SKRIPSI
Oleh:
NURAMELIA
NIM. 109016100066
ii
ABSTRACT
This research aims to know the effect of learning model of POE (Predict-Observe-
Explain) to science process skills student in concept of digestive system. The
research in SMAN 1 Parung. The research is a quasi experimental study with
nonequivalent (pre-test and post-test) control group design. The technique
sampling is purposive sampling. A sample of the study consisted of 70 students,
which 35 students in experimental group and 35 students in control group. An
instrument research is used the test of science process skill by test the discussion
that has been test of validity and reliability. The Hypothesis in this research is
there is the effect of learning model of POE (Predict-Observe-Explain) to science
process skills student in concept of digestive system. Analysis of data using t-test,
obtained the value of tcount is 4.04 and ttable at the level of significant in α=0.05 is
1.99, amounting to then tcount > ttable. Therefore, it indicated that there’s effect of
learning model of POE (Predict-Observe-Explain) to science process skills in the
high school student classes XIin concept of digestive system in SMAN 1 Parung.
iii
KATA PENGANTAR
iv
wakasek bidang kurikulum yang membantu penulis dalam pengurusan
administrasi.
6. Bapak Sadar, S.Pd., selaku laboran IPA SMAN 1 Parung. Terima kasih atas
bantuan, saran, dan arahan kepada penulis dalam menyiapkan logistik selama
penelitian berlangsung.
7. Siswa/I kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 atas kesediaan waktu dan tenaga selama
penelitian berlangsung.
8. Kepala Sekolah, Guru dan Staff SMK Yapia Parung dan SMK Nusa Bhakti
Sawangan, tempat penulis mengamalkan ilmu. Terima kasih atas kesempatan
dan izin yang diberikan kepada penulis selama pengurusan skripsi.
9. Orangtua tercinta, Bapak Kandi dan Ibu Hodijah, yang selalu sabar dan tak
henti mendoakan penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Kakak-kakak penulis. Abang Nasrulloh dan istri, abang Nasrudin, STP., MM.
dan istri, dan teteh Nurdiana, SEI dan suami. Terima kasih atas segala
bantuan dan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat perjalanan hidup, suamiku Rahmat Hidayat, SE. Terima kasih Abbiy,
untuk segala bantuan, motivasi, saran, dan arahan kepada penulis sehingga
penulis terus bergerak termotivasi menyelesaikan skripsi ini. Anakku
Nadhifah Hanin Hidayat, yang selalu menjadi penghibur di kala jenuh dan
lelah melanda dalam menyelesaikan skripsi.
12. Kawan-kawan angkatan 2009 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya kawan-kawan di Kelas B (Biogos). Terima kasih atas
keseruan dan kekompakkan selama perkuliahan.
13. Sahabat-sahabatku di Kelas B, Mirna Mardianah, S.Pd., Muhamad Pahrudin,
S.Pd., Dwi Nanda BP., S.Pd., untuk segala bantuan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, juga persahabatan yang terus terjalin
hingga kini. Syarifah ‘Ipeh’ Aeni, terima kasih untuk pinjaman bukunya.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
v
Penulis hanya dapat berharap semoga Allah SWT. memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.
Nuramelia
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
PENELITIAN
vii
a. SK dan KD Konsep Sistem Pencernaan Makanan ................................... 22
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................................... 70
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 75
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.9 Hasil Uji-t untuk nilai pretest dari kelas kontrol dan eksperimen ....... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji-t untuk nilai posttest dari kelas kontrol dan eksperimen ... 61
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................... 109
Lampiran 6 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................... 110
Lampiran 7 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 111
Lampiran 8 Nilai LKS Kelas Eksperimen KPS dan Kontrol ....................... 114
Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 136
xii
Lampiran 20 Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran POE ...... 155
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, h. 369.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
137.
3
4
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006), h. 451.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
6
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi, Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 78.
4
7
Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics Trough
Inquiry Based Model. (Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI
2008), h. 285.
8
Observasi langsung yang dilakukan peneliti terhadap siswa dan guru bidang studi
biologi pada bulan Agustus 2015.
5
B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah penelitian berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dikemukakan, sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran di sekolah belum sesuai dengan hakikat IPA, yaitu
mencakup sikap, proses, produk, dan aplikasi.
2. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keterampilan proses sains.
3. Guru masih sering menggunakan cara pengajaran konvensional (metode
ekspositori).
4. Guru hanya memberikan serangkaian tugas belajar secara kelompok dan
soal-soal selama proses pembelajaran.
5. Guru tidak melaksanakan metode praktikum, sedangkan konsep materi
biologi yang sifatnya lebih banyak abstrak menyulitkan siswa
menemukan konsep konkret dalam pembelajaran.
9
Matthew Kearney and David F. Treagust, Constructivism As A Referent in The Design
and Development of A Computer Program UsingInteractive Digital Video to Enhance Learning in
Physics, Electronic Australian Journal of Educational Technology, 17 (1), 2001, pp 64-79.
6
C. Pembatasan Masalah
Penulis dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji untuk
memudahkan dalam penelitian, agar efektif dan efisien serta mengingat
keterbatasan kemampuan penulis dalam penelitian, yaitu:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas XI IPA yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 2
SMA Negeri 1 Parung Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Bahan penelitian dibatasi pada konsep sistem pencernaan makanan,
khususnya sub konsep makanan, sistem pencernaan manusia, dan
gangguan/penyakit pada sistem pencernaan.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran POE,
dengan metode yang digunakan adalah metode eksperimen (praktikum)
dan diskusi.
4. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah: mengamati, klasifikasi,
menafsirkan pengamatan, dan berkomunikasi.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah Pengaruh
Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa?”.
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Predict-Observe-Explain (POE)
a. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran POE
Probex (nama lain dari POE) adalah strategi yang sering digunakan dalam
ilmu pengetahuan dan cocok untuk kontek fisik maupun dunia nyata. Strategi ini
dapat digunakan untuk menemukan ide inisial siswa, menggeneralisasi diskusi,
menggeneralisasi investigasi, memotivasi peserta didik yang ingin menyelidiki
konsep. Strategi pembelajaran predict observe explain (POE) sangat efektif
untuk menghasilkan perubahan konsep.1 Guru dapat menerapkan pembelajaran
POE di kelas. Siswa akan terbantu untuk menghindari terjadinya miskonsepsi
yang sering terjadi saat transfer ilmu berlangsung. Siswa akan terus menggali
keingintahuannya terhadap suatu konsep yang diberikan oleh guru, dan
pembuktian-pembuktian gagasan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan atau observasi langsung.
Ada tiga keterampilan proses yang masing-masing memiliki indikator yang
dapat diterapkan dari masing-masing keterampilan proses. Tiga keterampilan
tersebut adalah mengamati, meramalkan, dan mengajukan hipotesis. Mengamati
berarti menggunakan sebanyak indera juga mengumpulkan dan menggunakan
fakta yang relevan. Meramalkan berarti menggunakan pola-pola hasil
pengamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamati. Mengajukan hipotesis berarti mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian dan menyadari bahwa satu
1
Juniati, Penerapan Strategi Pembelajaran Probex Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2007/2008
Pada Konsep Kalor, Edukasi, 1, 2009, h. 33.
8
9
2
Anggie Novitasari, “Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap
Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Konsep Ekosistem”, Skripsi pada Sekolah
Sarjana UPI Bandung, Bandung, 2010, h. 8, tidak diterbitkan.
10
3
Juniati, loc. cit.
4
Wu & Tsai, Effect of Constructivist-Oriented Instruction on Elementary School
Student’ Cognitive Structures, Journal of Biology Education, 39 (3), 2005, h. 113.
5
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatatullah Jakarta, 2009), h. 119.
6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-3, h.
74.
11
7
Ibid., h. 74-75.
8
Ibid., h. 75-76.
12
9
Ibid., h. 144.
10
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses,Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 17.
11
Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar. Cetakan I (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 78.
12
Conny Semiawan, dkk., Op. cit.. h. 18.
13
13
Conny Semiawan, dkk., Op. cit.,. h. 14.
14
Trianto, Op. cit., h. 148.
14
15
Mary L. Ango, Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The
Teaching of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian Context, (International
Journal of Educology, Volume 16, No. 1, 2002), h. 15.
16
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Trough Science Alive Programme, (Proceedings of The Redesigning Pedagogy: Culture
Knowledge and Understanding Conference, Singapore, May 2007), h. 3.
15
17
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 80.
18
Conny Semiawan, dkk., Op. cit., h. 17.
19
Wynne Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education, (London:
David Fulthon Publishing Commpany, 1992), h. 25.
16
dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang
terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju
pertumbuhan tanaman juga termasuk merencanakan penyelidikan. Selanjutnya
menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati,
diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk
merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam rencana penyusunan rencana
kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat
disimpulkan, maka dalam rencana penyelidikan pun terlibat kegiatan
menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
Siswa juga harus mampu menerapkan konsep dalam melakukan suatu
peneliitian. Misalnya, setelah memahami konsep pembakaraan zat makanan
menghasilkan kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori
yang dihasilkan sejumlah grambahan makanan yang mengandung zat makanan.
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru (misal banjir) dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki (erosi dan pengangkutan air), berarti ia
menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa
menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Siswa juga dituntut untuk terampil dalam mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa,
bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta
penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa siswa ingin
mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan
bagaimana keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya
berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya
sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya.
Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi
melibatkan pikiran.20
20
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 80.
19
21
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 86.
20
Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Sistem
Pencernaan Makanan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menjelaskan struktur dan fungsi 3.3. Menjelaskan
organ manusia dan hewan keterkaitan antara struktur,
tertentu, kelainan dan/atau fungsi, dan proses serta
penyakit yang mungkin terjadi kelainan/penyakit yang dapat
serta implikasinya pada terjadi pada sistem
Salingtemas. pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya
ruminansia).
22
Wynne Harlen, Op. cit., h. 73.
23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DaftarStandar Isi (SK-KD) Biologi SMA.
2006, h. 456.
24
D. A. Pratiwi, dkk., Biologi SMA/MA Jilid 2 untuk Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006),
h. 124.
23
25
Diah Aryulina, Choirul Muslim, dkk., Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI, (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 153.
26
Ibid.
27
Ibid.
28
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h. 132.
29
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 153-154.
24
30
D.A. pratiwi, dkk., Loc. cit.
31
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h.154.
25
Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon (CH) dan
gugus karboksil (-COOH). Molekul gliserol memiliki tiga gugus karboksil (-
OH) dan tiap gugus karboksil berinteraksi dengan gugus karboksil asam lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat diseintesis oleh tubuh
dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal
dari lemak hewani, misalnya mentega dan gajih.
Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh
berasal dari lemak nabati, misalnya minyak goreng, minyak kedelai, dan
minyak jagung.
Lemak berfungsi diantaranya, pembawa zat-zat makanan yang esensial,
sebagai sumber energi yang paling besar, pelindung alat-alat tubuh yang lunak
dan melindungi tubuh dari suhu yang rendah, sebagai bahan penyusun membran
sel, dan sebagai penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan
waktu lebih lama.
c) Protein
Protein menyusun kurang lebih 50% berat kering organisme. Protein bukan
hanya sekedar bahan simpanan atau bahan struktural, seperti karbohidrat dan
lemak, tetapi juga berperan penting dalam fungsi kehidupan.
Protein merupakan makromolekul. Protein terdiri atas satu atau lebih
polimer. Setiap polimer tersusun atas monomer yang disebut asam amino.
Masing-masing asam amino mengandung satu atom karbon (C) yang mengikat
satu atom hidrogen (H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH),
dan lain-lain (gugus R).
