Anda di halaman 1dari 162

PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI FISIKA

SISWA SMA UII YOGYAKARTA MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LABORATORY

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Fisika

diajukan oleh
Miffa Aulita Rahmawati
13690014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini teruntuk....

Bapak dan Ibu tersayang, Bapak Sudarto dan Ibu Siti Rukayah

Afita Azalia R adik tercinta

Almamaterku

SDN Ploso 1 Pacitan

SMP N 1 Pacitan

SMA N 1 Pacitan

Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga

Dunia Pendidikan Fisika

v
MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga


mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia

(Ar-Ra’d: 11)

“Yang menentukan masa depan itu adalah KITA, raihlah demi


keluargamu”

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayah, serta kemudahan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang lurus,
jalan yang diridhoi-Nya. Dalam penulisan skripsi ini, dari diterimanya judul sampai
dengan penyusunan skripsi tentunya tidak lepas dari kerjasama, bimbingan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dan Ibu tersayang yang selalu memberikan motivasi, doa dan segala bentuk
dukungan beserta adik tercinta.
2. Dr. Murtono, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga sekaligus Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
arahan, motivasi dan segala bentuk kerjasama.
3. Drs. Nur Untoro, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
4. Winarti, M.Pd.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
pendampingan selama kegiatan akademis berlangsung.
5. Dosen pengajar di Pendidikan Fisika yang telah menularkan pengetahuan dan
ilmu yang semoga bermanfaat.
6. Dosen validator yang sudah membantu memberikan masukan koreksi tanpa
pamrih.
7. Bapak H. Sumaryatin, S.Pd, M.Pd, selaku kepala SMA UII Yogyakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Abdul Malik, S.Pd, selaku Guru fisika kelas X SMA UII Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan, arahan, masukan, dan motivasi selama penelitian
berlangsung.
9. Seluruh siswa kelas X- A dan X-B yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Keluarga besar Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang sangat luar biasa.

vii
11. Segenap pihak yang telah membantu penulis dari pembuatan proposal, penelitian,
sampai penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala bentuk kebaikan dengan kebaikan yang
lebih baik.
Tidak ada kata sempurna dalam penulisan skripsi ini. Menyadari akan hal
tersebut penulis membuka lebar segala masukan yang dapat menjadikan lebih
baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat untuk siapapun. Amin

Yogyakarta, September 2017

Penulis,

viii
PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI FISIKA SISWA SMA UII
YOGYAKARTA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
SOLVING LABORATORY
Miffa Aulita Rahmawati
13690014

INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan
literasi fisika siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Solving
Laboratory lebih baik daripada kemampuan siswa yang memperoleh pembelajaran
fisika secara konvensional pada materi suhu dan kalor.
Metode penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi experiment)
dengan nonequivalent control design. Variabel dalam penelitian ini berupa variabel
bebas yaitu pembelajaran dengan model problem solving laboratory dan variabel
terikat yaitu peningkatan kemampuan literasi fisika siswa. Subyek dalam penelitian ini
adalah semua siswa kelas X IPA SMA UII Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017
sehingga digunakan teknik pengambilan sampel berupa sampling jenuh. Kelas X IPA
A menjadi kelas eksperimen dan X IPA B menjadi kelas kontrol. Data kemampuan
literasi fisika siswa diperoleh melalui lembar soal pretest-posttest berupa soal pilihan
ganda. Data peningkatan kemampuan literasi fisika siswa dianalisis menggunakan
statistik deskriptif dan formula N-Gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving
laboratory dapat menunjukkan perbedaan kemampuan literasi fisika siswa dengan
nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 70,64 sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-
rata kemampuan literasi fisika sebesar 61,88. Model pembelajaran problem solving
laboratory juga efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa dengan
N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,404 dan nilai N-Gain kelas kontrol sebesar 0,304
kedua kelas dengan kriteria sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem solving laboratory lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
literasi fisika.
Kata Kunci: problem solving laboratory, kemampuan literasi fisika

ix
THE INCREASING OF PHYSICS LITERACY ABILITY STUDENT OF SMA UII
YOGYAKARTA THROUGH PROBLEM SOLVING LABORATORY LEARNING
MODEL
Miffa Aulita Rahmawati
13690014
ABSTRACT
This research is aimed to know does the increasing of studetns’ physics literacy ability
who get problem solving laboratory learning model better than students who get
conventional learning on heat and temperature.

This is Quasi Experimental research with nonequivalent Group Design. The


variables in this research include independent variable is learning with problem
solving laboratory learning model and dependent variable is the increasing of students’
physics literacy ability. The Subject of this research is all of students X IPA SMA UII
Yogyakarta in academic year 2016/2017. The experiment class is X IPA A and the
control class is X IPA B. The data of students’ physics literacy ability is gotten through
pretest-posttest sheet with multiple choice question. The data of the increasing of
students’ physics literacy is analyzed by usding descriptive statistic and N-Gain
formula.
The results show that problem solving laboratory learning model can show the
difference of students’ physics literacy ability with average score of experiment class
at 70.64 while the average score of control class at 61,88. Problem solving laboratory
learning model also increase the students’ physics literacy ability efectively with value
of N-Gain of experiment class at 0,404 and control class at 0,304, so can be concluded
that problem solving laboratory learning model is better to increase physics literacy
ability.
Keyword: problem solving laboratory, physics literacy ability

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
INTISARI .......................................................................................................... ix
ABSTRACT ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Indentifikasi Masalah ............................................................................. 9
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian..................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kajian Teori ........................................................................................... 12
1. Fisika dan Pembelajaran Fisika ........................................................ 12
2. Literasi Fisika ................................................................................... 13
3. Penilaian Literasi ............................................................................... 19
4. Problem Solving Laboratory ............................................................. 20
5. Materi Suhu dan Kalor dengan Model Pembelajaran Problem
Solving Laboratory ........................................................................... 24

xi
6. Suhu dan Kalor.................................................................................. 26
B. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................................. 37
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .................................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 44
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 45
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 45
1. Variabel Bebas .................................................................................. 46
2. Variabel Terikat ................................................................................ 46
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 46
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 46
2. Instrumen Penelitian.......................................................................... 47
F. Prosedur Penelitian ................................................................................. 49
G. Teknik Analisis Instrumen ...................................................................... 53
1. Uji Validitas ...................................................................................... 53
2. Uju Reliabilitas ................................................................................. 55
H. Teknik Analisa Data ............................................................................... 55
1. Penyajian Data .................................................................................. 56
2. Ukuran Tendensial Sentral ................................................................ 56
3. Ukuran Dispersi ................................................................................ 58
4. Ukuran Letak ..................................................................................... 60
5. Normalized-Gain (N-Gain) ............................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Analisis Instrumen ........................................................................ 62
1. Data Hasil Uji Coba Instrumen Pembelajaran ................................ 62
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...................................... 62
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 64
1. Data Hasil Tes Kemampuan Literasi Fisika .................................... 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 70
1. Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................ 72
2. Kemampuan Literasi Fisika ............................................................ 85

Bab V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 102
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 103
C. Saran ....................................................................................................... 103

xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 106

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level Kompetensi Sains PISA ........................................................ 18

Tabel 2.2 Perbedaan Petunjuk Kegiatan Laboratorium .................................. 22

Tabel 2.3 Perbedaan Pengaturan Kegiatan ..................................................... 22

Tabel 2.4 Kalor Jenis ...................................................................................... 34

Tabel 3.1 Desain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................ 44

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2016/2017 ....................... 46

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Soal Pretest &Posttest ..................................... 63

Tabel 4.2 Penentuan Pemakaian Soal Literasi Fisika ..................................... 64

Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Tendensi Sentral Kemampuan Literasi Fisika ....... 65

Tabel 4.4 Deskripsi Nilai Ukuran Dispersi ..................................................... 67

Tabel 4.5 Ukuran Letak Kemampuan Literasi Fisika ..................................... 68

Tabel 4.6 Deskripsi Nilai N-Gain Kemampuan Literasi Fisika ..................... 69

Tabel 4.7 Hasil Uji N-Gain per Indikator Literasi Fisika ............................... 94

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Anomali Air ........................................................................ 33


Gambar 2.2 Diagram Perubahan Wujud Zat ....................................................... 36
Gambar 2.3 Grafik Q-T perubahan pada air karena menyerap kalor ................. 37
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian .............................................................. 52
Gambar 4.1 Jawaban Siswa Dalam Berhipotesis ............................................. 77
Gambar 4.2 Jawaban Siswa Mengenai Tujuan Percobaan ................................. 77
Gambar 4.3 Jawaban Siswa Dalam Menyusun Langkah Percobaan .................. 78
Gambar 4.4 Jawaban Siswa Dalam Menuliskan Langkah Percobaan
Yang Benar ...................................................................................... 79
Gambar 4.5 Grafik Skor Rata-rataa Pretest dan Posttest Kemampuan Literasi
Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................... 86
Gambar 4.6 Grafik Ukuran Letak Kemampuan Literasi Fisika ......................... 87
Gambar 4.7 Diagram Pencar skor posttest-pretest dan n-gain-pretest ............... 91

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Hasil Wawancara dan Observasi Pra Penelitian ........................ 107
Lampiran 1.2 Daftar Nilai Ulangan MID ......................................................... 109
Lampiran 1.3 Persamaan dan Perbedaan Kajian Peneliti Relevan ................... 111
Lampiran 2.1 Silabus......................................................................................... 114
Lampiran 2.2 RPP Kelas Eksperimen .............................................................. 117
Lampiran 2.3 RPP Kelas Kontrol ..................................................................... 141
Lampiran 2.4 Lembar Aktivitas Siswa ............................................................. 157
Lampiran 3.1 Kisi-Kisi Uji Coba Soal Literasi Fisika ...................................... 173
Lampiran 3.2 Paket Soal Pretest dan Posttest Literasi Fisika .......................... 181
Lampiran 3.3 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran .................................. 187
Lampiran 3.4 Instrumen Soal Pretest dan Posttest Literasi Fisika .................. 190
Lampiran 4.1 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 196
Lampiran 4.2 Output Uji Validitas ................................................................... 197
Lampiran 4.3 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 199
Lampiran 5.1 Hasil Pretest, Posttest, & N-Gain Kemampuan Literasi Fisika
Kelas Eksperimen ...................................................................... 201
Lampiran 5.2 Hasil Pretest, Posttest, & N-Gain Kemampuan Literasi Fisika
Kelas Kontrol ............................................................................. 204
Lampiran 6.1 Deskripsi Skor Pretest Kemampuan Literasi Fisika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 208
Lampiran 6.2 Deskripsi Skor Posttest Kemampuan Literasi Fisika Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................. 210
Lampiran 7.1 Surat Bukti Validasi ................................................................... 213
Lampiran 7.2 Surat Bukti Penelitian dari Sekolah ............................................ 231
Lampiran 7.3 Surat Izin Penelitian dari Bangkespol ........................................ 232
Lampiran 7.4 Surat Izin Penelitisn dari DIKPORA .......................................... 233

xvi
Lampiran 7.5 Bukti Seminar ............................................................................ 234
Lampiran 7.6 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 235
Lampiran 7.7 Curriculume Vitae ...................................................................... 236

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan. Pendidikan

dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia

serta dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih

tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan.

Sebagaimana dalam Undang-Undang Pendidikan (Undang-Undang No

20,2003) tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan pendidikan adalah

usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran pada jenjang menengah atas

yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi

perkembangan teknologi. Fisika salah satu ilmu yang menjelaskan teori

berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi di alam yang dapat diukur dan

diamati. Fisika didefinisikan sebagai suatu teori yang menerangkan gejala-

gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara

kenyataan-kenyataannya. Dalam pembelajaran fisika sangat erat

1
2

hubungannya dengan pemahaman konsep, kemampuan berinkuiri atau

penelitian dan kemampuan pemahaman membaca. Fisika termasuk salah satu

mata pelajaran yang berumpun IPA yang diajarkan disekolah. Berdasarkan

Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Pendidikan Nasional (2006:4) bahwa pendidikan IPA lebih menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Maka dari itu untuk mencapai kemampuan yang diharapkan pemerintah,

siswa diharap, memiliki kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif

dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar

yang didapat dari penggunaan kemampuan literasi sains dalam pembelajaran.

Literasi sains merupakan salah satu ranah studi Programme for

International Students Assessment (PISA). Pada periode-periode awal

penyelenggaraan yakni tahun 2000 dan 2003, literasi sains belum menjadi

fokus utama. Namun pada tahun 2006 literasi sains merupakan ranah utama

studi PISA (Ekohariadi, 2009). Dalam konteks PISA, literasi sains

didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains,

mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-

bukti, dalam rangka memahami dan membuat keputusan berkenaan dengan

alam serta perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia

(Firman, 2007).
3

PISA dirancang untuk mengumpulkan informasi melalui asesmen tiga

tahunan secara bergilir untuk mengetahui literasi siswa dalam membaca,

matematika, dan sains. PISA juga memberikan informasi tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi perkembangan keahlian dan sikap siswa baik di

rumah maupun disekolah dan juga menilai bagaimana faktor-faktor ini

berintegrasi sehingga mempengaruhi perkembangan kebijaksanaan suatu

negara (OECD, 2010). PISA mengadakan studi tiga tahunan yang dimulai

sejak tahun 2000 dengan cara mengukur kemampuan siswa usia 15 tahun,

usia yang dianggap sebagai usia akhir bagi seorang siswa mengikuti wajib

belajar (Stacey, 2011: 95-96). Penilaian literasi sains salah satunya dalam

aspek kompetensi sains atau proses sains memberikan prioritas beberapa

kompetensi yaitu, siswa dapat mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, siswa

dapat menjelaskan fenomena ilmiah yakni siswa mampu mengaplikasikan

pengetahuan sains kedalam situasi yang diberikan dan siswa mampu

menggunakan bukti ilmiah sebagai bukti untuk menarik suatu kesimpulan.

Miller (dalam Habson: 2003), mengatakan bahwa seseorang yang memiliki

kemampuan literasi sains adalah, (1) memahami hukum dan konsep dasar

sains, (2) memahami fenomena alam berdasarkan sains melalui inkuiri ilmiah

dan, (3) mengkomunikasikan kembali informasi, membaca dan memahami

buku sains popular.

Untuk mengetahui kemampuan literasi fisika salah satu sekolah di

Yogyakarta dilakukanlah studi pendahuluan dengan teknik wawancara


4

terhadap guru fisika serta observasi pembelajaran dikelas maupun melalui

perangkat pembelajaran. SMA UII Yogyakarta adalah salah satu sekolah

menengah atas yang beralamat di Jalan Sorowajan Baru No.273,

Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran fisika, sistem pembelajaran fisika

selama ini menekankan pada pemahaman konsep fisika, kemampaun

matematis dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Berdasarkan hasil

observasi perangkat pembelajaran juga diperoleh informasi bahwa tujuan

pembelajaran fisika juga menekankan pada pengetahuan fisika atau

pemahaman konsep fisika, siswa juga diharapkan mampu mengidentifikasi,

menganalisis dan penerapan konsep fisika dalam pemecahan masalah. Hasil

pemaparan observasi dan wawancara menunjukkan bahwa, tujuan

pembelajaran sudah memenuhi kriteria literasi fisika.

Berdasarkan hasil wawancara mata pelajaran fisika merupakan mata

pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran

ketika pembelajaran yang berlangsung lebih menekankan pada pemahaman

konsep tidak dilatih kemampuan matematisnya, siswa mengalami kesulitan

pada penyelesaian masalah secara matematis. Begitu juga sebaliknya, ketika

guru menyampaikan pembelajaran lebih menekankan pada proses

matematisnya siswa mengalami kesulitan pada penekanan konsep atau teori

fisikanya.
5

Dalam observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan pembelajaran yang

berlangsung dikelas adalah pembelajaran konvensional, yakni dalam

pembelajaran guru lebih aktif daripada siswa. Transfer pengetahuan dari guru

ke siswa sebagian besar disampaikan dengan mendengarkan penjelasan

ataupun ceramah mengenai suatu konsep. Berdasarkan hasil wawancara,

proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya ceramah, kadangkala

dilakukan diskusi ataupun demonstrasi sesuai dengan kebutuhan tujuan

pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil

wawancara kendala-kendala yang sering dihadapi guru pada pembelajaran

fisika adalah pada pemahaman konsep, kemampuan dalam praktikum,

kemampuan menganalisis serta penyelesaian masalah termasuk dalam bentuk

penyelesaian matematis. Kendala-kendala yang dihadapi guru tersebut

menyebabkan kurang optimalnya pembelajaran berbasis literasi fisika di

SMA UII Yogyakarta. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil siswa dalam

pembelajaran fisika, dalam memberikan soal guru lebih menekankan pada

soal-soal yang berbasis konsep, dari soal tersebut siswa diharapkan mampu

menganalisis dan menyelesaikan permasalahan berdasarkan bukti dan

pemahaman konsep yang dimiliki. Namun kendala yang dihadapi adalah hasil

yang diharapkan tidak sesuai dengan hasil yang didapat, kemampuan siswa

dalam pemahaman konsep ini cukup rendah. Dengan begitu dapat dikatakan

bahwa kemampuan siswa terhadap melek sains juga rendah.


6

Berdasarkan wawancara dengan guru dari tahun ketahun materi yang

dianggap siswa susah adalah materi suhu dan kalor. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan nilai rata-rata dari 46 siswa pada materi suhu dan kalor

yang mencapai 30,18 dengan KKM 75. Dengan perolehan nilai salah satu

materi fisika ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum sepenuhnya

tuntas, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi khususnya fisika

masih kurang.

Kemampuan siswa dilihat juga dari hasil praktikum, berdasarkan

wawancara dengan guru kemampuan siswa masih kurang pada kegiatan

praktikum dan penulisan laporan. Pada kegiatan praktikum sejatinya siswa

diajarkan dalam hal ketrampilan proses. Di SMA UII ini kegiatan praktikum

dilakukan pada semester ganjil, sedangkan untuk semester genap ini kegiatan

praktikum dilakukan secara optional, bergantung pada guru mata pelajaran.

Alternatif yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat siswa

terhadap pembelajaran fisika adalah model pembelajaran Problem Solving

Laboratory, dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan literasi fisika siswa lebih baik dari sebelumnya. Model Problem

Solving Laboratory merupakan cerminan dari pembelajaran konstruktivisme

(Ellianawati, 2010). Model Problem Solving Laboratory adalah model

pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan siswa dalam proses

pembelajarannya, dimana siswa menggali permasalahan/kritis terhadap

permasalahan sehingga siswa berusaha mencari pemecahannya sendiri


7

(Sujarwata, 2009). Selain itu model Problem Solving Laboratory juga

memberikan permasalahan dalam kelas, dan teknik penyelesaian

permasalahan tersebut dilakukan dalam kegiatan laboratorium. Setelah

permasalahan terpecahkan melalui kegiatan laboratorium, siswa melakukan

diskusi dalam kelas untuk menyampaikan konsep yang telah ditemukan

(Ellianawati, 2010).

Alasan peneliti menggunakan model pembelajaran ini salah satunya

adalah terdapat kecenderungan bahwa pembelajaran melalui kegiatan di

laboratorium dapat meningkatkan ketrampilan proses sains siswa. Belajar

dengan mengaplikasikan teori dalam bentuk kegiatan praktikum dapat

meningkatkan kemampuan proses, kemampuan menyelesaikan masalah dan

meningkatkan minat serta sikap siswa terhadap pembelajaran fisika hal itu

juga teracakup dalam kemampuan literasi fisika siswa.

Pembelajaran diarahkan agar siswa lebih aktif dan mampu

menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis melalui kegiatan

eksperimen atau aktivitas di laboratorium secara berkelompok, di mana siswa

tidak hanya sekedar melaksanakan eksperimen dengan berpedoman pada

petunjuk kerja yang telah disediakan secara rinci tahap demi tahap. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan keluasan pada siswa untuk aktif berpikir dan

melatih ketrampilan dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah yang

dihadapinya, sehingga pengembangan pemahaman, ketrampilan, dan sikap

ilmiah siswa dapat optimal. Secara tidak langsung proses pembelajaran siswa
8

telah menerapkan proses pembelajaran yang berbasis literasi sains khusnya

literasi fisika.

Indonesia termasuk salah satu negara yang mengikuti PISA. Hasil riset

yang dilakukan oleh PISA terkait dengan literasi sains siswa dari tahun 2000

sampai 2009, Indonesia selalu mendapat peringkat 10 besar dari bawah. Pada

tahun 2000 Indonesia menduduki peringkat ke 38 dari 41 negara, tahun 2003

peringkat ke 38 dari 40 negara, tahun 2006 peringkat 50 dari 57 negara, dan

tahun 2009 peringkat 60 dari 65 negara. Hasil tes PISA pada tahun 2013

Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara. Rendahnya hasil riset

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia untuk melek

terhadap sains masih sangat kurang.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dimunculkan sebuah

model pembelajaran yang dapat menampung berbagai harapan tersebut. Salah

satunya adalah penggunaan model Problem Solving Laboratory, dimana

menurut hemat peneliti, model tersebut dapat mengajak siswa berfikir secara

langsung, dalam proses pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bekerja

kelompok dan saling berdiskusi. Dengan cara ini diharapkan siswa menggali

secara kritis permasalahan, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berusaha mencari pemecahannya sendiri. Oleh karena itu,

peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Literasi Fisika Siswa SMA UII Yogyakarta melalui Model

Pembelajaran Problem Solving Laboratory”.


9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang ada yaitu:

1. Tujuan pembelajaran yang sudah memenuhi kriteria literasi sains

khususnya fisika belum secara optimal diterapkan dalam proses

pembelajaran.

2. Belum tercapainya tujuan pembelajaran juga berdasarkan rendahnya

nilai salah satu materi fisika, yang juga menandakan kurangnya

kemampuan literasi fisika siswa.

3. Pemanfaatan laboratorium belum maksimal.

4. Keterampilan proses siswa SMA UII Yogyakarta dalam pembelajaran

fisika belum optimal.

5. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru fisika SMA UII

Yogyakarta kurang bervariatif.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah

di atas perlu diadakan pembatasan permasalahan dengan bertujuan

memfokuskan perhatian pada objek penelitian sehingga pengkajian masalah

dapat terkaji dengan jelas. Secara ringkas pada penelitian ini hanya dibatasi

pada:

1. Kemampuan Literasi fisika yang diukur dibatasi pada aspek kompetensi

atau proses sains (OECD,2006).


10

2. Kemampuan literasi fisika yang diukur melalui tes kognitif dengan soal

mengacu pada soal-soal PISA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “Apakah peningkatan kemampuan literasi fisika

siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Solving Laboratory

lebih baik daripada kemampuan siswa yang memperoleh pembelajaran fisika

secara konvensional pada materi Suhu dan Kalor?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi

fisika siswa yang memperoleh model pembelajaran Problem Solving

Laboratory lebih baik atau tidak daripada kemampuan siswa yang

memperoleh pembelajaran fisika secara konvensional pada materi suhu dan

kalor.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Bagi pendidik

a. Dapat membantu untuk melakukan variasi dalam pembelajaran

fisika sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan

kemampuan literasi fisika siswa serta dapat dijadikan rujukan

sebagai bahan penelitian lebih lanjut.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisa data, dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa:

Pembelajaran fisika menggunakan model problem solving laboratory

dapat meningkatkan kemampuan literasi fisika siswa pada materi suhu dan

kalor. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kelas eksperimen menunjukkan

peningkatan rata-rata skor kemampuan literasi fisika pada materi suhu dan

kalor sebesar 70,64. Sedangkan pada kelas kontrol peningkatan rata-rata skor

kemampuan literasi fisika pada materi suhu dan kalor sebesar 61,88.

Peningkatan kemampuan literasi fisika juga terlihat pada ukuran dispersi dan

ukuran letak.

Jika dilihat dari nilai peningkatan N-Gain untuk kelas eksperimen, nilai

N-Gain sebesar 0,404 dengan kriteria peningkatan sedang. Untuk kelas kontrol

nilai N-Gain sebesar 0,304 dengan kriteria peningkatan sedang. Jika dilihat dari

rerata nilai N-Gain dapat disimpulakan bahwa kelas eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih baik daripada kelas kontrol. Sedangkan jika dilihat

pada kriteria N-Gain peningkatan kemampuan literasi fisika pada kedua kelas

meningkat dengan kategori sedang. Peningkatan kemampuan literasi fisika

juga dilihat selama proses pembelajaran dimana pada kelas eksperimen lebih

antusia dalam pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving

laboratory.

102
103

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Penelitian hanya melibatkan peneliti tunggal, sehingga peneliti mengalami

keterbatasan data pendukung ataupun dokumentasi.

2. Kurang kondusifnya pembelajaran di kelas karena posisi peneliti sebagai

guru pengganti dan kemampuan peneliti yang belum dapat

mengkondisikan kelas dengan baik.

C. Saran

Dari hasil penelitian, analisis, pembahasan, dan kesimpulan dapat

dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang model

pembelajaran problem solving laboratory dengan melibatkan peneliti

lebih dari satu.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang mengukur kemampuan literasi

fisika siswa perlu persiapan matang pada perencanaan dan pembuatan

perangkat pembelajaran seperti RPP dan Lembar Aktivitas Siswa yang

disesuaikan dengan pokok bahasan serta kebutuhan peneliti untuk

mencapai pembelajaran yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta
Budiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Surakarta: UNS Perss

Bound, J., & Ton, P. 2005. Handbook Problem Based Learning Guide For Students.
Departement of Materials Queen Mary University of London.

Dewi, Ernawati. 2013. Penerapan Strategi Literasi Pada Pembelajaran Bertema


Alat Ukur Pada Kendaraan Bermotor untuk Meningkatkan Literasi Fisika.
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Direktorat Pembinaan SMA. 2015. Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill’s
Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Ellianawati. 2010. Penerapan Model Praktikum Problem Solving Laboratory


Sebagai Upaya Untuk Memperbaiki Kualitas Pelaksanaan Praktikum Fisika
Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indoneisa, Vol 6, No. 2, p.90-97.

Feranie, et. al. 2016. Implementation Literacy Strategies on Health Technology


Theme Learning to Enhance Indonesian Junior High School Student’s
Physics Literacy. Journal of Physics: Conference Series 739 (2016) 012115.

. 2005. Problem Solving laboratory: Suatu Model Alternatif Inovasi


Pembelajaran Dalam Kegiatan Praktikum Fisika Dasar. Seminar Nasional
Pendidikan MIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2007. Proses belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hadijah, Sitti dkk. 2015. Pengaruh Problem Solving Laboratory Menggunakan


Pendekatan Konflik Kognitif Terhadap Perubahan Konsep Fisika Siswa SMA
Negeri 5 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vo. 3 No. 3 ISSN
2338 3240. Sulawesi Tengah.
Heller & Heller. 1999. Problem-solving Laboratory. University of Minnesota.
Kanginan, Marthen. 2010. Physic of Senior High School 1B. Jakarta: Erlangga.

104
105

Malik, Adam. 2015. Model Praktikum Problem Solving Laboratory untuk


Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. Prosiding Simposium
Nasioanal Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015). Bandung

Meltzer, D. E. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and


Conceptual Learning Gains in Physics. A Possible “Hidden Variabel” in
Diagnostic Pretest Score. [online]. Tersedia: http://physicseducation.net/.
Diakses [ 9 Januari 2017].

Muhajir, Siti Nurdianti dkk. 2015. Implementasi Model Problem Solving


Laboratory untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Mahasiswa pada
Mata Kuliah Fisika Dasar II. Prosiding Simpoaium Nasional Inovasi dan
pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015). Bandung

Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Pernadamedia Group.

Serway, Raymond A. & John W. Jewett, Jr. 2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik
Buku 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Teknika

Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskreptif untuk Penelitian: Dilengkapi


Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali Press

Stacey, Kaye. 2011. The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia dalam
IndoMS J.M.E. Vol. 2 No. 2 July 2011. [Online]. Tersedia: http://jims-b.org/.
Diakses [ 1 Januari 2017]
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

The Organisation for Economic C0-operation and Development (OECD). 2013.


PISA 2012 Result Overview. [Online]. Tersedia: http//www.oecd.org/.
Diakses [ 1 Januari 2017]
Tippler. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknologi. Jakarta: Erlangga

Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:


Fokusmedia

Utari Setiya, dkk. 2011. Adopsi dan Adaptasi Metode Eksperimen Inquiry dan
Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep
Fisika Di Sekolah Menengah. Joint Conference UPI-UiTM 2011
“Strengthening Research Collaboration on Education”.
Lampiran I
Pra Penelitian

1.1 Hasil Wawancara Dan Observasi


1.2 Daftar Nilai Ulangan Mid Fisika
1.3 Persamaan Dan Perbedaan Kajian Peneliti Relevan

106
107

Lampiran 1.1 Poin-poin Hasil Wawancara dan Observasi

Hari, tanggal : 22 Februari 2017


Narasumber : Bapak Abdul Malik, S.Pd
Tempat : SMA UII Yogyakarta
No. Poin-poin Hasil Wawancara & Observasi Sumber
informasi
1. Kurikulum yang digunakan di SMA UII adalah KTSP.
2. Kelas X SMA UII tahun pelajaran 2016/2017 terdapat 2
kelas, dengan tiap kelas terdapat 31 dan 32 siswa.
3. Materi fisika kelas X semester genap meliputi Optik, Suhu
dan Kalor, Listrik Dinamis, dan Gelombang
Elektromagnet.
4. Nilai KKM untuk pelajaran fisika adalah 75.
5. • Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah
metode ceramah, latihan soal beserta pembahasannya,
kadang dilakukan diskusi kelompok.
• Proses pembelajaran lebih menekankan pada penguasaan
konsep.

Wawancara dan Observasi


6. Untuk semester genap tidak dijadwalkan praktikum,
praktikum dijadwalkan pada semester ganjil, sehingga
untuk semester ini tidak dilakukan praktikum.
7. Dalam kegiatan praktikum peserta didik dituntut untuk
dapat menyusun laporan praktikum mandiri sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan, namum kendala yang
dihadapi banyak diantara peserta didik yang belum mampu
menyusun hasil praktikum yang telah ditentukan, peserta
didik dirasa kurang mampu menyampaikan hasil kegiatan
praktikum dalam bentuk tulisan.
8. Peserta didik kurang mampu menganalisis hasi percobaan,
serta pemahaman konsep peserta didik yang masih rendah,
sehingga berpengaruh pada kemampuan berhipotesis dan
analisisnya.
9. Selain itu kemampuan pemahaman konsep yang kurang
juga berpengaruh pada nilai peserta didik yang
ditunjukkan dengan rendahnya tingkat kelulusan peserta
didik dalam ulangan MID semester
10. Alokasi pembelajaran fisika kelas X untuk 1 minggu 2 jam
pelajaran.
108

No. Poin-poin Hasil Wawancara & Observasi Sumber


informasi
11. Antusias, dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran
fisika masih kurang
12. Kebanyakan diantara peserta didik menganggap fisika itu
sulit, banyak rumus, dan hafalan.
13. Dari beberapa siswa mengatakan bahwa materi suhu dan
kalor itu sangat sulit.
14. Dalam proses pembelajaran peserta didik cenderung pasif,
tidak terlalu aktif bertanya, kurang dilakukan kegiatan
diskusi kelompok.
15. Kemandirian peseta didik dirasa kurang, ketika dalam
proses penyelesaian contoh soal.
109

Lampiran 1.2 Daftar Nilai MID Semester Gasal 2016/2017

Fisika ( X A) Fisika (X A)
KKM 75 KKM 75
No. Nilai No. Nilai
1. 41 1. 12
2. 41 2. 17
3. 37 3. 47
4. 50 4. 67
5. 63 5. 30
6. 64 6. 72
7. 58 7. 0
8. 50 8. 44
9. 44 9. 53
10. 39 10. 48
11. 63 11. 30
12. 56 12. 51
13. 32 13. 41
14. 39 14. 34
15. 36 15. 63
16. 30 16. 38
17. 21 17. 48
18. 79 18. 30
19. 72 19. 40
20. 52 20. 50
21. 16 21. 38
22. 84 22. 38
23. 72 23. 54
24. 66 24. 64
25. 53 25. 72
26. 23 26. 71
27. 48 27. 45
28. 46 28. 59
29. 67 29. 72
30. 0 30. 53
31. 55 31. 30
32. 63 32. 0
33. 50
48,75
44,27
110

Daftar Nilai UH Fisika Suhu dan Kalor Tahun Pelajaran 2014/2015


Kelas X A Kelas X B
75 75
1. 70 1. 60
2. 78 2. 80
3. 66 3. 56
4. 60 4. 78
5. 68 5. 58
6. 80 6. 80
7. 64 7. 75
8. 66 8. 66
9. 58 9. 68
10. 75 10. 64
11. 68 11. 70
12. 60 12. 68
13. 58 13. 80
14. 72 14. 60
15. 66 15. 62
16. 78 16. 62
17. 60 17. 84
18. 66 18. 72
19. 72 19. 70
20. 88 20. 64
21. 76 21. 75
22. 70 69, 14
23. 76
24. 80
25. 68
69,72
111

Lampiran 1.3

A. Persamaan dan Perbedaan Kajian Penelitian Relevan dengan penelitian yang dilakukan
Peneliti & Metode Judul Penelitian Variabel Variabel Hasil
Tahun Penelitian Bebas Terikat
Adam Malik Kualitatif dan “Model Praktikum Problem Model Ketrampilan Terdapat peningkatan
(2015) Kuantitatif Solving Laboratory untuk Praktikum Proses Sains keterampilan proses sains
Meningkatkan Ketrampilan Problem Mahasiswa mahasiswa setelah
Proses Sains Mahasiswa” Solving diterapkan model praktikum
Laboratory problem solving laboratory
dengan nilai rata-rata N-gain
0,47 berkategori sedang.
Siti experimental “Implementasi Model Model Literasi Sains Terdapat peningkatan
Nurdianti Problem Solving Problem Mahasiswa kemampuan literasi sains
Muhajir Laboratory untuk Solving mahasiswa yang
(2015) Meningkatkan Laboratory signifikan dengan
Kemampuan Literasi Sains menerapkan model
Mahasiswa pada Mata problem solving
Kuliah Fisika Dasar II” laboratory dengan nilai N-
gain rata-rata 0,55 yang
termasuk kategori sedang.
Ariati Dina Quasi “Efektifitas Model Literasi Sains Pembelajaran berbasis
(2015) experiment Pembelajaran Guided Pembelajaran guided inquiry lebih efektif
Inquiry untuk Guided dalam meningkatkan literasi
Meningkatkan literasi Inquiry sains siswa dibandingkan
Sains Siswa pembelajaran tradisional atau
ceramah pada pelajaran IPA
112

Peneliti & Metode Judul Penelitian Variabel Variabel Hasil


Tahun Penelitian Bebas Terikat
tema kalor untuk siswa kelas
VII SMP.
Selly Quasi “Implementation Literacy Strategi Meningkatkan Penelitian menunjukkan
Feranie dkk experiment Strategies on Health Literasi Literasi Fisika bahwa penerapan strategi
(2016) Technology Theme Siswa literasi dalam
Learning to Enhance pembelajaran berbasis
Indonesia Junior High tema memiliki pengaruh
School Student’s Physics yang signifikan dalam
Literacy” meningkatkan
kemampuan literasi fisika
siswa sekolah menengah.
Miffa Aulita Quasi “Peningkatan Kemampuan Model Peningkatan
(2017) experiment Literasi Fisika Siswa SMA Problem Kemampuan
Melalui Model Solving Literasi Fisika
Pembelajaran Problem Laboratory Siswa
Solving Laboratory”
Lampiran II
Instrumen Pembelajaran
2.1 Silabus
2.2 RPP Kelas Eksperimen
2.3 RPP Kelas Kontrol
2.4 Lembar Aktivitas Siswa
114

Lampiran 2.1 Silabus Mata Pembelajaran Fisika

SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA UII YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/II
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi

No. Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pokok Waktu Belajar
1. 4.1 Menganalisis • Suhu, • Mengaitkan peristiwa • Menganalisis Penilaian 4 Jam Buku
pengaruh kalor pemuaian, yang ada dalam pengaruh kalor kinerja Pegangan
terhadap suatu dan kalor kehidupan sehari-hari terhadap (sikap, dan siswa/
zat dengan konsep suhu perubahan suhu praktik), tes LKS
dan alat ukur suhu. benda. tertulis Tuntas.
• Melakukan berbagai • Menganalisis Buku
kegiatan untuk pengaruh Paket
menemukan suhu perubahan suhu
berbagai kondisi. benda terhadap
ukuran benda
(pemuaian)
115

No. Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pokok Waktu Belajar
• Menemukan konsep
dan penyebab
pemuaian
• Menyelidiki pemuaian
pada zat cair dan gas.
• Melakukan studi
pustaka dan melakukan
percobaan untuk
mencari informasi
mengenai pengaruh
kalor terhadap
perubahan suhu benda.
- Misalnya: melakukan
percobaan pemanasan
benda sambil
mengamati perubahan
suhu dan wujudnya.
4.2 Menganalisis Perpindahan • Membedakan Menganalisis Penilaian 4 jam Buku
cara kalor peristiwa perpindahan perpindahan kalor kinerja(sikap Pegangan
perpindahan kalor secara dengan cara dan praktik), siswa.
kalor konduksi, konveksi, konduksi, konveksi, tes tertulis
dan radiasi dan radiasi.
• Menunjukkan contoh
peristiwa perpindahan
116

No. Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pokok Waktu Belajar
kalor secara
konduksi, konveksi,
dan radiasi dalam
kehidupan sehari-
hari.
• Menyebutkan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
perpindahan kalor.
117

Lampiran 2.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA UII Yogyakarta


Kelas/Semester : X (sepuluh)/Semester 2
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Alokasi waktu : 2 JP

A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi.
Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor.
Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian).
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda
4. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi.
5. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi.
6. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi.
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian suhu dan alat ukur suhu.
2. Menjelaskan alat pengukur suhu dan konversi skala yang digunakan.
118

3. Menggunakan alat pengukur suhu dengan tepat.


4. Menjelaskan konsep dasar pemuaian.
5. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap pemuaian benda.
6. Menyebutkan macam-macam pemuaian dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Menjelaskan hubungan kalor dengan suhu benda dan wujudnya.
8. Melakukan perhitungan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu dari titik beku hingga titik uap.
9. Menjelaskan metode perpindahan kalor.
10. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi metode perpindahan
kalor.
11. Menerapkan konsep metode perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-
hari.
C. Materi Pembelajaran
1. Suhu dan Termometer
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan
yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah
ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu
benda. Dengan demikian suhu menggambarkan bagaimana gerakan
molekul-molekul benda.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda adalah
termometer. Termometer memanfaatkan sifat termometrik zat untuk
mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis zat yang berubah
dengan temperatur. Misalnya volume zat cair, panjang logam, hambatan
listrik seutas kawat platina, dan tekanan gas pada volume tetap.
Beberapa termometer yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari untuk mengukur suhu yaitu termometer raksa, termometer alkohol,
termometer gas, termometer bimetal, termometer hambatan, termokopel,
dan pyrometer.
119

Termometer banyak jenis untuk skalanya yaitu Celcius, Reamur,


Fahrenheit, dan Kelvin. Perbandingan skala suhu Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin adalah sebagai berikut:

C : R : (F-32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 : 5

5 5
= = − 32 = − 273
4 9

2. Pengaruh Perubahan Suhu Benda Terhadap Ukuran Benda


(Pemuaian)

a. Pemuaian Pada Zat Padat


1) Muai Panjang
Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan
memuai ke segala arah. Besarnya muai panjang sebanding dengan
panjang batang semula, sebanding dengan kenaikan suhu dan
sebanding dengan jenis batang.
∆ = ∆
Dimana:
∆ : pertambahan panjang batang (m/cm)
: panjang batang mula-mulai (m/cm)
: koefisien muai panjang ℃
∆ : perubahan suhu ℃
2) Muai Luas
Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dipanaskan,
maka akan terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan melebar, atau
dikatakan mengalami pemuaian luas.
∆ = ∆
Dimana:
∆ : pertambahan luas benda setelah dipanaskan ( m2)
: luas benda mula-mula (m2)
: koefisien muai luas (℃ )
120

∆ : perubahan suhu ℃

3) Muai Volume
Apabila sebuah balok mula-mula memiliki ukuran panjang
,lebar , dan tinggi ℎ , dipanaskan hingga suhunya bertambah ∆ ,
maka:
∆ = ∆
!"#":
∆ : pertambahan volume benda setelah dipanaskan (m3)
: volume benda mula-mula (m3)
: koefisien muai volume (℃ )
∆ : perubahan suhu (℃)

b. Pemuaian Zat Cair


Zat cair mempunyai sifat selalu mengikuti bentuk sesuai dengan
tempat yang ditempati. Oleh karena itu, zat cair hanya mengalami muai
volume saja. Besarnya pertambahan volume akibat pemuaian
dirumuskan sebagai berikut:
∆ = ∆
!"#":
∆ : pertambahan volume benda setelah dipanaskan (m3)
: volume benda mula-mula (m3)
: koefisien muai volume (℃ )
∆ : perubahan suhu (℃)
c. Pemuaian Gas
Seperti halnya benda padat, gas juga memuai jika dipanaskan.
Hukum mengenai pemuaian gas dinyaatakan oleh Gay Lussac dan Boyle,
dan menjadi hukum Boyle-Gay Lussac.

3. Kalor

Interaksi yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya


merupakan perpindahan energi dari satu bahan ke bahan lain. Perpindahan
121

energi yang hanya terjadi karena perpindahan suhu disebut aliran panas
atau perpindahan panas, sementara energi yang dipindahkan disebut panas
atau kalor (Young dan Freedman, 2002: 466-467). Satuan dari kalor adalah
kalori. Kalori (kal) dapat didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan
untuk menaikan temperatur 1 gram air sebesar 1℃. Satuan yang lebih
umum digunakan untuk kalor adalah kilokalori (kkal). 1 kkal adalah kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 1℃
(Giancoli, 2012: 489).
Kuantitas panas Q untuk menaikan temperatur zat dengan massa m
tertentu, dari T1 menjadi T2, setara dengan perubahan suhu ∆ = % −
dan massa m zat tersebut. Kuantitas panas Q juga berbeda untuk setiap
bahan yang berbeda, sehingga besarnya kuantitas panas Q bergantung
pada kalor jenis c zat tersebut (Young dan Freedman, 2002: 467). Dengan
menyatukan seluruh hubungan tersebut maka diperoleh:
& = !'∆
Dimana:
& : kuantitas panas atau kalor (kal/joule)
! : massa zat (gram/kg)
' : kalor jenis zat (kal/g℃ atau J/kg.K)
∆ : perubahan suhu zat (℃ atau K)

4. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor atau perambatan kalor terjadi dari benda yang


bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor dapat merambat
dengan tiga cara, diantaranya dengan hantaran (konduksi), aliran
(konveksi), dan pancaran (radiasi) (Aip Saripudin, 2009: 119).
a. Konsep Konduksi
Konduksi kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai
hasil tumbukan molekul-molekul. Karakteristik dari perpindahan panas
ini adalah perpindahan panas mencapai ujung yang lebih dingin dengan
122

konduksi (conduction) melalui bahan. Berdasarkan kemampuan


menghantarkan kalor, zat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu konduktor
dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor,
sedangkan isolator adalah zat atau bahan yang sukar mengahntarkan
kalor. Konduksi kalor terjadi hanya jika ada perbedaan temperatur.
Kecepatan hantaran kalor melalui benda sebanding dengan perbedaan
temperatur antara ujung-ujungnya serta ukuran dan bentuk benda.
Secara matematis dapat dituliskan:
∆& − %
=)
∆(
!"#":
∆*
= hantaran kalor pada selang waktu tertentu (J/s)
∆+
) = konduktivitas termal (J/s m ℃)
= luas penampang lintasan benda (m2)
= jarak antara kedua ujung benda (m)
− %= selisih suhu antara kedua ujung benda (℃)
b. Konsep Konveksi
Konveksi adalah proses dimana kalor ditransfer dengan
pergerakan molekul dari satu tempat ketempat yang lain. Konveksi
melibatkan pergerakan molekul dengan jarak yang besar (Giancoli,
2012: 504). Konveksi dapat diartikan pula sebagai perpindahan panas
disertai molekul atau zat perantaranya.
Banyak kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
&
,=

,=ℎ ∆
& = ℎ ∆(∆
Dimana:
Q = kalor yang dihantarkan (Q)
123

h = koefisien konveksi (J/m2 s ℃)


A = luas permukaan zat yang bersentuhan (m2)
∆( = waktu (s)
∆ = perbedaan suhu antara benda dan fluida (℃)
c. Konsep Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas oleh gelombang
elektromagnetik seperti cahaya tampak, inframerah, dan radiasi ultra
ungu. Perpindahan panas secara radiasi terjadi bahkan jika tidak ada
media perantara (hampa udara) (Young dan Freedman, 2002: 478-479).
Laju radiasi energi dari permukaan berbanding lurus dengan
penampang A. Laju energi meningkat sangat cepat seiring kenaikan
suhu, tergantung pada pangkat empat dari suhu mutlak (kelvin). Laju
energi juga tergantung pada sifat alami permukaan, ketergantungan ini
dideskripsikan dengan kuantitas e yang disebut emisivitas (emissivity).
Ini adalah angka tak berdimensi dari 0 sampai 1, yang menggambarkan
perbandingan laju radiasi dari permukaan tertentu terhadap laju radiasi
dari permukaan radiasi ideal dengan luas yang sama dan suhu yang
sama. Emisivitas juga bergantung pada suhu (Young dan Freedman:
2002: 479-480). Laju radiasi dapat ditentukan dengan:
∆& /
= -.
∆(
Dimana:
∆*
: energi panas yang memancar tiap satuan waktu (J/s)
∆+
: luas penampang benda (m2)
- : koefisien emisivitas (0<e≤ 1)
T : temperatur mutlak benda (K)
124

D. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran: Problem Solving Laboratory

Metode Pembelajaran: Praktikum/eksperimen, diskusi, dan tanya jawab.


E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1
Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving
Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
Pendahuluan Eksplorasi: 5 menit
a. Guru membagi siswa dalam a. Siswa memposisikan dirinya
beberapa kelompok. dalam kelompoknya masing- Pre-eksperimen (diskusi)
masing.
b. Guru membagikan Lembar b. Siswa memperoleh Lembar - Menjelaskan fenomena
Aktivitas Siswa (LAS) Aktivitas Siswa. ilmiah
c. Guru memaparkan kompetensi c. Siswa memperoleh informasi
dan tujuan yang dapat dicapai terkait kompetensi dan tujuan
dari pembelajaran. yang dicapai dari pembelajaran.
d. Guru memberikan arahan d. Siswa memahami petunjuk
kepada siswa mengenai penggunaan dari LAS.
petunjuk penggunaan Lembar
125

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
Aktivitas Siswa yang telah
dibagikan.
e. Guru memberikan apersepsi e. Siswa menjawab pertanyaan
dengan menanyakan kepada dari guru.
siswa, “ apa yang mereka
rasakan ketika secara tidak
sengaja menyentuh gelas yang
berisi air panas dan air es.
f. Guru mengarahkan siswa untuk f. Siswa diarahkan untuk
mencermati masalah yang ada mencermati masalah yang ada
dalam LAS 1 didalam LAS.
Elaborasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk a. Siswa diarahkan untuk
berdiskusi dengan teman dalam berdiskusi dengan teman dalam
satu kelompok satu kelompok
35
b. Guru mengarahkan siswa b. Siswa menjawab pertanyaan Pre-eksperimen (diskusi)
Inti menit
menjawab pertanyaan yang yang telah diberikan dalam
telah diberikan di LAS 1 LAS 1.
c. Guru membimbing siswa untuk c. Siswa mencermati kembali
mencermati kembali masalah masalah yang disajikan dalam - Menjelaskan fenomena
yang disajikan dalam LAS 1. LAS 1. ilmiah
126

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
d. Guru membimbing siswa dalam d. Siswa dibimbing dalam
memahami suhu dan alat ukur memahami suhu dan alat ukur
suhu melalui eksperimen suhu melalui eksperimen. - Mengidentifikasi isu
e. Guru mengarahkan siswa untuk e. Siswa berdiskusi dan mengisi ilmiah
berdiskusi dengan teman format LAS 1.
kelompoknya dan mengisi
format LAS 1.
f. Guru memfasilitasi dan f. Siswa merancang sebuah Eksplorasi
melakukan pengamatan eksperimen sesuai dengan
terhadap siswa dalam permasalahan yang disajikan
merancang eksperimen. secara prosedural.
g. Guru memfasilitasi dan g. Siswa memilih jenis peralatan
melakukan pengamatan dan bahan yang akan
terhadap kinerja siswa dalam digunakan.
memilih peralatan dan bahan.
h. Guru meminta siswa untuk h. Siswa melakukan pengambilan Pengambilan data
melakukan mengambilan data data.
sesuai data yang dibutuhkan.
i. Guru mengingatkan siswa i. Siswa mencatat hasil
untuk mencatat data hasil pengukuran
127

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
pengukuran yang diperoleh
pada LAS
j. 10 menit sebelum berakhir guru j. Siswa merapikan tempat
memberitahu siswa bahwa percobaan.
waktu sudah habis dan
menyuruh siswa merapikan
tempat percobaan
Konfirmasi
a. Guru meminta setiap kelompok a. Masing-masing kelompok
untuk melakukan diskusi berdiskusi menganalisis hasil
mengenai hasil pengambilan percobaan dan menyusun
data dan pengamatan yang telah kesimpulan dari hasil
dilakukan. percobaan.
Post-eksperimen (diskusi)
b. Guru memberikan kesempatan b. Perwakilan kelompok
masing-masing kelompok mempresentasikan data hasil - Menggunakan bukti ilmiah.
untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
eksperimen.
c. Guru memberi dorongan agar c. Siswa melakukan tanya
kelompok lainnya mengajukan jawab/diskusi dalam kelas.
128

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
pertanyaan pada kelompok
yang presentasi
d. Guru mengklarifikasi hasil d. Siswa menyimak penjelasn
diskusi siswa guru.
Penutup a. Guru memberikan penugasan a. Siswa diminta untuk menyusun 5 menit
kepada siswa berupa laporan laporan sebagai tugas rumah.
tertulis sebagai tugas rumah.
b. Guru membimbing siswa untuk b. Siswa berdo’a dan menjawab
mengakhiri pembelajaran dengan salam guru.
berdo’a dan memberi salam.

