Anda di halaman 1dari 137

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI


PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA KELAS X

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh
Ika Febriana Palupi
1810305026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN 2022
i
ii
iii
MOTO

“Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, karena tak semua bunga
tumbuh dan mekar secara bersamaan”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya” (QS. Al-


Baqarah: 286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka
mengubah keadaan mereka sendiri” ( QS. Ar-Rad: 11)

iv
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Saya
persembahkan skripsi ini dengan segala cinta dan kasih kepada.
1. Allah SWT yang telah melancarkan segara urusan. Tanpa pertolongan-NYA
mustahil bagi saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayahanda Subarno dan Ibunda Umi Kulsum yang tidak pernah berhenti
mendoakan saya, mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, selalu mendukung,
memberi semangat serta motivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Adik tercinta saya, Firda Dwi Destiani yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan dan semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Saya sendiri, Ika Febriana Palupi yang dengan sabar, kuat, dan penuh
perjuangan melewati berbagai rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluarga besar saya yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan
motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
ABSTRAK

Palupi, Ika Febriana. 2022. “Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming


Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Perubahan Lingkungan
Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X”. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tidar. Pembimbing I Karunia Galih Permadani, M.Sc., Pembimbing II Dr.
Setiyo Prajoko, M.Pd.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Berpikir kritis, Brainstorming

Pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa SMA N 10


Purworejo pada materi perubahan lingkungan masih belum maksimal. Tujuan
penelitian ini yaitu (1) menganalisis pengaruh penggunaan metode pembelajaran
brainstorming terhadap pemahaman konsep siswa pada materi perubahan
lingkungan (2) menganalisis pengaruh penggunaan metode pembelajaran
brainstorming terhadap keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini merupakan
penelitian quasi-ekperimen dengan desain pretest-posttest control group design.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 3 dan MIPA 4, kelas X MIPA 3
sebagai kelas kontrol dan X MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling.
Hasil rata-rata pre-test dan posttest yang diperkuat dengan hasil uji ancova
dengan nilai signifikansi 0,001 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pemahaman konsep siswa antara kelas X MIPA 3 dan kelas X MIPA 4.
Selain itu, hasil rata-rata pre-test dan posttest yang diperkuat dengan hasil uji
ancova dengan nilai signifikansi 0,001 juga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas X MIPA
3 dan kelas X MIPA 4. Dari Hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode pembelajaran brainstorming berpengaruh terhadap pemahaman
konsep siswa pada materi perubahan lingkungan dan keterampilan berpikir kritis
siswa.

vi
ABSTRACT

Palupi, Ika Febriana. 2022. "The Effect of Brainstorming Learning Methods on


Students' Concept Understanding on Environmental Change Materials and
Critical Thinking Skills for Class X Students". Thesis. Biology Education
Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Tidar
University. Supervisor I Karunia Galih Permadani, M.Sc., Supervisor II Dr.
Setiyo Prajoko, M.Pd.

Keywords:Concept Understanding, Critical Thinking, Brainstorming

Understanding of concepts and critical thinking skills of SMA N 10


Purworejo students on environmental change material is still not optimal. The aims
of this study are (1) to analyze the effect of using brainstorming learning methods
on students' understanding of concepts in environmental change materials (2) to
analyze the effect of using brainstorming learning methods on critical thinking
skills. This research is a quasi-experimental study with a pretest-posttest control
group design. The subjects of this study were students of class X MIPA 3 and MIPA
4, class X MIPA 3 as a control class and X MIPA 4 as an experimental class with
purposive sampling technique.
The average results of the pre-test and posttest which were strengthened by
the results of the ancova test with a significance value of 0.001 showed that there
was a significant difference in students' conceptual understanding between class X
MIPA 3 and class X MIPA 4. In addition, the average results of the pre-test and
The posttest which was strengthened by the results of the ancova test with a
significance value of 0.001 also showed that there was a significant difference in
students' critical thinking skills between class X MIPA 3 and class X MIPA 4.
environmental change material and students' critical thinking skills.

vii
PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap Pemahaman Konsep
Pada Materi Perubahan Lingkungan Dan Keterampilan Berpikir Kritis Kelas X”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar.
Penelitian ini dapat diselesaikanberkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian
ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Karunia Galih Permadani, M.Sc. (Dosen Pembimbing I) dan Dr. Setiyo Prajoko,
M.Pd. (Dosen Pembimbing II) yang telah membimbing peneliti dalam menyusun
skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah
membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Prof. Dr. Sukarno, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tidar, yang telah memberikan kesempatan serta arahan
selama pendidikan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
2. Dr. Setiyo Prajoko, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, yang telah
memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar, yang telah banyak memberikan ilmu
dan bimbingan kepada peneliti selama menempuh pendidikan.
4. Ibu Dra. Setyo Mulyaningsih, M. Pd selaku kepala sekolah dan ibu Yuni
Raraswati, S.Pd selaku waka kurikulum yang telah memberikan izin kepada
saya untuk penelitian di SMA N 10 Purworejo.

viii
5. Ibu Wahyu Setianingsih, S. Pd selaku guru biologi yang telah memberikan izin
dan membantu saya untuk penelitian di SMA N 10 Purworejo.
6. Kedua orang tua dan adik saya yang selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Saya sendiri, terima kasih sudah bertahan dan berusaha untuk menyelesaikan
skripsi ini walaupun banyak rintangan yang menghadang.
8. Teman-teman saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama
proses penyusunan skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Pendidikan Biologi Universitas
Tidar.
Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, baik isi
maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan
merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengertahuan.

Magelang, 22 November 2022

Ika Febriana Palupi

ix
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
MOTO .................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6
1.3 Batasan masalah ............................................................................................ 7
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 10
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 10
2.2 Kerangka berfikir ........................................................................................ 25
2.3 Hipotesis...................................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 26
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 26
3.2 Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 27
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 28
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................... 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 38
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 38
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 47
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 54
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 54
5.2 Implikasi ...................................................................................................... 54
5.3 Saran ............................................................................................................ 55

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Pemahaman Konsep ............................................................. 17


Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 28
Tabel 3.2 Kategori Validitas Soal ......................................................................... 34
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................. 35
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas ............................................................................ 36
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 36
Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran .............................................. 36
Tabel 3.7 Hasil AnalisisTingkat Kesukaran ......................................................... 37
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Daya Pembeda......................................................... 37
Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda ............................................................... 37
Tabel 3.10 Pedoman Skala Linkert ....................................................................... 38
Tabel 3.11 Tingkat Disposisi Berpikir Kritis ........................................................ 39
Tabel 4.1 Rangkuman Pre-test dan Posttest Kelas Kontrol .................................. 41
Tabel 4.2 Rangkuman Pre-test dan Posttest Kelas Eksperimen ............................ 42
Tabel 4.3 Uji Normalitas ....................................................................................... 44
Tabel 4.4 Uji Homogenitas ................................................................................... 44
Tabel 4.5 Uji Linearitas......................................................................................... 45
Tabel 4.6 Uji Ancova ............................................................................................ 45
Tabel 4.7 Rangkuman Pre-test dan Posttest Kelas Kontrol .................................. 46
Tabel 4.8 Rangkuman Pre-test dan Posttest Kelas Eksperimen ............................ 48
Tabel 4.9 Uji Normalitas ....................................................................................... 49
Tabel 4.10 Uji Homogenitas ................................................................................. 49
Tabel 4.11 Uji Linearitas....................................................................................... 50
Tabel 4.12 Uji Ancova .......................................................................................... 51

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 26


Gambar 4.1 Distribusi Nilai Pre-test dan Postest kelas Kontrol .......................... 42
Gambar 4.2 Distribusi Nilai Pre-test dan Postest kelas Eksperimen .................... 43
Gambar 4.3 Distribusi Nilai Pre-test dan Postest kelas Kontrol ........................... 47
Gambar 4.4 Distribusi Nilai Pre-test dan Postest kelas Eksperimen .................... 48

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ....................................................................... 66


Lampiran 2 Lembar Validasi Butir Soal .............................................................. 69
Lampiran 3 Hasil Validasi Butir Soal .................................................................. 74
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal ................................................................................... 79
Lampiran 5 Soal Pemahaman Konsep ................................................................. 83
Lampiran 6 Kisi- Kisi Soal Valid....................................................................... 100
Lampiran 7 Soal Pemahaman Konsep Valid ..................................................... 102
Lampiran 8 Kisi-Kisi Kuesioner Keterampilan Berpikir Kritis ......................... 112
Lampiran 9 Kuesioner Keterampilan Berpikir Kritis......................................... 113
Lampiran 10 Silabus .......................................................................................... 116
Lampiran 11 RPP Kelas Kontrol........................................................................ 118
Lampiran 12 RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 121
Lampiran 13 Soal Diskusi .................................................................................. 125
Lampiran 14 Hasil Uji validitas,reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda 127
Lampiran 15 Daftar Nilai Pemahaman Konsep ................................................. 129
Lampiran 16 Daftar Nilai KBK .......................................................................... 131
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 140
Lampiran 18 Dokumentasi .................................................................................. 141

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Abad 21 disebut sebagai zaman pengetahuan, artinya berbagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan hidup dari berbagai aspek lebih berbasis pengetahuan dan

aspek pendidikan. Di adab 21, dunia pendidikan menghadapi tantangan yang

besar. Pembelajaran abad 21 harus mampu mempersiapkan generasi Indonesia

untuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan

bermasyarakat (Syahputra, 2018). Proses belajar mengajar disekolah harus

bertujuan untuk mencapai keterampilan yang dibutuhkan di abad 21.

Keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 meliputi: 1) keterampilan berpikir

kritis (critical thingking skill), 2) keterampilan berpikir kreatif dan inovatif

(creative and innovative skill), keterampilan komunikasi (communication skill),

dan 4) keterampilan berkolaborasi (collaboration skill) (Rosnaeni, 2021).

Keterampilan tersebut dapat dicapai dengan pembelajaran yang bersifat

kontekstual artinya pembelajaran yang mampu menghubungkan materi pelajaran

yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata sehingga dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari (Hendra, 2021).

Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang melibatkan

pengembangan pemahaman prosedural, konseptual, dan pengetahuan alam

(Moeed, 2015). Sains meliputi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi, fisika, dan

kimia. Biologi adalah ilmu yang mengkaji segala aspek mengenai alam secara

sistematis, baik mengenai lingkungan, makhluk hidup, maupun interaksi antara

1
makhluk hidup dengan lingkungannya, sehingga dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk dapat mengembangkan kompetensinya melalui pengalaman

nyata (Lase, 2021). Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila pembelajaran

yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 menuntut siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Namun

pada kenyataannya, pembelajaran biologi saat ini belum melibatkan siswa secara

aktif dalam pembelajaran (Salim, 2020). Proses pembelajaran umumnya hanya

mempelajari konsep-konsep secara verbal sehingga siswa hanya sekedar hafal

tanpa memahami maknanya. Akibatnya siswa akan mudah lupa dengan apa yang

dipelajari dan hasil belajar siswa menjadi rendah (Nanang, 2014). Rendahnya

hasil belajar siswa disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran

konvensional sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran

(Rahmadani, 2017). Selain itu, rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan oleh

pembelajaran yang kurang efektif sehingga siswa tidak mampu memahami materi

yang diberikan oleh guru (Daryanto, 2010).

Pemahaman konsep merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran

(Santrock, 2011). Dengan adanya pemahaman konsep siswa lebih dapat

mengingat konsep yang mereka pelajari sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih bermakna (Smarabawa, 2013). Pemahaman konsep dalam pembelajaran

biologi sangat penting, karena konsep biologi antara satu dengan yang lainnya

saling terkait sehingga apabila salah satu konsep tidak dikuasai maka akan

menyulitkan siswa dalam memahami konsep selanjutnya. Pemahaman konsep

juga diperlukan dalam memecahkan masalah. Karena dalam memecahkan suatu

permasalahan diperlukan pemahaman dari konsep yang mendasari permasalahan


3

tersebut (Agustina, 2016). Sehingga siswa akan lebih mudah dalam mempelajari

dan mengembangkan kemampuan materi pembelajaran apabila siswa dapat

menguasai konsep pada materi tersebut.

Kemampuan berpikir kritis juga merupakan faktor penting dalam

pembelajaran. John Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan

yang aktif dan teliti mengenai pengetahuan yang diterima dengan menyertakan

alasan pendukung dan kesimpulan yang rasional (Sihotang et al., 2012). Aktivitas

yang terlibat dalam kemampuan berpikir kritis antara lain mensintesis,

menganalisis, menciptakan, membuat pertimbangan, serta menerapkan

pengetahuan baru pada kehidupan. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis

penting dalam proses pembelajaran terutama pelajaran biologi karena dengan

kemampuan berpikir kritis siswa dapat belajar melalui penemuan dan dapat

menyelesaikan permasalahan.

Berpikir kritis adalah proses dimana siswa mengolah terlebih dahulu terkait

dengan hal yang mereka dapatkan dengan cara mengumpulkan informasi lain dari

berbagai sumber yang relevan dengan permasalahan yang ada (Aldeirre, 2018).

Menurut Facione (1994), terdapat tujuh aspek penilaian dalam California Critical

Thinking Disposition Inventory (CCTDI) yaitu: 1) menunjukkan toleransi dan

terbuka terhadap perbedaan pandangan, 2) keinginan untuk belajar dan rasa ingin

tahu terhadap pengetahuan baru, 3) dapat mengorganisasikan secara teliti dan

sistematis, 4) mengaplikasikan penalaran dan menggunakan fakta untuk

mengatasi masalah dan mengaitkan dengan pengetahuan dalam memecahkan

suatu masalah, 5) kebijaksanaan seseorang dalam mengambil atau membuat


4

keputusan, 6) berusaha untuk mencari dan menyelidiki pengetahuan dari suatu

konteks dan objektif dalam mencari informasi, 7) kepercayaan diri dalam

mengidentifikasi pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan.

Proses pembelajaran biologi di SMA N 10 Purworejo menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab, dimana guru menjelaskan materi menggunakan metode

ceramah dengan media power point dan siswa hanya mendengarkan serta

mencatat materi yang dianggap penting kemudian setelah pembelajaran selesai

guru membuka sesi tanya jawab untuk siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan guru biologi SMA N 10 Purworejo, dapat diketahui bahwa

pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa belum maksimal.

Pemahaman konsep yang belum maksimal diketahui dari nilai ulangan harian

siswa pada materi perubahan lingkungan tahun lalu.

Nilai ulangan siswa kelas X SMA N 10 Purworejo pada materi perubahan

lingkungan tahun 2020/2021 dengan nilai ketuntasan minimal 75. Kelas X IPA 1

dengan jumlah siswa 36, sebanyak 25% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM.

Kelas X IPA 2 dengan jumlah siswa 36, sebanyak 19% siswa mendapatkan nilai

dibawah KKM. Kelas X IPA 3 dengan jumlah siswa 36, sebanyak 33% siswa

mendapatkan nilai dibawah KKM. Kelas X IPA 4 dengan jumlah siswa 34,

sebanyak 24% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Kemampuan berpikir

kritis siswa yang kurang maksimal dapat diketahui dari siswa yang belum mampu

memberikan hipotesis dalam memecahkan permasalahan, kemampuan siswa

dalam bertanya dan menjelaskan belum maksimal, serta pada kegiatan

pembelajaran siswa belum mampu mengeksplorasi materi secara mendalam dan


5

hanya mengacu pada teks yang ada di buku. Hal ini menunjukkan bahwa

pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMA N 10

Purworejo belum maksimal.

Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan inovasi metode pembelajaran

yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis

siswa. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman

konsep dan keterampilan berpikir kritis adalah metode brainstorming. Metode

brainstroming merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan

memberikan permasalahan kemudian siswa menyatakan pendapatnya sehingga

dapat memunculkan banyak ide dalam waktu yang singkat (Khaulani, 2019).

Metode ini dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif, dan terampil dalam

mengembangkan ide, serta membangkitkan semangat siswa. Metode ini sering

digunakan untuk memecahkan masalah ataupun suatu pertanyaan yang terjadi

dalam proses belajar mengajar (Sani, 2013).

Dilihat dari karakteristiknya, metode pembelajaran brainstorming cocok

diterapkan pada materi perubahan lingkungan. Materi perubahan lingkungan

merupakan materi kelas X semester 2 pada KD 3.11 menganalisis data perubahan

lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi kehidupan. Menurut Elista dan Sunu

(2020), materi perubahan lingkungan adalah materi kontekstual yang mengkaji

permasalahan lingkungan dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-

hari. Dengan menerapkan metode pembelajaran brainstorming diharapkan siswa

dapat menganalisis faktor penyebab masalah berdasarkan data dan fakta, dampak

yang ditimbulkan, serta memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut


6

sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis

siswa.

Sudah banyak peneliti yang meneliti mengenai metode brainstorming.

Penelitian Pratama (2019) diperoleh hasil bahwa penerapan metode

brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP

Negeri 21 Bandar Lampung. Penelitian yang dilakukan oleh Melasari (2019)

diperoleh hasil bahwa metode brainstorming dapat meningkatkan pemahaman

konsep dan sikap ilmiah peserta didik kelas XI pada mata pelajaran biologi di

SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum

(2020) diperoleh hasil bahwa metode brainstorming berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis peserta didik pada sub konsep Chordata. Penelitian

yang dilakukan oleh Farida (2020) diperoleh hasil bahwa metode brainstorming

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan percaya diri pada siswa

kelas V Madrasah Ibtidaiyah Di Kecamatan Batu.

Atas dasar uraian tersebut, maka akan dilaksanakan penelitian yang berjudul

"Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap Pemahaman

Konsep Siswa Pada Materi Perubahan Lingkungan dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas X ".

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang diatas maka dapat

diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:


7

1. Pemahaman konsep siswa masih belum maksimal diketahui dari masih

banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan dibawah KKM pada materi

perubahan lingkungan.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang kurang maksimal dapat diketahui dari

siswa yang belum mampu memberikan hipotesis dalam memecahkan

permasalahan, kemampuan siswa dalam bertanya dan menjelaskan belum

maksimal, serta pada kegiatan pembelajaran siswa belum mampu

mengeksplorasi materi secara mendalam dan hanya mengacu pada teks yang

ada di buku.

1.3 Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, perlu adanya pembatasan masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini agar pembahasannya menjadi lebih fokus.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Populasi dari penelitian ini adalah kelas X SMA N 10 Purworejo.

2. Materi pelajaran hanya dibatasi pada materi perubahan lingkungan KD 3.11

menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi

kehidupan.

3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode brainstorming.

4. Penelitian ini difokus pada pengaruh metode brainstorming terhadap

pemahaman konsep perubahan lingkungan dan kemampuan berpikir kritis.


8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran brainstorming terhadap

pemahaman konsep siswa kelas X pada materi perubahan lingkungan?

2. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran brainstorming terhadap

kemampuan berpikir kritis?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan

penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh metode pembelajaran brainstorming terhadap

pemahaman konsep siswa kelas X pada materi perubahan lingkungan.

2. Menganalisis pengaruh metode pembelajaran brainstorming terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas X.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangsih pengetahuan mengenai pengaruh metode

pembelajaran brainstorming terhadap pemahaman konsep dan kemampuan

berpikir kritis materi perubahan lingkungan.


9

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Meningkatkan pemahaman konsep siswa serta melatih keterampilan

berpikir kritis siswa melalui metode pembelajaran brainstorming.

b. Bagi guru

Sebagai metode pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis.

c. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menerapkan metode

pembelajaran brainstorming.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Metode Pembelajaran Brainstorming

Metode brainstorming pertama kali diperkenalkan oleh Osborn (1958).

Metode brainstorming sering digunakan untuk memecahkan suatu masalah

ataupun suatu pertanyaan yang terjadi didalam proses belajar mengajar. Metode

brainstorming merupakan bentuk pengembangan metode diskusi dimana dapat

mengumpulkan pendapat ataupun ide siswa melalui permasalahan yang diberikan

(Umar, 2022). Menurut Khaulani (2019), Metode brainstroming merupakan

suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan permasalahan

kemudian siswa menyatakan pendapatnya sehingga dapat memunculkan banyak

ide dalam waktu yang singkat.

Menurut Al-Khatib (2012), metode brainstorming penting dalam proses

pembelajaran karena dengan menggunakan metode ini siswa dapat

mengungkapkan pendapat dan dapat memecahkan permasalahan sesuai dengan

materi yang dipelajari. Metode brainstorming penting dalam proses pembelajaran

karena: 1) membantu siswa untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi

yang inovatif, 2) membantu siswa mengembangkan idenya berdasarkan ide yang

dimilikinya dan ide yang disampaikan oleh siswa lain, 3) membantu kohesi siswa

dalam membangun hubungan diantara mereka dan menilai pandangan orang lain

(Mutairi, 2015). Metode brainstorming penting dalam proses pembelajaran

10
11

karena dapat membantu mengeksplorasi hubungan ide dan elemen argumen untuk

memecahkan permasalahan Selain itu, metode brainstorming juga

mengintegrasikan pengetahuan baru dan mengatur ide-ide logis ( Keshwan, 2014).

Dalam bukunya Sani (2013), mengemukakan langkah-langkah atau sintaks

pembelajaran dalam menggunakan metode pembelajaran brainstorming adalah:

1) Guru menjelaskan materi pelajaran

2) Guru menjelaskan aturan pelaksanaan metode brainstorming

3) Guru menuliskan topik bahasan pada papan tulis

4) Guru memilih salah satu siswa untuk menjadi notulen yang akan menulis

semua pendapat di papan tulis

5) Guru meminta siswa untuk mengemukakan ide atau pendapat yang terkait

dengan topik bahasan

6) Guru memberikan waktu istirahat dan meminta notulen untuk menampilkan

catatan yang telah dibuat di papan tulis

7) Guru memandu kelas untuk menganalisis serta mengevaluasi ide yang telah

dikumpulkan untuk memilih pendapat yang relevan. Pendapat yang sama dan

relevan dibuat menjadi satu pendapat.

Pada sumber lain, sintaks penerapan metode pembelajaran brainstorming

adalah sebagai berikut (Mutairi, 2015):

1) Menjelaskan materi pelajaran

2) Membentuk kelompok: kelompok yang dibentuk adalah kelompok yang

heterogen sehingga dapat menghasilkan ide yang beragam.

3) Mempresentasikan masalah: guru memaparkan permasalahan yang akan

dipecahkan dan menentukan kriteria yang harus dipenuhi.


12

4) Mendiskusikan masalah: siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok.

Diharapkan masing-masing siswa memaparkan pendapatnya sehingga antar

siswa dapat bertukar pikiran dan mengembangkan idenya.

Pada sumber lain, sintaks penerapan metode pembelajaran brainstorming

adalah sebagai berikut (Rizi, 2013):

1) Menjelaskan materi pelajaran

2) Menjelaskan aturan metode brainstorming: guru menjelaskan aturan-aturan

yang harus dipatuhi pada saat pembelajaran

3) Memberikan permasalahan: guru memberikan permasalahan sesuai dengan

materi yang dipelajari.

4) Mengekspresikan ide: cara untuk mengekspresikan ide dapat dilakukan

dengan berbeda-beda, dapat menyampaikan ide secara lisan dan bergantian,

dapat pula menyampaikan ide dengan menulis idenya di kertas.

5) Menunjukkan ide-ide untuk kombinasi dan perbaikan: setiap kelompok

menyaring ide-ide dengan cara membuang ide yang berulang, serupa, atau

tidak pantas.

6) Mengevaluasi ide: setelah memilih ide-ide yang relevan kemudian

menentukan pemecahan masalah berdasarkan ide yang terpilih.

Sintaks yang digunakan pada penelitian ini adalah sintaks metode

pembelajaran brainstorming yang dikembangkan oleh Osborn (1958). Terdapat 6

langkah dalam penerapan metode pembelajaran brainstorming yaitu:

1) Menjelaskan materi pelajaran

2) Melakukan pembagian kelompok

3) Menjelaskan aturan metode brainstorming


13

4) Memberikan permasalahan

5) Siswa diminta mengemukakan pendapatnya terkait dengan permasalahan

yang diberikan, dapat dilakukan secara lisan maupun di tulis

6) Semua kelompok secara bersama-sama meninjau ulang pendapat yang telah

dikumpulkan dengan cara membuang ide yang berulang, serupa, atau tidak

pantas.

7) Menentukan pemecahan masalah berdasarkan ide-ide yang terpilih.

Pada pelaksanaannya terdapat beberapa peraturan dalam metode

pembelajaran brainstorming yaitu : 1) tidak boleh mengkritik pendapat yang

disampaikan oleh peserta didik pada tahap identifikasi, 2) setiap peserta didik

bebas dalam menyampaikan pendapatnya setiap saat, 3) menghasilkan ide

sebanyak mungkin diawal pembelajaran tanpa memperhatikan kualitas ide atau

pendapat yang disampaikan, 4) setiap ide harus ditulis meskipun ide tersebut mirip

dengan ide yang sebelumnya atau bahkan bukan merupakan ide yang bagus (Sani,

2013).

Metode pembelajaran brainstorming berbeda dengan model pembelajaran

penguraian masalah pada umumnya. Metode brainstorming lebih menekankan

pada kuantitas ide bukan kualitas ide. Hal ini dikarenakan semakin banyak ide,

semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan ide yang lebih berkualitas( ).

Pada saat penyampaian ide, setiap ide yang diusulkan tidak boleh ditanggapi agar

siswa merasa leluasa dan percaya diri terhadap ide yang dipaparkannya. Pada

langkah ini peran guru sangat penting, yaitu menciptakan lingkungan yang

membuat siswa merasa nyaman dalam membuat dan menyampaikan ide yang

dimilikinya (Novyanti, 2018).


14

Kelebihan metode pembelajaran brainstorming antara lain 1) meningkatkan

partisipasi siswa dalam pembelajaran, 2) menumbuhkan suasana disiplin dan

demokrasi, 3) siswa menjadi lebih aktif berfikir, 4) siswa merasa bebas dan

gembira, 5) terjadi persaingan yang sehat (Roestiyah N.K, 2011). Dari kelebihan

metode brainstorming yang telah disebutkan dapat diketahui bahwa kelebihan

metode brainstorming ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan juga

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Selain itu, metode brainstorming memiliki beberapa kelemahan yaitu 1)

meluasnya topik pembahasan karena adanya pendapat yang berbeda-beda, 2)

penyampaian ide/pendapat menghabiskan waktu yang lama, 3) lebih didominasi

siswa yang pandai dan aktif (Roestiyah N.K, 2011). Solusi untuk mengatasi

kelemahan tersebut yaitu 1) guru harus mampu memberikan batasan ketika

penyampaian ide/gagasan, 2) guru harus mampu membagi waktu pada setiap sesi

agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan tujuan pembeajaran tercapai

secara maksimal, 3) guru harus mampu memotivasi siswa agar setiap siswa

berpartisipasi aktif saat pembelajaran.

2.1.2 Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep merupakan suatu ide yang diperoleh dari hasil

pemikiran atau pengalaman (Dahar, 2011). Pemahaman konsep adalah bagian

yang terpenting dalam proses pembelajaran (Irwandani, 2015). Menurut Pranata

(2016), pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memaknai, memahami,

mengidentifikasi dan kemampuan menjelaskan kembali konsep secara terperinci.

Pemahaman konsep merupakan penguasaan siswa terhadap materi yang

dipelajari, siswa tidak hanya mengetahui tetapi juga mampu menjelaskan kembali
15

konsep dalam bentuk yang lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami serta

mampu mengaplikasikannya.

Pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi sangat penting, karena

konsep biologi antara satu dengan yang lainnya saling terkait sehingga apabila

salah satu konsep tidak dikuasai maka akan menyulitkan siswa dalam memahami

konsep selanjutnya (Aseptianova, 2019). Pemahaman konsep juga membuat

siswa lebih mengingat konsep yang telah dipelajari sehingga proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna (Smarabawa, 2013). Selain itu, pemahaman konsep juga

diperlukan dalam memecahkan masalah. Karena dalam memecahkan suatu

permasalahan diperlukan pemahaman dari konsep yang mendasari permasalahan

tersebut (Yusri, 2017). Dengan demikian siswa akan lebih mudah dalam

mempelajari dan mengembangkan kemampuan materi pembelajaran apabila

siswa dapat menguasai konsep pada materi tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa diantaranya

yaitu kemampuan kognitif siswa, cara atau proses belajar, serta minat belajar

siswa (Safitri, 2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep yaitu

fasilitas, motivasi belajar siswa, lingkungan keluarga, dan peran guru (Puspa,

2021). Menurut Sukmawati (2017), pemahaman konsep dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal

antara lain: motivasi, minat, kemampuan kognitif dan kemampuan dasar. Faktor

eksternal antara lain: kurikulum, guru, sarana dan prasarana, strategi yang

digunakan dalam pembelajaran dan lingkungan.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi pemahaman konsep adalah kemampuan kognitif siswa, motivasi


16

dan minat belajar siswa, cara atau proses belajar, fasilitas belajar serta peran guru

dan lingkungan keluarga, serta. Namun yang menjadi faktor utama adalah

kemampuan kognitif, kemampuan dasar, motivasi dan minat belajar siswa yang

berasal dari dalam diri siswa sendiri.

Pemahaman konsep yang diukur pada penelitian ini didasarkan pada

indikator pemahaman konsep taksonomi Anderson dan Krathwohl. indikator

tersebut diuraikan pada tabel 2. 1

Tabel 2.1 Indikator Pemahaman Konsep Anderson dan Krathwohl

Indikator Kriteria
C1 - Mengingat Siswa dapat mengingat suatu konsep dasar
C2 - Memahami Siswa dapat memahami konsep yang dipelajari
C3- Mengaplikasikan Siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah
dipelajari
C4 - Menganalisis Siswa dapat menganalisis hubungan sebab akibat
suatu kejadian
C5- Mengevaluasi Siswa dapat mengevaluasi suatu kejadian atau proses
C6 – Mencipta/ membuat Siswa dapat membuat suatu rumus sederhana dari
konsep abstrak yang dipelajari
(Sumber: Anderson dan Kratwohl, 2010)

Kategori dalam ranah kognitif antara lain:

1) Mengingat (C1) merupakan dimensi yang memiliki peranan penting dalam

proses pembelajaran yang bermakna dan pemecahan masalah. Mengingat

merupakan proses kognitif yang levelnya paling rendah. Kategori mengingat

meliputi mengenali dan mengingat kembali. Kata kerja operasional dari

tingkat kognitif mengingat adalah mengetahui, menggambarkan,

menunjukkan, menjelaskan, menyatakan, mengulang, menelusuri,

mendeskripsikan, dll.

2) Memahami (C2) adalah membangun pengertian berdasarkan pengetahuan

sebelumnya, mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah

dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam pikiran siswa.


17

Memahami biasanya berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan

membandingkan. Kata kerja operasional dari tingkat kognitif memahami

adalah mencontohkan, mengklasifikasikan, menjelaskan, membandingkan,

merincikan, menyimpulkan, dll.

3) Mengaplikasikan/menerapkan (C3) adalah proses kognitif untuk

menyelesaikan permasalahan yang berkaitan erat dengan pengetahuan

prosedural. Kata kerja operasional dari tingkat kognitif

mengaplikasikan/menerapkan adalah menentukan, mengurutkan,

menerapkan, memodifikasi, menugaskan, mengkalkulasi, dll.

4) Menganalisis (C4) adalah memecahkan permasalahan atau mencari

keterkaitan dari bagian-bagian permasalahan yang menimbulkan

permasalahan. Kata kerja operasional dari tingkat kognitif menganalisis

adalah mengaitkan, mendiagramkan, memecahkan, menjelajah, mengatur,

dll.

5) Mengevaluasi (C5) adalah membuat penilaian atau pertimbangan

berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Kriteria yang sering digunakan

adalah kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi. Kata kerja operasional

dari tingkat kognitif mengevaluasi adalah mengarahkan, memprediksi,

menyimpulkan, mengarahkan, memperjelas, memprediksi, dll.

6) Mencipta (C6) adalah meletakkan unsur-unsur secara bersamaan untuk

membentuk satu kesatuan yang utuh serta mengorganisasikan unsur-unsur

menjadi pola yang berbeda dari sebelumnya. . Kata kerja operasional dari

tingkat kognitif mencipta adalah membentuk, mengabstraksi, mengatur,

merancang, merumuskan, menyusun, menciptakan, dll.


18

2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses dimana siswa mengolah terlebih dahulu terkait

dengan hal yang mereka dapatkan dengan cara mengumpulkan informasi lain dari

berbagai sumber yang relevan dengan permasalahan yang ada (Aldeirre, 2018).

John Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif dan

teliti mengenai pengetahuan yang diterima dengan menyertakan alasan

pendukung dan kesimpulan yang rasional (Sihotang et al., 2012). Berpikir kritis

merupakan bagian dari proses berpikir yang mengacu pada struktur berpikir

ilmiah yang fokus pada pembuktian mengenai informasi yang diperoleh dan dapat

mengembangkannya menjadi informasi baru (Simarmata, 2020). Dengan

menggunakan kemampuan berpikir kritis, seseorang mampu merelasikan

informasi yang didapatkan dengan teori yang sudah ada kemudian

menggunakannya sebagai validasi sehingga lebih berhati-hati dalam

menyebarluaskan informasi.

Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu faktor pendukung

keberhasilan siswa dalam belajar. John Dewey mendefinisikan berpikir kritis

sebagai pertimbangan yang aktif dan teliti mengenai pengetahuan yang diterima

dengan menyertakan alasan pendukung dan kesimpulan yang rasional (Sihotang

et al., 2012). Aktivitas yang terlibat dalam kemampuan berpikir kritis antara lain

mensintesis, menganalisis, menciptakan, membuat pertimbangan, serta

menerapkan pengetahuan baru pada kehidupan. Dengan demikian kemampuan

berpikir kritis penting dalam proses pembelajaran terutama pelajaran biologi

karena dengan kemampuan berpikir kritis siswa dapat belajar melalui penemuan

dan dapat menyelesaikan permasalahan.


19

Menurut H.A.R Tilaar (2011), berpikir kritis penting dalam pendidikan

karena adanya beberapa pertimbangan antara lain:

1) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pendidikan berarti

memberikan penghargaan kepada siswa sebagai pribadi. Karena dengan

memberikan kesempatan perkembangan pribadi kepada siswa, siswa akan

merasa diberi kesempatan dan dihormati dengan dipenuhi segala haknya

dalam perkembangan pribadinya.

2) Berpikir kritis adalah tujuan ideal dari pendidikan karena berpikir kritis dapat

menjadi bekal siswa untuk kehidupan dewasanya.

3) Perkembangan kemampuan berpikir kritis merupakan cita-cita pendidikan

seperti apa yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ilmu kealaman dan eksata

dan mata pelajaran lainnya.

4) Berpikir kritis sangat dibutuhkan di dalam kehidupan. Karena dengan berpikir

kritis dapat membantu menyelesaikan permasalahan baik masalah politik,

sosial, maupun ekonomi.

Aspek berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek

berpikir kritis California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI) yang

dikembangkan oleh Facione (1992). Terdapat tujuh aspek penilaian berpikir kritis

California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI) yaitu:

1) The open-mindedness yaitu menunjukkan toleransi dan terbuka terhadap

perbedaan pandangan.

2) The inquisitiveness yaitu keingintahuan intelektual seseorang dan

keinginannya untuk belajar bahkan ketika penerapan pengetahuannya belum

diketahui.
20

3) The systematically yaitu dapat mengorganisasikan secara teliti dan sistematis.

Seseorang yang sistematis biasanya selalu memperhatikan pertanyaan dengan

jelas sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

4) The analitically yaitu mengaplikasikan penalaran dan menggunakan fakta

untuk mengatasi masalah dan mengaitkan dengan pengetahuan dalam

memecahkan suatu masalah. Orang yang memiliki kemampuan analisis

biasanya berpikir bahwa seseorang harus memiliki alasan yang kuat ketika

tidak setuju dengan pendapat orang lain.

5) The maturity yaitu mengukur kebijaksanaan seseorang dalam mengambil atau

membuat keputusan. Seseorang yang bijaksana biasanya akan mencari

informasi terkait masalah tersebut dan setelah itu akan membuat keputusan

berdasarkan konteks, standard, dan bukti.

6) The truth-seeking yaitu berusaha untuk mencari dan menyelidiki pengetahuan

dari suatu konteks dan objektif dalam mencari informasi.

7) The critical thingking self-confidence yaitu mengukur kepercayaan diri dalam

mengidentifikasi pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan.

2.1.4 Materi Perubahan Lingkungan

Materi perubahan lingkungan merupakan salah satu materi pada mata

pelajaran Biologi yang diajarkan di kelas X pada semester 2. Kompetensi dasar

materi perubahan lingkungan yaitu 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan,

penyebab, dan dampaknya bagi kehidupan. Karakteristik materi ini adalah bersifat

kontekstual yang berhubungan erat dengan permasalahan pada kehidupan sehari-

hari. Kegiatan pembelajaran pada materi ini dapat dilaksanakan di luar kelas

dengan melakukan pengamatan langsung dan dapat pula dilaksanakan di dalam


21

kelas dengan diskusi mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di

lingkungan.