Berbagai jenis asam amino membentuk rantai panjang molekul ikatan
peptida. Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil satu asam amino
dengan gugus amin dari asam amino yang lain yang ada di sampingnya. Asam
amino yang membentuk rantai panjang ini disebut protein (polipetida).
Polipeptida di dalam tubuh manusia disintesis di ribosom.
26
Protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein yang berasal dari hewan
(protein hewani) dan dari tumbuhan (protein nabati). Protein hewani merupakan
protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani
dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
Protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam
amino esensialnya kurang lengkap. Jumlahnya kurang untuk memenuhi
keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati
dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Protein yang
berkaitan dengan penyusunan sel, jaringan ataupun organ disebut protein
struktural. Dan protein yang berkaitan dengan enzim, antibodi, ataupun hormon
disebut protein fungsional.
Protein secara umum berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh.
Fungsi protein lainnya di dalam tubuh adalah (1) mensintesis substansi-
substansi penting seperti hormon, enzim, antibodi, dan kromosom; (2)
mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh, mulai
dari sel, jaringan, hingga organ; (3) memacu dan berpartisipasi dalam berbagai
27
32
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h. 138.
28
tiroksin.
Kalium (K) Sayuran, buah-buahan, Aktivitas kelenjar Gangguan jantung
kecap, dan daging tiroid, mengatur dan pernapasan,
unggas. detak jantung, serta lemah otot.
serta memelihara
keseimbangan air
dan transmisi
saraf.
Magnesium Kacang-kacangan, Pembentukan Gangguan mental,
(Mg) sayuran hijau, daging, tulang, serta emosi, dan otot
makanan laut, dan menjalankan
serealia. fungsi enzim,
otot, dan saraf.
e) Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan
dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis
dalam tubuh, kecuali vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi
harus mengandung vitamin.
Vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam
air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan
K). Jenis-jenis vitamin, sumber, fungsi dan akibatnya jika tubuh kekurangan
dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini.33
Tabel 2.6 Jenis-jenis Vitamin, Sumber, Fungsi, dan Akibatnya jika Tubuh
Kekurangan
Akibat
Vitamin Contoh Sumber Fungsi
Avitaminosis
A (retinol) Hati, susu, mentega, Menjaga kesehatan Hemeralopia,
keju, margarin yang mata, hidung, xeroftalmia, dan
diperkaya, wortel, mulut, pencernaan, keratomalasia.
dan bayam. dan sistem
pembuangan air
seni.
B1 (thiamin, Ragi, nasi, roti, Membantu Beri-beri, dan
aneurin) serealia, hati, unggas, metabolisme dan tubuh pegal-
telur, ikan, buah, dan mengubah pegal.
sayur. karbohidrat
menjadi energi.
33
Ibid., h. 136.
29
rawan; serta
mempercepat
penyembuhan.
D Susu yang diperkaya, Membantu Rakitis dan
(kolekalsiferon) minyak hati ikan, metabolisme osteoporosis
keju, dan kuning kalsium dan fosfor
telur. untuk kesehatan
tulang dan gigi
E (tokoferol) Minyak nabati, biji- Mencegah dan Keguguran
bijian, sayuran hijau, mempertahankan
dan kecambah. selaput sel
K Sayuran hijau, Berguna dalam Darah sukar
kedelai, dan hati sapi. persenyawaan membeku
protrombin
(berguna untuk
pembekuan darah)
f) Air
Seseorang sering kali mengabaikan pentingnya minum air karena merasa
tidak ada gunanya. Padahal, air merupakan senyawa yang sangat penting bagi
tubuh. Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan penting
dalam metabolisme sel. Tubuh manusia dalam sehari membutuhkan air rata-rata
2,5 liter yang dapat diperoleh dari air minum dan air yang terkandung dalam
makanan yang kita makan. Air di dalam tubuh diatur oleh beberapa kelenjar
hormon, misalnya kelenjar hipofisis, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar tiroid.
Air dalam tubuh memiliki fungsi yaitu: (1) pelarut beberapa jenis bahan
makanan dan vitamin, (2) menjaga tekanan osmosis dalam sel, (3) mengangkut
makanan ke jaringan tubuh, (4) mengangkut sisa metabolisme ke luar tubuh, (5)
medium berbagai rekasi kimia dalam tubuh, dan (6) menjaga keseimbangan suhu
tubuh.34
34
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 167.
31
a) Saluran Pencernaan
Rongga Mulut
Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama
pengunyahan, geligi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong,
melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan tersebut lebih
mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya. Kehadiran makanan
35
Ibid. h. 168.
36
Eva Latifa Hanum, Widi Purwianingsih, dkk., Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Dediknas, 2009), h. 143.
32
dalam rongga mulut (oral cavity) akan memicu refleks saraf yang
menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus (saluran) ke
rongga mulut.37
Gigi
Gigi manusia ada tiga jenis dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
Gigi seri/insisivus. Gigi seri pada manusia biasa jumlahnya ada 8 buah. 4
buah di bagian bawah dan 4 buah di bagian atas. Gigi seri berfungsi untuk
memotong makanan.
Gigi taring/kaninus. Gigi taring pada manusia dewasa jumlahnya ada 4 buah.
Gigi ini berfungsi untuk menyobek makanan.
Gigi geraham. Pada manusia dewasa jumlahnya ada 20 buah, dengan rincian,
8 buah geraham depan (premolar) dan 12 buah geraham belakang (molar).
Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan.
Anak-anak memiliki susunan gigi berbeda dengan orang dewasa. Anak-
anak mempunyai gigi sejumlah 20 buah atau sering disebut sebagai gigi susu.
Gigi susu itu terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8 buah gigi
geraham.38
37
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, BIOLOGY, (San Fransisco: Pearson Benjamin
Cummings, 1999), Fifth Edition, h. 30.
38
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., BIOLOGI XI untuk SMA/MA, (Surakarta: Mediatama,
2014), h. 144.
39
Eva Latifah Hanum, Op. cit., h. 145.
33
Lidah
Lidah tertutup oleh selaput lendir dan tersusun dari otot lurik yang dilapisi
oleh selaput mukosa.40 Lidah berfungsi sebagai alat pengecap, selain itu juga
berfungsi untuk membantu mencampur makanan dalam mulut, membantu
menelan makanan, dan menghasilkan kelenjar ludah.41
Kelenjar ludah
Kelenjar ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan
penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan
basa. Ada 3 bagian kelenjar ludah, yaitu:
Glandula parotis: menghasilkan ludah yang berbentuk air.
Glandula submaksilaris/submandibularis: menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir.
Glandula sublingualis: menghasilkan getah yang mengandung air dan
lendir.42
Kerongkongan (Esofagus)
Makanan yang telah memasuki mulut kemudian menuju ke esofagus yang
dindingnya dilapisi epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung yang
40
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 169.
41
Suparmin, dkk., Loc. cit.
42
Suparmin, dkk., Op. cit., h. 145.
43
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 144.
34
Lambung (Ventrikulus)
Lambung berada pada sisi kiri rongga abdomen, persis di bawah diafragma.47
Lambung sering dikatakan perut besar yang terdiri dari empat bagian, yaitu
bagian kardiak, fundus, badan lambung, dan pilorus. Pada kedua ujung lambung
terdapat klep (sfingter). Klep pertama terletak pada ujung yang berbatasan
dengan kerongkongan disebut sfingter esofageal. Fungsinya adalah untuk
menjaga makanan agar tetap di lambung dan hanya akan terbuka saat makanan
masuk atau pada saat muntah. Klep kedua terdapat pada ujung yang berbatasan
dengan duodenum disebut sfingter pilorus.48
Pencernaan di dalam lambung terjadi secara kimiawi, melibatkan enzim-
enzim pencernaan. Enzim-enzim tersebut antara lain:49
44
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h.145.
45
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 170.
46
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 147.
47
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 31.
48
Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 170.
49
Suparmin, Ririn Safitri, dkk.,Op. cit., h. 146.
35
50
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc,Op. cit., h. 32.
51
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 148.
52
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Loc. cit.
36
Usus kosong (jejunum), dinamakan ini karena pada orang yang telah
meninggal bagian tersebut kosong.
Usus penyerapan (ileum), dinamakan ini karena pada bagian inilah zat-zat
makanan diserap oleh tubuh. Pada usus penyerapan dilapisi oleh tonjolan
yang disebut vilus. Setiap vilus berbentuk seperti jari yang mengandung
sebuah pembuluh limfe. Ada kira-kira lima juta vilus usus yang membuat
permukaan usus menjadi sebesar 75.000 cm2.
55
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 36.
56
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 151.
57
Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 174.
38
b) Kelenjar Pencernaan58
Kelenjar pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Kelenjar pencernaan dalam sistem pencernaan manusia antara lain kelenjar
saliva, kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris/submandibularis, kelenjar
sublingualis, pankreas, dan hati. Contoh kelenjar pencernaan pada manusia
adalah pankreas dan hati. Keduanya bekerja sama dalam pengeluaran kadar gula
darah.
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Pankreas disebut
sebagai kelenjar eksokrin karena menghasilkan getah-getah pankreas yang
disekresikan usus halus. Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas
menghasilkan hormon, misalnya insulin dan glukagon.
Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih dahulu.
Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat makanan dalam darah dan
sebagai penyekresi empedu. Empedu mengandung garam empedu, pigmen
empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam empedu berfungsi menurunkan
tegangan butir lemak agar dapat diemulsikan sehingga mudah diserap. Empedu
juga menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin. Pigmen ini memberi warna
cokelat pada feses.
Hati bekerja sama dengan insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh
pankreas untuk mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah. Jika gula
darah berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan
mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi
normal kembali.
Glukagon yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk merangsang hati untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa, dan mengeluarkan glukosa jika kadar
glukosa dalam darah rendah. Hati bersama-sama hormon insulin dan glukagon
bekerja sama memelihara keseimbangan gula darah. Insulin dan glukagon
bekerja antagonis.
58
D. A. Pratiwi, dkk., Op. cit., h.148-149.
39
59
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Op. cit., h. 153.
60
Juniati, Op. cit., h. 1.
40
KPS siswa meskipun hasilnya tidak berbeda jauh antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.61
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, dalam jurnalnya yang berjudul
“Penerapan Strategi POE (Predict-Observe-Explain)dengan Metode Learning
Journals dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Proses Sains”. Hasil Penelitian didapatkan bahwa strategi POE
mampu meningkatkan pemahaman konsep yang lebih besar pada kelas
eksperimen daripada kelas kontrol begitu juga dengan KPS siswa.62
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation, Explanation)
Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari
Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses
Sains”. Hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran POE dengan
menggunakan metode eksperimen terkontrol dan sederhana mampu
mempengaruhi KPS siswa. Model pembelajaran POE menggunakan eksperimen
terkontrol memperoleh rerata KPS lebih tinggi jika dibandingkan model
pembelajaran POE menggunakan eksperimen sederhana.63
61
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain Pada Materi Kalor Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 2 (2), 2014,
h. 6.
62
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahama Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education
Journal, Vol. 4 (3), 2015, h. 1016 & 1019.
63
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE
(Prediction, Observation, Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen
Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan
Proses Sains . h. 153.
41
C. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa,
diantaranya penggunaan model, metode, dan pendekatan dalam pembelajaran
yang masih bersifat konvensional, sehingga membuat siswa akan merasa
kesulitan dalam memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh
terhadap banyak hal, tidak hanya hasil belajar siswa tapi juga keterampilan-
keterampilan siswa dalam proses belajar. Untuk itu peran guru sebagai pemberi
ilmu sudah harus bergeser kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa
menyiapkan diri dalam persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang
yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan metode
ceramah (pendekatan ekspositori) yang dilakukan di sekolah. Untuk mengatasi
hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua
fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.
Keterampilan proses sains mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
karena ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat
relatif. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktikkan sendiri. Dengan menerapkan model
pembelajaran yang lebih aplikatif dibanding hanya sekedar menyampaikan
materi, dengan model pembelajaran POE seorang guru akan membantu siswa
menemukan makna belajar sehingga tidak hanya pengetahuan saja yang
meningkat tapi juga dapat mengasah juga semakin meningkatkan keterampilan
proses siswa, dengan demikian siswa lebih dapat memaknai proses belajarnya.
Model pembelajaran POE, yang meliputi proses memprediksi,
mengobservasi dan menjelaskan, akan dipadupadankan dengan keterampilan
proses yang meliputi observasi, menafsirkan, merencanakan percobaan,
menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan. Konsep sistem pencernaan
perlu menggunakan penerapan model pembelajaran POE sebagai upaya untuk
42
Proses Pembelajaran
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu pretest-posttest control group
desaign, dimana dalam rancangan ini siswa diberikan pretest untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep sistem
pencernaan makanan. Kemudian diberikan perlakuan, setelah itu diberikan
posttest untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa berkembang
terhadap model yang diberlakukan saat pembelajaran. Desain penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008) Cet. Ke-5, h. 77.
44
45
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas Kontrol
X1 : Perlakuan dengan menggunakan model predict-observe-explain
X2 : Perlakuan dengan pembelajaran sains
O1 : Tes Pemberian pretest.
O2 : Pemberian posttest
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 115.
3
Sugiyono, Op. cit., h. 81.
4
Ibid., h. 85.
46
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran POE
Variabel terikat (Y) : Keterampilan Proses Sains Siswa
F. Instrumen Penelitian
1. Tes Objektif
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, kemampuan intelegensi,
5
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk
tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes objektif yang berupa
uraian. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
5
Suharsimi Arikunto, Op. cit., h.139.
47
Aspek Kognitif ∑
No Indikator KPS Indikator Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Yang
digunakan
1 Menyebutkan Menyebutkan 1, 3* 2
sebanyak mungkin urutan organ yang 2*
indera (observasi) terlibat dalam
proses pencernaan
2 Mencari Mengelompokkan 4* 1
perbedaan/persamaan jenis kelainan
(klasifikasi) pada sistem
pencernaan
Mengelompokkan 5* 1
sumber
karbohidrat yang
menjadi makanan
pokok di
Indonesia
(membandingkan) Menkelompokkan 6*
makanan
seimbang
3 Menghubungkan Menghubungkan 7* 1
hasil-hasil kandungan zat
pengamatan makanan dengan
(Interpretasi) penyakit
Menghubungkan 8
proses pencernaan
dengan enzim
pencernaan
(menyimpulkan) Menyimpulkan 9* 1
kandungan dari
beberapa jenis
makanan
4 Mengubah bentuk Mendiagramkan 10* 1
penyajian bahan makanan
(berkomunikasi) berdasarkan
jumlah
kandungannya
Menyusun jumlah 11* 1
kandungan energi
berdasarkan
kebutuhan usia
Menjelaskan hasil Menentukan 12
percobaan atau makanan yang
penelitian cocok untuk
(berkomunikasi) seseorang yang
ingin membentuk
otot
Memprediksi 13
kelainan pada
sistem pencernaan
Jumlah 2 3 1 2 3 2 8
Keterangan:
48
Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.
2. Lembar Observasi
Teknik nontes penelitian ini berupa observasi. Pengamatan atau observasi
(observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.7 Observasi yang
dilakukan di sini adalah observasi langsung, yang mengumpulkan data
berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara
langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan
keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca indera
secara langsung. Analisis persentase tiap aspek keterampilan proses sains
siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase = Skor yang diperoleh X 100%
Skor ideal yang diharapkan
G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan diuji terlebih dahulu pada kelompok
siswa yang dianggap sudah mengikuti pokok bahasan yang akan
disampaikan. Setelah itu, instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat dipertimbangkan
apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) Edisi 2 Cet. Ke-1, h. 131-133.
7
Ibid., h. 45.
49
1. Uji Validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Valid atau tidaknya
suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai
tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.8 Untuk mengukur
validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point
biserial.9 Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor I dengan skor
total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor I
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total semua responden
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
2. Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas.
Reliabilitas alat penelitian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa
yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan
rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:10
r11 =
8
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105.
9
Ibid., h. 109-110.
10
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 115.
50
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
∑pq : jumlah hasil perkalia antara p dan q
N : banyak item
S2 : stadar deviasi dari tes
3. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal
digunakan rumus:11
P=
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N : Jumlah seluruh siswa peserta tes
11
Ahmad Sofyan, Op. Cit., h. 103.
51
yaitu 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11. Soal kategori mudah terdapat 2 yaitu nomor
1 dan 6. Dan tidak terdapat soal untuk soal kategori sangat mudah.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk
menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut:12
Keterangan:
J : jumlah peserta tes
JA : banyaknya jumlah peserta kelompok atas
JB : banyaknya jumlah peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB= : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
12
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 228-232.
52
b. Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, dilakukan pula uji homogenitas dalam analisis ini.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui ke dua sampel homogen atau tidak. Uji
normalitas ini dilakukan dengan uji Fisher:13
13
Sugiyono, Op. cit., h. 197.
53
Keterangan:
F = Homogenitas
S1 = Variansi terbesar
S2 = Variansi terkecil
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t.14 Hal ini
disebabkan data yang diperoleh merupakan parametris karena bersifat
normal dan homogen. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak, sedangkan jika thitung
lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima.
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis dalam hal ini adalah sebagai berikut:
14
Ibid.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Pretest
Hasil uji pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat pada
Tabel 4.1. Dilihat dari hasil uji pretest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Pretest Pretest
No. Nilai
Eksperimen Kontrol
1 Jumlah Siswa 35.00 35.00
2 Nilai Tertinggi 72.00 70.00
3 Nilai Terendah 40.00 36.00
4 Mean 55.94 51.60
5 Median 56.00 48.00
6 Modus 52.00 40.00
7 Standar Deviasi 8.82 10.49
8 Varians 77.76 110.25
Kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 36. Rata-
rata (mean) nilai pretest kelas kontrol adalah 51.60, nilai tengah (median) adalah
54
55
48.00, dan nilai modus sebesar 40.00. Nilai pretest ini memiliki standar deviasi
10.49 dengan varians sebesar 110.25.
Kelas eksperimen memiliki hasil belajar biologi yang lebih baik setelah
diberikan soal-soal mengandung analisa KPS pada konsep yang sama yaitu
Sistem Pencernaan Makanan memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 55.94
dengan nilai tertinggi 72 dan terendah 40.00. Nilai Hasil pretest kelas
eksperimen memiliki nilai tengah (median) sebesar 56.00 dan nilai modus
sebesar 52.00 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 8.82 dan memiliki nilai
varians sebesar 77.76.
2. Data Posttest
Hasil uji posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat pada
Tabel 4.2. Dilihat dari hasil uji posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
Posttest Posttest
No. Nilai
Eksperimen Kontrol
1 Jumlah Siswa 35.00 35.00
2 Nilai Tertinggi 92.00 80.00
3 Nilai Terendah 50.00 40.00
4 Mean 77.88 66.22
5 Median 82.00 70.00
6 Modus 88.00 72.00
7 Standar Deviasi 12.65 11.47
8 Varians 160.04 131.65
Kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Rata-
rata (mean) nilai posttest kelas kontrol adalah 66.22, nilai tengah (median)
adalah 70.00, dan nilai modus sebesar 72.00. Nilai postest ini memiliki standar
deviasi 11.47 dengan varians sebesar 131.65.
56
Hasil posttest pada kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, nilai tertinggi yang dicapai
oleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 50, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 77.88, nilai tengah (median) 82.00, dan nilai modus sebesar 88.00.
Selain itu, hasil posttest pada kelas eksperimen juga memiliki nilai standar
deviasi sebesar 12.65 dan varians sebesar 160.04.
Aspek hasil belajar biologi siswa berdasarkan data yang telah disajikan,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai minimum, nilai
maksimum, serta nilai rata-rata di kedua kelas penelitian.
Frekuensi Frekuensi
Kategorisasi
Eksperimen Kontrol
Tinggi 14 -
Sedang 12 14
Rendah 9 21
Jumlah 35 35
57
Eksperimen Kontrol
Per- Per-
temuan Prediksi Observasi Eksplanasi temuan Eksplorasi Elaborasi Konfir-
masi
I 100 100 100 I 75 75 100
II 100 75 100 II 100 100 100
III 100 100 100 III 100 100 100
Total (%) 100 91,67 100 Total (%) 91,67 91,67 100
58
Keterlaksanaan
Aspek KPS
Presentase
Mengamati 82,15%
Klasifikasi 82,15%
Menafsirkan Pengamatan 67,86%
Berkomunikasi 70,24%
B. Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, maka terlebih
dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan
uji homogenitas.
1. Pengujian Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors. Uji
normalitas dilakukan untuk menguji data apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
kriteria L0 (Lhitung) < Ltabel. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 4.7.
59
Eksperimen Kontrol
Pretest Postest Pretest Posttest
Lhitung 0.05 0.13 0.06 0.12
Ltabel 0.14 0.14 0.14 0.14
Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi
Kesimpulan
Normal Normal Normal Normal
Data uji normalitas yang ditunjukkan pada Tabel 4.7, didapat Lhitung skor
pretest siswa kelas kontrol sebesar 0.06 dan kelas eksperimen sebesar 0.05, pada
taraf signifikan α = 0.05 dengan sampel sebanyak 35 dari masing-masing kelas
maka diperoleh Ltabel sebesar 0.14. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa nilai
Lhitung pretest untuk kedua kelas bernilai lebih kecil dari Ltabel (Lhitung < Ltabel;
kelas kontrol 0.6 < 0.14 dan kelas eksperimen 0.05 < 0.14). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Data skor posttest yang telah didapatkan, menunjukkkan hasil bahwa Lhitung
kelas kontrol sebesar 0.12 dan kelas eksperimen sebesar 0.13. Ltabel pada taraf
signifikan α = 0.05 dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa dari masing-
masing kelas adalah 0.14. Dari hasil itu terlihat nilai Lhitung < Ltabel. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas tes berjalan baik dan
data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
varians dari kedua sampel sama atau tidak. Hasil dari pengujian homogenitas
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Fhitung
N db α Ftabel Kesimpulan
Pretest Posttest
Varians
35 34 1.42 1.21 0.05 1.77
Homogen
60
2. Uji Hipotesis
Uji prasyarat normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh
bahwa data berdistribusi normal dan varians dari kedua sampel sama atau
homogen. Dikarenakan hal tersebut, maka data bersifat parametris dan
pengujian selanjutnya (uji hipotesis) dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus uji t.
a. Data Pretest
Kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian kemudian diberikan uji pretest
untuk mengetahui pengetahuan awal dari kedua sampel itu setara atau tidak.
Data pretest dianalisis menggunakan uji-t dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.9.
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.9, bahwa dari kedua kelas kontrol dan
eksperimen tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal dalam pemahaman
konsep sistem pencernaan makanan.
61
b. Data Posttest
Tiga minggu setelah pembelajaran selesai, siswa kembali diberi tes latihan
untuk menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) yang dilakukan di kelas eksperimen terhadap keterampilan
proses sains siswa (KPS) dengan memberikan soal yang mengandung analisa
KPS tersebut. Untuk dapat melihat pengaruhnya dilakukan pengontrolan dengan
kegiatan pembelajaran menggunakan kegiatan EEK (Eksplorasi, Elaborasi,
Konfirmasi) yang biasa dilakukan di sekolah pada kelas kontrol. Hasil analisis
posttest dapat dilihat padaTabel 4.10.
1
I Wayan Santyasa, “Model-Model Pembelajaran Inovatif”, Makalah Pelatihan PTK
bagi Guru-Guru SMP dan SMA, Nusa Penida, 29 Juni s.d. 1 Juli 2007, h. 1.
63
72, dan nilai terendah 40. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 51.60, nilai
tertinggi 70, dan nilai terendah 36. Setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan
data yang diperoleh melalui posttest,kelas eksperimen dengan rata-rata 77.88,
nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 50. Sedangkan, kelas kontrol dengan rata-
rata 66.22, nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 40.
Data nilai N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,51. Siswa yang mempunyai nilai dengan
kategori tinggi sebanyak 14 orang, sedang sebanyak siswa 12, dan rendah
sebanyak 9 siswa. Begitu pula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,33.
Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi tidak terdapat satu
siswa, sedang sebanyak 21 siswa, dan rendah sebanyak 14 siswa. Dengan
demikian, siswa kelas eksperimen mempunyai hasil rata-rata dan kategori N-
gain lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Hasil analisis keempat aspek KPS pada kelompok eksperimen yang telah
dilakukan model pembelajaran POE dengan metode eksperimen (praktikum),
rata-rata memiliki peningkatan KPS yang lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol. Dilihat dari segi hasil tes pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
peningkatan N-gain sebesar 0.53 dengan kriteria sedang,sedangkan kelas kontrol
sebesar 0.49 dengan kriteria sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perolehan nilai KPS kelas eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran POE
berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Model pembelajaran
POE memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan KPS siswa. Hal ini
disebabkan karena model pembelajaran POE memiliki keunggulan yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas fisik
dan mental secara optimal seperti melakukan prediksi, diskusi untuk
menjelaskan hasil pengamatan , lalu kegiatan akhir siswa diminta untuk
membuat refleksi dalam bentuk tulisan tentang pengalaman belajar yang telah
64
dilakukan. Kegiatan tersebut membuat peserta didik akan lebih tertarik dan
termotivasi untuk belajar.2
Pembelajaran dengan model pembelajaran POE dalam desain metode
eksperimen memiliki prinsip konstruktivisme yang kuat sehingga diperlukan
adanya dukungan keterampilan metakognitif untuk mengontrol proses kognitif
dalam kegiatan belajar siswa.
Kemampuan keterampilan proses sains yang optimal akan mampu diperoleh
peserta didik apabila kemampuan mengontrol proses kognitif pada peserta didik
tersebut telah berkembang dengan baik.3 KPS dapat membantu peserta didik
memiliki pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan
kemampuan mental yang lebih tinggi, seperti berpikir kritis dan keputusan
pemecahan masalah.4
Keterampilan-keterampilan proses biasa terlihat dalam kegiatan yang
memusatkan pembelajaran pada peserta didik seperti melakukan eksperimen.
Untuk melihat rincian kegiatan yang memuat keterampilan proses sains siswa
antara model pembelajaran POE dengan kegiatan pembelajaran eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, disajikan pada Tabel 4.11 berikut.
2
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education
Journal, Vol 4 (3), 2015, h. 1019.
3
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction,
Observation, Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol
Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains .
h. 156.
4
Dwi Untari Ningsih, Slamet Santosa & Bowo Sugiharto, “Penerapan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas X-8 SMA Negeri Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”, Jurnal Pendidikan
Biologi, Vol. 3 No. 2, h. 55-64.
65
Tabel 4.11 Aspek KPS dilihat dari Keterlaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran
POE dan EEK
Aspek KPS
Observasi Klasifikasi Interpretasi Komunikasi
Tahapan Total
I II III I II III I II III I II III
POE 25
- Predict
Siswa diminta membuat prediksi √ √ √ √ √ √ √ √ √
atas permasalahan yang disajikan
oleh guru
- Observe
Siswa melakukan kegiatan √ √ √ √ √ √
eksperimentasi (pengamatan) di
laboratorium untuk membuktikan
prediksi yang telah dibuat
sebelumnya
- Explain
Siswa membuat penjelasan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √
mendiskusikan prediksi dan
pengamatan yang telah dilakukan
EEK 12
- - Eksplorasi
Siswa melakukan kegiatan √ √ √
pengamatan di laboratorium
- - Elaborasi
Siswa melaporkan hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √
eksplorasi
- - Konfirmasi
Guru memberikan konfirmasi
melalui berbagai sumber terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
5
Lampiran 20, h. 155-160.
67
6
Lampiran 3, h. 93-100.
68
hasil belajar siswa di kelas eksperimen. Hal ini senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sri Giarti.10 Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Zulaeha, dkk.11
10
Sri Giarti, “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA (Predict, Observe, Explain,
Write, Aplication)”, Boyolali, h. 8.
11
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Balaesang Pada Konsep Kalor”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 2 (2), 2014, h. 8.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan oleh penulis bahwa
model pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa namun tidak berbeda signifikan, pada konsep sistem pencernaan
manusia dengan thitung > ttabel (4.04 > 1.99) dengan taraf signifikansi 5% dan
derajat kebebasan 68. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran POE pada konsep sistem pencernaan manusia cukup efektif
dalam meningkatkan keterampilan proses dan aktivitas belajar siswa di kelas,
hal ini dapat dilihat melalui hasil observasi saat pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagi Guru
Penggunaan model pembelajaran POE dapat menjadi model alternatif
yang dapat mengasah dan juga meningkatkan keterampilan proses sains.
Selain itu, dapat juga mengasah kemampuan berpikir dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek keterampilan proses sains
sangat diperlukan. Pembelajaran POE perlu juga dibandingkan dengan
model-model pembelajaran lainnya, sehingga dapat diketahui efektivitasnya
terhadap seluruh aspek KPS.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ango, Mary L.“Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The
Teaching of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian
Context”. International Journal of Educology. Volume 16, Number 1, 2002.
Aryulina, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, dan Endang Widi Winarni.
Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2004.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, etc. BIOLOGY, Fifth Edition. San Fransisco:
Pearson Benjamin Cummings, 1999.
Dimyati, dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Giarti, Sri. “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
VI SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA
(Predict, Observe, Explain, Write, Aplication)”. Boyolali.
71
72
Hanum, Eva Latifah, Widi Purwianingsih, Tintin Atikah, Ida Herlina, Riana Yani,
dan Dian Peniasiani. Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Mei, Grace Teo Yew. “Promoting Science Process Skills and The Relevance of
Science Trough Science Alive Programme. Proceedings of The Redesigning
Pedagogy: Culture Knowledge and Understanding Conference”. Singapore,
2007.
Pratiwi, D. A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. Biologi SMA/MA
Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
73
Rahayu, Puji., Arif Widyatmoko, dan Hartono. “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran
IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses
Sains”. Unnes Science Education Journal, Volume 4 (3), 2015.
Tortora, Gerard J., and Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology,
Twelfth Edition. United State of America: John Wiley and Sons, Inc, 2009.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, Cet. Ke-3. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Uno, Hamzah B., dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,
Cet. Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
74
Untari Ningsih, Dwi., Slamet Santosa dan Bowo Sugiharto. “Penerapan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-8 SMA Negeri Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Jurnal Pendidikan Biologi. Volume 3, Nomor 2,
2011.
Lampiran 1
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
A. Indikator
1. Menjelaskan fungsi makanan.
2. Mengetahui perbedaan zat makanan makro dan mikro.
3. Menjelaskan macam zat makanan dan fungsinya bagi tubuh
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian makanan bergizi dan higienis.
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi makanan.
3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zat makanan dan fungsinya.
4. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian zat makanan.
C. Materi Pembelajaran
- Fungsi makanan.
- Zat Makanan dan perannya di dalam tubuh.
D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain)
Metode : Ekspositori, diskusi, praktikum.
76
G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
- Lembar Kerja Siswa (LKS).
78
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
A. Indikator
1. Mengetahui organ-organ pada sistem pencernaan manusia.
2. Menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan penyusun organ
pada sistem pencernaan manusia.
3. Menjelaskan proses terjadinya pencernaan makanan pada manusia.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
2. Siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan
penyusun organ sistem pencernaan.
3. Siswa dapat menyebutkan organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan disertai fungsinya.
4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam enzim yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan disertai fungsinya.
C. Materi Pembelajaran
- Organ-organ pencernaan pada manusia.
- Enzim-enzim pada proses pencernaan.
D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain).
Metode : Ekspositori, diskusi, praktikum.
79
G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
- Lembar Kerja Siswa (LKS).
81
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
A. Indikator
1. Mengetahui macam-macam kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
2. Menjelaskan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan
manusia.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada
sistem pencernaan manusia.
C. Materi Pembelajaran
- Gangguan pada sistem pencernaan manusia.
D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain).
Metode : Ceramah dan diskusi.
82
hasilnya.
9. Guru membimbing tiap 9. Siswa melakukan
kelompok untuk kegiatan dengan
memasukkan hasil petunjuk dari guru. Menafsirkan
pengamatan dan
menafsirkan
Eksplanasi 10. Guru memilih beberapa 10. Siswa meng- Berkomunika
siswa untuk memaparkan komunikasikan si
apa penyakit yang hasil.
diderita, yang dirasakan,
dll.
Penutup 11. Guru memberikan 11. Siswa membuat 5 menit
lembar kerja kepada kesimpulan.
siswa untuk membuat
kesimpulan dari
wawancara dan
observasi yang telah
dilakukan di kelas.
G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
84
Lampiran 2
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
A. Indikator
1. Menjelaskan fungsi makanan.
2. Mengetahui perbedaan zat makanan makro dan mikro.
3. Menjelaskan macam zat makanan dan fungsinya bagi tubuh
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian makanan bergizi dan higienis.
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi makanan.
3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zat makanan dan fungsinya.
4. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian juga proses dari zat makanan
C. Materi Pembelajaran
- Fungsi makanan.
- Zat Makanan dan perannya di dalam tubuh.
D. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah, praktikum.
85
yang disajikan.
Elabor 8. Guru membimbing 8. Siswa memasukkan
asi tiap kelompok hasil pengamatan
secara bergiliran. ke dalam tabel dan
mendiskusikan
hasil pengamatan. Klasifikasi
9. Guru membimbing 9. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
untuk memasukkan petunjuk dari LKS.
hasil pengamatan
10. Guru mengarahkan 10. Siswa berdiskusi
siswa untuk dalam menemukan
bekerjasama jawaban.
dengan kelompok
Menafsirkan
dalam menjawab
dan menafsirkan
hasil
pengamatannya..
11. Guru memilih 11. Siswa meng-
beberapa kelompok komunikasikan
Berkomunikasi
untuk menyajikan hasil pengamatan
hasil diskusinya. kelompok.
Konfir 12. Guru mengulas 12. Siswa
masi kembali materi memperhatikan
yang telah penjelasan guru.
dipelajari
Penutup 13. Guru meminta 13. Siswa 5 menit
siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah dipelajari.
dibahas.
G. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
87
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Indikator
1. Mengetahui organ-organ pada sistem pencernaan manusia.
2. Menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan penyusun organ pada
sistem pencernaan manusia.
3. Menjelaskan proses terjadinya pencernaan makanan pada manusia.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
2. Siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan
penyusun organ sistem pencernaan.
3. Siswa dapat menyebutkan organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan disertai fungsinya.
4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam enzim yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan disertai fungsinya.
B. Materi Pembelajaran
- Organ-organ pencernaan pada manusia.
- Enzim-enzim pada proses pencernaan.
C. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah, praktikum.
88
F. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
90
Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
A. Indikator
1. Mengetahui macam-macam kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
2. Menjelaskan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan
manusia.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada
sistem pencernaan manusia.
C. Materi Pembelajaran
- Gangguan pada sistem pencernaan manusia.
D. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah.
91
Aspek Alokasi
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
KPS Waktu
Pendahuluan 1. Guru 1. Siswa merespon 10 menit
memusatkan panggilan guru.
perhatian siswa
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan tujuan
pembelajaran pembelajaran
yang ingin yang disampaikan
dicapai. guru.
3. Guru 3. Siswa
memberikan memperhatikan,
apersepsi dengan mendengarkan,
bertanya: dan menjawab
a. Pernahkah pertanyaan yang
kalian diberikan guru.
merasakan
nyeri di
bagian perut?
b. Apa
penyebab
nyeri
tersebut?
4. Guru 4. Siswa menerima
membagikan materi.
materi
pembelajaran
berbentuk hand
out
Inti Eksplorasi 5. Guru meminta 5. Siswa bergabung 75 menit
siswa duduk dengan
bergabung kelompoknya.
dengan
kelompoknya.
6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan
siswa berdiskusi diskusi
tentang penyebab kelompok.
seseorang sakit
maag bahkan
dalam kondisi
tertentu dapat
menyebabkan Mengamati
kematian.
7. Guru mengajak 7. Siswa melakukan
siswa melakukan pengamatan studi
pengamatan di kasus dengan
dalam kelas petunjuk LKS
dengan studi yang diberikan
kasus yang guru.
92
diberikan guru.
Elaborasi 8. Guru 8. Siswa
membimbing tiap memasukkan
kelompok secara hasil pengamatan
bergiliran. ke dalam tabel
dan
mendiskusikan
Klasifikasi
hasil pengamatan.
9. Guru 9. Siswa melakukan
membimbing tiap kegiatan dengan
kelompok untuk petunjuk dari
memasukkan LKS.
hasil pengamatan
10. Guru 10. Siswa berdiskusi
mengarahkan dalam
siswa untuk menemukan
bekerjasama jawaban.
dengan kelompok Menafsirkan
dalam menjawab
dan menafsirkan
hasil
pengamatannya..
11. Guru memilih 11. Siswa meng-
beberapa komunikasikan
kelompok untuk hasil pengamatan Berkomunikasi
menyajikan hasil kelompok.
diskusinya.
Konfirmasi 12. Guru mengulas 12. Siswa
kembali materi memperhatikan
yang telah penjelasan guru.
dipelajari
Penutup 13. Guru meminta 13. Siswa 5 menit
siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah dipelajari.
dibahas.
G. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
93
Lampiran 3
Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Eksperimen
A. Tujuan
Bahan Makanan
(1) Tahu, (2) tempe, (3) kentang, (4) roti, (5) pisang, dan (6) mie, yang telah
ditumbuk lalu dilarutkan ke dalam air.
C. Cara Kerja
D. PREDIKSI – OBSERVASI
Aspek KPS yang dinilai: Mengamati
Tabel 1.1
Pengamatan Kandungan Bahan Yang Diuji
Prediksi Observasi
No. Bahan Makanan
Yang Diuji
Kandungan Kandungan Kandungan Kandungan
Karbohidrat Protein Karbohidrat Protein
1.
2.
3.
4.
95
5.
6.
Keterangan:
(-) : sedikit sekali (++) : sedang/banyak
(+) : kurang (+++) : banyak sekali
Telur, daging sapi, jagung, daging ayam, apel, sosis, kacang panjang, buncis,
bayam, kangkung, jambu biji, ikan kembung, singkong, ubi jalar, udang,
kerang, pisang kepok, nanas, susu sapi, jeruk, mangga, ketupat, ikan asin,
Tabel 1.2
Protein Mineral
Karbohidrat Vitamin
Hewani Nabati
96
E. EKSPLANASI
Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan - Berkomunikasi
Tabel 1.3
Daftar Kandungan Bahan Makanan
Kandungan
No. Bahan Makanan
Protein Lemak Karbohidrat
(%) (%) (%)
1. Kentang 2.0 0.1 19.1
***Selamat Mengerjakan***
98
Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Eksperimen
A. Tujuan
C. Cara Kerja
- Untuk Minyak goreng
1. Tandai plak tetes dengan nama minyak goreng dan minyak goreng + saliva.
2. Tuang minyak goreng di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu minyak goreng yang sudah ditandai.
kemudian aduk dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Oles masing-masing minyak goreng tersebut ke kertas buram.
5. Amati apa yang terjadi.
D. PREDIKSI - OBSERVASI
Aspek KPS yang dinilai: Mengamati - Klasifikasi
Tabel 2.1
Pengamatan Bahan Yang Diuji
Prediksi Observasi
Minyak
goreng
Putih telur
100
E. EKSPLANASI
Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan - Berkomunikasi
***Selamat Mengerjakan***
***Selamat Mengerjakan***
101
Lampiran 4
Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Kontrol
A. Tujuan
Bahan Makanan
Tahu, tempe, kentang, roti, pisang ambon, dan mie yang telah ditumbuk lalu
dilarutkan ke dalam air.
102
C. Cara Kerja
D. Hasil
Aspek KPS yang dinilai: Mengamati
1. Uji iod
Tabel 1.1
2. Uji Biuret
Tabel 1.2
+ : Kurang Pekat; ++: Pekat; +++: Sangat Pekat; ++++: Sangat Sangat Pekat
Telur, daging sapi, jagung, daging ayam, apel, sosis, kacang panjang, buncis,
bayam, kangkung, jambu biji, ikan kembung, singkong, ubi jalar, udang,
kerang, pisang kepok, nanas, susu sapi, jeruk, mangga, ketupat, ikan asin,
Tabel 1.3
Protein Mineral
Karbohidrat Vitamin
Hewani Nabati
104
F. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu di atas!
1. Bahan makanan apakah yang mengandung karbohidrat dan bahan makanan
apakah yang mengandung protein?
2. Warna apakah yang terjadi bila percobaan uji Biuret positif?
3. Apa manfaat karbohidrat dan protein pada makanan?
***Selamat Mengerjakan***
106
Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Kontrol
A. Tujuan
C. Cara Kerja
- Untuk Minyak goreng
1. Tandai plak tetes dengan nama minyak goreng dan minyak goreng + saliva.
2. Tuang minyak goreng di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu minyak goreng yang sudah ditandai.
kemudian aduk dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Oles masing-masing minyak goreng tersebut ke kertas buram.
5. Amati apa yang terjadi.
D. Hasil Pengamatan
Aspek KPS yang dinilai: Mengamati dan Klasifikasi
Hasil Pengamatan
Jenis Uji Bahan Uji
Tanpa Saliva Dengan Saliva Berpengaruh/Tidak
Minyak goreng
Putih telur
108
F. Pertanyaan
1. Apakah yang terkandung dalam saliva?
2. Enzim apakah yang kamu amati?
3. Bagaimana kerja enzim tersebut?
4. Jelaskan mengapa saliva penting dalam proses pencernaan!
***Selamat Mengerjakan***
109
Lampiran 5
Lampiran 6
Nilai
No. Responden
Pretest Posttest
1 Adam Muhammad Siddiq 40 40
2 Aldy A. R. 40 44
3 Alvin Raihan 36 44
4 Anggi Arvianita 36 48
5 Berliana Maretha A. 38 48
6 Camila L. S. 38 52
7 Diky Mancini Putra 38 56
8 Dwi Noerbella 42 60
9 Fany Justica 42 60
10 Febrianti 42 60
11 Febriyanti Putri 42 65
12 Fitriana Shinta Devi 48 65
13 Fundi Agustiandi 48 70
14 M. Aqmal B. D. 49 70
15 M. Arif P. 52 64
16 M. Dzikri A. 52 64
17 Maudy Yulianti 50 60
18 Melati C. 50 68
19 Mirjadidi Al-Adalah 56 68
20 Nadhifah Putri Cihandha 54 72
21 Navra Abdilla Nur Aini 58 72
22 Novriansyah T. A. 49 76
23 Nurul Isthifa S. 52 72
24 Putri Siti F. 58 72
25 Ranthy Saffanah 60 76
26 Rendyto Alvandy 60 76
27 Riffatul Fatma 66 76
28 Rinita Safira 66 72
29 Siti Khalifah 68 72
30 Sultan Malik S. 60 76
31 Uray Putri Tara Allenia 54 80
32 Valerie Paulina S. 52 80
33 Widi Aulia 70 80
34 Yolanda Rahman 70 80
35 Yunita D. P. 70 80
111
Lampiran 7
Nilai
No. Nama Siswa Gain (G) Kategori
Pretest Postest
1 Agung Gustiawan 50 52 0,04 Rendah
2 Anggi R. 58 60 0,05 Rendah
3 Annisa Defa Griyani 42 70 0,48 Sedang
4 Andara Gita P. 62 75 0,34 Sedang
5 Anisa Rahmadiani 46 76 0,55 Sedang
6 Annisa Suwandi 56 76 0,45 Sedang
7 Asep Zaini R. 50 72 0,44 Sedang
8 Azizah Aufah 58 70 0,29 Rendah
9 Cut Novia M. 52 70 0,38 Sedang
10 Dewi Rahmawati 72 74 0,07 Rendah
11 Eka Sakti S. 56 82 0,60 Sedang
12 Eliza Dyah Ayu 40 82 0,70 Tinggi
13 Fadhiil Nabhaan 44 86 0,75 Tinggi
14 Fatimah Azzahra 48 82 0,65 Tinggi
15 Fawwaz Yusa G. 44 86 0,75 Tinggi
16 Haris Tharivar 48 86 0,73 Tinggi
17 Jihan Sahra 52 56 0,08 Rendah
18 Karen Nur A. 54 58 0,09 Rendah
19 Laura Desita 52 60 0,17 Rendah
20 May Tasya 52 78 0,54 Sedang
21 M. Alfian S. 56 80 0,56 Sedang
22 M. Hanifa A. 44 50 0,11 Rendah
23 M. Sultan C. 60 65 0,13 Rendah
24 Mutiara W 52 88 0,75 Tinggi
25 Nurul Izzah D. Y. 64 88 0,67 Sedang
26 Pandjy Taryana 60 88 0,70 Tinggi
27 Riftya M. 54 88 0,74 Tinggi
112
Nilai
No. Nama Siswa Gain (G) Kategori
Pretest Postest
1 Adam Muhammad Siddiq 40 40 -0,06 Rendah
2 Aldy A. R. 40 44 0,06 Rendah
3 Alvin Raihan 36 44 0,12 Rendah
4 Anggi Arvianita 36 48 0,19 Rendah
5 Berliana Maretha A. 38 48 0,16 Rendah
6 Camila L. S. 38 52 0,22 Rendah
7 Diky Mancini Putra 38 56 0,30 Sedang
8 Dwi Noerbella 42 60 0,31 Sedang
9 Fany Justica 42 60 0,31 Sedang
10 Febrianti 42 60 0,31 Sedang
11 Febriyanti Putri 42 65 0,40 Sedang
12 Fitriana Shinta Devi 48 65 0,33 Sedang
13 Fundi Agustiandi 48 70 0,42 Sedang
14 M. Aqmal B. D. 49 70 0,41 Sedang
15 M. Arif P. 52 64 0,25 Rendah
16 M. Dzikri A. 52 64 0,25 Rendah
17 Maudy Yulianti 50 60 0,20 Rendah
18 Melati C. 50 68 0,36 Sedang
19 Mirjadidi Al-Adalah 56 68 0,27 Rendah
20 Nadhifah Putri Cihandha 54 72 0,39 Sedang
21 Navra Abdilla Nur Aini 58 72 0,27 Rendah
22 Novriansyah T. A. 49 76 0,53 Sedang
23 Nurul Isthifa S. 52 72 0,42 Sedang
24 Putri Siti F. 58 72 0,30 Sedang
25 Ranthy Saffanah 60 76 0,40 Sedang
26 Rendyto Alvandy 60 76 0,40 Sedang
27 Riffatul Fatma 66 76 0,29 Rendah
28 Rinita Safira 66 72 0,17 Rendah
29 Siti Khalifah 68 72 0,12 Rendah
30 Sultan Malik S. 60 76 0,40 Sedang
31 Uray Putri Tara Allenia 54 80 0,40 Sedang
32 Valerie Paulina S. 52 80 0,58 Sedang
33 Widi Aulia 70 80 0,33 Sedang
34 Yolanda Rahman 70 80 0,33 Sedang
35 Yunita D. P. 70 80 0,33 Sedang
Rata-rata 0,30 Sedang
114
Lampiran 8
Lampiran 9
Pertemuan I
Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Mengamati 2 1 2 1 2 1 2 11 78,6%
Klasifikasi 1 2 2 2 1 2 2 12 85,7%
Menafsirkan 1 1 2 1 2 2 1 10 71,42%
Berkomunikasi 2 3 4 4 1 4 3 21 75%
Pertemuan II
Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Mengamati 1 1 2 2 2 2 2 12 85,7%
Klasifikasi 2 1 1 2 1 2 2 11 78,6%
Menafsirkan 2 1 1 1 1 1 2 9 64,3%
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 22 78,6%
Pertemuan III
Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 16 57,14%
Keterlaksanaan
Aspek KPS
Presentase
Mengamati 82,15%
Klasifikasi 82,15%
Menafsirkan Pengamatan 67,86%
Berkomunikasi 70,24%
116
Lampiran 10
Eksperimen Kontrol
Per- Per-
temuan Prediksi Observasi Eksplanasi temuan Eksplorasi Elaborasi Konfir-
masi
I 100 100 100 I 75 75 100
II 100 75 100 II 100 100 100
III 100 100 100 III 100 100 100
Total (%) 100 100 100 Total (%) 91,67 91,67 100
117
Lampiran 11
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
1. Observasi Menggunakan Menyebutkan urutan C1 1 Amati gambar berikut! Urutan sistem pencernaan manusia:
sebanyak mungkin organ yang terlibat Mulut
indera dalam proses Kerongkongan
pencernaan Lambung
Usu halus
Usus besar
Anus
118
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyebutkan bagian C1 2 Perhatikan gambar di bawah ini! Bagian gigi:
gigi (a) Gigi seri: memotong makanan
(b) Gigi taring : menyobek makanan
(c) Gigi geraham depan dan (d) gigi
geraham belakang : mengunyah
makanan
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menjelaskan kelenjar C2 3 Amati gambar! Kelenjar ludah terdiri dari kelenjar parotis
pencernaan di mulut (a), kelenjar submandibularis (b) dan
kelenjar sublingualis (c), yang
menghasilkan air liur (saliva) yang
mengandung enzim ptialin atau amilase
yang akan mengubah amilum
(polisakarida) menjadi maltosa.