Pertemuan Ke-2
Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving
Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
Pendahuluan Eksplorasi: 5 menit
a. Guru membagi siswa dalam a. Siswa memposisikan dirinya
beberapa kelompok. dalam kelompoknya masing- Pre-eksperimen (diskusi)
masing.
- Menjelaskan fenomena
b. Guru membagikan Lembar b. Siswa memperoleh Lembar
ilmiah
Aktivitas Siswa (LAS) Aktivitas Siswa.
129

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
c. Guru memaparkan kompetensi c. Siswa memperoleh informasi
dan tujuan yang dapat dicapai terkait kompetensi dan tujuan
dari pembelajaran. yang dicapai dari pembelajaran.
d. Guru memberikan arahan d. Siswa memahami petunjuk
kepada siswa mengenai penggunaan dari LAS.
petunjuk penggunaan Lembar
Aktivitas Siswa yang telah
dibagikan.
e. Guru memberikan apersepsi e. Siswa menjawab pertanyaan
mengenai terjadinya pemuaian dari guru.
dalam kehidupan sehari-hari
f. Guru mengarahkan siswa untuk f. Siswa diarahkan untuk
mencermati masalah yang ada mencermati masalah yang ada
dalam LAS 2 didalam LAS 2.
Elaborasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk a. Siswa diarahkan untuk
berdiskusi dengan teman dalam berdiskusi dengan teman dalam 35
Inti satu kelompok satu kelompok menit
Pre-eksperimen (diskusi)
b. Guru mengarahkan siswa b. Siswa menjawab pertanyaan
menjawab pertanyaan yang yang telah diberikan dalam
telah diberikan di LAS 2 LAS 2.
130

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
c. Guru membimbing siswa untuk c. Siswa mencermati kembali - Menjelaskan fenomena
mencermati kembali masalah masalah yang disajikan dalam ilmiah
yang disajikan dalam LAS 2. LAS.
d. Guru membimbing siswa dalam d. Siswa dibimbing dalam
- Mengidentifikasi isu
memahami konsep pemuaian, memahami materi pemuaian ilmiah
dengan melakukan eksperimen melalui eksperimen pemuaian
pemuaian zat cair dan gas. zat cair dan gas.
e. Guru mengarahkan siswa untuk e. Siswa berdiskusi dan mengisi
berdiskusi dengan teman format LAS 2.
kelompoknya dan mengisi
format LAS 2.
f. Guru memfasilitasi dan f. Siswa merancang sebuah Eksplorasi
melakukan pengamatan eksperimen sesuai dengan
terhadap siswa dalam permasalahan yang disajikan
merancang eksperimen. secara prosedural.
g. Guru memfasilitasi dan g. Siswa memilih jenis peralatan
melakukan pengamatan dan bahan yang akan
terhadap kinerja siswa dalam digunakan.
memilih peralatan dan bahan.
h. Guru meminta siswa untuk h. Siswa melakukan pengambilan Pengambilan data
melakukan mengambilan data data.
sesuai data yang dibutuhkan.
131

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
i. Guru mengingatkan siswa i. Siswa mencatat hasil
untuk mencatat data hasil pengukuran
pengukuran yang diperoleh
pada LAS
j. 10 menit sebelum berakhir guru j. Siswa merapikan tempat
memberitahu siswa bahwa percobaan.
waktu sudah habis dan
menyuruh siswa merapikan
tempat percobaan

Konfirmasi
a. Guru meminta setiap kelompok a. Masing-masing kelompok
untuk melakukan diskusi berdiskusi menganalisis hasil
mengenai hasil pengambilan percobaan dan menyusun
data dan pengamatan yang telah kesimpulan dari hasil
dilakukan. percobaan.
Post-eksperimen (diskusi)
b. Guru memberikan kesempatan b. Perwakilan kelompok
masing-masing kelompok mempresentasikan data hasil - Menggunakan bukti ilmiah.
untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
eksperimen.
c. Guru memberi dorongan agar c. Siswa melakukan tanya
kelompok lainnya mengajukan jawab/diskusi dalam kelas.
132

Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving


Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
pertanyaan pada kelompok
yang presentasi
d. Guru mengklarifikasi hasil d. Siswa menyimak penjelasn
diskusi siswa guru.
Penutup a. Guru memberikan penugasan a. Siswa diminta untuk menyusun 5 menit
kepada siswa berupa laporan laporan sebagai tugas rumah.
tertulis sebagai tugas rumah.
b. Guru membimbing siswa untuk b. Siswa berdo’a dan menjawab
mengakhiri pembelajaran dengan salam guru.
berdo’a dan memberi salam.

Pertemuan ke-3
Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving
Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
Pendahuluan Eksplorasi: 5 menit
a. Guru membagi siswa dalam a. Siswa memposisikan dirinya
beberapa kelompok. dalam kelompoknya masing- Pre-eksperimen (diskusi)
masing.
- Menjelaskan fenomena
b. Guru membagikan Lembar b. Siswa memperoleh Lembar
ilmiah
Aktivitas Siswa (LAS) Aktivitas Siswa.
133

c. Guru memaparkan kompetensi c. Siswa memperoleh informasi


dan tujuan yang dapat dicapai terkait kompetensi dan tujuan
dari pembelajaran. yang dicapai dari pembelajaran.
e. Guru memberikan arahan e. Siswa memahami petunjuk
kepada siswa mengenai penggunaan dari LAS.
petunjuk penggunaan Lembar
Aktivitas Siswa yang telah
dibagikan.
f. Guru memberikan apersepsi f. Siswa menjawab pertanyaan
melalui pemahaman konsep dari guru.
kalor jenis dengan mengaitkan
pada perbandingan lama
mendidihnya air dan minyak.
g. Guru mengarahkan siswa untuk g. Siswa diarahkan untuk
mencermati masalah yang ada mencermati masalah yang ada
dalam LAS 3 didalam LAS 3.
Elaborasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk a. Siswa diarahkan untuk
berdiskusi dengan teman dalam berdiskusi dengan teman dalam 35
Inti satu kelompok satu kelompok menit
Pre-eksperimen (diskusi)
b. Guru mengarahkan siswa b. Siswa menjawab pertanyaan
menjawab pertanyaan yang yang telah diberikan dalam LAS
telah diberikan di LAS 3 3.
134

c. Guru membimbing siswa untuk c. Siswa mencermati kembali - Menjelaskan fenomena


mencermati kembali masalah masalah yang disajikan dalam ilmiah
yang disajikan dalam LAS 3. LAS.
d. Guru membimbing siswa dalam d. Siswa dibimbing dalam
- Mengidentifikasi isu
memahami konsep pemuaian, memahami materi pemuaian ilmiah
dengan melakukan eksperimen melalui eksperimen pemuaian
pemuaian zat cair dan gas. zat cair dan gas.
e. Guru mengarahkan siswa untuk e. Siswa berdiskusi dan mengisi
berdiskusi dengan teman format LAS 3.
kelompoknya dan mengisi
format LAS 3.
f. Guru memfasilitasi dan f. Siswa merancang sebuah Eksplorasi
melakukan pengamatan eksperimen sesuai dengan
terhadap siswa dalam permasalahan yang disajikan
merancang eksperimen. secara prosedural.
g. Guru memfasilitasi dan g. Siswa memilih jenis peralatan
melakukan pengamatan dan bahan yang akan
terhadap kinerja siswa dalam digunakan.
memilih peralatan dan bahan.
h. Guru meminta siswa untuk h. Siswa melakukan pengambilan Pengambilan data
melakukan mengambilan data data.
sesuai data yang dibutuhkan.
i. Guru mengingatkan siswa i. Siswa mencatat hasil
untuk mencatat data hasil pengukuran
135

pengukuran yang diperoleh


pada LAS
j. 10 menit sebelum berakhir guru j. Siswa merapikan tempat
memberitahu siswa bahwa percobaan.
waktu sudah habis dan
menyuruh siswa merapikan
tempat percobaan
Konfirmasi
a. Guru meminta setiap kelompok a. Masing-masing kelompok
untuk melakukan diskusi berdiskusi menganalisis hasil
mengenai hasil pengambilan percobaan dan menyusun
data dan pengamatan yang telah kesimpulan dari hasil
dilakukan. percobaan.
b. Guru memberikan kesempatan b. Perwakilan kelompok
masing-masing kelompok mempresentasikan data hasil
Post-eksperimen (diskusi)
untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
eksperimen. - Menggunakan bukti ilmiah.
c. Guru memberi dorongan agar c. Siswa melakukan tanya
kelompok lainnya mengajukan jawab/diskusi dalam kelas.
pertanyaan pada kelompok
yang presentasi
d. Guru mengklarifikasi hasil d. Siswa menyimak penjelasn
diskusi siswa guru.
136

Penutup a. Guru memberikan penugasan a. Siswa diminta untuk menyusun 5 menit


kepada siswa berupa laporan laporan sebagai tugas rumah.
tertulis sebagai tugas rumah.
b. Guru membimbing siswa untuk b. Siswa berdo’a dan menjawab
mengakhiri pembelajaran dengan salam guru.
berdo’a dan memberi salam.

Pertemuan ke-4
Langkah Pembelajaran Langkah Problem Solving
Alokasi
Kegiatan Laboratory dan Aspek
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Kompetensi Literasi Fisika
Pendahuluan Eksplorasi: 5 menit
a. Guru membagi siswa dalam a. Siswa memposisikan dirinya
beberapa kelompok. dalam kelompoknya masing- Pre-eksperimen (diskusi)
masing.
- Menjelaskan fenomena
b. Guru membagikan Lembar b. Siswa memperoleh Lembar
ilmiah
Aktivitas Siswa (LAS) Aktivitas Siswa.
c. Guru memaparkan kompetensi c. Siswa memperoleh informasi
dan tujuan yang dapat dicapai terkait kompetensi dan tujuan
dari pembelajaran. yang dicapai dari
pembelajaran.
d. Guru memberikan arahan d. Siswa memahami petunjuk
kepada siswa mengenai penggunaan dari LAS.
petunjuk penggunaan Lembar
137

Aktivitas Siswa yang telah


dibagikan.
e. Guru memberikan apersepsi e. Siswa menjawab pertanyaan
mengenai bagaimana api bisa dari guru.
terasa hangat apabila kita
didekatnya, dan mekanisme
perpindahan apa yang terjadi?
f. Guru mengarahkan siswa untuk f. Siswa diarahkan untuk
mencermati masalah yang ada mencermati masalah yang ada
dalam LAS 4 didalam LAS 4.
Elaborasi
a. Guru mengarahkan siswa untuk a. Siswa diarahkan untuk
berdiskusi dengan teman dalam berdiskusi dengan teman dalam
satu kelompok satu kelompok
Pre-eksperimen (diskusi)
b. Guru mengarahkan siswa b. Siswa menjawab pertanyaan
menjawab pertanyaan yang yang telah diberikan dalam
telah diberikan di LAS 4 LAS 4. 35
Inti - Menjelaskan fenomena menit
c. Guru membimbing siswa untuk c. Siswa mencermati kembali
mencermati kembali masalah masalah yang disajikan dalam ilmiah
yang disajikan dalam LAS 4. LAS.
d. Guru membimbing siswa dalam d. Siswa dibimbing dalam - Mengidentifikasi isu
memahami konsep pemuaian, memahami materi pemuaian ilmiah
dengan melakukan eksperimen melalui eksperimen pemuaian
pemuaian zat cair dan gas. zat cair dan gas.
138

e. Guru mengarahkan siswa untuk e. Siswa berdiskusi dan mengisi


berdiskusi dengan teman format LAS 4.
kelompoknya dan mengisi
format LAS 4.
f. Guru memfasilitasi dan f. Siswa merancang sebuah Eksplorasi
melakukan pengamatan eksperimen sesuai dengan
terhadap siswa dalam permasalahan yang disajikan
merancang eksperimen. secara prosedural.
g. Guru memfasilitasi dan g. Siswa memilih jenis peralatan
melakukan pengamatan dan bahan yang akan
terhadap kinerja siswa dalam digunakan.
memilih peralatan dan bahan.
h. Guru meminta siswa untuk h. Siswa melakukan pengambilan Pengambilan data
melakukan mengambilan data data.
sesuai data yang dibutuhkan.
i. Guru mengingatkan siswa i. Siswa mencatat hasil
untuk mencatat data hasil pengukuran
pengukuran yang diperoleh
pada LAS
j. 10 menit sebelum berakhir guru j. Siswa merapikan tempat
memberitahu siswa bahwa percobaan.
waktu sudah habis dan
menyuruh siswa merapikan
tempat percobaan
139

Konfirmasi
a. Guru meminta setiap kelompok a. Masing-masing kelompok
untuk melakukan diskusi berdiskusi menganalisis hasil
mengenai hasil pengambilan percobaan dan menyusun
data dan pengamatan yang telah kesimpulan dari hasil
dilakukan. percobaan.
b. Guru memberikan kesempatan b. Perwakilan kelompok
masing-masing kelompok mempresentasikan data hasil
untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Post-eksperimen (diskusi)
eksperimen.
c. Guru memberi dorongan agar c. Siswa melakukan tanya - Menggunakan bukti ilmiah.
kelompok lainnya mengajukan jawab/diskusi dalam kelas.
pertanyaan pada kelompok
yang presentasi
d. Guru mengklarifikasi hasil d. Siswa menyimak penjelasn
diskusi siswa guru.

Penutup a. Guru memberikan penugasan a. Siswa diminta untuk menyusun 5 menit


kepada siswa berupa laporan laporan sebagai tugas rumah.
tertulis sebagai tugas rumah.
b. Guru membimbing siswa untuk b. Siswa berdo’a dan menjawab
mengakhiri pembelajaran dengan salam guru.
berdo’a dan memberi salam.
140

F. Media dan Sumber Belajar


1. Media Belajar:
• Alat dan bahan praktikum pengukuran suhu
• LKPD
2. Sumber Pelajaran:
• Buku:
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Young & Freedman. 2000. Sears dan Zemansky Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
G. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
a. Penilaian
Teknik penilaian : tes
Bentuk instrumen : pilihan ganda
2. Penskoran

0)12 3"#4 -21 -ℎ


7 100%
5)12 !")5 !6!

Mengetahui, Bantul, 17 Maret 2017


Guru Bidang Studi Mahasiswa

Abdul Malik, S. Pd Miffa Aulita Rahmawati


NIP. 1975 0722 0080 11 007 NIM. 13690014
141

Lampiran 2.3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA UII Yogyakarta


Kelas/Semester : X (sepuluh)/Semester 2
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Alokasi waktu : 2 JP
A. Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi.
Kompetensi Dasar
4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor.
Indikator
1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian).
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.
4. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi.
5. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi.
6. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi.
B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian suhu dan alat ukur suhu.
2. Menjelaskan alat pengukur suhu dan konversi skala yang digunakan.
3. Menggunakan alat pengukur suhu dengan tepat.
4. Menjelaskan konsep dasar pemuaian.
5. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap pemuaian benda.
6. Menyebutkan macam-macam pemuaian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Menjelaskan hubungan kalor dengan suhu benda dan wujudnya.
142

8. Melakukan perhitungan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dari titik
beku hingga titik uap.
9. Menjelaskan metode perpindahan kalor.
10. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi metode perpindahan kalor.
11. Menerapkan konsep metode perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi Pembelajaran
1. Suhu dan Termometer
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau
sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan yang dingin memiliki
suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang
dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Dengan demikian suhu menggambarkan
bagaimana gerakan molekul-molekul benda.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda adalah termometer.
Termometer memanfaatkan sifat termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat
termometrik zat adalah sifat fisis zat yang berubah dengan temperatur. Misalnya
volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas kawat platina, dan tekanan gas
pada volume tetap.
Beberapa termometer yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengukur suhu yaitu termometer raksa, termometer alkohol, termometer gas,
termometer bimetal, termometer hambatan, termokopel, dan pyrometer.
Termometer banyak jenis untuk skalanya yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan
Kelvin. Perbandingan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin adalah
sebagai berikut:

C : R : (F-32) : (K-273) = 5 : 4 : 9 : 5

5 5
= = − 32 = − 273
4 9

2. Pengaruh Perubahan Suhu Benda Terhadap Ukuran Benda (Pemuaian)


a. Pemuaian Pada Zat Padat
1) Muai Panjang

Bila suatu benda padat dipanaskan, maka benda tersebut akan memuai
ke segala arah. Besarnya muai panjang sebanding dengan panjang batang
semula, sebanding dengan kenaikan suhu dan sebanding dengan jenis batang.
143

∆ = ∆
Dimana:
∆ : pertambahan panjang batang (m/cm)
: panjang batang mula-mulai (m/cm)
: koefisien muai panjang ℃
∆ : perubahan suhu ℃
2) Muai Luas

Apabila benda tipis berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka akan


terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan melebar, atau dikatakan
mengalami pemuaian luas.
∆ = ∆
Dimana:
∆ : pertambahan luas benda setelah dipanaskan ( m2)
: luas benda mula-mula (m2)
: koefisien muai luas (℃ )
∆ : perubahan suhu ℃
3) Muai Volume

Apabila sebuah balok mula-mula memiliki ukuran panjang ,lebar ,


dan tinggi ℎ , dipanaskan hingga suhunya bertambah ∆ , maka:
∆ = ∆
dimana:
∆ : pertambahan volume benda setelah dipanaskan (m3)
: volume benda mula-mula (m3)
: koefisien muai volume (℃ )
∆ : perubahan suhu (℃)
b. Pemuaian Zat Cair

Zat cair mempunyai sifat selalu mengikuti bentuk sesuai dengan tempat yang
ditempati. Oleh karena itu, zat cair hanya mengalami muai volume saja. Besarnya
pertambahan volume akibat pemuaian dirumuskan sebagai berikut:
∆ = ∆
dimana:
∆ : pertambahan volume benda setelah dipanaskan (m3)
: volume benda mula-mula (m3)
: koefisien muai volume (℃ )
144

∆ : perubahan suhu (℃)

c. Pemuaian Gas

Seperti halnya benda padat, gas juga memuai jika dipanaskan. Hukum
mengenai pemuaian gas dinyaatakan oleh Gay Lussac dan Boyle, dan menjadi
hukum Boyle-Gay Lussac.

3. Kalor

Interaksi yang menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya merupakan


perpindahan energi dari satu bahan ke bahan lain. Perpindahan energi yang hanya
terjadi karena perpindahan suhu disebut aliran panas atau perpindahan panas, sementara
energi yang dipindahkan disebut panas atau kalor (Young dan Freedman, 2002: 466-
467). Satuan dari kalor adalah kalori. Kalori (kal) dapat didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1 gram air sebesar 1℃. Satuan yang lebih
umum digunakan untuk kalor adalah kilokalori (kkal). 1 kkal adalah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 1℃ (Giancoli, 2012: 489).
Kuantitas panas Q untuk menaikan temperatur zat dengan massa m tertentu, dari
T1 menjadi T2, setara dengan perubahan suhu ∆ = % − dan massa m zat tersebut.
Kuantitas panas Q juga berbeda untuk setiap bahan yang berbeda, sehingga besarnya
kuantitas panas Q bergantung pada kalor jenis c zat tersebut (Young dan Freedman,
2002: 467). Dengan menyatukan seluruh hubungan tersebut maka diperoleh:
& = !'∆
Dimana:
& : kuantitas panas atau kalor (kal/joule)
! : massa zat (gram/kg)
' : kalor jenis zat (kal/g℃ atau J/kg.K)
∆ : perubahan suhu zat (℃ atau K)

4. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor atau perambatan kalor terjadi dari benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Kalor dapat merambat dengan tiga cara, diantaranya
dengan hantaran (konduksi), aliran (konveksi), dan pancaran (radiasi) (Aip Saripudin,
2009: 119).
145

a. Konsep Konduksi

Konduksi kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai hasil


tumbukan molekul-molekul. Karakteristik dari perpindahan panas ini adalah
perpindahan panas mencapai ujung yang lebih dingin dengan konduksi (conduction)
melalui bahan. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi atas 2
golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah
menghantarkan kalor, sedangkan isolator adalah zat atau bahan yang sukar
mengahntarkan kalor. Konduksi kalor terjadi hanya jika ada perbedaan temperatur.
Kecepatan hantaran kalor melalui benda sebanding dengan perbedaan temperatur
antara ujung-ujungnya serta ukuran dan bentuk benda. Secara matematis dapat
dituliskan:
∆& − %
=)
∆(
dimana:
∆*
= hantaran kalor pada selang waktu tertentu (J/s)
∆+
) = konduktivitas termal (J/s m ℃)
= luas penampang lintasan benda (m2)
= jarak antara kedua ujung benda (m)
− %= selisih suhu antara kedua ujung benda (℃)

b. Konsep Konveksi

Konveksi adalah proses dimana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul


dari satu tempat ketempat yang lain. Konveksi melibatkan pergerakan molekul
dengan jarak yang besar (Giancoli, 2012: 504). Konveksi dapat diartikan pula
sebagai perpindahan panas disertai molekul atau zat perantaranya.
Banyak kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
&
,=
,=ℎ ∆
& = ℎ ∆(∆
Dimana:
Q = kalor yang dihantarkan (Q)
h = koefisien konveksi (J/m2 s ℃)
146

A = luas permukaan zat yang bersentuhan (m2)


∆( = waktu (s)
∆ = perbedaan suhu antara benda dan fluida (℃)

c. Konsep Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas oleh gelombang elektromagnetik seperti


cahaya tampak, inframerah, dan radiasi ultra ungu. Perpindahan panas secara radiasi
terjadi bahkan jika tidak ada media perantara (hampa udara) (Young dan Freedman,
2002: 478-479). Laju radiasi energi dari permukaan berbanding lurus dengan
penampang A. Laju energi meningkat sangat cepat seiring kenaikan suhu, tergantung
pada pangkat empat dari suhu mutlak (kelvin). Laju energi juga tergantung pada sifat
alami permukaan, ketergantungan ini dideskripsikan dengan kuantitas e yang disebut
emisivitas (emissivity). Ini adalah angka tak berdimensi dari 0 sampai 1, yang
menggambarkan perbandingan laju radiasi dari permukaan tertentu terhadap laju
radiasi dari permukaan radiasi ideal dengan luas yang sama dan suhu yang sama.
Emisivitas juga bergantung pada suhu (Young dan Freedman: 2002: 479-480). Laju
radiasi dapat ditentukan dengan:
∆& /
= -.
∆(
Dimana:
∆*
: energi panas yang memancar tiap satuan waktu (J/s)
∆+
: luas penampang benda (m2)
- : koefisien emisivitas (0<e≤ 1)
T : temperatur mutlak benda (K)

D. Model/Metode Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Ekspositor


Metode Pembelajaran : ceramah, diskusi, dan tanya jawab
147

E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi: 5 menit
- Guru memberi salam, menanyakan kabar dan - Siswa menjawab salam dan berdo’a dengan dipimpin
meminta siswa memimpin doa. oleh ketua kelas.
- Guru memaparkan tujuan dan kompetensi - Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
yang dapat dicapai dari pembelajaran. pembelajaran dan kompetensi yang dapat dicapai
setelah pembelajaran.
- Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru dan
menjawab pertanyaan guru.

- Guru memaparkan fenomena-fenomena


alam yang berkaitan dengan suhu dan kalor.
- Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
seputar fenomena tersebut.
Apa yang dimaksud dengan suhu?
Apa yang dimaksud dengan termometer?
Bagaimana hubungan skala Celcius
dengan Kelvin?
Inti Eksplorasi: 10 menit
- Guru menyediakan mangkuk berisi air hangat - Perwakilan siswa melakukan demonstrasi dan
dan air normal untuk demonstrasi dan menyampaikan informasi kepada temannya serta
memimnta salah satu siswa ke depan untuk merundingkan persoalan yang diberikan.
melakukan demosntrasi, setelah itu
mengkomunikasikan hasil demonstrasi
148

kepada temannya, dan mendiskusikan


dapatkah tangan menjadi pengukur suhu?
- Guru memberikan penjelasan mengenai skala
termometer
- Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang
skala termometer.
Elaborasi 15 menit
- Guru memberikan permasalahan kepada - Siswa menyimak persoalan yang diberikan guru dan
siswa tentang skala termometer serta jenis- memprediksi jawaban.
jenis termometer.
- Guru menjelaskan materi lebih lanjut tentang
suhu dan alat ukur suhu.
- Guru mengarahkan siswa untuk - Dengan arahan guru, siswa menyelesaikan
menyelesaikan permasalahan yang telah permasalahan yang diberikan.
diberikan
Konfirmasi 10 menit
- Guru menanggapi hasil kerja siswa dan - Siswa memberikan penjelasan mengenai hasil
memberikan informasi yang sebenarnya. analisisnya.
- Guru membimbing dan mengklarifikasi - Siswa secara cermat memperhatikan penjelasan guru
penjelasan dari siswa mengenai hasil mengenai hasil analisisnya dan kemudian mengambil
analisisnya. intisari dari apa yang telah dipelajarinya.
Penutup • Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi untuk - Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman 5 menit
membuat rangkuman. tentang apa yang telah dipelajari.
• Guru memberikan tugas rumah berupa - Siswa dengan senang hati menerima tugas rumah yang
latihan soal. diberikan oleh guru.
149

Pertemuan Kedua
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa waktu
Pendahuluan • Motivasi dan Apersepsi: 5 menit
- Guru memberi salam, menanyakan kabar - Siswa menjawab salam dan berdoa dipimpin oleh
dan meminta siswa memimpin doa. ketua kelas.
- Guru bersama siswa membahasa - Siswa secara aktif berpartisipasi membahas
pekerjaan rumah yang telah diberikan pekerjaan rumah yang telah diberikan.
sebelumnya, dan guru mempersilahkan - Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
perwakilan siswa untuk menjelaskan pembelajaran dan kompetensi yang dapat dicapai
dipapan tulis. setelah pembelajaran dan menunjukkan kesiapan
- Guru memaparkan tujuan dan mengikuti pembelajaran.
kompetensi yang dapat dicapai dari - Siswa menyimak cerita dan video yang
pembelajaran pengaruh perubahan suhu ditayangkan guru dengan disiplin dan cermat
benda terhadap ukuran benda menjawab pertanyaan guru ataupun mengajukan
(pemuaian). pertanyaan.
- Guru bercerita tentang fenomena alam
yang diangkat dari kehidupan sehari-hari
sebagai apersepsi.
150

- Guru memotivasi siswa dengan


memberikan video yang berkaitan
dengan fenomena pemuaian.
- Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa seputar fenomena tersebut.
Inti • Eksplorasi: 10 menit
- Berdasarkan video yang ditampilkan, - Siswa dengan cermat mendengarkan penjelasan
guru menuntun siswa untuk dari guru.
mendiskripsikan konsep pemuaian. - Dengan arahan guru, siswa menyatakan faktor-
- Guru membimbing siswa untuk faktor yang mempengaruhi pemuaian dan
mendiskusikan apa penyebab pemuaian memberikan contoh dampak dari pemuaian
dan macam-macam pemuaian. dalam kehidupan sehari-hari.
- Guru juga membimbing siswa untuk
memberikan contoh dampak positif dan
negatif dari pemuaian dalam kehidupan
sehari-hari.
• Elaborasi: 15 menit
- Guru membimbing siswa dalam - Siswa dengan bimbingan guru menafsirkan
menafsirkan persamaan matematis persamaan matematis yang berhubungan dengan
yang berhubungan dengan pemuaian. pemuaian.
151

- Guru mengarahkan siswa untuk - Siswa menyimak persoalan yang diberikan guru
menyelesaikan permasalahan yang dan memprediksi jawabannya.
telah diberikan. - Dengan arahan guru, siswa menyelesaikan
- Guru memberi contoh soal latihan permasalahan yang diberikan oleh guru.
yang sesuai dengan materi pemuaian.
• Konfirmasi: 10 menit
- Guru menanggapi hasil kerja siswa dan - Siswa memberikan penjelasan mengenai hasil
memberikan informasi yang analisisnya.
sebenarnya. - Siswa secara cermat memperhatikan penjelasan
- Guru membimbing dan guru mengenai hasil analisisnya dan kemudian
mengklarifikasi penjelasan dari siswa mengambil intisari dari apa yang telah
mengenai hasil analisisnya. dipelajarinya.
Penutup • Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi • Siswa dengan bimbingan guru membuat 5 menit
untuk membuat rangkuman. rangkuman tentang apa yang telah dipelajari
• Guru memberikan tugas rumah berupa • Siswa menerima tugas rumah yang diberikan oleh
latihan soal. guru.
152

Pertemuan Ketiga
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan • Motivasi dan Apersepsi: 5 menit
- Guru memberi salam, menanyakan kabar - Siswa menjawab salam dan berdoa dipimpin oleh
dan meminta siswa memimpin doa. ketua kelas.
- Guru bersama siswa membahasa pekerjaan - Siswa secara aktif berpartisipasi membahas pekerjaan
rumah yang telah diberikan sebelumnya, rumah yang telah diberikan.
dan guru mempersilahkan perwakilan - Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan
siswa untuk menjelaskan dipapan tulis. pembelajaran dan kompetensi yang dapat dicapai
- Guru memaparkan tujuan yang dapat setelah pembelajaran dan menunjukkan kesiapan
dicapai dari pada pertemuan saat ini. mengikuti pembelajaran.
- Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru.

- Guru bercerita tentang fenomena alam yang - Siswa menjawab dengan cermat pertanyaan guru
diangkat dari kehidupan sehari-hari sebagai ataupun mengajukan pertanyaan.
apersepsi.
- Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
seputar fenomena tersebut.
Inti • Eksplorasi: 10 menit
- Guru menyajikan video yang berkaitan - Siswa memperhatikan tanyangan video yang
dengan kalor. diberikan guru.
- Berdasarkan video yang diberikan, guru - Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan
menanyakan dampak diberikannya kalor pada konsep kalor.
pada suatu zat. - Siswa membandingkan lama mendidihnya air dan
- Guru meminta siswa untuk minyak.
membandingkan apabila air dan minyak
dipanaskan pada suhu yang sama, mana
yang akan mendidih lebih cepat.
153

• Elaborasi: 15 menit
- Guru membimbing siswa dalam - Siswa menyimak persoalan yang diberikan guru dan
melakukan hipotesis berdasarkan video memprediksi jawabannya.
yang ditayangkan. - Dengan arahan guru, siswa menyelesaikan
- Guru mengarahkan siswa untuk permasalahan yang diberikan oleh guru.
menyelesaikan permasalahan yang telah
diberikan,
- Guru memberikan contoh soal latihan
yang berkaitan dengan materi kalor.
• Konfirmasi: 10 menit
- Guru menanggapi hasil kerja siswa dan - Siswa memberikan penjelasan mengenai hasil
memberikan informasi yang sebenarnya. analisisnya.
- Guru membimbing dan mengklarifikasi - Siswa secara cermat memperhatikan penjelasan guru
penjelasan dari siswa mengenai hasil mengenai hasil analisisnya dan kemudian mengambil
analisisinya. intisari dari apa yang telah dipelajarinya.
Penutup • Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi untuk • Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman 5 menit
membuat rangkuman. tentang apa yang telah dipelajari.
• Guru memberikan tugas rumah berupa • Siswa menerima tugas rumah yang diberikan oleh
latihan soal. guru.

Pertemuan Keempat
Kegiatan Langkah Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan • Motivasi dan Apersepsi: 5 menit
- Guru memberi salam, menanyakan kabar - Siswa menjawab salam dari guru.
dan meminta siswa memimpin doa.
- Guru mereview materi pada pertemuan
sebelumnya. - Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.
154

- Guru memaparkan tujuan pembelajaraan


yang ingin dicapai.
Inti Eksplorasi: 10 menit
- Guru menayangkan video yang berkaitan - Siswa memperhatikan video yang diberikan guru.
dengan mekanisme perpindahan panas.
- Guru membimbing siswa untuk dapat - Siswa memberi umpan balik pada guru mengenai
memahami konsep konveksi, konduksi, dan pemahamannya terhadap konsep mekanisme
radiasi berdasarkan video yang ditampilkan. perpindahan panas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya perpindahan panas.
Elaborasi: 15 menit
- Guru menjelaskan secara lebih lanjut - Siswa memperhatikan penjelasan guru.
mengenai mekanisme perpindahan panas
baik secara teori maupun matematis.
- Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah - Siswa menyimak persoalan yang diberikan guru dan
diberikan. memprediksi jawabannya.
- Dengan arahan guru, siswa menyelesaikan
- Guru memberikan contoh soal berkaitan permasalahan yang diberikan oleh guru.
dengan mekanisme perpindahan panas.
155

Konfirmasi: 10 menit
- Guru menanggapi hasil kerja siswa dan - Siswa memberikan penjelasan mengenai hasil
memberikan informasi yang sebenarnya. analisisnya.
- Guru membimbing dan mengklarifikasi - Siswa secara cermat memperhatikan penjelasan guru
penjelasan dari siswa mengenai hasil mengenai hasil analisisnya dan kemudian mengambil
analisisnya. intisari dari apa yang telah dipelajarinya.
Penutup - Guru menyimpulkan hasil pembelaajaran. - Siswa menyimak kesimpulan yang disampaikan guru. 5 menit
- Guru menjelaskan pentingnya konsep
mekanisme perpindahan panas dalam
kehidupan sehari-hari.
- Guru megkhiri pembelajaran dengan berdo’a
dan memberi salam - Siswa berdo’a dan menjawab salam.
156

F. Media dan Sumber Belajar

1. Media Belajar: LCD dan Laptop

2. Sumber Pemberlajara: buku referensi yang relevan

G. Penilaian

a. Teknik Penilaian
• Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen
• Tes PG

H. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran pada soal bentuk pilihan ganda (multiple choice items)
menggunakan rumus sebagai berikut.

@ABC DEFG HIJKCBLKM


7 100%
NABC OEANIOPO

Mengetahui, Bantul, 17 Maret 2017


Guru Bidang Studi Mahasiswa

Abdul Malik, S. Pd Miffa Aulita Rahmawati


NIP. 1975 0722 0080 11 007 NIM. 13690014
157

Lampiran 2.4

LEMBAR AKTIVITAS SISWA


FISIKA SMA/MA KELAS X

SUHU DAN KALOR


Untuk Memfasilitasi Kemampuan Literasi Fisika Siswa dengan
Model Problem Solving Laboratory

Nama :

Kelas :

No.Presensi :
158

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/Genap
Materi : Suhu dan Kalor
Alokasi Waktu : 4 x 2 JP

Standar Kompetensi
- Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi
Kompetensi Dasar
4.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
4.2 menganalisis cara perpindahan kalor

Petunjuk Penggunaan Lembar Aktivitas Siswa

Lembar aktivitas siswa ini disusun sebagai bahan pendamping siswa dalam kegiatan
pembelajaran berbasis laboratorium. Lembar aktivitas siswa ini disusun berdasarkan model
pembelajaran problem solving laboratory untuk memfasilitasi kemampuan literasi fisika siswa.
159

1
“ SUHU dan ALAT UKUR SUHU “

Pre-Eksperimen (diskusi)
Kita mempunyai beberapa jenis zat cair, yakni air es, air panas, air kolam, dan air sawah.
Apabila kita memasukkan tangan kedalam wadah yang berisi air panas, air dingin, air kolam
dan air sawah, apa yang kita rasakan.
Siswa menyimak peragaan mencelupkan tangan kedalam wadah yang berisi air
panas, air hangat dan air dingin yang dilakukan oleh perwakilan siswa didepan
kelas.
Kita ingin mengetahui suhu yang terukur dari beberapa kondisi air tersebut. Serta cara
penggunaan alat ukur yang tepat, sekaligus mengkonversi skala satuan suhu. Lakukan
identifikasi berbagai kondisi/zat yang dapat kalian ukur suhunya dilingkungan sekitar kalian.
Catatlah hasil pengamatan kalian dalam tabel pengamatan!

