Anda di halaman 1dari 201

POLA KEMAMPUAN MENGIDENFIKASI VARIABLE PENELITIAN SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU

ARTIKEL ILMIAH

Oleh

Azalea Nurul Junia (16320061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAMI
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2020
POLA KEMAMPUAN MENGIDENFIKASI VARIABLE PENELITIAN SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Universitas PGRI Semarang

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Progam Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Azalea Nurul Junia (16320061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAMI
DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Artikel Ilmiah Berjudul :

POLA KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN


SISWA KELAS VIII SMP N 1 KALIWUNGU

Yang diajukan oleh :

AZALEA NURUL

JUNIA 16320061

Telah disetujui dan siap diujikan, Semarang, 22 Desember 2020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Rivanna Citraning R. S.Pd, M.P.d.


Dr. Fenny Roshayanti, S.Pd., M.Pd.
NPP. 196909291994032002
NPP. 098101248
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pemikiran orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,…………………………

Azalea Nurul Junia

NPM 16320061
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Hiduplah seperti ‘Killer Whale Orcinus Orca’ Berkerja keras, Pantang menyerah
dan terlihat lucu namun berbahaya.
2. 力 拔 山河氣蓋世 (lì bá shānhé qì gàishì)” I could pull the mountains with my
might.

Persembahan :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan segala puji syukur kepada Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan, kemudahan dan kesehatan.
Sholawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad S.A.W.
2. Keluarga, Terutama dengan Keluarga inti yaitu kedua orangtuaku
kandung Bapak Drs.Sumanto dan Ibu Tuti Windarti kemudian
orangtuaku angkat Bapak Budi Setyo Pramono S.E dan Ibu Supriyanti
yang selalu mendoakan, mensupport dan segalanya untuk saya.
Kemudian Kakakku Sida Alifta Julia beserta keponakan saya Hanif
Maulana Ahsan yang selalu memberikan saya semangat.
3. Dosen-dosen Pendidikan Biologi Universitas PGRI Semarang,
khususnya Pembimbing Artikel Skripsi Ibu Fenny Roshayanti, S.Pd.,
M.Pd dan Ibu Rivanna Citraning R. S.Pd, M.P.d.
4. Sahabat karib sejak kecil hingga sekarang, Sahabat semasa abad
kejayaan “RADIO GILA FM” ,Getuck Trio, No Search dan Hello Honey
yang selalu menghujad saya jika saya malas mengerjakan artikel skripsi
ini.
5. Keluarga kelas paguyuban anak-anak lushu dan paling kompak “Hallo
Bio B’16” yang selalu memberikan pengalaman berharga dan sudah
seperti saudara sendiri.
6. NCT dan 硬 糖 少 女 303/Yìng Táng Shàonǚ 303 yang lagunya selalu
menemani saya dalam memngerjakan artikel skripsi.
7. Almamater Universitas PGRI Semarang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam menyelesaikan penelitian sehingga dapat dilakukan penyusunan
artikel : “POLA KEMAMPUAN MENGIDENFIKASI VARIABLE PENELITIAN
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU”. Artikel yang disusun ini
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi Universitas PGRI
Semarang.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dan luput dari suatu kesalahan dan hambatan,
tanpa bantuan beberapa pihak yang selalu membimbing, memberikan saran dan kritik
dari dosen pembimbing. Sehingga penulis menyampaikan dan mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dr. Muhdi,SH., M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI Semarang yang


telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di
Universitas PGRI Semarang.
2. Nur Khoiri, S.Pd., MT., M.Pd. selaku Dekan FakultasmPendidikan
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi Informasi yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
3. M.Anas Dzakiy, S.Si, M.Sc. selaku Kaprodi Pendidikan Biologi yang telah
menyetujui Artikel penulis.
4. Dr. Fenny Roshanyanti, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan artikel dengan
penuh kesabaran.
5. Rivanna Citraning R. S.Pd, M.P.d. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan artikel dengan
penuh kesabaran.
6. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Biologi yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas
PGRI Semarang
7. Bapak/Ibu Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu, Kendal. Yang telah
membantu proses dalam penelitian.
8. Bapak/Ibu dan Keluarga yang selalu mendoakan untuk jalannya artikel ini.
9. Sahabat dan temen-temen yang telah membantu , mengkritik dan
menemani jalannya penelitian.
Oleh karna itu, apabila ada kesalahan dalam penyusunan skrispsi ini, selaku
penulis meminta maaf pada pihak-pihak terkait. Penulis berharap artikel ini dapat
memberikan manfaar kepada pembaca.

Semarang, 22 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
POLA KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
SISWA KELAS VIII SMP N 1 KALIWUNGU

Azalea Nurul Junia1), Fenny Roshayanti2), Rivanna Citraning Rachmawati3)

Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang


Jl. Dr. Cipto Sidodadi Timur No 24 Semarang-Indonesia
e-mail : azaleanurul49@gmail.com

Abstract
This study aims to obtain a pattern of ability to identify research variables in class VIII
students of SMP Negeri 1 Kaliwungu. This type of research is qualitative research with
sampling using proportional probability sampling stratified random sampling. The
population in this study were all students of class VIII with a sample size of 156
students. The instrument used was a test question sheet with a total of 21 questions
developed by the American Association For The Advancement of Science
(http://assessment.aaas.org/topics/1/MO#/0). The results showed that the study
participants identified the ability variable of SMP Negeri 1 Kaliwungu students who
had an average ability of 23.75 in the "very low" category. Therefore, it is necessary to
conduct a similar study to determine the ability to identify students in other junior high
schools.

Keywords: research variable, SMP Negeri 1 Kaliwungu

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003) yaitu : “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia
yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman , bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat berilmu , cakap , kreatif ,
mandiri , dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan sains memiliki peranan dalam menyiapkan SDM yang berkualitas
untuk menghadapi era globalisasi. Pendidikan merupakan modal dasar sumber daya
manusia untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan diri. Pentingnya
peran pendidikan secara eksplisit tercemin dalam sistem Pendidikan Nasional Undang-
Undang No. 20 tahun 2003 , yakni pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan ,
pengendalian dirinya, masyrakat, bangsa dan Negara. Pendidikan harus diarahkan untuk
menghasilkan manusia yang berkualitas, mapu bersaing, dan memiliki budi pekerti yang
luhur serta moral yang baik. (Astuti et al, 2012).
Gürses, et al (2015) menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah
keterampilan dasar yang memfasilitasi pembelajaran dalam ilmu sains, memungkinkan
siswa untuk aktif, mengembangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pembelajaran
dan metode penelitian. Keterampilan proses sains adalah suatu keterampilan seseorang
dalam menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil tertentu. Selain itu menurut Ongowo & Indoshi (2013)
berpendapat bahwa keterampilan proses sains membantu siswa untuk mengembangkan
rasa tanggung jawab dalam pembelajaran serta meningkatkan betapa pentingnya metode
penelitian dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pendapat ahli tersebut bertujuan
agar siswa dapat lebih aktif dalam memahami serta menguasai rangkaian yang
dilakukannya seperti melakukan kegiatan mengamati/observasi,
mengelompokkan/klasifikasi, manafsirkan/intepretasi, meramalkan/prediksi,
berhipotesis, merencanakan percobaan/ penelitian, dan berkomunikasi (Prasasti, 2017;
Rustaman, 2005). Keterampilan ini perlu dipahami oleh guru karena merupakan hal
penting dalam pembelajaran sains (Rauf, et al 2016).
Berdasarkan pada studi PISA (Progamme for international Student Assesment)
yang digagas oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)
yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali untuk siswa-siswi dengan 3 aspek yaitu berupa
keterampilan sains , bahasa dan matematika didapatkan hasil bahwa pendidikan di
Indonesia mengalami penurunan peringkat pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2015.
Tahun 2018 indonesia berada di peringkat 9 dari bawah (71) yakni dengan rata-rata skor
396. Berada diatas Negara Arab Saudi dengan rata-rata skor 386 dan peringkat satu
diduduki China rata-rata skor 590. Penurunan kompetensi sains ini kurangnya minat dan
bakat siswa terhadap pembelajaran sains tersebut, kenyataannya sains ini memiliki
peranan yang sangat besar dalam usaha mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini disebabkan karena sains merupakan dasar dari teknologi, sedangkan
teknologi sendiri merupakan tulang punggung kemajuan suatu Negara. Sementara itu,
kenyataannya pendidikan di beberapa wilayah di Indonesia masih jauh dari harapan.
Mengetahui Mengetahui hasil studi PISA tersebut, peneliti mencoba meneliti
Salah satu wilayah di Indonesia yang sebelumnya belum pernah diteliti oleh peneliti
lainnya yaitu pada SMP Negeri 1 Kaliwungu , yang terletak pada Kabupaten Kendal,
Provinsi Jawa Tengah. Menurut hasil pemantauan nilai yang di dapatkan dari
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di ketahui hasil nilai Ujian
Nasional pada Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah sendiri merupakan provinsi yang
menduduki peringkat 3 nilai UN tingkat SMP tahun ajaran 2018/2019. Kemudian pada
salah satu Kabupaten yang berada pada Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Kendal.
Kabupaten Kendal pada perolehan UN tingkat SMP Negeri tahun ajaran 2018/2019
menduduki peringkat 28 dari 35 Kabupaten yang ada dalam Provinsi Jawa Tengah, ini
meningkat 1 ke posisi 28 karna sebelumnya Kabupaten Kendal berada pada peringkat
29 pada tahun ajaran 2017/2018. Fakta fenomena yang sama ditemukan juga pada SMP
Negeri 1 Kaliwungu merupakan sekolah menengah pertama yang di ketahui hasil nilai
Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Kaliwungu sendiri pada tahun 2018/2019 mendapatkan
reratan nilai 55,76 dan menduduki peringkat 13 dari 50 sekolah yang ada di kabupaten
Kendal. Capaian nilai ujian nasional ini mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya
yaitu perolehan hasil nilai ujian nasional mata pembelajaran IPA pada tahun 2017/2018
dengan perolehan nilai 53,04 dan pada tahun 2016/2017 dengan perolehan nilai 49,40.
Hasil ini menunjukkan adanya kenaikan pemahaman siswa terhadap keterampilan
proses sains , namun sejatinya siswa pengetahuan siswa terhadap kemamapuan proses
sains masih terbilang rendah. (hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/)
Dari hasil tersebut, dapat di katakan jika SMP Negeri 1 Kaliwungu yang berada
pada Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah memiliki pencapaian nilai UN tingkat
SMP Negeri dalam kategori baik. Peneliti disini ingin meneliti kepahaman siswa akan
pengetahuannya akan kemampuan Science Process Skills dalam Pola kemampuan
mengidentifikasi variable siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu dan Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi Science Process Skills dalam menentukan Pola kemampuan
mengidentifikasi variable siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi informasi utama bagi Guru IPA SMP Negeri 1 Kaliwungu
dalam upaya untuk menyiapkan siswa menghadapi abad 21.

KAJIAN PUSTAKA
Kajian tentang keterampilan proses Sains ( Sains Process Skill )

1. Pengertian Sains (Science)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta fakta , konsep konsep , atau prinsip prinsip saja , merupakan suatu proses
penemuan , pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar , serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajah dan agar memahami alam sekitar secara ilmiah.

IPA secara sederhana didefinisankan sebagai ilmu tentang fenomena alam


semesta. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan istilah Sains. Sains
(Inggris : Science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti : (1) Pengetahuan
tentang, tahu atau tahu tentang ; (2) pengetahuan , pengertian , faham yang benar dan
mendalam .Sains diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang memiliki banyak
cara , ciri dan perbedaan dibandingkan dengan ilmu yang lain , pada dasarnya sains
yang dimiliki seseorang digambarkan dengan kemampuan melihat fenomena
berdasarkan bukti. Sains juga merupakan kajian dari fenomena alam dan harus
dipelajari dengan berinteraksi secara langsung dengan alam. Melalui pendidikan sains,
siswa dapat diolah agar mereka mampu mengetahui kepentingan sains yaitu
pengetahuan proses – proses saintifik dan nilai-nilai saintifik (Nordin,2011:92-93).
2. Keterampilan proses sains (Science Process Skills)

Keterampilan merupakan kemampuan dengan cara menggunakan pikiran, nalar,


dan perbuatan yang dilakukan secara efisien dan efektif agar dapat mencapai suatu
keberhasilan suatu hasil tertentu, termasuk kreatifitas. Keterampilan proses sains di
klasifikasi menjadi keterampilan proses dasar dan terpadu. Ketrampilan proses dasar
meliputi : pengamatan , menggolongkan , komunikasi , pengukuran , menyimpulkan
dan memprediksi. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi : pengontrolan
variabel , inteperensi data , perumusan hipotesa , pendenifisian variabel secara
operasional, merancang experiment. Keterampilan-keterampilan proses tersebut hanya
ditumbuhkan dalam diri siswa sesuai dengan taraf perkembangan pemikiranya.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan proses, siswa akan mampu
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Aspek-aspek yang diambil dari
keterampilan proses sains berasal dari keterampilan mendasar.

