RESKI RAMLI
RESKI RAMLI
1444041013
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 1444041013
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
RESKI RAMLI
1444041013
v
MOTO
(RESKI RAMLI)
dan rasa hormat ku atas keikhlasan, pengorbanan, dan restu yang telah diberikan
vi
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu perilaku hedonis siswa. Adapun fokus
penelitiannya adalah 1) Bagaimana perilaku hedonis yang terjadi pada salah satu
siswa di SMA Hang Tuah Makassar? 2) Apa saja faktor-faktor yang yang
melatarbelakangi perilaku hedonis pada salah satu siswa di SMA Hang Tuah
Makasaar? 3) Bagaimana pelaksanaan logoterapi pada siswa yang mengalami
perilaku hedonis di SMA Hang Tuah Makassar?.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui 1) Gambaran perilaku hedonis di SMA Hang Tuah MAkassar. 2) Faktor-
faktor yang melatarbelakangi perilaku hedonis di SMA Hang Tuah Makassar. 3)
Pelaksanaan teknik logoterapi terhadap perilaku hedonis siswa di SMA Hang Tuah
Makassar.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus klinis. Subyek dalam penelitian ini adalah satu orang siswa SMA Hang Tuah
Makassar yang menunjukkan perilaku yang cenderung hedonis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (i) Subyek penelitian menunjukkan perilaku yang cenderung
hedonis dilihat dari adanya perilaku-perilaku yang berdasarkan karakteristik perilaku
hedonis (ii) Faktor penyebab subyek berperilaku hedonis adalah ingin diakui dalam
kelompoknya, ingin menjadi populer, ikut-ikutan mengikuti tren, dan untuk
aktualisasi atau identitas diri (iii) Upaya penanganan masalah yang dilakukan
terhadap kedua subyek yang teridentifikasi mengalami perilaku hedonis yaitu
dilakukan layanan konseling individu dengan teknik logoterapi yaitu teknik konseling
adalah teknik yang dapat membantu konseli menemukan makna hidupnya sehingga
mendorong subyek untuk berubah dan melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan
bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.
vii
PRAKATA
Hedonis (Studi Kasus Pada 1 Orang Siswa di SMA Hang Tuah Makassar). Tak lupa
pula salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wasallam yang telah menuntun kita darigelapgulita menuju cahaya Islam yang
Dalam penulisan skripsi ini, tidak luput dari berbagai hambatan yang telah
Namun berkat bimbingan dan motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, segala
hambatan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, maka
terhormat Dr. Abdullah Pandang, M.Pd sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Syamsul
Bachri Thalib, M.Si sebagai pembimbing II yang dengan sabar, tekun, tulus dan
motivasi, arahan, dan saran-saran yang berharga kepada penulis selama menyusun
skripsi.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat:
viii
1. Prof. Dr. Husain Syam,M.TP sebagai Rektor Universitas Negeri Makassar yang
Negeri Makassar.
2. Dr. Abdul Saman, M.Si Kons. sebagai Dekan; Dr. Abdul Saman, M.Si. Kons
sebagai Wakil Dekan I; Drs. Muslimin, M.Ed sebagai Wakil Dekan II; Dr.
Pattaufi, M.Si sebagai Wakil Dekan III; dan Dr. Parwoto, M.Pd sebagai Wakil
3. Drs. H. Muhammad Anas, M.Si sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan dan Syahril Buchori, S. Pd, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Psikologi
4. Dr. H. Thamrin Tahir, M.Si sebagai kepala sekolah dan Darnawati S.Pd sebagai
guru BK di SMA Hang Tuah Makassar yang telah memberikan informasi dan
5. Teristimewa kepada ayahanda Ramli D (alm) dan Habasiah yang telah merawat
cinta kasih sayang dan perhatian, rasa percaya dan dengan sabar menunggu
ix
sehingga penulis dapat menempuh pendidikan dibangku kuliah dan dapat
6. Untuk saudara-saudara kandung saya, Hasma, Rapika, Hasna, dan Nirwana atas
Sahid, Fajriati Talib, Uswah Hasanah, Rahmawati, Muh. Hajar Isman, Risqa
Amaliah, A. Resky Amaliyah Danial dan Hadryanti yang dengan tulus selalu
9. Dwi Putra, Ugha, Ridho, Memes, Heri, Lukman, Arman, Iqbal, Khusnul, Kiki,
Fira, Nanang, Dewi, Wahidah, Muhbar, Rama, Ramdani, Rian, Syani, Tamrin,
Vivi dan teman- teman Reinforcement yang tidak sempat penulis sebutkan satu-
persatu.
10. Kepada Siswa Am kelas XI SMA Hang Tuah Makassar sebagai subjek peneliti
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu serta semua
pihak yang telah membantu dalam skripsi ini, penulis mendoakan semoga mendapat
x
Subhanahu’Wata’ala. Dan dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih
penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat
ya Robbal Alamin.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv
MOTO v
ABSTRAK vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Fokus Penelitian 9
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
xi
A. Hasil Penelitian 56
B. Pembahasan 74
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan 86
B. Saran 87
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN 91
RIWAYAT HIDUP 145
xii
DAFTAR GAMBAR
perilaku hedonis 63
Logoterapi 70
Logoterapi 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Prosedur Penelitian 84
2 Matriks Penelitian 86
3 Matriks Wawancara dan Pedoman Observasi 87
4 Catatan Lapangan 90
5 Skenario 128
6 Dokumentasi 133
7 Permohonan Observasi Awal 137
8 Pengusulan Judul 138
9 Pengesahan Judul 139
10 Surat Keterengan Penunjukan Pembimbing Skripsi 140
11 Persetujuan Pembimbing (Seminar Proposal) 141
12 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan 142
13 Surat Izin Penelitian dari UPT-P2T BKPMD Pemprov Sulsel 143
14 Surat Keterangan Penelitian 144
15 Riwayat Hidup 145
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebudayaan, globalisasi dan modernisasi yang terjadi tidak dapat dipungkiri lagi
kebudayaan yang dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain. Hal tersebut
dan modernisasi. Dalam era globalisasi dan modernisasi ini, hampir semua orang
1
2
kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang
paling hakiki bagi manusia. Hal ini menyebabkan perilaku manusia sebagai
formalitas kini menjadi segalanya, hal terpenting bagi dirinya adalah images yang
di mana mereka dapat menyalurkan hasrat. Contoh tindakan hedonis dalam era
penomorsatuan sebuah merk, hingga berfoya-foya dan bahkan ada yang sudah
yang di Indonesia saat ini sudah dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini
kehidupan masyarakat. Perkembangan ini tidak lepas dari arus modernisasi yang
Mall, hypermarket dan lain sebagainya, serta hal-hal yang sejenisnya sebenarnya
adalah ajakan bagi anak muda khususnya remaja untuk memasuki suatu budaya
3
yang disebut dengan budaya hedonisme”. Hal tersebut dapat dilihat dari
ketidakpuasan terhadap sesuatu yang telah dimiliki dan atas adanya desakan
perbelanjaan dan tempat hiburan tersebut maka gaya hidup pada remaja sedikit
penampilan, gaya tingkah laku, cara bersikap dan lain-lainnya agar menarik
perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya. Remaja ingin diakui
dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok teman sebaya menyebabkan
remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang trend, misalnya
terkenal seperti mall daripada berbelanja di pasar tradisional atau sekedar jalan-
jalan untuk mengisi waktu luang bersama kelompok teman sebaya dan
sebagainya.
Remaja juga cenderung ingin diakui sebagai anggota suatu kelompok atau
trend yang dapat membuat para remaja merasa percaya diri dan diterima oleh
4
memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok popular, maka
eksperimental yang dimiliki oleh remaja untuk mencoba suatu hal yang baru.
memunculkan pola perilaku yang lebih dominan pada kesenangan hidup dari pada
kegiatan belajar. Hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin
dari perilaku mereka sehari-hari. Mayoritas pelajar berlomba dan bermimpi untuk
bisa hidup mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di cafe dan mall. Ini merupakan
bagian dari agenda hidup mereka. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kasali
(Pontania, 2016) menyebutkan bahwa mall adalah tempat nongkrong anak muda
paling popular untuk mengisi waktu luang remaja sebanyak 30,8%, sedangkan
alat sekolah sebanyak 19,5%, jalan-jalan atau hura-hura sebanyak 9,8%, membeli
2,3%, membeli aksesori mobil sebanyak 0,6%, dan yang tidak menjawab
sebanyak 0,4%.
Kerentanan remaja terhadap gaya hidup hedonis ini tentu saja berpengaruh
pada dunia pendidikan karena gaya hidup hedonis yang dimiliki para remaja
5
tersebut juga mereka aplikasikan ketika berada di sekolah. Sangat ironis ketika
menyaksikan para siswa yang berpenampilan seperti artis dengan lipstik dan
sedemikian rupa mengikuti trend dan model yang sering mereka lihat dari artis
idola mereka. Bahkan para remaja tersebut juga lebih memilih menghabiskan
waktu di tempat-tempat hiburan seperti kafe dan mall untuk menghabiskan waktu
dari pada mengikuti pelajaran atau ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Mereka
lebih mengutamakan kesenangan masa kini dari pada memikirkan apa yang terjadi
pada mereka di masa depan nanti. Asumsi tersebut sesuai dengan pendapat
yang merupakan cerminan budaya barat lebih berorientasi pada individu sesorang
yang lebih egosentris, lebih memperhatikan kemandirian, dan hak mereka serta
menunjukkan bahwa gaya hidup atau perilaku hedonis yang terjadi pada diri siswa
akan berakibat buruk bagi dunia pendidikan. Tidak hanya merusak moral anak
Banyak dari siswa yang masih bergantung kepada orang tua, tentu ketika
ada keinginan yang tidak terpenuhi akan merasa terancam dengan tuntutan dan
merasa takut gagal, gelisah, dan tertekan, takut akan di cap orang yang
ketinggalan zaman apabila tidak mengikuti trend masa kini apabila terus-menerus
dibiarkan dapat menyebabkan tekanan. Dalam hal ini orang tua menjadi salah satu
faktor yang paling bertanggung jawab dalam mengontrol pola perilaku siswa.