Bisakah kalian merumuskan suatu masalah yang berkaitan dengan kasus tersebut? (Rumusan
masalah: pertanyaan mengenai perbedaan yang di alami (fakta/realita) dengan seharusnya
(teori). Rumusan Masalah
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan, susunlah hipotesis dari
permasalahan yang telah kalian rumuskan!

............................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
160

Eksplorasi
Tulislah tujuan percobaan berdasarkan kasus 1 diatas serta
Eksperimen
alat dan bahan yang akan digunakan.

A. Tujuan Percobaan:
1. .......................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................
4. .......................................................................................................................................
B. Alat dan Bahan:
1. ..........................................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................................
4. ..........................................................................................................................................
C. Langkah kerja
Silahkan kalian rancang langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengukur
suhu masing-masing kondisi air secara tepat dan kreatif. Catat hasil pengamatan kalian
dalam tabel pengamatan!

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

Pengambilan Data
D. Tabel Pengamatan:

o
No. Suhu Zat Cair (℃) ℉ R K
161

Post-Eksperimen (diskusi)
E. Analisis Data
1. Apakah yang harus anda perhatikan sebelum anda melakukan pengukuran suhu?
2. Mengapa keempat zat cair tersebut memiliki skala yang berbeda-beda?
3. Data yang kalian dapat, silahkan kalian konversi skala suhunya menjadi skala Reamur,
Fahrenheit, Kelvin dan sebuah termometer dengan titik beku 150 dan titik didih 1500.
4. Kita dapat melakukan konversi skala dari satu termometer ke termometer yang lain.
Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan
termometer X yang memiliki Tb = Xb dan Ta = Xa. Maka, ketika suhu benda tersebut
diukur dengan menggunakan termometer , ketika suhu benda tersebut diukur dengan
menggunakan termometer Y yang memiliki Tb = Yb dan Ta =Ya, skala Y akan
menunjukkan angka yang dapat dihitung dengan rumus?
5. Bagaimana cara penggunaan termometer yang baik dan benar, serta jelaskan cara kerja
termometer sehingga mampu mengukur suhu suatu benda?
6. Bagaimana pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu pada zat yang berbeda?
Kesimpulan:
Silahkan kalian buat kesimpulan dari kegiatan yang telah kalian lakukan!

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
162

2
“ PEMUAIAN “

Pre-eksperimen (diskusi)

Eksperimen 1 Pemuaian Zat Cair

Petunjuk kerja:

Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Jika air dituangkan kedalam
botol, maka bentuk air mengikuti botol. Karena itu, zat cair hanya memiliki muai volum,
sehingga untuk zat cair selalu diketahui koefisien muai volumnya. Pemuaian zat cair pada
masing-masing suatu jenis zat cair berbeda-beda. Akibatnya walaupun pada awalnya volume
zat cair tersebut sama, namun setelah dipanaskan volumenya akan menjadi berbeda-beda.
Pemuaian volume zat cair tersebut terkait dengan pemuaian tekanan yang disebabkan karena
adanya peningkatan suhu.

Sekarang coba pikirkan bagaimana kalian dapat menggunakan alat sederhana disekitar
kalian untuk mendemonstrasikan muai volume zat cair kepada teman-teman kalian.

Rumusan Masalah: ..................................................................................................


....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Hipotesis: .................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Tujuan: Menyelidiki pemuaian volume beberapa zat cair.

Alat dan bahan:

1. Labu Erlenmeyer (3)


2. Sumbat Karet (3)
3. Pipa kaca (3)
4. Bak Plastik (1)
163

5. Air Panas
6. Minyak
7. Oli
8. Spirtus

Eksplorasi
Langkah kerja:

1. Isi labu erlenmeyer masing-masing dengan minyak, spritus dan oli sampai penuh, tutup
dengan sumbat karet berlubang satu yang telah dilengkapi termometer sehingga
permukaan air naik ± 2cm.
2. Buatlah Skema percobaan tersebut, pada saat praktikum pastikan tidak ada gelembung
udara dibawah sumbat karet.

3. Beri tanda permukaan zat pada pipa kaca.


4. Masukkan ketiga labu erlenmeyer yang berisi tiga macam zat cair ke dalam bak plastik
berisi air panas.
5. Tuang air panas ke dalam bak plastik ± ½ nya.
6. Amati kenaikan permukaan ketiga zat cair pada pipa kaca.
7. Beri tanda permukaan ketiga zat cair, ukur kenaikan zat cair pada pipa kaca dan catat
pada kolom hasil pengamatan zat cair setelah 15 menit.
8. Tunggu kira-kira 15 menit, kemudian amati permukaan ketiga zat cair.
164

Pengambilan Data
Suhu Air Panas: 47℃
Waktu: 5 menit
Zat Cair Kenaikan Permukaan Permukaan zat cair setelah
(cm) 5 menit

Post-Eksperimen (diskusi)
Tugas:

1. Apakah permukaan air mengalami kenaikan, mengapa?


.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
2. Dapatkah kalian menuliskan persamaan kuantitatif untuk muai volume zat cair?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Berikan satu contoh dalam keseharian yang membuktikan bahwa zat cair memuai lebih
besar daripada zat padat.
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
4. Massa jenis zat cair umumnya mencapai nilai terbesar pada titik bekunya. Mengapa massa
jenis air mencapai nilai terbesar tidak pada titik bekunya (0℃), melainkan pada 4℃?
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
5. Buatkan kesimpulan dari percobaan yang dilakukan
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
165

“ Kalor “

Pre-Eksperimen (diskusi)

Eksperimen
Langkah kerja 1:

Dalam penggunaan zat cair, tentunya dibutuhkan informasi mengenai karakteristik air
serta kaitannya terhadap seluruh aspek yang bersentuhan langsung pada saat proses
pemanfaatannya seperti titik didih, titik beku dan kalor jenis.

Sebuah fluida dalam bentuk zat cair menyerap kalor secara spesifik bergantung dari jenis
dan susunan partikelnya. Air sebagai zat yang paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk
pemanfaatan energi panas memiliki spesifikasi kalor jenis yang spesifik. Giancoli (2005)
menuliskan bahwa air sebanyak 1kg pada suhu 14,5℃ membutuhkan 4.180 Joule untuk naik
ke 15,5℃. Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa air memiliki kalor jenis
rata-rata sebesar 4.180 J/KgK. Lantas bagaimana cara menentukan persamaan kalor tersebut
dengan eksperimen sederhana?
Langkah kerja 1:

Rancanglah eksperimen untuk menyelidiki hubungan antara suhu ∆ dan massa air m
untuk jumlah kalor Q yang tetap. Jadi dalam eksperimen ini m adalah variabel bebas, ∆ adalah
variabel terikat dan Q adalah variabel kontrol yang dijaga tetap, Q diukur dari lamanya waktu
operasi pemanas. Persiapkan tujuan percobaan berdasarkan kasus yang akan diselidiki, tuliskan
langkah kerja, lakukan percobaan dan isikan hasil pengamatan pada tabel 1! (Catatan: untuk
langkah ini gunakan tambahan zat cair berbeda, misal minyak kelapa)
Langkah kerja 2:

Rancanglah eksperimen untuk menyelidiki hubungan kenaikan suhu ∆ dan kalor Q


yang diberikan untuk massa air m tetap. Jadi kalor Q diukur dari lamanya waktu operasi
pemanas sebagai variabel bebas. ∆ sebagai variabel terikat dan m sebagai variabel kontrol
yang dijaga tetap. Persiapkan tujuan percobaan berdasarkan kasus yang akan diselidiki,
tuliskan langkah kerja dan isikan pengamatan anda pada tabel 2!

A. Rumusan Masalah
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
166

B. Hipotesis
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

C. Tujuan Percobaan:
1. ........................................................................................................................................
2. . .......................................................................................................................................
3. ........................................................................................................................................
4. ........................................................................................................................................
D. Alat dan Bahan
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................

Eksplorasi
E. Langkah kerja
Silahkan kalian rancang langkah-langkah percobaan yang perlu dilakukan. Catat
hasil pengamatan kalian dalam tabel pengamatan!

...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
167

Pengambilan Data
Tabel Pengamatan 1
Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
Variabel Kontrol :
T0 (℃ T (℃ ∆ = − ℃ 1/m

Tabel Pengamatan 2
Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
Variabel Kontrol :
T0 (℃ T (℃ ∆ = − ℃

Post-Eksperimen (diskusi)

F. Analisis
1. Dari data pada tabel 1 buat grafik ∆ terhadap m dan ∆ terhadap 1/m
2. Dari data pada tabel 2 buat grafik ∆ terhadap selang waktu pemanasan
3. Berdasarkan tabel pengamatan 1, bagaimana hubungan antara perubahan suhu
dengan massa air untuk jumlah kalor Q yang tetap?
4. Berdasarkan tabel pengamatan 2, bagaimana hubungan antara banyaknya kalor yang
diserap air dan lamanya waktu penyerapakn kalor tersebut?
5. Berdasarkan data tabel 1, bagaimanakah hubungan antara jenis zat yang dpanaskan
dengan banyaknya kalor yang diserap?
6. Dari grafik dan data tabel 1 dan 2 nyatakan kesimpulan kalian!
168

G. Kesimpulan:
Silahkan kalian buat kesimpulan dari kegiatan yang telah kalian lakukan!
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
169

4
“ PERPINDAHAN KALOR“

Pre-Eksperimen
Perpindahan Panas Secara Radiasi
Eksperimen

Fakta

Ungkapkan dari pengalaman kalian, saat acara api unggun pada kegiatan Pramuka
disekolahmu, apa yang dapat kamu rasakan saat kamu berada disekita nyala api unggun?
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Tuliskan berdasarkan fakta diatas, tuliskan rumusan masalah
Rumusan Masalah
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Susunlah Hipotesis dari permasalahan yang telah kalian rumuskan!
Hipotesis
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
Tujuan:

1. Menjelaskan proses penyebaran panas secara radiasi


Alat dan Bahan:
1. Stopwatch
2. Penggaris
3. Lilin
4. Mentega
5. Dua potong kertas kardus.
170

Eksplorasi
Langkah Kerja:
1. Oleskan mentega secukupnya pada kedua kertas kardus.
2. Nyalakan lilin.
3. Letakkan ke dua kertas di antara lilin pada jarak 1 cm.
4. Amati apa yang terjadi pada mentega.
5. Hitunglah dengan menggunakan stopwatch waktu yang diperlukan mentega untuk
meleleh.
6. Ulangi langkah ke tiga dengan memvariasi jarak kertas (2cm dan 3cm)
7. Gambar rancangan percobaan yang telah kalian lakukan pada kolom berikut ini

8. Buatlah tabel yang menunjukkan fakta yang kalian peroleh dari kegiatan. Tabel data
dapat menunjukkan hubungan antara waktu yang diperlukan mentega meleleh dengan
jarak mentega dengan sumber kalor!
Pengambilan Data
Tabel Pengamatan
171

Post-Eksperimen (diskusi)
Diskusikan:

1. Bagaimana perbedaan keadaan mentega sebelum dan setelah lilin dinyalakan?


..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................

2. Pada jarak berapa mentega pada kerta lebih cepat meleleh?


..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
3. Melelehnya menteg terjadi karena ada perpindahan kalor dari mana ke mana?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
4. Apakah dibutuhkan perantara dalam mengalirkan kalor dari sumber kalor menuju kertas
yang diolesi mentega?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
5. Apabila hal tersebut diterapkan di alam, maka lilin berperan sebagai
apa?
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
6. Berikan contoh perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi di alam!
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
7. Tuliskan kesimpulan berdasarkan eksperimen dan diskusi yang kalian lakukan!
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
Lampiran III
Instrumen Penelitian
3.1. Kisi-Kisi Uji Coba Soal Literasi Fisika
3.2. Paket Soal Pretest dan Posttest Literasi Fisika
3.3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
3.4. Instrumen Soal Pretest dan Posttest Literasi Fisika

172
173

Lampiran 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest & Posttest


KISI-KISI SOAL PRETEST & POSTTEST
UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN LITERASI FISIKA SISWA
Satuan Pendidika : SMA UII Yogyakarta
Kelas/Semester : X/ II
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Standar Kompetensi : Menerangkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor
Indikator Indikator Soal Soal dan No. Soal
Kemampuan
Literasi Fisika
Menjelaskan 1. Andi mengambil air panas di gelas X, kemudian ia membaginya menjadi dua bagian yang sama
Fenomena Ilmiah digelas A dan B, dimana ukuran gelas A dan B sama. Jika pengaruh lingkungan diabaikan,
manakah yang suhunya lebih tinggi, gelas A, gelas B, atau gelas X ?
Menjelaskan A. Gelas A lebih besar dari gelas B
konsep suhu B. Gelas B lebih besar dari gelas X
C. Suhu gelas X, A, dan B sama
D. Gelas X lebih besar daripada gelas A, dan B
E. Gelas X lebih kecil daripada gelas B dan A
174

Menjelaskan Menjelaskan
fenomena ilmiah konsep suhu
melalui istilah
kontak termal dan
kesetimbangan
termal

2. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam kontak termal dan benda
ketiga C merupakan termometer. Apakah benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal
satu sama lain?
A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama lain, karena dari hasil
pembacaan termometer bernilai sama.
B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.
D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.
E. Benda A mengalami pertukaran energi.
Menjelaskan Menjelaskan 3. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa dan suhu diletakkan secara
fenomena ilmiah konsep kalor kontak termal, maka
A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar .
B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.
C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya.
D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi.
E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.
Mengidentifikasi Menjelaskan faktor Setiap bahan/zat memiliki karakteristik koefisien rata-rata pemuaian masing-masing. Sebagai contoh,
isu pemuaian pada ketika suhu dari batang kuningan dan batang baja dengan panjang yang sama dinaikkan dengan
keping bimetal jumlah yang sama dari suatu keadaan awal, batang kuningan akan lebih memuai dibandingkan dengan
175

ilmiah/pertanyaan batang baja karena kuningan memiliki koefisien muai rata-rata yang lebih besar dibandingkan baja.
ilmiah Mekanisme sederhana yang disebut strip bimetal menggunakan prinsip ini.

Figur 1

4. Berdasarkan gambar 1 (a) diatas apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
A. Koefisien muai panjang yang berbada yakni baja memiliki koefisien muai lebih besar.
B. Koefisien muai baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga keping bimetal akan
melengkung ke arah baja.
C. Koefisien pemuaian baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga bimetal akan melengkung
ke arah kuningan.
D. Koefisien kuningan lebih kecil daripada baja.
E. Kedua benda mempunyai koefisien muai yang sama.
176

5. Berdasarkan gambar 1(b) strip bimetal pada termostat digunakan sebagai?


A. Menyambungkan hubungan listrik pada suhu 30℃
B. Mengikat hubungan listrik
C. Memutus listrik pada suhu 25℃
D. Memutus hubungan listrik pada suhu 30℃ dan menyambungkan hubungan listrik
pada suhu 25℃
E. Menghubungkan aliran arus listrik.
Menggunakan Menganalisis 6. Ketika dingin Rahma memutuskan untuk menggunakan jaket, sehingga tubuh Rahma menjadi
bukti ilmiah faktor-faktor yang hangat. Hal tersebut terjadi karena?
mempengaruhi A. Jaket menyerap udara dingin dari lingkungan.
perpindahan kalor B. Jaket berfungsi sebagai konduktor panas tubuh
C. Jaket menghalangi terjadinya perpindahan kalor dari tubuh ke udara luar
D. Jaket berperan sebagai pemberi panas pada tubuh.
E. Jaket sebagai penghangat.
Menggunakan Menentukan 7. Doni memiliki sebatang besi dengan panjang 80 cm, jika dipanasi sampai 50℃ ternyata bertambah
bukti ilmiah pertambahan panjang 5m, maka berapa pertambahan panjang besi tersebut jika panjangnya 50cm dipanasi
panjang benda sampai 60℃?
setelah dipanaskan A. 375 m
B. 0,375 m
C. 2,89 m
D. 30,1 m
E. 3,75 m
Menggunakan Menentukan 8. Perhatikan tabel berikut!
bukti ilmiah pertambahan
ukuran benda Zat Konduktivitas termal (kal/ms ℃) Panjang (m)
akibat pemuaian Baja 0,0046 5
Kuningan 0,01 4
Perak 0,42 2
Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut ini!
1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak mempunyai konduktivitas termal
paling besar.
177

2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja mempunyai konduktivitas paling kecil.
3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.
4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.
A. 1 dan 4
B. 1,2, dan 3
C. 4 dan 2
D. 1 dan 3
E. 3 dan 2
Menggunakan Mengidentifikasi 9. Kasus: Antara air dan minyak, manakah zat cair yang menyerap kalor lebih banyak?
bukti ilmiah konsep kalor Solusi yang tepat untuk kasus diatas adalah. . .
A. Air dapat menyerap panas lebih banyak karena massa jenisnya lebih besar.
B. Air dapat menyerap panas lebih banyak karena kalor jenisnya lebih besar.
C. Minyak dapat menyerap panas lebih baik karena massa jenisnya lebih kecil
D. Minyak dapat menyerap panas lebih baik karena kalor jenisnya lebih kecil
E. Air dan minyak tidak dapat menyerap panas dengan baik.
Mengidentifikasi Menjelaskan faktor 10. Dari percobaan ditemukan bahwa kecepatan mengalirnya kalor dengan cara konduksi dari suatu
isu perpindahan kalor tempat ke tempat lain bergantung pada 5 faktor yakini:
ilmiah/pertanyaan dengan cara A. Suhu (T), luas penampang (A), tebal zat (L), lamanya kalor mengalir, dan jenis zat
ilmiah konduksi B. Suhu (T), perambatan kalor, tebal zat, jenis zat, dan perbedaan suhu
C. Perbedaan suhu, koefisien konduksi, tebal zat, jenis zat, dan lamanya kalor mengalir
D. Lamanya kalor mengalir, perambatan kalor tiap satuan waktu, luas penampang, nilai
koefisien, dan jenis zat
E. Sudu (T) dan perambatan kalor tiap satuan waktu
Menjelaskan Menganalisis 11. Perhatikan tabel berikut!
fenomena ilmiah konsep kalor Zat Titik didih (℃ ) Kalor didih (J/Kg) Kalor Jenis (J/kg K) Massa
(kg)
3
Alkohol 78 853x 10 2400 12
Raksa 357 272x103 140 7,5
Air 100 2256x103 4180 2
3
Timah 1750 870x10 130 4
178

Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah yang
membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?
A. Timah
B. Raksa
C. Air
D. Alkohol
E. Air dan Raksa
Menjelaskan Menjelaskan Artikel
fenomena ilmiah konsep
perpindahan kalor
secara konveksi

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
179

Pertanyaan:
12. Berdasarkan gambar diatas, apa yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara konveksi?
A. Pemanasan secara kontak langsung, terjadi karena molekul-molekul udara yang dekat
dengan permukaan bumi akan menjadi panas setelah bersinggungan.
B. Pemanasan secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi akibat adanya gerakan
udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas ini menjadi panas
karena pengaruh udara dibawah sudah terlalu panas.
C. Penyebaran panas secara berputar-putar dan penyebaran panasnya menyebabkan udara yang
sudah panas bercampur dengan udara yang belum panas.
D. Penyebaran panas secara horizontal yang mengakibatkan perubahan fisik udara disekitar
yaitu udara menjadi panas.
E. Penyebaran panas secara vertikal dan horizontal.
Mengidentifikasi Mengindetifikasi Artikel
isu contoh kehidupan
ilmiah/pertanyaan sehari-hari pada
ilmiah konsep kalor

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
13. Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan oleh faktor?
A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah menyebabkan suhu rata-rata
tahunan yang rendah.
B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat, semakin tinggi
suhunya.
C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhunya.
180

D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.


