabaya:UIN Sunan
Ampel Press, 2013),

Tim Reviewer MKD 2015 UIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press, 2018),

Dakwah.id,”Pengertian Syariat Islam yang perlu anda pahami dengan baik”, diakses dari
https://www.dakwah.id/pengertian-syariat-islam/, pada tanggal 14 September 2019 pukul 15.00

Academi edu,”Tugas Pendidikan Agama”, diakses dari


https://www.academia.edu/17175577/Syariah_Pengertian_dan_Ruang_Lingkupnya?auto=download, pada
tanggal 15 September 2019 pukul 10.20

Hufron,”Pengertian syariah beserta ruang lingkupnya”, diakses dari


http://wwwhufron.blogspot.com/2015/03/pengertian-syariah-beserta-ruang.html, pada tanggal 15 September
2019 pukul 10.25

Anda mungkin juga menyukai