Anda di halaman 1dari 114

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT LOKAL TERHADAP

PERKEMBANGAN PARIWISATA DUSUN WAKKA


KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
IMRAN
10538328715

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Imran
Nim : 10538 328715
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap Perkembangan
Pariwisata Dusun Wakka Kabupaten Pinrang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2019


Yang membuat pernyataan

Imran

iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Imran
Nim : 10538 328715
Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi saya.
4. Apa bila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2019


Yang membuat perjanjian

Imran

v
“MOTTO DAN PERSEMBAHAN”

Ingat ! Mimpi hanya bisa dicapai

Dengan perjuangan bukan omong

Kosong.

“Kupersembahakan Karya ini Sebagai

Suatu Kebanggaan Kepada Kedua

Orang Tua dan Saudaraku Tak Lupa Juga Kepada

Teman Yang Selama ini Telah Memberikan Doa

Dan Semangat Demi Kesuksesan

Saya Untuk Menggapai Cita-Cita”


ABSTRAK
Imran. 2019. Perubahan Sosial Masyarakat Terhadap Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka
Kabupaten Pinrang. Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universits Muhammadiyah Makassar. Dibimbimngan Oleh Kaharuddin dan Hj. Ruliaty.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk perubahan sosial pada
masyarakat lokal, akibat interaksi yang terjadi dengan wisatawan dan untuk mengetahui faktor–factor
apa saja yang mempengarui perubahan sosial masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan adapun lokasi penelitian yaitu di Desa
Tadang Palie, Dusun Wakka, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang. Teknik pengambilan sampling
yaitu dengan cara menentukan karakteristik sendiri (purposive sampling) dan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini yaitu yang menjadi bentuk perubahan sosial di Dusun Wakka adalah
Perubahan secara kecil yang tidak membawa pengaruh langsung/ berarti bagi masyarakat seperti
perubahan gaya berbusana/pakaian pada masyarakatnya yang sudah mulai mengikuti trend, tapi
masih saja mempertahankan kebudayaannya. Dan yang menjadi Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan sosial diDusun Wakka yaitu dengan adanya pendidikan formal yang sudah maju pada
masyarakat membuat pola pikir masyarakat juga sudah maju, dilihat dari cara masyarakat
menyelesaikan konflik yang tidak lagi menggunakan cara main hakim sendiri, melainkan
menyelesaikan masalah/konflik dengan cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang
ketiga sebagai penengah

Kata kunci : Perubahan, Sosial, Masyarakat, Perkembangan Parawisata


ABSTRACT

The aim of this study is to determine how to shape of social change in


local communities, as a result of the interaction with the travelers and to indentify
the factors that influence social change at the local community as a result of
interaction with tourist.

This study used qualitative methods and about research location is in


Tadang Palie Village, Wakka Hamlet, Cempa District, Pinrang. Sampling
technique is by determining its own characteristict ( purposive sampling ) and
data collection techniques are using primary data and secondary data through
observation, interview, and documentation.

The result of this research is social change in Wakka village is small social
change which doesnot bring direct or meaningful influence for society like
fashion change which follows trend but it still defends its culture. Factors cause
social change in Dusun Wakka namely advanced of formal education in society
that advance society mindset, from public way in solving problen not use street
justice any longer, but solve problem by discussing or mediating (pointing third
parties as counsellor).
KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah Swt, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita kembali.

Dari-Nya segala sumber kekuatan dan inspirasi terindah dalam menapaki jalan

hidup ini, Dialah yang memberikan begitu banyak nikmat khususnya kesehatan

dan kesempatan sehingga skripsi yang berjudul”Perubahan Soial Masyarakat

Lokal Terhadap Perkembangan Pariwisata Dusun Wakka Kabupaten Pinrang

dapat penulis selesaikan. Shalawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada

Nabi Muhammad Saw. yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan

yang baik bagi ummat manusia sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan.

Akan tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT. dan bantuan

dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan walaupun dalam

wujud yang sederhana. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan penghargaan

yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat penulis haturkan kepada

kedua orang tuaku Ayahanda terhormat Baktiar dan Ibunda tercinta Nursia

yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan cintanya serta doa restu yang

tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang beliau berikan

kepada penulis bernilai kebaikan dan dapat menjadi penerang kehidupan di

dunia dan di akhirat

viii
Terima kasih penulis ucapkan kepada beberapa pihak yang telah sangat

membantu selama penulis menyusun skripsi ini yaitu diantaranya :

1. Prof. Dr. H Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M.sebagai Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas MuhammadiyahMakassar.

3. Drs. H. Nurdin, M.Pd.sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP

Universita Muhammadiyah Makassar.

4. Kaharuddin, M.Pd., Ph.D sebagai sekretaris Jurusan Pendidikan Sosiologi

FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kaharuddin, M.Pd., Ph.D dan Dr. Hj. Ruliaty,. M.M sebagai Pembimbing I

dan II, yang telah meluangkan waktunya membantu dan membimbing

penulis.

6. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn sebagai Penasihat Akademik atas

bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu

di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang

tak ternilai harganya kepada penulis.

8. Muhammad Tasbih, S,.STP, M. Si sebagai Kepala Camat Cempa Kab.

Enrekang.

ix
9. Terkhusus kepada narasumber atas segala informasi dan kerja samanya

yang baik selama penulis melaksanakan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Sosiologi angkatan 2015

terkhusus kelas D yang telah bersama-sama berjuang keras dan penuh

semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini

akan menjadi sebuah kenangan yang indah.

Hanya Allah Subuhana Wata’ala yang dapat memberikan imbalan yang

setimpal. Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya.Sebagai

manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan

karyaini. Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis

untuk lebih tekun lagi belajar. Amin.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Makassar, September 2019

Penulis,

Imran

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
E. Defenisi Operasional ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Pengertian Perubahan Sosial.....................................................................12
B. Proses-proses Perubahan Sosial ............................................................... 25
C. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial………………………………………..27
D. Faktor – Factor Yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan Sosial…..28
E. Pengertian Interaksi dan Masyarakat Lokal..............................................
F. Interaksi antara Wisatawan dengan masyarakat Lokal............................
G. Konsep Pariwisata...................................................................................
H. Kerangka Pikir..........................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 30
B. Lokus dan Waktu Penelitian ................................................................... 31

v
C. Informan Penelitian ................................................................................. 32
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 34
F. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 35
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 37
I. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 39
J. Etika Penelitian ………………………………………………………… ..41
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Asal-Usul Desa …..………………………………………...................... 43
B. Letak Geografis ………………………………………………………....44
C. Kondisi Demografi ……………………………………………………...47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………...... 52
B. Pembahasan ……………………………………………………..……. 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ……………………………………………………… 79
B. SARAN ………………………………………………………………. 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN.......................................................................................................

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Daftar Nama-Nama Informan

Lampiran 3. Persuratan

Lampiran 4. Dokumentasi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan pariwisata adalah proses perubahan

yang terjadi secara terus menerus dan merupakan perbaikan kearah tujuan

dan kemajuan yang dicapai. Indonesia sebagai negara yang sedang

bekembang, berusaha untuk mengembangkan dirinya dari suatu keadaan

dengan sifat masyarakat tradisional menuju kearah keadaan yang

dianggap lebih baik.

Pembangunan ini harus diarahkan kepada pembangunan manusia

indonesia dalam ikatan bangsa indonesia yang mencerminkan situasi

keselarasan hubungan antara manusia dan Tuhannya, antara sesama

manusia dan antar manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam

pelaksanaan pembangunan Nasional segenap modal dan potensi sumber

daya dalam negeri perlu dimanfaatkan secara optimal guna memenuhi

kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan berkelanjutan

memang menjadi priolitas pemerintah yang membawah perkembangan

lebih jauh yaitu akan terjadi perubahan di masyarakat sebagaimana di

kemukakan oleh Fuad Hasan(1993;114). Masyarakat adalah masyarakat

dalam perkembangan dengan tempo yang begitu pesat. Pembangunan

social adalah bagian yang melekat langsung pada upaya pembangunan

Nasional. Dalam segenap pembangunan niscaya ada dampak social yang

tidak senantiasa bisa segera di cerna semua warga masyarakat. Setiap


upaya pembangunan social tidak mungkin dijamin bebas dari dampak

negative.

Dengan demikian dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa

dalam perkembangan masyarakat yang di ikhtiarkan secara berencana itu

tentu saja bukan hasilnya belaka yang di harapkan, akan tetapi justru

karena di rencanakan maka segala akibat dan dapat juga di perhitungkan,

termasuk usaha mencegah sejauh mungkin dampak negatif yang di

timbulkannya.

Dampak yang di timbulkan pembangunan bukan hanya positif

tetapi juga dampak yang kita tidak inginkan yaitu Negatif hal ini yang

tidak bisa kita tolak karena merupakan hal lumrah dari efek pembangunan

tersebut sebagaimana yang di kemukakan oleh Posman Simanjuntak

(2003;188) Pembangunan Nasional dilaksanakan secara berencana,

bertahap, berkelanjutan, menyeluruh dan terpadu untuk memacu

peningkatan kemampuan nasionl dalam rangka mewujudkan kehidupan

yang sejajar dengan bangsa lain yang lebih maju. Pelaksanaan

pembangunan nasional diantaranya meliputi ekonomi, hukum, sosial

budaya. Namun masyarakat belum sepunuhya siap menerima perubahan

yang dihasilkan oleh pembangunan sehingga berdampak kepada social

budaya masyarakat baik dampak yang bersifat positif maupun negatif.

Pengaruh yang nampak dari pesatnya pembangunan adalah

terjadinya perubahan social budaya yang terjadi di dalam masyarakat


tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat

yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju

pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak yang

dirasakan sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmadi Abu (2004

;14)”perubahan social dan budaya meliputi berbagai bidang kehidupan dan

merupakan masalah bagi semua intitusi social seperti : industry, agama,

perekonimian, pemerintah, keluarga, perkumpulan-perkumpulan

pendidikan”.Pokok yang terjadi pada perubahan social dan budaya di

akibatkan dari perubahan yang berkembang pesat saat ini selain dari

pengaruh pembangunan, juga karena adanya penetrasi kebudayaan dari

luar yang masuk dengan mudah akibat proses pembangunan itu sendiri.

Diantaranya adalah proses dan perkembangannya pariwisata di suatu

daerah yang banyak dikunjungi wisatawan.

Telah disadari bahwa praktik-praktif pariwisata, yang melihat

kebudayaan (juga alam), terutama sumber komoditi, ternyata membawah

dampak yang tidak selalu positif. Dampak positif biasannya langsung dan

segera dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi,

sebagaimana yang telah di gariskan Undang-Undang Tentang

kepariwisatawan No.9 Tahun 1990 yaitu salah satu tujuan

penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan pendapatan

daerah dalam rangka meningkatkan kesahjateraan dan kemakmuran

rakyat, juga memperluas dan memeratakan kesempatan dan berusaha dan

lapangan kerja serta mendorong pembangunan daerah. Untuk itu selaknya


pariwisata dapat dijadikan alternatif penggrerak perekonomian hingga

sedemikian rupa menjadi sumber pendapatan bagi setiap daerah yang

memiliki potensi untuk menyeleggarakannya, dalam upaya memperoleh

atau meningkatkan peendapat daerah. tetapi sesungguhnya keuntungan

tersebut hanya merupakan keuntungan jangka pendek. Yang dirasakan

kemudian adalah dampak buruknya, yaitu terhadap ekpresi dan eksistensi

budaya yang dijadikan sumber komoditi itu.

Jelaslah bahwa tujuan pembangunan pariwisata pada umumnya

adalah untuk mencapai kehidupan sosial yang seimbang baik jasmani

maupun rohaniah. Juga dapat meningkatkan dan mensejahterakan

kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah telah berusaha untuk

mencari dan guna untuk membiayai pembangunannya. Dan dalam

pembangunan pariwisata, dapat memperluas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha melalui peningkatan arus kunjungan wisatawan.

Pengeluaran-pengeluaran wisatawan dapat meningkatkan pendapat

penduduk setempat. Karena pada peningkatan kualitas hidup dikalangan

penduduk akan meningkatkan hidup mereka dalam pola konsumtif itu

bisa menimbulkan rasa tidak puas terhadap gaya hidup tradisional dan

sederhana mereka selama ini dan merangsang keinginan untuk berpola

hidup seperti para wisatawan yang berkunjung kedaerahnya.

Pengembangan daerah tersebut dapat menimbulkan perubahan-

perubahan sosial dikalangan masyarakat setempat. Perencanaan yang


berhubungan aspek sosial yang ada serta berdasarkan kenyataan yang

menyangkut aspek-aspek sosial yang mungkin timbul. Masyarakat

setempat sedapat mungkin di ikuti sertakan dalam perencanaan dan

pengembangan pariwisataaan dengan memberikan motivasi bahwa

mereka mempunyai kepentingan terhadap keberhasilan daerah pariwisata

yang bersangkutan .

Disamping hal-hal yang tersebut di atas, pariwisata dapat

menimbulkan perubahan-perubahan pada pola perilaku sosial nilai-nilai

social, norma-norma sosial di dalam masyarakat setempat. Dimana dalam

kepariwisatawan kadang kala tidak sejalan dengan nilai-nilai sosial,

norma-norma sosial, pola prilaku sosial, yang ada dalam masyarakat

setempat khususnya masyarakat di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.

