Anda di halaman 1dari 194

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-

OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES


SAINS SISWA PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN
(Quasi Eksperimen pada Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Parung)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan

Oleh:
NURAMELIA
NIM. 109016100066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK

Nuramelia. 109016100066. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-


Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep
Sistem Pencernaan. Skripsi.Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE


terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA pada konsep Sistem
Pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung tahun ajaran
2015/2016 pada bulan Januari 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent (pre-test and
post-test)control group desaign. Pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 70 siswa yang terdiri dari
35 siswa kelas eksperimen dan 35 siswa kelas kontrol. Instrument penelitian yang
digunakan adalah tes keterampilan proses sains, yang berupa tes uraian yang telah
diuji validitas dan reliabilitas. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains
siswa pada konsep sistem pencernaan. Hasil analisis data kedua kelompok
menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung4.04 dan ttabelpada taraf signifikan α=0.05
sebesar 1.99, maka thitung> ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan
proses sains siswa di kelas XI IPA pada konsep Sistem Pencernaan.

Kata Kunci: Model Pembelajaran POE, Keterampilan Proses Sains.

ii
ABSTRACT

Nuramelia. 109016100066. The Effect of Learning Model of POE (Predict-


Observe-Explain) To Science Process Skills Student in Concept of Digestive
System. Skripsi, Program of Biology Education, Departement of Natural Sciences
Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State Islamic University
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research aims to know the effect of learning model of POE (Predict-Observe-
Explain) to science process skills student in concept of digestive system. The
research in SMAN 1 Parung. The research is a quasi experimental study with
nonequivalent (pre-test and post-test) control group design. The technique
sampling is purposive sampling. A sample of the study consisted of 70 students,
which 35 students in experimental group and 35 students in control group. An
instrument research is used the test of science process skill by test the discussion
that has been test of validity and reliability. The Hypothesis in this research is
there is the effect of learning model of POE (Predict-Observe-Explain) to science
process skills student in concept of digestive system. Analysis of data using t-test,
obtained the value of tcount is 4.04 and ttable at the level of significant in α=0.05 is
1.99, amounting to then tcount > ttable. Therefore, it indicated that there’s effect of
learning model of POE (Predict-Observe-Explain) to science process skills in the
high school student classes XIin concept of digestive system in SMAN 1 Parung.

Key Words: Learning Model of POE, Science Process Skills.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
sebagai suri tauladan bagi umat Islam, yang telah memberikan qudwah hasanah
untuk ummatnya guna mencapai insan kamil. Semoga senantiasa mendapatkan
syafa’atnya di yaumil akhir. Aamiin.
Penyelesaian penulisan skripsi ini tak semudah membalikan telapak
tangan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun
materil. Butuh tekad serta kemauan yang kuat dalam menghadapi segala tantangan
dan kendala. Namun atas bantuan, motivasi, serta bimbingan dari semua pihak
pada akhirnya penulisan skipsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sekaligus dosen pembimbing pertama. Terima kasih atas waktu,
saran, dan arahan selama penulisan skripsi.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,
sekaligus dosen pembimbing kedua, yang penuh kesabaran serta keikhlasan
telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis.
4. Kepala SMA Negeri 1 Parung, Bapak Ikhwan Setiawan, S.Pd., yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
5. Ibu Musarofah, M.Pd., selaku Guru Biologi kelas XI yang telah membantu
penulis selama melakukan penelitian. Bapak Moch. Gunawan, S.Pd., selaku

iv
wakasek bidang kurikulum yang membantu penulis dalam pengurusan
administrasi.
6. Bapak Sadar, S.Pd., selaku laboran IPA SMAN 1 Parung. Terima kasih atas
bantuan, saran, dan arahan kepada penulis dalam menyiapkan logistik selama
penelitian berlangsung.
7. Siswa/I kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 atas kesediaan waktu dan tenaga selama
penelitian berlangsung.
8. Kepala Sekolah, Guru dan Staff SMK Yapia Parung dan SMK Nusa Bhakti
Sawangan, tempat penulis mengamalkan ilmu. Terima kasih atas kesempatan
dan izin yang diberikan kepada penulis selama pengurusan skripsi.
9. Orangtua tercinta, Bapak Kandi dan Ibu Hodijah, yang selalu sabar dan tak
henti mendoakan penulis sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Kakak-kakak penulis. Abang Nasrulloh dan istri, abang Nasrudin, STP., MM.
dan istri, dan teteh Nurdiana, SEI dan suami. Terima kasih atas segala
bantuan dan motivasi kepada penulis.
11. Sahabat perjalanan hidup, suamiku Rahmat Hidayat, SE. Terima kasih Abbiy,
untuk segala bantuan, motivasi, saran, dan arahan kepada penulis sehingga
penulis terus bergerak termotivasi menyelesaikan skripsi ini. Anakku
Nadhifah Hanin Hidayat, yang selalu menjadi penghibur di kala jenuh dan
lelah melanda dalam menyelesaikan skripsi.
12. Kawan-kawan angkatan 2009 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya kawan-kawan di Kelas B (Biogos). Terima kasih atas
keseruan dan kekompakkan selama perkuliahan.
13. Sahabat-sahabatku di Kelas B, Mirna Mardianah, S.Pd., Muhamad Pahrudin,
S.Pd., Dwi Nanda BP., S.Pd., untuk segala bantuan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, juga persahabatan yang terus terjalin
hingga kini. Syarifah ‘Ipeh’ Aeni, terima kasih untuk pinjaman bukunya.
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.

v
Penulis hanya dapat berharap semoga Allah SWT. memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.

Jakarta, Juni 2016


Penulis

Nuramelia

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................ ii

ABSTRACK ........................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis ..................................................................................................... 8

1. Model Predict-Observe-Explain (POE) ............................................................ 8

a. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran POE ........................... 8

b. Paham Konstruktivisme sebagai LandasanModel Pembelajaran POE .... 10


2. Keterampilan Proses Sains (KPS) ................................................................... 11

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ..................................................... 11

b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains ................................. 13


c. Jenis – jenis Keterampilan Proses Sains ................................................. 14
d. Indikator Keterampilan Proses Sains ....................................................... 19
e. Peranan Guru dalam Mengembangkan KeterampilanProses Sains ......... 21
3. Tinjauan Konsep Sistem Pencernaan Makanan ............................................. 22

vii
a. SK dan KD Konsep Sistem Pencernaan Makanan ................................... 22

b. Kajian Konsep Sistem Pencernaan Makanan .......................................... 22


1) Zat – zat Makanan ............................................................................ 23
2) Sistem Pencernaan Makanan Manusia .............................................. 30
3) Gangguan/Kelainan Pada Sistem Pencernaan ................................... 39
B. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................................ 40

C. Kerangka Pikir ....................................................................................................... 41

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 44


B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................... 44
1. Metode Penelitian............................................................................................. 44
2. Desain Penelitian .............................................................................................. 44
C. Populasi dan Sampel .............................................................................................. 45
D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 46
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 46
F. Instrumen Penelitian .............................................................................................. 46
1. Tes Objektif ..................................................................................................... 46
2. Lembar Observasi ............................................................................................ 48
G. Kalibrasi Instrumen ............................................................................................... 48
1. Uji Validitas ..................................................................................................... 49
2. Uji Reliabilitas ................................................................................................. 49
3. Tingkat Kesukaran ........................................................................................... 50
4. Daya Pembeda ................................................................................................. 51
H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 52
1. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................................................... 52
a. Uji Normalitas ........................................................................................... 52
b. Uji Homogenitas ........................................................................................ 52
2. Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 53
I. Hipotesis Statistik .................................................................................................. 53

viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................................... 54


1. Data Pretest ................................................................................................... 54
2. Data Posttest ................................................................................................. 55
3. Hasil Data N-Gain .......................................................................................... 56
4. Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran POE .......................... 57
5. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains .................................................. 58
B. Analisis Data ........................................................................................................ 58
1. Pengujian Prasyarat ........................................................................................ 58
a. Uji Normalitas .......................................................................................... 58
b. Uji Homogeitas ....................................................................................... 59
2. Uji Hipotesis ................................................................................................. 60
a. Data Pretest ............................................................................................. 60
b. Data Posttest ........................................................................................... 61
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 71

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 75

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains ............................................. 15

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ...................................... 19

Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)


Konsep Sistem Pencernaan Makanan ................................................. 22

Tabel 2.4 Macam-macam Asam Amino Esensial dan Non-esensial ................... 26

Tabel 2.5 Macam-macam Unsur Mineral ............................................................ 27

Tabel 2.6 Jenis-jenis Vitamin, Sumber, Fungsi, dan Akibatnya


jika Tubuh Kekurangan ....................................................................... 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 45

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 47

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................... 54

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................... 55

Tabel 4.3 Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 56

Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis N-Gain KPS ..................................................... 57

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterlaksanaan KBM Kelas Eksperimen


dan Kelas Kontrol ............................................................................... 57

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains ........................................ 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 59

Tabel 4.9 Hasil Uji-t untuk nilai pretest dari kelas kontrol dan eksperimen ....... 60

Tabel 4.10 Hasil Uji-t untuk nilai posttest dari kelas kontrol dan eksperimen ... 61

Tabel 4.11 Aspek KPS dilihat dari Keterlaksanaan Kegiatan Model


Pembelajaran POE dan EEK .............................................................. 64

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Saluran pencernaan pada manusia .................................................. 31

Gambar 2.2 Bagian-bagian gigi .......................................................................... 32

Gambar 2.3 Letak kelenjar ludah ....................................................................... 33

Gambar 2.4 Gerak peristaltis pada kerongkongan .............................................. 34

Gambar 2.5 Bagian-bagian lambung .................................................................. 35

Gambar 2.6 Struktur usus halus .......................................................................... 36

Gambar 2.7 Bagian-bagian kolon ....................................................................... 37

Gambar 2.8 Bagan Kerangka pikir ..................................................................... 42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ....75

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......... 84

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ........................... 93

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................ 101

Lampiran 5 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................... 109

Lampiran 6 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................... 110

Lampiran 7 Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 111

Lampiran 8 Nilai LKS Kelas Eksperimen KPS dan Kontrol ....................... 114

Lampiran 9 Perhitungan Lembar Observasi KPS .......................................... 115

Lampiran 10 Perhitungan Lembar Observasi Keterlaksanaan KBM

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................ 116

Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Keterampilan Proses Sains ........ 117

Lampiran 12 Instrumen Tes Penelitian ........................................................... 129

Lampiran 13 Hasil Analisis Instrumen Penelitian .......................................... 134

Lampiran 14 Tabel Keterbacaan Soal KPS .................................................... 135

Lampiran 15 Penghitungan Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi

Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 136

Lampiran 16 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ..................................................................... 142

Lampiran 17 Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ...................................................................... 148

Lampiran 18 Uji Hipotesis ............................................................................ 150

Lampiran 19 Lembar Observasi KPS Siswa .................................................. 153

xii
Lampiran 20 Lembar Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran POE ...... 155

Lampiran 21 Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Kelas Kontrol ............................................................................ 161

Lampiran 22 Surat-Surat ............................................................................... 167

Lampiran 23 Uji Referensi ............................................................................ 170

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar tentu bukan saja terbatas pada meningkatnya kemampuan
pengetahuan atau kognitif siswa, tetapi juga meliputi tingkah laku serta
kemampuan berpikir yang lebih baik, dan yang tidak kalah penting adalah
bagaimana proses belajar tersebut menjadikan siswa pandai memecahkan
suatu permasalahan yang dihadapi baik dalam pembelajaran di sekolah,
maupun dalam kehidupan sehari-hari yang dialaminya. Siswa agar terbiasa
memecahkan masalah dapat dibiasakan di dalam proses pembelajaran, tugas
gurulah yang membantu siswa untuk mencapai hal tersebut, dengan
menjadikan proses belajar mengajar yang lebih aktif, menyenangkan,dan
membangkitkan kemampuan berpikir serta daya terampil siswa. Alhasil, guru
harus menggunakan berbagai strategi, model, maupun metode pembelajaran
yang lebih kreatif sehingga tujuan membentuk peserta didik yang diinginkan
dapat tercapai.

Mengutip dari Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad bahwa,


Pembelajaran yang kreatif sebagai salah satu strategi yang mendorong
siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari.
Pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam rangka
pembentukkan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan orang lain. kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.1

Pembelajaran yang kreatif yang dikembangkan oleh guru, dengan


menggunakan berbagai teknik pengajaran, membantu peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam memahami berbagai hal,
pembelajaran yang kreatif tersebut juga membantu peserta didik memiliki
1
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012) Cet. Ke-2, h. 12.

1
2

keterampilan yang dapat digunakan dalam melakukan berbagai hal yang


diperlukannya
Guru atau pendidik dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang
inovatif, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat
berpikir saat ini. Hal ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih menarik
dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru tidak lagi dominan di dalam
kelas, melainkan siswa yang menjadi subjek belajar, sehingga siswa memiliki
kompetensi di bidang studi yang dipelajari. Seperti yang ditegaskan Dalam
Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
memuat pernyataan bahwa siswa SMA dalam pembelajaran biologi harus
dapat mengajukan sebuah hipotesis, mengamati dengan tepat dan teliti,
mengumpulkan, mengolah, menafsirkan, dan menyajikan data secara
sistematis, dan menarik kesimpulan sesuai dengan bukti yang diperoleh serta
berkomunikasi secara lisan dan tertulis.2
Para siswa membutuhkan pembelajaran yang melibatkan pengalaman
langsung pada masa sekarang ini, bukan hanya menyalurkan semua fakta dan
teori-teori dengan menggunakan metode ceramah (pendekatan ekspositori)
yang dilakukan di sekolah. Siswa perlu mengembangkan keterampilan untuk
memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri
siswa.3 Kegiatan tersebut didapatkan dari aktivitas memprediksi terhadap
pola-pola apa yang mungkin diamati, kegiatan pengamatan, atau observasi.
Peserta didik juga diharapkan dapat melatih kemampuan retorikanya, yaitu
mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dan hasil
observasi pada orang lain, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain, siswa SMA harus dapat
memahami dan memiliki daya nalar yang baik.

2
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006, h. 369.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
137.
3

Pembelajaran IPA atau sains di sekolah berdasarkan kurikulum


menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah.
Dalam buku panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
proses pembelajaran IPA diarahkan dalam mencari tahu dan berbuat untuk
membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang diri dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses ilmiah. Karena itu, pembelajaran IPA khususnya biologi menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.4
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan
atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses sains.
Kaitannya dengan keterampilan proses dalam pembelajaran, guru
menciptakan bentuk pembelajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam
berbagai pengalaman. Karena, kelebihan keterampilan proses membuat siswa
menjadi lebih kreatif, aktif, terampil dalam berpikir dan terampil dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan keterampilan maka siswa dapat mengasah
pola berpikirnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.5
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam
menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat.
Sedangkan, keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan
sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.6
Kenyataan di lapangan, proses pembelajaran IPA berbeda dari yang
diharapkan pemerintah. Pembelajaran IPA di sekolah masih saja

4
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006), h. 451.
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 74.
6
Nuryani Y. Rustaman, dkk. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi, Cetakan I (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2005), h. 78.
4

melaksanakan proses pembelajaran secara konvensional, dimana


pembelajaran berpusat pada guru dan siswa pasif mengikuti pembelajaran.
Hal inilah yang menyebabkan prestasi belajar IPA masih sangat rendah bila
dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.7
Hal ini senada dengan hasil observasi peneliti di SMA Negeri 1 Parung
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa pada
bidang studi biologi. Informasi didapatkan bahwa pembelajaran biologi yang
telah dilaksanakan menunjukkan hanya sedikit siswa yang aktif. Pada proses
pembelajaran guru menekankan pada penguasaan konsep, dimana guru hanya
memberikan serangkaian tugas belajar secara berkelompok dan soal-soal
latihan. Selain itu, kegiatan praktikum atau kegiatan yang menunjang
keterampilan proses siswa jarang dilaksanakan, hal ini dapat menyebabkan
keterampilan proses ilmiah siswa tidak berkembang. Sehingga, materi-materi
biologi yang sifatnya lebih banyak abstrak membuat siswa kesulitan untuk
menemukan konsep konkret dalam pembelajaran dan membuat siswa tidak
terampil dalam menyusun hipotesis, melakukan pengamatan, membaca
grafik, menentukan variabel percobaan, menginterpretasi data dan menarik
kesimpulan. Akibatnya, siswa sulit dalam menerapkan konsep IPA atau sains
dalam kehidupan sehari-hari.8
Salah satu model pembelajaran alternatif yang melibatkan siswa aktif
adalah model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain). Hal ini
dikarenakan model pembelajaran POE adalah model pembelajaran dengan
urutan proses membangun pengetahuan dengan lebih dulu meramalkan solusi
dari permasalahan, lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan ramalan,
dan terakhir menjelaskan hasil eksperimen. Model pembelajaran ini pertama

7
Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics Trough
Inquiry Based Model. (Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI
2008), h. 285.
8
Observasi langsung yang dilakukan peneliti terhadap siswa dan guru bidang studi
biologi pada bulan Agustus 2015.
5

kali diperkenalkan oleh White dan Gunstone tahun 1992.9 Model


pembelajaran POE memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, melakukan pengamatan terhadap
fenomena yang terjadi, serta terampil mengkomunikasikan pemikiran dan
hasil diskusinya. Dengan demikian, keterampilan proses ilmiah siswa dapat
berkembang dan mampu diterapkan di kehidupan nyata sehari-hari.
Penulis mencoba melakukan suatu eksperimentasi pembelajaran biologi
dengan melibatkan siswa aktif berdasarkan alasan-aasan yang telah
dikemukakan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep
Sistem Pencernaan”.

B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah penelitian berdasarkan latar belakang
masalah yang telah dikemukakan, sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran di sekolah belum sesuai dengan hakikat IPA, yaitu
mencakup sikap, proses, produk, dan aplikasi.
2. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keterampilan proses sains.
3. Guru masih sering menggunakan cara pengajaran konvensional (metode
ekspositori).
4. Guru hanya memberikan serangkaian tugas belajar secara kelompok dan
soal-soal selama proses pembelajaran.
5. Guru tidak melaksanakan metode praktikum, sedangkan konsep materi
biologi yang sifatnya lebih banyak abstrak menyulitkan siswa
menemukan konsep konkret dalam pembelajaran.

9
Matthew Kearney and David F. Treagust, Constructivism As A Referent in The Design
and Development of A Computer Program UsingInteractive Digital Video to Enhance Learning in
Physics, Electronic Australian Journal of Educational Technology, 17 (1), 2001, pp 64-79.
6

C. Pembatasan Masalah
Penulis dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji untuk
memudahkan dalam penelitian, agar efektif dan efisien serta mengingat
keterbatasan kemampuan penulis dalam penelitian, yaitu:
1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas XI IPA yaitu XI IPA 1 dan XI IPA 2
SMA Negeri 1 Parung Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Bahan penelitian dibatasi pada konsep sistem pencernaan makanan,
khususnya sub konsep makanan, sistem pencernaan manusia, dan
gangguan/penyakit pada sistem pencernaan.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran POE,
dengan metode yang digunakan adalah metode eksperimen (praktikum)
dan diskusi.
4. Keterampilan proses yang dikembangkan adalah: mengamati, klasifikasi,
menafsirkan pengamatan, dan berkomunikasi.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimanakah Pengaruh
Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) terhadap keterampilan proses
sains siswa. Serta diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Dunia pendidikan: khususnya bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam
pengembangan pembelajaran formal dengan suatu model pembelajaran
yang tepat, guna memperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Peneliti: diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai model
pembelajaran POE dalam mengembangkan keterampilan proses sains
siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar
mengajar.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritis
1. Model Predict-Observe-Explain (POE)
a. Pengertian dan Karakteristik Model Pembelajaran POE
Probex (nama lain dari POE) adalah strategi yang sering digunakan dalam
ilmu pengetahuan dan cocok untuk kontek fisik maupun dunia nyata. Strategi ini
dapat digunakan untuk menemukan ide inisial siswa, menggeneralisasi diskusi,
menggeneralisasi investigasi, memotivasi peserta didik yang ingin menyelidiki
konsep. Strategi pembelajaran predict observe explain (POE) sangat efektif
untuk menghasilkan perubahan konsep.1 Guru dapat menerapkan pembelajaran
POE di kelas. Siswa akan terbantu untuk menghindari terjadinya miskonsepsi
yang sering terjadi saat transfer ilmu berlangsung. Siswa akan terus menggali
keingintahuannya terhadap suatu konsep yang diberikan oleh guru, dan
pembuktian-pembuktian gagasan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan atau observasi langsung.
Ada tiga keterampilan proses yang masing-masing memiliki indikator yang
dapat diterapkan dari masing-masing keterampilan proses. Tiga keterampilan
tersebut adalah mengamati, meramalkan, dan mengajukan hipotesis. Mengamati
berarti menggunakan sebanyak indera juga mengumpulkan dan menggunakan
fakta yang relevan. Meramalkan berarti menggunakan pola-pola hasil
pengamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamati. Mengajukan hipotesis berarti mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian dan menyadari bahwa satu

1
Juniati, Penerapan Strategi Pembelajaran Probex Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2007/2008
Pada Konsep Kalor, Edukasi, 1, 2009, h. 33.

8
9

penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak


atau melakukan cara pemecahan masalah.2
Tiga elemen metode pembelajaran POE/Probex adalah (1) membuat prediksi
(predict), dan tujuannya adalah untuk memungkinkan guru bersama peserta
didik memahami apa yang sedang dipikirkan. Diharapkan ada kesesuaian antara
apa yang dipikirkan guru dengan apa yang dipikirkan peserta didik. Pemahaman
peserta didik tentang situasi yang dihadapi bisa merentang sangat luas dan akan
muncul dalam diskusi.
Peserta didik hendaknya merasa mampu dan didorong untuk mengambil
risiko dalam membuat prediksinya serta membicarakan alasan-alasan.
Komitmen mengenai prediksi yang harus dibuat sebelum kegiatan pengamatan
dilakukan adalah penting. Sering bermanfaat bila prediksi peserta didik ditulis di
papan tulis.
Kegiatan pengamatan dimulai dengan guru menunjukkan atau
mendemonstrasikan suatu fenomena lalu mengubah satu faktor dalam fenomena
itu dan meminta peserta didik untuk memprediksi apa yang akan terjadi
menerima prediksi peserta didik, (2) melakukan pengamatan (observe), kegiatan
pengamatan dapat dilakukan terhadap demonstrasi guru atau berupa kegiatan
peserta didik (eksperimen). Guru harus meyakinkan peserta didik untuk
melakukan pengamatan dengan teliti dan mendiskusikan hasil pengamatannya
dengan kelompoknya.
Peserta didik melakukan eksperimen lalu mengamati dan mencatat
pengamatannya dan jika perlu mengulang eksperimennya dan guru memeriksa
pengamatan peserta didik, (3) membuat penjelasan (explain), ini adalah tahap
akhir dari metode pembelajaran POE. Pada tahap ini peserta didik
mendiskusikan prediksi dan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Biasanya ini
bukan tugas yang mudah, hal ini disebabkan oleh komitmen dalam mengubah
pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep sains. Langkah-langkahnya

2
Anggie Novitasari, “Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap
Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Konsep Ekosistem”, Skripsi pada Sekolah
Sarjana UPI Bandung, Bandung, 2010, h. 8, tidak diterbitkan.
10

adalah peserta didik mempresentasikan hasil diskusi penjelasan dari pengamatan


membuat rangkuman. 3
Tahapan POE yaitu terlebih dahulu siswa diajak untuk memprediksi apa
yang akan terjadi, siswa tidak diperkenankan untuk mengobservasi secara
mendetail. Lalu siswa diminta untuk menuliskan apa yang menjadi motivasi
dalam membuat prediksi untuk mengetahui jawabannya. Siswa menanyakan
kepada siswa lain alasan prediksi berdasarkan teori yang telah disampaikan. Hal
ini akan bermanfaat untuk menemukan adanya miskonsepsi atau perkembangan
pengetahuan yang siswa miliki. Hal tersebut memberikan informasi untuk
merancang urutan pembelajaran berikutnya. Setelah itu, baru guru dapat
memperoleh penjelasan dan evaluasi tentang prediksi siswa dan mendengarkan
prediksi siswa lain untuk memulai mengevaluasi pemahaman para siswa dan
mengkonstruksi pengetahuan yang baru.

b. Paham Konstruktivisme sebagai Landasan Model Pembelajaran POE


Konstruktivisme adalah teori tentang bagaimana seseorang mengetahui dan
belajar, menyatakan bahwa pengetahuan tidak ditransmisikan secara langsung
tetapi harus aktif dibangun oleh peserta didik.4
Belajar menurut pandangan konstruktivisme berarti membangun, yaitu siswa
dapat membangun (mengkonstruksi) sendiri pemahamannya dengan melakukan
aktivitas aktif dalam pembelajaran. Teori belajar konstruktivisme merupakan
salah satu teori belajar yang berhubungan dengan cara seseorang memperoleh
pengetahuan, yang menekankan pada penemuan makna (meaningfullness).5
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa harus siswa sendiri yang
menemukan dan mentransformasikan sendiri suatu informasi kompleks apabila
mereka menginginkan informasi itu menjadi miliknya.6 Pendekatan

3
Juniati, loc. cit.
4
Wu & Tsai, Effect of Constructivist-Oriented Instruction on Elementary School
Student’ Cognitive Structures, Journal of Biology Education, 39 (3), 2005, h. 113.
5
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatatullah Jakarta, 2009), h. 119.
6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-3, h.
74.
11

konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara


intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling mendiskusikan
masalah-masalah itu dengan temannya.7 Para ahli konstruktivis beranggapan
bahwa satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu
adalah inderanya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya
dengan melihat, mendengar, mencium, menjamah, dan merasakannya.
Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi
kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa
pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri. Selanjutnya menurut Suparno,
terdapat prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain, (1)
pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar
terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan
dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum
menekankan partisipasi siswa, (6) guru sebagai fasilitator.8
Pandangan konstruktivisme tersebut erat kaitannya dengan model
pembelajaran POE, sebab hal ini dikarenakan siswa mengkonstruksi
pemahaman/pengetahuan dengan pengetahuan awal yang mereka miliki
sebelumnya, sehingga bukan disebabkan transfer ilmu oleh guru semata. Dengan
menggunakan kemampuan indera serta pengetahuan yang dimiliki, pengetahuan
yang baru dapat dibangun oleh diri siswa sendiri, sehingga guru atau pendidik
hanya membantu siswa belajar untuk membantu membangun pengetahuan para
siswa.

2. Keterampilan Proses Sains (KPS)


a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang
terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep

7
Ibid., h. 74-75.
8
Ibid., h. 75-76.
12

yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap


suatu penemuan/flasifikasi.9
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan
dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuwan berhasil menemukan
sesuatu yang baru.10 Jadi, belajar sains atau biologi secara bermakna baru akan
dialami siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial.
Sehingga, pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan
apabila guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan
produk.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin
mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa
berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan keterampilan proses, misalnya dengan mendiskusikan hasil
11
pengamatan.
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara mengajar yang
menitikberatkan padapengembangan keterampilan-keterampilan perolehan yang
gilirannya akan menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan
konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.12
Penulis dapat menyimpulkan bahwa keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor yang dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah. Dengan
demikian, proses ini memberi kesempatan kepada siswa agar terlibat secara aktif

9
Ibid., h. 144.
10
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses,Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 17.
11
Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar. Cetakan I (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2005), h. 78.
12
Conny Semiawan, dkk., Op. cit.. h. 18.
13

dalam pembelajaran sehingga dengan adanya interaksi antara pengembangan


keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip ilmu pengetahuan, akan
mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

b. Perlunya Pembelajaran Keterampilan Proses Sains


Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat, sehingga para
guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak
didiknya.Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktekkan sendiri.Penemuan ilmu pengetahuan
tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin
terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu
membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang
prinsipnya mengandung kebenaran relatif.Proses pembelajaran seharusnya
pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari
diri anak didik.13
Keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan dalam pengajaran IPA
karena keterampilan proses mempunyai peran-peran yaitu, (1) membantu siswa
belajar mengembangkan pikirannya, (2) memberi kesempatan kepada siswa
untuk melakukan penemuan, (3) meningkatkan daya ingat, (4) memberikan
kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu, dan (5) membantu
siswa mempelajari konsep-konsep sains.14
Memaknai alasan-alasan yang dikemukakan di atas, mendorong seorang
pendidik dalam proses pembelajarannya untuk menerapkan suatu pembelajaran
yang children oriented, yang memungkinkan siswa untuk bersifat aktif dalam
belajar dan menerapkan cara-cara seperti yang dilakukan seorang ilmuwan
dalam memahami ilmu pengetahuan.

13
Conny Semiawan, dkk., Op. cit.,. h. 14.
14
Trianto, Op. cit., h. 148.
14

c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains


Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri atas
sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan,
namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses
tersebut.
Keterampilan proses sains terdiri dari sebelas keterampilan yaitu, observing
(observasi), classifying (klasifikasi), inferring (menafsirkan), predicting
(prediksi), communicating (komunikasi), interpreting data (interpretasi data),
making operational definitions (menerapkan konsep), posting questions
(mengajukan pertanyaan), hypothesizing (hipotesis), experimenting
(bereksperimen), and formulating models (membuat eksperimen).15
Keterampilan dasar dalam keterampilan proses merupakan dasar dari
keterampilan terintegrasi yang pada umumnya lebih kompleks dalam
memecahkan suatu permasalahan dalam suatu eksperimen.16 Perbedaan ragam
jenis keterampilan proses sains menurut beberapa pakar dapat disajikan pada
Tabel 2.1.

15
Mary L. Ango, Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The
Teaching of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian Context, (International
Journal of Educology, Volume 16, No. 1, 2002), h. 15.
16
Grace Teo Yew Mei, Promoting Science Process Skills and The Relevance of Science
Trough Science Alive Programme, (Proceedings of The Redesigning Pedagogy: Culture
Knowledge and Understanding Conference, Singapore, May 2007), h. 3.
15

Tabel 2.1 Ragam Jenis Keterampilan Proses Sains


Ragam Jenis KPS Menurut Para Ahli
No.
Menurut Jenis KPS
1. Nuryani Y. Rustaman Observasi, menafsirkan,
klasifikasi, meramalkan,
berkomunikasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan,
menerapkan konsep, mengajukan
pertanyaan.17
2. Conny Semiawan Observasi, berhipotesis,
merencanakan penelitian,
mengendalikan variabel,
menafsirkan, menyusun
kesimpulan, meramalkan,
menerapkan konsep,
18
berkomunikasi.
3. Wynne Harlen Observasi, berhipotesis,
mengajukan pertanyaan, prediksi,
investigasi, interpretasi data,
menyusun kesimpulan,
berkomunikasi.19

Penulis tertarik untuk memilih pendapat Nuryani Y. Rustaman yang terdiri


dari sembilan keterampilan proses yang telah disajikan di dalam Tabel 2.1. Dari
kesembilan keterampilan proses tersebut, penulis hanya mengambil empat
keterampilan proses di dalam penelitian yang dilakukan yaitu mengamati,
klasifikasi, menafsirkan pengamatan, dan berkomunikasi. Penulis menyesuaikan
dengan materi yang dipelajari oleh siswa di kelas penelitian yaitu sistem
pencernaan makanan. Penulis beranggapan bahwa keempat keterampilan proses
tersebut lebih sesuai jika digunakan di dalam materi sistem-sistem, seperti sistem
pencernaan makanan.
Mengamati (observasi) merupakan keterampilan paling dasar dalam proses
dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Mengamati

17
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 80.
18
Conny Semiawan, dkk., Op. cit., h. 17.
19
Wynne Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education, (London:
David Fulthon Publishing Commpany, 1992), h. 25.
16

merupakan tanggapan seseorang terhadap berbagai objek dan peristiwa alam


dengan menggunakan panca indera. Menggunakan indera penglihat, pembau,
pendengar, pengecap, dan peraba pada waktu mengamati ciri-ciri semut, capung,
kupu-kupu, dan hewan lain yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang
sangat dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
Siswa harus mampu mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi
secara terpisah antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan
atau ienterpretasi. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang bentuk
alat gerak dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa melakukan interpretasi.
Begitu pula jika siswa menemukan pola atau keteraturan dari satu seri
pengamatan tentang jenis-jenis makanan berbagai burung, misalnya semuanya
bergizi tinggi, dan menyimpulkan bahwa makanan bergizi diperlukan oleh
burung.
Siswa setelah melakukan kegiatan mencatat hasil-hasil pengamatan maka
harus mampu mengelompokkan (klasifikasi) penggolongan makhluk hidup dari
pengamatan yang dilakukan setelah siswa mengenali ciri-cirinya. Dengan
demikian dalam proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti
mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan,
membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. Jadi, mengklasifikasikan
merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa
berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok
sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
Meramalkan (prediksi) adalah keterampilan yang siswa harus mampu setelah
ia mampu menggolongkan makhluk hidup berdasarkan cirri-cirinya.
Keterampilan ini mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu
yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu di sebelah
timur merupakan contoh prediksi. Memprediksi dapat diartikan sebagai
mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada
17

waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu,


atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.
Siswa juga harus terampil berkomunikasi, keterampilan ini mencakup
kemampuan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernapasan termasuk
berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan
grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Selain itu termasuk ke
dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya
mempertelakan atau memerikan tahap-tahap perkembangan daun, termasuk
menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau
suara visual.
Siswa juga harus terampil dalam berhipotesis. Hipotesis menyatakan
hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu
terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,
karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.
Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh,
dapat dibuat hipotesis: “Jika diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan A akan
lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variabel (faktor
pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan penyebabnya (meningkatkan) serta
mengandung cara untuk mengujinya (diberi pupuk NPFC). Keterampilan
menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan
“dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang terdapat
dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan
timbul.
Siswa juga harus dapat merencanakan suatu percobaan atau penyelidikan.
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan
proses merencanakan penyelidikan. Apabila di dalam lembar kegiatan siswa
tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang
dikemukakan berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat
18

dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang
terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju
pertumbuhan tanaman juga termasuk merencanakan penyelidikan. Selanjutnya
menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati,
diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk
merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam rencana penyusunan rencana
kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat
disimpulkan, maka dalam rencana penyelidikan pun terlibat kegiatan
menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
Siswa juga harus mampu menerapkan konsep dalam melakukan suatu
peneliitian. Misalnya, setelah memahami konsep pembakaraan zat makanan
menghasilkan kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori
yang dihasilkan sejumlah grambahan makanan yang mengandung zat makanan.
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru (misal banjir) dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki (erosi dan pengangkutan air), berarti ia
menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa
menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Siswa juga dituntut untuk terampil dalam mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa,
bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta
penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa siswa ingin
mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan
bagaimana keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya
berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya
sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya.
Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi
melibatkan pikiran.20

20
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 80.
19

d. Indikator Keterampilan Proses Sains


Indikator keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 2.2 berikut
ini:21
Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya

Keterampilan Proses Sains Indikator


Mengamati/Observasi 1) Menggunakan sebanyak
mungkin indera.
2) Mengumpulkan atau
menggunakan fakta yang
relevan.
Mengelompokkan/Klasifikasi 1) Mencatat setiap pengamatan
secara terpisah.
2) Mencari perbedaan,
persamaan.
3) Mengontraskan ciri-ciri.
4) Membandingkan.
5) Mencari dasar
pengelompokkan atau
penggolongan.
6) Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan.
Menafsirkan/Interpretasi 1) Menghubungkan hasil-hasil
pengamatan.
2) Menemukan pola dalam
suatu seri pengamatan.
3) Menyimpulkan.
Meramalkan/Prediksi 1) Menggunakan pola-pola hasil
pengamatan.
2) Mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati.
Mengajukan Pertanyaan 1) Bertanya apa, bagaimana,
dan mengapa.
2) Bertanya untuk meminta
penjelasan.
3) Mengajukan pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.
Berhipotesis 1) Mengetahui bahwa ada lebih
dari satu kemungkinan
penjelasan dari satu kejadian.
2) Menyadari bahwa suatu

21
Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 86.
20

penjelasan perlu diuji


kebenarannyadengan
memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara
pemecahan masalah.
Merencanakan Percobaan 1) Menentukan
alat/bahan/sumber yang akan
digunakan.
2) Menentukan variabel/faktor
penentu.
3) Menentukan apa yang akan
diukur, diamati, dan dicatat.
4) Menentukan apa yang akan
dilaksanakan berupa langkah
kerja.
Menggunakan Alat/Bahan 1) Memakai alat/bahan.
2) Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan.
3) Mengetahui bagaimana
menggunakan alat/bahan.
Menerapkan Konsep 1) Menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi
baru.
2) Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
Berkomunikasi 1) Mengubah bentuk penyajian.
2) Memerikan/menggambarkan
data empiris hasil percobaan
atau pengamatan dengan
grafik atau tabel atau
diagram.
3) Menyusun dan
menyampaikan laporan
secara sistematis.
4) Menjelaskan hasil percobaan
atau penelitian.
5) Membaca grafik, tabel, atau
diagram.
6) Mendiskusikan hasil
kegiatan, suatu masalah atau
suatu peristiwa.
21

e. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains


Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman mereka
membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains. Menurut Harlen
ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan
mengembangkan keterampilan proses, yaitu seorang guru harus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan proses dalam
melakukan eskplorasi materi dan fenomena. Pengalaman langsung tersebut
memungkinkan siswa untuk menggunakan alat-alat inderanya dan
mengumpulkan informasi atau bukti-bukti untuk kemudian ditindaklanjuti
dengan pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang
ada.
Guru juga perlu memberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok-
kelompok kecil dan juga diskusi kelas. Tugas-tugas dirancang agar siswa
berbagi gagasan (urun-rembuk), menyimak teman lain, menjelaskan dan
mempertahankan gagasan sehingga siswa dituntut untuk berpikir reflektif
tentang hal yang sudah dilakukannya, menghubungkan gagasan dengan bukti
dan pertimbangan orang lain untuk memperkaya pendekatan yang direncanakan.
Berbicara dan menyimak menyiapkan dasar berpikir untuk bertindak. Seorang
guru juga harus mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk yang
telah siswa buat untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk
suatu gagasan. Dengan kata lain, aspek ketiga menekankan: membantu
pengembangan keterampilan bergantung pada pengetahuan bagaimana siswa
menggunakannya.
Mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang bagaimana
kegiatan mereka telah dilakukan. Merekajuga hendaknya didorong untuk
mempertimbangkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan kegiatan para
siswa. Membantu siswa untuk menyadari keterampilan-keterampilan yang siswa
perlukan adalah penting sebagai bagian dari proses belajar.
Guru juga memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan
keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran misalnya,
atau teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam komunikasi. Begitu
22

pula dalam penggunaan alat, karena mengetahui bagaimana cara menggunakan


alat tidak sama dengan menggunakannya. Menggunakan teknik secara tepat
berarti memerlukan pengetahuan bagaimana cara menggunakannya.22

3. Tinjauan Konsep Sistem Pencernaan Makanan


a. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Sistem
Pencernaan Makanan
Konsep Sistem Pencernaan Makanan yang dipelajari di SMA/MA memiliki
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut.23

Tabel 2.3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Sistem
Pencernaan Makanan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menjelaskan struktur dan fungsi 3.3. Menjelaskan
organ manusia dan hewan keterkaitan antara struktur,
tertentu, kelainan dan/atau fungsi, dan proses serta
penyakit yang mungkin terjadi kelainan/penyakit yang dapat
serta implikasinya pada terjadi pada sistem
Salingtemas. pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya
ruminansia).

b. Kajian Konsep Sistem Pencernaan Makanan


Pola makan yang bermasalah dapat menyebabkan penyakit, termasuk
penyakit defisiensi (kekurangan zat gizi tertentu). Untuk mencegah hal itu
beberapa negara membuat slogan menu sehat untuk masyarakatnya. Misalnya
Amerika Serikat dengan seven basic-nya.24
Manusia memerlukan makanan yang seimbang yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh untuk menjaga agar hidup tetap sehat. Makanan yang dimakan
biasanya dalam bentuk molekul-molekul besar. Molekul-molekul besar tidak
dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh secara langsung untuk memperoleh

22
Wynne Harlen, Op. cit., h. 73.
23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DaftarStandar Isi (SK-KD) Biologi SMA.
2006, h. 456.
24
D. A. Pratiwi, dkk., Biologi SMA/MA Jilid 2 untuk Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2006),
h. 124.
23

energi, ataupun untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan demikian, makanan


tersebut harus dipecah menjadi zat-zat yang lebih kecil. Proses pemecahan
makanan tersebut dilakukan secara mekanis dan secara kimiawi.25
Makhluk hidup tingkat tinggi memiliki proses pemecahan makanan yang
berbeda-beda. Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan
terjadi di dalam sel sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses
pemecahan makanan terjadi di luar sel. Hal ini dimungkinkan dengan adanya
sistem pencernaan yang tersusun oleh saluran dan kelenjar pencernaan.26
Pembahasan zat-zat makanan, sistem pencernaan makanan pada manusia,
dan ganguan/kelainan yang terjadi pada sistem pencernaan dijelaskan sebagai
berikut.
1) Zat-Zat Makanan
Makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi dalam jumlah yang
seimbang serta higienis. Makanan bergizi adalah adalah makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan unsur-unsur mineral.
Makanan higienis adalah makanan yang tidak mengandung bibit penyakit
ataupun zat-zat yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan tubuh.27
Kekurangan salah satu atau lebih dari zat makanan tersebut dalam waktu yang
cukup lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada tubuh. Sebaliknya,
kelebihan zat makanan juga tidak baik bagi kesehatan.28
Makanan memiliki fungsi yaitu, sebagai penyedia bahan bakar atau sebagai
sumber energi, sebagai pembangun tubuh, juga sebagai pelindung dan
pertahanan tubuh.29 Berikut ini akan dibahas tentang macam-macam zat
makanan beserta fungsinya.
a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi

25
Diah Aryulina, Choirul Muslim, dkk., Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI, (Jakarta:
Erlangga, 2004), h. 153.
26
Ibid.
27
Ibid.
28
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h. 132.
29
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 153-154.
24

dalam penyediaan bahan pembentuk protein dan lemak serta menjaga


keseimbangan asam dan basa.30
Karbohidrat merupakan suatu molekul yang tersusun dari unsur-unsur
karbon (C), hidrgogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus umum CnH2nOn.
dilihat dari gugus gula penyusunnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga
golongan sebagai berikut.31
 Monosakarida
Monosakarida (C6H12O6) adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula.
Monosakarida memiliki rasa manis dan mudah larut dalam air. Contoh
monosakarida adalah heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa.
 Disakarida
Disakarida (C12H22O11)n adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.
Disakarida juga memiliki rasa manis dan mudah larut dalam air. Contohnya,
laktosa (gabungan antara glukosa dan galaktosa), sukrosa (gabungan antara
glukosa dan fruktosa), dan maltosa (gabungan antara glukosa dan glukosa).
 Polisakarida
Polisakarida (C6H10O5) adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus
gula. Polisakarida biasanya tidak berasa dan sukar larut dalam air. Contohnya
adalah amilum yang tersusun dari 60-300 gugus gula berupa glukosa, glikogen
(yang tersusun dari 12-16 gugus gula), dan selulosa, piktin, lignin, serta kitin
yang tersusun dari ratusan hingga ribuan gugus gula dengan tambahan senyawa
lainnya.
Karbohidrat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai sumber energi dan
mengatur proses metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa, serta
sebagai bahan pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
b) Lemak
Lemak atau lipid adalah zat organik hidrofobik sehingga sukar larut dalam
air. Tetapi, lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter, dan
benzen.

30
D.A. pratiwi, dkk., Loc. cit.
31
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h.154.
25

Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon (CH) dan
gugus karboksil (-COOH). Molekul gliserol memiliki tiga gugus karboksil (-
OH) dan tiap gugus karboksil berinteraksi dengan gugus karboksil asam lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat diseintesis oleh tubuh
dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal
dari lemak hewani, misalnya mentega dan gajih.
 Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh
berasal dari lemak nabati, misalnya minyak goreng, minyak kedelai, dan
minyak jagung.
Lemak berfungsi diantaranya, pembawa zat-zat makanan yang esensial,
sebagai sumber energi yang paling besar, pelindung alat-alat tubuh yang lunak
dan melindungi tubuh dari suhu yang rendah, sebagai bahan penyusun membran
sel, dan sebagai penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan
waktu lebih lama.
c) Protein
Protein menyusun kurang lebih 50% berat kering organisme. Protein bukan
hanya sekedar bahan simpanan atau bahan struktural, seperti karbohidrat dan
lemak, tetapi juga berperan penting dalam fungsi kehidupan.
Protein merupakan makromolekul. Protein terdiri atas satu atau lebih
polimer. Setiap polimer tersusun atas monomer yang disebut asam amino.
Masing-masing asam amino mengandung satu atom karbon (C) yang mengikat
satu atom hidrogen (H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH),
dan lain-lain (gugus R).
Berbagai jenis asam amino membentuk rantai panjang molekul ikatan
peptida. Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil satu asam amino
dengan gugus amin dari asam amino yang lain yang ada di sampingnya. Asam
amino yang membentuk rantai panjang ini disebut protein (polipetida).
Polipeptida di dalam tubuh manusia disintesis di ribosom.
26

Asam amino yang diperkukan tubuh ada 20 macam. Sepuluh di antaranya


sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan tidak dapat dibuat
di dalam tubuh, sehingga harus didapatkan dari luar tubuh, asam amino itu
disebut asam amino esensial. Selain asam amino esensial, terdapat juga asam
amino non-esensial. Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang
dapat dibuat di dalam tubuh manusia. Bahan bakunya berasal dari asam amino
lainnya. Macam-macam asam amino esensial dan non-esensial disajikan dalam
Tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Macam-macam Asam Amino Esensial dan Non-esensial


Asam Amino Esensial Asam Amino Non-esensial
 Isoleusin  Histidin  Alanin  Prolin
 Leusin  Treonin  Asparagin  Serin
 Lisin  Triptofan  Asam aspartat  Tirosin
 Metionin  Valin  Sistein  Asam glutamat
 Fenilalanin  Arginin  Glisin  Glutamin

Protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein yang berasal dari hewan
(protein hewani) dan dari tumbuhan (protein nabati). Protein hewani merupakan
protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani
dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
Protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam
amino esensialnya kurang lengkap. Jumlahnya kurang untuk memenuhi
keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati
dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Protein yang
berkaitan dengan penyusunan sel, jaringan ataupun organ disebut protein
struktural. Dan protein yang berkaitan dengan enzim, antibodi, ataupun hormon
disebut protein fungsional.
Protein secara umum berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh.
Fungsi protein lainnya di dalam tubuh adalah (1) mensintesis substansi-
substansi penting seperti hormon, enzim, antibodi, dan kromosom; (2)
mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh, mulai
dari sel, jaringan, hingga organ; (3) memacu dan berpartisipasi dalam berbagai
27

reaksi kimia dan biologis (biokatalisator); (4) menyeimbangkan cairan dalam


tubuh (asam-basa) karena bersifat amfoter (dapat bersifat asam atau basa); (5)
berfungsi sebagai sistem buffer (penyangga pH) yang efektif; (6) menyediakan
energi; dan (7) membantu mengatur kemampuan tubuh mendetoksifikasi
(menawar racun) zat-zat asing.
d) Mineral
Mineral merupakan substansi anorganik dan pada umumnya ditemukan
dalam bentuk ion. Mineral diperlukan oleh tubuh untuk berbagai fungsi, seperti
menjaga keseimbangan asam-basa dan pembentukan struktur tubuh.
Unsur-unsur mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu unsur makro dan
unsur mikro. Macam-macam unsur, sumber, fungsi, dan pengaruhnya bagi tubuh
dapat dilihat pada Tabel 2.5.32

Tabel 2.5 Macam-macam Unsur Mineral

Mineral Contoh Sumber Fungsi Gejala Defisiensi


Kalsium (Ca) Susu, sayuran hijau, Pembentukan Rakitis, kejang
kacang-kacangan, dan tulang dan gigi, otot, osteoporosis,
daging. pembentukan dan darah sukar
darah, dan membeku
menjaga aktivitas
saraf serta otot.
Fosfor (P) Susu, tepung, kacang- Pembentukan Lesu, tulang dan
kacangan, daging, tulang dan gigi, gigi menjadi
sayuran, telur, dan kontraksi otot, rapuh
ikan. dan aktivitas
saraf.
Natrium (Na) Daging, garam, Komponen enzim, Dehidrasi, kejang
mentega, dan produk DNA, RNA, dan otot, syok, mual,
peternakan. ATP. dan kelelahan
Zat Besi (Fe) Daging, sayuran hijau, Transmisi saraf Anemia, lesu, dan
buah, dan serealia. dan kontraksi pusing
otot, serta
mengatur pH.
Iodin (I) Makanan laut, telur, Pembentukan Gondok
susu, dan garam hemoglobin dan
beriodin. sintesis hormon

32
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h. 138.
28

tiroksin.
Kalium (K) Sayuran, buah-buahan, Aktivitas kelenjar Gangguan jantung
kecap, dan daging tiroid, mengatur dan pernapasan,
unggas. detak jantung, serta lemah otot.
serta memelihara
keseimbangan air
dan transmisi
saraf.
Magnesium Kacang-kacangan, Pembentukan Gangguan mental,
(Mg) sayuran hijau, daging, tulang, serta emosi, dan otot
makanan laut, dan menjalankan
serealia. fungsi enzim,
otot, dan saraf.

e) Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan
dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis
dalam tubuh, kecuali vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi
harus mengandung vitamin.
Vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam
air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan
K). Jenis-jenis vitamin, sumber, fungsi dan akibatnya jika tubuh kekurangan
dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini.33

Tabel 2.6 Jenis-jenis Vitamin, Sumber, Fungsi, dan Akibatnya jika Tubuh
Kekurangan

Akibat
Vitamin Contoh Sumber Fungsi
Avitaminosis
A (retinol) Hati, susu, mentega, Menjaga kesehatan Hemeralopia,
keju, margarin yang mata, hidung, xeroftalmia, dan
diperkaya, wortel, mulut, pencernaan, keratomalasia.
dan bayam. dan sistem
pembuangan air
seni.
B1 (thiamin, Ragi, nasi, roti, Membantu Beri-beri, dan
aneurin) serealia, hati, unggas, metabolisme dan tubuh pegal-
telur, ikan, buah, dan mengubah pegal.
sayur. karbohidrat
menjadi energi.
33
Ibid., h. 136.
29

B2 (riboflavin) Produk susu, hati, Membantu Keilosis (bibir


ragi, buah, gandum, pengeluaran pecah-pecah,
serealia, sayuran, energi, serta sudut mulut
daging tanpa lemak, menjaga kesehatan luka).
dan unggas. kulit, selaput
lendir, dan susunan
saraf.
B3 (niasin) Hati, ayam, kalkun, Membantu Pelagra, diare,
halibut, susu, tuna, mengubah dementia, dan
telur, biji-bijian, buah karbohidrat, lemak, dermatitis.
dan sayuran, roti, dan dan protein
serealia yang menjadi energi,
diperkaya. penting untuk
pertumbuhan, serta
membantu
persenyawaan
hormon.
B6 (peridoksin, Susu dan hati, daging Membantu lebih Pelagra, anemia,
piridoksamin) tak berlemak, roti dari 60 reaksi obstipasi, dan
gandum, dan serealia. enzim. sembelit.
Asam folat Hati dan berbagai Membantu Diare,
jenis sayuran. produksi sel darah kehilangan
dan membantu selera makan,
mempertahankan dan anemia.
susunan saraf.
H (biotin) Hampir semua jenis Sebagai perantara Dermatitis
makanan. metabolisme (radang kulit)
karbohidrat, lemak,
dan protein
Asam Telur, hati, kacang Membantu Alergi, mual,
pantotenat merah, kacang tanah, metabolisme dan sakit perut
biji-bijian, sayuran karbohidrat, lemak, interitis.
dan ikan. dan protein/proses
oksidasi.
B12 Hati, daging, telur, Membantu Anemia
dan susu. persenyawaan sel pernisiosa
darah putih dan
merah, serta
membantu reaksi
metabolisme.
C (asam Brokoli, taoge, jeruk Membantu Skorbut
askorbat) besar, sayuran, dan mempertahankan (sariawan),
buah segar. dan memperbaiki pendarahan
jaringan yang kulit, kerusakan
berhubungan, sendi.
tulang, gigi, tulang
30

rawan; serta
mempercepat
penyembuhan.
D Susu yang diperkaya, Membantu Rakitis dan
(kolekalsiferon) minyak hati ikan, metabolisme osteoporosis
keju, dan kuning kalsium dan fosfor
telur. untuk kesehatan
tulang dan gigi
E (tokoferol) Minyak nabati, biji- Mencegah dan Keguguran
bijian, sayuran hijau, mempertahankan
dan kecambah. selaput sel
K Sayuran hijau, Berguna dalam Darah sukar
kedelai, dan hati sapi. persenyawaan membeku
protrombin
(berguna untuk
pembekuan darah)

f) Air
Seseorang sering kali mengabaikan pentingnya minum air karena merasa
tidak ada gunanya. Padahal, air merupakan senyawa yang sangat penting bagi
tubuh. Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan penting
dalam metabolisme sel. Tubuh manusia dalam sehari membutuhkan air rata-rata
2,5 liter yang dapat diperoleh dari air minum dan air yang terkandung dalam
makanan yang kita makan. Air di dalam tubuh diatur oleh beberapa kelenjar
hormon, misalnya kelenjar hipofisis, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar tiroid.
Air dalam tubuh memiliki fungsi yaitu: (1) pelarut beberapa jenis bahan
makanan dan vitamin, (2) menjaga tekanan osmosis dalam sel, (3) mengangkut
makanan ke jaringan tubuh, (4) mengangkut sisa metabolisme ke luar tubuh, (5)
medium berbagai rekasi kimia dalam tubuh, dan (6) menjaga keseimbangan suhu
tubuh.34

2) Sistem Pencernaan Makanan Manusia


Pencernaan makanan pada saluran pencernaan manusia meliputi dua proses,
yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah
pencernaan yang dilakukan oleh gigi di dalam mulut, sedangkan pencernaan

34
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 167.
31

kimiawi adalah pencernaan yang melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi terjadi


mulai dari mulut, lambung, dan usus.
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan.
Alat-alat pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.
Saluran pencernaan manusia terdiri dari mulut (kavum oris), kerongkongan
(esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus, usus besar (kolon), dan anus.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang dibutuhkan dalam
proses pencernaan. Kelenjar pencernaan terdapat di air liur atau ludah, lambung,
pankreas, dan hati.35

Gambar 2.1 Saluran pencernaan pada manusia36

a) Saluran Pencernaan
 Rongga Mulut
Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama
pengunyahan, geligi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong,
melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan tersebut lebih
mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya. Kehadiran makanan

35
Ibid. h. 168.
36
Eva Latifa Hanum, Widi Purwianingsih, dkk., Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan Dediknas, 2009), h. 143.
32

dalam rongga mulut (oral cavity) akan memicu refleks saraf yang
menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus (saluran) ke
rongga mulut.37
 Gigi
Gigi manusia ada tiga jenis dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
Gigi seri/insisivus. Gigi seri pada manusia biasa jumlahnya ada 8 buah. 4
buah di bagian bawah dan 4 buah di bagian atas. Gigi seri berfungsi untuk
memotong makanan.
Gigi taring/kaninus. Gigi taring pada manusia dewasa jumlahnya ada 4 buah.
Gigi ini berfungsi untuk menyobek makanan.
Gigi geraham. Pada manusia dewasa jumlahnya ada 20 buah, dengan rincian,
8 buah geraham depan (premolar) dan 12 buah geraham belakang (molar).
Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan.
Anak-anak memiliki susunan gigi berbeda dengan orang dewasa. Anak-
anak mempunyai gigi sejumlah 20 buah atau sering disebut sebagai gigi susu.
Gigi susu itu terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8 buah gigi
geraham.38

Gambar 2.2 Bagian-bagian gigi39

37
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, BIOLOGY, (San Fransisco: Pearson Benjamin
Cummings, 1999), Fifth Edition, h. 30.
38
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., BIOLOGI XI untuk SMA/MA, (Surakarta: Mediatama,
2014), h. 144.
39
Eva Latifah Hanum, Op. cit., h. 145.
33

 Lidah
Lidah tertutup oleh selaput lendir dan tersusun dari otot lurik yang dilapisi
oleh selaput mukosa.40 Lidah berfungsi sebagai alat pengecap, selain itu juga
berfungsi untuk membantu mencampur makanan dalam mulut, membantu
menelan makanan, dan menghasilkan kelenjar ludah.41
 Kelenjar ludah
Kelenjar ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan
penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan
basa. Ada 3 bagian kelenjar ludah, yaitu:
Glandula parotis: menghasilkan ludah yang berbentuk air.
Glandula submaksilaris/submandibularis: menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir.
Glandula sublingualis: menghasilkan getah yang mengandung air dan
lendir.42

Gambar 2.3 Letak kelenjar ludah43

 Kerongkongan (Esofagus)
Makanan yang telah memasuki mulut kemudian menuju ke esofagus yang
dindingnya dilapisi epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung yang

40
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 169.
41
Suparmin, dkk., Loc. cit.
42
Suparmin, dkk., Op. cit., h. 145.
43
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 144.
34

panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir rongga mulut hingga ke


lambung.44
Dinding kerongkongan memiliki otot-otot yang dapat mengatur gerakan
kembang kempis pada saat mendorong makanan yang berbentuk gumpalan-
gumpalan (bolus) agar masuk ke dalam lambung. Gerakan otot demikian disebut
gerak peristaltis.45

Gambar 2.4 Gerak peristaltis pada kerongkongan46

 Lambung (Ventrikulus)
Lambung berada pada sisi kiri rongga abdomen, persis di bawah diafragma.47
Lambung sering dikatakan perut besar yang terdiri dari empat bagian, yaitu
bagian kardiak, fundus, badan lambung, dan pilorus. Pada kedua ujung lambung
terdapat klep (sfingter). Klep pertama terletak pada ujung yang berbatasan
dengan kerongkongan disebut sfingter esofageal. Fungsinya adalah untuk
menjaga makanan agar tetap di lambung dan hanya akan terbuka saat makanan
masuk atau pada saat muntah. Klep kedua terdapat pada ujung yang berbatasan
dengan duodenum disebut sfingter pilorus.48
Pencernaan di dalam lambung terjadi secara kimiawi, melibatkan enzim-
enzim pencernaan. Enzim-enzim tersebut antara lain:49

44
D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h.145.
45
Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 170.
46
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 147.
47
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 31.
48
Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 170.
49
Suparmin, Ririn Safitri, dkk.,Op. cit., h. 146.
35

 Asam klorida (HCl), membunuh kuman yang ikut bersama makanan,


mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan
menutupnya sfingter pilorus, dan merangsang sekresi getah usus.
 Pepsin, memecah protein menjadi pepton.
 Lipase, mencerna lemak.
 Renin, menggumpalkan kasein dalam susu.
Isi lambung yang telah masuk kemudian dicampur melalui kerja kontraksi otot
polos. Seseorang bisa merasakan rasa lapar ketika lambung kosongnya
berkontraksi. (Sensasi lapar juga dikaitkan dengan pusat otak yang memonitor
status nutrisi darah). Sebagai akibat pencampuran dan kerja enzim, makanan
yang baru ditelan akan menjadi bubur nutrien yang dikenal dengan nama kim
asam (acid chyme).50

Gambar 2.5 Bagian-bagian lambung51

 Usus Halus (Intestinum Tenue)


Usus halus memiliki panjang 7 meter, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:52
Usus dua belas jari(duodenum), dinamakan ini karena panjangnya sekitar 12
jari orang dewasa yang disejajarkan.

50
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc,Op. cit., h. 32.
51
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 148.
52
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Loc. cit.
36

Usus kosong (jejunum), dinamakan ini karena pada orang yang telah
meninggal bagian tersebut kosong.
Usus penyerapan (ileum), dinamakan ini karena pada bagian inilah zat-zat
makanan diserap oleh tubuh. Pada usus penyerapan dilapisi oleh tonjolan
yang disebut vilus. Setiap vilus berbentuk seperti jari yang mengandung
sebuah pembuluh limfe. Ada kira-kira lima juta vilus usus yang membuat
permukaan usus menjadi sebesar 75.000 cm2.

Gambar 2.6 Struktur usus halus53

 Usus Besar (Kolon)


Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Kolon terdiri dari tiga
bagian yaitu kolon naik, kolon datar, dan kolon turun. Kolon memiliki tambahan
usus yang disebut umbai cacing atau apendiks. Pada pertemuan antara usus halus
dan usus besar terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum. Klep ini
berfungsi untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar, tidak
dapat kembali ke usus halus.54
Satu fungsi penting kolon adalah untuk menyerap kembali air yang telah
masuk ke dalam saluran pencernaan untuk berfungsi sebagai bahan pelarut
berbagai getah pencernaan. Secara keseluruhan sekitar 7 liter cairan disekresikan
53
Gerard J. Tortora and Bryan Derrickson, Principles of Anatomy and Physiology,
(United State of America: John Wiley and Sons, Inc, 2009), Twelfth Edition, h. 951.
54
Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 173.
37

ke dalam lumen saluran pencernaan setiap hari. Sebagian reabsorpsi atau


penyerapan kembali air terjadi bersama-sama dengan penyerapan nutrien dalam
usus halus. Kolon menyelesaikan pekerjaan itu dengan menyerap kembali
sekitar 90% air yang memasuki saluran pencernaan.55

Gambar 2.7 Bagian-bagian kolon56

Penyerapan dan penambahan air bertujuan agar feses (kotoran) dalam


keadaan tidak cair dan juga tidak padat. Pembentukan feses pada usus besar
dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Bagian akhir dari saluran pencernaan
merupakan bagian menggelembung yang disebut rektum. Penyerapan air tidak
lagi terjadi pada rektum. Rektum dapat berkontraksi yang aktivitas kontraksinya
dapat menimbulkan defekasi, yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil
pencernaan makanan melalui anus.57

55
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 36.
56
Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 151.
57
Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 174.
38

b) Kelenjar Pencernaan58
Kelenjar pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Kelenjar pencernaan dalam sistem pencernaan manusia antara lain kelenjar
saliva, kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris/submandibularis, kelenjar
sublingualis, pankreas, dan hati. Contoh kelenjar pencernaan pada manusia
adalah pankreas dan hati. Keduanya bekerja sama dalam pengeluaran kadar gula
darah.
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Pankreas disebut
sebagai kelenjar eksokrin karena menghasilkan getah-getah pankreas yang
disekresikan usus halus. Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas
menghasilkan hormon, misalnya insulin dan glukagon.
Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih dahulu.
Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat makanan dalam darah dan
sebagai penyekresi empedu. Empedu mengandung garam empedu, pigmen
empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam empedu berfungsi menurunkan
tegangan butir lemak agar dapat diemulsikan sehingga mudah diserap. Empedu
juga menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin. Pigmen ini memberi warna
cokelat pada feses.
Hati bekerja sama dengan insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh
pankreas untuk mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah. Jika gula
darah berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan
mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi
normal kembali.
Glukagon yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk merangsang hati untuk
mengubah glikogen menjadi glukosa, dan mengeluarkan glukosa jika kadar
glukosa dalam darah rendah. Hati bersama-sama hormon insulin dan glukagon
bekerja sama memelihara keseimbangan gula darah. Insulin dan glukagon
bekerja antagonis.

58
D. A. Pratiwi, dkk., Op. cit., h.148-149.
39

3) Gangguan/Kelainan pada Sistem Pencernaan59


Beberapa gangguan/kelainan pada sistem pencernaan yaitu:
 Gastritis: peradangan mukosa lambung.
 Konstipasi/sembelit: lambatnya pergerakan feses melalui usus besar.
 Pankreasitis: peradangan pankreas.
 Diare: pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar.
 Flatus: masuknya gas-gas dalam saluran pencernaan.
 Xerostomia: produksi air liur yang amat sedikit.
 Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.
 Apendisitis: keadaan apendiks yang meradang.
 Hemaroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.
 Tukak lambung/ulkus: luka pada dinding lambung yang umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu.
 Peritonitis: peradangan pada selaput perut/peritoneum.

B. Hasil Penelitian Relevan


Juniati, melakukan penelitian dengan tema “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Probex (Predict, Observe, Explain) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta
Didik pada Konsep Kalor (Fisika)”. Penelitian ini dilakukan di SMPN 3
Purworejo dengan sampel sebanyak 24 orang, dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil menunjukkan bahwa motivasi peserta
didik meningkat dari siklus I 25% menjadi 52.5% pada siklus II. Nilai pretes
dan postes unuk konsep kalor juga meningkat ketuntasan dari 33.3% menjadi
66.6% pada siklus I dan nilai pretes dan postes pada siklus II dengan ketuntasan
75% menjadi 95,8%.60
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, dalam jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, And Explain Pada
Materi Kalor Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Balaesang”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan

59
Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Op. cit., h. 153.
60
Juniati, Op. cit., h. 1.
40

KPS siswa meskipun hasilnya tidak berbeda jauh antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.61
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, dalam jurnalnya yang berjudul
“Penerapan Strategi POE (Predict-Observe-Explain)dengan Metode Learning
Journals dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Proses Sains”. Hasil Penelitian didapatkan bahwa strategi POE
mampu meningkatkan pemahaman konsep yang lebih besar pada kelas
eksperimen daripada kelas kontrol begitu juga dengan KPS siswa.62
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation, Explanation)
Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari
Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses
Sains”. Hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran POE dengan
menggunakan metode eksperimen terkontrol dan sederhana mampu
mempengaruhi KPS siswa. Model pembelajaran POE menggunakan eksperimen
terkontrol memperoleh rerata KPS lebih tinggi jika dibandingkan model
pembelajaran POE menggunakan eksperimen sederhana.63

61
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain Pada Materi Kalor Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 2 (2), 2014,
h. 6.
62
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahama Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education
Journal, Vol. 4 (3), 2015, h. 1016 & 1019.
63
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE
(Prediction, Observation, Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen
Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan
Proses Sains . h. 153.
41

C. Kerangka Pikir
Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa,
diantaranya penggunaan model, metode, dan pendekatan dalam pembelajaran
yang masih bersifat konvensional, sehingga membuat siswa akan merasa
kesulitan dalam memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh
terhadap banyak hal, tidak hanya hasil belajar siswa tapi juga keterampilan-
keterampilan siswa dalam proses belajar. Untuk itu peran guru sebagai pemberi
ilmu sudah harus bergeser kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa
menyiapkan diri dalam persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang
yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan metode
ceramah (pendekatan ekspositori) yang dilakukan di sekolah. Untuk mengatasi
hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua
fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.
Keterampilan proses sains mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
karena ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat
relatif. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika
disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dengan cara mempraktikkan sendiri. Dengan menerapkan model
pembelajaran yang lebih aplikatif dibanding hanya sekedar menyampaikan
materi, dengan model pembelajaran POE seorang guru akan membantu siswa
menemukan makna belajar sehingga tidak hanya pengetahuan saja yang
meningkat tapi juga dapat mengasah juga semakin meningkatkan keterampilan
proses siswa, dengan demikian siswa lebih dapat memaknai proses belajarnya.
Model pembelajaran POE, yang meliputi proses memprediksi,
mengobservasi dan menjelaskan, akan dipadupadankan dengan keterampilan
proses yang meliputi observasi, menafsirkan, merencanakan percobaan,
menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan. Konsep sistem pencernaan
perlu menggunakan penerapan model pembelajaran POE sebagai upaya untuk
42

meningkatkan keterampilan proses siswa. Dengan penerapan model


pembelajaran tersebut siswa dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan,
keaktifan, kemampuan berpikir, sehingga terjadi peningkatan pada diri siswa.
Jadi, diharapkan pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
POE dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran
biologi konsep sistem pencernaan makanan.

1. Guru menggunakan pendekatan konsep


2. Keterampilan proses sains siswa tidak
berkembang
3. Hasil belajar rendah

Proses Pembelajaran

Penggunaan Model Pembelajaran POE

Konsep Sistem Pencernaan


Makanan

Keterampilan Proses Siswa


Berkembang

Gambar 2.8 Bagan kerangka pikir


43

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka
hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016, di SMA Negeri 1
Parung, pada kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2015 - 2016.

B. Metode dan Desain Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasy
exsperiment. Metode quasy experiment (eksperimen semu) adalah merupakan
pengembangan dari true experimental design yang sulit diaksanakan, desain
ini mempunya kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.1

2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu pretest-posttest control group
desaign, dimana dalam rancangan ini siswa diberikan pretest untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep sistem
pencernaan makanan. Kemudian diberikan perlakuan, setelah itu diberikan
posttest untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa berkembang
terhadap model yang diberlakukan saat pembelajaran. Desain penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008) Cet. Ke-5, h. 77.

44
45

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E O1 X1 O2
K O1 X2 O2

Keterangan:
E : Kelas eksperimen
K : Kelas Kontrol
X1 : Perlakuan dengan menggunakan model predict-observe-explain
X2 : Perlakuan dengan pembelajaran sains
O1 : Tes Pemberian pretest.
O2 : Pemberian posttest

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi terbagi dua,
yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Parung. Sedangkan
populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Parung.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Sampel yang digunakan diambil dari populasi terjangkau
dengan cara purpossive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.4
Sampel diambil dengan kesamaan rata-rata hasil belajar siswa dan guru.
Dengan demikian, subjek penelitian yang dipilih yaitu kelas XI IPA 1
berjumlah 35 orang sebagai kelas kontrol, dan kelas XI IPA 2 berjumlah 35
orang sebagai kelas eksperimen.

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 115.
3
Sugiyono, Op. cit., h. 81.
4
Ibid., h. 85.
46

D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran POE
Variabel terikat (Y) : Keterampilan Proses Sains Siswa

E. Teknik Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik tes berupa soal uraian
dan nontes berupa lembar observasi. Adapun urutan pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep sistem
pencernaan makanan.
2. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang konsep sistem
pencernaan makanan.
3. Memberikan lembar observasi sebagai data sekunder untuk mengetahui
tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian
1. Tes Objektif
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, kemampuan intelegensi,
5
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bentuk
tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes objektif yang berupa
uraian. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

5
Suharsimi Arikunto, Op. cit., h.139.
47

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Aspek Kognitif ∑
No Indikator KPS Indikator Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Yang
digunakan
1 Menyebutkan Menyebutkan 1, 3* 2
sebanyak mungkin urutan organ yang 2*
indera (observasi) terlibat dalam
proses pencernaan
2 Mencari Mengelompokkan 4* 1
perbedaan/persamaan jenis kelainan
(klasifikasi) pada sistem
pencernaan
Mengelompokkan 5* 1
sumber
karbohidrat yang
menjadi makanan
pokok di
Indonesia
(membandingkan) Menkelompokkan 6*
makanan
seimbang
3 Menghubungkan Menghubungkan 7* 1
hasil-hasil kandungan zat
pengamatan makanan dengan
(Interpretasi) penyakit
Menghubungkan 8
proses pencernaan
dengan enzim
pencernaan
(menyimpulkan) Menyimpulkan 9* 1
kandungan dari
beberapa jenis
makanan
4 Mengubah bentuk Mendiagramkan 10* 1
penyajian bahan makanan
(berkomunikasi) berdasarkan
jumlah
kandungannya
Menyusun jumlah 11* 1
kandungan energi
berdasarkan
kebutuhan usia
Menjelaskan hasil Menentukan 12
percobaan atau makanan yang
penelitian cocok untuk
(berkomunikasi) seseorang yang
ingin membentuk
otot
Memprediksi 13
kelainan pada
sistem pencernaan
Jumlah 2 3 1 2 3 2 8
Keterangan:
48

C1 : Ingatan (recalling) C4 : Analisis (analysis)


C2 : Pemahaman (comprehension) C5 : Sintesis (synthesis)
C3 : Penerapan (application) C6 : Evaluasi (evaluation)6

Nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan
dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.

2. Lembar Observasi
Teknik nontes penelitian ini berupa observasi. Pengamatan atau observasi
(observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.7 Observasi yang
dilakukan di sini adalah observasi langsung, yang mengumpulkan data
berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara
langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan
keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca indera
secara langsung. Analisis persentase tiap aspek keterampilan proses sains
siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase = Skor yang diperoleh X 100%
Skor ideal yang diharapkan

G. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan diuji terlebih dahulu pada kelompok
siswa yang dianggap sudah mengikuti pokok bahasan yang akan
disampaikan. Setelah itu, instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat dipertimbangkan
apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.

6
Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012) Edisi 2 Cet. Ke-1, h. 131-133.
7
Ibid., h. 45.
49

1. Uji Validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Valid atau tidaknya
suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai
tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.8 Untuk mengukur
validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point
biserial.9 Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:
rpbis (i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor I dengan skor
total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor I
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total semua responden
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan ANATES.


Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 13 soal tes yang diuji
cobakan pada kelas XII terdapat 8 soal yang valid dan diberikan kepada
sampel sebagai pretest dan posttest, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12.

2. Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas.
Reliabilitas alat penelitian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa
yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan
rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu:10

r11 =

8
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105.
9
Ibid., h. 109-110.
10
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 115.
50

Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
∑pq : jumlah hasil perkalia antara p dan q
N : banyak item
S2 : stadar deviasi dari tes

Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:


(a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
(b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
(c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
(d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
(e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

Instrumen tes biologi yang telah diujicobakan dihitung reliabilitasnya


menggunakan ANATES, diperoleh informasi bahwa untuk n=13 reliabilitas
dari 8 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi
(0,78).

3. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal
digunakan rumus:11

P=

Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran:


0,00 – 0,25 : soal termasuk kategori sukar
0,26 – 0,75 : soal termasuk kategori sedang
0,76 – 1,00 : soal termasuk kategori mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES,


diperoleh soal kategori sangat sukar terdapat 1 yaitu nomor 13. Soal kategori
sukar berjumlah 2 yaitu nomor 8 dan 12. Soal kategori sedang berjumlah 8

11
Ahmad Sofyan, Op. Cit., h. 103.
51

yaitu 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11. Soal kategori mudah terdapat 2 yaitu nomor
1 dan 6. Dan tidak terdapat soal untuk soal kategori sangat mudah.

4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk
menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut:12

Keterangan:
J : jumlah peserta tes
JA : banyaknya jumlah peserta kelompok atas
JB : banyaknya jumlah peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB= : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

Klasifikasi harga daya pembeda (DP):


D : 0,00 – 0,20 = jelek (poor)
D : 0,20 – 0,40 = cukup (satisfactory)
D : 0,40 – 0,70 = baik (good)
D : 0,70 – 1,00 = baik sekali (excellent)

Hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir soal dihitung


menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar 0,22
termasuk dalam kategori cukup, dan tertinggi sebesar 4,22 termasuk dalam
kategori baik sekali.

12
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 228-232.
52

H. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunkan uji statistik. Uji statistik
yang digunakan adalah uji-t (t-test) untuk menguji hipotesis. Tetapi, sebelum
dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka yang perlu dilakukan adalah
uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan
adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan
sampel sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Semua data harus diuji berdistribusi normal atau tidak dalam
penyebarannya. Hal tersebut dapat diketahui diketahui dengan melakukan
uji normalitas terhadap data. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
digunakan uji Lilifors, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan x1, x2,...... , xn dijadikan bilangan baku z1, z2,........, zn dengan
menggunakan rumus ( x dan s masing-masing merupakan

rata-ratadan simpangan baku sampel.


2) Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar ditribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)
3) Menghitung proporsi atau

4) Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.


5) Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

b. Uji Homogenitas
Selain uji normalitas, dilakukan pula uji homogenitas dalam analisis ini.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui ke dua sampel homogen atau tidak. Uji
normalitas ini dilakukan dengan uji Fisher:13

13
Sugiyono, Op. cit., h. 197.
53

Keterangan:
F = Homogenitas
S1 = Variansi terbesar
S2 = Variansi terkecil

2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah uji-t.14 Hal ini
disebabkan data yang diperoleh merupakan parametris karena bersifat
normal dan homogen. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:

Jika thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak, sedangkan jika thitung
lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima.

I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis dalam hal ini adalah sebagai berikut:

Dengan kriteria pengujian:


Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima

14
Ibid.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir serta temuan-temuan


yang terjadi pada saat penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-
Explain) berlangsung, serta pengaruh penggunaan model pembelajaran POE
terhadap keterampilan proses sains siswa akan dipaparkan di bawah ini. Dalam
penelitian ini yang dikaji adalah konsep Sistem Pencernaan Makanan.

A. Hasil Penelitian
1. Data Pretest
Hasil uji pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat pada
Tabel 4.1. Dilihat dari hasil uji pretest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Pretest Pretest
No. Nilai
Eksperimen Kontrol
1 Jumlah Siswa 35.00 35.00
2 Nilai Tertinggi 72.00 70.00
3 Nilai Terendah 40.00 36.00
4 Mean 55.94 51.60
5 Median 56.00 48.00
6 Modus 52.00 40.00
7 Standar Deviasi 8.82 10.49
8 Varians 77.76 110.25

Kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 36. Rata-
rata (mean) nilai pretest kelas kontrol adalah 51.60, nilai tengah (median) adalah

54
55

48.00, dan nilai modus sebesar 40.00. Nilai pretest ini memiliki standar deviasi
10.49 dengan varians sebesar 110.25.
Kelas eksperimen memiliki hasil belajar biologi yang lebih baik setelah
diberikan soal-soal mengandung analisa KPS pada konsep yang sama yaitu
Sistem Pencernaan Makanan memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 55.94
dengan nilai tertinggi 72 dan terendah 40.00. Nilai Hasil pretest kelas
eksperimen memiliki nilai tengah (median) sebesar 56.00 dan nilai modus
sebesar 52.00 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 8.82 dan memiliki nilai
varians sebesar 77.76.

2. Data Posttest
Hasil uji posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, terlihat pada
Tabel 4.2. Dilihat dari hasil uji posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Posttest Posttest
No. Nilai
Eksperimen Kontrol
1 Jumlah Siswa 35.00 35.00
2 Nilai Tertinggi 92.00 80.00
3 Nilai Terendah 50.00 40.00
4 Mean 77.88 66.22
5 Median 82.00 70.00
6 Modus 88.00 72.00
7 Standar Deviasi 12.65 11.47
8 Varians 160.04 131.65

Kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Rata-
rata (mean) nilai posttest kelas kontrol adalah 66.22, nilai tengah (median)
adalah 70.00, dan nilai modus sebesar 72.00. Nilai postest ini memiliki standar
deviasi 11.47 dengan varians sebesar 131.65.
56

Hasil posttest pada kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, nilai tertinggi yang dicapai
oleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 50, memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 77.88, nilai tengah (median) 82.00, dan nilai modus sebesar 88.00.
Selain itu, hasil posttest pada kelas eksperimen juga memiliki nilai standar
deviasi sebesar 12.65 dan varians sebesar 160.04.
Aspek hasil belajar biologi siswa berdasarkan data yang telah disajikan,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari nilai minimum, nilai
maksimum, serta nilai rata-rata di kedua kelas penelitian.

3. Hasil Data N-Gain


Hasil N-gain pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yaitu
sebesar 0,51. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 14
orang, sedang sebanyak siswa 12, dan rendah sebanyak 9 siswa. Begitu pula N-
gain pada kelas kontrol termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 0,33.
Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi tidak terdapat satu siswa,
sedang sebanyak 21 siswa, dan rendah sebanyak 14 siswa. Adapun kategorisasi
N-gain kelas eksperimen dan kontrol hasil analisis keempat aspek KPS
disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kategorisasi N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Frekuensi Frekuensi
Kategorisasi
Eksperimen Kontrol
Tinggi 14 -
Sedang 12 14
Rendah 9 21
Jumlah 35 35
57

Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis N-Gain KPS

Skor Kelas Eksperimen Skor Kelas Kontrol


Aspek KPS
Pretest Posttest Pretest Posttest
N-Gain N-Gain
(%) (%) (%) (%)
Mengamati 43.0 75.06 0.56 (sedang) 30.4 67.35 0.53 (sedang)
Klasifikasi 60.6 80.15 0.50 (sedang) 59.6 75.2 0.39 (sedang)

Menafsirkan 42.8 74.64 0.56 (sedang) 31.6 65.52 0.50 (sedang)


Berkomunikasi 52.4 76.65 0.51 (sedang) 38.4 71.65 0.53 (sedang)

4. Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran POE


Observasi dilaksanakan selama proses berlangsung pada siswa yang menjadi
kelas eksperimen. Hal yang diamati berupa jalannya tahap-tahap pada
pelaksanaan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) yaitu mulai
dari tahapan siswa memprediksi, mengobservasi, lalu menjelaskan hasil
observasi atau temuan. Data tersebut disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterlaksanaan KBM


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Eksperimen Kontrol
Per- Per-
temuan Prediksi Observasi Eksplanasi temuan Eksplorasi Elaborasi Konfir-
masi
I 100 100 100 I 75 75 100
II 100 75 100 II 100 100 100
III 100 100 100 III 100 100 100
Total (%) 100 91,67 100 Total (%) 91,67 91,67 100
58

5. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains


Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
yang diamati berupa keterampilan proses sains siswa yang muncul selama proses
pembelajaran berlangsung. Data tersebut disajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains

Keterlaksanaan
Aspek KPS
Presentase
Mengamati 82,15%
Klasifikasi 82,15%
Menafsirkan Pengamatan 67,86%
Berkomunikasi 70,24%

Persentase keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen yang


ditunjukkan pada Tabel 4.6 tampak bahwa aspek keterampilan proses sains
masih tergolong rendah yaitu pada aspek menafsirkan pengamatan. Tetapi,
secara keseluruhan persentase aspek keterampilan proses sains kelas eksperimen
mempunyai hasil observasi yang baik.

B. Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, maka terlebih
dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji normalitas dan
uji homogenitas.
1. Pengujian Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors. Uji
normalitas dilakukan untuk menguji data apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal apabila
kriteria L0 (Lhitung) < Ltabel. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 4.7.
59

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas

Eksperimen Kontrol
Pretest Postest Pretest Posttest
Lhitung 0.05 0.13 0.06 0.12
Ltabel 0.14 0.14 0.14 0.14
Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi Berdistribusi
Kesimpulan
Normal Normal Normal Normal

Data uji normalitas yang ditunjukkan pada Tabel 4.7, didapat Lhitung skor
pretest siswa kelas kontrol sebesar 0.06 dan kelas eksperimen sebesar 0.05, pada
taraf signifikan α = 0.05 dengan sampel sebanyak 35 dari masing-masing kelas
maka diperoleh Ltabel sebesar 0.14. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa nilai
Lhitung pretest untuk kedua kelas bernilai lebih kecil dari Ltabel (Lhitung < Ltabel;
kelas kontrol 0.6 < 0.14 dan kelas eksperimen 0.05 < 0.14). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Data skor posttest yang telah didapatkan, menunjukkkan hasil bahwa Lhitung
kelas kontrol sebesar 0.12 dan kelas eksperimen sebesar 0.13. Ltabel pada taraf
signifikan α = 0.05 dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa dari masing-
masing kelas adalah 0.14. Dari hasil itu terlihat nilai Lhitung < Ltabel. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas tes berjalan baik dan
data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat
varians dari kedua sampel sama atau tidak. Hasil dari pengujian homogenitas
dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas

Fhitung
N db α Ftabel Kesimpulan
Pretest Posttest
Varians
35 34 1.42 1.21 0.05 1.77
Homogen
60

Hasil perhitungan pretest pada kedua sampel, mendapatkan nilai Fhitung


sebesar 1.42. Ftabel pada derajat bebas 34 dan taraf signifikan α = 0.05 adalah
sebesar 1.77. Karena Fhitung (1.42) < Ftabel (1.77) maka dapat dinyatakan bahwa
varians dari kedua kelas sampel homogen atau sama.
Hasil perhitungan posttest diperoleh Fhitung sebesar 1.21 dan pada taraf
signifikan α=0.05 diperoleh Ftabel 1.77. Dari hasil ini terlihat bahwa Fhitung < Ftabel
(1.21< 1.77) maka dapat disimpulkan bahwa varians dari posttest adalah sama
atau homogen.

2. Uji Hipotesis
Uji prasyarat normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh
bahwa data berdistribusi normal dan varians dari kedua sampel sama atau
homogen. Dikarenakan hal tersebut, maka data bersifat parametris dan
pengujian selanjutnya (uji hipotesis) dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus uji t.
a. Data Pretest
Kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian kemudian diberikan uji pretest
untuk mengetahui pengetahuan awal dari kedua sampel itu setara atau tidak.
Data pretest dianalisis menggunakan uji-t dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji-t untuk nilai pretest dari


kelas kontrol dan eksperimen

Kelas N Rataan Varians thitung ttabel Kesimpulan

Kontrol 35 51.6 121.005 Tidak ada


perbedaan
0.22 1.99 pengetahuan
Eksperimen 35 55.94 77.76 awal di kedua
kelas

Seperti yang terlihat pada Tabel 4.9, bahwa dari kedua kelas kontrol dan
eksperimen tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal dalam pemahaman
konsep sistem pencernaan makanan.
61

b. Data Posttest
Tiga minggu setelah pembelajaran selesai, siswa kembali diberi tes latihan
untuk menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran POE (Predict-
Observe-Explain) yang dilakukan di kelas eksperimen terhadap keterampilan
proses sains siswa (KPS) dengan memberikan soal yang mengandung analisa
KPS tersebut. Untuk dapat melihat pengaruhnya dilakukan pengontrolan dengan
kegiatan pembelajaran menggunakan kegiatan EEK (Eksplorasi, Elaborasi,
Konfirmasi) yang biasa dilakukan di sekolah pada kelas kontrol. Hasil analisis
posttest dapat dilihat padaTabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji-t untuk nilai posttest dari


kelas kontrol dan eksperimen

Kelas N Rataan Varians thitung ttabel Kesimpulan

Kontrol 35 66.22 131.65 Terdapat


perbedaan
4.04 1.99 pengetahuan
Eksperimen 35 77.88 160.04 akhirl di
kedua kelas

Perbedaan hasil belajar yang ditampilkan pada Tabel 4.10 menunjukkan


hasil belajar yang signifikan antara kelas kontrol yang pembelajarannya
menggunakan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK) dengan
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran POE.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa
sekaligus juga hasil belajarnya. Model pembelajaran POE menekankan kepada
cara belajar siswa aktif. Model ini juga memberikan makna yang baik terhadap
kegiatan belajar siswa. Menurut pandangan konstruktivistik, ilmu pengetahuan
bersifat sementara terkait dengan perkembangan yang dimediasi baik secara
sosial maupun kultural, sehingga cenderung bersifat subyektif. Belajar menurut
pandangan ini lebih sebagai proses regulasi diri dalam menyelesaikan konflik
62

kognitif yang sering muncul melalui pengalaman konkrit, wacana kolaboratif,


dan interpretasi. Belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun
pengetahuannya.1 Model pembelajaran POE ini termasuk dalam teori belajar
konstruktivisme, sehingga lebih banyak menuntut keaktifan siswa dalam
mendapatkan sendiri konsep-konsep pembelajaran. Sehingga tugas guru tidak
lagi memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen serta menemukan
fakta dan konsep sendiri.
Penulis bertindak sebagai guru dan menerapkan model pembelajaran POE
yang diterapkan di SMA Negeri 1 Parung. Penelitian ini dilakukan selama tiga
kali pertemuan pada konsep Sistem Pencernaan Makanan yang dilaksanakan
pada dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran POE, dan kelas XI IPA 1 berjumlah 35 siswa
yang diajarkan dengan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan konsep
dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Peneliti bertindak sebagai motivator dan fasilitator bagi kelas eksperimen
dan kontrol, apabila terdapat hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa dalam
kelompok, sehingga setiap kelompok dapat memecahkan solusi dari
permasalahan yang ada secara bersama-sama.
Penulis bertindak sebagai guru dalam pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran POE adalah diawali dengan membentuk kelompok kecil
yang terdiri dari lima sampai tujuh orang yang telah dibuat guru secara
heterogen, menyampaikan materi dasar mengenai konsep sistem pencernaan
makanan oleh guru kepada seluruh siswa, membagikan lembar kerja pada setiap
kelompok, meminta kelompok untuk mengadakan pengamatan sesuai petunjuk
LKS, meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab
lembar kerja siswa dan mengkomunikasikannya.
Data yang diperoleh melalui pretest kedua kelas memiliki rata-rata yang
tidak berbeda signifikan. Kelas eksperimen dengan rata-rata 55.94, nilai tertinggi

1
I Wayan Santyasa, “Model-Model Pembelajaran Inovatif”, Makalah Pelatihan PTK
bagi Guru-Guru SMP dan SMA, Nusa Penida, 29 Juni s.d. 1 Juli 2007, h. 1.
63

72, dan nilai terendah 40. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 51.60, nilai
tertinggi 70, dan nilai terendah 36. Setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan
data yang diperoleh melalui posttest,kelas eksperimen dengan rata-rata 77.88,
nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 50. Sedangkan, kelas kontrol dengan rata-
rata 66.22, nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 40.
Data nilai N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,51. Siswa yang mempunyai nilai dengan
kategori tinggi sebanyak 14 orang, sedang sebanyak siswa 12, dan rendah
sebanyak 9 siswa. Begitu pula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,33.
Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi tidak terdapat satu
siswa, sedang sebanyak 21 siswa, dan rendah sebanyak 14 siswa. Dengan
demikian, siswa kelas eksperimen mempunyai hasil rata-rata dan kategori N-
gain lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Hasil analisis keempat aspek KPS pada kelompok eksperimen yang telah
dilakukan model pembelajaran POE dengan metode eksperimen (praktikum),
rata-rata memiliki peningkatan KPS yang lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol. Dilihat dari segi hasil tes pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
peningkatan N-gain sebesar 0.53 dengan kriteria sedang,sedangkan kelas kontrol
sebesar 0.49 dengan kriteria sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perolehan nilai KPS kelas eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran POE
berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Model pembelajaran
POE memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan KPS siswa. Hal ini
disebabkan karena model pembelajaran POE memiliki keunggulan yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas fisik
dan mental secara optimal seperti melakukan prediksi, diskusi untuk
menjelaskan hasil pengamatan , lalu kegiatan akhir siswa diminta untuk
membuat refleksi dalam bentuk tulisan tentang pengalaman belajar yang telah
64

dilakukan. Kegiatan tersebut membuat peserta didik akan lebih tertarik dan
termotivasi untuk belajar.2
Pembelajaran dengan model pembelajaran POE dalam desain metode
eksperimen memiliki prinsip konstruktivisme yang kuat sehingga diperlukan
adanya dukungan keterampilan metakognitif untuk mengontrol proses kognitif
dalam kegiatan belajar siswa.
Kemampuan keterampilan proses sains yang optimal akan mampu diperoleh
peserta didik apabila kemampuan mengontrol proses kognitif pada peserta didik
tersebut telah berkembang dengan baik.3 KPS dapat membantu peserta didik
memiliki pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan
kemampuan mental yang lebih tinggi, seperti berpikir kritis dan keputusan
pemecahan masalah.4
Keterampilan-keterampilan proses biasa terlihat dalam kegiatan yang
memusatkan pembelajaran pada peserta didik seperti melakukan eksperimen.
Untuk melihat rincian kegiatan yang memuat keterampilan proses sains siswa
antara model pembelajaran POE dengan kegiatan pembelajaran eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

2
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education
Journal, Vol 4 (3), 2015, h. 1019.
3
Herni Budiati, Sugiyarto & Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction,
Observation, Explanation) Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol
Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains .
h. 156.
4
Dwi Untari Ningsih, Slamet Santosa & Bowo Sugiharto, “Penerapan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas X-8 SMA Negeri Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”, Jurnal Pendidikan
Biologi, Vol. 3 No. 2, h. 55-64.
65

Tabel 4.11 Aspek KPS dilihat dari Keterlaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran
POE dan EEK

Aspek KPS
Observasi Klasifikasi Interpretasi Komunikasi
Tahapan Total
I II III I II III I II III I II III
POE 25
- Predict
Siswa diminta membuat prediksi √ √ √ √ √ √ √ √ √
atas permasalahan yang disajikan
oleh guru
- Observe
Siswa melakukan kegiatan √ √ √ √ √ √
eksperimentasi (pengamatan) di
laboratorium untuk membuktikan
prediksi yang telah dibuat
sebelumnya
- Explain
Siswa membuat penjelasan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √
mendiskusikan prediksi dan
pengamatan yang telah dilakukan

EEK 12
- - Eksplorasi
Siswa melakukan kegiatan √ √ √
pengamatan di laboratorium
- - Elaborasi
Siswa melaporkan hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √
eksplorasi
- - Konfirmasi
Guru memberikan konfirmasi
melalui berbagai sumber terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi

Aspek keterampilan proses sains dilihat dari pelaksanaan model


pembelajaran POE dan kegiatan EEK yang disajikan pada Tabel 4.11, terdapat
perbedaan antara keduanya dalam pencapaian aspek KPS siswa. Dalam model
pembelajaran POE, siswa harus melakukan kegiatan prediksi terlebih dahulu.
Keuntungannya adalah siswa menjadi lebih aktif karena pada kegiatan tersebut
siswa harus menggunakan daya nalar dan pengetahuan yang dimiliki untuk
membuat sutau ramalan dan menghubungkannya dengan pemahaman konsep
yang telah didapatkan saat pembelajaran di kelas. Berbeda dengan kegiatan
EEK, khususnya pada tahap eksplorasi, siswa sudah langsung diinstruksikan
oleh guru untuk melakukan kegiatan pengamatan (observasi) tanpa terlebih
66

dahulu membuat ramalan/prediksi yang mungkin muncul pada saat kegiatan


observasi berlangsung, sehingga ada kecenderungan ke-pasif-an dari siswa.
Selain itu, pada tahap akhir yaitu explain (menjelaskan) siswa mendapatkan
kesempatan penuh untuk mencurahkan segala pengetahuan yang dimiliki,
menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam menterjemahkan
hasil-hasil dari observasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Sehingga, pada
tahap ini baik guru maupun siswa lainnya dapat memberikan penilaian dan
tanggapannya terhadap penjelasan hasil-hasil eksperimentasi yang disampaikan.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE tidak selalu
mudah diterapkan, sulitnya pengelolaan kelas ketika kegiatan eksplorasi
mengakibatkan siswa seringkali menyepelekan dan bergantung kepada
temannya. Penerapan model pembelajaran POE biasanya cenderung melakukan
eksperimen secara berkelompok sehingga guru akan kesulitan memantau
keaktifan siswa secara menyeluruh.
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar
mengajar selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE.Guru
bidang studi dan teman sebaya yang berperan sebagai observer atau pengamat
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu
pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam
penerapan pembelajaran POE dan aspek-aspek KPS. 5
Hasil observasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran POE
yang dilakukan, menciptakan bentuk pengajaran yang lebih bervariasi, agar
siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Pengalaman yang diperoleh dapat
mengembangkan kemampuan dasar siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam
berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuannya. Model pembelajaran
POE ini selain dapat mengasah keterampilan proses sains, bisa juga mengasah
pola berpikir dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan data hasil observasi kelas eksperimen pada aspek
mengamati, setiap kegiatan kelompok yang diberikan mendapatkan persentase
sebesar 82.15%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa terampil

5
Lampiran 20, h. 155-160.
67

dalam hal mengamati dan mengumpulkan data-data sesuai pengamatan. Begitu


pula pada aspek mengklasifikasi, setiap kegiatan kelompok yang diberikan
mendapatkan persentase sebesar 82.15%. Ini menunjukkan bahwa siswa juga
terampil dalam hal mengklasifikasi dan mampu mengelompokkan data-data
yang mereka peroleh saat pengamatan.
Aspek menafsirkan hasil pengamatan setiap kegiatan kelompok yang
diberikan mendapatkan persentase sebesar 67.86%. Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan siswa belum memahami teknik dalam menafsirkan data, sehingga
penilaian observer menyatakan siswa belum terampil dalam hal menafsirkan
hasil pengamatan.
Aspek berkomunikasi setiap kegiatan kelompok yang diberikan
mendapatkan persentase sebesar 70.24%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
cukup terampil dalam hal berkomunikasi.
Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS. Dalam penelitian ini, terdapat
perbedaan antara LKS pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. LKS pada
kelas eksperimen, terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran
POE, siswa sebelum melakukan praktikum (eksperimen) di dalam laboratorium
harus memprediksi (predict) apa yang akan terjadi atau hal-hal yang sekiranya
akan muncul, kemudian setelah memprediksi siswa melakukan tahapan
observasi (observe) untuk membuktikan prediksi yang siswa lakukan.
Selanjutnya, baru kemudian siswa mempresentasikan atau menjelaskan (explain)
temuan dari hasil observasi yang telah dilaksanakan.6
Guru memiliki peran sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa,
sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan
EEk yang diterapkan pada kelas kontrol, dengan menggunakan pendekatan
konsep sehingga siswa cenderung dituntut mengingat konsep bukan diajak
melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu diperoleh,
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya penyimpanan
pengetahuan di dalam memori siswa.

6
Lampiran 3, h. 93-100.
68

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara


langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.7 Hal ini bisa dilihat dari perolehan
hasil LKS pada kelas kontrol, nilai yang diperoleh lebih kecil jika dibandingkan
dengan perolehan nilai LKS pada kelas eksperimen.8
Pengujian hipotesis menyatakan bahwa adanya pengaruh model
pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa (KPS) termasuk
hasil belajar. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui
bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu pengujian
hipotesis menggunakan “t” test. “t” test yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses
sains siswa. “t” test dilakukan dengan membandingkan posttest pada masing-
masing kelas.
Perbedaan rata-rata keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari hasil
belajar biologi yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran POE lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan model
scientific (EEK) yang menggunakan pendekatan konsep. Karena berdasarkan
nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen (78.40) lebih tinggi daripada nilai
rata-rata posttest kelas kontrol (66.00). Dengan menggunakan “t” test nilai
posttest kedua kelas diperoleh juga thitung > ttabel yaitu 4.04 > 1.99. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan
proses sains (KPS) siswa, sehingga pada kelas eksperimen hasil belajar lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hasil
penelitian ini senada dengan Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono.9
Hasil perhitungan pengujian hipotesis menunjukkan “t” test didapatkan thitung
= 4.04 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 68 maka diperoleh ttabel pada taraf
signifikansi 0.05 sebesar 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya model pembelajaran POE berpengaruh terhadap
keterampilan proses sains (KPS) siswa, yang bisa juga dilihat dari perolehan
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.71.
8
Lampiran 8, h. 114.
9
Puji Rahayu, dkk.,Op. cit., h. 1020.
69

hasil belajar siswa di kelas eksperimen. Hal ini senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sri Giarti.10 Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Zulaeha, dkk.11

10
Sri Giarti, “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI
SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA (Predict, Observe, Explain,
Write, Aplication)”, Boyolali, h. 8.
11
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran
Predict, Observe, And Explain Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Balaesang Pada Konsep Kalor”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 2 (2), 2014, h. 8.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan oleh penulis bahwa
model pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa namun tidak berbeda signifikan, pada konsep sistem pencernaan
manusia dengan thitung > ttabel (4.04 > 1.99) dengan taraf signifikansi 5% dan
derajat kebebasan 68. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran POE pada konsep sistem pencernaan manusia cukup efektif
dalam meningkatkan keterampilan proses dan aktivitas belajar siswa di kelas,
hal ini dapat dilihat melalui hasil observasi saat pembelajaran berlangsung.

B. Saran
Saran dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagi Guru
Penggunaan model pembelajaran POE dapat menjadi model alternatif
yang dapat mengasah dan juga meningkatkan keterampilan proses sains.
Selain itu, dapat juga mengasah kemampuan berpikir dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Bagi Peneliti
Penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek keterampilan proses sains
sangat diperlukan. Pembelajaran POE perlu juga dibandingkan dengan
model-model pembelajaran lainnya, sehingga dapat diketahui efektivitasnya
terhadap seluruh aspek KPS.

70
DAFTAR PUSTAKA

Ango, Mary L.“Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in The
Teaching of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian
Context”. International Journal of Educology. Volume 16, Number 1, 2002.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Edisi 2 Cet.


Ke-1. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 1998.

Aryulina, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, dan Endang Widi Winarni.
Biologi SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2004.

BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006.

Budiati, Herni., Sugiyarto, dan Sarwanto. “Pengaruh Model Pembelajaran POE


(Prediction, Observation, Explanation) Menggunakan Eksperimen
Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan
Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains”.
Surakarta.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, etc. BIOLOGY, Fifth Edition. San Fransisco:
Pearson Benjamin Cummings, 1999.

Dimyati, dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Giarti, Sri. “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
VI SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA
(Predict, Observe, Explain, Write, Aplication)”. Boyolali.

71
72

Hanum, Eva Latifah, Widi Purwianingsih, Tintin Atikah, Ida Herlina, Riana Yani,
dan Dian Peniasiani. Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Harlen,Wynne. The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London:


David Fulthon Publishing Commpany, 1992.

Juniati. “Penerapan Strategi Pembelajaran Probex Untuk Meningkatkan Motivasi


dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah
Tahun Pelajaran 2007/2008 Pada Konsep Kalor”. Edukasi, 1, 2009.

Kearney, Matthew., and David F. Treagust.“Constructivism As A Referent in The


Design and Development of A Computer Program Using Interactive Digital
Video to Enhance Learning in Physics”. Electronic Australian Journal of
Educational Technology, 17 (1), 2001.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Daftar Standar Isi (SK-KD) Biologi


SMA. Jakarta, 2006.

Mei, Grace Teo Yew. “Promoting Science Process Skills and The Relevance of
Science Trough Science Alive Programme. Proceedings of The Redesigning
Pedagogy: Culture Knowledge and Understanding Conference”. Singapore,
2007.

Muslim.“Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics


Trough Inquiry Based Model”. Proceeding The Second International
Seminar on Science Education. Bandung: UPI, 2008.

Novitasari, Anggie. “Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap


Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Pada Konsep Ekosistem”.
Skripsi. Bandung: UPI Bandung, 2010.

Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.

Pratiwi, D. A., Sri Maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang S. Biologi SMA/MA
Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2006.
73

Rahayu, Puji., Arif Widyatmoko, dan Hartono. “Penerapan Strategi POE (Predict-
Observe-Explain) dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran
IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses
Sains”. Unnes Science Education Journal, Volume 4 (3), 2015.

Rustaman, Nuryani Y. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi, Cetakan I. Malang:


Universitas Negeri Malang, 2005.

Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010.

Santyasa, I Wayan. “Model-Model Pembelajaran Inovatif”. Makalah Pelatihan


PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA. Nusa Penida, 29 Juni s.d. 1 Juli 2007.

Semiawan, Conny. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan


Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia, 1992.

Sofyan, Ahmad., Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi


Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. Ke-5.


Bandung: Alfabeta, 2008.

Suparmin, Ririn Safitri, dan Bowo Sugiharto., BIOLOGI XI untuk SMA/MA.


Surakarta: Mediatama, 2014.

Tortora, Gerard J., and Bryan Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology,
Twelfth Edition. United State of America: John Wiley and Sons, Inc, 2009.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, Cet. Ke-3. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Uno, Hamzah B., dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,
Cet. Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
74

Untari Ningsih, Dwi., Slamet Santosa dan Bowo Sugiharto. “Penerapan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-8 SMA Negeri Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Jurnal Pendidikan Biologi. Volume 3, Nomor 2,
2011.

Wu, Ying-Tien & Tsai, Chin-Chung.“Effect of Constructivist-Oriented Instruction


on Elementary School Student’ Cognitive Structures”. Journal of Biology
Education, 39 (3), 2005.

Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana. “Pengaruh Model


Pembelajaran Predict, Observe, And Explain Terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang”. Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT), Vol. 2 (2), 2014.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatatullah Jakarta, 2009.
75

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

A. Indikator
1. Menjelaskan fungsi makanan.
2. Mengetahui perbedaan zat makanan makro dan mikro.
3. Menjelaskan macam zat makanan dan fungsinya bagi tubuh

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian makanan bergizi dan higienis.
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi makanan.
3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zat makanan dan fungsinya.
4. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian zat makanan.

C. Materi Pembelajaran
- Fungsi makanan.
- Zat Makanan dan perannya di dalam tubuh.

D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain)
Metode : Ekspositori, diskusi, praktikum.
76

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Alokasi
Model POE Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Aspek KPS
Kegiatan Waktu
Pendahul 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10 menit
uan perhatian siswa dengan panggilan guru.
mengecek kehadiran.

2. Guru menyampaikan 2. Siswa


tujuan pembelajaran mendengarkan
yang ingin dicapai. tujuan pembe-
lajaran yang
disampaikan
guru.

3. Guru memberikan 3. Siswa


apersepsi dengan memperhatikan,
menampilkan gambar mendengarkan,
orang yang kurus karena dan menjawab
kekurangan gizi dan pertanyaan yang
orang gemuk karena diberikan guru.
kelebihan makanan.
Guru juga memberikan
pertanyaan:
a. Apa yang kalian
ketahui tentang
makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian
menyebutkan
macam zat
makanan?

4. Guru membagikan 4. Siswa menerima


materi pembelajaran materi.
berbentuk hand out

Inti 5. Guru menjelaskan 5. Siswa menyimak 75 menit


materi kepada siswa. dengan seksama
(ekspositori) materi yang
diberikan guru.
6. Guru membagi siswa ke 6. Siswa bergabung
dalam kelompok yang dengan kelom-
heterogen. poknya.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa 7. Siswa melakukan
memprediksi tentang prediksi dan
“apa yang menyebabkan menjawab hasil
seseorang memiliki prediksi secara
badan yang kurus dan bergantian di
badan gemuk.” depan kelas
Mengamati
dengan measing-
masing kolom
jawaban
kelompok.
Observasi 8. Guru mengajak siswa 8. Siswa melakukan
melakukan pengamatan pengamatan di
77

di dalam laboratorium dalam laborato-


tentang kandungan zat rium dengan
makanan di dalam menggunakan
beberapa bahan makanan LKS yang
yang disajikan dalam disediakan guru.
LKS.
9. Guru membimbing tiap 9. Siswa
kelompok secara memasukkan
bergiliran. hasil pengamatan
ke dalam tabel
dan mengklasi-
fikasikan secara
teoritis tentang
Klasifikasi
perubahan warna
yang terjadi pada
kandungan zat
makanan yang
diujikan dan
menafsikran
hasilnya.
10. Guru membimbing tiap 10. Siswa melakukan
kelompok untuk kegiatan dengan
memasukkan hasil petunjuk dari
pengamatan dan LKS.
menafsirkan Menafsirkan
11. Guru mengarahkan siswa 11. Siswa berdiskusi
untuk bekerjasama dalam mene-
dengan kelompoknya. mukan jawaban.

Eksplanasi 12. Guru memilih beberapa 12. Siswa meng- Berkomunika


kelompok untuk komunikasikan si
menyajikan hasil hasil pengamatan
diskusinya. kelompok.
Penutup 13. Guru menyimpulkan 13. Siswa 5 menit
hasil diskusi bersama memperhatikan
siswa. penjelasan guru.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD

G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
- Lembar Kerja Siswa (LKS).
78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

A. Indikator
1. Mengetahui organ-organ pada sistem pencernaan manusia.
2. Menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan penyusun organ
pada sistem pencernaan manusia.
3. Menjelaskan proses terjadinya pencernaan makanan pada manusia.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
2. Siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan
penyusun organ sistem pencernaan.
3. Siswa dapat menyebutkan organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan disertai fungsinya.
4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam enzim yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan disertai fungsinya.

C. Materi Pembelajaran
- Organ-organ pencernaan pada manusia.
- Enzim-enzim pada proses pencernaan.

D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain).
Metode : Ekspositori, diskusi, praktikum.
79

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Alokasi
Model POE Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Aspek KPS
Kegiatan Waktu
Pendahul 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10 menit
uan perhatian siswa dengan panggilan guru.
mengecek kehadiran.

2. Guru menyampaikan 2. Siswa


tujuan pembelajaran mendengarkan
yang ingin dicapai. tujuan pembe-
lajaran yang
disampaikan
guru.

3. Guru memberikan 3. Siswa


apersepsi dengan memperhatikan,
menampilkan video mendengarkan,
tentang proses dan menjawab
pencernaan makanan. pertanyaan yang
Guru mengajukan diberikan guru.
pertanyaan
a. Apa yang kalian
ketahui tentang
proses mencerna
makanan?
b. Bisakah kalian
menyebutkan organ
yang terlibat di
dalam proses
mencerna makanan?

4. Guru membagikan 4. Siswa menerima


materi pembelajaran materi.
berbentuk hand out

Inti 5. Guru menjelaskan 5. Siswa menyimak 75 menit


materi kepada siswa. dengan seksama
(ekspositori) materi yang
diberikan guru.
6. Guru meminta siswa 6. Siswa bergabung
bergabung dengan dengan kelom-
kelompoknya. poknya.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa 7. Siswa melakukan Mengamati
memprediksi tentang: prediksi.
a. Bagaimana enzim
bekerja mengubah
suatu makanan ?
b. Apa yang terjadi
pada makanan
setelah masuk
melalui mulut kita?

Observasi 8. Guru mengajak siswa 8. Siswa melakukan


melakukan pengamatan pengamatan di
di dalam laboratorium dalam laborato-
80

tentang enzim dan proses rium.


kerja enzim.
9. Guru membimbing tiap 9. Siswa
kelompok secara memasukkan
bergiliran. hasil pengamatan
ke dalam tabel
dan mengklasi-
fikasikan secara
teoritis tentang Klasifikasi
perubahan warna
yang terjadi pada
kandungan saliva
diujikan dan
menafsikran
hasilnya.
10. Guru membimbing tiap 10. Siswa melakukan
kelompok untuk kegiatan dengan
memasukkan hasil petunjuk dari
pengamatan dan LKS.
menafsirkan Menafsirkan
11. Guru mengarahkan siswa 11. Siswa berdiskusi
untuk bekerjasama dalam mene-
dengan kelompoknya. mukan jawaban.

Eksplanasi 12. Guru memilih beberapa 12. Siswa meng- Berkomunika


kelompok untuk komunikasikan si
menyajikan hasil hasil pengamatan
diskusinya. kelompok.
Penutup 13. Guru menyimpulkan 13. Siswa 5 menit
hasil diskusi bersama memperhatikan
siswa. penjelasan guru.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD

G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
- Lembar Kerja Siswa (LKS).
81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

A. Indikator
1. Mengetahui macam-macam kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
2. Menjelaskan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan
manusia.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada
sistem pencernaan manusia.

C. Materi Pembelajaran
- Gangguan pada sistem pencernaan manusia.

D. Metode Pembelajaran
Model : POE (Predict-Observe-Explain).
Metode : Ceramah dan diskusi.
82

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Alokasi
Model POE Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Aspek KPS
Kegiatan Waktu
Pendahul 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10 menit
uan perhatian siswa dengan panggilan guru.
mengecek kehadiran.

2. Guru menyampaikan 2. Siswa


tujuan pembelajaran mendengarkan
yang ingin dicapai. tujuan pembe-
lajaran yang
disampaikan guru.

3. Guru memberikan 3. Siswa


apersepsi dengan memperhatikan,
bertanya: mendengarkan, dan
a. Pernahkah kalian menjawab
mengalami sakit pertanyaan yang
dibagian lambung? diberikan guru.
b. Apakah
penyebabnya?

4. Guru membagikan 4. Siswa menerima


materi pembelajaran materi.
berbentuk hand out

Inti 5. Guru menjelaskan 5. Siswa menyimak 75 menit


materi kepada siswa. dengan seksama
(ekspositori) materi yang
diberikan guru.
Prediksi 6. Guru mengajak siswa 6. Siswa melakukan Mengamati
memprediksi tentang: prediksi.
a. Apa yang
menyebabkan
seseorang
mengalami sakit
maag? Bahkan
dalam kondisi
tertentu bisa
menyebabkan
kematian?

Observasi 7. Guru mengajak siswa 7. Siswa melakukan


melakukan wawancara di wawancara
dalam kelas terkait terhadap temannya.
penyakit sistem
pencernaan yang
pernah/sedang diderita.
8. Guru membimbing siswa 8. Siswa memasukkan
secara bergiliran untuk dan meng-
membuat hasil klasifikasikan hasil
pengumpulan data. pengamatan ke Klasifikasi
dalam tabel yang
disediakan guru
dan menafsikran
83

hasilnya.
9. Guru membimbing tiap 9. Siswa melakukan
kelompok untuk kegiatan dengan
memasukkan hasil petunjuk dari guru. Menafsirkan
pengamatan dan
menafsirkan
Eksplanasi 10. Guru memilih beberapa 10. Siswa meng- Berkomunika
siswa untuk memaparkan komunikasikan si
apa penyakit yang hasil.
diderita, yang dirasakan,
dll.
Penutup 11. Guru memberikan 11. Siswa membuat 5 menit
lembar kerja kepada kesimpulan.
siswa untuk membuat
kesimpulan dari
wawancara dan
observasi yang telah
dilakukan di kelas.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD.
4. Lembar studi kasus.

G. Penilaian
- Penilaian kinerja umum keterampilan proses sains.
84

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

A. Indikator
1. Menjelaskan fungsi makanan.
2. Mengetahui perbedaan zat makanan makro dan mikro.
3. Menjelaskan macam zat makanan dan fungsinya bagi tubuh

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian makanan bergizi dan higienis.
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi makanan.
3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zat makanan dan fungsinya.
4. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian juga proses dari zat makanan

C. Materi Pembelajaran
- Fungsi makanan.
- Zat Makanan dan perannya di dalam tubuh.

D. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah, praktikum.
85

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Aspek Alokasi


Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Kegiatan KPS Waktu
Pendahuluan 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10 menit
perhatian siswa panggilan guru.
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan tujuan
pembelajaran yang pembelajaran yang
ingin dicapai. disampaikan guru.

3. Guru memberikan 3. Siswa


apersepsi dengan memperhatikan,
bertanya: mendengarkan, dan
a. Apa yang menjawab
kalian ketahui pertanyaan yang
tentang diberikan guru.
makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian
menyebutkan
macam zat
makanan?
4. Guru membagikan 4. Siswa menerima
materi materi.
pembelajaran
berbentuk hand out
Inti Eksplo 5. Guru membagi 5. Siswa bergabung 75 menit
rasi siswa ke dalam dengan
kelompok yang kelompoknya.
heterogen.
6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan
siswa berdiskusi diskusi kelompok.
tentang apa yang
menyebabkan
seseorang memiliki
badan yang kurus
dan badan gemuk,
berdasarkan
gambar yang
Mengamati
ditampilkan.
7. Guru mengajak 7. Siswa melakukan
siswa melakukan pengamatan di
pengamatan di dalam laboratorium
dalam laboratorium dengan
tentang kandungan menggunakan LKS
zat makanan di yang disediakan
dalam beberapa guru.
bahan makanan
86

yang disajikan.
Elabor 8. Guru membimbing 8. Siswa memasukkan
asi tiap kelompok hasil pengamatan
secara bergiliran. ke dalam tabel dan
mendiskusikan
hasil pengamatan. Klasifikasi
9. Guru membimbing 9. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
untuk memasukkan petunjuk dari LKS.
hasil pengamatan
10. Guru mengarahkan 10. Siswa berdiskusi
siswa untuk dalam menemukan
bekerjasama jawaban.
dengan kelompok
Menafsirkan
dalam menjawab
dan menafsirkan
hasil
pengamatannya..
11. Guru memilih 11. Siswa meng-
beberapa kelompok komunikasikan
Berkomunikasi
untuk menyajikan hasil pengamatan
hasil diskusinya. kelompok.
Konfir 12. Guru mengulas 12. Siswa
masi kembali materi memperhatikan
yang telah penjelasan guru.
dipelajari
Penutup 13. Guru meminta 13. Siswa 5 menit
siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah dipelajari.
dibahas.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD

G. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
87

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

Indikator
1. Mengetahui organ-organ pada sistem pencernaan manusia.
2. Menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan penyusun organ pada
sistem pencernaan manusia.
3. Menjelaskan proses terjadinya pencernaan makanan pada manusia.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi.
2. Siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dengan fungsi jaringan
penyusun organ sistem pencernaan.
3. Siswa dapat menyebutkan organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan disertai fungsinya.
4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam enzim yang terlibat dalam
proses pencernaan makanan disertai fungsinya.

B. Materi Pembelajaran
- Organ-organ pencernaan pada manusia.
- Enzim-enzim pada proses pencernaan.

C. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah, praktikum.
88

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Tahapan Aspek Alokasi
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Kegiatan KPS Waktu
Pendahuluan 1. Guru memusatkan 1. Siswa merespon 10 menit
perhatian siswa panggilan guru.
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan tujuan
pembelajaran yang pembelajaran yang
ingin dicapai. disampaikan guru.

3. Guru memberikan 3. Siswa


apersepsi dengan memperhatikan,
menampilkan video mendengarkan, dan
proses pencernaan menjawab
makanan dan pertanyaan yang
member diberikan guru.
pertanyaan:
a. Apa yang
kalian ketahui
tentang proses
mencerna
makanan?
b. Bisakah kalian
menyebutkan
organ yang
berperan
dalam proses
mencerna
makanan?
4. Guru membagikan 4. Siswa menerima
materi materi.
pembelajaran
berbentuk hand out
Inti Eksplo 5. Guru membagi 5. Siswa bergabung 75 menit
rasi siswa ke dalam dengan
kelompok yang kelompoknya.
heterogen.
6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan
siswa berdiskusi diskusi kelompok.
tentang:
a. Bagaimana
enzim bekerja
mengubah
suatu
makanan? Mengamati
b. Apa yang
terjadi pada
makanan
setelah masuk
melalui mulut
kita?
7. Guru mengajak 7. Siswa melakukan
89

siswa melakukan pengamatan di


pengamatan di dalam laboratorium
dalam laboratorium dengan
tentang enzim dan menggunakan LKS
proses kerja enzim. yang disediakan
guru.
Elabor 8. Guru membimbing 8. Siswa memasukkan
asi tiap kelompok hasil pengamatan
secara bergiliran. ke dalam tabel dan
mendiskusikan
hasil pengamatan. Klasifikasi
9. Guru membimbing 9. Siswa melakukan
tiap kelompok kegiatan dengan
untuk memasukkan petunjuk dari LKS.
hasil pengamatan
10. Guru mengarahkan 10. Siswa berdiskusi
siswa untuk dalam menemukan
bekerjasama jawaban.
dengan kelompok
Menafsirkan
dalam menjawab
dan menafsirkan
hasil
pengamatannya..
11. Guru memilih 11. Siswa meng-
beberapa kelompok komunikasikan
Berkomunikasi
untuk menyajikan hasil pengamatan
hasil diskusinya. kelompok.
Konfir 12. Guru mengulas 12. Siswa
masi kembali materi memperhatikan
yang telah penjelasan guru.
dipelajari
Penutup 13. Guru meminta 13. Siswa 5 menit
siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah dipelajari.
dibahas.

E. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD

F. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : IPA Biologi


Kelas/Semester : XI (Sebelas) / Genap
Pertemuan :3
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi 3
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan
dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar 3.3


Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada
manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

A. Indikator
1. Mengetahui macam-macam kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
2. Menjelaskan kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan
manusia.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam kelainan/penyakit pada sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa dapat mendeskripsikan penyebab terjadinya kelainan/penyakit pada
sistem pencernaan manusia.

C. Materi Pembelajaran
- Gangguan pada sistem pencernaan manusia.

D. Metode Pembelajaran
Model : Inquiry
Metode : Diskusi, ceramah.
91

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Aspek Alokasi
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
KPS Waktu
Pendahuluan 1. Guru 1. Siswa merespon 10 menit
memusatkan panggilan guru.
perhatian siswa
dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru 2. Siswa
menyampaikan mendengarkan
tujuan tujuan
pembelajaran pembelajaran
yang ingin yang disampaikan
dicapai. guru.

3. Guru 3. Siswa
memberikan memperhatikan,
apersepsi dengan mendengarkan,
bertanya: dan menjawab
a. Pernahkah pertanyaan yang
kalian diberikan guru.
merasakan
nyeri di
bagian perut?
b. Apa
penyebab
nyeri
tersebut?
4. Guru 4. Siswa menerima
membagikan materi.
materi
pembelajaran
berbentuk hand
out
Inti Eksplorasi 5. Guru meminta 5. Siswa bergabung 75 menit
siswa duduk dengan
bergabung kelompoknya.
dengan
kelompoknya.
6. Guru mengajak 6. Siswa melakukan
siswa berdiskusi diskusi
tentang penyebab kelompok.
seseorang sakit
maag bahkan
dalam kondisi
tertentu dapat
menyebabkan Mengamati
kematian.
7. Guru mengajak 7. Siswa melakukan
siswa melakukan pengamatan studi
pengamatan di kasus dengan
dalam kelas petunjuk LKS
dengan studi yang diberikan
kasus yang guru.
92

diberikan guru.
Elaborasi 8. Guru 8. Siswa
membimbing tiap memasukkan
kelompok secara hasil pengamatan
bergiliran. ke dalam tabel
dan
mendiskusikan
Klasifikasi
hasil pengamatan.
9. Guru 9. Siswa melakukan
membimbing tiap kegiatan dengan
kelompok untuk petunjuk dari
memasukkan LKS.
hasil pengamatan
10. Guru 10. Siswa berdiskusi
mengarahkan dalam
siswa untuk menemukan
bekerjasama jawaban.
dengan kelompok Menafsirkan
dalam menjawab
dan menafsirkan
hasil
pengamatannya..
11. Guru memilih 11. Siswa meng-
beberapa komunikasikan
kelompok untuk hasil pengamatan Berkomunikasi
menyajikan hasil kelompok.
diskusinya.
Konfirmasi 12. Guru mengulas 12. Siswa
kembali materi memperhatikan
yang telah penjelasan guru.
dipelajari
Penutup 13. Guru meminta 13. Siswa 5 menit
siswa menyimpulkan
menyimpulkan materi yang telah
materi yang telah dipelajari.
dibahas.

F. Media dan Sumber Belajar


1. Buku IPA Biologi SMA dan MA Jilid 2, KTSP, Penerbit Esis, Tahun
2007.
2. Buku IPA Biologi untuk SMA Kelas XI, KTSP, Penerbit Erlangga, Tahun
2008.
3. Laptop dan LCD.

G. Penilaian
Penilaian diambil dari tes hasil belajar pada akhir konsep materi dibahas.
93

Lampiran 3

Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Eksperimen

Nama Kelompok : ………………………….

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI IPA
Semester :I
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan
(misalnya ruminansia).
Indikator : Mengetahui keberadaan kandungan karbohidrat dan
protein pada jenis makanan tertentu.

A. Tujuan

Melalui kegiatan ini kamu dapat:


1. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kandungan zat suatu
bahan makanan.
2. Mengetahui kaitan antara perubahan warna dan keberadaan suatu zat
makanan.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.

B. Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi 4. Larutan Iod
2. Pipet 5. Larutan Biuret
3. Mortar dan alat tumbuk
94

Bahan Makanan
(1) Tahu, (2) tempe, (3) kentang, (4) roti, (5) pisang, dan (6) mie, yang telah
ditumbuk lalu dilarutkan ke dalam air.

C. Cara Kerja

1. Uji iod (uji tepung karbohidrat polisakarida)

 Masukkan 5 mL larutan hasil penggerusan bahan makanan ke dalam


tabung reaksi. Tambahkan dua tetes larutan iod dan amati perubahan
yang terjadi dalam tabung.
 Bila larutan berubah warna menjadi hitam atau kebiruan, bahan
makanan yang diuji mengandung karbohidrat.

2. Uji Biuret (uji protein)

 Masukkan 1 mL larutan hasil penggerusan bahan makanan ke dalam


tabung reaksi.
 Tambahkan setetes demi setetes larutan Biuret sambil dikocok hingga
tercapai warna maksimum (tidak terjadi perubahan lagi). Bandingkan
hasil percobaan untuk tiap bahan makanan yang kamu uji.

D. PREDIKSI – OBSERVASI
 Aspek KPS yang dinilai: Mengamati

Tabel 1.1
Pengamatan Kandungan Bahan Yang Diuji

Prediksi Observasi
No. Bahan Makanan
Yang Diuji
Kandungan Kandungan Kandungan Kandungan
Karbohidrat Protein Karbohidrat Protein
1.

2.

3.

4.
95

5.

6.

Keterangan:
(-) : sedikit sekali (++) : sedang/banyak
(+) : kurang (+++) : banyak sekali

 Aspek KPS yang dinilai: Klasifikasi

Berikut ini terdapat beberapa jenis makanan, lalu kelompokkanlah ke dalam

tabel 1.2 berdasarkan jenis kandungannya:

Telur, daging sapi, jagung, daging ayam, apel, sosis, kacang panjang, buncis,

bayam, kangkung, jambu biji, ikan kembung, singkong, ubi jalar, udang,

kerang, pisang kepok, nanas, susu sapi, jeruk, mangga, ketupat, ikan asin,

nasi, semangka, ikan tongkol,

Tabel 1.2

Pengelompokkan Jenis Kandungan Makanan

Protein Mineral
Karbohidrat Vitamin
Hewani Nabati
96

E. EKSPLANASI
 Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan - Berkomunikasi

Di bawah ini disajikan daftar kandungan bahan makanan (DKBM) sebagai


bahan referensi Anda, lalu diskusikan hasil pengamatan kelompok Anda pada
tabel 1.1, dan rumuskan kesimpulannya pada kolom yang tersedia!

Tabel 1.3
Daftar Kandungan Bahan Makanan
Kandungan
No. Bahan Makanan
Protein Lemak Karbohidrat
(%) (%) (%)
1. Kentang 2.0 0.1 19.1

2. Tahu 23.55 5.54 26.92

3. Tempe 20.7 8.8 13.5

4. Pisang Ambon 1.2 - 25.8

5. Roti 4.0 - 40.0

6. Mie 10.0 18.0 53.0


Dari berbagai sumber
97

Kemukakan alasan Anda di bawah ini!

***Selamat Mengerjakan***
98

Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Eksperimen

Nama Kelompok : ………………………….


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI IPA
Semester :I
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan
(misalnya ruminansia).
Indikator : Mengetahui kerja enzim ptialin pada air liur.

A. Tujuan

Melalui kegiatan ini kamu dapat:


1. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kandungan zat suatu
bahan makanan.
2. Mengetahui kaitan antara saliva dan perubahan warna yang terjadi.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.

B. Alat dan Bahan


Alat
1. Tabung reaksi 7. pembakar spirtus
2. Rak tabung reaksi 8. Gelas beker 500 mL
3. Pipet tetes 9. Pipet
4. Kaki tiga 10. Kertas buram
5. Saringan kaki tiga 11. Tusuk gigi
6. Plak tetes 12. Reagen: Biuret (u/ menguji adanya
protein) & Benedict (u/ menguji adanya
glukosa)
Bahan
1. Larutan kanji
2. Putih telur
3. Minyak goring
99

C. Cara Kerja
- Untuk Minyak goreng
1. Tandai plak tetes dengan nama minyak goreng dan minyak goreng + saliva.
2. Tuang minyak goreng di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu minyak goreng yang sudah ditandai.
kemudian aduk dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Oles masing-masing minyak goreng tersebut ke kertas buram.
5. Amati apa yang terjadi.

- Untuk putih telur


1. Tandai plak tetes dengan nama putih telur dan putih telur + saliva.
2. Tuang putih telur di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu putih telur yang sudah ditandai
kemudian aduk. dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Tetesi dengan biuret kedua putih telur tersebut.
5. Amati apa yang terjadi.

- Untuk larutan kanji


1. Isi gelas beker 500 ml dengan air sebanyak 150 ml.
2. Pasang kaki tiga, pembakar spirtus, saringan kaki tiga dan taruh gelas
beker yang sudah diisi air di atas saringan kaki tiga.
3. Tandai 2 tabung reaksi dengan huruf A dan B.
4. Isi kedua tabung reaksi tersebut dengan larutan kanji.
5. Pada tabung reaksi B berikan air ludah secukupnya kemudian kocok.
Diamkan 5 menit.
6. Tambahkan benedict.
7. Masukkan 2 tabung reaksi tersebut ke dalam gelas beker yang sudah
dipanasi tadi.
8. Amati apa yang terjadi.

D. PREDIKSI - OBSERVASI
 Aspek KPS yang dinilai: Mengamati - Klasifikasi

Tabel 2.1
Pengamatan Bahan Yang Diuji
Prediksi Observasi

Jenis Uji Bahan Uji


Tanpa Dengan Berpengaruh/ Tanpa Dengan Berpengaruh/
Saliva Saliva Tidak Saliva Saliva Tidak

Uji Ptialin Larutan kanji

Minyak
goreng

Putih telur
100

E. EKSPLANASI
 Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan - Berkomunikasi

Diskusikan hasil pengamatan kelompok Anda, kemudian rumuskan kesimpulannya


pada kolom dibawah ini!

***Selamat Mengerjakan***

***Selamat Mengerjakan***
101

Lampiran 4

Pertemuan I
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Kontrol

Nama Kelompok : ………………………….

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI IPA
Semester :I
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan
(misalnya ruminansia).
Indikator : Mengetahui keberadaan kandungan karbohidrat dan
protein pada jenis makanan tertentu.

A. Tujuan

Melalui kegiatan ini kamu dapat:


1. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kandungan zat suatu
bahan makanan.
2. Mengetahui kaitan antara perubahan warna dan keberadaan suatu zat
makanan.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
Menguji keberadaan kandungan karbohidrat dan protein pada jenis
makanan tertentu.
B. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi 4. Larutan Iod
2. Pipet 5. Larutan Biuret
3. Mortar dan alat tumbuk

Bahan Makanan
Tahu, tempe, kentang, roti, pisang ambon, dan mie yang telah ditumbuk lalu
dilarutkan ke dalam air.
102

C. Cara Kerja

1. Uji iod (uji tepung karbohidrat polisakarida)

 Masukkan 5 mL larutan hasil penggerusan bahan makanan ke dalam


tabung reaksi. Tambahkan dua tetes larutan iod dan amati perubahan
yang terjadi dalam tabung.
 Bila larutan berubah warna menjadi hitam atau kebiruan, bahan
makanan yang diuji mengandung karbohidrat.

2. Uji Biuret (uji protein)

 Masukkan 1 mL larutan hasil penggerusan bahan makanan ke dalam


tabung reaksi.
 Tambahkan setetes demi setetes larutan Biuret sambil dikocok hingga
tercapai warna maksimum (tidak terjadi perubahan lagi). Bandingkan
hasil percobaan untuk tiap bahan makanan yang kamu uji.

D. Hasil
 Aspek KPS yang dinilai: Mengamati

1. Uji iod

Tabel 1.1

Bahan Makanan Perubahan Warna -> hitam/kebiruan

(+) Jika YA; (-) Jika TIDAK


103

2. Uji Biuret

Tabel 1.2

Bahan Makanan Perubahan Warna Yang Terjadi

+ : Kurang Pekat; ++: Pekat; +++: Sangat Pekat; ++++: Sangat Sangat Pekat

 Aspek KPS yang dinilai: Klasifikasi

Berikut ini terdapat beberapa jenis makanan, lalu kelompokkanlah ke dalam

tabel 1.3 berdasarkan jenis kandungannya:

Telur, daging sapi, jagung, daging ayam, apel, sosis, kacang panjang, buncis,

bayam, kangkung, jambu biji, ikan kembung, singkong, ubi jalar, udang,

kerang, pisang kepok, nanas, susu sapi, jeruk, mangga, ketupat, ikan asin,

nasi, semangka, ikan tongkol,

Tabel 1.3

Pengelompokkan Jenis Kandungan Makanan

Protein Mineral
Karbohidrat Vitamin
Hewani Nabati
104

E. Pembahasan dan Kesimpulan

 Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan dan Berkomunikasi


Diskusikan hasil pengamatan kelompok Anda pada tabel 1.1, 1.2, dan 1.3, kemudian
rumuskan kesimpulannya pada kolom dibawah ini!
105

F. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu di atas!
1. Bahan makanan apakah yang mengandung karbohidrat dan bahan makanan
apakah yang mengandung protein?
2. Warna apakah yang terjadi bila percobaan uji Biuret positif?
3. Apa manfaat karbohidrat dan protein pada makanan?

***Selamat Mengerjakan***
106

Pertemuan II
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Kelas Kontrol

Nama Kelompok : ………………………….

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI IPA
Semester :I
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan
hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin
terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan
(misalnya ruminansia).
Indikator : Mengetahui kerja enzim ptialin pada air liur.

A. Tujuan

Melalui kegiatan ini kamu dapat:


1. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kandungan zat suatu
bahan makanan.
2. Mengetahui kaitan antara saliva dan perubahan warna yang terjadi.
3. Mengkomunikasikan hasil percobaan.

B. Alat dan Bahan


Alat
1. Tabung reaksi 7. pembakar spirtus
2. Rak tabung reaksi 8. Gelas beker 500 mL
3. Pipet tetes 9. Pipet
4. Kaki tiga 10. Kertas buram
5. Saringan kaki tiga 11. Tusuk gigi
6. Plak tetes 12. Reagen: Biuret (u/ menguji adanya
protein) & Benedict (u/ menguji adanya
glukosa)
Bahan
1. Larutan kanji 3. Minyak goreng
2. Putih telur
107

C. Cara Kerja
- Untuk Minyak goreng
1. Tandai plak tetes dengan nama minyak goreng dan minyak goreng + saliva.
2. Tuang minyak goreng di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu minyak goreng yang sudah ditandai.
kemudian aduk dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Oles masing-masing minyak goreng tersebut ke kertas buram.
5. Amati apa yang terjadi.

- Untuk putih telur


1. Tandai plak tetes dengan nama putih telur dan putih telur + saliva.
2. Tuang putih telur di kedua tempat yang sudah ditandai tersebut.
3. Berikan air ludah pada salah satu putih telur yang sudah ditandai
kemudian aduk. dengan tusuk gigi. Biarkan 5 menit.
4. Tetesi dengan biuret kedua putih telur tersebut.
5. Amati apa yang terjadi.

- Untuk larutan kanji


1. Isi gelas beker 500 ml dengan air sebanyak 150 ml.
2. Pasang kaki tiga, pembakar spirtus, saringan kaki tiga dan taruh gelas
beker yang sudah diisi air di atas saringan kaki tiga.
3. Tandai 2 tabung reaksi dengan huruf A dan B.
4. Isi kedua tabung reaksi tersebut dengan larutan kanji.
5. Pada tabung reaksi B berikan air ludah secukupnya kemudian kocok.
Diamkan 5 menit.
6. Tambahkan benedict.
7. Masukkan 2 tabung reaksi tersebut ke dalam gelas beker yang sudah
dipanasi tadi.
8. Amati apa yang terjadi.

D. Hasil Pengamatan
 Aspek KPS yang dinilai: Mengamati dan Klasifikasi
Hasil Pengamatan
Jenis Uji Bahan Uji
Tanpa Saliva Dengan Saliva Berpengaruh/Tidak

Uji Ptialin Larutan kanji

Minyak goreng

Putih telur
108

E. Pembahasan dan Kesimpulan


 Aspek KPS yang dinilai: Menafsirkan dan Berkomunikasi

Diskusikan hasil pengamatan kelompok Anda, kemudian rumuskan kesimpulannya


pada kolom dibawah ini!

F. Pertanyaan
1. Apakah yang terkandung dalam saliva?
2. Enzim apakah yang kamu amati?
3. Bagaimana kerja enzim tersebut?
4. Jelaskan mengapa saliva penting dalam proses pencernaan!

***Selamat Mengerjakan***
109

Lampiran 5

DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN

No. Nama Siswa Nilai


Pretest Posttest
1 Agung Gustiawan 50 52
2 Anggi R. 58 60
3 Annisa Defa Griyani 42 70
4 Andara Gita P. 62 75
5 Anisa Rahmadiani 46 76
6 Annisa Suwandi 56 76
7 Asep Zaini R. 50 72
8 Azizah Aufah 58 70
9 Cut Novia M. 52 70
10 Dewi Rahmawati 72 74
11 Eka Sakti S. 56 82
12 Eliza Dyah Ayu 40 82
13 Fadhiil Nabhaan 44 86
14 Fatimah Azzahra 48 82
15 Fawwaz Yusa G. 44 86
16 Haris Tharivar 48 86
17 Jihan Sahra 52 56
18 Karen Nur A. 54 58
19 Laura Desita 52 60
20 May Tasya 52 78
21 M. Alfian S. 56 80
22 M. Hanifa A. 44 50
23 M. Sultan C. 60 65
24 Mutiara W 52 88
25 Nurul Izzah D. Y. 64 88
26 Pandjy Taryana 60 88
27 Riftya M. 54 88
28 Salma R. Zulfa 68 88
29 Sheila S. Guntur 64 88
30 Sindi Lestari 68 92
31 Siti Masrofah 68 92
32 Slamet Riyadi 60 92
33 Soleh A. Azis 64 92
34 Yasinta Analaris 68 92
35 Yeni Rahmadanti 72 92
110

Lampiran 6

DATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST


KELAS KONTROL

Nilai
No. Responden
Pretest Posttest
1 Adam Muhammad Siddiq 40 40
2 Aldy A. R. 40 44
3 Alvin Raihan 36 44
4 Anggi Arvianita 36 48
5 Berliana Maretha A. 38 48
6 Camila L. S. 38 52
7 Diky Mancini Putra 38 56
8 Dwi Noerbella 42 60
9 Fany Justica 42 60
10 Febrianti 42 60
11 Febriyanti Putri 42 65
12 Fitriana Shinta Devi 48 65
13 Fundi Agustiandi 48 70
14 M. Aqmal B. D. 49 70
15 M. Arif P. 52 64
16 M. Dzikri A. 52 64
17 Maudy Yulianti 50 60
18 Melati C. 50 68
19 Mirjadidi Al-Adalah 56 68
20 Nadhifah Putri Cihandha 54 72
21 Navra Abdilla Nur Aini 58 72
22 Novriansyah T. A. 49 76
23 Nurul Isthifa S. 52 72
24 Putri Siti F. 58 72
25 Ranthy Saffanah 60 76
26 Rendyto Alvandy 60 76
27 Riffatul Fatma 66 76
28 Rinita Safira 66 72
29 Siti Khalifah 68 72
30 Sultan Malik S. 60 76
31 Uray Putri Tara Allenia 54 80
32 Valerie Paulina S. 52 80
33 Widi Aulia 70 80
34 Yolanda Rahman 70 80
35 Yunita D. P. 70 80
111

Lampiran 7

Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen

Perhitungan nilai N-Gain berdasarkan rumus berikut ini:

Dengan kategori perolehan:


 G - tinggi : nilai G ≥ 0,7
 G - sedang : nilai 0,30 ≤ G ≤ 0,7
 G - rendah : nilai < 0,30

Nilai
No. Nama Siswa Gain (G) Kategori
Pretest Postest
1 Agung Gustiawan 50 52 0,04 Rendah
2 Anggi R. 58 60 0,05 Rendah
3 Annisa Defa Griyani 42 70 0,48 Sedang
4 Andara Gita P. 62 75 0,34 Sedang
5 Anisa Rahmadiani 46 76 0,55 Sedang
6 Annisa Suwandi 56 76 0,45 Sedang
7 Asep Zaini R. 50 72 0,44 Sedang
8 Azizah Aufah 58 70 0,29 Rendah
9 Cut Novia M. 52 70 0,38 Sedang
10 Dewi Rahmawati 72 74 0,07 Rendah
11 Eka Sakti S. 56 82 0,60 Sedang
12 Eliza Dyah Ayu 40 82 0,70 Tinggi
13 Fadhiil Nabhaan 44 86 0,75 Tinggi
14 Fatimah Azzahra 48 82 0,65 Tinggi
15 Fawwaz Yusa G. 44 86 0,75 Tinggi
16 Haris Tharivar 48 86 0,73 Tinggi
17 Jihan Sahra 52 56 0,08 Rendah
18 Karen Nur A. 54 58 0,09 Rendah
19 Laura Desita 52 60 0,17 Rendah
20 May Tasya 52 78 0,54 Sedang
21 M. Alfian S. 56 80 0,56 Sedang
22 M. Hanifa A. 44 50 0,11 Rendah
23 M. Sultan C. 60 65 0,13 Rendah
24 Mutiara W 52 88 0,75 Tinggi
25 Nurul Izzah D. Y. 64 88 0,67 Sedang
26 Pandjy Taryana 60 88 0,70 Tinggi
27 Riftya M. 54 88 0,74 Tinggi
112

28 Salma R. Zulfa 68 88 0,63 Sedang


29 Sheila S. Guntur 64 88 0,67 Sedang
Nilai
No. Nama Siswa Gain (G) Kategori
Pretest Postest
30 Sindi Lestari 68 92 0,75 Tinggi
31 Siti Masrofah 68 92 0,75 Tinggi
32 Slamet Riyadi 60 92 0,80 Tinggi
33 Soleh A. Azis 64 92 0,78 Tinggi
34 Yasinta Analaris 68 92 0,75 Tinggi
35 Yeni Rahmadanti 72 92 0,71 Tinggi
Rata-rata 0,51 Sedang
113

Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol

Nilai
No. Nama Siswa Gain (G) Kategori
Pretest Postest
1 Adam Muhammad Siddiq 40 40 -0,06 Rendah
2 Aldy A. R. 40 44 0,06 Rendah
3 Alvin Raihan 36 44 0,12 Rendah
4 Anggi Arvianita 36 48 0,19 Rendah
5 Berliana Maretha A. 38 48 0,16 Rendah
6 Camila L. S. 38 52 0,22 Rendah
7 Diky Mancini Putra 38 56 0,30 Sedang
8 Dwi Noerbella 42 60 0,31 Sedang
9 Fany Justica 42 60 0,31 Sedang
10 Febrianti 42 60 0,31 Sedang
11 Febriyanti Putri 42 65 0,40 Sedang
12 Fitriana Shinta Devi 48 65 0,33 Sedang
13 Fundi Agustiandi 48 70 0,42 Sedang
14 M. Aqmal B. D. 49 70 0,41 Sedang
15 M. Arif P. 52 64 0,25 Rendah
16 M. Dzikri A. 52 64 0,25 Rendah
17 Maudy Yulianti 50 60 0,20 Rendah
18 Melati C. 50 68 0,36 Sedang
19 Mirjadidi Al-Adalah 56 68 0,27 Rendah
20 Nadhifah Putri Cihandha 54 72 0,39 Sedang
21 Navra Abdilla Nur Aini 58 72 0,27 Rendah
22 Novriansyah T. A. 49 76 0,53 Sedang
23 Nurul Isthifa S. 52 72 0,42 Sedang
24 Putri Siti F. 58 72 0,30 Sedang
25 Ranthy Saffanah 60 76 0,40 Sedang
26 Rendyto Alvandy 60 76 0,40 Sedang
27 Riffatul Fatma 66 76 0,29 Rendah
28 Rinita Safira 66 72 0,17 Rendah
29 Siti Khalifah 68 72 0,12 Rendah
30 Sultan Malik S. 60 76 0,40 Sedang
31 Uray Putri Tara Allenia 54 80 0,40 Sedang
32 Valerie Paulina S. 52 80 0,58 Sedang
33 Widi Aulia 70 80 0,33 Sedang
34 Yolanda Rahman 70 80 0,33 Sedang
35 Yunita D. P. 70 80 0,33 Sedang
Rata-rata 0,30 Sedang
114

Lampiran 8

Nilai LKS Kelas Eksperimen KPS

Pertemuan Pertemuan Pertemuan


No Kelompok
1 2 3
1 Kelompok I 70 85 90
2 Kelompok II 70 85 95
3 Kelompok III 75 85 95
4 Kelompok IV 70 80 90
5 Kelompok V 70 80 90
6 Kelompok VI 75 85 95
7 Kelompok VII 70 90 95
Jumlah 500 590 650
Rata-rata 71,42 84,28 92,85

Nilai LKS Kelas Kontrol

Pertemuan Pertemuan Pertemuan


No Kelompok
1 2 3
1 Kelompok I 65 75 80
2 Kelompok II 70 75 80
3 Kelompok III 75 80 85
4 Kelompok IV 70 75 80
5 Kelompok V 65 70 85
6 Kelompok VI 60 70 80
Jumlah 405 445 490
Rata-rata 67,5 74,16 81,67
115

Lampiran 9

Perhitungan Lembar Observasi KPS

Pertemuan I

Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Mengamati 2 1 2 1 2 1 2 11 78,6%
Klasifikasi 1 2 2 2 1 2 2 12 85,7%
Menafsirkan 1 1 2 1 2 2 1 10 71,42%
Berkomunikasi 2 3 4 4 1 4 3 21 75%

Pertemuan II

Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Mengamati 1 1 2 2 2 2 2 12 85,7%
Klasifikasi 2 1 1 2 1 2 2 11 78,6%
Menafsirkan 2 1 1 1 1 1 2 9 64,3%
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 22 78,6%

Pertemuan III

Pelaksanaan
Persenta
Aspek KPS Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel Jumlah
se
1 2 3 4 5 6 7
Berkomunikasi 4 2 2 4 4 2 4 16 57,14%

Keterlaksanaan
Aspek KPS
Presentase
Mengamati 82,15%
Klasifikasi 82,15%
Menafsirkan Pengamatan 67,86%
Berkomunikasi 70,24%
116

Lampiran 10

Perhitungan Lembar Observasi Keterlaksanaan KBM


Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

 Kelas Eksperimen : Model Pembelajaran POE


 Kelas Kontrol : Pembelajaran dengan metode EEK

Eksperimen Kontrol
Per- Per-
temuan Prediksi Observasi Eksplanasi temuan Eksplorasi Elaborasi Konfir-
masi
I 100 100 100 I 75 75 100
II 100 75 100 II 100 100 100
III 100 100 100 III 100 100 100
Total (%) 100 100 100 Total (%) 91,67 91,67 100
117

Lampiran 11

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parung


Mata Pelajaran / Materi : Biologi / Sistem Pencernaan Makanan
Kelas / Semester : XI/II
Tahun Pelajaran : 2014-2015
Bentuk Soal : Uraian
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia).

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
1. Observasi Menggunakan Menyebutkan urutan C1 1 Amati gambar berikut! Urutan sistem pencernaan manusia:
sebanyak mungkin organ yang terlibat  Mulut
indera dalam proses  Kerongkongan
pencernaan  Lambung
 Usu halus
 Usus besar
 Anus
118

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak

Urutkan sistem pencernaan pada manusia dari


atas ke bawah!
119

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyebutkan bagian C1 2 Perhatikan gambar di bawah ini! Bagian gigi:
gigi (a) Gigi seri: memotong makanan
(b) Gigi taring : menyobek makanan
(c) Gigi geraham depan dan (d) gigi
geraham belakang : mengunyah
makanan

Apa nama bagian gigi yang diberi tanda dan


jelaskan fungsinya!
120

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menjelaskan kelenjar C2 3 Amati gambar! Kelenjar ludah terdiri dari kelenjar parotis
pencernaan di mulut (a), kelenjar submandibularis (b) dan
kelenjar sublingualis (c), yang
menghasilkan air liur (saliva) yang
mengandung enzim ptialin atau amilase
yang akan mengubah amilum
(polisakarida) menjadi maltosa.

Berikut merupakan salah satu kelenjar yang


berperan dalam sistem pencernaan di dalam
mulut. Apa nama kelenjar yang terdapat pada
gambar tersebut? Serta jelaskan fungsinya!
121

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
2. Mengelo Mencari perbedaan, Mengelompokkan C2 4 Berikut ini merupakan kelainan pada sistem 1. Apendisitis yaitu peradangan pada
mpokkan/ persamaan. jenis kelainan pada pencernaan manusia umbai cacing.
Klasifikas sistem pencernaan 1) Apendisitis 2. Diare yaitu terjadinya pergerakan
i 2) Diare yang cepat dari materi tinja
3) Kolik usus disepanjang usus besar.
4) Konstipasi 3. Muntaber yaitu keluarnya muntah
5) Maag dan berak cair yang berlebih dan
6) Muntaber tidak teratur.
7) Konstipasi
8) GERD

Kelompokkan penyakit di atas yang


disebabkan oleh bakteri atau kuman dan
berikan penjelasan dari penyakit tersebut!

Mengelompokkan C2 5 Perhatikan sumber makanan berikut ini! Beras, jagung, kentang, sagu, dan
sumber karbohidrat 1) beras singkong.
yang menjadi 2) jagung
makanan pokok di 3) kentang
Indonesia 4) susu
5) daging
6) telur
7) sagu
8) mangga
9) kacang
10) singkong.

Dari sumber makanan di atas, manakah


yang termasuk sumber karbohidrat dan
makanan pokok di indonesia?
122

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Membandingkan. Mengklasifikasikan C3 6 Perhatikan menu makanan di bawah ini! Makanan dikatakan seimbang apabila
makanan yang dalam sajian yang dimakan makanan
seimbang Menu A Menu B mengandung karbohidrat, lemak,
 Nasi  Nasi
 Daging ayam  Tumis
protein, vitamin, mineral dan serat
 Sayur kacang kangkung nabati, juga air. Menu yang
panjang+tempe  Ikan memenuhi makanan seimbang adalah
 Sambal kembung
 Buah apel  Sambal
menu A.
 Air mineral  Buah jeruk
 Kerupuk
 Air mineral

Dari daftar menu yang disajikan pada


tabel, manakah menu yang bisa
dikatakan seimbang? Beri alasan!

3. Menafsir Menghubungkan Menghubungkan C5 7 Perhatikan gejala kelainan berikut. Dari gejala yang muncul pada dua
kan/ hasil-hasil kandungan zat kasus yang disajikan, keduanya
Interpret pengamatan. Kasus 1 : mengalami kekurangan zat besi.
makanan dengan
asi Sehingga, penderita kekurangan zat
penyakit Setiap kali bangun dari duduk, Masitoh besi bisa mengalami kekurangan
seringkali merasa pusing, mata darah (anemia). Maka, makanan yang
berkunang-kunang. Dan, setiap kali ikut dianjurkan untuk penderita anemia
upacara hari senin, ia selalu pingsan. adalah makanan yang kaya akan zat
besi, seperti bayam, kangkung, dan
Kasus 2: hati ayam.
Nuri memiliki adik perempuan usia 8
bulan, badan adiknya terlihat lemas,
bagian dalam matanya terlihat pucat, dan
semakin hari adik nuri tersebut seringkali
menolak jika diberi makan oleh ibunya,
sehingga hal itu berpengaruh pada
123

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
kenaikan berat badan adiknya.

Dari dua kasus yang disajikan, maka


asupan makanan apa yang sebaiknya
diberikan bagi Masitoh dan Adik Nuri?

Menghubungkan C5 8 Daging, ikan dan telur merupakan Yang akan terjadi adalah proses
proses pencernaan makanan yang kaya akan protein. Agar pencernaan di duodenum tidak akan
dengan enzim dapat diserap oleh tubuh, protein terlebih maksimal, karena di duodenum
pencernaan dahulu dicerna secara kimiawi di melanjutkan pencernaan protein dari
lambung dan duodenum hingga menjadi lambung
asam amino. Apa yang akan terjadi di
duodenum jika makanan itu dimakan
tetapi tidak mampu dicerna secara
maksimal di lambung disebabkan oleh
jumlah pepsin yang sedikit?
124

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyimpulkan. Menyimpulkan C4 9 Perhatikan tabel hasil percobaan uji Makanan K mengandung karbohidrat
kandungan dari makanan di bawah ini! jenis monosakarida dan juga
beberapa jenis polisakarida.
bahan makanan No.
Bahan
Benedict Biuret Lugol
Makanan
1. K Merah bata Abu-abu Biru tua Makanan L mengandung karbohidrat
2. L Merah bata Abu-abu Coklat
jenis monosakarida.
3. M Merah bata Ungu Coklat
4. N Biru muda Ungu Biru tua
5. O Biru muda Abu-abu Biru tua Makanan M mengandung karbohidrat
jenis monosakarida dan juga protein.
Apa yang dapat disimpulkan dari tabel
hasil percobaan di atas? Makanan N mengandung protein dan
amilum.

Makanan O hanya mengandung


amilum.
125

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
4. Berkomu Mengubah bentuk Mendiagramkan C4 10 Berikut disajikan daftar kandungan
200
nikasi penyajian. bahan makanan Vitamin C pada beberapa buah. Vit…
berdasarkan jumlah No. Buah
Kandungan Vit. C
kandungannya (mg/100 gr) 150
1. Kiwi 100
2. Jeruk 53
3. Pepaya 62
100
4. Jambu biji 183
5. Melon 42 50
*Sumber:
www.sunpride.co.id
0

Melon
Jeruk

Kiwi
Pepaya

Jambu Biji
Ubahlah daftar kandungan vit. C pada
tabel ke dalam sebuah diagram batang
dimulai dari kandungan paling rendah ke
paling tinggi!
126

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menyusun jumlah C5 11 Berikut disajikan daftar kebutuhan energi
40
kebutuhan dari protein bagi anak-anak berdasarkan
kandungan energi kelompok usia. 30
berdasarkan Energi Energi
Umur Lemak (%)
kelompok usia Protein (%)
20
0 – 5 bulan 9.4 36.2 Protein
6 – 11 bulan 11.2 29.0
1 – 3 tahun 13.0 27.9 10 Lemak
4 – 6 tahun 13.1 27.0
7 – 9 tahun 13.3 27.2 0
*Sumber:

0-5 bl
6-11 bl
1-3 th
4-6 th
7-9 th
hadiriyadiipb.file.wordpress.com

Ubahlah daftar tabel tersebut ke dalam bentuk


diagram garis!
127

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Menjelaskan hasil Menentukan C6 12 Berikut daftar kandungan zat makanan Untuk orang yang akan membentuk
percobaan atau makanan yang dari hasil suatu penelitian. otot lebih baik mengkonsumsi
penelitian. cocok untuk makanan yang kaya akan protein.
Bahan Kandungan
seseorang yang No.
Dari daftar kandungan tersebut, yang
ingin membentuk Makanan
Prot Lemak Karbo
paling cocok adalah mengkonsumsi
otot (%) (%) (%) tahu dan tempe, karena kedua
1. Kentang 2.0 0.1 19.1 makanan itu memiliki kandungan
2. Tahu 23.55 5.54 26.92 protein yang tinggi. protein yang
3. Tempe 20.7 8.8 13.5 tinggi dapat membantu proses
4. Pisang Ambon 1.2 - 25.8
regenasi sel dan perbanyakan jumlah
sel, sehingga otot menjadi besar.
5. Roti 4.0 - 40.0
6. Mie 10.0 18.0 53.0

*Dari
berbagai sumber

Dari tabel di atas, untuk seseorang yang


ingin membentuk otot, lebih baik
mengkonsumsi makanan apa? Mengapa
demikian?
128

Kesesuaian
butir soal
Jenjang No dengan
No. KPS Indikator KPS Indikator Soal Butir Soal Jawaban
Kognitif Soal indikator
Ya Tidak
Memprediksi C6 13 Seorang pasien di suatu rumah sakit Kelainan yang dialami oleh si pasien
kelainan pada mengalami rasa sakit di bagian dadanya adalah Gastro Esophageal Reflux
sistem pencernaan dengan gejala: Disease yaitu kelainan yang
disebabkan berlebihnya HCl dalam
1) Dada terasa nyeri seperti terbakar lambung sehingga keluar menuju
2) Perut terasa kembung, mual bahkan kerongkongan dan hal itu
hingga muntah mengakibatkan panas atau terbakar di
3) Mulut atau pangkal lidah terkadang dada dan terasa pahit di pangkal
terasa pahit lidah.
4) Terasa sulit ketika akan menelan
makan.

Berdasarkan gejala yang ditimbulkan,


penyakit apa yang diderita oleh si
pasien? Jelaskan!
129

Lampiran 12

INSTRUMEN TES PENELITIAN

Nama : ……………………..
Hari/Tanggal : ……………………..
Mata Pelajaran : ……………………..

Petunjuk : Jawablah pertanyaan uraian di bawah ini dengan benar!

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Apa nama bagian gigi yang diberi tanda dan jelaskan fungsinya!

2. Amati gambar berikut!

Berikut merupakan salah satu kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan di dalam
mulut. Apa nama kelenjar yang terdapat pada gambar tersebut? Serta jelaskan fungsinya!

3. Berikut ini merupakan kelainan pada sistem pencernaan manusia


1) Apendisitis
2) Diare
3) Kolik usus
4) Konstipasi
5) Maag
6) Muntaber
7) Konstipasi
8) GERD
130

Kelompokkan penyakit di atas yang disebabkan oleh bakteri atau kuman dan berikan
penjelasan dari penyakit tersebut!

4. Perhatikan gejala kelainan berikut!


Kasus1 :
Setiap kali bangun dari duduk, Masitoh seringkali merasa pusing, mata berkunang-kunang.
Dan, setiap kali ikut upacara hari senin, ia selalu pingsan.

Kasus 2:
Nuri memiliki adik perempuan usia 8 bulan, badan adiknya terlihat lemas, bagian dalam
matanya terlihat pucat, dan semakin hari adik nuri tersebut seringkali menolak jika
diberimakan oleh ibunya, sehingga hal itu berpengaruh pada kenaikan berat badan adiknya.

Dari dua kasus yang disajikan, maka asupan makanan apa yang sebaiknya diberikan bagi
Masitoh dan Adik Nuri?

5. Perhatikan tabel hasil percobaan uji makanan di bawah ini!


No Bahan
Benedict Biuret Lugol
. Makanan
1. K Merah bata Abu-abu Biru tua
2. L Merah bata Abu-abu Coklat
3. M Merah bata Ungu Coklat
4. N Biru muda Ungu Biru tua
5. O Biru muda Abu-abu Biru tua

Apa yang dapat disimpulkan dari tabel hasil percobaan di atas?

6. Berikut disajikan daftar kandungan Vitamin C pada beberapa buah.


Kandungan Vit. C
No. Buah
(mg/100 gr)
1. Kiwi 100
2. Jeruk 53
3. Pepaya 62
4. Jambu biji 183
5. Melon 42
*Sumber: www.sunpride.co.id

Ubahlah daftar kandungan vit. C pada tabel ke dalam sebuah diagram batang dimulai dari
kandungan paling rendah ke paling tinggi!

7. Berikut disajikan daftar kebutuhan energi dari protein bagi anak-anak berdasarkan kelompok
usia.
Energi Energi
Umur Protein Lemak
(%) (%)
0 – 5 bulan 9.4 36.2
6 – 11 bulan 11.2 29.0
1 – 3 tahun 13.0 27.9
4 – 6 tahun 13.1 27.0
7 – 9 tahun 13.3 27.2
*Sumber: hadiriyadiipb.file.wordpress.com
131

Ubahlah daftar tabel tersebut ke dalam bentuk diagram batang!

8. Berikut daftar kandungan zat makanan dari hasil suatu penelitian.

Bahan Kandungan
No
Makanan Prot Lemak Karbo
(%) (%) (%)
1. Kentang 2.0 0.1 19.1
2. Tahu 23.55 5.54 26.92
3. Tempe 20.7 8.8 13.5
Pisang
4. 1.2 - 25.8
Ambon
5. Roti 4.0 - 40.0
6. Mie 10.0 18.0 53.0
*Dari berbagai sumber

Dari tabel di atas, untuk seseorang yang ingin membentuk otot, lebih baik mengkonsumsi
makanan apa? Mengapa demikian?
132

KUNCI JAWABAN
INSTRUMEN TES PENELITIAN

1. Bagian gigi:
(a) Gigi seri: memotong makanan
(b) Gigi taring : menyobek makanan
(c) Gigi geraham depan dan (d) gigi geraham belakang : mengunyah
makanan

2. Kelenjar ludah terdiri dari kelenjar parotis (a), kelenjar submandibularis


(b) dan kelenjar sublingualis (c), yang menghasilkan air liur (saliva) yang
mengandung enzim ptialin atau amilase yang akan mengubah amilum
(polisakarida) menjadi maltosa.

3. Kelainan sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri/kuman:


a. Apendisitis yaitu peradangan pada umbai cacing.
b. Diare yaitu terjadinya pergerakan yang cepat dari materi tinja
disepanjan gusus besar.
c. Muntaber yaitu keluarnya muntah dan berak cair yang berlebih dan
tidak teratur.

4. Dari gejala yang muncul pada dua kasus yang disajikan, keduanya
mengalami kekurangan zat besi. Sehingga, penderita kekurangan zat besi
bisa mengalami kekurangan darah (anemia). Maka, makanan yang
dianjurkan untuk penderita anemia adalah makanan yang kaya akan zat
besi, seperti bayam, kangkung, dan hati ayam.

5. Kesimpulan dari data pada tabel adalah:

Bahan
No. Benedict Biuret Lugol
Makanan
1. K Merah bata Abu-abu Biru tua
2. L Merah bata Abu-abu Coklat
3. M Merah bata Ungu Coklat
4. N Biru muda Ungu Biru tua
5. O Biru muda Abu-abu Biru tua

Makanan K mengandung karbohidrat jenis monosakarida dan juga


polisakarida.
Makanan L mengandung karbohidrat jenis monosakarida.
Makanan M mengandung karbohidrat jenis monosakarida dan juga
protein.
Makanan N mengandung protein dan amilum.
133

Makanan O hanya mengandung amilum.


6. Diagram batang dari data yang disajikan adalah:
200
180 Vit. C
160
140
120
100
80
60
40
20
0

7. Diagram batang dari data yang disajikan adalah:


40
30
20 Protein
10
Lemak
0
0-5 6-11 1-3 4-6 7-9
bl bl th th th

8. Untuk orang yang akan membentuk otot lebih baik mengkonsumsi


makanan yang kaya akan protein. Dari daftar kandungan tersebut, yang
paling cocok adalah mengkonsumsi tahu dan tempe, karena kedua
makanan itu memiliki kandungan protein yang tinggi. protein yang tinggi
dapat membantu proses regenasi sel dan perbanyakan jumlah sel, sehingga
otot menjadi besar.
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 25.81
Simpang Baku= 12.14
KorelasiXY= 0.64
Reliabilitas Tes= 0.78
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Achmad Nur Aziz 25 8 33
2 2 Alya Rahma Ad... 24 26 50
3 3 Amelya Candra 6 3 9
4 4 Antika Putri 4 6 10
5 5 Atria Nawangw... 24 15 39
6 6 Aulia Putri A... 9 8 17
7 7 Dea Arini 18 8 26
8 8 Desi Ami N. 26 9 35
9 9 Dhea Cahya 23 6 29
10 10 Dimas Agung 14 12 26
11 11 Firdariani 9 5 14
12 12 Grace Hasianti 27 22 49
13 13 Iwang Naufal 19 12 31
14 14 Labiib Akbar 12 9 21
15 15 Litha Fitri A. 27 16 43
16 16 M. Iqbal Hafiz 13 9 22
17 17 M. Nazib 9 4 13
18 18 M. Ulul Albab 10 5 15
19 19 Meiranda 9 8 17
20 20 Nada Insyiroh 15 8 23
21 21 Norman Firman 2 9 11
22 22 Raka Adji 4 4 8
23 23 Rika Ariyani 25 20 45
24 24 Rinda Gustina 11 13 24
25 25 Riza Nur Fauziah 15 7 22
26 26 Sarah Mauren M. 14 19 33
27 27 Siti Soleha 18 11 29
28 28 Tia Restiana 8 4 12
29 29 Vika Oktika 7 6 13
30 30 Vira Damayanti 15 17 32
31 31 Windi Ayu A. 21 17 38
32 32 Yosua Adiguna 20 17 37

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR

1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 4 4 1
2 12 Grace Hasianti 49 4 4 4 4 4
3 23 Rika Ariyani 45 5 5 5 5 3
4 15 Litha Fitri A. 43 5 5 4 4 5
5 5 Atria Nawangw... 39 5 1 3 3 0
6 31 Windi Ayu A. 38 3 2 4 4 2
7 32 Yosua Adiguna 37 5 5 1 1 4
8 8 Desi Ami N. 35 5 1 1 1 4
9 1 Achmad Nur Aziz 33 4 1 5 1 4
Rata2 Skor 4.56 3.11 3.44 3.00 3.00
Simpang Baku 0.73 1.83 1.51 1.58 1.66

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 5 5 4
2 12 Grace Hasianti 49 2 4 4 5 4
3 23 Rika Ariyani 45 5 2 0 5 2
4 15 Litha Fitri A. 43 1 5 0 0 3
5 5 Atria Nawangw... 39 3 5 2 5 3
6 31 Windi Ayu A. 38 4 1 1 5 5
7 32 Yosua Adiguna 37 4 3 1 3 2
8 8 Desi Ami N. 35 5 4 0 5 1
9 1 Achmad Nur Aziz 33 4 2 0 5 1
Rata2 Skor 3.67 3.33 1.44 4.22 2.78
Simpang Baku 1.41 1.41 1.88 1.72 1.39

11 12 13
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
1 2 Alya Rahma Ad... 50 5 4 0
2 12 Grace Hasianti 49 5 4 1
3 23 Rika Ariyani 45 5 3 0
4 15 Litha Fitri A. 43 5 3 3
5 5 Atria Nawangw... 39 5 3 1
6 31 Windi Ayu A. 38 5 1 1
7 32 Yosua Adiguna 37 3 4 1
8 8 Desi Ami N. 35 5 1 2
9 1 Achmad Nur Aziz 33 5 1 0
Rata2 Skor 4.78 2.67 1.00
Simpang Baku 0.67 1.32 1.00

Kelompok Asor
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR

1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 18 M. Ulul Albab 15 5 0 0 0 0
2 11 Firdariani 14 5 0 2 0 1
3 17 M. Nazib 13 4 0 0 0 4
4 29 Vika Oktika 13 4 1 1 1 2
5 28 Tia Restiana 12 5 0 0 0 3
6 21 Norman Firman 11 0 2 0 0 0
7 4 Antika Putri 10 4 0 0 0 0
8 3 Amelya Candra 9 3 0 0 0 3
9 22 Raka Adji 8 0 1 0 0 4
Rata2 Skor 3.33 0.44 0.33 0.11 1.89
Simpang Baku 2.00 0.73 0.71 0.33 1.69

6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 18 M. Ulul Albab 15 3 0 0 0 2
2 11 Firdariani 14 4 1 1 0 0
3 17 M. Nazib 13 4 1 0 0 0
4 29 Vika Oktika 13 2 0 0 0 2
5 28 Tia Restiana 12 4 0 0 0 0
6 21 Norman Firman 11 4 2 1 0 2
7 4 Antika Putri 10 4 0 2 0 0
8 3 Amelya Candra 9 3 0 0 0 0
9 22 Raka Adji 8 3 0 0 0 0
Rata2 Skor 3.44 0.44 0.44 0.00 0.67
Simpang Baku 0.73 0.73 0.73 0.00 1.00

11 12 13
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13
1 18 M. Ulul Albab 15 5 0 0
2 11 Firdariani 14 0 0 0
3 17 M. Nazib 13 0 0 0
4 29 Vika Oktika 13 0 0 0
5 28 Tia Restiana 12 0 0 0
6 21 Norman Firman 11 0 0 0
7 4 Antika Putri 10 0 0 0
8 3 Amelya Candra 9 0 0 0
9 22 Raka Adji 8 0 0 0
Rata2 Skor 0.56 0.00 0.00
Simpang Baku 1.67 0.00 0.00

DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 32
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 13
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 4.56 3.33 1.22 0.73 2.00 0.71 1.72 24.44
2 2 3.11 0.44 2.67 1.83 0.73 0.66 4.06 53.33
3 3 3.44 0.33 3.11 1.51 0.71 0.56 5.60 62.22
4 4 3.00 0.11 2.89 1.58 0.33 0.54 5.36 57.78
5 5 3.00 1.89 1.11 1.66 1.69 0.79 1.41 22.22
6 6 3.67 3.44 0.22 1.41 0.73 0.53 0.42 4.44
7 7 3.33 0.44 2.89 1.41 0.73 0.53 5.45 57.78
8 8 1.44 0.44 1.00 1.88 0.73 0.67 1.49 20.00
9 9 4.22 0.00 4.22 1.72 0.00 0.57 7.38 84.44
10 10 2.78 0.67 2.11 1.39 1.00 0.57 3.69 42.22
11 11 4.78 0.56 4.22 0.67 1.67 0.60 7.06 84.44
12 12 2.67 0.00 2.67 1.32 0.00 0.44 6.05 53.33
13 13 1.00 0.00 1.00 1.00 0.00 0.33 3.00 20.00

TINGKAT KESUKARAN
=================

Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 13
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran


1 1 78.89 Mudah
2 2 35.56 Sedang
3 3 37.78 Sedang
4 4 31.11 Sedang
5 5 48.89 Sedang
6 6 71.11 Mudah
7 7 37.78 Sedang
8 8 18.89 Sukar
9 9 42.22 Sedang
10 10 34.44 Sedang
11 11 53.33 Sedang
12 12 26.67 Sukar
13 13 10.00 Sangat Sukar

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL


=================================

Jumlah Subyek= 32
Butir Soal= 13
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.312 -
2 2 0.702 Sangat Signifikan
3 3 0.774 Sangat Signifikan
4 4 0.777 Sangat Signifikan
5 5 0.239 -
6 6 0.096 -
7 7 0.695 Sangat Signifikan
8 8 0.436 -
9 9 0.753 Sangat Signifikan
10 10 0.564 Signifikan
11 11 0.691 Sangat Signifikan
12 12 0.793 Sangat Signifikan
13 13 0.396 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01


10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================

Rata2= 25.81
Simpang Baku= 12.14
KorelasiXY= 0.64
Reliabilitas Tes= 0.78
Butir Soal= 13
Jumlah Subyek= 32
Nama berkas: D:\PENTING!! DRAFT SKRIPSI!!!\ANALISIS INSTRUMEN.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi


1 1 1.72 24.44 Mudah 0.312 -
2 2 4.06 53.33 Sedang 0.702 Sangat Signifikan
3 3 5.60 62.22 Sedang 0.774 Sangat Signifikan
4 4 5.36 57.78 Sedang 0.777 Sangat Signifikan
5 5 1.41 22.22 Sedang 0.239 -
6 6 0.42 4.44 Mudah 0.096 -
7 7 5.45 57.78 Sedang 0.695 Sangat Signifikan
8 8 1.49 20.00 Sukar 0.436 -
9 9 7.38 84.44 Sedang 0.753 Sangat Signifikan
10 10 3.69 42.22 Sedang 0.564 Signifikan
11 11 7.06 84.44 Sedang 0.691 Sangat Signifikan
12 12 6.05 53.33 Sukar 0.793 Sangat Signifikan
13 13 3.00 20.00 Sangat Sukar 0.396 -
135

Lampiran 14
TABEL KETERBACAAN SOAL
Keterampilan Proses Sains

Keterbacaan Soal Validitas Anates


Aspek KPS No. Ya Tidak Tafsiran
Uraian
Observasi 1 29 siswa 3 siswa Mudah -
90.63% 9.37%
2 19 siswa 13 siswa Sedang Sangat Signifikan
59.37% 40.62%
3 20 siswa 12 siswa Sedang Sangat Signifikan
62.5% 37.5%
Mengklasifikasikan 4 25siswa 7siswa Sedang Sanga tSignifikan
78.13% 21.87%
5 25 siswa 7 siswa Sedang -
78.13% 21.87%
6 29 siswa 3 siswa Mudah -
90.63% 9.37%
Menafsirkan 7 25 siswa 7 siswa Sedang Sangat Signifikan
78.13% 21.87%
8 17siswa 15 siswa Sukar -
53.125% 4.68%
9 20 siswa 12 siswa Sedang Sangat Signifikan
62.5% 37.5%
Berkomunikasi 10 25 siswa 7 siswa Sedang Signifikan
78.13% 21.87%
11 20 siswa 12 siswa Sedang Sangat Signifikan
62.5% 37.5%
12 17 siswa 15 siswa Sukar Sangat Signifikan
53.125% 4.68%
13 12 siswa 20 siswa Sukar -
37.5% 62.5%

Keterangan: 0% - 25% = Sangat Sukar 56% - 80% = Sedang


26% - 55% = Sukar 81% - 100% = Mudah
136

Lampiran 15

PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI


DATA PRETEST DAN POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

A. Pretest Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data pretest siswa kelas eksperimen
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Pretest Pretest Pretest Pretest
1 40 11 52 21 58 31 68
2 42 12 52 22 58 32 68
3 44 13 52 23 60 33 68
4 44 14 52 24 60 34 72
5 44 15 52 25 60 35 72
6 46 16 54 26 62
7 48 17 54 27 64
8 48 18 56 28 64
9 50 19 56 29 64
10 50 20 56 30 68

3. Nilai terbesar = 72
4. Nilai terkecil = 40
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 40
= 32
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3.3 log 35
= 1 + 3.3 (1.54401)
= 1 + 5.0952
= 6.0952
= 6 (dibulatkan)
137

7. Panjang interval kelas (i) =

= 5.33
= 6 (dibulatkan)

8. Tabel distribusi frekuensi

Nilai Batas Nyata


Kelas
F Tengah FX X2 fkb fka
Interval Bawah Atas
(X)
40-45 5 42.5 212.5 1806.25 39.5 45.5 35 5
46-51 5 48.5 242.5 2352.25 45.5 51.5 30 10
52-57 10 54.5 545 2970.25 51.5 57.5 25 20
58-63 6 60.5 363 3660.25 57.5 63.5 15 26
64-69 7 66.5 465.5 4422.25 63.5 69.5 9 33
70-75 2 72.5 145 5256.25 69.5 75.5 2 35
Jumlah 35 1973.5
Mean 55.94
Median 56.00
Modus 52.00
Standar Deviasi 8.8182
Varians 77.7613

B. Posttest Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data posttest siswa kelas eksperimen
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Posttest Posttest Posttest Posttest
1 50 11 72 21 86 31 92
2 52 12 74 22 86 32 92
3 56 13 75 23 86 33 92
4 58 14 76 24 88 34 92
5 60 15 76 25 88 35 92
6 60 16 78 26 88
7 65 17 80 27 88
8 70 18 82 28 88
9 70 19 82 29 88
10 70 20 82 30 92
138

3. Nilai terbesar = 92
4. Nilai terkecil = 50
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 92 – 50
= 42

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3.3 log n


= 1 + 3.3 log 35
= 1 + 3.3 (1.54401)
= 1 + 5.0952
= 6.0952
= 6 (dibulatkan)

7. Panjang interval kelas (i) =

=7

8. Tabel distribusi frekuensi


Nilai Batas Nyata
Kelas
F Tengah FX X2 fkb fka
Interval Bawah Atas
(X)
50-56 3 53 159 2809 49.5 56.5 35 3
57-63 3 60 180 3600 56.5 63.5 32 6
64-70 4 67 268 4489 63.5 70.5 29 10
71-77 5 74 370 5476 70.5 77.5 25 15
78-84 5 81 405 6561 77.5 84.5 20 20
85-91 9 88 792 7744 84.5 91.5 15 29
92-98 6 95 570 9025 9.5 98.5 6 35
Jumlah 35 2744
Mean 77.88
Median 82.00
Modus 88.00
Standar Deviasi 12.6509
Varians 160.0454
139

C. Pretest Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data pretest siswa kelas kontrol
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Pretest Pretest Pretest Pretest
1 36 11 42 21 52 31 66
2 36 12 48 22 54 32 68
3 38 13 48 23 54 33 70
4 38 14 49 24 56 34 70
5 38 15 49 25 58 35 70
6 40 16 50 26 58
7 40 17 50 27 60
8 42 18 52 28 60
9 42 19 52 29 60
10 42 20 52 30 66

3. Nilai terbesar = 70
4. Nilai terkecil = 36
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 70 - 36
= 34

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3.3 log n


= 1 + 3.3 log 35
= 1 + 3.3 (1.54401)
= 1 + 5.0952
= 6.0952
= 6 (dibulatkan)

7. Panjang interval kelas (i) =

= 5.66
= 6 (dibulatkan)
140

8. Tabel distribusi frekuensi


Nilai Batas Nyata
Kelas
F Tengah FX X2 fkb fka
Interval Bawah Atas
(X)
36-41 5 38.5 177.5 1260.25 35.5 41.5 35 5
42-47 6 44.5 249 1722.25 41.5 47.5 30 11
48-53 10 50.5 475 2256.25 47.5 53.5 24 21
54-59 2 56.5 107 2862.25 53.5 59.5 14 23
60-65 6 62.5 357 3540.25 59.5 65.5 12 29
66-71 3 68.5 196.5 4290.25 65.5 71.5 6 32
35
Jumlah 32 1562
Mean 51.60
Median 48.00
Modus 40.00
Standar Deviasi 10.4999
Varians 110.2471

D. Posttest Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 35
2. Data posttest siswa kelas kontrol
Nilai Nilai Nilai Nilai
No No No No
Posttest Posttest Posttest Posttest
1 40 11 60 21 72 31 80
2 44 12 64 22 72 32 80
3 44 13 64 23 72 33 80
4 48 14 65 24 72 34 80
5 48 15 65 25 72 35 80
6 52 16 68 26 76
7 56 17 68 27 76
8 60 18 70 28 76
9 60 19 70 29 76
10 60 20 72 30 76

3. Nilai terbesar = 80
4. Nilai terkecil = 40
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 80 – 40
= 40
141

6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3.3 log n


= 1 + 3.3 log 35
= 1 + 3.3 (1.54401)
= 1 + 5.0952
= 6.0952
= 6 (dibulatkan)

7. Panjang interval kelas (i) =

= 6.6666
= 7 (dibulatkan)

8. Tabel distribusi frekuensi


Nilai Batas Nyata
Kelas
F Tengah FX X2 fkb fka
Interval Bawah Atas
(X)
40-46 3 43 129 1849 39.5 46.5 35 3
47-53 3 50 150 2500 46.5 53.5 32 6
54-60 5 57 285 3249 53.5 60.5 29 11
61-67 4 64 256 4096 60.5 67.5 24 15
68-74 10 71 710 5041 67.5 74.5 20 25
75-81 10 78 780 6084 74.5 81.5 10 35

Jumlah 35 2310
Mean 66.22
Median 70.00
Modus 72.00
Standar Deviasi 11.4740
Varians 131.6521
142

Lampiran 16

UJI NORMALITAS DATA PRETEST DAN POSTTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

A. Data Pretest Kelas Eksperimen

Nilai Frek. |F(Zi)-


No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi)
Pretest Kumkur S(Zi)|
1 Eliza Dyah Ayu 40 1600 1 -1.8079411 0.0353078 0.0285714 0.0067364
2 Annisa Defa Griyani 42 1764 2 -1.5811384 0.0569232 0.0571429 0.0002197
3 Fadhiil Nabhaan 44 1936 3 -1.3543358 0.0878146 0.0857143 0.0021003
4 Fawwaz Yusa G. 44 1936 3 -1.3543358 0.0878146 0.0857143 0.0021003
5 M. Hanifa A. 44 1936 3 -1.3543358 0.0878146 0.0857143 0.0021003
6 Anisa Rahmadiani 46 2116 6 -1.1275331 0.1297586 0.1714286 0.04167
7 Fatimah Azzahra 48 2304 7 -0.9007305 0.1838658 0.2 0.0161342
8 Haris Tharivar 48 2304 7 -0.9007305 0.1838658 0.2 0.0161342
9 Agung Gustiawan 50 2500 9 -0.6739279 0.2501786 0.2571429 0.0069643
10 Asep Zaini R. 50 2500 9 -0.6739279 0.2501786 0.2571429 0.0069643
11 Cut Novia M. 52 2704 11 -0.4471252 0.3273923 0.3142857 0.0131066
12 Jihan Sahra 52 2704 11 -0.4471252 0.3273923 0.3142857 0.0131066
13 Laura Desita 52 2704 11 -0.4471252 0.3273923 0.3142857 0.0131066
14 May Tasya 52 2704 11 -0.4471252 0.3273923 0.3142857 0.0131066
15 Mutiara W. 52 2704 11 -0.4471252 0.3273923 0.3142857 0.0131066
16 Karen Nur A. 54 2916 16 -0.2203226 0.41281 0.4571429 0.0443329
17 Riftya M. 54 2916 16 -0.2203226 0.41281 0.4571429 0.0443329
18 Annisa Suwandi 56 3136 18 0.0064801 0.5025852 0.5142857 0.0117006
19 Eka Sakti S. 56 3136 18 0.0064801 0.5025852 0.5142857 0.0117006
20 M. Alfian S. 56 3136 18 0.0064801 0.5025852 0.5142857 0.0117006
21 Anggi R. 58 3364 21 0.2332827 0.5922291 0.6 0.0077709
22 Azizah Aufah 58 3364 21 0.2332827 0.5922291 0.6 0.0077709
23 M. Sultan C. 60 3600 23 0.4600854 0.6772725 0.6571429 0.0201297
24 Pandjy Taryana 60 3600 23 0.4600854 0.6772725 0.6571429 0.0201297
25 Slamet Riyadi 60 3600 23 0.4600854 0.6772725 0.6571429 0.0201297
26 Andara Gita P. 62 3844 26 0.686888 0.7539233 0.7428571 0.0110662
27 Nurul Izzah D. Y. 64 4096 27 0.9136907 0.8195603 0.7714286 0.0481317
28 Sheila S. Guntur 64 4096 27 0.9136907 0.8195603 0.7714286 0.0481317
29 Soleh A. Azis 64 4096 27 0.9136907 0.8195603 0.7714286 0.0481317
30 Salma R. Zulfa 68 4624 30 1.3672959 0.9142337 0.8571429 0.0570909
31 Sindi Lestari 68 4624 30 1.3672959 0.9142337 0.8571429 0.0570909
32 Siti Masrofah 68 4624 30 1.3672959 0.9142337 0.8571429 0.0570909
143

Nilai Frek. |F(Zi)-


No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi)
Pretest Kumkur S(Zi)|
33 Yasinta Analaris 68 4624 30 1.3672959 0.9142337 0.8571429 0.0570909
34 Dewi Rahmawati 72 5184 34 1.8209012 0.9656891 0.9714286 0.0057395
35 Yeni Rahmadanti 72 5184 34 1.8209012 0.9656891 0.9714286 0.0057395
Jumlah 1958 112180 597 -5.329E-15 17.341052 17.057143 0.7616593
Rata-rata (Mean) 55.942857 3205.1429 17.057143 -1.523E-16 0.4954586 0.4873469 0.0217617
Simpangan Baku (S) 8.8182393 998.81133 10.113889 1 0.3043513 0.2889683 0.0192127

1. L0/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.


Lhitung = 0.05

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis Uji Liliefors


Ltabel (005, 35) = 0.14; √35 = 5.91

Lhitung < Ltabel (0.05<0.14), dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.

B. Data Posttest Kelas Eksperimen

Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
1 M. Hanifa A. 50 2500 1 -2.20425 0.013753 0.028571 0.014818
2 Agung Gustiawan 52 2704 2 -2.04616 0.020371 0.057143 0.036772
3 JihanSahra 56 3136 3 -1.72997 0.041818 0.085714 0.043897
4 Karen Nur A. 58 3364 4 -1.57188 0.057989 0.114286 0.056297
5 Anggi R. 60 3600 5 -1.41379 0.078712 0.142857 0.064145
6 Laura Desita 60 3600 5 -1.41379 0.078712 0.142857 0.064145
7 M. Sultan C. 65 4225 7 -1.01856 0.154206 0.2 0.045794
8 Annisa DefaG. 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
9 Azizah Aufah 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
10 Cut Novia M. 70 4900 8 -0.62333 0.266533 0.228571 0.037962
11 Asep Zaini R. 72 5184 11 -0.46524 0.32088 0.314286 0.006594
12 Dewi Rahmawati 74 5476 12 -0.30715 0.379365 0.342857 0.036508
13 Andara Gita P. 75 5625 13 -0.2281 0.409783 0.371429 0.038354
14 Anisa Rahmadiani 76 5776 14 -0.14906 0.440754 0.4 0.040754
15 Annisa Suwandi 76 5776 14 -0.14906 0.440754 0.4 0.040754
16 May Tasya 78 6084 16 0.009034 0.503604 0.457143 0.046461
144

Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
17 M. Alfian S. 80 6400 17 0.167125 0.566364 0.485714 0.08065
18 Eka Sakti S. 82 6724 18 0.325217 0.627491 0514286 0.113206
19 Eliza Dyah Ayu 82 6724 18 0.325217 0.627491 0.514286 0.113206
20 Fatimah Azzahra 82 6724 18 0.325217 0.627491 0.514286 0.113206
21 Fadhiil Nabhaan 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
22 Fawwaz Yusa G. 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
23 Haris Tharivar 86 7396 21 0.6414 0.739368 0.6 0.139368
24 Mutiara W 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
25 Nurul Izzah D. Y. 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
26 Pandjy Taryana 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
27 Riftya M. 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
28 Salma R. Zulfa 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
29 Sheila S. Guntur 88 7744 24 0.799491 0.787997 0.685714 0.102283
30 Sindi Lestari 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
31 Siti Masrofah 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
32 Slamet Riyadi 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
33 Soleh A. Azis 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
34 Yasinta Analaris 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
35 Yeni Rahmadanti 92 8464 30 1.115674 0.867719 0.857143 0.010576
Jumlah 2726 217758 589 -1.8E-15 18.34154 16.82857 2.164706
Rata-rata (Mean) 77.88571 6221.657 16.82857 -5.1E-17 0.524044 0.480816 0.061849
Simpangan Baku (S) 12.6509 1865.24 9.284667 1 0.301244 0.265276 0.042849

1. L0/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.


Lhitung = 0.13

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis Uji Liliefors


Ltabel (005, 35) = 0.14; √35 = 5.91

Lhitung < Ltabel (0.13 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
145

C. Data Pretest Kelas Kontrol

Nilai frek.
X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
No Nama Pretest Kumkur
1 Alvin Raihan 36 1296 1 -1.4857341 0.0686747 0.0285714 0.0401033
2 Anggi Arvianita 36 1296 1 -1.4857341 0.0686747 0.0285714 0.0401033
3 Berliana Maretha A. 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
4 Camila L. S. 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
5 Diky Mancini Putra 38 1444 3 -1.2952554 0.0976161 0.0857143 0.0119018
6 Adam Muhammad Siddiq 40 1600 6 -1.1047766 0.1346282 0.1714286 0.0368004
7 Aldy A. R. 40 1600 6 -1.1047766 0.1346282 0.1714286 0.0368004
8 Dwi Noerbella 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
9 Fany Justica 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
10 Febrianti 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
11 Febriyanti Putri 42 1764 8 -0.9142979 0.1802802 0.2285714 0.0482913
12 Fitriana Shinta Devi 48 2304 12 -0.3428617 0.3658512 0.3428571 0.0229941
13 Fundi Agustiandi 48 2304 12 -0.3428617 0.3658512 0.3428571 0.0229941
14 M. Aqmal B. D. 49 2401 14 -0.2476224 0.4022133 0.4 0.0022133
15 Novriansyah T. A. 49 2401 14 -0.2476224 0.4022133 0.4 0.0022133
16 Maudy Yulianti 50 2500 16 -0.152383 0.4394424 0.4571429 0.0177004
17 Melati C. 50 2500 16 -0.152383 0.4394424 0.4571429 0.0177004
18 M. Arif P. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
19 M. Dzikri A. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
20 Nurul Isthifa S. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
21 Valerie Paulina S. 52 2704 18 0.0380957 0.5151943 0.5142857 0.0009086
22 Uray Putri Tara Allenia 54 2916 22 0.2285745 0.5904002 0.6285714 0.0381713
23 Nadhifah Putri Cihandha 54 2916 23 0.2285745 0.5904002 0.6571429 0.0667427
24 Mirjadidi Al-Adalah 56 3136 24 0.4190532 0.6624114 0.6857143 0.0233029
25 Navra Abdilla Nur Aini 58 3364 25 0.6095319 0.728914 0.7142857 0.0146283
26 Putri Siti F. 58 3364 25 0.6095319 0.728914 0.7142857 0.0146283
27 Ranthy Saffanah 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
28 Rendyto Alvandy 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
29 Sultan Malik S. 60 3600 27 0.8000107 0.7881477 0.7714286 0.0167191
30 Riffatul Fatma 66 4356 30 1.3714469 0.9148822 0.8571429 0.0577393
31 Rinita Safira 66 4356 30 1.3714469 0.9148822 0.8571429 0.0577393
32 Siti Khalifah 68 4624 32 1.5619256 0.9408472 0.9142857 0.0265615
33 Widi Aulia 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
34 Yolanda Rahman 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
35 Yunita D. P. 70 4900 33 1.7524043 0.9601478 0.9428571 0.0172907
Jumlah 1806 96938 602 0 17.212904 17.2 0.873671
Rata-rata (Mean) 51.6 2769.6571 17.2 3.806E-17 0.4917973 0.4914286 0.024962
Simpangan Baku (S) 10.49986 1115.4496 10.300771 1 0.3051103 0.2943077 0.0184376
146

1. L0/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.


Lhitung = 0.06

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis Uji Liliefors


Ltabel (005, 35) = 0.14; √35 = 5.91

Lhitung < Ltabel (0.06 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
berdistribusi normal.

D. Data Posttest Kelas Kontrol

Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
1 Adam Muhammad S 40 1600 1 -2.2859185 0.0111295 0.0285714 0.0174419
2 Aldy A. R. 44 1936 2 -1.9373035 0.0263541 0.0571429 0.0307887
3 Alvin Raihan 44 1936 2 -1.9373035 0.0263541 0.0571429 0.0307887
4 Anggi Arvianita 48 2304 4 -1.5886884 0.0560654 0.1142857 0.0582203
5 Berliana Maretha A. 48 2304 4 -1.5886884 0.0560654 0.1142857 0.0582203
6 Camila L. S. 52 2704 6 -1.2400734 0.1074741 0.1714286 0.0639545
7 Diky Mancini Putra 56 3136 7 -0.8914584 0.1863416 0.2 0.0136584
8 Dwi Noerbella 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
9 Fany Justica 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
10 Febrianti 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
11 Maudy Yulianti 60 3600 8 -0.5428434 0.2936188 0.2285714 0.0650474
12 M. Arif P. 64 4096 12 -0.1942284 0.4229985 0.3428571 0.0801414
13 M. Dzikri A. 64 4096 12 -0.1942284 0.4229985 0.3428571 0.0801414
14 Febriyanti Putri 65 4225 14 -0.1070746 0.4573649 0.4 0.0573649
15 Fitriana Shinta Devi 65 4225 14 -0.1070746 0.4573649 0.4 0.0573649
16 Melati C. 68 4624 16 0.1543867 0.5613476 0.4571429 0.1042047
17 Mirjadidi Al-Adalah 68 4624 16 0.1543867 0.5613476 0.4571429 0.1042047
18 Fundi Agustiandi 70 4900 18 0.3286942 0.6288066 0.5142857 0.1145209
19 M. Aqmal B. D. 70 4900 18 0.3286942 0.6288066 0.5142857 0.1145209
20 Nadhifah Putri C 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
21 Navra Abdilla Nur A. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
22 Nurul Isthifa S. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
23 Putri Siti F. 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
24 Rinita Safira 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
25 Siti Khalifah 72 5184 20 0.5030017 0.6925185 0.5714286 0.1210899
147

Nilai Frek.
No Nama X² Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)|
Pretest Kumkur
26 Novriansyah T. A. 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
27 Ranthy Saffanah 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
28 Rendyto Alvandy 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
29 Riffatul Fatma 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
30 Sultan Malik S. 76 5776 26 0.8516167 0.8027866 0.7428571 0.0599294
31 Uray Putri Tara A. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
32 Valerie Paulina S. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
33 Widi Aulia 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
34 Yolanda Rahman 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
35 Yunita D. P. 80 6400 31 1.2002317 0.8849753 0.8857143 0.000739
Jumlah 2318 157994 583 5.329E-15 18.379215 16.657143 2.2756073
Rata-rata (Mean) 66.228571 4514.1143 16.657143 1.523E-16 0.5251204 0.4759184 0.0650174
Simpangan Baku (S) 11.473975 1428.1684 9.5422986 1 0.2950866 0.2726371 0.0404161

1. L0/Lhitung diambil dari nilai |F(Zi)-S(Zi)| terbesar.


Lhitung = 0.12

2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis Uji Liliefors


Ltabel (005, 35) = 0.14; √35 = 5.91

Lhitung < Ltabel (0.12 < 0.14), dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
berdistribusi normal.
148

Lampiran 17

UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST DAN POSTEST


KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

Data Pretest
Kelas Kontrol Eksperimen
N 35 35
db 34 34
sd 10.49 8.82
varians 110.25 77.76

1. F hitung= = 1.42

2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas).


Ftabel pada dbpembilang 34 dan dbpenyebut 34
Ftabel = f (0,05,) (34;34) = 1.77

Karena Fhitung (1.42) < dari Ftabel pada taraf kepercayaan 0.05 (1.77) maka H0 diterima.
Jadi, kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.

Data Posttest
Kelas Kontrol Eksperimen
n 35 35
db 34 34
sd 11.47 12.65
varians 131.65 160.04

1. F hitung= = 1.21
149

2. Menentukan F tabel dari db (derajat bebas).


Ftabel pada db pembilang 34 dan dbpenyebut 34
Ftabel = f (0,05) (34;34) = 1.77

Karena Fhitung (1.21) < dari Ftabel pada taraf kepercayaan 0.05 (1.77) maka H0 diterima.
Jadi, kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.
150

Lampiran 18

UJI HIPOTESIS

RumusUji t

̅ ̅ ( ) ( )

Keterangan:
̅ : Rata-rata data kelompok 1
̅ : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
: Banyaknya data kelompok 1
: Banyaknya data kelompok 2

Data Pretest
1. Menentukan t hitung

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )


151

( )

2. Menghitung ttabel

ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 pada dk 68 adalah 1.9954

thitung < ttabel (0.2272 < 1.995469), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa pada konsep
Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Data Posttest
1. Menentukan t hitung

( ) ( )

( ) ( )

( ) ( )


152

( )

2. Menghitung ttabel

ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 pada dk 68 adalah 1.995469

thitung > ttabel ( > 1.995469), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian,


dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
153

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Pertemuan : I/II/III Nama/Kelompok : …

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan jika aspek keterampilan proses sains muncul.

Pelaksanaan
Keterampilan
Indikator Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Proses Sains
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
 Siswa mengamati perubahan objek
Mengamati yang diuji sesuai petunjuk.
 Siswa mencatat data pengamatan.
 Siswa mencatat pengamatan secara
terpisah ke dalam tabel.
Klasifikasi
 Siswa mampu mengelompokkan bahan
yang disajikan berdasarkan jenisnya
 Siswa mampu menghubungkan hasil-
Menafsirkan
hasil penelitian.
Pengamatan
 Siswa mampu menarik kesimpulan
154

berdasarkan prediksi dan pengamatan


awal.
 Siswa mendiskusikan hasil percobaan.
 Siswa membuat laporan sementara
untuk kelompoknya.
 Siswa mempresentasikan hasil
Berkomunikasi
percobaan.
 Siswa member tanggapan terhadap
pendapat temannya dari kelompok
lain.

Keterangan :
1. Ya : minimal satu anggota dalam kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : tidak ada satupun anggota kelompok yang melakukan kegiatan tersebut.

Catatan observer:

Observer,

(……………………..)
155

Lampiran 20

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN POE

Pertemuan: I Kelas: Eksperimen

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.

Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusat kan
perhatian siswa dengan
mengecek kehadiran.

2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

3. Guru memberikan
apersepsi dengan
menampilkan gambar
orang yang kurus karena
kekurangan gizi dan
orang gemuk karena
kelebihan makanan.
Guru juga memberikan
pertanyaan:
a. Apa yang kalian
ketahui tentang
makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian
menyebutkan
macam zat
makanan?

4. Guru membagikan
materi pembelajaran
berbentuk hand out

Inti 5. Guru
menjelaskanmaterikepad
asiswa. (ekspositori)
6. Guru membagi siswa ke
dalam kelompok yang
heterogen.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa
memprediksi tentang
“apa yang menyebabkan
seseorang memiliki
badan yang kurus dan
badan gemuk.”
156

Observasi 8. Guru mengajak siswa


melakukan pengamatan
di dalam laboratorium
tentang kandungan zat
makanan di dalam
beberapa bahan makanan
yang disajikan dalam
LKS.
9. Guru membimbing tiap
kelompok secara
bergiliran.
10. Guru membimbing tiap
kelompok untuk
memasukkan hasil
pengamatan dan
menafsirkan
11. Guru mengarahkan siswa
untuk bekerjasama
dengan kelompoknya.
Eksplanasi 12. Guru memilih beberapa
kelompok untuk
menyajikan hasil
diskusinya.
Penutup 13. Guru menyimpulkan
hasil diskusi bersama
siswa.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)
157

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN POE

Pertemuan: II Kelas : Eksperimen

Berilah tandaceklis (√) pada kolom yang disediakan

Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian
siswa dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan menampilkan video
tentang proses pencernaan
makanan. Guru mengajukan
pertanyaan
a. Apa yang kalian
ketahui tentang proses
mencerna makanan?
b. Bisakah kalian
menyebutkan organ
yang terlibat di dalam
proses mencerna
makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk
hand out
Inti 5. Guru menjelaskan materi
kepada siswa. (ekspositori)
6. Guru meminta siswa
bergabung dengan
kelompoknya.
Prediksi 7. Guru mengajak siswa
memprediksi tentang:
a. Bagaimana enzim
bekerja mengubah
suatu makanan ?
b. Apa yang terjadi pada
makanan setelah masuk
melalui mulut kita?
Observasi 8. Guru mengajak siswa
melakukan pengamatan di
dalam laboratorirum tentang
enzim dan proses kerja
enzim.
9. Guru membimbing tiap
158

kelompok secara bergiliran.


10. Guru membimbing tiap
kelompok untuk
memasukkan hasil
pengamatan dan
menafsirkan.
11. Guru mengarahkan siswa
untuk bekerjasama dengan
kelompoknya.
Eksplanasi 12. Guru memilih beberapa
kelompok untuk menyajikan
hasil diskusinya.
Penutup 13. Guru menyimpulkan hasil
diskusi bersama siswa.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)
159

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN POE

Pertemuan: III Kelas : Eksperimen

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan

Tahapan Pelaksanaan
Model POE Aktivitas Guru
Kegiatan Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan
perhatian siswa dengan
mengecek kehadiran.

2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.

3. Guru memberikan
apersepsi dengan
bertanya:
a. Pernahkah kalian
mengalami sakit di
bagian lambung?
b. Apakah
penyebabnya?

4. Guru membagikan materi


pembelajaran berbentuk
hand out

Inti 5. Guru menjelaska nmateri


kepada siswa. (ekspositori)
Prediksi 6. Guru mengajak siswa
memprediksi tentang:
a. Apa yang
menyebabkan
seseorang mengalami
sakit maag? Bahkan
dalam kondisi tertentu
bisa menyebabkan
kematian?

Observasi 7. Guru mengajak siswa


melakukan wawancara di
dalam kelas terkait penyakit
sistem pencernaan yang
pernah/sedang diderita.
8. Guru membimbing siswa
secara bergiliran untuk
membuat hasil pengumpulan
160

data.
9. Guru membimbing tiap
kelompok untuk
memasukkan hasil
pengamatan dan
menafsirkan
Eksplanasi 10. Guru memilih beberapa
siswa untuk memaparkan
apa penyakit yang diderita,
yang dirasakan, dll.
Penutup 11. Guru memberikan lembar
kerja kepada siswa untuk
membuat kesimpulan dari
wawancara dan observasi
yang telah dilakukan di
kelas.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)
161

Lampiran 21

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan: I Kelas : Kontrol

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan

Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian
siswa dengan mengecek
kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan bertanya:
a. Apa yang kalian ketahui
tentang makanan dan
fungsinya?
b. Bisakah kalian menyebutkan
macam zat makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk hand out
Inti Eksplorasi 5. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang heterogen.

6. Guru mengajak siswa berdiskusi


tentang apa yang menyebabkan
seseorang memiliki badan yang
kurus dan badan gemuk,
berdasarkan gambar yang
ditampilkan.
7. Guru mengajak siswa melakukan
pengamatan di dalam
laboratorium tentang kandungan
zat makanan di dalam beberapa
bahan makanan yang disajikan.
Elaborasi 8. Guru membimbing tiap kelompok
secara bergiliran.
9. Guru membimbing tiap kelompok
untuk memasukkan hasil
pengamatan
10. Guru mengarahkan siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok
dalam menjawab dan menafsirkan
162

hasil pengamatannya..
11. Guru memilih beberapa
kelompok untuk menyajikan hasil
diskusinya.
Konfirmasi 12. Guru mengulas kembali materi
yang telah dipelajari
Penutup 13. Guru meminta siswa
menyimpulkan materi yang telah
dibahas.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)
163

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan: II Kelas : Kontrol

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.

Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa
dengan mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan menampilkan video proses
pencernaan makanan dan member
pertanyaan:
a. Apa yang kalian ketahui
tentang proses mencerna
makanan?
b. Bisakah kalian menyebutkan
organ yang berperan dalam
proses mencerna makanan?
4. Guru membagikan materi
pembelajaran berbentuk hand out
Inti Eksplorasi 5. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok yang heterogen.

6. Guru mengajak siswa berdiskusi


tentang:
a. Bagaimana enzim bekerja
mengubah suatu makanan?
b. Apa yang terjadi pada
makanan setelah masuk
melalui mulut kita?
7. Guru mengajak siswa melakukan
pengamatan di dalam laboratorium
tentang enzim dan proses kerja
enzim.
Elaborasi 8. Guru membimbing tiap kelompok
secara bergiliran.
9. Guru membimbing tiap kelompok
untuk memasukkan hasil
pengamatan
10. Guru mengarahkan siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok
dalam menjawab dan menafsirkan
hasil pengamatannya..
11. Guru memilih beberapa kelompok
untuk menyajikan hasil diskusinya.

Konfirmasi 12. Guru mengulas kembali materi


164

yang telah dipelajari.


Penutup 13. Guru meminta siswa
menyimpulkan materi yang telah
dibahas.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)
165

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan: III Kelas : Kontrol

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan.

Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Aktivitas Guru
Ya Tidak
Pendahuluan 1. Guru memusatkan perhatian siswa
dengan mengecek kehadiran.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru memberikan apersepsi dengan
bertanya:
a. Pernahkah kalian merasakan
nyeri di bagian perut?
b. Apa penyebab nyeri tersebut?

4. Guru membagikan materi


pembelajaran berbentuk hand out

Inti Eksplorasi 5. Guru meminta siswa duduk


bergabung dengan kelompoknya.

6. Guru mengajak siswa berdiskusi


tentang penyebab seseorang sakit
maag bahkan dalam kondisi tertentu
dapat menyebabkan kematian.

7. Guru mengajak siswa melakukan


pengamatan di dalam kelas dengan
studi kasus yang diberikan guru.

Elaborasi 8. Guru membimbing tiap kelompok


secara bergiliran.
9. Guru membimbing tiap kelompok
untuk memasukkan hasil
pengamatan.

10. Guru mengarahkan siswa untuk


bekerjasama dengan kelompok dalam
menjawab dan menafsirkan hasil
pengamatannya..

11. Guru memilih beberapa kelompok


untuk menyajikan hasil diskusinya.
166

Konfirmasi 12. Guru mengulas kembali materi yang


telah dipelajari
Penutup 13. Guru meminta siswa menyimpulkan
materi yang telah dibahas.

Catatan observer:

Observer,

(………………………..)

Anda mungkin juga menyukai