DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
E411 16 313
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
FENOMENA FRIENDS WITH BENEFIT
SKRIPSI
E411 16 313
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Departemen Sosiologi
FISIP UNHAS
iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Evaluasi Skripsi Pada
Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Oleh:
Pada:
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sejujurnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri dan bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau pemikiran dari
orang lain. Apabila dikemudian hari, ini terbukti atau dapat dibuktikan bahwasanya
sebagian atau keseluruhan isi dari skripsi adalah hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 12 Januari 2022
Yang Menyatakan,
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku hanya ingin berterima kasih pada diriku sendiri, terima kasih sudah mau diajak
bekerja sama melewati roller coaster hidup ini, walaupun kdang-kadang lebih banyak
ngeluh dan cengengnya tapi tetep aja gamau milih kata nyerah, sekali lagi terima
kasih ya, kamu benar-benar hebat, aku salut sekaligus bangga banget sama kamu.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga Penulis dapat merampungkan draft skripsi ini dengan baik.
Adapun judul penelitian skripsi adalah; “Friends With Benefit Dikalangan Mahasiswa
menyelesaikan studi strata satu (S1) sarjana reguler pada Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin di tahun 2022.
penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Rabb
yang senantiasa menyertai dalam setiap desah nafas. Rabb yang selalu mencurahkan
segenap kasih dan sayangnya serta mengukir rencana terindah untuk tiap insan yang
meniti jalan-Nya. Terima kasih yang teramat dalam penulis ingin menyampaikan
S.Sos.,M.Si., selaku pembimbing I maupun dari Dr. Muh. Iqbal Latief M.Si, selaku
menyelesaikan skripsi ini. Kepada pihak yang telah mendukung, baik moral, material
maupun spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik
vii
1) Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin,
2) Drs. Hasbi, M.Si., Ph.D, selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu
Terkhusus buat Ibu Rosnaini, SE dan Pak Pasmudir, S.Hum yang selalu
pendidikan,
5) Kedua orang tuaku Syamsuddin dan Risma Yanti yang sangat saya hormati,
terima kasih atas doa baiknya sehingga aku bisa ada di titik ini. Keselamatan
6) Untuk tanteku Prof. Dr. Ir. Jumriah Langkong, MS yang sudah saya anggap
Atisa Saputri Syam, Muh. Angga Risyam, Muh. Ikram Setiawan Syam,
viii
keponakanku yang sangat menggemaskan Nurul Rafilah Almaidah, Nurul
8) Untuk gengsku di Kampus Fruit Squad Astri, Uni, Nisa, Nabila dan Caca
terima kasih sudah menemani hari-hariku selama di kampus yang suka bikin
9) Untuk pacarku yang saya cintai Deva Kusuma Prakarsa, terima kasih sudah
10) Kak Muh. Ilham Dhani Asriawan S.Sos terima kasih sudah menjadi
11) Terakhir untuk My bos terima kasih untuk sponsor dan menjadi guru di
hidupku.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, semoga dapat berguna dan juga
bermanfaat terutama bagi Penulis maupun kepada para pembaca. Semoga Allah SWT
memberikan karunia-Nya kepada kita seluruh Bapak, Ibu serta saudara(i) atas segala
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the meaning of friends with benefits
(fwb) and forms of social exchange among students in Makassar City. Friends with
benefits is a social phenomenon in urban society, a new form of sexuality
phenomenon in urban society.
The research uses a qualitative approach. Determination of research
informants using purposive sampling technique. Furthermore, the data collection
technique used is primary data and secondary data. And qualitative data analysis.
The results of the study illustrate that the meaning of friends with benefits
among students in Makassar City is a form of normal relationship in social
interaction and not a bad thing. this is inseparable from their personal experiences
that form new values that make them not necessarily judge something different as a
bad thing. Social exchange in friends with benefits in Makassar City lies in the form
of exchange of affection and fulfilling needs that are purely sexual desires. Even
though it is recognized as something wrong from a religious perspective, the
perpetrators of friends with benefits tend to deny and override the rules that have
been set within the scope of their religion.
Key Word: Friends With Benefit, Social Meaning, Social Exchange
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
DAFTAR ISI xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 10
1.3 Tujuan Penelitian 10
1.4 Manfaat Penelitian 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL 11
2.1 Penelitian Terdahulu 11
2.2 Kajian Tentang Friends With Benefit. 13
2.2.1 Kajian Tentang Friend With Benefit
di Indonesia dan di Makassar. 13
2.2.2 Friends With Benefit Dalam Perspektif Sosiologi 18
2.3 Teori yang Relevan. 20
2.3.1 Teori Interaksionisme Simbolik. 20
2.3.2 Teori Pertukaran Sosial 26
2.4 Kerangka Pikir 39
xii
BAB 3 METODE PENELITIAN 41
3.1 Tipe dan dasar Penelitian 41
3.1.1 Tipe Penelitian 41
3.1.2 Dasar Penelitian 42
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.3 Teknik Penentuan Informan 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data 44
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer 44
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder 46
3.5 Teknik Analisis Data 46
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 50
4.1 Gambaran Umum Kota Makassar 50
4.1.1 Letak Geografis dan Topografis 50
4.2 Keadaan Demografi Kota Makassar 52
4.3 Keadaan Ekonomi Kota Makassar 57
4.4 Potensi Nilai Budaya 64
4.5 Potensi Bahari 65
4.6 Keadaan Pendidikan dalam lingkup
Perguruan Tinggi di Kota Makassar 70
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 71
5.1 Latar Belakang Informan 71
5.2 Hasil Penelitian 74
5.2.1 Makna Fenomena Friends With Benefit
Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Makassar 74
5.2.2 Bentuk Pertukaran Dalam Menciptakan
Hubungan Friends With Benefit Oleh Mahasiswa Di Kota Makassar 79
5.3 Pembahasan 87
5.3.1 Makna Sosial Friends With Benefit Dalam
Perspektif Interaksionisme Simbolik Herbert George Blumer. 87
xiii
5.3.2 Pertukaran Sosial Friends With Benefit Dalam 91
BAB VI PENUTUP 94
6.1 Kesimpulan 94
6.2 Saran 94
DAFTAR PUSTAKA 96
CURRICULUM VITAE
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pada dasarnya bukanlah suatu bentuk fenomena seksualitas yang baru
Night Stand, Sex Pra Nikah, dan masih banyak lagi istilah-istilah lain yang
bermunculan.
Kota bukanlah ruang kosong, tanpa relasi dan tanpa makna. Tetapi
2
kota dari kota konvensional, ke arah kota kapitalistik, dan kini ke arah
gaya hidup yang sangat dipengaruhi oleh budaya global dan kosmopolitan.
yang kemudian menutup ruang akses bagi manusia yang tidak memiliki
modal.
global adalah sistem self-production hasrat tanpa henti dan juga prinsip
3
Secara sosiologis, kajian mengenai seksualitas menjadi
sesuatunya harus serba teratur, sopan, dan semua yang terkait dengan seks
gila, dan tidak menaati aturan-aturan sosial saat itu akan dianggap tidak
pada saat itu. Ternyata pengekangan seksualitas itu terjalin erat dengan
dapat bekerja maksimal. Di sinilah tujuan Foucault menulis buku ini untuk
4
Selain Foucault, tokoh sosiologi kontemporer Anthony Giddens
with benefit bukanlah produk aktivitas yang baru dalam masyarakat urban
penamaan yang lebih western dan motifnya. Menurut Sidik Hasan dan
Abu Nasma (2008: 44-46 dalam Nurchakiki 2016:55) ada tiga motif yang
anggapan bahwa cinta, seks, dan pernikahan adalah urusan pribadi. Ketiga,
tidak ada sanksi hukum yang tegas terhadap pelaku “kumpul kebo”.
5
pertemanan. Kelima, Menginginkan hubungan yang simpel. Dari dua hasil
sebuah film yang disutradarai oleh Will Gluck pada tahun 2011 dengan
menjalin hubungan friends with benefit. Hal ini dapat diamati dari
with benefit. Di akun sosial media twitter, ditemukan akun base (sebutan
tingkat paling kecil seperti playgroup hingga tingga paling tinggi seperti
dimiliki bukan hanya kepada masyarakat daerah atau pribumi, tetapi juga
menjadikan daya tarik tersendiri bukan hanya bagi masyarakat lokal tetapi
6
juga bagi masyarakat Internasional untuk mempelajari budaya-budaya
Pada tahap masa dewasa awal ini, mahasiswa mulai mengenal dan
7
berkaitan dengan kuliah atau kegiatan akademik seperti, belajar, mengikuti
banyak hal lainnya yang bermanfaat yang bisa dilakukan untuk kemajuan
untuk meraih ilmu sebagai salah satu jalan dalam meniti karir untuk masa
kuliah yang bisa diisi dengan apa saja yang mereka kehendaki.
sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial mahasiswa yang dapat diamati
dalam syarat terjadinya interaksi sosial adalah tidak hanya kontak fisik
saja yaitu bersentuhan, namun kontak sosial bisa juga dilakukan melalui
jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau
8
perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Kontak
dengan sesama jenis, mahasiswa laki-laki dengan sesama jenis, dan antara
intens terhadap lawan jenis bisa membuat suatu hubungan baru. Terkadang
rumah atau kos, tanpa ikatan pernikahan yang sah atau hanya sekedar
jauh sebuah fenomena friends with benefit yang sedang marak dipraktikan
di Kota Makassar.
9
1.2 Rumusan Masalah
adalah :
1. Manfaat Akademis.
di masyarakat perkotaan.
2. Manfaat Praktis.
10
BAB II
di Indonesia.
11
kaum muda
dalam
mengekspresikan
seksualitasnya.
Kaum muda yang
terlibat dalam
hubungan ini
dilihat sebagai
pihak yang
memiliki agensi
untuk
menentukan
pilihan dan
bertindak sesuai
dengan
pilihannya
sebagai respon
terhadap
pengaruh dari
faktor-faktor
sosio-kultural.
12
memperlihatkan
bahwa hubungan
fwb tersebut
dirahasiakan dari
khalayak umum
demi menjaga
citra diri di
lingkungan.
Pembahasan atau kajian mengenai friends with benefit bukan lagi menjadi
kajian yang tabu untuk dibahas. Bahkan telah ada banyak karya ilmiah yang
13
Friends with benefit pada dasarnya bukanlah suatu bentuk fenomena
masyarakat perkotaan seperti Kumpul Kebo, One Night Stand, Sex Pra Nikah.
Menelisik dari sisi sejarahnya, istilah ini muncul berawal dari sebuah film
yang disutradarai oleh Will Gluck pada tahun 2011 dengan judul Friends With
Benefits. Istilah ini kemudian kembali terkenal dikarenakan hadirnya sosial media.
Interaksi di dunia maya menjadi sangat bebas, bahkan tidak sungkan untuk
mengajak lawan jenisnya untuk menjalin hubungan friends with benefit. Hal ini
dapat diamati dari munculnya berbagai akun sosial media yang menggunakan
nama friends with benefit. Tetapi menariknya tidak ditemukan literatur yang
Kebo dan sex bebas yang dapat ditelusuri sejarah terjadinya di Indonesia
dikarenakan telah banyak literasi yang membahas. Fenomena ini kemudian saja
yang lain.
melalui dunia maya. Perkenalan melalui dunia maya dilakukan melalui berbagai
macam aplikasi seperti Tinder, Badoo, Beetalk, dan okCupid. Aplikasi perkenalan
14
secara online tersebut membantu dalam memperkenalkan orang-orang baru
melalui dunia maya yang nantinya akan berlanjut pada dunia nyata.
dilakukan antara pria dan wanita yang berteman dengan mengarah pada hal-hal
perasaan saling cinta karena tidak adanya komitmen yang mengikat dalam
ini tanpa adanya status karena kedua pasangan tidak memiliki keberanian untuk
melangkah lebih jauh ke tahap hubungan serius atau belum adanya rasa keinginan
untuk menjalin hubungan yang serius. Karena tidak adanya komitmen dan status,
maka dari itu friends with benefits identik dengan hubungan yang hanya terlibat
tidak ada jaminan kelanggengan dalam pertemanan tersebut. Pertemanan ini bisa
with benefits tetap berada pada koridor seksualitas. Mita Gumai Putri dalam
Skripsi yang berjudul “friends with benefits (FWB): Studi Tentang Pergaulan
hubungan FWB yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga memiliki
beberapa makna yakni, (1) rasa kecewa atas hubungan (2) sebagai pelampiasan
15
hubungan seksual, (3) pencarian mengenai rasa cinta, (4) sebagai bentuk hiburan
Religiusitas Pelaku Fwb (Friend With Benefit): Studi Kasus Di Kampus Islam”.
yang berkuliah di kampus islam. Hasil Penelitian ini mengungkap 4 tema yang
pergaulan, konflik moral terkait perilaku seks bebas, pengalaman keagamaan, dan
kebutuhan akan cinta kasih. Sedangkan M. Arief Sumantri dan Yunita Trisna
Dewi (2020) dalam riset berjudul “Komparasi Antara Tingkat Kepuasan Seksual
kepuasan seksual. Hasil dari penelitian tersebut adalah kepuasan hubungan untuk
hubungan konvensional (menikah atau pacaran) lebih tinggi dari hubungan FWB,
tetapi kepuasan seksual pada kelompok FWB lebih tinggi dari hubungan
konvensional.
diikuti dengan riset serupa di Kota Makassar. Belum adanya riset yang spesifik
fenomena friends with benefits di Kota Makassar bukan berarti praktik friends
with benefits tidak terjadi di Kota Makassar. Di Kota Makassar sendiri praktik
yang serupa dengan praktik friends with benefits seperti seks bebas dan one night
16
stand telah dikaji secara ilmiah. Irnawati Dewi (2019) dengan skripsi berjudul
mahasiswa kost di Toddopuli disebabkan oleh faktor-faktor antara lain keluar kos
larut malam, menerima tamu larut malam, dan asrama kos campuran. Sedangkan
Vivin Helvira (2018) dengan riset berjudul “Perilaku Seks Bebas Anak Jalanan Di
Kota Makassar”. Helvira berupaya menunjukkan potret perilaku seks bebas anak
jalanan di Kota Makassar, dan hasil dari riset tersebut adalah menunjukkan bahwa
sebagian besar anak jalanan di kota makassar pernah melakukan seks bebas di
berbagai tempat yaitu halte, taman, ruko, baruga, pantai losari, wc umum,
pelabuhan dengan alasan karena paksaan dari pacar, suka sama suka dan karena
melihat video porno. Adapun alasan mereka turun ke jalan yaitu karena faktor
keluarga, kekerasan dalam keluarga, orang tua yang bercerai, diusir dari rumah,
serta faktor ekonomi. Situasi dan kondisi anak jalanan mengatakan 24 jam di
jalanan dan berpindah-pindah tempat. Terkait peran orang tua, para anak jalanan
mengatakan jarang bahkan tidak berkomunikasi dengan orang tua dan sebagian
sesama anak jalanan. Dampak dari perilaku seks bebas didapatkan bahwa
seksual.
17
2.2.2 Friends With Benefit Dalam Perspektif Sosiologi
sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan
proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Dalam ruang
nilai dan norma, pranata sosial, praktik, hingga perubahan sosial masyarakat.
pola interaksi yang berubah setelah kemunculan sosial media Tinder, yang mana
kemudian pengenalan yang berujung pada hubungan FWB melalui aplikasi Tinder
terjadi karena kedua pasangan tidak mau jika menjalin hubungan yang
Azizah menggambarkan tiga tema yang ada dalam sosiologi yaitu interaksi,
Annisa Nur Azzizah (2020) dalam skripsi berjudul “Friends With Benefit:
Agensi Seksual Kaum Muda Dalam Kontestasi Nilai Dan Norma”. Penelitian ini
berusaha untuk menjelaskan agensi seksual kaum muda yang ditunjukkan mereka
melalui keterlibatannya dalam hubungan friends with benefit. Hasil penelitian ini,
18
pengalaman mereka dalam keterlibatannya pada hubungan friends with benefit.
mengadopsi nilai-nilai baru yang dianggap lebih sesuai dengan mereka. Lebih
lanjut lagi, agensi kaum muda juga dapat dilihat dalam kerangka subtle sexual
masyarakat yang menganggap seksualitas sebagai hal yang tabu. Dalam penelitian
ini dapat dilihat tema sosiologi yang dibahas adalah nilai dan norma,
bahwa hubungan friends with benefit berawal dari hubungan pertemanan yang
benefit yang dipertukarkan, dalam sosiologi sendiri itu telah dibahas dalam
berbagai teori-teori. Misalnya teori hadiah (gift theory) yang dicetuskan oleh
Marcel Mauss, atau teori pertukaran sosial yang dikembangkan oleh para
benar-salah suatu fenomena masyarakat dalam hal ini fenomena friends with
19
2.3 Teori yang Relevan.
lain.
berlangsung.
makna bagi manusia. Makna tersebut berasal dari interaksi dengan orang lain,
Blumer, bagi seseorang, makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain
yang mereka lakukan akan melahirkan batasan sesuatu bagi orang lain. “Bila
orang tua memberi tanggapan positif terhadap anak yang tidak ngeri melihat ular
kebun, maka anak tersebut akan meneruskan perilaku yang demikian. Tetapi jika
dia disalahkan oleh orang tua dan teman bermainnya, maka yang berubah tidak
hanya perilaku tetapi juga makna yang dikaitkan pada objek itu.
20
ditetapkan, tetapi sebagai suatu proses pembentukan di mana makna yang dipakai
tidak pula disebabkan oleh “kekuatan dalam” (seperti yang dinyatakan oleh kaum
berdasarkan simbol-simbol.
Dengan demikian manusia merupakan aktor yang sadar dan reflektif, yang
makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna itu”. Proses self-
muda terhadap undangan dari teman sekerja itu dihubungkannya dengan konteks
21
membuat dia bisa menilai masalah dan memberinya makna, kemudian memberi
tindakan mana saling diselaraskan dan menjadi apa yang disebut kaum
yang berbeda dari partisipan yang berbeda pula”. Setiap tindakan berjalan dalam
prosesual dari orang lain. Bagi Blumer tindakan lebih dari hanya sekedar
Goffman. Orang terlibat dalam tindakan bersama yang merupakan struktur sosial.
tidak pernah identik (walau mereka mungkin serupa) sekalipun pola-pola sudah
norma, seperti yang dibahas oleh kaum fungsional struktural, tidak menentukan
22
merupakan produk dari masing-masing masyarakatnya; kaum interaksi-simbolis
menekankan sisi yang lain yaitu bahwa struktur sosial merupakan hasil interaksi
manusia.
dari tindakan bersama, ketimbang prasangka terhadap apa yang dirasanya sebagai
sistem yang kabur dan berbagai prasyarat fungsional yang sukar dipahami.
langsung memberi respon pada tindakan orang lain, tetapi didasari oleh pengertian
oleh kepastian makna dari tindakan-tindakan orang lain. Dalam kasus perilaku
manusia, mediasi ini sama dengan penyisipan suatu proses penafsiran di antara
23
kehidupan masyarakat terdiri dari tindakan-tindakan orang itu”. Blumer
pengabaian arti penting penafsiran sekalipun dalam lembaga- lembaga yang relatif
merupakan penentu tindakan itu. Kedua, organisasi yang demikian dan perubahan
yang terjadi di dalamnya adalah produk dari kegiatan unit-unit yang bertindak dan
24
tindakan”. Bila dalam pembicaraan seseorang pura-pura batuk ketika tidak
diterapkan kepada objek fisik dapat dilihat dalam perlakuan yang beda
terhadap sapi di Amerika Serikat dan di India. Obyek (sapi) sama, tetapi di
Amerika sapi dapat berarti makanan, sedang di India sapi dianggap sakral.
maknanya kita ambil begitu saja bisa dianggap terbentuk secara sosial.
dirinya sebagai objek. Jadi seorang pemuda dapat melihat dirinya sebagai
mahasiswa, suami, dan seorang yang baru saja menjadi ayah. Pandangan
25
terhadap diri sendiri ini, sebagaimana dengan semua objek, lahir di saat
itu sendiri. Blumer menulis Pada dasarnya tindakan manusia terdiri dari
seperti keinginan dan kemauan, tujuan dan sarana yang tersedia untuk
tentang diri sendiri, dan mungkin hasil dari: cara bertindak tertentu.
kelompok; hal ini disebut sebagai tindakan bersama yang dibatasi sebagai;
“aturan sosial”.
Dalam teori pertukaran ini yang menjadi pusat perhatian utama Homans
adalah tingkah laku sosial dasar, yaitu tingkah laku yang muncul dan muncul
kembali baik direncanakan untuk melakukan hal itu atau tidak. Homans yakin
bahwa tingkah laku sosial dasar dapat dijelaskan dengan masalah-masalah dasar
26
memuaskan haruslah merupakan penjelasan yang berdasarkan pada kondisi
2015:258).
dan ekonomi dasar. Dari psikologi perilaku diambil gambaran mengenai perilaku
manusia yang dibentuk oleh hal-hal yang memperkuat atau yang memberikannya
keadaan terisolasi. Homans tetap mengakui bahwa manusia adalah makhluk sosial
dan menggunakan sebagian besar waktu mereka berinteraksi dengan manusia lain.
perilaku individual yang menjadi lingkup kajian psikolog dan dan perilaku sosial
perilaku individual adalah perilaku yang didalamnya tidak ada praktik hubungan
(cost) dan imbalan (rewards). Gambaran tentang perilaku manusia ini sudah
halnya uang, dapat dilihat sebagai suatu reward, dan berada dalam suatu posisi
27
bawahan dalam suatu hubungan sosial dapat dilihat sebagai cost. Konsep
tambahan juga ditambahkan, antara lain kuantitas dan nilai yang dilihat sebagai
perilaku tertentu dinyatakan dalam suatu jangka waktu tertentu, atau sejumlah
perilaku yang sedang terjadi. Nilai adalah tingkat dimana suatu perilaku tertentu
didukung atau dihukum. Pengukuran yang tepat mengenai nilai yang terlepas dari
terlibat dalam suatu bentuk perilaku tertentu ( Johnson, 1990 dalam Machmud,
2015:259).
Satu ciri khas teori pertukaran yang menonjol adalah cost and reward.
interaksi tersebut. Jika cost tidak sesuai dengan reward-nya, maka salah satu pihak
yang mengalami disertasi seperti ini akan merasa kesal dan menghentikan
menjelaskan perilaku sosial mendasar dilihat dari sudut hadiah dan biaya. Dalam
28
manusia, maka yang harus diamati adalah individu atau paling tidak ada dua
individu yang saling berinteraksi. Dan pengamatan ini harus dilakukan dengan
saja. Teori tentang fenomena adalah sebuah penjelasan tentang fenomena itu
dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik.
membayangkan perilaku sosial sebagai suatu pertukaran kegiatan baik yang nyata
ataupun tidak, yang menghargai maupun merugikan di antara dua orang atau lebih
29
secara definitif apa kebutuhan fungsional itu, terlebih jika kita mengakui bahwa
Banyak ide dasar dalam karya Homans yang juga menyerang interpretasi
primitif. Hal ini merupakan tema pokok dalam analisis lintas-budaya yang
yang amat besar pada tingkat solidaritas yang tinggi pada masyarakat primitif,
Alasan Levi-Strauss menjelaskan solidaritas sosial yang lebih tinggi ini adalah
bahwa pola yang lebih disukai ini mencakupi pertukaran tidak langsung dari pada
terjadinya perkawinan dengan anak saudara Ibu hanya karena individu itu secara
30
emosional lebih dekat dengan Ibunya daripada Bapaknya ( Johnson, 1990 dalam
Machmud, 2015:259).
abstrak dan sulit untuk melihat hubungan yang jelas dengan data empiris yang
kebudayaan, struktur otoritas, dan status adalah konsep abstrak, bukan konsep
konsep-konsep teoritis dengan gejala tertentu yang dapat diamati dengan jelas dan
tidak ambigu. Oleh karena itu Homans memilih kelompok kecil untuk analisis
terdapat dalam semua tipe struktur sosial lainnya dan semua satuan budaya. Ada
(tiga) konsep tersebut adalah sebagai berikut ( Johnson, 1990 dalam Machmud,
2015:260):
kegiatan itu.
● Interaksi, yaitu kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh
31
frekuensi interaksi, menurut siapa yang mulai, interaksi dengan siapa,
subjektif, tetapi sebagai suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan dan perasaan, dan perasaan akan
berhubungan timbal balik dengan kegiatan dan interaksi. Beberapa dari kegiatan,
interaksi, dan perasaan yang terjadi dalam kelompok merupakan hasil dari
interaksi, dan perasaan tertentu ini dilihat sebagai sistem eksternal. Tetapi anggota
kelompok yang jarang membatasi kegiatan, interaksi, dan perasaannya pada apa
yang diberikan oleh lingkungan atau yang hanya bisa bertahan hidup saja.
dicetuskan oleh Homans, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa teori Pertukaran
ini sendiri merupakan salah satu dari 3 teori yang hampir memiliki kemiripan dan
hubungan yaitu teori pilihan rasional;teori jaringan; dan teori ini sendiri.
32
Perbedaan mendasar terletak dimana teori pilihan rasional memusatkan perhatian
dengan teori pilihan rasional namun perbedaan mendasarnya adalah teori jaringan
menolak adanya rasionalitas dalam perilaku manusia. Teori pertukaran ini sendiri
aktor serta pengaruh aktor terhadap lingkungannya. Teori ini merupakan akar dari
dasar dari operant condition (Ritzer, 2018:345). Hal ini kemudian digunakan oleh
melihat apa yang terjadi di masa lalunya /masa kecilnya. Apabila tindakan
terulang di masa depannya. Dan sebaliknya bila merugikan, maka akan kecil
masyarakat, adalah melihatnya melalui sifat alamiah dari spesies manusia, atau
sifat objektif psikologis manusia. Menurut Homans, sifat dasar dari manusia itu
pusatnya. Sifat dasar yang dimaksudkan disini bersifat pertukaran, karena berapa
33
besarnya keuntungan sudah menjadi sifat dasar dari spesies manusia untuk
ternyata mempunyai arti yang sangat penting karena mampu memberi masukan
terhadap teori sosiologi, terutama dalam hubungannya dengan struktur, proses dan
fungsionalisme struktural itu tidak dapat menjelaskan berbagai macam hal maka
menghubungkan sebab dan akibat. Dalam hal yang menghubungkan antara sebab
dan akibat hanya dapat dijelaskan oleh proposisi psikologi melalui pendekatan
34
perilaku. Namun, pada mulanya ia juga menggunakan pendekatan ilmu ekonomi
karena diasumsikan bahwa orang yang berperilaku itu memperoleh ganjaran dan
menghindari hukuman. Akan tetapi, ia juga berpendapat bahwa perilaku orang itu
tidak semata-mata alasan ekonomi, melainkan juga karena adanya rasa kepuasan
masa lalu orang tersebut telah mendapatkan hadiah (manfaat) yang berarti
berguna di masa lalu, maka semakin sering seseorang itu melakukan hal
yang sama. Begitu pula, jika ia sering menerima hadiah berupa persetujuan
atas tindakannya dari orang lain, maka ia juga akan sering memberikan
perlakuan yang sama bagi orang tersebut. Adapun perilaku yang sesuai
meski umumnya benar bahwa makin sering hadiah diterima, maka makin
35
sering tindakan dilakukan, namun hal ini tidak dapat berlangsung secara
itu sesering mungkin. Kedua, makin pendek jarak waktu antara perilaku
Sebaliknya, semakin lama jarak waktu antara perilaku dan hadiah, maka
(Ritzer, 2018:350).
individu akan melakukan perilaku lain yang serupa dengan perilaku yang
di masa lalu. Bila kondisi yang menghasilkan kesuksesan itu terjadi terlalu
36
rumit, maka kondisi serupa mungkin tidak akan menstimulasi perilaku.
terlalu sensitif terhadap stimuli terutama jika stimuli itu sangat bernilai
cara yang tidak diinginkan, sehingga perilaku ini akan cepat dihentikan.
37
hedonistis; menurutnya hadiah dapat berupa materi (uang) tapi juga bisa
pada perilaku tertentu, maka akan semakin berkurang pula nilai dari
menerima hadiah khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang bernilai
Biaya tiap perilaku didefinisikan sebagai hadiah yang hilang karena tidak
pertukaran sosial dilihat sebagai sejumlah hadiah yang lebih besar yang
diperoleh atas biaya yang dikeluarkan. Yang terkait hal inilah yang
ini terbagi dalam dua bagian. Pertama, bila satu individu tidak menerima
perilaku agresif. Kedua, bila individu menerima imbalan lebih besar dari
38
diperkirakannya, maka individu tersebut akan merasa senang, dan akan
berusaha untuk melakukan perilaku tertentu dengan lebih baik lagi, dan
hasilnya tentu akan lebih berharga baginya. Konsep frustasi dan marah
akan memilih satu di antaranya yang dianggap saat itu memiliki value (v),
atau pedoman dalam menentukan arah dari penelitian. Alur kerangka berpikir
yang dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini akan dideskripsikan sebagai berikut.
39
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
40
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
diteliti. Melalui penelitian ini akan dikumpulkan data untuk menarik kesimpulan
tentang pendapat, keinginan, kebutuhan, kondisi dari suatu fungsi yaitu berupa
dalam jumlah relatif kecil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bungin (2007)
berbagai kondisi sosial, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial
dinamis dan penuh makna (Sugiyono, 2007). Sehingga peneliti bermaksud ingin
memahami situasi sosial khususnya terkait makna Ballo secara mendalam melalui
penelitian ini.
41
penelitian non hipotesis dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan
penelitian ini karena semata-mata hanya memberi gambaran yang tepat dari pokok
perhatian penelitian.
antara fenomena dan konteks tidak begitu jelas. Berdasarkan penjelasan tersebut,
studi kasus pada penelitian ini berusaha mendeskripsikan fenomena friends with
Adapun lokasi dan waktu pada penelitian ini sebagai berikut lokasi pada
Desember 2021.
42
3.3 Teknik Penentuan Informan.
informasi baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu
informan kunci dan informan pelaku. Para informan kunci adalah informan yang
memberikan informasi tentang orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal
kepada peneliti. Dalam berbagai literatur mereka ini disebut pula informan kunci.
Para informan pelaku adalah informan pelaku adalah informan yang memberikan
sendiri.
yang mempraktekkan hubungan friends with benefit. Mengingat isu yang cukup
informan pelaku untuk diwawancara. Maka dari itu, peran informan kunci
menjadi sangat penting di dalam penelitian ini. informan kunci yang dipilih
merupakan orang-orang yang sudah dipercayai oleh subjek yang terlibat dalam
43
subjek penelitian. Selain itu, pembangunan rapport yang baik dengan informan
juga diharapkan dapat terjadi dengan menjalin hubungan yang baik pula dengan
peneliti menetapkan kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang
sebelumnya.
with benefit. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa di
Kota Makassar.
3.4.1.1 Wawancara
44
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
3.4.1.2 Observasi
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to
those behavior.” Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna
dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini peneliti ingin melihat deskripsi
melakukan kegiatan observasi, penulis melakukan beberapa kali observasi, hal ini
bertujuan agar mengetahui perilaku dan interaksi yang terjadi antara beberapa
warga.
45
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder.
a. Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi
yang berlaku.
diteliti.
data untuk mendapatkan pola hubungan, tema dan menafsirkan apa yang
bermakna dan dimuat dalam laporan penelitian. Menurut Afrizal (2015:19) ada
dua tahap analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu: pertama, pada tahap
pengumpulan data dan oleh sebab itu analisis data dilakukan di lapangan. Kedua,
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman. Secara
garis besar, Miles dan Huberman membagi analisis data dalam penelitian
kualitatif ke dalam tiga tahap, yaitu reduksi atau kodifikasi data, penyajian data,
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengolah
46
keseluruhan data untuk membangun informasi yang diperoleh dan merefleksikan
Dan yang terakhir Mendeskripsikan data sesuai dengan tema yang akan disajikan
Menurut Miles dan Huberman, ketiga langkah tersebut dilakukan atau diulangi
terus setiap setelah melakukan pengumpulan data dengan teknik apapun (Afrizal,
2015: 180). Dengan demikian, ketiga tahap itu, harus dilakukan terus sampai
penelitian tersebut. kaitan antara analisis data dengan pengumpulan data disajikan
menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir
47
penelitian selesai. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas,
mengatur sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir yang akurat.
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat sajian data, penulis dapat lebih
Sajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak membantu. Sajian
data dapat berupa deskripsi, matriks, gambar/skema, dan tabel. Kesemuanya itu
dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan
terhadap tingkah laku dan perkataan informan atau subjek penelitian. Langkah
ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Bungin, 2007)
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
48
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono,
2012).
49
BAB IV
Kota Makassar merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan dan mempunyai
posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan
utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan barat ke wilayah kawasan
timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Kota Makassar
merupakan daerah pantai datar dengan kemiringan 0-5 derajat ke arah barat, diapit
dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai
Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya
berjumlah kurang lebih 175,77 KM² dataran dan termasuk 11 pulau di selat Makassar
ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 KM². Secara geografis Kota
koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan koordinat 5°8’6’19 Lintang Selatan,
dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah kecamatan, dengan 143 kelurahan.
Sedangkan batas - batas wilayah administratif dari letak Kota Makassar, antara lain:
50
Tabel 4.1
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2020 (Kota Makassar Dalam
Angka 2020).
Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Kota Makassar,
memberi penjelasan bahwa secara geografis, Kota Makassar memang sangat strategis
51
dilihat dari sisi kepentingan ekonomi dan memiliki warna budaya tersendiri. Dari sisi
ekonomi, Kota Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih
banyak telah merubah wajah kebudayaan dan interaksi sosial masyarakat Kota
Makassar. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan kondisi geografis-Makassar
sebanyak 1.526.6771 jiwa yang terdiri atas 717.047 jiwa penduduk laki-laki dan
sebesar 1,45 persen dan penduduk perempuan sebesar 1,37 persen. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk
dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga empat orang. Kepadatan
rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 2,96 persen dari tahun 2014. Adapun
52
catatan jumlah penduduk di Kota Makassar untuk tahun 2013,2014, dan 2015 yang
peningkatan seperti pada tahun 2013 sebesar 1.408.072. jiwa pada tahun 2014 sebesar
penduduk pendatang didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dari daerah lain yang
menimbah ilmu di Kota Makassar, dapat diperkirakan mencapai 100 ribu orang per
perpindahan ke perkotaan yang bertujuan untuk tinggal dan menetap di kota baik
Tabel.4.2
penduduk per
tahun.
15 5
53
3 Tamalate 183.039 186.921 190.694 2,07 2,02
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2016 (Kota Makassar Dalam
Angka 2016).
Jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2015 berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelaminnya menempatkan kelompok umur 20-24 tahun sebagai kelompok
umur yang dominan dengan 95.687 jiwa penduduk laki-laki dan 93.787 jiwa
78.593 jiwa laki-laki dan 80.923 jiwa perempuan. Adapun kelompok umur 25-29
tahun dengan populasi jiwa 68.045 jiwa penduduk laki-laki dan 66.916 jiwa
penduduk perempuan.
54
Gambar 4.1
Makassar, 2015.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2016 (Kota Makassar Dalam
Angka 2016).
Jumlah angkatan kerja di Kota Makassar menempatkan kelompok umur 25-29
tahun sebagai kelompok umur tertinggi kedua (75.851) yang bekerja di Kota
Makassar setelah kelompok umur 30-34 tahun (78.790). Kelompok umur 20-24 tahun
55
Tabel 4.3
Yang Lalu Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di Kota Makassar,
2015
Angka 2016).
peningkatan jumlah angkatan kerja yang kemudian tidak diikuti oleh ketersediaan
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
56
perbulan dibawah garis kemiskinan. Menurut data BPS tahun 2018 garis kemiskinan
dan penduduk miskin di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
2017.
Jumlah Persentase
tahun 2015 yang sebesar 500.000-749.999 pada kisaran 23,90% dan 1.500.000 pada
kisaran 20,13%. Dilain sisi, penduduk Kota Makassar pada tahun 2015 tingkat
dan 135.055 perempuan. Gaji atau Upah Minimun Kota/Kabupaten (UMK) Kota
Makassar pada tahun 2015 berada pada angka Rp.2.075.000 yang pada tahun 2017
57
berubah menjadi Rp.2.504.500. sehingga dapat dikatakan sekitar 30-60% pendapatan
Tabel. 4.5.
Kota Makassar.
-
< 150 -
000
0,16
150 000 - 199
999
3,02
200 000 - 299
999
17,13
300 000 - 499
999
23,90
500 000 - 749
999
16,98
750 000 - 999
999
58
18,70
1 000 000 - 1 499
999
20,13
1 500 000
+
100,00
Jumlah/Tota
l
-
< 150 -
000
0,16
150 000 - 199
999
3,02
200 000 - 299
999
17,13
300 000 - 499
999
23,90
59
500 000 - 749
999
16,98
750 000 - 999
999
18,70
1 000 000 - 1 499
999
20,13
1 500 000
+
100,00
Jumlah/Tota
l
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2016 (Kota Makassar
Dalam Angka 2016).
Produk Domestik Bruto pada tingkat nasional serta produk Domestik
wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun
PDB maupun PDRB digunakan 2 pendekatan, yaitu lapangan usaha dan pengeluaran.
Keduannya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut sumber kegiatan
60
Tabel. 4.6
61
6 Konstruksi 12.319 14.566 16.929 19 585
Construction 139,2 890,4 629,4 347,6
62
Real
Estate
63
Gross Regional
Domestic Bruto
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun 2016 (Kota Makassar Dalam
Angka 2016).
Nilai budaya adalah ukuran yang dijadikan penuntun yang sah dalam berbuat,
menerima atau tidak menerima perbuatan orang lain. Nilai budaya tersebut antara
lain:
mufakat untuk menyatukan pendapat yang terbaik dan tidak bisa diingkari) .
● Siri’ Na Pacce (kemauan keras, rasa tanggung jawab, percaya diri dan
menghormati).
kerja keras memudahkan untuk mendapatkan ridho Tuhan Yang Maha Esa) .
keras/gotong royong).
● Dipammeang pai dalle diteteanni pai andiang dalle na pole mettuala (kita
harus kerja keras untuk mendapatkan rezeki, tanpa kera keras tidak akan ada
rezeki).
64
● Takkalai disombalang dota leleruppu dadi nalele tuali dilolongan “sekali
Makassar harus memiliki karakter yang tumbuh dari nilai budaya atau
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil Pulau-pulau kecil yang memiliki hamparan
terumbu karang dan lamun, panorama pantai dan laut yang indah, serta kaya akan
Pariwisata seperti Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Kodingareng Keke, dan
Pulau Lanyukang, dengan luas keseluruhan 178,5 hektare atau 1,1 persen dari luas
kawasan daratan. Selain itu, Kota Makassar telah mengembangkan kawasan pesisir
dan laut Kota Makassar secara langsung dan tidak langsung seperti wisata Pantai
Losari, Pantai Akkarena, Pantai Tanjung Bunga, dengan kegiatan wisata seperti
berperahu, berenang, sky air, wisata memancing, wisata “theme park dan outbound”
yang dikembangkan adalah di Trans Studio dan Pantai Akkarena, Wisata sejarah dan
budaya yaitu Benteng Rotterdam, Benteng Somba Opu, Taman Miniatur Sulawesi
Kota Makassar telah dapat dikatakan sebagai pintu sekaligus pusat perekonomian
kawasan Indonesia Timur. Pertumbuhan ekonomi yang baik ternyata juga diikuti
65
dengan peningkatan kualitas di sektor pendidikan. Jika dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di kawasan timur Indonesia, Makassar masih menjadi kiblat bagi
berkualitas, baik swasta maupun negeri menjadikan Makassar sebagai daerah dengan
kualitas pendidikan paling baik. Hal ini dapat diamati dalam tabel 4.7 yang
Tabel 4.7
66
14 Sekolah Tinggi Teknologi Dirgantara Makassar
31 Universitas Bosowa
32 Stmik Handayani
33 Universitas Cokroaminoto
35 Stmik Kharisma
36 Universitas Fajar
67
37 Universitas Indonesia Timur
42 Universitas Pancasakti
46 Universitas Veteran Ri
47 Universitas Hasanuddin
68
60 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti
69
83 Sekolah Tinggi Informatika dan Multimedia Nusa Palapa
70
BAB V
fenomena friends with benefit di kalangan mahasiswa Kota Makassar. Penelitian ini
tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada masyarakat yang diteliti dalam konteks
Dalam Bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian peneliti sebagai
upaya menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga akan membahas mengenai karakteristik informan yang dipilih
merupakan kaum muda yang menjalani hubungan friends with benefit. Keempat
informan ini terdiri dari dua orang informan perempuan, dan dua orang informan
yang telah ditentukan, yaitu; (1) kaum muda berusia 18-25 tahun, (2) pernah atau
sedang menjalani hubungan friends with benefit, dan (3) Berstatus mahasiswa di
salah satu Universitas atau Pendidikan Tinggi di Kota Makassar. Berikut adalah latar
71
No. Aspek Jessy Fira Appi Dirga
1. Jessy
Jessy merupakan mahasiswi Universitas Fajar. Jessy merupakan anak bungsu dari
empat bersaudara. Adapun keseharian dari Jessy selain sebagai mahasiswi, Jessy
banyak juga bekerja sebagai Sales Promotion Girl setiap akhir pekan. Jessy lahir dan
besar di Kota Makassar. Aktivitasnya sebagai mahasiswi dan juga SPG menjadikan
72
Jessy memiliki jaringan pertemanan yang luas. Jessy sendiri telah menjalani
2. Fira
Fira adalah informan berjenis kelamin perempuan yang berusia 20 tahun. Fira
merupakan mahasiswa STIEM Bongayya. Fira merupakan anak ketiga dari enam
bersaudara. Adapun keseharian dari Fira selain sebagai mahasiswa, juga sering
Fira merupakan pendatang di Kota Makassar. Fira lahir dan besar di Kota Pare-pare.
Melanjutkan studi jenjang S1 menjadi alasan Fira ada di Makassar. Fira telah
menjalani hubungan friends with benefit sebanyak dua kali dan yang terakhir telah
3. Appi
Appi adalah informan berjenis kelamin laki-laki yang berusia 35 tahun. Appi
pertama dari dua bersaudara. Adapun keseharian dari Appi selain sebagai mahasiswa,
juga aktif dalam dunia riset dan kegiatan pemberdayaan pemuda dan olahraga di
daerah kelahirannya yaitu Kabupaten Sidrap. Appi telah menjalani hubungan friends
with benefit sebanyak tiga kali dan yang terakhir telah memasuki usia hubungan 7
bulan.
4. Dirga
Dirga adalah informan berjenis kelamin laki-laki yang berusia 26 tahun. Dirga
73
merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Adapun keseharian dari Dirga selain
sebagai mahasiswa, juga aktif dalam dunia fotografi dengan sering mengikuti
event-event nasional di bidang fotografi. Dirga lahir dan besar di Kota Makassar.
Walaupun memiliki rumah di Kota Makassar, Dirga lebih memilih untuk sewa kos
dan hidup mandiri. Dirga telah menjalani hubungan friends with benefit selama 5
bulan.
Makassar.
Secara sosiologis, pemaknaan memiliki posisi yang sentral. Hal ini tercermin
makna yaitu: Pertama, manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan orang
lain kepada mereka. Kedua, makna diciptakan dalam interaksi antar manusia. Ketiga,
makna dimodifikasi melalui interpretasi. Fenomena friends with benefit sebagai salah
satu fenomena sosial pun tidak luput dari munculnya berbagai pemaknaan sosial akan
hubungan friends with benefit, fenomena friends with benefit ini kemudian
berkembang dan melahirkan banyak pengertian. Dari keempat informan yang pernah
dan masih menjalani hubungan friends with benefit, terdapat satu pandangan yang
sama mengenai hubungan tersebut, yaitu sebuah bentuk hubungan biasa dan bukan
suatu hal yang buruk. Pandangan keempat informan ini tidak terlepas dari
74
pengalaman personal mereka yang membentuk nilai-nilai baru yang membuat mereka
tidak serta-merta menilai sesuatu yang berbeda sebagai hal yang buruk. Jessy
friends with benefit layaknya pertemanan pada umumnya di mana seseorang dapat
tetap berbuat baik dan menjadi sahabat bagi satu sama lain. Menurutnya, pemahaman
orang-orang yang menganggap friends with benefit sebagai hal yang buruk, atau
dalam bahasanya ‘murahan’, karena mereka hanya berfokus pada bagian aktivitas
seksualnya saja, padahal menurutnya friends with benefit lebih dari sekedar
berhubungan seksual.
Lebih lanjut lagi, Jessy sendiri memaknai hubungan friends with benefit tidak
lebih dari sebuah istilah yang menggambarkan kondisi ketika seseorang ingin berada
dalam sebuah hubungan namun tidak ingin terikat dalam komitmen yang mungkin
memberatkan.
“Menurut saya sih yah just a term aja when you wanna get involved in
something but you don’t want to get too attached. Ada saat dimana kayak saya
75
or seperti kamu kayak pengen aja gak sih dekat sama orang or do shits tapi
kayak ya udah, tidak lebih dari itu. Kayak kamu emang udah enak aja
sahabatan sama orang ini dan gak ada masalah, kayak saling ngerti gitu, “oh
kita temenan kan”. Dan ya buat saya itu udah cukup, kayak kita sama-sama
nerima keadaan that we’re just friends and we do shits for fun tapi kayak tetep
temenan”.
(Wawancara 23 September 2021)
hubungan friends with benefit. Bagi mereka, hubungan ini tidak lebih dari bentuk lain
sama sekali tidak menganggap hubungan friends with benefit sebagai hal yang buruk
selama dilakukan atas persetujuan pihak-pihak yang terlibat dan tidak ada pihak yang
dirugikan. Dirga, lebih lanjut lagi menceritakan bahwa meskipun hubungan friends
romantis dalam sebuah komitmen yang berlanjut pada membangun keluarga, ia sama
sekali tidak menutup diri pada kemungkinan-kemungkinan yang berbeda dari apa
yang ia rencanakan.
“It's just another form of relationship aja. Terus sampai akhirnya saya FWB
juga ya karena saya mulai sadar kamu there’s nothing wrong with it”
(Wawancara 24 September 2021)
Bagi Dirga, hubungan friends with benefit adalah bentuk hubungan yang
76
“Kamu menurut saya sih ya itu kayak pilihan yang kamu tentukan sendiri,
tergantung kondisi mental kamu juga sih, kamu siap gak buat komitmen? Buat
saya basically ini kayak pilihan buat orang-orang yang pengen bebas aja sih,
banyak untungnya juga, jadi why not. Iya intinya sih buat saya dia kayak
sesuai sama kebutuhan orang-orang yang belum siap komitmen aja.”
(Wawancara 24 September 2021)
Sementara itu, Appi lebih memandang hubungan friends with benefit dari sisi
“Ya kamu saya, selama konsensual, ya namanya FWB pasti ada consent sih.
Pokoknya selama ada konsen, selama saling menguntungkan, tidak ada yang
dirugikan, ya gak masalah. Kalau kita ngomongin norma gak ada habisnya.
Yang penting gak ada yang merasa dirugikan sih ya fine-fine aja...saya gak
peduli sih orang mau FWB-an kek, mau pacaran, asal tidak saling menyakiti
ya terserah mereka.”
(Wawancara 24 September 2021)
dua kali, Appi memaknai hubungan ini sebagai sarana untuk mengekspresikan
pentingnya ‘consent’ di dalam interaksi yang melibatkan orang lain. Dengan terlibat
dalam hubungan friends with benefit, Appi merasa bahwa consent menjadi hal yang
krusial, segala sesuatu yang dilakukan dalam hubungan FWB didasarkan pada
77
perlu dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif karena orang-orang yang
“...saya sekalian belajar tentang consent juga. saya juga baru tau kakamu
consent itu sepenting itu, selama saling ada persetujuan ya baik-baik aja
sebenernya”, singkatnya. Bagi Appi, hubungan friends with benefit menjadi
alternatif lain yang mampu memenuhi kebutuhannya pada saat tertentu.”
(Wawancara 24 September 2021)
Informan Appi mendefinisikan friends with benefit sebagai berikut.
“FWB tuh ya selain sebuah bentuk hubungan, dia tuh kayak jadi tempat
praktik membuat saya dalam hal-hal seksual dan ya dia sebagai opsi yang saya
rasa memenuhi kebutuhan saya pada saat itu.”
(Wawancara 24 September 2021)
“Sebenernya itu efisien banget sih buat saya yang gak mau ambil drama-drama lagi,
saya gak mau capek gitu segala macem, kan dateng seneng-seneng, saya nyaman, dia
nyaman, enak gitu kan, gak banyak bullshit gitu.”
(Wawancara 24 September 2021)
friends with benefit sebagai suatu solusi dari kegagalan hubungan percintaan
dikarenakan tidak mendapatkan restu orang tua yang menentang perbedaan agama
antara dirinya dengan pasangannya. Hubungan friends with benefit menjadi “tameng”
dalam menjalin suatu relasi yang tidak direstui dimana dapat bersembunyi dalam
“namanya juga pertemanan, kita bisa ngelakuin banyak hal sama-sama tanpa
takut harus berpisah. Daripada harus nekat untuk menjalin komitmen
78
sedangkan komitmen itu kemudian ditentang oleh orang tua. Kalo pertemanan
kan pasti orang tua gak akan nentang. Jadi bisa sama-sama terus.”
(Wawancara 25 September 2021)
Berdasarkan pemaparan pandangan dan pemaknaan dari keempat informan di
atas, dapat dilihat bagaimana mereka sebagai subjek dalam fenomena friends with
dengan pandangan mereka. Ketika mereka memandang bahwa hubungan friends with
benefit layaknya hubungan pada umumnya yang tidak perlu dipermasalahkan, mereka
diberikan orang lain terhadap hubungan friends with benefit, baik Dirga, Appi, Jessy,
maupun Fira mampu memilih pandangan mereka sendiri untuk kemudian menjadi
5.2.2 Bentuk Pertukaran Dalam Menciptakan Hubungan Friends With Benefit Oleh
aktivitas di dalamnya termasuk salah satunya adalah aktivitas seksual, tentu terdapat
selalu berasal dari keinginan atau intensi tertentu, melainkan bisa juga merupakan
sekaligus menjadi faktor penguat dalam menjalani hubungan friends with benefit.
Aktivitas friends with benefit di kalangan mahasiswa terjalin dalam ikatan pertukaran
79
benefit-benefit yang memiliki tiga nilai: nilai kebebasan, nilai keintiman, dan nilai
ekonomis.
mereka jalani ini sebagai hubungan yang unintended / tidak direncanakan. Baik Jessy,
Fira, Appi, maupun Dirga pada awalnya tidak pernah berencana untuk terlibat dalam
jenis hubungan ini, namun demikian pada akhirnya mereka terlibat dalam hubungan
yang dipertukarkan pun terjadi bukan pada saat sebelum hubungan terjadi tetapi
Mengaku sebagai orang yang memiliki rasa penasaran cukup tinggi, Appi
bercerita bahwa dirinya merasa penasaran ketika diberikan pilihan untuk menjalani
hubungan friends with benefit oleh seorang perempuan yang dikenalnya melalui
aplikasi Tinder. Dalam kasus Appi, ia mengaku bahwa pada awalnya tidak tertarik
untuk menjalin hubungan friends with benefit ketika pertama kali mengetahui definisi
istilah tersebut. Oleh karena itu, hubungan friends with benefit yang pernah ia jalani
terjadi secara tidak sengaja dan mengalir begitu saja. Appi bercerita bahwa hubungan
itu bermula ketika ia dekat dengan seorang perempuan yang ia temui melalui aplikasi
Tinder, setelah berjalan beberapa lama, kedekatan mereka semakin mengarah ke arah
yang lebih intim. Mereka yang telah melakukan aktivitas seksual beberapa kali
akhirnya bernegosiasi mengenai hubungan antara mereka berdua dan sepakat untuk
80
“Awalnya tuh kita gak mikir kesana kan, kita ketemu, ngobrol, makan, kayak
biasa aja gitu, seru, dan saya gak tau kalau dia juga sexually active gitu kan.
Terus dia ngajak saya ke kosannya, dan ya it happened lah, have sex segala
macem, sampai akhirnya dia nanya, “ini kita maunya gimana” , itu dia yang
bener-bener nanya gitu kamuh, mungkin dia udah yang experienced segala
macam sih, terus dia kayak ngasih beberapa option, dan salah satu optionnya
FWB itu, yaudah saya pilih itu karena saya gak mau ada drama-drama”.
(Wawancara 25 September 2021)
Meskipun hubungan yang ia jalani terjadi tanpa direncanakan sebelumnya,
intim. Kesepakatan ini yang kemudian dibicarakan dan disepakati antara Appi dan
temannya.
“setelah beberapa kali bertemu dan berhubungan, saya dan dia kemudian
membahas berbagai hal mengenai ekspektasi akan hubungan ini. Tetapi
karena dia belum siap untuk menjalin komitmen yang serius maka kami
sepakati untuk tetap berteman saja.”
(Wawancara 25 September 2021)
Appi menerangkan selain proyeksi akan hubungan mereka, Appi juga
menyebutkan kesepakatan yang terjalin pada saat mereka berbicara. Menurut Appi
kesepakatan ini yang kemudian menjadi pegangan atau semacam pedoman mereka
“Ada beberapa point yang disepakati pada saat itu seperti komunikasi yang
jujur, tidak boleh melakukan batasan-batasan atau melarang untuk melakukan
aktivitas, dan harus ada janjian sebelumnya jika ingin ketemu”
(Wawancara 25 September 2021)
Selama menjalani hubungan ini, Appi juga menyebutkan bahwa untuk
nonton film di bioskop bardua, makan berdua, atau staycation di hotel. Dan semua
81
“Saya biasanya janjian untuk keluar nonton, makan, atau staycation di hotel
berdua. Dan untuk itu semua, saya yang tanggung semua. Saya tidak mau
menyusahkan dia untuk bagian itu.”
(Wawancara 25 September 2021)
Bagi Appi sendiri, hubungan ini juga memberikan keuntungan bagi dia.
Keuntungan yang diperoleh oleh Appi adalah dari hal kenyamanan, seks, dan
kebebasan. Tiga benefit inilah yang membuat Appi tetap bertahan dengan hubungan
friends with benefit walaupun Appi juga menyadari bahwa hubungan ini masih
Appi juga bercerita bahwa dirinya pernah merasa lelah dengan hubungan
romantis pada umumnya karena terlalu banyak drama. Appi ingin menghindari
drama-drama tersebut namun pada saat yang bersamaan ingin memiliki kesempatan
untuk dekat dengan seseorang. Menurut Appi, hubungan friends with benefit
memfasilitasinya untuk bisa dekat dengan seseorang sekaligus terhindar dari drama
mengapa akhirnya Ibe memutuskan untuk terlibat dalam hubungan friends with
benefit.
untuk mengambil keputusan. Fira, yang terlibat dalam hubungan friends with benefit
82
merencanakan untuk terlibat dalam hubungan tersebut. Saat itu, Fira yang baru putus
dari kekasihnya dekat dengan dua orang yang ia temui di aplikasi Tinder. Fira
mengaku bahwa hubungannya dengan dua orang tersebut hanya sebatas teman dekat /
dua orang tersebut disertai dengan aktivitas seksual yang dilakukan sewaktu-waktu
bahwa ia dan kedua pasangannya ini seringkali mengingatkan satu sama lain bahwa
mereka hanya berteman biasa, tidak lebih. Fira sendiri mendefinisikan hubungan
yang terjadi antara mereka ini sebagai friends with benefit setelah hubungan tersebut
berakhir.
“Sebenarnya term FWB itu sendiri saya pake misalkan saya udah selesai gitu
sama orang, dan saya gak berhubungan apa-apa, jatuhnya yaudah lah FWB,
orang saya kayak i kissed him and shits gitu lah, jadi yaudah”
(Wawancara 26 September 2021)
Lebih lanjut lagi, Fira juga menyinggung soal dirinya yang aktif secara
seksual sebagai salah satu dorongan utama mengapa ia akhirnya terlibat dalam
hubungan tersebut. Sebagai seseorang yang aktif secara seksual, istilah friends with
“Tapi kalau ditanya kenapa, i dont know, its just a term gitu. Kayak a kind of
unrequited kamu yang saya terapkan aja gitu, dan term itu ya udah, it's just a
term. Terus kayak apa ya, i mean it's obvious juga that i'm sexually active jadi
kayak yaudah, we’ll do shits eventually...cuman ya karna ada hubungan aja
makanya saya pake term itu, to simplify gak sih..iya anjir lebih simple”.
(Wawancara 26 September 2021)
83
Bagi Fira, hubungan friends with benefit merupakan hubungan yang
diinginkan. Aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam
mereka untuk melakukan hal itu, sementara itu, aktivitas seksual yang dilakukan
orang-orang yang terlibat dalam hubungan konvensional seperti pacaran belum tentu
didasarkan murni pada keinginan masing-masing melainkan bisa didorong oleh faktor
Fira sendiri merasa bahwa hubungan jenis ini membuatnya merasa leluasa
untuk menentukan apakah ia ingin melakukan aktivitas seksual atau tidak karena
dalam hubungan ini ia tidak merasa terikat sehingga tidak memiliki keharusan untuk
menyetujui semua hal yang pasangannya inginkan. Fira mengakui bahwa hal yang
selama berpacaran, ia merasa situasinya sangat rentan karena hubungan pacaran yang
ia jalani selama ini ia definisikan sebagai “toxic”. Dalam hubungan tersebut Fira
Kasus Fira ini juga menunjukkan bahwa meskipun dirinya tidak pernah
84
hubungan pacaran yang seolah-olah mengikatnya sehingga memiliki ‘kewajiban’
untuk melakukan hal-hal tertentu. Selain itu, pengalamannya menjadi seseorang yang
aktif secara seksual menjadi salah satu pendorong keterlibatannya dalam hubungan
tersebut. Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, keterlibatan kaum muda dalam
hubungan friends with benefit yang tidak direncanakan sebelumnya juga dipengaruhi
oleh pengalaman historis mereka yang membentuk pandangan mereka akan suatu hal.
Dalam hal ini, pengalaman mereka dalam hubungan konvensional yang pernah
hubungan tersebut. Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan sebuah opsi berupa
bentuk hubungan baru, mereka tidak segan untuk memilih opsi tersebut.
hal yang tabu, dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan peneliti, diketahui
bahwa salah satu motif yang mendasari para informan untuk melakukan FWB adalah
needs atau kebutuhan. Adapun motif lain yang mendasari perilaku tersebut
diungkapkan salah satu informan yang pernah menjalani hubungan FWB mengatakan
bahwa ia sepakat untuk menjalin hubungan Friends with Benefit dengan seseorang
hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR). Selain itu, informan
juga menyatakan bahwa motif utama dari perilaku Friends with Benefit di kalangan
rasa cinta / sayang yang diberikan oleh lawan jenis berjalan seiringan.
85
Berdasarkan jawaban para informan penelitian dapat mengambil kesimpulan
mengenai faktor-faktor apa saja yang kemudian menimbulkan motif tertentu bagi
krusialnya sehingga ia bersedia untuk melakukan sesuatu yang pada dasarnya tabu /
asing. Perasaan tersebut kemudian dapat timbul dari physical touch (sentuhan fisik)
yang didapatkan dari lawan jenis. Seseorang dengan rasa takut akan komitmen serta
hasrat untuk selalu intim dengan seseorang yang ia sukai mempunyai kemungkinan
besar untuk ikut menganut perilaku tersebut. Jawaban yang diberikan informan
sekilas terdengar sedikit berbeda namun jika ditelaah lebih dalam melalui pesan dan
apa yang ingin disampaikan, sejatinya motif mereka berasal dari problem yang
hampir sama. Meskipun tanpa pertimbangan yang cukup lama dan berdasarkan alasan
yang terkesan cukup sederhana, para informan mengaku bahwa mereka berhasil
Dari jawaban para informan bahwa perilaku Friends with Benefit dapat dianut
seseorang dari mana saja. Baik dari lingkungan tempat ia bergaul maupun informasi
dari media sosial yang sehari- harinya ia terima. Meskipun berawal baik dari
lingkungan pergaulan atau sosial media, dan tidak terjadi secara instan, serta
hubungan Friends with Benefit yang sedang/pernah dijalani oleh para informan
mendalam yang dilakukan, adanya rasa takut dan cemas akan sanksi sosial serta
86
menutupi hubungan tersebut serapat mungkin. Hal ini berhubungan dengan tingkat
komunikasi yang dilakukan pelaku Friends with Benefit juga cenderung tidak intens.
Meskipun sadar betul bahwa perilaku yang dianutnya melanggar baik dari
segi norma sosial dan agama, para pelaku FWB mengaku bahwa mereka cenderung
tidak terpikirkan mengenai usaha yang sekiranya dapat menarik mereka dari
lingkaran hubungan menyimpang tersebut. Para informan pun mengaku bahwa tidak
ada rasa menyesal sama sekali yang ia rasakan baik setelah atau ketika menjalani
hubungan FWB.
5.3 Pembahasan.
5.3.1 Makna Sosial Friends With Benefit Dalam Perspektif Interaksionisme Simbolik
masih relatif baru. Fenomena ini erat kaitannya dengan kehadiran gaya hidup
masyarakat perkotaan yang berupaya memanfaatkan waktu luang yang ada dengan
menjalin hubungan atau relasi tetapi tidak ingin terikat dan bebas dari
pemaknaan yang lahir dari adanya proses interaksi sosial. Lebih lanjut, Blumer
87
simbol-simbol, oleh penafsiran, oleh kepastian makna dari tindakan-tindakan orang
lain.
Bagi Blumer, tidak ada yang inheren dalam suatu objek sehingga ia menyediakan
makna bagi manusia. Makna tersebut berasal dari interaksi dengan orang lain,
Blumer, bagi seseorang, makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang lain
mereka lakukan akan melahirkan batasan sesuatu bagi orang lain. Pada titik ini pula
manusia merupakan aktor yang sadar dan reflektif, yang menyatukan obyek-objek
yang diketahuinya melalui apa yang disebut Blumer sebagai proses self-indication.
mahasiswa itu sendiri sebagai pelaku atau subjek dalam fenomena friends with
benefit. Perlu ditekankan bahwa bagi Blumer, friends with benefit merupakan sesuatu
yang kosong, interaksi sosial yang ada di dalam friends with benefit yang membuat
88
seharusnya tidak dianggap hanya sebagai penerapan makna-makna yang telah
ditetapkan, tetapi sebagai suatu proses pembentukan dimana makna yang dipakai dan
simbol-simbol.
dalam antisipasi informan terhadap tindakan orang lain mengenai hubungan friends
informan tafsirkan friend with benefit dengan membentuk objek-objek yang berbeda,
terhadap tindakan orang lain mengenai hubungan friends with benefit adalah
memberikan edukasi kepada orang lain mengenai model hubungan yang dia lakukan
agar orang lain mengerti. Hal ini dilakukan karena dalam pemahaman informan,
masih terdapat stigma negatif yang kuat terhadap hubungan friends with benefit.
Stigma negatif yang muncul antara lain hubungan free sex dan zina. Stigma negatif
ini terbentuk karena masih kuatnya nilai dan norma yang berdasarkan agama dan
89
jelaskan alasannya biar orang lain tidak salah sangka kalau yang dilakukan ini
toxic-relationshiop”
(Wawancara 26 September 2021)
“Tidak bisa disanggah kalau masih kuat prasangka negatif sama model
hubunganku. Sering ka dianggap penganut free-relationship, makanya saya
jelaskan selalu sama teman-temanku mengenai apa alasanku biar mereka juga
mengerti dan tidak menghakimi”
(Wawancara 26 September 2021)
Setelah pengantisipasian dilakukan, informan kemudian menyesuaikan
aktivitas dalam hubungan friends with benefit dengan cara penyesuaian aktivitas
dan bahasa sebagai kode dalam menjalin interaksi dengan partner fwbnya.
yang disebutkan oleh Blumer maka objek tersebut terklasifikasi pada objek fisik. Hal
ini sebagaimana yang dipaparkan oleh informan Jessy, Fira, dan Appi.
“Saya sama teman fwb saya ketika ingin ketemu atau melakukan aktivitas
untuk sex pakai kode seperti saya kasi tau mau nonton netflix di hotel.”
(Wawancara 26 September 2021)
“saya biasanya untuk ajak ketemuan teman fwb itu saya chat pergi makan
sama-sama”
(Wawancara 26 September 2021)
“ ku kode pake saya kirimkan makanan pake gofood. Dia pasti mengerti mi itu
artinya mau ka ketemu dengan dia.”
(Wawancara 26 September 2021)
Kode-kode tersebut yang kemudian menjelma menjadi simbol-simbol yang
memiliki makna yang kemudian digunakan untuk berinteraksi pada sesama pelaku
90
friends with benefit. Tetapi simbol tersebut tidak bersifat umum dan universal, atau
eksklusif, simbol yang berbeda dapat saja muncul untuk menyampaikan makna yang
sama.
5.3.2 Pertukaran Sosial Friends With Benefit Dalam Teori Pertukaran Sosial George
Caspar Homans.
ekonomi dasar. Fokus sentral teori ini adalah motivasi (hal yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan) yang berasal dari diri sendiri.
Teori ini didasari dengan cara memahami individu dalam menentukan pilihan
secara rasional, menimbang antara imbalan yang diperoleh dan biaya yang
harus dikeluarkan. Maka dari itu, dalam fenomena friends with benefit di
with benefit di kalangan mahasiswa Kota Makassar merujuk pada tiga dimensi yaitu
adalah hubungan yang dalam praktiknya menjalankan asas kebebasan berupa tidak
adanya ikatan resmi tetapi saling menghargai hak dan kewajiban dalam ber-relasi.
memusatkan pada hal-hal intim seperti pelukan dan ciuman. Sedangkan dimensi
91
ekonomi adalah dimensi dalam berhubungan atau berelasi yang orientasi utamanya
Dalam teori pertukaran sosial yang dicetuskan oleh Homans, proposisi yang mampu
tersebut. Bila hadiah yang diberikan masing-masing kepada orang lain amat bernilai,
maka makin besar kemungkinan aktor tersebut melakukan tindakan yang diinginkan
di Kota Makassar yang merujuk pada model proposisi nilai dikarenakan informan
selaku pelaku hubungan friends with benefit menjelaskan bahwa hubungan ini dapat
tercipta selain karena adanya interaksi sosial didalamnya juga dikarenakan adanya
92
Hubungan friends with benefit juga memperkenalkan konsep hukuman yang
apabila dilanggarkan maka pelaku akan memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Bentuk hukuman yang berupa pemutusan hubungan terjadi apabila pelaku friends
with benefit berada pada titik ada salah satu pihak yang ingin melangkah ke jenjang
serius sedangkan pihak yang lain masih ingin tetap berada pada koridor pertemanan
saja. Selain alasan jenjang serius, hubungan friends with benefit juga terjadi
pemutusan apabila pelaku hubungan friends with benefit mulai merasa tidak
memberikan rasa nyaman dan hilangnya dimensi ekonomi yang diberikan dalam
hubungan ini.
93
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pemaknaan sosial yang terjadi berdasarkan proses pengalaman personal
Kota Makassar.
4. Dalam teori pertukaran sosial yang dicetuskan oleh Homans, proposisi yang
6.2 Saran
1. Perlu ada penelitian lebih lanjut yang membahas secara mendalam mengenai
94
2. Perlu adanya sosialisasi mengenai dampak negatif dari praktik sex bebas yang
3. Perlu adanya edukasi yang bersifat persuasif bagi pelaku hubungan friends
with benefit akan nilai dan norma yang berlaku dalam bermasyarakat di
Indonesia.
95
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu.
RajaGrafindo Persada.Jakarta.
Amir, Taufik (2010). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.
Kencana: Jakarta.
Ahmadi (2008). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Rineka Cipta:Jakarta:
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara:Jakarta:
Azzizah, Annisa Nur (2020). Friends With Benefit: Agensi Seksual Kaum Muda
Dalam Kontestasi Nilai Dan Norma. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Program Studi Sosiologi. Universitas Indonesia. Depok
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Kencana: Jakarta.
96
Piliang, Yasraf Amir (2011). Dunia Yang Dilipat Tamasya Melampaui
Batas-Batas Kebudayaan. Bandung: Matahari.
Ritzer,George (2018). Teori Sosial Postmodern. Kreasi Wacana: Bantul.
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Spica, B. 2008. Perilaku Prososial Mahasiswa ditinjau dari Empati dan
Dukungan Sosial Budaya. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
Siregar, Ade Rahmawati. (2006). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari
Pola Asuh. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Saraswati, Mila & Ida WIdaningsih (2008). Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial.
Grafindo Media Pertama: Jakarta.
Satu, Vincentius (2009). Seri Panduan Belajar dan Evaluasi Sosiologi. Grasindo:
Jakarta.
Wirawan. (2012a). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Pertama). Kencana
Prenada Media Group.
97
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Universitas :
Fakultas :
Jurusan :
Angkatan :
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Ratnasari Ramadhani Sjam
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 31 Desember
1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Warga Negara :Indonesia
Tinggi/Berat Badan : 150 cm / 50 kg
Alamat Sekarang : Komp. Makkio Baji blok D8 no.7, Antang.
No. Telepon : Hp. 081243582864
E-mail : ratnasariramadhani71@gmail.com
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Jurusan/Semester :Sosiologi
Jumlah SKS :149 SKS
IPK Terakhir : 3.3
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT ORGANISASI
2012-2013 - Anggota Palang Merah Remaja (PMR) SMPN 19 Makassar
2015-2016 - Organisasi Kelas
2017-2019 - Anggota Divisi Hubungan Masyarakat Pencak Silat Panca
Suci Fisip Unhas
Demikian demikian daftar riwayat hidup Curriculum Vitae dibuat sebenar-benarnya
tanpa adanya unsur paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Yang bertanda tangan dibawah
ini merupakan penulis skripsi. Untuk hal-hal yang lain, dapat menghubungi langsung pihak
penulis. Sekian
semester 7. Jessy merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Adapun keseharian
dari Jessy selain sebagai mahasiswi, Jessy banyak juga bekerja sebagai Sales
Promotion Girl setiap akhir pekan. Jessy lahir dan besar di Kota Makassar.
mahasiswa. Jessy tercatat aktif sebagai anggota dalam organisasi Unit Kegiatan
sendiri, Jessy secara indeks penilaian berada pada tahap yang memuaskan yaitu 3,1
hingga semester 7.
Sedangkan aktivitasnya sebagai SPG dilakoni Jessy mulai dari tahun 2015
atau saat masih menginjak bangku sekolah kelas 3 SMA. Jessy pertama kali menjadi
SPG karena adanya ajakan dari teman untuk menjadi SPG pada event otomotif.
Pilihan Jessy untuk berkerja sebagai SPG dikarenakan keinginan untuk tidak
Jessy merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Keluarga Jessy tidak lagi
pertemanan Jessy sendiri telah membuat Jessy memilih menjalani hubungan friends
with benefit dengan salah satu temannya selama 6 bulan. Hubungan friends with
benefit ini adalah kali pertama Jessy menjalani hubungan pertemanan ala friends with
benefit. Jessy mengenal rekan friends with benefit nya ini dari jaringan pertemanan di
dunia kemahasiswaan.
whatsapp. Walaupun mereka sudah sangat intens dan intim, Jessy tetap menganggap
untuk terikat pada status hubungan yang serius. Hal ini dilatarbelakangi karena
adanya pengalaman masa lalu Jessy yang pernah terjebak pada toxic relationship
Jurusan Ilmu Manajemen semester 7. Adapun keseharian dari Fira selain sebagai
mahasiswa. Jessy tercatat aktif sebagai anggota dalam organisasi intra kampus dan
ekstra kampus. Di Intra Kampus, Fira merupakan salah satu Badan Pengurus
kampus, Fira menjadi salah satu anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Mahasiswa Ilmu Manajemen STIEM Bongaya. Dalam dunia akademik sendiri, Jessy
secara indeks penilaian berada pada tahap yang memuaskan yaitu 3,3 hingga semester
7.
Awal-Awal menjadi selebgram untuk mengisi waktu luang Fira dengan produktif di
sosial media. Seiring dengan berjalannya waktu, ada beberapa usaha makanan yang
makanan jualannya. Karena adanya fee yang diterima oleh Fira hasil dari endorse
produk tersebut menjadikan Fira serius menekuni dunia selebgram. Adapun
pendapatan yang diterima dari hasil endorse produk kemudian digunakan untuk
Fira merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Fira merupakan pendatang
di Kota Makassar. Fira lahir dan besar di Kota Pare-pare. Fira tinggal sendiri di Kota
Makassar. Fira memilih untuk kontrak rumah sendiri dikarenakan untuk space lebih
pertemanan Fira sendiri telah membuat Fira memilih menjalani hubungan friends
with benefit dengan salah satu sahabat di kampusnya yang sudah berjalan selama 4
bulan. Hubungan friends with benefit ini adalah kali kedua Fira menjalani hubungan
pertemanan ala friends with benefit. Fira mengenal rekan friends with benefit nya ini
whatsapp. Bahkan Fira sekarang tinggal serumah dengan rekan friends with benefit
nya. Walaupun didalam rumah tersebut bukan cuman mereka berdua karena ada 2
orang perempuan yang juga adalah teman Fira. Walaupun mereka sudah sangat intens
dan intim, Jessy Fira menganggap rekan friends with benefit nya ini sebagai teman.
untuk terikat pada status hubungan yang serius. Hal ini dilatarbelakangi karena
keinginan Fira yang tetap ingin bebas menjalani hubungan dengan orang lain tetapi
Hasanuddin. Appi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adapun keseharian
dari Appi selain sebagai mahasiswa, juga aktif dalam dunia riset dan kegiatan
Pada saat studi S1, Appi tercatat aktif sebagai anggota dalam Badan Eksekutif
Selatan. Appi baru menjalani satu semester di Pascasarjana Program Doktoral FKM
UNHAS.
Aktivitas di dalam dunia riset telah dilakoni Appi sejak tahun 2015. Appi
pertama kali terlibat di dunia riset karena adanya ajakan dari teman untuk menjadi
kegiatan lembaga-lembaga pemuda dan mahasiswa yang ada di Sidrap. Pilihan Appi
untuk terlibat pada kegiatan riset dan pemberdayaan dikarenakan ketertarikan yang
Makassar memilih untuk tinggal dirumah saudara dari orang tuanya. Selain untuk
memiliki jaringan pertemanan yang luas. Luasnya jaringan pertemanan Appi sendiri
telah membuat Appi memilih menjalani hubungan friends with benefit dengan salah
satu temannya selama 7 bulan. Hubungan friends with benefit ini adalah kali pertama
Appi menjalani hubungan pertemanan ala friends with benefit. Appi mengenal rekan
whatsapp. Walaupun mereka sudah sangat intens dan intim, Jessy tetap menganggap
untuk tidak terlalu terburu-buru dalam menjalin hubungan yang serius. Appi
beranggapan untuk naik ke level yang serius maka dibutuhkan rasa saling mengenal
yang dalam sehingga kedepannya tidak lagi ada hal yang dipertentangkan secara
Universitas Muslim Indonesia. Dirga merupakan anak kelima dari enam bersaudara.
Adapun keseharian dari Dirga selain sebagai mahasiswa, juga aktif dalam dunia
seperti KNPI Prov. Sulawesi Selatan dan HIPMI Kota Makassar. di KNPI Prov.
Sulawesi Selatan, Dirga menjabat posisi sebagai anggota Departemen Sosial Politik.
Digital.
2010. Ketertarikan Dirga pada fotografi dikarenakan bagi Dirga suatu momen sulit
untuk bisa diulang kembali, makanya momen tersebut harus diabadikan dalam bentuk
gambar-gambar.
Dirga lahir dan besar di Kota Makassar. Dirga tinggal bersama kedua orang
tua dan kakak-adiknya. Walaupun tinggal bersama keluarganya, Dirga lebih sering
memiliki jaringan pertemanan yang luas. Luasnya jaringan pertemanan Dirga sendiri
telah membuat Dirga memilih menjalani hubungan friends with benefit dengan salah
satu temannya selama 5 bulan. Hubungan friends with benefit ini adalah kali pertama
Dirga menjalani hubungan pertemanan ala friends with benefit. Dirga mengenal rekan
friends with benefit nya ini dari sosial media twitter. Adanya akun base friends with
benefit di twitter memudahkan Dirga untuk menemukan rekan friends with benefit
whatsapp. Walaupun mereka sudah sangat intens dan intim, Dirga tetap menganggap
rekan friends with benefit nya ini sebagai teman. Dirga memilih hubungan friends
with benefit dikarenakan ketidakmauan Dirga untuk terikat pada status hubungan