Proposal Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan
Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat
Di Susun Oleh :
Proposal Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan
Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat
DisusunOleh :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : J410160133
Pembimbing
NIK.1681
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa proposal skripsi ini adalah hasil
pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan sumbernya
dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Penulis
iv
BIODATA
Agama : Islam
Email : daniprasetya354@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirahiim
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul:
‘’HUBUNGAN KEYAKINAN PERILAKU DENGAN SIKAP ORANG TUA
MENGENAI PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI
DAN SEKSUALITAS PADA REMAJA DI SURAKARTA’’. dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun. Proposal skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat
memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi penelitian di bidang kesehatan
masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dalam penyusunan proposal ini, Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis
tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga Penulis
mampu menyelesaikan proposal skripsi ini.
2. Dr. Sofyan Anif, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Dr. Mutalazimah M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Sri Darnoto, SKM., M.PH, selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
5. Tanjung Anitasari I.K., S.KM., M.Kes., selaku Pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan, masukan, dukungan, saran dan bersedia
meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh bapak/ibu dosen dan Staff Karyawan/Karyawati Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. vi
7. Orang tua ( Bapak Mujiono dan Ibu Marsini), Adik dan seluruh keluarga besar
yang telah memberikan doa, bimbingan, dukungan serta kasih sayang kepada
Penulis.
8. Tim Skripsi (Laras, Surya, Dini dan Hanafi) yang saling memberi dukungan,
pertolongan, semangat, canda dan tawa yang sangat berarti bagi penulis.
9. Teman perjuangan di Program Studi Kesehatan Masyarakat 2016 Universitas
Muhammadyah Surakarta dan LANANGAN KESMAS 2016 yang telah
memberi dukungan dan semangat kepada Penulis.
10. Teman-teman KKN-IPE Desa Walen dan teman PBL 1 Desa Bulu dan PBL 2
di RSJD Surakarta yang telah memberikan canda tawa, hiburan, dukungan dan
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
11. Teman-teman peminatan PKIP 2018 Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
12. Teman-teman HMP Program Studi Kesehatan Masyarakat UMS tahun 2018 dan
Koordinator Mentoring Fakultas Ilmu Kesehatan tahun 2018 yang telah
memberikan dukungan, motivasi dan semangat.
13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
dalam memberikan dukungan dalam penulisan proposal ini.
Penulis menyadari proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Surakarta, Mei 2020
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................ iv
BIODATA .........................................................................................................v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja .......................................................................................................6
B. Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja .....................9
C. Perilaku Pemberian Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Remaja .....................................................................................................16
D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Sikap ..............................................17
E. Kerangka Teori ........................................................................................19
F. Kerangka Konsep .....................................................................................20
G. Hipotesis ..................................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.........................................................................................21
B. Waktu dan Tempat ...................................................................................21
C. Populasi dan Sampel ................................................................................21
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ............................................27
E. Pengumpulan Data ...................................................................................39
F. Pengolahan Data ......................................................................................30
G. Instrumen .................................................................................................31
H. Analisis Data ............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Jumlah sampel setiap RW di Kelurahan Bumi ......................................................26
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori .............................................................................................19
2. Kerangka Konsep..........................................................................................20
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang
1
tahun 2016 sebanyak 1.510 kasus dan pada tahun 2017 mengalami
penambahan 334 kasus terinfeksi HIV yang dilaporkan (Kemenkes RI, 2017).
Jawa Tengah menduduki peringkat ke 5 yaitu sebesar 1.171 orang
setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur (P2P Dinkes Surakarta,
2018). Berdasarkan DKK Surakrta Tahun 2016, Kota Surakarta merupakan
penyumbang terbesar kasus HIV di Jawa Tengah. Jumlah kasus HIV/AIDS di
Surakarta dari Oktober 2005 – Juni 2018 yaitu 822 kasus. Berdasarkan usia,
75,91% ODHA berada pada usia produktif dan 9% ODHA adalah remaja usia
15-19 tahun dengan 21 HIV dan 6 AIDS. Kasus HIV/AIDS di Kota Surakarta
penyebabnya masih didominasi oleh heteroseksual, yaitu hubungan perilaku
seksual yang tidak aman. Bahkan jumlahnya mencapai 80%, sedangkan
sisanya disebabkan dari jarum suntik dan lainnya (KPA Surakarta, 2018).
2
mengenai, a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi
,b) Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana
merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya,
c) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi, d) Bahaya penggunaan obat obatan e) Pengaruh sosial
dan media terhadap perilaku seksual, f) Kekerasan seksual dan bagaimana
menghindarinya, g) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk
memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat
negatif, h) Hak-hak reproduksi (Seno Aji. 2019).
Keyakinan adalah sesuatu kepercayaan individu tentang berapa besar
kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja. Hal tersebut dilihat dari
pada anak dapat mencegah anak jauh dari penyimpangan perilaku seksual,
sehingga orang tua memiliki sikap yang positif dalam perilaku memberikan
(2015), tidak ada hubungan antara keyakinan orang tua terhadap sikap
seksualitas pada remaja. Hal tersebut dilihat dari orang tua yang memiliki
keyakinan pendidikan seksualitas harus diberikan pada anak sejak usia dini,
asalkan ada batasan – batasan tertentu. Tetapi hal tersebut tidak berhubungan
3
dengan sikap karena ketika anak menanyakan suatu hal tentang kesehatan
B. RUMUSAN MASALAH
“Apakah ada hubungan antara keyakinan perilaku dengan sikap orang
tua mengenai pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas
pada remaja di Surakarta? “
4
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan keyakinan perilaku dengan sikap orang tua
mengenai pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas
pada remaja di Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik orang tua yang mempunyai remaja di
wilayah Surakarta
b. Mendeskripsikan keyakinan perilaku dan sikap orang tua dalam
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas pada
remaja di Surakarta
c. Menganalisis hubungan keyakinan perilaku dengan sikap orang tua
mengenai pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas
pada remaja di Surakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Orang Tua yang Memiliki Remaja
Dapat memberikan informasi para orang tua dalam pemberian
pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja untuk
meningkatkan pengetahuan remaja dalam hal kesehatan reproduksi.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam membuat kebijakan kesehatan dalam langkah upaya
pencegahan kususnya terkait kesehatan remaja.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai referensi dalam melakukan penelitian lain untuk
pengembangan ilmu pengetahuan terkait hubungan keyakinan perilaku
dengan sikap orang tua mengenai pendidikan kesehatan reproduksi pada
remaja, serta menambah wawasan dan pengetahuan dalm pengembangan
selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Remaja
1. Definisi Remaja
6
2. Tahap Perkembangan Remaja
Terdapat tiga tahap perhembangan dalam remaja (Sawyer, 2012),
yaitu:
a. Remaja Awal
Remaja awal disebut dengan istilah asing yaitu early
adolescence memiliki rentang usia antara 10 – 14 tahun. Pada tahap ini
mereka masih belum mengerti akan perubahan yang terjadi pada
tubuhnya dan dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mereka
juga mengembangkan pikiran – pikiran baru, mudah tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis tetapi mereka belum
memiliki pemikiran untuk masa depan.
b. Remaja Akhir
Remaja akhir atau yang sering disebut dengan late adolescence
merupakan remaja dengan rentang usia 15 – 19 tahun. Pada masa ini
pertumbuhan remaja perempuan mulai melambat tetapi untuk remaja
laki – laki masih berlanjut. Masa ini merupakan masa menuju dewasa
dengan sifat egois untuk mementingkan diri sendiri dan mencari
pengalaman baru. Remaja akhir juga sudah terbentuk identitas
seksualnya. Mereka biasanya sudah berpikir matang dalam mengambil
keputusan.
c. Dewasa Awal
Dewasa awal atau yang sering disebut dengan young adulthood
merupakan dewasa awal dengan rentang usia 20 – 24 tahun. Pada
masa dewasa awal ini mereka memiliki kemampuan untuk
memikirkan ide dari awal hingga akhir, kemampuan untuk menunda
hasrat seksual, dan kepedulian terhadap masa depan terus meningkat.
7
3. Ciri - Ciri Remaja
Menurut Willis (2012) ada 3 ciri utama pada masa remaja, yaitu :
a. Ciri primer
Matangnya organ seksual yang ditandai dengan menstruasi
(menarche) pertama pada anak perempuan dan produksi cairan sperma
pertama (noctunal seminal emission) pada anak laki-laki. Yang
dimaksud dengan peristiwa menarche (menstruasi) ialah terjadinya
pendarahan (haid) pertama pada alat kelamin perempuan. Pada
peristiwa menarche remaja perempuan tidak mengalami kesenangan
melainkan banyak mengalami gangguan seperti sakit perut, sakit
kepala, badan tidak enak dan lain-lain.
Produksi cairan sperma pertama pada laki-laki menyebabkan
terjadinya ekresi alat kelamin (alat kelamin tegang/bangun), yang
kemudian diikuti keluarnya air mani yang biasanya dalam mimpi yang
disebut mimpi basah. Berfungsinya kelenjar kelamin (tes-tis)
menyebabkan timbulnya nafsu syahwat (dorongan seks).
b. Ciri sekunder
Perubahan pada bentuk tubuh pada kedua jenis kelamin itu.
Anak perempuan mulai tumbuh buah dada (payudara), pinggul
membesar, paha membesar karena tumpukan zat lemak, dan tumbuh
bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak. Pada anak laki-laki terjadi
perubahan otot, bahu melebar, suara mulai berubah, tumbuh bulu pada
alat kelamin dan ketiak, serta kumis pada bibir. Di samping itu terjadi
pula pertambahan berat badan pada kedua jenis kelamin itu.
c. Seks tertier
Perubahan yang terjadi pada ciri tertier yang tampak ialah
perubahan tingkah laku. Perubahan itu erat juga sangkut pautnya
dengan perubahan psikis, yaitu perubahan perubahan tingkah laku
8
yang tampak seperti perubahan minat, antara lain minat belajar
berkurang, timbul minat pada jenis kelamin lainnya, juga minat
tehadap kerja menurun. Pada anak perempuan sering memperhatikan
dirinya. Perubahan lain juga pada emosi, pandangan hidup, sikap dan
sebagainya. Karena perubahan inilah jiwanya selalu gelisah. Dan
sering pula konflik dengan orang tua karena adanya perbedaan sikap
dan pandangan hidup. Terkadang juga bertentangan dengan
lingkungan masyarakat dikarenakan adanya perbedaan norma yang
dianutnya dengan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Masalah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi pada remaja menurut
Widyastuti (2009) yaitu :
a. Pengetahuna yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
b. Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan
dengan seksualitas.
c. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA, yang mengarah pada
penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks
pra nikah.
d. Penyalahgunaan seksual.
e. Kehamilan remaja.
f. Kehamilan pra nikah / diluar ikatan pernikahan.
B. Pendidikan Seksulitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja
Pendidikan adalah alat utama untuk mempromosikan kesejahteraan
seksual dan mempersiapkan anak-anak dan remaja orang untuk hubungan
yang sehat dan bertanggung jawab di berbagai tahap kehidupan mereka.
Pendidikan seksual dan kesehatan reproduski merupakan pembelajaran
meliputi kognitif, emosional, sosial, interaksi, dan fisik dari seksualitas yang
9
bertujuan untuk seorang individu mengambil keputusan dalam hal kesehatan
reproduksi dan seksual masing – masing (IPPF, 2018).
Pendidikan akan kesehatan reproduksi dan seksual yang efektif harus
disesuaikan dengan umur remaja, budaya, dan konteks kehidupan remaja,
serta memberikan informasi yang akurat. Hal ini penting untuk menjaga
ketahanan kesehatan reproduksi remaja sehingga perlu mendapat perhatian
khusus baik dari pihak pemerintah, LSM, masyarakat, maupun keluarga, guna
menjamin kualitas generasi mendatang (BKKBN dan UNESCO, 2012).
Banyak remaja yang mencapai usia dewasa tanpa persiapan sehingga
menyebabkan mereka mengalami konflik dan kebingungan terkait dengan
seksualitas dan gender. Hal ini disebabkan pembelajaran kesehatan reproduksi
dan seksual masih menjadi hal tabu untuk dibicarakan dengan orang dewasa
termasuk orang tua dan guru. Kenyataanya pada usia tersebut banyak remaja
yang masih sangat membutuhkan informasi yang benar dan komprehensif
mengenai kesehatan reproduksi dan seksual (BKKBN dan UNESCO, 2012).
Orangtua adalah dua individu pria dan wanita yang terikat dalam
perkawinan dan bertanggung jawab sebagai pendidik bagi anak-anaknya
(Ihsan, 2010). Orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak
anaknya, oleh karena itu dalam mengantarkan anak remajanya ke alam
dewasa. Pada masa ini orangtua mempunyai peran yang besar membantu
remaja dalam meningkatkan rasa percaya diri, berani mengemukakan masalah
serta mulai mencoba membuat keputusan atau tidak selalu menuruti teman-
temanya (BKKBN, 2009).
1. Pendidikan Seksualitas Remaja oleh Orang Tua
Pendidikan seksualitas adalah proses pengajaran dan pembelajaran
berbasis kurikulum tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari
seksualitas. Ini bertujuan untuk melengkapi anak-anak dan remaja dengan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang akan
memberdayakan mereka untuk menyadari kesehatan, kesejahteraan, dan
10
martabat mereka, mengembangkan hubungan bagaimana pilihan mereka
mempengaruhi kesejahteraan mereka sendiri dan orang lain, memahami
dan memastikan perlindungan hak-hak mereka sepanjang hidup mereka
(UNESCO, 2018).
11
makna memiliki hak untuk mmperoleh standar tertinggi dari
kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk hak mereka untuk
membuat keputusan menyangkut reproduksi yang bebas dari
diskriminasi, perlakuan sewenang-wenang, dan kekerasan.
3) Sosial dan budaya seksualitas, materi ini agar remaja dapat
membedakan norma sosial dan budaya yang secara positif dan
negatif mempengaruhi keyakinan dan perasaan mereka tentang
seksualitas dan perilaku seksual yang dipengaruhi oleh pandangan
masyarakat mengenai perilaku seksulitas yang baik dan benar.
c. Ketiga topik memahami gender meliputi :
1) Kontruksi sosial dan norma gender, materi ini diharapkan remaja
dapat menganalisis norma – norma sosial yang berkaitan dengan
seksualitas di masyarakat.
2) Kesetaraan, stereotip, dan bias gender, materi ini diharapkan
remaja dapat mengetahui ketidaksetaraan gender dan kebijakan
atau kegiatan yang memihak salah satu gender sehingga dapat
merugikan.
3) Kekerasan berbasis gender, materi ini diharapkan remaja
mengetahui kekerasan pasangan intim yang memiliki berbagai
bentuk dan mereka mampu menyikap dengan baik menggunakan
tanggung jawabnya.
d. Keempat topik meliputi perilaku seksual yang sehat, meliputi :
1) Kekerasan, materi ini remaja diharapkan dapat menganalisis
contoh – contoh upaya yang berhasil untuk mengurangi berbagai
bentuk kekerasan termasuk fisik, psikologis, dan seksual.
2) Privasi dan integritas tubuh, materi ini remaja diharapkan dapat
menganalisis manfaat memberi dan menolak persetujuan seksual.
Sehingga remaja juga mampu membandingkan bagaimana tubuh
pria dan wanita diperlakukan secara berbeda.
12
3) Penggunaan informasi secara aman dan teknologi komunikasi,
materi ini remaja diharapkan dapat menggunkan informasi dan
teknologi komunikasi dengan baik dalam mengakses seksualitas.
e. Kelima yaitu topik keterampilan untuk kesehatan dan kesejahteraan,
meliputi :
1) Norma dan pengaruh teman terhadap perilaku seksual, pada
materi ini diharapkan remaja mampu membuat keputusan tentang
perilaku seksual sesui dengan norma dan dapat melawan apabila
dipengaruhi negatif oleh teman sebayanya.
2) Keterampilan berkomunikasi, menolak dan bernegoisasi dalam
perilaku seksual, sehingga remaja dapat menganalisis contoh –
contoh komunikasi yang efektif untuk mengekspresikan
kebutuhan pribadi dan batasan melakukan seksual.
3) Literasi media seksualitas, materi ini remaja diharapkan dapat
menggunakan media sebagai tempat promosi perilaku seksual
yang baik.
4) Mencari bantuan dan dukungan tanpa rasa malu.
f. Keenam yaitu topik tubuh dan perkembangan manusia sehingga dapat
mengetahui perubahan kapasitas dan fungsi tubuh seiring usia,
meliputi :
1) Anatomi dan fisiologi seksual dan reproduksi yaitu tentang
perubahan tubuh pria dan wanita dari waktu ke waktu.
2) Reproduksi, pada materi ini terkait kesuburan seseorang yang
mempengaruhi kehamilan.
3) Pubertas yaitu perubahan emosi dan fisik seseorang selama masa
remaja.
4) Citra tubuh yaitu bentuk penampilan tubuh seseorang.
g. Ketujuh yaitu topik seksualitas dan perilaku seksual materinya
meliputi seks, seksualitas dan siklus seksual, perilaku seksual dan
13
respon seksual sehingga dapat menengetahui tentang adopsi perilaku
seksual.
h. Kedelapan yaitu topik kesehatan seksual dan reproduksi meliputi
kehamilan, stigma, perawatan, pengobatan dan dukungan HIV/AIDS,
memahami, mengenali dan mengurangi risiko IMS termasuk HIV
sehingga dapat menerapkan strategi pengurangan resiko masalah –
masalah dalam seksualitas dan kesehatan reproduksi (UNESCO,
2018).
14
dilakukan ketika memandikan si anak dengan memberitahu organ
yang dimilikinya, misalnya rambut, kepala, tangan, kaki, perut, penis
dan vagina. Terangkan juga perbedaan alat kelamin dari lawan
jenisnya. Tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh
dipertontonkan dengan sembarangan. Pada usia ini juga perlu
ditandaskan tentang sikap asertif yaitu berani berkata tidak kepada
orang lain yang akan berlaku tidak senonoh. Dengan demikian dapat
melindungi diri anak terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan
pelecehan seksual.
b. Usia 3 – 10 tahun.
Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks.
Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan
umum mengenai asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana
dan terus terang biasanya efektif.
c. Usia menjelang remaja.
Pada saat ini, anak semakin berkembang, mulai saatnya
diterangkan mengenai menstruasi (haid), mimpi basah, dan juga
perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seseorang remaja.
Orangtua bisa menerangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami
perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh
bulubulu di sekitar alat kelaminnya.
d. Usia remaja.
Seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara
seksual. Orangtua perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang
baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas
seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.
15
C. Perilaku Pemberian Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Remaja
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus-Organisme–Respon. Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus
ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran,
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan
belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain (Notoatmodjo, 2010).
16
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Fishben dan Azwar (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap terhadap objek sikap antara lain:
1) Keyakinan Perilaku ( Theory Of Reasoned Action)
Theory Of Reasoned Action dikembangkan oleh Ajzen dan Fishben.
Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan
suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia
percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya (Azjen dan
Fishben dalan Azwar, 2013). Teori tindakan beralasan juga mengatakan
bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan
keputusan yang teliti dan beralasan. Komponen yang mempengaruhi
yaitu sikap yang spesifik terhadap sesuatu, norma subjektif, dan sikap
terhadap suatu perilaku bersama dengan norma subjektif
2) Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalamanpribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
3) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
17
4) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh
sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi
corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
5) Media massa
Berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar,
majalah,dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukkan opini dan kepercayaan orang. Media masa memberikan
pesan – pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang.
6) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari
pusat keagamaan serta ajaran – ajarannya.
7) Pengaruh Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang befungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi
dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
18
E. Kerangka Teori
F.
Behavioral beliefs
G.
Keyakinan perilaku
H.
pemberian pendidikan
I.kesehatan reproduksi
Sikap dalam pemberian
J. dan seksualitas pendidikan kesehatan
reproduksi dan seksualitas
remaja
behavior evaluation
Pengalaman pribadi
Normative beliefs
1. Pengaruh budaya Perilaku
2. Lembaga pendidikan pemberian
Minat perilaku
dan agama pendidikan
kesehatan
3. Media massa reproduksi dan
seksualitas dari
orang tua pada
Remaja
Motivation to comply
Norma subjektif
1. Pengaruh orang lain
2. Faktor emosional
Gambar 1. Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Fishben dan Azwar (2013) dalam Theory of Reasoned
Action (TRA)
19
F. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
G. Hipotesis
Ada hubungan antara keyakinan perilaku dengan sikap orang tua mengenai
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja di
Surakarta.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi (45.177)
𝑍21−𝛼/2 = Nilai statistik z untuk 𝛼 95% 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 1,96
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (2,3%)=
0,23
q = 1- p = 1- (0,23) = 0,77
d = Derajat penyimpangan yang digunakan (5%) = 0,05
Maka :
𝑁.(𝑍21−𝛼 )𝑝.𝑞
2
n=
𝑑2 .(𝑁−1)+ (𝑍21−𝛼 )𝑝.𝑞
2
45177.(1,96)2 .0,23.0,77
n= (0.05)2.(45177−1) + (1,96)2.0,23.0,77
30.265,6029
n= 113,609934
n=266,36 n = 267
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan sampel