SMP Negeri 1 Kaliwungu


SMP Negeri 1 Kaliwungu mulai berdiri pada tahun 1971. Pada saat itu status
sekolah masih dalam rangka persiapan menuju sekolah negeri, sehingga ketika awal
berdiri masih bernama SMP Persiapan Kaliwungu. Kemudian pada tahun 1977 secara
resmi status sekolah telah berubah menjadi SMP Negeri 1 Kaliwungu. Seiring dengan
perkembangan waktu sekolah yang terletak di Desa Plantaran, tepatnya di Jl. Boja Desa
Plantaran Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal, SMP Negeri 1 Kaliwungu
mengalami perubahan nama menjadi SLTP Negeri Kaliwungu, kemudian dengan
berdirinya sekolah negeri yang lain, sekolah ini berubah lagi menjadi SMP Negeri 1
Kaliwungu.
SMP Negeri 1 Kaliwungu desa Lagengsari , Kecematan Kaliwungu Selatan,
Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. SMP Negeri 1 Kaliwungu berdiri diatas
lahan seluas 13.455m² . Secara geografis, SMP Negeri 1 Kaliwungu cukup mudah
dijangkau. Dari alun-alun Kaliwungu sebagai pusat Kota Kaliwungu, hanya berjarak 1
km. Transportasi menuju ke sekolah juga mudah dijumpai, baik itu transportasi
tradisonal seperti becak, andong, maupun angkutan mobil juga ojek.
(https://smp1kaliwungu.sch.id/2020/04/06/Profil-smp-negeri-1-kaliwungu/)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kaliwungu. Pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan secara online pada tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan 21 Agustus
2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII sebanyak
256. Sampel yang digunakan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan
jumlah sampel 156 peserta didik. Teknik penelitian ini menggunakan probability
sampling proportionate stratified random sampling karena sampling yang terlibat
banyak dan poulasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata
proporsional (Sugiyono, 2012). Instrumen yang digunakan menggunakan instrumen
yang di kembangkan oleh American Association For The Advancement of Science
(http://assessment.aaas.org/topics/1/MO#/0 sebanyak 21 soal dengan empat indikator
sebagai berikut, (1) Diberikan ide untuk diuji (hipotesis) dan pengaturan eksperimental,
jelaskan mengapa variabel tertentu (harus) dijaga agar tetap konstan, (2) Pengaturan
eksperimental untu menguji pengaruh suatu variabel terhadap hasil eksperimen, ketika
disediakan semua variabel yang relevan. (3) Identifikasi variabel yang sedang diuji
dalam pengaturan eksperimental terkontrol yang diberikan. (4) Diberikan percobaan
dengan dua variabel yang berubah pada saat yang sama, tentukan bahwa tidak ada
kesimpulan yang dapat ditarik mengenai hasil wawancara dengan guru dan siswa
melalui google form dengan link https://forms.gle/poGBuzEGuco25Whk7 untuk
wawancara guru dan dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020 kemudian untuk link
https://forms.gle/HwXLFjMwvpQPRTFg8 untuk wawancara siswa yang dilaksanakan
pada tanggal 1 Agustus 2020 dan hasil pengaruh masing-masing variabel individu.
Penelitian dilaksanakan secara daring melalui google form dengan link
https://forms.gle/pvDDUjkMwRgjfcKG8.
Dalam penelitian ini, soal tes keterampilan proses sains dianalisis
menggunakan perhitungan Rasch melalui aplikasi Winstep untuk menguji vadilitas dan
realibilitas . butir soal yang yang dikatakan valid jika memenuhi salah satu kriteria
MNSQ , ZSTD, dan Pt Mean Coor (Priyambodo, 2004). Nilai outfit mean square
(MNSQ) yang diterima ialah 0,5 <MNSQ<1,5 , kemudian nilai outfit z-standard
(ZSTD) yang diterima -2,0<ZSTD<+2,0 serta nilai point measure correlation (Pt Mean
Corr) yang diterima ialah 0,4<Pt Mean Corr<0,85 (Ardiyanti, 2016). Sedangkan uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, klasifikasi reliabilitas: 0,00-0,20
(sangat rendah); 0,21-0,40 (rendah); 0,41-0,70 (sedang); 0,71-0,90 (tinggi); 0,91-1,00
(sangat tinggi) (Arikunto, 2016). Hasil analisis dengan model Rasch diketahui Alpha
Cronbach sebesar 0,56 yang termasuk dalam kategori sedang. Pengolahan data jawaban
soal variabel penelitian dikoreksi satu persatu dan dihitung dengan cara manual. Jumlah
keseluruhan soal yang diberikan peserta didik sebanyak 21 soal, apabila jawaban peserta
didik yang benar pada soal pilihan ganda akan mendapatkan skor 1 dan yang salah akan
mendapatkan skor 0, sehingga total keseluruhan skor adalah 21, selanjutnya akan
dikonversikan menjadi nilai konversi. Setelah dilakukan penskoran kemudian mencari
frekuensi yang akan dijadikan dalam bentuk diubah presentase. Hasil perhitungan
presentase sesuai dengan tabel kriteria presentase pemahaman sebagai berikut : Nilai 0-
20 termasuk pada kategori Sangat Kurang , Nilai 21-40 termasuk pada kategori Kurang,
Nilai 41-60 termasuk pada kategori Cukup, Nilai 61- 80 termasuk pada kategori Baik,
Nilai 81 – 100 termasuk pada kategori Baik Sekali (Arikunto,2009). Data yang
terkumpul selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan hasil rata-rata kemampuan
mengidentifikasi variabel penelitian peserta didik SMP Negeri 1 Kaliwungu,
kemampuan masing-masing kelas dan juga kemampuan pada masing-masing indikator.
Hasil perhitungan test kemudian dianalisis secara deskriptif dan analisis secara kualitatif
yang menghubungkan data yang di peroleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemapuan mengidentifikasi variabel
penelitian siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu. Yang dilaksanakan pada satu angkatan kelas VIII.
Sampel yang digunakan adalah sebanyak 156 siswa dengan 21 butir soal. Data pendukung dari
penelitian tersebut adalah berupa wawancara guru , wawancara siswa, observasi sarana dan pra
sarana sekolah. Hasil data penelitian Pola kemampuan mengidentifikasi variabel siswa SMP
Negeri 1 Kaliwungu, bedasarkan kriteria yang telah di tentukan oleh indikator AAAS (American
Association the Advancement of Science) yang terdapat pada proses sains pada siswa SMP
Negeri 1 Kaliwungu mendapatkan hasil yang beragam. Data dikategorikan “Sangat Baik, Baik,
Cukup , Kurang dan Sangat Kurang sesuai nilai yang ditentukan (Arikunto & Jabar 2009). Hasil
yang di perhitungkan akhir didapatkan melalui test pola kemapuan mengidentifikasi variabel
penelitian siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu, memperoleh nilai rata-rata yaitu 23,75 dengan
kategori “Sangat Kurang”. Berikut hasil frekuensi dan kategori pola kemapuan mengidentifikasi
variabel penelitian siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu.

Presentase Kemampuan
Mengidentifikasi Variabel
Sangat Baik
Baik
Cukup
8% Kurang
Sangat Kurang
47%
45%

Gambar 1 menunjukan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kaliwungu memiliki kemampuan science process skills yaitu termasuk kategori
“Sangat Kurang” dengan perolehan rata-rata nilai 23,75 yang di peroleh dari hasi tes
menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu masih sangat kurang memiliki
science process skills khususnya dalam identifikasi variabel penelitian. Hal tersebut dapat
disebabkan kurangnya siswa dalam memahami dalam pembelajaran IPA. Fakta ini dapt terjadi
karena, siswa kurang dilatih dalam menerapkan keterampilan proses sainsnya. Hal ini didukung
dari data wawancara yang dilakukan terhadap siswa, yang masih kesulitan menemukan konsep
sains pada pembelajaran IPA.

Hal ini didukung dari data wawancara yang dilakukan terhadap siswa pada tanggal 1
Agustus 2020 , yang masih kesulitan menemukan konsep sains pada pembelajaran IPA.
Peneliti : “Saat mendengarkan penjelasan guru apakah kamu mengalami kesulitan untuk
memahami materi?”
Siswa G : “saya mengalami kesulitan memahami materi karna saya sulit berkonsentrasi dan
fokus saat guru menjelaskan materi”
Siswa F : “saya sulit untuk focus dalam pembelajaran, namun saya terkadang mencatat hal
hal penting yang guru menerangkan atau saat guru tulis di papan tulis”.
Sementara itu menurut Subali (2010) ilmu sains menekankan pada pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung melalui pengelaman belajar yang memuat keterampilan proses
sains. Pembelajaran IPA seharusnya melibatkan langsung melalui pembelajaran yang memuat
keterampilan proses sains.
35

30
29 29 28
25
24
20 21 21
20
15 18

10

0
8A 8B 8C 8D 8E 8F 8G 8H

Gambar 2 Hasil Presentase Perbandingam Rata-rata Nilai Seluruh Indikator di setiap


Kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu.

Bedasarkan Gambar 2 dapat diketahui rata-rata kemampuan siswa pada science process
skills yang paling tinggi yaitu pada kelas 8D dan 8F dengan perolehan nilai rata-rata 29.
Berdasarkan hasil analisis hasil tes Pola Kemapuan Mengidentifikasi Variabel Penelitian Siswa
SMP Negeri 1 Kaliwungu. Menunjukkan bahwa pada setiap indikator memiliki nilai rata-rata
yang berbeda. Hasil dari kemampuan science process skills dapat dilihat secara rinci pada setiap
aspeknya . Indikator yang digunakan dalam penelitian kemampuan science process skills siswa
SMP Negeri 1 Kaliwungu meliputi empat indikator yang dikembangkan oleh American
Association for the Advabcement of Science atau AAAS Science Assessment
(http://assessment.aaas.org/topics/1/MO#/0) yaitu :
1. Uji Hipotesis Dan Pengaturan Eksperimental
2. Pengaturan Eksperimental Untuk Menguji Pengaruh Variabel pada Hasil Eksperimen
3. Indentifikasi Variabel Yang Diuji Dalam Pengaturan Eksperimental Terkontrol
4. Percobaan Dengan Dua Variabel Pada Saat Yang Sama

 Nilai Rata-rata Untuk Setiap Frekuensi Indikator


Bedasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan soal tes pilihan
ganda mengenai kemapuan science process skills. Dalam tes kemampuan process science skills
terdapat beberapa indicator yang terdapat pada American Association for the Advabcement of
Science atau AAAS Science Assessment yaitu (http://assessment.aaas.org/topics/1/MO#0), untuk
mengetahui presentase tiap indikator dapat lihat pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 1 Rata-rata Pada Tiap Indikator Pola Kemapuan Mengidentifikasi Variabel
Penelitian Siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu.

No Kode Indikator Nilai Rata-rata Kategori

1 Indikator 1 26 Kurang

2 Indikator 2 30 Kurang

3 Indikator 3 28 Kurang

4 Indikator 4 7,1 Sangat Kurang

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa siswa yang lebih menguasai soal indikator 2
“Pengaturan eksperimental untuk menguji pengaruh variabel pada hasil eksperimen” dengan
nilai rata-rata 30. Sedangkan untuk yang lebih sulit adalah soal indikator 4 yaitu “Percobaan
dengan dua variabel pada saat yang sama” dengan nilai rata-rata 7,1.

Peneliti : “Apakah keterampilan proses sains digunakan dalam menerapkan


pembelajaran IPA?”

Guru : “Guru SMP Negeri 1 Kaliwungu sudah menggunakan keterampilan proses sains
dalam pembelajaran IPA, karena keterampilan proses sains untuk membimbing peserta
didik melalui tahapan-tahapan untuk menjadi tahu dan paham apa yang di ajarkan”.

Data hasil penelitian yang dihimpun berupa data keterampilan proses sains dan data hasil
belajar. Keterampilan proses sains yang diamati terdiri dari empat keterampilan yaitu:
keterampilan menggunakan alat dan bahan, keterampilan mengamati/observasi, keterampilan
mengelompokkan/ klasifikasi, dan keterampilan berkomunikasi (Rustaman, 2007). Secara umum
hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan proses sains siswa masih terbilang rendah.
Dilihat dari tiap-tiap indikator dapat diketahui presentase pada tiap kelas sebagai berikut :

1.Kemampuan Siswa Pada Indikator 1 “Uji Hipotesis Dan Pengaturan


Eksperimental”
Hasil penelitian dapat diketahui dari hasil kemampuan process science skills pada
indikator. Berikut hasil dari kemampuan process science skills pada indikator 1 siswa kelas 8
SMP Negeri 1 Kaliwungu yang dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut :
80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Gambar 3 Hasil Kemampuan Science Process Skills Indikator 1 Siswa Kelas 8 SMP
Negeri 1 Kaliwungu.

Pada Gambar 3 Indikator 1 “Uji hipotesis dan pengaturan eksperimental” menunjukan 1


(0,6%) siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Kaliwungu, Kabupaten Kendal memiliki kemampuan
science process skills dengan kategori “Sangat Baik”, Kemudian sebanyak 5 (3,2%) siswa
memiliki keamampuan science process skills dengan kategori “Baik” , serta sebanyak 32
(20,5%) siswa memiliki kemampuan “Cukup” , sedangkan siswa yang memiliki kemampuan
science process skills dengan kategori “Kurang” yaitu 42 (27%) , dan siswa yang memliki
kemampuan science process skills dengan kategori “Sangat Kurang” yaitu 76 (48,7%) siswa.
Berdasarkan hasil wanwacara dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020 dengan Guru
menunjukkan bahwa guru sudah menerapkan keterempilan proses sains dalam pembelajaran.
Namun penerapan tersebut masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena siswa masih
perlu dituntun dan diarahkan dalam berhipotesis dalam menentukan variabel. Berikut merupahan
hasil wawancara dengan Guru.
Penelitian : “Apakah siswa memiliki kemampuan ide untuk berhipotesis dalam
menentukan variabel pembelajaran IPA?”
Guru : “Sebagian siswa kurang mampu dalam menentukan variabel dan masih perlu
bimbingan dari guru, sebagian lagi mampu menentukan variabel.”
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru SMP Negeri 1 Kaliwungu
dalam proses pembelajaran dikelas siswa masih mengalami kesulitan untuk memiliki
kemampuan ide berhipotesis dalam menentukan variabel pada pembelajaran IPA. Perlunya siswa
untuk dituntun, diarahkan dan bombing agar siswa menemukan hipotesis dalam pembelajaran.
Dengan kemampuan siswa yang berbeda beda dalam berhipotesis dengan bimbingan siswa yang
bisa akan semakin memperkuat dalam berhipotesis dan siswa yang belum perlu bimbingan lebih
agar bisa dalam menentukan hipotesis sesuai kekonsep pembelajaran IPA. Menurut Yuliati
(2018) bahwa perumusan hipotesis mendorong siswa untuk mampu mengulang dalam
merancang kerja ilmiah. Hal tersebut sependapat dengan Rukmana (2018) mengatakan ketika
siswa tidak memiliki pemahaman yang baik pada konsep-konsep tersebut maka siswa akan
kesulitan dalam menyelesaikan soal.
2.Kemampuan Siswa Pada Indikator 2 “Pengaturan Eksperimental Untuk Menguji
Pengaruh Variabel pada Hasil Eksperimen”
Hasil Penelitian dapat diketahui dari hasil kemampuan science process skills pada
Indikator 2 Berikut hasil dari kemampuan process science skills pada indikator 2 siswa kelas 8
SMP N 1 Kaliwungu dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut :

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Gambar 4 Hasil kemampuan Science Process Skills Indikator 2 Siswa kelas 8 SMP
Negeri 1 Kaliwungu.

Pada Gambar 5 indikator 2 “Pengaturan eksperimental untuk menguji pengaruh variabel


pada hasil eksperimen” menunjukkan 0 siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Kaliwungu tidak ada yang
memiliki kemampuan science process skills dengan kategori “Sangat Baik”, kemudian sebanyak
3 (2%) siswa memiliki science process skills dengan kategori “Baik” , serta sebanyak 23 (14,7%)
siswa memiliki kemampuan science process skills dengan kategori “Cukup” , sedangkan siswa
yang memiliki kemampuan science process skills dengan kategori “kurang” yaitu 45 (28,8%)
siswa, dan siswa yang memiliki kemampuan science process skills dengan kategori “sangat
kurang” yaitu 85 (54,4%).
Hasil wawancara guru pada gambar 5 menunjukkan bahwa guru kelas VIII SMP Negeri 1
Kaliwungu sudah menenrapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Namun
penerapan tersebut masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena siswa masih perlu ditutun
dan diarahkan dalam berhipotesis dalam menentukan variabel. Berikut merupakan hasil
wawancara dengan Guru yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020

Peneliti : “Apakah siswa dapat menguji pengaruh variabel pada hasil eksperimental,
ketika semua variabel semua variabel bersifat relevan sudah disediakan pada
pembelajaran IPA?”
Guru : “Sebagian tersebut mampu menguji pengaruh variabel dari hasil pratikum
variabel yang bersifat relevan. Namun tidak sedikit juga siswa perlu bimbangan arahan
dari guru agar siswa tersebut tidak salah konsep dan paham akan materi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, dapat diketahui bahwa guru kelas VIII SMP
Negeri1 Kaliwungu bahwa siswanya masih perlu di bimbingan oleh guru dalam melakukan uji
pengaruh variabel pada hasil eksperimentalnya, siswa juga mencoba-coba untuk mengetahui
hasil percobanya, setelah mereka mengetahui hasil percobaannya guru akan memperkuat hasil
percobaanya tersebu, artinya siswa kelas VIII H ingin mengetahui hasil uji pengaruh variabel
pada hasil eksperimental ketika hasil tersebut bersifat relevan dalam pembelajaran IPA.
Sementara untuk kelas VIII D menjelaskan bahwa siswa masih perlu bimbingan dan tuntunan
dari guru saat melakukan uji pengaruh variabel pada hasil eksperimentalnya. Padahal
bimbinganyang tepat yang diberikan oleh guru sehingga peserta didik dapat merencanakan
percobaan sesuai dengan hasil observasi, rumusan masalah dan hipotesis yang disusun
sebelumnya Handayani, et, al (2016).