6
Setiap orang tua tentunya menginginkan dan mendambakan hasil yang terbaik
dari seorang anak, terkadang kebebasan yang diberikan orang tua disalahartikan
oleh sebagian individu. Selain itu, Hasil penelitian Trimartani (2014) menyatakan
yang membuat tekanan dalam diri individu, serta bujukan teman, sehingga sulit
Berdasarkan observasi awal di SMA Hang Tuah pada tanggal 12-14 April
2018 diketahui bahwa siswa di sekolah tersebut sangat rentan dengan gaya hidup
hedonis. Salah seorang guru BK yang penulis wawancarai menjelaskan bahwa ada
siswa yang mengikuti gaya hidup hedonis dalam kehidupan sehari-harinya. Guru
diperlukan dan pergi ke pusat perbelanjaan atau mall untuk menghabiskan waktu
nongkrong di kafe. Selain itu aspek minat juga tergolong tinggi seperti minat
dan menjadi pusat perhatian yang kemudian hal tersebut dibuktikan dengan
oleh guru BK. Siswa yang peneliti wawancarai mengungkapkan bahwa perilaku
hedonis yang dilakukannya karena terjadinya perubahan gaya hidup (life style)
7
anak remaja masa kini. Anak muda sekarang lebih senang dengan hal-hal yang
serba instan, pragmatis, dan cenderung kebarat-baratan. Hal itu dapat dilihat
oleh siswa yang menjelaskan bahwa ia mengikuti gaya hidup yang sedang trend
terkenal di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, ia berusaha keras mengikuti trend
yang sedang berkembang sekarang seperti apabila hari libur tiba atau hari
bukan hanya untuk kesenangannya saja melainkan sudah menjadi hal yang harus
dilakukannya atau sudah menjadi tujuan hidupnya. Dan yang menjadi masalah
adalah karena ini sudah menjadi tujuan hidupnya, siswa tersebut hanya
mementingkan dirinya dan mengabaikan yang lain baik itu akademiknya, maupun
sosialnya.
yang diutamakan bagi siswa tersebut memberikan pengaruh yang kurang baik
terhadap dirinya. Dari yang terlihat siswa ini memang merupakan siswa yang
8
perilaku hedonis ini sudah menjadi tujuan hidup konseli ini dilihat dari perilaku
tersebut hal yang harus dilakukan membuat aktivitas yang lainnya diabaikan
seperti masalah nilai di sekolah dan membuat siswa jarang masuk sekolah. yang
menjadi masalah adalah jika makna hidup anak ini sudah menjadikan perilaku
hedonis ini menjadi tujuan hidupnya, ini akan berdampak pada masa depannya
hedonis dilakukan secara terus menerus oleh para remaja maka akan membuat
peranan agama dan norma para remaja akan luntur bahkan hilang. Sungguh ironis
kesungguhan belajar para siswa menjadi rendah, maka cara yang tepat untuk
individu dengan teknik logoterapi, sebab perilaku hedonis ini erat kaitannya
dengan pergaulan dan pemahaman tentang jati diri dan dengan logoterapi
membuat siswa menyadari makna hidup yang harus dicapai selain dari aktivitas
Merujuk pada perilaku hedonis yang dialami oleh siswa tentunya akan
kebutuhan sosialnya. Maka dari itu, selaku guru pembimbing yang ingin melihat
9
tumbuh kembang pribadi dan sosial anak dengan baik perlu memberikan
jangka panjang. Ditegaskan juga bahwa Bimbingan Konseling saat ini bergerak
kariernya. Dengan demikian, bimbingan konseling perlu peka, aktif dan proaktif
yang relevan dalam menunjang pengembangan perilaku siswa ke arah yang lebih
baik. Salah satu treatment yang diberikan yaitu dengan teknik logoterapi
yang berlandaskan pada pencarian makna hidup dan simbol-simbol spiritual yang
10
tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Hang Tuah Kota Makassar dengan
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana perilaku hedonis yang terjadi pada salah satu siswa di SMA Hang
Tuah Makassar?
2. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku hedonis pada salah satu
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perilaku hedonis pada salah satu siswa di SMA Hang Tuah
Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
dengan hedonis.
b) Bagi peneliti, menjadi acuan atau referensi untuk melanjutkan dan menerapkan
pembimbing/konselor.
2. Manfaat praktis
belajarnya.
b) Bagi wali kelas, sebagai masukan dalam melakukan pengawasan terhadap anak
bimbingan dan konseling guna mengatasi hedonis yang dapat dialami setiap
saat.
BAB II
A. Tinjauan pustaka
1. Hedonis
a. Pengertian Hedonis
Salah satu tipe gaya hidup yang berkembang pesat terutama dalam
hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan
utama hidup (Wikipedia, 2018). Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang,
pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan
bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali,
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Wells dan Tigert (Saputri dan
hidup seseorang sebagai proses penggunaan uang dan waktu yang dimiliki yang
dinyatakan dalam aktivitas, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Hal
sekarang, dimana akan remaja yang terjangkit perilaku ini akan cenderung
12
13
2016) prinsip gaya hidup hedonis menganggap bahwa segala sesuatu akan
dianggap baik jika hal tersebut telah sesuai dengan kesenangan yang akan
diperoleh.
b. Karakteristik Hedonis
bahwa karakteristik dari individu yang memiliki gaya hidup hedonis yaitu
ditunjukkan dengan lebih senang mengisi waktu luang di tempat yang santai
minuman beralkohol tetapi lebih pada menghabiskan waktu luang atau bersantai
atas Rahardjo dan Silalahi (Trimartati, 2014) juga berpendapat bahwa terdapat
beberapa karakteristik gaya hidup hedonis yaitu pada umumnya hidup dan tinggal
di kota besar, dimana hal ini tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses
informasi yang dapat mempengaruhi gaya hidup, berasal dari kalangan berada dan
Perilaku hedonis ini memang merupakan perilaku yang sering kita jumpai
di kalangan remaja sekarang. Beberapa ciri-ciri perilaku ini yang sering kita
(Patricia dan Handayani, 2014) juga menyatakan bahwa ciri-ciri perilaku hedonis
adalah berorientasi pada kenikmatan dari kesenangan pribadi, tidak peduli dengan
kepentingan orang lain, tidak pernah merasa puas dengan harta yang dimiliki,
hedonis juga dikemukakan oleh Susianto (Hadi dkk, 2017) menjelaskan bahwa
gaya hidup hedonis memiliki karakter impulsif, suka mencari perhatian, dan peka
lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang
gaya hidup hedonis dapat dilihat dari banyaknya membelanjakan uang dalam
hedonis adalah senang mengisi waktu luang atau bersantai di tempat santai seperti
cafe serta sangat memperhatikan penampilan agar terlihat modis dan sesuai
c. Aspek-aspek Hedonis
Ada beberapa aspek yang dikemukakan oleh para ahli, dimana Menurut
Trimartati (2014) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek yang mendasari gaya
1) Kegiatan (Activities)
perbelanjaan dan kafe. Walaupun tindakan ini dapat dipahami, tetapi kegiatan ini
2) Minat (Interest)
3) Opini (Opinion)
perilaku.
yang berasal dari dalam diri konseli sendiri atau internal dan ada pula dari luar diri
konseli atau eksternal. Menurut Kotler (Trimartati, 2014) secara garis besar
menjadi dua faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan dari luar
16
diri individu (eksternal). Faktor Internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri
individu yang didasarkan pada keyakinan diri sendiri untuk bergaya hidup sesuai
dengan keinginananya. Adapun faktor interna antara lain sikap terhadap gaya
adalah mewah, megah, dan suka menjadi pusat perhatian orang lain. Pengamatan
dianggap berkompeten dalam dirinya untuk tampil lebih baik. Dari pengamatan
ingin bertingkah laku sama dengan apa yang diamati dan dari pengalamannya
tersebut. Misalnya kagum terhadap artis dan ingin menirukan penampilan artis
antara individu satu dengan yang lain. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi
kepribadian maka individu akan mengikuti gaya hidup hedonisme. Motif, perilaku
seseorang muncul karena adanya motif. Kebutuhan untuk dapat merasakan dan
dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Seseorang yang memiliki control diri yang
hal ini berperilaku gaya hidup hedonisme. Namun sebaliknya seseorang yang
17
memiliki kontrol diri yang rendah cenderung mudah untuk mengikuti gaya hidup
hedonisme.
mewahan, borjuis). Gaya hidup hedonisme yang berasal dari faktor eksternal yaitu
muncul dari luar diri individu yang dipengaruhi oleh kelompok referensi.
ataupun tidak langsung terhadap perilaku dan sikap seorang individu. Pada
kelompok referensi, terdapat lima cara yang digunakan oleh kelompok referensi
mengacu pada pengaruh normatif. Pergaulan teman sebaya (peer group) sangat
dalam kelompok tersebut akan cenderung untuk mengikuti gaya hidup hedonis
supaya tetap diterima dalam kelompoknya tersebut. Hal ini karena intensitas
dengan nilai, dan norma. Tujuan dari nilai ekspresif ini untuk menaikkan citra
saat ini sudah mulai merambah dari kalangan dewasa hingga anak-anak.
Teknologi informasi telah banyak merubah gaya hidup kearah yang modern
karena teknologi informasi yang semakin canggih baik dari media cetak, media
massa, media online yang mudah diterima oleh individu menirukan gaya hidup
4. Keluarga, peran orang tua dalam keluarga sangat penting karena sikap dan
menganut gaya hidup hedonisme, maka secara tidak sadar akan membentuk
sikap hedonis dalam diri anggota keluarga. Hal ini dikarenakan pola asuh
keluarga yang membentuk kebiasaan anak yang secara logika merupakan pola
hidupnya.
pada tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas sosialnya, dalam hal ini
kelompok sosial relatif homogen dan bertahan lama dalam masyarakat yang
tersususn urutan jenjang. Para anggota dalam setiap jenjang tersebut memiliki
minat dan tingkah laku yang sama. Dalam kelas sosial yang menganut paham
19
hedonisme maka seseorang dalam komunitas tersebut secara tidak sadar akan
hidup hedonisme dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri individu
(internal) dan faktor dari luar diri sendiri (eksternal) yang dapat mempengaruhi
oleh Fitts (Hadi dkk, 2017) yang dimana remaja hedonis yang mudah terpengaruh
bujukan dari luar yang menarik minatnya untuk menutupi kekurangan pada
dirinya yang dianggap tidak ideal. Dari penjabaran tersebut peneliti merangkum
bahwa faktor yang memicu munculnya gaya hidup hedonis pada individu adalah
ingin diakui, ingin menjadi pusat perhatian, mudah terpengaruh dari luar (ikut-
ikutan), dan banyak membelanjakan uangnya untuk indentitas diri dan aktualisasi
diri.
1. Ingin diakui
Gaya hidup hedonis menuntut individu agar diakui sebagai anggota suatu
penampilan, tingkah laku, cara bersikap dan lain-lainnya agar menarik perhatian
orang lain, terutama kelompok teman sebaya. Remaja ingin diakui eksistensinya
20
Maka dari itu kebutuhan untuk ingin diakui ini menjadi pendorong individu untuk
dirinya seperti apa yang diinginkannya. Berbagai cara dilakukannya agar apa yang
dan Tigert (Saputri & Rachmatan, 2016) menjelaskan hedonis dapat diwujudkan
dalam hal seperti fashion, makanan, benda-benda mewah, dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian. Menjadi pusat perhatian menjadi ciri khas yang dimiliki
kelompoknya.
3. Ikut-ikutan
sosial membuat remaja mengikuti trend yang dapat membuat remaja tersebut
merasa percaya diri dan diterima dalam kelompok tersebut. Pengaruh teman
sebaya pada sikap, penampilan, dan sebagainya diakibatkan remaja lebih banyak
dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia, maka motif sosial ini terbentuk
(Suryabrata, 2014). Motif ini dapat berupa dorongan mengejar kedudukan tertentu
adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi
psikologis yang unik, aktualisasi diri sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi
seorang manusia. Motif aktualisasi diri berkaitan dengan kebutuhan atau dorongan
untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri individu. Hal ini bervariasi
dari orang satu dengan orang lain. Orang yang memiliki gaya hidup hedonis akan
(gemilang dan cristiana, 2016), menyakan bahwa apabila tidak ditangani dengan
1. Dampak pada motivasi dan prestasi belajar siswa, Dampak ini akan
2. Perubahan pola hidup menjadi matrealistik, dampak lain dari perilaku hedonis
ini adalah membuat pola hidup menjadi matrealistik, yaitu dimana siswa akan
memandang semuanya dari segi materi dan tidak mementingkan aspek lain.
3. Serta perubahan pola pikir menjadi pragmatis dan acuh tak acuh. Dampak
terakhir yang di akibatkan oleh perilaku hedonis adalah membuat siswa
akan peduli dengan sekitar. Dia hanya akan peduli dengan dirinya sendiri tanpa
mementingkan kepentingan orang lain, dan ini akan membuat siswa acuh tak
2. Logoterapi
A. Konseling Eksistensial
Pendekatan ini berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup
sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar,
humanistik yang dirintis oleh Viktor Frankle, ada tiga asas dalam aliran ini yang
dalam setiap situasi, setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas
23
secara otentik dengan menajdi sadar atas keberadaannya dan potensi-potensi serta
bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk
memilih. Tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri individu agar
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita
dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain: Orang-orang yang
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak
ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah kepada
yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat : Pengaktualisasian diri
memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman: Mampu mengadakan
hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis: Orang yang sehat membiarkan dan
golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap
mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu
kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh: Dapat membedakan dengan jelas
antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif : Kreatifitas merupakan
diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam
D. Defenisi Logoterapi
oleh Viktor Frankl pada tahun 1983. Bastaman (2007) mengemukakan logoterapi
makna hidup serta pengembangan spiritual seseorang. Makna hidup jika berhasil
ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan lebih berarti dan
masa depan (future oriented) dan berorientasi pada makna hidup (meaning
oriented). Relasi yang dibangun antara konselor dan konseli adalah encounter,
yaitu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta
(Bastaman, 2007) logoterapi pun memiliki filsafat manusia yang merangkum dan
melandasi asas-asas, ajaran, dantujuan logoterapi yaitu The Freedom of Will, The
Kebebasan ini sifatnya bukan tak terbatas karena manusia adalah makhluk
potensi luar biasa, tetapi sekaligus memiliki keterbatasan dalam aspek ragawi
kemauan, ketekunan, bakat, sifat, tanggung jawab pribadi), aspek sosial budaya
dan aspek kerohanian (iman, ketaatan beribadah, cinta kasih). Kebebasan manusia
kondisi tersebut, baik kondisi lingkungan maupun kondisi diri. Sesuai dengan
istilah “the self determining being” artinya bahwa manusia dalam batas-batas
guna meraih kehidupan yang lebih berkualitas serta kebebasan yang disertai
berharga di mata Yang Maha Kuasa. Semisalorang tua yang selalu menyayangi
anaknya serta anggota keluarga lainnya dan mampu menjalankan dengan sebaik-
baiknya fungsi mereka sebagai orang tua. Sebaliknya apabila ia seorang anak, ia
ingin menjadi anak berbakti dan dikasihi serta menjadi kebanggan kedua oarng
tuanya.
Setiap orang pasti menginginkan cita-cita serta tujuan hidup yang jelas
yang diperjuangkan dengan penuh semangat, sebuah tujuan hidup yang dijadikan
bertanggung jawab atas dirinya, mampu menentukan apa yang akan dilakukan
28
serta mampu menentukan pilihan terbaik untuk dirinya. Seseorang perlu untuk
mencintai dan dicintai agar merasa dirinya dicintai dan bahagia. Seseorang tidak
menginginkan dirinya menjadi orang dengan tanpa tujuan yang jelas karena
yang menggambarkan hasrat paling mendasar dari setiap manusia yaitu hidup
bermakna. Bila hasrat ini tidak terpenuhi, kehidupan akan dirasakan tak bermakna
(meaningless). Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan akan dirasakan
manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai
kegiatan seperti kegiatan bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti
menunjukkan bahwa hasrat untuk hidup bermakna benar-benar ada dan dihayati
setiap orang dan diyakini perlu dalam kehidupan. Sebagai motibasi dasar manusia,
hasrat untuk hidup bermakna ini mendambakan dir8uinya menjadi seorang pribadi
yang berharga dan berarti (being somebody) dengan kehidupan yang sarat dengan
terdapat dalam kehidupan itu sendiri walaupun kadang sering tersirat dan
setiap manusia merupakan hasil samping (by product) atau ganjaran (reward) atas
keberhasilan dalam meraih hidup yang bermakna (the meaningful life). Logoterapi
yang mampu untuk menentukan hidupnya menurut apa yang dianggapnya baik.
Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga
serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan sebagai
tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal tersebut berhasil dipenuhi
maka seseorang dapat merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan
kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang
bahwa dalam makna hidup terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu
Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial
hidunya apabila nilai-nilai tersebut diterapkan dan dipenuhi. Ketiga nilai (values)
karya dan kerja seseorang dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupan
secara bermakna. Bekerja dapat menimbulkan makna dalam hidup, secara nyata
makna hidup, makna hidup tidak terletak pada pekerjaan, tetapi lebih bergantung
pada pribadi yang bersangkutan yakni sikap positif dan mencintai pekerjaan.
Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang memiliki hidup
yang berarti. Tidak sedikit orang-orang yang merasa menemukan arti hidup dari
menghayati perasaan yang berarti dalam hidupnya. Dengan mencintai dan merasa
31
membahagiakan.
berbuat kebajikan kepada orang yang dikasihi, serta menampilkan diri yang
empat unsur dari cinta kasih yang murni, yaitu perhatian (care), tanggung jawab
uraian di atas dilihat bahwa cinta kasih merupakan salah satu sumber makna
hidup.
dan keberanian terhadap segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan
lagi, seperti sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian, dan menjelang
kematian, setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan secara maksimal. Hal yang
harus diubah adalah bukan keadaannya, melainkan sikap (attitude) yang dilakukan
dalam menghadapi keadaan itu.Ini berarti apabila menghadapi keadaan yang tak
mungkin untuk diubah atau dihindari, sikap tepat yang harus diambil yang harus
dikembangkan. Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabah hal-hal yang
tragis yang tidak mungkin untuk dielakkan lagi dapat mengubah pandangan
seseorang dari yang diwarnai penderitaan dapat menjadi pandangan yang mampu
terhadap penderitaan itu menjadi lebih baik. ini berarti bahwa dalam keadaan
bagaimanapun (sakit, dosa, bahkan maut) arti hidup masih tetap dapat ditemukan,
Selain tiga ragam nilai yang dikemukakan Viktor Frankl, ada nilai yang
yaitu harapan. Harapan adalah keyakinan akan terjadinya hal-hal yang baik atau
menjadi kenyataan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang
sikap positif terhadap masa depan, penuh percaya diri, dan optimis dapat meraih
menghadapi keadaan buruk saat ini dan sikap optimis menyongsong masa depan.