Pementasan atau tingkah laku orang-orang yang berwisata

tentunya tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang

berlaku di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang contohnya apabila

wisatawan mandi dengan hanya memakai penutup bagian tertentu saja,

sehingga dapat menimbulkan rangsangan sexsual bagi orang-orang yang

melihatnya. Hal tersebut tidak biasanya mereka lihat didalam masyarakat.

Dengan sendirinya menimbulkan pengaruh terhadap pribadi masyarakat

Dusun Wakka, efek-efek demikian ini dapat merubah pola tingkah laku

sesuai masyarakat Wakka baik secara perlahan-lahan maupun secara cepat.


Masyarakat sebagai suatu sistem senantiasa mengalami perubahan.

Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan

fenomena sosial yang wajar. Oleh karena setiap manusia mempunyai

kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah

tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan

dengan tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan

masyarakat desa, dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah

masyarakat dapat mengenai norma-norma, pola-pola prilaku. Organisasi

susunan dan stratifikasi masyarakat dan juga lembaga masyarakat.

Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari


sistem sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3).

Perubahan-perubahan saat ini nampak sangat cepat, sehingga


semakin sulit untuk mengetahui bidang-bidang manakah yang akan
berubah terlebih dahulu dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian
secara umum, perubahan-perubahan itu biasanya bersifat berantai dan
saling berhubungan antara satu unsur dengan unsur dalam suatu
kemasyarakatan yang lainnya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi di
dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Terutama bagi masyarakat
dalam negara yang sedang membangun, seperti Negara Indonesia yang
saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan.

Pada dasarnya perubahan-perubahan dalam masyarakat Indonesia

merupakan akibat adanya pembangunan yang dilaksanakan pemerintah

bersama rakyat Indonesia sendiri. Perhatian utama pemerintah dalam

pembangunan nasional tertuju pada pembangunan pedesaan, dengan

menitik beratkan pada program pembanguan untuk kemajuan pedesaan,


karena sebagian besar penduduk masih berpenghasilan rendah bahkan

masih masyarakat Wakka yang tepatnya berada di Desa taddang palie

mengalami juga kecepatan perubahan sejalan dengan tingkat peradaban

sekarang ini, mengakibatkan adanya sebagian masyarakat Desa Taddang

palie kehilangan akan nilai-nilai tradisionalnya dan perlahan-lahan

menjadi manusia modern. Walaupun masih ada pula masyarakat Desa

Taddang Palie yang tetap memegang teguh nilai-nilai leluhur mereka

yang dianggap sebagai suatu nilai yang sangat sakral.

Perkembangan kebudayaan manusia yang cukup cepat yang terjadi

di Desa Taddang Palie terutama disebabkan oleh kemampuan sebagian

masyarakatnya untuk meminjam dan meniru unsur-unsur kebudayaan

yang berasal dari luar danm enerapkannya kedalam kebudayaannya,

ataupun dengan adanya berbagai macam pengaruh dari budaya lain yang

mengakibatkan terjadinya perubahan sosial.

Perubahan yang terjadi, merupakan akumulasi kebudayaan yang

menjadi warisan sosial manusia. Pada masa lampau tidak begitu banyak

perubahan yang terjadi, sedangkan dalam zaman modern ini frekuensi

perubahan kian meningkat. Manusia agak kewelahan untuk menyesuaikan

diri dengan perubahan terjadi secara bertubi-tubi, terjadinya perubahan

sosial yang cepat itu mungkin disebabkan oleh berbagai penemuan baru,

yang memungkinkan terjadinya akumulasi kebudayaan material (Soerjono

Soekanto. 1990: 342).


Dusun Wakka atau Taddang Palie merupakan wilayah yang dipilih sebagai

lokasi penelitian. Karena mempunyai keunikan tersendiri yakni adanya

lokasi wisata yang dapat menarik pengunjung dari luar daerah Pinrang.

Sejalan perkembangan teknologi yang semakin menampakkan

pengaruhnya disetiap kehidupan individu maupun masyarakat dan secara

langsung maupun tidak langsung,juga terasa jelas mempengaruhi

masyarakat Wakka. Pengaruh tersebut diindikasikan oleh adanya

perubahan-perubahan dalam tata kehidupan mereka, baik cara hidupnya,

cara kerja, barang-barang kebutuhan yang mereka beli, keadaan

sekeliling mereka, maupun nilai-nilai atau norma-norma yang mereka

anut. Tampaknya hal ini terjadi, karena ada rasa ketidakpuasan sebagaian

masyarakat Dusun Wakka yang melihat lingkungan sekeliling mereka

mengalami percepatan kemajuan, dan dilihat dari segi pemenuhan

kebutuhan primer dan sekunder mereka yang kurang terpenuhi dan kurang

memuaskan seperti masyarakat yang ada didaerah lain yang sudah

mengalami kemajuan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan-perubahan yang secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi seluruh kehidupan

masyarakat itu adalah dampak dari pembangunan disegala bidang yang

dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

setempat. Percepatan perubahan sosial itu pun terjadi dapat dimungkinkan

pula oleh kemajuan teknologi yang diperoleh warga atau kelompok yang

ada dalam masyarakat, melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas

maka rumusan masalah penelitian yang penulis dapat rumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk perubahan sosial masyarakat lokal terhadap

perkembangan pariwisata ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perubahan sosial masyarakat

lokal terhadap perkembangan pariwisata ?

C. Tujuan Penelitian

Pada hakekatnya penelitian merupakan usaha yang dilakukan

secara sistematis. Diteliti secara mendalam untuk menganalisa serta

memecahkan masalah yang akan dirumuskan dengan cara menyimpulkan

dan mencari pengertian terhadap fenomena sosial. Adapun tujuan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial

masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata

2. Untuk mengetahui bentuk perubahan sosial masyarakat lokat terhadap

perkembangan pariwisata

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa memberikan

gambaran kepada masyarakat bagaimana perubahan

masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata.

2. Secara praktis

a. Bagi masyarakat

Manfaatnya bagi masyarakat yakni mereka dapat

mengetahui bagaimana perubahan dalam masyarakat

terhadap dalam perkembangan pariwisata terkhusus pada segi

kehidupan masyarakat misalnya pada segi ekonominya.

b. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal

dalam mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap

masalah praktis, sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan oleh peneliti-peniliti lain.

E. Defenisi Operasionl

1. Perubahan sosial

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi


di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat
perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
berlainan.

Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang


terjadi setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan
keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu
tertentu. Untuk dapat menyatakan perbedaannya. Konsep dasar
perubahan sosial mencakup tiga gagasan:
1. Perbedaan. 2. Pada waktu berbeda. 3. Diantara keadaan sistem
sosial yang sama. Sedang perubahan sosial menurut Hawley yaitu :
Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari
sistem sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3).
2. Masyarakat
Kata society berasal dari bahasa latin, societas yangberarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari
kata socius yang berarti teman, sehingga arti societas berhubungan
erat dengan kata sosial. Secara implist, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan
kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adala sekolompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar
dari kata dalam bahasa arab, musyarak.
Lebih abstraknya sebuah mansyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interpenden (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat di gunakan untuk mengacu sekolompok
orang yang hidup bersama dalam satu kemunitas yang teratur.
Sekolompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama.
Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi
kemaslahatan.

1. Pariwisata
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai
kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan,
politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar.
Wisatawan merupakan seseorang atau kelompok orang yang
melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourit),
jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau
negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara
dikunjungi dengan kurang waktu dalam 24 jam maka mereka disebut
dengan pelancong (excursionist). Pengunjung (visitor), yaitu setiap
orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan
biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan
yang menerima upah. Pariwisata memiliki definisi yang bermacam-
macam, yang dikemukakan oleh beberapa ahli sesuai dengan tinjauan
mereka masing-masing.
Pariwisata berhubungan erat denagn pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat
juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga
untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang
lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi di dalam


atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan
sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi


setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang
diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat
menyatakan perbedaannya. Konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga
gagasan:

1. Perbedaan. 2. Pada waktu berbeda. 3. Diantara keadaan sistem sosial


yang sama. Sedang perubahan sosial menurut Hawley yaitu :

Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem
sosial sebagai satu kesatuan (Sztompka, 2010: 3). Perubahan sosial dibedakan
menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut pengamatan, apakah dari sudut
aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem
sosial itu tidak sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai
kombinasi atau gabungan hasil dari berbagai komponen.

Perubahan statis sendiri merupakan suatu keadaan dalam diam, tidak


bergerak, tidak berubah keadaanya, tidak aktif, tetap, tidak mau menyesuaikan
hidup dengan perkembangan zaman. Pada umumnya manusia hidup tidak dalam
keadaan statis dan akan selalu dinamis. Sementara untuk kata dinamis memiliki
pengertian berlawanan dari kata statis yaitu sesuatu hal yang aktif, terus berubah,
tidak diam, berkembang dengan aktif mampu mengikuti dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kehidupan.

Kata dinamis sering digunakan dalam kehidupan masyarakat seperti yang


paling sering ditemui yaitu, motor dinamis, mobil dinamis, dan masih banyak lagi.
Secara etimologi, dinamis berasal dari kata yang berasal dari bahasa prancis yaitu
dynamigue yang berarti tenaga atau kekuatan. Jika merujuk pada kamus besar
bahasa indonesia, kata dinamis diartikan sebagai suatu keadaan yang dipenuhi
semangat, kekuatan, tenaga sehingga dapat bergerak cepat dan dapat
menyesuaikan diri dengan mudah pada situasi dan kondisi. Dengan begitu, suatu
kehidupan pastinya bergerak dengan dinamis.

Pengertian dari dinamis dalam sosiologi secara umum adalah pola hidup
masyarakat yang selalu berubah dan terus berkembang. Dalam ilmu sosiologi
sendiri yang menjabarkan hubungan antar mahkluk sosial terdapat istilah yang
sering muncul yaitu dinamika sosial. Dinamika sosial ini mengkaji seluruh
perubahan yang terjadi dalam komponen mansyarakat terkait kehidupan bersosial.

Dan pengertian perubahan sosial menurut para ahli yaitu :

1. Menurut Macionis perubahan sosial itu adalah transformasi dalam


organisasi masyarakat, dalam pola berfikir dan dalam perilaku pada
waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
2. Perubahan sosial menurut Persell adalah modifikasi atau transformasi
dalam organisasi masyarakat (Sztompka, 2010: 5)
3. Sedangkan Ritzer berpendapat bahwa perubahan sosial mengacu
pada variasi hubungan antaraindividu, kelompok, organisasi, kultur dan
masyarakat pada waktu tertentu (Sztompka, 2010 : 5)
4. Menurut Farley perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku,
hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu
(Sztompka, 2010 : 5)

Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar


orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau
“pola nilai dan norma”serta“pran”. Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap
mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” kerena memang antara manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu sendiri.

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan


fungsi suatu system sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya
ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh para anggota system sosial yang
bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Invensi, proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.


2. Difusi, yakni proses dimana ide-ide baru dikomunikasikan kedalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam system
sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.

Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai
akibat. Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau
produk tetapi merupakan proses. Perubahan sosial merupakan keputusan bersama
yang diambil oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi
sebuah bahasan yang menarik untuk memahami perubahan sosial.

Ada empat tingkat perubahan perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,


prilaku individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa
tentang kekuatannya maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan
siklus perubahan akan dapat berguna.

Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk


“evolusi”antara lain Herbert Spencer dan August Comte. Keduanya memiliki
pandangan tentang perubahan yang terjadi suatu masyarakat dalam bentuk
perkembangan yang linear menuju kearah yang positif. Perubahan sosial menurut
mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk kesempurnaan masyarakat.

Menurut Spencer, suatu organisme bertambah sempurna apabila


bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi dan integrasi. Perkembangan
masyarakat pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi,
pembagian kerja dan perubahan dari keadaan homogeny menjadi heterogen.
Seperti halnya Spencer, pemikiran Comte sangat dipengaruhi oleh pemikiran
ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal dengan aliran positivisme, memandang
bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang pada masing-
masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu. Selanjutnya
Comte menjelaskan bahwa setiap kemunculan tahap baru akan diawali dengan
pertentangan antara pemikiran tradisional dan pemikiran yang bersifat progresif.
Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi perkembangan makhuk hidup,
Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian kerja, masyarakat akan
menjadi semakin kompleks dan terspesialisasi.

Dan definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan


yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,
yang mempengaruhi system sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia
dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (soekanto,
1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-
unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya
perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.

Perubahan social merupakan bagian dari perubahan budaya.


Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut mempengaruhi organisasi masyarakatnya.
Ruanglingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan
sosial. Namun demikian dalamprakteknya dilapangan kedua jenis
perubahan-perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (soekanto,
1990).

Sedangkan secara umum perubahan sosial dapat diartikan suatu


proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat,
meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya
untuk mendapatkan penghidupn yang lebih bermartabat. Perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang
kompleks. Tentang perubahan sosial ini beberapa

sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial, yaitu sebagai


berikut :

a. William F.Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-


perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang
materil maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsure-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
b. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masayarakat.
c. Maclver mengatakan perubahan-perubahan sosial merupakan
sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
d. JL.Gillin dan JP. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik
karena perubahan-perubahan kondisi georafi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi
ataupun penemuan-penemuanbaru dalam masyarakat.
e. Samuel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukkan
pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
f. Selo soemardjan mengatakan segala perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang
mempengruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan


sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
mencakup peubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat,
ataupun karena terjadinya perubahan dari factor lingkungan, karena
berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya
system sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatan.