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
2. Mengelo Mencari perbedaan, Mengelompokkan C2 4 Berikut ini merupakan kelainan pada sistem 1. Apendisitis yaitu peradangan pada
mpokkan/ persamaan. jenis kelainan pada pencernaan manusia umbai cacing.
Klasifikas sistem pencernaan 1) Apendisitis 2. Diare yaitu terjadinya pergerakan
i 2) Diare yang cepat dari materi tinja
3) Kolik usus disepanjang usus besar.
4) Konstipasi 3. Muntaber yaitu keluarnya muntah
5) Maag dan berak cair yang berlebih dan
6) Muntaber tidak teratur.
7) Konstipasi
8) GERD
Mengelompokkan C2 5 Perhatikan sumber makanan berikut ini! Beras, jagung, kentang, sagu, dan
sumber karbohidrat 1) beras singkong.
yang menjadi 2) jagung
makanan pokok di 3) kentang
Indonesia 4) susu
5) daging
6) telur
7) sagu
8) mangga
9) kacang
10) singkong.
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Membandingkan. Mengklasifikasikan C3 6 Perhatikan menu makanan di bawah ini! Makanan dikatakan seimbang apabila
makanan yang dalam sajian yang dimakan makanan
seimbang Menu A Menu B mengandung karbohidrat, lemak,
Nasi Nasi
Daging ayam Tumis
protein, vitamin, mineral dan serat
Sayur kacang kangkung nabati, juga air. Menu yang
panjang+tempe Ikan memenuhi makanan seimbang adalah
Sambal kembung
Buah apel Sambal
menu A.
Air mineral Buah jeruk
Kerupuk
Air mineral
3. Menafsir Menghubungkan Menghubungkan C5 7 Perhatikan gejala kelainan berikut. Dari gejala yang muncul pada dua
kan/ hasil-hasil kandungan zat kasus yang disajikan, keduanya
Interpret pengamatan. Kasus 1 : mengalami kekurangan zat besi.
makanan dengan
asi Sehingga, penderita kekurangan zat
penyakit Setiap kali bangun dari duduk, Masitoh besi bisa mengalami kekurangan
seringkali merasa pusing, mata darah (anemia). Maka, makanan yang
berkunang-kunang. Dan, setiap kali ikut dianjurkan untuk penderita anemia
upacara hari senin, ia selalu pingsan. adalah makanan yang kaya akan zat
besi, seperti bayam, kangkung, dan
Kasus 2: hati ayam.
Nuri memiliki adik perempuan usia 8
bulan, badan adiknya terlihat lemas,
bagian dalam matanya terlihat pucat, dan
semakin hari adik nuri tersebut seringkali
menolak jika diberi makan oleh ibunya,
sehingga hal itu berpengaruh pada
123
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
kenaikan berat badan adiknya.
Menghubungkan C5 8 Daging, ikan dan telur merupakan Yang akan terjadi adalah proses
proses pencernaan makanan yang kaya akan protein. Agar pencernaan di duodenum tidak akan
dengan enzim dapat diserap oleh tubuh, protein terlebih maksimal, karena di duodenum
pencernaan dahulu dicerna secara kimiawi di melanjutkan pencernaan protein dari
lambung dan duodenum hingga menjadi lambung
asam amino. Apa yang akan terjadi di
duodenum jika makanan itu dimakan
tetapi tidak mampu dicerna secara
maksimal di lambung disebabkan oleh
jumlah pepsin yang sedikit?
124
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyimpulkan. Menyimpulkan C4 9 Perhatikan tabel hasil percobaan uji Makanan K mengandung karbohidrat
kandungan dari makanan di bawah ini! jenis monosakarida dan juga
beberapa jenis polisakarida.
bahan makanan No.
Bahan
Benedict Biuret Lugol
Makanan
1. K Merah bata Abu-abu Biru tua Makanan L mengandung karbohidrat
2. L Merah bata Abu-abu Coklat
jenis monosakarida.
3. M Merah bata Ungu Coklat
4. N Biru muda Ungu Biru tua
5. O Biru muda Abu-abu Biru tua Makanan M mengandung karbohidrat
jenis monosakarida dan juga protein.
Apa yang dapat disimpulkan dari tabel
hasil percobaan di atas? Makanan N mengandung protein dan
amilum.
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
4. Berkomu Mengubah bentuk Mendiagramkan C4 10 Berikut disajikan daftar kandungan
200
nikasi penyajian. bahan makanan Vitamin C pada beberapa buah. Vit…
berdasarkan jumlah No. Buah
Kandungan Vit. C
kandungannya (mg/100 gr) 150
1. Kiwi 100
2. Jeruk 53
3. Pepaya 62
100
4. Jambu biji 183
5. Melon 42 50
*Sumber:
www.sunpride.co.id
0
Melon
Jeruk
Kiwi
Pepaya
Jambu Biji
Ubahlah daftar kandungan vit. C pada
tabel ke dalam sebuah diagram batang
dimulai dari kandungan paling rendah ke
paling tinggi!
126
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyusun jumlah C5 11 Berikut disajikan daftar kebutuhan energi
40
kebutuhan dari protein bagi anak-anak berdasarkan
kandungan energi kelompok usia. 30
berdasarkan Energi Energi
Umur Lemak (%)
kelompok usia Protein (%)
20
0 – 5 bulan 9.4 36.2 Protein
6 – 11 bulan 11.2 29.0
1 – 3 tahun 13.0 27.9 10 Lemak
4 – 6 tahun 13.1 27.0
7 – 9 tahun 13.3 27.2 0
*Sumber:
0-5 bl
6-11 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
hadiriyadiipb.file.wordpress.com
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menjelaskan hasil Menentukan C6 12 Berikut daftar kandungan zat makanan Untuk orang yang akan membentuk
percobaan atau makanan yang dari hasil suatu penelitian. otot lebih baik mengkonsumsi
penelitian. cocok untuk makanan yang kaya akan protein.
Bahan Kandungan
seseorang yang No.
Dari daftar kandungan tersebut, yang
ingin membentuk Makanan
Prot Lemak Karbo
paling cocok adalah mengkonsumsi
otot (%) (%) (%) tahu dan tempe, karena kedua
1. Kentang 2.0 0.1 19.1 makanan itu memiliki kandungan
2. Tahu 23.55 5.54 26.92 protein yang tinggi. protein yang
3. Tempe 20.7 8.8 13.5 tinggi dapat membantu proses
4. Pisang Ambon 1.2 - 25.8
regenasi sel dan perbanyakan jumlah
sel, sehingga otot menjadi besar.
5. Roti 4.0 - 40.0
6. Mie 10.0 18.0 53.0
*Dari
berbagai sumber
Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Memprediksi C6 13 Seorang pasien di suatu rumah sakit Kelainan yang dialami oleh si pasien
kelainan pada mengalami rasa sakit di bagian dadanya adalah Gastro Esophageal Reflux
sistem pencernaan dengan gejala: Disease yaitu kelainan yang
disebabkan berlebihnya HCl dalam
1) Dada terasa nyeri seperti terbakar lambung sehingga keluar menuju
2) Perut terasa kembung, mual bahkan kerongkongan dan hal itu
hingga muntah mengakibatkan panas atau terbakar di
3) Mulut atau pangkal lidah terkadang dada dan terasa pahit di pangkal
terasa pahit lidah.
4) Terasa sulit ketika akan menelan
makan.
Lampiran 12
Nama : ……………………..
Hari/Tanggal : ……………………..
Mata Pelajaran : ……………………..
Apa nama bagian gigi yang diberi tanda dan jelaskan fungsinya!
Berikut merupakan salah satu kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan di dalam
mulut. Apa nama kelenjar yang terdapat pada gambar tersebut? Serta jelaskan fungsinya!
Kelompokkan penyakit di atas yang disebabkan oleh bakteri atau kuman dan berikan
penjelasan dari penyakit tersebut!
Kasus 2:
Nuri memiliki adik perempuan usia 8 bulan, badan adiknya terlihat lemas, bagian dalam
matanya terlihat pucat, dan semakin hari adik nuri tersebut seringkali menolak jika
diberimakan oleh ibunya, sehingga hal itu berpengaruh pada kenaikan berat badan adiknya.
Dari dua kasus yang disajikan, maka asupan makanan apa yang sebaiknya diberikan bagi
Masitoh dan Adik Nuri?
Ubahlah daftar kandungan vit. C pada tabel ke dalam sebuah diagram batang dimulai dari
kandungan paling rendah ke paling tinggi!
7. Berikut disajikan daftar kebutuhan energi dari protein bagi anak-anak berdasarkan kelompok
usia.
Energi Energi
Umur Protein Lemak
(%) (%)
0 – 5 bulan 9.4 36.2
6 – 11 bulan 11.2 29.0
1 – 3 tahun 13.0 27.9
4 – 6 tahun 13.1 27.0
7 – 9 tahun 13.3 27.2
*Sumber: hadiriyadiipb.file.wordpress.com
131
Bahan Kandungan
No
Makanan Prot Lemak Karbo
(%) (%) (%)
1. Kentang 2.0 0.1 19.1
2. Tahu 23.55 5.54 26.92
3. Tempe 20.7 8.8 13.5
Pisang
4. 1.2 - 25.8
Ambon
5. Roti 4.0 - 40.0
6. Mie 10.0 18.0 53.0
*Dari berbagai sumber
Dari tabel di atas, untuk seseorang yang ingin membentuk otot, lebih baik mengkonsumsi
makanan apa? Mengapa demikian?
132
KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN TES PENELITIAN
1. Bagian gigi:
(a) Gigi seri: memotong makanan
(b) Gigi taring : menyobek makanan
(c) Gigi geraham depan dan (d) gigi geraham belakang : mengunyah
makanan
4. Dari gejala yang muncul pada dua kasus yang disajikan, keduanya
mengalami kekurangan zat besi. Sehingga, penderita kekurangan zat besi
bisa mengalami kekurangan darah (anemia). Maka, makanan yang
dianjurkan untuk penderita anemia adalah makanan yang kaya akan zat
besi, seperti bayam, kangkung, dan hati ayam.
Bahan
No. Benedict Biuret Lugol
Makanan
1. K Merah bata Abu-abu Biru tua
2. L Merah bata Abu-abu Coklat
3. M Merah bata Ungu Coklat
4. N Biru muda Ungu Biru tua
5. O Biru muda Abu-abu Biru tua
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 4 4 1
2 12 Grace Hasianti 49 4 4 4 4 4
3 23 Rika Ariyani 45 5 5 5 5 3
4 15 Litha Fitri A. 43 5 5 4 4 5
5 5 Atria Nawangw... 39 5 1 3 3 0
6 31 Windi Ayu A. 38 3 2 4 4 2
7 32 Yosua Adiguna 37 5 5 1 1 4
8 8 Desi Ami N. 35 5 1 1 1 4
9 1 Achmad Nur Aziz 33 4 1 5 1 4
Rata2 Skor 4.56 3.11 3.44 3.00 3.00
Simpang Baku 0.73 1.83 1.51 1.58 1.66
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 5 5 4
2 12 Grace Hasianti 49 2 4 4 5 4
3 23 Rika Ariyani 45 5 2 0 5 2
4 15 Litha Fitri A. 43 1 5 0 0 3
5 5 Atria Nawangw... 39 3 5 2 5 3
6 31 Windi Ayu A. 38 4 1 1 5 5
7 32 Yosua Adiguna 37 4 3 1 3 2
8 8 Desi Ami N. 35 5 4 0 5 1
9 1 Achmad Nur Aziz 33 4 2 0 5 1
Rata2 Skor 3.67 3.33 1.44 4.22 2.78
Simpang Baku 1.41 1.41 1.88 1.72 1.39
11 12 13
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 0
2 12 Grace Hasianti 49 5 4 1
3 23 Rika Ariyani 45 5 3 0
4 15 Litha Fitri A. 43 5 3 3
5 5 Atria Nawangw... 39 5 3 1
6 31 Windi Ayu A. 38 5 1 1
7 32 Yosua Adiguna 37 3 4 1
8 8 Desi Ami N. 35 5 1 2
9 1 Achmad Nur Aziz 33 5 1 0
Rata2 Skor 4.78 2.67 1.00
Simpang Baku 0.67 1.32 1.00
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 18 M. Ulul Albab 15 5 0 0 0 0
2 11 Firdariani 14 5 0 2 0 1
3 17 M. Nazib 13 4 0 0 0 4
4 29 Vika Oktika 13 4 1 1 1 2
5 28 Tia Restiana 12 5 0 0 0 3
6 21 Norman Firman 11 0 2 0 0 0
7 4 Antika Putri 10 4 0 0 0 0
8 3 Amelya Candra 9 3 0 0 0 3
9 22 Raka Adji 8 0 1 0 0 4
Rata2 Skor 3.33 0.44 0.33 0.11 1.89
Simpang Baku 2.00 0.73 0.71 0.33 1.69
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 18 M. Ulul Albab 15 3 0 0 0 2
2 11 Firdariani 14 4 1 1 0 0
3 17 M. Nazib 13 4 1 0 0 0
4 29 Vika Oktika 13 2 0 0 0 2
5 28 Tia Restiana 12 4 0 0 0 0
6 21 Norman Firman 11 4 2 1 0 2
7 4 Antika Putri 10 4 0 2 0 0
8 3 Amelya Candra 9 3 0 0 0 0
9 22 Raka Adji 8 3 0 0 0 0
Rata2 Skor 3.44 0.44 0.44 0.00 0.67
Simpang Baku 0.73 0.73 0.73 0.00 1.00
11 12 13
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
1 18 M. Ulul Albab 15 5 0 0
2 11 Firdariani 14 0 0 0
3 17 M. Nazib 13 0 0 0
4 29 Vika Oktika 13 0 0 0
5 28 Tia Restiana 12 0 0 0
6 21 Norman Firman 11 0 0 0
7 4 Antika Putri 10 0 0 0
8 3 Amelya Candra 9 0 0 0
9 22 Raka Adji 8 0 0 0
Rata2 Skor 0.56 0.00 0.00
Simpang Baku 1.67 0.00 0.00
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 32
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 13
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 4.56 3.33 1.22 0.73 2.00 0.71 1.72 24.44
2 2 3.11 0.44 2.67 1.83 0.73 0.66 4.06 53.33
3 3 3.44 0.33 3.11 1.51 0.71 0.56 5.60 62.22
4 4 3.00 0.11 2.89 1.58 0.33 0.54 5.36 57.78
5 5 3.00 1.89 1.11 1.66 1.69 0.79 1.41 22.22
6 6 3.67 3.44 0.22 1.41 0.73 0.53 0.42 4.44
7 7 3.33 0.44 2.89 1.41 0.73 0.53 5.45 57.78
8 8 1.44 0.44 1.00 1.88 0.73 0.67 1.49 20.00
9 9 4.22 0.00 4.22 1.72 0.00 0.57 7.38 84.44
10 10 2.78 0.67 2.11 1.39 1.00 0.57 3.69 42.22
11 11 4.78 0.56 4.22 0.67 1.67 0.60 7.06 84.44
12 12 2.67 0.00 2.67 1.32 0.00 0.44 6.05 53.33
13 13 1.00 0.00 1.00 1.00 0.00 0.33 3.00 20.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 13
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 13
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.312 -
2 2 0.702 Sangat Signifikan
3 3 0.774 Sangat Signifikan
4 4 0.777 Sangat Signifikan
5 5 0.239 -
6 6 0.096 -
7 7 0.695 Sangat Signifikan
8 8 0.436 -
9 9 0.753 Sangat Signifikan
10 10 0.564 Signifikan
11 11 0.691 Sangat Signifikan
12 12 0.793 Sangat Signifikan
13 13 0.396 -
Rata2= 25.81
Simpang Baku= 12.14
KorelasiXY= 0.64
Reliabilitas Tes= 0.78
Butir Soal= 13
Jumlah Subyek= 32
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
Lampiran 14
TABEL KETERBACAAN SOAL
Keterampilan Proses Sains
Lampiran 15
A. Pretest Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data pretest siswa kelas eksperimen
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Pretest Pretest Pretest Pretest
1 40 11 52 21 58 31 68
2 42 12 52 22 58 32 68
3 44 13 52 23 60 33 68
4 44 14 52 24 60 34 72
5 44 15 52 25 60 35 72
6 46 16 54 26 62
7 48 17 54 27 64
8 48 18 56 28 64
9 50 19 56 29 64
10 50 20 56 30 68
3. Nilai terbesar = 72
4. Nilai terkecil = 40
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 40
= 32
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 35
= 1 + 3.3 (1.54401)
= 1 + 5.0952
= 6.0952
= 6 (dibulatkan)
137
= 5.33
= 6 (dibulatkan)
B. Posttest Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data posttest siswa kelas eksperimen
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Posttest Posttest Posttest Posttest
1 50 11 72 21 86 31 92
2 52 12 74 22 86 32 92
3 56 13 75 23 86 33 92
4 58 14 76 24 88 34 92
5 60 15 76 25 88 35 92
6 60 16 78 26 88
7 65 17 80 27 88
8 70 18 82 28 88
9 70 19 82 29 88
10 70 20 82 30 92
138
3. Nilai terbesar = 92
4. Nilai terkecil = 50
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 92 – 50
= 42
=7
C. Pretest Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data pretest siswa kelas kontrol
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Pretest Pretest Pretest Pretest
1 36 11 42 21 52 31 66
2 36 12 48 22 54 32 68
3 38 13 48 23 54 33 70
4 38 14 49 24 56 34 70
5 38 15 49 25 58 35 70
6 40 16 50 26 58
7 40 17 50 27 60
8 42 18 52 28 60
9 42 19 52 29 60
10 42 20 52 30 66
3. Nilai terbesar = 70
4. Nilai terkecil = 36
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 70 - 36
= 34
= 5.66
= 6 (dibulatkan)
140
D. Posttest Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data posttest siswa kelas kontrol
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Posttest Posttest Posttest Posttest
1 40 11 60 21 72 31 80
2 44 12 64 22 72 32 80
3 44 13 64 23 72 33 80
4 48 14 65 24 72 34 80
5 48 15 65 25 72 35 80
6 52 16 68 26 76
7 56 17 68 27 76
8 60 18 70 28 76
9 60 19 70 29 76
10 60 20 72 30 76
3. Nilai terbesar = 80
4. Nilai terkecil = 40
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 80 – 40
= 40
141
= 6.6666
= 7 (dibulatkan)
Jumlah 35 2310
Mean 66.22
Median 70.00
Modus 72.00
Standar Deviasi 11.4740
Varians 131.6521
142
Lampiran 16
Lhitung < Ltabel (0.05<0.14), dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
1 M. Hanifa A. 50 2500 1 -2.20425 0.013753 0.028571 0.014818
2 Agung Gustiawan 52 2704 2 -2.04616 0.020371 0.057143 0.036772
3 JihanSahra 56 3136 3 -1.72997 0.041818 0.085714 0.043897
4 Karen Nur A. 58 3364 4 -1.57188 0.057989 0.114286 0.056297
5 Anggi R. 60 3600 5 -1.41379 0.078712 0.142857 0.064145
6 Laura Desita 60 3600 5 -1.41379 0.078712 0.142857 0.064145
7 M. Sultan C. 65 4225 7 -1.01856 0.154206 0.2 0.045794
8 Annisa DefaG. 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
9 Azizah Aufah 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
10 Cut Novia M. 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
11 Asep Zaini R. 72 5184 11 -0.46524 0.32088 0.314286 0.006594
12 Dewi Rahmawati 74 5476 12 -0.30715 0.379365 0.342857 0.036508
13 Andara Gita P. 75 5625 13 -0.2281 0.409783 0.371429 0.038354
14 Anisa Rahmadiani 76 5776 14 -0.14906 0.440754 0.4 0.040754
15 Annisa Suwandi 76 5776 14 -0.14906 0.440754 0.4 0.040754
16 May Tasya 78 6084 16 0.009034 0.503604 0.457143 0.046461
144
Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
17 M. Alfian S. 80 6400 17 0.167125 0.566364 0.485714 0.08065
18 Eka Sakti S. 82 6724 18 0.325217 0.627491 0514286 0.113206
19 Eliza Dyah Ayu 82 6724 18 0.325217 0.627491 0.514286 0.113206
20 Fatimah Azzahra 82 6724 18 0.325217 0.627491 0.514286 0.113206
21 Fadhiil Nabhaan 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
22 Fawwaz Yusa G. 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
23 Haris Tharivar 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
24 Mutiara W 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
25 Nurul Izzah D. Y. 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
26 Pandjy Taryana 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
27 Riftya M. 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
28 Salma R. Zulfa 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
29 Sheila S. Guntur 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
30 Sindi Lestari 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
31 Siti Masrofah 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
32 Slamet Riyadi 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
33 Soleh A. Azis 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
34 Yasinta Analaris 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
35 Yeni Rahmadanti 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
Jumlah 2726 217758 589 -1.8E-15 18.34154 16.82857 2.164706
Rata-rata (Mean) 77.88571 6221.657 16.82857 -5.1E-17 0.524044 0.480816 0.061849
Simpangan Baku (S) 12.6509 1865.24 9.284667 1 0.301244 0.265276 0.042849
Lhitung < Ltabel (0.13 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
145
Nilai frek.