E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur
Menjelaskan Menganalisis 1. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air. Makin
fenomena ilmiah perpindahan kalor kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak terdapat atmosfer.
dengan cara Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!
konduksi
A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah
nol dan titik didih semakin rendah.
B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.
C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.
D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.
E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.
Mengidentifikasi Mengidentifikasi 2. Perhatikan tabel analisis data berikut!
isu konsep kalor dan
ilmiah/pertanyaan perubahan wujud
ilmiah zat No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)
1. 20 8 800
2. 30 13 1300
3. 40 17 1700
Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃
Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!
A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang diserap
D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang diserap
E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang sebanding.
181

SOAL UJI COBA PRETEST DAN POSTTES SUHU DAN KALOR


SMA UII YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 60 menit


Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor Nama :

Petunjuk umum mengerjakan soal

1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal dibawah ini!


2. Bacalah perintah soal dengan seksama.
3. Tulislah nama pada lembar soal sesuai dengan tempat yang ditentukan.
4. Kerjakan soal berikut ini dengan jujur.
5. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.
Soal
1. Andi mengambil air panas di gelas X, kemudian ia membaginya menjadi dua bagian yang
sama digelas A dan B, dimana ukuran gelas A dan B sama. Jika pengaruh lingkungan
diabaikan, manakah yang suhunya lebih tinggi, gelas A, gelas B, atau gelas X ?
A. Gelas A lebih besar dari gelas B
B. Gelas B lebih besar dari gelas X
C. Suhu gelas X, A, dan B sama
D. Gelas X lebih besar dari pada gelas A, dan B
E. Gelas X lebih kecil daripada gelas B dan A

Gambar untuk soal no 2 dan 3

2. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam kontak termal dan benda
ketiga C merupakan termometer. Apakah benda A dan B berada dalam kesetimbangan
termal satu sama lain?
182

A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama lain, karena dari hasil
pembacaan termometer bernilai sama.
B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.
D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.
E. Benda A mengalami pertukaran energi.

3. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa dan suhu diletakkan
secara kontak termal, maka
A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar.
B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.
C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya.
D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi.
E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.

Gambar untuk soal 4 dan 5

4. Berdasarkan gambar 1(a) diatas apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
A. Koefisien muai panjang yang berbada yakni baja memiliki koefisien muai lebih besar.
B. Koefisien muai baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga keping bimetal akan
melengkung ke arah baja.
C. Koefisien pemuaian baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga bimetal akan
melengkung ke arah kuningan.
D. Koefisien kuningan lebih kecil daripada baja.
E. Kedua benda mempunyai koefisien muai yang sama.

5. Berdasarkan gambar 1(b) strip bimetal pada termostat digunakan sebagai?


A. Menyambungkan hubungan listrik pada suhu 30℃
B. Mengikat hubungan listrik
C. Memutus listrik pada suhu 25℃
183

D. Memutus hubungan listrik pada suhu 30℃ dan menyambungkan hubungan listrik
pada suhu 25℃
E. Menghubungkan aliran arus listrik

6. Ketika dingin Rahma memutuskan untuk menggunakan jaket, sehingga tubuh Rahma
menjadi hangat. Hal tersebut terjadi karena?
A. Jaket menyerap udara dingin dari lingkungan.
B. Jaket berfungsi sebagai konduktor panas tubuh
C. Jaket menghalangi terjadinya perpindahan kalor dari tubuh ke udara luar
D. Jaket berperan sebagai pemberi panas pada tubuh.
E. Jaket sebagai penghangat.
7. Doni memiliki sebatang besi dengan panjang 80 cm, jika dipanasi sampai 50℃ ternyata
bertambah panjang 5m, maka berapa pertambahan panjang besi tersebut jika panjangnya
50cm dipanasi sampai 60℃?
A. 375 m
B. 0,375 m
C. 2,89 m
D. 30,1 m
E. 3,75 m
8. Perhatikan tabel berikut!

Zat Konduktivitas Panjang


termal (kal/ms ℃) (m)
Baja 0,0046 5
Kuningan 0,01 4
Perak 0,42 2

Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut ini!
1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak mempunyai konduktivitas
termal paling besar.
2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja mempunyai konduktivitas paling
kecil.
3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.
4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.
A. 1 dan 4
B. 1,2, dan 3
C. 4 dan 2
D. 1 dan 3
E. 3 dan 2
9. Kasus: Antara air dan minyak, manakah zat cair yang menyerap kalor lebih banyak?
Solusi yang tepat untuk kasus diatas adalah. . .
A. Air dapat menyerap panas lebih banyak karena massa jenisnya lebih besar.
B. Air dapat menyerap panas lebih banyak karena kalor jenisnya lebih besar.
184

C. Minyak dapat menyerap panas lebih baik karena massa jenisnya lebih kecil
D. Minyak dapat menyerap panas lebih baik karena kalor jenisnya lebih kecil
E. Air dan minyak tidak dapat menyerap panas dengan baik.
10. Dari percobaan ditemukan bahwa kecepatan mengalirnya kalor dengan cara konduksi dari
suatu tempat ke tempat lain bergantung pada 5 faktor yakini:
A. Suhu (T), luas penampang (A), tebal zat (L), lamanya kalor mengalir, dan jenis zat
B. Suhu (T), perambatan kalor, tebal zat, jenis zat, dan perbedaan suhu
C. Perbedaan suhu, koefisien konduksi, tebal zat, jenis zat, dan lamanya kalor mengalir
D. Lamanya kalor mengalir, perambatan kalor tiap satuan waktu, luas penampang, nilai
koefisien, dan jenis zat
E. Sudu (T) dan perambatan kalor tiap satuan waktu
11. Perhatikan tabel berikut!
Zat Titik Kalor Kalor Massa (kg)
didih didih Jenis (J/kg
(℃ ) (J/Kg) K)
Alkohol 78 853x 103 2400 12
Raksa 357 272x103 140 7,5
Air 100 2256x103 4180 2
Timah 1750 870x103 130 4

Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah
yang membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?
A. Timah
B. Raksa
C. Air
D. Alkohol
E. Air dan Raksa

12.
185

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
Pertanyaan:
Berdasarkan gambar diatas, apa yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara
konveksi?
A. Pemanasan secara kontak langsung, terjadi karena molekul-molekul udara yang
dekat dengan permukaan bumi akan menjadi panas setelah bersinggungan.
B. Pemanasan secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi akibat adanya gerakan
udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas ini menjadi panas
karena pengaruh udara dibawah sudah terlalu panas.
C. Penyebaran panas secara berputar-putar dan penyebaran panasnya menyebabkan
udara yang sudah panas bercampur dengan udara yang belum panas.
D. Penyebaran panas secara horizontal yang mengakibatkan perubahan fisik udara
disekitar yaitu udara menjadi panas.
E. Penyebaran panas secara vertikal dan horizontal.
13. Artikel

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan oleh faktor?
A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah menyebabkan suhu rata-
rata tahunan yang rendah.
B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,
semakin tinggi suhunya.
C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu
tempat, semakin rendah suhunya.
186

D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.


E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi rendahnya
temperatur

14. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air.
Makin kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak
terdapat atmosfer.
Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!
A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah
nol dan titik didih semakin rendah.
B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.
C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.
D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.
E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.
15. Perhatikan tabel analisis data berikut!

No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)


1. 20 8 800
2. 30 13 1300
3. 40 17 1700

Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃


Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!
A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang diserap
D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang diserap
E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang sebanding.
187

Lampiran 3. 3 Kunci Jawaban & Pedoman Penskoran Soal Uji Coba

Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran


Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Kelas/Semester : X/2
A. Kunci Jawaban
Tabel Kunci Jawaban
No. Jawaban Skor
Butir maksimum
Soal
1. Jawab: C 1

Suhu ketiga gelas sama, karena diletakkan dalam wadah


yang sama besar
2. Jawab: A 1

Penjelasan berdasarkan gambar dan artikel, bahwa


Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal
satu sama lain, karena dari hasil pembacaan
termometer bernilai sama.

3. Jawab: B 1

Berdasarkan petunjuk artikel dan gambar, menunjukkan


bahwa tidak ada pertukaran energi antar benda.

4. Jawab: B 1

Berdasarkan keterangan dari gambar, Koefisien muai


baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga keping
bimetal akan melengkung ke arah baja.

5. Jawab: D 1

Dari keterangan gambar, strip bimetal pada termostat


digunakan sebagai Memutus hubungan listrik pada
suhu 30℃ dan menyambungkan hubungan listrik
pada suhu 25℃
188

6. Jawab: C 1
Ada udara yang terjebak diantara tubuh dan jaket. Udara
tersebut berperan sebagai isolator kalor, yaitu
menghalangi terjadinya perpindahan kalor dari
tubuh ke udara luar. Akibatnya, suhu tubuh terasa
hangat karena tubuh tidak kehilangan kalor.
7. Diketahui: A 1

L01= 80 cm = 0,8m ; L02= 50cm= 0,5m


∆ = 50° ; ∆ = 60°
∆ =5
Ditanya : ∆ = ...
Jawab:
=
∆ ∆
=
∆ ∆
5 ∆
=
0,8 0,5 0,5 60
∆ =

8. Jawab: D 1
Yang merupakan konduktor paling balik adalah
perak. Di antara zat yang lainnya, perak mempunyai nilai
konduktivitas termal paling besar. Dan zat yang memiliki
laju konduksi paling kecil adalah Baja.
Baja: Q/t = k/l
= 0,0046/5 = 0,00092
Kuningan: Q/t = k/l
= 0,01/4 = 0,0025
Perak : Q/t = k/l
= 0,42/2= 0,21
9. Jawab: B 1

Air dapat menyerap panas lebih banyak karena kalor


jenisnya lebih besar.

10. Jawab: A 1
Berdasarkan konsep, Suhu (T), luas penampang (A),
tebal zat (L), lamanya kalor mengalir, dan jenis zat
11. Jawab: B 1
Untuk menentukan zat yang membutuhkan kalor paling
kecil mencapai titik didih dengan menggunakan
persamaan Q= m c ∆
Yang membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai
titik didih adalah Raksa
12. Jawab: B 1

Berdasarkan keterangan gambar bahwa, pemanasan


secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi
189

akibat adanya gerakan udara secara vertikal,


sehingga udara di atas yang belum panas ini menjadi
panas karena pengaruh udara dibawah sudah terlalu
panas.

13. Jawab: C 1

Berdasarkan artikel, Adanya perbedaan tinggi tempat


dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhunya.

14. Jawab: A 1

Tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik


didih air. Makin kecil tekanan, maka titik didih air
semakin rendah pula. Di bulan tidak ada atmosfer,
sehingga tekanan di atas permukaan air adalah nol.
15. Jawab: B 1

Dibuktikan dengan rumus


=

Semakin besar massa benda maka semakin banyak
kalor yang diserap

B. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran pada soal berbentuk pilihan ganda menggunakan rumus sebagai
berikut.

S = (Rx1)-(Wx0)

Dimana:
S = skor yang dicari
R = jumlah jawaban benar
W = jumlah jawaban salah
190

SOAL PRETEST DAN POSTTES SUHU DAN KALOR


SMA UII YOGYAKARTA

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 60 menit


Pokok Bahasan : Suhu dan Kalor Nama :

Petunjuk umum mengerjakan soal

6. Berdoalah sebelum mengerjakan soal dibawah ini!


7. Bacalah perintah soal dengan seksama.
8. Tulislah nama pada lembar soal sesuai dengan tempat yang ditentukan.
9. Kerjakan soal berikut ini dengan jujur.
10. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.
Soal

Gambar untuk soal no 1 dan 2

1. Berdasarkan gambar diatas, jika benda A dan B tidak berada dalam kontak termal dan
benda ketiga C merupakan termometer. Apakah benda A dan B berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain?
A. Benda A dan B berada dalam keseimbangan termal satu sama lain, karena dari hasil
pembacaan termometer bernilai sama.
B. Benda A dan B tidak berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
C. Benda A dan B berada dalam kontak termal.
D. Benda A dan B tidak mengalami pertukaran energi.
E. Benda A mengalami pertukaran energi.
2. Berdasarkan gambar diatas, dua benda yang berbeda ukuran, massa dan suhu diletakkan
secara kontak termal, maka
A. Energi berpindah dari benda yang lebih besar.
B. Tidak ada pertukaran energi antar benda.
191

C. Energi berpindah dari benda yang lebih kecil massanya.


D. Energi berpindah dari benda yang suhunya lebih rendah ke suhu yang lebih tinggi.
E. Terdapat pertukaran energi antar kedua benda.

Gambar untuk soal 3 dan 4

3. Berdasarkan gambar 1(a) diatas apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
A. Koefisien muai panjang yang berbada yakni baja memiliki koefisien muai lebih besar.
B. Koefisien muai baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga keping bimetal akan
melengkung ke arah baja.
C. Koefisien pemuaian baja lebih kecil dibanding kuningan sehingga bimetal akan
melengkung ke arah kuningan.
D. Koefisien kuningan lebih kecil daripada baja.
E. Kedua benda mempunyai koefisien muai yang sama.
4. Berdasarkan gambar 1(b) strip bimetal pada termostat digunakan sebagai?
A. Menyambungkan hubungan listrik pada suhu 30℃
B. Mengikat hubungan listrik
C. Memutus listrik pada suhu 25℃
D. Memutus hubungan listrik pada suhu 30℃ dan menyambungkan hubungan listrik
pada suhu 25℃
E. Menghubungkan aliran arus listrik
5. Perhatikan tabel berikut!
Zat Konduktivitas Panjang
termal (kal/ms ℃) (m)
Baja 0,0046 5
Kuningan 0,01 4
Perak 0,42 2
Berdasarkan tabel informasi diatas, pernyataan manakah yang benar barikut ini!
1. Konduktor yang paling baik adalah perak, karena perak mempunyai konduktivitas
termal paling besar.
192

2. Konduktor yang paling baik adalah baja, karena baja mempunyai konduktivitas paling
kecil.
3. Zat yang memiliki laju konduksi paling kecil adalah baja.
4. Kuningan memiliki laju konduksi yang paling besar.
A. 1 dan 4
B. 1,2, dan 3
C. 4 dan 2
D. 1 dan 3
E. 3 dan 2

6. Perhatikan tabel berikut!


Zat Titik Kalor Kalor Massa (kg)
didih didih Jenis (J/kg
(℃ ) (J/Kg) K)
Alkohol 78 853x 103 2400 12
Raksa 357 272x103 140 7,5
Air 100 2256x103 4180 2
Timah 1750 870x103 130 4

Dari data diatas, jika diketahui suhu mula-mula dari ketiga zat adalah 0℃, zat manakah
yang membutuhkan kalor paling kecil untuk mencapai titik didih?
A. Timah
B. Raksa
C. Air
D. Alkohol
E. Air dan Raksa
7.

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
193

Pertanyaan:
Berdasarkan gambar diatas, apa yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara
konveksi?
A. Pemanasan secara kontak langsung, terjadi karena molekul-molekul udara yang
dekat dengan permukaan bumi akan menjadi panas setelah bersinggungan.
B. Pemanasan secara vertikal dan penyebaran panasnya terjadi akibat adanya gerakan
udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas ini menjadi panas
karena pengaruh udara dibawah sudah terlalu panas.
C. Penyebaran panas secara berputar-putar dan penyebaran panasnya menyebabkan
udara yang sudah panas bercampur dengan udara yang belum panas.
D. Penyebaran panas secara horizontal yang mengakibatkan perubahan fisik udara
disekitar yaitu udara menjadi panas.
E. Penyebaran panas secara vertikal dan horizontal.
8. Artikel

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id
Berdasarkan artikel diatas, perubahan suhu di Indonesia disebabkan oleh faktor?
A. Posisi Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah menyebabkan suhu rata-rata
tahunan yang rendah.
B. Ketinggian suatu daerah dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat, semakin
tinggi suhunya.
C. Adanya perbedaan tinggi tempat dari permukaan laut, semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhunya.
D. Dipengaruhi oleh beragam jenis tanaman yang tumbuh didalamnya.
E. Adanya perbedaan tinggi suatu tempat tidak mempengaruhi tinggi rendahnya
temperatur
9. Telah diketahui bahwa tekanan udara diatas permukaan air menentukan titik didih air.
Makin kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Asumsikan bahwa di Bulan tidak
terdapat atmosfer.
Pernyataan manakah yang paling tepat dibawah ini!
A. Di bulan tidak terdapat atmosfer, sehingga tekanan udara diatas permukaan air adalah
nol dan titik didih semakin rendah.
B. Titik didih di bulan semakin tinggi, dengan tekanan udara nol.
C. Air akan mendidih jika dituang dipermukaan bulan, karena titik didih tinggi.
194

D. Tekanan udara semakin besar, sehingga air yang mendidih akan menjadi uap.
E. Tekanan udara diatas permukaan semakin tinggi.
10. Perhatikan tabel analisis data berikut!
No. Massa (10-3kg) Waktu (s) Kalor (J)
1. 20 8 800
2. 30 13 1300
3. 40 17 1700

Kalor Jenis air adalah 4200 JK-℃


Manakah diantaranya kesimpulan yang tepat dari analisis data tersebut!
A. Semakin kecil massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
B. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor yang diserap
C. Semakin besar massa benda maka semakin banyak kalor jenis yang diserap
D. Semakin kecil massa benda maka semakin sedikit kalor jenis yang diserap
E. Semakin besar kalor yang diserap menunjukkan massa benda yang sebanding.
Lampiran IV
Pra Penelitian

4.1 Hasil Uji Validitas

4.2 Output uji validitas

4.3 Hasil uji Reliabilitas

195
196

Lampiran 4.1 Hasil Uji Coba Soal Literasi Fisika

Hasil Uji Coba Soal Literasi Fisika


No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
1 Ahmid 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11
2 Ajeng 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
3 Alviani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13
4 Vina Arinal 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
5 Fifi Alidya 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 10
6 Salsabila 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4
7 Mega 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5
8 Shinta 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4
9 Imron 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 4
10 Haura 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
11 Amalia 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 Febri 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3
13 Afifah 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
14 Abu Khoir 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3
15 Dimas 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
197

Lampiran 4.2 Validitas Soal Pretest dan Posttest


198
199

Lampiran 4.3 Hasil Uji Reliabilitas

Hasil Reliabilitas
No. Nama Siswa 2 3 4 5 8 11 12 13 14 15 skor
1 Ahmid 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
2 Ajeng 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
3 Alviani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
4 Vina Arinal 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
5 Fifi Alidya 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7
6 Salsabila 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
7 Mega 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3
8 Shinta 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
9 Imron 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2
10 Haura 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
11 Amalia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Febri 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3
13 Afifah 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
14 Abu Khoir 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
15 Dimas 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
Total 58
Mean 3,866667
St2 11,12381

Perhitungan Reliabilitas menggunakan rumus Kuder Richardsson 21 (KR21)

 K  M (K − M ) 
r11 =   1 − 
 K −1   KSt 2 

 10   3,866667 (10 − 3,866667 ) 


r11 =   1 − 
 10 − 1   (10)(11,12381) 

 10   23, 71555556 
r11 =   1 − 
 9   111, 2380952 

r11 = (1,11111)( 0, 786803653)

r11 = 0,874
Lampiran V
Data Hasil Penelitian

5.1 Hasil Pretest, Posttest, & N-Gain Kemampuan Literasi Fisika Kelas
Eksperimen
5.2 Hasil Pretest, Posttest,& N-Gain Kemampuan Literasi Fisika Kelas Kontrol

200
201

Lampiran 5.1 Hasil Pretest, Posttest, & N-Gain Tes Literasi Fisika Kelas Eksperimen
a. Hasil Pretest
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 ADE HERIAWAN 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5
2 ADEN PUTERA ICHLASUL 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4
3 AFRIZAL TAUFIQ 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7
4 AHMAD NUR 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
5 ALWIRA SOEKOENAY 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6
6 AMAR SURYA 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3
7 AMARA RIZKI 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4
8 AMY HARYANTI 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4
9 ANAS RULYAWATI 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
10 ANDREAN NUSA WARDANA 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 5
11 ARKAAN FATURRAHMAN 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7
12 AVINDA NUR FADILLA 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
13 DIAS BAYU ASMORO 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 4
14 DIMAS ARDIANSYAH 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3
15 EKA FITRI WULANDARI 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4
16 ELINA HAWA PERTIWI 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6
17 FHANDI 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 5
18 HIDAYAT D. IBRAHIM 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5
19 IKA AMBARWATI 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
20 ISTIANAH RETNANINGTYAS 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8
21 JAMAS SETIATMO 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5
22 LA MARLIN JOE 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6
23 M. DAFFIANO R 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
24 MASAZIZ ABDILLAH 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4
25 NAUFAL HANAN 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 6
26 NOVENDRA RAMADHAN 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
27 OKTIAVIANA AYU P 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7
28 RAHMAD DAHLAN 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4
29 SITI ELFA ZULFANIA 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5
30 WARJOKO BIANTORO 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5
31 YUSRINA AYU LINATI 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 4
Total 157
Rata-rata 5,0645
202

b. Hasil Posttest

No NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 ADE HERIAWAN 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
2 ADEN PUTERA ICHLASUL 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6
3 AFRIZAL TAUFIQ 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8
4 AHMAD NUR 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
5 ALWIRA SOEKOENAY 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
6 AMAR SURYA 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5
7 AMARA RIZKI 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
8 AMY HARYANTI 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6
9 ANAS RULYAWATI 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7
10 ANDREAN NUSA WARDANA 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7
11 ARKAAN FATURRAHMAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
12 AVINDA NUR FADILLA 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5
13 DIAS BAYU ASMORO 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
14 DIMAS ARDIANSYAH 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 4
15 EKA FITRI WULANDARI 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7
16 ELINA HAWA PERTIWI 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
17 FHANDI 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
18 HIDAYAT D. IBRAHIM 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
19 IKA AMBARWATI 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 5
20 ISTIANAH RETNANINGTYAS 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8
21 JAMAS SETIATMO 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
22 LA MARLIN JOE 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7
23 M. DAFFIANO R 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
24 MASAZIZ ABDILLAH 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7
25 NAUFAL HANAN 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
26 NOVENDRA RAMADHAN 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
27 OKTIAVIANA AYU P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8
28 RAHMAD DAHLAN 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5
29 SITI ELFA ZULFANIA 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
30 WARJOKO BIANTORO 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8
31 YUSRINA AYU LINATI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7
Total 219
Rata-rata 7,06451613
203

c. N-Gain Hasil Tes Literasi Fisika Kelas Eksperimen

No NAMA Nilai Pretest Nilai Posttest N-Gain


1 ADE HERIAWAN 50 70 0,400
2 ADEN PUTERA ICHLASUL 40 60 0,333
3 AFRIZAL TAUFIQ 70 80 0,333
4 AHMAD NUR 60 80 0,500
5 ALWIRA SOEKOENAY 60 70 0,250
6 AMAR SURYA 30 50 0,286
7 AMARA RIZKI 40 80 0,667
8 AMY HARYANTI 40 60 0,333
9 ANAS RULYAWATI 40 70 0,500
10 ANDREAN NUSA WARDANA 50 70 0,400
11 ARKAAN FATURRAHMAN 70 90 0,667
12 AVINDA NUR FADILLA 40 50 0,167
13 DIAS BAYU ASMORO 40 80 0,667
14 DIMAS ARDIANSYAH 30 40 0,143
15 EKA FITRI WULANDARI 40 70 0,500
16 ELINA HAWA PERTIWI 60 80 0,500
17 FHANDI 50 80 0,600
18 HIDAYAT D. IBRAHIM 50 80 0,600
19 IKA AMBARWATI 40 50 0,167
20 ISTIANAH RETNANINGTYAS 80 80 0,000
21 JAMAS SETIATMO 50 80 0,600
22 LA MARLIN JOE 60 70 0,250
23 M. DAFFIANO R 50 60 0,200
24 MASAZIZ ABDILLAH 40 70 0,500
25 NAUFAL HANAN 60 70 0,250
26 NOVENDRA RAMADHAN 80 90 0,500
27 OKTIAVIANA AYU P 70 80 0,333
28 RAHMAD DAHLAN 40 50 0,167
29 SITI ELFA ZULFANIA 50 80 0,600
30 WARJOKO BIANTORO 50 80 0,600
31 YUSRINA AYU LINATI 40 70 0,500
Jumlah 1570 2190 12,512
Rata-rata 50,65 70,65 0,404
204

Lampiran 5.2 Hasil Pretest, Posttest, & N-Gain Tes Literasi Fisika Kelas Kontrol
a. Hasil Pretest
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 ADE DICKY HENDRIYANA 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4
2 ADINDA AULIA SALSABILA 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
3 AHMAD YULIANTO 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 5
4 ANDRIYAN NURHIDAYAT 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
AVIRA AMANDA
5 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
SALSABILA
6 AYU NOVIANTI 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 6
7 BAYU GHIFANI QOZYANI 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 4
8 DAFFA MUSYAFFA DHIYA 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 4
ERWINDO GIAN
9 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5
PRASETYO
10 FADILLAH 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5
11 FARADHIELA YUNIAR 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 6
12 FARADISA PUTRI KIRANA 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3
13 FEBRIANINGRUM 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5
14 GALEH NUGROHO 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5
15 HABIBULLAH 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 4
16 HERMANSYAH DHIMAS 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5
17 ICHTITHA SUCI 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 4
18 KRESNAMUKTI 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4
19 LATHIFA PUTRI S 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6
20 M. DHEVA BAGASKARA 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
21 M. RAFI NADHIF 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4
22 MUSYAFFA AZRUL HAFIZH 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
23 NANDA SURYO BUDI 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6
24 NOR SANIA ARIFAH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
25 REZA OKTIANA 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5
26 RENING KURNIAWAN 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 5
27 RIZALDI MUSTOFA 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
28 RIZKYKA OKTAVIA 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4
29 VEVEN SEFTIAN HELIANTI 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 3
30 VIVIEN HERDIANTI 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5
31 YOGI SUHARMAN 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3
YUDISTIRA DIDHA
32 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3
PERWIRA
Total 147
Rata-rata 4,59375
205

b. Hasil Posttest
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
1 ADE DICKY HENDRIYANA 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
2 ADINDA AULIA SALSABILA 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5
3 AHMAD YULIANTO 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6
4 ANDRIYAN NURHIDAYAT 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6
5 AVIRA AMANDA SALSABILA 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 5
6 AYU NOVIANTI 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
7 BAYU GHIFANI QOZYANI 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5
8 DAFFA MUSYAFFA DHIYA 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 6
9 ERWINDO GIAN PRASETYO 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
10 FADILLAH 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6
11 FARADHIELA YUNIAR 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
12 FARADISA PUTRI KIRANA 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 5
13 FEBRIANINGRUM 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7
14 GALEH NUGROHO 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7
15 HABIBULLAH 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 5
16 HERMANSYAH DHIMAS 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
17 ICHTITHA SUCI 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5
18 KRESNAMUKTI 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5
19 LATHIFA PUTRI S 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
20 M. DHEVA BAGASKARA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
21 M. RAFI NADHIF 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 6
22 MUSYAFFA AZRUL HAFIZH 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
23 NANDA SURYO BUDI 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7
24 NOR SANIA ARIFAH 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
25 REZA OKTIANA 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6
26 RENING KURNIAWAN 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7
27 RIZALDI MUSTOFA 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4
28 RIZKYKA OKTAVIA 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5
29 VEVEN SEFTIAN HELIANTI 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
30 VIVIEN HERDIANTI 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6
31 YOGI SUHARMAN 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5
32 YUDISTIRA DIDHA PERWIRA 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5
Total 198
Rata-rata 6,1875
206

c. N-Gain Literasi Fisika Kelas Kontrol


No. Nama Nilai Pretest Nilai Posttes N-Gain
1 ADE DICKY HENDRIYANA 40 70 0,500
2 ADINDA AULIA SALSABILA 30 50 0,286
3 AHMAD YULIANTO 50 60 0,200
4 ANDRIYAN NURHIDAYAT 50 60 0,200
5 AVIRA AMANDA SALSABILA 40 50 0,167
6 AYU NOVIANTI 60 80 0,500
7 BAYU GHIFANI QOZYANI 40 50 0,167
8 DAFFA MUSYAFFA DHIYA 40 60 0,333
9 ERWINDO GIAN PRASETYO 50 80 0,600
10 FADILLAH 50 60 0,200
11 FARADHIELA YUNIAR 60 80 0,500
12 FARADISA PUTRI KIRANA 30 50 0,286
13 FEBRIANINGRUM 50 70 0,400
14 GALEH NUGROHO 50 70 0,400
15 HABIBULLAH 40 50 0,167
16 HERMANSYAH DHIMAS 50 60 0,200
17 ICHTITHA SUCI 40 50 0,167
18 KRESNAMUKTI 40 50 0,167
19 LATHIFA PUTRI S 60 80 0,500
20 M. DHEVA BAGASKARA 60 70 0,250
21 M. RAFI NADHIF 40 60 0,333
22 MUSYAFFA AZRUL HAFIZH 60 80 0,500
23 NANDA SURYO BUDI 60 70 0,250
24 NOR SANIA ARIFAH 70 80 0,333
25 REZA OKTIANA 50 60 0,200
26 RENING KURNIAWAN 50 70 0,400
27 RIZALDI MUSTOFA 30 40 0,143
28 RIZKYKA OKTAVIA 40 50 0,167
29 VEVEN SEFTIAN HELIANTI 30 60 0,429
30 VIVIEN HERDIANTI 50 60 0,200
31 YOGI SUHARMAN 30 50 0,286
YUDISTIRA DIDHA
30 50
32 PERWIRA 0,286
Total 1470 1980 9,714
Rata-rata 45,9375 61,875 0,304
Lampiran VI
Deskripsi Data Hasil Penelitian

6.1 Deskripsi Skor Pretest Kemampuan Literasi Fisika Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
6.2 Deskripsi Skor Posttest Kemampuan Literasi Fisika Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

207
208

Lampiran 6.1 Deskripsi Skor Pretest Kemampuan Literasi Fisika pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Deskripsi Skor Pretest Kemampuan Literasi Fisika Kelas Eksperimen


209

b. Deskripsi Skor Pretest Kemampuan Literasi Fisika Kelas Kontrol


210

Lampiran 6.2 Deskripsi Skor Posttest Kemampuan Literasi Fisika Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Deskripsi Skor Posttest Literasi Fisika Kelas Eksperimen


211

b. Deskripsi Skor Posttest Kemampuan Literasi Fisika Kelas Kontrol


Lampiran VII
Surat Penelitian dan Dokumentasi

Lampiran 7.1 Surat Bukti Validasi

Lampiran 7.2 Surat Bukti Penelitian dari Sekolah

Lampiran 7.3 Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL

Lampiran 7.4 Surat Izin Penelitian dari DIKPORA

Lampiran 7.5 Bukti Seminar

Lampiran 7.6 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7.7 Curriculum Vitae

212
213

Lampiran 7.1 Surat Bukti Validasi

Bukti Validasi Instrumen Pengambilan Data (Soal Pretest Posttes)


214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225

Bukti Validasi Instrumen Pembelajaran


226
227
228
229
230
231

Lampiran 7.2 Bukti Surat Penelitian dari Sekolah


232

Lampiran 7.3 Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL


233

Lampiran 7.4 Surat Izin Dari DIKPORA


234

Lampiran 7.5 Bukti Seminar


235

Lampiran 7.6 Dokumentasi


236

Lampiran 7.7 Curriculum Vitae

Curriculum Vitae (CV)

Nama : Miffa Aulita Rahmawati


Tempat & Tgl. Lahir : Pacitan, 4 Juli 1994
Alamat : Jl. K.H. Wahid Hasyim, Rt 01/06 Peden Ploso Pacitan
No. HP : 087751738189
e-mail : miffaaulita@gmail.com
Golongan Darah :O

Riwayat Pendidikan :
SD N Ploso 1 Pacitan (2001-2007)
SMP N 1 Pacitan (2007-2010)
SMA N 1 Pacitan (2010-2013)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2013-2017)

Anda mungkin juga menyukai