minimal penelitian ini adalah 267 sampel. Upaya untuk mengantisipasi
efek non respon, jumlah sampel minimal yang harus diperhitungkan
dengan perkiraan jumlah subjek yang non respons, sehingga jumlah
subjek minimal yang diperlukan harus dikalikan faktor non respons
dengan rumus:
1
b. q = 1−𝑓
Keterangan :
q = Proporsi non respons (faktor non respons) = 10%
f = Persentase perkiraan efek non respons
Maka diperoleh besar sampel minimal dengan perkiraan efek non
respons sebagai berikut:
22
1
q = 1−𝑓
1
q = 1−0,1
q = 1,11
n = q x jumlah sampel minimal
n = 1,11 x 267
n = 296,37 = 297 responden
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Multistage Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan menggunakan rumus secara bertahap :
1) Tahap pertama (one-stage cluster):
n' = n x def
𝑛₀ 𝑉
n= 𝑛0 deff = (𝑝.𝑞)
(1+ 𝑁 ) 𝑛
𝑡² 𝑝.𝑞 𝑑
n₀ = 𝑑²
V = ( 𝑡 )²
𝑡² 𝑝.𝑞 𝑑
n₀ = 𝑑²
V = ( 𝑡 )²
𝑡² 𝑝.𝑞 𝑑
n₀ = 𝑑²
V = ( 𝑡 )²
23
Keterangan :
n' = Sampel untuk tahap pertama (one-stage cluster)
n'' = Sampel untuk tahap kedua (two-stage cluster)
n''' = Sampel untuk tahap ketiga (Three Stage Multi-Stage Cluster)
n = Sample untuk unit primer
n₀ = Sampel asumsi
d = Sampling error 5% (0,05)
t = Koefisien Kepercayaan 95% (1,96)
p & q = Parameter proporsi binomial (0,158 & 0,842)
deff = design effect
N = Populasi untuk unit primer
Maka :
Tahap pertama (one-stage cluster) menentukan kecamatan:
n' = 5 x 0,023
= 0,117 = 1
= 205 = 0,000625
205 0,000625
n= 205 deff = 0,158.0.842
(1+ 5 ) ( 5
)
=5 = 0,023
24
Tahap kedua (two-stage cluster) menentukan kelurahan :
n' = 11 x 0,052
= 0.572 = 1
= 205 = 0,000625
205 0,000625
n= 205 deff = 0,158.0.842
(1+ 11 ) ( 11
)
= 11 = 0,052
= 205 = 0,000625
205 0,000625
n= 205 deff = 0,158.0.842
(1+ 7 ) ( 7
)
=7 = 0,033
25
Tabel 1. Jumlah sampel setiap RW di Kelurahan Bumi
1. RW 1 5 125 2
2. RW 2 4 103 3
3. RW 3 4 69 6
4. RW 4 5 81 1
5. RW 5 3 70 4
6. RW 6 4 61 5
7. RW 7 3 41 7
Total 28 550
Sampel pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki remaja
15-19 tahun. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam penelitian ini
antara lain:
1) Kriteria inklusi
a) Bersedia menjadi responden.
26
b) Mempunyai remaja berusia 15-19 Tahun
c) Tinggal di Surakarta
2) Kriteria eksklusi
a) Saat penelitian tidak di Surakarta
b) Orang tua yang memiliki anak remaja gangguan mental
c) Remaja yang tidak tinggal satu rumah bersama orang tua
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi sebab
adanya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini, variabel
bebasnya adalah keyakinaan perilaku orang tua tentang pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja.
b. Variabel terikat (dependent Variabel)
Variabel terikat yaitu variabel yang akan berubah akibat
perubahan variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikatnya
adalah sikap orang tua mengenai pemberian pendidikan pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Sikap yaitu tanggapan orang tua mengenai pemberian pendidikan
seksualitas dan kesehatan reproduksi pada remaja.
1) Alat ukur : kuesioner
2) Cara ukur : wawancara
3) Skala : nominal
4) Kategori :
a) Positif (skor ≥ mean/median)
b) Negatif (skor < mean/median)
27
b. Keyakinan perilaku yaitu keyakinan orang tau mengenai dampak dari
pemberian pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi dari orang
tua ke remaja usia 15 – 19 tahun.
1) Alat ukur : kuesioner
2) Cara ukur : wawancara
3) Skala : nominal
4) Kategori :
a) Tinggi (skor ≥ mean/median)
b) Rendah (skor < mean/median)
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif yang diperoleh dari data mengenai kasus HIV/AIDS pada
remaja yang ada di wilayah Surakarta
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden berupa data tentang
keyakinan perilau dan sikap orang tua dalam pemberian pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja .
b. Data Sekunder
Data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu data kasus HIV/AIDS
pada remaja di Kota Surakarta dan Kantor Catatan Sipil Kota
Surakarta untuk mengetahui jumlah remaja yang ada di Kota Surakarta
3. Cara Pengumpulan Data
a. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kuesioner
b. Teknik Pengumpulan Data
28
Pengambialan data dengan menggunakan kuesioner yang di bagikan
kepada orang tua yang memiliki anak usia 15-19 tahun. Jawaban dari
kuesioner yang telah dihitung secara manual, dilakukan uji analisis
untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent dengan menggunakan uji statistik dengan skala yang
tersedia.
4. Langkah-langkah Penelitian
a. Tahap Persiapan
1) Peneliti melakukan perijinan pada instansi terkait
2) Peneliti melakukan survei pendahuluan terhadap kasus yang
terjadi pada remaja mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi
di wilayah Surakarta berkaitan dengan masalah penelitian tentang
hubungan keyakinan perilaku dengan sikap orang tua mengenai
pemberian pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi pada
remaja di Surakarta.
3) Peneliti yang telah melakukan survei pendahuluan kemudian
merumuskan penelitian dan menyusun proposal penelitian.
4) Proposal yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing.
5) Proposal yang telah disetujui oleh dosen pembimbing, penelitian
tersebut kemudian akan dipresentasikan di seminar proposal.
6) Peneliti akan melakukan revisi proposal penelitian
b. Tahap pelaksanaan
1) Proposal yang telah direvisi dan disetujui dosen pembimbing untuk
melanjutkan pada tahap penelitian, peneliti akan melakukan
perijinan.
2) Peneliti akan melakukan pengupulan data di lokasi penelitian
terhadap orang tua yang memiliki anak usia 15-19 tahun dengan
bantuan enumerator.
29
3) Peneliti melalui enumerator akan memberikan lembar informed
consent kepada orang tua yang memiliki anak usia 15-19 tahun
untuk ditanda tangani sebagai bukti kesanggupan menjadi
responden penelitian.
4) Peneliti menjelaskan cara menjawab kuesioner tersebut kepada
enumerator.
7) Peneliti yang dibantu enumator akan melakukan pengambilan data
terhadap orang tua dengan memberikan kuesioner hubungan
hubungan keyakinan perilaku dengan sikap orang tua mengenai
pemberian pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi pada
remaja di Surakarta.
5) Enumerator menjelaskan cara menjawab kuesioner tersebut kepada
responden
6) Peneliti mengumpulkan kembali dan mengecek kembali kuesioner
yang telah selesai diisi oleh responden dari enumerator.
c. Tahap Penyelesaian
1) Pengolahan data meliputi editing, scoriing, coding, entry, dan
tabulating.
2) Menganalisis hubungan dari masing-masing variabel yang telah
diteliti.
3) Penulisan laporan tentang hasil, pembahasan, dan kesimpulan
penelitian.
4) Ujian skripsi dan penyelesaian laporan.
F. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2012) pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Editing pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya
kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner,
30
sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh
peneliti.
2. Scoring, yaitu dengan memberikan nilai pada setiap item jawaban
pertanyaan dari variabel yang diteliti
3. Coding, melakukan pemberian kode berupa angka untuk memudahkan
pengolahan data. Angka yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Kode Sikap b. Kode Keyakinan Perilaku
0 : Positf 0 : Tinggi
1 : Negatif 1 : Rendah
4. Entry memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer
dengan menggunakan sistem atau program komputer.
5. Tabulasi mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan dalam tabel yang sudah di siapkan. Setiap pertanyaan yang
sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan
jumlah pertanyaan pada kuesioner.
G. Instrumen
1. Uji Validitas
Menurut Azwar dan Joedo (2014) validitas berasal dari kata valid
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Uji Validitas akan dilakukan di
Kecamatan Pasar Kliwon, karena mempunyai karakteristik wilayah yang
sama dan memiliki angka kejadian IMS tertinggi di Surakarta. Uji
Validitas menggunakan sampel 30 responden, untuk mengetahui validitas
kuesioner sikap, dan keyakinan perilaku maka peneliti menggunakan
rumus product moment.
31
r =
Keterangan:
R : koefisien korelasi antar variabel X dan Y
N : jumlah subjek
⅀X : skor masing-masing item
⅀Y : skor total
2. Uji Reliabilitas
Notoatmodjo ( 2010) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Uji Reliabilitas akan dilakukan di Kecamatan Pasar
Kliwon, karena mempunyai karakteristik wilayah yang sama dan memiliki
angka kejadian IMS tertinggi di Surakarta. Dalam penelitian ini
menggunakan dis-kontinum dengan skor pertanyaan nol dan satu KR.20.
Koefisien reliabilitas suatu instrument mempunyai angka yang berada
dalam rentang 0 sampai 1.00 jika koefisien reliabilitas mendekati angka
1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Suatu instrumen dikatakan
reliable jika koefisien >0,60 (Notoatmodjo, 2014).
Keterangan:
a) 𝑟11 = Koefisien realibilitas instrumen
b) 𝑘 = jumlah butir pertanyaan
c) kV𝑡 = varian skor total
d) 𝑀 = skor rata – rata
32
H. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Univariat
Analisis data yang dilakukan untuk mendeskripsikan variabel yang
diteliti dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
persentase dari variabel yang diteliti
2. Analisisi Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu keyakinan perilaku hubungan dengan variabel terikat
yaitu sikap orang tua mengenai pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi dan seksualitas dengan cara melakukan uji statistik Chi Square.
Namun, apabila Chi Square tidak memungkinkan karena nilai e > 25%
maka akan digunakan alternatif Fisher Exact. Analisis data dilakukan
dengan taraf kepercayaan 95% sehingga diketahui hubungan antara
variabel penelitian dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika nilai sig p < 0,05 (CI) 95%, Ha diterima, maka ada hubungan.
b. Jika nilai sig p ≥ 0,05 (CI) 95%, Ha ditolak, maka tidak ada hubungan.
Setelah mendapat p value, dilanjutkan dengan mencari nilai
asosiasi.Apabila datanya berbentuk nominal dengan table 2×2 adalah
koefisien phi. Kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan koefisien
phi yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2010):
1) 0,01 – 0,199 = Hubungan sangat lemah
2) 0,20 – 0,399 = Hubungan lemah
3) 0,40 – 0,599 = Hubungan cukup kuat
4) 0,60 – 0,799 = Hubungan kuat
33
DAFTAR PUSTAKA
IPPF & BZgA. (2018). Sexuality Education in Europe and Central Asia. State of the
art and recent development. An overview of 25 countries.
34
IPPF. (2017). Deliver and enable, toolkit: scaling up comprehensive sexuality
education, London.
Izugbara CO: Home-based sexuality education: Nigerian parents discussing sex with
their children. Youth & Society. 2008, 39 (4): 575-600.
Kemenkes RI. (2017). Laporan Perkembangan AIDS dan PIMS di Indonesia Jakarta:
Ditjen P2P Kemenkes Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
KPA Surakarta (2018). Analisa Situasi HIV, Sifilis & Hepatitis B dan Layanan Kota
Surakarta. Surakarta: KPA Surakarta
Mahmudah., Yaunin, Y., & Lestari, Y. (2016). Faktor faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 3(4), 111-121
Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
35
Notoatmodjo S. (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
KPA Surakarta (2018). Analisa Situasi HIV, Sifilis & Hepatitis B dan Layanan Kota
Surakarta. Surakarta: KPA Surakarta.
Sawyer, S.M., Afifi, R.A., Bearinger, L. H., Blakemore, S. J., Dick, B., Ezeh, A. C.,
& Patton, G. C. (2012). Adolescence: a foundation for future health. The
Lancet, 379(9826), 1630 – 1640.
Seno Aji. 2019. Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Aspek Sosial. Jakarta
36
Lampiran 1. Formulir Persetujuan Menjadi Responden
(........................................)
37
Lampiran 2. Lembar Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Alamat :
3. Jenis kelamin :L/P
4. Nama anak :
5. Jenis Kelamin anak :L/P
6. Jumlah anak :
7. Usia anak :
8. Serumah dengan remaja :
9. Status Pendidikan :
a. TK
b. SD
c. SMP/sederajat
d. SMA/sederajat
e. D3/Sarjana
10. Pekerjaan :
a. Buruh
38
b. Pedagang
c. Swasta
d. PNS
e. Wiraswasta
d. Lain-lain…
11. Penghasilan :
12. Tempat tinggal Remaja :
a. Serumah
b. Kontrak/Kost
13. Riwayat sakit Anak :
a. Paru-paru
b. Jantung
c. Gangguan Jiwa
d. lain-lain
B. Petunjuk Pengisian
4. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan dan yang anda pilih.
5. Saudara/I dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam
menjawab kuesioner.
6. Jawaban anda adalah jawaban pribadi yang tidak akan diketahui orang lain
dan akan terjamin kerahasiaannya karena hanya akan diperlukan dalam
penelitian ini saja.
39
C. Pertanyaan
No Pernyataan Jawaban
S TS
40
7. Saya yakin pemberian pendidikaan seksualitas dan
kesehatan reproduksi dari orang tua ke remaja
membuat remaja menjadi berpikir negatif tentang
seksualitas.
41
16. Saya yakin pemberian pendidikan seksualitas dan
kesehatan reproduksi dari orang tua ke remaja akan
membuat remaja lebih mudah mencari dukungan
perilaku seksual yang sehat.
42
24. Saya yakin pemberian pendidikan seksualitas dan
kesehatan reproduksi dari orang tua ke remaja dapat
menjelaskan kesetaraan gender pada remaja.
B. Sikap
NO Pernyataan S TS
43
7 Menurut Saya remaja akan tahu tentang kesehatan
reproduksi dengan sendirinya
44
18 Menurut Saya anak remaja belum memerlukan
pengetahaun kesehatan reproduksi dan seksualitas
45