3.Kemampuan Siswa Pada Indikator 3 “Indentifikasi Variabel Yang Diuji Dalam


Pengaturan Eksperimental Terkontrol”
Hasil penelitian dapat diketahui dari hasil keamampuan science process skills pada
Indikator 3. Berikut hasil dari kemampuan process science skills pada indikator 3 siswa kelas 8
SMP N 1 Kaliwungu, dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut :
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 5 Hasil Kemampuan Science Process Skills Indikator 3 “Identifikasi Variabel


yang di uji dalam pengaturan eksperimental terkontrol” menunjukkan 1 (0,6%) siswa kelas 8
SMP Negeri 1 Kaliwungu memiliki kemampuan science processing skills dengan kategori
“Sangat Baik” , kemudian sebanyak 7 (4,5%) siswa kelas 8 memiliki kemampuan science
process skills dengan kategori “Baik” , Serta sebanyak 16 (10,3%) siswa memiliki kemampuan
science process skills “Cukup” , sedangkan siswa yang memiliki kemampuan science process
skills dengan kategori “kurang” yaitu 46(29,5%) siswa, dan siswa yang memiliki kemampuan
science process skills dengan kategori “Sangat Kurang” yaitu 86(55,1%) siswa.
Hasil wawancara guru pada gambar 5 menunjukkan bahwa guru SMP Negeri 1
Kaliwungu sudah menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Namun penerapan
tersebut masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena siswa masih perlu di tuntun dan
diarahkan dalam berhipotesis dalam menentukan variabel. Berikut merupakan hasil wawancara
dengan guru yang dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020.
Peneliti : “Apakah siswa dapat mengidentifikasi variabel pada hasil eksperimental
terkontrol dalam pembelajaran IPA?”
Guru : “Siswa mampu mengidetifikasi karena adanya kegiatan pratikum dan dilaksanakan
secara berkelompok. Dengan kata lain siswa mampu mengidentifikasi dengan
berkelompok dengan cara berdiskusi dengan anggota lainnya. Namun jika secara
individual hanya beberapa siswa yang mampu, sehingga guru perlu memancing
dengan clue agar siswa dapat paham untuk mengidentifikasi juga”
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru kelas VIII SMP Negeri 1
Kaliwungu menjelaskan bahwa secara individual siswa sangat perlu adanya bimbingan dan
vtuntunan dari guru untuk mengidentifikasi variabel pada hasil eksperimental terkontrol.

4.Kemampuan Siswa Pada Indikator 4 “Percobaan Dengan Dua Variabel Pada Saat
Yang Sama”
Hasil penelitian dapat diketahui dari hasil kemampuan science process skills pada
indikator 4. Dari hasil kemampuan science process skills pada indikator 4 siswa kelas 8 SMP
Negeri 1 Kaliwungu yang dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut :

140%
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurang

Gambar 6 Hasil Kemampuan Science Process Skills Indikator 4 Siswa kelas 8 SMP
Negeri 1 Kaliwungu.

Pada Gambar 6 indikator 4 yaitu “percobaan dengan dua variabel pada saat yang
sama”menunjukkan 0 (0%) siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Kaliwungu memiliki science process
skills dengan kategori “Sangat Baik” , Kemudian sebanyak 1 (0,6%) siswa memiliki kemampuan
science process skills dengan kategori “Baik” , serta sebanyak 7 (4,5%) siswa memiliki
kemampuan science process skills dengan kategori “Cukup”, sedangkan siswa memiliki
kemampuan science process skills dengan kategori “Kurang” yaitu 27 (17,4%) siswa, dan siswa
yang memiliki kemampuan science process skills dengan kategori “Sangat Kurang” yaitu 121
(77,5%) siswa.
Hasil wawancara guru pada gambar 6 menunjukkan menunjukkan menunjukkan bahwa
guru kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu sudah menerapkan keterampilan proses sains dalam
pembelajaran. Namun penerapan tersebut masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena
siswa masih perlu dituntun dan diarahkan dalam berhipotesis dalam menentukan variabel.
Berikut merupakan hasil wawancara dengan guru kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu yang
dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020.
Peneliti : “Apakah siswa dapat menarik kesimpulan mengenai masing-masing variabel?”
Guru : “Siswa secara individual masih malu-malu dan ragu untuk menarik kesimpulan
mengenai masing-masing variabel. Tapi jika berkelompok siswa mampu menarik
kesimpulan tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru kelas VIII SMP Negeri 1
Kaliwungu mengatakan jika siswa masih ragu dengan jawabannya dalam menarik kesimpulan
mengenai masing-masing variabel, namun jika di ucapkan secara berkelompok siswa dan dengan
sedikit pengarahan dari guru mampu menarik kesimpulan pada pembelajaran IPA maupun pada
saat Pratikum.

Dari pembahasan berikut mendapatkan hasil penelitian menunujukkan bahwa siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu, Kabupaten Kendal memiliki kemampuan science process skills
yaitu termasuk dalam kategori “Sangat Kurang” dalam perolehan rata-rata 23,75. Pada Gambar 1
dapat ditunjukkan dari 156 siswa, sebanyak 0% atau 0 siswa memiliki kategori “Sangat Baik”
dan “Baik” , 8% atau setara 13 siswa memiliki kemampuan dengan kategori “Cukup” , 45% atau
setara 70 siswa memiliki kemampuan dengan kategori “Kurang” dan 47% atau setara 73 siswa
memiliki kemampuan dengan kategori “Sangat Kurang”.
Berdasarkan hasil penelitian pola kemampuan mengidentifikasi variabel penelitian siswa
SMP Negeri 1 Kaliwungu dapat diketahui bahwa setiap kelas memiliki rata-rata yang tidak jauh
berbeda. gambar 2 dapat ditunjukkan terdapat 2 kelas yang memilikinnilai rata-rata dengan
kategori “Sangat Kurang” yaitu kelas VIII C dan VIII E , sedangkan yang memiliki nilai rata-rata
“Kurang” pada kelas VIII A , B , D , F ,G dan H. Tidak ada kelas VIII yang mendapat kategori
“Cukup” , “Baik” , “Sangat Baik”.
Kelas yang memperoleh nilai rata-rata yang paling tinggi dalam kemampuan Science
Process Skills adalah kelas VIII D dan VIII F dengan perolehan nilai rata-rata 29 “Kurang” ,
kelas yang mempunyai rata-rata yang paling rendah dalam kemampuan science process skills
adalah kelas VIII C 18 “Sangat Kurang”. Kemampuan science processing skills tersebut dapat
disimpulkan bahwa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu belum sepenuhnya memiliki
kemampuan science process skills dengan baik dan belum memahami kemampuan science
process skills dalam pembelajaran. Hal ini dapat di dukung dengan hasil wawancara siswa
sebagai berikut :

Cuplikan wawancara dengan siswa SMP yang dilaksanakaan 1 Agustus 2020 :


Peneliti : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam kegiatan pratikum yang sedang
dilakukan dalam pembelajaran IPA? Misalkan pada pratikum apa?”
Siswa C : “Sedikit kesulitan dalam pratikumnya adalah kadang sulitnya memahami isi
dalam LKSnya, misalkan pratikum fisika kadang bingung cara memakai
alatnya”
Siswa D : “Tidak begitu kesulitan kalau belajar lebih dahulu dan tergantung materinya”
Siswa F : “Mungkin tergantung materinya dan kesiaapan dalam pratikum, misalkan
pratikum fisika dan saya belum belajar jadi akan sulit”

Bedasarkan hasil wawancara dengan siswa pada tanggal 1 Agustus 2020 tersebut,
diketahui bahwa siswa D dan F mengatakan bahwa saat pratikum tidak begitu mengalami
kesulitan karna sebelum melakukan pratikum mereka belajar terlebih dahulu dan didukung
adanya LKS yang diberikan oleh guru. Berbeda dengan siswa kelas VIII C yang terkadang
mengalami kesulitan dalam memahami isi LDS sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya
dalam melaksanakan pratikum. Hal ini disebabkan kurangnya keterampilan sains, konsentrasi ,
dan pemahaman konsep pada pembelajaran IPA. Siswa kelas VIII C kurang konsentrasi dalam
pembelajaran sehingga mengalami kesulitan. Menurut (Bati, et,al,2010) keterampilan proses
sains dalam pembelajaran IPA memungkin siswa aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
mengembangkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa, yang artinya siswa Kelas VIII C kurang
aktif dalam pembelajaran dikelas. Hal ini dapat dijelaskan pada hasil wawancara dengan guru
pembelajaran keterampilan proses sudah dilakukan pada siswa. Dibawah ini cuplikan wawancara
dengan guru SMP Negeri 1 Kaliwungu yang dilaksanakan 29 Juli 2020.
Peneliti : “Apakah siswa diarahkan sesuai dengan keterampilan proses sains pada saat
kegiatan pratikum dengan menggunakan konsep IPA? Dan biasanya pratikum
apa?”
Guru : “Iya, adanya bimbingan dalam khususnya praktikum, ini bertujuan agar siswa
paham. Dan pada dasarnya keterampilan proses sains pada praktikum ini konsep
IPAnya di tujukkan untuk menyelidiki , menganalisa. Contohnya menyelidiki
gejala-gejala alam yang hidup.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMP Negeri 1 Kaliwungu dapat diketahui
bahwa guru sudah menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA sesuai dengan
materi yang sedang berlangsung, siswa diarahkan pada saat pratikum agar tidak salah konsep
IPA. Namun hasil perolehan tes siswa kurang akibatnya kurangnya siswa berkonsentrasi , malu
bertanya, dan kurang dalam pemahaman materi atau faktor lain seperti siswa kurang aktif di
dalam kelas dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Padahal pada keterampilan proses sains
kurang dalam keterampilan proses sains seharusnya harus lebih aktif didalam kelas menurut
(Aviant R.el,al 2015) keterampilan proses sains membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif,
aktif, terampil dalam berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu ,
guru harus meningkatkan lagi keterampilan proses sains pada siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran. Dilihat dari wilayah SMP Negeri 1 Kaliwungu berada di pedesaan disekitar rumah
warga , kebun dan pemakaman umum. Sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Kaliwungu juga
cukup baik, sehingga atau sarana prasarana tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan
proses sains.
Sementara itu Kelas yang masuk dalam kategori “Sangat Kurang” VIII E dengan nilai
rata-rata 20 dan VIII C dengan memperoleh nilai rata-rata 18 . Hal ini disebabkan kurangnya
siswa memahami konsep keterampilan proses sains pada IPA. Pada wawancara guru yaitu sudah
menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA, namun siswa yang mengalami
kesulitan yaitu mendengarkan penjelasan guru dalam memahami materi yaitu karena mereka
kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi didepan , sulitnya materi dalam
pembelajaran IPA. Padahal menurut Putra, et, al (2015) pemahaman konsep akan lebih
bermakna apabila siswa menemukan sendiri konsep yang di pelajari melalui proses sains dan
proses pembelajaran dapat melatih keterampilan proses sains dan mengembangkan sikap ilmiah
pada siswa.

Berdasarkan perolehan nilai rata-rata dari pola kemampuan mengidentifikasi variabel


penelitian siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu menunjukkan bahwa indikator dengan nilai rata-rata
tertinggi adalah pada indikator 2 “pengaturan eksperimental untuk menguji pengaruh variabel
pada hasil eksperimen” dengan perolehan nilai rata-rata 30 kategori “Kurang”. Sementara itu
indikator denga perolehan nilai rata-rata rendah adalah indikator 4 yaitu “percobaan dengan dua
variabel” dengan perolehan nilai rata-rata 7,1 kategori “Sangat Kurang”. Dilihat dari nilai rata-
rata indikator tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor dalam kemampuan science process
skills atau keterampilan proses sains dalam pembelajran IPA, seperti kurangnya pemahaman
konsep, cara belajar dan sistem pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas, oleh karna itu
dapat mempengaruhi kemampuan science process skills pada siswa. Pola Kemampuan
mengidentifikasi variabel penelitian siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu pada masing-masing
indikator dapat dipaparkan sebagai berikut.
Berdasarkan soal nomor 8 pada gambar 4 dapat diketahui kemampuan science process
skills pada indikator 2 yaitu “pengaturan eksperimental untuk menguji pengaruh variabel pada
hasil eksperimen” memiliki nilai rata-rata 30,0 dan termasuk dalam kategori “kurang” , artinya
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu kurang memiliki kemampuan dalam uji hipotesis dan
pengaturan eksperimental. Dapat dilihat pada gambar 4 sebanyak 3 (2%) siswa memiliki
kemampuan yang termasuk dalam kategori “Baik” dan sebanyak 85 (54,4%) siswa masuk dalam
kategori “Sangat Kurang”. Berikut cuplikan jawaban siswa pada soal indikator 2 yaitu pada soal
nomor 8 yang memiliki.
Gambar Soal Pilihan Ganda Indikator 2 Nomor 8
Berdasarkan soal nomer 8, sebanyak 66 siswa yang menjawab “Benar” adalah siswa
yang memilki kemampuan mengetahui perlakuan ikan aquarium. Sebagian benar siswa memiliki
kemapuan dalam mengetahui bahwa perilaku ikan di pengaruhi oleh perubahan variabel bebas.
Variabel bebas dalam percobaan ini yaitu pada perbedaan suhu. Selain itu, siswa dapat
memahami bahwa dalam melakukan percobaan perilaku ikan, di butuhkan jumlah ikan yang
sama. Siswa hanya membedakan perlakuan suhu untuk mengetahui perilaku ikan pada suatu
percobaan. Sebaliknya soal nomor 8, pada 90 siswa yang menjawab “salah” disebabkan karena
beberapa sisswa memiliki kesalah pahaman dalam mengetahui hasil percobaan pengaruh
perubahan suhu terhadap perilaku ikan. Siswa mengetahui bahwa terdapat perbedaan perilaku
ikan, jika jumlah ikan yang digunakan berbeda dengan perbedaan suhu. Beberapa siswa juga
mengetahui bahwa jumlah ikan yang berbedaa, tetapi memiliki perlakuan suhu yang sama dapat
mempengaruhi perilaku ikan.

Berdasarkan soal nomor 21 pada gambar 6 dapat diketahui hasil kemampuan science
process skills pada indikator 4 percobaan dengan dua variabel pada saat yang sama” memiliki
nilai rata-rata 7,1 dan termasuk pada kategori “Sangat Kurang”, artinya siswa kelas VIII di SMP
Negeri 1 Kaliwungu kurang memiliki kemmapuan dalam pecobaan dengan dua variabel pada
saat yang sama. Dapat dilihat pada tabel 4.8 sebanyak sebanyak 1 (0,6%) siswa memiliki
kemampuan yang termasuk dalam kategori “Baik” dan 121 (77,5%) siswa masuk kedalam
kategori “Sangat Kurang”.Hasil tes kemampuan science process skills siswa dilihat pada tabel
4.3 nilai rata-rata tertinggi pada indikator 4 diperoleh pada kelas VIII F yaitu 14,0 “Sangat
Kurang”. Sementara nilai rata-rata terendah yaitu kelas VIII C dengan perolehan nilai rata-rata
2,5 “Sangat Kurang”. Berikut cuplikan jawaban siswa pada soal indikator 4 pada soal nomor 21.

Gambar Soal Pilihan Ganda Indikator Nomor 21


Soal nomor 21, terdapat 10 siswa yang menjawab “benar” mengetahui bahwa tidak hanya
penggunaan berbagai jenis pupuk dapat mempengaruhi jenis tanah yang bagus untuk menanam
jagung. Beberapa siswa mengetahui bahwa perubahan variabel secara bersama-sama dapat
mempengaruhi hasil suatu percobaan. Beberapa siswa juga mengetahui bahwa pada percobaan
tersebut terdapat beberapa variabel seperti jumlah jagung dan dosis pemberian pupuk yang perlu
diperhatikan. Sehingga percobaan tersebut tidak dapat disimpulkan jenis tanah dan jenis pupuk
yang baik untuk menanam jagung. Hal tersebut dapat diartikan bahwa siswa belum sepenuhnya
memiliki kemampuan dalam percobaan dengan dua variabel berubah pada saat yang sama.
Kemudian pada 146 siswa menjawab “salah” , karena sebagian besar siswa mengalami kesalah
pahaman bahwa penggunaan berbagai jenis pupukdapat mempengaruhi jenis tanah yang bagus
untuk menanam jagung. Siswa kurang memperhatikan dosis pupuk yang diberikan dalam
percobaan tersebut. Selain itu, jumlah jagung yang ditanam berbeda-beda, sehingga akan
mempengaruhi hasil suatu percobaan. Hal tersebut diartikan siswa belum memiliki kemampuan
dalam percobaan dengan dua variabel pada saat yang sama. Dalam indikator 4 ini termasuk
dalam menafsirkan/interpretasi pada sub indikator kesimpulan, sesuai dengan hasil pengamatan
dan disertai dengan alasan berdasarkan hasil jawaban pertanyaan dan perhitungan Novia, (2018).
Hasil wawancara guru menunjukkan bahwa guru kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu
sudah menerapkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Namun penerapan tersebut
masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena siswa masih perlu dituntun dan diarahkan
dalam berhipotesis dalam menentukan variabel. Berikut merupakan hasil wawancara dengan
guru kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu.
Peneliti : “Apakah siswa dapat menarik kesimpulan mengenai masing-masing variabel?”
Guru : “Siswa secara individual masih malu-malu dan ragu untuk menarik kesimpulan
mengenai masing-masing variabel. Tapi jika berkelompok siswa mampu menarik
kesimpulan tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 29 Juli 2020 dapat diketahui bahwa guru kelas VIII
SMP Negeri 1 Kaliwungu mengatakan jika siswa masih ragu dengan jawabannya dalam menarik
kesimpulan mengenai masing-masing variabel, namun jika di ucapkan secara berkelompok siswa
dan dengan sedikit pengarahan dari guru mampu menarik kesimpulan pada pembelajaran IPA
maupun pada saat Pratikum. Berdasarkan hasil penelitian (Agustina & Saputra, 2016), bahwa
keterampilan mengkomunikasikan yang baik yaitu memunyai keterampilan menyampaikan
sesuatu secara lisan, tertulis maupun melalui gambar. Menurut Dimyati & Mudjiono (2002),
kemampuan berbicara siswa harus mampu menunjukkan kemahiran memilih dan menggunakan
kalimat, sehingga informasi, ide atau yang dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah
oleh pendengarnya. Berdasarkan hasil observasi guru sudah meminta siswa untuk
mengkomunikasikan hasil percobaan, namun siswa masih ragu mengkomunikasikan dengan baik
hasil percobaan yang telah dilakukan.
Diperkuat oleh penelitian (Rahmazani, Adlim, & Rini, 2017), yang melakukan penelitian
untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, namun indikator keterampilan proses sains
yang tidak mengalami peningkatan setelah perlakuan adalah indikator berkomunikasi. Hal ini
disebabkan karena siswa tidak mudah dalam memahami konsep yang abstrak dan rumit jika
tidak disertai dengan contoh-contoh yang konkrit ketika proses pembelajaran berlangsung.
Sesuai dengan pernyataan (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013), siswa akan mudah memahami
sebuah konsep yang rumit dan abstrak jika saat proses pembelajaran berlangsung disertai dengan
contoh konkrit, karena hal tersebut menjadi salah satu alasan perlunya diterapkan keterampilan
proses sains.
Kemudian, sebagian faktor yang mendukung siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu kurang
dalam kemampuan process sains menurut ahli adalah, Salah satu penyebab dari perubahan besar
ini adalah dikarenakan pembelajaran online ini dilakukan secara tiba-tiba, hal ini berakibat besar
pada kesiapan sekolah, guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran yang belum memadai.
Terlebih lagi akibat dari dampak pandemik corona yang melanda sehingga pembelajaran tidak
berjalan maksimal karena harus tetap di rumah dan menerapkan physical distancing (Abidin,et,al
2020). Dengan belajar di rumah, kesulitan yang paling besar yang dihadapkan bagi guru adalah
saat menjalankan metode belajar di rumah. Oleh sebab itu, segala cara harus dilakukan supaya
ada peningkatan yang signifikan meskipun pembelajaran dilakukan secara online. Peran orang
tua sangatlah dibutuhkan ketika pembelajaran online ini berlangsung (Noveandini, 2010)

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pola kemapuan mengidentifikasi variabel penelitian siswa
SMP Negeri 1 Kaliwungu dapat diambil kesimpulan bahwa Kemampuan science process skills
dalam menentukan variabel siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu masuk dalam kategori
“Kurang” dengan perolehan nilai rata-rata 23,75 (45%). Terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil dari science process skills pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwungu
yaitu tidak keseriusan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, ditambah pembelajaran sekolah
dilaksanakan secara online siswa semakin tidak maksimal dalam pemebelajaran sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin Zainal,Rumansyah,dan Kurniawan Arizona.2020.Pembelajaran Online Berbasis Proyek
Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi COVID-19. Lombok
Timur. http://www.jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/111
Agustina, P., & Saputra, A. (2016). Analisis keterampilan proses sains (KPS) dasar mahasiswa
calon guru biologi pada matakuliah anatomi tumbuhan (Studi kasus mahasiswa prodi
pendidikan biologi FKIP UMS tahun ajaran 2015/2016). In Prosiding Seminal Nasional
Pendidikan Sains (SNPS) (pp. 71–78). Retrieved from
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snp s/article/view/9816
Anisa, N. 2017. Analisis Ketereampilan Proses Sains Siswa Pada Metode Pratikum Kelas XI
Materi Jaringan Tumbuhan Di SMA PGRI Kendal.
Astuti, R 2012. Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi Dan Eksperimen terbimbing
Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian UNS. (2012)
51-59
Avianti, R dan Bertha Yonata. 2015 . Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran kooperatif Materi Asam Basa Kelas XI SMAN 8 Surabaya. UNESA
journal of chemical education (2015) 224-231.
Dimyati, & Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gürses, A., Çetinkaya, S., Doğar, Ç., & Şahin, E. (2015). Determination of levels of use of basic
process skills of high school students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191,
644–650. https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.2015.0 4.243
Handayani L.S.S, dkk. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Biologi Melalui Model Bounded Inqury Lab.
https://www.eurekapendidikan.com/2015/02/Keterampilan-Proses-Sains.html
https://smp1kaliwungu.sch.id/2020/04/06/Profil-smp-negeri-1-kaliwungu/
hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/
Noveandini, R., & Wulandari, M. S. (2010). Pemanfaatan Media Pembelajaran Secara Online
(E-learning) Bagi Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Fleksibilitas
Pemantauan Kegiatan Belajar Anak Siswa/I Sekolah Dasar. In Seminar Nasional Aplikasi
Teknolog Informasi (SNATI).
Novia, R. 2018. Pengembangan dan Karakterisasi Tes Keterampilan Berpikir Kritis Materi
Tekanan Berdasarkan Teori Respon Butir. Skripsi FPMIPA UPI Bandung.

Ongowo, R. O., & Indoshi, F. C. (2013). Science process skills in the Kenya certificate of
secondary education biology practical examinations. Creative Education, 04(11), 713–717
Putra Rahmad Azis Nur. et.al. 2015. Pengaruh Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah
Terhadap Pemahaman Konsep IPA.
Rahmazani, R., Adlim, A., & Rini, S. (2017). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada materi fluida
statis. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah (pp. 172–
Rauf, R. A. A., Rasul, M. S., Mansor, A. N., Othman, Z., & Lyndon, N. (2013). Inculcation of
science
\process skills in a science classroom. Asian Social Science, 9(8), 47.
https://doi.org/10.5539/ass.v9n8p47
Rustaman, dkk. 2005. Strategi belajar Mengajar Biologi. Bandung : UPI
https://www.eurekapendidikan.com/2015/02/keterampilan-proses-sains.html
Subali, et.al.2016.Kemampuan Berpikir Divergen Dalam Keterampilan Proses Sains Peserta
Didik SMA Negeri Di Kabupaten Sleman Pada Mata Pembelajaran Biologi Ditinjau Dari
Perbedaan Lokasi Sekolah.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2016.MetodePenelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Yuliatianti Tiara.2018.Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan


Keterampilan Proses Sains Siswa SMP.
LAMPIRAN 1. Kode Kelas

DAFTAR NAMA KELAS SMP NEGERI 1 KALIWUNGU YANG MENJADI


SAMPEL PENELITIAN

No Daftar Kelas Kode Kelas


1 Kelas 8A A
2 Kelas 8B B
3 Kelas 8C C
4 Kelas 8D D
5 Kelas 8E E
6 Kelas 8F F
7 Kelas 8G G
8 Kelas 8H H
LAMPIRAN 2. Kode Siswa

DAFTAR NAMA SAMPEL SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 1 KALIWUNGU


YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN

No Nama Sampel Siswa Kelas


1 A1 - Alivia Salsa Aziz Kelas 8A
2 A2 - Andhini Larasati Kelas 8A
3 A3 - Andika Restu Ditya Kelas 8A
4 A4 - Andika Wibowo Kelas 8A
5 A5 - Arby Alfiano Pratama Kelas 8A
6 A6 - Anzrinas Mashar Hakim Kelas 8A
7 A7 - Bintang Deni Saragil Kelas 8A
8 A8 - Ellent Simon Kelas 8A
9 A9 - Haykal Jasen Budiraharjo Kelas 8A
10 A10 - Ifah Nanda Rahmawati Kelas 8A
11 A11 - Muhammad Darmawan Ramadhani Kelas 8A
12 A12 - Nabila Dzikriani Arsa Kelas 8A
13 A13 - Najwa Zahrotul Ula Kelas 8A
14 A14 - Nanda Wida Faizatul Azkiya Kelas 8A
15 A15 - Naufal Rafif Arfrino Kelas 8A
16 A16 - Ratna Hadiyanti Kelas 8A
17 A17 - Siti Hanifa Kelas 8A
18 A18 - Tegar Surya Pradana Kelas 8A
19 A19 - Theresia Mira Setyowardani Kelas 8A
20 A20 - Yiyasha Dika Saputra Kelas 8A
21 B1 - Achmad Syauqi Hudda Kelas 8B
22 B2 - Aisah Ifah Imolani Kelas 8B
23 B3 - Anita Utami Kelas 8B
24 B4 - Bela Arwinda Kelas 8B
25 B5 -Denis Maharani Kelas 8B
26 B6 - Dinda Meirani Kelas 8B
27 B7 - Dwi Prasetya Kelas 8B
28 B8 - Frisca Yessi Andriyanti Kelas 8B
29 B9 - Galuh Fikri Pinasthi Putri Wilujeng Kelas 8B
30 B10 - Hazel Putra Prayoga Kelas 8B
31 B11 - Michelle Reni Saputri Kelas 8B
32 B12 - Muhammad Labib Asyrofi Sani Kelas 8B
33 B13 - Muhammad Nailul Himam Kelas 8B
34 B14 - Muhammad Reza Eka Nugroho Kelas 8B
35 B15 - Mutiara Murni Wahyu Azahra Kelas 8B
36 B16 - Revaldi Firansyah Islami Pasha Kelas 8B
37 B17 - Rila Hayusih Andayani Kelas 8B
38 B18 - Safira Nabila Uya Kelas 8B
39 B19 - Tiffaly Aurora Tamarus Kelas 8B
40 B20 - Wisnu Tegar Haryadi Kelas 8B
41 C1 - Adita Meilani Kelas 8C
42 C2 - Andreas Mahendra Putra Kelas 8C
43 C3 - Annisa Rahma Dina Kelas 8C
44 C4 - Callysta Helga Zashika Kelas 8C
45 C5 - Eva Yulia Afriana Kelas 8C
46 C6 - Firsta Arya Nugraha Kelas 8C
47 C7 - Gabriella Dwi Agastya Kelas 8C
48 C8 - Husna Latifunnisa Kelas 8C
49 C9 - Ianita Rania Ayuningtyas Kelas 8C
50 C10 - Loveian Dhani Saputra Kelas 8C
51 C11 - M. Alfian Putra Rahmanda Kelas 8C
52 C12 - Maynica Rahmawati Kelas 8C
53 C13 - Muhammad Alfi Apriansyah Kelas 8C
54 C14 - Muhammad Fahri Akbar Allaudin Kelas 8C
55 C15 - Nadia Kysa Adiba Kelas 8C
56 C16 - Naila Ula Shofa Kelas 8C
57 C17 - Puput Tri Wahyuni Kelas 8C
58 C18 - Rayhan Asyhariful Ihvan Kelas 8C
59 C19 - Riyanto Kelas 8C
60 C20 - Siti Nur Laelatul Arifah Kelas 8C
61 D1 - Aprodith Seradunam Kelas 8D
62 D2 - Arfia Irsya Safura Kelas 8D
63 D3 - Azizah Nurul Az-Zahra Kelas 8D
64 D4 - Dimas Adjipratama Kelas 8D
65 D5 - Faisal Wicaksono Adi Kelas 8D
66 D6 - Fasha Najwa Lail Kelas 8D
67 D7 - Febiana Nabila Ardanti Kelas 8D
68 D8 - Gwenoza Ghonia Kelas 8D
69 D9 - Jingga Dwi Retno Wulansari Kelas 8D
70 D10 - Maryam Rahma Jaelani Kelas 8D
71 D11 - Muhammad Zaidun Ali Kelas 8D
72 D12 - Muhammad Zulfikar Kelas 8D
73 D13 - Najwan Octavian Gerrard Kelas 8D
74 D14 - Noval Aruf Kelas 8D
75 D15 - Novi Nur Safitri Kelas 8D
76 D16 - Safira Rizky Nurandinan Putri Kelas 8D
77 D17 - Sinta Ayu Dewi Cahyani Kelas 8D
78 D18 - Tegar Satria Pratama Kelas 8D
79 D19 - Vina Puspitasari Kelas 8D
80 D20 - Yuda Febryansyah Kelas 8D
81 E1 - Ahmad Evan Arkana Kelas 8E
82 E2 - Andhika Zulfa Kelas 8E
83 E3 - Ayudya Puspita Putri Kelas 8E
84 E4 - Azwar Aqilla Arya Putra Kelas 8E
85 E5 - Darisya Mutiara Eka Allisya Kelas 8E
86 E6 - Dinda Erina Putri Kelas 8E
87 E7 - Enggar Nova Firmansyah Kelas 8E
88 E8 - Fadila Naya Sari Kelas 8E
89 E9 - Febrian Kurnia Wijaya Kelas 8E
90 E10 - Fina Mardiyana Kelas 8E
91 E11 - Galih Wicaksono Kelas 8E
92 E12 - Isna Samania Kelas 8E
93 E13 - Muhammad Farhan Abbas Kelas 8E
94 E14 - Muhammad Gilang Ramadhan Kelas 8E
95 E15 - Nabigh Al Basithu Sakha Kelas 8E
96 E16 - Nathasya Cahya Aulia Sari Kelas 8E
97 E17 - Niswatul Qouruta A'yun Kelas 8E
98 E18 - Puan Kenes Erin Rofilah Kelas 8E
99 E19 - Salzabila Khusnul Rifanti Kelas 8E
100 F1 - Abdurrahman Aufa Fadlullah Kelas 8F
101 F2 - Alda Aprila Kelas 8F
102 F3 - Annastasia Ramadhani Kelas 8F
103 F4 - Arsifa Azaahra Kelas 8F
104 F5 - Bangkit Saputro Kelas 8F
105 F6 - Dewi Pratiwi Ningsih Kelas 8F
106 F7 - Dimas Satria Kanaya Kelas 8F
107 F8 - Hafidz Aulia Rahman Kelas 8F
108 F9 - Maylani Mustika Anggraini Kelas 8F
109 F10 - Melinda Rahma Wati Kelas 8F
110 F11 - Muhammad Bahrul Ulum Kelas 8F
111 F12 - Muhammad Kelvin Rizky Kelas 8F
112 F13 - Nia Syahputri Kelas 8F
113 F14 - Raka Krismadya Pratama Kelas 8F
114 F15 - Revaldo Farensyah Islami Pasha Kelas 8F
115 F16 - Riesel Hasna Putri Ferina Kelas 8F
116 F17 - Ririn Fitriani Kelas 8F
117 F18 - Rizkiana Naila Muna Kelas 8F
118 F19 - Viola Deshinta Putri Andika Kelas 8F
119 G1 - Aisyah Kelas 8G
120 G2 - Alina Zahra Adelia Putri Kelas 8G
121 G3 - Azzahra Alexandaria Algya R. Kelas 8G
122 G4 - Dhini Distriyani Kelas 8G
123 G5 - Dilla Citra Berlian Kelas 8G
124 G6 - Evan Widyadana Breta Kelas 8G
125 G7 - Fahriel Aditya Kelas 8G
126 G8 - Krisna Edy Maulana Kelas 8G
127 G9 - Luna Dya Anggraeni Kelas 8G
128 G10 - M. Daffaa Dhiyauddin Al Hanan Kelas 8G
129 G11 - Milda Trisnawati Kelas 8G
130 G12 - Muhammad Risky Setiyawan Kelas 8G
131 G13 - Muhammad Wildan Dwi Pasya Kelas 8G
132 G14 - Nia Yuni Nofiana Kelas 8G
133 G15 - Raihana Aulia Kelas 8G
134 G16 - Pramhesti Inkasari Kelas 8G
135 G17 - Revan Marshandy Kelas 8G
136 G18 - Safira Nur Alif Kelas 8G
137 G19 - Yuke Saina Dewi Kelas 8G
139 H1 - Andini Prastista Kelas 8H
140 H2 - Anisza Nur Hidayah Kelas 8H
141 H3 - Aqila Rasyaqa Fitri Kelas 8H
142 H4 - Azril Mulia Puspoyudo Kelas 8H
143 H5 - Dalfa Salsabila Putri Kelas 8H
144 H6 - Fajar Nur Alamsyah Kelas 8H
145 H7 - Fatimah Ghea Andenise Kelas 8H
146 H8 - Hilda Shava Sabita Kelas 8H
147 H9 - Jihan Rizky Ramadhanty Kelas 8H
148 H10 - Marisa Zahra Kelas 8H
149 Meila Nur Syifa Sudiro Kelas 8H
150 Mohammad Putra Fachrizal Kelas 8H
151 Muhammad Andrasena Ferdiansya Fadli Kelas 8H
152 Muhammad Dhiyauddin Kelas 8H
153 Muhammad Faqih Asykar Kelas 8H
154 Najwa Aulia Kelas 8H
155 Pradypta Adistya Putra Kelas 8H
156 Rashya Fika Putra Kelas 8H
149 Meila Nur Syifa Sudiro Kelas 8H
LAMPIRAN 3. Kisi-kisi Soal Tes Science Process Skills

KISI-KISI SOAL SCIENCE PROCESS SKILLS PILIHAN GANDA

N Indkator No Soal Jawaban


o
1. Ide untuk diuji 1 Seorang petani membeli dua buah cabai C
(hipotesis) dan
yang berbeda. Supaya tanaman cabai
pengaturan
eksperimental, tersebut tumbuh dengan subur dan cepat
mengapa
berbuah maka petani tersebut memberikan
variabel tertentu
(atau harus) pupuk cair organik setiap 1 kali hari.
dijaga konstan.
Petani tersebut memutuskan untuk
memberikan pupuk dengan jumlah yang
sama dan jenis yang sama untuk
membandingkan seberapa cepat tanaman
cabai tersebut dapat tumbuh subur.
Seorang petani tersebut menggunakan
pupuk organik cair untuk kedua jenis
tanaman cabai.

Mengapa kedua jenis tanaman


cabai harus mendapatkan jenis
pupuk yang sama?
a. Dengan menggunakan jenis
pupuk yang sama, petani dapat
mengetahui jenis tanaman
cabai mana yang dapat tumbuh
subur dan jumlah pupuk yang
memberikan tanaman cabai
tumbuh subur.
b. Dengan menggunakan jenis
pupuk yang sama, petani dapat
mengetahui jenis pupuk cair
mana yang dapat membuat
tanaman tumbuh subur dengan
baik.
c. Jika tanaman cabai tidak
mendapatkan jenis pupuk yang
sama, maka petani tidak dapat
mengetahui jenis tanaman
cabai yang dapat tumbuh subur
secara baik .
d. Tidak penting untuk kedua
jenis tanaman cabai
menggunakan jenis pupuk
yang sama. Karena petani tidak
menguji jenis pupuk yang
dapat memberikan tanaman
cabai tersebut tumbuh subur.
2 Seorang petani berpikir bahwa jenis tanah B
dan jumlah air mempengaruhi
pertumbuhan tanaman wortelnya, dan dia
ingin mengetahui apakah hal tersebut
adalah benar. Pertama kali petani menguji
apakah jenis tanah mempengaruhi
pertumbuhan tanaman wortel. Dia
menggunakan tiga jenis tanah yang
berbeda, dan dia menempatkan 10 tanaman
wortel di setiap jenis tanah. Dia
menggunakan jumlah air yang sama untuk
semua tanaman.
Mengapa penting menggunakan
jumlah air yang sama untuk semua
tanaman?
a. Dengan menggunakan jumlah
air yang sama, petani dapat
mengetahui tentang efek dari
jumlah air dan efek dari jenis
tanah.
b. Jika dia tidak menggunakan
jumlah air yang sama, maka
petani tidak dapat mengetahui
tentang efek dari jenis tanah.
c. Dengan menggunakan jumlah
air yang sama, petani dapat
mengetahui tentang pengaruh
jumlah air.
d. Tidak penting untuk
menggunakan jumlah air
yang sama karena petani
tidak menguji efek dari
jumlah air.
3 Sekelompok siswa melakukan pengukuran A
volume pernafasan dengan menggunakan
botol air mineral. Mereka berpikir bahwa
dengan individu yang berbeda dan jenis
botol yang berbeda dapat mempengaruhi
seberapa jauh dan tinggi volume
pernafasanya. Siswa pertama menguji
apakah jenis botol mempengaruhi seberapa
tinggi volume pernafasanya. Dengan
menggunakan alat pengukur volume
pernafasan dengan jenis botol yang sama
dan bentuk botol yang sama
Mengapa penting bentuk botol
sebagai alat pengukuran tinggi
volume pernafasan memiliki
bentuk yang sama?
a. Jika mereka tidak
menggunakan bentuk botol
yang sama, para siswa tidak
dapat mengetahui tentang
pengaruh terhadap volume
individu
b. Dengan menggunakan bentuk
botol yang sama, siswa dapat
mengetahui tentang pengaruh
bentuk botol.
c. Dengan menggunakan desain
yang sama, siswa dapat
mengetahui tentang pengaruh
bentuk botol dan pengaruh
jenis botol.
d. Tidak penting bagi individu
yang berbeda untuk memiliki
desain yang sama karena siswa
tidak menguji pengaruh bentuk
botol.
4 Peneliti berfikir bahwa umbi kentang dan C
larutan yang mereka gunakan dapat
mempengaruhi proses osmosis. Peneliti
memutuskan untuk menguji apakah umbi
kentang membuat perbedaan seberapa
cepat dapat melakukan osmosis. Mereka
menggunakan dua percobaan. Kedua
percobaan tersebut memakai berbagai
potongan kentang dan larutan yang sama.
Mengapa penting kedua percobaan
memakai larutan yang sama?
a. Dengan memakai larutan yang
sama, peneliti dapat mengetahui
tentang pengaruh larutan dan
pengaruh kentang.
b. Dengan memakai larutan yang
sama, peneliti dapat mengetahui
tentang pengaruh larutan
c. Jika peneliti tidak
menggunakan larutan yang
sama, peneliti tidak dapat
mengetahui pengaruh kentang.
d. Tidak penting untuk memakai
larutan dengan jenis yang sama,
karena peneliti tidak ingin
mengetahui pengaruh larutan.
5 Kelas sains ingin mengetahui apakah C
bentuk dan massa benda yang terbuat dari
logam yang sama dapat memengaruhi
seberapa cepat benda-benda ini tenggelam
dalam air. Satu kelompok menguji efek
bentuk, dan kelompok lain menguji efek
massa. Para siswa yang menguji efek dari
bentuk menggunakan tiga objek yang
memiliki massa yang sama tetapi bentuk
yang berbeda. Para siswa menjatuhkan
setiap benda ke dalam tangki air besar dan
mengukur berapa lama yang dibutuhkan
setiap benda untuk mencapai bagian bawah
tangki.

Mengapa penting bahwa siswa


menggunakan benda-benda dengan
massa yang sama?
a. Dengan menggunakan benda-
benda dengan massa yang
sama, siswa dapat mengetahui
pengaruh massa dan pengaruh
bentuk.
b. Dengan menggunakan benda-
benda dengan massa yang
sama, siswa dapat mengetahui
pengaruh massa.
c. Jika mereka tidak
menggunakan benda dengan
massa yang sama, siswa tidak
dapat mengetahui pengaruh
dari bentuk.
d. Tidaklah penting bagi semua
benda untuk memiliki massa
yang sama karena siswa tidak
menguji pengaruh dari massa.
6 Untuk melihat pertumbuhan tanaman D
kacang hijau seorang mahasiswa ingin
mengetahui pemberian perlakuan
penyiraman, (air teh, air kop, air biasa)
untuk melihat pertumbuhan tinggi dan
berapa banyak jumlah daun pada tanaman
kacang hijau. Pertama dia melihat
pertumbuhan tanaman kacangg hijau dan
menghitung jumlah daun yang belum
diberikan dengan air teh, air kopi, dan air
biasa. Dia menyiram tanaman kacang hijau
dengan air teh, tanaman kacang hijau yang
lain disiram menggunakan air kopi, dan
satu lagi menyiram dengan menggunakan
air biasa. Tanaman kacang hijau tersebut
memiliki tinggi dan jumlah daun yang
sama. Dia memberikan jumlah air yang
sama dan menyiram tanaman dengan
waktu bersamaan.
Mengapa dalam menyiram tanaman
kacang hijau itu penting untuk
jangka waktu yang sama?
a. Dengan menyiram tanaman
kacang hijau dengan waktu
yang sama, siswa dapat
mengetahui perlakuan
penyiraman pertumbuhan
tinggi dan jumlah daun yang
diperlukan.
b. Dengan menyiram tanaman
kacang hijau dengan waktu
yang sama, siswa dapat
mengetahui lamanya
pertumbuhan kacang hijau
yang diperlukan.
c. Tidak perlu menyiram tanaman
kacang hijau dengan waktu
yang sama, karena siswa tidak
menguji lamanya pertumbuhan
tanaman kacang hijau yang
dibutuhkan.
d. Jika ia tidak menyiram
tanaman kacang hijau dengan
waktu yang sama, siswa tidak
dapat menentukan
pertumbuhan yang diperlukan.
7 Seorang siswa sedang praktkum menanam A
tanaman edamame. Mereka mengukur
tinggi tanaman dan jumlah daun pada
tanamaan edamame. Pada tanaman
edamame tersebut diberi perlakuan dengan
memberikan hormon tiap harinya. Pertama
siswa mengukur tinggi tanaman dan
jumlah daun. Kemudian mereka
mengambil dua tanaman edamame yang
sama. Mereka mengambil satu tanaman
edamame yang diberi hormoh auksin dan
tanaman edamame yang satu diberi
hormon sitokinin dengan takaran yang
sama. Mereka berfikir kedua tanaman
edamame akan tumbuh dengan ukuran
yang sama dengan jumlah daun yang sama.
Mengapa penting kedua tanaman
edamame memiliki ukuran dan
jumlah daun yang sama?
a. Jika tanaman edamame tidak
memiliki ukuran tinggi dan
jumlah daun yang sama,
mereka tidak dapat mengetahui
pengaruh hormon tersebut.
b. Dengan menggunakan tanaman
edamame, dengan pemberian
takaran yang sama, mereka
dapat mengetahui tentang
pengaruh hormon
c. Dengan menggunakan tanaman
edamame, dengan pemberian
takaran yang sama, maka dapat
mempengaruhi hormon
d. Tidak penting bagi kedua
tanaman edamame untuk
memiliki ukuran tinggi dan
jumlah daun yang sama, karena
mereka tidak menguji pengaruh
ukuran pada hormon tersebut.
2. Pengaturan 8 Seorang siswa ingin mengetahui apakah C
eksperimental
suhu mempengaruhi perilaku ikan mas. Ia
untuk menguji
pengaruh memiliki empat mangkuk ikan dan 20 ikan
variabel pada
mas. Manakah dari eksperimen berikut
hasil
eksperimen, yang harus ia lakukan?
ketika semua
variabel yang
relevan
disediakan.

9 Seorang siswa ingin mengetahui apakah D


Bleach X atau Bleach Y lebih baik dalam
menghilangkan noda. Dia berencana untuk
menggunakan dua kemeja putih, menodai
dengan mustard, dan kemudian mencuci
masing-masing menggunakan pemutih, dia
dapat mengubah ukuran noda dibaju dan
jumlah pemutih yang ditambakan ke air.
Dua tes mana yang harus disiapkan siswa,
ttes dalam A,B,C, atau D?
10 Seorang siswa ingin mengetahui apakah C
jenis tanaman tertentu tumbuh lebih baik di
bawah sinar matahari atau di bawah
naungan. Dia memiliki dua tanaman yang
identik. Dia menempatkan satu tanaman di
pasir dan mengatur tanaman di bawah sinar
matahari. Dia menambahkan mineral dan
air ke pasir.
11 Seorang siswa berpikir bahwa ada tiga A
variabel (X, Y dan Z) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimennya.
Apa yang harus siswa lakukan
untuk menemukan pengaruh
variabel X pada hasil percobaan?
a. Ubah variabel X dan
pertahankan variabel Y dan Z
tetap sama.
b. Ubah variabel Y dan Z secara
bersamaan dan pertahankan
variabel X tetap sama.
c. Ubah variabel X dan Y secara
bersamaan dan pertahankan
variabel Z tetap sama.
d. Ubah variabel X, Y, dan Z
secara bersamaan
12 Juragan ingin mengetahui apakah berat D
badan kambing mempengaruhi usia
kambing. Dia mengubah berat badan
kambing dengan cara jumlah pemberian
pakan, dan dia dapat mengubah jadwal
jadwal pemberian kambing 3 kali sehari
menjadi 2 kali sehari.
Set mana yang harus juragan kambing
bandingkan? (set A,B,C,dan D)

3. Identifikasi 13 Seorang siswa berpikir bahwa ada tiga A


variabel yang
variabel (X, Y dan Z) yang dapat
sedang diuji
dalam mempengaruhi hasil eksperimennya.
pengaturan
Dia memutuskan untuk mengubah hanya
eksperimental
terkontrol yang variabel X, dan membiarkan variabel Y
diberikan.
dan Z tetap sama.
Apa yang siswa coba cari tahu?
a. Jika variabel X memengaruhi
hasil eksperimennya.
b. Jika variabel X dan Y
mempengaruhi hasil
eksperimennya.
c. Jika variabel Y dan Z
memengaruhi hasil
eksperimennya.
d. Jika variabel X, Y, dan Z
memengaruhi hasil
eksperimennya.
14 Siswa ingin mengetahui pertumbuhan B
kecambah pada tanaman kedelai dari 3
keadaan cahaya. Setiap pertumbuhan
diberikan keadaan cahaya yang berbeda.
Siswa memutuskan untuk melakukan
percobaan berikut :
Mereka memilih kecambah kedelai yang
sama dari setiap kecambah dan
meletakanya dibawah keadaan cahaya
yang berbeda dan memeriksa setiap dua
hari untuk melihat pertumbuhan kecambah
kedelai.

Apa yang bisa diketahui siswa


tentang pertumbuhan kecambah
dari melakukan eksperimen ini?
a. Jika keadaan cahaya
mempengaruhi berapa lama
perkecambahan harus tumbuh.
b. Jika keadaan cahaya
mempengaruhi berapa lama
kecambah tumbuh.
c. Jika keadaan cahaya dan lama
waktu mempengaruhi berapa
lama kecamb harus tumbuh.
d. Jika kecambah, keadaan cahaya
dan lama wktu mempengaruhi
berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan.
15 Sekelompok siswa menggunakan tanah liat A
untuk membuat perahu dengan berbagai
bentuk. Semua kapal yang mereka buat
memiliki berat yang sama. Para siswa
menambahkan empat sendok makan garam
ke dalam air di dalam tangki dan
mencampur air. Mereka menempatkan
perahu di tangki dan melihat apakah
perahu mengapung atau tenggelam.

Apa yang dapat siswa temukan dari


melakukan eksperimen ini?
a. Jika bentuk dapat
mempengaruhi apakah perahu
mengapung atau tenggelam.
b. Jika berat dapat mempengaruhi
apakah perahu mengapung atau
tenggelam.
c. Jika berat dan jumlah garam
dalam air dapat mempengaruhi
apakah perahu melayang atau
tenggelam.
d. Jika bentuk, berat, dan jumlah
garam di dalam air dapat
mempengaruhi apakah perahu
mengapung atau tenggelam.

16 Seorang siswa berpikir bahwa ada dua A


variabel (X dan Y) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimennya.
Dia memutuskan untuk mengubah hanya
variabel X dan membiarkan variabel Y
tetap sama.
Apa yang dapat siswa ketahui tentang
pengaruh variabel X dan Y?
a. Jika variabel X memengaruhi
hasil eksperimennya.
b. Jika variabel Y memengaruhi
hasil eksperimennya.
c. Jika kedua variabel X dan Y
mempengaruhi hasil
eksperimennya.
d. Dia tidak dapat mengetahui
apakah variabel X atau variabel
Y mempengaruhi hasil
eksperimennya.

17 Seorang siswa tertarik dengan perilaku A


ikan. Ia memiliki 4 mangkuk ikan dan 20
ikan mas. Dia menaruh 8 ikan di mangkuk
pertama, 6 ikan di mangkuk kedua, 4 ikan
di mangkuk ketiga dan 2 ikan di mangkuk
keempat. Dia menempatkan setiap
mangkuk ikan di bawah cahaya, dia
menjaga suhu pada 75 ° F untuk semua
empat mangkuk , dan dia mengamati
perilaku ikan.

Apa yang dapat diketahui siswa


dari melakukan eksperimen ini?
a. Jika jumlah ikan dalam
mangkuk ikan mempengaruhi
perilaku ikan.
b. Jika suhu mangkuk ikan
mempengaruhi perilaku ikan.
c. Jika suhu mangkuk ikan dan
jumlah cahaya mempengaruhi
perilaku ikan.
d. Jika jumlah ikan, suhu, dan
jumlah cahaya mempengaruhi
perilaku ikan.

4. 18 Siswa memiliki bola baja kecil dan bola D


baja besar, dan mereka memiliki jalan
pendek dan jalan tinggi.
Para siswa ingin mengetahui apakah
ukuran bola mempengaruhi sejauh mana
bola itu bisa bergulir. Mereka juga ingin
mengetahui apakah ketinggian tanjakan
mempengaruhi seberapa jauh bola bisa
bergulir.
Mereka melakukan percobaan
berikut:
Apa yang bisa mereka simpulkan
dari percobaan ini?
a. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa ukuran bola
mempengaruhi seberapa jauh
bola menggulung.
b. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa ketinggian landai
memengaruhi seberapa jauh
bola bisa berputar.
c. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa ukuran bola
mempengaruhi seberapa jauh
bola bergulir dan bahwa
ketinggian landai
mempengaruhi seberapa jauh
bola bergulir.
d. Tidak mungkin untuk
menyimpulkan dari
percobaan ini jika ukuran
bola mempengaruhi seberapa
jauh bola menggulung atau
jika ketinggian landai
mempengaruhi seberapa jauh
bola bergulir.
19 Seorang siswa membeli pupuk kompos D
kering. Dia ingin mengetahui apakah cair
dapat mempengaruhi tingkat kesuburan
tanaman. Dia juga ingin mencari tahu
apakah dengan jenis pupuk yang lainya
dapat mempengaruhi seberapa tingkat
kesuburan tanaman. Siswa memutuskan
untuk membandingkan dua model pupuk
dengan jenis yang berbeda :

Siswa memberi pupuk tersebut pada


tanaman. Dia memberikan pupuk cair tiap
3 hari sekali untuk melihat tingkat
kesuburan tanaman. Dia memberikan
pupuk pada tanaman yang sama untuk
semua dicobakan. Dia berfikir bahwa
pupuk cair yang satu jauh lebih baik
dengan model 1.
Apa yang bisa dia simpulkan dari
uji coba tersebut?
a. Siswa dapat menyimpulkan
bahwa tingkat kesuburan
tanaman dapat mempengaruhi
seberapa tingkat kesuburan
tanaman tersebut dengan
menggunakan pupuk.
b. Siswa dapat menyimpulkan
bahwa jenis pupuk seberapa
tingkat kesuburan tanaman.
c. Siswa dapat menyimpulkan
bahwa tingkat kesuburan
tanaman dapat mempengaruhi
seberapa banyak dalam
menyemprotkan pupuk dan
jenis pupuk mempengaruhi
seberapa kualitas pupuk cair
tersebut.
d. Tidak mungkin untuk
menyimpulkan uji coba ini jika
tingkat kesuburan tanaman
mempengaruhi seberapa baik
pupuk cair atau jika jenis pupuk
lain mempengaruhi seberapa
baik kualitas pupuk tersebut.

20 Siswa berencana untuk menanam tanaman D


dari biji. Mereka ingin mengetahui yang
mana dari dua suhu, 60 ° F atau 90 ° F,
yang lebih baik untuk menanam tanaman
ini. Mereka juga ingin mengetahui apakah
satu gelas air atau dua gelas air lebih baik
untuk menanam tanaman ini. Mereka
melakukan percobaan berikut :

Mereka menggunakan dua nampan dengan


tanah yang identik dan mereka menanam
sepuluh biji di setiap baki. Mereka
menjaga Baki X pada 90 ° F dan Baki Y
pada 60 ° F. Mereka menggunakan dua
cangkir air untuk Baki X dan satu cangkir
air untuk Baki Y. Setelah beberapa hari,
mereka menghitung berapa banyak
tanaman yang tumbuh di setiap baki.

Apa yang dapat siswa simpulkan dari


percobaan ini?
a. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa 60 ° F lebih baik dari 90
° F untuk menanam tanaman
ini.
b. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa satu cangkir air lebih
baik dari pada dua gelas air
untuk menanam tanaman ini.
c. Mereka dapat menyimpulkan
bahwa 60 ° F lebih baik dari 90
° F untuk menumbuhkan
tanaman ini dan bahwa satu
cangkir air lebih baik dari dua
gelas air untuk menumbuhkan
tanaman ini.
d. Tidak mungkin untuk
menyimpulkan dari percobaan
ini jika 60 ° F lebih baik dari
90 ° F untuk menanam
tanaman ini atau jika satu
cangkir air lebih baik dari dua
cangkir air untuk
menumbuhkan tanaman ini.

21 Seorang petani ingin mengetahui jenis D


tanah apa yang paling baik untuk menanam
jagungnya. Dia juga ingin mengetahui
jenis pupuk apa yang paling baik untuk
menanam jagungnya.
Dia melakukan percobaan berikut
menggunakan dua jenis tanah dan dua jenis
pupuk:

Apa yang bisa disimpulkan petani


dari percobaan ini?
a. Dia dapat menyimpulkan
bahwa Tanah B adalah tanah
terbaik untuk menanam
jagungnya.
b. Dia dapat menyimpulkan
bahwa Pupuk Y adalah pupuk
terbaik untuk menanam
jagungnya.
c. Dia dapat menyimpulkan
bahwa Tanah B adalah tanah
terbaik untuk menanam
jagungnya dan bahwa Pupuk Y
adalah pupuk terbaik untuk
menanam jagungnya.
d. Tidak mungkin untuk
menyimpulkan dari percobaan
ini tanah mana yang paling
baik untuk menanam
jagungnya atau pupuk mana
yang paling baik untuk
menanam jagungnya.
LAMPIRAN 7. Soal Tes Kemampuan Science Process Skills

Tes Science Process Skills (Keterampilan Proses Sains) Dalam Menentukan Variabel

Keterangan :

Tes pemahaman ini ditujukan bagi peserta didik SMA. Tes yang diberikan
merupakan soal-soal dalam menentukan variabel. Tes ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan pemahaman peserta didik mengenai Science Process Skill dalam
menentukan variabel.

Petunjuk pengerjaan :

1. Sebelum mengerjakan soal jangan lupa membaca doa tterlebih dahulu.


2. Tulis identitas anda (Nama Lengkap, Kelas, Sekolah) pada tempat yang sudah
tersedia dalam lembar jawaban.
3. Pada bagian yang sudah disediakan alternatif pilihan beri tanda “cek” () pada
salah satu kotak yang tersedia, sesuai dengan pilihan anda.
4. Anda akan mengerjakan soal pilihan ganda dengan masing-masing berisi :
a. Soal pilihan ganda : ... soal
5. Berilah tanda silang pada nomor dan pilihan jawaban anda yang telah tersedia
dilembar jawab. Sebagai contoh.

1. A B C D
6. Perhatikan dan bacalah secara seksama dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
7. Kerjakan soal ini dengan cara mandiri dan tanggung jawab.
8. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 60 menit.
9. Semua data dan hasil tidak mempengaruhi nilai anda dan akan menjadi rahasia
peneliti.

. . . . . . . . . . . Selamat Mengerjakan . . . . . . . . . . .
1. Seorang petani membeli dua buah cabai yang berbeda. Supaya tanaman cabai
tersebut tumbuh dengan subur dan cepat berbuah maka petani tersebut
memberikan pupuk cair organik setiap 1 kali hari. Petani tersebut memutuskan
untuk memberikan pupuk dengan jumlah yang sama dan jenis yang sama untuk
membandingkan seberapa cepat tanaman cabai tersebut dapat tumbuh subur.
Seorang petani tersebut menggunakan pupuk organik cair untuk kedua jenis
tanaman cabai.

Tanaman Cabai A
Pupuk
Tanaman Cabai B
Cair
Mengapa kedua jenis tanaman cabai harus mendapatkan jenis pupuk yang sama?
a. Dengan menggunakan jenis pupuk yang sama, petani dapat mengetahui jenis
tanaman cabai mana yang dapat tumbuh subur dan jumlah pupuk yang
memberikan tanaman cabai tumbuh subur.
b. Dengan menggunakan jenis pupuk yang sama, petani dapat mengetahui jenis
pupuk cair mana yang dapat membuat tanaman tumbuh subur dengan baik.
c. Jika tanaman cabai tidak mendapatkan jenis pupuk yang sama, maka petani
tidak dapat mengetahui jenis tanaman cabai yang dapat tumbuh subur secara
baik .
d. Tidak penting untuk kedua jenis tanaman cabai menggunakan jenis pupuk yang
sama. Karena petani tidak menguji jenis pupuk yang dapat memberikan
tanaman cabai tersebut tumbuh subur.
2. Seorang petani berpikir bahwa jenis tanah dan jumlah air mempengaruhi
pertumbuhan tanaman wortelnya, dan dia ingin mengetahui apakah hal tersebut
adalah benar. Pertama kali petani menguji apakah jenis tanah mempengaruhi
pertumbuhan tanaman wortel. Dia menggunakan tiga jenis tanah yang berbeda,
dan dia menempatkan 10 tanaman wortel di setiap jenis tanah. Dia
menggunakan jumlah air yang sama untuk semua tanaman.
Mengapa penting menggunakan jumlah air yang sama untuk semua tanaman?
a. Dengan menggunakan jumlah air yang sama, petani dapat mengetahui
tentang efek dari jumlah air dan efek dari jenis tanah.
b. Jika dia tidak menggunakan jumlah air yang sama, maka petani tidak dapat
mengetahui tentang efek dari jenis tanah.
c. Dengan menggunakan jumlah air yang sama, petani dapat mengetahui
tentang pengaruh jumlah air.
d. Tidak penting untuk menggunakan jumlah air yang sama karena petani tidak
menguji efek dari jumlah air.
3. Sekelompok siswa melakukan pengukuran volume pernafasan dengan
menggunakan botol air mineral. Mereka berpikir bahwa dengan individu yang
berbeda dan jenis botol yang berbeda dapat mempengaruhi seberapa jauh dan
tinggi volume pernafasanya. Siswa pertama menguji apakah jenis botol
mempengaruhi seberapa tinggi volume pernafasanya. Dengan menggunakan
alat pengukur volume pernafasan dengan jenis botol yang sama dan bentuk
botol yang sama
Mengapa penting bentuk botol sebagai alat pengukuran tinggi volume pernafasan
memiliki bentuk yang sama?
a. Jika mereka tidak menggunakan bentuk botol yang sama, para siswa tidak
dapat mengetahui tentang pengaruh terhadap volume individu
b. Dengan menggunakan bentuk botol yang sama, siswa dapat mengetahui
tentang pengaruh bentuk botol.
c. Dengan menggunakan desain yang sama, siswa dapat mengetahui tentang
pengaruh bentuk botol dan pengaruh jenis botol.
d. Tidak penting bagi individu yang berbeda untuk memiliki desain yang sama
karena siswa tidak menguji pengaruh bentuk botol.
4. Peneliti berfikir bahwa umbi kentang dan larutan yang mereka gunakan dapat
mempengaruhi proses osmosis. Peneliti memutuskan untuk menguji apakah
umbi kentang membuat perbedaan seberapa cepat dapat melakukan osmosis.
Mereka menggunakan dua percobaan. Kedua percobaan tersebut memakai
berbagai potongan kentang dan larutan yang sama.
Mengapa penting kedua percobaan memakai larutan yang sama?
a. Dengan memakai larutan yang sama, peneliti dapat mengetahui tentang
pengaruh larutan dan pengaruh kentang.
b. Dengan memakai larutan yang sama, peneliti dapat mengetahui tentang
pengaruh larutan
c. Jika peneliti tidak menggunakan larutan yang sama, peneliti tidak dapat
mengetahui pengaruh kentang.
d. Tidak penting untuk memakai larutan dengan jenis yang sama, karena peneliti
tidak ingin mengetahui pengaruh larutan.
5. Kelas sains ingin mengetahui apakah bentuk dan massa benda yang terbuat dari
logam yang sama dapat memengaruhi seberapa cepat benda-benda ini
tenggelam dalam air. Satu kelompok menguji efek bentuk, dan kelompok lain
menguji efek massa.
Para siswa yang menguji efek dari bentuk menggunakan tiga objek yang memiliki
massa yang sama tetapi bentuk yang berbeda. Para siswa menjatuhkan setiap
benda ke dalam tangki air besar dan mengukur berapa lama yang dibutuhkan
setiap benda untuk mencapai bagian bawah tangki.

Mengapa penting bahwa siswa menggunakan benda-benda dengan massa yang


sama?
e. Dengan menggunakan benda-benda dengan massa yang sama, siswa dapat
mengetahui pengaruh massa dan pengaruh bentuk.
f. Dengan menggunakan benda-benda dengan massa yang sama, siswa dapat
mengetahui pengaruh massa.
g. Jika mereka tidak menggunakan benda dengan massa yang sama, siswa tidak
dapat mengetahui pengaruh dari bentuk.
h. Tidaklah penting bagi semua benda untuk memiliki massa yang sama karena
siswa tidak menguji pengaruh dari massa.
6. Untuk melihat pertumbuhan tanaman kacang hijau seorang mahasiswa ingin
mengetahui pemberian perlakuan penyiraman, (air teh, air kop, air biasa) untuk
melihat pertumbuhan tinggi dan berapa banyak jumlah daun pada tanaman
kacang hijau. Pertama dia melihat pertumbuhan tanaman kacangg hijau dan
menghitung jumlah daun yang belum diberikan dengan air teh, air kopi, dan air
biasa. Dia menyiram tanaman kacang hijau dengan air teh, tanaman kacang
hijau yang lain disiram menggunakan air kopi, dan satu lagi menyiram dengan
menggunakan air biasa. Tanaman kacang hijau tersebut memiliki tinggi dan
jumlah daun yang sama. Dia memberikan jumlah air yang sama dan menyiram
tanaman dengan waktu bersamaan.
Mengapa dalam menyiram tanaman kacang hijau itu penting untuk jangka waktu
yang sama?
e. Dengan menyiram tanaman kacang hijau dengan waktu yang sama, siswa dapat
mengetahui perlakuan penyiraman pertumbuhan tinggi dan jumlah daun yang
diperlukan.
f. Dengan menyiram tanaman kacang hijau dengan waktu yang sama, siswa dapat
mengetahui lamanya pertumbuhan kacang hijau yang diperlukan.
g. Tidak perlu menyiram tanaman kacang hijau dengan waktu yang sama, karena
siswa tidak menguji lamanya pertumbuhan tanaman kacang hijau yang
dibutuhkan.
h. Jika ia tidak menyiram tanaman kacang hijau dengan waktu yang sama, siswa
tidak dapat menentukan pertumbuhan yang diperlukan.
7. Seorang siswa sedang praktkum menanam tanaman edamame. Mereka
mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanamaan edamame. Pada
tanaman edamame tersebut diberi perlakuan dengan memberikan hormon tiap
harinya. Pertama siswa mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Kemudian
mereka mengambil dua tanaman edamame yang sama. Mereka mengambil satu
tanaman edamame yang diberi hormoh auksin dan tanaman edamame yang
satu diberi hormon sitokinin dengan takaran yang sama. Mereka berfikir kedua
tanaman edamame akan tumbuh dengan ukuran yang sama dengan jumlah
daun yang sama.
Mengapa penting kedua tanaman edamame memiliki ukuran dan jumlah daun yang
sama?
e. Jika tanaman edamame tidak memiliki ukuran tinggi dan jumlah daun yang
sama, mereka tidak dapat mengetahui pengaruh hormon tersebut.
f. Dengan menggunakan tanaman edamame, dengan pemberian takaran yang
sama, mereka dapat mengetahui tentang pengaruh hormon
g. Dengan menggunakan tanaman edamame, dengan pemberian takaran yang
sama, maka dapat mempengaruhi hormon
h. Tidak penting bagi kedua tanaman edamame untuk memiliki ukuran tinggi dan
jumlah daun yang sama, karena mereka tidak menguji pengaruh ukuran pada
hormon tersebut.
8. Seorang siswa ingin mengetahui apakah suhu mempengaruhi perilaku ikan
mas. Ia memiliki empat mangkuk ikan dan 20 ikan mas. Manakah dari
eksperimen berikut yang harus ia lakukan?

a.

b.

c.

d.
9. Seorang siswa ingin mengetahui apakah Bleach X atau Bleach Y lebih baik
dalam menghilangkan noda. Dia berencana untuk menggunakan dua kemeja
putih, menodai dengan mustard, dan kemudian mencuci masing-masing
menggunakan pemutih, dia dapat mengubah ukuran noda dibaju dan jumlah
pemutih yang ditambakan ke air. Dua tes mana yang harus disiapkan siswa, ttes
dalam A,B,C, atau D?
a.

b.

c.

d.

10. Seorang siswa ingin mengetahui apakah jenis tanaman tertentu tumbuh lebih
baik di bawah sinar matahari atau di bawah naungan. Dia memiliki dua
tanaman yang identik. Dia menempatkan satu tanaman di pasir dan mengatur
tanaman di bawah sinar matahari. Dia menambahkan mineral dan air ke pasir.
Sinar matahari
Air dan mineral

a. Sinar Matahari b. Sinar Matahari

Air dan mineral Air


c. Naungan d. Naungan

Air dan Mineral Air


11. Seorang siswa berpikir bahwa ada tiga variabel (X, Y dan Z) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimennya.
Apa yang harus siswa lakukan untuk menemukan pengaruh variabel X pada hasil
percobaan?
e. Ubah variabel X dan pertahankan variabel Y dan Z tetap sama.
f. Ubah variabel Y dan Z secara bersamaan dan pertahankan variabel X tetap
sama.
g. Ubah variabel X dan Y secara bersamaan dan pertahankan variabel Z tetap
sama.
h. Ubah variabel X, Y, dan Z secara bersamaan
12. Juragan ingin mengetahui apakah berat badan kambing mempengaruhi usia
kambing. Dia mengubah berat badan kambing dengan cara jumlah pemberian
pakan, dan dia dapat mengubah jadwal jadwal pemberian kambing 3 kali sehari
menjadi 2 kali sehari.
Set mana yang harus juragan kambing bandingkan? (set A,B,C,dan D)
a.

Usia Usia 6 Usia 9


3 bul bula
b an n
u
l
a
n
5kg 7kg 10kg

b.

Usia Usia 6
3 bul
b an
u Usia 9
l bula
a n
n
5kg 7kg 10kg

c.

Usia Usia 5
5 bul
b an Usia 5
u bula
l n
a
n
5kg 7kg 10kg
d.

13. Seorang siswa berpikir bahwa ada tiga variabel (X, Y dan Z) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimennya.
Dia memutuskan untuk mengubah hanya variabel X, dan membiarkan variabel Y
dan Z tetap sama.
Apa yang siswa coba cari tahu?
e. Jika variabel X memengaruhi hasil eksperimennya.
f. Jika variabel X dan Y mempengaruhi hasil eksperimennya.
g. Jika variabel Y dan Z memengaruhi hasil eksperimennya.
h. Jika variabel X, Y, dan Z memengaruhi hasil eksperimennya.
14. Siswa ingin mengetahui pertumbuhan kecambah pada tanaman kedelai dari 3
keadaan cahaya. Setiap pertumbuhan diberikan keadaan cahaya yang berbeda.
Siswa memutuskan untuk melakukan percobaan berikut :
Mereka memilih kecambah kedelai yang sama dari setiap kecambah dan
meletakanya dibawah keadaan cahaya yang berbeda dan memeriksa setiap dua
hari untuk melihat pertumbuhan kecambah kedelai.

Usia
5
b Usia 6 Usia 9
u bul bula
an n
Keadaan l Keadaan Keadaan
Caha a Cahay Caha
ya n a ya
5kg
Gela 7kg
Redup 10kgTera
p ng
Apa yang bisa diketahui siswa tentang pertumbuhan kecambah dari melakukan
eksperimen ini?
e. Jika keadaan cahaya mempengaruhi berapa lama perkecambahan harus
tumbuh.
f. Jika keadaan cahaya mempengaruhi berapa lama kecambah tumbuh.
g. Jika keadaan cahaya dan lama waktu mempengaruhi berapa lama kecamb harus
tumbuh.
h. Jika kecambah, keadaan cahaya dan lama wktu mempengaruhi berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
15. Sekelompok siswa menggunakan tanah liat untuk membuat perahu dengan
berbagai bentuk. Semua kapal yang mereka buat memiliki berat yang sama.
Para siswa menambahkan empat sendok makan garam ke dalam air di dalam
tangki dan mencampur air. Mereka menempatkan perahu di tangki dan melihat
apakah perahu mengapung atau tenggelam.

Apa yang dapat siswa temukan dari melakukan eksperimen ini?


e. Jika bentuk dapat mempengaruhi apakah perahu mengapung atau tenggelam.
f. Jika berat dapat mempengaruhi apakah perahu mengapung atau tenggelam.
g. Jika berat dan jumlah garam dalam air dapat mempengaruhi apakah perahu
melayang atau tenggelam.
h. Jika bentuk, berat, dan jumlah garam di dalam air dapat mempengaruhi apakah
perahu mengapung atau tenggelam.
16. Seorang siswa berpikir bahwa ada dua variabel (X dan Y) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimennya.
Dia memutuskan untuk mengubah hanya variabel X dan membiarkan variabel Y
tetap sama.
Apa yang dapat siswa ketahui tentang pengaruh variabel X dan Y?
e. Jika variabel X memengaruhi hasil eksperimennya.
f. Jika variabel Y memengaruhi hasil eksperimennya.
g. Jika kedua variabel X dan Y mempengaruhi hasil eksperimennya.
h. Dia tidak dapat mengetahui apakah variabel X atau variabel Y mempengaruhi
hasil eksperimennya.
17. Seorang siswa tertarik dengan perilaku ikan. Ia memiliki 4 mangkuk ikan dan
20 ikan mas. Dia menaruh 8 ikan di mangkuk pertama, 6 ikan di mangkuk
kedua, 4 ikan di mangkuk ketiga dan 2 ikan di mangkuk keempat. Dia
menempatkan setiap mangkuk ikan di bawah cahaya, dia menjaga suhu pada
75 ° F untuk semua empat mangkuk , dan dia mengamati perilaku ikan.

Apa yang dapat diketahui siswa dari melakukan eksperimen ini?


e. Jika jumlah ikan dalam mangkuk ikan mempengaruhi perilaku ikan.
f. Jika suhu mangkuk ikan mempengaruhi perilaku ikan.
g. Jika suhu mangkuk ikan dan jumlah cahaya mempengaruhi perilaku ikan.
h. Jika jumlah ikan, suhu, dan jumlah cahaya mempengaruhi perilaku ikan.
18. Siswa memiliki bola baja kecil dan bola baja besar, dan mereka memiliki jalan
pendek dan jalan tinggi.

Para siswa ingin mengetahui apakah ukuran bola mempengaruhi sejauh mana bola
itu bisa bergulir. Mereka juga ingin mengetahui apakah ketinggian tanjakan
mempengaruhi seberapa jauh bola bisa bergulir.
Mereka melakukan percobaan berikut:
Apa yang bisa mereka simpulkan dari percobaan ini?
e. Mereka dapat menyimpulkan bahwa ukuran bola mempengaruhi seberapa jauh
bola menggulung.
f. Mereka dapat menyimpulkan bahwa ketinggian landai memengaruhi seberapa
jauh bola bisa berputar.
g. Mereka dapat menyimpulkan bahwa ukuran bola mempengaruhi seberapa jauh
bola bergulir dan bahwa ketinggian landai mempengaruhi seberapa jauh bola
bergulir.
h. Tidak mungkin untuk menyimpulkan dari percobaan ini jika ukuran bola
mempengaruhi seberapa jauh bola menggulung atau jika ketinggian landai
mempengaruhi seberapa jauh bola bergulir.
19. Seorang siswa membeli pupuk kompos kering. Dia ingin mengetahui apakah
cair dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman. Dia juga ingin mencari
tahu apakah dengan jenis pupuk yang lainya dapat mempengaruhi seberapa
tingkat kesuburan tanaman. Siswa memutuskan untuk membandingkan dua
model pupuk dengan jenis yang berbeda :

MODEL 1 MODEL

2
Pupuk cair Pupuk
dari cair
tumbuha dari
n hew
an

Siswa memberi pupuk tersebut pada tanaman. Dia memberikan pupuk cair tiap 3
hari sekali untuk melihat tingkat kesuburan tanaman. Dia memberikan pupuk
pada tanaman yang sama untuk semua dicobakan. Dia berfikir bahwa pupuk
cair yang satu jauh lebih baik dengan model 1.
Apa yang bisa dia simpulkan dari uji coba tersebut?
e. Siswa dapat menyimpulkan bahwa tingkat kesuburan tanaman dapat
mempengaruhi seberapa tingkat kesuburan tanaman tersebut dengan
menggunakan pupuk.
f. Siswa dapat menyimpulkan bahwa jenis pupuk seberapa tingkat kesuburan
tanaman.
g. Siswa dapat menyimpulkan bahwa tingkat kesuburan tanaman dapat
mempengaruhi seberapa banyak dalam menyemprotkan pupuk dan jenis pupuk
mempengaruhi seberapa kualitas pupuk cair tersebut.
h. Tidak mungkin untuk menyimpulkan uji coba ini jika tingkat kesuburan
tanaman mempengaruhi seberapa baik pupuk cair atau jika jenis pupuk lain
mempengaruhi seberapa baik kualitas pupuk tersebut.
20. Siswa berencana untuk menanam tanaman dari biji. Mereka ingin mengetahui
yang mana dari dua suhu, 60 ° F atau 90 ° F, yang lebih baik untuk menanam
tanaman ini. Mereka juga ingin mengetahui apakah satu gelas air atau dua gelas
air lebih baik untuk menanam tanaman ini. Mereka melakukan percobaan
berikut :
Mereka menggunakan dua nampan dengan tanah yang identik dan mereka
menanam sepuluh biji di setiap baki. Mereka menjaga Baki X pada 90 ° F dan
Baki Y pada 60 ° F. Mereka menggunakan dua cangkir air untuk Baki X dan
satu cangkir air untuk Baki Y. Setelah beberapa hari, mereka menghitung
berapa banyak tanaman yang tumbuh di setiap baki.

Apa yang dapat siswa simpulkan dari percobaan ini?


e. Mereka dapat menyimpulkan bahwa 60 ° F lebih baik dari 90 ° F untuk
menanam tanaman ini.
f. Mereka dapat menyimpulkan bahwa satu cangkir air lebih baik dari pada dua
gelas air untuk menanam tanaman ini.
g. Mereka dapat menyimpulkan bahwa 60 ° F lebih baik dari 90 ° F untuk
menumbuhkan tanaman ini dan bahwa satu cangkir air lebih baik dari dua gelas
air untuk menumbuhkan tanaman ini.
h. Tidak mungkin untuk menyimpulkan dari percobaan ini jika 60 ° F lebih baik
dari 90 ° F untuk menanam tanaman ini atau jika satu cangkir air lebih baik
dari dua cangkir air untuk menumbuhkan tanaman ini.
21. Seorang petani ingin mengetahui jenis tanah apa yang paling baik untuk
menanam jagungnya. Dia juga ingin mengetahui jenis pupuk apa yang paling
baik untuk menanam jagungnya.
Dia melakukan percobaan berikut menggunakan dua jenis tanah dan dua jenis
pupuk:

Apa yang bisa disimpulkan petani dari percobaan ini?


e. Dia dapat menyimpulkan bahwa Tanah B adalah tanah terbaik untuk menanam
jagungnya.
f. Dia dapat menyimpulkan bahwa Pupuk Y adalah pupuk terbaik untuk
menanam jagungnya.
g. Dia dapat menyimpulkan bahwa Tanah B adalah tanah terbaik untuk menanam
jagungnya dan bahwa Pupuk Y adalah pupuk terbaik untuk menanam
jagungnya.
h. Tidak mungkin untuk menyimpulkan dari percobaan ini tanah mana yang
paling baik untuk menanam jagungnya atau pupuk mana yang paling baik
untuk menanam jagungnya.
LAMPIRAN 8. Contoh Jawaban Siswa
\
LAMPIRAN 9 Hasil Kemampuan Science Process Skills Siswa SMP Negeri 1
Kaliwungu

JUMLAH SOAL TIAP INDIKATOR KEMAMPUAN SCIENCE PROCESS SKILLS

INDIKATOR PILIHAN GANDA


INDIKATOR 1 7
INDIKATOR 2 5
INDIKATOR 3 5
INDIKATOR 4 4
JUMLAH 21

INDIKATOR DAN KODE INDIKATOR

No Indikator Kode
1 Ide untuk diuji (hipotesis) dan pengaturan Ind.1
eksperimental , mengapa variabel tertentu (atau
harus) dijaga konstan.
2 Pengaturan eksperimental untuk menguji pengaruh Ind.2
variabel pada hasil eksperimen, ketika semua
variabel yang relevan disediakan
3 Identifikasi variabel yang sedang diuji dalam Ind.3
pengaturan eksperimental terkontrol yang
diberikan.
4 Diberikan percobaan dengan dua variabel berubah Ind.4
pada saat yang sama , tentukan bahwa tidak ada
kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pengaruh
masing-masing variabel individu.
LAMPIRAN 10 . Hasil Presentasi Kemampuan Science Process Skills Dalam
Menentukan Variabel Siswa SMP Negeri 1 Kaliwungu

PRESENTASE KEMAMPUAN SCIENCE PROCESS SKILLS DALAM


MENENTUKAN VARIABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Presentase (%)


Sangat Baik 81-100 0 0%
Baik 61-80 0 0%
Cukup 41-60 13 8%
Kurang 21-40 71 45%
Sangat Kurang <20 73 47%
Jumlah 100%
LAMPIRAN 11 . Hasil Science Process Skills setiap Kelas VIII di SMP Negeri 1
Kaliwungu.

NILAI RATA-RATA KEMAMPUAN SCIENCE PROCESS SKILLS SISWA KELAS


VIII SMP NEGERI 1 KALIWUNGU

Kode Kelas Sampel Nilai Rata-rata Kategori


VIII A 20 21 Kurang
VIII B 20 24 Kurang
VIII C 20 18 Sangat Kurang
VIII D 20 29 Kurang
VIII E 19 20 Kurang
VIII F 19 29 Kurang
VIII G 19 21 Kurang
VIII H 19 28 Kurang

HASIL NILAI RATA-RATA SETIAP INDIKATOR DI MASING-MASING


SEKOLAH

Sekolah Indikator
Ind.1 Ind.2 Ind.3 Ind.4
VIII A 21 27 24 7,5
VIII B 26 31 28 6,3
VIII C 21 25 20 2,5
VIII D 29 37 41 5
VIII E 23 21 22 12
VIII F 33 31 32 14
VIII G 22 29 23 6,6
VIII H 30 37 35 2,2
LAMPIRAN 12 . Hasil Science Process Skills setiap Siswa.

Nama Total Total Total Total Skor Jumla Konver Kriteria


Sampel Ind.1 Ind.2 Ind.3 Ind.4 h Soal si Nilai
A1 2 2 2 1 7 21 33,3 Kurang
A2 4 2 0 0 6 21 28,5 Kurang
A3 1 0 0 1 2 21 9,5 Sangat Kurang
A4 2 1 3 1 7 21 33,3 Kurang
A5 1 0 0 0 1 21 4,7 Sangat Kurang
A6 2 2 3 0 7 21 33,3 Kurang
A7 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
A8 1 1 4 0 6 21 28,5 Kurang
A9 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
A10 0 2 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
A11 2 0 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
A12 1 1 1 1 4 21 19,04 Sangat Kurang
A13 0 2 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
A14 0 2 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
A15 1 1 3 0 5 21 23,8 Kurang
A16 3 2 2 1 8 21 38,0 Kurang
A17 2 1 0 1 4 21 19,04 Sangat Kurang
A18 2 0 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
A19 3 3 0 0 6 21 28,5 Kurang
A20 1 3 3 0 7 21 33,3 Kurang
B1 0 0 1 0 1 21 4,7 Sangat Kurang
B2 1 3 2 0 6 21 28,5 Kurang
B3 1 2 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
B4 2 1 2 0 5 21 23,8 Kurang
B5 3 3 3 0 9 21 42,8 Cukup
B6 2 1 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
B7 2 2 2 1 7 21 33,3 Kurang
B8 2 4 0 0 6 21 28,5 Kurang
B9 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
B10 2 2 2 0 6 21 28,5 Kurang
B11 1 2 1 1 5 21 23,8 Kurang
B12 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
B13 2 1 3 0 6 21 28,5 Kurang
B14 1 1 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
B15 2 1 1 1 5 21 23,8 Kurang
B16 3 1 1 0 5 21 23,8 Kurang
B17 2 2 2 0 6 21 28,5 Kurang
B18 1 2 1 1 5 21 23,8 Kurang
B19 5 1 2 0 8 21 38,09 Kurang
B20 3 0 1 1 5 21 23,80 Kurang
C1 3 2 0 1 6 21 28,5 Kurang
C2 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
C3 4 3 3 0 10 21 47,6 Sangat Kurang
C4 1 0 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
C5 1 0 0 1 2 21 9,5 Sangat Kurang
C6 2 0 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
C7 2 1 2 0 5 21 23,8 Kurang
C8 1 2 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
C9 0 1 0 0 1 21 4,7 Sangat Kurang
C10 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
C11 1 2 3 0 6 21 28,5 Kurang
C12 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
C13 1 0 3 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
C14 1 1 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
C15 2 3 1 0 6 21 28,5 Kurang
C16 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
C17 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
C18 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
C19 2 2 0 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
C20 1 2 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
D1 3 2 1 0 6 21 28,5 Kurang
D2 3 2 1 0 6 21 28,5 Kurang
D3 3 2 4 0 9 21 42,8 Cukup
D4 2 2 2 0 6 21 28,5 Kurang
D5 4 0 4 0 8 21 38,09 Kurang
D6 1 1 0 2 4 21 19,04 Sangat Kurang
D7 0 3 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
D8 3 2 4 0 9 21 42,8 Cukup
D9 3 1 2 0 6 21 28,5 Kurang
D10 3 2 0 1 6 21 28,5 Kurang
D11 1 1 2 1 5 21 23,8 Kurang
D12 3 3 3 0 9 21 42,8 Cukup
D13 1 3 2 0 6 21 28,5 Kurang
D14 1 1 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
D15 1 1 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
D16 1 3 2 0 6 21 28,5 Kurang
D17 1 3 4 0 8 21 38,09 Kurang
D18 2 3 2 0 7 21 33,3 Kurang
D19 1 0 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
D20 4 2 1 0 7 21 33,3 Kurang
E1 0 1 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E2 0 0 0 0 0 21 0 Sangat Kurang
E3 0 1 2 1 4 21 19,04 Sangat Kurang
E4 4 2 1 0 7 21 33,3 Kurang
E5 1 2 3 3 9 21 42,8 Cukup
E6 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E7 2 3 0 1 6 21 28,5 Kurang
E8 2 0 1 2 5 21 23,8 Kurang
E9 0 1 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E10 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E11 1 0 1 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
E12 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E13 1 0 0 0 1 21 4,7 Sangat Kurang
E14 4 2 4 0 10 21 47,6 Cukup
E15 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E16 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
E17 2 1 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
E18 1 1 0 1 3 21 14,2 Sangat Kurang
E19 5 1 1 1 8 21 38,09 Kurang
F1 1 0 3 1 5 21 23,8 Kurang
F2 1 1 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
F3 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
F4 1 3 2 0 6 21 28,5 Kurang
F5 0 1 1 1 3 21 14,2 Sangat Kurang
F6 7 1 1 2 11 21 52,3 Cukup
F7 5 2 2 0 9 21 42,8 Cukup
F8 4 2 1 1 8 21 38,09 Kurang
F9 3 1 3 0 7 21 33,3 Kurang
F10 2 2 1 2 7 21 33,3 Kurang
F11 3 3 1 0 7 21 33,3 Kurang
F12 0 2 3 1 6 21 28,5 Kurang
F13 3 2 2 0 7 21 33,3 Kurang
F14 1 1 2 1 5 21 23,8 Kurang
F15 2 0 2 2 6 21 28,5 Kurang
F16 3 0 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
F17 3 4 1 0 8 21 38,09 Kurang
F18 1 2 3 0 6 21 28,5 Kurang
F19 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
G1 3 3 2 0 8 21 38,09 Kurang
G2 2 3 1 0 6 21 28,57 Kurang
G3 2 0 2 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
G4 2 3 2 0 7 21 33,3 Sangat Kurang
G5 1 1 1 1 4 21 19,04 Sangat Kurang
G6 0 0 0 2 2 21 9,5 Sangat Kurang
G7 1 0 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
G8 0 1 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
G9 3 3 1 0 7 21 33,3 Kurang
G10 1 2 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
G11 3 0 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
G12 2 1 1 1 5 21 23,8 Kurang
G13 1 3 1 1 6 21 28,5 Kurang
G14 2 3 1 0 6 21 28,5 Kurang
G15 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
G16 3 2 2 0 7 21 33,3 Kurang
G17 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
G18 0 1 2 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
G19 1 0 1 0 2 21 9,52 Sangat Kurang
H1 2 1 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
H2 3 2 1 0 6 21 28,5 Kurang
H3 2 1 2 0 5 21 23,8 Kurang
H4 5 2 2 0 9 21 42,8 Cukup
H5 2 4 2 2 10 21 47,6 Cukup
H6 1 1 1 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
H7 1 2 2 0 5 21 23,8 Kurang
H8 2 1 0 0 3 21 14,2 Sangat Kurang
H9 1 2 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
H10 1 1 0 0 2 21 9,5 Sangat Kurang
H11 5 2 4 0 11 21 52,3 Cukup
H12 1 2 2 0 5 21 23,8 Kurang
H13 2 1 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
H14 1 2 2 0 5 21 23,8 Kurang
H15 3 2 2 0 7 21 33,3 Kurang
H16 2 2 1 0 5 21 23,8 Kurang
H17 3 3 5 0 11 21 52,3 Cukup
H18 2 1 1 0 4 21 19,04 Sangat Kurang
H19 1 3 3 0 7 21 33,3 Kurang
LAMPIRAN 13 . Pedoman Wawancara Guru

PEDOMAN WAWANCARA GURU

POLA KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN SISWA


KELAS VIII SMP N 1 KALIWUNGU

Kota/Kabupaten :
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Mapel Guru :
Hari/Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Jawaban
Apakah Ketrampilan proses sains
digunakan dalam menerapkan pembelajaran
IPA?
Apakah siswa diarahkan agar sesuai dengan
Ketrampilan proses sains pada saat
kegiatan praktikum dengan menggunakan
konsep IPA?
Apakah dalam kegiatan praktikum IPA,
guru selalu menggunakan fasilitas
laboratorium?
Bagaimana keadaan alat-alat laboratorium
masih layak digunakan atau tidak?
Apakah siswa memiliki kemampuan ide
untuk diuji (hipotesis) dalam menentukan
variabel pembelajaran IPA?
Apakah siswa memiliki kemampuan untuk
mengatur eksperimental dalam menentukan
variabel dalam pembelajaran IPA?
Apakah siswa dapat menguji pengaruh
variabel pada saat hasil eksperimental,
ketika semua variabel yang bersifat relevan
sudah disediakan pada pembelajaran IPA?
Apakah siswa dapat mengidentifikasi
variabel pada hasil eksperimental terkontrol
dalam pembelajaran IPA?
Apakah siswa dapat menarik kesimpulan
mengenai masing-masing variabel?
Apakah ada faktor-faktor yang
mempengaruhi ketrampilan proses sains
pada siswa? Misalnya faktor apa?
LAMPIRAN 14 . Pedoman Wawancara Siswa

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

POLA KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN SISWA


KELAS VIII SMP N 1 KALIWUNGU

Kota/Kabupaten :
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Mapel Guru :
Hari/Tanggal Wawancara :
Pertanyaan Jawaban
Saat mendengarkan penjelasan guru apakah
kamu mengalami kesulitan untuk
memahami materi?
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam
kegiatan praktikum yang sedang dilakukan
dalam pembelajaran IPA?
Apakah dalam kegiatan praktikum IPA
selalu menggunaka fasilitas laboratorium?
Apakah kamu dapat menemukan ide dalam
uji (hipotesis) dalam menentukan variabel
di pembelajaran IPA?
Apakah kamu dapat mengatur
eksperimental dalam menentukan variabel
dalam pembelajaran IPA?
Apakah kamu dapat mengetahui hasil
eksperimental, ketika semua variabel yang
bersifat relevan sudah disediakan pada
pembelajaran IPA?
Apakah kamu kesulitan dalam menentukan
variabel yang harus digunakan dalam
praktikum atau soal? Berikan alasanya
Apakah kamu dapat mengidentifikasi
variabel pada hasil eksperimental terkontrol
dalam pembelajaran IPA?
Apakah kamu dapat menarik kesimpulan
mengenai masing-masing variabel?
LAMPIRAN 15 . Surat Menyurat
LAMPIRAN 16 . Bimbingan Dosen 1
LAMPIRAN 17 . Bimbingan Dosen 2

Anda mungkin juga menyukai