B. Proses – proses Perubahan Sosial


Pada dasarnya masyarakat senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan tersebut dapat diketahui dengan membandingkan keadaan
masyarakat dalam satu waktu dengan keadaan yang lampau. Menurut
Alvin L. Bertrond, proses perubahan sosial adalah sebagai berikut :

1. Difusi, adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu


individu ke individu yang lain, dari satu golungan ke golongan yang
lain, atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain, Difusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Difusi intra-masyarakat yaitu Difusi unsure kebudayaan antara
individu/golongan dalam satu masyarakat.
b. Difusi antarmasyarakat, yaitu difusi unsur kebudayaan dari satu
masyarakat ke masyarakat yang lain.

Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi

melalui:

a. Pementasan damai (penetration pacifique), yaitu masuknya unsure


kedalam masyarakat tanpa tanpa paksaan dan kekerasan. Misalnya
masuknya kebudayaan islam kemasyarakat Indonesia.
b. Perembesandengan kekerasan (penetration violente), yaitu masuknya
unsure baru kedalam masyarakat yang diwarnai dengan paksaan dan
kekerasan sehingga terkadang merusak kebudayaan setempat.
c. Simbiotik, yaitu proses masuknya unsure-unsur kebudayaan ke atau
dari dalam masyarakat yang hidup berdampingan.
Simbiotik dibagi menjadi 3 macam :
1. Mutualistik yaitu simbiosis yang saling menguntungkan
2. Komensalistik yaitu satu pihak untung dan satu pihak lain tidak
untung tetapi juga tidak rugi.
3. Parasitistik yaitu satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak
lain menderita kerugian.
2. Akulturasi, atau kontak kebudayaan merupakan proses social yang
timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga unsur-unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan
kedalam kebudayaannya tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian
kebudayaan asal
3. Asimilasi, adalah proses social tingkat lanjut yang timbul apabila
terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang
kebudayaan berbeda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung
dan intensif dalam waktu yang lama sehingga kebudayaan dari masing-
masing golongan tersebut berubah sifatnya dari yang khas menjadi
unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda dengan asalnya.

a. Factor-faktor pendorong asimilasi

1. Toleransi antara kebudayaan yang berbeda


2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dimasyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran
7. Adanya musuh bersama dari luar.

b. Factor-faktor penghambat asimilasi

1. Terisolasinya kehidupan berkelompok


2. Kurangnya pengetahuan akan kebudayaan lain
3. Perasaan takut akan kebudayaan lain
4. Perasaan kebudayaan sendiri lebih tinggi dari kebudayaan lain
5. Perbedaan warna kulit dan cirri badaniah
6. In group feeling yang kuat
7. Golongan minoritas mendapat gangguan dari mayoritas
8. Perbedaan kepentingan
4. Akomodasi, dikenal pula dengan sebutan adaptasi. Akomodasi berarti
keadaan atau proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk
kepada adanya keseimbangan dalam interaksi antara individu dengan
kelompok sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai social yang
berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk
kepadausaha-usaha manusia meredakan pertentangan-pertentangan atau
usaha-usaha untuk mencapai kestabilan social.

a. Tujuan akomodasi

1. Mengurangi pertentangan
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan
3. Memungkinkan terjadinya kerjasama
4. Mengusahakan terjadinya asimilasi

b. Bentuk-bentuk akomodasi

1. Konsoliasi merupakan pengendalian konflik melalui lembaga


lembaga tertentu yang memungkinkan terjadinya difusi dan
pengambilan keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan
mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan.
2. Mediasi adalah menunjuk pihak ketiga untuk memberikan
nasihat-nasihat tentang bagaimana caranya menyelesaikan
pertentangan-pertentangan diantara golongan yang bertikai.
3. Arbitrasi pengendalian konflik dengan arbitasi (perwasitan)
hampir sama dengan mediasi akan tetapi pihak yang bertikai
dengan suka rela menerima putusan yang dibuat.
4. Kompromi yaitu antara pihak yang bertikai saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian masalah.
5. Coercion merupakan bentuk pengendalian konflik yang dilakukan
karena adanya paksaan. Dalam hal ini salah satu pihak berada
dalam keadaan limah dari pihak lainnya.

C. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial


Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan kedalam
beberapa bentuk yaitu :

1. Perubahan lambat (Evolusi)

Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu yang


lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang
saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya
berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang
ditimbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

2. Perubahan Cepat (Revolusi)

Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan dengan


revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan
terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan
tanpa kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu
perubahan sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu
lama. Perubahan-perubahan tersebut dianggap cepat Karena mengubah
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan
hubungan antara manusia. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan
didahului suatu pemberontakan.

Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu


revolusi dapat tercapai.

a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan


perubahan.Didalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan
yang lebih baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu
memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari
rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu
program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat
dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideology tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi, yaitu
saat dimana keadaan sudah tepat dan baik untuk megadakan suatu
gerakan
3. Perubahan kecil
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur social yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti contohnya yaitu pada zaman dahulu,
kaum perempuan di Indonesia setiap harinya mengenakan baju kebaya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan model, model
pakaian yang mereka kenakan pun mengalami perubahan. Ada yang
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos dan lain lain.

4. Perubahan Besar

Perubahan besar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap


masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, system
hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

5. Perubahan yang dikehendaki

Perubahan ini adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah


direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak ini dinamakan agent of change,
yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

6. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang
menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.

7. Perubahan Proses

Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar.


Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya.

D. Faktor-faktor Yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan

1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan

a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain

Kontak kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling


berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari
kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing
dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan
suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.

b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama


membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan
objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai
apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan
zaman atau tidak.

c. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong


seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan
semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.

d. Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang


Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau
merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya
perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar
semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

e. Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification ).

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau


horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak
lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan
sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk
dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

f. Heterogenitas Penduduk

Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang


budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan
yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian
merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.

g. Orientasi ke Masa Depan

Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat


masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-
penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.

h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang

Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat


dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan
revolusi untuk mengubahnya.

i. Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk


Memperbaiki Hidupnya ikhtiar harus selalu dilakukan manusia
dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan

a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Kehidupan asing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui


perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan
pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.

b. Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing


dan tertutup,contohnya masyarakat pedalaman.Tapi mungkin juga
karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain
(terjajah).

c. Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional

Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat


membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman.
Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh
golongan konservatif (kolot).

d. Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas

Kebudayaan Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak


sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola
kehidupan kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat
berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada
pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.

1. Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanamdengan


Kuat (Vested Interest Interest).
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan
menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan mempertahankan
statusnya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan terhambatnya
proses perubahan.
2. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)

Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang


pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa barat. Mereka
mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa
melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka
cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.

g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis

Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah,


biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideology
masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

h. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota


masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan
kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini
merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan
kebudayaan. Misalnya, memotong padidengan mesin dapat mempercepat
proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih
banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong
padi tidak akan digunakan.

i. Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya

Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah


pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima kehidupan apa
adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur oleh Yang Mahakuasa.
Pola pikir semacam ini tentu saja tidak akan memacu pekembangan
kehidupan manusia.

E. Pengertian Interaksi dan Masyarakat Lokal

Karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya


aktivitas-aktivitas social. Bentuk lain dari proses-proses sosial hanya
merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.
(soekanto, 2007: 55)

Interaksi sosial dimulai pada saat dua orang bertemu. Mereka


saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Walaupun orang-orang bertemu muka tidak saling berbicara
atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi,
karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan, yang misalkan disebabkan bau keringat, minyak wangi,
suara berjalan, dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan kesan dalam
pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan.

Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, menyangkut


hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok. Dan dua syarat terjadinya interaksi sosial yaitu :

1. Adanya kontak sosial, yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk,


yaitu antara individu, antaraindividu dengan kelompok, antar
kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung
maupun tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yaitu seseorang member arti pada perilaku
orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut
(soekanto, 2007: 62)

Dan ada juga bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapatberupa


kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan juga
berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).

Dimana pertikaian mungkin mendapatkan penyelesaian. Mungkin


penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi dan ini berarti bahwa kedua belah pihak
belum tentu puas sepenuhnya.

Tiga pendapat tentang bentuk-bentuk interaksi dari tiga tokoh yaitu


:

1. Gillin dan Gillin : bentuk interaksi adalah (1) proses asosiatif


(akomodasi, asimilasi, dan akulturasi), (2) proses disosiatif
(pertentangan, persaingan). (soekanto, 2007:65)
2. Kimball Young : bentuk interaksi adalah (1) oposisi (persaingan, dan
pertentangan), (2) kerjasama yang menghasilkan akomodasi, (3)
diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar
perbedaaan usia, seks, dan pekerjaan). (soekanto, 2007 : 65)
3. Tomatsu Shibutani : bentuk interaksi adalah (1) akomodasi dalam
situasi rutin, (2) ekspresi pertemuan dan anjuran, (3) interaksi
strategis dalam pertentangan, (4) pengembangan perilaku massa.
(soekanto, 2007 : 65 ).

Masyarakat menurut Selo Soemardjan yaitu adalah orang-orang


yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya sebagai berikut.

1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua


orang.
2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama itu,
timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antarmanusia.
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu
dengan yang lainnya. Masyarakat Lokal adalah kelompok

Masyarakat menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan


kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum
tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil tertentu. (Pasal 1 Angka 34 UU Nomor 27 Tahun
2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil).

F. Interaksi Antara Wisatawan Dengan Masyarakat Lokal

Wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata antara


didorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau mempelajari
daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Dan selama berada di daerah
tujuan wisata, wisatawan pasti berinteraksi dengan masyarakat lokal, tapi
bukan saja dengan mereka yang melayani kebutuhan wisatawan
melainkan juga dengan masyarakat luas.

Hubungan antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan

oleh beberapa hal yaitu :

1. Mereka berhubungan sementara, sehingga tidak ada hubungan


mendalam.
2. Ada kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan.
Wisatawan umumnya berkunjungan secara musiman dan tidak
berulang. Apalagi kenyataan bahwa fasilitas pariwisata umumnya
hanya terkonsentrasi tempat-tempat tertentu, maka wisatawan
hanya berhubungan secara intensif dengan sebagian anggota
masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan
terhadap pariwisata, sedangkan masyarakat jauh dari fasilitas
pariwisata berhubungan dengan wisatawan secara kurang intensif.
3. Hubungan atau interaksi umumnya bersifat tidak setara.

Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata maka


bagi seorang/kelompok wisatawan,perjalanan tersebut mempunyai
berbagai manfaat dan akibat antara lain :

1. Perjalanan wisata memberikan stimulasi bagi penyegaran fisik


dan mental serta merupakan kompensasi terhadap berbagai hal
yang melelahkan sepert situasi yang sibuk, ketegangan, rutinitas
yang menjemukan, sehingga melakukan perjalanan merupakan
kompensasi terhadap masalah-masalah.
2. Pariwisata memberikan keuntungan social ekonomi pada satu
sisi, tetapi disisi lain membawa ketergantungan dan ketimpangan
social dan berbagai masalah social.
3. Pariwisata membawa berbagai peluang baru bagi masyarakat dan
mendorong berbagai bentuk perubahan social.
4. Munculnya kondisi frustasi ditengah-tengah masyarakat yang
menjadi objek tetapi tidak merasa menikmati keuntungan dari
pembangunan pariwisata.

Tetapi berbagai perubahan social yang terjadi tidak dapat


sepenuhnya dipandang sebagai dampak pariwisata semata-mata,
mengingat pariwisata memiliki sifat kegiatan multidimensional dan
terjalin erat dengan berbagai kegiatan lain yang mungkin pengaruhnya
jauh sebelum pariwisata berkembang disatu Kota/Kabupaten.

G. Konsep Pariwisata
a. Pengerian Pariwisata

Pengertian pariwisata adalah perjalan dari satu tempat ke tempat

lain bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai

usaha mencari keseimbangan dan kebagiaan dengan lingkungan hidup

dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Selanjutnya menurut

musanef mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalan yang dilaksanakan

untuk sementara waktu, yang dilakukan di suatu tempat ke tempat lain

untuk menikmati perjalanan bertamasya dan berekreasi.

Menurut Yoeti, pariwisata harus memiliki 4 kriteria yaitu:

1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan

dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal;

2) Tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-bersenang,

tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW dikunjungi.

3) Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawah dari negara

asalnya di mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh

karena hasil usaha selama dalam perjalan wisata yang dilakukan; dan

4) Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih.

Dalam pengertian kepariwisataan terdapat 4 faktor yang harus ada

dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor tersebut adalah

perjalan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan itu

harus di kaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata

semata-mata pengunjung tempat wisata tersebut.


b. Strategi Pengembangan Pariwisata

Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan persoalam: Kebijakan

pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak di capai, dan penentuan cara-

cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu berkaitan

dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu. Srategi jiga

harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang

ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam mengembangan

pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya

pengembangan sarana dan prasana pariwisata.

Srategi perkembangan pariwisata yang menunjang pertumbungan

ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan

mutu pelayan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan

berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu.

2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat hal ini

merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa

daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat,

akibatnya tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh masyarakat

sekitar.

3. Kegiatan promosi harus beranekaragam, selain dengan merencanakan

cara kampanye dan program VisitIndonesiaYear seperti yang sudah

dilakukan sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan


membentuk system informasi yang handal dan membangun kerjasama

yang baik dengan pusat informasi pada Negara-Negara lain terutama

pada negara yang berpotensi

4. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan

dibanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat

tradisional dan alami. Karena era kekinianlah objek wisata yang alami

dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing.

Daerah ini masih banyak ditemukan didaerah luar jawa seperti daerah

pedalaman papua atau kalimantan.

5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta

dan pemerintah daerah setempat, dengan system terbuka, jujur dan

adil. Kerjasama penting karena melancarkan pengelolah secara

profesional dengan mutu pelayanan yang memadai.

6. Perlu di lakukan pemerataan aru swisatawan bagi semua daerah tujuan

wisata yang ada diseluruh indonesia.

7. Sarana dan prasarana yang di butuhkan perlu dipersiapkan secara baik

untuk menunjang kelancaran pariwisata. Misalnya dengan pengadaan

perbaikan jalan, telepon, internet dan pusat pembelanjaan di sekitar

lokasi daerah wisata.

Dengan memperhatikan beberapa masukan ini kiranya dapat

membantu bagi penyelenggara pariwisata yang dapat menunjang

pertumbuhan ekonomi. Faktor baik internal dan eksternal, pariwisata


dapat menghasilkan pendapatan yang luar biasa bagi suatu daerah

terutama apabila di kelola dengan baik

c. Faktor Pendorong Perkembangan Pariwisata di Indonesia

Dewasa ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk

berwisata akan meningkatkan khususnya di indonesia seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk di indonesia maupun dunia. Serta

perkembangan penduduk indonesia yang semakin membutuhkan

Refresing akibat semakin tingginya kesibukan kerja. Menurut Fandeli

(1995), faktor yang mendorong manusia untuk berwisata ialah:

1. Keinginan untuk melepas diri dari tekanan hidup sehari-hari di kota,

keinginan untuk mencari suasana baru untuk mengisi waktu lenggang.

2. Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan tranformasi.

3. Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman baru mengenai

budaya masyarakat dan ditempat lainnya

4. Meningkatnya pendapat yang dapat memungkinkan seseorang dapat

dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya.

Faktor-faktor pendorong perkembangan pariwisata diindonesia

menurut Spilane (1987) adalah:

1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa Negara

jika di bandingkan dengan waktu lain:

2. Merosotnya nilai ekspor pada sector non migas:

3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten


4. Besarnya potensi yang dimiliki bangsa indonesia bagi pengembangan

pariwisata.

Ini semua memperhatikan bahwa itu kondisi sosial-ekonomi di

indonesia semakin berkurangnya lahan pertanian dan lapangan kerja serta

semakin rusaknya lingkungan akibat kegiatan industry manufaktur dan

kegiatan ekonomi lainnya yang mengeksploitasi sumber daya alam.

Pelengkapan fasilitas-fasilitas yang menunjang kenyamanan para

wisatawan perluasan kawasan merupakan kontruksi utama agar tempat

wisata lebih menarik lagi. Maka pariwisata perlu di kembangkan tidak

terkecuali di daerah-daerah seperti di Dusun Wakka, Kabupaten Pinrang

sebagai salah satu pemasukan bagi divisit Negara dan daerah menjadi

sumber industry andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkat

pertumbuhan ekonomi, juga dapat lingkungan bahkan sebaliknya

merangsang pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat dimaklumi

karena perkembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari lingkungan

hidup sebagai salah satu sarana atau objek wisata.


B. Bagan Kerangka Pikir

Bagan kerangka pikir

Desa Tadang Palie, Dusun Wakka,


Kecamatan Cempa, Kabupaten
Pinrang

Perubahan Sosial dan Interaksi

Perubahan Sosial Pendorong


Pola Interaksi
Terhadap Perkembangan Perubahan Sosial
Pariwisata

Hasil/Temuan

Berbicara mengenai Indonesia pasti tidak terlepas dari keindahan


alamnya dan tidak terlepas dari pariwisata-pariwisata yang ada, salah
satunya adalah di Dusun Wakka, Kabupaten Pinrang. Di daerah ini
menjadi salah satu tempat rekreasi para wisatawan-wisatawan baik lokal
maupun asing.

Seiring dengan perkembangan jaman, tempat ini terjadi perubahan-


perubahan atau perkembangan dari hari ke hari baik infastruktur dan
fasilitas-fasilitas bagi para wisatawan, agar para wisatawan merasa
nyaman dan tidak merasa bosan datang kembali ke tempat ini.

Namun demikian ada dampak-dampak yang terjadi, baik itu


dampak positif maupun dampak negatif. Dengan kata lain terjadi
perubahan sosial dalam masyarakat setempat, entah itu perilaku dan gaya
hidup. Perubahan itu jika di kaji lebih dalam terjadi melalui dua cara
yaitu perubahan secara cepat dan perubahan secara lambat. Hal ini terjadi
melalui interaksi sosial antara wisatawan dengan masayarakat lokal.

Wisatawan yang menggunjungi suatu daerah tujuan wisata antara


lain di dorong oleh keinginan untuk mengenal, mengetahui atau
mempelajari daerah dan kebudayaan masyarakat lokal. Dan selama
berada di daerah tujuan wisata, wisatawan pasti interaksi dengan
masyarakat lokal, tapi bukan saja dengan mereka yang melayani
kebutuhan wisatawan melainkan juga dengan masyarakat luas.Hubungan
antara wisatawan dengan masyarakat dicirikan

oleh beberapa hal yaitu :

4. Mereka berhubungan sementara, sehingga tidak ada hubungan


mendalam.
5. Ada kendala ruang dan waktu yang menghambat hubungan.
Wisatawan umumnya berkunjungan secara musiman dan tidak
berulang. Apalagi kenyataan bahwa fasilitas pariwisata umumnya
hanya terkonsentrasi tempat-tempat tertentu, maka wisatawan
hanya berhubungan secara intensif dengan sebagian anggota
masyarakat yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan
terhadap pariwisata, sedangkan masyarakat yang jauh dari
fasilitas pariwisata berhubungan dengan wisatawan secara kurang
intensif.
6. Hubungan atau interaksi umumnya bersifat tidak setara.
Apapun motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata maka
bagi seorang/kelompok wisatawan, perjalanan tersebut mempunyai
berbagai manfaat dan akibat antara lain :

5. Perjalanan wisata memberikan stimulasi bagi penyegaran fisik


dan mental serta merupakan kompensasi terhadap berbagai hal
yang melelahkan sepert situasi yang sibuk, ketegangan, rutinitas
yang menjemukan, sehingga melakukan perjalanan merupakan
kompensasi terhadap masalah-masalah.
6. Pariwisata memberikan keuntungan social ekonomi pada satu
sisi, tetapi disisi lain membawa ketergantungan dan ketimpangan
social dan berbagai masalah social.
7. Pariwisata membawa berbagai peluang baru bagi masyarakat dan
mendorong berbagai bentuk perubahan social.
8. Munculnya kondisi frustasi ditengah-tengah masyarakat yang
menjadi objek tetapi tidak merasa menikmati keuntungan dari
pembangunan pariwisata.

Tetapi berbagai perubahan social yang terjadi tidak dapat


sepenuhnya dipandang sebagai dampak pariwisata semata-mata,
mengingat pariwisata memiliki sifat kegiatan multidimensional dan
terjalin erat dengan berbagai kegiatan lain yang mungkin pengaruhnya
jauh sebelum pariwisata berkembang disatu Kota/Kabupaten.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penilitian

deskriptif kualitatif untuk mengungkap dan menjawab pertanyaan tentang

perubahan sosial masyarakat lokal terhadap perkembangan pariwisata di

Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.

Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan dengarn kondisi yang alamiah(natural

setting): disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya

metode ini lebih banyak digunakan untuk peneliti bidang antropologi

budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan

analisisnya bersifat kualitatif. Teori Perubahan Sosial

Bogdan dan Biklen(sugiyono,2008:13) menyatakan bahwa salah satu

ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif, dimana data

dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar, sehingga tidak

menekankan pada angka.


Metode penelitian kualitatif dilakukan secara intensif peneliti ikut

berpartisipasi, mencatat apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif

terhadap berbagai kejadian yang du temukan di lapangan dan membuat

laporan penelitian.

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskritif adalah:

1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian dilakukan(saat sekarang) atau masalah-masalah yang

aktual.

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang di

selidiki sebagaimana adanya, diiringi nasional,

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih(Dua) bulan yaitu

dimulai bulan juni sampai dengan bulan agustus 2019. Penelitian dilakukan

dengan cara terlibat dan mengamati langsung. Penelitian ini dilaksanakan

diDesa Tadang Palie, Dusun Wakka, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang.

C. Fokus Penelitian

Spradley dalam Sugiyono (2013:286) menyatakan bahwa fokus

merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi

sosial. Dengan demikian penenttuan fokus penelitian dalam proposal lebih

didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi
sosial (lapangan). Adapun menurut Spradley dalam Prastowo (2014:137)

mengemukakan bahwa ada empat alternatif untuk menetapakanfokus

penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.

2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing

domain.

3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk mengembangkan

iptek.

4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan

teori-teori yang ada.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi fokus atau titik

perhatian dalam penelitian ini adalah perubahan sosial masyarakat lokal

terhadap perkembangan pariwisata di Dusun Wakka Kabupaten Pinrang.

D. Informan Penelitian

Moleong dalam prastowo (2014:195) informan adalah orang-orang

dalam yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi (lokasi atau tempat) penelitian jadi syaratnya, ia harus banyak

mempunyai banyak pengalaman tentang lokasi penelitian. Sedangkan

kewajibannya adalah secara sukarela menjadi anggota tim dengan

kebaikannya dan kesukarelaannya, iya dapat memberikan pandangan dari

segi orang-orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan

kebudayaan yang menjadi latarbelakang (lokasi) penelitian tersebut.


Guba dalam Prastowo (2014:196) menerangkan bahwa kegunaan

informanbagi peneliti kita adalah sebagai berikut :

1. Membantu agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat

membenamkan diri dalam konteks setempat,terutama bagi peneliti

yang belum mengalami latihan etnografi.

2. Agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang

terkumpul sebagai sampling internal karena informan

dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar fikiran atau

membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek

lainnya dapat dilakukan. Jadi dalam penelitian ini yang menjadi

informan penelitian pada saat mengumpulkan data adalah para

wisatawan, masyarakat setempat, Tokoh masyarakat, Toko agama

dan pemerintah setempat.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang akan digunakan adalah data primer yang

diperoleh langsung dilokasi peneliti melalui wawancara langsung kepada

narasumber serta data sekunder yang di peroleh secara tidak langsung

melalui penelitian kepustakaan baik dengan teknik pengumpulan dan

inventarisasi, buku-buku, karya-karya, artikel-artikel dan dari internet

secara dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang

akan dibahas dalam tulisan ini.

F. Instrumen Penelitian
Afrizal (214: 134) Instrumen penelitian adalah alat-alat yang di

perlukan di pergunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian

kualitatif, alat atau instrumen utama pengumpulan data adalah manusia

yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peniliti. Karena

peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta,

mendengar dan mengambil. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain

untuk mengumpulkan data, disebut pewancara. Dalam hal ini, seorang

pewawancara sendiri yang langsung mengumpulkan data dengan cara

bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil. Berbeda dengan

penelitian kuantitatif , dalam peneliti kuantitatif alat dalam pengumpulan

data mengacu kepada hal yang diperlukan oleh peniliti untuk

mengumpulkan data biasanyadipakai untuk menyebut kusioner.

Pada peneliti ini, penulis sendiri yang bertindak sebagai intrument(human

intstrumen). Hal ini didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki

sifat dinamis dan kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan dan

menyimpulkan secara obyektif.

Untuk memperoleh hasil penelitian yang cermat dan valid serta

memudahkan penelitian maka perlu menggunakan alat bantu berupa

pedoman wawancara (daftar pertanyaan), pedoman observasi,

pensil/pulpen dan cacatan peneliti yang berfungsi sebagai alat

pengumpulan data serta alat pemotret.

G. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif para ilmuwan hanya dapat bekerja dengan

menggunakan data, fakta dari dunia kenyataan yang diperoleh melalui

penelitian. Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula

hasilakhir dari suatu penelitian. Dalam penelitan ini, penelitian

menggunakan tiga teknik-teknik tersebut. Dengan mempertimbangkan

persoalan tersebut , akan dijelaskan apa dan bagaimana cara penggunaan

teknik tersebut secara singkat dan jelas sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung

mengenai fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi

memungkinknan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat

perilaku dan kejadian sebagaimana keadaan yang sebenarnya.

Observasi ini dilakukan dengan cara, peneliti mendatangi lokasi

penelitian, selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan tentang

fenomena-fenomena yang diteliti di lokasi penelitian, yaitu di Dusun

Wakka Kabupaten Pinrang yang dilakukan sesaat atau berulang-ulang

secara informal sehingga mampu menggerakan peneliti untuk

sebanyak mungkin mendapatkan informasi yang berkaitan dengan

masalah penelitian. Adapun objek penelitian yang akan di observasi

menurut Spradley(Sugiyono 2013:229) dinamakan situasi activities

(aktivitas) yang memberikan informasi dan pandangan yang benar-

benar berguna dan sesuain dengan masalah penelitian.


2. Wawancara

Sugiyono (2013:231), wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam.

Dalam penelitian digunakan teknik wawancara mendalam

(indegih interview) yaitu dengan pengumpulan sejumlah data dari

informan dengan menggunakan daptar pertanyaan dengan merajuk

pada pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis agar

data yang ingin diperoleh lebih lengkap dan valid. Wawancara

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung (

bertatap muka) dengan informan yang ditunjang oeleh pedoman

wawancara

Antara observasi dengan wawancara bisa dilakukan secara

bersamaan artinya sambil melakukan observasi juga bisa melakukan

wawancara terhadap informan penelitian untuk mendapatkan data

yang lebih mendalam sehingga apa yang terjadi lapangan sesuai

dengan apa yang diperoleh sebagai hasil penelitian.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2013:240) Dokumentasi yaitu proses pengambilan data

dengan melihat dokumen-dokumen, Dokumen bias berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Dokumentasi

merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara, karena


dokumentasi dilakukan pada saat melaukan observasi dan

wawancara terhadap informan penelitian berlangsung dilapangan.

H. Teknik Analisis Data

Bogdan dalam sugiyono ( 2013:334) Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analis data

dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaksi fyang

dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: 337-345)

mencangkup tiga kegiatan, yaitu.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema

dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang akan lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Proses ini

berlangsung selama penelitian dilakukan dari awal sampai akhir

penelitian

2. Penyajian Data (Data Display)


Adalah sekumpulan informasi yang tersusun memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan selanjutnya. Bentuk penyajiannya antara lain berupa

ateksnaratif, matrik, grafik, network ( jejaring kerja) dan bagan.

3. Menarik Kesimpulan/verifikasi

Tindakan yang dilakukan setelah pengumpulan data berakhir

adalah penarikan kesimpulan dengan verifikasinya berdasarkan

semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data.

Berdasarkan uraian diatas, langkah analisis data ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data Penyajian Data

Penarikan
Reduksi Data
Kesimpulan/verifik
asi

Gambar.1.II: Teknik Analisis Data dalam Model Analisis


Interaktif oleh Miles dan Huberman

I. Teknik Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Menurut Sugiyono (2013:368-375) untuk menguji kredibilitas sesuatu

peneliti kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan, maksudnya peneliti akan memungkinkan

untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, serta

dapat menguju kebenaran informasi, baik yang berasal dari diri sendiri

maupun dari responden dan membangun kepercayaan informan.

2. Ketekunan pengamat, maksudnya memberi ciri-ciri dan unsure dalam

situasi yang sangat relevan dengan permasalahan atau isu yang sedang

diteliti, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

3. Triangulasi, maksudnya peneliti melakukan perbandingan dan mengecek

hasil ulang suatu data yang dihasilkan dari wawancara. Dengan demikian

data yang diperoleh akan menjadi data yang objektif. Arti Triangulasi

sendiri adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

suatau yang lain diluar itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.

4. Analisis kasus negatif : yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan

hasil peneliti hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang

berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan,

maka data tersebut susdah dapat dipercaya.


5. Menggunakan bahan referensi: yaitu adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh penliti. Misalnya data hasil

wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data

tentang interaksi manusia atau suatu keadaan perli didukung oleh fofto-

foto.

6. Mengadakan membercheck: Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi

data, maka data tersebut dapat dikatankan valid, sehingga semakin

kredibel data tersebut dan begitupun sebaiknya.

J. Etika Peneletian

Etika peneletian adalah hal yang sangat penting dalam peneletian.

Oleh karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang

harus diperhatikan antara lain:

1. Infomed Consent(Surat Persetujuan)

Infomed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian

informed consent ini bertujuan untuk untuk menjadi responden. Pemberian

informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud dan tujuan

peneletian serta mengerti dampaknya. Jika subjek bersedia maka harus

mendatangangani lembar persetujuan.

2. Confidentiality(Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah di kumpulkan maupun masalah-

masalah lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneleti, hanya data tertentu

yang akan dlaporkan pada hasil penelitian.

3. Anonymity(tanpa nama)

Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam pengguna subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil peneletian

yang disajikan.

4. Jujur

Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,

pelaksanaan metode, dan prosedur peneletian, publikasi hasil. Jujur pada

kekurangan atau kegagalan metode dilakukan.

5. Obyektivitas

Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan,

analisis dan interpertasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan

pribadi pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.

6. Integritas

Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan cara yang

tulus. Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

7. Keterbukaan

Secara terbuka, saling berbagi data, hasil ide, alat, dan sumber daya

penelitian terbuka terhadap kritik ide-ide baru.


Daftar Pustaka

Ayati, 2013. Potensi Pengembangan Strategi Pengembangan Ekowisata Kupu-

Kupu Sayap Burung Di Cagar Alam Pegunungan Arfak.


Adam Nugraha Wiradhana H. 2012. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi

Strategi Pemasaran http://tulisan-adam.blogspot.com /2012/01/analisis-

swot-sebagai-alat-formulasi.html

Ani Rahmawati.2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata

Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Bogor:

Institut Pertanian Bogor (IPB)

Apridar et al. 2011. Ekonomi Kelautan dan Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu

Brahmantyo, dkk. 2001. Potensi Dan Peluang Usaha Dalam Pengembangan

Pariwisata. Jakarta : Tri Sakti Jurnal Ilmiah.

Depdikbud, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar . 2008. Strategi Pengembangan

Pariwisata.

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta

Gitosudarmo, H. Indriyo. 2008. Manajemen Strategis. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta

Fandeli, Chafid, 1997. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty.

Yogyakarta.

Sofian, Amri. Khoiru, Iif, Ahmadi. (2011). Mengembangkan Pembelajaran IPS

Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya

Soekanto, Soerjono. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Spillance,J.1987.Pariwisata Indonesia,Yogyakarta.Kanisw
BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pembahasan pada BAB IV ini didasarakan pada seluruh data yang berhasil

dihimpun pada saat penulis melaukan penelitian dilapangan Desa Tadang Palie

Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang, Data yang dimaksud dalam hal ini

merupakan data primer yang bersumber dari jawaban informan dengan

menggunakan pedoman wawancara atau wawancara secara langsung sebagai

media pengumpulan data yang dipakai untuk keperluan penelitian.

A. Asal-usul Desa

Desa TadangPalie secara georafis berada dalam wilayah kecamatan

Cempa Kabupaten Pinrang. Desa Tadang Palie pada mulanya hanyalah sebuah

lingkungan yang bernama Wakka, yang terbagi dalam beberapa kampung

antara lain, Kampung Wakka dan Kampung Salipolo yang diperintahkan oleh

seorang “Matoa” dengan nama Matoa Wakka yang berada dalam wilayah Distrik

Paria.

Sekitar tahun 1960an Distrik Paria berobah Nama menjadi Desa Paria.

Dan pada tahun 1978 Desa Paria Dimakarkan menjadi 2 Desa yaitu Desa Paria

Induk dan Desa Tadang Palie.

Desa Tadang Palie merupakan Desa yang kaya akan sumber daya alam

dan terkenal kaya akan hasil pertanian dan Tambak (perikanan).

51
52

A. Letak Geografis Desa Tadang Palie,

Dusun Wakka Wakka merupakan salah satu dari 2 Dusun yang ada

di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang, Desa Tadang Palie

secara tipologi merupakan desa pantai/pesisir dengan luas wilayah 1.574,82 Ha

yang digunakan sebagai tanah pemukiman. Desa yang memiliki keunggulan

wisata laut bahari ini, dari ibu kota Kabupaten jarak tempuh sekitar 25 Km atau

kurang lebih lama tempuh satu jam perjalanan, atau sekitar 15 Km dari ibu kota

Kecamatan Cempa. Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang

berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Salipolo Kec. Cempa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mattiro Tasi Kec.Cempa

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mattunru-Tunru Kec.Cempa

Desa yang berada di sebelah barat kota Pinrang ini memiliki banyak

potensi dan sumber daya.

C. Kondisi Demografi

Secara demografi, Desa Tadang Palie memiliki jumlah penduduk ± 3.118

jiwa sampai akhir oktober 2019, yang tersebar di Dua Dusun, yaitu :

1. Kependudukan

Tabel I. 1 Keadaan Penduduk Desa Tadang Palie 2019


53

No Uraian Jumlah (Jiwa)


1 Laki-Laki 1.464
2 Perempuan 1.654
3 KK 845
Jumlah 3.118
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang

2. Kesejahteraan Sosial

a. Jumlah KK Prasejahtera : 109

b. Jumlah KK Sejahtera : 236

c. Jumlah KK kaya : 152

d. Jumlah KK Sedang : 194

e. Jumlah KK Miskin : 154

3. Pendidikan

Memasuki abad ke-21dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.

Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional

tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan

pendidikan diIndonesia. Perasai disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.

Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi

dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi

memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia

berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas

membandingkan kehidupan dengan Negara lain.


54

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu

pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh

setelah kitamembandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang telah

menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk

pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kita seharusnya dapat meningkatkan

sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya

manusia di Negara-negara lain.

Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam

peningkatan mutu pendidikan diIndonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di

berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal

itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat

penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahliann keterampilanuntuk

memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

Ada banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik

pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Salah satu penyebab

rendahnya mutu pendidikan adalah tingkat pendidikan yang rendah dapat dilihat

dari table dibawah ini.

Tabel II.2.Tingkat Pendidikan di Desa Tadang Palie 2019

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)


55

1. Perguruan Tinggi 75

2. SMU atau sederajat 217

3. SMP atau sederajat 308

4. SD atau sederajat 520

5. Belum /Tidak pernah 1.998


sekolah

JUMLAH 3.118
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang

4. Pemerintahan

Dalam Lembaga pemerintahan di Desa Tadang Palie terdapat 7 aparat


pemerintahan desa yaitu:

1. Kepala Desa Tadang Palie

2. SekertarisDesa

3. Kepalaurusan pemerintahan

4. Kepalaurusan pembangunan

5. Kepalaurusan Umum

6. Kepala Dusun Wakka


56

7. Kepala Dusun Baru-Baru

Dan terdapat pula Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terdiri :

1. Ketua BPD

2. WakilKetua

3. Sekertaris

5. Sosial

Sumber daya alam yang ada di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa

Kabupaten Pinrang sebagai berikut :

a. Pertanian

Tanaman pangan yang biasa di tanam oleh penduduk yaitu jagung

sedangkan untuk komoditas buah-buahan biasanya penduduk

membudidayakan pisang.

b. Perkebunan

Tanaman perkebunan yang ditanam untuk penduduk berupa kelapa,

cokelat, dan pisang.

c. Peternakan

Umumnya penduduk Desa Tadang PalieKecamatan Cempa Kabupaten

Pinrang memelihara ternak sapi, ternak ayam, bebek, kambing.

d. Perikanan
57

Untuk perikanan desa Tadang Palie Kecamatan Cempa kabupaten

Pinrang memelihara jenis dan produksi budidaya ikan dan air tawar yang

umumnya penduduk memilhara udang, ikan mas, dan ikan bandeng.

e. Wisata

Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang berdasarkan

tipologinya merupakan desa pesisir atau pantai, wisata yang

dikembangkan yaitu Wisata Bahari yang ada di Gusun Pare dan Gusun

Indah, Dusun Wakka.

6. Prasarana dan Sarana Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten

Pinrang.

a. Prasarana peribadahan

Tabel.1.3 Prasarana peribadatan Desa Tadang Palie 2019

No Prasarana dan Sarana Desa Jumlah

1 Masjid 3

2 Gedung TPA 2
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
58

b. Prasarana Kesehatan

Tabel.1.4 Prasarana Kesehatan Desa Tdang Palie 2019

No Prasarana dan Sarana Desa Jumlah


3
1 Posyandu
2
2 Polindes
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang

c. Prasarana Pendidikan

Tabel.1.5 Prasarana pendidikan Desa tadang palie 2019

No Prasarana dan Sarana Desa Jumlah

1 Kantor Desa 1

2 SD 3

3 Gedung TK 1 Atap 1

4 Gedung SMP/MTS 1
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
59

d. Prasarana Ekonomi

Tabel.1.6. Prasarana Ekonomi Desa tadang Palie 2019

No Prasarana dan Sarana Desa Jumlah

1 Pasar Desa 1

2 Pabrik Padi 3

Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang

Jika kita melihat tabel secara umum prasarana dan sarana

yang ada di Desa Wakka Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang

belum bisa menunjang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jumlah pengunjung dari tahun 2018-2019 April

No Jenis Obyek Tahun Jumlah


Wisata Pengunjung
1 Pantai Wakka 2017 13.000 orang
2 Pantai Wakka 2018 2.000 orang
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
60

8. Kondisi Ekonomi / Mata Pencaharian

Tabel.1.8.Kondisi Ekonomi/Mata Pencaharian Desa Tadang Palie 2019

No Uraian Jumlah (orang)

1 Petani 796

2 Peternak 26

3 Pedagang 20

4 Tukang Kayu 15

5 Tukang Batu 7

6 Penjahit 10

7 PNS 21

8 Pensiunan 5

9 Perangkat Desa 7

10 75
Nelayan
981
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Pinrang
61

Keterangan : Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani, hal ini

disebabkan karena sudah turun temurun, sejak dulu bahwa masyarakat

adalah petani dan juga minimalnya tingkatpendidikan yang menyebabkan

masyarakat tidak mempunyai keahlian dan akhirnya tidak mempunyai

pilihan lain selain menjadi petani, selain itu disusul nelayan setelah petani
62
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap


Perkembanagan Pariwisata
a. Perubahan Pola Budaya Masyarakat Lokal.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia

sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya

itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku

komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan

sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika

berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:

Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh

suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra

yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya

61
62

seperti "individualisme kasar" di Amerika "keselarasan individu dengan alam" di

Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-

anggotanyadengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia

makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling

bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren

untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan

perilaku orang lain.

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan. Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai

kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa mayarakat sebagai wadah

dan pendukungnya. Budaya atau adat istiadat merupakan kebiasaan-kebiasaan

yang berlangsung dan menjadi norma dalam masyarakat atau pola-pola perilaku

tertentu dari warga masyarakat.

Masyarakat wakka dahulunya sangat mempertahankan kebiasaannya

seperti saling tolong-menolong, gotong royong sesama masyarakat, seperti

masyarakat tradisional pada umumnya dan kebiasaan masih terjaga disana seperti

kebiasaan mappano’ tallo buat nelayan dan kebiasaan bakar–bakar dupa di malam

jumat, yang dipercaya masyarakat Wakka, yaitu ika membakar dupa pada malam

jumat maka tidak akan ada makhluk halus masuk kedalam rumahnya.

Berdasarkan penjelasan di atas Informan HL (31 Tahun) mengatakan :


63

“iya nak, masih dilakukan kebiasaan seperti kalau ada tetangga yang buat
acara kerumahnya ki bantu-bantu, sama kebiasaan ma’pano tallo untuk
nelayan supaya banyak ikan didapat” (Wawancara:5 -8-2019 ).
Dari wawancara informan diatas yang bekerja sebagai penjual ikan bakar

menunjukkan kalau di Dusun Wakka belum mengalami perubahan dari segi adat

atau kebiasaan masyarakatnya.

Menurut Informan AN (34 Tahun) mengatakan bahwa :

“Abbiasang situlung-tulung tau’e lao padatta rupa tau ko angka acarata


yaa ibantu I, tosi abbiasang mattunu dupa ko wenni juma’i angka mopa
makkoro angka to de’na kibuai, tapi ko iya lo pigau mopi mattunu dupa e
(Wawancara: 7-8-2019)
(Kebiasaan saling membantu kesesama manusia kalau ada hajatan/acara
yaa dibantu I, terus kalau kebiasaan membakar dupa kalau malam jumat
masih ada yang melakukan, ada juga yang tidak, tapi kalau saya yaa
masih membakar dupa kalau malam jumat)
Dari penuturan Informan AN (34 Tahun) hampir sama dengan penuturan

Informan MP (42 Tahun) yang mengatakan :

“kita masih melakukan kebiasaan membakar dupa kalau malam jum’at,,


kalau kerjasama atau bantu-bantu tetangga kalau ada acaranya ialah nak,
karna siapa lagi kalau bukan padatta situlung-tulun” (Wawancara: 8-8-
2019)
Berdasarkan uraian diatas, Informan HL, Informan AN dan Informan MP

hampir sama. dan dapat disimpulkan bahwa adat istiadat atau kebiasaan

masyarakat di Dusun Wakka masih terjaga dan belum berubah. Hal ini terjadi

disebabkan masyarakat di Dusun Wakka masih percaya adanya manfaat yang

mereka peroleh dari kebiasaan-kebiasaannya tersebut.


64

2. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Lokal.

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,

minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan

status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai

sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola

perilaku tertentu. pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam

masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan

pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya

membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya

hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki

karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat

tertentu. Gaya hidup dalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik

seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri

sendiri dan lingkungannya. Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan

kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang

mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem

kepercayaan tertentu.

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan

manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut supaya tidak

dibilang ketinggalan zaman. Hal inilah yang mendasari terbentuknya gaya hidup

baru yaitu gaya hidup modern. Dengan bertambahnya zaman dan semakin

canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya

hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya gaya


65

berpakaiaan anak zaman sekarang. Yang dahulu masyarakat tidak terlalu

mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan

masalah kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda

keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi

perhatian serius. Masyarakat Sekarang terlihat lebih lugu, dahulu kepolosan

mereka terkadang membuat mereka mempunyai kesan kuno dan tertinggal dari

wilayah lain. Masyarakat Sekarang yang dahulu identik dengan masyarakat yang

tradisional, lugu, dan sederhana. Kesan modern jauh dari citra mereka sebagai

penduduk asli sekarang.

Perkembangan disegala bidang terjadi sekarang ini baik secara langsung

maupun tidak langsung menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan

berbagai bentuk perubahan dan pebaharuan. Sekarang ini penduduk mengalami

berbagai perubahan Setelah adanya wisatawan dari luar daerah. Gaya hidup

mereka menjadi lebih modern dari sebelumnyamereka mempunyai pengetahuan-

pengetahuan tentang dunia modern. Kedatangan wisatawan mempunyai peranan

besar terhadap kehidupan penduduk lokal. Realitanya, kini penduduk lokal

mempunyai gaya hidup yang mengikuti gaya hidup para wisatawan. Wisatawan

mempunyai latarbelakang yang beragam dari berbagai daerah membawa banyak

pengaruh baik maupun buruk terhadap penduduk. Sehingga terkadang kebiasaan

atau gaya hidup yang berlebihan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Gaya hidup wisatawan yang sebagian anak muda yang jati dirinya adalah

memiliki citra yang modern dalam bergaul dan berpenampilan dalam

kehidupannya. Mereka mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang terkesan bebas


66

dalam gaya hidupnya. Seharusnya masyarakat tidak lantas menerima dan

terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan yang dibawa oleh parawisatawan, tetapi

harus memilah-milahnya terlebih dahulu. Agar mereka tidak lantas benar-benar

terpengaruh oleh keadaan yang dibawa oleh para wisatawan.

Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan Informan HL (34 Tahun)

yang mengatakan :

“Kalau tentang cara berbicaranya anak-anak disini ya, masih sama ji


yang dulu. Terus tentang adakah yang berubah yaa, tentang penggunaan
alat komunikasinya sekarang sudah ada mi yang pakai kayak Hape,
Laptop, tidak seperti kita dulu tidak pakai yang begitu, apalagi itu laptop
tidak di tau” (Wawancara: 5-8-2019)
Sesuai dari hasil wawancara dengan informan HL, hal yang tidak jauh

beda dikemukakan pula oleh informan AN yaitu tentang bagaimana gaya hidup

anak-anak di Dusun Wakka yang dlihat dari cara berpakaian dan cara

berbicaranya. Berikut informan AN (34 Tahun) menyatakan bahwa :

“beh.. magaya mananni mappake anana’sekaraang e, melo manattoni ma


hape makanja” (Wawancara: 7-8-2019)
(yaa bergaya semua kalau berpakaianki, sudah mau juga pake hape yang
bagus/ Trend)
Dari penuturan beberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya

berpakaiaan anak sekarang lebih mengikuti cara berpakaian wisatawan yang

datang. Seperti misalkan dahulunya masyarakat tidak terlalu mementingkan

urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan masalah

kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda

keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi

perhatian serius.
67

Dan penuturan dari Informan MP (42 Tahun) juga mengatakan bahwa :

“Cara berpakaiannya sudah tidak malu pakai celana pendek, baju


ketiak/kensi, pakai hape juga harus yang mahal, karena malu sama
temannya, terus kalau naliat lagi orang pakai baju bagus-bagus mau lagi
”(Wawancara: 8-8-2019 )
Dari penuturan Informan MP (42 Tahun) hampir sama dengan penuturan

Informan NN (23 Tahun) yang mengatakan:

“Kalau cara berpakaiannya ia pastime sekarang berubah, karena


kebanyakan yang bergaul atau sekolah di kota sama banyak wisatawan
yang datang dari luar daerah pinrang” (Wawancara: 8-8-2019)
Dalam abad gaya hidup, penampilan adalah segalanya. Perhatian terhadap

urusan penampilan sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam sejarah. Urusan

penampilan atau presentasi-diri ini sudah lama menjadi perbincangan sosiolog dan

kritikus budaya. Erving Goffman, misalnya dalam The Presentation of Self in

Everyday Life (1959), mengemukakan bahwa kehidupan sosial terutama terdiri

dari penampilan teatrikal yang diritualkan, yang kemudian lebih dikenal dengan

pendekatan dramaturgi (dramaturgical approach). Yang dia maksudkan adalah

bahwa kita bertindak seolah-seolah di atas sebuah panggung. Bagi Goffman,

berbagai penggunaan ruang, barang-barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial

tampil untuk memfasilitasi kehidupan sosial sehari-hari. (Chaney,2003).

Dan ketika wawancara kepada informan TM, ia menyatakan penuturan

yang tidak jauh beda dengan Informan MP dan NN yakni :

“Dari cara berpakaiaannya, kalau saya lihat anak-anak remaja disini


mengikuti cara berpakaian pengunjung, baru, cara berbahasanya juga
yang dulunya pakai bahasa bugis sekarang lebih berusaha ki
menggunakan bahasa Indonesia kalau bicara sama kita”(Wawancara: 9-
8-2019).
68

Sedangkan dari penuturan Informan WH (41 Tahun) mengatakan bahwa :

“Perubahan yang saliat dari gaya berpakaian anak-anak yang tinggal di


kawasan wisata ini mulai modern, karena mereka mulai juga mengikuti
trend berbusana masa kini” (Wawancara: 10-8-2019).
Berdasarkan Wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi

perubahan kecil karena seiring perkembangan zaman dan perubahan model,

model pakaian yang mereka kenakan mengalami perubahan semisalkan anak-anak

sekarang yang tinggal di Dusun Wakka yang cara berpakaiannya sudah mulai

mengikuti trend atau gaya berbusana pengunjung yang datang dari luar daerah

pinrang. Dan dalam kesehariannya, masyarakat Sekarang justru mengikuti gaya

hidup para pegunjung dibanding menjaga atau mempertahankan gaya hidup

mereka yang terdahulu, sebelum Wakka dijadikan tempat Wisata. Mereka

terbawa oleh kebiasaan-kebiasaan yang ditimbulkan dari adanya para Wisatawan,

baik dalam sikap maupun perilakunya. Sekarang ini para penduduk Sekarang

bergaya layaknya masyarakat kota yang serba modern, bukan tradisional seperti

dahulu. Dan juga perubahan terjadi karena masuknya teknologi ke Daerah itu

B. Pembahasan

1. Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Terhadap


Perkembanagan Pariwisata

Seperti yang dketahui secara umum Kebudayaan, kesenian, adat istiadat

dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai

anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti

asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga,pakaian, system

computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep


69

norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan keyakinan serta bahasa. Para kebudayaan

sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus

atau yang selalu dilakukan berulang–ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai

oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan

dengan kebaikan bertingkah laku, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang

diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma

yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal

sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia,

dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar

perilaku sosial termasuk perilaku komunikasi manusia. Serta teknologi dan gaya

hidup yang semakin susah dipisahkan dari masyarakat seperti perbedaan gaya

hidup remaja pedesaan pada masa dahulu selalu diidentikkan dengan gaya hidup

yang dipengaruhi oleh nilai agama dan budaya setempat, misalnya saja dalam hal

berpakaian terkesan sederhana dan tidak mengikuti mode karena belum terlalu

berkembangnya media massa di pedesaan. Dalam pilihan hiburan, mereka

umumnya menyukai musik atau lagu tradisional dari daerahnya, serta menyukai

film dalam negeri.

Dalam setiap kebudayaan di kenal norma-norma yang ideal dan norma-

norma yang kurang ideal atau norma atau norma rata-rata. Norma ideal sangat

penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide

tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagaian besar perilaku

sosial termasuk perilaku komunikasi manusia. Serta teknologi dan gaya hidup

yang semakin susah dipisahkan dari masyarakat seperti perbedaan gaya hidup
70

remaja pedesaan. Gaya hidup yang di pengaruhi oleh nilai agama dan budaya

setempat, misalnya saja dalam hal berpakaian sederhana dan tidak mengikuti

mode karena belum terlalu berkembangnya media massa di pedesaan. Dalam

pilihan hiburan, mereka umumnya menyukai musik atau lagu trasdisional dari

daerahnya, serta menyukai film dalam negeri.

Pergaulan remaja pria dan perempuan pun tidak sebebas sekarang, tidak

boleh berpegangan tangan di tempat umum, remaja pria tidak bebas berkunjung

ke rumah remaja perempuan, pergaulan remaja pria dan perempuan masih sangat

tabu. Peranan keluarga dan orang tua sangat penting dalam pembentukan

kepribadian. Namun, seiring perkembangan media, keunikan gaya hidup tadi

semakin memudar. Bahkan kini sulit untuk membedakan identitas remaja desa

dan kota bila hanya sekedar melihat gaya hidupnya saja.

a. Perubahan Pola Budaya Masyarakat Lokal Persfentif Teori


Etnografi.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia

sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya


71

itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku

komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan

sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika

berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:

Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh

suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra

yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya

seperti "individualisme kasar" di Amerika "keselarasan individu dengan alam" di

Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-

anggotanyadengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia

makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling

bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren

untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan

perilaku orang lain.

Etnografi merupakan suatu pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan

yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang

penduduk asli seperti yang di kemukakan oleh Malinowski. Etnografi ini bukan

hanya mempelajari masyarakat, namun etnografi juga berarti belajar dari

masyarakat. Inti dari etnografi itu sendiri yaitu sebuah upaya dalam

memperhatikan makna suatu tindakan dari kejadian yang dialami oleh orang ingin
72

dipahami yang terekspresikan baik secara langsung maupun tidak melalui bahasa,

kata, perbuatan.

Seorang etnografer tidak hanya mengamati tingkah laku manusia

masyatrakat, namun juga menyelidiki makna dari tingkah laku itu. Antropologi

budaya, etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan.

Tujuan dari aktivitas ini adalah memahami suatu pandangan dari sudut pandang

penduduk asli, oleh karena itu penelitian etnografi melibatkan pandangan

mengenai dunia yang orang telah belajar melihat, mendengar, berfikir dan

bertindak dengan cara berbeda-beda. Etnografi berarti belajar dari masyarakat.

Dan etnografi sendiri tidak lepas dari ikatan kebudayaan.

b. Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Lokal

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,

minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan

status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai

sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola

perilaku tertentu. pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam

masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan

pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya

membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya

hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki

karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat

tertentu. Gaya hidup dalam hal ini dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik

seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sekap terhadap diri
73

sendiri dan lingkungannya. Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan

kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang

mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem

kepercayaan tertentu.

Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi menyebabkan

manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan tersebut supaya tidak

dibilang ketinggalan zaman. Hal inilah yang mendasari terbentuknya gaya hidup

baru yaitu gaya hidup modern. Dengan bertambahnya zaman dan semakin

canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya

hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti misalnya gaya

berpakaiaan anak zaman sekarang. Yang dahulu masyarakat tidak terlalu

mementingkan urusan penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan

masalah kebutuhan pokok dari pada masalah penampilan, tetapi sekarang berbeda

keadaannya, karena kini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi

perhatian serius. Masyarakat Sekarang terlihat lebih lugu, dahulu kepolosan

mereka terkadang membuat mereka mempunyai kesan kuno dan tertinggal dari

wilayah lain. Masyarakat Sekarang yang dahulu identik dengan masyarakat yang

tradisional, lugu, dan sederhana. Kesan modern jauh dari citra mereka sebagai

penduduk asli sekarang.

Teori Perubahan Sosial, dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari

gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual

sampai yang lebih kompeleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi

terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaanya


74

relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata dan

semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi atau

komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.

Adanya pengenalan teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan

ide baru, dan munculnya nilai-nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun

menggantikan nilai-nilai sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan

dalam aspek kehidupan. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan suatu

perubahan menuju keadaan baru yang berbeda dari keadaan sebelumnya.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Masyarakat

Terhadap Perkembangan Pariwisata .

a. Pola Pikir Masyarakat yang sudah Maju

Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang

tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik.

Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan

pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya,

adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam

berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan

sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati

kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka

sebenarnya.

Pola pikir masyarakat sekarang berbeda dengan pola pikir masyarakat

dahulu, yang berupa perubahan pola pikir adalah bergesernya pola pikir

tradisional pada masyarakat kearah pola pikir yang bersifat modern, dan sekarang
75

etos kerja masyarakat juga semakin tinggi dan mereka juga lebih menghargai

makna pendidikan dalam kehidupan.

Dalam hal ini seperti wawancara dengan informan HL (31 Tahun)

mengatakan :

ya, pernah terjadi pengunjung berkelahi dengan sesamenya pengunjung,


tapi cepat ji selesai karna langsung dipisahkan”(Wawancara: 8-8-2019)

Ketika mewawancarai seorang informan yang bernama AN (34 Tahun), ia

mengutarakan bahwa :

“Deppa nangka lu runtui angka tau mallaga okkoe, yanna angka mallaga
iye mitu padanna pengunjunge, ko angka mallaga ya langsungngi ilapor
okko pa’lingkungan” (Wawancara:8-8-2019).
(belum pernah ada yang saya dapatkan berkelahi, tapi kalau ada yaa
mungkin sesamanya ji pengunjung, terus kalau ada yang berkelahi kita
melapor ke pa’lingkungan)

Dari hasil wawancara diatas informan HL (31 Tahun) dan informan AN(34

Tahun), dapat disimpulkan bahwa jika terjadi konflik disekitar kawasan pantai

atau wisata masyarakat bertindak secara cepat untuk menyelesaikan masalah itu.

Dan perkataan seorang informan TM (31 Tahun) tidak jauh bedan dengan

informan HL yang mengatakan bahwa :

“Pernah, pengunjung dengan pengunjung kalau mabuk biasa berkelahi,


yaa kalau berkelahii begitu biasa di leraai to/dipisahkan ki” (10-8-2019)
Dan ketika wawancara kepada informan WH (41 Tahun), ternyata hampir

sama dengan apa yang dikatakan oleh informan-informan sebelumnya bahwa :

“yaa, kalau ada berkelahi pengunjung dengan masyrakat biasanya salah


paham ji, tapi yang sering itu pengunjung dengan pengunjung ji, kalau
76

ada begitu langsung dilapor dulu sama pa’lingkungan Wakka, baru diami
yang kasih damai” (Wawancara: 10-8-2019)

Dari hasil wawancara diatas tentang pola pikir masyarakat sudah maju

dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekarang di Dusun Wakka itu jika terjadi

konflik atau perkelahian diantara pengunjung dengan masyarakat setempat atau

pengunjung dengan pengunjung mencoba untuk melerainya, dan kasus yang

banyak terjadi yaitu perkelahian antara pengunjung dengan pengunjung dan jika

terjadi konflik ia mencoba untuk melerainya tapi jika konflik yang terjadi serius

maka ia melaporkannya/menyerahkannya kepihak yang berwajib atau kepolisian

untuk menanganinya.

b. Pengembangan Lokasi Wisata

Di kawasan yang terbilang masih asri ini, masih memerlukan

pembenahan. Setidaknya, fasilitas pendukung bagi wisatawan yang berkunjung

ke objek wisata ini. Area sekitar pantai Dusun Wakka yang luas dan terancam

penyempitan karna banyaknya warga yang akan membangun pemukiman di

sekitar pantai Jalur kendaraan dalam kawasan pantai Dusun Wakka juga kurang

terawat dan kurang ditata dengan baik. Tampak dari sepanjang jalan masuk

kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak terdapat lubang-lubang di tengah

jalan, selain itu di samping kiri dan kanan jalan masih banyak terdapat tumbuhan

rerumputan yang tidak tertata degan baik.

Menurut seorang yang berdomisili di Dusun Wakka yaitu informan HL (31

Tahun) mengatakan :
77

“ada yang berubah, sekarang keuntunganku bertambah karena selama


jadi tempat wisata ini banyak mi yang datang, diperbaikijalan
juga”(Wawancara:10-8-2019)
Dari penuturan Informan HL (31 Tahun) hampir sama dengan penuturan

Informan NN (23 Tahun) yang mengatakan:

“Ada, sekarang jalannya sudah bagus tidak lubang-lubang lagi, kalau


untuk pemerintah yaa kalau bias fasilitasnya ditambah lagi sama bantuan
baskom, peti gabus kalau bias ditambah”(Wawancara:11-8-2019)
Ketika mewawancarai Informan MP (42 Tahun) penuturannya hampir

sama dengan informan HL (31 Tahun) dan NN (23 Tahun) yaitu :

“ada, perbedaannya dulu disini alla-alla ji, jarang rumah, sekarang sudah
banyak rumah pengunjung juga bertambah jadi keuntungan bertambah
juga, kalau buat pemerintah ya kalau bisa fasilitas umum seperti jalan,
mushallah diperbaiki lagi.”(Wawancara:10-8-2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dulunya di Dusun

Wakka pembangunannya tidak terlalu bagus, dibanding sekarang yang

pembangunannya sudah mulai meningkat.

Ketika wawancara dengan informan TM (31 Tahun), ia juga

menambahkan bahwa :

“perbedaannya dulu dengan sekarang disini dari fasilitasnya seperti


mushollahnya dulu tidak ada, pondokan untuk makan juga sedikit,
sekarang ya alhamdullillah sudah ada mushollah biarpun kecil,
pondokannya juga bertambah, terus buat pemerintah kalau bias
WCnya/tempat mandi wisatawan di tambah” (Wawancara: 10-9-2019)

Dari penuturan Informan TM (31 Tahun) tidak beda jauh dengan

penuturan Informan WH (41 Tahun) yang mengatakan :

“sekarang Wakka ini sudah beda dengan dulu, sudah banyak yang
berubah dari pembangunannya, sepert jalannya, sudah ada mushollah,
78

pondoknya bertambah, tapi yang kurang kamar mandinya” (Wawancara


: 10-9-2019).
Setelah melihat hasil wawancara para informan diatas dapat disimpulkan

bahwa sekarang tempat wisata di Dusun Wakka sudah mengalami banyak

perubahan dari segi pembangunannya, yang dulunya tempat wisata ini dilihat dari

sepanjang jalan masuk kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak terdapat

lubang-lubang di tengah jalan, selain itu di samping kiri dan kanan jalan masih

banyak terdapat tumbuhan rerumputan yang tidak tertata degan baik. Tetapi

sekarang di Dusun Wakka sudah menjadi objek wisata pantai yang menjadi

popular di mata masyarakat pinrang. Masyarakat Pinrang khususnya Sulawesi

Selatan (Sulsel) umumnya terktarik dengan keindahan pemandangan pantai di

kawasan tersebut. Bukan hanya itu, kawasan pantai ini juga biasa di tempati

wisatawan bakar-bakar ikan karena ikan mudah didapatkan, bisa dari nelayan

bisa pula dari empang karena selain kawasan pantai banyak pula area

pertambakan yang ada di sekitar kawasan tersebut di sekitar area tersebut biasa

juga di gunakan sebagai tempat bermain, berolah-raga dan balapan. pantai Dusun

Wakka di jadikan sebagai tempat permandian dan memancing. Selain itu, tempat

ini juga biasa di jadikan sirkuit balapan cross, dan dengan bertambahnya

pembangunan seperti mushollah yang dulunya tidak ada sekarang ada, tempat

mandi pengunjung/WC, dan pondokkan buat pengunjung tempati makan ikan juga

sudah bertambah.

Bertambahnya pengunjung yang datang juga sangatm berpengaruh

buat masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Dusun Wakka ini.


79

Seperti banyaknya pengunjung mengakibatkan keuntungan atau pemasukan

masyarakat bertambah juga.

Pembahasan

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Masyarakat

Terhadap Perkembangan Pariwisata .

Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam

hidupnya dapat dipastikan akan mengalami yang dinamakan dengan perubahan-

perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui

bila kita melakukan suatu perbandingan dengan melihat suatu masyarakat pada

masa tertentu yang kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada

masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya

merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat

pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang

terjadi pada suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain tidaklah sama.

Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki

kebutuhan yang tidak terbatas. Kita akan dapat melihat perubahan itu setelah

membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.

Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan

perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,

sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan dan pola perilaku masyarakat tersebut.

Pola pikir masyarakat yang sudah maju bahwa masyarakat sekarang dusun

wakkka itu jika ada terjadi konflik atau perkelahian diantara pengunjung dengan
80

masyarakat setempat atau pengunjung dengan pengunjung mencoba untuk

melerainya, dan kasus yang banyak terjadi yaitu perkelahian antara pengunjung

dengan pengunjung dan jika terjadi konflik ia mencoba untuk melerainya tapi jika

konflik yang terjadi serius maka ia melaporkan/menyerahkan kepihak yang

berwajib atau kepolisian untuk menanganinya.

Serta perkembangan lokasi wisata di Dusun Wakka sudah mengalami

banyak perubahan dari segi pembangunnya, yang dulunya tempat wisata ini

dilihat dari sepanjang jalan masuk kawasan pantai Dusun Wakka masih banyak

terdapat lubang-lubang di tengah jalan, selain itu disamping kiri dan kanan jalan

masih banyak terdapat rerumputan yang tidak tertata dengan baik. Tetapi sekarang

di Dusun Wakka sudah menjadi objek wisata pantai menjadi popular di mata

masyarakat pinrang. Masyarakat Pinrang khususnya Sulawesi Selatan (SulSel)

umumnya tertarik dengan keindahan pemandangan pantai di kawasan tersebut.

Bukan hanya itu, kawasan pantai ini juga biasa di tempati wisatawan bakar-bakar

ikan karena ikan mudah didapatkan, bisa dari nelayan bisa pula dari empang

karena selain kawasan pantai banyak pula area pertambakan yang ada di sekitar

kawasan tersebut di area tersebut biasa di gunakan sebagai tempat bermain,berola-

raga dan balapan. Pantai Dusun Wakka di jadikan sebagai tempat permandian dan

memancing.

Dan dengan bertambahnya pembangunan seperti mushollah yang dulunya

tidak ada sekarang ada, tempat mandi pengunjung/WC, dan pondokkan buat

pengunjung tempati makan ikan juga sudah bertambah.


81

Bertambahnya pengunjung yang datang juga sangat berpengaruh buat

masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Dusun Wakka ini. Seperti

banyaknya pengunjung mengakibatkan keutungan atau pemasukan masyarakat

bertambah.

a. Pola Pikir Masyarakat yang sudah Maju prespektif Teori Perubahan


Sosial

Secara sosial kehidupan di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang

tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik.

Oleh karena itu, desa dianggap sebagai tempat yang cocok untuk menenangkan

pikiran atau melepaskan lelah dari kehidupan kota. Akan tetapi, sebaliknya,

adapula kesan yang menganggap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam

berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan

sebagainya. Kesan semacam ini timbul karena masyarakat kota hanya mengamati

kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka

sebenarnya.

Teori Perubahan Sosial, dalam kehidupan masyarakat terjadi adanya

masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi

karena adanya dorongan dari luar sehingga masyarakat secara sadar maupun tidak

akan mengikuti perubahan. Perubahan yang menyangkut kehidupan manusia atau

terkait dengan lingkungan fisik, alam dan sosial di sebut perubahan sosial.

Perubahan sosial cepat atau lambat senantiasa terjadi dan tidak dapat dihindari

oleh siapapun.
82

Suatu perubahan bergantung dan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.

Perubahan dapat berarti suatu perkembangan yang sesuai dengan tujuan atau

dapat juga tidak sesuai dengan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, orang perlu

mengetahui mengapa perubahan dapat terjadi dan mengapa masyarakat perlu

menanggapi atau menyesuaikan dengan perubahan.

b. Pengembangan Lokasi Wisata Perspektif Teori Perubahan Sosial

Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam

hidupnya dapat dipastikan akan mengalami yang dinamakan dengan perubahan-

perubahan. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui

bila kita melakukan suatu perbandingan dengan melihat suatu masyarakat pada

masa tertentu yang kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada

masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya

merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat

pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang

terjadi pada suatu masyarakat dengan masyarakat yang lain tidaklah sama.

Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki

kebutuhan yang tidak terbatas. Kita akan dapat melihat perubahan itu setelah

membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.

Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan

perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,

sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan dan pola perilaku masyarakat tersebut.

Teori Perubahan Sosial dapat dijelaskan terkait perubahan yang terjadi di

masyarakat bisa berupa perubahan nilai-nilai, sosial, norma-norma yang berlaku


83

di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan-lapisan atau kelas-kelas dalam masyarakat, kekuasaan

wewenang, interaksi sosial, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, Perubahan

sosial meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan sruktur sosial

dalam masyarakat.

Perubahan pada bidang-bidang kehidupan tertentu tidak hanya semata-

mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran. Dengan kata

lain, Perubahan sosial merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling

berbeda yang ada dimasyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan

yang fungsinya tidak serasi yang keadaanya lebih buruk dari sebelumnya. Semua

objek wisata harus mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang

berdampak positif bagi pariwisata .


84

Kesesuaian Teori Dengan Hasil Penelitian

1. Teori Etnografi

Etnografi merupakan salah satu dari sekian pendekatan. Dalam istilah

Yunani, ethnos, berarti masyarakat, ras atau sebuah kelompok kebudayaan, dan

etnografi menjelaskan cara hidup manusia. Etnografi juga diartikan sebagai

sebuah pendekatan untuk mempelajari tentang kehidupan sosial dan budaya

sebuah masyarakat, lembaga dan setting lain secara ilmiah.

Etnografi, Kebudayaan dan Masyarakat Secara umum etnografi disebut

sebagai menuliskan tentang kelompok masyarakat. Secara khusus hal tersebut

juga berarti menuliskan tentang kebudayaan sebuah kelompok masyarakat.

Disebutkan bahwa seluruh manusia menciptakan, mentransmisikan, membagi

merubah, menolak, dan menciptakan budaya kembali di dalam sebuah kelompok

masyarakat. Kebudayaan bukan sebuah sifat individual. Meskipun demikian

seorang individu bisa disebut sebagai menciptakan pola-pola budaya dengan

menemukannya dan mengkomunikasikannya dengan lainnya. Kebudayaan terdiri

dari pola-pola perilaku dan kepercayaan kelompok yang berlangsung secara terus

menerus,karenanya sebuah kelompok bahkan kelompok kecil sekalipun harus

mengadopsi perilaku atau kepercayaan dan mempraktekannya secara terus

menerus jika hal tersebut akan didefinisikan sebagai sifat budaya daripada sebagai

pribadi atau individual. Kebudayaan juga bisa diperlakukan sebagai sebuah

fenomena mental, sebagai segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan,

kepercayaan, yang dipikirkan, dipahami, dirasakan.


85

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dibagi ( di antara

orang-orang dalam sebuah kelompok masyarakat),kita tidak bisa menyatakan

bahwa setiap orang dalam kelompok sosial dan budaya mempercayai hal yang

sama, atau berperilaku dengan cara yang sama. Didalam setiap kelompok dan

segala ranah kebudayaan yang bisa kita bayangkan, variasi substansial akan

muncul. Sebagai contoh, sikap, kepercayaan dan perilaku masyarakat akan

bervariasi tergantung pada etnis, identitas rasial, gender, status dan kelas sosial,

tingkat pendidikan, umur, tempat tinggal dan faktor lain yang relevan di dalam

permasalahan sosial kehidupan. Etnografi tidak bisa dilepaskan dari permasalahan

kebudayaan, Entografi itu sendiri juga menjadi sebuah cara untuk

memperbincangkan teori-teori kebudayaan melalui fenomen yang di teliti di

lapangan. Entografi membangun teori kebudayaan atau penjelasan tentang

bagaimana orang berfikir, percaya, dan berperilaku yang disituasikan dalam ruang

dan waktu setempat.

Etnografi terapan adalah yang lebih bertujuan pada identifikasi dan

pemecahan masalah yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok LeCompte dan

Schensul (1999) mengatakan bahwa entografi terapan selalu berfusat pada 2

tujuan yaitu:1) memahami permasalahan sosiokultural di dalam masyarakat dan 2)

Memecahkan permasalahan atau membantu menemukan perubahan positif di

dalam masyarakat. Etnografi terapan sebagai sebuah pendekatan untuk

mempelajari kehidupan masyarakat, etnografi seakan di hadapkan pada dua

pilihan kegunaan yaitu, untuk berteori tentang kebudayaan dan perubahan


86

berkenaan dengan fenomena masyarakat. Dan memecahkan permasalahan di

dalam masyarakat.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan berupa hasil dari pembahasan

data dan informasi yang telah diperoleh di lokasi penelitian, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Adat istiadat dan kebiasaan yang begitu kuat sehingga sulit untuk

diubah seperti masyarakat Dusun Wakka yang masih menjaga adat-

istiadat kebiasaan lamanya seperti membakar dupa di malam jum’at

dan sikap saling membantu masyarakat lain jika membuat kegiatan

hajatan, acara adat atau terkena musibah tanpa disampaikan

kerumahnya pun ia langsung datang kerumah tetangga yang terkena

musibah itu untuk membantu mengurangi beban tetangga. Dengan

adanya saling berinteraksi dengan masyarakat lain mengakibatkan

terjadi perubahan secara kecil yang tidak membawa pengaruh langsung

atau berarti bagi masyarakat seperti perubahan gaya

berbusana/berpakaian pada anak-anak di Dusun Wakka yang sudah

mulai mengikuti trend tapi masih saja mempertahankan

kebudayaannya.

2. Dengan adanya pendidikan formal yang sudah maju pada masyarakat

membuat pola pikir masyarakat juga sudah maju, dilihat dari cara

masyarakat menyelesaikan konflik yang tidak lagi menggunakan cara

main hakim sendiri, melainkan menyelesaikan masalah/konflik dengan

74
75

cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk orang ketiga

sebagai penengah. Pembangunan lokasi wisata di Dusun Wakka sudah

mulai terlaksana, keuntungan yang diperoleh masyarakat sudah mulai

bertambah dengan dilakukannya pembangunan yang mengakibatkan

bertambahnya pengunjung.

B. SARAN

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini mengenai perubahan sosial pada

masyarakat lokal di Dusun Wakka, Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa,

Kabupaten Pinrang maka di sarankan sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat lokal di Dusun Wakka Desa Tadang Palie Kecamatan

Cempa Kabupaten Pinrang agar tidak terlalu mengikuti atau meniru apa

yang dilakukan wisatawan atau pengunjung yang datang selama berada di

lokasi wisata dan tetap menjaga kebudayaan adat istiadat masyarakat,

karena hal tersebut yang menjadi daya tarik. Agar masyarakat di Dusun

Wakka Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang dan

wisatawan atau pengunjung saling berinteraksi dengan baik, agar tidak

terjadi kesalah pahaman diantara mereka. Karena diketahui dalam

masyarakat yang heterogen kita mempunyai latar belakang budaya, ras

yang berbeda dan akan mudah terjadi pertentangan.


76

2. Buat wisatawan atau pengunjung agar menjaga kebersihan didaerah

kawasan pantai Wakka. Kepada aparat pemerintahan khususnya Dinas

Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pinrang agar lebih

memperhatikan perkembangan lokasi wisata di Dusun wakka Desa

Tadang Palie Kecamatan cempa Kabupaten Pinrang dan mengetahui apa-

apa saja yang dibutuhkan untuk menigkatkan kesejahteraan yang lebih

baik. Kepada aparat pemerintahan di Kecamatan Cempa dan Dinas Sosial

Kabupaten Pinrang agar memberikan pembinaan/pelatihan membuat

souvenir kepada masyarakat Wakka dalam upaya memenuhi

kehidupannya selain menjual/membakar ikan.


DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku:
Arifin,Zainal ,2011, Penelitian Pendidikan Metode dan Paragdigma baru.
Bandung PT. Remaja Rosda karya
Arikunto. 1988. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta PT.
Renekan Cipta.
Azhar Arsyad, 2000, Media Pengajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Bungin, Burhan, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Chalid, Fandeli, 1995. Analisis Masalah Dampak Lingkungan, Jogjakarta : UGM
Press,
Martono, Nanang.2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Pendit, Nyoman S. 1981. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:
Pradyana Paramita.
Pitana, I Gede, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Ritzer, George, 2003. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Spilane, James J. 1987. Pariwisata Indonesia. Jogjakarta: Kanisius.
Stompka Piotr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Pernada.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta; Rajawali.
Strauss, Anseln dan Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soekanto, Soerjono. 2007 . Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Djondronegoro Sediono, M. P, 1999. Keping-Keping Sosiologi Pedesaan. Bogor:
Pustaka Pelajar
Sunarto Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Tim Penyusun Fkip Unismuh, 2013, Pedoman Panduan Skripsi. Makassar:
Panrita Press
Usman, Sayoto, 2010. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pustaka
Pelajar. Masyarakat: Yogyakarta Pustaka Pelajar
Yoeti, Oka A, 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Angkasa.

Dari Skripsi :
Zaldy Putra Al,Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan
Pariwisata kelurahan sumpang Binange Kabupaten barru Pengembangan
Potensi Objek wisata di Pulau Barang Lompo, Makassar:Unismuh
(Jurusan sosiologi fkip)

Dari Internet :
Http://Subadra ./Wordprees.com/20070826/BaliTourismwatch/PERAN
MASYARAKAT-LOKAL-DALAM-PEMBANGUNAN-PARIWISATA
Http://www.g-excess.com/id/pages/perubahan%11sosial.html Perubahan sosial
dan Perubahan Kebudayaan. (20-06-2016)
Http://syair 79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/Makalah
perubahan sosial. (22 -06-2016)
DAFTAR INFORMAN

1. Informan “HL”(Perempuan)

Informan HL berumur 31 tahun, beragama Islam dan berstatus sebagai kepala

keluarga, janda 4 orang anak, pendidikan informan hanya sampai sekolah menengah atas

(SMA), informan HL lahir Di Maros dan bertempat tinggal di Dusun Wakka serta sudah

menggeluti pekerjaan sebagai penjual ikan bakar selama 7 tahun. Informan HL menggunakan

penghasilnya untuk menyekolahkan 4 orang anaknya. Ibu HL dibantu oleh anak pertamanya

menjual ikan bakar.

2. Informan “AN” (Perempuan)

Informan AN ini selain menjadi ibu rumah tangga ia juga sebagai penjual ikan bakar

di Dusun Wakka yang suaminya bekerja sebagai nelayan , ia berusia 34 tahun yang memiliki

3 orang anak, datang ke Dusun Wakka ± 9 tahun yang lalu, pendidikan terakhir yaitu

SMA, dan Alhamdulillah sudah mampu menyekolahkan anaknya hingga tingkat universitas.

3. Informan “MP” (Perempuan)

Informan MP berumur 42 tahun beragama Islam, ia sudah lama berdomisili di Dusun

Wakka serta informan MP juga berstatus sebagai Ibu kepala keluarga dengan 5 orang anak

dan pendidikan terakhir informan MP hanya sampai pada sekolah menengah pertama (SMP),

selama 9 tahun informan MP menekuni pekerjaan sebagaipenjual ikan bakar di Desa Tadang

Palie tepatnya di Dusun Wakka.

4. Informan “NN”(Laki-Laki)
Informan NN ini berumur 23 tahun beragama islam, informan NN adalah seorang

mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Pinrang, Wakka adalah tempat favorit informan

yang satu ini.

5. Informan “TM” (Perempuan)

Informan ini berumur 31 tahun, ia seorang ibu rumah tangga, yang sering

menjadikan tempat wisata Dusun Wakka ini sebagai tempat arisannya bersama dengan

teman-temannya.

6. Informan “WH” (Laki-laki)

Informan ini bekerja sebagai pegawai negeri swasta di salah satu perkantoran di Pinrang,

berumur 41 tahun dan beragama islam.


RIWAYAT HIDUP

Imran, lahir pada tanggal 11 November 1996 Kabere

Kabupaten Enrekang. Anak Keempat dari empat bersaudara

buah cinta dan kasih sayang dari pasangan Nursia dan Baktiar.

Memasuki dunia pendidikan tingkat dasar pada tahun 2002 di

SD 19 Kabere dan tamat pada tahun 2008. Kemudian Penulis melanjutkan

pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 5 Enrekang 2008-2011.

Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMa Negeri

1 Cendana Kabupaten Enrekang selama 3 tahun dan berhasil menamatkan

studinya di sekolah tersebut pada tahun 2014.

Pada tahun 2015 penulis melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi

melalui jalur seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan diterima di

jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar Program Studi Stara 1.

Anda mungkin juga menyukai