Harapan mungkin sekedar impian, tetapi tak jarang impian itu menjadi kenyataan.
Harapan memberikan sebuah peluang dan solusi serta tujuan baru yang
Apa yang dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti pula bagi
orang lain. Mungkin pula apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini
bagi seseorang, belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu pada saat lain.
Dalam hal ini makna hidup seseorang dan apa yang bermakna bagi dirinya
biasanya bersifat khusus, berbeda dengan makna hidup orang lain, serta dapat
hari, serta tidak selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstak-filosofis,
Mengingat keunikan dan kekhususannya itu, makna hidup tidak dapat diberikan
oleh siapapun, melainkan harus dicari, dijajagi, dan ditemukan sendiri. Orang lain
hanya bisa menunjukkan hal-hal yang mungkin berarti, tetapi itu kembali
bergantung terhadap orang yang ditunjuki untuk menentukan apa yang dianggap
Walaupun makna hidup bersifat unik dan personal, akan tetapi logoterapi
mengakui adanya nilai-nilai hidup yang bersifat paripurna dan mutlak. Sebagian
filsafat sebagai landasan dan sumber makna hidup. Sedangkan kaum agamis,
tujuan dan makna hidup tertingginya adalah pengabdian dan beribadah kepada
Tuhan. Inilah yang mendasari makna hidup yang bersifat unik dan personal
(Bastaman, 2007).
2007)
kondisi diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan ke
2) Makna hidup (the meaning of life), yaitu nilai-nilai penting dan sangat berarti
bagi kehidupan pribadi seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang
3) Pengubahan sikap (changing attitude), yaitu dari yang semula tidak tepat
menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup, dan musibah
orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia memberi bantuan pada
saat-saat diperlukan.
J. Teknik-Teknik Logoterapi
1) Paradoxial Intention
mengambil jarak (self detachment) dan kemampuan mengambil sikap (to take
stand) terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan. Teknik ini memanfaatkan
salah satu kualitas khas manusia lainnya, yaitu rasa humor (sense of humor),
khususnya humor terhadap diri sendiri. Rasa humor ini diharapkan dapat
sesuatu yang berat mencekam, tetapi berubah menjadi sesuatu yang ringan bahkan
lucu. Daalm kasus-kasus fobia, teknik ini berusaha mengubah sikap penderita
yang semula takut menjadi “akrab” dengan objek yang ditakutinya. Usaha ini
mustahil dilaksanakan apabila dilakukan tanpa sikap humoris pasien atas dirinya.
Pemanfaatan rasa humor ini diharapkan dapat membantu untuk tidaak lagi
2) Dereflection
yang ada pada setiap manusia. Artinya kemampuan untuk membebaskan diri dan
tak memperhatikan lagi kondisi yang tak nyaman untuk kemudian mencurahkan
mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang bermanfaat. Selain itu akan terjadi
37
perubahan sikap yaitu dari semula memperhatikan diri sendiri (self concerned)
menjadi individu yang komitmen terhadap sesuatu yang penting bagi dirinya, juga
3) Medical Ministry
secara maksimal, tetapi tidak berhasil, untuk itu logoterapi mengarahkan penderita
untuk berusaha mengembangkan sikap (attitude) yang tepat dan positif terhadap
pasca amputasi). Namun selanjutnya, metode ini diamalkan juga oleh para
profesional lain dalam mengatasi berbagai kasus tragis nonmedis. Pendekatan ini
lingkungan yang tak mungkin diubah lagi. Medical ministry merupakan realisasi
diri dari nilai-nilai bersikap sebagai salah satu sumber makna hidup.
4) Appealling Tehnique
intension dan dereflection, yang didasarkan pada kekuatan sugesti terapis untuk
kasus-kasus dimana pasien tidak mampu lagi menemukan sendiri makna hidupnya
seperti pada pasien yang terlalu muda atau usia yang terlalu tua sehingga
5) Socratic Dialogue
Socratic dialogue adalah suatu bentuk percakapan antara terapis dan klien
kepada klien dalam usahanya untuk membantu agar klien dapat menemukan
sendiri jawaban terhadap permasalahn yang dihadapi saat ini. Menurut Wong
(2002) dan Marshall (2011), socratic dialogue terapis harus mampu menjawab dan
menemukan pikiran dari pasiennya walaupun kondisi pasien tidak terarah dalam
teknik yang paling utama dalam logoterapi, seperti paradoksikal intension dan
6) Existential Analysis
hidupnya dan mampu menetapkan hidup secara lebih jelas. Makna hidup ini harus
mereka temukan sendiri dan tak dapat ditentukan oleh siapapun, termasuk oleh
makna hidup, yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai bersikap. Di samping
keluar dari kondisi kehampaan hidup. Dalam proses penemuan makna hidup ini
para konselor/terapis lebih berperan sebagai “rekan yang turut berperan serta”
yang sedikit demi sedikit menarik keterlibatannya bila pasien sudah mulai
K. Konseling Logoterapi
dapat menemukan tujuan dan makna hidup, dan dengan jalan itu dapat menolong
dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang sedang
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
dapat menemukan serta memenuhi makna serta tujuan hidupnya dengan cara lebih
kehidupan, mengambil sikap yang tepat atas musibah yang dialami, serta
ketidakjelasan makna dan tujuan hidup, yang sering menimbulkan kehampaan dan
hilangnya gairah hidup. Jadi bukan untuk problema eksistensial dan patologis
berorientasi masa depan (future oriented), dan berorientasi pada makna hidup
makna hidup, terapis bertindak sebagai rekan yang berperan serta yang sedikit
demi sedikit menarik keterlibatannya nila konseli telah mulai menyadari dan
menemukan makna hidupnya. Untuk itu relasi konselor dengan konseli harus
keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling menghargai,
memahami, dan menerima sepenuhnya satu sama lain. Fungsi konselor dalam hal
hidup, yakni bekerja dan berkarya (creative values); menghayati cinta kasih,
musibah yang tak terelakkan (attitudinal values); serta memiliki harapan akn
dengan pendekatan logoterapi merupakan salah satu corak konseling yang efektif
41
yang bermakna adalah dasar dari produktivitas kerja, tujuan hidup yang jelas,
kebahagian.
L. Tahap-Tahapan Logoterapi
dan klien dapat melakukan konsultasi lanjutan jika diperlukan (Tomy, 2014).
berorientasi pada makna hidup (meaning oriented). Relasi yang dibangun antara
konselor dengan konseli adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi yang
ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling
menghargai, memahami dan menerima sepenuhnya satu sama lain (Tomy, 2014).
pandangan baru terhadap diri sendiri serta kondisi yang dialaminya, sehingga
42
penderita dapat menentukan sikap baru dalam menentukan arah dan tujuan
hidupnya.
membantu seseorang untuk lebih terbuka dan menemukan makna baru pada
situasi.
nilai-nilai dan makna hidup yang secara potensial ada dalam kehidupan pasien,
B. Kerangka Konseptual
Perilaku hedonis yang dimiliki oleh individu yang membuatnya terus ingin
menjadi pusat perhatian dengan membanggakan materi dan barang mewah dan
menjadi hal tersebut sebagai tujuan hidup dan mengabaikan hal yang lain. Hal
didik. Karena dengan memiliki perilaku hedonis, akan membuat individu cuek
akan keadaan yang dialaminya, acuh tak acuh dengan segala tugas dan
Dengan teknik ini individu diberi pemahaman tentang makna hidup. Dengan
positif, sehingga perilaku hedonis akan berkurang seiring pemaknaan hidup yang
Perilaku Hedonis
1. Berorientasi pada kenikmatan dan kesenangan
pribadi
2. Tidak peduli dengan kepentingan orang lain
3. Tidak pernah puas dengan harta yang dimiliki
4. Konsumtif dan diskrimanatif
Tahap-Tahap Logoterapi
METODE PENELITIAN
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan
Jenis penelitian yaang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi
kasus (case study). Dalam metode studi kasus, peneliti melakukan analisis studi
kasus tentang problem perilaku hedonis pada satu orang siswa di SMA Hang Tuah
Hutson (Daruma, 2001) mengemukakan bahwa dengan studi kasus diperoleh data
yang lengkap dan dengan pengetahuan tersebut dapat dijadikan dasar dalam
B. Kehadiran Peneliti
lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti,
45
46
sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau
C. Subyek Peneliti
Hang Tuah Makassar. Dalam penelitian ini ditetapkan 1 orang sebagai kasus. AM
sedangkan ibu bernama Muliati (39) bekerja sebagai penjual (online shop).
