Ketua Penelitian:
Drs. Mugiyono, M.Pd.I.
Anggota Peneliti:
Andi Aji Saputra 3119002
Alif Adhi Yaksa Sudrajat 3119024
Ali Nurdin 3119043
Devita Irawati 3119040
M Izharul Iman 3119007
Ravylia Puspita Samudra 3119021
Seluruh sumber yang menjadi rujukan dalam penelitian ini telah kami cantumkan
sesuai kaidah akademik yang berlaku. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan
1. Ketua Penelitian:
a) Nama : Drs. Mugiyono, M.Pd.I.
b) Jenis Kelamin : Laki-Laki
c) NIDN : 2023076903
d) Unit Kerja : Universitas Islam Jakarta
e) No. Telp : 08129604723
Mengetahui
Kepala Lembaga Penelitian
Universitas Islam Jakarta
Laporan penelitian ini telah kami setujui sebagai bagian dari tugas Kuliah
Kerja Sosial 2023 Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Jakarta
Ketua Penelitian
Mengetahui
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Jakarta
Oleh:
Andi Aji Saputra, M Izharul Iman, Alif Adhi Yaksa Sidrajat, Devita Irawati, Ravylia
Puspita S, Ali Nurdin
Penelitian ini berkaitan dengan minimnya rasa saling kolaborasi antara pendidik
dengan peserta didik dalam berjalannya kegiatan pembelajaran PAI di kelas sebab belum
bisa menyatukan persepsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam menghadapi tantangan untuk mengimplementasikan dalam
kerangka karakteristik yang mencakup pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada
materi esensial, dan pembelajaran yang fleksibel pada peserta didik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisa dan mengukur efektivitas serta strategi mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dalam kurikulum merdeka mandiri.Penelitian ini
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan alur observasi dibalut dengan wawancara dan instrumen angket
berjumlah 20 point pertanyaan yang berisikan 10 pertanyaan positif dan 10 pertanyaan
negatif serta 5 butir instrumen wawancara kepada pendidik mata pelajaran PAi di sekolah
tersebut. Penelitian ini menunjukan hasil yang positif bahwa terdapat pengaruh efektivitas
mata pelajaran PAI dalam kurikulum merdeka belajar di SMA Dharma Wanita Pare,
dilihat dari hasil insturmen kuesinoner mayoritas peserta didik menjawab setuju dan
sangat setuju pada pertanyaan positif dan sebaliknya unutk pertanyaan negatif berlaku
sebaliknya pula. Dengan demikian hipotesis alternatif (Hₐ) diterima atau di setujui
sedangkan hipotesis nihil (H˳) tidak diterima atau tidak di setujui
Kata Kunci: Efektivitas Mata Pelajaran PAI, Kurikulum Merdeka Belajar, Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................................1
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...............................................2
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................3
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................4
ABSTRAK........................................................................................................................5
DAFTAR ISI.....................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................10
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................10
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................13
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah..................................................................14
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.........................................................................15
E. Lokasi Dan Lama Penelitian................................................................................16
BAB I KAJIAN TEORI.................................................................................................17
A. Kurikulum Merdeka Belajar di SMA dan SMK.....................................................17
B. Mata Pelajaran Dalam Kurikulum Merdeka Mandiri.............................................18
C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Kurikulum Merdeka ..................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................33
A. Latar Penelitian....................................................................................................33
B. Metode Penelitian.................................................................................................34
C. Prosedur Pengumpulan Data................................................................................35
D. Tehnik Analisis Data............................................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................................37
A. Deskripsi dan Pembahasan Data...........................................................................37
B. Pembahasan..........................................................................................................45
C. Implikasi..............................................................................................................46
BAB V PENUTUP..........................................................................................................49
A. Kesimpulan..........................................................................................................49
B. Saran....................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN
pendidik kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik
terarahkan selalu menjadi terarah. Namun dalam prosesnya sudah tentu ditemui
berbagai permasalah seperti kurang satu persepsi antara pendidik dan peserta
peserta didik datang ke sekolah dengan semangat dan motivasi yang tinggi harus
didik.
maka bila tidak efektif maka akan menganggu bahkan menghambat proses
belajar sudah tentu dalam mata pelajaranya terdapat pendidikan agama entah itu
pendidikan agama islam maupun lainnya. Dalam penelitian ini lebih difokuskan
dalam memilih topik atau proyek pembelajaran yang menarik bagi mereka.
