Anda di halaman 1dari 173

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI KEGIATAN


LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID
(Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12 Jakarta Barat Kelas XI)

Oleh:
HILMINA
103016227127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M

ABSTRAK
Hilmina. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Metode
Discovery melalui Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Koloid. Skripsi
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa
dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem
koloid. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Mei
sampai dengan Juni 2008.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas dengan sampel berjumlah 33 siswa yang diajarkan dengan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
terdiri dari dua siklus penelitian dengan tahapan dalam tiap siklus meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi, angket, tes hasil belajar, dan hasil wawancara
guru dan siswa.
Dari hasil penelitian skripsi ini diperoleh gambaran bahwa penelitian ini
telah mencapai kriteria yang telah menjadi batas indikator keberhasilan yang
ditunjukkan melalui peningkatan kategori aspek partisipasi siswa yang aktif dalam
pembelajaran pada tiap siklus. Begitu pula dengan tes hasil belajar terjadi
peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81
serta tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang dari 60,00. Sama halnya
dengan hasil wawancara siswa yang menanggapi secara positif proses
pembelajaran yang menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran metode discovery melalui kegiatan laboratorium
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Kata kunci: metode discovery, kegiatan laboratorium, sistem koloid.

ABSTRACT
Hilmina. Efforts to Improve Student Learning Outcomes by Method of Discovery
Chemistry through Concept Activities Laboratory in Colloidal Systems. Thesis Of
Chemistry Department of Education Studies Program Natural Science Faculty of
Science and Teacher Training Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
This research aims to improve student learning outcomes by methods of chemical
discovery through laboratory activities on the concept of colloidal systems. The
research was conducted in West Jakarta MAN 12 in May to June 2008.
The method used in this study was classroom action research with a sample of 33
students who were taught with methods of discovery through laboratory activities.
Classroom Action Research which conducted the study consisted of two cycles
with each cycle includes the stages in the planning, implementation, observation,
and reflection. The research instrument used is the observation sheet,
questionnaire, achievement test, and interviews of teachers and students.
From the research, this paper shows the study had reached the criteria has become
a boundary indicator of the success demonstrated by the increase in categories of
aspects of active student participation in learning in each cycle. Similarly, an
increase in achievement test average score of 68.09 in the first cycle increased to
74.81 and no more students who scored less than 60.00. Similar to the results of
interviews of students who responded positively to the learning process that uses a
method of discovery through laboratory activities. From these results we can
conclude that learning by using learning method of discovery through laboratory
activities can enhance students' learning outcomes chemistry.
Key words: method of discovery, laboratory activities, colloidal systems

ii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, karena atas izin dan kemurahan-Nya
penulis dapat menyusun skripsi ini. Shalawat serta salam selalu disampaikan
kepada nabi Muhammad saw, serta seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya
sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
program strata 1 (S1) di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan semua pihak, baik secara langsung
atau tidak langsung yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setingi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hanna Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus selaku dosen pembimbing I yang
telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.

iii

5. Burhanudin Milama, M.Pd selaku selaku dosen pembimbing II yang telah


menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Marina Setiawati, M. Si selaku dosen yang pernah membimbing dan telah
menyediakan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini,
serta dosen pendidikan IPA yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
7. M. Yunus, M.Pd, selaku kepala sekolah MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna
penyelesaian skripsi ini.
8. Abu Ahmad, S.Pd, selaku guru kimia MAN 12 Jakarta Barat yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta
member bimbingan dan membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
9. Siswa-siswi MAN 12 Jakarta Barat, khususnya kelas XI IPA yang telah
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
10. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah merawat dan mendidik penulis
dengan kasih sayang, memberikan pengorbanan baik materil maupun spiritual
yang tidak terhitung nilainya, serta senantiasa mendorong dan mendoakan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan support dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia angkatan 2003,
Sindi, Yeyen, Bang Kus, Syarif, Muhib, Upi, Ina, Ita, Ani dan Darjo yang
selalu memberikan motivasi, semangat dan perjalanan seru yang menjadi
kenangan yang tidak terlupakan bagi penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya kecil di tengahtengah khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap
berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih pada Program Studi

iv

Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan keguruaan UIN Syarif Hidayatullah khususnya dan masyarakat
umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya,
semoga kebaikan dan bantuan baik moral maupun materil dari semua pihak
diterima Allah SWT sebagai amal shaleh di sisi-Nya dan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari-Nya, amin.
Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ................................... 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian....................................................... 6
D. Perumusan Masalah..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian......................................................................... 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................... 8
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................ 8
1. Pembelajaran Discovery.................................................... .... 8
2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium......... .... 16
3. Belajar .................................................................................... 20
4. Hasil Belajar ........................................................................... 23
5. Kimia...................................................................................... 25
6 Sistem Koloid ......................................................................... 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................... 31
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 31
D. Kerangka Pikir............................................................................. 34
E. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 36
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 36
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian..................................... 36
C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ................. 37
D. Peran dan Posisi Penelitian .......................................................... 37
E. Tahapan Intervensi tindakan ........................................................ 37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................. 40
G. Indikator Keberhasilan................................................................. 41
H. Data dan Sumber Data ................................................................. 42

vi

I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang digunakan................ 42


J. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi ........... 47
L. Teknik Analisa Data .................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 52
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 52
1. Siklus I ................................................................................... 52
2. Siklus II .................................................................................. 62
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 70
C. Pembahasan ................................................................................ 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 75

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Pengelompokkan Sistem Koloid .................................................. 27

Tabel 2.2

Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................. 32

Tabel 3.1

Data dan Sumber Data yang digunakan........................................ 42

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara Guru........................................................... 42

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Siswa ......................................................... 43

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ..................................................... 43

Tabel 3.5

Kisi-kisi Lembar Observasi ......................................................... 44

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I.............................. 45

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 45

Tabel 4.1

Rata-rata Hasil Observasi Siklus I................................................ 55

Tabel 4.2

Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus I .............................................. 57

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I.................... 58

Tabel 4.4

Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I.......................................... 59

Tabel 4.5

Refleksi Tindakan Siklus I .......................................................... 60

Tabel 4.6

Rata-rata Hasil Observasi Siklus II .............................................. 66

Tabel 4.7

Rata-rata Hasil Kuesioner Siklus II ............................................. 67

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II .................. 68

Tabel 4.9

Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II ........................................ 69

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rancangan Siklus Penelitian Tindakan ........................................ 36


Gambar 2 Aspek-aspek Indikator Hasil Belajar yang Diukur........................ 41

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Silabus ..................................................................................... 78

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 80

Lampiran 3

Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian .......................................... 92

Lampiran 4

Soal Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II .......................... 105

Lampiran 5

Kunci Jawaban ...................................................................... 113

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa .............................................................. 114

Lampiran 7

Observasi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ....................... 126

Lampiran 8

Hasil Observasi ..................................................................... 138

Lampiran 9

Angket Kuesioner Siklus I dan Siklus II ................................ 139

Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siswa ...................................................... 141


Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Instrumen....................................... 143
Lampiran 12 Reliabilitas Soal Instrumen ................................................... 152
Lampiran 13 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Soal ......................................... 154
Lampiran 14 Tabel Uji Daya Beda Soal...................................................... 157
Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi............................................ 158
Lampiran 16 Wawancara Guru ................................................................... 162
Lampiran 17 Wawancara Siswa.................................................................. 163
Lampiran 18 Hasil wawancara Siklus I dan Siklus II .................................. 165

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya suatu peradaban tidak lepas dari berkembangnya
pengetahuan karena pengetahuan adalah dasar yang menjadi landasan pola
berpikir ke arah kemajuan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari semangat
perjuangan generasi penerus. Salah satunya yaitu semangat siswa dalam
mengenyam dunia pendidikan. Didalam pendidikan terdapat perubahan pola
pikir siswa ke arah perubahan yang lebih positif karena di dalam dunia
pendidikan siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan aspek yang paling penting dalam menunjang
kemajuan bangsa di masa depan, karena melalui pendidikan manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya baik itu potensi
rohani (pikir, rasa dan budi pekerti) maupun jasmani (panca indera serta
keterampilan). Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan mendorong
manusia untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan pendidikan. Karena
pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mencapai kesejahteraan lahir dan batin.
Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia
yang unggul, dan adanya manusia yang unggul mengharuskan adanya
pendidikan yang unggul, dan adanya pendidikan yang unggul mengharuskan
adanya berbagai komponen atau aspek pendidikan yang unggul pula. Kepada
pendidikan yang unggul itulah harapan untuk membangun bangsa yang
unggul akan dapat diwujudkan.1 Oleh karena itu, kesadaran dan keinginan
yang kuat dari pemerintah dan rakyat Indonesia perlu dilakukan untuk
memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui lembaga
pendidikan yaitu sekolah harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang diterapkan.
1

Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2009), cet. ke-I, h.1

Penting sekali bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya proses


belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan
lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. 2
Maka dari itu sebelum melakukan penelitian, peneliti memperhatikan
situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Berdasarkan observasi
yang dilakukan di MAN 12 Jakarta Barat pada bulan Januari 2008 peneliti
mewawancarai siswa kelas XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia,
diantara sebagian siswa berpendapat berpendapat bahwa kimia merupakan
pelajaran yang kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena
siswa hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja. Aktifitas siswa
agak terbatas pada mengingat informasi, mengungkapkan kembali apa yang
telah dikuasainya, dan bertanya kepada guru tentang bahan yang belum
dipahaminya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rogers yang mengatakan
bahwa praktek pendidikan lebih di titik beratkan pada segi pengajaran bukan
pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang
dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.3 Dominasi guru dalam
proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak terlibat pasif. Para
siswa lebih banyak menerima transfer ilmu dari guru daripada mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka
butuhkan. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa laboratorium kurang
difungsikan untuk kegiatan pembelajaran karena kegiatan pemebelajaran
hanya terbatas pada mencatat, latihan dan hafalan saja. Pelajaran hanya
terfokus di kelas yang kurang menarik perhatian siswa dan cenderung
membosankan sehingga membuat siswa sulit untuk mempelajari kimia karena
hanya mengandalkan hafalan. Proses pembelajaran yang diterapkan guru
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi
siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk

Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.27
Ida Bagus Putra Yasa, Mengajar Dengan Inkuiri, dalam Jurnal PRASI Vol.2 No.3
Tahun 2004, h.22.
3

menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.4 Hal ini membuat siswa


tidak cukup untuk memperoleh pengetahuan yang dalam.
Dalam mempelajari kimia, siswa memerlukan pengetahuan yang
mendalam untuk memahami konsep-konsep yang ada di dalam pelajaran
kimia. Ilmu kimia merupakan pelajaran yang kompleks, dimana siswa tidak
hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam berhitung tetapi juga
dituntut untuk menguasai konsep. Penguasaan konsep-konsep kimia serta
saling keterkaitannya mempunyai metode yang berbeda satu dengan yang
lainnya sesuai dengan materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai.
Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia di kelas
XI adalah sistem koloid. Dalam mempelajari sistem koloid memerlukan
kegiatan yang dapat membangun pengetahuan siswa bukan hanya sekedar
hafalan semata. Siswa harus secara pribadi melakukan berbagai kegiatan yang
melibatkan

proses

mentalnya

seperti

mengadakan

pengamatan

di

laboratorium, melakukan percobaan, bersimulasi, mengadakan penelitian


sederhana, dan memecahkan masalah.5 Untuk itu perlu diterapkan metode
pembelajaran yang jitu dalam menggiring siswa agar lebih menyenangi belajar
kimia dan memahami konsep yang dipelajari seperti konsep sistem koloid.
Guru kimia haruslah memberikan cara mengajar terbaik untuk siswanya agar
siswa dapat mencapai ketuntasan balajar dan dapat menikmati belajar kimia
dengan senang hati. Melihat karakteristik tersebut, maka untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar perlu menerapkan
suatu metode pembelajaran dengan metode discovery learning atau metode
pembelajaran penemuan.
Pembelajaran dengan metode discovery melatih siswa untuk
mendapatkan jawaban-jawabannya sendiri berdasarkan temuannya atau
menemukan lagi sesuatu yang ditemukan (membuktikan kembali). Itu berarti,
4

IB. Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam


Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA
Siswa SLTP Negeri I Singaraja, dalam Majalah Ilmiah Aneka Widya, XXXIII, 3, (Juli, 2000),
h.148
5
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38

melalui metode discovery akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengembangkan ide dan gagasannya dalam usahanya untuk memecahkan
masalah. Pembelajaran dengan metode discovery juga dapat lebih memberikan
pemahaman kepada siswa dan lebih mudah diingat serta lebih lama melekat.
Pembelajaran dengan metode discovery dapat merubah cara pandang
siswa tentang pelajaran sains dalam hal ini pelajaran kimia yang oleh sebagian
besar siswa dianggap cukup sukar untuk memahaminya jika dipelajari hanya
melalui teori. Dalam pelajaran kimia dibutuhkan cara berpikir, pemahaman
pelajaran yang berbeda dan pengalaman langsung. Karena metode discovery
dapat merubah konsep pembelajaran kimia tidak hanya menjadi pelajaran
penghapalan

konsep-konsep

saja.

Dengan

demikian

untuk

menumbuhkembangkan cara berpikir, pemahaman, cara untuk menyelidiki


dan keingintahuan siswa, perlu diterapkan cara belajar di sekolah dengan
metode discovery,

karena dengan begitu siswa akan lebih menyenangi

pelajaran kimia.
Pelajaran kimia di sekolah harus dibuat menarik, terutama dari segi
penyampaian dan media yang digunakan. Cara penyampaian yang
mengundang rasa ingin tahu kepada siswa akan memberi sumbangan besar
untuk membuat pelajaran kimia menjadi menarik, bukan sebaliknya. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan laboratorium/praktikum. Dengan
melakukan kegiatan praktikum, siswa tidak hanya dijejali rumus-rumus saja
yang kelihatannya rumit dan membosankan tapi siswa juga diberikan kegiatan
yang membuat siswa menjadi tahu bagaimana proses kimia berlangsung.
Dalam

metode discovery melalui kegiatan laboratorium banyak

keterampilan proses yang dapat dikembangkan, siswa diikutsertakan dalam


proses penyelidikan dan melalui keterlibatan siswa itu akan memperoleh
pemahaman konsep yang benar, terampil, dan mampu membuat kesimpulan.
Kegiatan penyelidikan memberikan pengalaman konkret sehingga siswa
mengingat ide-ide abstrak tanpa harus mengahafalkannya, seperti dalam
mempelajari konsep sistem koloid, siswa dapat membedakan antara koloid,
larutan dan suspensi, sifat-sifat koloid dan cara pembuatan koloid. Sehingga

untuk membangun pengetahuan siswa sendiri, maka konsep sistem koloid ini
sangat relevan jika diterapkan.
Metode discovery yang menitikberatkan pada pengalaman langsung
melalui kegiatan laboratorium, maka siswa dapat langsung melihat,
mendengar, meraba, serta melakukan percobaaan sendiri. Dengan cara
demikian hasil belajar akan bersifat permanen atau tidak mudah dilupakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan melihat pentingnya
penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan motivasi
dan aktivitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada konsep sistem koloid, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN METODE DISCOVERY MELALUI
KEGIATAN LABORATORIUM PADA KONSEP SISTEM KOLOID.
B. Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa menganggap kimia merupakan pelajaran yang
kurang diminati serta merupakan pelajaran yang sulit, karena siswa hanya
mengandalkan hafalan rumus dan konsep saja.
2. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan aktifitas siswa
pasif.
3. Metode

belajar

yang

digunakan

masih

menggunakan

metode

konvensional.
4. Pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan bagi siswa
untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk
menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.
5. Laboratorium kurang difungsikan untuk kegiatan pembelajaran.
Fokus penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi pusat
perhatian. Fokus penelitian atau yang menjadi pusat perhatian dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid yang dapat diukur
dengan menggunakan tes setiap akhir siklus.
2. Peneliti ingin memaksimalkan proses pembelajaran berlangsung dengan
suasana pembelajaran yang aktif.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari identifikasi area di atas maka penelitian ini dibatasi pada
penerapan

metode

discovery

dengan

kegiatan

laboratorium

untuk

meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XI MAN 12 Jakarta Barat, semester 2 pada konsep sistem koloid.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
fokus penelitian yang telah peneliti uraikan, maka masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar
kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada
konsep sistem koloid?

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
1.

Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang kegunaan ilmu


kimia dalam kegiatan sehari-hari serta meningkatkan hasil belajar kimia.

2.

Diharapkan skripsi ini menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam


menentukan metode pembelajaran yang paling tepat agar proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.

3.

Memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang bermanfaat dalam


memperbaiki pembelajaran.

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran kimia.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Pembelajaran Discovery
Metode discovery berkembang berdasarkan filosofi dari Bruner
yang

disebut

dengan

discovery

learning,

yaitu

dimana

siswa

mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Guru


hendaknya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadikan
seorang problem solver, saintist, historin, ataupun ahli matematika.
Biarkanlah siswa-siswa menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan
memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam
bahasa yang dimengerti mereka. 1 Pada metode ini diharapkan siswa dapat
mengembangkan pemahamannya dalam menganalisis suatu masalah yang
timbul pada kegiatan belajar.
Shadily mengemukakan bahwa discovery adalah menemukan atau
mendapatkan. Dengan menggunakan metode discovery siswa akan
menemukan atau mendapatkan definisi-definisi, kesimpulan-kesimpulan.
Gilstraf dan Martin seperti yang dikutip oleh Eni Nuraeni dan Kusdianti
mengemukakan bahwa discovery merupakan prosedur pengajaran yang
menekankan penemuan sampai peserta didik menyadari suatu konsep
sehingga terhindar dari belajar secara verbal.2 Jadi, metode discovery
merupakan pembelajaran dengan menggunakan proses penemuan yang
didesain oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan atau
membuktikan kembali suatu suatu konsep berupa definisi-difinisi atau
kesimpulan.

Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
h. 134-135
2
Eni Nuraeni, S.Pd dan Dra. Kusdianti, M.Si, Implementasi Model Pembelajran Induktif
untuk Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP, dalam Seminar Nasional
Pendidikan Matematikan dan IPA, h. 8

Menurut Bruner, Discovery learning is 'a process in which students


use information supplied to them to construct their own understanding'.
Maksud dari kalimat tersebut adalah proses penemuan yang didesain oleh
guru sehingga peserta didik dapat membangun pemahamanannya.3 Jadi
dalam metode discovery ini lebih menekankan proses pembelajaran yang
didesain sehingga membangun kreatifitas siswa untuk menemukan konsep
atau membuktikan konsep yang sudah ada. Dalam proses pembelajaran ini
siswa dituntut untuk lebih kreatif, mandiri dan kritis terhadap
permasalahan yang ada, dengan demikian ketergantungan siswa terhadap
orang lain dapat diminimalisir.
Menurut pandangan Strikes mengenai pembelajaran discovery
bahwa peserta didik harus mengetahui sesuatu sebelum ia menemukan
sesuatu.4 Sedangkan menurut Sund, discovery adalah proses mental
dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.5
Kellough mengemukakan bahwa discovery learning (belajar
menemukan) disebut juga belajar inkuiri,6 karena pada kegiatan belajar
tersebut siswa dituntut lebih aktif dan ada sejumlah proses mental yang
dilakukan siswa.7 Adapun yang dimaksudkan dengan proses mental
tersebut adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan.
Dengan kata lain, pembelajaran kimia dengan metode discovery adalah
pengajaran kimia yang dirancang sedemikian rupa dari pengetahuan awal
siswa sebelum ia melibatkan proses mentalnya sehingga siswa dapat
3

Jessica
Bruce,
Discovery
Learning,
dari
www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm, h. 1
4
Aan Erlyana, Inquiry In The teaching of English for Young Learners, Pancaran
Pendidikan, XV, 53 (Desember, 2002), h. 175
5
Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Pengajaran
Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri Serta Hubungannya dengan Prestasi
Belajar IPA Siswa SMP Negeri di Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9
6
Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang, dalam Jurnal lmu Pendidikan, No. 2, Vol. III
(Januari, 2003), h. 127, 129
7
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38

10

menemukan konsep-konsep maupun prinsip-prinsip melalui proses


mentalnya sendiri. Jadi, apabila pembelajaran discovery ini dilaksanakan,
diharapkan dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah serta
berpikir lebih kreatif dalam kegiatan belajarnya sehingga siswa pun
berperan dalam mengasimilasikan suatu konsep diharapkan tidak lagi
hanya menerima transfer ilmu dari guru melainkan dapat membangun
sendiri struktur kognitifnya.
Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
menekankan pada proses pembelajaran bukan pada hasil yang dicapai
siswa. Beberapa karakteristik dari metode discovery, diantaranya yaitu: 8
a.
b.
c.

Masalah direncanakan oleh guru dan biasanya dilengkapi dengan data.


Proses penemuannya didesain oleh guru. Siswa melalui proses
berpikirnya dapat menemukan apa yang dimaksud oleh guru.
Hasil dari metode discovery merupakan definisi-definisi atau
generalisasi-generalisaasi.
Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan di atas, metode

discovery didefinisikan sebagai pembelajaran yang direncanakan oleh guru


dalam mempersiapkan proses situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen seperti ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, dan mencari jawaban hingga membuat suatu generalisasi,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lainya,
membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Beberapa bentuk kegiatan belajar discovery diantaranya ialah:
bertanya

jawab,

berdiskusi,

melakukan

pengamatan,

mengadakan

percoban, bersimulasi, mengadakan permainan, mengerjakan tugas-tugas


mengadakan penelitian sederhana, memecahkan masalah, dan sebagainya.9
Jadi, pada kegiatan belajar discovery siswa dituntut untuk lebih banyak
beraktifitas agar dapat dapat mengalami proses pengamatan yang dapat

8
Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode
Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang, Jurnal lmu Pendidikan, h. 129-130
9
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Asli Mahasatya,
2003) h. 38

11

memicu siswa mendapatkan hasil jawaban atas apa yang dikemukakan


oleh guru.
Pada pembelajaran dengan menggunakan metode discovery ini,
siswa dituntut untuk mengembangkan daya pikirnya agar dapat
menemukan

atau

memecahkan

masalahnya.

Peran

guru

dalam

pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja yakni


hanya memberikan arahan dan bimbingan seperlunya.
Dalam metode discovery tugas guru di dalam kelas sangat kecil.
Kerja keras guru saat berada di luar kelas. Sebelum pelajaran dimulai guru
lebih memfokuskan untuk membangun kondisi kelas yang menunjang
kegiatan menemukan agar kegiatan belajar berhasil di capai, kondisi dalam
kelas harus dapat memberikan kenyamanan siswa dalam mencari jawaban.
Seorang guru lebih banyak mendampingi siswa dalam kegiatannya
Discovery sering disebut juga dengan penemuan. Menurut
Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan strategi
yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
pembelajarankan ketrampilan menyelidiki, memecahkan masalah sebagai
alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 10 Penggunan metode
penemuan (discovery learning) menurut Suchman bertujuan untuk
membantu kemandirian siswa dalam mengadakan penyelidikan melalui
disiplin berpikir yang benar. Penemuan mendorong siswa untuk
menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa sesuatu terjadi
melalui pengumpulan data yang logis. Selain itu penemuan bertujuan
untuk mengembangkan strategi berpikir siswa untuk menemukan jawaban
dari mengapa sesuaru terjadi sebagaimana kejadiannya. 11 Dalam metode
discovery ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan
suatu masalah yang diberikan guru dan mendorong siswa untuk
10

Anonim,

Metode

Penemuan,

from

http://www.laboratorium-

um.sch.id/files/BAB%20XII%strategi-pembelajaran-dengan-metode-penemuan.pdf.

2008, h. 2
11

Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id , h. 1

Januari

12

mengembangkan strategi berpikir yang logis. Mengajar sains discovery ini


mulai dengan apa yang telah diketahui atau guru berpikir yang diketahui
siswa dan membutuhkan waktu untuk memahami apa yang mereka
lakukan.
Tiga ciri utama dari belajar menemukan (discovery learning) yaitu:
(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada
siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan
pengetahuan yang sudah ada.

12

Dari ketiga ciri yang telah disebutkan

dapat dikatakan bahwa pada metode discovery, situasi belajar mengajar


berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student
dominated learning yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar, sehingga belajar siswa menjadi lebih bermakna karena siswa
diharapkan mampu mengkaitkan materi pelajaran baru dengan struktur
kognitif yang sudah ada.
Untuk dapat melaksanakan metode discovery, diperlukan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Identifikasi kebutuhan siswa,
b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep, dan
generalisasi pengetahuan,
c. Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas,
d. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa,
e. Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan,
f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan,
g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan,
h. Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa,
i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah,
12

Herdian,
Metode
Pembelajaran
Discovery
(penemuan),
from
http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/, 1 Agustus
2010, h. 1

13

j. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa,


k. Membantu

siswa

merumuskan

prinsip

dan

generalisasi

hasil

penemuannya.
Metode discovery terbagi menjadi dua macam, yaitu: 13
a. Discovery tidak terbimbing
Dalam metode discovery tidak terbimbing ini, guru hanya
mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah
tersebut

melalui

mengajukan

langkah-langkah

pertanyaan-pertanyaan

discovery.
kepada

Caranya

kelas,

adalah

memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi. Selanjutnya guru


menjawab sendiri atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu.
Guru mengharapkan agar siswa secara keseluruhan berhasil melibatkan
dirinya dalam proses pemecahan masalah, menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukannya secara reflektif.
b. Discovery terbimbing
Pada jenis metode discovery ini, guru hanya membimbing siswa
ke arah yang tepat atau benar, sedangkan siswa melakukan discovery.
Dalam gaya pengajaran ini, guru perlu memiliki keterampilan
memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis kesulitan-kesulitan siswa
dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
siswa.
Menurut Carin (1993), dalam merencanakan dan menyiapkan
pembelajaran discovery terbimbing, diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut: (1). Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; (2).
Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3). Menyiapkan alat
dan bahan secara lengkap; (4). Menentukan dengan cermat apakah siswa
akan bekerja secara atau secara berkelompok; (5). Mencoba terlebih

13

Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem


(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.187-188.

14

dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.14 Untuk mencapai tujuan
di atas, Carin (1993) menyarankan hal-hal di bawah ini: (1). Membantu
siswa untuk memahami dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2).
Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan
yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja
yang aman; (4). Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan
kegiatan; (5). Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6). Melakukan diskusi
tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.15
Dalam pembelajaran discovery, peranan guru adalah: 16
a. Diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan dan kesiapan siswa
b. Ditinjau dari segi guru mengajar: menyiapkan tugas atau problem yang
akan dipecahkan oleh siswa, memberikan klarifikasi-klarifikasi,
menyiapkan setting kelas, menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar
yang diperlukan, memberikan kesempatan pelaksanaan, sebagai
sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa, dan membantu siswa
agar

dapat

sendiri

merumuskan

kesimpulan

dan

implikasi-

implikasinya.
c. Dinamisator, merangsang terjadinya self analysis, merangsang
terjadinya interaksi, memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih
bergairah dalam kegiatan-kegiatannya.
Dengan proses pembelajaran yang dapat memberikan suatu
stimulus atau rangsangan yang dapat menantang siswa untuk merasa
terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran, karena guru
hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing saja, diharapkan siswa lebih
banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk
memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa dilatih untuk berani
14

Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery


Learning),
from
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html, 2 April 2009, h. 1
15
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery
Learning), . h. 2
16
Anonim, Metode Penemuan, from http:www.laboratorium-um.sch.id , h. 4

15

melakukan eksperimen terhadap ilmu pengetahuan dan akhirnya dapat


menciptakan generasi yang diharapkan dapat menyumbangkan sebuah
temuan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia maupun dunia.
Diantara beberapa keuntungan menggunakan metode discovery
adalah: 17
a. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat,
b. Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik
daripada hasil lainnya,
c. Secara

menyeluruh

belajar

menemukan

(discovery

learning)

meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.


d. Melatih

keterampilan

kognitif

siswa

untuk

menemukan

dan

memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.


Selain itu, keunggulan yang dapat diperoleh dengan menggunakan
metode discovery adalah: 18
a. Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif siswa.
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang sifatnya sangat individual
sehingga dapat kokoh tertinggal dalam jiwa tersebut.
c. Membangkitkan kegairahan belajar siswa
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
e. Mengarahkan siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang
kuat untuk belajar lebih giat.
f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah keparcayaan diri
sendiri dengan proses penemuan.
g. Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru.
Walaupun metode discovery ini memiliki banyak keunggulan,
namun masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:
17

Herdian,
Metode
Pembelajaran
Discovery
(penemuan),
http://herdi07.wordpress.com............., h.3
18
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 20-21

from

16

a. Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b. Penggunaan metode ini akan kurang berhasil jika penggunaannya
dilakukan pada kelas yang terlalu besar.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan
metode ini. 19
Selain kelemahan yang telah disebutkan di atas, Herdian
menambahkan kelemahan dari metode penemuan (discovery) ini, yaitu
membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar
menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka diperlukan
bantuan guru. Bantuan guru tersebut berupa mengajukan beberapa
pertanyaan dan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan
informasi tersebut dapat dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. 20
2. Pembelajaran Kimia dengan Kegiatan Laboratorium
Kimia merupakan pelajaran sains yang memerlukan proses
pengamatan dan pengalaman belajar untuk melakukan percobaan
mengenai materi yang sedang dipelajari. Untuk memperoleh hal tersebut,
maka

diperlukan

kegiatan

praktikum

untuk

menunjang

proses

pembelajaran yang lebih aktif.


Pembelajaran dengan kegiatan laboratorium merupakan aplikasi
dari teori teori yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah sehingga
konsep-konsep

dapat dibuktikan

melalui metode discovery serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya


melalui proses belajar sains dan keterampilan dalam belajar kimia. Siswa
dituntut untuk mengerti apa saja yang harus dilakukan di laboratorium
pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Jika siswa ingin mencari
jawaban

atas

pertanyaan

sendiri

ataupun

menghubungkan

dan

19

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 21


Herdian,
Metode
Pembelajaran
Discovery
(penemuan),
http://herdi07.wordpress.com......, h. 4
20

from

17

membandingkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, maka


diperlukan kegiatan praktikum.
Menurut Caroll bahwa studi di laboratorium memberi penekanan
pada konsep-konsep konjuktif, yang sudah dibuktikan, mudah dipelajari
daripada konsep-konsep disjunktif atau konsep-konsep relational, studi di
laboratorium pada umumnya menekankan pada pendekatan induktif
tentang belajar konsep-konsep di sekolah.21
Kegiatan praktikum sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Terutama pada pelajaran yang membutuhkan pemikiran yang mendalam
seperti ilmu kimia. Dengan praktikum siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, dengan
praktikum siswa menemukan bukti kebenaran dari teori-teori yang
dipelajarinya.
Pendekatan laboratorium merupakan strategi mengajar yang efektif
dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk aktif, karena
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui
keterampilan proses kimia, dan pada gilirannya dalam dirinya tertanam
sikap ilmiah.22 Dengan kegiatan laboratorium atau disebut juga dengan
praktikum, siswa dapat berlatih dalam cara berpikir yang ilmiah karena
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu
yang dipelajari.
Houdson (1996) dalam Arief Sidharta mengemukakan bahwa
pembelajaran berbasis laboratorium dapat meningkatkan perkembangan
siswa melalui: proses belajar sains (learning science); belajar tentang sains
(learning about science) dan belajar mengerjakan sains (doing science).23

21

Nur Rahmah Islami. Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum Reproduksi


Generatif pada Tumbuhan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak di terbitkan. h. 10
22
Syahmani, Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik, Jurnal Vidya
Karya, XX, 2 (Oktober, 2002), h. 87
23
Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, dalam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org, h. 1

18

Dengan demikian, pembelajaran dengan kegiatan laboratorium


merupakan

aplikasi

dari teori-teori

yang telah

dipelajari

untuk

memecahkan masalah sehingga konsep-konsep dapat dibuktikan melalui


metode discovery serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan potensinya melalui proses belajar sains dan keterampilan
proses kimia. Siswa dituntut untuk mengetahui apa saja yang harus
dilakukan pada saat kegiatan praktikum berlangsung. Dalam kegiatan
praktikumnya siswa dituntut untuk melakukan kegiatan praktikumnya
sendiri, dengan hanya beberapa petunjuk dari guru/pembimbing.
Seperti yang dikemukakan Moh. Amien dalam Arief Sidharta
bahwa pada hakekatnya kegiatan apapun yang dilakukan di laboratorium,
mengelola laboratorium, khususnya guru, harus selalu memperhatikan
tujuan-tujuan instruksional yang antara lain diharapkan siswa dapat:
a. Mengembangkan

keterampilan-keterampilan

dalam

pengamatan,

pencatatan data, pengukuran dan manipulasi alat yang diperlukan serta


pembuatan alat-alat yang sederhana.
b. Bekerja dengan teliti dan cermat dalam mencatat dan menyusun
laporan hasil percobaannya secara jelas dan obyektif/jujur.
c. Bekerja secara teliti dan cermat serta mengenal batas-batas
kemampuannya dalam pengukuran-pengukuran.
d. Memperdalam pengetahuan inkuiri dalam pemahaman terhadap cara
pemecahan masalah.
e. Mengembangkan sikap ilmiah.
f. Memahami, memperdalam, dan menghayati IPA yang dipelajarinya.
g. Dapat mendesain dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan alat dan bahan yang sederhana24.
Kegiatan

praktikum

dapat

meningkatkan

perkembangan

kemampuan ilmiah siswa baik dari segi kognitif , afektif maupun

24

Arief Sidharta, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai
Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP...., h. 4

19

psikomotor

siswa.

Dengan

memperhatikan

tujuan

instruksional,

kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dicapai.


Menurut Sumaji, dalam melakukan eksperimen siswa akan
memperoleh keterampilan-keterampilan melalui learning by doing, yaitu:25
1) Keterampilan menguasai seperti mengamati dengan teliti dan
sistematik, melakukan penyelidikan (searching, inqiuring,
investigating), mengumpulkan data.
2) Keterampilan kreatif seperti membuat perecanaan yang akan
datang, merancang hal-hal yang baru (masalah, pendekatan,
peralatan atau sistem), menemukan (inventing): mencipta metode,
peralatan dan melakukan sintesis.
3) Keterampilan manipulatif seperti menggunakan instrumen
(mengetahui cara memakainya dan keterbatasannya), melakukan
demonstrasi dan eksperimen, melakukan perbaikan dan kalibrasi
terhadap instrumen.
4) Keterampilan komunikatif seperti mengajukan pertanyaan, diskusi,
mengkritik yang kontruktif, menggambar grafik dan mampu
melakukan interpretasi terhadap grafik itu, dan membuat laporan
tertulis tentang eksperimen yang dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam
kegiatan laboratorium tidak hanya melihat kemampuan kognitif saja,
tetapi juga kemampuan afektif dan psikomotor siswa. Aspek
psikomotor yang dimiliki siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa
dalam menggunakan alat, mengukur, mengamati, menggambar dan
keterampilan lain.
Dalam

penelitian

ini,

peneliti

menggunakan

kegiatan

laboratorium karena di dalam kegiatan laboratorium terdapat nilai


ilmiah yang dapat diperoleh, seperti:
1) Siswa memperoleh pengalaman untuk menemukan sendiri konsep
maupun prinsip.
2) Melalui kegiatan laboratorium, akan diperoleh suatu pengetahuan
yang lebih bermakna dan dapat mengembangkan pandangan lebih
luas mengenai sains.
25

Syahmani, Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik, Jurnal Vidya


Karya..., h.89

20

3) Para siswa berkesempatan untuk berlatih menggunakan metode


ilmiah.
4) Para siswa dapat mengembangkan kebiasaan baik berupa bekerja
sama, berinisiatif, percaya diri, teliti dan tekun. 26
Ilmu kimia dapat berkembang pesat sebagai hasil yang
dilakukan oleh para ilmuwan melalui eksperimen atau kegiatan di
laboratorium. Melalui kegiatan laboratorium diharapkan dapat
menunjang kegiatan proses pembelajaran kimia untuk menemukan
prinsip atau konsep-konsep. Sehingga konsep yang abstrak dapat
diwujudkan menjadi kenyataan yang dapat dilihat, diraba dan diukur.
Dengan dasar inilah peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
metode discovery melalui kegiatan laboratorium.
3. Belajar
Dalam kondisi sehari-hari, disadari atau tidak, manusia selalu
berada dalam kondisi belajar. Hal ini disebabkan karena sifat manusia
yang selalu ingin tahu dan senantiasa berkeinginan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia dan merupakan unsur yang sangat penting
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Karena
belajarlah, maka manusia dapat berkembang jauh lebih baik dari makhluk
lainnya.
Banyak para ahli pendidikan mengemukakan tentang pengertian
belajar, diantaranya adalah:
a. Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaktif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses

26

Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, (Jakarta: UT, 2001), h.12.3

21

kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat


dipandang sebagai proses belajar.27
b. Menurut W.S Winkel, "belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif, konstan,
dan berbekas".28
c. Menurut

Wasty

Soemanto,

belajar

merupakan

proses

dari

perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan


perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup masusia tidak lain
adalah hasil dari belajar. Karena belajar adalah suatu proses, dan bukan
suatu hasil. 29
Dari uraian berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
aktivitas yang dilakukan secara sadar yang memungkinkan terjadinya
perubahan pada perilaku seseorang yang belajar. Perubahan yang
dimaksud adalah hasil dari pengalaman atau kegiatan yang sengaja
dilakukan karena adanya usaha. Jadi indikator seseorang telah mengikuti
proses belajar adalah adanya perubahan ke arah positif yang menyangkut
perubahan dari segi akademik (kognitif), perubahan sikap (afektif) maupun
perubahan perilaku (psikomotor).
Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
siswa yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar, diantaranya adalah:
a. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek, yaitu:

27

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 1995), h. 116


W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005), h. 59
29
Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-V,
28

h. 104

22

1) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
2) Aspek Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa yaitu inteligensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.30
b. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar siswa, terdiri dari:31
1). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Sifat-sifat orang tua, pendidikan dari orang tua, ketegangan
keluarga dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2). Lingkungan non sosial
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan waktu cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor inilah yang dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar ialah cara atau strategi yang
menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.32 Oleh karena itu, seorang guru diharapkan mampu
mengetahui dan menerapkan cara atau strategi yang sesuai dengan
materi pelajaran sehinggga proses pembelajaran akan lebih efektif
dan efisien.
30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ....., h. 132-133


Muhibbin Syah, PsikologiPendidikan, h. 137-138
32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 139
31

23

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya


terdapat faktor pendektan belajar. Cara atau strategi dalam melaksanakan
pembelajaran mempengaruhi belajar dan hasil belajar siswa. Seorang guru
diharapkan mampu mengetahui dan menyesuaikan cara atau strategi yang
sesuai dengan materi pelajaran. Cara atau strategi yang digunakan ialah
dengan menggunakan metode. Salah satu metode pembelajaran berupa
metode discovery. Metode discovery yang digunakan pada materi sistem
koloid ini diharapkan sesuai dan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
4. Hasil Belajar
Pada hakikatnya, belajar dan hasil belajar adalah dua hal yang
saling terkait satu dengan lainnya. Dalam kegiatan belajar terjadi proses
berpikir yang melibatkan kegiatan mental. Sedangkan dalam kegiatan
mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima
sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang
diberikan, sehingga siswa memahami suatu perubahan dari yang tidak
diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil
belajar.
Hasil Belajar menurut Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa
proses evaluasi hasil belajar mengacu kepada tiga jenis domain, yaitu: 33
1. Ranah kognitif.
Ranah kognitif adalah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir,
diantaranya meliputi; (1) pengetahuan / hafalan / ingatan (knowledge),
(2)

pemahaman

(comprehension),

(3)

penerapan

(application),

(4) analisis , (5) sintesis dan (6) Penilaian (evaluation)


2. Ranah afektif.
Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif ini terbagi kepada lima jenjang, yaitu; (1) menerima atau
33

h. 49

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),

24

memperhatikan (receiving), (2) menanggapi (responding), (3) menilai


atau menghargai (valuing), (4) mengatur atau mengorganisasikan
(organization), (5) karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai
(characterization by a value or value complex). 34
3. Ranah psikomotor.
Ranah

psikomotor

adalah

ranah

yang

berkaitan

dengan

keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima


pengalaman belajar tertentu. Seperti dikemukakan Simpson (1956)
bahwa bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. 35
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan peristiwa yang terjadi dalam diri seseorang setelah mengalami
proses belajar yang menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik, baik
dalam hal pengetahuan, pemahaman, nilai, sikap, maupun keterampilan
yang bersifat menetap.
Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan
yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas
kuantitatif. Penilaian hasil belajar dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi
empat, yaitu:36
a. Penilaian formatif. Penilaian formatif ditujukan untuk memperoleh
umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru dan
dilakukan pada akhir sebuah pelajaran.
b. Penilaian sumatif. Penilaian ini langsung diarahkan pada keberhasilan
mempelajari suatu program pengajaran. Biasanya dilakukan pada akhir
program pengajaran yang relatif besar atau pada akhir jenjang sekolah.
c. Penilaian penempatan, yaitu usaha penilaian untuk memahami
kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat
menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya.
d. Penilaian diagnostik, yaitu usaha penilaian untuk menelusuri
kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil
dalam belajar, juga faktor-faktor yang menguntungkan pada siswa
tersebut untuk mengatasi kelemahan siswa tersebut.
34

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 54


Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan .........., h. 57
36
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 25-27
35

25

Penilaian (evaluasi) berperan penting dalam pengajaran karena


mengukur keberhasilan belajar atau menentukan hasil belajar siswa.37
Dengan adanya hasil belajar, guru maupun peneliti dapat mengetahui
adanya keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Karena hal tersebut
merupakan indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan
(kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui
kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan, sikap (afektif)
dalam proses belajar, serta (psikomotor) siswa dalam melaksanakan
praktikum.
5. Kimia
Kimia berasal (dari bahasa Arab " seni transformasi" dan
bahasa Yunani khemeia "alkimia"),38 Ilmu kimia merupakan ilmu
yang diperoleh berdasarkan eksperimen yang mencari pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan
energitika zat.39
Kimia adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang
materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta
energi yang menyertainya.40

Kimia pada dasarnya adalah ilmu yang

dilandasi pada eksperimen dan pengamatan. Berdasarkan uraian di atas


dapat disimpulkan bahwa ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari
bahan penyusun suatu benda, reaksi-reaksi yang terjadi pada benda, serta
perubahan yang terjadi pada benda itu baik fisik atupun kimiawi.
Pembelajaran kimia tidak hanya bersifat hafalan dan hitungan saja,
37

h. 2.11

Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, (Jakarta:Penerbit Karunika Jaya, 1987),


38

Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia,


dari www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008. h. 1
39
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan MA,
(Jakarta: Depdiknas, 2003), h. 6
40
Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Esis,
2006), h. 4

26

melainkan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak. Pembelajaran


kimia harus berupa pengamatan dan penemuan agar konsep-konsep di
dalam ilmu kimia dapat dipahami oleh siswa, sehingga tidak ada lagi siswa
yang merasa kesulitan untuk mempelajari kimia.
6. Sistem Koloid
Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) maupun
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi sistem koloid
dipelajari di kelas XI (sebelas) SMA. Kompetensi dasar yang ingin dicapai
pada pembelajaran ini adalah pengelompokkan sistem koloid, identifikasi
sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta
membuat berbagai macam sistem koloid.
a.

Pengertian dan Pengelompokkan koloid


Sistem koloid merupakan campuran yang keadaannya berada

diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Dalam sistem koloid, zat
yang didispersikan disebut fase terdispersi dan medium yang digunakan
untuk mendispersikannya disebut medium pendispersi. Fase terdisfersi
bersifat diskontinu (terputus-putus) dan medium pendispersi bersifat
kontinu. Pada campuran susu dan akuades (air), fase terdispersinya adalah
susu dan medium pendispersinya adalah air. 41
Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan kombinasi fase
terdispersi dan medium pendispersi. Berdasarkan hal tersebut, sistem
koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti yg dijelaskan dalam
tabel berikut:

41

Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, (Jakarta:
Yudhistira.2009), h. 330

27

Tabel 2.1. Pengelompokkan Sistem Koloid42


NO
1

Fase
Terdispersi
Gas

Medium
Pendispersi
Cair

Nama
Koloid
Buih

Contoh
Busa sabun

Gas

Padat

Busa padat

Karet busa, batu apung

Cair

Gas

Aerosol cair

Kabut, awan

Cair

Cair

Emulsi

Susu, santan, mayones

Cair

Padat

Emulsi padat

Mutiara, keju

Padat

Gas

Aerosol padat Debu, asap

Padat

Cair

Sol

Cat, kanji, tinta

Padat

Padat

Sol padat

Kaca, permata

b. Sifat-sifat Koloid
Sifat-sifat yang dimiliki koloid diantaranya ialah:
1) Efek Tyndall
Fenomena Efek Tyndall dikemukakan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika dari Inggris. Efek Tyndall adalah
gejala penghamburan sinar oleh partikel koloid. Susunan partikel
dalam koloid menyebabkan berkas sinar akan dihamburkan oleh
partikel-partikel koloid. Jika berkas tersebut dilewatkan melalui
larutan, maka seluruh berkas sinar tidak tertahan. Jika berkas sinar
dilewatkan melalui suspensi, maka partikel-partikel akan menahan
berkas sinar tersebut. Oleh karena itu, efek Tyndall dapat
digunakan untuk membedakan antara larutan, koloid, dan
suspensi.43
2) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan acak dari partikel dalam
medium pendispersinya. Gerak Brown diambil dari nama ahli
botani bangsa Inggris yang menemukan gerakan ini pada tahun
1827 yaitu Robert Brown. Gerak Brown akan makin cepat jika

h. 135

42

Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, (Jakarta: Erlangga. 1996),

43

Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336

28

ukuran partikel koloid makin kecil. Sebaliknya, makin besar


ukuran partikel gerakannya makin lambat. 44
3) Adsorpsi
Adsorpsi yaitu penyerapan partikel oleh permukaan zat. Hal
itu dapat terjadi karena permukaan koloid mempunyai luas
permukaan yang besar. Sifat adsorpsi partikel-partikel koloid
dapat

dimanfaatkan

dalam

kehidupan

sehari-hari,

pemutihan gula pasir, penjernihan air, dan pewarnaan kain.

seperti
45

4) Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa
partikel koloid dapat bermuatan. Contohnya, koloid AS2S3
bermuatan negatif karena ditarik oleh eelktroda poisitif dan koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh elektroda negatif. 46
5) Koagulasi
Penggumpalan

partikel

koloid

yang

terjadi

karena

kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan


partikel koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel
yang lebih besar disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena
pengaruh

pemanasan,

pendinginan,

penambahan

elektrolit,

pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Beberapa


proses koagulasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah
perebusan telur, pembuatan yoghurt, pembuatan tahu, pembutan
lateks, dan lain-lain. 47
6) Koloid pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat
melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan
emulgator. Koloid pelindung ialah koloid yang dapat memberikan
efek kestabilan. Contoh: a). tinta tidak mengendap karena
44

Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 139
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 336
46
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 140
47
Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 141
45

29

dicampur oleh koloid pelindung, b). susu tidak menggumpal


karena terdapat kasein dalam susu sebagai koloid pelindung. 48
c.

Pembuatan Koloid
Koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu cara dispersi dan
cara kondensasi.
1). Cara Dispersi. 49
Cara dispersi adalah dengan menghaluskan butir-butir zat
yang bersifat makroskopis (kasar) menjadi butir-butir zat yang
bersifat mikroskopis (halus). Cara ini dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu:
a) Dispersi Mekanik
Pada cara dispersi mekanik, koloid dibuat dengan
cara penggerusan dan penggilingan (untuk zat padat) atau
pengadukan dan pengocokan (untuk zat cair). Contohnya,
pembuatan sol belerang
b) Dispersi Elektrolitik
Dispersi elektrolitik dikenal juga dengan istilah
busur Bredig. Dengan cara dispersi elektrolitik, zat padat
diubah menjadi partikel koloid dengan bantuan arus listrik
bertegangan tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat sol
logam, misalnya sol platina emas atau perak.
c) Dispersi Peptisasi
Pada cara dispersi peptisasi, partikel kasar diubah
menjadi partikel koloid dengan penambahan zat kimia (zat
elektrolit) yang mengandung ion sejenis. Contohnya, sol
belerang dibuat dari endapan nikel sulfida dengan cara
mengalirkan gas asam sulfida.

48
49

Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 142
Sandri Justiana dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School..., h. 348

30

2). Cara Kondensasi. 50


Cara kondensasi adalah dengan menggabungkan ion-ion,
atom-atom, molekul-molekul, atau partikel yang lebih halus
membentuk partikel yang lebih besar dan sesuai dengan ukuran
partikel koloid. Cara kondensasi dilakukan melalui reaksi-reaksi
kimia, seperti:
a) Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi pembentukan
partikel koloid melalui mekanisme perubahan bilangan
oksidasi. Misalnya:
Pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas hidrogen
sulfida (H2S) kedalam larutan belerang dioksida (SO2).
2 H2S (g) + SO2 (aq) 3S (s) + 2 H2O (l)
b) Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi pembentukan
koloid

dengan

menggunakan

pereaksi

air.

Misalnya,

pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FECl3 dengan air panas.


FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) Fe(OH)3 + 3HCl (aq)
c) Reaksi Penggaraman
Garam-garam yang sukar larut dapat dibuat menjadi
koloid

melalui

reaksi

pembentukan

garam.

Untuk

menghindari pengendapan biasanya digunakan suatu zat


pemecah.
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
d) Penjenuhan Larutan
Penejenuhan

larutan

dilakukan

dengan

cara

menembahkan pelarut alcohol sehingga akan menghasilkan


koloid berupa gel. Contohnya, pembuatan kalsium asetat
dengan cara penjenuhan larutan kedalam larutan jenuh
kalsium asetat dalam air.
50

Irfan Anshory dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II..., h. 145

31

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian yang relevan dirujuk berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Mardia H. Rahman yang berjudul Penerapan Model Belajar
Penemuan dengan Kegiatan Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa). Hasil penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui
penggunaan model belajar penemuan dengan kegiatan laboratorium dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan secara umum siswa mengalami
peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran.
Yula Miranda dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Penggunaan

Diskoveri

Terpimpin

dan

Pendekatan

Sains-Teknologi-

Masyarakat terhadap Hasil belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas


X SMAN Palangkaraya. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa

siswa

yang belajar dengan diskoveri terpimpin memiliki hasil belajar yang lebih baik
dan lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran berlangsung bila
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Arief Sidharta dengan judul penelitian Model Pembelajaran Asam
Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium sebagai Wahana Pendidikan Sains SMP.
Arief menyimpulkan bahwa model pembelajaran asam basa berbasis inkuiri
laboratorium dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa, bekerja keras, bekerja sama, dan kejujuran
siswa.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research
(CAR) merupakan penelitian tindakan (action research), yang bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas .51
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
51

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 21

32

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.52
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yaiu, (1) perencanaan
(planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (Observing), (4) refleksi
(reflection). Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan
pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda
perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan
pada siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti merasa puas.53
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru maupun
peneliti

dengan

prosedur

merancang,

melaksanakan,

observasi

dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang terdiri dari


perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Penelitian dapat terlaksana dengan baik, jika sebelum melakukan
penelitian terdapat konsep perencanaan tindakan. Oleh karena itu, peneliti
mempersiapkan konsep perencanaan tindakan yang diajukan sebagai berikut:
Tabel 2.2.
Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Tahapan

Jenis Kegiatan

Tahap I 1. Identifikasi
Permasalahan

Langkah-langkah Tindakan yang


dilakukan
Mengobservasi masalah yang ada
di kelas
Mengidentifikasi
kegiatan
pembelajaran
yang
biasa
dilakukan.
Wawancara pendahuluan terhadap
guru dan siswa.

52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h.3
53
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika
Proposal dan Laporannya, (Jakarta Bumi Aksara, 2006), h.117

33

Bahan
ajar
yang
akan
dilaksanakan.
Instrumen pembelajaran.
Metode
pembelajaran
yang
diinginkan.
Tahap II Mengkaji dan mereview Mengkaji komponen pembelajaran
komponen pembelajaran
yang telah disusun kemudian
direview sehingga komponenkomponen pembelajaran dapat
disempurnakan.
Tahap
Pelaksanaan Tindakan: Merencanakan pembelajaran yang
III
Siklus I
akan diterapkan
Perencanan
Menentukan pokok bahasan
Membuat skenario pembelajaran
Menyusun langkah pembelajaran
dengan metode discovery.
Menyusun lembar kerja siswa.
Mengembangkan
rencana
pembelajaran
Mengembangkan format observasi
2. Penyusunan
Komponen-komponen
Pembelajaran

Tindakan
Pengamatan

Refleksi

Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Pengamatan

Menetapkan tindakan pengajaran


sesuai skenario yang telah dibuat.
Mengobservasi
efektifitas,
efisiensi metode pembelajaran
yang diterapkan.
Mengobservasi aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
Mengobservasi aktifitas
guru
selama proses pembelajaran.
Melakukan evaluasi tindakan yang
telah
dilakukan
meliputi
efektifitas, efisiensi waktu yang
digunakan, serta aktifitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa
serta mengembangkan tindakan
selanjutnya.
Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah.
Pengembangan tindakan
Pelaksanaan tindakan II
Aktifitas siswa selama
pembelajaran
Aktifitas guru selama
pembelajaran

proses
proses

34

Refleksi

Kemampuan
guru
dalam
mengelola materi pembelajaran
serta efektifitas dan efisiensi
metode
pembelajran
yang
diterapkan
Evaluasi tindakan II

D. Kerangka Pikir
Kimia adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan percobaan,
observasi atau pengamatan serta pengukuran. Dalam ilmu kimia, diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi.
Oleh karena itu, pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia itu sendiri. Seperti
melakukan percobaan, pengamatan, diskusi, dan lain sebagainya. Pelajaran
kimia harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu siswa terhadap
materi kimia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menumbuhkan dan
meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satunya
dengan metode discovery.
Metode discovery atau penemuan merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan siswa
belajar aktif, berorientasi pada proses, dan mengarahkan siswa untuk berpikir
kritis. Untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak diperlukan
pengalaman langsung siswa dalam mempelajari kimia. Salah satunya dengan
kegiatan

laboratorium

atau

praktikum.

Metode

discovery

yang

menitikberatkan pada pengalaman langsung melalui kegiatan laboratorium,


maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba, serta melakukan
percobaaan sendiri. Selain itu melalui kegiatan praktikum juga dapat
meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dan tidak menutup
kemungkinan akan adanya penemuan-penemuan baru khususnya dalam
bidang teknologi. Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
kimia.

35

E. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid dengan menggunakan
metode

discovery

melalui

kegiatan

meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

laboratorium

diharapkan

akan

36

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MAN 12 yang
beralamat di Jalan Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2007/2008.
Waktu penelitian berlangsung pada tanggal 28 Mei 12 Juni 2008.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian

yang

digunakan

adalah

penelitian

tindakan

kelas

(classroom action research). Prosedur kerja dalam penelitian tindakan ini


melalui beberapa tahap yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. PTK pertama
kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang menytakan bahwa dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan, tindakan pertama, monitoring /
observasi, refleksi dan evaluasi.1
Observasi kegiatan
Belajar mengajar
Tahap Observasi

Refleksi

Siklus II

Tahap Pelaksanaan
- Metode discovery

Tahap Perencanaan

Hasil Penelitian

Memenuhi Indikator

Refleksi

Tidak memenuhi
indikator

Siklus I

Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
- Metode discovery
Tahap Observasi

Siklus III

Gambar 3.1. Rancangan Siklus Penelitian Tindakan


1

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2006), h. 21

37

Perencanaan dilakukan dengan menggunakan siklus, masing-masing


siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
tidakan I, refleksi tindakan I, dan kesimpulan. Pada siklus kedua dapat dibuat
revisi tindakan untuk tujuan yang belum tercapai pada siklus pertama.
C. Subjek dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru
bidang studi kimia dan siswa-siswi kelas XI MAN 12 Jakarta. Dalam hal ini
peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi yang bersangkutan dalam
menggali dan mengkaji permasalahan dalam melaksanakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian adalah sebagai observer, yang
menyaksikan segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium, sedangkan yang berperan sebagai guru adalah guru
kimia yang bersangkutan dalam hal ini guru kimia kelas XI IPA.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus
pada konsep sistem koloid. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan
hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Bila pada
siklus pertama terdapat perkembangan maka kegiatan penelitian pada siklus
kedua lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
hal-hal yang dianggap kurang pada siklus pertama. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

38

1. Observasi awal kegiatan belajar mengajar


2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana kegiatan
sebagai berikut:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok
bahasan tentang mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan
kedalam

suspensi,

sistem

koloid,

dan

larutan

sejati,

mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan


medium pendispersi, peranan koloid dalam industri, serta macammacam sistem koloid.
2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa.
3) Menyusun lembar kerja siswa.
4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar
observasi aktivitas siswa.
5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap.
6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara
individual atau berkelompok.
7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang
telah disusun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:
1) Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
3) Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
4) Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
5) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6) Mengecek
dipecahkan.

pemahaman

siswa

terhadap

masalah

yang akan

39

7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.


8) Membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
10) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
11) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar
observasi.
2) Memberikan tes hasil belajar 1
3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1
untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran
melalui metode discovery.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang
diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil
belajar setelah adanya tindakan.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan
hasil refleksi tindakan pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II
merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I.
Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok
bahasan tentang sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid.
2) Menentukan tujuan yang akan dipelajari siswa.
3) Menyusun lembar kerja siswa.

40

4) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa seperti lembar


observasi aktivitas siswa.
5) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap.
6) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara
individual atau berkelompok.
7) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II hampir sama
dengan tindakan pada siklus I. Namun, pada siklus II ini terdapat
perbedaan perlakuan dari siklus I agar diharapkan dapat mengalami
peningkatan pembelajaran siswa.
c. Observasi dan Evaluasi
1) Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
di pantau oleh peneliti dengan menggunakan pedoman lembar
observasi.
2) Memberikan tes hasil belajar 1
3) Memberikan kuesioner setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1
untuk mengetahui tanggapannya terhadap proses pembelajaran
melalui metode discovery.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan untuk selanjutnya
dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang
diperoleh. Jika masih terdapat kekurangan dapat diperbaiki pada siklus
berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah adanya peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran sistem koloid dengan menggunakan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium dan terciptanya pembelajaran yang
aktif dan kondusif.

41

G. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami
peningkatan hasil belajar terhadap konsep sistem koloid apabila mencapai
indikator sebagai berikut:
1. Partisipasi siswa
Partisipasi siswa yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
partisipasi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran 75 %.
2. Hasil belajar siswa.
Dengan

menggunakan

metode

discovery

melalui

kegiatan

laboratorium ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang


disampaikan oleh guru. Dengan demikian siswa akan lebih termotivasi
serta lebih fokus dalam memahami suatu konsep materi pelajaran,
sehingga hasil belajarnyapun akan meningkat. Hasil belajar yang
diharapkan yaitu siswa mendapat nilai rata-rata kelas 70.
Z=

total nilai postes siswa


siswa

Pengamatan
dan
pertanyaan
Hasil evaluasi
siswa

Indikator:
Keaktifan / partisipasi siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran
75%.
Indikator:
Nilai rata-rata kelas tes evaluasi
akhir siswa 70.

Gambar 3.2. Aspek-aspek Iindikator Hasil Belajar yang Diukur

Hasil belajar
meningkat

42

H. Data dan Sumber Data


Sumber data diperoleh dari siswa dan guru kimia MAN 12 Duri
Kosambi, Jakarta barat dan data yang diperoleh adalah situasi dan suasana
kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data yang digunakan
No

Data

Sumber Data

Instrumen

1.

Siswa

Kuesioner
dan
lembar observasi

2.

Partisipasi siswa dengan dilihat


dari aktifitas siswa selama
proses pembelajaran.
Nilai kimia

Siswa

Tes Hasil Belajar

3.

Kendala yang dihadapi guru

Guru

Lembar wawancara

4.

Kendala yang dihadapi siswa

Siswa

Lembar wawancara
dan kuesioner

I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data


1. Lembar wawancara analisis kebutuhan
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa. Pedoman
wawancara kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan
guru dalam mengajarkan kimia, khususnya materi sistem koloid.
Sedangkan pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada
pandangan siswa terhadap pelajaran kimia dan kesulitan dalam
mempelajari kimia khususnya materi sistem koloid.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru
No.
1
2
3
4
5
6
7

Aspek
Persiapan mengajar
Metode dan pendekatan mengajar
Sumber / bahan ajar mengajar
Hasil belajar siswa
Kendala-kendala dalam mengajar
Unsur pedagogik dalam mengajar
Alokasi waktu
Jumlah

Jumlah Item
1
2
1
1
2
2
1
10

43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa


No.

Topik

Jumlah Item

Tanggapan siswa pada materi pelajaran


kimia
Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran
kimia
Metode mengajar guru
Sumber belajar
Hasil belajar siswa
Tanggapan siswa mengenai metode
discovery dengan kegiatan laboratorium
Jumlah

2
3
4
4
5

2
1
1
1
2
9

2. Kuisioner
Kuisioner diberikan di akhir siklus yaitu untuk mengetahui kendala
siswa pada proses pembelajaran kimia dengan menggunakan indikator
evaluasi penelitian tindakan kelas (PTK).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
Indikator

NO

Jumlah Item

1.

Minat

2.

Keaktifan siswa.

3.

Kemauan belajar siswa dengan metode


discovery melalui kegiatan laboratorium.
Jumlah

2
14

3. Lembar Observasi
Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi
tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

44

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa dengan
Metode Discovery melalui Kegiatan laboratorium
Aspek

Aspek yang Diamati


1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep
dan generalisasi pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.

Guru

4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta


peranan masing-masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.

Siswa

4. Interaksi siswa dengan siswa.


5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik.

4. Tes Kemampuan
Tes kemampuan adalah metode pengumpulan data apabila peneliti
akan melakukan perbandingan secara kuantitatif. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi
sistem koloid setelah menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium. Dengan menggunakan metode tes ini, maka peneliti akan
dapat mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa mengalami
peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

45

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I


No.

Indikator

1.

Mengelompokkan campuran
yang ada di lingkungan ke
dalam sistem koloid, larutan
dan
suspensi
serta
menyimpulkan perbedaannya.

2.

3.

4.

5.

C1
1

Menjelaskan komponenkomponen koloid dan


rentangan diameter partikel
koloid.
Menggolongkan 8 macam
sistem koloid berdasarkan
5, 14
fase terdispersi dan medium
pendispersi.
Mengelompokkan koloid
yang ada di lingkungan ke
dalam beberapa macam
sistem koloid.
Mendeskripsikan koloid
liofil dan liofob serta
memberikan
contoh
masing-masing.
Jumlah

Aspek kognitif
Proporsi
C2
C3 C4 C5 C6 %
6

7 - -

4 26,67

- - -

- - -

3 20,00

9, 11, 13 8, 10 - - -

5 33,33

15

12

- - -

1 - - 15

6,67

2 13,33
100

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II


No.

Indikator

C1

Aspek kognitif
C2
C3
C4

C5 C6

Mengetahui
sifat-sifat
koloid (efek Tyndall, gerak
Brown,
elektroforesis,
4,5,
1,2,9,14
23
6,25
adsorpsi dan koagulasi)
melalui pengamatan sifatsifat koloid.
2. Memberikan contoh dari
3,8,16
21,22
sifat-sifat koloid.
3. Mendeskripsikan dan
menggolongkan macam10,24,
7,11,17 13,20 12,18
19,15
macam proses pembuatan
koloid.

Proporsi

1.

Jumlah

36

20

- 11

44

- 25

100

46

Keterangan:
: Hafalan/ingatan
C1
: Pemahaman
C2
: Penerapan
C3

C4
C5
C6

: Analisis
: Sintesis
: Evaluasi

Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh


Bloom, dkk. dikategorikan lebih terinci secara hirarki ke dalam enam
jenjang kemampuan, yakni2:
a. Hafalan (C1)
Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang lebih dipelajarinya.
b. Pemahaman (C2)
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram,
atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecenderungan
tertentu (eksplorasi dan interpolasi) serta mengungkapkan suatu konsep
atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
c. Penerapan (C3)
Yang

termasuk

jenjang

penerapan

ialah

kemampuan

menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi


baru atau pada situasi konkrit.
d. Analisis (C4)
Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan
suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya
sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi
tersebut menjadi jelas.

Tonih Feronika dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul).


(Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006), h. 5-8.

47

e. Sintesis (C5)
Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk
mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan
merencanakan eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum,
artikel, rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan
objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya.
f. Evaluasi (C6)
Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu yang ditetapkan.
J. Teknik Pengumpulan Data
Data

dalam

penelitian

ini

diperoleh

berdasarkan

hasil

kuesioner/angket, wawancara, observasi pembelajaran dan tes kemampuan


akhir. Pada observasi pembelajaran, peneliti menggunakan observasi
langsung, karena pencatatan yang dilakukan terhadap objek diteliti langsung
di tempat berlangsungnya peristiwa. Skala yang digunakan adalah skala nilai
(rating scale) yaitu pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti checklist.
Dalam lembar observasi tidak hanya terdapat objek yang diteliti dan gejala
yang diselidiki, tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan
atau jenjang setiap gejala tersebut. Penjenjangan pada observasi penelitian ini
menggunakan skala 5 yaitu sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat
kurang.
K. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi
Teknik pemeriksaan keterpercayaan (trusworthiness) studi dilihat
berdasarkan hasil tes dan data yang diperoleh dari lapangan pada saat proses
pembelajaran dari setiap siklus.

48

Sebelum melakukan tes, tes tersebut harus memenuhi persyaratan


seperti yang dikemukakan oleh Yanti bahwa instrumen yang baik harus
memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel.3
1 Validitas
Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur. Tes yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini digunakan countent validity
yang berarti tes disusun dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus.,
sedangkan pengujian validitas instrumennya menggunakan rumus korelasi
biseral: 4
rpbi

Mp Mt
SDt

p
q

Keterangan:
rpbi

= Koefisien korelasi point biseral yang dianggap sebagai koefisien


validitas item.

Mp

= Skor rata-rata hitung yang dijawab benar

Mt

= Skor rata-rata total

SDt = Standar deviasi


p

= Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item

= Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item


Jika harga r hitung < dari harga dalam tabel, maka korelasi tidak

signifikan. Tetapi jika sebaliknya maka signifikan.


2 Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran. Suatu instrumen meiliki tinhkat relibilitas yang memadai, bila
instrumen tersebut digunakan menukur aspek yang diukur beberapa kali
3
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: FITK,
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.39
4
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), cet. Ke-3 h.185

49

hasilnya sama atau relatif sama.5 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan rumus KR- 20 (Kuder-Richardson 20) yaitu:6
2
n St pi q i
r11

S 2t
n 1

Keterangan:
r11
p

= reliabilitas menggunakan persamaan KR-20


= proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah

= banyaknya soal

S2

= standar deviasi atau simpangan baku

piqi = jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi


Apabila harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikan

5% ternyata lebih besar, berarti instrumen tersebut reliabel.

3 Taraf Kesukaran
Setelah

tes diuji

reliabilitasnya data kembali

diuji

taraf

kesukarannya. Taraf kesukaran adalah kemampuan tes dalam menjaring


banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.
Pengujian taraf kesukaran tes ini bertujuan untuk mengetahui bermutu atau
tidaknya butir-butir item tes hasil balajar. Rumus yang digunakan dalam
pengujian ini sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Dubois7, yaitu:
P=

Np
N

Keterangan:
P

= indeks kesulitan untuk setiap butir soal

Np

= banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir

= banyak siswa yang memberi jawaban pada soal yang dimaksud

Kriteria indeks kesukaran :


5

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 229-230


Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara, 2002),
cet. Ke-III, h. 100
7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi, h. 372
6

50

Kurang dari 0,30 = sukar


0.30 - 0.70

= sedang

Lebih 0.7

= mudah

4 Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang
mampu (rendah prestasinya). Cara perhitungan daya pembeda adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :8
D = PA PB
PA =

BB
BA
dan PB =
JA
JB

Keterangan:
D = daya pembeda
PA = proporsi kelas atas
PB = proporsi kelas bawah
BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
BB = banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir
soal
JA =

jumlah siswa kelas atas

JB =

jumlah siswa kelas bawah

Klasifikasi daya pembeda :


D = < 0.2

: buruk

D = 0.2 0.4 : cukup


D = 0.4 0.7 : baik
D = 0.7 1

: sangat baik

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi, h. 389-390

51

L. Teknik Analisa Data


Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merangkum apa yang
telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, ajeg, dan
benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan
interpretasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi
perbaikan kegiatan peneliti. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan
interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.9
Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara,
kuesioner, observasi pembelajaran, dan tes hasil belajar, kemudian dianalisis
dengan cara dideskripsikan. pada kelompok individu tertentu. Hasil belajar
yang diukur (Authentic Assesment) melalui pengamatan dan pertanyaan,
pelaksanaan praktikum, dan evaluasi hasil tes.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Tindakan....., h. 155

52

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, dan tiap siklus terdiri dari
dua kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa
dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium. Untuk penjabaran
hasil penelitian tiap siklus adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 6
jam pelajaran atau 3 pertemuan (6 x 45 menit). Berikut tahapan-tahapan
dalam siklus I:
a. Tahap perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, peneliti
melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencaanaan penelitian.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal ini adalah membuat skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan pertama dan
kedua. Pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit yang
membahas tentang menyimpulkan perbedaan antara larutan, koloid,
dan suspensi serta mengelompokkan campuran yang ada di lingkungan
kedalam suspensi, larutan dan koloid. Pada pertemuan pertama peneliti
melakukan kegiatan praktikum dengan metode discovery. Pertemuan
kedua berlangsung selama 90 menit yang membahas tentang
mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan kedalam beberapa
macam sistem koloid dan membahas penggunaan sistem koloid dalam
industri kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain. Kemudian pada
pertemuan ketiga juga berlangsung selama 90 menit. Pada pertemuan
ketiga ini siswa diberikan tes hasil belajar mengenai materi yang telah
dibahas pada pertemuan pertama dan kedua serta mengisi angket yang
dibutuhkan untuk penelitian.

53

b. Tahap pelaksanaan tindakan


Siklus I dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali
pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium.
Sebelum pelajaran dimulai, peneliti dan guru kimia yang bersangkutan
telah membentuk siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen.
Sebelum pelajaran dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan
pembelajaran dengan metode discovery yang akan diterapkan selama
proses. Selanjutnya siswa dipersiapkan untuk melakukan kegiatan
praktikum mengenai pengelompokkan koloid, larutan dan suspensi.
Selain itu, siswa diberikan LKS sebagai acuan pada saat melakukan
kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan diisi bersama teman
kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap perencanaan. Disini guru
bertindak sebagai fasilitator saja dan siswa yang aktif sepenuhnya.
Kemudian

masing-masing

kelompok

manyimpulkan

hasil

praktikumnya di depan kelas.


Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada
masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan
melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya.
Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami
permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa
melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang
mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan
praktikum

dapat

berjalan

dengan

baik.

Namun,

berdasarkan

pengamatan peneliti terdapat kekurangan dalam mengkondisikan kelas,

54

karena guru bersangkutan kurang mengelilingi kelas untuk mengecek


masing-masing kelompok. Sehingga ada kelompok yang kurang
disiplin.
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan ini pada materi yang dipelajari yaitu
pengelompokkan jenis koloid serta peranan koloid di industri. Sebelum
memasuki

pembahasan

jenis

koloid,

peneliti

memberikan

permasalahan yang ada kaitannya dengan materi tersbut. Misalnya


susu termasuk ke dalam golongan koloid apa serta terdiri dari fase
terdipersi dan medium pendispersi apakah ia, apakah sejenis cairan,
padatan atau gas. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau
berpikir. Pada materi ini peneliti tidak melakukan praktikum, tetapi
melakukan pengamatan di laboratorium terhadap barang- barang
industri kosmetik, makanan dan farmasi. Siswa diharapkan dapat
mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik, makanan dan
farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi mengisi kolomkolom yang telah tersedia di lembar kerja siswa yang terdiri dari
contoh koloid, fase terdispersi, medium pendispersi serta nama koloid.
Lembar kerja siswa diharapkan dapat membantu siswa menggali
konsep yang ada di buku serta mengetahui jenis-jenis koloid yang ada
di kehidupan sehari-hari. Setelah selesai, siswa bersama-sama
membahas LKS yang telah dikerjakan serta menyimpulkannya.
3) Pertemuan 3
Pada akhir siklus ini guru memberikan tes hasil belajar berupa
pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan oleh
siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama siswa
mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat
mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah
selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama
sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu,
siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan

55

siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium


sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Pada

pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar siklus

I,

pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam


melakukan tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan
laboratorium dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang
tersedia. Adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu:

1) Aspek guru,

terdiri dari 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa yang meliputi 7
aspek yang diamati.
Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang
kemudian dianalisis dan dikelompokkan menjadi: (1) Analisis hasil
pengolahan data observasi, (2) Analisis hasil belajar dengan melihat
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa; perubahan penguasaan
konsep sistem koloid, (3) Analisis analisis pengolahan data kuesioner,
(4) Analisis hasil wawancara yang dilakukan setelah melakukan proses
pembelajaran pada tiap siklus.
1) Data observasi
Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Observasi Siklus I
Aspek
Aspek yang diamati
Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
4
Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip3
Sedang
prinsip,
pengertian
konsep
dan
generalisasi pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
3
Sedang
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
3
Sedang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
4
Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
2
Kurang
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
3
Sedang
yang diperlukan siswa.

56

Siswa

8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan


kegiatan.
Rata-rata
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap
dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
Rata-rata

Kurang

3
4

Sedang
Baik

Sedang

3
3

Sedang
Sedang

Kurang

Sedang

Sedang

Sedang

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada


aspek guru banyak yang masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan
seperti menseleksi bahan dan tugas-tugas serta menseleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip dan konsep yang akan
dipelajari. Hal ini diperlukan agar efektifitas dan efisiensi waktu
dapat berjalan secara baik. Namun, pada siklus I ini waktu yang
digunakan masih belum proporsional. Selain itu, guru juga harus
memperjelas tugas dan peran masing-masing siswa dalam anggota
kelompoknya dan memberikan motivasi kepada semua siswa
sehingga semua siswa dapat terlibat secara maksimal dalam proses
penemuan. Pengawasan guru pada siklus I ini pun perlu
ditingkatkan agar pemahaman siswa dalam memecahkan masalah
dapat teridentifikasi.
Sedangkan pada aspek siswa yang terdiri dari tujuh aspek
memiliki rata-rata penilaian 3 dan dikategorikan sedang serta
masih belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini dapat
diketahui dalam melakukan penemuan dan mengidentifikasi
masalah, serta interaksi siswa dengan siswa yang masih berkaitan
dengan kurangnya kejelasan tugas-tugas serta peranan yang

57

dihadapi

siswa,

sehingga

sebagian

kecil

siswa

hanya

mengandalkan teman kelompoknya, tidak mencatat dan mengamati


proses penemuan yang terjadi.
2) Data Kuesioner
Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus I
NO

Indikator

Rata-rata

1.

Minat

59,08 %

2.

Keaktifan siswa.

73,10 %

3.

Kemauan belajar siswa dengan metode 77,77 %


discovery melalui kegiatan laboratorium.
Berdasarkan tabel di atas, untuk siklus pertama pada
indikator

minat,

minat

siswa

untuk

memperhatikan

dan

mempelajari kimia ternyata masih rendah, yaitu 59.08 %.


Sedangkan pada indikator keaktifan siswa, keaktifan siswa cukup
baik. Hal ini didukung oleh persentase penyataan siswa yang
menjawab ya pada pernyataan tersebut sebesar 73,10 %. Lalu,
pada indikator kemauan belajar siswa dengan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium terlihat antusias siswa yang besar
terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian,
siswa merespon positif metode pembelajaran yang diajarkan di
sekolah tersebut.
3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I, dapat
diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan nilai
sebesar 68,09 dan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
berdasarkan kemampuan kognitif belum mencapai indikator
keberhasilan. (perhitungan ada pada lampiran 10)

58

Nilai tes hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes hasil belajar Siklus I
Rentang Nilai

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

53 57

3,03 %

58- 62

24,24 %

63 67

11

33,33 %

68 72

73 77

27,27 %

78 82

12,12 %

Jumlah

33

100%

(data perhitungan ada pada lampiran 15 )


Berdasarkan Tabel 9. diatas dapat diperoleh informasi
bahwa masih terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai (di bawah
KKM) kurang dari 60 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh (ada
pada lampiran) adalah 68,09 yang berarti hasil belajar siswa pada
siklus I belum mencapai indikator lebih besar dari 70. Oleh karena
itu, penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4) Wawancara
Peneliti

melakukan

wawancara

dengan

siswa

yang

dilakukan pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan


mereka terhadap pembelajaran yang selama ini telah mereka
lakukan. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan data sebagai
berikut:

59

Tabel 4.4. Data Hasil Wawancara Siswa Siklus I


No.
1.

2.

3.

4.
5.

6.

Pertanyaan

Uraian Hasil Wawancara

Setelah mengikuti pelajaran kimia


dengan kegiatan praktikum, apakah
anda senang dengan metode yang
diberikan guru?
Apakah
dengan
pembelajaran
menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium
membuat anda lebih aktif dalam
kegiatan
belajar atau
justru
membuat kamu bosan? Berikan
alasannya
Dengan melaksanakan kegiatan
laboratorium membuat anda merasa
lebih ingin tahu / tidak? Jika ya,
berikan alasan dan jika tidak
berikan alasanmu!
Menurut anda, apakah penjelasan
yang diberikan guru sudah cukup
jelas?
Apakah guru memberikan arahan
dan bimbingan kepada siswa?

Menurut siswa, pelajaran kimia cukup


menyenangkan karena selama ini mereka
hanya menerima pelajaran kimia dari metode
ceramah saja
Menurut siswa, pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode discovery membuat
lebih aktif dalam kegiatan belajar apalagi
terdapat kegiatan praktikum yang
tidak
membuat kegiatan belajar menjadi bosan.
Siswa mengaku bahwa rasa ingin tahu mereka
cukup tinggi terhadap materi yang diajarkan
melalui praktikum. Karena didorong oleh rasa
penasaran / keingintahuan siswa terhadap apa
yang mereka amati.
Menurut siswa, penjelasan yang diberikan
cukup jelas.

Guru memang memberikan arahan dan


bimbingan kepada siswa, namun hanya
kepada siswa yang bertanya kepada guru yang
bersangkutan.
Menurut anda, apakah guru sudah Menurut siswa, guru masih kurang
dapat menciptakan situasi belajar menciptakan kondisi belajar yang kondusif,
yang kondusif?
karena suasana kelas masih terdengar berisik.

Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa siswa merasa senang dan cukup antusias terhadap metode
pembelajaran yang diberikan karena selama ini mereka hanya
menerima pelajaran kimia dari metode ceramah. Dengan kegiatan
laboratorium, membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
apalagi terdapat kegiatan praktikum yang tidak membuat kegiatan
belajar menjadi bosan. Selain itu, dengan mengalami langsung,
siswa dapat mengetahui konsep-konsep abstrak yang ada di buku.
Namun, situasi dan kondisi di laboratorium masih kurang kondusif
karena masih terdengar berisik.
Berdasarkan data hasil analisis keadaan di atas, maka
peneliti dan guru yang bersangkutan lebih meningkatkan arahan

60

dan bimbingan kepada siswa supaya semua siswa merasa lebih


jelas dan lebih menciptakan situasi laboratorium yang kondusif.
d. Tahap Refleksi
Setelah dilakukan observasi terhadap aktifitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran, maka dilakukan refleksi. Refleksi
bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal positif dan masalah-masalah
yang muncul pada siklus pertama ini dan akan diperbaiki pada siklus
kedua dengan memberikan perlakuan-perlakuan (treatment) tertentu.
Adapun

masalah-masalah

yang

teridentifikasi

dalam

pelaksanaan siklus pertama ini dan alternatif perlakuan-perlakuan


(treatment) yang akan diterapkan pada siklus berikutnya adalah:
Tabel 4.5 Refleksi Tindakan Siklus I
Aspek

Aktifitas / Tindakan yang diamati


1.

Mengidentifikasi
siswa.

kebutuhan

2.

Menseleksi
pendahuluan
terhadap
prinsip-prinsip,
pengertian
konsep
dan
generalisasi pengetahuan.

Guru

3. Menseleksi bahan dan tugastugas.


4. Membantu memperjelas tugastugas yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat
yang diperlukan.

Solusi Tindakan
Melakukan
peningkatan
pendekatan, pengawasan kepada
siswa untuk mengetahui seberapa
jauh pemahaman siswa terhadap
materi sistem koloid.
Memperbaiki rencana pelaksanaan
pembelajaran dan menambahkan
materi pada lembar kerja siswa
dengan penyajian materi yang
mudah dipahami.
Meningkatkan penyeleksian bahan
dan tugas-tugas
siswa dalam
mengidentifikasi masalah dan
langkah-langkah
discovery
lainnya.
Memberikan motivasi kepada
siswa agar semua siswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran
Memberikan tugas-tugas yang
jelas kepada masing-masing siswa
pada tiap kelompok.
Tidak ada permasalahan yang
dihadapi karena guru dalam
mempersiapkan kelas dan alat

61

6. Mengecek pemahaman siswa


terhadap masalah yang akan
dipecahkan
7.

Membantu siswa dengan


informasi
/
data
yang
diperlukan siswa.

8. Mengamati setiap siswa dalam


melakukan kegiatan.

1. Alat dan bahan yang diperlukan


lengkap dan tersedia.
-

Siswa

2. Siswa melakukan penemuan


seperti mencatat, mengamati,
dan lain-lain.

3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.

yang diperlukan sudah baik.


Pembagian kelompok dengan
memperhatikan prestasi belajar
dan keaktifan siswa secara
merata.
Pengaturan posisi tiap kelompok
agar mudah diawasi oleh guru.
Mengelilingi kelas dan mengecek
pemahaman setiap siswa.
Melakukan perbaikan pada LKS
dengan manambahkan penyajian
materi
dan
memperbaiki
penggunan bahasa agar mudah
dipahami
Mengecek kesulitan siswa dan
membantunya dengan informasi
dan data yang dibutuhkan.
Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
melakukan kegiatan penemuan.
Mengelilingi kelas dan mengecek
tugas dan aktifitas masing-masing
siswa dalam satu kelompok agar
tidak ada lagi siswa yang
mengandalkan
teman
sekelompoknya.
Alat dan bahan yang dibutuhkan
sudah lengkap dan tersedia, hanya
memberikan
motivasi
untuk
selalu membawa bahan yang
dibutuhkan
untuk
kegiatan
laboratorium.
Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
melakukan kegiatan penemuan.
Selalu mengingatkan siswa agar
tidak
mengandalkan
catatan
teman
dan
membangkitkan
keingintahuan siswa terhadap
permasalahan yang diajukan.
Membantu dan membimbing
siswa dengan informasi dan data.
Memberikan
motivasi
dan
pengarahan kepada siswa.
Memotivasi siswa untuk turut aktif
dalam
melakukan
kegiatan

62

5.

Merumuskan prinsip dan


generalisasi hasil penemuan.

6.

Melakukan
penyelidikan
terhadap permasalahan yang
diajukan guru.

7. Mengerjakan lembar kerja siswa


dengan baik.

discovery.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
berinteraksi / diskusi di dalam
kelas.
Membantu
siswa
dengan
memberikan pengarahan dan
bimbingan.
- Memberikan kesempatan kepada
siswa
untuk
menyampaikan
kesimpulan hasil penemuan dan
membangkitkan keberanian siswa
untuk berbicara di depan kelas.
- Mengawasi secara merata setiap
kelompok agar aktif dalam
melakukan penyelidikan terhadap
permasalahan.
- Mengecek pemahaman siswa dan
membantu siswa dengan data
yang dibutuhkan
- Melakukan perbaikan pada lembar
kerja siswa dengan penyajian
materi yang mudah dipahami.
- Menugaskan siswa untuk membaca
LKS
lebih
dulu
sebelum
mengerjakan.
- Selalu mengingatkan siswa agar
mengerjakan lembar kerja siswa
dengan baik dan tidak hanya
mengandalkan jawaban teman dan
percaya terhadap kemampuan diri
sendiri.
Membimbing
siswa
yang
mengalami
kesulitan
dalam
mengerjakan LKS.

2. Siklus II
Siklus II pada penelitian ini dilakukan pada bulan 5 12 Juni
2008 yang membahas tentang materi sifat-sifat koloid serta proses
pembuatan koloid. Sama halnya dengan siklus I, siklus II ini pun
dilaksanakan selama 6 jam pelajaran dalam tiga kali pertemuan.

63

a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, penerapan penggunaan metode
discovery dengan kegiatan laboratorium cukup efektif. Dari hasil
evaluasi dilakukan di akhir siklus I dilihat dari tes hasil belajar masih
terdapat beberapa dari siswa

yang belum mencapai indikator

pencapaian belajar sebesar 70 dan masih ada siswa yang mendapat


nilai kurang dari 60. Aktivitas siswa dan partisipasi siswa didalam
kelas sudah aktif, tetapi masih perlu lebih ditingkatkan lagi seperti
kurangnya kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan
pengamatan di laboratorium.
Pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yang membahas sifatsifat koloid serta proses pembuatan koloid. Berdasarkan refleksi yang
didapat dari siklus I, pada siklus II ini peneliti mencoba melakukan
beberapa revisi tindakan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang
lebih baik lagi. Diantara tidakan yang akan dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi

kebutuhan siswa;

2) Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian


konsep dan generalisasi pengetahuan; 3) Menseleksi bahan-bahan dan
tugas-tugas; 4) Menambahkan dan memperbaiki penyajian materi agar
mudah dipahami siswa; 5) Meminimalisir kegiatan siswa yang tidak
ada hubungannya dengan proses pembelajaran dengan memaksimalkan
kegiatan pembelajaran, siswa tidak diberi peluang untuk bercanda,
mengganggu temannya dan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya
dengan proses pembelajaran; 6) Meningkatkan keakraban dengan
siswa untuk mencairkan suasana belajar yang kaku sehingga siswa
tidak takut atau malu untuk bertanya kepada guru; 7) memberikan
bimbingan dan arahan kepada siswa pada saat proses pembelajaran;
8) mengoptimalkan kerja kelompok dengan cara membagi pekerjaan
setiap individu dalam kelompok, agar setiap siswa melakukan proses
pembelajaran dengan baik dan mengamati dengan benar.

64

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


1) Pertemuan 4
Sebelum pelajaran dimulai, siswa diberikan LKS sebagai acuan
pada saat melakukan kegiatan praktikum. LKS ini harus dikaji dan
diisi bersama teman kelompoknya yang telah dibentuk pada tahap
perencanaan. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan
yang diajukan guru, kemudian siswa melakukan pengamatan di
laboratorium praktikum dengan tujuan dapat mengetahui salah satu
dari sifat koloid, kemudian mengidentifikasikan hasil jawaban dan
mengkajinya dengan membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya. Untuk mengetahui sifat-sifat koloid
lainnya, masing-masing kelompok mendiskusikan sifat-sifat koloid
lainnya dan mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas.
Pembelajaran dilakukan dengan mengorientasikan siswa pada
masalah yang akan dicari jawabannya. Untuk menemukan jawaban
atas permasalahan yang diajukan guru, siswa dapat mencarinya dengan
melakukan kegiatan praktikum bersama dengan teman sekelompoknya.
Karena, pada materi ini siswa akan lebih mudah mengerti memahami
permasalahan yang akan dipecahkan melalui kegiatan praktikum.
Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengembangkan minat dan
pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada saat siswa
melakukan kegiatan praktikum, guru hanya membantu kelompok yang
mengalami kesulitan serta mengkondisikan kelas agar kegiatan
praktikum dapat berjalan dengan baik.
2) Pertemuan 5
Pada pertemuan kelima ini, pembelajaran dilakukan dengan
kegiatan praktikum untuk mengetahui salah satu cara pembuatan
koloid. Kemudian, guru membagikan LKS yang harus dikaji oleh
siswa untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan tersebut dan
menyimpulkan hasilnya. Kemudian para siswa melakukan langkahlangkah

kegiatan

discovery

seperti

melakukan

penemuan,

65

mengidentifikasi masalah, dan melakukan penyelidikan terhadap


permaslahan yang diajukan guru, kemudian mempresentasikan hasil
pekerjaannya berdasarkan diskusi kelompok. Guru hanya membantu
memperbaiki jika ada jawaban siswa yang kurang tepat.
3) Pertemuan 6
Pada akhir siklus kedua ini, guru memberikan tes hasil belajar
berupa pilihan ganda yang berjumlah 15 butir soal untuk dikerjakan
oleh siswa. Waktu untuk mengerjakan soal adalah 45 menit. Selama
siswa mengerjakan soal, guru mengawasi siswa agar mereka dapat
mengerjakan soal secara jujur dan tidak saling menyontek. Setelah
selesai, soal dan jawabannya dikumpulkan untuk dibahas bersama
sekaligus dikoreksi langsung agar siswa tahu kesalahannya. Selain itu,
siswa juga diberikan angket kuesioner yang berisi tentang tanggapan
siswa terhadap metode discovery dengan kegiatan laboratorium
sebagai metode yang dipakai dalam proses kegiatan pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus II,
pengamatan / observasi sama halnya dengan pengamatan yang
dilakukan pada siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah
pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dalam melakukan
tahapan-tahapan kegiatan discovery melalui kegiatan laboratorium
dengan melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia.
Lembar observasi terdiri dari 2 aspek yang dinilai yaitu: 1) Aspek
guru, meliputi 8 aspek yang diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7
aspek yang diamati.
Berikut ini merupakan hasil penelitian dari siklus pertama yang
terdiri dari lembar observasi, data hasil belajar siswa, hasil kuesioner
dan hasil wawancara.

66

1) Data Observasi
Tabel 4.6. Rata-rata Hasil Observasi Siklus II
Aspek
Aspek yang diamati
Penilaian Keterangan
Guru 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
4
Baik
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsip4
Baik
prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4
Baik
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
4
Baik
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5.
Mempersiapkan kelas dan alat yang
5
Baik
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
4
Baik
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
4
Baik
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
4
Baik
kegiatan.
Rata-rata
4
Baik
Siswa 1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap
4
Baik
dan tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
5
Sangat Baik
mencatat, mengamati, dan lain-lain.
3. Mengidentifikasi masalah.
4
Baik
4
Baik
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
4
Baik
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
4
Baik
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
5
Sangat Baik
baik.
Rata-rata
4
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada
aspek guru yang terdiri dari: 1) Aspek guru, meliputi 8 aspek yang
diamati; dan 2) Aspek siswa, terdiri dari 7 aspek yang diamati,
pada siklus kedua mengalami peningkatan rata-rata dibandingkan
dengan siklus pertama. Hal ini dapat dilihat pada tabel aspek guru,
terdapat peningkatan tindakan yang dilakukan seperti pada tahap
pendahuluan

dalam hal mengidentifikasi kebutuhan siswa,

67

menseleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, bahan-bahan


serta tugas-tugas terdapat terdapat peningkatan persentase sehingga
berdampak waktu yang digunakan lebih lebih efektif dan efisien.
Aspek guru dalam hal membantu memperjelas tugas-tugas
yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing dan mengecek
pemahaman siswa terhadap permasalahan yang diajukan terdapat
peningkatan pada siklus kedua sehingga berdampak aktifitas dan
peran siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery
mengalami peningkatan dibandingkan siklus pertama. Hal ini
berdampak pula pada aspek-aspek yang diamati siswa berupa
interaksi siswa dengan siswa dan kegiatan siswa dalam melakukan
penemuan, melakukan penyelidikan terhadap permasalahan yang
diajukan guru, mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik serta
merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuan mengalami
peningkatan dengan kategori baik. Oleh karena itu berdasarkan
pengamatan aktifitas yang dilakukan, aktifitas siswa telah
memenuhi indikator keberhasilan dengan kategori baik.
2) Data Kuesioner
Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Kuesioner Siswa Siklus II
NO

Indikator

Rata-rata

1.

Minat.

73, 47 %

2.

Keaktifan siswa.

81,81 %

3.

Kemauan belajar siswa dengan me.tode 82,82 %


discovery melalui kegiatan laboratorium.

3) Hasil Belajar
Nilai tes hasil belajar pada siklus II dengan pembahasan
pada sifat-sifat koloid dan pembuatan koloid diperoleh data sebagai
berikut:

68

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II


Rentang Nilai

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

60 64

3,03 %

65- 69

9,09 %

70 74

18

54,54 %

75 79

80 84

27,27 %

85 89

6,06 %

Jumlah

33

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa


sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah. Nilai rata-rata
kelas pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 68,09
menjadi 74,81 (perhitungan ada pada lampiran 15). Oleh karena
itu, penelitian ini dianggap cukup sampai pada siklus II dan tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4) Hasil Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara
kepada sebagian siswa kelas XI IPA untuk mengetahui tanggapan
siswa mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua. Wawancara dilakukan pada akhir siklus II
setelah melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian lembar
kuesioner.

69

Tabel 4.9 Data Hasil Wawancara Siswa Siklus II


No.
1.

2.

3.

4.
5.
6.

Pertanyaan

Uraian Hasil Wawancara

Setelah mengikuti pelajaran kimia


dengan kegiatan praktikum, apakah
anda senang dengan metode yang
diberikan guru?

Setelah mengikuti pembelajaran kimia dengan


kegiatan praktikum, siswa merasa sangat
senang dengan kegiatan praktikum dan
metode yang diberikan guru karena mereka
bisa lebih tahu dan memahami materi
pelajaran kimia dibandingkan dengan metode
ceramah. Karena dalam kegiatan praktikum,
siswa terlibat langsung untuk melakukannya
sehingga ingatan siswa terhadap materi yang
diajarkan akan lebih permanen.
Siswa mengaku, kegiatan pembelajaran kimia
mereka lebih aktif karena mereka hanya fokus
terhadap permasalahan yang diajukan guru
dan berusaha mencari tahu jawabannya
sehingga tidak ada lagi kegiatan yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran seperti
mengobrol dengan teman.
Selama proses pembelajaran dengan metode
discovery melalui kegiatan laboratorium
timbul rasa ingin tahu siswa terhadap hasil
yang terjadi pada apa yang mereka amati
dalam kegiatan praktikum.
Menurut siswa, penjelasan yang diberikan
sudah cukup jelas.

Apakah
dengan
pembelajaran
menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium
membuat anda lebih aktif dalam
kegiatan
belajar atau
justru
membuat kamu bosan? Berikan
alasannya
Dengan melaksanakan kegiatan
laboratorium membuat anda merasa
lebih ingin tahu / tidak? Jika ya,
berikan alasan dan jika tidak
berikan alasanmu!
Menurut anda, apakah penjelasan
yang diberikan guru sudah cukup
jelas?
Apakah guru memberikan arahan
dan bimbingan kepada siswa?
Menurut anda, apakah guru sudah
dapat menciptakan situasi belajar
yang kondusif?

Guru memberikan arahan dan bimbingan


kepada semua siswa.
Menurut siswa, guru sudah dapat menciptakan
kondisi belajar yang kondusif, karena suasana
kelas tidak terdengar berisik karena guru
selalu mengelilingi kelas untuk mengamati
siswa.

Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


siswa merespon positif metode yang digunakan dan membuat
mereka tidak bosan, karena situasi belajar yang menggunakan
pendekatan laboratorium sehingga siswa merasa senang serta
meningkatkan keingintahuan siswa dan membantu siswa dalam
memahami konsep yang tidak hanya cukup dengan membaca buku
atau mendengarkan penjelasan langsung dari guru.

70

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II,
diperoleh gambaran bahwa menggunakan metode discovery dengan
kegiatan

laboratorium

telah

efektif

digunakan

dalam

proses

pembelajaran kimia pada konsep sistem koloid, antara lain:


1) Perhatian guru terhadap siswa sudah meningkat dan tidak hanya
pada sebagian siswa melainkan seluruh siswa.
2) Motivasi untuk terlibat didalam kegiatan belajar cukup tinggi,
siswa

lebih

percaya

diri,

lebih

berani

mengungkapkan

pendapatnya, lebih berkonsentrasi, dan lebih aktif dalam kegiatan


belajar mengajar.
3) Kegiatan siswa dalam melakukan langkah-langkah discovery
seperti melakukan penemuan, mengidentifikasi masalah, interaksi
antara siswa dengan siswa, merumuskan prinsip dan generalisasi
penemuan, serta melakukan penyelidikan terhadap permasalahan
yang diajukan guru telah mengalami peningkatan dibandingkan
siklus pertama dan memenuhi indikator pencapaian keberhasilan
dengan kategori baik
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai indikator
pencapaian keberhasilan.
5) Hal-hal yang kurang dan perlu diperbaiki dalam siklus pertama
sudah terlihat adanya penyempurnaan dalam siklus II.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang
diambil dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada setiap siklus,
baik siklus pertama maupun siklus II yang akan dihitung dengan berdasarkan
persentase dan rentang nilai yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk
kalimat oleh peneliti.
Aktivitas dan situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya
tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat

71

dan diamati oleh peneliti sendiri sebagai observer ditempat sekolah yang
dijadikan tempat penelitian. Sedangkan tanggapan siswa terhadap metode
discovery dengan kegiatan laboratorium diambil dari kuesioner yang telah
dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan kepada siswa yang diisi oleh
siswa setelah berakhirnya pembelajaran metode discovery dengan kegiatan
laboratorium di setiap siklusnya, baik pada siklus pertama maupun siklus
kedua yang telah dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap
penggunaan metode discovery dengan kegiatan laboratorium.
Selanjutnya, data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk
dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti.
C. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil temuan
penelitian. Temuan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa aktifitas
siswa dalam melakukan langkah-langkah kegiatan discovery masih perlu
peningkatan dan belum memenuhi indikator keberhasilan, karena berdasarkan
observasi yang dilakukan pada siklus I, aktifitas siswa perlu ditingkatkan
dalam aspek melakukan penemuan (seperti mencatat, mengamati, dan lainlain), mengidentifikasi masalah, intrasksi siswa dengan siswa, merumuskan
prinsip dan generalisasi hasil penemuan, dan melakukan penyelidikan
terhadap permasalahan yang diajukan guru. Hal itu disebabkan karena
kurangnya pengawasan dari guru seperti membantu memperjelas tugas-tugas
yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing, mengecek pemahaman
siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan, membantu siswa dengan
informasi atau data yang dibutuhkan siswa, dan mengamati siswa dalam
melakukan kegiatan. Sedangkan pada siklus kedua, aktivitas siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery melalui kegiatan
laboratorium meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan. Temuan ini
didukung berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran,
dimana pada siklus kedua ini, siswa lebih serius dan tenang pada saat proses
pembelajaran berlangsung, interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal

72

kerjasama antar kelompok dan pembagian tugas masing-masing dalam


kelompok meningkat dan didukung oleh pengawasan guru yang lebih optimal,
sehingga siswa lebih fokus dalam melakukan langkah-langkah kegiatan
discovery. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi pada aspek siswa
mengalami peningkatan dari siklus pertama dengan penilaian sedang menjadi
baik pada siklus kedua.
Peneliti juga melakukan tes hasil belajar yang diberikan tiap akhir
siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif
siswa pada konsep koloid. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan,
kemampuan siswa di bidang kognitif mengalami peningkatan dari siklus I
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,09 ke siklus II dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 74,81.
Hasil

kuisioner dan wawancara yang dilakukan kepada siswa

mendapat tanggapan yang positif pada siklus I ke siklus II. Siswa merasa
antusias dan termotivasi dengan metode pembelajaran yang digunakan karena
pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery, siswa menjadi
lebih aktif. Hal ini didukung pula dengan kegiatan praktikum yang membuat
kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan rasa ingin tahu siswa
terhadap materi yang diajarkan menjadi lebih tinggi.
Hasil penelitian di atas, dapat membuktikan bahwa dengan belajar
menggunakan discovery learning, aktivitas belajar berpusat pada siswa,
karena siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri konsep yang sudah ada atau
mengalami proses mental sehingga keingintahuan siswa bertambah dan pada
akhirnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Hal ini sesuai
dengan keunggulan metode discovery yang dibahas pada bab II sebelumnya,
bahwa

pembelajaran

dengan

menggunakan

metode

discovery

dapat

membangkitkan kegairahan belajar para siswa dan memperoleh pengetahuan


yang lebih pekat sehingga pada akhirnya memungkinkan siswa untuk
mendapatkan hasil belajar kimia yang lebih baik dan meningkat.

73

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid. Selain itu,
berdasarkan data observasi, kuesioner, dan wawancara siswa juga dapat
terlihat bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan metode discovery
melalui kegiatan laboratorium pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan
siklus I. Hal ini terjadi karena pada siklus II terdapat perbaikan tindakan yang
dilakukan oleh guru, seperti pengaturan waktu yang lebih proporsional,
peningkatan pengawasan guru terhadap seluruh siswa dan memeriksa bahwa
semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan,
memberikan motivasi kepada siswa serta adanya pembagian tugas yang
merata kepada anggota kelompok masing-masing sehingga semua siswa
terlibat dalam memecahkan masalah dan memperhatikan proses penemuan
yang dilakukan. Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem
koloid juga dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I sebesar 68,09 meningkat menjadi 74,81 pada
siklus II.
Dengan demikian, maka berdasarkan data-data di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan dengan
menggunakan metode discovery melalui kegiatan laboratorium karena telah
mencapai kriteria indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa
saran, yaitu:

74

1. Kepala sekolah hendaknya memperhatikan fasilitas dan lingkungan belajar


siswa untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran melalui variasi
model dan metode pembelajaran.
2. Guru hendaknya menggunakan metode yang cocok bagi siswa dan pokok
bahasan yang sedang dipelajari.
3. Guru hendaknya menggunakan metode maupun media yang bervariasi
untuk mencegah munculnya kebosanan pada siswa dan suasana belajar
akan lebih menyenangkan.
4. Dalam proses pembelajaran sebaiknya situasi belajar berpindah dari situasi
teacher dominated learning menjadi situasi belajar student dominated
learning.
5. Dalam proses pembelajaran, guru lebih memotivasi siswa untuk belajar
lebih baik sehingga hasil belajar akan meningkat.
6. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery
melalui

kegiatan

laboratorium,

seorang

guru

harus

benar-benar

memperhatikan aktivitas belajar yang dilakukan siswa dengan optimal.

75

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, Kimia Dari Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa


Indonesia, dari http://www.id.wikipedia.org, 16 Maret 2008.
Anonym, Metode Penemuan, from http://www.laboratorium-um.sch.id/files.pdf,
1 Agustus 2010,
Anshory, Irfan dan Hiskia Ahmad, Kimia SMU untuk Kelas II, Jakarta: Erlangga.
1996.
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
-------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara,
2002, cet. Ke-III
Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV. Yrama Widya, 2006.
Bruce,
Jessica,
Discovery
Learning,
www.bsu.edu/web/jccassady/393web/students/Bruce.htm.

dari

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Kimia untuk SMA dan


MA. Jakarta: Depdiknas, 2003.
Muhammad Faiq Dzaki, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery
Learning),
from
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html, 2 April 2009.
Erlyana, Aan, Inquiry In The teaching of English for Young Learners, Pancaran
Pendidikan, XV, 53, 2002.
Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan
Metode Inquiry dan Discovery di kelas IV SD Kota Padang, Jurnal lmu
Pendidikan, No. 2 Th. III, 2003
Feronika, Tonih dan Burhanuddin Milaman, Evaluasi Pendidikan Kimia (Modul).
Jakarta: Program Studi Pendidikan Kimia FITK, 2006.
Hamalik, Prof. Dr. Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
-------------------------------, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

76

Herdian,
Metode
Pembelajaran
Discovery
(penemuan),
http://herdi07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discoveryPenemuan/, 1 Agustus 2010

from

Heriyanto, Pengaruh Metode Pembelajaran Discovery Inquiry Terhadap Hasil


Belajar Kimia Siswa Kelas X SMAN 2 Ciputat, Skripsi UIN, 2006.
Herlanti,Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: FITK
Jurusan Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Islami, Nur Rahmah, Kemampuan Psikomotor Siswa dalam Praktikum
Reproduksi Generatif pada Tumbuhan. Jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI: tidak di terbitkan, 2002.
Johari, M.Sc dan Ir. M. Rachmawati, Kimia SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis,
2006.
Justiana, Sandri dan Mukhtaridi, Chemistry for Senior high School, Jakarta:
Yudhistira.2009.
Mardana, IB. Putu, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium dalam
Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah,
dan Prestasi Belajar IPA Siswa SLTP Negeri I Singaraja. Majalah Ilmiah
Aneka Widya. No. 3 Th. XXXIII, 2000.
Miranda, Yula Pengaruh Pembelajaran Discocery Terpimpin dan Pendekatan
STM Terhadap Hasil Belajar Keanekaragaman Hayati pada Siswa Kelas
X SMUN Palangkaraya, Jurnal Penelitian Pendidikan, No. I, th. 9, Juni
2002
Nata, Prof. Dr. Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Prenada Media Group, 2009, cet. ke-I.
Nuraeni, Eni dan Dra. Kusdianti, Implementasi Model Pembelajran Induktif untuk
Mengajarkan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan di SLTP dalam
Seminar Nasional Pendidikan Matematikan dan IPA, Seminar Nasional
Pendidikan Matematika dan IPA, Juli 2004.
Putra Yasa, Ida Bagus, Mengajar Dengan Inkuiri, dalam Jurnal PRASI Vol.2
No.3 Tahun 2004.
R, Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Asli
Mahasatya, 2003.

77

Rahman, Mardia H, Penerapan Model Belajar Penemuan dengan Kegiatan


Laboratorium (Suatu Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Jurnal Pendidikan. No. 1 Th. I, 2004.
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Sidharta, Arief, Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium
sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, dalam Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, dari http://www.p4tkipa.org.
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cet. Ke-V.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001, cet. Ke-3.
Sudjana, Nana, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, cet. ke-VII, 2001.
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta
Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Syahmani, Laboratorium sebagai Pusat Pengajaran Kimia Organik. Jurnal Vidya
Karya. No. 2 Th. XX, Oktober 2002.
Syaodih Sukmadinata, Nana Metode Penelitian Tindakan, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2007, Cet. III
Tim Peneliti Universitas Udayana, Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan
Pengajaran Dengan Metode Discovery-Inquiry Terhadap Konsep Diri
Serta Hubungannya dengan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP Negeri di
Propinsi Bali, dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Udayana, 1992, h. 9
Wahyana, Pengelolaan Pengajaran Fisika, Jakarta: UT, 2001.
Waluyo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta:Penerbit Karunika Jaya,
1987.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: PT Media Abadi, 2005.

78

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mengelompokkan
sistem
koloid
berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
penggunaannya di
industri

SILABUS
: MA Negeri 12 Jakarta
: Kimia
: X/II
: Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Pembelajaran
Sistem koloid
Jenis tagihan:
Mengamati
beberapa Mengelompokkan
campuran yang ada di Tugas individu
larutan
dan
lingkungan ke dalam Kuis
mengelompokkannya ke
suspensi, sistem koloid,
dalam suspensi, larutan
dan larutan sejati serta
sejati dan sistem koloid.
menyimpulkan
perbedaannya.
Mengelompokkan jenis
Mendeskripsikan
koloid berdasarkan fase
macam-macam koloid
terdispersi dan medium
berdasarkan
zat
pendispersi
terdispersi dan medium
pendispersi.
Melalui
diskusi Menjelaskan
penggunaan koloid di
kelompok siswa dapat
industri makanan,
menjelaskan
kosmetik, dan farmasi
penggunaan koloid di
industri
makanan,
kosmetik, dan farmasi

Bentuk instrumen:
Tes tertulis dalam
bentuk
pilihan
ganda dan esai

Alokasi
waktu
3
jam
pelajaran

Sumber
Media
Buku kimia,
Lembar
kerja,
Bahan/alat
untuk
praktek

79

Mengidentifikasi
Sifat koloid
sifat-sifat koloid dan
menerapkannya
dalam
kehidupan
sehari-hari

Melalui diskusi
kelompok
mengidentifikasi serta
mengklasifikasikan
jenis dan sifat koloid
dari data percobaan.

Mendeskripsikan sifatsifat koloid (efek


Tyndall, gerak Brown,
dialisis, elektroforesis,
emulsi, dan koagulasi)

Menjelaskan koloid
Melakukan percobaan
liofil dan liofob
sifat-sifat koloid secara
kelompok
Peranan
koloid dalam
kehidupan

Membuat berbagai Pembuatan


sistem
koloid koloid
dengan bahan-bahan
yang
ada
di
sekitarnya

Mengidentifikasi
peranan koloid di
industri kosmetik,
makanan, farmasi dan
membuatnya dalam
bentuk tabel (daftar)
secara individu di
rumah.
Merancang dan
melakukan percobaan
pembuatan koloid dalam
kerja kelompok di
laboratorium.

Jenis tagihan:
Tugas individu
Kuis, ulangan

3
jam Buku kimia,
pelajaran
Lembar
kerja,
Bahan/alat
untuk
praktek

Bentuk instrumen:
Tes tertulis dalam
bentuk
pilihan
ganda dan esai

Mendeskripsikan
peranan koloid di
industri kosmetik,
makanan, dan farmasi

Menjelaskan proses
pembuatan koloid melalui
percobaan.

Jenis tagihan :
Tugas kelompok
Bentuk instrumen:
Performans
(kinerja dan sikap)
,laporan tertulis,
Tes tertulis

2 jam
pelajaran

80

80

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Pertemuan Ke

:1

Alokasi Waktu

: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar

: Mengelompokkan

sistem

koloid

berdasarkan

hasil

pengamatan dan penggunaannya di industri


Indikator

Menjelaskan pengertian sistem koloid.


Menyimpulkan perbedaan sistem koloid, suspensi
dan larutan.
Menjelaskan komponen-komponen koloid dan
rentangan diameter partikel koloid.
Mengelompokkan campuran yang ada di
lingkungan ke dalam sistem koloid, larutan dan
suspensi.
__________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian sistem koloid.
2. Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi.
3. Memberi contoh larutan, koloid, dan suspensi.
B. Materi Pembelajaran
Pengertian dan komponen sistem koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran

: Discovery

2. Model pembelajaran

: Eksperimen

Lampiran 2

81

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat membedakan larutan,
koloid dan suspensi.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.

82

Lampiran 2

j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil


penemuannya.
3. Kegiatan Akhir ( 5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum.
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan percobaan
F. Penilaian:
1. Afektif dan psikomotor
Bentuk

: Lembar pengamatan / observasi siswa

2. Kognitif
Bentuk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum

83

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Pertemuan Ke

:2

Alokasi Waktu

: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar

: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya


dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator

Mendeskripsikan serta membedakan antara fase


terdispersi dan medium pendispersi.
Menjelaskan adanya 8 macam sistem koloid
berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.
Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke
dalam beberapa macam sistem koloid.
Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri
kosmetik, makanan, farmasi, dan lain-lain.
Menjelaskan koloid liofil dan liofob.
Memberikan contoh koloid liofil dan liofob.
_________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Mendeskripsikan serta membedakan antara fase terdispersi dan medium
pendispersi.
2. Menjelaskan macam-macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi
dan medium pendispersi.
3. Memberi contoh untuk setiap golongan koloid.
4. Mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam beberapa
macam sistem koloid.
5. Membahas penggunaan sistem koloid dalam industri kosmetik, makanan,
farmasi, dan lain-lain.
6. Menjelaskan dan memberikan contoh koloid liofil dan liofob.
B. Materi Pembelajaran
Pengelompokkan sistem koloid

84

Lampiran 2

C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran

: Discovery

2. Model pembelajaran

: Pembelajaran berdasarkan masalah

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a.

Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.

b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
melalui permasalahan / pertanyaan kepada siswa.
b. Guru membagikan LKS kepada siswa untuk mengkajinya serta
mengerjakan latihan-latihannya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atas
permasalahan yang diajukan guru.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru dengan mengidentifikasi barang- barang industri kosmetik,
makanan dan farmasi ke dalam 8 macam sistem koloid dan mengisi
lembar LKS yang telah diberikan.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.

85

Lampiran 2

g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.


h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat resume
mengenai sifat-sifat koloid.
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum

2. Afektif dan psikomotor


Bentuk

: Lembar pengamatan / observasi

86

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Pertemuan Ke

: 4

Alokasi Waktu

: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar

: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya


dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator

Mengetahui sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak


Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi)
melalui pengamatan sifat-sifat koloid.
________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengamati dan membahas efek Tyndall yang terjadi di lingkungan sekitar.


Menjelaskan gerak Brown yang ditujukkan oleh partikel koloid.
Mendeskripsikan proses dialisis serta memberikan contohnya.
Menjelaskan peristiwa terjadinya muatan listrik pada partikel koloid.
Menjelaskan kestabilan koloid dan peristiwa elektroforesis.
Mengamati koagulasi koloid dan mengetahui penyebabnya.
Memberikan contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat Koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran

: Discovery

2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen

Lampiran 2

87

D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.
f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui sifat-sifat
koloid.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.

88

Lampiran 2

j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil


penemuannya.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum.
E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum
F. Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum

2. Afektif dan psikomotor


Bentuk

: Lembar pengamatan / observasi

89

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: XI/2

Pertemuan Ke

: 5

Alokasi Waktu

: 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

__________________________________________________________________
Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar

: Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan menerapkannya


dalam kehidupan sehari-hari

Indikator
: Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
________________________________________________________________
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
2. Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid
B. Materi Pembelajaran
Pembuatan koloid
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran

: Discovery

2. Pendekatan pembelajaran : Eksperimen


D. Skenario pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru memberi salam untuk membuka pelajaran.
b. Mengabsensi siswa
c. Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa.
d. Melakukan seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian
konsep, dan generalisasi pengetahuan.
e. Melakukan seleksi bahan, problema atau tugas-tugas.

Lampiran 2

90

f. Membantu memperjelas tugas / problema yang dihadapi siswa serta


peranan masing-masing siswa.
g. Mempersiapkan kelas dan alat-alat serta bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
mengkajinya serta mengerjakan latihan-latihannya bersama teman
sekelompoknya.
c. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan atau
pengamatan di laboratorium dengan tujuan dapat mengetahui macammacam pembuatan koloid serta memparaktekkannya.
d. Siswa melakukan penyelidikan tentang permasalahan yang diajukan
guru.
e. Guru membantu siswa dengan informasi / data jika diperlukan siswa.
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah.
g. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
h. Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban dan mengkaji
dari berbagai sumber, membaca hasil temuan, mencatat hasil temuan
dan menyimpulkan hasilnya.
i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas.
j. Guru membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mereview kembali di
rumah materi sifat-sifat koloid dan proses pembuatan koloid.

91

Lampiran 2

E. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas XI
2. Alat dan bahan yang menunjang praktikum
F. Penilaian:
Penilaian:
1. Kognitif
Bentuk

: Lembar Kerja Siswa (LKS) dan laporan praktikum

2. Afektif dan Psikomotor


Bentuk

: Lembar pengamatan / observasi

92

Lampiran 3
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
Sub Pokok
Indikator
Pembelajaran
Sistem Koloid o Mengelompokkan
campuran yang ada
di lingkungan ke
dalam suspensi,
sistem koloid, dan
larutan sejati serta
menyimpulkan
perbedaannya

No
1

Soal

Jenjang

Jawaban

Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran


diperoleh data sebagai berikut:

C3

C1

No
1
2
3
4

Campuran

Larut/
tidak
Gula + air Larut
Tepung + Tidak
air
Susu + air Tidak
Santan + Tidak
air

Jernih/
keruh
Jernih
Keruh

Stabil /
tidak
Stabil
Tidak

Ada
residu/tidak
Tidak
Ada

Keruh
Keruh

Stabil
Stabil

Tidak
Tidak

Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor


a. 1 dan 2
d. 2 dan 3
b. 1 dan 3
e. 2 dan 4
c. 3 dan 4
2

Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali


a. homogen
b. partikel berukuran > 100 nm
c. dua fase
d. tidak stabil
e. dapat disaring

93

3.

4.

5.

o Menjelaskan
komponenkomponen koloid
dan rentangan
diameter partikel
koloid.

6.

. bukan merupakan sistem koloid.


a. lateks
d. tinta
b. air sadah
e. margarine
c. batu apung
Di bawah ini yang termasuk koloid, kecuali
a. susu
d. tinta
b. kopi
e. lem kanji
c. kaca
Pernyataan di bawah ini sebagai berikut.
i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen
ii. Larutan gula pasir tidak berwarna
iii. Kapur dalam air membentuk endapan
iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal
Yang merupakan sistem koloid adalah.
a. i dan ii
b. i dan iii
c. ii dan iv
d. iii dan iv
e. i dan iv
Ukuran partikel koloid adalah
a. koloid > 100 nm
d. koloid = 1 nm
b. koloid < 100 nm
e. 1 nm koloid 100 nm
c. koloid = 100 nm

C2

C2

C4

C1

94

7.

o Menggolongkan 8
macam sistem
koloid berdasarkan
fase terdispersi dan
medium
pendispersi.

Berikut yang membedakan koloid dengan larutan


adalah.
a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran
partikel koloid antara 1nm dan 100 nm
b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri
dari dua fase
c. Larutan bersifat homogen, sedangn koloid bersifat
heterogen
d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil
e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat
disaring
8.
Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah
a. gas-cair
b. cair-cair
c. padat-cair
d. padat-padat
e. gas-gas
9.
Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut
a. sol
b. buih
c. suspensi
d. emulsi
e. aerosol
10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah
a. gas dalam cair
b. cair dalam padat
c. cair dalam cair
d. padat dalam gas
e. padat dalam cair

C2

C2

C1

C1

95

o Mengelompokkan
koloid yang ada di
lingkungan di
lingkungan ke
dalam beberapa
macam sistem
koloid.

11. ....... termasuk buih padat.


d. awan
a. krim kocok
b. tinta
e. batu apung
c. asap
12. Buih adalah...
a. zat padat terdispersi dalam zat cair
b. zat cair terdispersi dalam zat padat
c. gas terdispersi dalam zat padat
d. gas terdispersi dalam zat cair
e. zat cair terdispersi dalam zat cair
13. Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali
a. susu
d. busa sabun
b. mutiara
e. santan
c. kabut
14. Mutiara adalah sistem koloid....
a. padat dalam cair
b. cair dalam padat
c. gas dalam padat
d. cair dalam gas
e. gas dalam cair
15. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah
a. debu
d. karet busa
b. sabun
e. buih sabun
c. awan

C2

C1

C2

C2

C2

16. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap


adalah..
a. cair dalam gas
d. padat dalam padat
b. padat dalam gas
e. cair dalam padat
c. gas dalam cair

C2

96

17. Kabut adalah sistem koloid..


a. gas dalam zat cair
e. zat cair dalam zat cair
b. zat cair dalam gas
c. padat dalam gas
d. gas dalam gas
18. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol,
dan medium pendispersinya adalah
a. gas
d. air
b. cairan
e. pasir
c. zat padat
19. Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung
bahan ejeni aerosol dalam pemanfaatannya, kecuali
a. minyak wangi
d. parfum
b. buih sabun
e. cat semprot
c. obat nyamuk
20. Di bawah ini yang merupakan emulsi air dalam minyak
adalah
a. susu
d. lateks
b. santan
e. mayones
c. minyak ikan
21. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan
sabun. Fungsi sabun adalah
a. zat terdispersi
b medium pendispersi
c. gel
d. sol
e. emulgator

C1

C2

C3

C2

C3

97

Sifat Koloid

o Mengetahui sifatsifat koloid (efek


Tyndall, gerak
Brown, dialisis,
elektroforesis,
adsorpsi, dan
koagulasi)

22. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut..


a. elektrokimia
b. elektrofobik
c. elektroplating
d. elektrolisis
e. elektroforesis
23. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid
disebut..
a. efek Tyndall
c. kondensasi
e. koagulasi
b. gerak Brown
e. elektroforesis
24. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena
a. gaya gravitasi
b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama
c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda
muatan
d. tumbukan anatara partikel koloid
e. tumbukan molekul dengan partikel koloid
25. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya
dihilangkan dengan..
a. elektrolisis
d. dekantasi
b. elektroforesis
e. presipitasi
c. dialisis

C1

C1

C2

C2

26. tidak termasuk contoh koagulasi


a. pembuatan tahu
b. pembuatan yogurt
c. pemutuhan gula tebu
d. penjernihan air sungai dengan tawas
e. perebusan telur

C2

98

o Memberikan contoh
dari sifat-sifat
koloid

27. Yang bukan sifat koloid adalah...


a. efek Tyndall
b. gerak Brown
c. absorpsi
d. higroskopis
e. elektroforesis
28. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan
disebut....
a. dialisis
d. hidrofil
b. liofil
e. liofob
c. elektrofil
29. Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat
yang jernih. Filtrat tersebut ternyata menunjukkan efek
Tyndall. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa air
sungai tergolong...
a. larutan sejati
d. sol
e. dispersi
b. koloid
e. suspensi
30. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan
menggunakan selaput membran yang diletakkan dalam air
yang mengalir disebut proses....
a. dispersi
d. dialisis
b. elektroforesis
e. kondensasi
c. elektrolisis
31. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum
berguna untuk .
a. menjernihkan air
b. menghilangkan bau
c. mencegah pencemaran air
d. membunuh bakteri yang berbahaya
e. mencegah pengendapan pengotor dalam air

C1

C1

C4

C3

C3

99

32. Peristiwa berikut:


I. Pembentukan delta pada muara sungai
II. Pemurnian gula pasir
III. Penyembuhan sakit perut oleh norit
IV. Penjernihan air
Yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid
ialah....
a. I dan III
c. I dan II
e. II dan IV
b. I dan IV
d. II dan III

C4

33. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan


proses koagulasi koloid adalah.....
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil
d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum
e. warna biru langit di siang hari yang cerah
34. Orang yang terkena penyakit ginjal harus melakukan
pencucian darah yang biayanya relatif mahal. Prinsip
pencucian darah dilakukan berdasarkan....
a. dialisis
d. elektroforesis
b. elektrolisis
e. hidrolisis
c. peptisasi
35. Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk
menjernihkan ar, baik air sumur, air PAM, atau jenis air
lainnya. Prinsip penjernihan air dengan menggunakan
tawas berkatitan dengan sifat koloid adalah....
a. gerak brown
d. kondensasi
b. elektrolisis
e. dispersi
c. efek Tyndall

C3

C3

C3

100

Peranan
koloid dalam
kehidupan

o Mendeskripsikan
koloid liofil dan
liofob serta
memberikan contoh
masing-masing.

36. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah


a. lem kanji, agar-agar, dan mentega
b. batu apung, awan, dan sabun
c. belerang, agar-gar, dan mentega
d. susu, kaca, dan mutiara
e. minyak tanah, asap, dan debu
37. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali
a. sabun
b. detergen
c. sol belerang
d. agar-agar
e. gelatin
38. Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium
pendispersi disebut
a. liofil
d. hidrofob
b. liofob
e. sol
c. hidrofil
39. Di antara zat-zat berikut ini yang tidak dapat membentuk
koloid liofil jika didispersikan ke dalam air adalah
a. kanji
b. belerang
c. gelatin
d. sabun
e. agar-agar

C3

C2

C1

C2

101

Pembuatan
koloid

o Mendeskripsikan
dan menggolongkan
macam-macam
proses pembuatan
koloid.

40. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel


kasar menjadi berukuran koloid disebut cara..
a. dispersi
b. koagulasi
c. elektrolisis
d. kondensasi
e. hidrolisis
41. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks
adalah
a. emusi
d. aerosol padat
b. gel
e. aerosol cair
c. sol emas
42. Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk
bersama gula pasir dan air adalah cara
a. hidrolisis
d. mekanik
b. busur bredig
e. peptisasi
c. redoks
43. di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara
hidrolisis adalah
a. Au sol au
b. FeCl3 + H2O sol Fe(OH)3
c. AgNO3 + KCl sol AgCl
d. AgCl + Cl- sol AgCl
e. Na2S2O3 + H+ sol S
44. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara
a. mekanik
d. hidrolisis
b. peptisasi
e. dekomposisi rangkap
c. reaksi redoks

C1

C1

C1

C3

C2

102

45. Berikut ini merupakan pembuatan koloid.


1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih
2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke
dalam air
3. agar-agar dipeptisasi oleh air
4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan
HCl encer
Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi
adalah
a. 1 dan 3
d. 2 dan 3
b. 1 dan 4
e. 2 dan 4
c. 1 dan 2
46. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:
1) Agar-agar yang dimasak,
2) Minyak dan air,
3) Susu dan air ,
4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol,
5) Belerang dan gula digerus ditambah air.
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah..
a. 1 dan 3
d. 1 dan 4
b. 2 dan 5
e. 2 dan 3
c. 3 dan 4
47. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur,
kemudian diambil sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan
tahu merupakan contoh dari sifat koloid yang disebut
a. adsorpsi
b. koagulasi
c. gerak Brown
d. elektroforesis
e. dialisis

C4

C4

C4

103

48. Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara


dispersi adalah
a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan As2O3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer
dengan larutan HCl
d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan
FeCl3 jenuh ke dalam air yang mendidih
e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik
dari elektrode au ke dalam air

C3

49. Pembuatan koloid.


1. Reaksi redoks
2. Homogenisasi
3. Busur Bredig
4. Penggaraman
yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi
adalah..
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 3 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4

C2

104

50. Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid.


1) Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen
oksida yang encer.
2) Larutan jenuh FeCL3 diteteskan ke dalam air yang
mendidih
3) Sol gelatin dipanaskan
4) Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alcohol
95%.
Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada
nomor..
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4

C4

105

Lampiran 4

SIKLUS I
Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
2. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
3. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan
1. Berikut merupakan sifat-sifat suspensi, kecuali
a. homogen
b. partikel berukuran > 100 nm
c. dua fase
d. tidak stabil
e. dapat disaring
2. Berikut yang membedakan koloid dengan larutan adalah.
a. Ukuran partikel larutan > 100 nm, sedangkan ukuran partikel koloid antara
1nm dan 100 nm
b. Larutan terdiri dari satu fase, sedangkan koloid terdiri dari dua fase
c. Larutan bersifat homogen, sedangkan koloid bersifat heterogen
d. Larutan stabil, sedangkan koloid tidak stabil
e. Larutan dapat disaring, sedangkan koloid tidak dapat disaring
3.

Campuran yang tidak dapat membentuk koloid adalah


a. gas-cair
d. padat-padat
b. cair-cair
e. gas-gas
c. padat-cair

4. Dari suatu percobaan terhadap beberapa campuran diperoleh data sebagai


berikut:
No Campuran

Larut/tidak

Jernih/keruh Stabil/tidak

1
Gula + air
Larut
Jernih
Stabil
2
Tepung + air Tidak
Keruh
Tidak
3
Susu + air
Tidak
Keruh
Stabil
4
Santan + air Tidak
Keruh
Stabil
Dari data di atas, yang termasuk koloid adalah nomor
a. 1 dan 2
d. 2 dan 3
b. 1 dan 3
e. 2 dan 4
c. 3 dan 4
5. Dispersi zat cair atau zat padat dalam gas disebut
a. sol
d. emulsi
b. buih
e. aerosol
c. suspensi

Ada
residu/tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak

106

Lampiran 4

6. Ukuran partikel koloid adalah


a. koloid > 100 nm
b. koloid < 100 nm
c. koloid = 100 nm

7.

d. koloid = 1 nm
e. 1 nm koloid 100 nm

di bawah ini termasuk koloid, kecuali ..


c. kaca
a. susu
b. kopi
d. tinta

8. Pernyataan di bawah ini sebagai berikut.


i. Susu tampak putih, keruh, dan homogen
ii. Larutan gula pasir tidak berwarna
iii. Kapur dalam air membentuk endapan
iv. Agar-agar dalam air panas menggumpal
Yang merupakan sistem koloid adalah.
a. i dan ii
c. ii dan iv
b. i dan iii
d. iii dan iv
9.

e. lem kanji

e. i dan iv

Beberapa produk di bawah ini sebagian mengandung bahan ejeni aerosol


dalam pemanfaatannya, kecuali
a. minyak wangi
d. parfum
b. buih sabun
e. cat semprot
c. obat nyamuk

*10. Dispersi yang terdapat dalam koloid aerosol adalah


a. gas dalam cair
d. padat dalam gas
b. cair dalam padat
e. padat dalam cair
c. cair dalam cair
11. Kebakaran hutan dapat dipadamkan dengan bom aerosol, dan medium
pendispersinya adalah
a. gas
d. air
b. cairan
e. pasir
c. padat
12. Minyak dapat bercampur dengan air jika ditambahkan sabun. Fungsi sabun
adalah
a. zat terdispersi
d. sol
b. medium pendispersi
e. emulgator
c. gel
*13.Mutiara adalah sistem koloid....
a. padat dalam cair
b. cair dalam padat
c. gas dalam padat

d. cair dalam gas


e. gas dalam cair

107

Lampiran 4

14. Berikut ini yang termasuk koloid padat dalam gas adalah
c. awan
a. debu
b. sabun
e. buih sabun

e. karet busa

15.Koloid berikut fase terdispersinya cair, kecuali


a. susu
c. kabut
b. mutiara
e. busa sabun

e. santan

16.Diantara zat-zat berikut ini yang tidak membentuk koloid liofil jika
didispersikan ke dalam air adalah.
a. kanji
c. gelatin
e. agar-agar
b. belerang
d. sabun

17.Kabut adalah sistem koloid..


a. gas dalam zat cair
b. zat cair dalam gas
c. gas dalam gas

d. gas dalam gas


e. zat cair dalam zat cair

18. Berikut ini yang termasuk koloid liofil adalah


a. lem kanji, agar-agar, dan gelatin
b. logam, belerang, dan sabun
c. belerang, agar-gar, dan mentega
d. susu, sol sulfida, dan mutiara
e. belerang, sol sulfida, dan sol-sol logam
19. Di bawah ini yang termasuk emulsi air dalam minyak adalah.
a. susu
c. minyak ikan
e. mayones
b. santan
d. lateks
*20.Koloid yang fase terdispersinya suka terhadap medium pendispersi disebut..
a. liofil
d. suspensi
b. liofob
e. dispersi
c. sol
*21 bukan merupakan sistem koloid.
c. batu apung
a. lateks
b. air sadah
d. tinta
22. Buih adalah.
a. zat padat terdispersi dalam zat cair
b. zat cair terdispersi dalam zat padat
c. gas terdispersi dalam zat padat
d. gas terdispersi dalam zat cair
e. zat cair terdispersi dalam zat cair

e. margarine

108

Lampiran 4

23. Di bawah ini beberapa contoh koloid hidrofil, kecuali


d. agar-agar
a. sabun
b. detergen
e. gelatin
c. sol belerang
*24. Fase terdispersi dan medium pendispersi pada asap adalah.
a. cair dalam gas
d. padat dalam padat
b. padat dalam gas
e. cair dalam padat
c. gas dalam cair
*25. . termasuk buih padat.
a. krim kocok
b. tinta

Keterangan:
* : Soal yang tidak valid

c. asap
d. awan

e. batu apung

109

Lampiran 4

SIKLUS II
Petunjuk Pengisian
4. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
5. Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
6. Periksa kembali jawaban anda, sebelum dikumpulkan
*1. Penghamburan berkas sinar di dalam sistem koloid disebut..
a. efek Tyndall
d. koagulasi
b. gerak Brown
e. elektroforesis
c. kondensasi
2. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut..
a. elektrokimia
d. elektrolisis
b. elektrofobik
e. elektroplating
c. elektroforesis
3. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk
a. menjernihkan air
b. menghilangkan bau air
c. mencegah pencemaran air
d. membunuh bakteri yang berbahaya
e. mencegah pengendapan pengotor dalam air
*4. tidak termasuk contoh koagulasi
a. pembuatan tahu
b. pembuatan yogurt
c. pemutihan gula tebu

d. penjernihan air sungai dengan tawas


e. perebusan telur

5. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan..


a. elektrolisis
d. dekantasi
b. elektroforesis
e. presispitasi
c. dialisis
*6. Gerak Brown dalam sistem koloid terjadi karena
a. gaya gravitasi
b. tolak menolak antara koloid yang bermuatan sama
c. tarik menarik antara partikel koloid yang berbeda muatan
d. tumbukan anatara partikel koloid
e. tumbukan molekul dengan partikel koloid
7. Pembuatan koloid dengan cara mengubah partikel-partikel kasar menjadi
berukuran koloid disebut cara..
a. dispersi
d. elektrolisis
e. hidrolisis
b. koagulasi
e. kondensasi

110

Lampiran 4

8. Peristiwa berikut:
ii. Pembentukan delta pada muara sungai
iii. Pemurnian gula pasir
iv. Penyembuhan sakit perut oleh norit
v. Pembuatan tahu
yang bukan merupakan contoh peristiwa koagulasi koloid adalah..
d. 2 dan 3
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
e. 2 dan 4
c. 1 dan 2
9. Suatu cara untuk menunjukkan partikel koloid bermuatan disebut.
a. dialisis
d. adsorpsi
b. gerak Brown
e. kondensasi
c. elektroforesis
10. Berikut ini merupakan pembuatan koloid.
1. larutan FeCl3 dimasukkan ke dalam air mendidih
2. menggiling serbuk belerang, kemudian dimasukkan ke dalam air
3. agar-agar dipeptisasi oleh air
4. mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl encer
Yang bukan merupakan pembuatan koloid secara dispersi adalah
d. 2 dan 3
a. 1 dan 3
b. 1 dan 4
e. 2 dan 4
c. 1 dan 2
11. Koloid di bawah ini yang dibuat dengan cara redoks adalah
a. emulsi
d. aerosol padat
b. gel
e. aerosol cair
c. sol emas
*12.di bawah ini merupakan pembuatan koloid dengan cara hidrolisis adalah
a. Au sol au
b. FeCl3 + H2O sol Fe(OH)3
c. AgNO3 + KCl sol AgCl
d. AgCl + Cl- sol AgCl
e. Na2S2O3 + H+ sol S
*13. Pembuatan sol Fe(OH)3 dilakukan dengan cara
a. mekanik
d. hidrolisis
b. peptisasi
e. dekomposisi rangkap
c. reaksi redoks
*14.Yang bukan sifat koloid adalah
a. efek Tyndall
b. gerak Brown
c. adsorpsi

d. higroskopis
e. elektroforesis

Lampiran 4

111

Berikut adalah empat percobaan pembuatan koloid.


i. Larutan gas H2S dilarutkan ke dalam larutan arsen oksida yang encer.
ii. Larutan jenuh FeCl3 diteteskan ke dalam air yang mendidih
iii. Sol gelatin dipanaskan
iv. Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan alkohol 95%.
Percobaan yang menunjukkan pembuatan gel terdapat pada nomor..
a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
e. 3 dan 4
b. 1 dan 4
d. 2 dan 4

15.

16. Peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan proses koagulasi koloid
adalah
a. terbentuknya awan
b. pembentukan delta di muara sungai
c. penggunaan tawas pada pemberian warna tekstil
d. penggunaan kaporit pada pemurnian air minum
e. warna biru langit di siang hari yang cerah
*17.Pembuatan sol belerang dengan cara penggerusan serbuk bersama gula pasir
dan air adalah cara
a. hidrolisis
d. mekanik
b. busur bredig
e. peptisasi
c. redoks
*18.Pembuatan koloid berikut yang termasuk pembuatan cara dispersi adalah
a. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3
b. Sol belerang dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2
c. Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan perak nitrat encer dengan larutan
HCl
d. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 jenuh ke dalam
air yang mendidih
e. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari electrode au ke
dalam air
19. Tahu dibuat dari kedelai yang dihancurkan menjadi bubur, kemudian diambil
sarinya untuk dipadatkan. Pembuatan tahu merupakan contoh dari sifat koloid
yang disebut
a. adsorpsi
d. elektroforesis
b. koagulasi
e. dialisis
c. gerak Brown

112

Lampiran 4

20. Pembuatan koloid.


i. Reaksi redoks
ii. Reaksi Hidrolisis
iii. Busur Bredig
iv. Mekanik
yang termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah..
a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
e. 2 dan 4
b. 1 dan 4
d. 2 dan 3
21.Umumnya, masyarakat menggunakan tawas untuk menjernihkan air, baik air
sumur, air PAM, atau jenis air lainnya. prinsip penjernihan air dengan
menggunakan tawas berkaitan dengan sifat koloid adalah
a. gerak Brown
c. efek Tyndall
e. adsorpsi
b. elektrolisis
d. kondensasi
22. Orang yang terkena penyakit gagal ginjal harus melakukan pencucian darah
yang biayanya relatif mahal. Prinsip pencucian darah dilakukan
berdasarkan.
a. dialisis
c. peptisasi
e. hidrolisis
b. elektrolisis
d. elektroforesis
*23.Setelah air sungai yang keruh disaring, diperoleh filtrat yang jernih. Filtrat
tersebut ternyata menunjukkan efek Tyndall. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa air sungai tergolong..
a. larutan sejati
c. sol
e. dispersi
b. koloid
d. suspensi
24. Diantara beberapa percobaan pembuatan koloid berikut:
1) Agar-agar yang dimasak
2) Minyak dan air
3) Susu dan air
4) Kalsium asetat jenuh ditambah alkohol
5) Belerang dan gula digerus ditambah air.
Yang menunjukkan proses pembuatan gel adalah..
a. 1 dan 3
c. 3 dan 4
b. 2 dan 5
d. 1 dan 4

e. 2 dan 3

25. Pemisahan koloid dengan cara penyaringan, yaitu dengan menggunakan


selaput membran yang diletakkan dalam air yang mengalir disebut proses.
a. dispersi
c. elektrolisis
e. kondensasi
b. elektroforesis
d. dialisis
Keterangan:
* : Soal yang tidak valid

113

Lampiran 5
Kunci Jawaban Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Siswa

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Jawaban Siklus
I
II
A
A
B
C
E
A
C
C
E
C
E
C
B
A
E
D
B
C
D
B
A
C
E
B
B
D
A
D
E
E
B
B
B
D
A
E
C
B
A
C
B
E
D
A
C
B
B
D
E
D

114

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Kelompok

Anggota kelompok

1.

4.

2.

5.

3.

6
Judul : Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

A. Tujuan Percobaan : Mengetahui perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi


B. Alat dan Bahan :
Alat :

Bahan :

1. Gelas kimia (2 buah)

1. Pasir

6. Susu

2. Batang pengaduk

2. Gula

7. Tepung terigu

3. Corong

3. Garam

4. Kertas saring

4. Sabun
5. Santan

C. Prosedur Kerja
1. Isilah gelas kimia dengan air kira-kira 100 mL.
2 Tambahkan 2 gram gula ke dalam gelas kimia dan aduklah selama kira-kira 1
menit
3. Diamkan larutan yang terjadi selama 5 menit dan catatlah apa yang terjadi.
4. Ulangi cara kerja 1-3 dengan menggunakan garam, psir, sabun, santan, susu
dan tepung terigu.
Catatan : Pengaduk dan corong harus dibilas dan dikeringkan setelah digunakan
untuk mengaduk dan menyaring campuran yang berbeda.

115

Lampiran 6
D. Data Pengamatan
Campuran air dengan
Sifat campuran
Garam

Gula

Pasir

Sabun

Santan

Susu

Tepung
terigu

Larut/tidak
Stabil/tidak
Bening/tidak
Mengendap/tidak
Filtrat
bening/tidak

E. Pertanyaan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan larutan, koloid dan suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Kelompokkan campuran dalam percobaan ini ke dalam larutan, koloid dan
suspensi!
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Campuran

Larutan

Koloid

Suspensi

3. Apakah persamaan dan perbedaan antara:


a. Koloid dan larutan
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Koloid dan suspensi
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Lampiran 6

116

4. Di sebuah kota di Jakarta terdapat air sungai yang keruh. Termasuk golongan
apakah air sungai tersebut, apakah larutan, koloid atau suspensi!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Setelah melakukan pengamatan tersebut, dapatkah kamu ketahui fase
terdispersi dan medium pendispersi? Berikan contoh masing-masing!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
F. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

117

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Pengelompokkan Sistem Koloid Berdasarkan zat Terdispersi dan Medium


Pendispersi
Hari/Tanggal

Nama

Kelas

A. Tujuan : 1. Mampu mengelompokkan koloid yang ada di lingkungan ke dalam


beberapa macam sistem koloid
2. Mengetahui perbedaan antara fase terdispersi dan medium
pendispersi
3. Mampu menjelaskan adanya 8 macam sistem moloid berdasarkan
fase terdispersi dan medium pendispersi.
B. Ringkasan Teori:
Sistem koloid terdiri atas 3 fase zat yaitu padat, cair, dan gas. Di ketiga
fase zat ini dapat dibuat 9 kombinasi campuran fase zat, kecuali campuran fase
gas dan fase gas tidak dapat membentuk sistem koloid karena selalu mengahsilkan
campuran homogen ( satu fase). Berdasarkan hal tersebut, pengelompokkan sistem
koloid terbagi menjadi 8 macam, , yaitu:
1. Sistem koloid fase padat cair (Sol)
Sol terbentuk dari fase terdispersi berupa zat padat dan medium
pendispersi berupa cairan. Sol yang memadat disebut gel.
2. Sistem koloid fase padat - padat (Sol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi
yang sama-sama berwujud zat padat dikenal dengan nama sol padat. Contoh:
logam.
3. Sistem koloid fase padat gas (Aerosol padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa zat padat dan
medium pendispersi berupa gas disebut dengan aerosol padat.
4. Sistem koloid fase cair gas (Aerosol)
Aerosol merupakan sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersi berupa gas.

118

Lampiran 6
5. Sistem koloid fase cair cair (Emulsi)

Emulsi merupakan sistem koloid yang terbentuk dari fase terdispersi


dan medium pendispersi berupa cairan. Campuran yang terbentuk bukan
berupa larutan, melainkan bersifat heterogen, seperti campuran antara air dan
minyak. Diantara campuran tersebut terdapat zat penghubung yang
menyebabkan pembentukan emulsi disebut emulgator. Contoh emulgator:
sabun, lesitin dan kuning telur.
6. Sistem koloid fase cair padat (Emulsi padat)
Emulsi padat terbentuk dari fase terdispersi berupa zat cair dan
medium pendispersi berupa zat padat.
7. Sistem koloid fase gas cair (Buih)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium
pendispersi berupa zat cair disebut dengan buih.
8. Sistem koloid fase gas padat (Busa padat)
Sistem koloid yang terdiri dari fase terdispersi berupa gas dan medium
pendispersi berupa zat padat disebut dengan busa padat.
Koloid Liofil dan Liofob
Koloid dengan medium pendispersi cair dibedakan menjadi koloid
liofil dan koloid liofob. Koloid liofil merupakan koloid yang gaya tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium pendispersinya besar. Jika medium
pendispersinya air, maka jenis koloid tersebut biasa disebut hidrofil, yaitu suka
terhadap air.
Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang gaya tarik menarik
antara fase terdispersi dan medium pendispersinya lemah atau tidak ada. Liofob
biasa disebut juga dengan hidrofob atau takut air.

119

Lampiran 6
C. Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara koloid liofil dan liofob? Berikan contohnya masingmasing!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

2. Kelompokkan koloid di bawah ini ke dalam kolom yang telah tersedia!


No

Koloid

Agar-agar

Parfum

Stainless steel

Karet busa

Mutiara

Gelatin

Sirup

Keju

Asap

10

Air sungai

11

Lotion

12

Minyak ikan

13

Obat nyamuk semprot

14

Busa air laut

15. Mentega

Fase Terdispersi

Medium
Pendispersi

Jenis Koloid

120

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa


(LKS)

Kelompok

Anggota kelompok

1.

4.

2.

5.

3.

6
Judul : Sifat-sifat Koloid

A. Tujuan : - Memahami adanya efek Tyndall pada partikel koloid


- Membedakan antara larutan dan koloid berdasarkan efek Tyndall
- Mengetahui sifat-sifat koloid
B. Ringkasan Teori
Sifat-sifat koloid terdiri dari 6 macam, yaitu:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Jika seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar tersebut
akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem
koloid akan teramati berupa jalur cahaya. contoh: sorot cahaya mobil
berkasnya tampak jelas pada daerah yang berkabut.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa
diamati dengan mikroskop ultra.Gerak Brown disebabkan adanya tumbukan
dari partikel medium pendispersi pada partikel koloid yang terdispersi.
3. Adsorpsi
Proses penyerapan di permukaan partikel koloid disebut adsorpsi koloid.
Pada partikel koloid As2S3 dalam air bermuatan negatif karena mengadsorpsi
ion negatif. Contoh: penjernihan air.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa partikel
koloid dapat bermuatan.

121

Lampiran 6
5. Koagulasi

Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Penggumpalan partikel


koloid dapat dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
6. Koloid pelindung
Koloid yang dapat memberikan efek kestabilan disebut koloid pelindung.
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain.
Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid, sehingga
melindungi muatan partikel koloid tersebut. Koloid pelindung pada emulsi
dinamakan emulgator. Contoh: tinta tidak mngendap karena dicampur koloid
pelindung.
C. Alat dan Bahan :
Alat :

Bahan :

1. Tabung reaksi

1. gula

5. Susu

2. Lampu senter

2. garam

6. Tepung terigu

3. Sabun

7. Pasir

4. Santan
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan masing-masing larutan ke dalam tabung reaksi yang tersedia. Lalu,
beri label pada masing-masing tabung reaksi yang diamati.
2. Arahkan berkas cahaya lampu senter secara tegak lurus pada tiap tabung
reaksi.
3. Catatlah sifat berkas cahaya yang melalui tiap larutan.
4. Amati dengan seksama.
E. Data Pengamatan
Sifat Larutan
Warna larutan
Bening/keruh
Menghamburkan/
meneruskan cahaya

Garam

Gula

Pasir

Sabun

Santan

Susu

Tepung
terigu

Lampiran 6

122

F. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan efek Tyndall?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Bagaimanakah cara membedakan larutan dengan koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Apakah tiap koloid selalu keruh?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Selain efek Tyndall, coba kalian sebutkan dan jelaskan sifat-koloid lainnya.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Sebutkan contoh dari masing-masing sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. Jelaskan peristiwa-peritiwa yang berhubungan dengan sifat koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Manfaat apa sajakah yang bisa kalian temukan dari mempelajari sifat koloid?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

123

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa


(LKS)
Kelompok

Anggota kelompok

1.

4.

2.

5.

3.

6
Judul : Pembuatan Koloid

A. Tujuan Percobaan: - Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan


- Mengetahui macam-macam proses pembuatan koloid
B. Ringkasan Teori
Pembuatan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu:
1. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara menghaluskan partikel suspensi disebut
dispersi. Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara
memecah partikel kasar menjadi partikel koloid. Pemecahan itu dapat
dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, dan busur Bredig.
a. Cara mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan cara menggerus partikel kasar di
dalam lumpang atau penggiling koloid hingga diperoleh kehalusan pada
tingkat tertentu. Butiran selanjutnya diaduk pada medium pendispersi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara menggerus.
b. Cara peptisasi
Cara peptisasi dilakukan dengan cara memecah butir-butir kasar dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi ( pemecah). Contoh:
agar-agar dipeptisasi oleh air.
c. Cara busur Bredig
Cara busur Bredig banyak digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam sebagai elektrode yang dicelupkan dalam air sebagai medium
pendispersi, kemudian diberi loncatan listrik diatara kedua ujung logam.
Sebagian dari logam akan mendebu ke dalam air dalam bentuk partikelpartikel koloid yang halus.
2. Cara Kondensasi
Pembuatan koloid dengan pengelompokkan partikel larutan sejati disebut
kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan
menggabungkan partikel larutan sejati hingga berukuran koloid. Pembuatan itu
dapat dilakukan dengan cara reaksi redoks, hidrolisis, dekomposisi rangkap
dan penggantian pelarut.

124

Lampiran 6

a. Reaksi redoks
Pembuatan sol belerang yang dilakukan dengan cara mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2
2 H2S + SO2
2H2O + 3S
Koloid
b. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh:
pembuatan sol Fe(OH)3 yang dilakukan dengan cara memasukkan larutan
FeCL3 ke dalam air mendidih.
Fe(OH)3 + 3HCl
FeCl3 + 3H2O
Koloid
c. Dekomposisi rangkap
Contoh: pada pembuatan sol AS2S3, sol AS2S3 dapat dibuat
berdasarkan reaksi antara larutan AS2S3 dan larutan H2S.
AS2S3 + 3H2O
AS2S3 + 3H2S
Koloid
d. Penggantian pelarut
Contoh pembutan koloid dengan cara penggantian pelarut adalah
larutan jenuh kalsium asetat yang dicampur dengan alkohol akan
membentuk suatu koloid berupa gel.
C. Alat dan Bahan :
Alat :

Bahan :

1. Tabung reaksi

1. Agar-agar

2. Penjepit tabung

2. Minyak tanah
3. Detergen

D. Prosedur Kerja
1. Pada pembuatan sol / gel, masukkan air ke dalam tabung reaksi hingga
sepertiganya. Tambahkan 1 sendok teh agar-agar dan aduklah.
2. Panaskan larutan itu hingga mendidih.
3. Dinginkan campuran hingga terbentuk gel agar-agar.
4. Untuk pembuatan emulsi minyak dalam air, masukkan 5 mL air dan 2 mL
minyak tanah ke dalam tabung reaksi. Guncangkan tabung itu beberapa saat
dan catatlah apa yang terjadi.
5. Masukkan 5 mL air, 2 mL minyak tanah dan 2 mL detergen ke dalam tabung
reaksi yang lain. Guncangkan tabung reaksi itu beberapa saat dan catatlah apa
yang terjadi.

Lampiran 6

125

E. Hasil Percobaan
1. Pembuatan sol / gel agar-agar:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Pembuatan emulsi:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
F. Pertanyaan
1. Sebutkan macam-macam proses pembuatan koloid!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara dipersi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
3. Jelaskan cara pembuatan koloid dengan cara kondensasi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Jelaskan perbedaan antara sol dan gel!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Bagaimanakah detergen dapat mengemulsikan minyak!
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
6. sol AgCl dibuat dengan cara mereaksikan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer dengan reaksi sebagai berikut:
AgCl + HNO3
AgNO3 + HCl
Pembuatan koloid di atas dilakukan dengan cara? Tergolong ke dalam
pembuatan koloid cara manakah reaksi di atas, cara dispersi atau kondensasi?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

126

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 1
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

127

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 2
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

128

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 3
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

129

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 4
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

130

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 5
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

131

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 6
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

132

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 1
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

133

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 2
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

134

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 3
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

135

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 4
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

136

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 5
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

137

OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II


Sekolah
: MAN 12
Kelas
: XI
Kelompok : 6
Aspek

Aspek yang diamati


1

Guru

Siswa

Penilaian

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masingmasing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang
diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data
yang diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti
mencatat, mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6.
Melakukan
penyelidikan
terhadap
permasalahan yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan
baik.
:

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Penilaian
2 3
4

138
LAMPIRAN 8

Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II


Aspek
Guru

Siswa

Aspek yang diamati


1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Menseleksi pendahuluan terhadap prinsipprinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan.
3. Menseleksi bahan dan tugas-tugas.
4. Membantu memperjelas tugas-tugas yang
dihadapi siswa serta peranan masing-masing.
5. Mempersiapkan kelas dan alat yang diperlukan.
6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah
yang akan dipecahkan
7. Membantu siswa dengan informasi / data yang
diperlukan siswa.
8. Mengamati setiap siswa dalam melakukan
kegiatan.
Rata-rata
1. Alat dan bahan yang diperlukan lengkap dan
tersedia.
2. Siswa melakukan penemuan seperti mencatat,
mengamati, dll.
3. Mengidentifikasi masalah.
4. Interaksi siswa dengan siswa.
5. Merumuskan prinsip dan generalisasi hasil
penemuan.
6. Melakukan penyelidikan terhadap permasalahan
yang diajukan guru.
7. Mengerjakan lembar kerja siswa dengan baik.
Rata-rata

Penilaian

1 = Sangat kurang ( 0 - 20% )


2 = Kurang ( 21 40% )
3 = Sedang ( 41 60% )
4 = Baik ( 61 80% )
5 = Sangat baik (81 100 % )

Siklus I
4
3

Siklus II
4
4

3
3

4
4

4
2

5
4

3
4

4
4

3
3

4
4

3
3

5
4

139
LAMPIRAN 9

ANGKET KUESIONER SIKLUS I


Indikator
Minat

Pernyataan

Tanggapan Siswa
Ya

Tidak

1. Saya menyukai pelajaran kimia.

57,57 %

42,43 %

2. Kimia adalah pelajaran yang mudah.

48,48 %

51,52 %

54,54 %

45,46 %

75,75 %

24,25 %

78,78 %

21,22 %

60,60 %

39,40 %

72,72 %

27,28 %

78,78 %

21,22 %

84,84 %

15,16 %

66,67 %

33,33 %

69,69 %

30,31 %

72,72 %

27,28 %

75,75%

24,25 %

78,78%

21,22 %

78,78%

21,22 %

3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran


yang menyenangkan.
4. Saya tertarik dengan kegiatan
pembelajaran yang berhubungan
dengan praktikum.
Keaktifan siswa
5. Saya selalu mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan baik dan tepat
waktu.
6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya
selalu bertanya kepada guru.
7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila
mengikuti kegiatan praktikum.
8. Dalam kegiatan praktikum, saya
selalu mengamati percobaan apa yang
terjadi.
9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum,
saya dapat menemukan hal-hal yang
belum saya ketahui sebelumnya.
10. Saya selalu mencatat hasil dari
kegiatan praktikum.
11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak
pernah
mengandalkan
teman
sekelompok.
12. Ketika praktikum telah usai, saya
membersihkan
dan
merapikan
kembali alat-alat praktikum.
13. Saya sangat antusias belajar kimia
dengan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium.
Kemauan belajar
14. Dengan discovery learning (belajar
siswa dengan
menemukan), membuat saya lebih
metode discovery
mengerti tentang materi koloid.
melalui kegiatan
15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan
laboratorium
lebih
menarik,
karena
dapat
mengamati langsung materi yang
sedang dipelajari.

140
LAMPIRAN 9

ANGKET KUESIONER SIKLUS II


Indikator
Minat

Pernyataan

Tanggapan Siswa
Ya

Tidak

1. Saya menyukai pelajaran kimia.

69,69 %

30,31 %

2. Kimia adalah pelajaran yang mudah.

72,72 %

27,28 %

75,75 %

24,25 %

75,75 %

24,25 %

87,87 %

12,13 %

72,72 %

27,28 %

81,81 %

18,19 %

87,87 %

12,13 %

90,90 %

9,1 %

78,78 %

21,22 %

72,72 %

27,28 %

81,81 %

18,19 %

81,81 %

18,19 %

81,81%

18,19 %

84,84 %

15,16 %

3. Bagi saya, kimia adalah pelajaran


yang menyenangkan.
4. Saya tertarik dengan kegiatan
pembelajaran yang berhubungan
dengan praktikum.
Keaktifan siswa
5. Saya mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
6. Jika mendapat kesulitan belajar, saya
selalu bertanya kepada guru.
7. Saya selalu bersungguh-sungguh bila
mengikuti kegiatan praktikum.
8. Dalam kegiatan praktikum, saya
selalu mengamati percobaan apa yang
terjadi.
9. Dalam mengikuti kegiatan praktikum,
saya dapat menemukan hal-hal yang
belum saya ketahui sebelumnya.
10. Saya selalu mencatat hasil dari
kegiatan praktikum.
11. Dalam kegiatan praktikum, saya tidak
pernah
mengandalkan
teman
sekelompok.
12. Ketika praktikum telah usai, saya
membersihkan
dan
merapikan
kembali alat-alat praktikum.
13. Saya sangat antusias belajar kimia
dengan metode discovery melalui
kegiatan laboratorium.
Kemauan belajar
14. Dengan discovery learning (belajar
siswa dengan
menemukan), membuat saya lebih
metode discovery
mengerti tentang materi koloid.
melalui kegiatan
15. Pelajaran kimia yang baru dilakukan
laboratorium
lebih
menarik,
karena
dapat
mengamati langsung materi yang
sedang dipelajari.

141
LAMPIRAN 10

NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS I

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nama Siswa
Nurul Aini
Rensi Marsini
Iif Muzdalifah
Desti Fitriyani
Siti Nadhroh
Evi Arsanti
Nimati Andini
Gita Laras
Yazid Bustomi
Arief Budiman
Silfah Firziah
Puji Lestari
Marisa Tri Wulandari
Tuti Fauziah
Weri Astuti
Muhammad Syaiful
Choirul Chuluk
Marsiti
Tuti Alawiyah
Muhammad Ikbal
Wulaningsih
Rahmah Tunnazilah
Ade Saputra
Umayroh
Ita Rospalita
Maulana Abidin
Nur Azizah
Lis Maryam Destianti
Muhammad Farhan
Seftia Devie
Arif Nugroho
Sumini
Nia Kurniasih
X

Nilai
73
60
80
73
60
60
73
60
67
60
73
67
73
67
80
67
73
73
67
60
67
60
67
80
67
67
60
80
67
73
53
67
73
2247

Rata-rata

68,09

142
LAMPIRAN 10

NILAI HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SIKLUS II

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nama Siswa
Nurul Aini
Rensi Marsini
Iif Muzdalifah
Desti Fitriyani
Siti Nadhroh
Evi Arsanti
Nimati Andini
Gita Laras
Yazid Bustomi
Arief Budiman
Silfah Firziah
Puji Lestari
Marisa Tri Wulandari
Tuti Fauziah
Weri Astuti
Muhammad Syaiful
Choirul Chuluk
Marsiti
Tuti Alawiyah
Muhammad Ikbal
Wulaningsih
Rahmah Tunnazilah
Ade Saputra
Umayroh
Ita Rospalita
Maulana Abidin
Nur Azizah
Lis Maryam Destianti
Muhammad Farhan
Seftia Devie
Arif Nugroho
Sumini
Nia Kurniasih
X
Rata-rata

Nilai
80
73
87
80
73
73
80
67
73
67
80
73
80
80
87
73
73
73
73
73
73
67
73
80
73
73
73
80
73
80
60
73
73
2469
74,81

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
jumlah
Xi
Xt
SD
Rbis
keterangan

Butir
Butir
1
2
4
5
7
9
11
14
15
18
19
20
21
22
25
27
28
30
32
33
34
35
36
39
40
41
45
46
48
49
50
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
29
27
19
29
23
27
21
26
27
26
29
24
28
26
28
26
29
28
8
25
22
9
22
12
22
14
29
18
23
28
27
1
3
11
1
7
3
9
4
3
4
1
6
2
4
2
4
1
2
22
5
8
21
8
18
8
16
1
12
7
2
3
0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
687
716
474
687
556
653
515
626
649
625
774
580
665
623
694
623
715
694
350
602
541
231
536
300
537
362
692
446
563
681
679
23.690 26.519 24.947 23.690 24.174 24.185 24.524 24.077 24.037 24.038 26.690 24.167 23.750 23.962 24.786 23.962 24.655 24.786 43.750 24.080 24.591 25.667 24.364 25.000 24.409 25.857 23.862 24.778 24.478 24.321 25.148
0.900 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 26.367 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400 23.400
0.305 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.728 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450
0,467 2.712 0.589 0.452 0.406 0.683 0.495 0.498 0.554 0.470 0.467 0.444 0.379 0.413 1.502 0.413 1.959 1.502 3.557 0.441 0.570 0.430 0.461 0.378 0.483 0.666 0.721 0.487 0.566 0.484 1.520
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid

Jumlah
26
24
23
25
25
24
16
21
26
21
28
28
28
26
21
26
27
24
28
28
20
27
24
27
21
15
24
29
25
24
731

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
jumlah
Xi
Xt
SD
Rbis
Ket

Butir
BUTIR
1
2
4
5
7
8
9
11
12
14
15
18
19
20
21
22
25
27
28
30
32
33
34
35
36
39
40
41
42
45
46
48
49
50
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
29
27
19
29
23
25
27
21
28
26
27
26
29
24
28
26
28
26
29
28
8
25
22
9
22
12
22
14
7
29
18
23
28
27
3
11
1
7
5
3
9
2
4
3
4
1
6
2
4
2
4
1
2
22
5
8
21
8
18
8
16
23
1
12
7
2
3
1
0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
532
774
625
500
734
579
450
704
730
972
774
650
752
712
751
715
774
751
229
688
831
352
826
338
826
394
119
775
520
862
768
734
774
730
26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185
26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367
3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728
0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659
valid
valid
valid
valid
valid
invalid
valid
valid
invalid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
invalid
valid
valid
valid
valid
valid

Jumlah
28
26
25
27
27
27
17
23
28
23
30
30
31
27
23
28
28
24
31
31
21
29
26
30
23
17
26
31
27
27
791

Lampiran 11
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
jumlah
Xi
Xt
SD
Rbis
Ket

TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
29
1
0.967
0.033
1068
36.828
36.533
4.337
0.365
valid

2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
27
3
0.900
0.100
1005
37.222
36.533
4.337
0.477
valid

3
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
26
4
0.867
0.133
945
36.346
36.533
4.337
0.027
invalid

4
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
19
11
0.633
0.367
725
38.158
36.533
4.337
0.492
valid

5
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
1
0.967
0.033
1071
36.931
36.533
4.337
0.494
valid

6
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
23
7
0.767
0.233
842
36.609
36.533
4.337
0.031
invalid

7
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
23
7
0.767
0.233
861
37.435
36.533
4.337
0.377
valid

TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN


Butir
8
9
10
11
12
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
25
27
27
21
28
5
3
3
9
2
0.833
0.900
0.900
0.700
0.933
0.167
0.100
0.100
0.300
0.067
936
1011
997
790
1037
37.440 37.444 36.926 37.619 37.036
36.533 36.533 36.533 36.533 36.533
4.337
4.337
4.337
4.337
4.337
0.468
0.630
0.272
0.381
0.433
valid
valid
invalid
valid
valid

13
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
2
0.933
0.067
1027
36.679
36.533
4.337
0.125
invalid

14
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
26
4
0.867
0.133
967
37.192
36.533
4.337
0.386
valid

15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
3
0.900
0.100
1003
37.148
36.533
4.337
0.425
valid

16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
2
0.933
0.067
1033
36.893
36.533
4.337
0.310
invalid

17
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
27
3
0.900
0.100
987
36.556
36.533
4.337
0.009
invalid

18
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
26
4
0.867
0.133
972
37.385
36.533
4.337
0.499
valid

19
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
1
0.967
0.033
1073
37.000
36.533
4.337
0.579
valid

20
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
24
6
0.800
0.200
896
37.333
36.533
4.337
0.369
valid

21
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
28
2
0.933
0.067
1035
36.964
36.533
4.337
0.372
valid

22
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
26
4
0.867
0.133
971
37.346
36.533
4.337
0.476
valid

23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
28
2
0.933
0.067
1017
36.321
36.533
4.337
0.154
invalid

24
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
27
3
0.900
0.100
1001
37.074
36.533
4.337
0.374
valid

25
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
28
2
0.933
0.067
1039
37.107
36.533
4.337
0.495
valid

26
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
12
18
0.400
0.600
453
37.750
36.533
4.337
0.229
invalid

27
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
26
4
0.867
0.133
968
37.231
36.533
4.337
0.408
valid

28
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
1
0.967
0.033
1071
36.931
36.533
4.337
0.494
valid

29
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
7
0.767
0.233
860
37.391
36.533
4.337
0.358
invalid

BUTIR
30
31
32
33
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
11
8
25
2
19
22
5
0.933 0.367 0.267 0.833
0.067 0.633 0.733 0.167
1039
422
316
932
37.107 38.364 39.500 37.280
36.533 36.533 36.533 36.533
4.337 4.337 4.337 4.337
0.495 0.321 0.412 0.386
valid invalid valid
valid

TABEL UJI VALIDITAS INSTRUMEN


BUTIR

34
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
22
8
0.733
0.267
831
37.773
36.533
4.337
0.472
valid

35
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
9
21
0.300
0.700
352
39.111
36.533
4.337
0.389
valid

36
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
22
8
0.733
0.267
826
37.545
36.533
4.337
0.385
valid

37
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
3
27
0.100
0.900
107
35.667
36.533
4.337
0.254
invalid

38
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
28
0.067
0.933
75
37.500
36.533
4.337
0.060
invalid

39
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
12
18
0.400
0.600
463
38.583
36.533
4.337
0.386
valid

40
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
22
8
0.733
0.267
826
37.545
36.533
4.337
0.385
valid

41
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
14
16
0.467
0.533
540
38.571
36.533
4.337
0.439
valid

42
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
7
23
0.233
0.767
276
39.429
36.533
4.337
0.367
valid

43
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
29
0.033
0.967
37
37.000
36.533
4.337
0.020
invalid

44
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
12
18
0.400
0.600
456
38.000
36.533
4.337
0.276
invalid

45
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
29
1
0.967
0.033
1068
36.828
36.533
4.337
0.365
valid

46
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
18
12
0.600
0.400
682
37.889
36.533
4.337
0.381
valid

47
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
27
3
0.900
0.100
984
36.444
36.533
4.337
0.179
invalid

48
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
23
7
0.767
0.233
862
37.478
36.533
4.337
0.395
valid

49
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
2
0.933
0.067
1052
37.571
36.533
4.337
0.434
valid

50
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
3
0.900
0.100
1008
37.333
36.533
4.337
0.553
valid

Jumlah
37
34
33
37
36
37
25
33
37
35
42
41
42
36
34
39
36
32
42
42
31
39
37
41
32
28
39
43
37
39
1096

Page 1]

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
jumlah
Xi
Xt
SD
Rbis
Ket

Butir
BUTIR
Jumlah
1
2
4
5
7
8
9
11
12
14
15
18
19
20
21
22
24
25
27
28
30
32
33
34
35
36
39
40
41
42
45
46
48
49
50
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
29
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
27
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
25
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
28
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
28
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
28
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
17
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
28
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
31
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
32
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
28
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
29
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
29
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
32
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
32
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
22
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
30
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
31
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
24
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
18
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
32
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
28
29
27
19
29
23
25
27
21
28
26
27
26
29
24
28
26
27
28
26
29
28
8
25
22
9
22
12
22
14
7
29
18
23
28
27
818
1
3
11
1
7
5
3
9
2
4
3
4
1
6
2
4
3
2
4
1
2
22
5
8
21
8
18
8
16
23
1
12
7
2
3
0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.900 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.100 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
800
754
549
801
646
705
759
603
780
735
754
724
802
896
775
732
748
777
730
801
777
237
719
625
265
624
350
625
408
223
802
532
663
795
759
27.586 27.926 28.895 27.621 28.087 28.200 28.111 28.714 27.857 28.269 27.926 27.846 27.655 37.333 27.679 28.154 27.704 27.750 28.077 27.621 27.750 29.625 28.760 28.409 29.444 28.364 29.167 28.409 29.143 31.857 27.655 29.556 28.826 28.393 28.111
27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267 27.267
3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823 3.823
0.450 0.517 0.560 0.499 0.389 0.547 0.663 0.576 0.578 0.666 0.517 0.385 0.547 5.266 0.403 0.589 0.343 0.473 0.538 0.499 0.473 0.372 0.875 0.493 0.373 0.473 0.406 0.493 0.459 0.660 0.547 0.730 0.739 0.534 0.663
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid invalid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
jumlah
Xi
Xt
SD
Rbis
Ket

Butir
BUTIR
1
2
4
5
7
8
9
11
12
14
15
18
19
20
21
22
25
27
28
30
32
33
34
35
36
39
40
41
42
45
46
48
49
50
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
29
27
19
29
23
25
27
21
28
26
27
26
29
24
28
26
28
26
29
28
8
25
22
9
22
12
22
14
7
29
18
23
28
27
1
3
11
1
7
5
3
9
2
4
3
4
1
6
2
4
2
4
1
2
22
5
8
21
8
18
8
16
23
1
12
7
2
3
0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.833 0.900 0.700 0.933 0.867 0.900 0.867 0.967 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.233 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.167 0.100 0.300 0.067 0.133 0.100 0.133 0.033 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.767 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
774
730
532
774
625
500
734
579
450
704
730
972
774
650
752
712
751
715
774
751
229
688
831
352
826
338
826
394
119
775
520
862
768
734
26.690 27.037 28.000 26.690 27.174 20.000 27.185 27.571 16.071 27.077 27.037 37.385 26.690 27.083 26.857 27.385 26.821 27.500 26.690 26.821 28.625 27.520 37.773 39.111 37.545 28.167 37.545 28.143 17.000 26.724 28.889 37.478 27.429 27.185
26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367 26.367
3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728 3.728
0.467 0.540 0.576 0.467 0.392 0.345 0.659 0.491 0.325 0.484 0.540 0.435 0.467 0.385 0.492 0.694 0.456 0.772 0.467 0.456 0.365 0.693 0.459 0.485 0.450 0.394 0.450 0.446 0.345 0.516 0.825 0.656 0.516 0.659
valid
valid
valid
valid
valid invalid
valid
valid invalid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid invalid
valid
valid
valid
valid
valid

Jumlah
28
26
25
27
27
27
17
23
28
23
30
30
31
27
23
28
28
24
31
31
21
29
26
30
23
17
26
31
27
27
791

TABEL UJI RELIABILITAS


Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
p
q
pi
qi
pi.qi
Spi.qi
S2
Rel

Butir
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
29
27
19
29
23
27
21
26
27
26
24
28
26
28
26
29
28
8
25
22
9
22
12
22
14
29
18
23
28
27
1
3
11
1
7
3
9
4
3
4
6
2
4
2
4
1
2
22
5
8
21
8
18
8
16
1
12
7
2
3
0.967 0.900 0.633 0.967 0.767 0.900 0.700 0.867 0.900 0.867 0.800 0.933 0.867 0.933 0.867 0.967 0.933 0.267 0.833 0.733 0.300 0.733 0.400 0.733 0.467 0.967 0.600 0.767 0.933 0.900
0.033 0.100 0.367 0.033 0.233 0.100 0.300 0.133 0.100 0.133 0.200 0.067 0.133 0.067 0.133 0.033 0.067 0.733 0.167 0.267 0.700 0.267 0.600 0.267 0.533 0.033 0.400 0.233 0.067 0.100
0.032 0.090 0.232 0.032 0.179 0.090 0.210 0.116 0.090 0.116 0.160 0.062 0.116 0.062 0.116 0.032 0.062 0.196 0.139 0.196 0.210 0.196 0.240 0.196 0.249 0.032 0.240 0.179 0.062 0.090
4.020
11.90
0.7

Jml
25
24
22
24
24
23
15
20
25
20
27
27
27
25
20
25
26
23
27
27
19
26
23
26
20
14
23
28
24
23
702

TABEL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL

Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Np
P
Ket

Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
29
27
26
19
29
23
23
25
27
27
21
28
28
26
27
28
27
26
29
24
28
26
28
27
28
12
26
29
23
0.97
0.90
0.87
0.63
0.97
0.77
0.77
0.83
0.90
0.90
0.70
0.93
0.93
0.87
0.90
0.93
0.90
0.87
0.97
0.80
0.93
0.87
0.93
0.90
0.93
0.40
0.87
0.97
0.77
mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah mudah sedang mudah mudah mudah

BUTIR
30
31
32
33
34
35
36
37
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
28
11
8
25
22
9
22
3
0.93
0.37
0.27
0.83
0.73
0.30
0.73
0.10
mudah sedang sukar mudah mudah sedang mudah sukar

38
39
40
41
42
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
2
12
22
14
7
0.07
0.40
0.73
0.47
0.23
sukar sedang mudah mudah sukar

BUTIR
Jumlah
43
44
45
46
47
48
49
50
0
0
1
0
1
1
1
1
37
0
0
1
0
1
1
1
1
34
0
1
1
0
1
1
1
1
33
0
1
1
0
1
0
1
1
37
0
0
1
0
1
0
1
1
36
1
0
1
1
0
1
1
1
37
0
0
1
0
1
0
1
0
25
0
1
1
0
0
1
0
1
33
0
1
1
1
1
1
1
1
37
0
1
1
1
1
1
1
0
35
0
1
1
1
1
1
1
1
42
0
0
1
1
1
1
1
1
41
0
0
1
1
0
1
0
1
42
0
0
1
0
1
0
1
1
36
0
1
1
1
1
0
1
1
34
0
1
1
1
1
1
1
1
39
0
0
1
0
1
1
1
1
36
0
0
1
1
1
0
1
1
32
0
1
1
1
1
1
1
1
42
0
1
1
1
1
1
1
1
42
0
0
1
1
1
1
1
1
31
0
0
1
1
1
1
1
1
39
0
0
1
0
1
1
1
1
37
0
0
1
1
1
1
1
1
41
0
0
1
1
1
1
1
1
32
0
0
1
1
1
1
1
0
28
0
0
1
0
1
1
1
1
39
0
1
1
1
1
1
1
1
43
0
0
1
1
1
1
1
1
37
0
1
0
0
1
0
1
1
39
1
12
29
18
27
23
28
27
1096
0.03
0.40
0.97
0.60
0.90
0.77
0.93
0.90
sukar sedang mudah sedang mudah mudah mudah mudah

157
LAMPIRAN 14
HASIL PENGHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Butir Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

BA
16
16
13
12
16
15
14
16
16
15
13
16
16
14
16
16
16
15
15
14
15
16
15
16
16
9
16
16
15
16
8
6
15
14
7
15
2
2
10
15
11
6
1
9
16
12
16
15
15
16

BB
13
11
13
7
13
8
9
9
11
12
8
12
12
12
11
12
11
11
12
8
13
10
12
11
12
3
10
13
8
12
3
2
10
8
2
6
1
1
2
7
3
1
0
5
13
6
11
8
13
11

JA
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16

JB
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14

PA
1,00
1,00
0,81
0,75
1,00
0,93
0,87
1,00
1,00
0,93
0,81
1,00
1,00
0,87
1,00
1,00
1,00
0,93
0,93
0,87
0,93
1,00
1,00
1,00
1,00
0,56
1,00
1,00
0,93
1,00
0,50
0,37
0,93
0,87
0,43
0,93
0,12
0,12
0,62
0,93
0,69
0,37
0,06
0,56
1,00
0,75
1,00
0,93
0,93
1,00

PB
0,93
0,78
0,93
0,50
0,93
0,57
0,64
0,64
0,78
0,85
0,57
0,85
0,85
0,85
0,78
0,85
0,78
0,78
0,85
0,57
0,92
0,71
0,85
0,78
0,85
0,21
0,71
0,92
0,57
0,85
0,21
0,14
0,71
0,57
0,14
0,42
0,07
0,07
0,14
0,50
0,21
0,07
0
0,35
0,92
0,42
0,78
0,57
0,92
0,78

D
0,07
0,22
-0,12
0,25
0,07
0,35
0,23
0,36
0,22
0,08
0,24
0,15
0,15
0,02
0,22
0,15
0,22
0,15
0,07
0,30
0,01
0,28
0,15
0,21
0,15
0,35
0,28
0,08
0,36
0,15
0,29
0,23
0,22
0,30
0,29
0,50
0,05
0,05
0,48
0,43
0,48
0,30
0,06
0,21
0,08
0,33
0,22
0,36
0,01
0,22

Interpretasi
buruk
sedang
sangat buruk
sedang
buruk
sedang
sedang
sedang
sedang
buruk
sedang
buruk
buruk
buruk
sedang
buruk
sedang
buruk
buruk
sedang
buruk
sedang
buruk
sedang
buruk
sedang
sedang
buruk
sedang
buruk
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
baik
buruk
buruk
baik
baik
baik
sedang
buruk
sedang
buruk
sedang
sedang
sedang
buruk
sedang

158
LAMPIRAN 14

158

Lampiran 15

PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


SIKLUS I

1.

Menentukan rentang
R =LH+1
= nilai terbesar nilai terkecil
= 80 53
= 27

2.

Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01

3.

Menentukan panjang kelas interval


P =
=
= 4,492

4.

Mean
X =
=
= 68,09

159

5.

Frekuensi relatif
fr =
=
= 3,03%

(untuk rentang nilai 53-57)

160

PERHITUNGAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI


SIKLUS II

1.

Menentukan rentang
R =LH+1
= nilai terbesar nilai terkecil
= 87 60
= 27

2.

Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 x 1,518
= 1 + 5,011
= 6,01 dibulatkan 6

3.

Menentukan panjang kelas interval


P =
=
= 4,5

4.

Mean
X =
=
= 74,81

161

5.

Frekuensi relatif
fr =
=
= 9,09%

(untuk rentang nilai 65 69)

162
LAMPIRAN 16
WAWANCARA GURU
Hari/tanggal
Nama Guru

: Rabu, 31 Januari 2008


: Abu Ahmad, S.Pd

Pertanyaan
1. Apakah sebelum mengajar bapak selalu membuat rencana pembelajaran? Ya.
2. Apakah alokasi waktu yang disediakan untuk pembelajaran kimia sudah
cukup? Kurang cukup, karena terkadang skenario yang dibuat tidak sesuai
dengan kejadian yang dilapangan.
3. Metode apa yang bapak gunakan dalam menjelaskan sistem koloid? Lebih
cenderung ke metode ceramah, tetapi terkadang juga metode tanya jawab.
4. Bagaimana motivasi siswa dalam belajar menggunakan metode tersebut?
Hanya sebagian siswa saja yang mendengarkan dan cenderung bosan. Maka
dari itu saya selingi dengan latihan-latihan.
5. Apakah bapak menggunakan sumber belajar lain dalam mengajar materi
sistem koloid? Ya, dari internet.
6. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan metode
tersebut selama ini? Cukup baik, walaupun ada beberapa siswa yang remedial.
7. Menurut bapak, kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam belajar
materi sistem koloid? Siswa merasa kesulitan dalam memahami sifat-sifat
koloid, dan mengelompokkan contoh-contoh koloid berdasarkan fase
terdispersi dan medium pendispersi.
8. Menurut bapak kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran siatem
koloid? Pemahaman konsep dalam sistem koloid.
9. Apakah bapak memperhatikan karakteristik siswa (gaya belajar siswa) dalam
memilih metode pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran sistem
koloid? Tidak.
10. Bagimana

pendapat

bapak

jika

dalam

pembelajaran

sistem

koloid

menggunakan metode discovery dengan kegiatan laboratorium? Mungkin


cukup menarik, soalnya materi yang diajarkan bersifat abstrak dan bisa
langsung di buktikan kebenarannya lewat praktikum.
Narasumber,
Abu Ahmad, S.Pd

163
LAMPIRAN 17
WAWANCARA SISWA
Tujuan
Tempat

: Memperoleh informasi mengenai proses belajar mengajar


: MAN 12 Jakarta Barat

1. Bagaimana pendapat anda tentang mata pelajaran kimia?


2. Apakah anda senang terhadap pelajaran kimia?
3. Apakah anda merasa kesulitan dalam mempelajari kimia?
4. Menurut anda, kesulitan-kesulitan apa yang sering dihadapi dalam
mempelajari kimia?
5. Metode mengajar apakah yang guru anda sering gunakan dalam mengajar
kimia?
6. Apakah anda dalam mempelajari kimia menggunakan sumber belajar lain?
7. Bagimana nilai hasil belajar anda, tentang materi sistem koloid?
8. Apakah anda pernah mendengar metode pembelajaran discovery (penemuan)
dengan kegiatan laboratorium?
9. Bagaimana tanggapan anda mengenai metode tersebut?
Jawaban hasil wawancara
1. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu dari mata pelajaran IPA yang
dipelajari secara ilmiah dan terkadang terdapat materi yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Sebagian siswa menjawab senang, dan sebagian siswa lagi menjawab tidak
senang karena sulit untuk dipelajari.
3. Ya, cukup sulit.
4. Banyak rumus yang dihafal dan materinya sulit untuk dimengerti karena
hanya mengandalkan hafalan rumus dan konsep yang ada di buku.
5. Yang seringnya sih ceramah, tetapi kadang juga tanya jawab dan mengerjakan
latihan-latihan.
6. Ya, terkadang mencari bahan belajar dari internet.
7. Waktu itu sih 65.
8. Belum pernah.

164
LAMPIRAN 17
9. Cukup menarik, mungkin dengan konsep seperti itu pembelajaran akan lebih
mudah dipahami, karena terdapat kegiatan praktikum yang tidak hanya
sekedar hafalan rumus dan materi saja.

165
LAMPIRAN 18

Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II


NO

Pertanyaan

Uraian Hasil Wawancara


Siklus I

1.

Setelah

Siklus II

mengikuti Menurut siswa, pelajaran Setelah

mengikuti

pelajaran kimia dengan kimia cukup menyenangkan pembelajaran kimia dengan


kegiatan

praktikum, karena selama ini mereka kegiatan praktikum, siswa

apakah

kamu

senang hanya menerima pelajaran merasa

dengan

metode

sangat

senang

yang kimia dari metode ceramah dengan kegiatan praktikum

diberikan guru?

saja.

dan metode yang diberikan


guru karena mereka bisa
lebih tahu dan memahami
materi

pelajaran

kimia

dibandingkan

dengan

metode

Karena

ceramah.

dalam kegiatan praktikum,


siswa

terlibat

untuk

langsung

melakukannya

sehingga

ingatan

siswa

terhadap

materi

yang

diajarkan

akan

lebih

permanen.
2.

Apakah

dengan Menurut

pembelajaran

siswa, Siswa mengaku, kegiatan

pembelajaran kimia dengan pembelajaran kimia mereka

menggunakan

metode menggunakan

discovery

melalui discovery membuat

metode lebih aktif karena mereka


lebih hanya

fokus

terhadap

kegiatan

laboratorium aktif dalam kegiatan belajar permasalahan yang diajukan

membuat

kamu

aktif
belajar

dalam

lebih apalagi

terdapat

kegiatan praktikum

atau

yang

kegiatan guru dan berusaha mencari


tidak tahu jawabannya sehingga

justru membuat kegiatan belajar tidak ada lagi kegiatan yang

membuat kamu bosan? menjadi bosan.

tidak berhubungan dengan

Berikan alasannya!

pembelajaran

seperti

mengobrol dengan teman.

166
LAMPIRAN 18

3.

Dengan

melaksanakan Siswa mengaku bahwa rasa Selama proses pembelajaran

kegiatan

laboratorium ingin tahu mereka cukup dengan metode discovery

membuat kamu merasa tinggi terhadap materi yang melalui


lebih ingin tahu / tidak? diajarkan

kegiatan

melalui laboratorium

timbul

rasa

Jika ya, berikan alasan praktikum. Karena didorong ingin tahu siswa terhadap
dan jika tidak berikan oleh
alasanmu!

rasa

penasaran

keingintahuan

/ hasil yang terjadi pada apa

siswa yang mereka amati dalam

terhadap apa yang mereka kegiatan praktikum.


amati.
4.

Menurut kamu, apakah Menurut siswa, penjelasan Menurut siswa, penjelasan


penjelasan
diberikan

yang yang diberikan cukup jelas.


guru

sudah

yang diberikan sudah cukup


jelas.

cukup jelas?
5.

Apakah

guru Guru memang memberikan Guru memberikan arahan

memberikan arahan dan arahan


bimbingan

dan

bimbingan dan

bimbingan

kepada

kepada kepada siswa, namun hanya semua siswa.

siswa?

kepada siswa yang bertanya


kepada

guru

yang

bersangkutan.
6.

Menurut kamu, apakah Menurut siswa, guru masih Menurut siswa, guru sudah
guru

sudah

menciptakan

dapat kurang menciptakan kondisi dapat menciptakan kondisi


situasi belajar

belajar yang kondusif?

yang

kondusif, belajar

yang

kondusif,

karena suasana kelas masih karena suasana kelas tidak


terdengar berisik.

terdengar
guru
kelas
siswa.

berisik

selalu
untuk

karena

mengelilingi
mengamati

Anda mungkin juga menyukai