Anda di halaman 1dari 117

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI


DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA
(di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)

TESIS

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan


Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

LAILA FURAIDA
NIM. S 541102048

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SU R A K
Aco Rmm
T iA t
t o u s er
2012

i
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI
DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA
(di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)

Disusun oleh :

LAILA FURAIDA
NIM : S 541102048

Nama Tanda Tangan Tangg al

Pembimbing I Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr.,SpPA(K) ………………………. ……………


NIP. 194903171976091001

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ………………………. ……………


NIP. 196611081990032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran

Dr. Hari Wujoso.,dr.,Sp.F.,MM


NIP. 196210221995031001
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI


DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA
(di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)

Disusun oleh :

LAILA FURAIDA
NIM : S 541102048
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji
Pada tanggal : Agustus 2012

Dewan Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dr. Hari Wujoso.dr.,Sp.F.,MM ……………………….


NIP. 196210221995031001

Sekretaris Ari Natalia Probandari,dr,MPH,Ph.D ……………………….


NIP. 1975122120050012001

Anggota Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr.,SpPA(K) ……………………….


NIP. 194903171976091001

Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ……………………….


NIP. 196611081990032001

Surakarta, Agustus 2012


Mengetahui Ketua Program Studi
Direktur PPS UNS Magister Kedokteran

Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS Dr. Hari Wujoso.dr.,Sp.F.,MM


NIP. 196107171986011001 NIP. 196210221995031001
commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama : Laila Furaida

Nim : S 541102048

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tesis berjudul Hubungan Antara

Kepribadian Dosen, Motivasi Dan Minat Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang adalah betul-betul karya

saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tesis tersebut diberi tanda

citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 02 Agustus
2012 Yang membuat
pernyataan

(Laila Furaida)

commit to user

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Hubungan antara Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat Belajar Mahasiswa
Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang”.
Penyusunan Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Program Pascasarjana di UNS.
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf atas kebijakannya yang telah
mendukung pelaksanaan penelitian dalam penulisan Tesis ini.
3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., MM, selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga yang telah memberi ijin untuk kelancaran penyusunan
tesis ini.
4. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
pembimbing II disela kesibukannya masih berkenan meluangkan waktu,
pikiran, tenaga dalam memberikan petunjuk, arahan bimbingan dan saran-
saran dalam penyusunan Tesis ini.
6. Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr, Sp.PA (K), selaku pembimbing I yang telah
memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.
7. Dr. M. Zainul Arifin, Drs, M.Kes, selaku Ketua Stikes ICME Jombang yang
telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

commit to user
8. Segenap Civitas Akademi Stikes ICME Kabupaten Jombang yang sangat
membantu dalam menyelesaikan Tesis ini.
9. Mahasiswa Stikes ICME Kabupaten Jombang yang sangat membantu dan
kooperatif sebagai responden dalam menyelesaikan Tesis ini.
10. Semua pihak yang membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam
penyusunan Tesis ini.
Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan,
mahasiswa dan para pembaca. Namun penulis menyadari bahwa Tesis ini masih
perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan
senang hati.
Akhirnya dengan tulus penulis berdoa semoga amal kebaikan semua pihak
mendapatkan pahala dan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Jombang, Agustus 2012

Penulis

commit to user
MOTTO

Ketekunan bisa membuat yang tidak mungkin jadi mungkin, membuat


kemungkinan jadi kemungkinan besar dan membuat
kemungkinan besar menjadi pasti

Janganlah biarkan orang lain lebih banyak tahu tentang dirimu, lakukanlah
dengan senang hati dan ketenangan jiwa. Yang membuat kamu menyadari
bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan
menghasilkan akibat yang benar.

Yakinlah bahwa Tuhan tidak memberi cobaan pada kita di luar batas
kemampuan kita, sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada
kemudahan.

commit to user
PERSEMBAHAN

Dengan Ketulusan dan Kerendahan hati kupersembahkan Tesis ini


kepada :

1. Allah S.W.T., yang telah menuntun hidupku dan memberikan anugerah


terindah selama ini, terima kasih atas segala Hidayah-Mu untuk selalu
bersyukur dan Ikhlas di jalan-Mu.

2. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang telah penuh keikhlasan selalu
menengadahkan kedua belah tangannya kepada Allah SWT demi kelancaran
dalam studi dan atas dukungan moril dan materiilnya serta kasih sayang
yang tiada henti.
3. Suamiku, terima kasih atas segala do’a, semangat dan kesabarannya.

4. Buat pembimbing Prof. Dr.dr. Ambar Mudigdo, SpPA (K) dan Dr. Nunuk
Suryani,M.Pd terima kasih atas bimbingan dan waktunya, serta seluruh
dosen dan staf Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta terima kasih
atas bimbingannya, semoga ilmu yang beliau berikan dapat bermanfaat di
kemudian hari.

5. Seluruh Civitas Akademi Stikes ICME Jombang, terima kasih atas bantuan
dan support yang diberikan.
6. Semua teman-teman seperjuangan terutama kelas Paralel I (Bunda Naning,,
Bunda Rini n’ the Group........dan semuanya) semoga ilmu yang kita terima
akan selalu membawa manfaat. Amin...

7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan, terima kasih banyak.

commit to user
ABSTRAK

LAILA FURAIDA, S541102048. 2012. HUBUNGAN ANTARA


KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr,Sp.PA (K), Dr.Nunuk Suryani,M.Pd,
Tesis : Program Studi Kedokteran Keluarga (Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan) Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar Belakang : Proses belajar mengajar mempunyai dua subjek yang berperan
yaitu dosen dan mahasiswa. Hal ini mengimplikasikan bahwa proses belajar
mengajar merupakan suatu proses interaksi dosen dan mahasiswa yang didasari
oleh hubungan yang bersifat tanggungjawab yang kompleks. Dosen tidak hanya
dituntut menguasai ilmu yang akan diajarkannya, tetapi juga dituntut
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan mahasiswa dan memberi
motivasi dan minat belajar untuk mencapai tujuan proses belajar mahasiswa, yaitu
prestasi belajar.
Tujuan : Menganalisis hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat
dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang.
Metode : kuantitatif korelasional, dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan ICME Jombang yang aktif belajar, dengan teknik
sampling yang digunakan adalah stratified random sampling didapatkan 77
mahasiswa sebagai responden. Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu
diadakan uji prasyarat analisis data untuk regresi linier.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kepribadian dosen dengan
prestasi belajar mahasiswa, (r = 0,400,  = 0,000); terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r = 0,353, 
= 0,002); terdapat hubungan yang bermakna antara minat belajar dengan prestasi
belajar mahasiswa (r = 0,285,  = 0,012); variabel yang paling berhubungan
dengan prestasi belajar adalah kepribadian dosen (B = 0,309, uji T menunjukkan 
= 0,002). Hasil analisis statistik juga menemukan bahwa prestasi belajar
berdasarkan nilai koefisien determinasinya 16 % ditentukan oleh variabel
kepribadian dosen; 12,4% ditentukan oleh motivasi belajar mahasiswa dan 0,81%
ditentukan oleh minat belajar, sisanya ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dilakukan pada penelitian ini.
Kesimpulan : terbukti bahwa kepribadian dosen, motivasi dan minat belajar
sangat menentukan hasil pembelajaran mahasiswa, sehingga dibutuhkan dosen
sebagai fasilitator untuk mendukung berkembangnya minat dan motivasi
mahasiswa untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Kata kunci : Kepribadian Dosen, Motivasi, Minat, Prestasi Belajar
commit to user
ABSTRACK

LAILA FURAIDA, S541102048. 2012. RELATIONSHIP BETWEEN THE


LECTURER PERSONALITY, MOTIVATION AND INTEREST TO
STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT in D-III Study Program of
Midwifery Stikes ICME Jombang. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr,Sp.PA (K),
Dr.Nunuk Suryani,M.Pd, Thesis : Studies Program of Family Medicine (Main
Interest in Health Professions Education) Post Graduate Program Sebelas
Maret University.

Background: The process of learning the two subjects who had a role that faculty
and students. This implies that the process of learning is a process of interaction
of faculty and student relationships are based on a complex responsibility.
Lecturers are required to master not only science that will be taught, but also
required showing the personality to be a role model and gives students motivation
and interest in learning to achieve student learning goals, the learning
achievement.

Objectives: To analyze the relationship between teacher personality, motivation


and interest in learning achievement of students in D-III Prodi Midwifery Stikes
ICME Jombang.

Methods: quantitative correlation, the cross sectional design. The population in


this research were all students Prodi D-III College of Health Science Midwifery
ICME Jombang active learning, with the sampling technique used was stratified
random sampling found 77 students as respondents. Before the data analysis
carried out, first held the prerequisite test data for linear regression analysis.

Results: There was a significant association between the personality of a lecturer


with student learning achievement, (r = 0.400,  = 0.000); there is a significant
relationship between motivation to learn with student learning achievement (r =
0.353,  = 0.002); there is a significant association between interest in learning
with student learning achievement (r = 0.285,  = 0.012); variables most
associated with the interest of student lecturer personality (B = 0.309, T test
showed  = 0.002). The results of statistical analysis also found that learning
achievement based on the value of the coefficient of determination of 16% is
determined by the teacher personality variables; 12.4% determined by the
motivation of students and 0.81% determined by the interest in learning, the rest is
determined by other variables were not followed in this research.

Conclusion: lecturer proved that personality, motivation and interest in learning is


to determine student learning outcomes, so it takes a lecturer as a facilitator to
support the development of student interest and motivation to obtain an optimal
learning achievement.
co m m i t t o u s e r
Keywords: Lecturer Personality, M o t iv a ti o n , I n terest, Learning Achievement
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
ABSTRAK............................................................................. ..................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Perumusan Masalah............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KajianTeori.......................................................................... 8
1. Kepribadian Dosen ....................................................... 8
2. Konsep Motivasi........................................................... 14
3. Konsep Minat ............................................................... 25
4. Prestasi Belajar ............................................................. 28
B. Penelitian yang Relevan ...................................................... 43
C. Kerangka Berfikir................................................................ 44
D. Hipotesis Penelitian........................................................... .. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
c o m m it to u se r
A. Jenis Penelitian ..... .. .. ... ... . .. . ... ... . .. ........................................
48
B. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................. 48
C. Populasi dan Sampel............................................................ 48
D. Variabel Penelitian ............................................................. 49
E. Definisi Operasional............................................................ 49
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 51
G. Metode Pengumpulan Data ................................................. 58
H. Teknik Analisa Data ............................................................ 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................... 64
B. Hasil Penelitian .................................................................. 64
1. Deskriptif Data ............................................................ 65
2. Uji Prasyarat ................................................................. 67
3. Pengujian Hipotesis ...................................................... 69
C. Pembahasan ....................................................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 84
B. Implikasi Penelitian ........................................................... 84
1. Implikasi Teoritis ........................................................ 84
2. Implikasi Praktis ......................................................... 85
C. Saran ................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perhitungan Sampel yang Digunakan .................................... 49

Tabel 3.2 Definisi Operasional................................................................. 49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kepribadian Dosen................................... 51

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ................................................... 52

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat ........................................................ 52

Tabel 3.6 Kategori Nilai Prestasi Belajar................................................. 53

Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Kepribadian ........ 54

Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Motivasi ............ 55

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Minat................... 56

Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Reliability Statistic Kusioner Kepribadian


Dosen, Motivasi, dan Minat ..................................................... 58

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepribadian Dosen Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 65

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Prodi D III Kebidanan Stikes
ICME Jombang ...................................................................... 65

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 66

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 66

Tabel 4.5 Normalitas Data Kepribadian Dosen di Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 67

Tabel 4.6 Normalitas Data Motivasi Mahasiswa Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 67

Tabel 4.7 Normalitas Data Minat Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang ............................................................ 68
commit to user
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Anova Variable
Predictor Minat, Kepribadian Dosen, Motivasi Mahasiswa di
Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ........................ 68

Tabel 4.9 Hasil Uji Independensi Kotak Modal Summary Variable


Predictor Minat, Kepribadian Dosen, Motivasi Mahasiswa di
Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ......................... 69

Tabel 4.10 Analisis Hubungan Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat


dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan
Stikes ICME Jombang ............................................................ 69

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Kepribadian


Dosen, Motivasi dan Minat dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang 71
.........................
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Summary
prediktor Prestasi Belajar mahasiswa di Prodi D III
Kebidanan Stikes ICME Jombang 71
............................................................
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Coefficients
Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat dengan Variabel Prestasi
Belajar Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME
Jombang ................................................................................. 74

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Anova Variabel
Predictor Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III
Kebidanan Stikes ICME Jombang 74
............................................................

commit to user
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 :Kerangka konsep hubungan antara kepribadian dosen,


motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa......... 46

commit to user
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Pengantar
Lampiran 4 Lembar Informed
Consent
Lampiran 5 Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi
Lampiran 8 Kuesioner Uji Coba Variabel Minat
Lampiran 9 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepribadian
Dosen Lampiran 10 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi
Lampiran 11 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Kepribadian Dosen
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Motivasi
Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Minat
Lampiran 15 Hasil Uji Reliabilitas Kepribadian Dosen
Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi
Lampiran 17 Hasil Uji Reliabilitas Minat
Lampiran 18 Hasil Normalitas Kepribadian Dosen
Lampiran 19 Hasil Normalitas Motivasi
Lampiran 20 Hasil Normalitas Minat
Lampiran 21 Kuesioner Penelitian Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 22 Kuesioner Penelitian Variabel Motivasi
Lampiran 23 Kuesioner Penelitian Variabel Minat
Lampiran 24 Tabel Induk Data Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 25 Tabel Induk Data Variabel Motivasi
Lampiran 26 Tabel Induk Data Variabel Minat
Lampiran 27 Tabel Induk Data Variabel Prestasi Belajar
Lampiran 28 Rekapitulasi Tabulasi Data
Lampiran 29 Analisis SPSS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tugas pemerintah

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk

merealisasikan amanat tersebut dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3

ditegaskan bahwa ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar (PBM)

merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses inilah tujuan

pendidikan akan tercapai dalam bentuk perubahan perilaku peserta didik

(Slameto, 2010). Kegiatan belajar-mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha

yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh

lembaga. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas institusional itu, guru

(dosen) menempatkan kedudukan sebagai figure sentral. Di tangan para gurulah

(dosen) terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan. Setidaknya ada tiga unsur yang harus terdapat dalam proses belajar

mengajar, yaitu siswa/mahasiswa dengan segala karakteristiknya untuk


commit to user

1
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac2.id

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan

belajar; guru/dosen yang mengusahakan terciptanya situasi dalam mengajar

sehingga terjadinya proses pengalaman belajar; dan tujuan yaitu sesuatu yang

diharapkan setelah adanya kegiatan belajar. Dengan demikian proses belajar

mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa

(mahasiswa) dan guru (dosen) dalam rangka mencapai tujuannya. (Syamsudin,

2007).

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat (UU No. 14 tahun 2005). Dosen merupakan salah satu komponen

esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan

tanggungjawab dosen sangat bermakna dalam mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang

maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk menjalankan fungsi, peran, dan

kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional

(Depdiknas, 2008). Setiap guru (dosen) profesional harus menguasai pengetahuan

yang mendalam dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan

syarat yang penting di samping keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab itu

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac3.id

dosen berkewajiban menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan, dan

lain-lain kepada mahasiswa (Hamalik, 2010).

Karakteristik dosen sangat diperlukan dalam proses belajar salah satunya

kepribadian. Menurut Hamalik (2010) kepribadian setiap guru (dosen) harus

memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya (mahasiswa), orang tua

dan masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan

pengajaran secara efektif. Karena itu guru (dosen) wajib berusaha memupuk sifat-

sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang

disenangi oleh pihak luar (ekstern).

Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua

unsur manusiawi, yakni siswa (mahasiswa) sebagai pihak yang belajar dan guru

(dosen) sebagai pihak yang mengajar (Sardiman, 2011). Dalam proses interaksi

diharapkan pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada

siswa, agar siswa dapat melakukan belajar secara optimal (Sardiman, 2011).

Dengan memberikan motivasi kepada siswa (mahasiswa) akan terbentuk suatu

minat karena motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat, sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan

berjalan lancar kalau disertai dengan minat (Sardiman, 2011).

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan sesuatu dalam memcpoemlamjariit tmo autseerir pelajaran yang

dinyatakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac4.id

bentuk nilai setiap mata kuliah setelah mengalami proses belajar mengajar

(Ridwan, 2008).

Banyak faktor yang menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang

baik, yaitu faktor internal dan eksternal yang meliputi motivasi atau dorongan,

minat dan karakteristik atau kepribadian dosen. Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2011 dengan cara observasi data hasil

nilai prestasi belajar Kelas II-A Semester III Prodi D-III Kebidanan STIKES Icme

Jombang tercatat dari 45 mahasiswa dengan nilai IP pada Semester II didapatkan

nilai IP yang tergolong dengan pujian (cumlaude) sebanyak 4,5%, sangat

memuaskan (excellent) 56,8% dan memuaskan (satisfied) 38,6%. Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa kelas II-A tergolong sangat baik.

Prestasi mahasiswa tersebut tidaklah lepas dari faktor yang mempengaruhi

salah satunya karakteristik dosen pengajar. Dari hasil pengisian kuesioner oleh

mahasiswa didapatkan kepribadian dosen dengan kriteria kooperatif, sikap

demokratis 36,4%; ramah dan menghormati orang lain 56,8%; sabar 56,8%;

perhatian yang luas 2,3%; penampilan yang sopan dan mengindahkan tata krama

20,4%; jujur dan tidak berat sebelah 24,4%; memiliki selera humor (sense of

humor) 22,7%; menaruh perhatian pada persoalan mahasiswa 11,4%; luwes dalam

tindakan 2,3% dan menguasai keterampilan mengajar 70,4%.

Dari segi motivasi dan minat belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan

belajar, peneliti melakukan penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa sebanyak

45 mahasiswa tentang pernyataan mahasiswa mendapatkan motivasi atau

dorongan pada saat proses belajar mengajar di STIKES ICME Jombang

didapatkan bahwa mahasiswa ycaonmgmimt etonyuastearkan mendapatkan

motivasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac5.id

dorongan dari dosen pengajar sebanyak 80,5%, dan yang tidak merasa

mendapatkan motivasi atau dorongan dari dosen pengajar dalam proses belajar

mengajar sebanyak 19,5%. Dari hasil pernyataan mahasiswa yang mendapatkan

motivasi atau dorongan dari dosen dalam proses belajar mengajar sebanyak

80,5%, hal ini menunjukkan secara langsung bahwa minat mahasiswa dalam

proses belajar mengajar di STIKES ICME Jombang sangatlah besar, yaitu

sebanyak 80,5%, dimana menurut Sardiman (2011) menyatakan bahwa motivasi

sangat erat hubungannya dengan minat, sehingga tepatlah kalau minat merupakan

alat motivasi yang pokok.

Berdasarkan fenomena di atas tersebut, untuk mengetahui apakah

kepribadian dosen, motivasi dan minat berhubungan dengan prestasi belajar perlu

pembuktian melalui penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kepribadian

Dosen, Motivasi dan Minat dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D-III

Kebidanan Stikes ICME Jombang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dari

penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Masih ditemukan karakteristik atau kepribadian yang dimiliki oleh dosen

Stikes ICME Jombang yang tidak semua mahasiswa menyukainya, hal ini

sangat mempengaruhi tujuan dari proses belajar mengajar (prestasi) secara

menyeluruh.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac6.id

2. Masih ditemukan mahasiswa yang tidak merasakan mendapatkan motivasi

atau dorongan belajar, hal ini sangat mempengaruhi proses belajar (prestasi)

secara menyeluruh.

3. Masih ditemukan minat yang kurang mahasiswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar, hal ini dapat mempengaruhi tujuan dari proses belajar

(prestasi) secara menyeluruh.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci, sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa ?

2. Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa ?

3. Adakah hubungan antara minat dengan prestasi belajar mahasiswa ?

4. Adakah hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan

prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat

dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME

Jombang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar

mahasiswa.

b. Untuk mengetahui hubungan antcaorammmoittivtoasui sdeerngan prestasi belajar


mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac7.id

c. Untuk mengetahui hubungan antara minat dengan prestasi belajar.

d. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat

dengan prestasi belajar mahasiswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Dapat membuktikan secara empiris atau teori-teori hubungan antara

kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar.

2. Praktis

a. Diharapkan dapat memberikan informasi terhadap institusi pendidikan bahwa

tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik apabila disertai

dengan adanya kepribadian dosen, motivasi dan minat mahasiswa yang baik.

b. Diharapkan dapat diterapkan hasil penelitian ini untuk memperbaiki prestasi

belajar mahasiswa secara menyeluruh dengan memperhatikan faktor

kepribadian dosen, motivasi dan minat.

c. Diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kepribadian Dosen

a. Pengertian Kepribadian dosen

Menurut Allport (1971) kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis

dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya

yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Dengan

demikian, berdasarkan definisi Allport tersebut, kepribadian memiliki beberapa

unsur, yakni : 1) kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata

lain, ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat; 2) organisasi tersebut

terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal yang berada di luar diri

individu; 3) organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap

individu terhadap lingkungannya. Sedangkan Koentjaraningrat (1980)

menyebutkan kepribadian atau personality sebagai susunan unsur-unsur akal dan

jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap

individu manusia (Sobur, 2009:300). McLeod dalam Ridwan (2006) mengartikan

kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan batasan-batasan tersebut maka yang dimaksud dengan

kepribadian dosen ciri-ciri psikocfoismikmiattatou ursoehrani jasmani yang

kompleks dari

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac9.id

individu sehingga tampak dalam tingkah laku khas dalam diri seorang dosen dan

digunakan untuk memberikan pengajaran pada peserta didiknya.

b. Unsur-unsur Kepribadian Dosen

Menurut Wijaya dalam Ridwan (2007) keberhasilan seorang dosen dalam

proses belajar mengajar harus didukung oleh kemampuan pribadiannya yang meliputi

1) Kemantapan dan integritas pribadi

Seorang dosen dituntut untuk dapat bekerja secara teratur dan konsisten,

tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya sebagai dosen. Kemantapannya

dalam bekerja hendaknya menjadi karakteristik pribadinya sehingga pola hidup

seperti ini terhayati oleh mahasiswa. Kemantapan dan integritas pribadi tidak

terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui proses belajar yang sengaja

diciptakan. Melalui integritas dan kemantapan pribadi yang tinggi maka setiap

permasalahan yang dihadapi akan terpecahkan dan akan berpengaruh terhadap

ketenangan proses belajar mengajar.

2) Peka terhadap perubahan dan pembauran

Dosen harus peka terhadap perubahan yang sedang berlangsung di kampus

maupun yang sedang berlangsung di sekitarnya. Hal ini dimaksudkan agar

kegiatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi tetap konsisten dengan kebutuhan

lingkungan sekitar dan tidak ketinggalan zaman. Pembaharuan terhadap pengetahuan

kependidikan merupakan suatu upaya lembaga pendidikan menjembatani masa

kurikulum atau metodologi


pengacjaormanmyitatnog ubsaerru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac9.id
sekarang dengan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan program

kurikulum atau metodologi


pengacjaormanmyitatnog ubsaerru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c0.i
d

3) Berpikir alternatif

Dosen harus berpikir dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi

dalam proses perkuliahan atau proses belajar mengajar. Dosen juga harus mampu

memberikan berbagai alternatif jawaban dan memilih salah satu alternatif tersebut

untuk kelancaran perkuliahan atau proses belajar mengajar.

4) Adil, jujur dan objektif

Beberapa sifat berikut harus dimiliki oleh seorang dosen, yaitu adil, jujur

dan objektif. Seorang dosen harus adil, jujur dan objektif dalam memberlakukan

dan juga menilai mahasiswa dalam proses perkuliahan atau proses belajar

mengajar. Adil diartikan sebagai kemampuan menempatkan sesuatu pada

tempatnya. Jujur adalah tulus ikhlas dan menjalankan fungsinya sebagai dosen,

sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku. Objektif artinya benar-

benar menjalankan aturan dan kriteria yang telah ditetapkan.

5) Berdisplin dalam menjalankan tugas

Pengertian disiplin dalam pendidikan adalah keadaan tenang atau

keteraturan sikap dan keteraturan tindakan. Disiplin merupakan salah satu alat

untuk mencapai tujuan pendidikan. Agar disiplin dapat dilaksanakan dalam proses

pendidikan maka perlu melaksanakan tata tertib dengan baik, oleh dosen maupun

oleh mahasiswa. Dosen juga harus tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan

yang berlaku serta menguasai diri serta introspeksi.

6) Ulet dan tekun bekerja

Keuletan dan ketekunan dalam bekerja dalam tanpa mengenal lelah dan

tanpa pamrih merupakan hal yang harus dimiliki oleh dosen. Dosen tidak akan
c o m m it to u s e r
putus asa apabila menghadapi keg a g al an d an t e r us berusaha untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c1.
id

7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya

Agar dapat mencapai hasil kerja yang baik, seorang dosen harus

meningkatkan diri, mencari cara-cara baru, menjaga semangat kerja,

mempertahankan dedikasi dan loyalitas yang tinggi agar mutu pendidikan selalu

meningkat, pengetahuan umum yang dimiliki selalu bertambah.

8) Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak

Dosen harus simpatik dan menarik karena dengan sifat ini akan disenangi

oleh para mahasiswa. Keluwesan juga harus dimiliki oleh dosen karena dengan

sifat ini dosen akan mampu bergaul dan berkomunikasi dengan baik.

Kebijaksanaan dan kesederhanaan akan menjalin keterkaitan batin antara dosen

dan mahasiswa. Keterikatan tersebut akan membuat seorang dosen dapat

mengendalikan proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

9) Bersifat terbuka

Dosen harus siap setiap saat untuk mendiskusikan apapun dengan

lingkungan tempat ia bekerja, baik dengan mahasiswa, orang tua, rekan kerja atau

dengan masyarakat sekitar kampus. Dosen diharapkan mampu menampung aspirasi

berbagai pihak, bersedia menjadi pendukung dan terus berusaha meningkatkan

serta memperbaiki suasana kehidupan sekolah berdasarkan kebutuhan dan

tuntutan dari berbagai pihak.

10) Berwibawa

Seorang dosen harus menjadi role model bagi para mahasiswanya. Dosen

harus dapat dengan baik, berdisiplin dan tertib dalam melakukan pekerjaan.

Dengan demikian mahasiswa akan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku

sesuai dengan apa yang telah dijelcaosmkamnitolteohudsoersen.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c2.
id

c. Karakteristik Keperibadian Seorang Dosen

Menurut Syah (2010) mengemukakan dua karakteristik kepribadian dosen

yang berkaitan dengan keberhasilan dosen dalam mengeluti profesinya, sebagai

berikut :

1) Fleksibelitas kognitif dosen

Fleksibelitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan

berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam

tertentu. Dosen yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan

berpikir dan beradaptasi, memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan

ranah cipta yang prematur (terlalu dini) dalam pengamatan dan pengenalan, serta

mampu berpikir kritis. Dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas kognitif dosen

terdiri atas tiga, yakni : a) dimensi karakteristik dosen; b) dimensi sikap kogniti

dosen terhadap mahasisw; dan 3) dimensi sikap dosen terhadap materi perkuliahan

dan metode perkuliahan.

2) Keterbukaan psikologi pribadi dosen

Keterbukaan psikologi dosen merupakan dasar kompetensi profesional

(kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) pembelajaran yang harus

dimiliki oleh setiap dosen. Alasan perlunya keterbukaan psikologi pribadi dosen :

a) Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang

perlu dimiliki dosen untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.

b) Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan

antarapribadi dosen dengan mahasiswa yang harmonis, sehingga mendorong

mahasiswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c3.
id

Dosen yang terbuka secara psikologis ditandai dengan kesediaannya yang

relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstrem

antara lain : mahasiswa, teman kerja, dan lingkungan pendidikan tempatnya

bekerja, mau menerima kritik secara ikhlas, memiliki empati yakni respon afektif

terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain.

Di samping, kedua karakterstik kepribadian dosen di atas, Sutadipura

dalam Ridwan (2006) menyatakan 12 karakteristik seorang dosen, yaitu :

1) Kooperatif, sikap demokratis.

2) Ramah dan menghormati orang lain.

3) Sabar.

4) Perhatian yang luas.

5) Penampilan yang sopan dan mengindahkan tatakrama.

6) Jujur dan tidak berat sebelah.

7) Memiliki selera humor (sense of humor).

8) Perangai dan tingkah laku yang baik

9) Menaruh perhatian pada persoalan mahasiswa.

10) Luwes dalam tindakan.

11) Menggunakan penghargaan dan pujian.

12) Menguasai keterampilan mengajar

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pribadi dosen

sangat menentukan bagi keberkesanan dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai

pengajar. Kepribadian dosen ti d a k h a n ya m enjadi dasar bagi


c o m m i t to use r

dosen untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c4.
id

berperilaku, akan tetapi menjadi keteladanan bagi mahasiswa yang dapat

menimbulkan dorongan dan minat belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan

proses belajar (prestasi). Pada penelitian ini, kepribadian dosen akan diukur

berdasarkan variabel di atas dengan dimensi-dimensi yang ada di dalamnya.

2. Motivasi

a. Pengertian

Menurut Adi, Isbandi Rukminto (1994) dalam Hamzah (2011) Istilah

motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan

dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga

munculnya sesuatu tingkah laku tertentu.

Menurut Mc Donald, Frederick yang dikutip Sardiman (2011) mengatakan

bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya Feeling dan didahului tanggapan terhadap adanya tujuan.

Pengertian ini mengandung tiga elemen penting, sebagai berikut :

1) Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa energi di

dalam system Neurophysiological yang ada pada organisme manusia, karena

menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu sendiri muncul dari

dalam diri manusia). Penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/Feeling afeksi seseorang. Motivasi

relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan afeksi dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku it to user


mancuosmiam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c5.
id

3) Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi dapat

juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, jadi motivasi ini dapat

dirangsang oleh faktor dari luar, walau motivasi itu sendiri tumbuhnya dari

dalam diri seseorang.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu

sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan

persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak

atau melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau

keinginan.

b. Teori-teori Motivasi

Ada banyak teori-teori tentang motivasi yang telah dikemukakan oleh para

ahli, antara lain :

1) Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan

memiliki berbagai kebutuhan :

a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas

Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu

mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi

orang tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja adalah bertentangan

dengan

pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa
gembira.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c6.
hakikat anak. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan id
belajar bahwa
commit to user

pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa
gembira.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c7.
id

b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk

banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang

dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesempatan pada orang

lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasaan dan kebahagiaan

tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat

diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak itu rela bekerja atau

para siswa itu rajin atau belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan

sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya.

c) Kebutuhan untuk mencapai hasil

Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau

disertai dengan ”pujian”. Aspek ”pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang

untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau usaha

belajar itu tidak dihiraukan orang lain atau guru atau orang tua misalnya, boleh

jadi kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar-mengajar

istilahnya perlu dikembangkan unsur reinforcement. Pujian atau reinforcement

ini harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi

kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang

optimal, sehingga ada ”sanse of succes”. Dalam kegiatan belajar-mengajar,

pekerjaan atau kegiatan itu harus dimulai dari yang mudah/sederhana dan

bertahap menuju sesuatu yang semakin sulit/kompleks.

d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin menimbulkan

rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi
commit to user
dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c8.
id

keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau

hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap

lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting

dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi

mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.

2) Hiererki kebutuhan Maslow

Dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hiererki, maksudnya

motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini

ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan,

yaitu :

a) Kebutuhan fisiologis, perti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan

sebagainya.

b) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut

dan kecemasan.

c) Kebutuhan akan cinta dan kasih : kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat

atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

(Sardiman, 2011)

Di samping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui :

1) Teori insting

Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti

tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dkatakan selalu berkait dengan

insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya

kebutuhan

seolah-olah tanpa
dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c9.
id

2) Teori fisiologis

Teori ini juga disebut “behaviour theories” menurut teori ini semua

tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan

organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan

primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain

yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul

perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup.

3) Teori Psikoanalitik

Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-

unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia

karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori

adalah Freud.

(Sardiman, 2011)

b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motrivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang
c o m m i t t o us er
akan menghadapi ujian deng a n h a r a p an d apat lulus, tentu akan
melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c10.
id

kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu

atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

(Sardiman, 2011)

c. Macam-macam Motivasi

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak

lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya : dorongan

untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk

beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif

yang diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N.

Frandsen memberikan istilah jenis motif physiological drives.

b) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari sebagai contoh :

dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk

mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut

dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup

dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi

itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru

dengan kemampuan berhubungan, kerja

(Sardiman, 2011)

2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a) Motivasi kebutuhan organis

Motivasi ini sama dengan motivasi physiological drives, misalnya :


commit to user
kebutuhan minum, makan dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c0.i
d

b) Motivasi darurat

Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar, misalnya : dorongan

untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan lain-lain.

c) Motivasi objektif

Motivasi ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

manipulasi untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan untuk

dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

(Sardiman, 2011)

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

(a) Motivasi jasmaniah, misalnya : refleks, intrinsik otomatis dan nafsu.

(b) Motivasi rohaniah adalah kemauan. Kemauan seseorang timbul melalui

empat momen yaitu sebagai berikut :

(1) Momen timbulnya alasan

Timbulnya alasan-alasan baru sehingga seseorang itu melakukan

sesuatu kegiatan baru.

(2) Momen pilih

Sesuatu keadaan dimana alternatif-alternatif atau alasan-alasan yang

ada mengakibatkan persaingan, sehingga seseorang akan menimbang-

nimbang dari berbagai alternatif atau alasan itu untuk kemudian

menentukan pilihan alternatif atau alasan yang akan dijalankan.

(3) Momen putusan

Persaingan antara berbagai alternatif atau alasan sudah barang tentu

akan berakhir dengan pilihannya satu alternatif atau alasan. Alternatif


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c1.
id

atau alasan yang telah dipilih inilah yang menjadi putusan untuk

dikerjakan.

(4) Momen terbentuknya kemauan

Kalau seseorang sudah menetapkan suatu putusan untuk dikerjakan

maka timbul dorongan pada diri seseorang itu untuk bertindak

melaksanakan putusan itu.

(Sardiman, 2011)

4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik

(a) Motivasi intrinsik

Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,

tidak usaha ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin

mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi

tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang

dimaiksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan

yang terkandung di dalam perbuatan siswa itu melakukan belajar, mareka

betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar

dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang

lain-lain (Sardiman, 2011).

(b) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu

siswa (mahasiswa) yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c2.
id

belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang

tua, guru dan seterusnya (Syah, 2011).

d. Bentuk-bentuk motivasi

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi intrinsik maupun

ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar (mahasiswa) dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam kegiatan belajar-mengajar

peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,

pelajar (mahasiswa) dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Bentuk-bentuk motivasi, meliputi : memberi angka, hadiah, saingan/ kompetisi,

ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman/tata tertib,

hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui (Sardiman, 2011).

1) Mengetahui angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak

siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga

siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

3) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk


c o m m i t to u s e r
mendorong belajar siswa. Per s ai n ga n , b a i k persaingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c3.
id

persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur

persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan,

tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan memper-

taruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup

penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi

yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah

simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para

siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi

yang harus diingat oleh guru (dosen) adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap

hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru (dosen)

harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada

siswanya.

6) Mengetahui hasil ujian

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil

belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c4.
id

7) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan

baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif

dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini

merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta

sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami

prinsip-prinsip pemberian hukuman.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang

tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada

motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan

berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat

dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :

(a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

(b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.


commit to user
(c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c5.
id

(d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan

yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan

timbul gairah untuk terus belajar.

(Sardiman, 2011)

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi

merupakan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan

belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah

pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar (prestasi).

3. Konsep Minat

a. Pengertian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang. Diperhatikan

terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,

karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum

tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan

perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2010).

Menurut Sobur (2009) mengemukakan bahwa keinginan atau minat dan

kemauan atau kehendak sangat corak perbuatan yang akan diperlihatkan

seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak

mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia
commit to user
tidak akan bisa mengikuti proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c6.
id

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Bernard dalam Sardiman (2011) minat timbul tidak secara tiba-

tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan,

sehingga minat akan selalu berkait dengan kebutuhan keinginan.

c. Aspek-Aspek minat

Menurut Sobur (2009), minat atau keinginan ini erat hubungannya dengan

kondisi psikis, seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya.

Berminat dalam melakukan aktivitas belajar, maka peserta didik tersebut

menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang baik (Hadis dan Huhayati, 2010).

Menurut Bloom bersama dengan David Krathwol bahwa minat termasuk dalam

taksonomi afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima

kategori :

1) Penerimaan (receiving)

Penerimaan merupakan sensitivitas individu terhadap rangsang dari

fenomena- fenomena tertentu, di mana individu tersebut mau menerima atau

memperhatikan rangsangan dari fenomena tersebut. Kategori penerimaan ini

dibagi menjadi tiga sub kategori yang terdiri dari : a) kesadaran terhadap sesuatu

yang ada dalam satu situasi, baik berupa fenomena atau objek; b) Kemauan untuk

menerima sub kategori yang menggambarkan tingkah laku individu yang mau

menerima stimulus atau dengan kata lain, individu mempunyai kemauan untuk

menerima rangsang yang ditimbulkan oleh fenomena; c) pengontrolan atau

perhatian yang terpilih yaitu perhatian terhadap rangsang atau fenomena objek

individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c7.
yang telah dipilih id

individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c8.
id

2) Menanggapi (responding)

Menanggapi merupakan perhatian yang aktif terhadap benda yang

menimbulkan rangsang pada diri individu atau fenomena-fenomena tertentu . pada

kategori ini, individu akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan objek atau

fenomena yang telah dipilih. Kategori menanggapi dibagi tiga yaitu : a)

persetujuan untuk menanggapi yang merupakan respon untuk menunjukkan

adanya ketaatan atau kerelaan individu terhadap aturan-aturan yang berkaitan

dengan objek atau fenomena; b) kemauan untuk menanggapi yaitu kemauan

sukarela individu untuk melakukan suatu aktivitas; c) kepuasan untuk menanggapi

yaitu tindakan yang disertai perasaan puas setelah melakukan aktivitas.

3) Penilaian (valuating)

Penilaian merupakan kategori yang menunjukkan penilaian dasar atas

suatu rangsang fenomena, objek atau subjek. Kategori ini dibagi menjadi tiga

yaitu : a) menerima nilai yang merupakan penerimaan secara emosional terhadap

objek atau fenomena tertentu. Hal ini juga menunjukkan suatu kepercayaan

individu terhadap objek atau fenomena berdasarkan nilai objek atau fenomena

tersebut; b) pemilihan pada suatu nilai yaitu pilihan individu terhadap objek atau

fenomena sesuai dengan keinginan atau kesukaannya; c) tanggung jawab yang

menunjukkan adanya keyakinan dan ketentuan seseorang dalam berbuat yang

berpegang pada suatu nilai.

4) Organisasi (organization)

Organisasi dapat menggambarkan tujuan awal dari pembentukan suatu

sistem nilai. Organisasi ini dibagi atas dua sub kategori yaitu : a) penggambaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c9.
id

suatu nilai yang menunjukkan adanya kualitas abstraksi. Individu akan

memperoleh kesempatan untuk melihat hubungan antara nilai dengan konsep

yang akan dilihat; b) pengorganisasian suatu nilai merupakan konsep yang

diperoleh individu untuk dibawa bersama-sama dengan nilai yang kompleks

dalam suatu kumpulan nilai.

5) Pencirian (characterization)

Pencirian merupakan kategori yang menunjukkan adanya sikap dan sistem

nilai yang menjadi pandangan hidup. Pencirian ini dibagi atas : a) hal-hal yang

umum, yaitu menyangkut jenis ketidaksadaran yang cenderung beroperasi secara

konsisten dan dapat diperkirakan polanya. Misalnya tentang orientasi dasar

kehidupan yang akan datang; b) ciri khas yaitu merupakan refleksi dari puncak

proses penerimaan lisan. Sehingga didapatkan tujuan yang sesuai dengan

pandangan orang atau filsafat hidup yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat peserta

didik secara umum dapat diartikan rasa tertarik dalam melakukan aktivitas belajar

yang ditunjukkan sikap dan perilaku belajar yang baik sehingga tujuan proses

belajar mengajar (prestasi) dapat dicapai dengan baik.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Menurut Hamalik (2010) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan melainkan kelakuan. Sedangkan menurut Slameto (2010) secara


commit to user
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a2c10.
id

laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Suatu proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari

atau tidak disadari. Dari proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil,

yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan

pembelajaran atau hasil belajar (prestasi). Tetapi agar memperoleh hasil yang

optimal, proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta

terorganisasi secara baik (Sardiman, 2011). Menurut Syah (2010) evaluasi artinya

penilaian yang berhubungan terhadap keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dalam sebuah program, berarti proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam belajar

ada beberapa komponen yaitu kegiatan yang disengaja atau usaha secara sadar,

adanya perubahan tingkah laku dan timbulnya kecakapan baru akibat dari

pengalaman dan latihan. Berdasarkan komponen tersebut dapat dirumuskan

belajar adalah sesuatu kegiatan yang disengaja dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

dari latihan, pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c0.i
d

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Hasil belajar (prestasi belajar) yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari

luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana, 2010).

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

dipengaruhi faktor intern dan ekstern dari siswa, yang meliputi :

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,

adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi

yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.

b) Bakat

Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”.

Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu

baru akan terealisasi menjadi ke c ak a pa n y an g n yata sesudah


c o m m it t o u se r

belajar atau berlatih.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c1.
id

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

d) Motivasi

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

motivasi dalam pengajaran yaitu meningkatkan tingkat berhasil atau gagalnya

perbuatan belajar mahasiswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit

untuk berhasil (Hamalik, 2010).

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu :

a) Faktor keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap

belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo

dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa : “Keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama.” Keluarga yang sehat besar

artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan

untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara

dan dunia. Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa

pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang

tua mendidik

anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c2.
id

(2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang

tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan

anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud

relasi itu misalnya apakah hubungan penuh dengan kasih sayang dan

pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras,

ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi

anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak

baik, akan dapat menimbulkan problem yang sejenis. Sebetulnya relasi

antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua

mendidik. Uraian cara orang tua mendidik di atas menunjukkan relasi

yang tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan

anak terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan

masalah-masalah psikologis yang lain.

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik

adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman yang mensukseskan belajar

anak sendiri.

(3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian

yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.

Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk

faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut
commit to user
tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c3.
id

dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya.

Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran

antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak

menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajarnya

kacau.

Rumah yang sering dipakai untuk keperluan-keperluan, misalnya

untuk resepsi, pertemuan, pesta-pesta, upacara keluarga dan lain-lain,

dapat mengganggu belajar anak. Rumah yang bising dengan suara radio,

tape recorder atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak,

terutama untuk berkontsentrasi. Semua contoh di atas adalah suasana

rumah yang memberi pengaruh negatif terhadap belajar anak.

Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah

diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di dalam suasana

rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan atau betah tinggal di

rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga agar hubungannya dengan belajar anak.

Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,

misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,

penerangan, alat tulis- menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar

itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga cukup uang.

Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak

kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar

anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesediahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c4.
id

sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan

mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang

adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita

akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi

cambok baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.

Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai

kecenderungan untuk memanjatkan anak. Anak hanya bersenang-senang

dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya

kepada belajar, anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada

belajar. Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.

(5) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-

kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang

dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru (dosen) anaknya,

untuk mengetahui perkembangannya.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-

kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.


commit to user
b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru (dosen) dengan siswa (mahasiswa), relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran (kuliah) dan waktu sekolah, standar

pelajaran (kuliah) keadaan, keadaan gedung, dan metode belajar.

(1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam

mengajar. Metode mengajar guru (dosen) yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa (mahasiswa) yang tidak baik pula.

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

(3) Relasi guru (dosen) dan siswa (mahasiswa)

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam

relasi (guru/dosen dengan siswa/mahasiswa) yang baik, siswa (mahasiswa)

akan menyukai gurunya (dosen), juga akan menyukai mata pelajaran (kuliah)

yang diberikannya sehingga siswa (mahasiswa) berusaha mempelajari sebaik-

baiknya.

Guru (dosen) yang kurang berinteraksi dengan siswa (mahasiswa)

secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga

siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam
belajar. Menurut Makmun (2010) interaksi (belajar pada pihak siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c7.
id

mengajar pada pihak guru) merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta

mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak.

Dalam hal guru (dosen) mempunyai pengaruh yang dominan. Menurut

Sudjana (2010) Guru (dosen) adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam

proses pengajaran (kompetensi profesional yang dimilikinya). Artinya

kemampuan dasar yang dimiliki guru, baik di bidang kognitif (intelektual),

sikap dan perilaku dan lain-lain, yaitu :

(a) Kompetensi bidang kognitif

Kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran,

pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan

tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan,

pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai

hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta

pengetahuan umum lainnya.

(b) Kompetensi bidang sikap

Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan

dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya,

mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang

dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki

kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

(c) Kompetensi perilaku/performance

Artinya kemampuan guru (dosen) dalam berbagai keterampilan/

berlaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c8.
id
menggunakan

commit to user
alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa

(mahasiswa), keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa

(mahasiswa), keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,

keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Perbedaan

dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya. Kalau kompetensi

kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada

kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktek atau keterampilan

melaksanakannya.

(Sudjana, 2010)

Dalam interaksi guru (dosen)-lah yang paling dominan karena guru

(dosen) mempengaruhi kualitas pengajaran yang memiliki kompetensi

profesional yaitu kognitif (intelektual), seperti penguasaan bahan yang dipengaruhi

tingkat inteligensi (kecerdasan) seorang guru (dosen), sikap yang dimiliki guru

(dosen) dan perilaku atau kepribadian guru (dosen) sangat menunjang

terjalinnya interaksi antar guru (dosen) dan siswa (mahasiswa). Dari unsur

kompetensi tersebut merupakan salah satu unsur-unsur endogen dan eksogen

terjadi character (watak) seseorang, hal ini sesuai dengan pendapat-pendapat

para ahli tentang character (watak) salah satunya pendapat dari Krestschmer

yang menyatakan “watak (character) adalah keseluruhan (totalitas)

kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang,

yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar,

keturunan, faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan

pengalaman, faktor-faktor eksogen)” (Suryabrata, 2010).

(4) Relasi siswa dengan siswa (mahasiswa)


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c10.
id

Siswa (mahasiswa) yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang

kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa sendiri diri atau sedang

mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya

makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Menciptakan

relasi yang baik antarsiswa (mahasiswa) adalah perlu, agar dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap belajar siswa (mahasiswa).

(5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di

dalam sekolah dan juga dalam belajar kedisiplinan sekolah mencakup

kedisiplinan dosen dalam megajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan

pegawai atau karyawan dalam mengelola seluruh staf beserta seluruh siswa-

siswanya seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan belajar sama

dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga memberi

pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Atas adanya disiplin siswa dapat

mengembangkan motivasi yang kuat, dengan demikian agar siswa belajar

lebih maju siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di

perpustakaan, agar siswa disiplin haruslah dosen beserta staf yang lain disiplin

pula.

(6) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat

pelajaran yang dipakai oleh dosen pada waktu mengajar, di pakai pula oleh

siswa untuk menerima bahan yang akan diajarkan itu, alat pelajaran yang
commit to user
lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a3c11.
id

berikan. Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya disamping

oleh sarana dan prasarana tergantung dari proses pengajaran, dalam hal ini

diperlukan cara pengajaran yang lebih efektif.

Menurut Slameto (2010) untuk mengajar yang efektif diperlukan

syarat-syarat sebagai berikut :

(a) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.

(b) Dosen harus mempergunakan banyak metode.

(c) Motivasi.

(d) Kurikulum yang baik dan seimbang.

(e) Tidak memandang perbedaan individual.

(f) Membuat perencanaan.

(g) Pengaruh dosen yang sugestif.

(h) Keberanian.

(i) Menciptakan suasana yang demokratis.

(j) Semua pelajar harus di integrasikan.

(k) Memberikan masalah-masalah yang merangsang.

(l) Menghubungkan pelajaran di sekolah dengan masyarakat.

(m)Memberi beban kepada anak.

(n) Mendiagnosa kesulitan belajar, menganalisa kesulitan-kesulitan itu.

(7) Waktu sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga

mempengaruhi belajar mahasciosmwma.itJtiokausteerrjadi mahasiswa

terpaksa masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c0.i
d

sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Di

mana mahasiswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga

mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.

(8) Standart pelajaran di atas ukuran

Mahasiswa berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu

memberi pelajaran di atas ukuran standart. Akibatnya mahasiswa merasa

kurang mampu dan takut kepada dosen. Bila banyak mahasiswa yang tidak

berhasil mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi

berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan

kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru

dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan

mahasiswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat

tercapai.

(9) Keadaan gedung

Dengan jumlah mahasiswa yang banyak serta variasi karakteristik

mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai

di dalam setiap kelas.

(10) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini

perlu pembinaan dari dosen. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula

hasil belajar mahasiswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar.

Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c0.i
akan tes. Dengan belajar demikian mahasiswa akan kurangd beristirahat,

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c1.
id

bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap

hari, dengan pembagian waktu yang, memilih cara belajar yang tepat dan

cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar mahasiswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam

masyarakat.

(1) Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat

Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika mahasiswa ambil bagian

dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi,

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan

terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

(2) Media massa

Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap

siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya massa media yang jelek

juga berpengaruh jelek terhadap siswa.

(3) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk

dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman

bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

(4) Bentuk kehidupan masyarakat

commit to user
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan tidak baik akan

berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di lingkungan tersebut.

Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang

baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias

dengan cita-cita yang luhur akan massa depan anaknya, siswa terpengaruh

juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga

akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya.

c. Evaluasi (penilaian)

Evaluasi menurut Kourilski adalah the act of determining the degree to

which an individual or group possesses a certain attribute (tindakan tentang

penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok)

(Hamalik, 2010:145). Menurut Percival, evaluation … as a series of activaties

that are designed to measure the effectiveness of a teaching/learning system

as awhole (evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan)

(Hamalik, 2010).

Sistem penilaian mempergunakan skala A-B-C-D untuk kategori tugas

yang dapat diterima secara memadai dan E untuk menyatakan gagal atau tidak

diterima. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya pada

akhir semester yang bersangkutan tanpa ada alasan yang kuat akan diberi nilai

E (gagal) dan IC (incomplete). Pemeriksaan dan penilaian oleh setiap tutor

dilakukan berdasarkan kuncinya yang telah ditetapkan secara baku


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c3.
id

(standardized). Kalau dipandang perlu, sistem penilaian dapat pula

dikonversikan ke dalam skala 1-10 sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan catatan bahwa batas

minimal normal akseptabilitas (passing grade) untuk setiap penilaian dengan

skala ini ialah nilai 6 atas dasar normal ideal (Makmun, 2007).

Sistem penilaian yang digunakan STIKES ICME Jombang dengan

kategori Pujian (cumlaude) : 3,51 – 4,00; Sangat memuaskan (excellent) : 2,76

– 3,50; Memuaskan (satisfied) : 2,00 – 2,75.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2008) di SMK Negeri 1

Surakarta menunjukkan bahwa ada pengaruh yang berarti (signifikan) antara

variabel kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Pkn pada

siswa kelas X SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. variabel

kepribadian dosen memberikan sumbangan relatif besar sekitar 51,54%, variabel

motivasi belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 48,46%. Sehingga

nampak bahwa variabel kepribadian guru memiliki pengaruh yang lebih dominan

terhadap prestasi belajar PKn dibandingkan variabel motivasi belajar, dengan

demikian kepribadian guru yang baik tidak hanya sebagai keteladanan bagi

mahasiswa, tetapi juga sebagai motivator siswa sehingga menimbulkan minat

yang tinggi, maka dapat dipastikan memberikan pengaruh mahasiswa dalam

meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa yang bersangkutan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuhri (2010) positif antara motivasi
commit to user
dengan prestasi belajar pada mahasiswa Prodi DIII Fisioterapi Poltekkes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c4.
id

Surakarta meskipun hubungan tersebut derajatnya kategori sedang. Minat

dengan prestasi belajar ada hubungan yang positif dengan derajat hubungan

kategori rendah. Sehingga nampak bahwa variabel motivasi mahasiswa memiliki

derajat yang tinggi dibandingkan dengan minat mahasiswa terhadap prestasi

belajar, dengan demikian semakin tinggi motivasi yang diperoleh mahasiswa

dalam kegiatan belajar mengajar dapat dipastikan akan memberikan pengaruh

pada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.

C. Kerangka Berpikir

Kepribadian adalah karakter dan identitas yang merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap keberhasilan seorang dosen sebagai pengembang sumber

daya manusia. Oleh karena itu, setiap calon dosen dan dosen profesional sangat

diharapkan memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang

diperlukan sebagai panutan para siswa (mahasiswa).

Keberhasilan tugas seorang dosen adalah keterbukaan psikologis guru itu

sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan

dan kewenangan melaksanakan tugas) yang harus dimiliki oleh setiap dosen.

Dosen yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya

yang relatif tinggi untuk mengkomunikasi dirinya dengan faktor-faktor ekstern

antara lain : mahasiswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempat

bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu ia juga memiliki

empati (empathy), yakni respons afektif terhadap pengalaman emosional dan

perasaan tertentu orang lain. Jika salah seorang mahasiswa diketahui sedang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c5.
id

mengalami kemalangan, umpamanya, maka ia turut bersedih dan menunjukkan

simpati serta berusaha memberi jalan keluar.

Dalam proses belajar-mengajar dosen mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Maka dengan demikian peranan dosen dalam belajar ini menjadi lebih luas dan

lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar mahasiswa. Melalui

peranannya sebagai pengajar, dosen diharapkan mampu mendorong mahasiswa

untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui sumber dan media.

Setiap siswa (mahasiswa) akan termotivasi secara intrinsik, jika ada kepuasan

dalam dirinya dalam menghadapi berbagai permasalahan di lingkungan belajar,

jika para peserta didik mencapai kepuasan belajar, maka ia kana terdorong untuk

berprestasi selanjutnya dan berusaha untuk mengontrol dan mengarahkan

perilakunya ke arah yang produktif.

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Proses belajar itu akan

berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Tidak mungkin peserta didik

termotivasi belajar tinggi jika peserta didik tersebut memiliki sikap belajar dan

minat belajar yang tidak tinggi pula. Minat dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar siswa (mahasiswa) dalam bidang-bidang studi tertentu.

Dosen dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat mahasiswa

untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan

cara yang lebih kurang sama dengan kiat membangun sikap positif.

Adapun hubungan antara keperibadian dosen, motivasi dan minat dengan

prestasi belajar mahasiswa dapat


dciogmammbitatrokaunsesrebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c6.
id

Karakteristik Dosen

1. Fleksibelitas kognitif dosen


a. Dimensi karakteristik dosen.
b. Dimensi sikap kognitif dosen
terhadap mahasiswa.
c. dimensi sikap dosen terhadap
materi perkuliahan dan metode
perkuliahan.
2. Keterbukaan psikologi pribadi dosen
a. Kemampuan berkomunikasi
b. Berempati
3. Sifat-sifat dosen Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar :
a. Ramah dan menghormati orang Faktor Intern
lain.
Inteligensi
b. Sabar.
Bakat
c. Jujur dan tidak berat sebelah.
Minat
Motivasi Prestasi Belajar
Motivasi Faktor Ekstern
Faktor keluarga
Dorongan kegiatan proses belajar yang Faktor sekolah
berasal : Faktor

1. Dari dalam diri mahasiswa (Intrinsik)

Minat

Rasa tertarik dalam melakukan aktivitas


perilaku belajar dalam mencapai tujuan belajar, yang meliputi : penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi dan pencir

commit to user
Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan yang positif antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar

mahasiswa.

2. Ada hubungan yang positif antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa.

3. Ada hubungan yang positif antara minat dengan prestasi mahasiswa.

4. Ada hubungan yang positif antara kepribadian dosen, motivasi dan minat

dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME

Jombang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan

pendekatan cross sectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kampus C Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -

April 2012

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian : seluruh mahasiswa Prodi D-III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ICME Jombang yang aktif belajar

berjumlah 330 mahasiswa.

2. Sampel

Teknik pengambil sampel pada penelitian ini adalah stratified

random sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebagai

berikut :
N
n
1 Ne2

330
n  1  330 (0,1) 2

commit 4to8
user
= 76,7 dibulatkan 77 responden

commit 4to8
user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a4c9.i
d

Tabel 3.1 Perhitungan sampel yang digunakan

Anggota Persentase
Strata Populasi (%) Sampel
1 2 3 4 = (3 x 77)
IA 33 10,00 8
IB 40 12,12 9
IIA 46 13,93 11
IIB 45 13,63 10
IIC 46 13,93 11
IID 45 13,63 10
IIIA 38 11,51 9
IIIB 37 11,21 9
Jumlah 330 100 77
(Sumber : Perhitungan sampel)

Demikian jumlah sampel yang digunakan adalah 77 responden.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel

terikat adalah prestasi belajar mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME

Jombang. Variabel bebasnya adalah kepribadian dosen, motivasi dan minat.

E. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi Alat
Vatiabel Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Kepribadian Anggapan Kuesioner Nominal Bentuk data
dosen mahasiswa kategorik
terhadap sifat yang menggunakan
ditampilkan dosen median :
saat memberikan Skor > Median :
pembelajaran Baik
dalam proses Skor < Median :
belajar mengajar Kurang
di kelas, di Kemudian dalam
laboratorium penyajian
maupun di klinik menggunakan
di nilai dari distribusi frekuensi
fleksibilitas dengan persentase
kognitif dosen,
keterbukaan
psikologis
d o s e n
c o m m it t o user
(kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c0.i
d

berkomunikasi,
berempati), dan
sifat-sifat pribadi
dosen (sabar,
jujur, memiliki
rasa humor, dan
ramah).

2. Motivasi Dorongan kegiatan Kuesioner Nominal Bentuk data


proses belajar yang kategorik
berasal dari dalam menggunakan
diri mahasiswa median :
(Intrinsik) dan dari Skor > Median :
luar diri mahasiswa Positif
(ekstrinsik) Skor < Median :
Negatif
Kemudian dalam
penyajian
menggunakan
distribusi frekuensi
dengan persentase

3. Minat Rasa tertarik Kuesioner Nominal Bentuk data


dalam melakukan kategorik
aktivitas belajar menggunakan
yang ditunjukkan median :
sikap dan perilaku Skor > Median :
belajar dalam Minat
mencapai tujuan Skor < Median :
belajar, yang Tidak
meliputi : Kemudian dalam
penerimaan, penyajian
menanggapi, menggunakan
penilaian, distribusi frekuensi
organisasi dan dengan persentase
pencirian

4. Prestasi Penguasaan Dokumen Ordinal Bentuk data


belajar pengetahuan, kategorik
sikap dan berdasarkan
keterampilan dari indeks prestasi
setiap mata kuliah kumulatif , yaitu :
yang berupa nilai 3,51-4,00 : Pujian
ujian yang 2,76 -3,50: Sangat
diberikan dosen memuaskan
dalam bentuk 2,00-2,75 :
indeks prestasi Memuaskan
kumulatif (IPK) Kemudian
semester. penyajiannya
distribusi frekuensi
commit o user dengan persentase
t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c1.
id

F. Instrumen Penelitian

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, efisiensi dan biaya, penelitian ini

menggunakan kuesioner dalam bentuk jawaban tertutup dan dokumen.

Penggunaan kuesioner memiliki keuntungan sebagai berikut : murah, mudah,

memerlukan waktu yang singkat dan rahasia responden dapat dijaga.

Instrumen penelitian yang dipergunakannya 3 kuesioner dan 1

dokumen. Kuesioner pertama tentang kepribadian dosen, menggunakan skala

likert dengan 3 (tiga) alternatif jawaban 1 sampai 3 dengan alternatif jawaban

SB, ST dan SK.

Jawaban sebagian besar (SB) diberi skor 3, setengahnya (ST) diberi

skor 2, sebagian kecil (SK) diberi skor 1.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kepribadian Dosen


Indikator
Nomor item
Bany
ak
item
1. Fleksibilitas kognitif dosen 14 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
a. Sikap kognitif dosen terhadap 10, 11, 12, 13, 14
mahasiswa.
b. Sikap kognitif dosen terhadap 11 15, 16, 17, 18, 19, 20,
materi dan metode mengajar 21, 22, 23, 24, 45
2. Keterbukaan psikologis dosen
a. Kemampuan berkomunikasi 2 28, 31
b. Berempati 6 25, 26, 27, 29, 30, 32
3. Sifat-sifat dosen
a. Sabar 4 33, 35, 39. 43
b. Jujur 3 36, 41, 42
c. Memiliki rasa humor 2 34, 37
d. Ramah 3 38, 40, 44
Jumlah 45
(Sumber : Definisi operasional)

Kuesioner kedua tentang motivasi, menggunakan skala likert dengan 5

(lima) alternatif jawaban 1 sampai 5, dengan pilihan jawaban SS, S, R, TS

dan STS. Jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu
commit to user
skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c2.
id

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi


Banyak Nomor item
Indikator item Favorable Unfavorable
Dorongan kegiatan proses belajar
yang berasal:
1. Dari dalam diri mahasiswa 10 1, 2, 3, 4, 8, 5, 6, 17, 18
(Intrinsik). 13

2. Dari luar diri mahasiswa 10 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16


(ekstrinsik) 14, 19, 20

Jumlah 20
(Sumber : Definisi operasional)
Kuesioner ketiga tentang minat, menggunakan skala likert dengan 5

(lima) alternatif jawaban 1 sampai 5, dengan pilihan jawaban SS, S, R, TS

dan STS. Jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4,

ragu-ragu (R) skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju

(STS) diberi skor 1.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat


Indikator Nomor item
Bany Favorable Unfavorable
ak
item
Rasa tertarik dalam melakukan 19 1, 2, 3, 5, 4, 6, 8, 9, 15,
aktivitas belajar yang ditunjukkan 7, 10, 11, 17, 19
sikap dan perilaku belajar dalam 12, 13,
mencapai tujuan belajar, yang 14,
meliputi : penerimaan, menanggapi, 16, 18
penilaian, organisasi dan pencirian

(Sumber : Definisi operasional)

Data variabel terikat berupa Dokumen indeks prestasi kumulatif

mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang yang dikumpulkan

dari dokumen IPK semester ganjil tahun 2012, dengan alternatif jawaban P,

SM dan M. Jawaban pujian (cumlaude) diberi skor 3, sangat memuaskan

(excellent) diberi skor 2; memuaskan (satisfied) diberi skor 1.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c3.
id

Tabel 3.6 Kategori Nilai Prestasi Belajar


Kategori Nilai
1. Pujian (cumlaude)
3,51 – 4,00
2. Sangat memuaskan (excellent)
2,76 – 3,50
3. Memuaskan 2,00 – 2,7
(satisfied) (Sumber :

Makmun, 2007).
Alat bantu yang digunakan kuesioner adalah daftar pernyataan yang

diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai

dengan permintaan pengguna, sebelum digunakan kuesioner terlebih dahulu

diuji validitas dan reliabilitas.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih

dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson

N XY
Product Moment - X:Y
adalah
NX 2  X 2 NY 2 - Y2 
rhitung =

Dimana :

rhitung = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Suatu instrumen dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel
commit to user
(Riduwan,
2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c4.
id

Berdasarkan hasil uji statistik validitas kuesioner kepribadian

dosen, motivasi dan minat sebanyak 45 item dengan responden 30 orang,

maka didapatkan sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil rekapitulasi uji validitas kuesioner kepribadian dosen

No. rtabel
r hitung -value  Keterangan
Soal 0,05 (5%)
1 0,104 0,361 0,584 0,05 Tidak Valid
2 0,608 0,361 0,000 0,05 Valid
3 0,549 0,361 0,002 0,05 Valid
4 0,690 0,361 0,000 0,05 Valid
5 0,434 0,361 0,017 0,05 Valid
6 0,268 0,361 0,152 0,05 Tidak Valid
7 0,690 0,361 0,000 0,05 Valid
8 0,600 0,361 0,000 0,05 Valid
9 0,691 0,361 0,000 0,05 Valid
10 0,190 0,361 0,313 0,05 Tidak Valid
11 0,465 0,361 0,010 0,05 Valid
12 0,485 0,361 0,007 0,05 Valid
13 0,598 0,361 0,000 0,05 Valid
14 0,233 0,361 0,216 0,05 Tidak Valid
15 0,521 0,361 0,003 0,05 Valid
16 0,584 0,361 0,001 0,05 Valid
17 0,650 0,361 0,000 0,05 Valid
18 0,160 0,361 0,399 0,05 Tidak Valid
19 0,342 0,361 0,065 0,05 Tidak Valid
20 0,608 0,361 0,000 0,05 Valid
21 0,511 0,361 0,004 0,05 Valid
22 0,729 0,361 0,000 0,05 Valid
23 0,428 0,361 0,018 0,05 Valid
24 0,510 0,361 0,004 0,05 Valid
25 0,573 0,361 0,001 0,05 Valid
26 0,624 0,361 0,000 0,05 Valid
27 0,459 0,361 0,011 0,05 Valid
28 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid
29 0,616 0,361 0,000 0,05 Valid
0,477 0,361 use0,008
30 0,05 Valid
r
31 -0,101 c o m m 0 ,59 0,05 Tidak Valid
0 ,3 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c5.
it to 5 id
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c6.
id

32 0,633 0,361 0,000 0,05 Valid


33 0,510 0,361 0,004 0,05 Valid
34 0,297 0,361 0,111 0,05 Tidak Valid
35 0,141 0,361 0,459 0,05 Tidak Valid
36 0,371 0,361 0,044 0,05 Valid
37 0,464 0,361 0,010 0,05 Valid
38 0,007 0,361 0,970 0,05 Tidak Valid
39 0,496 0,361 0,005 0,05 Valid
40 0,571 0,361 0,001 0,05 Valid
41 0,598 0,361 0,000 0,05 Valid
42 -0,287 0,361 0,124 0,05 Tidak Valid
43 0,584 0,361 0,001 0,05 Valid
44 0,620 0,361 0,000 0,05 Valid
45 -0,080 0,361 0,675 0,05 Tidak Valid

Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa dari 45 soal kepribadian

dosen dengan responden 30 orang dinyatakan soal yang valid sebanyak 32

soal dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05)). Sedangkan yang

tidak valid sebanyak 13 soal yaitu soal nomor 1, 6, 10, 14, 18, 19, 28, 31,

34, 35, 38, 42 dan 45 karena rhitung < rtabel (0,361), atau ( > α (0,05)).

Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi uji validitas kuesioner motivasi

No. r rtabel
Soal
hitung
0,05 (5%) -value  Keterangan
1 0,504 0,361 0,004 0,05 Valid
2 0,469 0,361 0,009 0,05 Valid
3 0,270 0,361 0,149 0,05 Tidak Valid
4 0,457 0,361 0,011 0,05 Valid
5 0,405 0,361 0,026 0,05 Valid
6 0,661 0,361 0,000 0,05 Valid
7 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid
8 0,489 0,361 0,006 0,05 Valid
9 0,739 0,361 0,000 0,05 Valid
10 0,696 0,361 0,000 0,05 Valid
11 0,644 0,361 0,000 0,05 Valid
12 0,534 0,361 0,002 0,05 Valid
13 0,270 c ito tom m use0r,14 0,05 Tidak Valid
10 ,3 6
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c7.
id

14 0,457 0,361 0,011 0,05 Valid


15 0,492 0,361 0,006 0,05 Valid
16 0,661 0,361 0,000 0,05 Valid
17 0,687 0,361 0,000 0,05 Valid
18 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid
19 0,489 0,361 0,006 0,05 Valid
20 0,281 0,361 0,132 0,05 Tidak Valid

takan soal yang valid sebanyak 15 soal dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05)). Sedangkan yang tidak valid

No. rtabel
Soal r hitung 0,05 (5%) -value  Keterangan
1 0,626 0,361 0,000 0,05 Valid
2 0,240 0,361 0,201 0,05 Tidak Valid
3 0,328 0,361 0,077 0,05 Tidak Valid
4 0,064 0,361 0,736 0,05 Tidak Valid
5 0,706 0,361 0,000 0,05 Valid
6 0,308 0,361 0,098 0,05 Tidak Valid
7 0,548 0,361 0,002 0,05 Valid
8 0,103 0,361 0,588 0,05 Tidak Valid
9 0,729 0,361 0,000 0,05 Valid
10 0,592 0,361 0,001 0,05 Valid
11 0,675 0,361 0,000 0,05 Valid
12 0,706 0,361 0,000 0,05 Valid
13 0,516 0,361 0,004 0,05 Valid
14 0,329 0,361 0,076 0,05 Tidak Valid
15 0,472 0,361 0,008 0,05 Valid
16 0,507 0,361 0,004 0,05 Valid
17 0,497 0,361 0,005 0,05 Valid
18 0,497 0,361 0,005 0,05 Valid
19 0,157 0,361 0,407 0,05 Tidak Valid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a5c8.
id

Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa dari 19 soal dengan

responden 30 orang dinyatakan soal yang valid sebanyak 12 soal

dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05). Sedangkan yang tidak

valid sebanyak 7 soal yaitu soal nomor 2, 3, 4, 6, 8, 14 dan 19 karena rhitung

< rtabel (0,361), atau ( > α (0,05)).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dan

waktu yang berlainan (Nursalam, 2008).

Dengan rumus sebagai berikut :

 k 
  2 
r   . 1 - b 
 k -1    1 
11 2

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2b = Jumlah varians butir

12 = Varians total

(Arikunto, 2006:196)

Keputusan :

Bila dikatakan reliabel jika nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60

(Santosa, 2005).
commit to user
Berdasarkan hasil uji statistik reliabilitas kuesioner kepribadian

dosen, motivasi dan minat, maka didapatkan sebagai berikut :

Tabel 3.10 Hasil rekapitulasi reliability statistic kuesioner kepribadian


dosen, motivasi dan minat
Cronbach’s Item Soal
Variabel Alpha
Kepribadian dosen 0,933 32
Motivasi 0,875 15
Minat 0,865 12

Dari hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach’s alpha

> 0,6 (nilai alpha minimal), maka dapat diartikan bahwa kuesioner tersebut

layak digunakan.

G. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar ketiga kuesioner secara

langsung kepada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang.

Kuesioner diisi dan dikembalikan kepada peneliti . Selanjutnya kuesioner

dikumpulkan, ditabulasi, dianalisis dan diolah datanya.

H. Teknik Analisa Data

Dalam hasil penelitian yang telah terkumpul, diolah (editing, coding,

entry data). Editing data yang dilakukan untuk melihat kelengkapan pengisian

kuesioner, lalu dilakukan pengkodean. Data yang sudah diberi kode dalam

bentuk angka kemudian di entry dengan menggunakan program komputer,

tahap selanjutnya adalah proses analisis dengan program SPSS 17 sebagai berikut

1. Univariat

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan mendeskripsikan


karakteristik setiap variabel penelitian. bentuk analisis univariate

tergantung
dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Pengkategorian ketiga variabel yaitu kepribadian dosen, motivasi

dan minat menggunakan median :

a. Variabel kepribadian dosen

Bila skor < nilai median Baik

Bila skor > nilai median Kurang baik

b. Motivasi

Bila skor < nilai median positif

Bila skor > nilai median negatif

c. Variabel minat

Bila skor > nilai median berminat

Bila skor > nilai median tidak berminat

Pengkategorian variabel prestasi belajar menggunakan indeks

prestasi kumulatif :

Bila nilai 3,51 – 4,00, maka pujian (cumlaude)

Bila nilai 2,76 – 3,50, maka sangat memuaskan (excellent)

Bila nilai 2,00 – 2,75, maka memuaskan (satisfied)

Kemudian dalam penyajiannya menggunakan distribusi frekuensi

dengan persentase dengan rumus sebagai berikut :

SP
P  SM x 100%

Keterangan :

P : Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c0.i
d

SP : Skor yang diperoleh

SM : Skor maksimal

2. Bivariat

Cara analisis data yang digunakan adalah analisis bevariate yang

dilakukan antar variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui hubungan kepribadian dosen,

motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D-III

Kebidanan Stikes ICME Jombang menggunakan uji pearson’s product

moment coefficient correlation dengan rumus sebagai berikut :

r= XY
NX NXY
X -
2
NY - Y
2 2 2

Keterangan : 

r : Koefisien korelasi

N : Jumlah responden

X : Nilai setiap pertanyaan

Y : Jumlah seluruh pertanyaan

(Arikunto, 2006)

Tabel 3.11 Interpretasi nilai r


Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,00 Sangat kuat

(Sumber : Sugiyono, 2009)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c1.
id

3. Uji Multivariat

Uji ini untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel

independen dengan satu variabel dependen yang dilakukan pada waktu

yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Uji dimulai dengan uji regresi linier

sederhana dan dilanjutkan dengan uji linear ganda. Pada uji regresi linier

sederhana hanya ada satu variabel independen dihubungkan dengan satu

variabel dependen.

Rumusnya : Y = a + bX + c

Keterangan :

Y : Variabel dependen

X : Variabel independen

a : Intercep, perkiraan besarnya rata-rata variabel Y ketika nilai

variabel X = 0

b : Slope, perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai

variabel X berubah satu unit pengukuran.

e : Nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang

teramati dengan nilai Y yang sesungguhnya pada titik X tertentu.

(Hartono, 2009)

Uji regresi linier ganda merupakan analisis hubungan antara beberapa

variabel dependen dengan variabel independen, dengan rumus : Y

(Prestasi belajar) = a + b1X1 (Kepribadian dosen) + b2X2 (Motivasi) +

bkX3 (Minat) + e . Variabel yang diikutsertakan dalam analisis multivariate

adalah variabel yang mempunyai nilai  (-value) < 0,25 pada analisis

bivariat. Metode yang digunakan dalam pemodelan ini adalah metode


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c2.
id

backward, yaitu dengan memasukkan semua variabel independen dalam

permodalan tersebut, kemudian satu persatu variabel independen

dikeluarkan berdasarkan kriteria statistik tertentu (Hastono, 2009). Kriteria

pengeluaran (-out) adalah 0,10, artinya variabel yang mempunyai  lebih

besar atau sama dengan 0,10 dikeluarkan dari model.

4. Uji prasarat analisis multivariat untuk regresi linier ganda

Agar inferensi yang dilakukan valid, maka dalam analisis regresi

dianjurkan untuk mengikuti kaidah-kaidah yang dipersyaratkan. Uji prasarat

analisis regresi meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji kerandoman

(autokorelasi/eksistensi), uji independensi dan uji homoscedacity (Hastono,

2009).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu

variabel acak berdistribusi normal atau tidak. Variabel independen

harus mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel

dependen. Banyak uji normalitas yang dapat digunakan yaitu koefisien

varian, rasio skewness, rasio kurtosis, histogram, boxplot, normal Q-Q

plot, detrended Q-Q plot, Kolmogorov-Smirnov (untuk sampel yang

besar lebih dari 50) atau shopiro-Wilk (untuk sampel kecil yang

kurang dari 50) (Dahlan, 2008).

b. Uji linieritas

Uji linieriatas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linier. Nilai mean

dari variabel dependen untuk kombinasi variabel dependen pertama,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c3.
id

kedua dan seterusnya terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk

dari persamaan regresi. Untuk mengetahui asumsi linieritas dapat

diketahui dari uji Anova (overall F test). Bila signifikan (-value) <

alpha, maka model berbentuk linier.

c. Uji indepedensi/variabel

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara variabel bebas, yaitu antara X1 (Kepribadian dosen), X2

(Motivasi) dan X3 (Minat), independensi ini untuk mengetahui suatu

keadaan dimana masing-masing nilai Y (Prestasi belajar) bebas satu

sama lain. Jadi tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak

diperbolehkan nilai observasi yang berbeda diukur dari satu individu

yang diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini, dilakukan dengan

mengeluarkan Durbin Watson. Bila nilai Durbin Watson -2 sampai

dengan +2 maka asumsi independensi terpenuhi. Sebaliknya jika nilai

Durbin Watson < -2 dan > +2 maka asumsi independensi tidak

terpenuhi.

5. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasarat analisis dipenuhi maka akan dilaksanakan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan

statistik pearson product moment dengan derajat kemaknaan α = 0,05.

Untuk menguji variabel yang paling dominan berhubungan dengan variabel

dependen

dilakukan dengan uji regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji linier

ganda. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Stikes Insan Cendekia Medika Jombang merupakan salah satu sekolah


tinggi ilmu kesehatan yang berada di Wilayah Kabupaten Jombang yang
memiliki 3 kampus terdiri dari : Kampus A beralamat di Jalan Hasyim Asy’ari
171 Desa Mojosongo, kampus B beralamat di Jalan Halmahera No. 33
Kaliwungu dan kampus C beralamat di Jalan Kemuning No. 57-A
Candimulyo Jombang.

Stikes ICME Jombang memiliki visi meningkatkan kemampuan dan


daya saing tenaga kesehatan baik nasional maupun internasional serta mampu
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terbentuk
manusia berakhlakul karimah yang sehat jasmani, rohani dan sosial serta
mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan.
Stikes ICME Jombang dipimpin oleh Ketua Stikes Dr. M. Zainul Arifin,
M.Kes dan berada di bawah Yayasan Samudra Ilmu Cendekia yang dipimpin
oleh Bapak H. Bowo Sanyono.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan secara berurutan mulai univariat, bivariat

dan multivariate. Pada bagian akhir dilakukan pembahasan dan keterbatasan

penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME

Jombang Kampus C mulai bulan Maret dan April 2012, dari 77 angket yang

dibagikan kepada responden semua diisi lengkap sesuai dengan


commit to user

64
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c5.
id

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Proses analisis data penelitian ini

menggunakan komputer. Hasilnya sebagai berikut :

1. Deskriptif Data

Deskriptif data pada penelitian ini menggambarkan tentang

kepribadian dosen, minat, motivasi dan prestasi belajar. Hasil analisis

gambaran ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kepribadian dosen

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi kepribadian dosen Prodi D III Kebidanan


Stikes ICME Jombang

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Kepribadian Baik 41 53,2 %
dosen Kurang 36 46,8 %

Jumlah 77 100 %
Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat

diketahui bahwa kepribadian dosen baik merupakan frekuensi yang

tertinggi 53,2%, sehingga kepribadian dosen tergolong sedang.

b. Minat belajar

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi minat belajar mahasiswa Prodi D III


Kebidanan Stikes ICME Jombang

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Minat belajar Minat 38 49,4 %
Tidak minat 39 50,6 %

Jumlah 77 100 %
Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat

c o m m it t o u s e r
diketahui bahwa minat b e l aj ar m a h as i s wa tidak minat
merupakan frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c6.
id

yang tertinggi 50,6%, sehingga tidak minat belajar mahasiswa tergolong

sedang.

c. Motivasi belajar

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa Prodi D III


kebidanan Stikes ICME Jombang

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Motivasi belajar Positif 48 62,3 %
Negatif 29 37,7 %

Jumlah 77 100 %
Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat

diketahui bahwa motivasi belajar mahasiswa yang positif merupakan

frekuensi yang tertinggi 62,3%, sehingga motivasi mahasiswa tergolong

kuat.

d. Prestasi Belajar

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar di Prodi D III


Kebidanan Stikes ICME Jombang

Variabel Kategori Frekuensi Persentase


Prestasi belajar Pujian 8
10,4
Sangat memuaskan 61
79,2
Memuaskan 8
10,4

Jumlah 77 100 %
Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat

diketahui bahwa prestasi belajar mahasiswa sangat memuaskan merupakan

frekuensi yang tertinggi 79,2%, sehingga prestasi belajar tergolong kuat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c7.
id

2. Uji Prasyarat

a. Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu

variabel acak berdistribusi normal atau tidak. Variabel independen

harus mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel

dependen.

1) Kepribadian dosen

Tabel 4.5 Normalitas data kepribadian dosen di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME
Jombang

Kolmogorov-Smirnov
Variabel Statistic df Sig.
Kepribadian dosen 0,095 77 ,080

Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.5 normalitas data kepribadian dosen

tersebut di atas menunjukkan -value (0,080) yang lebih besar dari

alfa (α = 0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok

data kepribadian dosen mempunyai distribusi normal.

2) Motivasi

Tabel 4.6 Normalitas data motivasi mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME
Jombang

Kolmogorov-Smirnov
Variabel Statistic df Sig.
Motivasi 0,100 77 ,056

Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.6 normalitas data motivasi mahasiswa

tersebut di atas mencuonmjumkiktatno u-svearlue (0,056) yang

lebih besar dari


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c8.
id

alfa (α = 0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok

data motivasi mahasiswa mempunyai distribusi normal.

3) Minat

Tabel 4.7 Normalitas data minat mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME
Jombang

Kolmogorov-Smirnov
Variabel Statistic df Sig.
Minat 0,094 77 ,091

Sumber : Data primer tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.7 normalitas data minat mahasiswa

tersebut di atas menunjukkan -value (0,091) yang lebih besar dari

alfa (α = 0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok

data minat mahasiswa mempunyai distribusi normal.

b. Uji linieriatas

Uji linieriatas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

akan dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linier.

Tabel 4.8 Hasil analisis regresi linier berganda kotak anova variable
predictor minat, kepribadian dosen, motivasi mahasiswa di
Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang

Anovab
Sum Mean
Df Square F Sig.
Model of
1 Regression square
4,605 3 1,535 9,835 0,000a
Residual 11,395 73 0,156
Total 16,000 76

a. Predictors: (constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasi


b. Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa

Berdasarkan tabel 4.8 di atas bahwa hasil uji F menunjukkan nilai

-value (0,000) yang berarti pada alfa 5% dapat dinyatakan bahwa


c o m m it t o us e r
model regresi tersebut c o c ok ( f it) d e ngan data yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c9.
id

c. Uji indepedensi/variabel

Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel bebas, yaitu antara kepribadian dosen,

motivasi belajar mahasiswa dan minat belajar mahasiswa.

Tabel 4.9 Hasil uji independensi kotak model summary variable


predictor minat, kepribadian dosen, motivasi mahasiswa di
Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang

Anovab
Sum
Model R of Mean Durbin –
Df Square Watson
square
1 0,537a 0,288 0,259 0,39508 1,475

a. Predictors: (constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasi


b. Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa

Berdasarkan tabel 4.9 di atas bahwa nilai Durbin-Watson

(1,475) antara minus dua (-2) sampai dua (2), maka dapat diartikan

tidak ada gejala korelasi antarvariabel independen (multikolinearitas).

3. Pengujian Hipotesis

Hubungan kepribadian kepribadian dosen, motivasi, dan minat

dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan di Stikes ICME

Jombang

Tabel 4.10 Analisis hubungan kepribadian dosen, motivasi dan minat


dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan di
Stikes ICME Jombang

Variabel Pearson Correlation


-value
Independen (r)
Kepribadian dosen 0,400 0,000
Motivasi 0,353 0,002
Minat 0,285 0,012

Sumber : Data primer tahun 201c2ommit to


user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c10.
Variabel dependen: Prestasi belajar id

Sumber : Data primer tahun 201c2ommit to


user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c0.i
d

Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara kepribadian

dengan prestasi belajar dengan tingkat hubungan sedang dimana nilai

pearson correlation (r) sebesar 0,400. Hubungan ini berpola positif,

artinya semakin baik kepribadian dosen, maka prestasi belajar mahasiswa

semakin baik pula. Hasil uji statistik menunjukkan -value (0,000) yang

lebih kecil dari alfa (α = 0,05), artinya ada hubungan yang bermakna

antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Variabel ini

memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji multivariat.

Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara motivasi dengan

prestasi belajar dengan tingkat hubungan rendah dimana nilai pearson

correlation (r) sebesar 0,353. Hubungan ini berpola positif, artinya

semakin baik motivasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan, maka

prestasi belajar mahasiswa semakin baik pula. Hasil uji statistik

menunjukkan -value (0,002) yang lebih kecil dari alfa (α = 0,05), artinya

ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan prestasi belajar

mahasiswa. Variabel ini memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji

multivariat.

Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara minat dengan

prestasi belajar dengan tingkat hubungan rendah dimana nilai pearson

correlation (r) sebesar 0,285. Hubungan ini berpola positif, artinya

semakin baik minat belajar mahasiswa Prodi D III kebidanan, maka

prestasi belajar mahasiswa semakin baik pula. Hasil uji statistik

menunjukkan -value (0,0c1o2m) myaitntgo luebseihr kecil dari alfa (α =


0,05), artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c1.
id

ada hubungan yang bermakna antara minat dengan prestasi belajar

mahasiswa.

Untuk menguji variabel yang paling dominan berhubungan dengan

variabel dependen dilakukan dengan uji regresi linier sederhana

dilanjutkan dengan uji linier ganda.

a.

tuk membuat perkiraan (predikasi) nilai suatu variabel (variabel dependen) melalui variabel lain (variabel independen). Has
ribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang

Variabel Independen R2Persamaan Garis Y = a + bx +-value


e
R
Kepribadian dosen 0,400 0,160 Prestasi belajar = 0,000
1,440 +
0,365*kepribadian
dosen + 0,097
Motivasi 0,353 0,124 Prestasi belajar = 0,002
1,461 + 0,332*
motivasi + 0,102
Minat 0,285 0,081 Prestasi belajar = 0,012
1,612+ 0,260*minat
+ 0,285
Variabel dependen : Prestasi belajar
Sumber : Data Primer tahun 2012

Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan

antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat

sedang (r = 0,400) berpola positif, artinya semakin baik kepribadian

prestasi belajar mahasiscwoma mseimt taokiunsebraik. Nilai


koefisien determinasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c2.
dosen maka id

prestasi belajar mahasiscwoma mseimt taokiunsebraik. Nilai


koefisien determinasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c3.
id

0,160, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh menerangkan

bahwa prestasi belajar mahasiswa hanya ditentukan 16 % yang berasal

dari kepribadian dosen, sisanya ditentukan oleh variabel lain, pada

tingkat kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi yang didapat kurang

baik untuk menjelaskan variabel prestasi belajar mahasiswa. Hasil uji

statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepribadian

dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (=0,000).

Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat

rendah (r = 0,353) berpola positif, artinya semakin baik motivasi maka

prestasi belajar mahasiswa semakin baik. Nilai koefisien

determinasinya 0,124, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh

menerangkan bahwa prestasi belajar mahasiswa hanya ditentukan

12,4% yang berasal dari motivasi belajar, sisanya ditentukan oleh

variabel lain, pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi

yang didapat kurang baik untuk menjelaskan variabel prestasi belajar

mahasiswa. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

(=0,002).

Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan

antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat sangat

rendah (r = 0,285) berpola positif, artinya semakin baik minat belajar

maka prestasi belajar mahasiswa semakin baik. Nilai koefisien

determinasinya 0,081, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh

0,81% yang berasal dari minat belajar, sisanya ditentukan oleh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c4.
menerangkan bahwa prestasi belajar mahasiswa hanya
id ditentukan
commit to user

0,81% yang berasal dari minat belajar, sisanya ditentukan oleh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c5.
id

lain, pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi yang

didapat kurang baik untuk menjelaskan variabel prestasi belajar

mahasiswa. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

(=0,012).

b. Regresi linier berganda

Sama halnya pada regresi linier sederhana, variabel yang dimasukkan dalam regresi linier berganda adalah variabel yang m
iswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang

Model Summaryb)
Adjusted R Std. Error of the Estimate 0,39508
Model R R Square
Square
1 0,537a 0,288
0,259

a Predictors: (Constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasi


b Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa
Sumber : data primer tahun 2012

Koefisien determinasinya adalah 0,288, artinya variabel minat,

kepribadian, dan motivasi hanya menjelaskan 28,8% dari prestasi

belajar mahasiswa, atau dengan kata lain prestasi belajar mahasiswa

28,8% ditentukan oleh minat, kepribadian, dan motivasi belajar

mahasiswa, pada tingkat kepercayaan 95%, sementara sisanya oleh

c o m m it t o u s e r
kurang baik untuk menj e la s ka n p re s t a si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c6.
id
ditentukan oleh variabel lain. Hasil ini dapat dikatakan bahwa model ini

c o m m it t o u s e r
kurang baik untuk menj e la s ka n p re s t a si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c7.
id

Tabel 4.13 Hasil analisis regresi linier berganda kotak coefficients variabel
kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan variabel
prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes
ICME Jombang

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 0,832 0,222 3,746 0,000
Kepribadian
dosen 0,309 0,094 0,338 3,270 0,002
Motivasi 0,208 0,098 0,222 2,126 0,037
Minat 0,239 0,091 0,262 2,625 0,011

el independen yang paling berhubungan dan masuk dalam model adalah kepribadian dosen mahasiswa. Dengan demikian

variabel kepribadian dosen.

Tabel 4.14 Hasil analisis regresi linier berganda kotak Anova variabel
predictor prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan
Stikes ICME Jombang

ANOVAd
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 4,605 3 1,535 9,835 0,000a
Residual 11,395 73 0,156
Total 16,000 76
c Predictors: (Constant), minat, kepribadian dosen, motivasi
d Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa
Sumber : Data primer tahun 2012

commit to user
Hasil uji F menunjukkan nilai  = 0,000 yang berarti pada alfa

(α = 0,05) dapat dinyatakan bahwa model regresi tersebut cocok (fit)

dengan data yang ada. Ketiga variabel tersebut di atas secara signifikan

dapat memprediksi variabel prestasi belajar mahasiswa. Jika menggunakan

rumus regresi linier berganda ini :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e dimana adalah e = Z x SEE

or of the estimate (tabel 4.13 kotak model summary) dan Z dapat dilihat dari tabel Z dengan tingkat kepercayaan 95% ada
h:

Prestasi belajar mahasiswa = 0,832 + 0,309 kepribadian dosen + 0,208 motivasi + 0,239 minat + 0,774

Persamaan ini memperkirakan variabel prestasi belajar mahasiswa

akan naik sebesar 0,309 bila kepribadian dosennya baik, ditambah

0,208 bila motivasi belajar baik, ditambah 0,239 bila minat belajar baik.

Persamaan ini dipengaruhi oleh error sebesar + 0,774. -value masing-

masing, dimana -value tersebut < alfa (α = 0,05), maka kepribadian

dosen, motivasi, minat dapat menentukan prestasi belajar mahasiswa.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c9.
id

C. Pembahasan

1. Hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan (Hamalik, 2010). Dari proses belajar-mengajar ini akan

diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau

dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar (prestasi) (Sardiman,

2011). Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara

dua unsur manusiawi, yakni siswa (mahasiswa) sebagai pihak yang belajar

dan guru (dosen) sebagai pihak yang mengajar (Sardiman, 2011). Di

tangan para gurulah (dosen) terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan. Setidaknya ada tiga unsur yang harus

terdapat dalam proses belajar mengajar, yaitu siswa/mahasiswa dengan

segala karakteristiknya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin

melalui berbagai kegiatan belajar; guru/dosen yang mengusahakan

terciptanya situasi dalam mengajar sehingga terjadinya proses pengalaman

belajar; dan tujuan yaitu sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan

belajar. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai

suatu rangkaian interaksi antara siswa (mahasiswa) dan guru (dosen)

dalam rangka mencapai tujuannya. (Syamsudin, 2007).

Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara

kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2008) di SMK Negeri

Surakarta menunjukkan b a h w a a d a p e ngaruh yang berarti


c o m m it t o us e r
(signifikan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c10.
1 id

Surakarta menunjukkan b a h w a a d a p e ngaruh yang berarti


c o m m it t o us e r
(signifikan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c11.
id

antara variabel kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar PKN pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran

2007/2008. variabel kepribadian dosen memberikan sumbangan relatif

besar sekitar 16 %.

Hasil penelitian Kurniawan ini dapat dipahami, karena untuk

pembelajaran di sekolah menengah atas, peran guru masih sangat dominan

dibandingkan siswa itu sendiri. Di sekolah menengah masih kental dengan

teacher center learning (TCL). Teacher centered learning (TCL) adalah

suatu sistem pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat dari

kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Di sini

ilmu di transfer secara cepat dari guru atau dosen kepada mahasiswa

secara satu arah, sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena hanya

mendengarkan dari dosen (Putra, 2009). Karena sistemnya seperti itu,

sehingga kepribadian dosen yang baik sangat berpengaruh terhadap proses

belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Kekurangan atau kelemahan dari sistem pembelajaran Teacher

Centereded Learning ( TCL ) adalah ternyata membuat mahasiswa pasif

karena hanya mendengarkan kuliah, kreativitas mereka kurang terpupuk

atau bahkan cenderung tidak kreatif, dosen lebih banyak melakukan

belajar mengajar dengan bentuk ceramah ( lecturing ), dan pada saat

mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah, mahasiswa sebatas

memahami saja sambil membuat catatan, dosen mempunyai peran

dalam pencapaian hasil

pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model


commit to user
ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c12.
id

adalah bagaimana dosen bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada

hanyalah transfer pengetahuan (Hadi, 2007).

Berbeda dengan di Perguruan Tinggi, tugas pembelajaran telah

bergeser dari dosen ke peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Oleh sebab

itu hasil penelitian ini hubungannya masih lemah atau bersifat sedang dan

koefisien determinannya juga kecil, yaitu 28,8%, karena pembelajaran di

perguruan tinggi masih menggunakan sistem student center learning (SCL).

Student centered learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran

yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar,

sementara peran dosen pada strategi pembelajaran ini adalah mendampingi

mahasiswa dalam belajar, mengarahkan garis besar kegiatan yang harus

dilakukan mahasiswa. Model pembelajaran pengembangan keterampilan

yang mengaktifkan mahasiswa, dimana peserta didik melakukan banyak

kegiatan belajar dalam mencari informasi, terutama informasi pembelajaran

(Hadi, 2007).

2. Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa.

Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan, motivasi dalam pengajaran yaitu meningkatkan tingkat

berhasil atau gagalnya perbuatan belajar mahasiswa. Suatu pekerjaan atau

kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan ”pujian”.

Aspek ”pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan

belajar dengan giat (Sardiman, 2011).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a7c13.
id

Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara

motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zuhri (2010) di Poltekkes Surakarta menunjukkan

bahwa ada hubungan positif antara motivasi dengan prestasi belajar

mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta dengan derajat

hubungan tersebut sedang.

Hasil penelitian Zuhri ini dapat dipahami, karena seorang yang

masuk pendidikan bidan kesehatan bila disertai dengan motivasi yang

tinggi maka akan muncul semangat yang tinggi dan selalu memprioritaskan

kegiatannya untuk kepentingan belajar sehingga memperoleh hasil atau

prestasi secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan

dengan (Sardiman, 2011), bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peranan

motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,

pelajar (mahasiswa) dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan

belajar.

Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, memungkinkan

menimbulkan rasa rendah diri. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan

ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan

(Sardiman, 2011). Oleh sebab itu hasil penelitian ini hubungannya lemah

atau bersifat rendah dan koefisien determinannya juga sangat kecil, yaitu

12,4%, karena kekurangan yang ada pada diri mahasiswa dianggap

sebagai penghambat dalam b er pr es tas i b elajar.


co m m it to u se r
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c0.i
d

Motivasi yang kurang dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara

seperti memberi ulangan, memberi nilai dan memberi umpan balik

(feedback), diciptakan kompetisi, memberi hadiah (reward) maupun

hukuman (punishment) (Zuhri, 2010).

3. Hubungan antara minat dengan prestasi belajar

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang (Slameto,

2010). Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul

akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan, sehingga minat akan selalu

berkait dengan kebutuhan keinginan. Proses belajar itu akan berjalan

lancar kalau disertai dengan minat (Sardiman, 2011).

Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara

minat dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zuhri (2010) di Poltekkes Surakarta menunjukkan

bahwa ada hubungan positif antara minat dengan prestasi belajar

mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta dengan derajat

hubungan tersebut rendah.

Hasil penelitian Zuhri (2010), menerangkan ternyata minat untuk

memasuki D III fisioterapi merupakan salah satu faktor terhadap

keberhasilan prestasi belajar. Mahasiswa yang mempunyai minat yang

baik akan lebih terfokus, terarah dalam proses pembelajaran selanjutnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c1.
id

Sehingga potensial akan lebih berhasil dalam belajar dengan diwujudkan

dalam prestasi belajar yang lebih baik.

Namun hubungan antara minat dengan prestasi belajar adalah

rendah dan koefisien determinasinya sangat kecil 0,81%, hal ini potensial

karena substansi pendidikan prodi D-III Kebidanan belum tersosialisasi

secara efektif di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sehingga mahasiswa

yang masuk D-III kebidanan banyak tidak diikuti dengan minat yang

cukup. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh juga akan lebih banyak

dipengaruhi situasi dan kondisi saat proses belajar itu sendiri.

4. Hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan

prestasi belajar mahasiswa

Terlihat pada koefisien determinasi berganda (R2) sebesar = 0,288

artinya 28,8% variasi variabel prestasi belajar mahasiswa di Program Studi

D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang dapat dijelaskan oleh variabel

kepribadian dosen, motivasi dan minat sedangkan sisanya (100%-28,8% =

71,2%) disebabkan oleh faktor lain.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua variabel bebas

(kepribadian dosen, motivasi dan minat) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel prestasi belajar. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil uji

F yaitu nilai F hitung (9,835) dan nilai sig. 0,000 < 0,1. Hasil analisis

dapat disajikan dengan persamaan regresi linier ganda, sebagai berikut :

Prestasi belajar mahasiswa = 0,832 + 0,309 kepribadian dosen + 0,208

motivasi + 0,239 minat + 0,774


commit to user
Koefisien variabel kepribadian dosen sebesar 0,309 bertanda positif,

artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,309

skor prestasi belajar. Koefisien variabel motivasi sebesar 0,208 bertanda

positif, artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan

0,208 skor prestasi belajar. Koefisien variabel minat sebesar 0,239

bertanda positif, artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan

kenaikan 0,239 skor prestasi belajar mahasiswa di Program Studi D-III

Kebidanan Stikes ICME Jombang.

Variabel bebas yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap

prestasi belajar mahasiswa di Program Studi D-III Kebidanan Stikes

ICME Jombang adalah kepribadian dosen. Kepribadian dosen mempunyai

pengaruh lebih besar dibanding variabel bebas lainnya.

Kepribadian dosen yang baik merupakan sikap, tingkah laku dosen

yang baik dipandang norma-norma sosial. Dengan karakter atau watak

yang baik mencerminkan seorang dosen yang berpotensi, memiliki

kemampuan atau skill yang berkualitas. Untuk itu, seorang dosen harus

mengarahkan segala potensi yang ada di dalam dirinya dan segala

kemampuannya untuk keberhasilan proses belajar mengajar pada

mahasiswanya. Potensi diri yang dimaksud dapat berbentuk sifat/

kepribadiannya, sementara kemampuan yang dimaksud termasuk

kemampuan dosen dalam mengajar, sehingga mahasiswa terdorong untuk

belajar dalam rangka mencapai tujuan belajarnya.


D. Keterbatasan Penelitian

1. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Stikes

ICME Jombang sehingga hasil penelitian hanya bisa digeneralisis

pada institusi ini saja.

2. Alat ukur menggunakan kuesioner sehingga memungkinkan jawaban

yang bersifat subjektifitas dari responden.

3. Alat ukur dokumen menggunakan hasil Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) dimana bisa terjadi ketidakvalidan dari hasil belajar tersebut

dikarenakan IPK mahasiswa terkadang tidak murni mewakili hasil

dari apa yang sudah didapat mahasiswa selama menjalani perkuliahan.

Dan tidak semua faktor yang mempengaruhi Indeks Prestasi

mahasiswa diteliti. Faktor tersebut antara lain lingkungan, pergaulan,

kondisi kesehatan, dan kondisi keluarga.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

i. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara kepribadian

dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.

2. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara minat

belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

4. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara kepribadian

dosen, motivasi, dan minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.

ii. Implikasi Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kesimpulan di atas, mengenai hubungan kepribadian

dosen, motivasi belajar, dan minat belajar mahasiswa dengan prestasi

belajar mahasiswa yang membuktikan bahwa, semakin baik kepribadian

dosen dalam mengajar, motivasi dalam proses belajar dan minat belajar

mahasiswa maka prestasi belajar juga ikut meningkat. Sehingga dosen

seyogyanya dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar dan

kebutuhan mahasiswa terpenuhi. Dosen juga harus menampilkan diri

sebagai figure yang teramp i l d an b i sa m enjadi suri tauladan


c o m m it t o us er

mahasiswanya,

8483
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c5.
id

sehingga mahasiswa dapat berkembang secara optimal yang

dimanifestasikan dengan kegiatan belajar yang efektif. Seorang yang

masuk pendidikan bidan kesehatan bila disertai dengan motivasi yang

tinggi maka akan muncul semangat yang tinggi dan selalu

memprioritaskan kegiatannya untuk kepentingan belajar sehingga

memperoleh hasil atau prestasi secara optimal. Mahasiswa yang

mempunyai minat yang baik akan lebih terfokus, terarah dalam proses

pembelajaran selanjutnya, sehingga potensial akan lebih berhasil dalam

belajar dengan diwujudkan dalam prestasi belajar yang lebih baik.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka hasil penelitian ini

bisa dijadikan pertimbangan bagi pengelola akademik guna perbaikan dan

peningkatan mutu bagi para dosen dalam arti tidak hanya menyampaikan

materi ajar tapi harus tetap memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari

mahasiswa, dosen dipacu untuk menerapkan tugasnya sebagai pendidik dan

pembimbing, sehingga dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa yang

dapat menimbulkan minat belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan

proses belajar.

iii. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut, maka peneliti

menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi Direksi Prodi D III Kebidanan dan Ketua Stikes Icme Jombang

a. Meningkatkan standar pendidikan dosen sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku yaitu minimal strata 2 diutamakan pendidikan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c6.
id

in line, dan mencari dosen tidak tetap yang memiliki kualifikasi yang

dipersyaratkan.

b. Peningkatan kemampuan mengajar dosen melalui pendidikan Akta

mengajar, pelatihan pekerti dan applied approach (AA), agar

kemampuan mengajar dosen meningkat dan mempersyaratkan pada

dosen tidak tetap untuk memiliki sertifikasi pekerti dan AA tersebut.

c. Perlu pembinaan yang terus-menerus terhadap kepribadian dosen agar

terbentuk pribadi yang berperilaku luhur, semangat dan memiliki jiwa

kepemimpinan yang kuat.

2. Bagi para dosen Prodi D III Kebidanan Stikes Icme Jombang

a. Untuk terus meningkatkan kualitas pribadi melalui pengembangan diri

sendiri dengan membaca dan mengkaji literatur tentang proses

pembelajaran yang baik.

b. Meningkatkan kemampuan social meliputi kemampuan untuk

menyesuaikan diri kepada tujuan kerja dan lingkungan sekitar sewaktu

menjalankan tugas sebagai pengajar.

c. Meningkatkan motivasi, minat belajar mahasiswa pada awal proses

belajar mengajar sebagai data dasar dalam memberikan pembinaan

d. Penyelenggaraan proses belajar mengajar yang didukung oleh sarana

dan prasarana serta SDM yang memadai sehingga dapat menumbuh-

kembangkan minat belajar bagi mahasiswa serta memiliki rasa

tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan dan idealisme.

e. Meningkatkan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,


commit to user
keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a8c7.
id

f. Meningkatkan kemampuan personal meliputi penampilan sikap positif

atas situasi kerja sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman

atas nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh seorang pengajar dan

penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan

teladan anak didiknya.

3. Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan proses belajar

mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari institusi

pendidikan.

b. Mahasiswa disarankan memperhatikan adanya fasilitas penghargaan

bagi mahasiswa yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar

sehingga mahasiswa dapat memacu minat dan motivasi belajar dalam

meningkatkan prestasi belajar.

c. Mahasiswa disarankan untuk dapat memanfaatkan fasilitas dalam

kebutuhan belajar sehingga dapat menumbuhkan semangat dan gairah

belajar.

d. Mahasiswa perlu mengasah dan meningkatkan motivasi dan minat

belajar yang telah dimiliki melalui konsultasi dengan pembimbing

akademik (PA), koordinator 1 yaitu bagian akademik pendidikan dan

fasilitas lainnya sehingga prestasi belajar akan bisa lebih dioptimalkan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai