Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam
Ilmu Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Oleh:
SEILA YULIANA
NPM : 1411080124
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam
Ilmu Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam
Oleh :
SEILA YULIANA
NPM : 1411080124
Oleh
SEILA YULIANA
ii
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya dengan izin-Nya
kesabarannya tak dapat kutebus, terima kasih atas segala hal yang telah
kalian berikan dan segala untaian doa yang tak pernah henti. Terima kasih
ini dapat menjadi salah satu wujud bakti dan ungkapan rasa terima kasih
dan Aryo Prasandi yang selalu memberikan support serta doanya sehingga
langkahku, terima kasih atas segalanya yang telah kalian berikan, tanpa
v
RIWAYAT HIDUP
dan Ibu Sariyah yang lahir di Desa Bernung pada tanggal 04 juni 1996 yang diberi
tahun 2008. Lalu pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 01
pendidikan di SMA Negeri 1 Gedongtataan dan selesai pada tahun 2014. Selama
Merah Remaja).
Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung melalui jalur SPAN-PTAIN penerimaan mahasiswa baru. Pada tahun 2017
penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sido Mekar dan
Lampung.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya serta
Sholawat dan salam pada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung,
adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik
Diskusi dalam Meningkatkan Interaksi Sosial pada peserta didik kelas VII di SMP
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, serta bimbingan dan bantuan baik
material dan moril dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat kepada :
1. Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
vii
2. Andi Thahir, MA.E.d.D, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
4. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag, selaku dosen pembimbing I dan Andi Thahir,
S.Psi, M.A, Ed. D selaku dosen pembimbing II yang selalu membantu dan
6. Mauli Sari, S.Pd, selaku pamong saat PPL, terima kasih atas kebaikan dan
yang selalu kalian berikan sehingga membuat hati ini tenang dan
vii
9. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak diatas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan
tugas akhir skripsi ini menjadi informasi dan sumbangan secara teoritis yang
Penulis,
Seila Yuliana
1411080124
vii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 12
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 13
D. Rumusan Masalah..................................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 13
x
B. Teknik Diskusi Kelompok ........................................................................ 25
1. Pengertian Diskusi Kelompok.............................................................. 25
2. Bentuk Bentuk Diskusi Kelompok....................................................... 27
3. Tujuan Diskusi Kelompok ................................................................... 28
4. Teknik-Teknik Dalam Diskusi Kelompok ........................................... 29
5. Langkah-Langkah Dalam Diskusi Kelompok...................................... 31
C. Interaksi Sosial.......................................................................................... 33
1. Pengertian Interaksi Sosial ................................................................... 33
2. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ............................................ 36
3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial............................................................ 38
4. Faktor-Faktor Interaksi Sosial.............................................................. 39
D. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 42
E. Penelitian Yang Relevan........................................................................... 45
F. Hipotesis ................................................................................................... 47
xi
I. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................... 61
J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 62
1. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 62
2. Analisis Data ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : RPL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
pendidikan karena dengan pendidikan manusia akan menjadi lebih baik, seperti saat
Allah SWT menyerukan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya untuk
membaca karena dengan membaca akan banyak ilmu dan pengetahuaan yang didapat.
Sebagaimana tertulis dalam surat Al-Alaq ayat 1-5:
1
Al- Qur’an dan terjemah, (Bandung: CV. Diponegoro), h 479
1
2
terutama umat Nabi Muhammad SAW bahwa diwajibkan atas kita menjadi pribadi
yang rajin membaca atau belajar, kita ketahui bersama bahwa membaca adalah pintu
pertama yang dilalui olehilmu untuk masuk ke dalam otak dan hati manusia.
Karena itu belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi
seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
fisik, intelektual, emosional, sosial dan spritual sesuai dengan tahap perkembangan
adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik juga penting salah
2
Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013
3
Hera Lestari Mikarsa, Pendidikan Anak di SD,Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, hal 2
3
masyarakat sosial budaya, hubungan (interaksi) sosial adalah suatu hubungan antara
dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
prosesnya menuju suatu kedewasaan perlu melalui beberapa tahap. Menurut Sunarto
dan Hartanto tahap ini dimulai dari fase pra-lahir yaitu antara (0 -2 minggu), masa
tahun), masa remaja (13- 21 tahun), masa dewasa (21 - 65 tahun), dan masa tua 65
tahun ke atas.
Remaja yang berada pada tahap awal, berkeinginan besar untuk mencoba
segala hal yang belum diketahuinya, mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh
orang dewasa, mereka mempunyai rasa keingin tahuan yang kuat untuk mengetahui
segala hal. Berdasarkan penjelasan diatas, tahapan yang paling rawan yaitu pada masa
menemukan tempat mereka dalam masyarakat dan merasakan bahwa tempat tersebut
4
Daryanto, Perubahan Pendidikan dalam Masyarakat sosial budaya (Bandung: PT. Sarana
Tutoril Nurani Sejahtera, 2012), h. 119
4
pribadi.
Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karna itu tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama, bertemunya orang
perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam
suatu kelompok sosial.Karena pada dasarnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah
makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan religius. Sifat kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi, susila dan religi harus dikembangkan secara seimbang,
selaras, dan serasi. Perlu disadari bahwa manusia hanya mempunyai arti dalam
kaitanya dengan manusia lain dalam masyarakat.Manusia mempunyai arti hidup
secara layak jika ada diantara manusia lainya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman
Allah surat Al-Hujuraat ayat 13:
makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan makhluk Allah lainnya, dan
atas kehendak Allah. Berdasarkan firman Allah diatas manusia dituntut berinteraksi
sosial untuk mengetahui gejala lingkungannya, seorang tidak akan terisolasi jika tidak
pernah berinteraksi sosial dengan orang lain dalam hidup bermasyarakat, sehingga
5
Al-Quran dan terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro,2006), h 411
5
merupakan dari masyarakat yangdituntut dapat berinteraksi sosial dengan orang lain
adalah sekolah, karena hampir sebagian waktu peserta didik banyak digunakan untuk
interaksi sosial, guru BK sangat berperan penting untuk membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah peserta didik. Salah satu strategi guru BK yang
extrakulikuler, disamping itu bimbingan konseling juga ikut andil didalamnya, yakni
membimbing peserta didik meraih pengembangan diri yang optimal sesuai dengan
6
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, (Jakarta:Erlangga 1988), h. 11
6
merupakan proses bantuan yang diberikan oleh konselor kepada individu peserta
didikmelalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya,
Pada dasarnya setiap individu adalah mahluk sosial yang senantiasa hidup
dalam lingkup masyarakat baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis
yang didalamnya saling mengadakan hubungan timbal balik antara individu satu
dengan individu lainnya. Salah satu ciri bahwa kehidupan sosial itu ada yaitu dengan
adanya interaksi, interaksi sosial menjadi faktor utama didalam hubungan antar dua
orang atau lebih dan saling mempengaruhi. Bergaul atau berinteraksi pada masa
remaja sangat penting karena pada masa ini banyak tuntutan-tuntutan masa
perkembangan yang harus dipenuhi yaitu perkembangan secara fisik, psikis, dan yang
lebih utama adalah perkembangan secara sosial. Bagi remaja kebutuhan untuk-
didikmelalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya
7
VirgiaNingrumFatnar, ChoirulAnam, Vol. 2, 2 Desember 2014, “
KemampuanInteraksiAntaraRemaja Yang Tinggal di PondokPesantrendengan yang
TinggalBersamaKeluarga” hal 71
7
dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama. Peserta didik
dilahirkan belum berinteraksi sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan
Untuk mencapai kematangan sosial, peserta didik harus belajar tentang cara-
cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh peserta didik
lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Sosialisasi adalah sebuah proses belajar yaitu proses akomodasi dengan mana
mempelajari kebiasaan, sikap ide-ide, pola-pola, nilai dan tingkah laku, dan standar
tingkah laku dalam masyarakat dimana peserta didikhidup. Semua sifat kecakapan
yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu
8
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h. 25
9
ibid, h. 1
8
Tabel 1.1
Peserta Didik Yang Memiliki Interaksi Sosial Dikelas VII
Di SMP Negeri 3Bandar Lampung ( Kelas Experimen)
Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh data bahwa kelas VII memiliki masalah
interaksi sosial yang telah dijelaskan pada tabel tersebut. Dalam tabel 1.1 ditemukan
6 dari 8 jumlah peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah, 2 yang memiliki
Tabel 1.2
Peserta Didik Yang Memiliki Interaksi Sosial Dikelas VII
Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung ( Kelas Kontrol)
10
Menurut Vembrianto dalam Dhiva Airlangga, Sosial Dan Politik Sosialisasi, (Bandung:
Alfabet, 2010) h.230
9
1 2 3 4 5 6 7 8
1 DB √ √ √ √
2 DRA √ √ √ √
3 DS √ √ √
4 DT √ √ √ √
5 GA √ √ √
6 GH √ √ √
7 GN √ √ √ √ √
8 JB √ √ √ √ √ √
Sumber: Hasil Penyebaran Angket Dengan Masalah Interaksi Sosial Peserta
Didik Kelas VII Di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tanggal 5 Oktober 2018
Berdasarkan tabel 1.2 diperoleh data bahwa kelas VII memiliki masalah
interaksi sosial yang telah dijelaskan pada tabel tersebut. Dalam tabel 2.1 ditemukan
5 dari 8 jumlah peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah, 2 yang memiliki
interaksi sosial sedang, 1 yang memiliki interaksi sosial tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa masalah interaksi sosial terjadi pada peserta didik di kelas VII di SMP Negeri
3 Bandar Lampung.
Sebagai guru yang bertanggung jawab bukan saja pada aspek kognitif, tetapi
juga aspek perkembangan sosial, maka hal ini menjadi perhatian dengan mencarikan
sosial peserta didik melalui bimbingan klasikal, namun hasil dari bimbingan klasikal
yang diberikan ibu Rindi Santika kepada peserta didik tidak sepenuhnya
menghasilkan interaksi sosial peserta didik menjadi lebih baik. Oleh karena itu
antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok dan antara sesama anggota
hubungan interpersonal satu sama lain. Jalinan hubungan interpersonal ini merupakan
wahana bagi para anggota untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan bahkan
perasaan satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya pula proses belajar di
Peningkatan Interaksi Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 3 Bandar
Lampung.
B. Identifikasi Masalah
permasalahan:
3. Terdapat 5 peserta didik di kelas kontrol yang memiliki interaksi sosial dalam
kategori rendah.
11
4. Terdapat 2 peserta didik di kelas kontrol yang memiliki interaksi sosial dalam
kategori sedang.
5. Terdapat 1 peserta didik di kelas kontrol yang memiliki interaksi sosial dalam
kategori tinggi.
tetap rendah.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak menimbulkan perluasan masalah maka
penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini, merujuk dari pada tema yang
telah di buat oleh penulis maka masalah yang akan di kaji hanya dalam ruang
Peningkatan Interaksi Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 3 Bandar
Lampung.
D. Rumusan Masalah
Menyimak dari apa yang telah di paparkan dalam latar belakang tersebut,
agar penenelitian skripsi ini lebih terarah penulis membuat rumusan masalah yaitu
Peningkatan Interaksi Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 3 Bandar
Lampung.
E. Tujuan Penelitian
12
Mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan daripada penelitian ini
Terhadap Peningkatan Interaksi Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri
3 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan Hasil penelitian ini dapat menjadi kajian yang berguna dalam
Peserta Didik. untuk dijadikan referensi bagi lembaga guru BK dan peneliti lain.
2. Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
11
Achmad Juntika Nurhisan, “Bimbingan Dan Konseling” (Bandung: Pt. Refika Aditama,
2011), h. 23.
12
Dewa Ketut Sukardi, “Bimbingan dan Konseling Di Sekolah” (Jakarta: Pt. Reneka Cipta,
2008), h. 64.
13
14
hubungan yang harmonis, kerjasama yang baik dan mantap, serta saling
mengerti, dan menerima tujuan bersama secara positif, setia pada kelompok,
merupakan “salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar
bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi
13
Neng Gusti, “Bimbingan Dan Konseling Melalui Pengembangan Akhlak Mulia Siswa
Berbasis Pemikiran Al-Ghazali”, Tadris Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah 1, No. 1 (2016), h. 3
14
Tohirin, “Bimbingan Konseling Di Sekolah dan Di Madrasah ” (Jakarta: Pt Raja Grafindo
Prasada, 2013), h. 164.
15
Sitti Hardinah, “Konsep Dasar Bimbingan Dan Kelompok” (Bandung: Refika Aditama,
2009), h. 61.
16
Menurut Romlah dalam Ewin Tri, “Bimbingan Kelompok,” Artikel Jurnal, 2012, h. 12.
15
informasi yang berguna agar mampu menyusun rencana dan keputusan yang
tepat serta dapat memahami dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Serta
a. Tujuan Umum
17
ibid
16
b. Tujuan Khusus
a. Tenaga pembimbing masih sangat terbatas dan jumlah peserta didik yang
perlu dibimbing begitu banyak sehingga pelayanan bimbingan secra
perorangan tidak akan merata;
b. Melalui bimbingan kelompok, peserta didik dilatih untuk menghadapi
suatu tugas bersama atau memecahkan suatu maslaah bersama. Dengan
demikian, sedikit banyak di didik untuk hidup bersama;
c. Dalam mendiskusikan secara bersama, peserta didik didorong untuk
berani mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain.
Selain itu, beberapa peserta didik akan lebih berani membicarakan
kesukarannya dengan penyuluh setelah mereka mengerti bahwa teman-
temannya juga mengalami kesukaran tersebut;
18
Prayitno, “Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok” (Padang, 2004),h.1.
17
a. Anggota kelompok
b. Pimpinan kelompok
20
Dini Tias Astuti, “Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Akselerasi Di Sd Hj. Isriati Baiturahman 01 Semarang,” Artikel Skripsi, 2013, h. 22.
21
Prayitno, Op.Cit., h.4
19
22
Sitti Hartinah, Op.Cit., h. 8-9
23
Ibid, h. 10
20
kelompok, yaitu:
pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan evaluasi
a. Langkah awal
b. Perencanaan kegiatan
materi layanan; (b) tujuan yang ingin dicapai; (c) sasaran kegiatan; (d) bahan
atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok; (e) rencana penelitian; (f)
c. Pelaksanaan kegiatan
penghangatan/pengakraban.
3) Evaluasi kegiatan
dibahas sebelumnya. Usaha tindak lanjut mengikuti arah dan hasil analisis
23
perlukan.25
dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
dan notulis.
Peserta didik yang lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian, akan
25
Mamat Supriatna, “Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kopeten” (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h. 97.
26
Jumanta Handayana, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter” (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 131.
27
Tohirin, op.cit., h. 275
24
yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
merencanakan kegiatan.30
adalah teknik bimbingan kelompok dengan teknik diskusi percakapan yang telah
direncanakan antara tiga orang atau lebih, yang dilaksanakan dengan maksud dan
28
Haryanto, “Pengertian Diskusi Kelompok,” ((Jakarta: Renika Cipta, 2013), 54.
29
Tohirin, Op.Cit., h. 275
30
Ikhtisar Zainal Aqib, “Bimbingan dan Konseling Di Sekolah” (Bandung: Yratama Widya,
2012), h.43.
25
bentuk diskusi yang akan dibinanya. Setiap bentuk tentu saja memerlukan binaan
Bentuk diskusi menurut aspek dan ciri-cirinya seperti yang tertera pada
tabel berikut:
Tabel 2.1
Bentuk-bentuk diskusi kelompok di lihat dari berbagai aspek
31
Dewa Ketut Sukardi.Op.Cit., h. 221
26
a. Peserta didik mendapat pesan yang berharga dari teman diskusi dan
suatu tugas, bila peserta didik malu-malu enggan mengerjakan suatu tugas,
melakukan analisis dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya.
Peserta didik secara bertahap akan mampu menanggapi secara kritis dan
yang diterima.
mengemukakan pendapat secara jelas dan terarah. Tanpa latihan akan sulit
para peserta didik. Dalam diskusi peserta didik dibimbing untuk berani dan
27
bersama.32
Ada beberapa teknik dalam sebuah diskusi, antara lain sebagai berikut:
a. Berargumentasi
Penyaji gagasan dalam diskusi dikatakan relevan jika tidak lepas dari
akibat dari masalah itu. Dengan demikian jika dalam suatu diskusi
c. Menanggapi Gagasan
32
Ibid., h. 221
28
bicara.
tersebut.
berikut:
dan logis.
a. Langkah persiapan
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
manakala diperlukan.
b. Pelaksanan diskusi
diskusi;
33
Santoto. S, “Dinamika Kelompok” (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 22.
30
dibahas.
c. Menutup diskusi
sebagai berikut:
C. Interaksi Sosial
ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu
bersifat alami yang individu-individu itu saling mempengaruhi satu sama lain
kejadian ketika suatu aktivitas atau sentimen yang dilakukan oleh seseorang
dengan menggunakan suatu aktivitas atau sentimen oleh individu lain yang
menjadi pasanganya.
bahwa suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu interaksi
merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasanganya.
pribadi yang masing-masing orang menunjukan perilakunya satu sama lain dalam
mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang
memelihara keunikan dan keterpusatan, tetapi pada saat yang sama ia memiliki
35
Mohammad Ali Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Bumi Aksara), h. 87
36
Daryanto, Op.Cit. h. 115-116
32
kebutuhan untuk keluar dari dirinya sendiri dan untuk berhubungan dengan orang
lain serta alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan
ciri yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Perbedaan ini merupakan
manusia sehingga terjadi hubungan timbal balik antara individu atau kelompok
yang satu dengan yang lain agar terjadi perubahan di dalam lingkungan
masyarakat.38
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Karena itu,
dapat kita amati atau rasakan bahwa apabila sesuai dengan norma dan nilai dalam
37
Gerald Corey, Teori dan Praktik konseling & Psikoterapi (Bandung: PT. Refika Tama,
2005), h. 69
38
Daryanto, Op.Cit. h.117-118
33
sebaliknya, manakala interaksi sosial yang dilakukan tidak sesuai dengan norma
dan nilai masyarakat, interaksi yang terjadi kurang berlangsung dengan baik.39
sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling
mempengaruhi satu sama lain berdasarkan norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karna
itu tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama, bertemunya
berikut:
b. ada individu, interaksi sosial itu terjadi karena adanya peran serta dari
39
Dasrun Hidayat,Komunikasi Antar Pribadi dan Medianya Fakta Penelitian Fenomenologi
Orant Tua Karir Anak Remaja (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.59
34
struktur dan fungsi kelompok ini terjadi karena individu dalam hidupnya
dinamis.40
dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya
komunikasi.
Kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cum yang berarti
bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak
Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena
berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu sebagai berikut :
1) Antara orang perorangan, Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil
norma masyarakat.
Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah pada suatu
Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak
perantara.
b. Adanya komunikasi
36
Interaksi sosial adalah bentuk utama dari proses sosial, yaitu pengaruh
interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang saling mengadakan
sebagai berikut:
faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor
yang bergabung.
dalam proses interaksi sosial, salah satu segi positifnya adalah bahwa
41
Daryanto, Op.Cit. h 126
38
suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang
kemudian diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir
tersebut.
D. Kerangka Berfikir
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka juga bisa dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan
dalam penilitian.
paradigma penilitian. Oleh karna itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian
dengan teknik diskusi ini konseli yang di hadapi bukanlah bersifat individual
Dengan adanya hubungan yang interaktif tersebut anggota kelompok akan merasa
lebih mudah dan leluasa karena anggotanya merupakan teman sebaya mereka
sendiri.
yang memanfaatkan dinamika kelompok ini, peserta didik juga belajar untuk
memahami dan mengendalikan diri sendiri, memahami orang lain, saling bertukar
Kerangkapemikirandalampenelitianiniadalahbahwakonselingkelompokde
nganteknikdiskusidapatmeningkatkaninteraksisocialpesertadidik,
karenapenggunaankonselingkelompokdenganteknikdiskusidapatmembantupesert
Berikutdapatdigambarkanalurkerangkaberfikir :
Interaksi Sosial
Teknik Diskusi
Pretest Posttest
E. Penelitian YangRelevan
dengan menggunakan uji tanda, dapat diketahui ρtabel = 0,016 lebih kecil dari
konseling kelompok teknik diskusi pada kelas pada siswa kelas VII
analisis data diperoleh siklus I criteria mampu 68%, kurang mampu 32% dan
tidak mampu 0%. Siklus II mampu 88%, kurang mampu 12%, serta 0%
yaitu pada kelompok eksperimen hasil yang diperoleh pada saat pretest
sebesar 21, 50 dan pada saat posttest menjadi 44, 60.2 berada pada kategori
kuat.42
5. Penelitian yang kedua dilakukan Oleh Anggi Annisa Febriati Dengan Judul
kemampuan interaksi sosial antar perseta didik dan mempermudah guru BK dalam
42
Eva Susanti (1211080110), “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan
TeknikDiskusi Dalam Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Peserta Didik Kelas Xi Ips 1 Sma Al-
Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negri Raden Intan Lampung,” .
43
Anggi Annisa Febriati, “Konseling Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Meningkatkan
Interaksi Sosial Di Mts Wathoniyah Islamiyah Candipuro Lampung Selatan Tahun Ajaran 2016/2017.
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung,”.
44
F. Hipotesis
sampai bukti melalui data yang terkumpul.44 Rumusan hipotesis tindakan memuat
meningkatkan interaksi sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandar
Lampung.
meningkatkan interaksi sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandar
Lampung.
ketentuan jika hasil Z hitung> Ztabel maka hipotesis Ho ditolak Ha diterima, jika
Ha : µ1 ≠ µ2
Ho : µ1 = µ246
Keterangan :
teknik diskusi.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 96
45
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan, Profesi
Guru, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2011), h. 50
46
Sugiyono, Op.Cit. h. 69
45
diskusi.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
B. Desain Penelitian
non-equivalent control group desain. Pada dua kelompok tersebut dberikan, sama-
sam dilakukan pre-test dan Post-Test. Namun hanya kelompok eksperimen yang
penelitian ini terdapat kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan dan
kelompok kontrol sebagai pembanding, pada dua kelompok tersebut akan dilakukan
pengukuran sebanyak tiga kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Pertama
tanya jawab dengan masalah yang sama, selanjutnya dilakukan pengukuran kembali
47
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan” (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 91.
48
Sugiyono, ibid, h.76
46
47
(Post-Test) yang kedua guna melihat atau ada atau tidaknya pengaruh pengukuran
Pengukuran pengukuran
(Pre-test) perlakuan (post-test)
E O1 X1
O2
K O3 X2
Gambar 3
Pola Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
O1 : Pengukuran interaksi sosial sebelum diberikan perlakuan bimbingan
kelompokdengan tekhnik diskusi
O2 : Pengukuran interaksi sosial setelah diberikan perlakuan bimbingan kelompok
dengan tekhnik diskusi
O3 : Pengukuran interaksi sosial sebelum diberikan perlakukan dengan metode
ceramah dan tanya jawab
O4 : Pengukuran interaksi sosial setelah diberikan perlakuan metode ceramah dan
tanya jawab
X1 : Pemberian perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan teknik dikusi
X2 : Pemberian perlakuan metode ceramah dan tanya jawab.49
49
Sugiyono, ibid, h. 79
48
C. Variabel Penelitian
Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung terdiri dari dua variabel yaitu:
atau penyebab. Pada penelitian ini variabel bebasnya yaitu bimbingan kelompok
tekhnik diskusi.
variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu independen (X) dn
50
“Bambang Prasetyo Dan Lina Miftahul Jannah, "Metode Penelitian Kuantitatif",
(JAKARTA: grafindo persada, 2012),h. 38.
51
Sugiyono, Op.Cit, h.39
49
D. Definisi Operasional
indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep
Tabel 3.1
Definisi Operasional
mempengaruhi, Kadang-
mengubah, atau kadang
memperbaiki kelakuan TP:
individu yang lain atau Tidak
sebaliknya Pernah
1. Populasi
Populasi adalah wilayah dang generalisasi yang terdiri atas sampel yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
kelas VII F dan VIIG di SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2018/2019:
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Jenis kelamin
No Kelas Laki- Jumlah
Perempuan
laki
1 VII F 17 13 30
2 VII G 10 20 30
Total 60
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri 3 Bandar Lampung
52
Sugiyono,Ibid, h 18
53
Suhasini Arikunto, "Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek", (JAKARTA: Rineka
Cipta,1987), h. 115.
51
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.54 Sampel juga sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Menurut Sutrisno Hadi, sampel atau contoh adalah sebagian individu yang
adalah adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Sampel
yang akan diteliti oleh peneliti di kelas VII F dan VII G SMP Negeri 3 Bandar
Lampung adalah 16 peserta didik yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
8 peserta didik untuk kelas eksperimen dan 8 peserta didik untuk kelas kontrol.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No Kelas L P Jumlah Keterangan
1 VII F 5 3 8 Kelas Eksperimen
2 VII G 4 4 8 Kelas Kontrol
Jumlah 16
3. Teknik sampling
a. Peserta didik kelas VII F dan G atas rekomendasi guru BK SMP Negeri 3
Bandar Lampung.
54
Sugiyono, Op.Cit h 118
55
Cholid Nurbuk, "Metodologi Penelitian", (JAKARTA: Bumi Aksara,2015), h. 107.
56
Sugiono, Op.Cit., H. 120
52
1. Wawancara
tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal-dari responden yang
wawancara bebas atau tidak tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah
2. Observasi
57
Anwar Sutoyo, 2014, "Pemahaman Individu" , (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h. 123.
58
Sugiono, Op.Cit. h. 80
59
Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling dalam Praktek, (Bandung: Maenstro,
2015, h.224
53
berperan serta).60
perbuatan peserta didik pada saat pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
memperkuat hasil wawancara ibu Rindi Santika selaku guru BK dan ibu Windi
3. Angket
panjang pendeknyainterval yang ada dalam atat ukur,sehingga alat ukur tersebut
Keuntungan menggunakan skala model likert ini yaitu mudah dibuat dan
asalkan sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
60
Ibid, h 225
61
Sugiono, Op.Cit, h. 194-199
62
Arikunto, Op.Cit, h. 133
54
fenomena sosial, yang menggunakan format selalu (SL), sering (SR), kadang-
kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Adapun skor jawaban responden terhadpa
Tabel 3.4
Skor Alternatif Jawaban
Skala kemandirian belajar dalam penelitian ini menggunkan rentang skor dari
1-4 dengan banyak item 25. Sehingga interval kriteria dapat ditentukan dengan cara
sebagai berikut:
Ji = (t-r)JK
Keterangan :
Sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
63
Eko Putro Widoyoko, “Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah”, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2014), h. 144
55
Tabel 3.5
Interval Interaksi social
Interval Kriteria
67-100 Tinggi
34-66 Sedang
0-33 Rendah
G. Instrumen Penelitian
Setelah dilakukan uji validitas instrumen dengan ahli yaitu Dr. Oki
Dermawan, M.Pd maka semua item pernyataan dinyatakan valid dan sesuai dengan
teknik diskusi akan dilakukan dengan memberikan treatment pada peserta didik yaitu:
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Penelitian
dengan para ahli dengan cara dimulai pendapatnya tentang instrument yang telah
disusun. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan ahli yaitu,
Bapak Dr. Oki Dermawan, M.Pd. Setelah pengujian konstruk selesai dari ahli,
maka diteruskan uji coba instrument pada sempel dari mana populasi diambil,
dilakuakan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item
dikelas VIII F dengan peserta didik yang berasal dari luar sampel penelitian.
Angket yang diuji cobakan sebanyak 25 butir soal, setelah melewati analisis data
64
Ibid., 177
57
pertama dan kedua hasil uji coba menghasilkan 30 butir soal yang valid yang
diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df=n-2, jadi df=30-2 =
temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
obyek yang sama menghasilkan data yang sama. Pengujian ini akan
instrumen yang apabila digunakan akan menghasilkan data yang sama.66 Dalam
65
Sujarwani, V. Wiratna, SPSS untuk penelitian (Pustaka Baru Press, 2015), h. 199
66
Ibid, h.39
58
I. Langkah-langkah Penelitian
kelompok kontrol diberikan Pre-Test yaitu berupa pernyataan. Pre-test ini perlu
Dalam penelitian ini perlakuan dilakukan sebanyak 16 kali yaitu 8 kali pada
Bentuk Post-Test sama seperti dahulu yang diberikan pada Pre-Test yaitu
perlakuan.
59
meneliti apakah ada response yang tidak lengkap, tidak komplit atau
penelitian.
c. Processing, setelah seluruh data terkumpul dan terisi penuh atau benar
67
(Notoadmojo)HerliaWati,“metodePenelitian”(online)blogspot,tersedia:
Http://herliamer.blogspot.com.2012/05/babIV.html.
60
2. Analisis Data
Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang digunakakn untuk
mengolah data penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Oleh karena itu,
setelah data terkumpul harus segera dilakukan analisis karena apabila data
tersebut tidak dianalisis data tersebut tidak dapat digunakan untuk menjawab
kemandirian belajar peserta didik dapat digunakan rumus uji Z wilxocon yaitu
sebagai berikut :
( )
= .
( )( )
Keterangan :
Z : Uji Wilxocon
N : Jumlah Data
T : Jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif atau positif dengan
68
Sugiyono Op.Cit., h. 247
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Di dalam bab ini peneliti akan diuraikan tentang hasil penelitian yang
1. Pertemuan Pertama
untuk 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest ini dilakukan
61
62
mengenai angket yang akan di bagikan, maksud dan tujuan angket interaksi
sosial serta bagaimana cara mengisi angket tersebut. Setelah peserta didik
antar peneliti dan peserta didik terkait kemampuan interaksi sosial, kontrak
kelompok, menyepakati waktu per sesi hingga berapa hari bimbingan akan
sampel sebanyak 8 orang yang memiliki intraksi sosial yang rendah dan
sedang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan begitu perlu
2. Pertemuan kedua
diskusi. Terbagi menjadi 2 sesi , yang pertama untuk kelas eksperimen dan
dengan menanyakan kabar dan memperkenalkan diri serta tidak lupa juga
membina hubungan baik dengan peserta didik. Pada tahap perkenalan dan
Tujuannya adalah agar peserta didik merasa aman , nyaman , dan percaya
berdampak baik diri sendiri dan orang lain. Setelah itu masing masing
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
metode ceramah dan tugas. Kegiatan ini dimulai dengan penyampaian materi
“siapa aku?” agar para konseli mengenal dirinya sendiro, sehingga konseli
menceritakan dengan rasa terbuka, dan rasa saling percaya. Setelah anggota
secara bersama, saling bertukar pendapat antar para anggota kelompok yang
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
3. Pertemuan ketiga
diskusi. Terbagi menjadi 2 sesi , yang pertama untuk kelas eksperimen dan
dan tata cara bimbingan kelompok. Tujuannya adalah agar peserta didik
merasa aman , nyaman , dan percaya dengan peneliti sehingga peserta didik
Pada pertemuan ketiga ini peneliti tidak lupa mengulas sedikit materi
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
metode ceramah dan tugas.. Kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
4. Pertemuan keempat
tujuan, asas-asas dan tata cara bimbingan kelompok. Tujuannya adalah agar
peserta didik merasa aman , nyaman , dan percaya dengan peneliti sehingga
materi yang sebelumnya. Pemabahasan inti, pada hari keempat untuk kelas
pendapatnya lalu di tanggapi oleh teman yang lain. Di fase inilah peneliti
tentang perbedaan pendapat satu sama lain. Yang merupakan aspek dalam
interaksi sosial.
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
68
metode ceramah dan tugas.. Kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
5. Pertemuan kelima
diskusi. Terbagi menjadi 2 sesi , yang pertama untuk kelas eksperimen dan
dan tata cara bimbingan kelompok. Tujuannya adalah agar peserta didik
merasa aman , nyaman , dan percaya dengan peneliti sehingga peserta didik
Pada pertemuan kelima ini peneliti tidak lupa mengulas sedikit materi
satu sama lain, dengan tujuan untuk saling mengakraban antar peserta
harapakan mampu untuk saling mengenal dan akrab satu sama lain,
hobi dsb.
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
70
metode ceramah dan tugas.. Kegiatan bimbingan kelompok pada hari ini
dengan baik”. Peneliti memberikan waktu untuk setiap anggota bertanya satu
sama lain, pertanyaan itu tidak memiliki batasan dengan tujuan agar para
peserta diskusi dapat lebih mengenal satu sama lain lebih dalam, tentang
sehingga para peserta diskusi dapat mengevaluasi diri dan memperbaiki cara
peneliti tidak lupa menanyakan pemahaman apa yang sudah di peroleh dari
6. Pertemuan Ke Enam
kalimat yang membuat peserta diskusi nyaman dan tidak tegaang saat
yang di lakukan oleh peserta didik setelah di beri treatment dan menanyakan
tentang hal hal yang sudah di lakukan oleh peserta didik serta hambatan apa
Bandar Lampung :
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
dengan Teknik Diskusi
No. Tanggal Kegiatan yang dilaksanakan
toleransi)
baik)
teknik diskusi pada kelas eksperimen dan teknik ceramah pada kelas kontrol,
dan topik yang dibahas dalam diskusi adalah topik tugas yang artinya setiap
sama untuk berbagi dan saling tukar informasi tentang sebuah topik atau
Tabel 4.2
No Skor N Kategori
1 67-100 0 Tinggi
2 34-66 2 Sedang
3 0-33 6 Rendah
Jumlah 8
74
didik dari kelas eksperimen memiliki hasil pretest interaksi sosial dalam
kategori rendah dan 2 peserta didik memiliki hasil pretest interaksi sosial
sedang.
Hasil pretest pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
No Skor N Kategori
1 67-100 0 Tinggi
2 44-66 3 Sedang
3 0-33 5 Rendah
Jumlah 8
a. Kelas Eksperimen
Untuk melihat pengaruh pada peserta didik terkait dengan teknik diskusi
berikut.
Tabel 4.4
No Skor N Kategori
1 67-100 7 Tinggi
2 34-66 1 Sedang
3 0-33 0 Rendah
Jumlah 8
memiliki hasil posttest interaksi sosial tinggi dan 1 peserta didik memiliki
b. Kelas Kontrol
Hasil posttest pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
No Skor N Kategori
1 67-100 1 Tinggi
2 34-66 5 Sedang
3 0-33 2 Rendah
Jumlah 8
76
dari kelas kontrol memiliki hasil posttest interaksi sosial tinggi, 5 peserta
didik memiliki hasil posttest sedang dan 2 peserta didik meliliki hasil
posttest rendah.
Uji wilcoxon merupakan salah satu dari uji stastistik nonparametrik. Uji
ini di pakai ketika suatu data tidak berdistribusi normal. Pengujian dua
satu dengan yang lainnya berasal dari populasi yang sama.69 Dalam
diskusi untuk kelas ekperimen dan 8 sampel untuk kelas kontrol diberikan
69
Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik (jakarta : PT Elek
Media Komputindo), h. 115.
77
windows. Dan karena data tersebut tidak berdistribusi normal maka maka
Tabel 4.6
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postteseksperimen – Negative Ranks 0a .00 .00
pretteseksperimen Positive Ranks 8b 4.50 36.00
Ties 0c
Total 8
a. postteseksperimen < pretteseksperimen
b. postteseksperimen > pretteseksperimen
c. postteseksperimen = pretteseksperimen
sum of rank (ranking positif) sebesar 36.00, ties (kesamaan nilai) pretest
dan posttest n 0 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada nilai yang
sama persis.
78
Test Statisticsb
postteseksperimen -
pretteseksperimen
Z -2.524a
Asymp. Sig. (2- .012
tailed)
Statistics
pretteseksperimen Postteseksperimen
N Valid 8 8
Missing 0 0
Mean 34.0000 90.6250
Median 30.5000 95.0000
a
Mode 27.00 95.00
Std. Deviation 8.58570 12.83898
Minimum 27.00 60.00
Maximum 50.00 99.00
Sum 272.00 725.00
Dari data diatas dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang signifikan dari
Keputusan :
arah)
2. z tabel = ± 1,96
1) 0,05 : 2 = 0,025
Keputusan :
80
probabilitas pada output SIG adalah 0,012 < 0, 05, maka ditolak. Hal ini
Tabel 4.7
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
postteskontrol – Negative Ranks 0a .00 .00
preteskontrol Positive Ranks 8b
4.50 36.00
Ties 0c
Total 8
a. postteskontrol < preteskontrol
b. postteskontrol > preteskontrol
c. postteskontrol = preteskontrol
sum of rank (ranking positif) sebesar 36.00, ties (kesamaan nilai) pretest
dan posttest n 0 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada nilai yang
sama persis.
Test Statisticsb
postteskontrol -
preteskontrol
Z -2.521a
Asymp. Sig. (2-tailed) .012
Statistics
preteskontrol postteskontrol
N Valid 8 8
Missing 0 0
Mean 35.3750 50.1250
Median 31.5000 52.0000
Mode 26.00a 30.00a
Std. Deviation 9.25724 13.85061
Minimum 26.00 30.00
Maximum 50.00 68.00
Sum 283.00 401.00
82
Keputusan :
2. z tabel = ± 1,96
1) 0,05 : 2 = 0,025
Keputusan :
melihat angka probabilitas pada output SIG adalah 0,012 < 0,05, maka Ho
ditolak. Sedang kan dari perhitungan Z tabel di dapat nilai Z adalah – 2,521
Jika dilihat dari proses perhitungan kedua kelas, maka dapat dikatakan
Tabel 4.8
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretteseksperimen 8 27.00 50.00 34.0000 8.58570
postteseksperimen 8 60.00 99.00 90.6250 12.83898
Valid N (listwise) 8
84
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Preteskontrol 8 26.00 50.00 35.3750 9.25724
Postteskontrol 8 30.00 68.00 50.1250 13.85061
Valid N (listwise) 8
Pada Tabel 4.8 tersebut menunjukkan pada hasil posttest dengan nilai
minimum kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol yaitu 60>30.
Pada nilai mean (rata-rata) kelas eksperimen juga lebih besar dibanding
kelas kontrol yaitu 90,63>50,13. Hal ini menunjukkan teknik diskusi lebih
Tabel 4.9
dan skor pada posttest 725 atau nilai rata-rata/mean 90,63 sedangkan pada
kelas kontrol skor pretest 383 atau nilai rata-rata/mean 35,38 dan skor
dibandingkan kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari hasil posttest kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (725> 410 atau 90,63>50,13).
interaksi sosial.
B. Pembahasan
eksperimen dan kelas kontrol menghasilkan nilai skor sebesar 725≥ 410 atau nilai
signifikan antara hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu ada
peningkatan interaksi sosial yang signifikan pada eksperimen dengan hasil skor
yaitu pada pretest 272 dengan rata-rata/mean 34 dan skor posttest 725 dengan
Interaksi sosial adalah suatu kehidupan bersama, antara individu satu dan
Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yang digunakan yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dalam kelas eksperimen diberikan treatment atau
kelas eksperimen diberikan teknik diskusi sesuai dengan topik yang akan dibahas.
kelas eksperimen dalam 6 kali pertemuan termasuk pretest dan posttest. Topik
sebanyak 4 kali pertemuan. Angket interaksis sosial diberikan kedua kelas, baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil posttest akan menjadi pembanding
kedua kelompok.
eksperimen hasil tersebut diketahui dari hasil pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan
70
Mohammad Ali Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Bumi Aksara), h. 87
87
kelas kontrol.
untuk meningkatkan interaksi sosial peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3
Bandar Lampung.
C. Keterbatasan Penelitian
berpengaruh tetapi tidak menjamin bahwa peserta didik yang mendapatkan nilai
tinggi dapat mempunyai interaksi sosial yang baik ataupun sebaliknya. Karena
belum tentu apa yang mereka isi sesuai dengan dirinya. Dan dirasa masih kurang
awalnya peserta didik masih malu-malu dan sulit untuk mengikuti proses layanan
dalam mengikuti proses tersebut. Selain itu peneliti juga kurang intens memantau
perkembangan peserta didik karena dalam hal ini peneliti bertemu peserta didik
A. Kesimpulan
terhadap interaksis sosial peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Bandar Lampung
dapat mengalami peningkatan dengan dapat 104 dibuktikan sebagai berikut :Tingkat
interaksi sosial peserta didik pada kelas eksperimen dapat dilihat dari hasil pretest
dan posttest. Dari hasil pretest didapatkan skor dengan 272 dengan rata-rata skor 34.
peningkatan interaksi sosial yang berupa hasil posttest skor yaitu sebesar 725 dengan
rata-rata/mean 90,63. Pada kelas kontrol pun mengalami peningkatan. Hasil pretest
pada kelas kontrol didapat dengan skor 283 dengan rata-rata/mean35,38. Mengalami
peningkatan setelah diberikan teknik ceramah dengan nilai posttest skor yaitu 401
versi 17 didapatkan Z hitung pada kelas eksperimen yaitu -2.524 dan Z hitung pada
kelas kontrol yaitu -2.521. Dengan sig keduanya yaitu 0,012 yang lebih kecil dari sig
0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa Z hitung pada kelas eksperimen lebih besar dari
Z hitung kelas kontrol (2.524 ≥ 2.521). Sehingga dapat dikatakan bahwa teknik
88
89
meningkatkan interaksi sosial peserta didik kelas VII di SMP Negeri 3 Bandar
Lampung, hal ini dibuktikan oleh penulis dengan melihat hasil posttest dan dapat
dilihat dari pengaruh peserta didik di dalam kelas, kemudian interaksi terhadap teman
dan gurunya.
B. Saran
pengaruh dalam interaksi sosial peserta didik dari kategori rendah menjadi
peserta didik.
4. Untuk penulis lain diharapkan dalam penelitiannya lebih baik dari penelitian
ini.
Corey, Gerald. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: PT. Relika
Aditama,2003.
Gusti, Neng. Bimbingan dan Konseling Melalui Pengembangan Akhlak Mulia Siswa
Berbasis Pemikiran Al-Ghazali. Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu
Tarbiyah,2016.
Sukardi, Dewa Ketut. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT. Reneka
Cipta,2008.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2013.
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
MAR 3 1 2 4 4 1 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 1 3 4 2 2 4 1 1 4 1 81
HC 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 4 1 1 4 1 78
FAV 3 1 4 3 3 1 1 2 2 2 1 4 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 2 3 3 72
AM 2 3 2 2 4 1 4 4 2 3 4 3 2 3 1 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 3 1 1 4 1 75
AK 2 2 1 1 4 3 1 2 1 4 3 2 4 4 2 1 2 3 3 2 2 3 1 4 1 3 2 3 3 3 72
MMF 4 2 2 4 4 1 1 1 3 3 1 4 4 1 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 1 3 3 1 4 1 81
RF 2 2 1 3 3 4 1 2 2 3 1 3 2 1 4 1 2 4 4 4 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 70
RS 2 2 4 4 4 4 3 1 2 4 1 4 3 1 2 2 1 1 1 2 1 4 1 3 2 3 1 4 3 3 73