luang dengan nongkrong di kafe, mall, atau tempat perbelanjaan yang lain,
mengikuti perkembangan fashion yang sedang tren, sukanya santai dan semua hal
ingin dilakukan secara instan, ingin jadi pusat perhatian, menyukai barang yang
D. Lokasi Penelitian
berlokasi di jalan Serdako Usman Ali Kompleks TNI AL Dewa Kang No. 35,
berdasarkan pada informasi yang didapatkan peneliti mengenai adanya siswa yang
hedonis yang nampak pada salah satu siswa serta apa saja yang diakibatkan dari
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa
F. Sumber Data
1. Data primer
merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
langsung tentang siswa yang berperilaku hedonis. Adapun sumber data dalam
a) Kasus
sumber data utama. Sumber data utama diperoleh dari hasil observasi yang
b) Guru BK
perilaku siswa dan data yang berkaitan dengan permasalahan siswa. Sumber data
dari guru BK diperoleh melalui wawancara yang kemudian dicatat dengan catatan
peneliti di lapangan.
c) Wali Kelas
Wali kelas sebagai guru yang membimbing dan mengawasi siswa dalam
satu kelas yang dapat menjadi sumber data yang memberikan informasi tentang
perilaku dan pergaulan siswa dalam kelas. Informasi dari wali kelas diperoleh
Teman sebaya dalam hal ini adalah siswa yang mengenal dengan baik dan
Hang Tuah Makassar. Teman dekat/sebaya dapat menjadi sumber data yang
hedonis tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah. Informasi dari teman
49
peneliti di lapangan.
e) Orang Tua
siswa berupa kepribadian siswa, perilaku siswa, dan pergaulan siswa saat di
rumah. Sumber data dari orang tua diperoleh melalui wawancara yang kemudian
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang tersiri dari biodata siswa, catatan-catatan
dari konselor, dan foto-foto. Peneliti menggunakan data ini untuk memperkuat
itu sendiri. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
1. Wawancara
wawancara langsung dalam bentuk tanya jawab kepada siswa yang memiliki
50
dengan guru BK, guru pembimbing, dan teman sebayanya dengan menggunakan
2. Observasi
awal. Teknik observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi tantang siswa
objek penelitian. Hasil observasi perlu dianalisis agar diperoleh simpulan yang
3. Dokumentasi
dan menganalisis laporan tertulis dan rekaman audiovisulal dari suatu peristiwa
yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran yang berhubungan dengan
pada penelitian ini di antaranya adalah biodata siswa dan foto-foto kegiatan.
51
H. Analisis Data
diambil berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan dari proses penelitian.
Jadi kesimpulan merupakan jawaban dari data yang telah didapatkan. Analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai
tuntas. Menurut Sugiyono (2015) bahwa data analisis dengan menggunakan tiga
tahap yakni:
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan membuang yang
tidak perlu terhadap data yang terkait dengan analisis perilaku hedonis.
2. Data Display (penyajian data), dengan adanya data maka akan memudahkan
dipahami.
1. Triangulasi
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Di samping itu, triangulasi merupakan cara terbaik
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian atau
hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi,
berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu, peneliti dapat melakukannya
dengan jalan:
dilakukan.
2. Pengecekan Anggota
dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan
kesimpulan.
53
3. Uraian Rinci
J. Tahap-tahap Penelitian
1. Identifikasi Kasus
adalah siapa individu atau sejumlah individu yang dapat ditandai atau patut
2. Identifikasi Masalah
Pertanyaan yang paling urgen untuk dijawab dalam langkah ini adalah
“jenis masalah apakah yang dialami kasus dan bagaimana karakteristik masalah
tersebut?” Hal itu menjelaskan bahwa dalam langkah identifikasi masalah, peneliti
siswa.
3. Diagnosis
ini, pertanyaan yang harus dijawab adalah “apa yang menjadi faktor penyebab
4. Prognosis
5. Pelaksanaan Terapi/Treatment
kesulitan atau masalah kasus dengan program yang teratur dan sistematis. Hal ini
dilakukan dengan bekerja sama kepada semua pihak yang mau dan mampu ikut
6. Evaluasi
seberapa jauh pengaruh tindakan terapi/tritmen itu telah menunjukkan efek atau
mereka.
55
7. Tindak Lanjut
konseling, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut hampir selalu disebut sebagai salah
satu rangkaian kegiatan yang tidak terpisah. Dengan adanya upaya tindak lanjut
Tindak lanjut hasil layanan ialah usaha tindakan (kegiatan, layanan, usaha
bantuan) bersifat lanjutan yang perlu ditempuh, yang diputuskan berdasarkan hasil
A. Hasil Penelitian
Makassar kepada konseli, teman konseli, guru BK, guru wali kelas, dan orang tua
berasal dari kalangan keluarga yang berada. Ayah AM bekerja sebagai kontraktor
dan Ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang menjalankan bisnis online shop.
AM berpenampilan modis yang ditunjang dengan paras yang cantik dan menjadi
56
57
konseli ketika ingin membeli barang dia lebih mementingkan kepuasan atau
sesuatu itu berdasarkan keinginan saja bahkan barang yang tidak ia butuhkan,
melainkan ia hanya melihat barang ini dari bentuknya yang unik atau warnanya
keinginannya, hal tersebut juga dituturkan oleh guru wali kelas AM yang
yang dipakai ke sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi langsung dapat kita
kebutuhannya.
remaja luntur, bahkan hilang. Salah satunya yaitu kepekaan sosial mereka
bersosialisasi.
AM tidak terlalu peduli dengan teman-temannya dan hanya mau berteman dengan
gengnya saja. Hal itu diperkuat dengan pernyataan teman AM yang menyatakan
bahwa AM hanya menyenangi bergaul dengan teman yang dianggap kaya atau
60
setara dengannya. Hal itu dibenarkan AM bahwa dia hanya menyenangi beberapa
Tidak pernah merasa puas merupakan bagian dari perilaku hedonis, yang
dimana mereka merasa tidak puas dengan apa yang sudah di milikinya. Dari hasil
mewah dan mahal seperti sepatu, aksesoris, dan lain-lain. Selain itu AM juga
mengaku bahwa dia membeli barang agar tidak ketinggalan trend dan merasa
gengsi jika membeli barang tiruan. Pada wawancara dengan AM ini dia
menjadikan kegiatan belanja adalah tujuan utama hidupnya, dia selalu tidak puas
61
dengan apa yang dimilikinya, selalu ingin lebih walaupun di rumahnya dia sudah
punya.
dengan teman konseli. Begitu pun dengan hasil wawancara dengan guru BK yang
Dari hasil wawancara peneliti dengan orang tua konseli yang menyatakan
bahwa AM suka mengoleksi banyak barang dan menghabiskan uang yang dia
dampak buruk dari hedonis. Hal ini dilakukan hanya untuk kesenangan semata,
karena senang berbelanja. Demi kesenangan semata, remaja yang punya gaya
hidup hedonis biasanya sangat boros. Mereka akan mengeluarkan banyak uang
untuk hal-hal yang membuat mereka senang tanpa perduli manfaat dan kegunaan
barang yang dibeli. Dari wawancara yang dilakukan dengan AM diketahui bahwa
masalah adalah AM membeli ini tidak berdasarkan kebutuhan dia hanya membeli
Selain itu mereka yang berperilaku hedonis akan melihat orang lain
berdasarkan hartanya dan selalu merasa lebih baik dari orang lain. Dari hasil
dengan teman-temannya yang dianggap kaya atau setara dengan AM. Dari hasil
dengan teman-teman terdekat atau teman-teman yang dia pilih atau sukai. Hal ini
diperkuat dengan hasil sosiometri yang dilakukan oleh Guru BK terhadap AM.
dengan temannya yang memiliki kesamaan atau hobby yang sama dengan AM
seperti belanja. Selain itu AM juga mengakui bahwa selain memiliki kesamaan
tempat nongkrong yang bagus sesuai kemauan AM. Menurut orang tua AM hanya
sering bergaul dengan teman tertentu. Selain itu AM hanya mengajak teman-
teman gengnya ke rumah. Ini adalah dampak dari hedonis itu sendiri dimana, AM
perilaku hedonisnya membuat dia sangat konsumtif dan memang perilaku dia ini
63
sudah menjadi tujuan hidupnya yang dimana dia sangat suka berbelanja yang
AM dan responden lainnya sangat terbuka dan aktif bercerita maupun menjawab
berikut ini:
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri konseli. Gaya
hidup hedonis menuntut individu agar diakui sebagai anggota suatu kelompok
laku, cara bersikap dan lain-lainnya agar menarik perhatian orang lain terutama
baik itu dari tas yang ia pakai, sepatu bahkan aksesoris-aksesoris yang yang ia
yang senang memamerkan barang branded nya di sekolah. Pernyataan dari Guru
dengan AM, AM memperkuat pernyataan guru BK dan guru wali kelas bahwa
kebanggaan materi, merek-merek terkenal dan mahal agar menjadi pusat perhatian
menjadi ciri khas yang dimiliki oleh gaya hidup hedonis dikarenakan individu
65
yang dia miliki. Pernyataan tersebut adalah wawancara dengan AM. Dari
yang AM senangi. Selain itu AM akan merasa minder dan tidak percaya diri
karena ingin diperhatikan dan menjadi populer dengan mengikuti tren di teman-
merasa gengsi atau tidak percaya diri ketika tidak menggunakan barang mewah.
berpenampilan biasa saja dan lebih senang bergaul dengan teman gengnya. Semua
dorongan untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri individu. Salah
beralkohol tetapi lebih pada menghabiskan waktu luang atau bersantai namun
dapat sekaligus menunjukkan simbol status. Hal tersebut sering dilakukan oleh
dari sosmed, dimana beliau berteman di WA dan Instagram dan dalam setiap
berada di kafe atau mall bersama dengan teman-temannya bahkan tidak mengikuti
memamerkan barang mewah atau barang bermereknya agar disegani dan diakui
mengenai kesenangannya dalam hal berbelanja dan nongkrong santai di mall atau
melihat yang dikatakan AM, dia kadang 2-3 kali seminggu pergi belanja belum
67
lagi kalau liburan. Am juga sangat sering pergi menonton bioskop dan pergi
Penjelasan Am ini juga menjelaskan bahwa Am jika merasa boring atau malas dia
karena ingin diakui dan diterima kelompoknya dengan cara memamerkan barang-
barang mahal yang AM punya dan merasa disegani ketika melakukan hal tersebut.
ini yang menjadi masalah buat AM dimana dia menjadikan semua itu tujuan
hidupnya. Dan menjadi masalah lagi karena AM menjadikan ini menjadi tujuan
b) Faktor Eksternal
Kecendrungan remaja untuk diakui dalam suatu kelompok atau lingkungan sosial
inilah yang terjadi dengan AM yang sering menghabiskan waktu bersama teman
dijauhi teman gengnya jika tidak melakukan hal yang sama dengan teman
mengikuti tren dan mengikuti temannya. Semua itu AM lakukan karena merasa
68
mereka adalah anak gaul dan tidak mau tersaingi oleh teman-temannya. Selain itu
karena tidak ingin dijauhi dan dikenal katro atau ketinggalan zaman. Dalam kurun
waktu seminggu, AM dan teman gengnya biasa berbelanjan bersama 2-3 kali
konseli diaman, ketika AM meminta uang ibu dari konseli ini langsung
memberikan uang bgtu saja tanpa adanya pengawasan. Selain tidak adanya
pengawasan dari sang ibu ditambah lagi tidak adanya pengawsan dari sang ayah
yang dimana sang ayah sangat sibuk bekerja. Inilah yang menjadi masalah ketika
tidak peduli dengan sesama, dan hanya memikirkan kepuasan pribadi semata.
Perubahan perilaku pada siswa dapat dilakukan jika siswa itu sendiri yang
menginginkan adanya perubahan pada dirinya untuk menjadi lebih baik di masa
mendatang. Perubahan ke arah lebih baik dapat diraih dengan merancang secara
Salah satu teknik konseling yang dapat merubah pandangan terhadap pemaknaan
makna hidupnya, berorientasi pada masa depan (future oriented) dan berorientasi
menjadi orang dengan tanpa tujuan yang jelas karena menjadikan dirinya tidak
menjadikan hidupnya berubah lebih baik dan terarah. Itulah hal yang menjadi
bermakna. Bila hasrat ini dapat dipenuhi maka kehidupan akan dirasakan berguna,
motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk
berubah dan melakukan berbagai kegiatan seperti kegiatan bekerja dan berkarya
70
Dereflection Wwcr08/S/Line26
konseli bahwa gejala tidak sama (identik) dengan dirinya, tetapi merupakan suatu
71
kondisi yang dapat dikendalikan oleh konseli. Pada tahap ini konseli membuat
kolom ceklis yang menggambarkan perilaku hedonis AM serta kolom ceklis yang
menggambarkan perilaku ideal yang didambakan AM. Pada tahap ini konseli
perilakunya sekarang.
Perilaku yang di inginkan atau ideal dan perilaku konseli yang sekarang
konseli terlihat dari hasil ceklis yang di buat oleh peneliti dimana dalam kolom
Indikator
No. Perilaku yang sesuai
Ya Tdk
1. Senang memamerkan barang-barang mewah √
2. Belanja untuk kepuasan √
3. Memamerkan barang-barang mewah karena ingin populer √
4. Merasa minder jika berpenampilan biasa-biasa saja √
Merasa tersaingi jika ada teman yang penampilannya lebih √
5.
menonjol
6. Mengikuti jika ada trend baru √
Mengikuti trend fashion seperti teman-teman Anda agar tidak √
7.
dijauhi
Sering menghabiskan waktu luang Anda di luar rumah, seperti di √
8.
kafe atau mall
9. Memilih membeli barang-barang branded √
No Indikator
Perilaku yang Ideal
. Ya Tdk
1. Belanja sesuai kebutuhan √
2. Berpenamapilan sederhana √
3. Merasa percaya diri jika berpenampilan sederhana √
4. Rajin menabung √
5. Bergaul dengan banyak teman √
6. Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga √
72
Dari hasil kolom ceklis yang diisi oleh konseli ini menunjukkan bahwa
ingin populer dan menjadi penunjang penampilannya juga ditampakkan oleh AM.
karena kesukaan dan hobby dari AM lebih sering keluar baik itu di mall ataupun
cafe bahkan terkadang AM sampai lupa pulang kerumah atau pulang larut ketika
sudah di luar.
terhadap diri sendiri serta kondisi yang dialaminya, sehingga dapat menemukan
sikap baru dalam menemukan arah dan tujuan hidupnya. Dari tahap sebelumnya,
dirinya dan yang diangan-angankan atau ideal oleh konseli. Tahap ini konseli
mampu menemukan pandangan baru bahwa perilakunya saat ini harus diubah ke
73
perilaku yang dapat membuatnya menjadi yang lebih baik atau merubah perilaku
Perubahan pada sikap selanjutnya akan memberikan umpan balik yang positif dan
Pada tahap ini konselor dan konseli membahas bersama nilai-nilai dan
makna hidup yang secara potensial ada dalam kehidupan konseli. Pada tahap ini
oleh konseli dan menjabarkannya menjadi tujuan yang konkret dalam kehidupan
konseli.
teman-teman kelasnya.
perilaku hedonis.
B. Pembahasan
dalam penelitian ini yaitu gambaran umum siswa yang berperilaku hedonis,
logoterapi dalam menangani perilaku hedonis. Berikut ini adalah pembahasan dan
Salah satu tipe gaya hidup yang berkembang pesat terutama dalam
masyarakat perkotaan adalah gaya hidup hedonis. Gaya hidup hedonis yaitu pola
hidup seseorang sebagai proses penggunaan uang dan waktu yang dimiliki yang
dinyatakan dalam aktivitas, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Hal
dan di tempat berkumpul seperti kafe. Adapun siswa yang cenderung berperilaku
hedonis adalah siswa yang berinisial AM. AM adalah siswa yang senang dan
75
digemari AM adalah senang membeli barang mahal hanya untuk kepuasan dan
atas (bermewah-mewahan).
remaja luntur, bahkan hilang. Salah satunya yaitu kepekaan sosial mereka
bersosialisasi.
Tidak pernah merasa puas merupakan bagian dari perilaku hedonis, yang
dimana mereka merasa tidak puas dengan apa yang sudah di milikinya
dampak buruk dari hedonis. Hal ini dilakukan hanya untuk kesenangan semata,
karena senang berbelanja. Demi kesenangan semata, remaja yang punya gaya
hidup hedonis biasanya sangat boros. Mereka akan mengeluarkan banyak uang
untuk hal-hal yang membuat mereka senang tanpa perduli manfaat dan kegunaan
hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan
hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak
bermain, senang pada keramaian kota, dan senang membeli barang mahal yang
disenanginya.
Menurut Salam (Saputri dan Rachmatan, 2016) prinsip gaya hidup hedonis
menganggap bahwa segala sesuatu akan dianggap baik jika hal tersebut telah
sesuai dengan kesenangan yang akan diperoleh. Selain itu menurut Susanto
(Trimartati, 2014) bahwa Karakteristik dari individu yang memiliki gaya hidup
hedonisme yaitu ditunjukkan dengan lebih senang mengisi waktu luang di tempat
kesenangan dengan berbagai aktivitas dan tampilan dengan barang yang mewah.
yang berasal dari dalam diri konseli sendiri atau internal dan ada pula dari luar diri
77
konseli atau eksternal. Menurut Kotler (Trimartati, 2014) secara garis besar
menjadi dua faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan dari luar
Faktor Internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri individu yang
didasarkan pada keyakinan diri sendiri untuk bergaya hidup sesuai dengan
pada diri AM. Secara eksternal individu yang hedonis akan mengarahkan
faktor eksternal yaitu muncul dari luar diri individu yang dipengaruhi oleh
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap perilaku dan sikap seorang
individu. Pada kelompok referensi, terdapat lima cara yang digunakan oleh
sosial.
hedonis adalah:
a) Ingin diakui
tersebut ditampakkan dengan penampilan, tingkah laku, cara bersikap dan lain-
lainnya agar menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya.
Dalam gaya hidup hedonis individu ingin diakui sebagai suatu anggota dalam
dirinya seperti apa yang diinginkannya. Berbagai cara dilakukannya agar apa yang
c) Ikut-ikutan
sosial membuat remaja mengikuti trend yang dapat membuat remaja tersebut
merasa percaya diri dan diterima dalam kelompok tersebut. Pengaruh teman
sebaya pada sikap, penampilan, dan sebagainya diakibatkan remaja lebih banyak
dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia, maka motif sosial ini terbentuk
(Suryabrata, 2014). Motif ini dapat berupa dorongan mengejar kedudukan tertentu
sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik, aktualisasi diri sebagai kebutuhan
dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Motif aktualisasi diri berkaitan dengan
kebutuhan atau dorongan untuk mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri
individu. Hal ini bervariasi dari orang satu dengan orang lain. Orang yang
hedonisme.