Materi perubahan lingkungan memiliki submateri kerusakan lingkungan,

pelestarian lingkungan, dan pengelolaan limbah. Kerusakan lingkungan

membahas mengenai faktor dan penyebab terjadinya pencemaran baik pada

pencemaran air, pemcemaran tanah, maupun pencemaran udara. Pelestarian

lingkungan membahas mengenai upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan

lingkungan serta etika terhadap lingkungan. Pengelolaan limbah membahas

mengenai jenis-jenis limbah, proses daur ulang, dan 3R.

2.1.5 Penelitian yang relevan

Sudah banyak peneliti yang meneliti mengenai metode brainstorming.

Penelitian yang dilakukan oleh Karim (2017) diperoleh hasil pada siklus I

mencapai ketuntasan belajar sebesar 76,66% dan pada siklus II mencapai

ketuntasan belajar sebesar 90 %. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar kelas

VIII Di SMP N 4 Rumbio Jaya.

Penelitian Sunandar (2018) yang diperoleh hasil skor rata-rata pada kelas

eksperimen adalah 81,66 kelas kontrol adalah 71,00. Dari pengujian hipotesis

diperoleh harga t hitung = 4,595 dengan harga t tabel = 2,000, maka H0 ditolak

dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat pengaruh metode brainstorming

yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pembelajaran

wujud zat.

Penelitian Pratama (2019) diperoleh hasil bahwa sebelum penerapan metode

brainstorming ketuntasan belajar siswa sebesar 25,64%. Setelah penerapan


22

metode brainstorming pada siklus 1 mencapai ketuntasan belajar sebesar 51, 22%

dan pada siklus 2 mencapai ketuntasan belajar sebesar 84,61%. Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode brainstorming dapat

meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas VIII di SMP Negeri 21 Bandar

Lampung.

Penelitian yang dilakukan oleh Melasari (2019) diperoleh hasil bahwa rata-

rata nilai posttest siswa pada kelas eksperimen 97,5 dan kelas kontrol 82,5. Pada

uji-t diperoleh hasil sig. 0,00< 0,05 sehingga H1 diterima artinya rata-rata hasil

belajar siswa menggunakan metode brainstorming lebih dari rata-rata

menggunakan metode konvensional. Sedangkan nilai hasil angket uji t diperoleh

hasil sig. 0,02< 0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh Ainy (2019) diperoleh hasil kenaikan nilai

rata-rata IPA dari siklus I 69,6; pada siklus II 76,7; dan siklus III 83,7. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode brainstorming dapat meningkatkan

pemahaman peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2020) diperoleh hasil bahwa

penggunaan metode brainstorming mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan

belajar siswa, yaitu pra siklus (69,7%), siklus I (81,8 %), siklus II (90,9%) dan

dinyatakan berhasil secara klasikal 90,9%.

Penelitian yang dilakukan oleh Hanny (2020) diperoleh hasil keefektifan

model pembelajaran brainstorming menggunakan uji effect size, dengan hasil

pemahaman konsep sebesar 0,96 dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk

aktivitas belajar peserta didik nilai effect size sebesar 0,81 dengan kategori tinggi.
23

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

Brainstorming efektif terhadap pemahaman konsep dan aktivitas belajar peserta

didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadina (2021) diperoleh hasil adanya

perbedaan rata-rata hasil belajar pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen sebesar

81,41 dan kelas kontrol sebesar 71,22. Perhitungan Effect Size, penerapan metode

Brainstorming terhadap hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA memiliki

pengaruh sebesar 3,279. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pada penerapan metode brainstorming terhadap hasil belajar siswa kelas

IV mata pelajaran IPA materi ”gaya” di SDI Miftahul Huda Plosokandang

Kedungwaru Tulungagung tahun pelajaran 2020/2021.

Penelitian yang dilakukan oleh Aldeirre (2018) diperoleh hasil pengujian

hipotesis statistik p value 0,00< 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara metode brainstorming terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dibuktikan dengan skor tes kemampuan

berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Dengan skor

rata-rata kelas eksperimen adalah 68,78 dan skor rata-rata kelas kontrol adalah

58,9. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

Brainstorming berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis Siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2020) diperoleh hasil uji-t dengan

harga thitung sebesar 2,00. Harga ttabel pada taraf sigbifikan (ɑ) = 0,05 adalah 1,27.

Karena harga thitung lebih besar dari pada ttabel (2,00>1,27), maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode


24

brainstorming berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik

pada sub konsep Chordata.

Penelitian yang dilakukan oleh Farida (2020) diperoleh hasil uji t pada nilai

posttest dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 8, 398> 1,982 dengan sig. 0,00≤ 0,05

artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan

antara metode brainstorming terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil uji

t pada nilai pretest dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 7,457> 1,982 dengan sig. 0,00≤

0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara metode brainstorming terhadap kepercayaan diri siswa.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode brainstorming

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan percaya diri pada siswa

kelas V Madrasah Ibtidaiyah Di Kecamatan Batu.


25

2.2 Kerangka berfikir

Permasalahan:
Pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa belum maksimal

Penerapan metode Penerapan metode


pembelajaran pembelajaran brainstorming
brainstorming dapat dapat meningkatkan
meningkatkan pemahaman kemampuan berpikir kritis
konsep, karena: karena:
1. menuntut siswa untuk Potensi Metode 1. menuntut siswa aktif
menjelaskan konsep Pembelajaran dalam berpikir sehingga
dengan kata-katanya Brainstorming dapat merangsang
sendiri. kemampuan berpikir
2. menuntut siswa untuk kritis.
menyimpulkan 2. melatih siswa untuk
berdasarkan penjelasan memecahkan
yang telah dibuat. permasalahan.

Metode pembelajaran brainstorming diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada
materi perubahan lingkungan dan kemampuan berpikir kritis

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian

1. Metode brainstorming dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada

materi perubahan lingkungan kelas X SMA N 10 Purworejo.

2. Metode brainstorming dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

kelas X SMA N 10 Purworejo.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan bentuk non

equivalent pre-test and post-test control design. Dalam penelitian ini, penelitian

ini terdapat dua grup atau kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada

kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran brainstroming sedangkan pada

kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini

teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling, yaitu purposive

sampling.

Adapun pola desain penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian


Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O3 X O4
Kontrol O1 O2

Keterangan:

O1: Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa kelas kontrol
terhadap pemahaman konsep pada materi perubahan lingkungan dan berpikir
kritis.
O2 : Post-test dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa kelas kontrol terhadap
pemahaman konsep pada materi perubahan lingkungan dan berpikir kritis
setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran yang dilakukan secara
konvensional.
O3 : Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa kelas eksperimen
terhadap pemahaman konsep pada materi perubahan lingkungan dan berpikir
kritis.
O4 : Post-test dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa kelas eksperimen
terhadap pemahaman konsep pada materi perubahan lingkungan dan berpikir
kritis pada materi setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran brainstorming.

26
27

X : Treatment atau perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu metode
pembelajaran brainstorming.

Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian eksperimen non equivalent

pre-test and post-test control design. Sebelum treatment dimulai diadakan pre-

test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa terkait materi

perubahan lingkungan dan keterampilan berpikir kritis siswa. Kelas eksperimen

diberi treatment dengan metode pembelajaran brainstroming dan kelas kontrol

diberi treatment dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Setelah

treatment selesai dilakukan posttest mengetahui perbedaan hasil antara

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian hasil tersebut

akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

3.2 Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

timbulnya variable terikat (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini variabel bebasnya

adalah metode pembelajaran brainstorming. Metode brainstroming diterapkan

dengan memberikan permasalahan kemudian siswa menyatakan pendapatnya

terkait permasalahan. Metode ini sering digunakan untuk memecahkan masalah

ataupun suatu pertanyaan yang terjadi dalam proses belajar mengajar (Sani, 2013).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini variabel

terikatnya adalah pemahaman konsep dan berpikir kritis.


28

1) Pemahaman konsep

Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi, dimana siswa

mampu menyampaikan kembali konsep dalam bentuk yang mudah dipahami.

Pemahaman konsep memiliki beberapa indikator yang meliputi

menggeneralisasikan, mencontohkan, menjelaskan, menggambarkan

kesimpulan, mengklasifikasikan, dan membandingkan. Dalam penelitian ini,

pemahaman konsep diukur menggunakan pre-test dan posttest materi

perubahan lingkungan.

2) Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah proses dimana siswa mengolah terlebih dahulu terkait

dengan hal yang mereka dapatkan dengan cara mengumpulkan informasi lain

dari berbagai sumber yang relevan dengan permasalahan yang ada. Dalam

penelitian ini, keterampilan berpikir kritis diukur menggunakan kuesioner yang

diberikan sebelum dan sesudah perlakuan.

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat konstan oleh peneliti untuk

meminimalisir atau menghilangkan pengaruh selain dari variabel bebas yang

mungkin akan mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2015). Pada penelitian

ini variabel kontrolnya adalah alokasi waktu yang digunakan dan materi

perubahan lingkungan kelas X.

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah umum yang berisi objek atau subjek yang

memiliki karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik


29

kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas

X MIPA SMA N 10 Purworejo.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari karakteristik dan jumlah yang terdapat dalam

populasi (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik

pemilihan sampel penelitian dimana peneliti mengandalkan penilaiannya sendiri

ketika melilih sampel yang akan digunakan dalam penelitiannya (Sugiyono,

2016). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas X MIPA 3 yang

berjumlah 35 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas X MIPA 4 yang

berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen. Alasan pemilihan kelas X MIPA 3

dan MIPA 4 adalah berdasarkan nilai ulangan harian siswa dan rekomendasi dari

guru mapel pada saat prasurvei.

3.4 Instrumen Penelitian

a. Instrumen Tes

Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk melakukan

evaluasi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar (Maiziani, 2016). Instrumen

tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal bentuk pilihan ganda yang

berjumlah 50 soal mengenai perubahan lingkungan yang akan akan diuji validitas

dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Penggunaan soal tes berbentuk pilihan ganda

didasarkan pada jenis-jenis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah

penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, disusun serta disebarkan kepada

responden untuk memperoleh informasi lapangan (Sukardi, 2018). Instrumen tes

ini digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa.


30

b. Instrumen Berpikir Kritis

Dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis diukur menggunakan

California Critical Thinking Disposition Inventory (CCTDI). Instrumen ini dibuat

dengan skala likert dengan opsi jawaban SS (sangat setuju), S (setuju), Cukup

Setuju (CS), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju) dan berisi 35

pertanyaan.

c. Pedoman Wawancara.

Pedoman wawancara merupakan panduan dalam melakukan kegiatan

wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini, pedoman wawancara yang disusun

berisi 10 pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi kelas, kemampuan

berpikir kritis siswa, serta pemahaman konsep siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara atau strategi yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data yang valid dari responden, menentukan

metode yang tepat untuk mengumpulkan data, sera mengambil kesimpulan

(Sugiyono, 2015). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes

dan non tes.

a. Teknik tes

Tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan

serangkaian pertanyaan ataupun tugas kepada subjek yang dibutuhkan datanya.

Teknik tes ini dilakukan untuk mengumpulkan data berupa pemahaman konsep.

Pada penelitian ini, peneliti membuat 50 butir soal yang kemudian diambil 25

butir soal untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi perubahan

lingkungan. Sebelum 50 soal tersebut dipilih menjadi 25 soal, soal harus diuji
31

validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal. Pengujian soal

dilakukan pada satu kelas tambahan diluar kelas kontrol dan eksperimen.

Uji validitas tes dimaksudkan untuk memastikan instrumen yang telah dibuat

layak untuk digunakan (Wagiran, 2015). Penentuan kategori validitas mengacu

pada tabel berikut.

Tabel 3. 2 Kategori Validitas Soal


Rentang Klasifikasi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,79 Tinggi
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
(Sumber: Arikunto, 2013)

Uji validitas soal pada penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu

validitas konstruk dan validitas isi. Uji validitas konstruk pada penelitian ini

diperoleh dari hasil pengolahan data uji instrumen soal yang dilakukan di kelas X

MIPA 2 dengan jumlah siswa 34 anak. Jumlah soal yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 50 soal. Uji validitas dilakukan dengan software SPSS versi

20. Hasil pada uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Konstruk


Kategori Butir Soal Jumlah
Sangat Tinggi 38 1
Tinggi 2, 3, 5, 9, 11, 12, 13, 21, 22, 25, 34, 40, 42, 44, 47, 48 16
Cukup 1, 6, 7, 14, 17, 19, 23, 24, 28, 33, 41, 43, 46, 49, 50 15
Rendah 4, 8, 10, 15, 16, 18, 20, 26, 27, 29, 31, 32, 35, 36, 39 15
Sangat rendah 30, 37, 45 3

Berdasarkan tabel 3.3, dapat diketahui bahwa terdapat 32 soal yang valid

dengan 1 soal dengan kategori sangat tinggi, 16 soal dengan kategori tinggi, dan

14 soal dengan kategori cukup. Sedangkan 18 soal dianggap tidak valid karena

termasuk kategori rendah dan sangat rendah.


32

Uji reabilitas soal dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen

dapat memberikan hasil yang konsisten setelah dilakukan secara berulang-ulang

terhadap subjek dan kondisi yang sama (Komarudin, 2017). Penentuan kategori

reliabilitas mengacu pada tabel berikut

Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas


Nilai Koefisien Kategori
0,81-1,00 Sangat tinggi
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2013)

Uji reliabilitas soal pada penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi 20

dengan perhitungan cronbachs alpha. Adapun hasil dari uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas


Reliabilitas Kriteria Jumlah Item Soal
0,925 Sangat Tinggi 50

Berdasarkan tabel 3.5, dapat diketahui bahwa soal memiliki tingkat

reliabilitas yang sangat tinggi.

Dalam uji tingkat kesukaran soal, menurut Sudjiono (2013) kriteria

interpretasi tingkat kesukaran dinyatakan pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran


Interval Tingkat Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah

Analisis tingkat kesukaran dilakukan menggunakan software SPSS versi 20.

Adapun hasil dari analisis tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.7
33

Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran


Kriteria Butir soal Jumlah
Sukar - -
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 17, 19, 22, 23, 2425, 27, 28, 30, 32, 34, 37,
Sedang 35
38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50
Mudah 10, 11, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 26, 29, 31, 33, 35, 36, 41 15

Berdasarkan tabel 3.7, dapat diketahui bahwa tidak ada soal yang sukar,

terdapat 35 soal dengan kategori sedang, dan 15 soal dengan kategori mudah.

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui siswa yang memiliki

kemampuan rendah dan siswa dengan kemampuan tinggi. Penentuan kriteria

interpretasi kesukaran mengacu pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Daya Pembeda


Daya Pembeda Kriteria
< 0,00 Sangat Jelek
0,00-0,19 Jelek
0,20-0,39 Cukup
0,40-0,69 Baik
0,70-1,00 Sangat Baik
(Sumber: Arikunto, 2013)

Analisis daya pembeda soal dilakukan menggunakan software SPSS versi 20.

Adapun hasil dari analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

Kriteria Butir Soal Jumlah


Baik Sekali 38 1
Baik 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 17, 21, 22, 23, 24, 25, 33, 34, 40, 42, 26
43, 44, 46, 47, 48, 49
Cukup 4, 8, 10, 14, 15, 16, 19, 26, 27, 29, 31, 32,35, 36, 39, 41, 50 17
Rendah 18, 20, 30, 37, 45 5

Berdasarkan tabel 3.9, dapat diketahui bahwa terdapat 1 soal dengan kriteria

baik sekali, 26 soal dengan kategori baik, dan 17 soal dengan kategori cukup, dan

5 soal dengan kategori rendah.


34

b. Teknik non tes

1) Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan penelitian pendahuluan untuk menjumpai permasalahan yang akan

diteliti, jumlah responden yang kecil, dan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam dari responden (Sugiyono, 2015). Pada penelitian ini wawancara

dilakukan dengan guru biologi kelas X untuk mengetahui potensi dan masalah

yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep

siswa.

2) Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

memberikan pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden

(Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk

mengumpulkan data berupa kemampuan berpikir kritis siswa.

3.6 Teknik Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

1) Tingkat Pemahaman Konsep Siswa

Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif pemahaman konsep siswa

dilakukan pada nilai hasil pre-test dan posttest pada materi perubahan lingkungan

dengan bantuan software SPSS versi 20.


35

2) Kemampuan Berpikir Kritis

Analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif keterampilan berpikir kritis

siswa dihitung menggunakan kuesioner berupa pre-test dan posttest. Kuesioner

berisi mengenai keterampilan berpikir kritis dengan 35 butir pertanyaan dan

menggunakan skala linkert model 5 pilihan. Pedoman penskoran terhadap hasil

penilaian skala linkert disajikan pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Pedoman Skala Linkert


Skala Skor Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Cukup Setuju (CS) 3 3
Kurang Setuju (KS) 2 4
Tidak Setuju (TS) 1 5
(Sumber: Asrul, 2014)

Skor yang diperoleh dari kuesioner keterampilan berpikir kritis ini kemudian

dianalisis menggunakan rumus penilaian sebagai berikut:

𝑹
NP = 𝑺𝑴x 100%

Keterangan:
NP = Nilai persen
R = Skor mentah
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan Tetap

Hasil analisis tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria tingkat

disposisi berpikir kritis pada tabel 3.11

Tabel 3.11 Tingkat Disposisi Berpikir Kritis


Total Tingkat Kategori
≥ 82,8 Kuat
36

Total Tingkat Kategori


≥ 65,7 Positif
50,7 - 65,6 Positif Ambivalen
>33,5 Negatif
16,4 -32,8 Sangat Negatif
(Diadaptasi dari Proffeto, 2003)

b. Analisis Hasil Penelitian

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal. Uji ini perlu dilakukan karena salah satu asumsi yang harus dipenuhi oleh

Analisis Kovarian adalah variabel terikat harus berdistribusi normal. Pengujian

normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

taraf signifikasi 0,05 yang dilakukan menggunakan software SPSS versi 20. Jika

nilai signifikasi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikasi < 0,05

maka data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

bersifat homogen. Pengujian homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji

Levene dengan taraf sigifikasi 0,05 yang dilakukan menggunakan software SPSS

versi 20. Jika nilai signifikasi > 0,05 maka data bersifat homogen dan jika

signifikasi < 0,05 maka data tidak homogen.

3) Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diuji memiliki sebaran yang sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji ini perlu

dilakukan sebelum dilakukan uji Ancova. Uji linearitas pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan Software SPSS Versi 20.


37

4) Uji hipotesis

Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran

brainstorming terhadap pemahaman konsep materi perubahan lingkungan dan

kemampuan berpikir kritis. Apabila data berdistribusi normal dan homogen maka

dilakukan Uji anacova yang dilakukan menggunakan software SPSS versi 20

dengan variabel covariat nilai pretest. Namun apabila data tidak berdistribusi

normal dan homogen, maka dilakukan uji nonparametrik Quade’s Rank Analysis

of Covariance. Adapun hipotesis yang diujikan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ho : μ1 = μ2  Tidak berbeda signifikan antara pemahaman konsep dan

kemampuan berpikir kritis menggunakan metode pembelajaran brainstorming

dengan metode konvensional.

H1 : μ1 ≠ μ2  Terdapat perbedaan signifikan antara pemahaman konsep dan

kemampuan berpikir kritis menggunakan metode pembelajaran brainstorming

dengan metode konvensional


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan


Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 4 Sipirok Kelas VII
Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR). EKSAKTA: Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 1 (1), 1-7.
Agustina W., Anwar, Y., & Zen, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Aktif
Tipe Learning Start With A Questions (LSQ) Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik pada Materi Perubahan Lingkungan Kelas X di SMA Negeri
1 Indralaya Utara. Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan
Pembelajarannya, 5(2), 154-164.
Ainy, N. S., & Wulandari, V. (2019). Upaya Meningkatkan Pemahaman Peserta
Didik Materi Mitigasi Bencana Banjir Melalui Metode Brainstorming.
Sintesa: Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2).
Al-Khatib, B. (2012). The Effect of Using Brainstorming Strategy Developing
Creative Problem Solving Skills among Female Students in Princes Alia
University College. American International Journal of Contemporary
Research, 2(10), 119–124.
Alatas, F. (2014). Hubungan Pemahaman Konsep dengan Keterampilan Berpikir
Kritis melalui Model Pembelajaran Treffinger pada Mata Kuliah Fisika
Dasar. EDUSAINS, 4 (1):88-96.
Aldeirre, Dzaalika R. K. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming
Terhadap Kemampuan Berpikir kritis Materi Vertebrata Pada Siswa SMA.
Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 5 (2), 110 – 116.
Amelia, A., & Fitrihidajati, H. (2018). Validitas dan Keterbacaan Buku Ajar
Berbasis Scientific Approach Materi Perubahan Lingkungan untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Kelas X. BioEdu, 7(3), 545-554.
Anderson,L. W. dan D. R. Krathwohl (2010). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Andriyani, R, Saleh, H & Saputra, N. N. (2020). Analisis Proses Berpikir Kritis
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Masalah Trigonometri. JMPM: Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika, 5 (1), 76-85.
Ardiansyah, H. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstroming terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis berdasarkan Kemampuan Awal Peserta
Didik. Indonesian Journal of Economic Education (IJEE), 1(1).
Ariyanti, A. M. (2021). Pembelajaran Metode Resitasi dan Brainstorming Sebagai
Solusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Biotek,
1-10.
56
57

Aseptianova, A., Nawawi, S., & Yuliandina, M. (2019). Pengembangan Asesmen


Biologi Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Semester
Genap di SMA Muhammmadiyah 1 Palembang. BIOEDUKASI, 10 (1), 1-
13.
Asrul, D. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pustaka.
Azizah, S., Khuzaemah, E., & Lesmanawati, I. R. (2017). Penggunaan media
internet eXe-Learning berbasis masalah pada materi perubahan lingkungan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Scientiae Education: Jurnal
Pendidikan Sains, 6(2), 197-213.
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Dewi, M. Y., Resnani, R., & Hasnawati, H. (2014). Penerapan Metode
Pembelajaran Brainstorming Melalui Media Gambar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Pada Siswa Kelas IVA
SDN 68 Kota Bengkulu. (Thesis, Universitas Bengkulu).
Ennis, R. H. (2011). “Critical Thinking: Reflection and Perspective, Part I.”
Inquiry: Critical Thinking across the Disciplines 26 (1): 4–18.
Elista, C, E,. & Sunu. (2020). Validitas LKPD Perubahan Lingkungan Berbasis
Contekstual Teaching and Learning (CTL) Untuk Melatih Keterampilan
Proses Sains Peserta Didik Kelas X SMA. Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi (BioEdu), 9 (3), 535-544.
Facione, P. A., Facione, N. C. (1992). CCTDI A Disposition Inventory. California:
The California Academic Press.
Facione, P. A., Facione, N. C. (1992). The California Critical Thinking Inventory.
California: The California Academic Press.
Fatmawati, H, Mardiyana, M, & Triyant, T. (2014). Analisis Berpikir Kritis Siswa
salam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat. Jurnal Pembelajaran Matematika 2(9).
Farida, N. (2020). Pengaruh pengunaan metode brainstorming terhadap
kemampuan berpikir kritis dan percaya diri pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah di Kecamatan Batu. (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)
Fazilla, S. (2017). Penerapan Metode Brainstorming Dalam Pembelajaran IPA
Dapat Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. JESBIO:
Jurnal Edukasi dan Sains Biologi, 6(2).
Hanny, S. K. (2020). Efektivitas Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap
Pemahaman Konsep Dan Aktivitas Belajar Peserta Didik. (Skripsi, UIN
Raden Intan Lampung).
58

Hendra, H. (2021). Pembelajaran Kontekstual (CTL) Terhadap Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPA Pada Kelas IX di Sekolah
Menengah Pertama. Prosiding Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, 1 (1).
Irwandani, I. (2015). Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap pemahaman
konsep fisika pokok bahasan bunyi peserta didik MTs Al-Hikmah Bandar
Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 4(2), 165-177.
Ismiati, L. (2011). Pengaruh Strategi Belajar TPS, Reciprocal Teaching, dan
Integrasinya terhadap hasil Belajar Kognitif dan Kemampuan Berpikir
Kritis Peserta Didik Berkemampuan Akademik Berbeda di R-SMA-BI Batu.
(Skripsi, Universitas Negeri Malang)
Karim, A. (2017). Penerapan Metode Brainstorming Pada Mata Pelajaran IPS
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas VIII Di SMPN 4 Rumbio Jaya.
PEKA 5 (1).
Khaulani, Fatma E. N. (2019). Penerapan Metode Brainstorming Dengan Bantuan
Media Gambar Grafis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas
V Sd Negeri 009 Pulau Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal
PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) 3 (1), 18-25.
Kusumaningrum, D. E., Arifin, I., & Gunawan, I. (2017). Pendampingan
pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.
ABDIMAS PEDAGOGI: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat,
1(1).
Lase, N. K. (2021). Analisis pengetahuan mahasiswa prodi pendidikan biologi IKIP
Gunungsitoli tentang peralatan laboratorium dan fungsinya. JURNAL
MINDA, 2(2), 104-115.
Maiziani, F. (2016). Efektivitas computer based testing sebagai sarana tes hasil
belajar. Jurnal Kiprah, 4(1), 15-32.
Melasari, O. (2019). Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Pemahaman
Konsep Dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Biologi Di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung. (Skripsi, UIN Raden Intan
Lampung.
Moeed, A. (2015). Science Investigation: Student View About Learning,
Motivation, and Assesment. Singapore: Springer.
Mutairi, A. N. M. (2015). The Effect of Using Brainstorming Strategy in
Developing Creative Problem Solving Skills among Male Students in
Kuwait: A Field Study on Saud Al-Kharji School in Kuwait City. Journal
of Education and Practice, 6(3), 136-145.
Nanang, E. Identifikasi Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Biologi Ditinjau
dari Aspek-aspek Literasi Sains. In Seminar Nasional Pendidikan Sains
IV 2014. Sebelas Maret University.
59

Ningrum, D. F. A., Hernawan, E., & Ramdani, D. (2020). Efektivitas Metode


Brainstorming Dalam Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Sub
Konsep Chordata. In Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan
Pembelajarannya I Tahun 2019. ISBN: 978-602-9250-40-4.
Osborn, A. F. (1958). Creative Thingking. American Assosiation of Industrial
Nurses Journal, 6 (9), 23-25.
Pranata, E. (2016). Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Berbantuan Alat peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika. JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia),
1(1), 34-38.
Pratama, A. (2019). Implementasi Metode Brainstroming Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Pai Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 21 Bandar Lampung.
(Skripsi, UIN Raden Intan Lampung).
Profetto- MC Grath, J., Hesketh, K. L., Lang, S., & Estabrooks, C. A. (2003). A
Study of critical Thinking and research Utilization Among Nurses. Western
Journal Of Nursing Research. Volume 25 No. 3, 322-337.
Puspa, S. D., Riyono, J., & Puspitasari, F. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa dalam
Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Cendekia:
Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 302-320.
Rahmadani, W., Harahap, F., & Gultom, T. (2017). Analisis faktor kesulitan belajar
biologi siswa materi bioteknologi di SMA negeri se-kota Medan. Jurnal
Pendidikan Biologi, 6(2), 279-285.
Rahmawati, R., Yusuf, W. A., & Khaeruddin, K. (2022). Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) dengan Metode Brainstorming Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 11
Gowa. SPEKTRA: Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 8(1), 27-36.
Ramadina, I. N. (2021). Pengaruh Penerapan Metode Brainstorming Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPA di SDI Miftahul Huda
Plosokandang Kedungwaru Tulungagung Tahun Pelajaran 2020/2021.
(Skripsi, UIN SATU Tulungagung)
Rasyid, A. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Biologi Bervisi
SETS pada Kompetensi Kependudukan dan Permasalahan Lingkungan.
Jurnal Gema Wiralodra. 7(1), 1-8.
Riduwan, Sunarto. (2011). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Rizi. C.E., Najafipour, M., & Dehghan, S. (2013). The Effect Of The Using
Brainstorming Method On Acadenik Achievement Of Students Grade Five
60

In Tehran Eelementary Schools. Procedia-Sosial and Behaviour Science,


83, 230-233.
Roestiyah N.K. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosnaeni. (2021). Karakteristik dan Asesmen Pembelajaran Abad 21. JURNAL
BASICEDU, 5(5) , 4334-4339.
Ruku & Purnomo (2020). Validitas Lembar Kegiatan Siswa Pada Materi Perubahan
Lingkungan Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis. BioEdu, 9 (1), 1-
7.
Safitri, S., Muharrami, L.K., Hadi, W.P., & Wulandari, A. Y. R. (2021). Faktor
Penting Dalam Pemahaman Konsep Siswa SMP: Two-Tier Test Analysis.
Natural Science Education Research, 4(1), 45-55.
Salim, M. & Mujtahidah, N. (2020). Penerapan Kurikulum 2013 Revisi 2018
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Studi Pendidikan
Islam, 4 (1), 86-107.
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sari, N. J. (2021). Penerapan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa pada Tema Panas dan
Perpindahannya di Kelas VA Sekolah Dasar Negeri 006 Salo Kecamatan
Salo Kabupaten Kampar. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau).
Sari, W. R., Romdanih, R., & Rahmad, I. N. (2020, December). Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran IPS Materi Peran
Ekonomi Dalam Upaya Menyejaterakan Masyarakat Melalui Metode
Pembelajaran Brainstorming. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
STKIP Kusuma Negara III (pp. 201-207).
Santrock, J. (2011). Edutional Psychology. 5 ed. New York: MC Graw Hill.
Sihotang, K. K. (2012). Critical Thingking: Membangun Pemikiran Logis. Jakarta
: PT Pustaka Sinar Harapan .
Simarmata, J , dkk (2020). Pendidikan Di Era Revolusi 4.0: Tuntutan, Kompetensi
& Tantangan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Smarabawa, I. G. B. N., Arnyana, I. B., & Setiawan, I. G. A. N. (2013). Pengaruh
model pembelajaran sains teknologi masyarakat terhadap pemahaman
konsep biologi dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, 3(1), 1-28.
Sofiah, S. Peniati, E. & Lisdiana, L. (2016). Efektivitas Model Project Based
Learning Dengan Brainstorming Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
Pada Pembelajaran Sistem Saraf. Journal of Biology Education, 5 (1).
Sudijono, Anas. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
61

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


CV. Alfabeta.
Suhirno, H. P. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA dengan
Menggunakan Metode Brainstorming Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis
di Kelas V Sekolah Dasar . Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian
7(1), 48-55.
Sukardi. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Edisi Revisi. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sukmawati, R. (2017). Pengaruh pembelajaran interaktif dengan strategi drill
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika mahasiswa. JPPM
(Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika), 10(2), 95-104.
Sunandar, D., & Effendi, E. (2018). Penerapan Metode Brainstorming pada
Pembelajaran Fisika Materi Wujud Zat. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika Dan Riset Ilmiah), 2(1), 38-42
Syahputra, E. (2018, December). Pembelajaran abad 21 dan penerapannya di
Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi Humaniora dan
Pendidikan (QSinastekmapan) (Vol. 1).
Syam, E. (2018). Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Data Mahasiswa
Dan Dosen Terintegrasi. IT Journal Research and Development, 2(2), 45-
51.
Tampubolon, R. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa
Kelas V SDN 164319 Tebing Tinggi. School Education Journal PGSD FIP
UNIMED, 10(3), 238-246.
Wagiran.( 2015). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Yusri, R. (2017). Pengaruh Pendekatan Problem Centered Learning Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Solok. Lemma, 3(2), 232-881.
LAMPIRAN

62
Lampiran 1. Hasil Wawancara

Narasumber: Wahyu Setianingsih, S.Pd


Hari, tanggal: Selasa, 25 Januari 2022
Lokasi : SMA N 10 Purworejo
No Pertanyaan Jawaban Narasumber

1 Proses pembelajaran dilakukan Mulai minggu ini pembelajaran sudah

secara online atau offline? dilakukan secara offline akan tetapi

masih separuh dari jumlah siswa.

2 Apakah ada kesulitan tersendiri Kesulitannya itu adalah waktu

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terbatas padahal ibu

pembelajaran biologi saat ini? harus menyelesaikan materi

pembelajaran tepat waktu.

3 Model atau metode apa yang Pada saat pembelajaran daring ibu

biasa ibu gunakan saat menggunakan model pembelajaran

mengajar di kelas? problem based learning. Nanti siswa

diminta untuk melihat video di youtube

kemudian ibu beri soal yang berkaitan

dengan video tersebut. Tetapi karena

minggu ini sudah mulai offline model

pembelajaran yang ibu gunakan adalah

model pembelajaran konvensional

dengan metode ceramah dan media

PPT. Hal ini ibu lakukan sebagai

bentuk penyesuaian setelah


pembelajaran daring agar siswa

memahami materi yang ibu sampaikan.

4 Tugas apa saja yang ibu berikan Mengerjakan soal-soal di LKS,

kepada siswa? mengerjakan soal-soal yang ibu

berikan, terkadang juga ibu meminta

siswa melihat video di youtube

kemudian ibu beri soal yang berkaitan

dengan video tersebut.

5 Apakah siswa selalu Kalau tugas biasanya saya berikan

mengerjakan dan secara online dan kebanyakan dari

mengumpulkan tugas tepat mereka tidak tepat waktu dalam

waktu? mengumpulkan tugas karena memang

beberapa dari mereka tinggal di tempat

yang susah sinyal.

6 Apa kendala ibu saat mengajar Kendalanya yang pertama itu waktu

di kelas? yang terbatas, terkadang siswa tidak

bisa menjawab pertanyaan terkait

materi mungkin karena tidak

memperhatikan.

7 Apakah pemahaman konsep Secara keseluruhan sudah. Namun ada

biologi siswa kelas X sudah beberapa siswa yang ketika diberi

dapat dikatakan baik? pertanyaan terkait dengan materi tidak

bisa menjawab. Mungkin karena


mereka tidak memperhatikan pada saat

ibu menjelaskan materi.

8 Apabila ada siswa yang Biasanya jika ada siswa yang nilainya

nilainya tidak tuntas, apa yang tidak tuntas ibu akan memberikan soal

ibu lakukan untuk proses yang sama untuk dikerjakan lagi

perbaikan? sebagai perbaikan nilai.

9 Bagaimana kemampuan siswa Kebanyakan siswa belum mampu

dalam memecahkan memecahkan permasalahan dengan

permasalahan yang diberikan baik hal ini diketahui dari jawaban

guru dalam pembelajaran? siswa yang sama persis dengan buku

ataupun internet.

10 Apakah ibu sudah pernah Belum pernah dan Ibu malah belum

menerapkan metode pernah dengar metode pembelajaran

pembelajaran brainstorming? itu. Itu metode pembelajaran yang

seperti apa?
Lampiran 2. Lembar Validasi Butir Soal

Nama Sekolah : SMA N 10 Purworejo


Kelas/ Semester : X/ 2
Mata Pelajaran : Biologi
Pokok Bahasan : Perubahan Lingkungan
Nama Validator : Sekar Jati Pmungkas, S.Pd
Hari/ tanggal :

Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah memenuhi kriteria penelaahan

Nomor Soal
No Kriteria Penelaahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
I. Materi
5. Kesesuaian butir soal
dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai
6. Kesesuaian butir soal
dengan kompetensi dasar
yang ingin dicapai
7. Kesesuaian butir soal
dengan indikator
kemampuan pemahaman
konsep
8. Batasan/ pertanyaan /
ruang lingkup yang akan
diukur sudah jelas
1. Isi materi yang
ditanyakan sesuai dengan
kemampuan siswa
II Konstruksi
1. Rumusan butir soal tidak
menimbulkan penafsiran
ganda
2. Butir soal hanya memiliki
satu jawaban soal yang
benar
3. Jawaban pada butir soal
tidak bergantung pada
jawaban sebelumnya.
III Bahasa
8) Rumusan butir soal tidak
menimbulkan penafsiran
ganda
9) Rumusan butir soal
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
Nomor Soal
No Kriteria Penelaahan
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
I. Materi
1. Kesesuaian butir soal
dengan kompetensi
dasar yang ingin
dicapai
2. Kesesuaian butir soal
dengan kompetensi
dasar yang ingin
dicapai
3. Kesesuaian butir soal
dengan indikator
kemampuan
pemahaman konsep
4. Batasan/ pertanyaan /
ruang lingkup yang
akan diukur sudah
jelas
2. Isi materi yang
ditanyakan sesuai
dengan kemampuan
siswa
II Konstruksi
1. Rumusan butir soal
tidak menimbulkan
penafsiran ganda
2. Butir soal hanya
memiliki satu
jawaban soal yang
benar
3. Jawaban pada butir
soal tidak bergantung
pada jawaban
sebelumnya
III Bahasa
1) Rumusan butir soal
tidak menimbulkan
penafsiran ganda
2) Rumusan butir soal
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar

Kesimpulan :
Berdasarkan penilaian diatas, dapat dinyatakan bahwa:
a. Dapat digunakan tanpa perbaikan
b. dapat digunakan dengan perbaikan
c. rubah total
Kritik dan saran :
………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………….

Magelang,………………

( )
Lampiran 3. Hasil Penilaian Validator Soal Tes

71
Lampiran 4. Kisi- Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Purworejo

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/2

Kurikulum : Kurikulum 2013

Materi : Perubahan Lingkungan

Jumlah Soal : 50 Butir

Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir
1 Mendefinisikan keseimbangan lingkungan 1 C1
2 Memprediksi penyebab perubahan lingkungan 2 C5
3 Menganalisis faktor alam penyebab perubahan lingkungan 3 C4
Perubahan Lingkungan
Menyebutkan faktor manusia penyebab perubahan
4 4 C1
lingkungan
5 Menyebutkan kriteria lingkungan yang seimbang 5 C1
Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir
Menghubungkan sebab akibat manusia/alam terhadap
6 6, 7, 8 C6
keseimbangan lingkungan
Menyebutkan tindakan yang tidak mendukung
9 C1
keseimbangan lingkungan
7
Menganalisis dampak yang timbul akibat tumpahan minyak
10 C4
di laut
Menentukan pernyataan yang benar terkait pencemaran
8 11 C3
lingkungan
9 Menjelaskan polutan yang disebut sebagai gas pembunuh 12 C2
10 Menyebutkan gas penyebab rumah kaca 13 C1
Mengkategorikan ciri-ciri lingkungan tercemar berdasarkan
11 14 C2
data yang disajikan
12 Memberikan kesimpulan berdasarkan data yang disajikan 15 C2
Menganalisis faktor penyebab berdasarkan permasalahan
13 16 C3
yang disajikan
Pencemaran Lingkungan Menentukan jenis pencemaran yang terjadi berdasarkan
14 17, 18 C2
cerita yang disajikan
Menganalisis faktor penyebab pencemaran yang terjadi
15 19 C3
berdasarkan cerita yang disajikan
16 Menyebutkan faktor penyebab hujan asam 20 C1
17 Menyebutkan dampak dari kebakaran hutan 21 C1
Mengkategorikan dampak hujan asam berdasarkan data
18 22 C2
yang disajikan
Mengkategorikan kegiatan yang berdampak pada kerusakan
19 23 C2
lingkungan berdasarkan data yang disajikan
Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir
20 Menentukan pernyataan yang benar terkait dengan CFC 24 C5
Menghubungkan sebab akibat kegiatan manusia terhadap
21 25 C5
pencemaran lingkungan berdasarkan gambar yang disajikan
Upaya Pelestarian Lingkungan Menyebutkan upaya yang dilakukan untuk menjaga
22 26, 27 C1
kelestarian lingkungan
Menganalisis upaya pencegahan kerusakan
23 28, 29 C3
lingkungan/polusi berdasarkan gambar yang disajikan
Menganalisis upaya yang dilakukan berdasarkan 30, 31, 32,
24 C3
permasalahan yang disajikan 33, 34
Menganalisis penggunaan AC yang tepat agar dapat bekerja
26 35 C3
secara maksimal
Mengkategorikan upaya yang dapat dilakukan untuk
27 36 C3
mengurangi asap rokok
Menganalisis upaya pencegahan pencemaran berdasarkan
37 C3
permasalahan yang disajikan
Menganalisis karakteristik limbah B3 berdasarkan cerita
38 C2
yang disajikan
28 Menjelaskan pengertian limbah 39 C1
Mengklasifikasikan jenis-jenis limbah 40, 41, 42 C1
Mengkategorikan jenis-jenis limbah berdasarkan data yang
29 43 C2
disajikan
Pengelolaan Limbah
Mengklasifikasikan limbah berdasarkan karakteristiknya 44 C2
32 Menentukan pernyataan yang benar terkait 4R 45 C5
Menganalisis pengelolaan Limbah berdasarkan kegiatan
33 46, 47 C3
yang dilakukan
Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir
34 Menyusun urutan yang benar pada pengelolaan limbah 48 C5
36 Menyebutkan cara pengelolaan limbah 49 C1
Menjelaskan keuntungan pengelolaan limbah secara
37 50 C2
biologis
Lampiran 5. Soal Tes Pemahaman Konsep

1. Makhluk hidup dan lingkungan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain
karena keduanya memiliki hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut
menciptakan adanya keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan dapat
menjadi rusak artinya...
A. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan melebihi daya dukung

B. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan tidak melebihi daya dukung dan
daya lenting

C. Lingkungan menjadi tidak seimbang perubahan yang terjadi statis/tetap

D. Lingkungan menjadi tidak seimbang perubahan melebihi daya lenting


E. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan melebihi daya dukung dan daya
lenting
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Hilangnya beberapa komponen dalam ekosistem
2) Putusnya rantai makanan
3) Tidak ada gangguan dalam ekosistem
4) komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi
Berdasarkan pernyataan diatas, manakah yang menyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 4)
C. 2), dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
3. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Angin puting beliung
2) Gempa bumi
3) Penggunaan pestisida
4) Gunung meletus
5) Pembuangan sampah sembarangan
Faktor alam yang mengakibatkan perubahan lingkungan terdapat pada nomor…..
A. 1), 2), 4)
B. 1), 2), 5)
C. 2), 3), 4)
D. 2), 4), 5)
E. 3), 4), 5)
4. Keseimbangan lingkungan dapat berubah jika salah satu komponen di dalamnya yang
berubah dan menyebabkan perubahan-perubahan pada makhluk hidup lain. Faktor
manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, antara lain………
A. Gunung meletus
B. gelombang tsunami
C. gempa bumi
D. Pembakaran hutan
E. tsunami
5. Lingkungan dikatakan seimbang apabila memenuhi kriteria berikut, kecuali…….
A. Lingkungan homeostatis
B. Memiliki daya dukung lingkungan
C. Terdapat pola-pola interaksi yang berlangsung secara proporsional
D. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara tidak alami
sehingga ada organisme yang mendominasi
E. Semua benar
6. Hutan di kawasan puncak banyak ditebangi untuk diubah menjadi lahan pemukiman.
Perhatikan beberapa pernyataan berikut:
1) Terjadi banjir besar di wilayah sekitarnya karena kawasan puncak itu tidak dapat
lagi menyerap dan menyimpan cadangan air.
2) Kawasan puncak lebih tertata indah dan rapi karena puncak yang dulunya hutan
yang tidak terurus sekarang menjadi tempat tinggal dan penginapan.
3) Meskipun jumlah villa terus meningkat, karena pembangunannya ditata dengan
baik maka tidak akan memberi dampak buruk pada lingkungan.
4) Peningkatan suhu udara akibat pohon – pohon yang menyerap gas karbon dioksida
telah ditebang.
5) Mengurangi risiko penularan penyakit karena nyamuk, di hutan banyak nyamuk
yang menyebabkan berbagai penyakit.
6) Mudah terjadi tanah longsor karena pembangunan permukiman telah
menghilangkan sebagian besar pohon – pohon yang dapat mengikat partikel tanah.
Manakah yang merupakan dampak pengembangan dari perubahan fungsi lahan
tersebut?
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 4), dan 6)
C. 2), 3), dan 5)
D. 3), 5), dan 6)
E. 4), 5), dan 6)
7. Hutan yang dijadikan areal perkebunan akan mengakibatkan terganggunya
keseimbangan lingkungan karena….
A. Hilangnya fungsi hutan sebagai penyedia oksigen
B. Kesuburan tanah meningkat karena pemupukan
C. Berkurangnya tumbuhan yang menyerap karbondioksida
D. Menurunnya keanekaragagaman sebagai daya dukung hutan
E. Meningkatnya jumlah populasi hewan pemakan tanaman budidaya
8. Enceng gondok merupakan tanaman air yang berperan sebagai produsen pada ekosistem
air tawar. Pada kondisi tertentu, pertumbuhan tanaman ini sangat pesat karena adanya
limbah dari pupuk tanaman yang terbawa aliran sungai sehingga dapat
menyebabkan…………
A. Tanaman air yang lain dapat tumbuh dengan lebih pesat juga
B. Menumpuknya logam berat di dasar sungai
C. proses pembusukan berjalan sangat lambat karena tidak ada CO2
D. Berkurangnya O2 dibawah permukaan air
E. Berkurangnya CO2 dibawah permukaan air
9. Saat ini, kita sedang mengalami berkurangnya jumlah tutupan hutan yang disebabkan
oleh deforestasi dan degradasi hutan. Penyebab konversi lahan hutan adalah maraknya
perkebunan sawit, kegiatan pertanian lainnya, konversi untuk hutan produksi, kegiatan
transmigrasi, pertambangan, juga pembangunan infrastruktur. Maka dari itu perlu
dilakukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan di ekosistem hutan. Berikut
yang bukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan di ekosistem hutan adalah
A. Reboisasi
B. Penebangan hutan secara liar
C. Tidak membakar hutan
D. Tebang pilih
E. Mencegah perburuan hutan
10. Tumpahan minyak dari tanker di laut akan menyebabkan kematian fitoplankton yang
hidup di ekosistem pantai dan laut. Hal ini dapat menyebabkan …….
A. populasi ikan-ikan besar meningkat
B. peledakan populasi alga beracun
C. peledakan populasi zooplankton
D. penurunan populasi zooplankton
E. Fotosintesis fitoplankton terhambat
11. Pernyataan berikut yang benar adalah ……..
A. Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan
B. Pencemaran meningkatkan daya lenting
C. Pencemaran hanya berdampak di lokasi sekitar limbah
D. Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari perbuatan manusia
E. Pencemaran hanya berdampak sementara
12. Polutan yang disebut sebagai gas pembunuh adalah………….
A. CO2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih tinggi daripada O2
B. CO, karena memiliki daya afinitas terhadap Hb yang lebih tinggi daripada O2
C. O2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada CO2
D. CO2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada O2
E. CO, karena memiliki daya afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada O2
13. Berikut ini yang termasuk gas penyebab rumah kaca, antara lain………..
A. H2O, CO, dan CFC
B. O2, CO2 dan CFC
C. CO2, CH4, H2O
D. CH4, O3, N2
E. CFC, NH4, N2O
14. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1) Kuantitas dan kualitasnya menurun
2) Berfungsi sesuai dengan fungsinya
3) Tidak ditemukan bakteri dan jamur pengurai
4) Jumlah dan kadar polutan melebihi ambang batas
5) Mengandung mahluk hidup
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, yang termasuk ciri-ciri lingkungan tercemar
adalah………
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 4 dan 5
C. 1, 3 dan 4
D. 2, 3 dan 4
E. 1, 3 dan 5
15. Berikut hasil pengamatan fisik dari air perkotaan dan pedesaan

Indikator
Asal air
Bau Warna
Perkotaan Berbau menyengat Hitam
Pedesaan Tidak berbau Jernih

Berdasarkan data diatas kesimpulan yang tepat dari pengamatan fisik air perkotaan
sudah tercemar sedangkan di pedesaan adalah………
A. Tidak baik digunakan
B. Berbau dan berwarna jernih
C. Masih murni belum tercemar
D. Tidak layak dikonsumsi
E. Berbau menyengat dan berwarna hitam
16. Pembangunan perumahan merupakan salah satu sebab semakin berkurangnya air tanah
dan timbulnya banjir pada musim hujan. Hal tersebut disebabkan karena semakin
banyak perumahan maka semakin………
A. Banyak sampah yang dibuang
B. Banyak pembuangan limbah
C. Sedikit lahan tanah
D. Tidak berpengaruh
E. Sedikit air yang terserap tanah
17. Di daerah perkotaan yang maju, transportasi sangat menentukan kelancaran
berkomunikasi. Arus kendaraan bermotor yang ramai dan tidak terkontrol akan
berakibat buruk pada lingkungan karena begitu banyak asap yang dikeluarkan
menghitamkan pohon. Selain itu, limbah domestik berupa plastik, kaca, dan kaleng
sangat mengganggu pemandangan juga kondisi fisik lingkungan. Aktivitas tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya polusi…….
A. Udara dan air
B. Udara dan tanah
C. Air dan suara
D. Tanah dan suara
E. Udara dan budaya
18. Disebuah desa terdapat sebuah pabrik. Setiap hari pabrik tersebut mengeluarkan asap
yang berwarna hitam. selain, itu pabrik tersebut juga sering membuang sisa- sisa hasil
produksi ke sungai yang ada di belakang pabrik sehingga menyebabkan air sungai
berwarna coklat. masyarakat desa tersebut kurang memperhatikan sekitarnya. Limbah
rumah tangga seperti kaca dan besi masih berserakan di sekitar rumah. jenis pencemaran
yang ada di desa tersebut adalah…………..
A. Pencemaran udara, air, dan tanah
B. Pencemaran udara, air, dan limbah
C. Pencemaran tanah, air, dan sungai
D. Pencemaran udara, tanah, dan limbah
E. Pencemaran tanah, air, dan limbah
19. Seorang pengusaha makanan membangun tapioka yang mengolah ubi kayu menjadi
tepung. Limbah dari pabrik tapioka ini dibuang di sekitar pabrik dan telah mencemari
lingkungan tanah. Selain lalat yang sangat banyak, masyarakat sekitar juga mencium
bau menyengat dari limbah ini. Berdasarkan cerita, faktor penyebab pencemaran tanah
pada kegiatan tersebut adalah… .
A. Limbah domestik berupa limbah padat
B. Limbah industri berupa limbah padat
C. Limbah domestik berupa limbah cair
D. Limbah industri berupa limbah cair
E. Limbah dosmestik berupa limbah padat dan cair
20. Peristiwa hujan asam dapat menyebabkan hewan dan tumbuhan mati sehingga
mengakibatkan produksi bahan pangan menurun, jembatan, gedung-gedung, dan candi
mudah rusak, serta barang-barang yang terbuat dari besi dan logam mudah berkarat.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa hujan asam adalah sebagai
berikut, kecuali…….
A. Membuang sampah sembarangan
B. Pencemaran udara di sekitar pabrik
C. Nitrogen dioksida yang dilepaskan di atmosfer
D. Ammonia yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian
E. Polusi kendaraan bermotor
21. Kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia pada setiap tahunnya baik disengaja
maupun tidak, akan menimbulkan rusaknya hutan. Dampak pada lingkungan dari
kebakaran hutan ini adalah…………
A. Menurunnya area perkebunan
B. Meningkatnya kadar karbondioksida di udara
C. Menurunnya area pertanian
D. Meningkatnya keanekaragaman hayati
E. Menurunnya kadar karbondioksida di udara
22. Perhatikan pernyataan-pernyataan dibawah ini!
1) Kerusakan daun tumbuhan
2) Gangguan penyerapan nutrisi oleh tumbuhan
3) Peningkatan penyerapan logam berat oleh tumbuhan
4) Pencemaran gas SO2 pada badan air
5) Pencemaran gas O2 di air
Dampak terjadinya hujan asam ditunjukkan oleh pernyataan nomor…
A. 1) dan 2)
B. 2) dan 4)
C. 4) dan 5)
D. 3) dan 4)
E. 2) dan 5)
23. Berikut ini merupakan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh manusia:
1) Menebang pohon yang sudah menua
2) Menanam pohon untuk penghijauan
3) Membuang sampah ke sungai
4) Memisahkan sampah organik dan anorganik
5) Membasmi serangga dengan pestisida
6) Membangun WC di bantaran sungai
7) Memanfaatkan barang bekas pakai
8) Berbelanja dengan membawa kantong belanja dari rumah
9) Membakar sampah yang ada di halaman
10) Memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman obat
Kegiatan yang berdampak terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah...
A. 1), 2), 3) dan 4)
B. 2), 4), 5) dan 6)
C. 2), 7), 8) dan 9)
D. 3), 5), 6) dan 9)
E. 4), 6), 8), dan 10)
24. Polusi udara yang disebabkan oleh penggunaan CFC mengakibatkan peningkatan
jumlah penderita kanker kulit. Penjelasan yang tepat dari pernyataan tersebut
adalah……
A. Reaksi antara CFC dengan lapisan ozon menghasilkan senyawa perangsang
terbentuknya kanker kulit
B. CFC merupakan bahan kimia yang mendorong terjadinya kanker kulit
C. CFC bila mengenai kulit akan merusak system pertahanan tubuh dan merangsang
munculnya kanker
D. CFC menyebabkan sel kulit mudah membelah sehingga timbul kanker
E. Reaksi antara CFC dengan lapisan ozon mengakibatkan lapisan ozon berlubang,
sehingga intensitas sinar ultraviolet meningkat dan merangsang kanker kulit
25. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://www.antaranews.com
Kegiatan pada gambar merupakan salah satu usaha untuk menjaga candi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pencemar berupa………….
A. Pencemaran air yang mengandung oksigen bebas
B. Pencemaran udara yang mengandung karbon monoksida
C. Pencemaran udara yang mengandung sulfur oksida
D. Pencemaran udara yang mengandung karbondioksida
E. Pencemaran air yang mengandung klorofuokarbon
26. Pencemaran air dapat dicegah dengan cara sebagai berikut yaitu……
A. Membuang insektisida di selokan
B. Membuang limbah berbahaya di sungai
C. Menggunakan bahan yang ramah lingkungan
D. Menggunakan pupuk nitrogen berlebih agar tanaman subur
E. Menampung limbah dan membuang di laut
27. Berikut ini yang merupakan salah satu upaya penanggulangan pencemaran tanah
adalah……..
A. Membuang sampah organik dan anorganik pada satu tempat
B. Membudayakan dan mengembangkan program daur ulang
C. Mengolah limbah cair bersama limbah padat
D. Menggunakan pestisida secara berlebihan
E. Mengganti pestisida alami dengan pestisida buatan
28. Perhatikan gambar dibawah ini!

Sumber: jabarekspres.com
Gambar di atas menunjukkan Pencemaran Lingkungan di sekitar Industri. Asap-asap
yang keluar dari cerobong-cerobong pabrik tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran udara, yang menyebabkan terganggunya keseimbangan atmosfer. Ide-ide
yang dapat dikemukakan untuk melakukan pencegahan dan menanggulangi pencemaran
udara, kecuali……..
A. Penggunaan bahan bakar dibatasi
B. Program penghijauan di perkotaan (hutan kota)
C. Pembakaran dilakukan di tempat yang telah disediakan
D. Terus-menerus melakukan kegiatan pembakaran
E. Lokasi pabrik harus dijauhkan dari keramaian dan lahan subur
29. Banjir bandang tahun 2017 di Bandung mengakibatkan banyak korban dan kerusakan
rumah penduduk. Banjir tersebut dikarenakan aktivitas penebangan liar khususnya di
perbukitan sekitar. Upaya paling tepat untuk mencegah peristiwa tersebut adalah……
A. Menggalakkan ladang berpindah dan percepatan alih guna lahan
B. Mencegah alih guna lahan dan pemabatasan hak penguasaan hutan
C. Tidak membuang sampah di sungai dan meningkatkan reboisasi
D. pembuatan hutan kota dan pencanangan program ladang berpindah
E. Mempercepat alih guna lahan san pembatasan hak penguasaan hutan
30. Keberadaan hutan mangrove atau bakau di Sualawesi Tengah semakin menipis Hutan
mangrove banyak dikonversi menjadi lahan pemukiman dan sarana komersial. Langkah
yang harus diambil pemerrintah untuk menyelamatkan hutan mangrove adalah…….
A. Menerbitkan peraturan tentang pengelolaan hutan mangrove
B. Mengadakan lomba penulisan tentang hutan mangrove
C. Menghijaukan kembali hutan mangrove yang lain
D. Menindak pelaku pengrusakan hutan mangrove
E. Menyiapkan lahan pengganti
31. Sampah plastik hasil kegiatan rumah tangga tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
tanah. Oleh karena itu, sampah plastik yang dibuang ke lingkungan akan mencemari
tanah upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut adalah …..
A. Membakar sampah plastik
B. Mendaur ulang sampah plastik
C. Menimbun sampah plastik di dalam tanah
D. Melarang masyarakat menggunakan plastik
E. Menghindari produksi bahan jadi dari bahan baku plastik
32. Bisnis jasa laundry sangat menguntungkan sehingga akhir-akhir ini usaha tersebut
semakin marak, namun tanpa disadari limbah cucian yang dibuang ke sungai sangat
mengganggu kehidupan makhluk di sungai. Hal ini karena deterjen merupakan zat yang
dapat mencemari air. Usaha yang paling bijaksana yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah…….
A. Menutup semua usaha laundry
B. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai
C. Menanam pohon untuk penghijauan di tepi sungai
D. Melakukan pembuangan limbah sedikit demi sedikit namun terus menerus
E. Melarang pembuangan limbah ke sungai
33. Berdasarkan hasil observasi beberapa mahasiswa biologi dalam penelitian lingkungan
hidup dikawasan perkotaan di dapatkan data sebagai berikut
1) Sistem drainase jelek
2) Rumah-rumah penduduk padat
3) Pembuangan sampah di sembarang tempat
4) Jalanan dan pekarangan tidak terawat
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lingkungan tersebut adalah……
A. Melakukan pembakaran sampah
B. Memindahkan penduduk ke daerah lain
C. Menata kembali lingkungan yang layak huni
D. Mendirikan perumahan baru
E. Membuat jalan raya
34. Di desa Mugijaya banyak di bangun pabrik tapioka yang mengolah ubi kayu menjadi
tepung. Limbah dari pabrik tapioka tersebut dibuang di sekitar pabrik sehingga
mencemari lingkkungan dan menimbulkan bau yang menyengat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi limbah tersebut adalah...
A. Membuang limbah di tanah lapang yang jauh dari pemukiman
B. Menambahkan zat kimia ke dalam limbah agar tidak bau
C. Mengolah limbah menjadi makanan ternak
D. Menutup pabrik tapioka di desa tersebut
E. Membuang limbah di sekitar pabrik
35. Air conditioner (AC) merupakan alat pendingin udara yang menggunakan CFC sebagai
pengikat kalor agar dapat dipindahkan keluar lingkungan sehingga udara dalam ruangan
menjadi sejuk. Namun CFC dapat berikatan dengan ozon sehingga membuat lapisannya
rusak dan berakibat pemanasan global. Bagaimana penggunaan yang tepat agar AC
berfungsi secara maksimal dan tidak mencemari lingkungan?
A. Digunakan setiap hari tanpa henti
B. Digunakan ketika udara dingin
C. Digunakan sesuai kebutuhan ketika udara panas
D. Tidak digunakan sama sekali
E. Digunakan 10 jam sekali
36. Dalam upaya mengurangi pencemaran yang disebabkan asap rokok, pemerintah
berencana untuk melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1) Menutup semua pabrik rokok
2) Menghancurkan rokok
3) penyuluhan kesehatan tentang dampak merokok
4) Membuat kawasan tanpa asap rokok
5) Pengaturan iklan rokok
Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah…….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
37. Pengembangan kawasan pertambangan oleh perusahaan tambang di daerah perairan
teluk selain dapat meningkatkan taraf ekonomi juga dapat berdampak buruk bagi
lingkungan. Keadaan ini karena limbah yang dihasilkan semakin banyak sehingga
mengakibatkan pencemaran di daerah tersebut.
Upaya yang tepat untuk mencegah pencemaran di daerah tersebut adalah ……
A. Menyalurkan limbah buangan ke sungai
B. Melarang usaha pertambangan di daerah perairan
C. membuang limbah ke laut
D. Mengolah limbah hingga aman sebelum dibuang ke perairan
E. Menutup usaha pertambangsn
38. Jenis limbah yang jika berdekatan dengan api, gesekan, atau sumber nyala lain akan
mudah terbakar/menyala dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam
waktu yang lama. Hal tersebut termasuk karakteristik limbah B3 yaitu ….
A. Mudah meledak
B. Reaktif
C. Beracun
D. Mudah infeksi
E. Mudah terbakar
39. Limbah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat diuraikan oleh mikroorganisme baik
secara anaerob dan aerob dinamakan ….
A. Limbah anorganik
B. Limbah organik
C. Limbah daur ulang
D. Limbah makhluk hidup
E. Semua benar
40. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang dapat merusak dan mencemari lingkungan bahkan dapat
membahayakan kesehatan manusia. Berikut yang merupakan limbah B3 adalah……..
A. Sisa pemutih dan tepung tapioka
B. Timah, kaleng, dan plastik
C. Cat, batu baterai, dan kaleng
D. Plastik, kaleng, dan cat
E. Cat, plastik, dan timbal
41. Berdasarkan asalnya, limbah dibagi menjadi limbah anorganik dan limbah organik.
Dibawah ini yang termasuk limbah organik adalah……..
A. Kulit pisang, bungkus coklat, dan bungkus permen
B. Pelepah pisang, jerami, dan serabut kayu
C. Bungkus mie, botol mineral, dan jerami
D. Pelepah pisang, serabut kayu, dan baterai
E. Daun pisang, kulit pisang, dan bungkus permen
42. Tempurung kelapa termasuk contoh jenis limbah………..
A. Lunak organik
B. Anorganik
C. Keras anorganik
D. Keras organik
E. Lunak anorganik
43. Di sebuah sungai ditemukan benda-benda sebagai berikut:
1) Daun pisang
2) Botol air mineral
3) Kaleng sarden
4) Bangkai binatang
5) kantong plastik
Yang termasuk limbah anorganik adalah nomor………..
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 5)
D. 2), 3), dan 4)
E. 2), 4), dan 5)
44. Baterai merupakan salah satu limbah yang mudah meledak jika terkena suhu tinggi,
maka berdasarkan karakteristiknya baterai termasuk dalam kelompok limbah…..
A. Anorganik
B. Organik
C. Pertanian
D. Industri
E. Bahan berbahaya dan beracun (B3)
45. Cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan
prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R. Penjelasan mengenai prinsip 4R yang
benar adalah………….
A. Recycle (penggunaan ulang), contohnya membuat kompos dari sampah yang dapat
terurai
B. Reduce (pengurangan bahan/penghematan), contohnya membuang sampah pada
tempatnya
C. Repair(pengurangan bahan/penghematan), contohnya jika akan berbelanja ke pasar
atau supermarket membawa tas dari rumah
D. Reuse (penggunaan ulang), contohnya botol bekas sirup digunakan lagi untuk
menyimpan air
E. Replace (mengganti), contohnya menggunakan botol plastik sebagai media tanam
46. Bu Yuli memiliki usaha kerajinan dari cangkang telur. Cangkang telur bekas yang sudah
tidak dipakai digunakan untuk membentuk aneka hiasan guci bahkan menjadi lukisan
mozaik. Tindakan yang dilakukan oleh Bu Yuli merupakan penerapan prinsip…….
A. Reuse
B. Repair
C. Recycle
D. Reduce
E. Recovery
47. Pada suatu acara arisan pemuda, Lia lebih memilih meyajikan air ke dalam gelas
dibandingkan air kemasan dalam plastik. Alasan pemilihan ini sesuai dengan prinsip
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan yang disebut…….
A. Reuse
B. Repair
C. Reduce
D. Recycle
E. Replace
48. Perhatikan tahap-tahap pengelolaan limbah cair berikut
1) Disinfeksi untuk membunuh kuman penyakit
2) Penyaringan benda-benda kasar yang terbawa dalam limbah
3) Pemekatan dan pengeringan lumpur
4) Pengendapan pasir dan partikel padatan
Urutan yang benar pada instalansi pengelolaan limbah cair domestik adalah……….
A. 2-1-4-3
B. 2-3-1-4
C. 2-4-1-3
D. 3-1-2-4
E. 3-2-1-4
49. Pengolahan limbah cair secara fisika dapat dilakukan melalui cara...
A. Menjadikan kompos dan pupuk kompos
B. Menggunakan bakteri
C. Penyaringan
D. Memberikan bahan kimia
E. Mendaur ulang
50. Pengelolaan limbah secara biologis merupakan cara paling efektif menanggulangi
limbah dari bahan berbahaya dan beracun ( limbah B3) karena …….
A. Meminimalisir dampak bagi lingkungan
B. Membutuhkan waktu yang relative singkat
C. Biaya yang dibutuhkan relatif murah
D. Tidak menimbulkan limbah baru bagi lingkungan
E. Tidak membutuhkan teknologi yang rumit
Kunci Jawaban Pre-test dan Posttest

1 E 26 D
2 E 27 E
3 A 28 C
4 D 29 A
5 D 30 C
6 D 31 B
7 D 32 D
8 B 33 B
9 C 34 C
10 B 35 C
11 A 36 E
12 D 37 B
13 B 38 C
14 C 39 B
15 B 40 D
16 C 41 E
17 E 42 E
18 E 43 E
19 B 44 D
20 A 45 C
21 B 46 C
22 D 47 C
23 A 48 B
24 B 49 C
25 A 50 A

Penghitungan skor pada hasil pre-test dan posttest dilakukan dengan langkah

berikut

jawaban benar : 1

jawaban salah : 0

kemudian total skor jawaban benar dikali 2


Lampiran 6. Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Valid

Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir
1 Mendefinisikan keseimbangan lingkungan 1 C1
2 Memprediksi penyebab perubahan lingkungan 2 C5
3 Menyebutkan kriteria lingkungan yang seimbang 3 C1
Perubahan Lingkungan Menghubungkan sebab akibat manusia/alam terhadap
4 4, 5 C6
keseimbangan lingkungan
Menyebutkan tindakan yang tidak mendukung
5 6 C1
keseimbangan lingkungan
Menentukan pernyataan yang benar terkait pencemaran
6 7 C3
lingkungan
7 Menjelaskan polutan yang disebut sebagai gas pembunuh 8 C2
Menganalisis pencemaran yang terjadi berdasarkan cerita
8 9 C3
Pencemaran Lingkungan yang disajikan
9 Menyebutkan dampak dari kebakaran hutan 10 C1
10 Menentukan pernyataan yang benar terkait dengan CFC 11 C5
Menghubungkan sebab akibat kegiatan manusia terhadap
11 12 C5
pencemaran lingkungan berdasarkan gambar yang disajikan
Menganalisis upaya pencegahan kerusakan
12 13 C3
lingkungan/polusi berdasarkan gambar yang disajikan
Menganalisis upaya yang dilakukan berdasarkan
13 Upaya Pelestarian Lingkungan 14, 15 C3
permasalahan yang disajikan
Menganalisis penggunaan AC yang tepat agar dapat bekerja
14 16 C3
secara maksimal
Nomor Tingkat
No Submateri Indikator Pencapaian Kompetensi
Soal Berpikir

Upaya Pelestarian Lingkungan Mengkategorikan upaya yang dapat dilakukan untuk


15 17 C3
mengurangi asap rokok
Menganalisis upaya yang dilakukan berdasarkan
16 18 C3
permasalahan yang disajikan
Menganalisis karakteristik limbah berdasarkan cerita yang
17 19 C3
disajikan
18 Mengklasifikasikan jenis-jenis limbah 20 C1
Mengkategorikan jenis-jenis limbah berdasarkan data yang
19 Pengelolaan Limbah 21, 22 C2
disajikan
Menganalisis pengelolaan Limbah berdasarkan kegiatan
20 23, 24 C3
yang dilakukan
21 Menyusun urutan yang benar pada pengelolaan limbah 25 C5
Lampiran 7. Soal Tes Pemahaman Konsep Valid

1. Makhluk hidup dan lingkungan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain
karena keduanya memiliki hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik tersebut
menciptakan adanya keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan dapat
menjadi rusak artinya...
A. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan melebihi daya dukung

B. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan tidak melebihi daya dukung dan
daya lenting

C. Lingkungan menjadi tidak seimbang perubahan yang terjadi statis/tetap

D. Lingkungan menjadi tidak seimbang perubahan melebihi daya lenting


E. Lingkungan menjadi tidak seimbang jika perubahan melebihi daya dukung dan daya
lenting
2. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Hilangnya beberapa komponen dalam ekosistem
2) Putusnya rantai makanan
3) Tidak ada gangguan dalam ekosistem
4) komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi
Berdasarkan pernyataan diatas, manakah yang menyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 4)
C. 2), dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
3. Lingkungan dikatakan seimbang apabila memenuhi kriteria berikut, kecuali…….
A. Lingkungan homeostatis
B. Memiliki daya dukung lingkungan
C. Terdapat pola-pola interaksi yang berlangsung secara proporsional
D. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara tidak alami
sehingga ada organisme yang mendominasi
E. Semua benar
4. Hutan di kawasan puncak banyak ditebangi untuk diubah menjadi lahan pemukiman.
Perhatikan beberapa pernyataan berikut:
1) Terjadi banjir besar di wilayah sekitarnya karena kawasan puncak itu tidak dapat
lagi menyerap dan menyimpan cadangan air.
2) Kawasan puncak lebih tertata indah dan rapi karena puncak yang dulunya hutan
yang tidak terurus sekarang menjadi tempat tinggal dan penginapan.
3) Meskipun jumlah villa terus meningkat, karena pembangunannya ditata dengan
baik maka tidak akan memberi dampak buruk pada lingkungan.
4) Peningkatan suhu udara akibat pohon – pohon yang menyerap gas karbon dioksida
telah ditebang.
5) Mengurangi risiko penularan penyakit karena nyamuk, di hutan banyak nyamuk
yang menyebabkan berbagai penyakit.
6) Mudah terjadi tanah longsor karena pembangunan permukiman telah
menghilangkan sebagian besar pohon – pohon yang dapat mengikat partikel tanah.
Manakah yang merupakan dampak pengembangan dari perubahan fungsi lahan
tersebut?
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 4), dan 6)
C. 2), 3), dan 5)
D. 3), 5), dan 6)
E. 4), 5), dan 6)
5. Hutan yang dijadikan areal perkebunan akan mengakibatkan terganggunya
keseimbangan lingkungan karena….
A. Hilangnya fungsi hutan sebagai penyedia oksigen
B. Kesuburan tanah meningkat karena pemupukan
C. Berkurangnya tumbuhan yang menyerap karbondioksida
D. Meningkatnya jumlah populasi hewan pemakan tanaman budidaya
E. Menurunnya keanekaragagaman sebagai daya dukung hutan
6. Saat ini, kita sedang mengalami berkurangnya jumlah tutupan hutan yang disebabkan
oleh deforestasi dan degradasi hutan. Penyebab konversi lahan hutan adalah maraknya
perkebunan sawit, kegiatan pertanian lainnya, konversi untuk hutan produksi, kegiatan
transmigrasi, pertambangan, juga pembangunan infrastruktur. Maka dari itu perlu
dilakukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan di ekosistem hutan. Berikut
yang bukan upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan di ekosistem hutan adalah
A. Reboisasi
B. Penebangan hutan secara liar
C. Tidak membakar hutan
D. Tebang pilih
E. Mencegah perburuan hutan
7. Pernyataan berikut yang benar adalah ……..
A. Daya dukung lingkungan dapat ditingkatkan
B. Pencemaran meningkatkan daya lenting
C. Pencemaran hanya berdampak di lokasi sekitar limbah
D. Pencemaran lingkungan terjadi akibat dari perbuatan manusia
E. Pencemaran hanya berdampak sementara
8. Polutan yang disebut sebagai gas pembunuh adalah………….
A. CO2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih tinggi daripada O2
B. CO, karena memiliki daya afinitas terhadap Hb yang lebih tinggi daripada O2
C. O2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada CO2
D. CO2, karena memiliki afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada O2
E. CO, karena memiliki daya afinitas terhadap Hb yang lebih rendah daripada O2
9. Di daerah perkotaan yang maju, transportasi sangat menentukan kelancaran
berkomunikasi. Arus kendaraan bermotor yang ramai dan tidak terkontrol akan
berakibat buruk pada lingkungan karena begitu banyak asap yang dikeluarkan
menghitamkan pohon. Selain itu, limbah domestik berupa plastik, kaca, dan kaleng
sangat mengganggu pemandangan juga kondisi fisik lingkungan. Aktivitas tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya polusi…….
A. Udara dan air
B. Air dan suara
C. Udara dan tanah
D. Tanah dan suara
E. Udara dan suara
10. Berikut ini merupakan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh manusia:
1) Menebang pohon yang sudah menua
2) Menanam pohon untuk penghijauan
3) Membuang sampah ke sungai
4) Memisahkan sampah organik dan anorganik
5) Membasmi serangga dengan pestisida
6) Membangun WC di bantaran sungai
7) Memanfaatkan barang bekas pakai
8) Berbelanja dengan membawa kantong belanja dari rumah
9) Membakar sampah yang ada di halaman
10) Memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman obat
Kegiatan yang berdampak terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah...
A. 1), 2), 3) dan 4)
B. 2), 4), 5) dan 6)
C. 2), 7), 8) dan 9)
D. 3), 5), 6) dan 9)
E. 4), 6), 8), dan 10)
11. Polusi udara yang disebabkan oleh penggunaan CFC mengakibatkan peningkatan
jumlah penderita kanker kulit. Penjelasan yang tepat dari pernyataan tersebut
adalah……
A. Reaksi antara CFC dengan lapisan ozon menghasilkan senyawa perangsang
terbentuknya kanker kulit
B. CFC merupakan bahan kimia yang mendorong terjadinya kanker kulit
C. CFC bila mengenai kulit akan merusak system pertahanan tubuh dan merangsang
munculnya kanker
D. CFC menyebabkan sel kulit mudah membelah sehingga timbul kanker
E. Reaksi antara CFC dengan lapisan ozon mengakibatkan lapisan ozon berlubang,
sehingga intensitas sinar ultraviolet meningkat dan merangsang kanker kulit
12. Perhatikan gambar berikut!

Sumber: https://www.antaranews.com
Kegiatan pada gambar merupakan salah satu usaha untuk menjaga candi dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pencemar berupa………….
A. Pencemaran udara yang mengandung sulfur oksida
B. Pencemaran air yang mengandung oksigen bebas
C. Pencemaran udara yang mengandung karbon monoksida
D. Pencemaran udara yang mengandung karbondioksida
E. Pencemaran air yang mengandung klorofuokarbon
13. Perhatikan gambar dibawah ini!

Sumber: jabarekspres.com
Gambar di atas menunjukkan Pencemaran Lingkungan di sekitar Industri. Asap-asap
yang keluar dari cerobong-cerobong pabrik tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran udara, yang menyebabkan terganggunya keseimbangan atmosfer. Ide-ide
yang dapat dikemukakan untuk melakukan pencegahan dan menanggulangi pencemaran
udara, kecuali……..
A. Penggunaan bahan bakar dibatasi
B. Terus-menerus melakukan kegiatan pembakaran
C. Program penghijauan di perkotaan (hutan kota)
D. Pembakaran dilakukan di tempat yang telah disediakan
E. Lokasi pabrik harus dijauhkan dari keramaian dan lahan subur
14. Berdasarkan hasil observasi beberapa mahasiswa biologi dalam penelitian lingkungan
hidup dikawasan perkotaan di dapatkan data sebagai berikut
1) Sistem drainase jelek
2) Rumah-rumah penduduk padat
3) Pembuangan sampah di sembarang tempat
4) Jalanan dan pekarangan tidak terawat
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lingkungan tersebut adalah……
A. Melakukan pembakaran sampah
B. Memindahkan penduduk ke daerah lain
C. Menata kembali lingkungan yang layak huni
D. Mendirikan perumahan baru
E. Membuat jalan raya
15. Di desa Mugijaya banyak di bangun pabrik tapioka yang mengolah ubi kayu menjadi
tepung. Limbah dari pabrik tapioka tersebut dibuang di sekitar pabrik sehingga
mencemari lingkkungan dan menimbulkan bau yang menyengat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi limbah tersebut adalah...
A. Membuang limbah di tanah lapang yang jauh dari pemukiman
B. Menambahkan zat kimia ke dalam limbah agar tidak bau
C. Mengolah limbah menjadi makanan ternak
D. Menutup pabrik tapioka di desa tersebut
E. Membuang limbah di sekitar pabrik
16. Air conditioner (AC) merupakan alat pendingin udara yang menggunakan CFC sebagai
pengikat kalor agar dapat dipindahkan keluar lingkungan sehingga udara dalam ruangan
menjadi sejuk. Namun CFC dapat berikatan dengan ozon sehingga membuat lapisannya
rusak dan berakibat pemanasan global. Bagaimana penggunaan yang tepat agar AC
berfungsi secara maksimal dan tidak mencemari lingkungan?
A. Digunakan setiap hari tanpa henti
B. Digunakan ketika udara dingin
C. Tidak digunakan sama sekali
D. Digunakan 10 jam sekali
E. Digunakan sesuai kebutuhan ketika udara panas
17. Dalam upaya mengurangi pencemaran yang disebabkan asap rokok, pemerintah
berencana untuk melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1) Menutup semua pabrik rokok
2) Menghancurkan rokok
3) penyuluhan kesehatan tentang dampak merokok
4) Membuat kawasan tanpa asap rokok
5) Pengaturan iklan rokok
Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah…….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
18. Pengembangan kawasan pertambangan oleh perusahaan tambang di daerah perairan
teluk selain dapat meningkatkan taraf ekonomi juga dapat berdampak buruk bagi
lingkungan. Keadaan ini karena limbah yang dihasilkan semakin banyak sehingga
mengakibatkan pencemaran di daerah tersebut.
Upaya yang tepat untuk mencegah pencemaran di daerah tersebut adalah ……
A. Mengolah limbah hingga aman sebelum dibuang ke perairan
B. Menyalurkan limbah buangan ke sungai
C. Melarang usaha pertambangan di daerah perairan
D. membuang limbah ke laut
E. Menutup usaha pertambangan
19. Jenis limbah yang jika berdekatan dengan api, gesekan, atau sumber nyala lain akan
mudah terbakar/menyala dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam
waktu yang lama. Hal tersebut termasuk karakteristik limbah B3 yaitu ….
A. Mudah terbakar
B. Mudah meledak
C. Reaktif
D. Beracun
E. Mudah infeksi
20. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah limbah yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang dapat merusak dan mencemari lingkungan bahkan dapat
membahayakan kesehatan manusia. Berikut yang merupakan limbah B3 adalah……..
A. Sisa pemutih dan tepung tapioka
B. Timah, kaleng, dan plastik
C. Cat, batu baterai, dan kaleng
D. Plastik, kaleng, dan cat
21. Tempurung kelapa termasuk contoh jenis limbah………..
A. Lunak organik
B. Anorganik
C. Keras anorganik
D. Keras organik
E. Lunak anorganik
22. Di sebuah sungai ditemukan benda-benda sebagai berikut:
1) Daun pisang
2) Botol air mineral
3) Kaleng sarden
4) Bangkai binatang
5) kantong plastik
Yang termasuk limbah anorganik adalah nomor………..
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 1), 3), dan 5)
D. 2), 3), dan 4)
E. 2), 4), dan 5)
23. Bu Yuli memiliki usaha kerajinan dari cangkang telur. Cangkang telur bekas yang sudah
tidak dipakai digunakan untuk membentuk aneka hiasan guci bahkan menjadi lukisan
mozaik. Tindakan yang dilakukan oleh Bu Yuli merupakan penerapan prinsip…….
A. Reuse
B. Repair
C. Recycle
D. Reduce
E. Recovery
24. Pada suatu acara arisan pemuda, Lia lebih memilih meyajikan air ke dalam gelas
dibandingkan air kemasan dalam plastik. Alasan pemilihan ini sesuai dengan prinsip
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan yang disebut…….
A. Reuse
B. Repair
C. Reduce
D. Recycle
E. Replace
25. Perhatikan tahap-tahap pengelolaan limbah cair berikut
1) Disinfeksi untuk membunuh kuman penyakit
2) Penyaringan benda-benda kasar yang terbawa dalam limbah
3) Pemekatan dan pengeringan lumpur
4) Pengendapan pasir dan partikel padatan
Urutan yang benar pada instalansi pengelolaan limbah cair domestik adalah……….
A. 2-1-4-3
B. 2-3-1-4
C. 2-4-1-3
D. 3-1-2-4
E. 3-2-1-4
Kunci Jawaban Pre-test dan Posttest

1 E 11 E 21 D
2 A 12 A 22 E
3 D 13 B 23 C
4 B 14 C 24 C
5 E 15 C 25 C
6 B 16 E
7 D 17 E
8 B 18 A
9 C 19 A
10 D 20 C

Penghitungan skor pada hasil pre-test dan posttest dilakukan dengan langkah

berikut

jawaban benar : 1

jawaban salah : 0

kemudian total skor jawaban benar dikali 4


Lampiran 8. Kisi- Kisi Kuesioner Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek Indikator Nomor soal


open-mindedness Siswa mampu 1, 2, 3, 4, 5, 6
mengelaborasi toleransi
mereka terhadap pandangan
yang berbeda
Inquisitiveness Siswa mampu menentukan 7,8,9, 10, 11,33
keingintahuan intelektual
dan keinginan belajar
Systematically Siswa dapat memutuskan 12,13,14,15,16
apakah mereka terorganisir,
tertib, dan gigih dalam
penyelidikan seperti
kejelasan dalam membuat
pernyataan
Analitically Siswa mampu menerapkan 17,18, 19, 20
kegiatan penalaran dalam
menemukan bukti
pendukung sebelum
mencapai kesimpulan
Maturity Siswa mampu menentukan 21, 22, 23, 24
kecenderungan dalam
membuat penilaian yang
masuk akal dalam proses
pengambilan keputusan
truth-seeking Siswa mampu menjelaskan 25, 26, 27, 28, 35
sejauh mana kepercayaan
mereka untuk membuat
penilaian tanpa ragu-ragu.
critical thingking self- Siswa mampu menjelaskan 29, 30, 31,32
confidence sejauh mana
ketersediaannya dan
keberaniannya untuk berbagi
ide ke orang lain.
Lampiran 9. Kuesioner Keterampilan Berpikir Kritis

Nama :

Kelas :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaaan masing-masing


memberikan jawaban dengan memberi tanda checklist (√) pada kotak sesuai dengan
jawaban pilihan Anda.

Keterangan Pilihan:
SS= Sangat setuju
S = setuju
CS = Tidak setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak setuju

Pilihan jawaban
No. Pernyataan
SS S CS KS TS
1. Bersikap terbuka terhadap pandangan
yang berbeda sangat penting
2. Saya pikir kita tidak boleh membuat
kesalahan yang sama hingga
berulangkali
3. Saya akan mendengarkan pendapat orang
lain meskipun pendapatnya berbeda
dengan pendapat saya
4. Penting bagi saya untuk mengerti apa
yang orang lain pikirkan tentang sesuatu
5. Pikiran terbuka tidak memiliki batas
dalam hal benar dan salah.
6. Berpikiran terbuka berarti anda tidak
tahu mana yang benar dan mana yang
tidak
7. Saya ingin mempelajari semua hal
8. Menurut saya semua hal yang saya
pelajari akan berguna dalam kehidupan
saya
9. Banyak materi pelajaran yang membuat
saya tertarik untuk belajar
10. Saya senang mencari tahu bagaimana
segala sesuatunya bekerja
11. Membaca adalah sesuatu yang saya
lakukan untuk mengisi waktu luang
12. Saya senang memecahkan masalah yang
kompleks
13. Saya selalu melakukan perencanaan
sebelum melakukan pekerjaan apapun
14. Saya biasanya mengatur pekerjaan saya
secara sistematis
15. Opini saya tentang topik yang
kontroversial tidak tergantung kepada
banyaknya saya bicara dengan orang lain
16. Saya selalu memperhatikan pertanyaan
dengan jelas sebelum saya berusaha
menjawabnya
17. Selalu ada cara untuk mengetahui satu
solusi lebih baik dari yang lain
18. Masalah kompleks memang
menyenangkan untuk dicoba dipecahkan
19. Saya berusaha tenang ketika saya harus
berurusan dengan sesuatu yang sangat
kompleks
20. Saya selalu mengevaluasi argumen orang
lain apakah alasannya cukup kuat.
21. Saya akan mengambil keputusan setelah
melakukan pertimbangan
22. Saya mampu membuat pertimbangan
dalam memilih sesuatu.
23. Saya selalu tahu bagaimana memutuskan
sesuatu.
24. Mendapatkan sebuah gagasan yang jelas
tentang masalah yang dihadapi adalah
prioritas pertama.
25. Saya percaya dengan sesuatu yang sudah
terbukti kebenarannya
26. Ketika dihadapkan pada sebuah
keputusan besar, saya terlebih dahulu
mencari semua informasi yang saya bisa
27. Saya tidak suka mengerjakan sesuatu
tanpa adanya usaha
28. Saya selalu memberikan bukti ketika
berpendapat
29. Saya merasa percaya diri ketika
memberikan pendapat
30. Saya bangga dengan kemampuan saya
memahami pendapat orang lain
31. Saya selalu yakin dalam mengambil
keputusan
32. Saya lebih menyukai soal tes yang
memerlukan pemikiran bukan hanya
sekedar menghafal
33. Kita bisa belajar kebenaran tentang
banyak hal
34. Saya percaya dengan kemampuan yang
saya miliki
35. Saya selalu berusaha untuk memahami
ketika saya mempelajari sesuatu
Lampiran 10. Silabus

SILABUS
Sekolah: SMA N 10 Purworejo
Mata pelajaran: Biologi
Kelas/Semester : X/ II

No Kompetensi IPK Materi Pembelajaran Instrumen Alokasi Sumber Belajar


Dasar Penilaian waktu
1 3.11 menganalisis 1. Siswa dapat Perubahan lingkungan Soal Tes 12 JP Buku biologi X
data perubahan menginventarisasi  Kerusakan Pilihan ganda Airlangga,
lingkungan, berbagai lingkungan atau lingkungan sekolah,
penyebab, dan pencemaran perpustakaan,
permasalahan
dampaknya bagi lingkungan internet.
lingkungan.
kehidupan.  Pelestarian
2. Siswa dapat lingkungan
menganalisis
perubahan lingkungan Limbah dan Daur
melalui teks bacaan ulang
atau gambar yang  Jenis-jenis limbah
disajikan.  Proses daur ulang
3. Siswa dapat  3R (reuse, reduce,
recycle)
menjelaskan faktor
penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan.
4. Siswa dapat membuat
prediksi tentang
dampak dari
perubahan lingkungan
5. Siswa dapat membuat
usulan tentang
pemecahan masalah
perubahan
lingkungan.
6. Siswa dapat
menjelaskan cara-cara
pelestarian
lingkungan
7. Siswa dapat
menyebutkan jenis-
jenis limbah
8. Siswa dapat
menjelaskan proses
daur ulang
Lampiran 11. RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Nama Sekolah: SMA N 10 Purworejo

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester: X/Genap

Alokasi Waktu : 6 X 45 menit (3 Pertemuan)

Materi : Perubahan Lingkungan

A. KOMPETENSI DASAR

3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya bagi

kehidupan.

4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang

terjadi di lingkungan sekitar

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

• Siswa dapat menginventarisasi berbagai permasalahan lingkungan.

• Siswa dapat menganalisis perubahan lingkungan melalui teks bacaan

• Siswa dapat menjelaskan faktor penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.

• Siswa dapat menjelaskan cara-cara pelestarian lingkungan

• Siswa dapat membuat prediksi tentang dampak dari perubahan lingkungan

• Siswa dapat membuat usulan tentang pemecahan masalah perubahan

lingkungan

• Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis limbah


• Siswa dapat menjelaskan proses daur ulang

• Siswa dapat menjelaskan 3R

C. METODE, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Alat/bahan : laptop, proyektor, papan tulis, spidol

Sumber belajar : Buku paket, PPT, buku kemendikbud

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam 5 menit
 Guru mengajak siswa untuk berdoa
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
dilakukan
 Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang
pentingnya kita menjaga lingkungan agar terhindar dari
bencana, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sebagai wujud rasa syukur kita terhadap apa yang telah
diberikan Tuhan.
Kegiatan  Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru 35
mengenai materi kerusakan lingkungan/pencemaran menit
Inti lingkungan
 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi dan bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami
 Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok

Penutup  Guru membimbing siswa menyimpulkan keseluruhan 5 menit


materi yang dipelajari
 Guru memotivasi siswa agar giat belajar
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap
salam
Pertemuan 2

Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa Alokasi


Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam 5 menit
 Guru mengajak siswa untuk berdoa
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
dilakukan
 Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang
pentingnya kita menjaga lingkungan agar terhindar dari
bencana, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sebagai wujud rasa syukur kita terhadap apa yang telah
diberikan Tuhan.
Kegiatan  Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru 35menit
mengenai materi daur ulang limbah
Inti  Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi dan bertanya
mengenai hal-hal yang belum dipahami
 Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa berkaitan
dengan materi yang telah disampaikan.
Penutup  Guru membimbing siswa menyimpulkan keseluruhan 5 menit
materi yang dipelajari
 Guru memotivasi siswa agar giat belajar
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap
salam

Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian
Teknik tes : Tes tertulis
Bentuk tes: Pilihan Ganda
Soal : Terlampir
2. Program Remidial dan Pengayaan
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas
b. Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang sudah
mencapai nilai ketuntasan
Lampiran 12. RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah: SMA N 10 Purworejo

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester: X/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Materi : Perubahan Lingkungan

A. KOMPETENSI DASAR

3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya

bagi kehidupan.

4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang

terjadi di lingkungan sekitar

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat menginventarisasi berbagai permasalahan lingkungan.

2. Siswa dapat menganalisis perubahan lingkungan melalui teks bacaan

3. Siswa dapat menjelaskan faktor penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan.

4. Siswa dapat menjelaskan cara-cara pelestarian lingkungan

5. Siswa dapat membuat prediksi tentang dampak dari perubahan

lingkungan
6. Siswa dapat membuat usulan tentang pemecahan masalah perubahan

lingkungan

7. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis limbah

8. Siswa dapat menjelaskan proses daur ulang

9. Siswa dapat menjelaskan 3R

C. METODE, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

Metode : Braintorming

Alat/bahan : laptop, proyektor, papan tulis, spidol

Sumber belajar : Buku Biologi kelas X, PPT, Lembar Diskusi

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Alokasi
Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa
Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam 5 menit
 Guru mengajak siswa untuk berdoa
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
dilakukan
 Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang
pentingnya kita menjaga lingkungan agar terhindar dari
bencana, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sebagai wujud rasa syukur kita terhadap apa yang telah
diberikan Tuhan.
Inti  Guru memberikan soal pre-test 35 menit
 Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi kerusakan lingkungan/
pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi dan
bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
 Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok sesuai
dengan yang ditentukan oleh guru
 Guru menjelaskan aturan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode brainstorming
 Guru memberikan permasalahan berupa lembar diskusi
Alokasi
Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa
Waktu
kerusakan lingkungan dan meminta siswa untuk
menganalisis secara cermat terhadap permasalahan
yang diberikan.
 Guru meminta siswa untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai permasalahan yang terdapat
dalam lembar diskusi kerusakan lingkungan dengan
percaya diri.
 Guru meminta setiap kelompok untuk menyaring ide-
ide dan memilih ide yang paling relevan
 Guru meminta siswa untuk menentukan pemecahan
masalah berdasarkan ide-ide yang dipilih dan dituliskan
pada lembar diskusi kerusakan lingkungan.
 Guru meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
Penutup  Guru membimbing siswa menyimpulkan keseluruhan 5 menit
materi yang dipelajari
 Guru melakukan penguatan dari materi yang
disampaikan dan meluruskan kesalahpahaman pada
materi yang dipelajari
 Guru memberikan soal post-test
 Guru memotivasi siswa agar giat belajar
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap
salam

Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa
Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam 5 menit
 Guru mengajak siswa untuk berdoa
 Guru memeriksa kehadiran siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
 Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
dilakukan
 Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang
pentingnya kita menjaga lingkungan agar terhindar dari
bencana, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan
sebagai wujud rasa syukur kita terhadap apa yang telah
diberikan Tuhan.
Inti  Guru memberikan soal pretest 35 menit
 Guru meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan
guru mengenai materi daur ulang limbah.
 Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi dan
Alokasi
Kegiatan Aktivitas Guru dan Siswa
Waktu
bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
 Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok sesuai
dengan yang ditentukan oleh guru
 Guru menjelaskan aturan pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode brainstorming
 Guru memberikan permasalahan berupa lembar
diskusi kerusakan lingkungan dan meminta siswa
untuk menganalisis secara cermat terhadap
permasalahan yang diberikan.
 Guru meminta siswa untuk mengemukakan
pendapatnya mengenai permasalahan yang
terdapat dalam lembar diskusi kerusakan
lingkungan dengan percaya diri.
 Guru meminta setiap kelompok untuk menyaring
ide-ide dan memilih ide yang paling relevan
 Guru meminta siswa untuk menentukan
pemecahan masalah berdasarkan ide-ide yang
dipilih dan dituliskan pada lembar diskusi
kerusakan lingkungan.
 Guru meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan
kelas.
Penutup  Guru membimbing siswa menyimpulkan keseluruhan 5 menit
materi yang dipelajari
 Guru melakukan penguatan dari materi yang
disampaikan dan meluruskan kesalahpahaman pada
materi yang dipelajari
 Guru memberikan soal posttest
 Guru memotivasi siswa agar giat belajar
 Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucap
salam

2. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


1) Teknik Penilaian
Teknik tes : Tes tertulis
Bentuk tes: Pilihan Ganda
Soal : Terlampir
2) Program Remidial dan Pengayaan
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas
b. Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang sudah
mencapai nilai ketuntasan minimal.
Lampiran 13. Soal Diskusi Kelas Eksperimen

1. Tuliskan permasalahan yang terdapat pada artikel diatas!


2. Buatlah hipotesis dari permasalahan yang kalian temukan dalam artikel
3. Buatlah kesimpulan mengenai alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi
permasalahan yang kalian temukan dalam artikel!
4. Lakukan pengujian hasil pemecahan masalah yang kalian berikan pada nomor 3
dengan menyertakan pendapatmu dan juga informasi dari berbagai sumber untuk
mendukung solusi yang kamu berikan!