X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
No Nama Pretest Kumkur
1 Alvin Raihan 36 1296 1 -1.4857341 0.0686747 0.0285714 0.0401033
2 Anggi Arvianita 36 1296 1 -1.4857341 0.0686747 0.0285714 0.0401033
3 Berliana Maretha A. 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
4 Camila L. S. 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
5 Diky Mancini Putra 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
6 Adam Muhammad Siddiq 40 1600 6 -1.1047766 0.1346282 0.1714286 0.0368004
7 Aldy A. R. 40 1600 6 -1.1047766 0.1346282 0.1714286 0.0368004
8 Dwi Noerbella 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
9 Fany Justica 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
10 Febrianti 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
11 Febriyanti Putri 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
12 Fitriana Shinta Devi 48 2304 12 -0.3428617 0.3658512 0.3428571 0.0229941
13 Fundi Agustiandi 48 2304 12 -0.3428617 0.3658512 0.3428571 0.0229941
14 M. Aqmal B. D. 49 2401 14 -0.2476224 0.4022133 0.4 0.0022133
15 Novriansyah T. A. 49 2401 14 -0.2476224 0.4022133 0.4 0.0022133
16 Maudy Yulianti 50 2500 16 -0.152383 0.4394424 0.4571429 0.0177004
17 Melati C. 50 2500 16 -0.152383 0.4394424 0.4571429 0.0177004
18 M. Arif P. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
19 M. Dzikri A. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
20 Nurul Isthifa S. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
21 Valerie Paulina S. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
22 Uray Putri Tara Allenia 54 2916 22 0.2285745 0.5904002 0.6285714 0.0381713
23 Nadhifah Putri Cihandha 54 2916 23 0.2285745 0.5904002 0.6571429 0.0667427
24 Mirjadidi Al-Adalah 56 3136 24 0.4190532 0.6624114 0.6857143 0.0233029
25 Navra Abdilla Nur Aini 58 3364 25 0.6095319 0.728914 0.7142857 0.0146283
26 Putri Siti F. 58 3364 25 0.6095319 0.728914 0.7142857 0.0146283
27 Ranthy Saffanah 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
28 Rendyto Alvandy 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
29 Sultan Malik S. 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
30 Riffatul Fatma 66 4356 30 1.3714469 0.9148822 0.8571429 0.0577393
31 Rinita Safira 66 4356 30 1.3714469 0.9148822 0.8571429 0.0577393
32 Siti Khalifah 68 4624 32 1.5619256 0.9408472 0.9142857 0.0265615
33 Widi Aulia 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
34 Yolanda Rahman 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
35 Yunita D. P. 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
Jumlah 1806 96938 602 0 17.212904 17.2 0.873671
Rata-rata (Mean) 51.6 2769.6571 17.2 3.806E-17 0.4917973 0.4914286 0.024962
Simpangan Baku (S) 10.49986 1115.4496 10.300771 1 0.3051103 0.2943077 0.0184376
146
Lhitung < Ltabel (0.06 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
berdistribusi normal.
Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
1 Adam Muhammad S 40 1600 1 -2.2859185 0.0111295 0.0285714 0.0174419
2 Aldy A. R. 44 1936 2 -1.9373035 0.0263541 0.0571429 0.0307887
3 Alvin Raihan 44 1936 2 -1.9373035 0.0263541 0.0571429 0.0307887
4 Anggi Arvianita 48 2304 4 -1.5886884 0.0560654 0.1142857 0.0582203
5 Berliana Maretha A. 48 2304 4 -1.5886884 0.0560654 0.1142857 0.0582203
6 Camila L. S. 52 2704 6 -1.2400734 0.1074741 0.1714286 0.0639545
7 Diky Mancini Putra 56 3136 7 -0.8914584 0.1863416 0.2 0.0136584
8 Dwi Noerbella 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
9 Fany Justica 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
10 Febrianti 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
11 Maudy Yulianti 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
12 M. Arif P. 64 4096 12 -0.1942284 0.4229985 0.3428571 0.0801414
13 M. Dzikri A. 64 4096 12 -0.1942284 0.4229985 0.3428571 0.0801414
14 Febriyanti Putri 65 4225 14 -0.1070746 0.4573649 0.4 0.0573649
15 Fitriana Shinta Devi 65 4225 14 -0.1070746 0.4573649 0.4 0.0573649
16 Melati C. 68 4624 16 0.1543867 0.5613476 0.4571429 0.1042047
17 Mirjadidi Al-Adalah 68 4624 16 0.1543867 0.5613476 0.4571429 0.1042047
18 Fundi Agustiandi 70 4900 18 0.3286942 0.6288066 0.5142857 0.1145209
19 M. Aqmal B. D. 70 4900 18 0.3286942 0.6288066 0.5142857 0.1145209
20 Nadhifah Putri C 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
21 Navra Abdilla Nur A. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
22 Nurul Isthifa S. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
23 Putri Siti F. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
24 Rinita Safira 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
25 Siti Khalifah 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
147
Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
26 Novriansyah T. A. 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
27 Ranthy Saffanah 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
28 Rendyto Alvandy 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
29 Riffatul Fatma 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
30 Sultan Malik S. 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
31 Uray Putri Tara A. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
32 Valerie Paulina S. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
33 Widi Aulia 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
34 Yolanda Rahman 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
35 Yunita D. P. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
Jumlah 2318 157994 583 5.329E-15 18.379215 16.657143 2.2756073
Rata-rata (Mean) 66.228571 4514.1143 16.657143 1.523E-16 0.5251204 0.4759184 0.0650174
Simpangan Baku (S) 11.473975 1428.1684 9.5422986 1 0.2950866 0.2726371 0.0404161
Lhitung < Ltabel (0.12 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
berdistribusi normal.
148
Lampiran 17
Data Pretest
Kelas Kontrol Eksperimen
N 35 35
db 34 34
sd 10.49 8.82
varians 110.25 77.76
1. F hitung= = 1.42
Karena Fhitung (1.42) < dari Ftabel pada taraf kepercayaan 0.05 (1.77) maka H0 diterima.
Jadi, kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.
Data Posttest
Kelas Kontrol Eksperimen
n 35 35
db 34 34
sd 11.47 12.65
varians 131.65 160.04
1. F hitung= = 1.21
149
Karena Fhitung (1.21) < dari Ftabel pada taraf kepercayaan 0.05 (1.77) maka H0 diterima.
Jadi, kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.
150
Lampiran 18
UJI HIPOTESIS
RumusUji t
̅ ̅ ( ) ( )
√
√
Keterangan:
̅ : Rata-rata data kelompok 1
̅ : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
: Banyaknya data kelompok 1
: Banyaknya data kelompok 2
Data Pretest
1. Menentukan t hitung
( ) ( )
√
( ) ( )
√
( ) ( )
√
√
151
( )
2. Menghitung ttabel
thitung < ttabel (0.2272 < 1.995469), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa pada konsep
Sistem Pencernaan Pada Manusia.
Data Posttest
1. Menentukan t hitung
( ) ( )
√
( ) ( )
√
( ) ( )
√
√
152
( )
2. Menghitung ttabel
Lampiran 19
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan jika aspek keterampilan proses sains muncul.
Pelaksanaan
Keterampilan
Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Proses Sains
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Siswa mengamati perubahan objek
Mengamati yang diuji sesuai petunjuk.
Siswa mencatat data pengamatan.
Siswa mencatat pengamatan secara
terpisah ke dalam tabel.
Klasifikasi
Siswa mampu mengelompokkan bahan
yang disajikan berdasarkan jenisnya
Siswa mampu menghubungkan hasil-
Menafsirkan
hasil penelitian.
Pengamatan
Siswa mampu menarik kesimpulan
154
Keterangan :
1. Ya : minimal satu anggota dalam kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : tidak ada satupun anggota kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.
Catatan observer:
Observer,
(……………………..)
155
Lampiran 20
Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusat kan
perhatian siswa dengan
mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan
apersepsi dengan
menampilkan gambar
orang yang kurus karena
kekurangan gizi dan
orang gemuk karena
kelebihan makanan.
Guru juga memberikan
pertanyaan:
a. Apa yang kalian
ketahui tentang
makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian
menyebutkan
macam zat
makanan?
4. Guru membagikan
materi pembelajaran
berbentuk hand out
Inti 5. Guru
menjelaskanmaterikepad
asiswa. (ekspositori)
6. Guru membagi siswa ke
dalam kelompok yang
heterogen.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa
memprediksi tentang
“apa yang menyebabkan
seseorang memiliki
badan yang kurus dan
badan gemuk.”
156
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)
157
Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian
siswa dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan menampilkan video
tentang proses pencernaan
makanan. Guru mengajukan
pertanyaan
a. Apa yang kalian
ketahui tentang proses
mencerna makanan?
b. Bisakah kalian
menyebutkan organ
yang terlibat di dalam
proses mencerna
makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk
hand out
Inti 5. Guru menjelaskan materi
kepada siswa. (ekspositori)
6. Guru meminta siswa
bergabung dengan
kelompoknya.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa
memprediksi tentang:
a. Bagaimana enzim
bekerja mengubah
suatu makanan ?
b. Apa yang terjadi pada
makanan setelah masuk
melalui mulut kita?
Observasi 8. Guru mengajak siswa
melakukan pengamatan di
dalam laboratorirum tentang
enzim dan proses kerja
enzim.
9. Guru membimbing tiap
158
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)
159
Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan
perhatian siswa dengan
mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
3. Guru memberikan
apersepsi dengan
bertanya:
a. Pernahkah kalian
mengalami sakit di
bagian lambung?
b. Apakah
penyebabnya?
data.
9. Guru membimbing tiap
kelompok untuk
memasukkan hasil
pengamatan dan
menafsirkan
Eksplanasi 10. Guru memilih beberapa
siswa untuk memaparkan
apa penyakit yang diderita,
yang dirasakan, dll.
Penutup 11. Guru memberikan lembar
kerja kepada siswa untuk
membuat kesimpulan dari
wawancara dan observasi
yang telah dilakukan di
kelas.
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)
161
Lampiran 21
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian
siswa dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya:
a. Apa yang kalian ketahui
tentang makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian menyebutkan
macam zat makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk hand out
Inti Eksplorasi 5. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang heterogen.
hasil pengamatannya..
11. Guru memilih beberapa
kelompok untuk menyajikan hasil
diskusinya.
Konfirmasi 12. Guru mengulas kembali materi
yang telah dipelajari
Penutup 13. Guru meminta siswa
menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)
163
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa
dengan mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan menampilkan video proses
pencernaan makanan dan member
pertanyaan:
a. Apa yang kalian ketahui
tentang proses mencerna
makanan?
b. Bisakah kalian menyebutkan
organ yang berperan dalam
proses mencerna makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk hand out
Inti Eksplorasi 5. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang heterogen.
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)
165
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa
dengan mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi dengan
bertanya:
a. Pernahkah kalian merasakan
nyeri di bagian perut?
b. Apa penyebab nyeri tersebut?
Catatan observer:
Observer,
(………………………..)