Mereka dapat menggali minat dan bakatnya sendiri serta mengeksplorasi topik
yang dianggap menarik dan relevan. Kurikulum ini lebih menekankan pada
pembelajaran berbasis proyek, di mana peserta didik terlibat dalam tugas atau
didik untuk menentukan waktu dan ritme pembelajaran mereka sendiri. Mereka
dapat belajar dalam tempo yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka
sendiri. Selain itu, kurikulum ini juga mendorong siswa untuk mengembangkan
fasilitator dan pendamping peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru akan
memastikan peserta didik dapat belajar secara efektif dan mencapai tujuan
siswa yang lebih aktif, mandiri, dan memiliki motivasi intrinsik terhadap
Merdeka Belajar. KMB berbeda dengan MBKM atau Kurikulum Merdeka Belajar
KMB lebih luas wilayanya termasuk Pendidikan dasar dan menangah, MBKM
sekolah pun dituntut untuk mampu memahami dan menerapkan kurikulum belajar
No.262 Tahun 2022, Keputusan Kepala BSKAP No. 033/H/KR//Tahun 2022, dan
pertahun sebanyak 72 jam sampai 108 jam, "dalam satu minggu 2 JP dikalikan 36
minggu. Lalu ditambahkan 1 JP untuk proyek agama Islam, jadi total sebanyak
mengembangkan soft skills dan karakter peserta didik melalui asesmen awal dan
asesmen akhir dalam beberapa fase. Feisal memberikan tips agar capaian
pembelajaran GPAI mampu memenuhi syarat, yakni dengan dorongan agar guru
memberikan pembelajaran yang bervariasi, "pihak sekolah perlu mencari tahu dan
B. Identifikasi Masalah
didik akan lebih kreatif dan inovatif mengembangan softskill dan karakternya jika
memacu diri.
berikut:
merdeka mandiri
mengajar di sekolah
E. Lokasi Dan Lama Penelitian
Penelitian Ini Dilakukan Di SMAS DHARMA WANITA PARE Jl. Jend
KAJIAN TEORI
Indonesia, Kurikulum Merdeka yaitu Merdeka Belajar, artinya siswa bisa mendalami
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan berdampak
Dikutip dari buku Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar (2021) oleh H. E
Mulyasa, secara tersirat Merdeka Belajar menunjukkan kurikulum apa yang harus
terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi
dari prodi vokasi kepada SMK. Dari 895 SMK yang terlibat, akan diprioritaskan pada
melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Pertama, kurikulum disusun
kebekerjaan.
kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun
lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar
dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk
Pancasila yang dialokasikan dari total JP mata pelajaran umum dan beberapa
mata pelajaran pilihan per tahun. Pembelajaran intrakuler di SMA/MA pun
terbagi menjadi 2 (dua), yaitu kelompok mata pelajaran umum dan kejuruan.
a) Kelompok Umum
Bahasa Inggris dan Matematika. Di kelas 10, kedua mata pelajaran ini
berisi materi umum dan dasar. Sementara di kelas 11 dan 12, fokus dua mata
pendidikan lain tapi bisa disesuaikan dengan Program Keahlian peserta didik.
b) Kelompok Kejuruan
yang dikuasai. Hal ini dilakukan melalui pembuatan produk atau pekerjaan
Mata Pelajaran Pilihan. Mata pelajaran yang dipilih oleh murid sesuai
di dunia kerja yang menjadi sasaran murid. Satu program keahlian bisa
mencakup satu atau lebih konsentrasi. Jika ada konsentrasi yang berbeda
Belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh pelajar. Konsep dari
angka tetapi oleh karya yang bermakna. Terdapat tiga komponen Merdeka
tujuannya.
2). Mandiri terhadap cara. Memiliki cara dan menyusun strategi mengatasi
berdasarkan sumber daya yang tersedia, dan menyusun strategi yang adaptif
3). Melakukan refleksi. Melakukan penilaian diri dan meminta umpan balik
dari orang lain untuk mengetahui kebutuhan belajarnya. Diawali dari proses
Sering kali Pelajar Merdeka mengira telah Merdeka Belajar akan tetapi,
kualitas selama pembelajaran jarak jauh. Tetapi, dampak positif dar pandemi
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi No. 162 Tahun 2021 bahwa
a. Struktur kurikulum;
b. Capaian pembelajaran;
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi No. 162 Tahun 2021
dibagi menjadi 3 fase yaitu: Fase A untuk Kelas I dan Kelas II, Fase B untuk
Kelas III dan Kelas IV, dan Fase C untuk Kelas V dan Kelas VI. Adapun fase
dasar. Ilmu pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) belum menjadi mata
pelajaran wajib di fase A. IPAS mulai diajarkan diajarkan ada fase B Mata
Pancasila.
a). Hal yang Perlu Dilakukan, Melakukan analisis terhadap kondisi, latar
bermakna.
pertanyaan selalu dalam bentuk soal dan dinilai benar atau salah, tanpa
umpan balik. Memberikan porsi paling banyak pada asesmen sumatif atau
kemampuan kognitif peserta didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial
berikut:
konteks dunia nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk
Belajar
dalam belajar merupakan hal yang tentunya akan dirasa sebagai sebuah hal
yang sangat bermanfaat terutama bagi murid. hal ini tentu dapat terjadi
tepat. Maka cara pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru dapat
dilihat apakah telah tepat dengan melihat fokus dari para murid ketika proses
pembelajaran tengah berlangsung dan dapat juga dilihat dari proses dan hasil
belajar itu sendiri. Karena ini berkaitan dengan efektif nya belajar maka yang
dijadikan fokus adalah proses dalam berlajar itu sendiri. Hal ini juga sesuai
dengan perumpamaan bahwa memang antara proses dan hasil dari belajar itu
sendiri saling berkaitan erat diantara satu sama lain. Selaras apabila salah satu
diantara baik itu proses ataupun hasil yang mengalami penurunan tentunya
akan menjadi sama-sama menurun, dan juga ini berlaku sebaliknya apabila
meningkat tentu yang lainnya akan ikut meningkat juga (Ilahi & Imaniyati,
2016).
Selanjutnya efektivitas jika dilihat dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran adalah dengan melihat reaksi atau respon dari murid ketika
dikatakan efektif yakni ketika seorang murid itu diberikan kesempatan untuk
sendirinya. Dalam pembelajaran yang efektif tentunya ada sebuah hasil atau
ini berkaitan kepada hasil dan capaian pada sebuah mata pelajaran yang sudah
ditetapkan, hal ini selaras dengan pendapat dari Reigeluth dan Merill. (Ilahi &
Imaniyati, 2016).
kegiatan pembelajaran ini, dipengaruhi dari dalam diri murid itu sendiri dan
luar yakni lingkungan. Atau dapat juga dijelaskan sebagai berikut, yakni ada
yang namanya faktor dari murid itu sendiri (raw input) yang dimana semua
murid disini tentunya tidak memiliki keadaan fisik, fisiologis, dan psikologis
yang sama antara satu sama lain. Kemudian ada faktor dari lingkungan
beserta faktor instrumen input yang terdiri dari sarana dan prasarana, fasilitas,
juga ada faktor yang mempengaruhi suatu tingkat keberhasilan dalam kegiatan
belajar, yang mana faktor inilah yang saling berkaitan untuk menentukan
proses pembelajaran dan menciptakan kondisi yang baik, aman, dan nyaman.
dan prasarana penunjang, keadaan sekolah, dan pengelolaan sekolah. (Ilahi &
Imaniyati, 2016).
efektivitas dalam kegiatan belajar mengajar. Namun hal yang paling berperan
yakni adalah guru, yang mana guru merupakan tenaga pengajar yang turut
aktif dalam interaksi secara langsung yang terjadi dengan murid didalam
kelas. Hal ini tentu sesuai dengan salah satu peran dari seorang guru yakni
sebagai fasilitator dan pusat informasi. Guru sebagai fasilitator disini tentu
akan membuat murid antusias bagi para murid. Namun jika melihat perannya
sebagai pusat informasi, tentunya berbagai perkembangan yang telah terjadi
didik. Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang
membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai
agama Islam dengan situasi dunia nyata. Berikan kepada mereka tantangan
yang mendorong pemikiran kritis dan solusi yang kreatif terhadap isu-isu
Merdeka dengan baik. Guru perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang
A. Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangkaian program penelitian Kuliah Kerja
Sosial 2023 yang di motori oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Agama Islam
Peneliti akan menguraikan hasil dan data penelitian yang bertujuan untuk
merdeka belajar Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti ini
menggunakan metode kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena.
memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya di mana peneliti tidak
Hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik wawancara semi terbuka dan
angket yang dilakukan secara mendalam guna mendapatkan informasi dan data secara
untuk mengetahui lebih dalam dan jelas serta mentriangulasi mengenai data yang
telah ada untuk kemudian dianalisis. Analisis itu sendiri akan terfokus pada
yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Dharma Wanita Pare yang berdiri SMA
Dharma Wanita 1 Pare berdiri tahun 1984 dengan pimpinan kepala sekolah Ibu Dra.
Sektiwijani. Setelah itu pada tahun 2001 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Moh. Tamyiz
sampai tahun 2005 dan pada tahun 2006 digantikan oleh Bapak Drs. Erwan Mahmudi
selama 5 tahun. Pada tahun 2011 digantikan oleh Bapak Drs. Aris Susanto selama 1
tahun dan pada tahun 2012 digantikan oleh Bapak Drs. Suryo Setiyoko, M.Si sampai
2022, pada tahun 2023 digantikan kembali oleh Bapak Drs. Erwan Mahmudi .
efektivitas mata pelajaran pendidikan agama islam dalam kurikulum merdeka belajar.
Partisipan merupakan peserta didik yang tercatat aktif dalam mengajar di lembaga ini
sampai sekarang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
instrumen angket.
mendeskripsikan atau memberikan gambaran suatu objek yang akan diteliti melalui
data atau sampel yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa melakukan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah ada bukti efektivitas mata
pelajaran pendidikan agama islam pada kurikulum merdeka belajar di SMAS Dharma
Wanita 01 Pare.
C. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dari sumber data
primer. Data primer diambil dari pendidik dan data sekunder berasal dari peserta
didik kelas XI SMA Dharma Wanita 01 Pare dengan mengamati langsung pada saat
yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket wawancara dan angket kuesioner.
1) Observasi
secara langsung dan dengan mengamati data secara langsung akan memudahkan
Pare yang terletak di Penelitian Ini Dilakukan Di SMAS DHARMA WANITA PARE
Jl. Jend Ahmad Yani No.1 Pare, Kab. Kediri, Prov. Jawa Timur
2) Kuisioner
pertanyaan yang berkaitan dengan Efektivitas mata pelajaran pendidikan agama islam
dalam kurikulum merdeka mandiri. Tehnik ini bertujuan untuk mengumpulkan data
dikendalikan oleh peneliti yaitu angket yang jawabannya sudah tersedia dalam 5
Tehnik analisis data dengan analisis naratif adalah jenis analisis data metode
kualitatif yang digunakan untuk menganalisa cerita atau narasi yang muncul dari data
kualitatif. Dalam tehnik ini, data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara atau
narasi yang dianalisis untuk memahami struktur naratif dan makna terkait (√ Teknik
deskripsi suatu peristiwa lalu disusun menjadi cerita dengan pendekatan kronologis.
Oleh karena itu data disajikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Pembahasan Data
agama islam dalam kurikulum merdeka belajar di SMA Dharma Wanita Pare, peneliti
Jawab: PAI di SMA Dharma Wanita berjalan efektif. Bisa dilihat dari perilaku
apakah materi yang disampaikan sudah sesuai dengan arahan kurikulum yang berlaku
disini?
pada mata pelajaran pendidikan agama islam agar lebih berkembang dan
Jawab: Pemaksimalan potensi prestasi peserta didik baik akademis maupun non
*(Wawancara dengan salah satu dewan guru pendidikan agama islam di SMA
Observasi data sekunder adalah melalui peserta didik dalam bentuk kuisioner
kepada 22 peserta didik dengan 20 butir pernyataan tipe positive question dan
kuirkulum merdeka belajar di SMA Dharma Wanita Pare diambil dari jawaban
kuisioner yang diberikan kepada sampel peserta didik kelas 11 di SMA Dharma
Wanita Pare pada hari Senin, Rabu 7 Juni 2023 yang dilakukan selepas materi
PILIHAN JAWABAN
NO PERTANYAAN/PERNYATAAN
SS S KS TS STS
1. Pendidik membuat pembelajaran
pendidikan agama islam manjadi penting!
2. Nilai pelajaran pendidikan agama islam
saya kecil, membuat saya kurang tertarik
3. Saya selalu ingin menguasai pembelajaran
pendidikan agama islam yang diberikan
oleh pendidik
4. Pelajaran pendidikan agama Islam itu sulit,
sehingga saya tidak suka terhadap pelajaran
pendidikan agama Islam!
5. Dalam pembelajaran pendidikan agama
islam, peserta didik harus memiliki buku
pedoman pembelajaran.
6. Saya merasa jenuh saat pembelajaran
pendidikan agama islam
7. Saya bisa mengamalkan teori pembelajaran
pendidikan agama islam di rumah saya
8. Saya sulit mengamalkan teori pendidikan
agama islam dirumah karena kurang
monitoring dari orang tua
9. Pendidik menyampaikan materi
pembelajaran pendidikan agama islam
dengan baik.
10. Saat menjelasakan materi pembelajaran
pendidikan agama islam kurang bisa
dipahami oleh peserta didik.
11. Saya dapat menyampaikan kembali materi
pembelajaran yang disampaikan oleh
pendidik
12. Saya kesulitan menyampaikan kembali
pembelajaran pendidikan agama islam yang
disampaikan oleh pendidik
13. Saya selalu berdiskusi selepas pembelajaran
mengenai pelajaran pendidikan agama
islam
14. Saya malas berdiskusi selepas pembelajaran
pendidikan agama islam
15. Saya selalu mengulangi pelajaran
pendidikan agama islam di sekolah saat
pulang
16. Saya tidak mengulangi pelajaran yang
disampaikan pendidik saat sepulang
sekolah
17. Saat pendidik menyampaikan pelajaran
pendidikan agama islam, saya selalu
mendengarkan dengan baik
18. Saat pendidik menyampaikan pelajaran
pendidikan agama islam, saya tidak
mendengarkan atau mengobrol sendiri
19. Saya selalu bertanya kepada pendidik
ketika mendapati kesulitan pemahaman
dalam pembelajaran pendidikan agama
islam
20. Saya lebih memilih diam saat mendapati
kebingungan dalam pelajaran pendidikan
agama islam dikelas
menjawab dengan sangat setuju dan 8 (36,4% )responden menjawab setuju. Berikut
tabulasi datanya
Dikutip dari diagram diatas diketahui bahwa pendidik merupakan kunci
penting dalam suksesnya pembelajaran PAI di kelas. Seperti yang disampaikan oleh
peneliti bahwa pendidik merupakan komponen pendidikan, jika salah satu komponen
peserta didik karena nilai yang kecil dalam pembelajaran PAI dari total 22 responden,
8 responden menjawab dengan sangat tidak setuju dan 10 responden menjawab tidak
setuju.
Dari data diatas diketahui bahwa seperti apapun hasil nilai PAI peserta didik
tak mambuat peserta didik tidak tertarik pada pembelajaran PAI di Sekolah tersebut,
Pendidikan Agama Islam pada (pertanyaan positive) ditemukan hasil data sebagai
berikut:
utama kurikulum merdeka belajar peneliti coba ajukan pertanyaan positive dan
sangat setuju dan 9 (40,9%) dari total 22 peserta didik setuju bahwa mereka selalu
sangat tidak setuju dan 8 (36,4%) dari total 22 peserta didik tidak setuju bahwa
untuk meningkatkan pemikiran kritis mereka di sekolah SMA Dharma Wanita Pare.
bobot positif mereka cenderung merespon baik dan sebaliknya jika pernyataan atau
pendidik mata pelajaran pendidikan agama islam maupun observasi kepada peserta
didik kedua menunjukan respon yang positif yang tentunya sesuai fakta yang ada
kepada guru banyak ditemui di SMA Dharma Wanita Pare ini. Artinya implementasi
pembelajaran pendidikan agama islam yang ada di SMA Dharma Wanita berjalan
secara efektif.
manfaat yang signifikan bagi siswa. Berikut adalah beberapa kalimat yang
siswa memahami nilai-nilai moral dan etika yang dianut dalam Islam. Hal ini akan
membentuk karakter mereka agar menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur,
2. Dengan pembelajaran agama Islam yang efektif, siswa akan memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang ajaran agama, termasuk prinsip-prinsip dasar, keyakinan, dan
praktik ibadah dalam Islam. Ini akan membantu mereka memperkuat identitas
keagamaan mereka dan mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Allah
SWT.
siswa tentang sejarah, budaya, dan peradaban Islam. Mereka akan belajar tentang
tokoh-tokoh penting dalam Islam, peristiwa sejarah yang relevan, serta kontribusi
Islam dalam ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Hal ini akan membuka wawasan
4. Selain itu, pembelajaran agama Islam yang efektif di sekolah dapat membantu
siswa memahami dan menghargai keberagaman dalam Islam. Mereka akan belajar
5. Pembelajaran agama Islam yang efektif juga memberikan kesempatan bagi siswa
untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan yang didasarkan pada
nilai-nilai Islam. Mereka dapat terlibat dalam kegiatan amal, pengabdian masyarakat,
C. Implikasi
membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai moral
dan etika dalam Islam. Mereka akan belajar tentang konsep seperti kejujuran,
keadilan, kesetiaan, dan kebaikan. Ini berdampak pada pembentukan karakter siswa
siswa memperkuat identitas keagamaan mereka. Mereka akan belajar tentang prinsip-
prinsip ajaran Islam, praktik ibadah, dan nilai-nilai yang mendasarinya. Hal ini
Mereka akan belajar tentang perbedaan mazhab dan pendapat dalam agama, serta
nilai-nilai toleransi dan penghormatan terhadap keyakinan orang lain. Ini membantu
memberikan siswa pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, budaya, dan
peradaban Islam. Mereka akan belajar tentang kontribusi Islam dalam ilmu
pengetahuan, seni, sastra, dan arsitektur. Hal ini membantu meningkatkan kesadaran
siswa tentang warisan peradaban Islam dan memperluas perspektif mereka terhadap
dunia.
mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan yang
didasarkan pada nilai-nilai Islam. Mereka akan belajar tentang pentingnya berbuat
baik, membantu orang lain, dan menjaga lingkungan. Ini membantu siswa
mengembangkan sikap empati, kepedulian sosial, dan kegiatan amal yang bermanfaat
bagi masyarakat.
sosial. Ini semua berkontribusi pada pembentukan siswa yang memiliki karakter yang
kuat, pemahaman agama yang mendalam, sikap inklusif, dan kepedulian terhadap
sesama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang efektivitas mata pelajaran pendidikan agama
islam dalam kurikulum merdeka mandiri di SMA Dharma Wanita Pare dapat
1. Terdapat efektivitas yang cukup baik antara mata pelajaran pendidikan agama
kurilukum merdeka belajar di SMA Dharma Wanita Pare adalah rerata respon dari
menunjukan jawban yang sesuai dengan ekspetasi peneliti. Maka dari itu hipotesis
nihil (Ho) ditolak sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau disetujui. Maka
kurikulum merdeka belajar di SMA Dharma Wanita cukup efektif. Artinya ada
pengaruh tinggi/kuat.
3. Strategi yang perlu dilakukan untuk efektivitas mata pelajaran sekiranya bisa
dengan penyiapan bahan dan materi pembelajaran yang tepat guna dan tepat sasaran
sesuai dengan kondisi masing-masing peserta didik. Hal tersebuat bisa dimulai dari
assessment diagnostic kurikulum merdeka belajar. Hal lain yang perlu di siasati
adalah pembelajaran berbasis karakter dengan referensi rujukan Rosululloh SAW dan
para Sohabatnya dalam bersosial dan di dunia pendidikan. Layaknya hal tersbut
perlahan akan membuat peserta didik meneladani konsep belajar ala Rosul dan Para
Sohabatnya. Strategi selanjutnya adalah monitoring sikap dan perilaku peserta didik
di sekolah dan mengevaluasinya setiap bulan. dan bila peserta didik dirumah bisa
koordinasi dengan orang tua peserta didik. Hal tersebut efektif unutk memonitoring
perubahan sikap dan perilaku peserta didik kea rah yang lebih baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut
1. Bagi guru PAI hendaknya selalu memberikan dorongan motivasi belajar
kepada peserta didiknya melalui banyak cara, salah satunya adalah memaksimalkan
proses pembelajaran kepada peserta didik sehingga mampu memantik minat peserta
didik untuk giat dalam belajar. Sehingga semain efektif suatu pembelajaran.
2. Bagi peserta didik, manfaatkanlah pembelajaran pendidikan agama islam
sebagai alat untuk merubah diri kea rah yang lebih baik dalam pembinaan diri dan
sejenisnya.
4. Bagi peserta didik, tanyakanlah jika ada hal hal yang kurang dimengerti saat
pembelajaran berlangsung. Demikian sebagai bentuk sinkronisasi pembelajaran
antara pendidik dan peserta didik
5. Bagi peserta didik harus meningkatkan motivasi belajarnya demi kesuksesan
dimasa depan. Salah satu saran untuk meningkatkan itu adalah dengan dengan
membangun pondasi diri dengan pendidikan agama islam.
DAFTAR PUSTAKA