Bacaan Pertemuan Pertama


Pencemaran Air di Sungai Elo

Analis Laboratorium DLH Kabupaten Temanggung Akbar Fauzi di


Temanggung, Jumat, mengatakan berdasarkan analisis parameter lapangan "total
dissolved solid (TDS)" atau total padatan terlarut dalam air di Sungai Elo Desa
Soropadan sudah melebihi baku mutu. "Kami sudah mengambil sampel atau contoh
air di sungai tersebut, hasil paramater sementara TDS 7,377 ppt," katanya. Akbar
mengatakan dari hasil uji parameter tersebut maka kemungkinan besar berpotensi
menyebabkan kematian ikan di Sungai Elo dan mengganggu ekosistem yang ada di
sungai, karena nilai TDS sudah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Ia
menuturkan sampel air yang diambil sebanyak 2,5 liter, air ini kemudian akan
dibawa ke laboratorium DLH Temanggung untuk dilakukan pengujian kualitas air
tersebut. "Akan dilakukan pengujian untuk mengetahui kandungan dari air tersebut,
seperti kandungan amoniak, total suspended solid (TSS) dan TDS," katanya.
"Sementara ini baru bisa disampaikan hasil parameter lapangan dulu, untuk hasil
menunggu analisis di laboratorium," katanya.
Ia menjelaskan analisa sementara PH 8 masih memenuhi baku mutu, daya
hantar listrik 8,102, DO 3,62 ml/lr dan TDS 7,377 ppt. "TDSnya cukup tinggi dan
ada kemungkinan akan menyebabkan kematian ikan dan kerusakan ekosistem di
sungai ini. Kalau bahaya atau tidak belum bisa ditentukan namun sudah melebihi
baku mutu yang ditetapkan," katanya. Seperti diwartakan sebelumnya masyarakat
di Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat mengeluhkan pembuangan air limbah di
hulu Sungai Elo yang diduga berasal dari industri tekstil di daerah tersebut
mengakibatkan air sungai tercemar.
Sumber: http://hebat.temanggungkab.go.id
Bacaan Pertemuan Kedua

Sampah Domestik Jadi Permasalahan Utama Di Indonesia

Terus bertambahnya jumlah populasi manusia di dunia, maka jumlah


produksi sampah pun cenderung terus bertambah. Sampah-sampah yang belum
bisa diolah karena keterbatasan alat dan kompetensi, tentunya akan menyebabkan
timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini lah yang sudah
terjadi di Indonesia. Data tahun 2020 mencatat di tahun 2020 ini sebanyak 67,8 juta
ton timbunan sampah berada di Indonesia. Meskipun bantuan fasilitas pengolahan
sampah diberikan kepada 5 kabupaten sekitar DAS Citarum, yaitu Kabupaten
Purwakarta, Indramayu, Sumedang, Subang, dan Bekasi, namun demikian
kapasitas dari bantuan fasilitas ini juga masih belum mampu mengimbangi produksi
sampah di ke-5 Kabupaten tersebut. Data nasional tahun 2018 menunjukkan bahwa
62 persen sampah di negeri ini dihasilkan dari sampah domestik atau sampah dari
aktivitas rumah tangga. Merujuk pada data Statistik Lingkungan Hidup Indonesia
yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejauh ini hanya 1,2 persen rumah
tangga yang mendaur ulang sampahnya. Pengolahan sampah domestik ini tentunya
harus menjadi perhatian bersama. Sejatinya, dengan pengelolaan yang benar, rumah
tangga dapat mengurangi signifikan produksi sampahnya
Sumber: https://environment-indonesia.com
Lampiran 14. Nilai Pre-test dan Posttest Pemahaman Konsep

Kelas X MIPA 3
No Nilai Pre-test Nilai Posttest
1. 72 60
2. 52 80
3. 60 76
4. 76 92
5. 72 96
6. 80 84
7. 60 96
8. 56 56
9. 80 92
10. 52 64
11. 64 80
12. 64 84
13. 60 60
14. 30 72
15. 92 100
16. 60 80
17. 84 100
18. 68 60
19. 76 80
20. 84 76
21. 56 72
22. 68 80
23. 32 76
24. 40 72
25. 76 76
26. 80 96
27. 56 68
28. 76 92
29. 60 60
30. 44 84
31. 84 60
32. 40 76
33. 64 56
34. 56 80
35. 32 56
Kelas X MIPA 4

No. Nilai Pre-test Nilai Posttest


1. 80 100
2. 64 64
3. 60 96
4. 60 92
5. 72 72
6. 60 84
7. 32 72
8. 56 80
9. 52 96
10. 72 96
11. 64 92
12. 20 60
13. 60 100
14. 68 80
15. 72 72
16. 60 96
17. 36 80
18. 40 80
19. 24 60
20. 44 96
21. 76 100
22. 44 88
23. 56 80
24. 84 76
25. 48 68
26. 84 100
27. 44 80
28. 64 88
29. 24 76
30. 80 88
31. 48 88
32. 52 92
33. 36 68
34. 72 96
35. 80 88
Lampiran 15. Nilai Pre-test dan Posttest Keterampilan Berpikir Kritis

X MIPA 3

No Nilai Pre-test % Nilai Posttest %


1. 93 53% 96 55%
2. 118 67% 125 71%
3. 108 62% 118 67%
4. 114 65% 114 65%
5. 103 59% 106 61%
6. 92 53% 98 56%
7. 96 55% 104 59%
8. 118 67% 122 70%
9. 116 66% 128 73%
10. 122 70% 125 71%
11. 108 62% 124 71%
12. 125 71% 127 73%
13. 115 66% 119 68%
14. 122 70% 128 73%
15. 108 62% 115 66%
16. 125 71% 127 73%
17. 119 68% 124 71%
18. 96 55% 118 67%
19. 128 73% 132 75%
20. 115 66% 129 74%
21. 125 71% 130 74%
22. 104 59% 113 65%
23. 121 69% 121 69%
24. 98 56% 105 60%
25. 108 62% 110 63%
26. 88 50% 98 56%
27. 93 53% 97 55%
28. 95 54% 100 57%
29. 123 70% 126 72%
30. 105 60% 113 65%
31. 119 68% 123 70%
32. 87 50% 95 54%
33. 110 63% 120 69%
34. 115 66% 117 67%
35. 89 51% 98 56%
X MIPA 4

No Nilai Pre-test % Nilai Posttest %


1. 116 66% 116 66%
2. 118 67% 132 75%
3. 125 71% 127 73%
4. 88 50% 95 54%
5. 94 54% 123 70%
6. 98 56% 108 62%
7. 93 53% 103 59%
8. 124 71% 138 79%
9. 104 59% 126 72%
10. 103 59% 118 67%
11. 112 64% 132 75%
12. 120 69% 135 77%
13. 134 77% 142 81%
14. 90 51% 96 55%
15. 92 53% 118 67%
16. 129 74% 133 76%
17. 112 64% 119 68%
18. 114 65% 109 62%
19. 113 65% 128 73%
20. 124 71% 121 69%
21. 131 75% 146 83%
22. 109 62% 129 74%
23. 117 67% 128 73%
24. 118 67% 125 71%
25. 127 73% 136 78%
26. 118 67% 123 70%
27. 116 66% 132 75%
28. 111 63% 121 69%
29. 110 63% 126 72%
30. 86 49% 90 51%
31. 128 73% 134 77%
32. 125 71% 135 77%
33. 128 73% 138 79%
34. 129 74% 134 77%
35. 88 50% 110 63%
Lampiran 16. Hasil Uji Instrumen Soal

Hasil Uji Validitas

HASIL Keterangan

S1 Pearson Correlation .455** Valid

Sig. (2-tailed) ,007

N 34

S2 Pearson Correlation .620** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S3 Pearson Correlation .661** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S4 Pearson Correlation ,332 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,055

N 34

S5 Pearson Correlation .649** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S6 Pearson Correlation .546** Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 34

S7 Pearson Correlation .518** Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 34

S8 Pearson Correlation ,284 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,104

N 34
S9 Pearson Correlation .675** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S10 Pearson Correlation ,297 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,088

N 34

S11 Pearson Correlation .693** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S12 Pearson Correlation .651** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S13 Pearson Correlation .652** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S14 Pearson Correlation .406* Valid

Sig. (2-tailed) ,017

N 34

S15 Pearson Correlation ,309 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,075

N 34

S16 Pearson Correlation ,288 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,099

N 34

S17 Pearson Correlation .518** Valid

Sig. (2-tailed) ,002

N 34

S18 Pearson Correlation ,214 Tidak Valid


Sig. (2-tailed) ,225

N 34

S19 Pearson Correlation .431* Valid

Sig. (2-tailed) ,011

N 34

S20 Pearson Correlation ,201 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,254

N 34

S21 Pearson Correlation .616** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S22 Pearson Correlation .715** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S23 Pearson Correlation .454** Valid

Sig. (2-tailed) ,007

N 34

S24 Pearson Correlation .501** Valid

Sig. (2-tailed) ,003

N 34

S25 Pearson Correlation .692** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S26 Pearson Correlation ,318 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,067

N 34

S27 Pearson Correlation ,308 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,076


N 34

S28 Pearson Correlation .459** Valid

Sig. (2-tailed) ,006

N 34

S29 Pearson Correlation ,317 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,067

N 34

S30 Pearson Correlation ,034 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,847

N 34

S31 Pearson Correlation .385* Valid

Sig. (2-tailed) ,025

N 34

S32 Pearson Correlation ,256 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,145

N 34

S33 Pearson Correlation .437** Valid

Sig. (2-tailed) ,010

N 34

S34 Pearson Correlation .605** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S35 Pearson Correlation .364* Valid

Sig. (2-tailed) ,034

N 34

S36 Pearson Correlation .373* Valid

Sig. (2-tailed) ,030

N 34
S37 Pearson Correlation ,041 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,820

N 34

S38 Pearson Correlation .828** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S39 Pearson Correlation .357* Valid

Sig. (2-tailed) ,038

N 34

S40 Pearson Correlation .650** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S41 Pearson Correlation .413* Valid

Sig. (2-tailed) ,015

N 34

S42 Pearson Correlation .675** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S43 Pearson Correlation .529** Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 34

S44 Pearson Correlation .686** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S45 Pearson Correlation -,001 Tidak Valid

Sig. (2-tailed) ,994

N 34

S46 Pearson Correlation .455** Valid


Sig. (2-tailed) ,007

N 34

S47 Pearson Correlation .645** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S48 Pearson Correlation .655** Valid

Sig. (2-tailed) ,000

N 34

S49 Pearson Correlation .557** Valid

Sig. (2-tailed) ,001

N 34

S50 Pearson Correlation .419* Valid

Sig. (2-tailed) ,014

N 34

HASIL Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Reliabilitas

N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Part 1 Value ,880
N of Items 25a
Part 2 Value ,831
N of Items 25b
Total N of Items 50
Correlation Between Forms ,871
Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,931
Unequal Length ,931
Guttman Split-Half Coefficient ,925
a. The items are: S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13, S14, S15, S16, S17, S18, S19,
S20, S21, S22, S23, S24, S25.

b. The items are: S26, S27, S28, S29, S30, S31, S32, S33, S34, S35, S36, S37, S38, S39, S40, S41, S42,
S43, S44, S45, S46, S47, S48, S49, S50.

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
N Valid 34 34 34 34 34 34 34
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean ,5000 ,6471 ,7059 ,5588 ,7059 ,5882 ,6765
Sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang

S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17


34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,4412 ,6765 ,7353 ,7941 ,5588 ,8235 ,5588 ,8529 ,7647 ,6176
sedang sedang mudah mudah sedang mudah sedang mudah mudah sedang

S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27
34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,7353 ,7059 ,7647 ,7941 ,6471 ,6471 ,7647 ,7059 ,8235 ,5294
mudah sedang mudah mudah sedang sedang sedang sedang mudah sedang

S28 S29 S30 S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37
34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,6176 ,8529 ,6176 ,8235 ,6176 ,8529 ,7059 ,9412 ,8529 ,5882
sedang mudah sedang mudah sedang mudah sedang mudah mudah sedang

S38 S39 S40 S41 S42 S43 S44 S45 S46 S47
34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
,5882 ,5882 ,6471 ,9118 ,6176 ,5294 ,7059 ,6471 ,5000 ,6765
sedang sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang

S48 S49 S50


34 34 34
0 0 0
,7647 ,5294 ,6471
sedang sedang sedang

Hasil Analisis Daya Beda

Item Statistics
Std.
Mean N
Deviation
S1 ,5000 ,50752 34
S2 ,6471 ,48507 34
S3 ,7059 ,46250 34
S4 ,5588 ,50399 34
S5 ,7059 ,46250 34
S6 ,5882 ,49955 34
S7 ,6765 ,47486 34
S8 ,4412 ,50399 34
S9 ,6765 ,47486 34
S10 ,7353 ,44781 34
S11 ,7941 ,41043 34
S12 ,5588 ,50399 34
S13 ,8235 ,38695 34
S14 ,5588 ,50399 34
S15 ,8529 ,35949 34
S16 ,7647 ,43056 34
S17 ,6176 ,49327 34
S18 ,7353 ,44781 34
S19 ,7059 ,46250 34
S20 ,7647 ,43056 34
S21 ,7941 ,41043 34
S22 ,6471 ,48507 34
S23 ,6471 ,48507 34
S24 ,7647 ,43056 34
S25 ,7059 ,46250 34
S26 ,8235 ,38695 34
S27 ,5294 ,50664 34
S28 ,6176 ,49327 34
S29 ,8529 ,35949 34
S30 ,6176 ,49327 34
S31 ,8235 ,38695 34
S32 ,6176 ,49327 34
S33 ,8529 ,35949 34
S34 ,7059 ,46250 34
S35 ,9412 ,23883 34
S36 ,8529 ,35949 34
S37 ,5882 ,49955 34
S38 ,5882 ,49955 34
S39 ,5882 ,49955 34
S40 ,6471 ,48507 34
S41 ,9118 ,28790 34
S42 ,6176 ,49327 34
S43 ,5294 ,50664 34
S44 ,7059 ,46250 34
S45 ,6471 ,48507 34
S46 ,5000 ,50752 34
S47 ,6765 ,47486 34
S48 ,7647 ,43056 34
S49 ,5294 ,50664 34
S50 ,6471 ,48507 34

Item-Total Statistics

Scale Scale Cronbach's


Mean if Variance if Corrected Alpha if Kriteria
Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
S1 33,6471 106,781 ,416 ,923 Baik
S2 33,5000 105,288 ,591 ,922 Baik
S3 33,4412 105,163 ,635 ,921 Baik
S4 33,5882 108,128 ,288 ,924 Cukup
S5 33,4412 105,284 ,622 ,921 Baik
S6 33,5588 105,890 ,512 ,922 Baik
S7 33,4706 106,439 ,484 ,923 Baik
S8 33,7059 108,638 ,239 ,925 Cukup
S9 33,4706 104,863 ,649 ,921 Baik
S10 33,4118 108,795 ,258 ,924 Cukup
S11 33,3529 105,569 ,672 ,921 Baik
S12 33,5882 104,734 ,622 ,921 Baik
S13 33,3235 106,225 ,630 ,922 Baik
S14 33,5882 107,340 ,365 ,924 Cukup
S15 33,2941 109,184 ,278 ,924 Cukup
S16 33,3824 108,971 ,250 ,924 Cukup
S17 33,5294 106,257 ,482 ,923 Baik
S18 33,4118 109,583 ,173 ,925 Rendah
S19 33,4412 107,406 ,395 ,923 Cukup
S20 33,3824 109,758 ,162 ,925 Rendah
S21 33,3529 106,235 ,591 ,922 Baik
S22 33,5000 104,318 ,691 ,921 Baik
S23 33,5000 106,985 ,417 ,923 Baik
S24 33,3824 107,031 ,470 ,923 Baik
S25 33,4412 104,860 ,668 ,921 Baik
S26 33,3235 108,953 ,285 ,924 Cukup
S27 33,6176 108,365 ,264 ,925 Cukup
S28 33,5294 106,863 ,421 ,923 Baik
S29 33,2941 109,123 ,286 ,924 Cukup
S30 33,5294 111,287 -,012 ,927 Rendah
S31 33,3235 108,407 ,353 ,924 Cukup
S32 33,5294 108,984 ,211 ,925 Cukup
S33 33,2941 108,214 ,409 ,923 Baik
S34 33,4412 105,709 ,576 ,922 Baik
S35 33,2059 109,623 ,344 ,924 Cukup
S36 33,2941 108,699 ,343 ,924 Cukup
S37 33,5588 111,224 -,007 ,927 Rendah
S38 33,5588 102,921 ,812 ,919 Baik sekali
S39 33,5588 107,890 ,314 ,924 Cukup
S40 33,5000 104,985 ,622 ,921 Baik
S41 33,2353 108,973 ,390 ,923 Cukup
S42 33,5294 104,620 ,648 ,921 Baik
S43 33,6176 106,001 ,493 ,922 Baik
S44 33,4412 104,921 ,661 ,921 Baik
S45 33,5000 111,652 -,047 ,927 Rendah
S46 33,6471 106,781 ,416 ,923 Baik
S47 33,4706 105,166 ,617 ,921 Baik
S48 33,3824 105,637 ,630 ,921 Baik
S49 33,6176 105,698 ,523 ,922 Baik
S50 33,5000 107,348 ,380 ,923 Cukup

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
34,1471 111,402 10,55471 50

Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian


Lampiran 18. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai