Anda di halaman 1dari 185

PENERAPAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP/MTs KELAS VII


PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk memenuhi persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
WAWAN DARMAWAN
107016101022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ABSTRAK

Wawan Darmawan, Penerapan CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi


Siswa SMP/MTs Kelas VII Pada Konsep Pencemaran Lingkungan . Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi


dengan menerapkan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada konsep
pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al Khairiyah Tajur
Citeureup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat
tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan
tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan
dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus
I rata-rata hasil belajar siswa 42,56 pada saat pretes dan 74,66 pada saat postes.
Sementara pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 48,33 pada saat pretes dan
78,28 pada saat postes. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

Kata Kunci : Konstruktivisme, CTL, Pencemaran dan Lingkungan.


ABSTRACT
Wawan Darmawan, Applying Contextual Teaching And Learning To
Improve First Grade Students Biology Achievement Toward Environment
Pollution Concept. BA Thesis, Biology Education Study Program, Faculty Of
Tarbiyah And Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013.
This research is aimed to know the improvement of students Biology
achievement in applying Contextual Teaching and Learning (CTL) toward
environment pollution concept. The research was conducted at MTs Al Khairiyah
Tajur Citeureup used classroom action research (CAR) to overcome the problems
in the classroom which is concerned into four phases: planning, acting,
observing, and reflecting. These phases are ongoing cycle through the same steps
and focused on the learning of Contextual Teaching and Learning (CTL). This
research indicated the improvement of students outcome. It can be seen in the
first cycle that the average of students pretes is 42,56 and the average of
students postes is 74,66. While in the second cycle the average of students pretes
is 48,33 and the average of students postes is 78,28. In conclusion, Contextual
Teaching and Learning (CTL) can improve students learning outcomes of
environment pollution.

Key words : Contructivism, CTL, pollution and environment.


KATA PENGANTAR

Bismillaahir Rahmaniir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau dan umat-Nya hingga akhir
zaman. Sehingga dengan Rhido-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul PENERAPAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA SMP/MTs KELAS VII PADA KONSEP PENCEMARAN
LINGKUNGAN.

Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa i, MA. Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masukan serta pengarahannya dalam penulisan skripsi ini dan sabar
dalam membimbing dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu
memberikan bimbingan, saran-saran, kemudahan, motivasi, pengarahan dan selalu
ada saat peneliti dalam kesulitan.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah di Jurusan IPA yang telah
memberikan bantuan dan dukunganya.
6. Bapak Drs. Eman Sulaeman, selaku Kepala Sekolah MTs Al Khairiyah Tajur
Citeureup yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
dan memberikan bantuan selama penelitian.
7. Ibu Siti Nur aeni Handayani S.Pd., selaku guru bidang studi IPA Biologi yang telah
membantu memberikan saran-saran, kemudahan, motivasi dan pengarahan kepada
penulis selama penulisan skripsi.
8. Keluarga besar Yayasan Islam Al Khairiyah Tajur Citeureup yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungannya.
9. Emi, Abi, Umi, dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dukungan baik,
moril maupun materiil, serta yang selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada
penulis dan selalu mendoakan penulis sehinggga skripsi ini terselesaikan.
10. Kekasihku tercinta (Ira Astuti) yang senantiasa memberikan dukungan serta selalu
mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis dan selalu mendoakan penulis
sehinggga skripsi ini terselesaikan.
11. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2007 yang memotivasi
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabatku, terima kasih untuk do a dan semangatnya selama ini.
13. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga
Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesainya skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya kepada
pembaca. Akhirnya penulis hanya berharap semoga segala perbuatan dan amal baik dari
berbagai pihak dapat dibalas oleh Allah SWT, dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Jakarta, Maret 2013

Wawan Darmawan
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................v

DAFTAR TABEL...........................................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................................5
C. Batasan Masalah................................................................................................................5
D. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
E. Tujuan Penelitian...............................................................................................................6
F. Manfaat Penelitian.............................................................................................................6
BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti............................................................................7


1. Pembelajaran Konstruktivisme................................................................................7
2. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)..............................8
3. Hakikat Belajar............................................................................................................23
4. Hakikat Hasil Belajar.................................................................................................27
5. Pencemaran Lingkungan...........................................................................................30
B. Penelitian yang Relevan...................................................................................................31
C. Kerangka Berpikir............................................................................................................36
D. Hipotesis Tindakan..........................................................................................................38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 39

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 39


1. Metode Penelitian ....................................................................................... 39
2. Rancangan Siklus Penelitian ...................................................................... 40

C. Subjek Penelitian ............................................................................................ 41

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................................... 41


E. Tahap Intervensi Tindakan ............................................................................. 41
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................................. 42
G. Data dan Sumber Data ................................................................................... 42
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 43
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 43
a. Evaluasi Tertulis ......................................................................................... 43
b. Observasi .................................................................................................... 44
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ................................................................. 44
1. Validitas ..................................................................................................... 44
2. Tingkat Kesukaran ..................................................................................... 45
3. Daya Pembeda Soal.................................................................................... 45
4. Reliabilitas .................................................................................................46
5. Uji N Gain .................................................................................................. 47
K. Analisis Data dan Interpretasi Data................................................................ 47
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 47
1. Perencanaan.............................................................................................. 48
2. Tindakan ...................................................................................................48
3. Pengamatan ..............................................................................................48
4. Refleksi ....................................................................................................48
5. Keputusan .................................................................................................48
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Pengamatan............................................................................................49

1. Siklus I..............................................................................................................................49
a. Perencanaan..................................................................................................................49
b. Tindakan........................................................................................................................50
c. Hasil Pengamatan........................................................................................................51
1) Hasil Pretest dan Posttest 51
2) Data Perhitungan N Gain 52
3) Lembar Kerja Siswa 53
d. Refleksi..........................................................................................................................55
e. Keputusan......................................................................................................................56
2. Siklus II................................................................................................................................57
a. Perencanaan.....................................................................................................................57
b. Tindakan...........................................................................................................................57
c. Hasil Pengamatan..........................................................................................................58
1) Hasil Pretest dan Posttest 58
2) Data Perhitungan N Gain 59
3) Lembar Kerja Siswa 60
d. Refleksi................................................................................................................................62

f. Keputusan.............................................................................................................................63

B. Analisis Data...........................................................................................................................63

1. Analisis N Gain secara Keseluruhan.....................................................................63


2. Pembahasan..................................................................................................................64
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................70

B. Saran.....................................................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................72
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes dan Postes Siklus Pertama........................................52


Tabel 4.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar (N Gain) Siklus I..................52
Tabel 4.3 Data ketercapain KKM hasil penelitian Siklus I.................................53
Tabel 4.4 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan pertama Siklus I....................53
Tabel 4.5 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan kedua Siklus I........................54
Tabel 4.6 Data Nilai Pretes dan Postes Siklus II 59
Tabel 4.7 N Gain Siklus II.............................................................................................59
Tabel 4.8 Data ketercapain KKM hasil penelitian Siklus II................................60
Tabel 4.9 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan pertama Siklus II...................60
Tabel 4.10 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan Kedua Siklus II.......................61
Tabel 4.11 Kategori N Gain pada Siklus I dan II.......................................................63
Tabel 4.12 Rekapitulasi N Gain Siklus I dan II..........................................................63
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Hasil Belajar.............................................................................28


Gambar 2.2 Kerangka Berpikir................................................................................38
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK............................................................40
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..................................75


Lampiran 2 Kisi-kisi Lembar Observasi...............................................................91
Lampiran 3 Lembar Observasi.................................................................................92
Lampiran 4 Kesimpulan Hasil Observasi.............................................................94
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Lembar Wawancara Guru............................95
Lampiran 6 Lembar Wawancara Guru...................................................................96
Lampiran 7 Kesimpulan Hasil Wawancara Guru...............................................97
Lampiran 8 Instrumen Tes Uji Validitas................................................................98
Lampiran 9 Reliabilitas Tes......................................................................................104
Lampiran 10 Soal Uji Siklus 1...................................................................................114
Lampiran 11 Soal Uji Siklus 2...................................................................................116
Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa............................................................................118
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Siklus 1.........................................................................126
Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Siklus 2.........................................................................135
Lampiran 15 Daftar Nilai Pretest dan Postest Siklus 1 dan 2...........................136
Lampiran 16 Lembar Pengamatan Guru dalam CTL..........................................137
Lampiran 17 Uji Referensi..........................................................................................141
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dicegah karena manusia
dengan potensi akalnya terus berfikir dan menghasilkan temuan-temuan yang
sesuai dengan masalah yang dihadapi dan kebutuhan pada waktu itu. Pada satu
sisi kita sangat bergembira dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidang kajian ilmu sehingga akan semakin
menambah arti hidup yang dijalani sementara disisi lain perkembangannya ilmu
yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai positif dan moral akan berakibat terjadinya
penyalahgunaan sehingga akan merusak dan menghancurkan tatanan hidup yang
telah ada.
Lingkungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Hal tersebut disebabkan karena lingkungan memberi banyak manfaat
bagi manusia. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup (termasuk manusia dan perilakunya) yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Artinya pengelolaan lingkungan secara baik untuk
mendorong pembangunan berkelanjutan sangat penting. Namun, realitas yang
terjadi persentase pertumbuhan ekonomi hampir berbanding lurus dengan
kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pembangunan, dan hal ini berlangsung
1
secara terus menerus .
Masalah lingkungan, bukan masalah yang baru, tetapi sudah ada sejak
manusia hidup di muka bumi ini. Keberadaan manusia di bumi merupakan faktor
penyebab terjadinya masalah terhadap lingkungan. Pertumbuhan hidup yang

1
Idris, Environmental Kuznets Curve: Bukti Empiris Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan
Kualitas Lingkungan di Indonesia, (Padang:Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang),hal. 4
besar pun mengakibatkan meningkatnya masalah terhadap lingkungan. Upaya
untuk mengantisipasi masalah lingkungan adalah dengan cara menanamkan
kepedulian lingkungan pada manusia di bumi.
Saat ini kondisi pengelolaan lingkungan belum lagi terwujud secara
memuaskan seperti yang diharapkan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa penyebab berbagai gangguan terhadap lingkungan yang terjadi berakar dari
tabiat manusia, yakni sikap dan perilaku manusia yang tidak mempedulikan
kondisi saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya. Hal ini
menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan itu pada dasarnya merupakan
manifestasi dari permasalahan sosial dan lingkungan yang saling terkait dalam
kenyataan hidup sehari-hari.
Untuk mencapai kesadaran akan pentingnya lingkungan maka dibutuhkan
suatu pembaharuan pembelajaran antara lain pada strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan para siswa untuk
belajar. Pada strategi pembelajaran terdapat teknik-teknik memperbaiki konsep
diri siswa agar lebih baik dalam belajar dan mampu membantu guru dalam
menghubungkan materi lingkungan yang diajarkan dengan realitas, sehingga
siswa diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Pendidikan yang ada di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi
bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Walaupun
seringkali kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mungkin mampu
menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, tetapi
pada kenyatannya mereka seringkali tidak memahami secara mendalam
pengetahuan yang bersifat hapalan dan tanpa melibatkan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran tersebut. Sebagian besar dari siwa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
itu dapat mereka gunakan / manfaatkan.
Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran
penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan
peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir
kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.
Namun pembelajaran IPA di SMP/MTs pada umumnya masih didominasi
oleh aktifitas guru. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan
dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berpedoman pada buku paket saja.
Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berinteraksi dengan benda-benda konkrit dalam situasi yang nyata. Hal ini
mengakibatkan siswa tidak peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu seharusnya guru memberikan contoh konkrit dalam
setiap pembelajaran agar supaya siswa dapat tanggap dan peduli terhadap
lingkungan dimana siswa tersebut tinggal.
Pada pengamatan awal di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup menunjukkan
kenyataan bahwa kondisi lingkungan yang berada di daerah penambangan bahan
baku semen mengalami berbagai pencemaran baik tanah, udara dan air tidak
diiringi oleh kepedulian para siswa terhadap masalah tersebut. Hal tersebut terlihat
dari tidak adanya perhatian dari para siswa terhadap masalah pencemaran
lingkungan yang terjadi di daerah sekitar tempat tinggalnya, bahkan siswa terlihat
tidak peduli terhadap masalah pencemaran yang terjadi dengan seolah-olah tidak
ada sesuatu yang terjadi.
Selain itu hasil pengamatan pada proses kegiatan belajar mengajar,
kegiatan tersebut hanya berjalan secara teoritis dan tidak terkait dengan
lingkungan nyata tempat siswa berada. Hasil pengamatan ketuntasan belajar siswa
hanya mencapai 60 %. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti fasilitas sekolah yang kurang memadai, pemilihan metode
pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran kurang menarik dan tingkat
2
keaktifan siswa yang rendah .Kurangnya kepedulian masyarakat, sekolah serta
peran guru mengakibatkan hasil yang dicapai kurang maksimal.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya sebuah strategi
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yaitu suatu pendekatan
pembelajaran yang mampu mendidik siswa dengan pengalaman dan lingkungan

2
Daftar nilai, hasil wawancara terlampir
sekitar. Sehingga pembelajaran dapat dikontekskan ke dalam situasi dunia nyata
dan diharapkan hasil belajar pun dapat meningkat.
Pendekatan pembelajaran adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru dan
siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu. Pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi
pembelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya yang
berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari
3
konsep, prinsip, atau teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.
Konsep belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses
pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan
data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi
4
pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Adanya kaitan
antara pelajaran baru yang diterima dengan pelajaran sebelumnya. Selain itu siswa
tidak selalu bergantung dari pembelajaran di kelas, karena siswa dapat mencari
pemahaman dari hasil interaksi dengan lingkungannya sendiri, bukan dari
penyampaian materi di kelas saja. Begitu pula pembelajaran yang bermakna
sangatlah penting.
Pendekatan pembelajaran konstruktivisme yang dapat mengaitkan
lingkungan dan pemahaman siswa adalah pendekatankontekstual. Penerapan
pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat mendorong minat, motivasi, dan
keaktifan siswa dalam proses KBM, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara optimal. Pendekatan kontekstual pada proses pendidikan yang
holistik bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya. Materi tersebut dikaitkan dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara

3
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta,2009), h. 91
4
M. Sukarjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,
(Jakarta:Rajawali Pers, 2009),hal. 55
fleksibel dapat diterapkan untuk ditransfer dari satu permasalahan ke
permasalahan lain.
Pembelajan kontekstual dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) diharapkan KBM menjadilebih efektif, karena siswa akan belajar
lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok. CTL dapat
memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran, serta siswa dapat
memantapkan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran. Oleh karena itu
perlunya dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah MTs Al
Khairiyah Tajur Citeureup dengan harapan hasil belajar dapat meningkat sesuai
dengan proses pembelajaran yang bermakna.
Dengan demikian penelitimelakukan penelitian dengan judul Penerapan
CTL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP/MTs Al Khairiyah
Tajur Citeureup Kelas VII Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas beberapa
masalah dapat diidentifikasi antara lain:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru.
2. Kurang mengembangkan proses belajar mengajar biologi serta kinerja
guru secara signifikan
3. Hasil belajar siswa yang belum optimal dimungkinkan berhubungan
dengan adanya pendekatan pembelajaran yang digunakan saat ini.
4. Ketuntasan belajar belum tercapai.
5. Tidak adanya kepedulian siswa terhadap masalah lingkungan sekitar,

C. Batasan masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), Refleksi (Reflection), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment)
2. Hasil belajar yang dicapai siswa ditinjau dari aspek kognitif jenjang C1-C4
3. Penelitian ini diterapkan pada konsep pencemaran lingkungan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah adalah, Bagaimanakah penerapan CTL dapat
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada pada Materi Pencemaran
Lingkungan?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar biologi
dengan penerapan CTL pada konsep pencemaran lingkungan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini dapat dispesifikasikan menjadi
dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat:
1. Memberikan pijakan dalam memecahkan masalah belajar yang dialami
siswa SMP/MTs.
2. Menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, terutama penelitian
atau kajian yang membahas masalah model pembelajaran khususnya
model CTL.
Sedangkan secara praktisnya, dapat:
1. Memberikan ruang kepada siswa untuk melakukan perubahan sekaligus
menilai kebiasaan mereka belajar di sekolah, dan
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki metode pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti


1. Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan salah satu perkembangan model pembelajaran
mutahir yang mengedepankan aktivitas siswa dalam setiap interaksi edukatif
5
untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) kita sendiri, bukan imitasi dari
kenyataan, bukan gambaran dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu
merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari kenyataan yang terjadi melalui
serangkaian aktivitas seseorang. Siswa membentuk skema, kategori, konsep dan
struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.Pengetahuan bukanlah
tentang hal-hal yang terlepas dari pengamat, tetapi merupakan ciptaan manusia
yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia yang dialaminya. Proses
pembentukan ini berjalan terus menerus, dan setiap kali terjadi reorganisasi atau
rekonstruksi karena adanya pengalaman baru.
6
Ciri-ciri model pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut:
a. Memberi peluang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru
melalui proses pelibatan dalam dunia riel.
b. Mendorong terbentuknya pembelajaran secara kooperatif.
c. Memperhatikan kecenderungan sikap dan pembawaan siswa.
d. Menganggap proses pembelajaran sebagai sesuatu yang sama pentingnya
dengan hasil pembelajaran.

5
Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan.
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press,2006), hal.119
6
Ibid, hal 120
e. Merangsang siswa untuk bertanya dan berdialog dengan sesama siswa dan
guru.
f. Menciptakan proses inquiri siswa melalui kajian dan eksperimen.
g. Menghargai dan menerima eksplorasi pengetahuan siswa.
h. Memperhatikan ide dan permasalahan yang dimungkinkan oleh siswa dan
menggunakannya sebagai bagian dalam merancang pembelajaran.
i. Memperhatikan dan mengapresiasikan hasil kajian siswa terhadap suatu
masalah.
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno,
7
antara lain :
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
c. Mengajar adalah membantu siswa belajar,
d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
e. Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
f. Guru sebagai fasilitator.

2. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)


i. Landasan Filosofis CTL
Pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning)
banyak dipengaruhi oleh filasafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark
Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat
konstruktivisme berangkat dari pemikiran epistimologi Giambatista Vico. Vico
mengungkapkan: Tuhan adalah menciptakan alam semesta dan manusia adalah
tuan dari ciptaannya. Mengetahui, menurut Pico, berarti mengetahui bagaimana
membuat sesuatu. Artinya, seseorang dikatakan mengetahui manakala ia dapat
menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Oleh karena itu
menurut Vico, pengetahuan itu tidak lepas dari orang (subjek) yang tahu.
Pengetahuan merupakan struktur konsep dari subjek yang mengamati.

7
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta,Bumi Aksara,2010)hal. 75
Selanjutnya, pandangan filsafat konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan
memengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah sekadar
menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, tetapi
proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahun tidak akan menjadi pengetahuan yang makna. Bagaimana proses
mengkonstruksi pengetahuan yang dilakukan oleh setiap subjek?
Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur
kognitif yang kemudian dinamakan skema. Skema terbentuk karena
8
pengalaman . Pandangan Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu
terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa
model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual. Menurut
pembelajaran kontekstual, penegetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan
dan dibangun sendiri oleh siswa. Pegetahuan yang diperoleh dari hasil
pemberitahuan orang lain, tidak akan menjadi penengetahuan yang bermakna.
Pengetahuan yang demikian akan mudah dilupakan dan tidak fungsional.

ii. Pengertian CTL


CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
9
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual yang efektif, yaitu konstruktifisme
(constructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), dan penilaian sebenarnya

8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008), h. 257
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta:Prenada Media Group, 2008), hal. 116
(authentic assesment). Dengan pembelajaran CTL ini diharapkan dapat lebih
bermakna bagi siswa, dimana proses pembelajaran yang berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan praktikum siswa, sehingga siswa mengalami sendiri bukan
tranfer pengetahuan dari guru. Sehingga dapat dinyatakan bahwa CTL sebuah
sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung.
Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh
10
yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah.
Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli, disini ditampilkan
lima pengertian yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda. Adapun
pengertian CTL adalah sebagai berikut:
Pertama, Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan suatu proses
pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan ( ditransfer )
dari satu permasalahan ke permasalahan lain.
Kedua, Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
11
dalam kehidupan mereka.
Ketiga, Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang
diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.
Keempat, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

10
Elaine B. Johnson, PH.D., Contextual Teaching & Learning: Menjadikan kegiatan belajar-
mengajar.., Bandung: Mizan Learning Center (MLC), 2007, h. 65
11
Wina Sanjaya,op. cit., h. 255
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
12
sehari-hari. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa., sehingga strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Kelima, Nancy berpendapat bahwa CTL adalah metode dalam
pembelajaran yang mempunyai hubungan/kaitan terhadap kehidupan sehari-hari-
setiap isi topik nya pun mencoba menggambarkan bagaimana sesuatu itu berkaitan
dengan kehidupan siswa sehari-hari juga mencoba untuk bekerja berdasarkan
13
penelitian. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan
dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan
merasakan pentingnya belajar, dan akan memperoleh makna yang mendalam
terhadap apa yang dipejarinya. Dari beberapa pengertian, dapat disimpulkan
bahwa CTL dapat dikatakan sebagai sebuah strategi pembelajaran yang
menunjukan kondisi alamiah dari pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan
diluar kelas, pembelajarn CTL menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti
bagi siswa dalam membangun pengetahuan dan mengkonstruksi pemahamannya
berdasarkan pengalamannya yang akan mereka terapkan dalam kehidupannya.
CTL menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari
siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan
dengan bagaimana cara belajar siswa.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti
di dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti
dan menyenangkan. Siswa akan belajar keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan selanjutnya siswa akan memanfaatkan kembali pemahaman
pengetahuan dan kemampuannya itu dalam konteks di luar sekolah untuk

12
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu.
Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2011, h. 80
13
Catherine Teare Ketter and Jonathan Arnold, CTL: Case Study of Nancy a High School Science
Novice Teacher, (Universitas of Georgia: 2003), [online] http://www.coe.uga.edu/ctl/casestudy/BSmith.pdf , h.
10
menyelesaikan permasalahan dunia nyata, baik secara mandiri maupun secara
kelompok.
iii. Asas-Asas CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas
ini melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
14
pendekatan CTL, diantaranya yaitu:
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses
belajar mengajar dan tujuan pembelajaran konstruktivis adalah sebagai berikut:
a) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar
pada pengetahuan awal.
b) Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi bukan
menerima pengetahuan
2) Menemukan (Inquiry)
Inkuiri artinya, proses pemebelajaran sidasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri
dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:
a) Merumuskan masalah
b) Mengajukan hipotesis
c) Mengumpulkan data
d) Menguji hipotesis
e) Membuat kesimpulan
3) Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.Dalam
suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
a) Menggali informasi tentang kemampuan siswa untuk belajar
b) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
c) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
d) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.

14
Wina Sanjaya, op.cit., h. 118
e) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan
dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari
kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar
didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan
tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.
5) Pemodelan (Modeling)
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling merupakan
asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa
dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang dapat memungkinkan
terjadinya verbalisme.
6) Refleksi (Reflection)
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir
proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merenung atau mengingat kembali apa ayang telah dipelajarinya, sehingga ia
dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
Konsep pengetahuan baru siswa juga akan lebih bermakna jika seorang
guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki siswa, yaitu setiap
orang memiliki kesemua kecerdasan tersebut. Walau bagaimanapun, tahapan dan
kombinasi kecerdasan yang berbeda-beda diantara individu. Dari berbagai jenis
kecerdasan tersebut tidak hanya memberi informasi tentang apa yang dipelajari,
tetapi lebih penting lagi bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat
membangkitkan potensi kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih berkesan.
Dalam CTL, berbagai gaya pembelajaran dapat diterapkan, yaitu:
a) Pembelajaran secara konkrit seperti mengalami dan melakukan
percobaan, merasakan dan melihatnya.
b) Pembelajaran abstrak, yaitu: dengan melihat konsep yang
dipelajarinya, siswa memikirkan informasi yang mereka terima ketika
pembelajaran.
Dalam penerapan CTL juga diperlukan berbagai macam fasilitas,
diantaranya: berbagai lingkungan, daftar pelajaran, peraturan fisik dikelas, dan
anggaran.
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Proses pembelajaran konvesional yang sering dilakukan guru pada saat ini,
biasanya ditekankan kepada perkembangan aspek intelektual, sehingga alat
evaluasi yang digunakan terbatas pada penggunaan tes. Dengan tes dapat
diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam CTL,
keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan
kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab
itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti
hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata.
Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar
belajar atau tidak;apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang
positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses
pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus- menerus selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Oleh sebab, tekanannya diarahkan kepada proses
15
belajar bukan hasil belajar.

iv. Langkah-langkah Pembelajaran CTL


Dalam CTL, guru berperan dalam memilih, menciptakan, dan
menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak bentuk
pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal, dan psikologikal untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam lingkungan sekitar, siswa menemukan

15
Wina Sanjaya, op.cit., h. 268-269
hubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks
nyata. Siswa akan memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa
sehingga dirasakan masuk akal dengan kerangka berpikir yang dimilikinya
(ingatan, pengalaman, dan tanggapan).
Dalam pelaksanaan kegiatan CTL di kelas, guru harus memperhatikan
langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini.
1) Guru memotivasi siswa
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru memberikan stimulus dengan
memberikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas atau yang dipelajari.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa diajak untuk mempelajari sebuah materi ajar yang sesuai dengan standar
kompetensi.
3) Guru membagi kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa. Tiap
siswa ditugaskan untuk melakukan observasi. Melalui observasi siswa
ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di perpustakaan.
4) Melakukan percobaan
Untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna, siswa diharapkan mampu
dan mengetahui penerapannya pada proses yang sebenarnya yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
5) Diskusi kelompok
Setiap kelompok mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan
pembagian tugas masing-masing.
6) Hasil diskusi dipresentasikan
Di dalam kelas semua siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai
dengan kelompoknya masing-masing. Kemudian siswa melaporkan hasil
diskusi.
7) Guru menerangkan konsep
Guru membantu menyampaikan materi sekitar masalah yang dipelajari yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.
8) Menyimpulkan
Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar hasil
eksperimen yang dilakukan siswa sesuai dengan indikator hasil belajar yang
harus dicapai.
9) Penugasan
Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan dari hasil diskusi dan
eksperimen yang merupakan hasil pengalaman dari proses pembelajaran
berlangsung.
Agar proses instruksional dapat dianggap sebagai CTL, guru harus
memperhatikan faktor-faktor berikut ketika menggunakan pendekatan CTL.
Konsep ini berdasarkan pada bagaimana siswa belajar, oleh Karena itu guru
harus:
1) Merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan para siswa.
Hubungan antara isi kurikulum dan metode yang digunakan untuk mengajar
para siswa harus didasarkan pada tingkatan tertentu, perkembangan sosial,
emosional, dan intelektual siswa. Dengan demikian yang harus menjadi
pertimbangan adalah unsurpara siswa, karakteristik individual, lingkungan
social dan budaya mereka.
2) Membentuk kelompok yang saling tergantung. Melalui kelompok yang kecil,
siswa belajar dari yang lain dan belajar bekerjasama, perputaran kualitas, dan
bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang diperlukan orang dewasa di tempat
kerja dan dalam konteks yang lain dimana siswa diharapkan untuk berperan
aktif.
3) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (diatur
sendiri). Para siswa harus memahami kekuatan dan kelemahan mereka, untuk
menetapkan target yang dicapai, dan untuk mengembangkan strategi untuk
mencapai target mereka. Ketika mereka mempelajari keterampilan ini mereka
akan memperoleh kepercayaan diri dan kompetisi. Melalui guru juga
menciptakan lingkungan dimana siswa merefleksikan bagaimana mereka
belajar, bagaimana mereka mengatasi pekerjaan sekolah, bagaimana mereka
mengatasi kesulitan mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerja secara
harmonis dengan yang lain. Dengan pendekatan CTL yang membutuhkan
kerja kelompok., para siswa harus mampu memberikan kontribusi sehingga
kelompok mereka sukses.
4) Mempertimbangkan perbedaan para siswa. Para guru harus mengajar
berbagai siswa. Pertimbangan termasuk latar belakang suku dan ras siswa,
status social, ekonomi mereka, dan berbagai ketidak mampuan yang mereka
miliki.
5) Memperhatikan multi-intelgensi siswa. Dalam menggunakan pendekatan CTL,
maka cara siswa berpartisipasi di dalam kelas harus memperhatikan kebutuhan
delapan orientasi pembelajaran. Delapan orientasi pembelajaran yang melibatkan
faktor-faktor seperti bahasa, pendengaran atau penglihatan, musik, bilangan,
visualisasi, gerakan manusia, sosialisasi, dan kepemimpinan.
6) Menggunakan teknik pertanyaan yang meningkatkan pembelajaran siswa dan
perkembangan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Agar CTL mencapai tujuannya harus digunakan jenis dan tingkat pertanyaan
yang sesuai. Pertanyaan-pertanyaan harus disiapkan untuk menghasilkan
tingkat berpikir, respon, dan tindakan yang diharapkan dari siswa.
7) Menerapkan penilaian yang sebenarnya. Assessment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa. Penilaian sebenarnya mengevaluasi aplikasi penegatahuan
siswa dan pemikiran yang kompleks daripada menghafal daya ingat akan
informasi faktual.
Selain itu agar pembelajaran dapat dikatakan sebagai CTL Scott G. Paris
meninjau 12 prinsip pembelajaran mandiri dalam empat kategori umum yang
dapat digunakan oleh para guru di dalam kelas, yaitu: kategori menilai diri sendiri,
kategori mengatur diri sendiri, menolong siswa, memperoleh pemahaman, dan
16
membentuk identitas siswa sebagai pelajar.

16
Tim Penatar Undiksha, Menggunakan CTL dan Asesment Otentik dalam Rangka Implementasi
KTSP di Sekolah Dasar.(Singaraja, 2007) disampaikan pada pelatihan para kepala sekolah dasar Kabupaten
Karangasem Dana DBEP, tanggal 29-31 Juli 2007. Hal 4
v. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran kontektual yang dikemukakan
oleh Center for
Occupational Research and Develoment (CORD) yang dikenal dengan REACT,
yaitu :
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks dunia nyata.
2) Experiencing, belajar ditekankan pada penggalian (eksplorasi), penemuan
(discovery), dan penciptaan (invention)
3) Applying, belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks
pemanfaatannya.
4) Coopeerating, belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian
bersama, atau tugas kelompok.
5) Trasferring, belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau
konteks baru.

f. Strategi yang Berasosiasi dengan CTL


Startegi pengajaran yang berasosiasi dengan CTL diperlukan dalam proses
belajar mengajar dikelas agar pembelajaran berlangsung lebih terarah dan baik.
Dibawah ini merupakan beberapa strategi pengajaran yang berasosiasi dengan
CTL dan pelaksanaannya di lapangan dapat dikombinasikan satu dengan yang
lainnya.
17
Strategi metode CTL dalam pembelajaran (prinsip-prinsip CTL)
1) Pembelajaran berdasarkan masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah kunci utama dalam CTL. CTL
adalah sebuah pendekatan instruksional yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai konteks untuk siswa untuk belajar berfikir kritis dan kemampuan
memecahkan masalah.
2) Project-based learning
3) Pembelajaran berdasarkan penelitian
17
Catherine Teare Ketter and Jonathan Arnold, op.cit., h. 18
Pembelajaran berdasarkan penellitian adalah strategi utama dalam praktek
CTL.
4) Pembelajaran pelayanan
Pembelajaran pelayanan adalah strategi lain yang biasa diidentifikasi
dalam praktek CTL. Terdapat potensi untuk pembelajaran pelayanan, walaupun
kita tidak secara langsung mengobservasi pembelajaran pelayanan walaupun
kita sedang kunjungan kelas.
5) Pembelajaran kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi atau pembelajaran kooperatif diartikan sebagai
sebuah proses yang membantu manusia berinteraksi agar mencapai tujuan yang
spesifik atau mengembangkan sebuah produk akhir. (Berns & Erickson, 2001).
6) Penilaian autentik
Penilaian autentik dalam Science didasarkan pada observsi siswa, latihan,
dan apa yang telah mereka lakukan.
7) Ketertarikan siswa dengan latar belakang yang bermacam-macam
Berikut adalah beberapa aspek fundamental untuk kontekstualisasi Science
dalam kelas Science; siswa melakukan Science nyata, siswa menyangkutpautkan
Science pada diri mereka, komunikasi mereka, dan dunia mereka, dan terhadap
yang lainnya.
Dalam pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar
dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya
18
belajar siswa. CTL mengarahkan para guru untuk menggunakan beraneka ragam
strategi pembelajaran, yaitu: kegiatan keterampilan, pengetahuan, bekerjasama,
pengetahuan dasar masalah dan penelitian, penerapan kehidupan nyata, penilaian
sebenarnya dan penggabungan teknologi.
Para guru di dunia pendidikan, sains telah memperjuangkan beberapa cara
untuk mengkontekskan materi. Mereka telah menggunakan aktivitas keterampilan,
permainan, simulasi, eksperimen, dan menghubungkan dengan kehidupan nyata
(seperti tes darah, masalah kontrol statistik, menggambar kebun), di laboratorium
sekolah dan teknologi. Para guru lebih menggunakan strategi dasar disekolah

18
Wina Sanjaya, op.cit., h. 116
(seperti pemecahan masalah penemuan, penilaian portofolio) dan ini sudah banyak
terkenal pada mata pelajaran pilihan, aan tetapi mereka lebih mempercayakan
kuliah, membuat catatan, menguji fakta dan isi buku, dan instruksi guru.
Beberapa strategi lain yang dapat diterapkan dalam CTL, diantaranya:
1) Menghubungkan kepada keterkaitan siswa
2) Membawa IPA ke dalam kurikulum
3) Memerankan pekerjaan sains ke dalam bentuk simulasi.
4) Menggunakan penilaian alternatif

vi. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional


Dibawah ini dijelaskan secara singkat perbedaan kedua model tersebut
19
dilihat dari konteks tertentu.
1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan
aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan
menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan, dalam pembelajaran
konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif.
2) Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok,
seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima dan memberi.
Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar
secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi
pelajaran.
3) Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil;
sedangkan dalam pembeljaran konvensional, pembelajaran
bersifatteoritis dan abstrak.
4) Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional kemampuan dperoleh melalui latihan-latihan.

19
Wina Sanjaya, op.cit., h.115
5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri;
sedangkan dalam pembeajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai
dan angka.
6) Dalam CTL tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau prilaku
individu didasarkan oleh factor dari luardirinya, misalnya individu
tidakmelakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekadar untuk
memperoleh angka atau nilai dari guru.
7) Dalam CTL pengetahuan yang dimilii setiap individu selalu berkembang
sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu terjadi
perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi.
Kebenaran yang dimiliki bersifat absolute dan final, oleh karena
pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.
8) Dalam pembelajarn CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor
dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedagkan
dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses
pembelajaran.
9) Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran biasa terjadi di mana saja dalam
konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan
dalam pembelajaran konvensional hanya terjadi di dalam kelas.
10) Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek
erkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran
diukur dengan cara misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa,
penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain sebagainya;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan
pembelajaran biasanya hanya diukur dengan tes.

vii. Pembelajaran Berbasis Inkuiri


Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukan. Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan
20
menemukan, apapun materi ang diajarkan.
Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu pilar penting
alam pendekatan konstruktivistik yang memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaharuan pendidikan. Burner, penganjur pembelajaran dengan basis
inkuiri, menyatakan idenya sebagai berikut : Kita mengajarkan suatu bahan
kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian, tetapi
lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri,
meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut
mengambil bagian dalam proses mendapatkan pengetahuan. Mengetahui adalah
suatu proses bukan suatu produk. Dengan demikian belajar dengan penemuan
dapat diterapkan dalam banyak mata pelajaran.
Pembelajaran inkuiri membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti
metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya serta menjawab. Inkuiri melibatkan
observasi dan pengukuran, pembuatan hipotesis dan interpretasi, pembentukan
model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya eksperimentasi, refleksi,
dan pengenalan akan keunggulan dan kelemahan metode-metodenya sendiri.
21
Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah
2) Mengamati atau melakukan observasi
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel, dan karya lainnya
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru, atau audien yang lain.

20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta Kencana Renada /media grup
2010) hal 114
21
Ibid
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menggunakan
pembelajaran berbasis inkuiri adalah pendekatan yang ditujukan untuk membantu
siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keahlian yang diperlukan
memunculkan masalah dan menemukan pemecahan masalah tersebut (konsep-
konsep, hukum-hukum, dan teori-teori baru) oleh siswa itu sendiri, sehingga siswa
menjadi penemu pemecahan masalah yang independen.

3. Hakikat Belajar
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hana mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu
22
mengalami. Jadi belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan
secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang
dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh
lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat
dan sebagainya.
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
23
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Selain itu belajar diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil
24
interaksinya dengan lingkungan. Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama,
bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi
harus secara sadar.
Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan
kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan.
Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,

22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta:Bumi Aksara,2010)hal. 27
23
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,(Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995),hal. 92
24
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta), 2003, h., 2
keterampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa
disadari bukanlah belajar. Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha
untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar
sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hal ini
berarti bahwa belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses
belajar dan hasil belajar yaitu pemerolehan pengetahuan baru.
Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses

mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan


lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak
hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tapi yang
diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri
25
( Self regulated).
Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan dikonstruksi oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi
pengetahuan yang bermakna; sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh
melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
26
Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan.
Mengkonstruksi pengetahuan menurut Piaget dilakukan melalui proses
asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada. Skema adalah struktur
27 Pikiran manusia
kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman.
mempunyai struktur yang disebut skema atau skemata (jamak) yang sering
disebut dengan struktur kognitif.
Dengan menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan

mengkoordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata yang baru.


Selanjutnya, skemata yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi
itulah yang disebut pengetahuan. Asimilasi merupakan proses kognitif yang

25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta:Kencana,2010), h.107
26
Ibid., h.123
27
Ibid., h124
dengannya seseorang mengintegrasikan informasi (persepsi, konsep, dan
sebagainya) atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif (skemata) yang
sudah dimiliki seseorang. Akomodasi adalah proses restrukturisasi skemata yang
sudah ada sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapat
secara langsung diasimilasikan pada skemata tersebut. Hal itu, dikarenakan
informasi baru tersebut agak berbeda atau sama sekali tidak cocok dengan
skemata yang telah ada. Jika informasi baru, betul-betul tidak cocok
dengan skemata yang lama, maka akan dibentuk skemata baru yang cocok dengan
informasi itu. Sebaliknya, apabila informasi baru itu hanya kurang sesuai dengan
skemta yang telah ada, maka skemata yang lama itu akan
direstrukturisasi sehingga cocok dengan informasi baru itu.
Dengan kalimat lain, pandangan Piaget di atas dapat dijelaskan
bahwa apabila suatu informasi (pengetahuan) baru dikenalkan kepada seseorang
dan pengetahuan itu cocok dengan skema/skemata(struktur kognitif)
yang telah dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi melalui proses
asimilasi dan terbentuklah pengetahuan baru. Sedangkan apabila pengetahuan
baru yang dikenalkan itu tidak cocok dengan struktur kognitif yang sudah ada
maka akan terjadi disequilibrium, kemudian struktur kognitif tersebut
direstrukturisasi kembali agar dapat disesuaikan dengan pengetahuan baru atau
terjadi equilibrium sehingga pengetahuan baru itu dapat diakomodasi dan
selanjutnya diasimilasikan menjadi pengetahuan skemata baru.
Dengan demikian, asimilasi dan akomodasi merupakan dua aspek penting
dari proses yang sama yaitu pembentukan pengetahuan. Kedua proses itu
merupakan aktivitas secara mental yang hakikatnya adalah proses interaksi antara
pikiran dan realita. Seseorang menstruktur hal-hal yang ada dalam
pikirannya, namun bergantung pada realita yang dihadapinya. Jadi adanya
informasi dan pengalaman baru sebagai realita mengakibatkan terjadinya
rekonstruksi pengetahuan yang lama yang disebut proses asimilasi-akomodasi
sehingga terbentuk pengetahuan baru sebagai skemata dalam pikiran seseorang.
Pengikut aliran konstruktivisme personal yang lain adalah Bruner. Meskipun
Bruner mengklaim bahwa ia bukan pengikut Piaget tetapi teori-teori
belajarnya sangat relevan dengan tahap-tahap perkembangan berpikir seperti
yang dikemukakan Piaget. Salah satu teori belajar Bruner yang

mendukung paham konstruktivisme adalah teori konstruksi. Teori ini menyatakan


bahwa cara terbaik bagi seseorang untuk memulai belajar konsep dan prinsip
dalam biologi adalah dengan mengkonstruksi sendiri konsep dan prinsip yang
dipelajari itu. Hal ini perlu dibiasakan sejak anak-anak masih kecil.
Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa dalam belajar sebenarnya
siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan informasi dan
pengalaman baru yang diperolehnya. Dengan demikian, guru sebagai pengajar
tidak semestinya menganggap siswa sebagai kumpulan kertas yang kosong. Untuk
mendukung terlaksananya pembelajaran yang diharapkan melalui pandangan ini,
diperlukan pemikiran yang harus disadari oleh guru, antara lain:
1) Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa
yang sudah mereka ketahui dan pikirkan
2) Tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas sebaiknya dibicarakan bersama
sehingga siswa sungguh terlibat
3) Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai
dengan kebutuhan siswa
4) Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan
kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar
5) Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan
menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir berdasarkan
pengandaian yang tidak diterima guru.
Kaitannya dengan pembelajaran IPA di SMP/MTs. Terdapat beberapa
tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakianan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam pemeliharan,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
28
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Tujuan ini diharapkan tercapai melalui penentuan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang harus dimiliki oleh siswa kelas VII semseter II.

4. Hakikat Hasil Belajar


Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan
kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima
sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang
diberikan. Dengan adanya pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah
melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari
yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan
29
hasil belajar. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.
Hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus digali,
dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan,
kedalaman, kerumitan dan harus digambarkan secara jelas serta dapat diukur
30
dengan teknik-teknik penilaian tertentu. Hasil belajar juga dikatakan sebagai

28
BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
Dan Menengah,(Jakarta:2006)., h. 378
29
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung:Rosda:2009), h.12
30
Ibid 26
perolehan kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Pemerolehan ini termasuk
suatu cara baru melakukan sesuatu dan cara mengatasi masalah pada situasi baru.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu
yang terjadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan
kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku.Dengan demikian perilaku
seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari
yang kemudian dapat diketahui melalui tes, dan pada akhirnya muncul hasil
belajar dalam bentuk nilai riel atau non riel.

PENGETAHUAN
BELAJAR TES HASIL
BELAJAR

PERILAKU
NILAI

Gambar 2.1 Proses Hasil Belajar


Dari bagan di atas mencerminkan hasil belajar diakibatkan oleh adanya
kegiatan evaluasi belajar atau tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya
kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat bergantung dari pengetahuan
dan perubahan perilaku individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari.
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara
operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek
kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian
kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap : (1) penguasaan materi akademik
(kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), aplikatif
31
produktif (psikomotorik) . Tipe belajar hasil kognitif meliputi tipe belajar hasil
pengetahuan hafalan (knowledge), tipe hasil belajar pemahaman (comprehention),
tipe hasil belajar penerapan (aplicationi), tipe belajar hasil analisis (analysis), tipe
32
belajar sintesis (synthesis) dan tipe belajar evaluasi(evaluation). Tipe hasil
belajar afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sedangkan tipe hasil belajar
31
Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta:2006)., h.13
32
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta:Gudang Persada Press,
2007) hal. 28-30
bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu (perseorangan).
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh sesorang dilihat dari perilakunya, baik perilaku
dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik.
Pencapaian belajar atau hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakannya
suuatu program pengajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan
evaluasi yang kegiatanya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar
mengajar. Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak
terpisahkan dari kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi seorang guru akan
33
mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil belajar.
Jadi hasil belajar yang dilihat dari tes hasil belajar berupa keterampilan
pengetahuan integensi, kemampuan dan bakat individu yang diperoleh di sekolah
biasanya dicerminkan dalam bentuk nilai-nilai tertentu. Tes bertujuan untuk
membangkitkan motivasi siswa agar dapat mengorganisasikan pelajaran dengan
baik.

5. Pencemaran Lingkungan
Salah satu dampak dari adanya peningkatan jumlah populasi manusia
adalah munculnya masalah lingkungan, yaitu pencemaran. Ada beberapa jenis
pencemaran yang dapat terjadi di lingkungan kita, di antaranya pencemaran udara,
air dan tanah. Mari kita pelajari bersama.

a. Pencemaran udara
Apakah kegunaan udara? Udara berperan penting dalam kehidupan.
Oksigen digunakan untuk bernapas, karbondioksida digunakan untuk fotosintesis.
Lapisan ozon berfungsi menahan sinar ultraviolet. Komposisi udara bersih normal

33
M. Sukardi,Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya,(Yogyakarta:Bumi Aksara,2008).,h.5
di atmosfer kita adalah Nitrogen (78.09%), oksigen (21,95%), argon (0,93%) dan
karbondioksida (0,031%). Menurut Peraturan Pemerintah no.41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara didefinisikan sebagai
masuknya atau dimasukkan zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam udara
normal oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara normal turun (kadarnya
berubah) sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara tidak dapat
memenuhi fungsinya.
Apabila susunan udara di atas mengalami perubahan dari keadaan normal
maka udara tersebut sudah tercemar. Pencemaran ini disebabkan oleh asap
buangan, misalnya gas CO2, CO hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa
hidrokarbon (CH4, C4H10), asap rokok dan sebagainya. Zat-zat pencemar udara
tersebut pada dasarnya masih belum membahayakan jika belum melebihi ambang
batasnya. Ambang batas adalah ukuran batas atau kadar zat, atau komponen yang
ada atau yang seharusnya ada dari unsur pencemaran yang dapat ditolerir/masih
belum membahayakan keberadaannya dalam kadar udara normal. Nilai ambang
batas beberapa zat pencemar di udara dalam satuan part per million (ppm) dalam
waktu 24 jam adalah NO2 (0,05), SO2 (0,10), dan CO (20). Kualitas udara sangat
tergantung pada iklim. Oleh karenanya, pencemaran udara dapat menyebabkan
perubahan iklim yang tidak baik. Dampak yang ditimbulkan antara lain terjadinya
hujan asam, kerusakan lapisan ozon dan berkurangnya jarak pandang karena kabut
asap.
b. Pencemaran air
Lihatlah sungai atau perairan di sekitarmu? Bagaimanakah kondisinya?
Masih bersih atau sudah kotorkah? Mengapa perairan itu menjadi kotor?
Darimanakah sumber pencemar itu? Sumber pencemaran air di antaranya limbah
pestisida pertanian, limbah rumah tangga misalnya detergen, limbah industri dan
sebagainya. Indikator dasar yang menunjukkan air lingkungan telah tercemar
adalah perubahan fisik, perubahan kimia dan perubahan biologis. Perubahan fisik
meliputi warna, bau, rasa, suhu, endapan, koloid, bahan-bahan terlarut. Perubahan
kimia meliputi keasaman, kandungan oksigen, kebutuhan oksigen, kandungan zat-
zat kimia berbahaya. Perubahan biologis meliputi adanya mikroorganisme
indicator seperti populasi bakteri Escheria coli, dan mikroorganisme patogen. Air
yang belum tercemar tidak berwarna, berbau, berasa, oksigen terlarutnya (DO:
Dissolved Oxygen) tinggi sedangkan kebutuhan oksigen (BOD: Biochemical
Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) rendah. Terjadinya
eutrofikasi (pertumbuhan yang berlebihan pada ganggang) karena kandungan
nitrat dan fosfat dan secara umum merusak ekosistem air.

c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan an-
organik dari rumah tangga, pasar, industri, pertanian, peternakan. Pencemar tanah
umumnya adalah limbah padat yang berupa sampah nondegradable (tidak mudah
terurai) seperti plastik dan pecahan gelas. Tanah yang tercemar akan berkurang
kesuburannya hingga menurun fungsinya sebagai faktor produksi.

B. Penelitian yang Relevan


Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini
siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat
34
untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya.
Muh. Yusuf dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan CTL, menunjukan data bahwa
keaktifan mahasiswa mencatat kompetensi dasar yang menjadi keharusan untuk
dimiliki pada setiap pertemuan, keaktifan mahasiswa mencatat indikator,

34
Berns,R.G.(2001).Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy.
The Highlight Zone.
keaktifan mahasiswa mencatat materi pokok yang diterangkan dosen, keaktifan
mahasiswa membaca buku agar memahami pelajaran yang akan dibahas
(construktivisme), keaktifan/keberanian dalam mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan,keaktifan mahasiswa mahasiswa menyatakan pendapat
tentang permasalahan yang sedang dipelajari, keaktifan setiap kelompok
menyimpulkan hasil diskusinya, keaktifan dan ketepatan dalam mengerjakan
tugas baik kelompok maupun individual, didalam ruang kelas atau di luar kelas
35
menunjukan grafik yang meningkat dari setiap siklus.
Anak Agung Oka dalam penelitianya yang berjudul Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual menyimpulkan
pertama, dengan pembelajaran Contexual Teaching and Learning (CTL) dalam
pembelajaran Sains kelas VII di SMP Negeri 4 Metro dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Kedua. dengan pembelajaran Contexual Teaching and
Learning (CTL) dalam pembelajaran Sains di SMP Negeri 4 Metro dapat
memperkuat daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajarinya. Hal
tersebut dari semakin tingginya kemampuan siswa mengingat materi yang
36
dipelajarinya yang semula hanya 1-3 hari menjadi 5 hari sampai dengan 15 hari.
Sudarman, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, FT Unnes dalam
penelitiannya Pola Peningkatan Kualitas Pembelajaran Lingkungan Hidup Siswa
Kelas XI IA SMA Negeri 9 Semarang Pada Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Berwawasan Sets 1 Menyimpulkan
bahwa, Dengan pendekatan kontekstual berwawasan SETS, minat dan hasil
belajar serta ketuntasan klasikal meningkat. Selain itu menjadikan siswa memiliki
wawasan yang lebih luas tentang keterkaitan SETS itu sendiri dan mendorong
37
siswa lebih aktif dan kreatif.
Hasil penelitian Kurniastuti Mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

35
Muh. Yusuf, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan CTL,
Volume I, Nomor 19,2006,h. 149
36
Anak Agung Oka, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran
Kontekstual,Bioedukasi Volume 2,Nomor 2,2011,h.90
37
Sudarman, Pola Peningkatan Kualitas Pembelajaran Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IA SMA
Negeri 9 Semarang Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual
Berwawasan Sets 1, Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 36, No. 1, Juni 2007,h.59
menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL) pada pokok bahasan
ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri I Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun pelajaran 2004/2005. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan nilai rata-rata dari 69,12 dengan ketuntasan belajar 62,50 %
menjadi 85,91 dengan ketuntasan belajar 92,50 %. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada pokok bahasan ekosistem
38
dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Titik Nuraniyah dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Contekstual Teaching and Learning dalam pembelajaran
struktur daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun
pelajaran 2007/2008 dapat meningkatkan prestasi belajar sains siswa. Terbukti
dari nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 50.2, siklus 1:65.7, dan siklus 2: 78.2,
sedangkan ketuntasan belajar dari kondisi awal 25%, siklus 1: 70%, dan siklus
39
2:95%.
Nurdin dalam penelitian yang berjudul Implementasi Pendekatan CTL
dalam Meningkatkam Hasil Belajar, mengatakan bahwa pada pembejaran
kontekstual siswa tidak harus menghafal fakta-fakta yang hasilnya tidak tahan
lama, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa untuk mengkonstruksikan
40
pengetahuan mereka melalui keaktifan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesisdan pembahasan hasil
penelitiandapat dikemukakan beberapa kesimpulanterkait dengan proses
pembelajaranmembaca pemahaman bahasaIndonesia SD kelas IV, yaitu: 1)
terdapat perbedaan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelompok
eksperimen yang diajar melalui pendekatan CTL dengan siswa kelompok control
yang diajar melalui pendekatan konvensional;2) terdapat perbedaan hasil belajar
membaca pemahaman siswa bermotivasi tinggi yang diajar melalui pendekatan

38
Kurniastuti, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Melalui Pendekatan
Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas Vii Semester Genap SMP Negeri
I Doro Kabupaten Pekalongan TP. 2004/2005,Skripsi,2006
39
Titik Nuraniyah, Peningkatan Prestasi Belajar Sains melalui Model Pembelajaran Contextual
dalam Pembelajaran Struktur Daun dan Fungsinya Siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun Pelajaran
2007/2008, Volume 5, No 4, 2008,h.31
40
Nurdin, Implementasi Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar,Vol IX, No 1,2009
CTL dengan siswa bermotivasi tinggi yang diajar melalui pendekatan
konvensional; 3) terdapat perbedaan hasil belajar membaca pemahaman siswa
bermotivasi rendah yang diajar melalui pendekatan CTL dengan siswa bermotivasi
rendah yang diajar melalui pendekatan konvensional; 4)pendekatan CTL terbukti
lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional terhadap hasil belajar
membaca pemahaman siswa; 5) tidak terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar membaca
41
pemahaman
Herliyana Isnaeni menjelaskan berdasarkan identifikasi hasilnya adalah
rendahnya keaktifan siswa yang ditandai dengan kurangnya keterlibatan dalam
belajar sehingga pembelajaran kurang kondusif dan berdampak pada rendahnya
prestasi belajar siswa. Kondisi ini menurut siswa dikarenakan metode dan suasana
belajar membosankan sehingga siswa kurang semangat dan sulit memahami
materi pelajaran. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran terhambat.
Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan baik pada kognitif (hard skill)
dan afektifnya (soft skill). Pada (pretest dan posttest) dari rata-rata siswa 58.75
meningkat menjadi 80.42 (jumlah ketuntasan siswa naikdari 8 menjadi 30 siswa).
Dari hasil tugas 21 siswa yang tidak tuntas menurun drastis menjadi 3 siswa.Siswa
yang kurang aktif 41.7 % (siklus 1), 19.4 % (siklus 2) dan 0 % (siklus 3) berubah
menjadi sangataktif (50 %), aktif (30.6 %) dan 19.4 % cukup aktif. Kemudian
sebanyak 88.89 % siswa menunjukkanketerampilan menjelaskan yang baik
sedangkan 11,11 % masih kurang memiliki keterampilan menjelaskanyang baik.
Secara keseluruhan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keaktifan
danmengembangkan keterampilan menjelaskan siswa yang berdampak pula pada
42
peningkatan prestasibelajarnya..

41
Noor Alfu Laila,Pengaruh Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil
Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD, Cakrawala Pendidikan, November
2009, Th. XXVIII, No. 3
42
Herliyana Isnaeni,Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Keaktifan
Dan Mengembangkan Keterampilan Menjelaskan Siswa,skripsi, 2010.
Redno Kartikasari menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa penerapan
pendekatan Contextual Teaching And Learning dengan metode eksperimen dapat
43
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Wais dalam Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran
44
Sains-Fisika SMP, merumuskan simpulan sebagai berikut.
1) Perangkat pembelajaran kontekstual memiliki ciri khusus, yaitu
menyediakan berbagai fitur sehingga konten dalam perangkat dapat
dikaitkan dengan kehidupan nyata, serta memberikan berbagai pilihan
aktivitas sehingga siwa dengan berbagai gaya belajar dan tingkat
kemampuan dapat melakukan hands-on activities dan minds-on activities
sesuai dengan lingkungan belajarnya.
2) Berdasar respon dari pakar, guru, dan siswa, perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan: menekankan pada penerapan-penerapan ke dunia
nyata, memperhatikan keragaman kemampuan dan gaya belajar siswa,
mengembangkan berfikir tingkat tinggi, memperhatikan pengetahuan awal
siswa, mendukung terwujudnya suasana belajar yang demokratis dan
interaktif, memberikan kemudahan kepada guru dalam mewujudkan
pembelajaran yang berbasis aktivitas, dan menjadikan sebagian besar
siswa senang belajar fisika.
3) Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, pembelajaran menjadi
berpusat kepada siswa. Sebagian besar waktu pembelajaran digunakan
oleh siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai
kegiatan, antara lain: praktikum, diskusi, presentasi, mengerjakan LKS
atau tugas-tugas lain, membaca untuk menemukan konsep atau kalimat-
kalimat kunci. Peran guru dalam bentuk pembimbingan tetap dibutuhkan
selama kegiatan-kegiatan tersebut, tetapi lebih bersifat fasilitator bukan
decision maker.

43
Redno Kartikasari, Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
dengan metode Eksperimen untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII C SMP Negeri
14 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, Jurnal Skripsi,2011
44
Wais,Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran Sains-Fisika SMP,
Cakrawala Pendidikan, Februari 2006,Th XXV,No. 1
4) Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dapat membantu siswa
mencapai ketuntasan belajar.

C. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya pelajaran IPA (Biologi) adalah mata pelajaran yang
menuntun siswa ke arah kesadaran kritis tentang bagaimana asal usul dan
pola serta tata cara mempertahankan lingkungan alam dengan mahluk yang ada di
dalamnya. Biologi dengan demikian bukan hanya sekadar konsep yang
menjabarkan pengertian-pengertian dan merinci karakteristik hewan, tumbuhan
dan manusia. Akan tetapi biologi dengan kedalaman materi yang dikandungnya
memiliki makna tersendiri atas kesadaran berpikir manusia bahwa manusia
hanyalah bagian kecil dari mahluk ciptaan Tuhan.
Para siswa SMP/MTs di Tajur Citeureup pada umumnya sudah memiliki
pemahaman tentang pencemaran lingkungan, dan konsep-konsep dasar biologi.
Para siswa dengan pemahaman agamanya telah mampu mengintegrasikan antara
ajaran agama dengan teori-teori biologi.
Namun pemahaman tersebut kurang diperhatikan oleh para guru IPA
(biologi). Kebanyakan dari mereka hanya mengajarkan apa yang dikatakan dalam
buku teks tanpa mengkaitkannya dengan pemahaman awal siswa atau dengan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada. Hal ini menyebabkan pembelajaran
biologi hanya sebagai kumpulan teori dan cerita-cerita masa lalu
yang harus dihafal oleh siswa, dan sudah barang tentu apa yang mereka pelajari
berorientasi kepada kemampuan menjawab soal-soal ujian. Artinya, guru-guru
biologi masih berkutat pada apa yang dikatakan sebagai pencetak manusia-
manusia yang hanya tahu teori namun tidak tanggap terhadap fakta dan kenyataan
yang berkembang dalam kehidupan masyarakatnya serta keberlangsungan hidup
mereka dengan mahluk lain di alam ini.
Banyak siswa yang nilai biologinya mencapai predikat istimewa,
namun hampir tidak satupun dari mereka yang mampu menjawab permasalahan
riil yang terjadi di depan mata kepala mereka. Para siswa tidak mampu
menganalisis ataupun melakukan sintesa terhadap persoalan-persoalan
kehidupan yang sekarang ini tengah berlangsung. Akhirnya, ilmu biologi hanyalah
sekadar ilmu hafalan yang kosong atau gersang tanpa makna.
Melihat kenyataan ini, para ahli pendidikan berupaya mencari dan
merumuskan kembali tentang tujuan, model, dan strategi pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah modern. Salah satu model yang dimaksud adalah
CTL yang menekankan kemampuan peserta didik untuk mengkonstruksi dan
melakukan rekonstruksi terhadap pengetahuan serta pengalaman yang mereka
miliki dalam belajarnya. Model ini mengarahkan siswa untuk memiliki kepekaan
terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
CTL memberikan ruang gerak kepada siswa untuk menyelami setiap
persoalan yang mereka hadapi, baik secara perorangan maupun kelompok serta
memberikan alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang mereka hadapi.
Proses CTL ini diawali dari pencermatan terhadap masalah, mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalahnya, dan membuat dugan-dugaan sementara
terhadap masalah lalu kemudian membuat kesimpulan berdasarkan fakta-fakta
yang ditemukan di lapangan. Proses ini sangat erat kaitannya dengan kerja ilmiah
yang dilakukan oleh para ahli yang sedang melakukan kajian-kajian ilmiah di
sebuah laboratorium maupun lapangan penelitian.
Proses pembelajaran semacam ini, tidak dijumpai dalam pembelajaran
langsung (konvensional), di mana peserta didik hanya dituntut untuk
mendengarkan, menghafal isi bacaan tanpa mampu membandingkannya dengan
pengetahuan awal maupun pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh peserta
didik. Permasalahan inilah yang kemudian menjadi fokus tersendiri dalam
penelitian ini. Yakni, melihat apakah hasil CTL yang diyakini mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ini lebih baik daripada
pembelajaran yang dilaksanakan dengan pola-pola lama (pembelajaran
konvensional). Apabila digambarkan ke dalam sebuah bagan, maka kerangka
berpikir yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini mengikuti alur sebagai
berikut:
PROSES BELAJAR
PROSES BELAJAR HASIL BELAJAR
DENGAN CTL

LINGKUNGAN
PEMBELAJARAN
BERMAKNA

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
sebelumnya serta didukung oleh kajian empirik yang relevan, hipotesis penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut, Penerapan CTL dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa SMP/MTs Kelas VII pada konsep pencemaran lingkungan.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup
yang beralamat di Jln. PTP. XI Hambalang no. 76 Desa Tajur Kecamatan
Citeureup Kabupaten Bogor.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012
dimulai dari bulan April 2012.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada tindakan guru sebagai upaya
untuk memperbaiki proses dalam hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini
mengacu pada konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri
45
dari empat komponen , yaitu :
a. Perencanaan (planning)
b. Tindakan (acting)
c. Pengamatan (observing)
d. Refleksi (reflecting)

Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang


dapat digambarkan sebagai berikut :

45
Mubiar Agustin, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &
Sekolah. Bandung: Rizqi Press,2009, hal.68
Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan

Gambar 3.1 Tahap-tahap dalam PTK

2. Rancangan Siklus Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dalam 2 siklus. Setiap siklus
merupakan suatu alur proses kegiatan yang meliputi perencanaan (Planning),
pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi
(reflecting). Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, sebelumnya perlu
mengadakan persiapan-persiapan yang nantinya akan diperlukan dalam
kegiatan penelitian. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap
persiapan ini adalah :
a. Dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru bidang studi biologi, kemudian bersama-sama
guru tersebut menentukan bentuk pemecahan masalah berupa penerapan
model pembelajaran kontekstual pada konsep pencemaran lingkungan.
b. Dipersiapkan perangkat pembelajaran (membuat satuan pelajaran, rencana
pembelajaran, LKS, menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum).
c. Disusun instrumen dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa.
d. Disusun soal tes
e. Dilaksanakan uji coba soal pada kelas yang lain dengan jumlah soal 30
butir.
f. Dianalisis hasil uji coba soal yang meliputi : validitas soal, reliabilitas
soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII A MTs
Al Khairiyah Tajur Citeureup Semester II.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti di
tempat penelitian sanggat diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti bertindak
sebagai pengumpul data, menganalisis dan pelaporan hasil penelitian. Peneliti
sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data
dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.
Karena peneliti merupakan instrument dalam penelitian ini, maka kehadiran
peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan sesuai dengan prinsip-prinsip
penelitian kualitatif, yaitu peneliti harus menciptakan hubungan yang baik dengan
subjek penelitian. Hubungan baik diciptakan sejak penjajakan awal, selama
penelitian bahkan sesudah penelitian. Sebab hal itu menjadi kunci utama dalam
kesuksesan penelitian, terutama dalam hal pengumpulan data di lapangan. Kehadiran
peneliti di lokasi penelitian sangat diutamakan karena selain sebagai pemberi
tindakan, peneliti merupakan instrumen kunci.
Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat
rancangan pembelajaran dan sekaligus menyampaikan bahan ajar selama kegiatan
penelitian. Sebagai instrumen kunci berarti bahwa peneliti adalah pengumpul data.
Peneliti bertindak sebagai pewawancara terhadap subjek penelitian. Untuk
menghasilkan data pengamatan dan pengumpulan data, maka peneliti akan dibantu
oleh guru mata pelajaran IPA.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrumen tes (tes essay dan lembar observasi)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi
2. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu
menerapkan CTL yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran
tentang materi yang akan diajarkan.
3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan CTL dilakukan
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan
digunakan untuk tahap berikutnya.
5. Keputusan
Kesimpulan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini apakah akan
dilanjutkan ke siklus selanjutnya atau cukup pada siklus tertentu.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas
ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan penerapan CTL, siswa
dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Selain itu diharapkan pula adanya kepedulian siswa terhadap
lingkungan sekitar.

G. Data dan Sumber Data


1. Jenis data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif
dan data kualitatif yang diperoleh dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
hasil observasi pembelajaran, evaluasi siswa, dan hasil belajar.
2. Cara Pengumpulan Data
Data hasil belajar diambil melalui evaluasi awal dan evaluasi
pembelajaran berupa tes. Data mengenai pelaksanaan pembelajaran saat
dilakukan tindakan akan dikumpulkan melalui lembar observasi kegiatan
guru dan siswa dalam pembelajaran kontekstual.

3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Hasil pengamatan observer
b. Hasil tes evaluasi tertulis siswa kelas VII semester II

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data, tujuannya agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan mudah diperoleh hasilnya. Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila
banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (masalah) dalam menguji hipotesis diperoleh melalui
instrumen.
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat
sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Instrumen
sangat berkaitan dengan metode, karena penentuannya berdasarkan: objek penelitian,
sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang
akan digunakan untuk mengolah data. Jadi pemilihan instrumen disesuaikan dengan
penggunaan metode pengumpulan dan prosedur pengumpulan data apa yang akan
digunakan peneliti.
Berdasarkan penjelasan tersebut dalam penelitian ini instrumen yang dipakai
adalah Soal tes berupa soal pilihan ganda dan hasil observasi.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Evaluasi tertulis
Evaluasi di gunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar
hasil belajar IPA (Biologi) siswa, mengukur keberhasilan dan efisiensi
pembelajaran yang di lakukan serta seberapa jauh siswa menyerap
materi pelajaran yang telah disampaikan. Evaluasi ini dilakukan pada
akhir siklus setelah proses pembelajaran selesai.
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi dilaksanakan siswa secara langsung
yang berarti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjek
yang diteliti.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan


Uji coba dilakukan setelah perangkat tes disusun, untuk mengetahui
validitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah
perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan analisis dengan
tujuan supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar
dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan.
Teknik uji coba validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
valid instrumen dengan menggunakan teknik rumus korelasi.
Dikatakan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien korelasi
>
46
Rumus Product Moment dari Pearson:

r N XY ( X )( Y )
xy
2
{N X ( X )2 }{N Y 2 ( Y )2 }

46
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2009) , h.72
Keterangan:
N: banyaknya peserta tes
X: skor butir soal
Y: skor total
rx y : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

2. Tingkat Kesukaran Soal


Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
47
sukar.
Rumus yang digunakan :

Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab
benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata
proporsi. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

3. Daya Pembeda Soal


Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
48
adalah:

47
Ibid h. 208
48
Ibid. h. 213-214
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah
B A
PA = JA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B B
PB = JB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
0,00 D 0,20 : Jelek
0,21 D 0,40 : Cukup
0,41 D 0,70 : Baik
0,71 D 1,00 : Baik Sekali
D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai
D negatif sebaiknya dibuang.

4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap.
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Mencari reliabilitas instrument dengan
49
menggunakan rumus KR-20:

Keterangan:
49
Ibid.h.101
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p)
Vt = varians total

5. Uji N Gain
Untuk mengetahui peningkatan skor pre test dan posttest menggunakan
50
rumus Normalized Gain.
N gain =

Kategori :
N gain tinggi : nilai > 0,70
N gain sedang : nilai 0,70 > gain > 0,30
N gain rendah : nilai < 0,30

K. Analisis Data dan Interpretasi Data


Data yang terkumpul dianalisis secara diskriptis kualitatif yaitu
membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah
tindakan, dan kuantitatif untuk data pembelajaran. Analisis diskriptis kualitatif
memberikan gambaran sejelas-jelasnya tentang proses dan pelaksanaan
pembelajaran, serta berhubungan dengan prestasi hasil belajar siswa dari ketiga
aspek kemampuan siswa.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus awal,maka
dilanjutkan ke siklus kedua.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :
50
David E Meltzer, Addendum To: The Relationship Between
Mathematics Preparation
And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Hidden Variable In
Diagnostic Pretest
Scores. Diakses 21 Juni 2010 dari
http//:www.physics.ia.state.edu/per/docs/addendum_on_
normalized_gain.pdf
a. Menentukan pokok bahasan
b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario pembelajaran
d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)
e. Membentuk kelompok siswa
f. Menyimpulkan materi
2. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan CTL
yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan
diajarkan

3. Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap penerapan CTL dilakukan pada saat
proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain
c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi,
dandigunakan untuk tahap berikutnya.

5. Keputusan
Kesimpulan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini apakah akan
dilanjutkan ke siklus selanjutnya atau cukup pada siklus tertentu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Pengamatan


1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I diawali dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan
pada penelitian ini. Persiapan tersebut meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL.
Pendekatan pembelajaran kontektual dipilih dikarenakan dapat mengaitkan
lingkungan dan pemahaman siswa. Penerapan pembelajaran kontekstual ini
diharapkan dapat mendorong minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam proses
KBM, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata
(real world learning), berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif,
kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikan,
51
tidak membosankan, dan menggunakan berbagai sumber belajar.
Hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap sekolah menunjukan bahwa
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pagi hari, ruang kelas cukup sehingga
tidak ada siswa yang masuk siang hari, sekolah berada di daerah pedesaan dan
dekat dengan pemukiman penduduk, sarana prasarana sekolah masih belum
lengkap, kebanyakan siswa yang belajar di sekolah ini adalah masyarakat sekitar
sekolah, KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPA yaitu sebesar 70. Selain

51
Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran,Bandung:CV Wacana Prima,2011,hal .57
itu lingkungan sekolah berada di dekat daerah penambangan bahan baku semen
Tiga Roda yaitu PT.Indocement Tunggal Prakarsa.
Setelah didiskusikan dengan guru yang bersangkutan, maka diputuskan
konsep yang dianggap perlu dikembangkan yaitu konsep pencemaran lingkungan.
Konsep pencemaran lingkungan diambil karena melihat kondisi lingkungan yang
berada di daerah penambangan bahan baku semen yang mengalami berbagai
pencemaran baik tanah, udara dan air tidak diiringi oleh kepedulian para siswa
terhadap masalah tersebut. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya perhatian dari
para siswa terhadap masalah pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah sekitar
tempat tinggalnya, bahkan siswa terlihat tidak peduli terhadap masalah
pencemaran yang terjadi dengan seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi.
Selanjutnya peneliti berdiskusi dengan guru mata pelajaran dalam pembuatan RPP
yang disusun berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP).
Konsep yang diajarkan pada siklus I terdiri dari sub konsep Penebangan
Hutan pada pertemuan pertama dan pencemaran udara pada pertemuan kedua.
Konsep-konsep ini disampaikan dengan bantuan LKS, dimana LKS dikerjakan
secara berkelompok. Kelompok pada siklus I dibentuk dengan cara pembagian
secara acak tanpa memperhatikan kemampuan dari setiap individu, dengan
harapan kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama dengan baik tanpa adanya
saling mengandalkan.

b. Tindakan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
52
berlangsung , dapat diketahui bahwa pembagian kelompok dilakukan secara acak
dan merata, setiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan tanpa
melihat kemampuan siswa. Setiap kelompok meletakan nama kelompok di atas
meja kelompok. Beberapa siswa tidak mau berkumpul dengan kelompok yang
sudah ditetapkan oleh guru. Siswa tersebut hanya menginginkan satu kelompok
dengan teman yang mereka kehendaki, selain itu masih banyak siswa yang
bercanda pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa belum mengetahui model

52
Lampiran
pembelajaran CTL dan belum pernah mengalami pembelajaran dengan model
tersebut. Siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran CTL sehingga
saat pertama kali pembelajaran berlangsung suasana belajar pun masih terlihat
rancu.
Pelaksanaan model pembelajaran CTL dengan menggunakan LKS
diterapkan pada pertemuan pertama di siklus I. Siswa kurang kondusif dan masih
malas-malasan dalam mengerjakan LKS. Proses berpikir besama dalam
mengerjakan LKS masih kurang maksimal, hanya beberapa siswa yang
mendominasi dalam kelompok. Dalam pertemuan ini, tanggung jawab individu
masih kurang. Selain itu, terjadi kesalahan dalam mengerjakan LKS dikarenakan
siswa tidak memperhatikan petunjuk yang guru sampaikan.
Penguatan materi diberikan saat siswa bertanya tentang konsep yang
belum dipahami. Kemudian guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan
tentang konsep-konsep yang perlu dihapal. Beberapa siswa yang aktif, membuat
catatan tentang konsep-konsep yang paling penting dan siswa lainnya tidak
memperhatikan kesimpulan apalagi mencatat.

c. Hasil Pengamatan
1) Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian tes kemampuan awal
(pretest) siswa diperoleh nilai terendah 15 dari range 1 sampai 100 dan nilai
tertinggi 70 dengan rata-rata kelas sebesar 42,56 dan simpangan baku sebesar
13,08. Pada tes kemampuan akhir siklus I diperoleh peningkatan dengan nilai
terendah siswa yaitu 60 dan nilai tertinggi sebesar 85. Rata-rata kelas mencapai
74,92 dengan simpangan baku sebesar 6,32.
Data peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat ketahui dari hasil
belajar siswa setelah mengalami pembelajaran dengan CTL pada aspek kognitif
adalah berupa tes obyektif multiple choice (pilihan ganda) diperoleh hasil-hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Nilai Pretes dan Postes Siklus Pertama
Data Statistik Pretes Postes
Nilai Terendah 15 60
Nilai Tertinggi 70 85
Mean 40,14 71,39
Median 42,5 75
Modus 45 75
Simpangan Baku 13,08 7,58
Jumlah Sampel 36 36

Hasil belajar pada siklus I sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan


nilai terendah 15 dan nilai tertinggi hanya mencapai 70, nilai tengah (median)
adalah 42,5, nilai yang paling banyak diperoleh siswa (modus) adalah 45, nilai
rata-rata skor pretest 40,14 dengan simpangan baku sebesar 13,08. Setelah
mengalami pembelajaran dengan CTL, hasil belajar meningkat, dengan nilai
terendah 60 dan nilai tertinggi mencapai 85, nilai tengah (median) adalah 75, nilai
yang paling banyak diperoleh siswa (modus) adalah 75, nilai rata-rata skor pretest
71,39 dengan simpangan baku sebesar 7,58. Namun pada hasil tes akhir (posttest)
siklus I hanya 21 siswa yang mencapai nilai KKM dengan persentase keberhasilan
sebesar 58,33 %.
2) Data perhitungan N-gain
Pada siklus I rata-rata keseluruhan hasil perhitungan N-gain dengan
jumlah responden sebanyak 36 siswa adalah 0,52. Persentase hasil perhitungan N-
gain dapat dilihat pada table 4.2 :
Tabel 4.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar (N Gain) Siklus I

No Katagori Frekuensi Persentase


1 Rendah 0%
2 Sedang 100 %
3 Tinggi 0%
N-gain kelas 0,52
Berdasarkan data pada tabel di atas setelah mengalami pembelajaran
dengan menggunakan CTL pada siklus pertama diperoleh kategori N-gain atau
peningkatan pemahaman dengan kategori sedang sebanyak 35 orang dan kategori
tinggi 1 orang.
Tabel 4.3 Data ketercapain KKM hasil penelitian Siklus I

No Test Rata-Rata Nilai Persentase Siswa Persentase Siswa Yang


Tes Akhir Yang Mencapai KKM Belum Mencapai KKM

1 Pretes 40,14 2,78 % 97,22%


2 Posttest 71,39 63,89 % 36,11 %

Dari data pada tabel 4.5 diketahui nilai rata-rata pretest yang diperoleh
siswa adalah 40,14, dengan persentase siswa yang mencapai KKM hanya 2,78%
yang artinya hanya 1 orang dari 36 orang yang dinyatakan tuntas. Selain itu
terlihat juga nilai rata-rata posttest yaitu 71,39, dengn prosentase siswa yang
dinyatakan tuntas sebesar 63,89%, yang berarti ada peningkatan jumlah siswa
yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 23 orang.

3) Lembar Kerja siswa


Pelaksanaan proses pembelajaran CTL pada siklus I untuk tiap
pertemuannya dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja siswa. Lembar kerja
siswa diberikan kepada masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Hasil
penilaian lembar kerja siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.4.

Table 4.4 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan pertama Siklus I


No Kelompok Perolehan Nilai
1 1 75
2 2 50
3 3 40
4 4 65
5 5 65
6 6 70
7 7 50
Jumlah 415
Rata-Rata 59,29

Hasil penilaian lembar kerja siswa yang dikerjakan masing-masing


kelompok yang disajikan pada table di atas, menjelaskan bahwa perolehan nilai
LKS pada pertemuan pertama belum mencapai apa yang diharapkan, hanya 2
kelompok yang memperoleh nilai 70, dengan nilai tertinggi hanya mencapai 75,
sedangkan nilai terendah adalah 40 dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 59,29.
Pertemuan kedua pada siklus I kegiatan pembelajaran dilanjutkan sesuai
RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran sama dengan
kegiatan pembelajaran sebelumnya,yaitu dengan dilengkapi dengan pemberian
LKS hanya materi pembelajarannya saja yang berbeda, hasil perolehan nilai LKS
untuk tiap kelompok dapat dilihat pada tabel 4.5.

Table 4.5 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan kedua Siklus I


No Kelompok Perolehan Nilai
1 1 75
2 2 65
3 3 60
4 4 70
5 5 65
6 6 70
7 7 65
Jumlah 470
Rata-Rata 67,14

Hasil penilaian lembar kerja siswa yang dikerjakan masing-masing


kelompok pada pertemuan kedua yang disajikan pada table di atas, menjelaskan
bahwa perolehan nilai LKS pada pertemuan kedua mengalami sedikit peningkatan
walaupun belum mencapai apa yang diharapkan, yaitu 3 kelompok yang
memperoleh nilai 70, dengan nilai tertinggi hanya mencapai 75, sedangkan nilai
terendah adalah 60 dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 67,14.
Selain data-data di atas hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama
yaitu: Pada awal pembelajaran suasana kelas belum kondusif, suasana kelas masih
terlihat belum tertib dikarenakan siswa belum terbiasa dalam mengikuti
pembelajaran dengan CTL sehingga ketika pembelajaran dimulai masih ada siswa
yang bergurau saat mengikuti pelajaran. Pada tahap diskusi untuk mengerjakaan
LKS diskusi belum berjalan dengan baik, sebagian siswa masih ada yang bergurau
dengan temannya dan siswa masih belum terbiasa berdiskusi dalam pembelajaran
sehingga dari tiap-tiap kelompok masih banyak yang mengajukan pertanyaan.
Pada saat tahap melaksanakan investigasi atau pengamatan kerjasama
kelompok belum terjalin dengan baik, sebagian dari siswa masih mengandalkan
teman yang pintar. Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa belum
terlihat berani dalam mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa,
karena siswa belum terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi siswa.
Sedangkan hasil observasi (pengamatan) pada pertemuan kedua yaitu,
Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai tertib dalam mengikuti pembelajaran.
Pada saat mengerjakaan LKS, siswa terlihat antusias, diskusi berjalan dengan
baik. Siswa mulai menyukai dalam kegiatan tersebut dan guru memberikan
penjelasan kepada siswa dalam kerja kelompok agar bekerjasama dengan baik,
karena dengan terjalinnya kerjasama yang baik akan menghasilkan hasil pekerjaan
yang baik pula, sehingga seluruh siswa terlihat aktif dalam tahapan ini.

d. Refleksi
Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada
konsep pencemaran lingkungan khususnya pada materi perusakan hutan dan
pencemaran udara pada dasarnya mampu melibatkan siswa ke dalam proses
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Siswa bisa saling berukar ide dan
pikiran dalam proses berpikir bersama tanpa mengandalkan kemampuan siswa
yang pandai saja. Oleh karena itu tanggung jawab tiap individu dalam kelompok
seharusnya dioptimalkan. Namun, Berdasarkan pengamatan pada proses
pembelajaran pada siklus I ini masih ditemukan beberapa temuan yaitu:
1) Rata-rata hasil posttest pada siklus I telah di atas KKM yaitu 71,39.
2) Nilai N-gain kelas pada siklus I adalah 0,52 dengan kategori sedang
3) Tingkat ketuntasan atau persentase keberhasilan klasikal pada siklus I
sebanyak 63,89%.
4) Rata-rata perolehan nilai hasil penyelesaian lembar kerja siswa pada
pertemuan pertama adalah 59,29 dan pada pertemuan kedua adalah 67,14.
Meskipun terjadi peningkatan, namun hasil pengerjaan LKS dari pertemuan
pertama dan kedua masih dalam nilai rendah.
5) Kelompok yang dibentuk berdasarkan hasil pengocokan secara acak tanpa
memperhatikan kemampuan tiap individu ternyata berjalan kurang efektif,
selain itu banyak siswa yang memprotes hasil pembagian kelompok tersebut
dengan alasan bahwa mereka tidak nyaman dengan teman yang ada pada
kelompok mereka tersebut. Mereka menginginkan berkelompok dengan
teman yang mereka kehendaki. Selain itu ditemukan beberapa siswa yang
masih bercanda saat pembelajaran berlangsung.
6) Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran CTL sehingga pada saat
penerapannya siswa masih beradaptasi.
7) Beberapa siswa tidak menghiraukan kesimpulan dari pembelajaran dan tidak
mencatat konsep-konsep yang dianggap penting dari materi yang telah
dipelajari.
Refleksi dari proses pembelajaran yang telah dijelaskan tersebut, mengacu
pada tahapan pembelajaran dengan melihat temuan pada hasil lembar kerja siswa,
kegiatan diskusi kelompok dan hasil tes yang didapat oleh siswa, sehingga
diharapkan dapat memberikan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.
e. Keputusan
Berdasarkan data-data temuan maka dapat disimpulkan bahwa, siswa
belum terbiasa dengan pembelajaran CTL, perolehan nilai dari hasil belajar ada
peningkatan keberhasilan, N-gain kelas dalam kategori sedang, hasil pengerjaan
LKS siklus I masih dalam nilai rendah. Indikator utama yang ditetapkan oleh
peneliti yaitu sebanyak 75% siswa memiliki nilai diatas KKM yaitu 70, tetapi
pada siklus I ini siswa yang mencapai keberhasilan hanya mencapai 63,89%.
Dengan demikian perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk
memperbaiki hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk
melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.


Perbaikan mengacu pada kekemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan
yang ditemukan pada siklus I. Perbaikan dimulai dengan menyiapkan rencana
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran CTL, yang lebih
mengoptimalkan peran serta guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, hal ini
bertujuan agar meningkatkan aktivitas siswa sehingga terjadi peningkatan hasil
belajar dan peningkatan yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan LKS, lembar observasi kegiatan siswa, soal pretest dan posttest.
Pembelajaran pada siklus II juga dilakukan dalam dua kali pertemuan.

b. Tindakan

berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran


53
berlangsung, diperoleh catatan sebagai berikut , pembagian kelompok dilakukan
dengan melihat hasil posttest siklus I, setiap kelompok terdiri dari siswa
mendapatkan nilai tertinggi, sedang dan rendah dan terdiri dari laki-laki dan
perempuan. Jadi pada siklus II kemampuan siswa menjadi patokan dalam
pembagian kelompok. Siswa tidak tidak lagi memprotes keputusan pembagian
kelompok dan merasa nyaman dengan kelompok yang baru, jadi tidak ada lagi
siswa yang tidak mau berkumpul dengan kelompok yang sudah ditetapkan oleh
guru.

53
Lampira
Siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran CTL, sehingga
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik. Siswa pada siklus II lebih
antusias karena mereka ingin menampilkan hasil diskusi yang terbaik pada saat
persentasi di depan kelas. Pelaksanaan model pembelajaran CTL dengan
menggunakan LKS diterapkan pada pertemuan pertama dan kedua di siklus II.
Siswa memperhatikan arahan dan petunjuk yang disampaikan oleh guru,
kemudian sebelum mengerjakan LKS siswa memperhatikan petunjuk
mengerjakan LKS terlebih dahulu.
Proses berpikir besama dalam mengerjakan LKS pada siklus II berjalan
dengan kondusif tanpa saling mengandalkan. Mereka mengerjakan LKS bersama
kelompok dengan lebih tertib tanpa saling berebutan. Semua anggota kelompok
meneluarkan ide mereka masing-masing untuk didiskusikan bersama
kelompoknya tanpa mengandalkan siswa yang pandai saja, sehingga tanggung
jawab setiap individu sudah maksimal.
Penguatan materi dilakukan setelah semua kelompok mempresentasikan
hasil dari kerja kelompoknya di depan kelas. Di setiap akhir pertemuan siswa
bertanya tentang konsep yang belum dipahami. Kemudian guru dan siswa
bersama-sam membuat kesimpulan tentang konsep-konsep yang perlu dihafal.
Seluruh siswa memperhatikan kesimpulan pelajaran dan memtbuat catatan tentang
konsep-konsep yang paling penting.

c. Hasil Pengamatan
1) Hasil Pretest dan Posttest Siswa
Pada penelitian siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata pada test
kemampuan awal (pretest) dari pretest sebelumnya. Dari hasil penelitian nilai
terendah yang diperoleh pada pretest siklus II sebesar 25 dan tertinggi 75. Nilai
rata-rata kelas pada pretes awal yaitu 42,56 sedangkan pada pretest siklus II nilai
rata-rata kelas yaitu 48,61, dengan simpangan baku sebesar 13,91. Pada tes
kemampuan akhir siklus II dipeoleh peningkatan dengan nilai terendah yang
diperoleh siswa yaitu sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 90. Rata-rata kelas
mencapai 78,28 dengan simpangan baku 7,99.
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa setelah mengalami
pembelajaran dengan CTL pada siklus II dapat dilihat pada tabel .
Tabel 4.6 Data Nilai Pretes dan Postes Siklus II
Data Statistik Pretes II Postes II
Nilai Terendah 25 55
Nilai Tertinggi 75 90
Mean 48,61 78,75
Median 47,5 80
Modus 50 80
Simpangan Baku 13,72 7,88
Jumlah Sampel 36 36

Berdasarkan data pada tabel di atas pada nilai pretes siklus II belajar siswa nilai
tertinggi 75 dan nilai terendah 25. Sedangkan pada nilai postes II nilai tertinggi 90
dan nilai terendah . Nilai rata-rata pada pretes siklus II 48,33 sedangkan pada
postes siklus II 78,28.
2) Data perhitungan N-gain
Tabel 4.7 N Gain Siklus II

SIKLUS II
Katagori Frekuensi Persentase
Rendah -
Sedang 83,33 %
Tinggi 16,67 %
N-gain kelas 0,59

Pada siklus II setelah mengalami pembelajaran dengan menggunakan CTL


diperoleh kategori N-gain atau peningkatan pemahaman dengan kategori sedang
sebanyak 30 orang dan kategori tinggi sebanyak 6 orang. Berdasarkan data di atas
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus satu ke siklus dua.
Tabel 4.8 Data ketercapain KKM hasil penelitian Siklus II

Test Rata-Rata Persentase Siswa Persentase Siswa


No Nilai Tes Yang Mencapai Yang Belum
Akhir KKM Mencapai KKM

1 Pretes 48,33 11,11 % 88,89%


2 Posttest 78,28 97,22% 2,78 %

Dari data pada tabel 4.12 diketahui nilai rata-rata pretest pada siklus II
yang diperoleh siswa adalah 48,33, dengan prosentase siswa yang mencapai KKM
hanya 11,11% yang artinya hanya 4 orang dari 36 orang yang dinyatakan tuntas.
Selain itu terlihat juga nilai rata-rata posttest yaitu 78,28, dengn prosentase siswa
yang dinyatakan tuntas sebesar 97,22 %, yang berarti ada peningkatan jumlah
siswa yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 35 orang.

3) Lembar Kerja siswa


Pelaksanaan proses pembelajaran CTL pada siklus I untuk tiap
pertemuannya dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja siswa. Lembar kerja
siswa diberikan kepada masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Hasil
penilaian lembar kerja siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat pada table
Table 4.9 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan pertama Siklus II
No Kelompok Perolehan Nilai
1 1 70
2 2 75
3 3 80
4 4 70
5 5 65
6 6 60
7 7 65
Jumlah 485
Rata-Rata 69,29
Hasil penilaian lembar kerja siswa yang dikerjakan masing-masing
kelompok pada pertemuan pertama pada siklus I yang disajikan pada table di atas,
menjelaskan bahwa perolehan nilai LKS pada pertemuan pertama mengalami
peningkatan,namun belum mencapai apa yang diharapkan, yaitu 4 kelompok yang
memperoleh nilai 70, dengan nilai tertinggi hanya mencapai 80, sedangkan nilai
terendah adalah 60 dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 69,29.
Pertemuan kedua pada siklus II kegiatan pembelajaran dilanjutkan sesuai
RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan ini kegiatan pembelajaran sama dengan
kegiatan pembelajaran sebelumnya,yaitu dengan dilengkapi dengan pemberian
LKS hanya materi pembelajarannya saja yang berbeda, hasil perolehan nilai LKS
untuk tiap kelompok dapat dilihat pada table.

Tabel 4.10 Hasil Penilaian LKS pada pertemuan Kedua Siklus II


No Kelompok Perolehan Nilai
1 1 80
2 2 70
3 3 90
4 4 85
5 5 80
6 6 75
7 7 65
Jumlah 545
Rata-Rata 77,86

Hasil penilaian lembar kerja siswa yang dikerjakan masing-masing


kelompok pada pertemuan kedua pada siklus II yang disajikan pada table di atas,
menjelaskan bahwa perolehan nilai LKS pada pertemuan kedua mengalami
peningkatan,dan dirasakan telah mencapai apa yang diharapkan, yaitu 6 kelompok
yang memperoleh nilai 70, dengan nilai tertinggi hanya mencapai 90, sedangkan
nilai terendah adalah 65 dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 77,86.
d. Refleksi

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada


konsep pencemaran lingkungan khususnya pada materi pencemaran air dan
pencemaran tanah telah mampu melibatkan siswa ke dalam proses pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan. Siswa bisa saling berukar ide dan pikiran dalam
proses berpikir bersama tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai
saja. Oleh karena itu tanggung jawab tiap individu dalam kelompok telah dapat
dioptimalkan. Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran pada siklus I
ini masih ditemukan beberapa temuan yaitu :
1) Rata-rata hasil posttest pada siklus I diatas KKM yaitu mencapai 78,75.
2) Nilai N-gain kelas pada siklus I adalah 0,59 dengan katagori sedang
3) Tingkat ketuntasan atau persentase keberhasilan pada siklus II sebanyak
97,22%.
4) Rata-rata perolehan nilai hasil penyelesaian lembar kerja siswa pada
pertemuan pertama adalah 69,29 dan pada pertemuan kedua adalah 77,86.
Terjadi peningkatan hasil pengerjaan LKS dari pertemuan kedua
dibandingkan dengan pertemuan pertama, dan peningkatan ini telah mencapai
70.
5) Kelompok yang dibentuk dengan memperhatikan kemampuan tiap
individu(dilihat dari hasil posttest siklus I) ternyata berjalan lebih efektif,
siswa lebih menerima pembagian kelompok mereka tersebut. Mereka tidak
lagi menginginkan berkelompok dengan teman yang mereka kehendaki.
Selain itu hanya beberapa siswa yang masih bercanda saat pembelajaran
berlangsung.
6) Siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran CTL sehingga pada saat
penerapannya siswa bisa beradaptasi dengan baik.
7) Siswa memperhatikan kesimpulan dari pembelajaran dan mencatat konsep-
konsep yang dianggap penting dari materi yang telah dipelajari.

Refleksi dari proses pembelajaran yang telah dijelaskan tersebut, mengacu


pada tahapan pembelajaran dengan melihat temuan pada hasil lembar kerja siswa,
kegiatan diskusi kelompok dan hasil tes yang didapat oleh siswa, sehingga
diharapkan dapat memberikan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.

e. Keputusan

Berdasarkan data-data temuan dapat disimpulkan bahwa, perolehan nilai


dari hasil belajar, tingkat keberhasilan, N-gain kelas, LKS dan aktivitas siswa
pada siklus II dikatagorikan baik. Nilai yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dibandingkan siklus I. Indikator utama yang ditetapkan oleh peneliti
yaitu sebanyak 75% siswa memiliki nilai diatas KKM yaitu 70, dan pada siklus II
ini persentasi siswa yang mencapai keberhasilan mencapai 97,22%. Oleh karena
itu peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian tindakan kelas ini di siklus II
karena telah mencapai target yang diharapkan.

B. Pembahasan

Pada tahap perencanaan pada siklus pertama guru merencanakan


pembelajaran yang akan diterapkan dengan CTL, menentukan pokok bahasan,
mengembangkan skenario pembelajaran, menyiapkan instrumen (tes penguasaan
konsep), pembentukan kelompok belajar siswa, dan menyiapkan sumber belajar.
Kemudian dilanjutkan pada tahap tindakan. Pada tahap tindakan yaitu dengan
menerapkan pembelajaran dengan CTL yang tertera pada skenario pembelajaran/
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Rangkaian kegiatan pada pertemuan pertama adalah Guru memberikan
apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada siswa apa yang terlintas dalam
pikiran kalian ketika mendengar Hutan Gundul? Apa yang terjadi ketika hutan
gundul diguyur hujan? Apa dampak yang akan terjadi?(asas bertanya). Guru
memberi gambaran antara hutan gundul dan hutan lebat kepada siswa dengan
memberikan contoh 2 orang anak yang satu berambut cepak dan yang satu
berambut panjang untuk maju kedepan. Kemudian guru menjelaskan apa yang
terjadi ketika keduanya disiram dengan air (asas permodelan). Guru
membimbing siswa untuk membentuk kelompok diskusi secara heterogen yang
terdiri dari 4-5 orang dengan intelegensi yang berbeda, dan masing-masing
anggota kelompok mempunyai peran masing-masing (asas masyarakat belajar).
Guru memberikan LKS 1 tentang penebangan hutan dan hutan gundul (asas
konstruktivisme). Guru meminta siswa mencari berbagai alasan kenapa orang
melakukan penebangan hutan (asas inquiry). Guru meminta setiap kelompok
menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut (asas refleksi). Guru memberikan skor
dari tiap jawaban kelompok (asas penilaian sebenarnya)
Pada saat tidakan dilaksanakan maka dilakukanlah tahapan observasi.
Hasil observasi (pengamatan) pada siklus pertama pertemuan pertama yaitu: Pada
awal pembelajaran suasana kelas belum kondusif, suasana kelas masih terlihat
belum tertib dikarenakan siswa belum terbiasa dalam mengikuti pembelajaran
dengan CTL sehingga ketika pembelajaran dimulai masih ada siswa yang
bergurau saat mengikuti pelajaran. Pada tahap diskusi untuk mengerjakaan LKS
diskusi belum berjalan dengan baik, sebagian siswa masih ada yang bergurau
dengan temannya dan siswa masih belum terbiasa berdiskusi dalam pembelajaran
sehingga dari tiap-tiap kelompok masih banyak yang mengajukan pertanyaan.
Pada saat tahap melaksanakan investigasi atau pengamatan kerjasama
kelompok belum terjalin dengan baik, sebagian dari siswa masih mengandalkan
teman yang pintar. Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa belum
terlihat berani dalam mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa,
karena siswa belum terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi siswa.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan kedua adalah Guru
memberikan apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada siswa Mengapa
asap kendaraan bermotor berwarna hitam?(asas bertanya). Guru
mensimulasikan pencemaran udara dengan cara membakar anti nyamuk yang
asapnya ditampung dalam toples yang berisi seekor jangkrik (asas permodelan).
Guru memerintahkan siswa duduk dalam kelompok (asas masyarakat belajar).
Guru memberikan LKS 2 tentang pencemaran udara (asas konstruktivisme).
Guru meminta siswa mencari jenis bahan yang dapat mencemari udara (asas
inquiry). Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi
tersebut (asas refleksi). Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok (asas
penilaian sebenarnya)
Hasil observasi (pengamatan) pada pertemuan kedua yaitu, Pada
pertemuan kedua siswa sudah mulai tertib dalam mengikuti pembelajaran. Pada
saat mengerjakaan LKS, siswa terlihat antusias, diskusi berjalan dengan baik.
Siswa mulai menyukai dalam kegiatan tersebut dan guru memberikan penjelasan
kepada siswa dalam kerja kelompok agar bekerjasama dengan baik, karena
dengan terjalinnya kerjasama yang baik akan menghasilkan hasil pekerjaan yang
baik pula, sehingga seluruh siswa terlihat aktif dalam tahapan ini.
Pada saat mempresentasikan hasil pengamatan siswa mulai berani dalam
mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa. Pada akhir pertemuan
dilakukan Posttest untuk melihat hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang
diproleh terjadi peningkatan nilai rata-rata Posttest. Nilai rata-rata Pretest sebesar
40,14 dan nilai rata-rata Posttest siswa sebesar 71,39. Berdasarkan kategori N-
gain yang diperoleh kategori sedang sebanyak 100 % siswa.
Peningkatan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik
Nuraniyah dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran Contekstual Teaching and Learning dalam pembelajaran struktur
daun dan fungsinya pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun pelajaran
2007/2008 dapat meningkatkan prestasi belajar sains siswa. Terbukti dari nilai
rata-rata kelas pada kondisi awal 50.2, siklus 1:65.7, dan siklus 2: 78.2, sedangkan
54
ketuntasan belajar dari kondisi awal 25%, siklus 1: 70%, dan siklus 2:95%.
Pada tahap perencanaan pada siklus Kedua meliputi, Merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dengan CTL, menentukan pokok bahasan,
mengembangkan skenario pembelajaran, menyiapkan instrumen (tes penguasaan
konsep), pembentukan kelompok belajar siswa, dan menyiapkan sumber belajar.
Pada tahap tindakan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan CTL yang
tertera pada skenario pembelajaran/ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kegiatan yang dilaksankan pada pertemuan pertama disiklus II adalah,

54
Titik Nuraniyah, Peningkatan Prestasi Belajar Sains melalui Model Pembelajaran Contextual
dalam Pembelajaran Struktur Daun dan Fungsinya Siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun Pelajaran
2007/2008, Volume 5, No 4, 2008,h.31
Guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan bertanya kepada siswa
Mengapa kebanyakan sungai di kota besar airnya sangat kotor?(asas bertanya).
Guru memberi gambaran kepada siswa dengan mengajak siswa untuk melakukan
pengamatan terhadap seekor ikan yang di masukan kedalam sebuah toples yang
berisi air sabun dan air bersih (asas permodelan). Guru memerintahkan siswa
duduk dalam kelompok (asas masyarakat belajar). Guru memberikan LKS 3,
tentang pencemaran air (asas konstruktivisme). Guru meminta siswa mencari
jenis bahan yang dapat mencemari air (asas inquiry). Guru meminta setiap
kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut. (asas refleksi). Guru
memberikan skor dari tiap jawaban kelompok (asas penilaian sebenarnya).
Hasil observasi (pengamatan) pada siklus kedua pertemuan pertama yaitu:
Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran sudah mulai tertib,
siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tahap diskusi kelompok berjalan
dengan baik dan seluruh siswa telah dapat mengerjakannya dengan baik. Pada saat
mengerjakan tugas kelompok seluruh siswa siswa berpartisipasi aktif dalam
melakukannya dan telah dapat membagi-bagi tugas pada kelompoknya. Pada saat
mempresentasikan hasil diskusi siswa terlihat lebih berani dalam
mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa.
Kegiatan pada pertemuan kedua adalah, memberikan apersepsi dan
motivasi dengan bertanya kepada siswa Apa yang akan terjadi jika tanah banyak
mengandung sampah yang tidak dapat terurai?(asas bertanya). Guru memberi
gambaran kepada siswa dengan memberikan (asas permodelan). Guru
memerintahkan siswa duduk dalam kelompok (asas masyarakat belajar). Guru
memberikan LKS 4, tentang pencemaran Tanah (asas konstruktivisme). Guru
meminta siswa mencari jenis bahan yang dapat mencemari tanah (asas inquiry).
Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut (asas
refleksi). Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok (asas penilaian
sebenarnya)
Sedangkan hasil observasi (pengamatan) pada pertemuan kedua yaitu
sebagai berikut: Pada siklus kedua pertemuan pertama suasana pembelajaran
tertib, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada tahap diskusi, diskusi
berjalan dengan baik dan seluruh siswa telah dapat mengerjakan LKS dengan baik
dan sangat tepat. Pada saat mempresentasikan hasil diskusi dan pengamatan siswa
sudah terbiasa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sehingga
siswa berani dalam mempresentasikan hasil dari diskusi dan pengamatannya. Pada
akhir pertemuan dilakukan Posttest untuk melihat hasil belajar siswa. Berdasarkan
data yang diproleh terjadi peningkatan nilai rata-rata Posttest. Nilai rata-rata
Pretest sebesar 48,61 dan nilai rata-rata Posttest siswa sebesar 78,75. Berdasarkan
kategori N-gain diperoleh kategori sedang sebanyak 97,22 % siswa dan kategori
tinggi sebanyak 2,78 % siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pembelajaran
dengan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek penguasaan
konsep. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata Posttest hasil
belajar siswa. Nilai rata-rata Pretest pada siklus pertama sebesar 40,14 dan nilai
rata-rata Posttest siswa meningkat sebesar 71,39. Sedangkan pada siklus kedua
nilai rata-rata Pretest sebesar 48,61 dan nilai rata-rata Posttest siswa meningkat
sebesar 78,75.
Berdasarkan kategori N-gain pada siklus perama semua siswa (100%)
memperoleh kategori sedang sebanyak 100% siswa. Sedangkan pada siklus kedua
kategori sedang sebanyak 83,33% siswa, dan siswa yang mengalami peningkatan
pemahaman dengan kategori tinggi sebanyak 16,67% siswa. Selain meningkatkan
hasil belajar pada penguasaan konsep, CTL juga meningkatkan kemampuan siswa
dalam menjelaskan suatu konsep yang mereka pelajari. Hal ini dikarenakan
dengan CTL sangat erat kaitannya dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari
penelitian yang dilakukan dari siklus I hingga siklus II terjadi peningkatan
pemahaman konsep oleh siswa, terlihat dari peningkatan hasil belajar setelah
diberikan tindakan. Hal ini sejalan dengan Muh. Yusuf dalam penelitiannya yang
berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan
CTL, menunjukan data bahwa keaktifan mahasiswa mencatat kompetensi dasar
yang menjadi keharusan untuk dimiliki pada setiap pertemuan, keaktifan
mahasiswa mencatat indikator, keaktifan mahasiswa mencatat materi pokok yang
diterangkan dosen, keaktifan mahasiswa membaca buku agar memahami pelajaran
yang akan dibahas (construktivisme), keaktifan/keberanian dalam mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan,keaktifan mahasiswa mahasiswa
menyatakan pendapat tentang permasalahan yang sedang dipelajari, keaktifan
setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusinya, keaktifan dan ketepatan dalam
mengerjakan tugas baik kelompok maupun individual, didalam ruang kelas atau di
55
luar kelas menunjukan grafik yang meningkat dari setiap siklus.
Pada siklus I nilai rata-rata hanya mencapai 42,56 tidak satupun siswa
dinyatakan tuntas dalam pembelajaran. Setelah diberikan tindakan yaitu
pembelajaran dengan CTL dimana pada penelitian ini dibatasi pada konsep
pencemaran lingkungan, diperoleh peningkatan nilai rata-rata siswa pada posttest
sebesar 74,66. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mengalami
peningkatan yang signifikan. Setelah diberikan tindakan yaitu sebesar 48,33 pada
saat pretest dan sebesar 78,28 pada saat posttest. Nilai rata-rata posttest siklus II
juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai rata-rata posttest siklus I.
Seluruh siswa telah memperoleh nilai di atas KKM. Hal ini sesuai dengan apa
yang disimpulkan oleh Anak Agung Oka dalam penelitianya yang berjudul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran
Kontekstual menyimpulkan pertama, dengan pembelajaran Contexual Teaching
and Learning (CTL) dalam pembelajaran Sains kelas VII di SMP Negeri 4 Metro
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kedua. dengan pembelajaran
Contexual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Sains di SMP
Negeri 4 Metro dapat memperkuat daya ingat siswa terhadap materi pelajaran
yang dipelajarinya. Hal tersebut dari semakin tingginya kemampuan siswa
mengingat materi yang dipelajarinya yang semula hanya 1-3 hari menjadi 5 hari
56
sampai dengan 15 hari.
Pada siklus II ini, siswa yang dinyatakan mengalami pemahaman (tuntas)
pada konsep ini sebanyak 30 orang (83,33%). Dengan demikian kelas 7

55
Muh. Yusuf, Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan CTL,
Volume I, Nomor 19,2006,h. 149
56
Anak Agung Oka, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui Pembelajaran
Kontekstual,Bioedukasi Volume 2,Nomor 2,2011,h.90
dinyatakan mengalami pemahaman dan dinyatakan tuntas dalam pembelajaran
Konsep Pencemaran Lingkungan. Pada siklus II, penelitian dapat dikatakan
berhasil dengan adanya peningkatan pemahaman siswa dan ketuntasan belajar
kelas serta tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model
Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa Kelas VII MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup. Hal ini dapat diketahui
dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar IPA yang diperoleh pada saat
posttest dibandingkan dengan hasil pretes, yaitu Nilai rata-rata posttest pada siklus
I yaitu 71,39, dengan persentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 63,89% dan
peningkatan jumlah siswa yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 23 orang.
Sedangkan nilai rata-rata posttest pada siklus II yaitu 78,28, dengan persentase
siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 97,22 %, dan peningkatan jumlah siswa
yang dianggap telah tuntas yaitu sebanyak 35 orang. Dengan demikian, nilai rata-
rata N-Gain pada siklus I dan II mengalami peningkatan dari 0,55 menjadi 0,59,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata N Gain siklus I dan
siklus II.

B. Saran
1. Dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and
learning (CTL) hendaknya disediakan alokasi waktu yang cukup agar
diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.
2. Guru hendaknya dapat memperkenalkan berbagai metode atau model
pembelajaran kepada siswa agar tidak merasa jenuh pada penggunaan satu
metode atau satu model saja, dengan melibatkan siswa dalam
pembelajaran yang aktif sehingga kemampuan siswa dapat lebih digali dan
dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.2009.

Ahmadi, Iif Khoiru, Amri Sofan, dan Elisah Titik. Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2011.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:Rosda.


2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.


2009.

BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang


Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:2006.

Hakim, Lukman. Perencanaan Pembelajaran. Bandung:CV Wacana Prima. 2011.

Hamalik , Oemar. Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara.2010.

Idris, Environmental Kuznets Curve: Bukti Empiris Hubungan Antara


Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitas Lingkungan di Indonesia,
(Padang:Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang). 2012.

Isnaeni, Herliyana. Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) Untuk


Meningkatkan Keaktifan Dan Mengembangkan Keterampilan
Menjelaskan
Sisw.skripsi. 2010.

Johnson , Elaine B. Contextual Teaching & Learning: Menjadikan kegiatan


belajar-mengajar.., Bandung: Mizan Learning Center (MLC).2007.

Kartikasari, Redno. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching


And Learning) dengan metode Eksperimen untuk meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011, Jurnal Skripsi,2011

Ketter, Catherine Teare and Jonathan Arnold. CTL: Case Study of Nancy a High
School Science Novice Teacher. Universitas of Georgia: 2003. [online]
http://www.coe.uga.edu/ctl/casestudy/BSmith.pdf.

Kurniastuti, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem


Melalui Pendekatan Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And
Learning) Pada Siswa Kelas Vii Semester Genap SMP Negeri I Doro
Kabupaten Pekalongan TP. 2004/2005,Skripsi,2006

Laila, Noor Alfu.Pengaruh Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning)


Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa
Kelas IV SD. Cakrawala Pendidikan: November 2009. Th. XXVIII, No. 3.
2009

Meltzer,David E. Addendum To: The Relationship Between Mathematics


Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible
Hidden Variable In Diagnostic Pretest Scores. Diakses 21 Juni 2010
dari http//:www.physics.ia.state.edu/per/docs/addendum_on_normalized_
gain. pdf

Nuraniyah,Titik. Peningkatan Prestasi Belajar Sains melalui Model


Pembelajaran Contextual dalam Pembelajaran Struktur Daun dan
Fungsinya Siswa kelas IV SD Negeri 3 Candimulyo Tahun Pelajaran
2007/2008. Volume 5. No 4. 2008.

Nurdin, Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)


Dalam Meningkatkan Hasil Belajar,Vol IX, No 1,2009.

Oka, Anak Agung. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA di SMP Melalui


Pembelajaran Kontekstual. Bioedukasi Volume 2,Nomor 2. 2011.

Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta:Prenada Media Group. 2008.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta:Kencana.2010.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka


Cipta. 2003.

Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: 2006.

Sudarman, Pola Peningkatan Kualitas Pembelajaran Lingkungan Hidup Siswa


Kelas XI IA SMA Negeri 9 Semarang Pada Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Berwawasan Sets 1.
Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 36, No. 1, Juni 2007.

Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Yogyakarta:Bumi


Aksara.2008.

Sukarjo, M dan Komarudin Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan


Aplikasiny.Jakarta: Rajawali Pers. 2009.
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1995.

Tim Penatar Undiksha. Menggunakan CTL dan Asesment Otentik dalam Rangka
Implementasi KTSP di Sekolah Dasar. Singaraja: 2007. disampaikan pada
pelatihan para kepala sekolah dasar Kabupaten Karangasem Dana DBEP,
tanggal 29-31 Juli 2007. Hal 4.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana


Renada media grup. 2010.

Trianto. Model Pembelajaran TerpaduKonsep, strategi, dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
Aksara.2010.

Wais. Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran Sains-


Fisika SMP. Cakrawala Pendidikan, Februari 2006,Th XXV,No. 1. 2006

Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:Gudang


Persada Press. 2007.

Yusuf, Muh. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Melalui


Penerapan CTL. Volume I, Nomor 19. 2006.

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


Jakarta. 2009.

Zurinal Z, Sayuti Wahdi. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar


Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan
UIN Jakarta Press.2006.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1

Sekolah : MTs AL KHAIRIYAH


TAJUR
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam)
Alokasi waktu :2X
45
Standar : 7. Memahami ketergantung dalam
Kompetensi saling an

ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi


pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Indikator :
1. Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya
terhadap kerusakan lingkungan.
2. Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan
lingkungan.
3. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan
hutan

A. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat:


Menjelaskan kegunaan hutan hujan tropis.
Menjelaskan kerugian akibat penebangan hutan.

Menjelaskan usaha-usaha mencegah dan mengatasi kerusakan


lingkungan akibat penebangan hutan.
Menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
Membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar

Menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.


Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan
lingkungan.
Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan hutan

B. Materi pokok : Penebangan Hutan dan Kerusakan Lingkungan

C. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
Metode : Diskusi kelompok
Observasi
Diskusi Informasi

D. Langkah langkah pembelajaran


Pertemuan Pertama

Tahapan Kegiat Alokasi


an
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Pendahulua 1. Guru memberikan apersepsi Siswa merespon
n dan
motivasi dengan bertanya pertanyaan guru.
kepada
siswa apa yang terlintas
dalam
pikira kalia ketik mendenga
n n a r
Hutan Gundul? Apa yang 25 menit
terjadi
ketika huta gundu diguyur
n l
hujan? Apa dampak yang akan
terjadi?(asas
bertanya)
2. Guru menjelaskan bahwa Siswa memperhatika
materi n
hari adalah pencemara materi yang
ini n disampaikan
lingkungan. oleh guru.
3. Guru menjelaska tujuan Siswa memperhatika
n n

pembelajar hari ini yaitu : penjelasan guru.


an ,
Menjelaska keguna hutan
n an
hujan tropis. Menjelaska
n
kerugia akibat penebanga
n n
hutan
.
Menjelaska usaha-
n usaha
mencegah dan mengatasi
kerusaka lingkunga akibat
n n
penebangan
hutan.
Siswa memperhatika
n
4. Guru menjelaskan tentang penjelasan guru.
model
pembelajaran
CTL.

Inti 1. Guru memberi gambaran Siswa merespon


antara
hutan gundul dan hutan lebat pertanyaan dari guru.
kepada siswa denga
n
memberikan contoh 2 orang
anak
yang satu berambut cepak dan Siswa memperhatika
n
yang sat berambut panjan penjelasan guru dan
u g
untuk maju kedepan. Kemudian mencatat hal-hal yang
guru menjelask ap yang dianggap penting.
an a
terja ketika disira
di keduanya m
dengan air.(asas
permodelan)
Gur menjelaskan
u tentang
keguna hutan hujan
an
tropis, kerugian akiba
t
penebangan hutan
,
menjelaskan usaha-usaha
menceg danmengatas
ah i
kerusak lingkunga
an n
akibat penebanga hutan. 65 menit
n
dengan menggunak slide
an
power point.
Eksploras Siswa membentuk
i:
1. Guru membimbing siswa
untuk
membent kelomp diskusi kelompok diskusi.
uk ok
secar heterogen yan terdiri
a g
dari 4-5 orang dengan
intelegensi
yang berbeda, dan masing-
masing anggot kelompok
a
mempuny peran masing
ai -
masing. (asa masyarak
s at
belajar) Siswa membaca literatur

bersama
2. Gurumembimbing siswa untuk
kelompok.
mempelajari literatur bersama
kelompok.
Elaborasi : Siswamenjaw
ab
1. Guru memberikan LKS 1 tentang pertanyaan
yang sudah penebangan hutan dan hutan mereka
dapat dari LKS
gundul. (asas tersebu
konstruktivisme) t.

2. Guru membimbing siswa untuk Siswa


berdiskusi dengan berdiskusi dengan kelompok
kelompok
dalam mengisi LKS 1 dan
memastikan tiap anggota
dari masing-masing
kelompok dapat
mengetahui dan
menguasai konsep dari
soal-soal LKS 1 yang
dikerjakan bersama.
Siswa berbag
mencari ai
3. Guru siswa alasan kenap terjadi
meminta mencari a
berbagai kenap orang penebangan hutan
alasan a pada
melakuk penebanga hutan. literatu
an n r.
(asas Siswa bersama
inquiry) kelompok
4. Guru meminta setiap menjelaskan hasil
kelompok
menjelaskan jawaban hasil jawaba yang sudah
diskusi n
tersebut. (asas didiskusikan.
refleksi)
Siswa dari kelompok
lain
Konfirma merevi atau
si : si
1. Guru memberikan skor dari menyanggah jawaba
tiap n
jawaban kelompok. (asas dari lain
kelompok jika
penilaian salah.
sebenarnya)
Siswa menyimak

2. Guru memberi penguatan dan


penjelasan guru. sedikit tentang materi
yang baru
saja dipelajari.
Penutup 1. membimbing siswa Siswa memberikan
Guru untuk
member kesimpul tentang kesimpulan.
i an
materi yang telah dipelajari
hari
ini.
2. menginforma kepada Siswa memperhatikan 10
Guru si menit
sisw untuk membentuk 4 penjelasan guru.
a
kelompok dan mengerjakan
tugas
rumah yakni mencari di
buku atau
internet mengenai
ilegaloging.
E. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa

A. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas


VII
B. Buku referensi yang relevan
C. Lingkungan sekitar sekolah.

F. Penilaian
a. Penilaian meliputi tes tulis (Essay)
b. Tugas Rumah

Mengetahui, Citeureup,

Guru Ilmu Pengetahuan Alam Peneliti

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd Wawan


Darmawan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1

Sekolah : MTs AL KHAIRIYAH


TAJUR
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam)
Alokasi waktu :2X
45
Standar : 7. Memahami ketergantung dalam
Kompetensi saling an

ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi


pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian pencemaran udara.
2. Menjelaskan penyebab pencemar udara.
3. Menjelaskan pengaruh pencemaran air terhadap makhluk
udara.

4. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah


pencemaran udara.

A. Tujuan : Peserta didik dapat:


Pembelajaran
Menjelaskan pengertian pencemaran udara.

Menjelaskan penyebab pencemar udara.


Menjelaskan pengaruh pencemaran air terhadap makhluk
udara.
Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
pencemaran udara.
B. Materi pokok : Pencemaran Udara

C. Metode
Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
Metode : Diskusi kelompok
Observasi
Diskusi Informasi

D. Langkah langkah pembelajaran


Pertemuan kedua

Tahapan Kegiat Alokasi Waktu


an
Kegiatan Guru Siswa
Pendahulu 1. Guru memberikan Sisw merespo
an a n
apersepsi dan pertanyaan
guru.
motivasi dengan
bertanya kepada siswa
Mengapa asap
kendaraan bermotor
berwarna
hitam?(asas
bertanya) Sisw
a
2. Guru menjelaska memperhatika 25 menit
nn
bahwa materi hari mate yang
ini ri
adalah pencemara disampaikan
n
udara. oleh guru.
Sisw
a
3. menjelaska memperhatika
Guru n n
tujuan penjelasan
pembelajaran guru.
hari ini, yaitu : Sisw
Menjelask a
an memperhatika
pengertia n
n penjelasan
pencemar guru.
an
udara.
Menjelask
an
penyebab Sisw
pencemar a
udara. memperhatika
Menjelask n
an penjelasan
pengaruh guru.
pencemar air
an
terhadap
makhluk
udara.
Menjelask
an
upaya yang
harus
dilakuka untuk
n
menceg
ah
pencemaran
udara

Inti 2. mensimulasik Siswa merespo


Guru an n
pencemaran udara pertanya dari
an
denga cara guru.
n
membakar anti
nyamuk yang
asapnya
ditampung dalam
tople yang berisi
s
seekor jangkrik.
(asas
permodela
n)
3. menjelaska Siswa
Guru n
tentan memperhatikan
g
pengertian,penyeb penjelasa guru
ab, n
damp dan upaya dan mencata
ak t
yang harus hal- yang
dilakukan hal
pencemaran udara dianggap
denga menggunak penting.
n an
slide power point.
Eksplorasi : 65 menit

1. Guru memerintahk
an
sisw duduk dalam Siswa
a
kelompok (asas membentuk
masyarakat belajar)
kelompok
diskusi.
3. Guru
membimbing
siswa untuk
mempelajari
literatur bersama
kelompok.

Elabora Sisw memba


si : a ca
5. Guru memberikan literatur
LKS
2 tentang bersama
pencemaran
udara (asas kelompok.
konstruktivisme)
6. Guru membimbin Siswa
g mengambil
siswa untuk dafta bahan
berdiskusi r
denga kelompok makanan,
n
dalam mengisi masing-
LKS 2 masing
dan memastikan sesu urutan
tiap ai
anggot dari dala kelomp
a masing- m ok
masing kelompok Siswa
menjawab
dapat mengetahui pertanyaan
dan yang
menguasai konsep suda mereka
dari h
soal-soal LKS 2 dapa dari
yang t LKS
dikerjakan tersebut.
bersama.

7. Guru meminta siswa Siswa


berdiskusi mencari jenis bahan
dengan
yang dapat kelomp
ok
mencemari udara.
(asas
inquiry)

8. Guru meminta setiap Siswa


mencari kelompok menjelaskan
jenis
jawaban hasil diskusi mikroorganisme
tersebut. (asas pada literatur.
refleksi)
Konfirmasi Sisw bersama
: a
3. Guru memberikan kelompo
skor k
dari tiap jawaban menjelaskan
kelompok. (asas hasil jawaban
penilaian yang sudah
sebenarnya)
didiskusikan.
Sisw dari
a
kelompo lain
k
merevisi atau
menyanggah
jawaban dari
4. member kelompo lain
Guru i
k
penguatan sedikijika
dan salah.
t
tentang yang
materi
baru saja dipelajari. Sisw menyima
a k
penjelasan guru.
Penutup 3. membimbing Sisw
Guru a
siswauntu member memberikan 11 menit
k i
kesimpula tentang kesimpulan.
n
mate yang telah
ri
dipelajari hari
ini.

E. Sumber / Alat / Bahan.


Sumber : Buku acuan yang relevan, internet, lingkungan
sekolah.

Alat dan bahan : komputer, Alat bantu presentasi (LCD),

Skema/Bagan konsep, tulisan, gambar, karton, spidol.

F. Penilaian
a. Penilaian meliputi tes tulis (Essay)
b. Tugas Rumah

Mengetahui, Citeureup,

Guru Ilmu Pengetahuan Alam Peneliti

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd Wawan Darmawan


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2

Sekolah : MTs AL KHAIRIYAH


TAJUR
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester
II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 3 X 45
Standar : 7. Memahami ketergantung dalam
Kompetensi saling an

ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi


pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian pencemaran air.
2. Menjelaskan penyebab pencemar air.
3. Menjelaskan pengaruh pencemaran air terhadap
makhluk hidup.
4. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk
mencegah pencemaran air.

A. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:


1. Menjelaskan pengertian pencemaran air.
2. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air.
3. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air
4. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah
pencemaran air.

B. Materi : Pencemaran air


Pembelajaran
C. Metode
Pembelajaran

Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual


( CTL )
Metode : Diskusi kelompok
Observasi
Ceramah

D. Langkah langkah pembelajaran

Pertemuan ketiga

Tahapan Kegiata Alokasi


n Waktu
Kegiatan Gur Siswa
u
Pendahuluan Guru memberikan Siswa merespo
1. n
apersepsi dan pertanyaan
guru.
motivasi dengan
bertanya kepada
siswa Mengapa
kebanyakan sungai di
kota besar airnya
sangat kotor?(asas Siswa
bertanya) memperhatika 25 menit
2. Guru menjelaskan
n
bahwa materi hari ini mate yang
ri
adalah pencemaran disampaikan
oleh
pencemaran air. guru.

3. Gurumenjelaskan
tujuan pembelajaran Siswa
hari ini, yaitu : memperhatikan
Menjelaskan penjelasan guru.
pengertian
pencemaran air.
Menjelaskan sumber-
sumber pencemaran
air.
Menjelaskan akibat
yang ditimbulkan
oleh pencemaran air
Menjelaskan upaya
yang harus dilakukan
untuk mencegah
pencemaran air.
Inti 4. Gur member Siswa merespo
u i n
gambara kepada pertanyaa dari
n n
sisw dengan guru.
a
mengaja siswa
k
untuk melakukan
pengamata
n
terhada seekor
p
ikan yan di
g
masuka kedalam
n
sebua toples yang
h
berisi air sabun
dan
air bersih (asas Siswa
permodel memperhatika
an) n
penjelasa guru
n
5. Gur menjelaska dan mencatat
u n
tentang Guru hal- yang
hal
menjelaska dianggap
n
tentang penting.
pengertian,penye
ba
b, dampa dan
k
upay yang harus
a
dilakuka 65 menit
n
pencemara air
n
deng Siswa
an
mengguna slide membent
kan uk
power kelompok
point. diskusi.
Eksplor
asi :
6. Gur
u
memerintahkan
sisw dudu dalam
a k
kelompo Siswa membac
k a
(asa masyarak literatur
s at bersama
belaja kelompok.
r)
7. Gur membimbin
u g
sisw untuk Siswa menjawa
a b
mempelaja pertanyaa yang
ri n
literatur bersama suda mereka
h
kelompo dapat dar LKS
k. i
tersebut.
Elabora
si :
8. Guru memberika Siswa
n berdiskusi
LKS 3, tentan dengan
g kelompok
pencemar air.
an
(asa
s
konstruktivism
e)
9. Guru membimbin
g

siswa untuk
berdiskusi
denga kelompok
n
dalam mengisi LKS Siswa menca
3 ri
dan memastikan jenis baha
tiap n
anggot dari masing pencem air
a - ar
masing kelompok pada literatur.
dapat mengetahui
dan
menguasai konsep
dari soal-soal LKS Siswa bersa
3 ma
yang dikerjakan kelompo
k
bersam menjelaskan
a. hasil
jawaba yang
n
10. Guru meminta sudah
siswa mencar jenis didiskusik
i an.
baha yang dapat
n
mencemari (asas Siswa dar
air. i
inquiry) kelompok lain
merevisi ata
u
11. Guru meminta menyanggah
setiap kelompo jawaban dari
k
menjelask jawaban kelompo lain
an k
hasil tersebut. jika
diskusi salah.
(asas refleksi)
Siswa
menyimak
penjelasan
guru.
Konfirmas
i:
12. Guru
memberikan skor
dari tiap jawaban
kelompok. (asas
penilaian
sebenarnya)

13. Guru memberi


penguatan dan
sedikit tentang
materi
yang bar saja
u
dipelajari.

Penutup 14. Guru membimbin Siswa


g
siswa untuk memberikan
memberi
kesimpulan tentan kesimpulan. 12 menit
g
mater yan telah
i g
dipelajari hari ini.
E. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa

D. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII


E. Buku referensi yang relevan
F. Lingkungan sekitar sekolah.

F. Penilaian
a. Penilaian meliputi tes tulis (Essay)
b. Tugas Rumah

Mengetahui, Citeureup,

Guru Ilmu Pengetahuan Alam Peneliti

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd Wawan Darmawan


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2
Sekolah : MTs AL KHAIRIYAH
TAJUR
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 3 X 45
Standar : 7. Memahami ketergantung dalam
Kompetensi saling an

ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi


pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian pencemaran tanah.
2. Menjelaskan penyebab pencemar tanah.
3. Menjelaskan pengaruh pencemaran tanah terhadap
makhluk hidup.
4. Menjelaskan upaya yang harus dilakukan untuk
mencegah pencemaran tanah.
5. Mengusulkan cara penanggulangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan.

A. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:


1. Menjelaskan pengertian pencemaran tanah.
2. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran tanah
3. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah.
4. Menjelaskan akibat pencemaran terhadap makhluk hidup
secara global.
B. Materi : Pencemaran dan Kerusakan
Pembelajaran Lingkungan
C. Metode
Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
Metode : Diskusi kelompok
Observasi
Ceramah

D. Langkah langkah pembelajaran

Pertemuan Keempat

Tahapan Kegiat Alokasi Waktu


an
Kegiatan Guru Siswa
Pendahulu 1. Guru memberikan Siswa merespo
an n
apersepsi dan pertanyaan
guru.
motivasi dengan
bertanya kepada
siswa Apa yang
akan terjadi jika tanah
banyak mengandung
sampah yang tidak
dapat terurai?(asas Siswa 25 menit
bertanya) memperhatika
2. Guru menjelaskan n
mate yang
ri
bahwa materi hari disampaikan
ini oleh
adala pencemara guru.
h n
lingkungan. Siswa
3. Guru menjelaska memperhatika
n n
penjelasan
guru.
tujua pembelajaran
n
hari ini,
yaitu :
Menjelaskan Siswa
pengertian memperhatika
n
penjelasan
guru.
pencemaran
tanah.
Menjelaskan
sumber-
sumber pencemara
n
tana
h
Menjelaskan akibat
yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah.
Menjelaskan akibat
pencemaran terhadap
makhluk hidup secara
global.

Inti 4. Guru member Siswa merespo


i n
gambaran kepada pertanyaa dari
n
guru.
siswa dengan
memberik (asas
an
permodelan)
5. Guru Siswa
menjelask tentang memperhatikan
an
pengertian,penyeb penjelasa guru
ab, n
dampak dan dan mencata
upaya t
yang dilakuka hal- yang
harus n hal
dianggap
pencemar air penting.
an
dengan
menggunakan
slide power point.
Eksplorasi 65 menit
:
6. Guru
memerintahkan
siswa
duduk dalam Siswa
kelompok membent
(as masyarakat uk
as kelompok
belajar) disku
si.
7. Guru
membimbi siswa Sisw membac
ng a a
untuk mempelaja
ri
literatu bersam literatur
r a bersama
kelompok. kelompok.
Elabora Sisw menjawa
si : a b
pertanyaan
yang
8. Gur sudah mereka
u
memberik LKS 4, dapat dari
an LKS
tentang pencemara tersebut.
n
Tanah (asas
konstruktivis
me)
Siswa berdisk
usi
9. Gur deng
u an
membimbi siswa kelompok
ng
untuk berdiskusi
dengan kelompok
dalam mengisi 4
LKS
da memastikan
n tiap
anggota masing
dari -
masing kelompok
dapat mengetah
ui
da menguasai
n
konsep dari soal-
soal
LKS 4 yang Siswa mencari
dikerjakan
bersam baha yang
a. n
dapat
10. Guru meminta mencemari
siswa menca jenis tanah pada
ri
baha yang dapat literatu
n r.
mencemari tanah
.
(asas
inquiry)
Siswa bersa
ma
11. Guru meminta kelompok
setiap kelompo menjelaskan
k
menjelask jawaban hasil jawaba
an n
hasil diskusi yang suda
tersebut. h
(asas refleksi) didiskusikan.
Siswa dari

Konfirmas kelompo lain


i: k
12. Guru merevi atau
si
memberikan skor menyanggah
dari
tiap jawaban jawaba dari
n
kelompok (asas kelompo lain
. k
penilaia jika
n salah.
sebenarn
ya)
13. Guru member Siswa
i menyimak
penguatan dan penjelasan
guru.
sedikit tentang
materi
yang bar saja
u
dipelajari.
Penutup 14. Guru Siswa
membimbi siswa memberikan
ng
untuk member kesimpulan.
i
kesimpula tentan 13 menit
n g
mater yan telah
i g
dipelajari hari ini.

E. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa

A. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII


B. Buku referensi yang relevan
C. Lingkungan sekitar sekolah.

D. Penilaian
a. Penilaian meliputi tes tulis (Essay)
b. Tugas Rumah

Mengetahui, Citeureup,

Guru Ilmu Pengetahuan Alam Peneliti


Siti Nuraeni Handayani, S.Pd Wawan Darmawan
Lampiran 2

Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi

Studi Pendahuluan di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup

Variabel Indikator Item


Sarana prasarana Fasilitas Penunjang kegiatan - Perpustakaan
belajar mengajar - Lab.IPA
- LCD
Kelengkapan lab. IPA - Ketersedian wastafel
- Bahan-bahan kimia
- Alat-alat kimia
- Adanya laboran
Pengajar Persiapan mengajar - Menyiapkan perangkat
pembelajaran
- Masuk kelas tepat waktu
- Membawa sumber ajar

Metode pembelajaran - Metode yang digunakan


menarik
- Metode yang digunakan
sesuai dengan materi
Model Pembelajaran - Model yang digunakan
bervariasi
- Model yang digunakan
sesuai materi
Media Pembelajaran - Media yang digunakan
menarik
Sumber ajar - Buku
- LKS
- Internet
Siswa Minat siswa dalam belajar - Siswa masuk kelas tepat
waktu
- Siswa antusias dalam
belajar
- Siswa memiliki buku
sumber belajar
- Siswa mengikuti pelajaran
dengan baik
- Siswa mengerjakan tugas
Hasil belajar siswa - Hasil ulangan
- Kriteria Ketuntasan
Minimal Siswa
Kesulitan belajar - Materi Biologi
Sumber Belajar - Buku paket
- LKS
- Internet
- Lingkungan
Lampiran 3
Lembar Observasi Studi Pendahuluan

Nama Sekolah : MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup

Kelas : VII
Guru : Siti Nuraeni Handayani, S.Pd
Tanggal :
Tujuan : Mengetahui proses Pembelajaran dan Fasilitas pendukung
Berilah tanda checklist ( ) dalam lembar observasi !

No Variabel Indikator Pernyataan Ya Tidak Keterangan


1 Sarana Fasilitas 1. Terdapat ruangan kelas Kurang Baik
dan penunjang 2. Terdapat lab.IPA Belum ada
Prasarana kegiatan lab.IPA
belajar 3. Terdapat perpustakaan Perpustakaan
mengajar tidak
lengkap
4. Tersedianya LCD 1 buah
Kelengkapan 5.Tersedianya wastafel
Lab. IPA 6. adanya alat-alat kimia
7. adanya bahan-bahan
kimia
8. adanya laboran
2 Pengajar Persiapan 9. menyiapkanperangkat
Mengajar pembelajaran
10. masuk kelas tepat waktu
11. membawa buku sumber Buku paket
ajar
Metode 12. metode yang digunakan Ceramah dan
pembelajaran menarik Tanya jawab
13. metode yang digunakan
sesuai dengan materi
Model 14. model yang
pembelajaran didigunakan bervariasi
15. model yang digunakan
sesuai dengan materi
Media 16. media yang digunakan
pembelajaran menarik
Sumber ajar 17. buku sebagai sumber
ajar
18. LKS sebagai sumber
ajar
19. internet sebagai sumber
ajar
3 Siswa Minat siswa 20. siswa masuk kelas tepat
dalam waktu
belajar 21. siswa antusias dalam
belajar
22. siswa memiliki buku
sumber belajar
23. siswa memiliki LKS
sebagai sumber belajar
24. siswa mengikuti
pelajaran dengan baik
25. siswa mengerjakan
tugas
Hasil Belajar 26. terdapat hasil ulangan
27. tercapainya nilai KKM
Kesulitan 28. siswa mengalami
Belajar kesulitan dalam materi-
materi biologi
Sumber 29. buku sebagai sumber
belajar belajar
30. LKS sebagai sumber
belajar
31. internet sebagai sumber
belajar
32. lingkungan sebagai
sumber belajar
Lampiran 4

Kesimpulan Hasil Observasi

Studi Pendahuluan di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup

Indikator Hasil Obsevasi Kesimpulan


Fasilitas Penunjang - Kelas kurang layak Fasilitas kurang memadai
kegiatan belajar - Sudah ada perpustakaan untuk kegiatan
mengajar tetapi masih sangat terbatas. pembelajaran
- Belum ada Lab.IPA
- LCD yang dimiliki
jumlahnya terbatas
Kelengkapan lab.IPA - Sekolah belum memiliki belum ada Lab.IPA
Lab.IPA
Persiapan Mengajar - Menyiapkan perangkat Guru mempersiapkan diri
pembelajaran dalam mengajar
- Masuk kelas tepat waktu
- Membawa sumber ajar
Metode pembelajaran - Metode yang digunakan Metode yang digunakan
terbatas pada ceramah dan terbatas
Tanya jawab
Model pembelajaran - Model pembelajaran yang Model yang digunakan
diterapkan,hanya pada terbatas
materi tertentu
Media pembelajaran - Media yang digunakan Media yang digunakan
masih terbatas papan tulis belum bervariasi
Sumber ajar - Guru menggunakan buku Menggunakan sumber
sebagai sumber belajar belajar dari berbagai
sumber
Minat siswa dalam - Banyak siswa yang masuk Minat siswa dalam belajar
belajar tidak tepat waktu kurang baik
- Siswa kurang antusias dalam
belajar
- Tidak semua siswa
mengikuti pelajaran dengan
baik
- Tidak semua siswa
mengerjakan tugas dari guru
Hasil belajar siswa - Hasil latihan dan ulangan Hasil belajar belum
harian belum mencapai mencapai ketuntasan
ketuntasan
Kesulitan belajar - Siswa mengalami kesulitan Siswa mengalami kesulitan
belajar karena materi belajar
terbatas pada informasi guru
dan buku
Sumber belajar - Siswa menggunakan buku Siswa belajar terbatas hanya
sebagai sumber belajar pada informasi dari guru
- Siswa memperoleh materi
terbatas pada guru
Lampiran 5

Kisi-kisi Instrumen Lembar Wawancara Guru


Studi Pendahuluan di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup
Variable Indikator Item
Sarana dan Fasilitas pendukung - Terdapat ruang perpustakaan
Prasarana kegiatan belajar - Terdapat Lab.IPA
mengajar - Terdapat kegiatan Ekstarakurikuler sains.
Pengajar Penunjang - Pembuatan RPP
Pengajaran - Pembuatan Silabus
- Pengalaman Mengajar
- Pendidikan Pengajar
Metode - Pemilihan metode pembelajaran
Pembelajaran - Variasi metode yang digunakan
- Kesesuaian metode dengan materi ajar
- Efektifitas penggunaan metode
pembelajaran dalam proses belajar
Media - Pemilihan media pembelajaran
Pembelajaran - Variasi media yang digunakan
- Kesesuaian media dengan materi ajar
- Efektifitas penggunaan media
pembelajaran
Kendala - Fasilitas
- Siswa
- Materi
Siswa Hasil belajar - Rata-rata hasil belajar Biologi siswa
- Pencapaian KKM
Sikap Siswa - Sikap siswa saat guru menjelaskan materi
- Respon siswa saat guru memberikan tugas
Kegiatan Kegiatan Awal - Memberikan motivasi kepada siswa
Pembelajaran - Mengajukan pertanyaan yang berhubungan
Siswa dengan materi pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan tentang proses
factual dalam kehidupan sehari-hari
- Mengaitkan topic yang akan dibahas
dengan pengalaman siswa
- Mengaitkan materi yang dipelajari dengan
isu-isu terkini dalam kehidupan
Kegiatan Inti - Siswa menyimak penjelasan guru
- Siswa aktif mengajukan pertanyaan
- Siswa melakukan kajian literature
- Siswa menganalisis artikel
- Siswa melakukan kegiatan eksperimen
- Siswa belajar mempresentasikan
pemahamannya
Kegiatan Akhir - Mengevaluasi hasil belajar siswa
- Mendorong siswa menarik kesimpulan
-
Lampiran 6

Lembar Wawancara Guru

Studi Pendahuluan

Nama Sekolah : MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup

Kelas : VII

Guru : Siti Nuraeni Handayani, S.Pd

Tanggal :

Tujuan : Mengetahui proses Pembelajaran dan Hasil belajar yang dicapai

1. Siapa nama ibu?


Jawab : Ibu Siti Nuraeni Handayani
2. Di kelas berapa ibu mengajar?
Jawab : Kelas VII - IX
3. Sudah berapa lama ibu mengajar di sekolah ini?
Jawab : Saya sudah 7 tahun
4. Sarana dan Prasarana apa yang ada di sekolah untuk mendukung kegiatan
pembelajaran?
Jawab : kalau sarana prasarana yang ada baru berupa buku pegangan guru, buku
paket dan perpustakaan yang seadanya.
5. Apakah di sekolah ini ada Lab.IPA?
Jawab : sampai hari ini sekolah belum memiliki Lab.IPA
6. Apakah di sekolah ini ada kegiatan Ekstrakulikuler sains?
Jawab : sampai hari ini belum ada ekskul sains
7. Bagaimana kelengkapan alat dan bahan di Lab.IPA?
Jawab: ( Tidak Ada Lab.IPA)
8. Apakah Di Lab.IPA terdapat mikroskop?
Jawab: (Tidakada Lab.IPA)
9. Seberapa sering ibu menggunakan Lab.IPA dalam proses pembelajaran?
Jawab: saya tidak pernah menggunakan Lab.IPA karena disini tidak ada, jadi
kalaupun harus praktek biasanya saya memilih praktikum yang sederhana saja
yang bisa dipaktekan di dalam kelas.
10. Apakah ibu membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran sebelum mengajar?
Jawab: saya sudah siapkan RPP dari awal tahun pelajaran jadi saya tinggal
menggunakannya pada saat mengajar.
11. Perencanaan seperti apa yang ibu siapkan sebelum mengajar?
Jawab : perencanaan yang biasa saja, yang sesuai dengan latar belakangnya,SK-
KD, dan lain-lain, pokoknya sesuai aturan yang ada saja.
12. Apakah Ibu menggunakan panduan untuk membuat perencanaan mengajar?
Jawab: ya pasti ada panduan yang saya gunakan yaitu KTSP dan silabus yang
saya gunakan dalam membuat RPP
13. Bagai mana jika pengajaran ibu tidak sesuai dengan perencanaan yang sudah ibu
buat?
Jwab : paling nambah waktu dipertemuan selanjutnya
14. Metode dan media apa yang ibu gunakan dalam proses belajar mengajar di kelas?
Jawab : biasnya saya ceramah, member catatan dan latihan soal. Media yang
sering saya gunakan paling papan tulis saja
15. Mengapa ibu memilih metode dan media tersebut?
Jawab: gampang saja jadi ga mesti repot-repot
16. Dalam proses pembelajaran,apakah ibu sering mengaitkan materi biologi dengan
kehidupan sehari-hari?
Jawab : iya lah, kan sesuai apa yang ada di SK-KD
17. Model pembelajaran apa yang sering ibu terapkan di kelas?
Jawab : kebanayak saya kalau ngajar ceramah saja karena sebenernya biologi
bukan bidang saya.
18. Apakah materi pencemaran lingkungan jadi permasalah buat anak-anak ?
Jawab :saya pikir harusnya tidak tapi kadang anak-anak tidak paham juga dengan
materi ini. Mungkin ada yang salah dari penyampainya ketika saya ngajar.
19. Untuk materi tersebut model pembelajaran apa yang ibu terapkan?
Jawab : biasanya saya ceramah saja menyampaikan materi sesuai RPP yang
sudah ada
20. Menurut ibu model tersebut cocok tidak?
Jawab : kalau anaknya memperhatikan saya pikir cocok-cocok saja karena kita
bisa tanya jawab juga kalau anak tidak paham.
21. Bagai mana minat dan motivasi di siswa kelas VII?
Jawab: lumayan, tapi banyak siswa yang kadang susah untuk diatur atau
diarahkan ketika sedang belajar.
22. Apakah kendala ibu dalam mengajar Biologi di kelas VII?
Jawab : kendala utama yang saya rasa adalah susah mengkondisikan mereka pada
saat pembelajaran, mereka suka malas-malasan, malah kadang mereka membuat
kegaduhan ketika saya menerangkan.
23. Bagaimana sikap siswa ketika ibu menjelaskan materi di kelas?
Jawab :ya beragam, ada yang memperhatikan, ada yang ngobrol dengan teman
sebangkunya, bahkan ada yang nyanyi-nyanyi kadang.
24. Bagaimana respon siswa jika ibu memberikan tugas?
Jawab: kalau yang rajin biasanya langsung mengerjakan tapi kadang ada siswa
yang protes
25. Bagaimana dengan hasil belajar biologi siswa kelas yang ibu ajar?
Jawab :masih banyak siswa yang belum mencapai tuntas, jadi masih di bawah
KKM
26. Menurut ibu factor apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai biologi siswa
dikelas?
Jawab : karena tidak ada kemauan, tidak ada motivasi, mereka malas belajar saja
27. Evaluasi seperti apa yang ibu pergunakan untuk melihat pemahan siswa?
Jawab : biasanya mengerjakan soal saja
28. Apakah siswa memiliki buku paket/LKS atau sumber belajar lain?
Jawab: buku paket ada dari BOS kalau LKS hanya sebagian saja
29. Pada setiap awal pembelajaran apakah ibu selalu memberikan motivasi kepada
siswa?
Jawab : tidak setiap pertemuan tapi saya kadang-kadang mengingatkan agar
mereka rajin belajar
30. Dengan cara apa ibu membangkitkan minat siswa pada awal proses
pembelajaran?
Jawab : biasanya Tanya jawab materi sebelumnya
31. Apakah ibu selalu mengaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman
siswa atau dengan isu-isu kehidupan sehari-hari?
Jawab: tergantung materinya saja kebanyakan tidak
32. Apakah siswa terbiasa mengkaji literature atau artikel tertentu yang berkaitan
dengan materi ajar?
Jawab : belum pernah
33. Apakah siswa terbiasa melakukan kegiatan persentasi?
Jawab : belum terbiasa
34. Apakah setiap akhir pembelajaran ibu selalu melakukan kegiatan evaluasi? Jawab
: tidak setiap kali pertemuan paling setelah 2 atau 3 kali pertemuan mereka
mengerjakan soal atau tugas
35. Apakah ibu mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap akhir
pelajaran?
Jawab : siswa jarang membuat kesimpulan paling saya yang memberikan
kesimpulan kepada mereka.
Lampiran 7

Kesimpulan Hasil Wawancara Guru

Studi Pendahuluan di MTs Al Khairiyah Tajur Citeureup

Indikator Hasil Wawancara Kesimpulan


Fasilitas pendukung - Perpustakaan yang ada tidak Fasilitas kurang
kegiatan belajar mengajar lengkap bahkan kurang sekali memadai
- Tidak ada Lab.IPA
- Tidak ada ekstrakurikuler Sains

Kelengkapan Lab.IPA - Tidak ada Lab.IPA Tidak terdapat Lab. IPA


Penunjang Pengajaran - Membuat RPP Guru mempersiapakan
- Mempersiapkan bahan ajar diri sebelum
- Pengalaman 7 tahun dalam pembelajaran
mengajar IPA
Metode Pembelajartan - Lebih sering menggunakan Metode yang digunakan
metode ceramah,, Tanya belum bervariasi
jawab

Media Pembelajaran - Media yang digunakan hanya Media yang digunakan


papan tulis belum bervariasi
Kendala Mengajar - Sarana dan prasarana yang Terbatas pada sarana
masih terbatas dan prasarana
Hasil Belajar Siswa - Rata-rata hasil belajar biologi Hasil belajar siswa
siswa belum mencapai KKM belum mencapai
ketuntasan
Sikap Siswa - Sebagian siswa tidak Siswa kurang memiliki
memperhatikan penjelasan motivasi saat belajar
guru
- Sebagian siswa protes ketika
diberikan tugas
Kegiatan Pembelajaran - Guru jarang mengajukan Kegiatan yang
pertanyaan tentang proses memaksimalkan
factual dalam kehidupan aktivitas siswa belum
sehari-hari dilaksanakan secara
- Guru jarang mengaitkan topik optimal.
yang akan dibahas dengan
pengalaman siswa
FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

SIKLUS I

NAMA OBSERVER : SITI NURAENI HANDAYANI, S.Pd


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS : VII
KONSEP : Pencemaran Lingkungan
SUB KONSEP : Penebangan Hutan dan Kerusakan Lingkungan
PERTEMUAN KE :1
TANGGAL : 9 April 2012

Berikanlah tanda () jika kegiatan itu dilakukan oleh para peserta didik

No Aspek yang diamati YA Tidak


1 Antusias peserta didik dalam proses pembelajaran
2 Memperhatikan dan menyimak penjelasan yang diberikan guru
3 Tertib dalam membagi kelompok
4 Berinteraksi dengan kelompoknya
5 Berinteraksi dengan kelompok lain terutama dalam berdiskusi
6 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengikuti proses belajar dengan baik
9 Mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat berdiskusi
10 Berinteraksi dengan guru

Observer

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd


FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

SIKLUS I

NAMA OBSERVER : SITI NURAENI HANDAYANI, S.Pd


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS : VII
KONSEP : Pencemaran Lingkungan
SUB KONSEP : Pencemaran Udara
PERTEMUAN KE :2
TANGGAL : 11 April 2012

Berikanlah tanda () jika kegiatan itu dilakukan oleh para peserta didik

No Aspek yang diamati YA Tidak


1 Antusias peserta didik dalam proses pembelajaran
2 Memperhatikan dan menyimak penjelasan yang diberikan guru
3 Tertib dalam membagi kelompok
4 Berinteraksi dengan kelompoknya
5 Berinteraksi dengan kelompok lain terutama dalam berdiskusi
6 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengikuti proses belajar dengan baik
9 Mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat berdiskusi
10 Berinteraksi dengan guru

Observer

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd


FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

SIKLUS II

NAMA OBSERVER : SITI NURAENI HANDAYANI, S.Pd


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS : VII
KONSEP : Pencemaran Lingkungan
SUB KONSEP : Pencemaran Air
PERTEMUAN KE :3
TANGGAL : 16 April 2012

Berikanlah tanda () jika kegiatan itu dilakukan oleh para peserta didik

No Aspek yang diamati YA Tidak


1 Antusias peserta didik dalam proses pembelajaran
2 Memperhatikan dan menyimak penjelasan yang diberikan guru
3 Tertib dalam membagi kelompok
4 Berinteraksi dengan kelompoknya
5 Berinteraksi dengan kelompok lain terutama dalam berdiskusi
6 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengikuti proses belajar dengan baik
9 Mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat berdiskusi
10 Berinteraksi dengan guru

Observer

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd


FORMAT OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

SIKLUS II

NAMA OBSERVER : SITI NURAENI HANDAYANI, S.Pd


MATA PELAJARAN : IPA
KELAS : VII
KONSEP : Pencemaran Lingkungan
SUB KONSEP : Pencemaran Tanah
PERTEMUAN KE :4
TANGGAL : 16 April 2012

Berikanlah tanda () jika kegiatan itu dilakukan oleh para peserta didik

No Aspek yang diamati YA Tidak


1 Antusias peserta didik dalam proses pembelajaran
2 Memperhatikan dan menyimak penjelasan yang diberikan guru
3 Tertib dalam membagi kelompok
4 Berinteraksi dengan kelompoknya
5 Berinteraksi dengan kelompok lain terutama dalam berdiskusi
6 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
7 Mengumpulkan tugas tepat waktu
8 Mengikuti proses belajar dengan baik
9 Mengajukan dan menanggapi pertanyaan pada saat berdiskusi
10 Berinteraksi dengan guru

Observer

Siti Nuraeni Handayani, S.Pd


KISI-KISI SOAL

SIKLUS 1

No Indikator Jenjang Pertanyaan Kunci No


Kognitif Soal
Menjelaskan C2 1. Kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi yang semula ditumbuhi C
konsekuensi pepohonan menjadi lahan gundul adalah . . . .
penebangan a. penanaman pohon produksi c. penebangan hutan
hutan
dan pengaruhnya
b. penambangan pasir d. pengaspalan jalan
terhadap
kerusakan
lingkungan. C3 2. Berikut ini fungsi hutan hujan tropik Indo nesia bagi lingkungan B
global, kecuali ....
a. mencegah terjadinya efek
rumah kaca
b. menghasilkan devisa bagi
Negara
c. mengurangi kadar CO2 di udara
d. mengurangi pencemaran udara
C2 2 Suhu lingkungan yang meningkat akan menyebabkan pemanasan global. A
. Dampak dari
pemanasan global adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Mencairnya es di kutub menyebabkan turunnya permukaan air laut
b. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu
c. Berkurangnya keanekaragaman
hayati
d. Mencairnya es di kutub menyebabkan pulau-pulau kecil terendam
C2 3. Hal yang bukan merupakan dampak negative penebangan liar. C
a. Tanah menjadi kering dan
tandus
b. Tanah menjadi longsor
c. Lapisan atas tanah
semakin subur
d. Tidak ada yang menahan jatuhnya air hujan
C4 4. Berikut ini adalah hal-hal yang terjadi ketika longsor. D
1. Tanah menjadi kurus dan
tandus
2. Lapisan tanah subur tergerus dan terbawa aliran air
3. Jika terjadi hujan, tidak ada yang menahan jatuhnya air hujan.
4. Tanah menjadi jenuh dan tidak mampu menahan air
5. Pada lahan miring, tanah yang sudah jenuh tidak mampu menahan air
Urutan yang tepat ketika terjadi longsor akibat penebangan hutan secara
liar adalah
a. 1-2-3-4-5
b. 3-1-2-4-5
c. 4-2-3-1-5
d. 3-2-1-4-5
C2 5. Perusakan hutan dapat menyebabkan terjadinya bencana . C
a. Gunung meletus b. c. tanah longsor d. gempa bumi
Tsunami
C4 6. Dampak buruk yang mungkin terjadi akibat hujan asam ialah.... C
a. kanker kulit c. menurunya pH tanah
b. meningkatnya keasaman tumbuhan d. menurunkan kandungan
kimia tanah
C2 7. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan D
gundulnya hutan
adalah
a. kebakaran hutan karena puntung rokok sembarangan
b. membuka hutan untuk lahan pertanian
c. membuang puntung
rokok
d. melakukan program pemulihan hutan
C1 8. Berikut adalah berbagai jenis-jenis pencemaran yang dapat D
mengganggu manusia,
yaitu ....
a. pencemaran air c. pencemaran tanah
b. pencemaran udara d. Semuanya benar
C2 9. Salah satu contoh kerusakan hutan dapat terlihat dari tindakan B
manusia berupa ..
a.melakukan tebang pilih
pohon
b.membuka hutan untuk dijadikan kawasan perumahan
c.memastikan puntung rokok sudah mati sebelum dibuang
d. melakukan peremajaan
hutan

Menemuk faktor- C2 10. Di bawah ini yang bukan senyawa pencemar utama C
an ialah...
faktor penyeba a. nitrogen dioksida c. asam karbonat
b
terjadin b. Timbale d. sulfur dioksida
ya
perusak
an 11. Pembakaran bahan bakar fosil dituding sebagai penyebab utama
lingkunga rusaknya
n. bangunan dan hutan. Polutan mana yang menyebabkan kerusakan
tersebut ?
a. Partikel karbon b. c. Karbondiokside d. Ozon
sulfurdioksida

C2 12. Berikut adalah dampak negatif akibat manusia membuang limbah padat A
sembarangan,
kecuali....
a. Mengurangi keindahan c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit
lingkungan
b. Dapat menurunkan kualitas d. Kesuburan tanah
tanah meningkat

C3 13. Berikut merupakan factor terjadinya penebangan hutan D


secara liar, kecuali
a. Faktor Ekonomi masyarakat umum
b. Kayu menjadi komoditas penting dalam berbagai
Industri tanah air
c. Aparat yang tidak
tegas
d. Adanya pengawasan dari masyarakat, khususnya
masyarakat lokal
Menjelaskan upaya C2 14. Untuk menjaga kelestarian hutan, perlu dilakukan beberapa upaya, C
antara lain.
yang harus a. Terasering
dilakukan untuk b. Penebangan pohon
mengatasi kerusakan c. Reboisasi
hutan d. Lahan berpindah
C4 15. Cara yang tepat dilakukan pada tanah gundul adalah. A
a. Membuat sengkedan sehingga lahan tidak miring
b. Melakukan reboisasi agar menjadi hutan kembali
c. Membiarkan saja tanah itu agar tumbuh alang-alang
d. Memanfaatkan tanah itu untuk usaha pertanian

Menjelaskan C3 16. Suani bahan atau zat dikatakan sebagai bahan pencemar apabila D
keberadaanya
pengertian sebagai berikut....
pencemaran a. berada pada tempat yang tidak c. menimbulkan dampak
udara. semestinya
negati
ve
b. konsentrasi melebihi ambang batas d. dapat terurai dengan
cepat
C4 17. zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan B
atau
penurunan kualitas lingkungan
disebut
a. kimia
b. polutan
c. emisi
d. radioaktif
Menjelaskan C1 18. Berikut adalah jenis senyawa pencemar udara yang dapat merusak A
ozon, yaitu ....
penyebab a. HCFC
pencemar b. ODS
udara. c. Karbon tetraklorida
d. PCBs
C2 19. Kerusakan ozon disebabkan oleh CFC yang dihasilkan peralatan D
rumah tangga. Salah
satu alat yang menggunakan CFC adalah
.
a. Penyedot debu b. Hair c. Mesin d. AC
dryer cuci

C3 20. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, D


kecuali ....
a. aktivitas gunung berapi c. industri
berat
b. pembakaran hutan d. pemakaian detergen secara
berlebihan
C2 21. Karbon monoksida yang berada di udara berasal dari B
a. Minuman kaleng
b. Hasil pembakaran batu
bara
c. Buangan
AC
d. Hasil pernafasan
hewan
C2 22. Polusi udara yang terjadi secara alami, D
misalnya.....
a. Pembakaran c. Uap dari laut
sampah
b. Kebakaran hutan d. Gas dari aktivitas gunung merapi

C1 23. Gas yang memberi efek rumah kaca A


adalah.
a. CO2 b. c. NO3 d. NH3
H2O
C2 24. Hujan asam disebabkan oleh gas hasil pembakaran bahan bahan A
fosil dengan air.
Gas yang dimaksud adalah
a. CFC c. SO2
b. H2O d. CO2
C1 25. Polutan yang paling banyak mencemari udara perkotaan yang B
padat kendaraan
bermotor adalah .
a. NO b. c. CFC d. H2O
CO2
Menjelask C2 26. Dampak yang timbul jika kita menggunakan gas CFCs pada kulkas, spray A
an dan Ac adalah....
pengaruh a. Pencemaran udara di dalam c. Meningkatnya kadar bahan
rumah pencemar
b. Pencemaran udara di lingkungan sekitar d. Efek rumah kaca
perumahan
pencemar udara
an
terhadap C3 27. Dampak buruk yang mungkin terjadi akibat hujan asam ialah.... C
makhluk a kanker kulit c. menurunya pH tanah
hidup. .
b meningkatnya keasaman d. menurunkan kandungan kimia
. tumbuhan tanah

Menjelask upaya C2 28. Pencegahan pencemaran udara dapat juga dilakukan dengan D
an melakukan.
yang harus a Konsentrasi c. Erosi
.
dilakukan untuk b Filtra d. Reboisasi
. si
mencegah C1 29. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah termasuk kegiatan D
.
pencemaran a. Reduce c. Replace
udara
b. Recycle d. Reuse
C2 30. Manfaat kompos bagi tanah dan tanaman adalah . A
a. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
b. Mengurangi kesuburan tanah
c. Mengurangi kapasitas air
tanah
d. Tanah menjadi tandus
KISI-KISI SOAL

SIKLUS 2

No Indikator Jenjang Pertanyaan Kunci No


Kognitif Soal
Menjelaskan C2 1. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah.... C
pengertian a. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari
kegiatan manusia ke
pencemaran air. perairan
b. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari
industri sehingga
tidak dapat digunakan
c. Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang
menyebabkan
berubahnya tatanan perairan akibat kegiatan manusia atau
proses alam
d. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya
ke perairan
sehingga tidak dapat digunakan

C3 2. Pada air sungai yang telah tercemar akan terlihat tanda-tanda.... C


a. Airnya jernih dan tidak berwarna
b. Terdapat berbagai jenis fauna
c. Ditumbuhi eceng gondok yang subur
d. Airnya tidak berbau busuk

C2 3. Berikut adalah dampak negatif akibat manusia membuang limbah padat C


sembarangan,
kecuali....
a. Mengurangi keindahan lingkungan
b. Dapat menurunkan kualitas tanah
c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit
d. Kesuburan tanah meningkat
Menjelask C3 4. Hasil kegiatan manusia yang mencemari air adalah sebagai berikut, D
an kecuali
penyebab a. Limbah industry yang mengandung zat-zat kimia berbahaya dan
pencemar beracun
b. Limbah rumah tangga
air. c. Zat kimia hasil penggunaan pestisida, insektisida dan lain-lain
d. Penggunaan pupuk organik

Menjelask C3 5. Berikut adalah upaya pencegahan pencemaran air, kecuali B


an
pengaruh a. Gunakan air dengan bijaksana
b. Buang sampah pada kali yang mengalir
pencemar air c. Kurangi penggunaan detergen
an
terhadap d. Kurangi penggunaan obat nyamuk dan serangga
makhluk
hidup.

Menjelask upaya C4
an
yang harus D
dilakukan untuk
mencegah
pencemaran air.
6 Untuk mengatasi pencemaran tersebut, dapat dilakukan dengan
. cara , limbah
pabrik harus
a Disalurkan ke laut
.
b Disalurkan ke sungai
.
c. Disalurkan ke sawah
d Dibentuk pengelolaan
. limbah

Menjelaskan C2 7 Pencemaran tanah B


. adalah .
pengertian a. Tanah semakin berkurang karena perkebunan
pencemaran tanah. b. keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah
lingkungan tanah
alami
c. keadaan tanah berubah karena longsor
d. tanah semakin
gembur
Menjelaska C2 8 Salah satu sumber pencemaran tanah adalah . A
n .
penyebab e. Sampah c. Bahan bakar
pencemar f. Kebakaran hutan d. Plastik
tanah.
C3 9 Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan C
. anorganik. Salah satu
penyebab pencemaran tanah tersebut adalah....
a. Anorganik yaitu daun, plastik dan besi
b. Organik yaitu daun, kaca dan sisa makanan
c. Anorganik yaitu kaca, kertas
dan besi
d. Organik yaitu kaca, kertas
dan besi
C2 10 Pencemaran udara dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, C
. kecuali ....
a. aktivitas gunung berapi c. pemakaian detergen secara
berlebihan
b. pembakaran hutan d. kendaraan bermotor
C4 11. Penggunaan pupuk yang terus-menerus akan mengakibatkan... B
a. Tanah menjadi lebih subur c. Menurunnya hama penyakit
b. Berkurangnya hara tanah d. pH tanah meningkat

Menjelask C2 12. Pencemaran tanah akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut, D


an kecuali
pengaruh a. kesuburan tanah berkurang dan bisa menjadi tandus
b. tanaman sulit tumbuh
pencemar tanah c. Binatang yang hidup dalam tanah mati
an
terhadap d. Tanah menjadi gembur
makhluk C3 13. Bahan pencemar yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia D
melalui rantai
hidup. makanan ialah
a. logam berat dan pestisida c. gas belerang dan logam berat
b. gas belerang dan karbon d. pestisida dan karbon dioksida
dioksida
C3 14. Di bawah ini merupakan contoh perubahan lingkungan dalam D
jangka pendek
menguntungkan tetapi dalam jangka panjang merugikan adalah
.
a. penghijauan dan reboisasi c. program intensifikasi pertanian

b. pembangunan perumahan d. pemberantasan hama dengan


insektisida

Menjelask upaya C2 15. Salah satu usaha yang dilakukan manusia untuk memelihara C
an kesuburan tanah
yang harus ialah .
a. pembuatan saluran irigasi
dilakukan untuk b. melindungi flora dan fauna
c. melakukan rotasi jenis
tanaman
mencegah d. melakukan reboisasi
pencemaran
tanah.

C4 16. Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran C


tanah
diantaranya,kecuali....
a. Menanggulangi sampah plastic
b. Sistem tanam monokultur
c. Mengelola sisa radioaktif
d. Pemakaian pupuk sesuai kebutuhan
C4 17. Sumber daya tanah membutuhkan pengelolaan dalam A
pemanfaatannya. Berikut
ini yang merupakan salah satu contoh bentuk pengelolaan
sumber daya tanah
adalah ..
a. Penghijauan atau penanaman tanaman pada daerah yang
bertanah tandus dan
kritis
b. Pemupukan dengan pupuk kimia sercara intensif untuk
mengoptimalkan
produksi pertanian
c. Membuka kawasan hutan lindung untuk perkebunan inti rakyat
d. Pada daerah yang berada pada lereng pegunungan digunakan
sebagai kawasan
wisata
C3 18. Berikut ini merupakan usaha-usaha untuk menjaga kesuburan D
tanah, kecuali ..
a. menggunakan pupuk kandang dan pupuk hijau
b. usaha reboisasi dan penghijauan untuk tanah kritis
c. menerapkan sistem terasering pada tanah yang mempunyai
derajat kemiringan
tertentu
d. pembukaan lahan baru dengan cara pembakaran vegetasi
C3 19. Cara pemusnahan sampah yang paling baik adalah. C
a. ditanam c. didaur ulang
b. dihanyutka d. dibakar
n
Mengusulkan C3 20 Pengendalian pencemaran dapat di'akukan melalui tindakan- D
. tindakan berikut
cara ....
penanggulangan a. menempatkan kawasan industri di daerah pinggiran.
b. menekan laju pembuangan gas industry
pencemaran c. mengubah hutan menjadi lahan atau daerah pertanian.
d. mengatur dan mengawasi gas emisi kendaraan bermotor
dan
C2 21. Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang tidak menimbulkan C
kerusakan pencemaran
lingkungan adalah...
lingkungan.
a. Penggunaan pestisida
b. Pengendalian dengan
herbisida
c. Pengendalian secara
biologis
d. Penyemprotan dengan insektisida

C2 22. Sebelum melakukan daur ulang, hal yang penting dilakukan A


adalah .
a. Pemilahan sampah c. pembuangan sampah
b. pembakaran d. penumpukan sampah
sampah

23 Penggunaan energy alternative merupakan salah satu cara


. pencegahan .
a. Konduksi c. konvergensi
b. Koalisi d. konservasi

C4 24. Berikut ini yang tidak termasuk penyebab kerusakan sumber C


daya alam adalah

.
a. Terus meningkatkan permintaan akan sumber daya alam dan jasa
lingkungan
sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas
hidup manusia
b. Terjadinya praktik-praktik pengelolaan yang tidak mengikuti
prinsip
pembangunan berkelanjutan
c. Pengaturan sumber daya alam secara bijaksana agar
pengelolaannya dapat
terselenggara secara seimbang dan terpadu
d. Kelemahan dalam penegakan hukum terhadap pelaku perusak
lingkungan

C1 25 Protokol konvensi untuk menghapus produksi CFC disebut.... B


.
a. Montreal protocol
b. Kyoto protocol
c. Melbourne protocol
d. Oklahoma protocol
Soal Uji Siklus 1
Nama :..
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Perusakan hutan dapat menyebabkan terjadinya bencana .


a. Gunung meletus b. Tsunami c. tanah longsor d. gempa bumi
2. Berikut ini fungsi hutan hujan tropik Indo nesia bagi lingkungan global, kecuali .
g. mencegah terjadinya efek rumah kaca c. mengurangi kadar CO2 di udara
h. menghasilkan devisa bagi Negara d. mengurangi pencemaran udara
3. Suhu lingkungan yang meningkat akan menyebabkan pemanasan global. Dampak dari pemanasan
global adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Mencairnya es di kutub menyebabkan turunnya permukaan air laut
b. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu
c. Berkurangnya keanekaragaman hayati
d. Mencairnya es di kutub menyebabkan pulau-pulau kecil terendam
4. Hal yang bukan merupakan dampak negative penebangan liar.
a. Tanah menjadi kering dan tandus c. Lapisan atas tanah semakin subur
b. Tanah menjadi longsor d. Tidak ada yang menahan jatuhnya air hujan

5. Dalam suatu daerah Terjadigan gguan pernafasan, gangguan penglihatan, tanaman yang daunnya hijau
menjadi kuning, tanaman menjadi rusak, menurut kamu apabila dikaitkan dengan pencemaran hal
tersebut adalah dampak buruk yang mungkin terjadi akibat ....
e. Hujan Asam b. meningkatnya keasaman tumbuhan c. Hujan Es d. Erosi
6. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah
a. kebakaran hutan karena puntung rokok sembarangan
b. membuka hutan untuk lahan pertanian
c. membuang puntung rokok
d. melakukan program pemulihan hutan
7. Salah satu contoh kerusakan hutan dapat terlihat dari tindakan manusia berupa
.. a.melakukan tebang pilih pohon
b.membuka hutan untuk dijadikan kawasan perumahan
c.memastikan puntung rokok sudah mati sebelum dibuang
d. melakukan peremajaan hutan
8. Pembakaran bahan bakar fosil dituding sebagai penyebab utama rusaknya bangunan dan hutan.
Polutan mana yang menyebabkan kerusakan tersebut ?
a. Partikel karbon b. sulfurdioksida c. Karbondiokside d. Ozon
9. Berikut adalah dampak negatif akibat manusia membuang limbah padat sembarangan, kecuali....
a. Mengurangi keindahan lingkungan c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit
b. Dapat menurunkan kualitas tanah d. Kesuburan tanah meningkat
10. Cara yang tepat dilakukan pada tanah gundul adalah.
a. Membuat sengkedan sehingga lahan tidak miring
b. Melakukan reboisasi agar menjadi hutan kembali
c. Membiarkan saja tanah itu agar tumbuh alang-alang
d. Memanfaatkan tanah itu untuk usaha pertanian
11. Suatu bahan atau zat dikatakan sebagai bahan pencemar apabila keberadaanya sebagai berikut,
kecuali....
c. berada pada tempat yang tidak semestinya c. menimbulkan dampak negative
d. konsentrasi melebihi ambang batas d. dapat terurai dengan cepat
12. zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan atau penurunan kualitas lingkungan
disebut
a. kimia b. polutan c. emisi d. Radioaktif
13. Kerusakan ozon disebabkan oleh CFC yang dihasilkan peralatan rumah tangga. Salah satu alat yang
menggunakan CFC adalah .
a. Penyedot debu b. Hair dryer c. Mesin cuci d. AC
14. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, kecuali ....
a. aktivitas gunung berapi c. industri berat
b. pembakaran hutan d. pemakaian detergen secara berlebihan
15. Karbon monoksida yang berada di udara berasal dari
a. Minuman kaleng
b. Hasil pembakaran batu bara
c. Buangan AC
d. Hasil pernafasan hewan
16. Polusi udara yang terjadi secara alami, misalnya.....
a. Pembakaran sampah c. Uap dari laut
b. Kebakaran hutan d. Gas dari aktivitas gunung merapi
17. Gas yang memberi efek rumah kaca adalah.
a. CO2 b. H2O c. NO3 d. NH3
18. Hujan asam disebabkan oleh gas hasil pembakaran bahan bahan fosil dengan air. Gas yang dimaksud
adalah
a. CFC b. H2O c. SO2 d. CO2
19. Manfaat kompos bagi tanah dan tanaman adalah .
e. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
f. Mengurangi kesuburan tanah
g. Mengurangi kapasitas air tanah
h. Tanah menjadi tandus
20. Meningkatnya jumlah kendaraan di indonesia disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan manusia
akan nilai estetika dan manfaat dari kendaraan tersebut,seiring perkembangan zaman maka kebutuhan
tersebut akan semakin meningkat begitu pula dengan pencemaran sebagai efek negatifnya, dari
jawaban di bawah ini menurut anda untuk mengantisipasi keadaan tersebut, apa jawaban yang paling
tepat terkait dengan jumlah kendaraan dan akibat yang ditimbulkannya.
a. Pemerintah perlu mengeluarkan peraturan ketat mengenai tahun beroperasinya kendaraan
b. Pemerintah perlu membatasi jumlah unit kendaraan untuk diimport setiap tahunnya
c. Pemerintah mengeluarkan peraturan yang ketat dalam pembuatan surat izin mengemudi
d. Jawaban a, b dan c benar
Soal Uji Siklus 2
Nama :..
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang benar!

26. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah....


e. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari kegiatan manusia ke perairan
f. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari industri sehingga tidak dapat digunakan
g. Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang menyebabkan berubahnya tatanan
perairan akibat kegiatan manusia atau proses alam
h. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya ke perairan sehingga tidak dapat
digunakan
27. Pada air sungai yang telah tercemar akan terlihat tanda-tanda....
e. Airnya jernih dan tidak berwarna c. Ditumbuhi eceng gondok yang subur
f. Terdapat berbagai jenis fauna d. Airnya berbau busuk
28. Berikut adalah dampak negatif akibat manusia membuang limbah padat sembarangan, kecuali....
e. Mengurangi keindahan lingkungan c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit
f. Dapat menurunkan kualitas tanah d. Kesuburan tanah meningkat
29. Hasil kegiatan manusia yang mencemari air adalah sebagai berikut
e. Limbah bekas pembuatan gerabah c. Zat kimia hasil penggunaan pestisida, insektisida dan
lain-lain
f. Limbah rumah tangga dari sisa sayur-sayuran d. Penggunaan pupuk organic
30. Meningkatnya zat hara diperairan dapat menyebabkan meningkatnya pertumbuhan ganggang menjadi pesat
(blooming) dengan cepat dan mati, untuk menguraikannya diperlukan oksigen yang banyak namun hal ini
menyebabkan berkurangnya oksigen dan mendorong kehidupan organism anaerob, peristiwa ini disebut.
a. Intensifikasi b. Ekstensifikasi c. Nitrifikasi b. Eutrofikasi
31. Berikut adalah upaya pencegahan pencemaran air, kecuali
e. Gunakan air dengan bijaksana c. Kurangi penggunaan detergen
f. Buang sampah pada kali yang mengalir d. Kurangi penggunaan obat nyamuk dan
serangga
32. Suatu wilayah yang kumuh,akan menimbulkan banyak masalah, perairan yang telah tercemar akan
mengganggu organism yang terdapat di dalamnya . bagai mana cara mengatasi pencemaran air di kota
besar.
e. Disalurkan ke laut b. Disalurkan ke sungai c. Disalurkan ke sawah d. Dibentuk
pengelolaan limbah
33. Pencemaran tanah adalah .
e. Tanah semakin berkurang karena perkebunan
f. keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami
g. keadaan tanah berubah karena longsor
h. tanah semakin gembur
34. Salah satu sumber pencemaran tanah adalah .
a. Sampah b. Kebakaran hutan c. Bahan bakar d. Plastik
35. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini, kecuali ....
c. aktivitas gunung berapi c. pemakaian detergen secara berlebihan
d. pembakaran hutan d. kendaraan bermotor
36. Tanah yang ditanami secara terus menerus akan mengalami penurunan tingkat kesuburannya, salah
satu penyebab berkurangnya tingkat kesuburan tanah adalah..
c. Penggunaan pupuk yang terus-menerus c. Penggunaan kotoran binatang ternak
untuk pupuk
d. Penggunaan pupuk organic d. Penggunaan pupuk sesuai kebutuhan
37. Bahan pencemar yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan ialah
c. logam berat dan pestisida c. gas belerang dan logam berat
d. gas belerang dan karbon dioksida d. pestisida dan karbon dioksida
38. Salah satu usaha yang dilakukan manusia untuk memelihara kesuburan tanah ialah .
e. pembuatan saluran irigasi c. melakukan rotasi jenis tanaman
f. melindungi flora dan fauna d. melakukan reboisasi
39. Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran tanah diantaranya,....
e. Mengubur sampah plastic c. Membiarkan sampah sisa radioaktif
f. Sistem tanam terus menerus d. Pemakaian pupuk sesuai kebutuhan
40. Sumber daya tanah membutuhkan pengelolaan dalam pemanfaatannya. Berikut ini yang merupakan
salah satu contoh bentuk pengelolaan sumber daya tanah adalah ..
e. Penghijauan atau penanaman tanaman pada daerah yang bertanah tandus dan kritis
f. Pemupukan dengan pupuk kimia sercara intensif untuk mengoptimalkan produksi pertanian
g. Membuka kawasan hutan lindung untuk perkebunan inti rakyat
h. Pada daerah yang berada pada lereng pegunungan digunakan sebagai kawasan wisata
41. Cara pemusnahan sampah yang paling baik adalah.
c. Ditanam b. dihanyutkan c. didaur ulang d. Dibakar
42. Pengendalian pencemaran dapat di'akukan melalui tindakan-tindakan berikut ....
e. menempatkan kawasan industri di daerah pinggiran.
f. menekan laju pembuangan gas industry
g. mengubah hutan menjadi lahan atau daerah pertanian.
h. mengatur dan mengawasi gas emisi kendaraan bermotor
43. Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah...
e. Penggunaan pestisida
f. Pengendalian dengan herbisida
g. Pengendalian secara biologis
h. Penyemprotan dengan insektisida
44. Sebelum melakukan daur ulang, hal yang penting dilakukan adalah .
c. Pemilahan sampah c. pembuangan sampah
d. pembakaran sampah d. penumpukan sampah
45. Berikut ini yang tidak termasuk penyebab kerusakan sumber daya alam adalah ..
e. Terus meningkatkan permintaan akan sumber daya alam dan jasa lingkungan sebagai akibat
pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas hidup manusia
f. Terjadinya praktik-praktik pengelolaan yang tidak mengikuti prinsip pembangunan berkelanjutan
g. Pengaturan sumber daya alam secara bijaksana agar pengelolaannya dapat terselenggara secara
seimbang dan terpadu
h. Kelemahan dalam penegakan hukum terhadap pelaku perusak lingkungan
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 1)

PERUSAKAN HUTAN DAN HUTAN GUNDUL

Standar : 7. Memahami saling ketergantungan dalam


Kompetensi ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
Tujuan :
Menjelaskan pengertian pencemaran air, sumber-sumber pencemaran air dan
akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air

Nama : Mata Pelajaran: IPA Biologi

Kelas : Pertemuan Ke: 1 (Satu)

PETUNJUK SINGKAT KEGIATAN BELAJAR

aa Perhatikan gambar dibawah ini dengan seksama


aa Baca dan pelajari isi materi tersebut secara kelompok.
aa Diskusi dan kerjakan Lembar Kerja Siswa sesuai kelompok .
aa Apabila ada hal yang belum dimengerti, silahkan ditanyakan kepada
guru.
aa Kerja sama kelompok menentukan nilai plus kalian. Semangat dan
kompak ya
Perhatikan Gambar

Gunakan literatur yang sesuai untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!

1. Tentukan permasalahan yang terdapat pada gambar di atas!


2. Faktor apa saja yang mengakibatkan pencemaran tersebut?
3. Bagaimanakah dampak pencemaran air tersebut bagi makhluk hidup yang
terdapat di dalamnya?
4. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?
5. Diskusikan dengan teman kelompokmu, kemudian presentasikan hasilnya di
depan kelas!

Jawaban:

1..............................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
.......................................................................................................2.......................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................3..............................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
...............4...............................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
.5................
................................................................................................................................
...................
.....................................................................................

................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
.......................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 3)

PENCEMARAN AIR
Standar : 7. Memahami saling ketergantungan dalam
Kompetensi ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
Tujuan :
Menjelaskan pengertian pencemaran air, sumber-sumber pencemaran air dan
akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air

Nama : Mata Pelajaran: IPA Biologi

Kelas : Pertemuan Ke: 3 (Satu)

PETUNJUK SINGKAT KEGIATAN BELAJAR

aa
Perhatikan gambar dibawah ini dengan seksama
aa
Baca dan pelajari isi materi tersebut secara kelompok.
aa
Diskusi dan kerjakan Lembar Kerja Siswa sesuai kelompok .
aa
Apabila ada hal yang belum dimengerti, silahkan ditanyakan kepada
guru.
aa
Kerja sama kelompok menentukan nilai plus kalian. Semangat dan

kompak ya
Perhatikan Gambar

Gunakan literatur yang sesuai untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!

6. Tentukan permasalahan yang terdapat pada gambar di atas!


7. Faktor apa saja yang mengakibatkan pencemaran tersebut?
8. Bagaimanakah dampak pencemaran air tersebut bagi makhluk hidup yang
terdapat di dalamnya?
9. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?
10. Diskusikan dengan teman kelompokmu, kemudian presentasikan hasilnya di
depan kelas!

Jawaban:

1..............................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
.......................................................................................................2.......................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................3..............................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
...............4...............................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
.5................
................................................................................................................................
...................
.....................................................................................

................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
................................................................................................................................
...................
.......................................................................................................
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 2)

PENCEMARAN UDARA

Standar : 7. Memahami saling ketergantungan dalam


Kompetensi ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
Tujuan :
Menjelaskan pengertian pencemaran udara, sumber-sumber pencemaran udara
dan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara

Nama : Mata Pelajaran: IPA Biologi

Kelas : Pertemuan Ke: 2 ( Dua)

PETUNJUK SINGKAT KEGIATAN BELAJAR

aa Perhatikan gambar dibawah ini dengan seksama


la Baca dan pelajari isi materi tersebut secara kelompok.
ma Diskusi dan kerjakan Lembar Kerja Siswa sesuai kelompok .
na Apabila ada hal yang belum dimengerti, silahkan ditanyakan kepada
guru.
oa Kerja sama kelompok menentukan nilai plus kalian. Semangat dan
kompak ya
Perhatikan Gambar

Gunakan literatur yang sesuai untuk menjawab pertanyaan di bawah ini!

1. Tentukan permasalahan yang terdapat pada gambar di atas!


2. Faktor apa saja yang mengakibatkan pencemaran tersebut?
3. Bagaimanakah dampak pencemaran tersebut bagi makhluk hidup yang
terdapat di dalamnya?
4. Bagaimanakah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?
5. Diskusikan dengan teman kelompokmu, kemudian presentasikan hasilnya
di depan kelas!

Jawaban:

1..........................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.

............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.2....................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
......................................................................3....................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
.....................................4.....................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
....5......................................................................................................................
.......................
...........................................................................................................

............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
............................................................................................................................
.......................
.......................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai