SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Rosminarti
10538 3145 15
SURAT PERNYATAAN
Makassar, 2019
Rosminarti
10538314515
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Tlpn (0411) 860132 Makassar 9022www.fkipunismuh.info
SURAT PERJANJIAN
1. Mulai penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian yang tertera pada butir 1, 2, 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 2019
Rosminarti
10538314515
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
Rosminarti, 2019. Mahar Pernikahan dan Status Sosial Pada Masyarakat Bugis Desa
Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh Nursalam, pembimbing I, Budi Setiawati, pembimbing II.
yang berjudul ”Mahar Pernikahan dan Status Sosial pada Masyarakat Bugis
pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian
juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas pnulis
dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis serahkan untuk membuat
Proposal ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya
Muhammadiyah Makassar.
Muhammadiyah Makassar Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM, Dekan
Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Drs. H. Nurdin,
M.Pd.
viii
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. H. Nursalam, M.Si. Pembimbing I
dan Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si. Pembimbing II, serta seluruh dosen dan para staf
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga
yang tak hentinya memberi motivasi dan selalu menemani dengan candanya.
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Rumusan Masalah...........................................................5
E. Defenisi Operasional.......................................................6
i
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................8
1. Tradisi.................................................................. 8
2. Mahar .................................................................. 9
3. Pernikahan..........................................................12
5. Persepsi...............................................................21
D. Kerangka Pikir..........................................................30
ii
I. Teknik Keabsahan Data............................................ 36
J. Etika Penelitian.........................................................38
b. Demografi ...........................................................44
A. Simpulan ................................................................... 68
iii
B. Saran ......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA.............................................................70
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
iv
DAFTAR TABEL
Desa Mattirowalie
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang beragam suku bangsa dan dari suku-
suku yang ada itu melahirkan sebuah budaya yang menjadi ciri khas dari
adalah suku bangsa yang tentu saja berpengaruh terhadap system perkawinan
dalam masyarakat. Sekia n banyak suku bangsa yang ada di Indonesia salah
satunya ialah suku bugis yang ada di wilayah Sulawesi selatan bersamaan
dengan suku lain, yakni Makassar, Toraja, dan Mandar. Orang Bugis di
yang berarti segala sesuatu yang menyangkut hal yang paling peka dalam diri
masyarakat Bugis, seperti martabat atau harga diri, reputasi, dan kehormatan
(Mutia, 2012:4).
Sistem pernikahan di Sulawesi selatan sangat kental dengan adat bugis dan
dikenal sebagain salah satu sistem budaya yang kompleks karena mempunyai
rangkaian prosesi yang sangat panjang dan syarat-syarat yang sangat ketat ini
tidak lepas dari budaya malu yang berlaku di suku bugis yaitu Siri.
1
2
termasuk dalam hal ini adalah aspek ahlak yang terjalin antara satu keluarga
Mahar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Pernikahan itu sendiri,
yaitu pemberian seorang suami kepada calon istri sebelum, sesudah atau pada
waktu berlangsungnya aqad nikah sebagai pemberian wajib yang tidak dapat
diganti dengan yang lainnya. Syariat Islam tidak membatasi jumlah mahar
yang harus diberikan calon suami kepada calon istrinya melainkan menurut
adat Bugis Makassar) ini kadang-kadang disatukan dengan uang panai’ atau
pernikahan, pernikahan tidak akan berlangsung jika mahar tidak sesuai dengan
dengan keinginan pihak keluarga perempuan maka pernikahan itu bisa saja
Kab. Barru. Suku Bugis yang masih sangat kuat memegang adat istiadat
kebudayaan Bugis, salah satunya ialah adat pemberian mahar adat kepada
ialah adat pemberian mahar adat dari mempelai laki-laki kepada mempelai
perempuan.
perempuan itu sesuatu yang dilakukan oleh laki-laki (calon suami) yang akan
Dalam hal ini apakah pemberian sebidang tanah bermaksud hanya sebatas
pemberian jaminan secara materi dari pihak laki-laki (calon suami) kepada
pihak perempuan (calon istri) atau ada maksud lain dalam hal tersebuat.
menjawab itu semua. Inti dari pernikahan Bugis adalah kaidah tentang
pembayaran resmi sejumlah mahar oleh mempelai laki-laki kepada orang tua
dengan nuansa kesetaraan status sosial, nilai mahar yang diserahkan juga
Mahar dalam pernikahan Bugis terdiri dari dua jenis uang serahan, yakni
serahan mahar (sompa) dan uang acara (Dui ménré), dan jumlah besarnya
Besaran ini sudah ditentukan secara adat, berdasarkan derajat tertentu, atau
ialah yang paling mudah maharnya”(HR. Abu Dawud). Pada dasarnya mas
kawin atau mahar itu tidak boleh memberatkan ia harus ringan dan
Jika calon suami mampu memberikan mas kawin yang mahal dan banyak
tanpa menyusahkan, silahkan karena itu tidak dilarang. Namun apabila tidak
Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian terkait
judul “Mahar Pernikahan dan Status Sosial pada Masyarakat Bugis di Desa
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
umumnya dan ilmu sosiologi pada khususnya, serta bagi yang berminat
untuk meneliti lebih lajut mengenai Mahar pernikahan dan status sosial
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti
E. Defenisi Operasional
1. Tradisi
Tradisi adalah segala sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama dan
2. Mahar
Mahar pernikahan atau mas kawin adalah suatu pemberian dari pihak
laki-laki kepada pihak perempuan yang merupakan salah satu syarat sah
dalam sebuah pernikahan. Mahar ini memiliki makna yang cukup dalam,
3. Pernikahan
formal yakni melalui hokum perdata maupun secara no formal yang hanya
4. Status Sosial
melalui usaha kerja keras ataupun pemberian. Status social yang tinggi
masyarakat. Maka dari itu setiap orang akan berusaha untuk mencapai
5. Persepsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Tradisi
a) Pengertian Tradisi
sesuatu yang diwarisi dari masa lalu. Tradisi merupakan hasil cipta dan
Bagi para pewaris setiap apa yang mereka warisi tidak dilihat
yang telah berproses dalam waktu lama dan dilakukan secara turun-
8
9
b) Tujuan Tradisi
2. Mahar
a) Pengertian Mahar
ketulusan cinta kasih calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih
bagi seorang istri kepada calon suaminya”. Atau suatu pemberian yang
diwajibkan bagi calon suami kepada calon istrinya, baik dalam bentuk
ayahnya atau pihak lainnya, kecuali bila istri ridho dan ikhlas
meminta mahar kepada calon suami, seorang calon istri tidak boleh
b) Syarat-syarat Mahar
1) Harta atau bendanya berharga. Tidak sah mahar dengan yang tidak
mahar. Akan tetapi apabila mahar sedikit tapi bernilai maka tetap
sah.
2) Barangnya suci dan bisa diambil manfaat. Tidak sah mahar dengan
khamr, babi, atau darah karena semua itu haram dan tidak berharga.
4) Bukan barang yang tidak jelas keadaannya. Tidak sah mahar dengan
disebutkan jenisnya.
c) Macam-macam Mahar
Ulama fikih sepakat bahwa mahar itu ada dua macam yaitu antara
1) Mahar Musamma
disepakati oleh kedua belah pihak. Mahar ini dapat dibayar secara
adalah apa saja yang diberikan oleh suami untuk istrinya menurut
sebelum akad atau pada saat akad dianggap sebagai mahar, meskipun
dukhul, maka suami berhak mengambil separuh dari apa yang telah
diberikan.
12
2) Mahar Mitsil
bude, anak perempuan bibi/bude). Apabila tidak ada, maka mitsil itu
3. Pernikahan
a) Pengertian Pernikahan
agama. Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu
ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami dan
penting.
oleh suaminya.
tidak diketahui siapa yang akan mengurusnya dan siapa yang akan
14
binatang, dan dengan sifat itu akan timbul perselisihan, bencana, dan
:418).
sangat kaut atau miitsaaqon gholidah untuk menaati perintah Allah dan
adalah bahwa setiap warga Negara Indonesia memilki hak yang sama
hukum tercatat di KUA, jika tidak maka pernikahan tersebut tidak sah
ketat ini tidak lepas dari budaya malu yang berlaku di suku Bugis yaitu
yang telah terjalin sebelumnya menjadi semakin erat atau dalam istilah
sudah jauh.
16
b) Tujuan Pernikahan
wanita
c) Tahap-tahap Pernikahan
pernikahan tersebut.
Salah satu yang sangat menarik menurut peneliti yaitu terkait pada
tahapan kedua dimana pada tahap Assuro terjadi sebuah proses tawar
17
panai’ (Uang Belanja) dan sunreng (mahar Adat). Fungsi uang panai’
pernikahan.
d) Bentuk Pernikahan
laki-laki atau perempuan dan lebih dari satu perempuan atau laki-
laki. Dengan kata lain, beristri atau bersuami lebih dari satu orang.
4. Status Sosial
dengan dua arti, yaitu bersifat objektif dan bersifat subjektif. Pertama
bersifat objektif yaitu status dilihat sebagai suatu tatanan (order) hak
Status atau posisi ini memiliki garis penghubung antara posisi yang
yaitu status yang dimiliki seseorang itu merupakan hasil dari penilaian
berikut:
1) Kelahiran
sosial tertentu).
2) Mutu pribadi
3) Prestasi
4) Pemilikan
5) Otoritas
terhormat.
yang lebih rendah karena itu status sosial juga dihubugkan dengan
dan usia.
2) Achieved Status
pekerjaan.
21
5. Persepsi
a) Pengertian Persepsi
suatu penafsiran seseorang dari apa yang mereka lihat atau alami dan
akibat dari stimulus sosial (gejala sosial) yang berupa perubahan nilai
beberapa syarat:
sekitarnya.
b) Hakekat Persepsi
bersaing.
berikut:
bertindak berdasarkan makna yang ada pada sesuatu tersebut, makna yang
sosial.
teori interaksi simbolik pada mahar pernikahan dan status sosial yaitu
Misalnya dalam sebuah pernikahan ada yang namanya ijab kabul di mana
dalam ijab kabul terdapat simbol atau lambang yang dapat membuat
sebuah proses tukar menukar barang antara pihak laki-laki dan pihak
ini mengemukakan bahwa ada begitu banyak pertukaran atau tingkah laku
teori pertukaran sosial pada mahar pernikahan dan status sosial yaitu
elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang.
B. Penelitian Relevan
yang akan diteliti oleh peneliti dan dijadikan sebagai contoh serta pedoman.
1. Imam Ashar (2016) dari hasil penelitiannya tentang “ Makna Mahar Adat
sesuatu yang sulit berubah. Hal ini dibuktikan dengan tidak biasanya
yang memiliki makna, dimana maknanya adalah berupa status sosial bagi
luas tanah maka semakin tinggi nilai dari status sosial perempuan
tersebut.
Keunggulan dari penelitian saya yaitu mahar itu ditentukan oleh status
sosialnya bisa saja berupa uang, emas, seperangkat alat sholat dan tanah
29
maupun rumah dan lain-lain. Tetapi bukan berarti mahar sudah ditentukan
kadar jumlahnya.
2. Andi Asyraf (2015) dari hasil penelitiannya tentang “ Mahar dan Paenre
dengan penelitian saya mengenai mahar pernikahan dan status sosial yaitu
tergantung dari status sosial pada pernikahan perempuan apabila mahar itu
tidak bisa dipenuhi oleh calon mempelai laki-laki maka pernikahan bisa
diri kepada Nabi SAW)” bahwa hasil penelitian ini pemaknaan hadist
hadist ini dapat dipahami dalam matannya bahwa boleh menjadikan mahar
sesuatu yang tidak berbentuk materi yaitu berupa keahlian (hafalan Al-
sosial pada pernikahan dan mahar sudah ditentukan kadar jumlahnya oleh
mahar yang sudah ditentukan maka pernikahan kedua calon mempelai baik
C. Kerangka Pikir
diteliti terkait terhadap Mahar perkawinan dan Status Sosial pada Masyarakat
Dalam adat pernikahan suku bugis, mahar secara tidak langsung akan
Hal yang akan menjadi sorotan pada kalangan suku bugis dan masyarakat
sekitar dan menjadi bahan pembicaraan dan akan mengarah pada sesuatu yang
membanggakan pada pihak perempuan ialah terletak pada aspek jumlah atau
luas mahar adat yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada seorang
perempuan, pada aspek inilah yang akan menjadi buah bibir di masyarakat
Pemberian mahar adat oleh laki-laki juga akan berpengaruh pada laki-laki
tersebut, jadi pemberian mahar adat selain mempengaruhi gengsi dan status
perempuan, mahar adat juga akan berperan penting pada gengsi dan status
sosial seorang laki-laki, di mana sebuah gengsi dan status sosial kedua
Mahar adat disini menjadi sebuah simbol dari gengsi dan status, semakin
banyak atau luas mahar maupun tanah yang diberikan oleh pihak laki-laki
tersebut:
Mahar Perkawinan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. (Nazir, 2005, hal. 54).
B. Lokasi Penelitian
riaja kabupaten barru. Waktu penelitian ini di laksanakan kurang lebih selama
33
2 bulan mulai dari bula Juli- Agustus. Pemilihan lokasi ini karena mudah
dijangkau oleh peneliti sehingga proses penelitian dan pengambilan data akan
berjalan efektif.
C. Informan Penelitian
Dalam hal ini yang menjadi informan adalah mereka yang betul-betul
mengetahui tentang masalah mahar dan status sosial pada laki-laki dalam
setiap ingin melakukan pelamaran dan pernikahan baik pihak laki-laki itu
sendiri maupun pihak perempuan yang mengajukan besar kisaran mahar yang
1) Tokoh Agama
2) Tokoh Masyarakat
3) Masyarakat umum
34
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang relevan dan data
pembahasan.
E. Fokus Penelitian
tentang adanya mahar pernikahan dan pernikahan yang ideal pada masyarakat
bugis. Sehingga peneliti harus memiliki batasan yang disebut fokus penelitian
yang dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
Dimana peneliti sendiri dapat melihat secara langsung mahar pernikahan dan
tentang mahar perkawinan yang saat ini masih sangat kental di bugis barru.
1. Observasi
2. Wawancara
penulis.
3. Dokumentasi
Mencari data mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan yang
berkenaan dengan judul penulis dan data dari responden atau catatan-
diperoleh.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif,
bentuk tulisan. Dalam penelitian ini proses analisis data yang digunakan
1) Reduksi data, peneliti menyaring data yang diperoleh pada saat melakukan
penelitian, baik itu pada waktu saat wawancara dengan tokoh masyarakat,
sepasang suami istri yang menikah dengan mahar tinggi dan rendah serta
bugis barru.
bugis barru.
sebagai berikut:
1. Trianggulasi
a. Trianggulasi sumber
beberapa sumber, maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari satu
b. Trianggulasi teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik dokumentasi.
c. Trianggulasi waktu
J. Etika Penelitian
2. Keadilan
BAB IV
Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang berada pada pesisir
luas wilayah 1.174.72 km2 berjarak lebih kurang 100 km sebelah utara Kota
sepanjang 78 km.
Kabupaten Barru berada pada jalur Trans Sulawesi dan merupakan daerah
lintas wisata antara Kota Makassar dengan Kabupaten Tana Toraja sebagai
(KAPET) Parepare.
Perjalanan dari Makassar ke Kabupaten Barru dapat ditempuh selama 1,5 jam
sekitar 100 km arah utara Kota Makassar. Secara geografis terletak pada
41
Selat Makassar.
Luas Wilayah Kabupaten Barru yaitu seluas 1.174,72 km2, terbagi dalam
Tanete Rilau seluas 79,17 km2, Kecamatan Barru seluas 199,32 km2,
Balusu seluas 112,20 km2. Selain daratan terdapat juga wilayah laut territorial
kriteria morfologis yaitu datar dengan kemiringan 0-2o seluas 26,64%, landau
kemiringan >40o seluas 50.587 ha atau 43,06% yang tersebar pada semua
kecamatan.
dalam enam kategori ketinggian yaitu : 0-25 meter dari permukaan laut (mdpl)
Kecamatan Pujananting.
kehutanan, kerajinan, dan pariwisata. Salah satu sektor yang paling menonjol
adalah sector kelautan dan perikanan. Jenis tanah di Kabupaten Barru terdiri
atas : Alluvial seluas 14.659 ha (12,48%) yang terdapat di Kec. tanete Riaja;
Litosol seluas 29.034 ha (24,72%) yang terdapat di Kec. Tanete Rilau dan
perikanan yang sangat besar. Seperti, budidaya keramba jaring apung yang
Jumlah penduduk Kabupaten Barru tahun 1995 sebesar 149.912 jiwa dan
meningkat menjadi 152.101 jiwa tahun 2000, 158.821 jiwa tahun 2005 dan
jenis kelamin pada tahun 1995 terdiri dari laki-laki sebanyak 71.526 jiwa dan
perempuan 78.386 jiwa, sedangkan pada tahun 2000 terdiri dari laki-laki
sebanyak 72.361 jiwa dan perempuan sebanyak 79.740 jiwa. Pada tahun 2005
dan 2008 komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki
sebanyak 76.377 jiwa dan 78.266 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 82.444
kepala desa masih M.ARIS sampai pada tahun 1999, Setelah melakukan
2008, dan yang terpilih sebagai kepala desa yaitu BAKRI sampai periode
2014 Dengan habisnya masa jabatan kepala desa di tahun 2014 selanjutnya
untuk sementara kepala desa di jabat oleh Dra. Hj. I.CALLI di tahun 2018
yang terpilih sebagai kepala desa yaitu HAMSAH sampai sekarang ini.
b. Demografi
Batas Wilayah
Luas Wilayah
No Dusun Luas
1 Parenring 618 Ha
2 Cinekko 430 Ha
3 Bua 300 Ha
4 Limpo 450 Ha
5 Tille 470 Ha
6 Lappadare 450 Ha
Jumlah 2,718 Ha
Keadaan Topografi
b) Iklim
indonesia beriklim tropis dengan dua musim, yakni kemarau dan hujan.
c. Keadaan Sosial
Jumlah Penduduk
Tabel 4.2. Perincian jumlah penduduk laki-laki dan perempuan setiap Dusun.
Jumlah 3.959
Tingkat Kesejahteraan
d. Keadaan Ekonomi
Mata Pencaharian
itu juga ada mata pencaharian yang lain, perbandingan prosentase jenis mata
Desa Mattirowalie
2 Buruh/tukang 11 %
3 Wiraswasta 0,1 %
4 Pedagang 0,5 %
5 Petani 78 %
belas) buah.
48
N NAMA DUSUN RT
1 Parenring 5
2 Cinekko 2
3 Bua 1
4 Limpo 2
5 Tille 2
6 Lappadare 2
Jumlah 14
Sarana Umum
N Sarana Jumlah
o
1 Pasar
- Buah
2 Pelabuhan
- Buah
3 Terminal
- Buah
4 Lapangan
- Buah
Sarana Pendidikan
No Sarana Jumlah
1 TK 3 buah
2 SD 5 buah
Sarana Keagamaan
No Sarana Jumlah
1 Mesjid 7 buah
Sarana Transportasi
Mattirowalie.
No Jalan Panjang
1 Propinsi 1,5 KM
2 Kabupaten 1,5 KM
3 Desa 13 KM
Kualitas Jalan
No Jalan Panjang
1 Aspal 6 KM
2 Sirtu 2 KM
3 Tanah 10 KM
4 Setapak 3 KM
Visi
Misi
sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar Visi desa
BAB V
A. Hasil Penelitian
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal. Perkawinan bia dikatakan sah
menurut hokum apabila sudah memenuhi salah satu syarat-syarat sah dan
rukun pernikahan. Salah satu syarat sah pernikahan adalah dengan adanya
(calon istri).
Mahar adalah pemberian wajib bagi calon suami kepada calon istri
sendiri sering menanyakan pada para sahabatnya mengenai apa yang akan
harta kepada calon mempelai perempuan yang berbentuk barang atau uang.
53
lihur yang melekat pada mahar, namun sudah mengarah pada proses
komersial yang didasarkan pada status sosial dan latar belakang pendidikan
“kalau dulu ada menikah orang meminta mahar sebagai simbol untuk
saja, karena jika diminta dari pihak perempuan mau tidak mau harus
Dari hasil wawancara dengan bapak Abdul Samad di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang cukup tajam antara makna mahar
yang telah terjadi di Barru dengan perbedaan makna mahar dahulu dan
sekarang.
mengatakan bahwa :
yang tinggi. Oleh karena itu, Allah SWT mewajibkan kepada laki-laki
“mahar itu adalah kewajiban yang harus diberikan oleh pihak laki-
sebelum akad nikah, misalnya mengenai jenis dan jumlah dari mahar
status yang tinggi misalkan orang yang berada maka calon mempelai laki-
laki harus menaikkan mahar yang tinggi pula. Karena pihak calon
terlalu mahal dan memberatkan pihak calon mempelai laki-laki dan mau
tau mau harus mengikuti kesepakatan dari pihak calon perempuan agar
Sesuatu yang telah lama dan menjadi tolak ukur masayarakat sekitar
Sebagai bukti, jika mahar yang diberikan sangat rendah dari status sosial
lantas mahar yang ditawarkan tidak sepadan denga status sosial, maka
dapat meghalalkan hubungan suami isteri, yaitu interaksi timbal balik yang
yang ideal untuk perempuan usianya 20 tahun dan untuk laki-laki 25 tahun.
melahirkan.
Pada usia 20 atau 25 tahun itu adalah saat yang tepat menikah karena
pada usia ini dianggap pemikiran seseorang sudah matang dan diusia itu
baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan. Semetara laki-laki
pada usia itu kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat, hingga mampu
dalam keluarga.
stabil sehingga dapat mengontrol diri sendiri maupun dengan pasangan dan
ekonomi, emosi dan tanggung jawab serta keyakinan agama, Ini merupakan
modal yang sangat besar dan berarti dalam upaya meraih kebahagiaan.
“pernikahan yang ideal itu untuk perempuan lebih dari 20 tahun kalau
Agustus 2019).
bahwa:
condong kepada maskawin, hal ini tidak berlebihan jika dilihat dari
besarnya harta ataupun benda yang mejadi objek dari pemberian mahar
oleh pihak calon suami kepada calon isteri yag berfungsi sebagai syarat
perempuan.
seperempat dinar sampai seribu dinar atau bahkan lebih. Dalm islam mahar
merupakan suatu gambaran dari sebuah kemauan dan tanggung jawab dari
Hukum taklifi dari mahar itu adalah wajib dengan arti laki-laki yang
Maka karena kesenangan yang telah kamu dapatkan dari mereka, maka
kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yahg kamu
pernikahan yang tidak pakai mahar adalah tidak sah. Bahkan ulama
ketika akad nikah itu berlangsung. Namun dalam masa ikatan pernikahan
Sebagai bentuk ketulusan hati untuk menimbulkan rasa cinta kasih atas
Agama islam tidak menentukan suatu kadar dah behtuk mahar yang
dapat dimiliki dan mempunyai nilai juga halal menurut syariah islam.
62
harus dijalanioleh dua indvidu yang berlainan jenis kelamin tetapi lebih
jauh adalah pernikahan yang melibatkan beban dan tanggung jawab lebih
keluarga besar. Ini disebabkan karena orang tua dan kerabat pemegang
dilakukan oleh berbagai factor berdasarkan aturan, adat istiadat dan aspirasi
terbesar kematian ibu terjadi pada perempuan yang hamil dan melahirkan di
perempuan yang menjadi ibu dalam usia kurang lebih 20 persen memberi
kontribusi sebesar 6,9 persen pada AKI. Data juga menyebutkan 92 persen
ibu yang berusia kurang dari 20 tahun meninggal saat melahirkan anak
ibu melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun. Semakin muda usia calon
ranah KDRT/RP. Sementara dari 16.217 kasus yang masuk dari lembaga
kasus. Sebanyak 11.207 kasus di ranah KDRT/RP, 60% atay 6.725 kasus
berupa kekerasan terhadap isteri. 245 atau 2.734 kasus kekerasan dalam
Menurut data Plan Indonesia sekitar 150 juta anak perempuan di bawah
64
pernikahan harus dapat dipertahankan oleh kedua belah pihak agar dapat
pihak baik secara mental maupun material menuju masa depan yang
mental dan materi. Untuk lebih jelas mari kita bahas satu persatu
diantaranya:
fisik, hal ini bermakna juga belum siap dan mengerti tentang hubungan
jiwa anak yahg sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali
mempunyai anak lebih dari dua bahkan lebih dari lima anak.
perempuan masih sangat lemah. Jika dia hamil, maka akibatnya akan
ibu yang berusia 20 tahunn. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah
usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak yang
b) Kesiapan Mental
66
persiapan mental dari pasangan itu sendiri. Persiapan mental itu dimulai
dari hal yang paling sederhana, yaitu mengenal dan memehami diri
yang baik akan terjadi saling lempar tanggung jawab atau pembiaran
muncul masalah, baik dari hal kecil misalnya terkait makan apa hari ini
sampai hal pelik misalnya tidak bisa makan kenyang hari ini. Oleh
keras kepala, defensive dan menarik diri dari pasangan. Artinya secara
ditemukan pada orang yang baru umur 16-an. Hal ini mengigat
67
berbeda-beda.
ketika yang berpenghasilan hanya salah satu (suami atau istri) sering
Kesiapan dalam hal usia dan fisik, mental dan materi memang
yang membahas tentang makna mahar adat dan status sosial perempuan dalam
hasil penelitian ini meneragkan tentang mahar adat adalah sebuah inti
mahar pernikahan dan status sosial pada masyarakat bugis barru bahwa hasil
penelitian ini mahar itu ditentukan oleh status sosialnya bisa saja berupa uang,
emas, seperangkat alat sholat dan tanah maupun rumah dan sebagainya. Tetapi
BAB VI
A. Simpulan
kebudayaan dan adat istiadat masyarakat bugis dalam hal pernikahan, hal ini
memberikan mahar berupa tanah, emas dan uang panai kepada calon istri pada
pernikahan tidak akan berlangsung jika mahar tidak sesuai dengan keinginan
keinginan pihak keluarga maka pernikahan itu bisa saja dibatalkan dan akan
Mahar pernikahan ditentukan dari status sosial itu sendiri, walaupun nilai
itu tidak tertulis tetapi hal itu terjadi bahkan semakin luasnya tanah, emas dan
apabila pihak laki-laki tidak dapat memberikan mahar dalam pernikahan maka
perempuan, bahkan bisa saja pernikahan itu dibatalkan atau pihak perempuan
tidak menyetujui
B. Saran
sebaiknya tidak terkait dengan luasnya tanah dan besarnya uang yang
ulang tentang mahar adat dalam pernikahan agar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di masyarakat sekitar dan sesuai dengan syariat Islam. Bahwa
sosial pada masyarakat bugis barru agar hasil penelitian dapat diketahui
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Imam. (2016). Makna Mahar Adat dan Status Sosial Perempuan
Hidayatullah.
Elvira, Rika. (2012:1). Uang Panai dan Status Sosial Perempuan Dalam
Djambatan.
Rosda Karya.
72
Makassar: UNISMUH.
Islam dan Hukum Adat. Semarang: Universitas Sultan Agung. jurnal Vol
Bumi. Aksara.
Makassar: UNHAS.
73
Bandung: Alfabeta.
Tihami dan Sohari Sahrani. (2014). Fikih Munakahat (Kajian Fiqih Nikah
N
Dokumentasi wawancara dengan informan pada tanggal 24 juli 2019 waktu 13: 25
penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja dan Tamat pada
SMA Negeri 1 Tanete Riaja dengan memilih jurusan IPS dan selesai pada tahun
2015.
Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi
Pendidikan Sosiologi.