Sesuai dengan teori yang menyebutkan faktor dari perilaku hedonis diatas,
perilaku hedonis pada konseli ada 2 faktor yakni internal dan eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang muncul dari dalam diri subyek. Gaya hidup hedonis
menuntut individu agar diakui sebagai anggota suatu kelompok atau diterima oleh
tersebut ditampakkan dengan penampilan, tingkah laku, cara bersikap dan lain-
lainnya agar menarik perhatian orang lain terutama kelompok teman sebaya.
karena ingin di akui. Gaya hidup hedonis menuntut individu agar diakui sebagai
anggota suatu kelompok atau diterima oleh lingkungan sosialnya. Remaja ingin
perkembangannya. Selain itu, Ingin menjadi pusat perhatian juga menjadi faktor
internal yang membuat konseli melakukan perilaku hedonis. Popularitas dan rasa
mahal, atau simbol-simbol gengsi kemewahan lainnya merupakan ciri gaya hidup
hedonis. Menjadi pusat perhatian menjadi ciri khas yang dimiliki oleh gaya hidup
faktor internal ini didapatkan dari beberapa nasumber yaitu konseli sendiri, guru
konseli melakukan perilaku hedonis ini sesuai dengan teori yakni dikarenakan
adanya pengaruh dari luar seperti teman-temannya, mengikuti trand disosmed dan
tidak adanya pembatasan dari orang tua atau keluarga yang membuat konseli
menjadi konsumtif dan berprilaku hedonis dan bahkan membuat makna hidup
konseli ini hanya berorientasi pada kesenangan dan sudah dijadikan tujuan hidup.
internal dan eksternal. Dimana dalam faktor internal meliputi ingin diakui dan
merasa gengsi dan dalam faktor eksternal meliputi adanya pengaruh dari luar
secara personal layanan ini sangat efektif bagi individu yang bermasalah. Selain
itu juga wali kelas mengajukan upaya untuk melakukan studi terhadap kasus
perilaku hedonis dan kemudian memberikan penanganan yang khusus bagi siswa
tersebut. Salah satu teknik konseling yang bisa digunakan adalah logoterapi.
menemukan makna hidupnya, berorientasi pada masa depan (future oriented) dan
menginginkan dirinya menjadi orang dengan tanpa tujuan yang jelas karena
a) Paradoxial Intention
mengambil jarak (self detachment) dan kemampuan mengambil sikap (to take
stand) terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan. Teknik ini memanfaatkan
salah satu kualitas khas manusia lainnya, yaitu rasa humor (sense of humor),
khususnya humor terhadap diri sendiri. Rasa humor ini diharapkan dapat
sesuatu yang berat mencekam, tetapi berubah menjadi sesuatu yang ringan bahkan
lucu.
b) Dereflection
82
yang ada pada setiap manusia. Artinya kemampuan untuk membebaskan diri dan
tak memperhatikan lagi kondisi yang tak nyaman untuk kemudian mencurahkan
mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang bermanfaat. Selain itu akan terjadi
perubahan sikap yaitu dari semula memperhatikan diri sendiri (self concerned)
menjadi individu yang komitmen terhadap sesuatu yang penting bagi dirinya, juga
c) Medical Ministry
secara maksimal, tetapi tidak berhasil, untuk itu logoterapi mengarahkan penderita
untuk berusaha mengembangkan sikap (attitude) yang tepat dan positif terhadap
pasca amputasi). Namun selanjutnya, metode ini diamalkan juga oleh para
profesional lain dalam mengatasi berbagai kasus tragis nonmedis. Pendekatan ini
lingkungan yang tak mungkin diubah lagi. Medical ministry merupakan realisasi
diri dari nilai-nilai bersikap sebagai salah satu sumber makna hidup.
83
d) Appealling Tehnique
intension dan dereflection, yang didasarkan pada kekuatan sugesti terapis untuk
kasus-kasus dimana pasien tidak mampu lagi menemukan sendiri makna hidupnya
seperti pada pasien yang terlalu muda atau usia yang terlalu tua sehingga
e) Socratic Dialog
Socratic Dialogue adalah suatu bentuk percakapan antara terapis dan klien
kepada klien dalam usahanya untuk membantu agar klien dapat menemukan
sendiri jawaban terhadap permasalahn yang dihadapi saat ini. Menurut Wong
(2002) dan Marshall (2011), socratic dialogue terapis harus mampu menjawab dan
menemukan pikiran dari pasiennya walaupun kondisi pasien tidak terarah dalam
teknik yang paling utama dalam logoterapi, seperti paradoksikal intension dan
dialogue.
84
f) Existential Analysis
hidupnya dan mampu menetapkan hidup secara lebih jelas. Makna hidup ini harus
mereka temukan sendiri dan tak dapat ditentukan oleh siapapun, termasuk oleh
makna hidup, yaitu nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai bersikap. Di samping
keluar dari kondisi kehampaan hidup. Dalam proses penemuan makna hidup ini
para konselor/terapis lebih berperan sebagai “rekan yang turut berperan serta”
yang sedikit demi sedikit menarik keterlibatannya bila pasien sudah mulai
Dalam teknik ini ada beberapa tahapan yang diterapkan peneliti untuk menangani
siswa yang berperilaku hedonis ini. Tahapan tersebut menurut Elizabeth Lucas
teknik ini untuk mengatasi perilaku hedonis konseli. Tahap pertama yang
yang didambakannya. Pada tahap ini konseli membuat perilaku yang diinginkan
mendapatkan pandangan baru terhadap diri sendiri serta kondisi yang dialaminya,
sehingga konseli dapat menemukan sikap baru dalam menemukan arah dan tujuan
sikap selanjutnya akan memberikan umpan balik yang positif dan membantu
seseorang untuk lebih terbuka dan menemukan makna baru. Pada tahap ketiga ini
dereflection dan socratic dialog. Tahap akhir pada teknik ini adalah orientasi
membahas bersama nilai-nilai dan makna hidup yang secara potensial ada dalam
tujuan yang konkret dalam kehidupan konseli. Selain itu peneliti mengevaluasi
dilakukan pada subyek dalam beberapa minggu, peneliti melihat dan mendapat
bergaul dan memiliki hubungan baik dan disukai oleh teman-teman sekelanya,
4. Keterbatasan penelitian
Jadi, untuk tindak lanjut (follow up) harus dilakukan setelah proses konseling
yaitu dengan kerja sama antara guru BK, wali kelas, dan orang tua, serta pihak
sekolah.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Perilaku hedonis yang nampak ditunjukkan oleh kasus adalah siswa yang
Aktivitas lain yang digemari oleh si kasus adalah senang membeli barang
Selain itu si kasus juga mengarahkan aktivitasnya pada kesenangan saja dan
(bermewah-mewahan).
2. Perilaku hedonis kasus dipengaruhi oleh faktor yang muncul dari dalam atau
intenal dan faktor dari luar atau eksternal. Berikut faktor yang
melatarbelakangi perilaku hedonis yang ada pada kasus adalah ingin diakui,
ingin menjadi pusat perhatian, ikut-ikutan, dan untuk identitas diri atau
aktualisasi diri.
tingkah laku yang sedikit demi sedikit menjadi lebih baik, melakukan aktivitas
yang lebih bermanfaat terhadap dirinya sehingga disukai oleh teman kelasnya.
Selama proses konseling, kasus menunjukkan sikap yang cukup baik, aktif
86
87
kurang lebih enam minggu dalam ruangan atau tempat yang telah disediakan.
dan lebih ceria. Setelah pemberian treatment, terjadi perubahan positif pada
B. Saran
moral yang nantinya berguna agar anak memiliki fondasi yang baik ketika
agar mau terbuka menceritakan tentang hal-hal yang terjadi dalam aktivitas
pergaulannya.
3. Bagi siswa:
88
a. Meninggalkan hal-hal yang yang kurang baik yang tidak disenangi oleh orang
masalahnya.
DAFTAR PUSATAKA
Corey, G. 2005. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama.
Daruma, A. R., Samad,S. & Sofiani, S. 2004. Studi Kasus. Makassar: Penerbit FIP
UNM.
89
90
Pontania, A. 2016. Hubungan Antara Konsep diri Dengan Gaya Hidup Hedonis
Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Thesis, Fakultas Psikologi:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahardjo, S. 2013. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Jakarta: Prenada Media.
3. Tidak pernah
merasa puas
dengan apa
yang dimiliki
4. Konsumtif
5. Diskriminatif
94
1. Matriks Wawancara
Sumber Data
No. Rumusan Masalah Pertanyaan Guru Wali Teman Orang
Kasus
BK Kelas Sebaya Tua
1. Bagaimanakah 1. Apakah siswa belanja untuk kepuasan atau
√ √ √ √ √
gambaran perilaku untuk kebutuhan?
hedonis di SMA Hang 2. Apakah siswa sering membantu teman yang
√ √ √ √ √
Tuah Makassar kesusahan?
3. Bagaimana reaksi siswa ketika ada teman
√ √ √ √ √
yang membutuhkan bantuan?
4. Berapa banyak barang branded yang siswa
√ √ √ √ √
miliki?
5. Mengapa anda memilih membeli barang-
√ √ √ √ √
barang branded?
6. Untuk apa saja uang siswa menghabiskan
√ √ √ √ √
uangnya?
7. Seberapa sering siswa belanja dalam sebulan? √ √ √ √ √
8. Berapa biaya yang siswa keluarkan ketika
√ √ √ √ √
belanja dalam kurun waktu sebulan?
9. Dengan siapakah siswa sering bergaul? √ √ √ √ √
10. Apakah perlakuan siswa terhadap semua
√ √ √ √ √
temannya sama?
2. Faktor-faktor yang 1. Memamerkan barang-barang mewah yang
√ √ √ √ √
melatarbelakangi dimiliki
perilaku hedonis di 2. Membeli barang-barang mewah hanya
√ √ √ √ √
SMA Hang Tuah untuk kesenangan saja
95
2. Pedoman Observasi
Daftar Cek
Nama Siswa :
Kelas :
Tempat :
Waktu :
Beri tanda checklist (√) pada pernyataan yang sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan.
Indikator
No. Perilaku yang diamati
Ya Tdk
1. Memiliki banyak barang branded dan mahal
2. Senang memamerkan barang-barang mewah
3. Belanja untuk kepuasan
4. Membantu teman yang memerlukan bantuan
5. Memamerkan barang-barang mewah karena ingin populer
6. Merasa minder jika berpenampilan biasa-biasa saja
Merasa tersaingi jika ada teman yang penampilannya lebih
7.
menonjol
8. Mengikuti jika ada trend baru
Mengikuti trend fashion seperti teman-teman Anda agar tidak
9.
dijauhi
Sering menghabiskan waktu luang Anda di luar rumah, seperti di
10.
kafe atau mall
11. Memilih membeli barang-barang branded
12. Jarang masuk sekolah
97
97
Hasil Wawancara
Kode : wwcr01/S
Informan : S (Subyek)
Nama : AM
Tujuan wawancara :
AM Hehe iye kak, hedonis itu yang suka foya-foya, maunya enak- 12
enak sama senang-senang sWa toh kak?
P Iye dek, kita tauji pale itu perilaku hedonis 13
AM Iye kak karena merasa ka bilang termasuk ka pelaku hedonis, 14
teman-temanku juga na bilangi ka begitu
P Orang yang berperilaku hedonis itu dek sukanya sama 15
senang-senang sWa, suka santai, pilih-pilih teman dan
sebagainya
AM Iye kak. Kuakui memang begitu ka kak. Apalagi kalau 16
masalah teman bergaul kak suka ka memang pilih-pilih
P Menurut ta’ itu masalah atau bukan dek? 17
AM Masalah iya kak 18
P Iye dek. Jadi sebaiknya bagaimana menurutta dek? 19
AM Tidak tau mi kak 20
P Nah itulah tujuannya BK dek. Membantu siswa menangani 21
masalahnya termasuk masalah ta sekarang dek
AM Iye kak 22
P Iya dek. Saya yang mau bantu ki kalau mau jaki’ selesaikan 23
masalah ta’ dek
AM Iye kak. Mau kak 24
P Jadi bersedia jaki ini dek? 25
AM Iye kak 26
P Jadi minggu depan kita ketemu di jam istirahat seperti ini 27
untuk bicarakan permasalahan ta dek
AM Iye kak. Hari apami itu kak? 28
P Hari Rabu pi dek . Yang penting bersedia jaki’toh dek? 29
AM Iye kak bersedia kak 30
P Jadi nanti hari Rabu ketemu ki lagi di perpustakaan atau di 31
taman sekolah dek
AM Iye kak di sana mi kak, bagus suasananya 32
P Terima kasih sudah meluangkan waktunya dek 33
AM Iye kak, duluan ka pale kak 34
P Iye dek 35
99
Hasil Wawancara
Kode : wwcr02/S
Informan : S (Subyek)
Nama : AM
aja kak
Kalau malas kerja tugas ke kafe ka kak atau kadang juga ku
kerja tugas ku di kafe sama teman-teman geng ku kak
Apakah ada dampak buruk kita rasa dek selama ini karena 58
P
perilaku ta’?
Ada kak. Jarang ka komunikasi sama teman kelasku karena 59
sama terus ka geng ku, dibilangi ma sombong kak karena
AM
selalu ka pamer sama gengku barang-barang mahal yang
kita punya, jarangka di rumah kak
P Jadi apa yang harus dilakukan untuk masalah ta dek? 60
AM Tidak tahu kak, malaska sama hidup ku sebenarnya kak. 61
Hampa kurasa
Janganki bilang begitu dek. Itumi ada BK. Kalau BK itu 62
punya banyak cara untuk selesaikan masalah ta dek. tapi itu
P
tergantung kesediaan ta dek. Bersedia jaki’ menyelesaikan
masalah dengan layanan BK?
AM Iye kak. Bersedia ja kak. 63
Oke dek. Jadi untuk pertemuan selanjutnya nanti saya kabari 64
P ki waktunya dek. Saya baru mau bicarakan sama guru BK
kapan waktu terbaiknya.
AM Iye kak. 65
P Oke. Terimakasih waktunya hari ini dek. 66
AM Iye kak. Keluar ma pale kak 67
P Iye dek. 68
103
Hasil Wawancara
Kode : wwcr03/061018/W/TS
Konseling
Hasil Wawancara
Kode : wwcr04/GBK
D Iya dek 46
110
Hasil Wawancara
Kode : wwcr05/GWK
Hasil Wawancara
Kode : wwcr06/OS
Nama : Muliati
Hasil Wawancara
Kode : wwcr07/S
Informan : S (Subyek)
Nama : AM
Gambaran situasi :
Pada hari Kamis 18 Oktober 2018 subyek mendatangi peneliti di wakil kepala
sekolah sesuai dengan izin kepala sekolah beserta kesepakatan guru BK dan
subyek untuk melaksanakan konseling.
Tujuan wawancara :
Membantu menyadarkan konseli bahwa gejala tidak sama (identik) dengan
dirinya, tetapi merupakan suatu kondisi yang dapat dikendalikan oleh konseli dan
membantu konseli mendapatkan pandangan baru terhadap diri sendiri serta
kondisi yang dialaminya sehingga dapat menemukan sikap baru dalam
menemukan arah dan tujuan hidupnya.
Hasil Wawancara
Kode : wwcr08/S
Informan : S (Subyek)
Nama : AM
Gambaran situasi :
Pada hari Rabu 24 Oktober 2018 subyek mendatangi peneliti di taman sekolah
sesuai dengan izin kepala sekolah beserta kesepakatan guru BK dan subyek untuk
melaksanakan konseling.
Tujuan wawancara :
Menghilangkan secara keseluruhan atau sekurang-kurangnya mengurangi dan
mengendalikan perilaku yang dialami konseli sehingga perubahan pada sikap
selanjutnya akan memberikan umpan balik yang positif dan membantu konseli
untuk lebih terbuka dan menemukan makna baru.
Hasil Wawancara
Kode : wwcr09/S
Informan : S (Subyek)
Nama : AM
Gambaran situasi :
Pada hari Kamis 07 November 2018 subyek mendatangi peneliti di wakil kepala
sekolah sesuai dengan izin kepala sekolah beserta kesepakatan guru BK dan
subyek untuk melaksanakan konseling.
Tujuan wawancara :
Membantu konseli memperdalam, memperluas nilai-nilai yang dimiliki oleh
konseli dan menjabarkannya menjadi tujuan yang konkret dalam kehidupan
konseli.
Subyek Uraian Percakapan Line Teknik
Konseling
AM Assalamualaikum 1
P Waalaikumsalam dek. Masuk ki dek. 2
AM Iye kak. 3
P Bagaimana kabarta’ hari ini dek? 4
AM Baik sekali kak. 5
Alhamdulillah dek. Mulai maki juga kuliat membaur sama 6
P
teman-teman ta
AM Iye kak. Sedikit-sedikit ku rubah mi kebiasaanku yang tidak 7
126
TUAH MAKASSAR
A. Tujuan
spiritual seseorang. Kehidupan dirasakan lebih berarti dan berharga jika dapat
B. Persiapan
berikut:
a. Pedoman wawancara
b. Pedoman observasi
a. Tempat
b. Perlengkapan
C. Tahap pelaksanaan
SMA Hang Tuah Makassar terbagi 5 tahapan studi kasus yaitu identifikasi masalah,
berikut:
I. Pendahuluan
dilakukan.
kepada pembahasan tentang masalah yang di alami. Dalam hal ini peneliti tidak
memberikan materi, akan tetapi siswa yang lebih banyak bicara (aktif)
II. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
dilakukan.
b. Kegiatan inti
c. Penutup
a. Pendahuluan
dilakukan.
b. Inti kegiatan
1. Melakukan wawancara dengan guru BK, wali kelas, konseli, dan teman si
konseli.
131
c. Penutup
a. Pendahuluan
sebelumnya.
dilakukan.
b. Inti kegiatan
c. Penutup
Tahap ke IV : Treatment
a. Pendahuluan
b. Inti kegiatan
132
menyadarkan penderita bahwa gejala tidak sama (identik) dengan dirinya, tetapi
mendapatkan pandangan baru terhadap diri sendiri serta kondisi yang dialaminya,
sehingga penderita dapat menentukan sikap baru dalam menentukan arah dan
tujuan hidupnya.
Perubahan pada sikap selanjutnya memberikan umpan balik positif yang membantu
seseorang untuk lebih terbuka dan menemukan makna baru pada situasi.
bersama nilai-nilai dan makna hidup yang secara potensial ada dalam kehidupan
pasien, terapis dalam hal ini berperan untuk membantu pasien memperdalam,
Lampiran 5: Dokumentasi
Konseling Logoterapi
137
138
139
140
141
142
143
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Enrekang pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian masuk di SMP
Negeri 4 Alla Kabupaten Enrekang pada tahun 2008 dan selesai pada tahun 2011.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Barru
Kabupaten Barru pada tahun 2011 dan tamat pada tahun2014. Kemudian penulis
S1.