Anda di halaman 1dari 123

EFEKTIVITAS METODE DEMONSTRASI TERHADAP

PEMBELAJARAN FIQIH TENTANG MATERI PENGURUSAN


JENAZAH KELAS X DI MAN 2 TANGERANG
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
SITI ROHEMI
NIM 11140110000007

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1440 H
ABSTRAK

Skripsi ini ditulis oleh Siti Rohemi, dengan Nomor Induk Mahasiswa
11140110000007 dengan judul skripsi “Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap
Pembelajaran Fiqih Tentang Materi Pengurusan Jenazah Kelas X di MAN 2
Tangerang”. Program Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2018 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas
X di MAN 2 Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif dengan bentuk metode deskriptif analisis, dan untuk pengambilan data
nya menggunakan instrumen angket/kuesioner tertutup, wawancara, dan penilaian
observasi.
Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi
pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang termasuk pada kategori tinggi.
Dengan diperkuat oleh hasil penilaian observasi yang diperoleh seluruh siswa
yang masuk dalam kategori sangat baik atau sangat tinggi.

Kata kunci : Efektivitas, Metode Demonstrasi, dan Pengurusan Jenazah


ABSTRACT

This thesis written by Siti Rohemi, with studsent identification number


11140110000007 with the title of the thesis “Effectiveness of Demonstration
Method on Jurisprudence Learning on Material Management of Class X Bodies at
MAN 2 Tangerang”. Islamic Education Program, Fakulty Tarbiya and Training
Teacher, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018 th.
The purpose of this study was to find out how much the percentage level
of the effectiveness of the demonstration method towards fiqh learning about the
material for the management of class X bodies at MAN 2 Tangerang. This study
uses a quantitative research approach with the form of descriptive analysis
method, and for data retrieval it uses closed questionnaire / questionnaire
instruments, interviews, and observation assessment.
From the data obtained, it can be concluded that the level of effectiveness
of the demonstration method towards fiqh learning about the material for
managing the body of class X in MAN 2 Tangerang is included in the high
category. By reinforcing the results of the assessment of observations obtained by
all students who fall into the category of very good or very high.

Keywords: Effectiveness, Demonstration Method, and Management remains


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, lagi maha penyayang
terhadap hamba-hamba Nya. Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah diciptakan oleh Allah sebagai makhluk
penyempurna akhlak dan menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh umat
manusia.

Adapun setelah itu, atas berkat rahmat dan pertolongan Allah Swt.
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini walaupun mungkin masih
banyak kekurangan di dalam konten nya.

Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan tanpa


adanya dukungan dan motivasi baik dari segi moril maupun materil dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yakni Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yakni Hj.
Marhamah Saleh, Lc. MA.
3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas sampai selesainya penulisan
skripsi ini.
4. Prof. H. Munzier Suparta, MA, selaku dosen penasehat Akademik yang
telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
5. Pimpinan dan seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan seluruh staff perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan
selama penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Tangerang yakni Kustiono, M.Pd, yang
sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau

i
pimpin. Serta para dewan guru dan masyarakat sekolah lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
8. Mumuh Mursyidi, S.Pd. selaku guru Fiqih di MAN 2 Tangerang yang
sudah membantu penulis untuk melengkapi data-data yang penulis
butuhkan.
9. Kepada orang tua tercinta (Alm. Bapak Karto dan Ibu Sidiyah) yang tiada
henti-henti nya mendoakan penulis, memberikan dukungan baik berupa
moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan studi S1 ini
dengan baik, tidak lupa kakak (Kadma) dan kedua adikku (Irwanto dan
Siti Maemunah) yang tiada henti nya selalu memberikan motivasi dan
menjadi inspirasi penulis untuk selalu semangat dalam menuntut ilmu.
Dan seluruh keluarga yang tiada henti selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis.
10. Guru-guruku, sahabat-sahabatku baik keluarga pesantren luhur
Sabilussalam angkatan XXI dan keluarga besar PAI A (MAFAZA) 2014
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sampai rampung nya
skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa mendoakan kalian semua, semoga Allah swt
membalas dengan balasan yang berlipat gamda dan dicatat sebagai kebaikan.
Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
Adapun skripsi ini saya susun sebagai wujud kewajiban saya selaku
mahasiswi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI), Saya selaku penyusun memohon maaf jika dalam Skripsi ini masih
terdapat kekurangan karena terbatasnya sumber referensi yang ada. Sebuah
pepatah mengatakan,”Tiada gading yang tak retak”, karena tiada sesuatu yang
sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran
terhadap perbaikan skripsi ini sangat saya nantikan untuk perbaikan di kemudian
hari.
Ciputat, 09 Agustus 2018

Siti Rohemi

i
DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH..............................................


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ...........................................
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... ..........................................................
ABSTRAK... ..................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................…. i
DAFTAR ISI............................................................................................… iii
DAFTAR TABEL... ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................7
C. Pembatasan Masalah.......................................................................7
D. Perumusan Masalah........................................................................8
E. Tujuan Penelitian.............................................................................8
F. Manfaat Penelitian...........................................................................9

BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................10


A. Deskriptif Teoritik............................................................................10
1. Pengertian Efektivitas Metode Demonstrasi..................................10
a. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode...................................................13
b. Metode-metode Pembelajaran.........................................................14
c. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi...................18
d. Pendapat Para Pakar Pendidikan Mengenai Metode Pendidikan.. 20
e. Pengembangan Metode Pendidikan Islam......................................21

i
2. Keberhasilan Belajar Mengajar...................................................22
a. Pengertian Keberhasilan Mengajar..............................................22
b. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Mengajar...................23
c. Keberhasilan Belajar Mengajar Menurut Ajaran Islam..…. 25

3. Sejarah Perkembangan Ilmu Fiqih ................................... 26


a. Pengertian Ilmu Fiqih......................................……............ 26
b. Sejarah Perkembangan Ilmu Fiqih........................................ 26
c. Objek Ilmu Fiqih................................................................... 27
d. Tujuan yang hendak dicapai Ilmu Fiqih.............................. 27

4. Pengurusan Jenazah....................................................... 28
a. Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang mati............... 28
b. Kewajiban yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal 29
B. Hasil Penelitian Relevan................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................32


A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................32
B. Metode Penelitian............................................................... 32
C. Populasi dan Sample........................................................... 33
D. Instrumen Pengumpulan data.....................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 49
F. Teknik Analisa Data..................................................................50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA N...................... 54


A. Deskripsi Data................................................................................54
B. Pembahasan Temuan Hasil Analisis............................................78

i
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 84
A. Kesimpulan......................................................................................84
B. Saran..................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................87
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................90
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Efektivitas Metode Demonstrasi


terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah untuk
siswa kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang 35
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap
Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah untuk siswa kelas
X di MAN 2 Kabupaten Tangerang 43
Tabel 3 Uji Validitas 51
Tabel 4 Uji Reliabilitas 52
Tabel 5 Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X MAN 2
Tangerang 53
Tabel 6 Skor inventori efektivitas meode demnstrasi terhadap pembelajaran fiqih
tentang materi pengurusan jenazah kelas X 54
Tabel 7 Saya mendengarkan dengan jelas saat guru fiqih menjelaskan tujuan
pembelajaran demonstrasi materi pengurusan jenazah 55
Tabel 8 Saya mengetahui langkah-langkah demonstrasi materi pengurusan jenazah
dari guru fiqih 56
Tabel 9 Saya merasa guru fiqih sudah memperhitungkan efisiensi waktu yang
dibutuhkan untuk demonstrasi pengurusan jenazah. 57
Tabel 10 Saat demonstrasi materi pengurusan jenazah berlangsung guru fiqih harus
intropeksi diri 57
Tabel 11 Guru fiqih membuat rencana penilaian terhadap kemampuan siswa 58
Tabel 12 Sebelum demonstrasi dimulai guru fiqih melakukan uji coba terlebih
dahulu 58
Tabel 13 Guru fiqih menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk demonstrasi
materi pengurusan jenazah 59
Tabel 14 Guru fiqih menjelaskan pokok-pokok materi pengurusan jenazah supaya
mudah untuk diingat oleh siswa 60
Tabel 15 Guru fiqih menciptakan suasana kelas yang nyaman, harmonis dan
kondusif saat proses demonstrasi berlangsung 60
Tabel 16 Saya mengikuti proses pembelajaran materi pengurusan jenazah dengan
fokus 61
Tabel 17 Guru fiqih memperhatikan siswa-siswa nya saat proses demonstrasi materi
pengurusan jenazah berlangsung 61
Tabel 18 Guru fiqih mengatur posisi duduk siswa supaya bisa memperhatikan
dengan fokus 62
Tabel 19 Guru fiqih memberikan introduksi awal kepada siswa tentang tugas-tugas
yang harus dilakukan oleh siswa 62
Tabel 20 Sebelum pembelajaran dimulai guru fiqih memberikan pertanyaan/teka-
teki, seputar materi pengurusan jenazah untuk menarik perhatian siswa
agar siswa berpikir 63
Tabel 21 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran 64
Tabel 22 Guru fiqih memberikan tugas-tugas mengenai materi pengurusan jenazah
kepada siswa 64
Tabel 23 Diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi untuk proses
perbaikan pembelajaran kedepannya 65
Tabel 24 Saya merasa bahwa guru fiqih sangat berkompeten/menguasai materi
pengurusan jenazah secara keseluruhan 66

Tabel 25 Guru fiqih sudah berpengalaman terkait materi pengurusan jenazah 66

Tabel 26 Gaya guru fiqih menyampaikan materi menarik sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran 67

Tabel 27 Guru fiqih menyampaikan materi pengurusan jenazah dengan suara yang
lantang sehingga terdengar jelas oleh siswa 67

Tabel 28 Guru fiqih menjadikan siswa sebagai objek utama dalam proses
pembelajaran 68

Tabel 29 Guru fiqih mengetahui karakteristik masing-masing siswa 68


Tabel 30 Menurut saya dengan jumlah siswa yang ada metode demonstrasi yang
digunakan oleh guru fiqih pada materi pengurusan jenazah sudah efektif 69

Tabel 31 Alat-alat yang digunakan untuk materi pengurusan jenazah sudah tersedia
disekolah 70

Tabel 32 Guru fiqih memiliki kemampuan dalam memanfaatkan waktu untuk


berdiskusi, tanya jawab, menyimpulkan, dan waktu berkomentar dengan
baik 70

Tabel 33 Guru fiqih membutuhkan persiapan yang lebih untuk menggunakan metode
demonstrasi 71

Tabel 34 Guru fiqih diharapkan mendemonstrasikan terlebih dahulu sebelum


dilaksanakan di dalam kelas 72

Tabel 35 Kesediaan alat peraga untuk pengurusan jenazah kurang lengkap 72

Tabel 36 Tidak semua peserta didik berminat mengikuti proses pembelajaran materi
pengurusan jenazah 73

Tabel 37 Saya berasumsi tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi
pengurusan jenazah 73

Tabel 38 Suasana di dalam kelas tertib saat proses pembelajaran berlangsung 74

Tabel 39 Suasana di dalam kelas gaduh/rusuh saat proses demonstrasi berlangsung 74

Tabel 40 Setelah saya mempelajari materi pengurusan jenazah wawasan saya


semakin bertambah 75

Tabel 41 Saya mampu mengimplementasikan materi pengurusan jenazah lebih baik


lagi dari sebelumnya 76

Tabel 42 Penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah sangat


bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa 76

Tabel 43 Guru fiqih menggunakan media tambahan seperti (audio/visual/power point)


untuk mendukung berjalannya metode demonstrasi 76
Tabel 44 Hasil Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa Tentang Materi Pengurusan
Jenazah Kelas X Man 2 Tangerang 77

Tabel 45 Tabel kategorisasi kemampuan psikomotor siswa dalam mengurus jenazah


pada mata pelajaran fiqih dalam skala 100 78
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Instrumen/Angket penelitian Efektivitas metode demonstrasi


terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah
kelas X di MAN 2 Tangerang.

Lampiran 2 :Data Hasil Instrumen/Angket penelitian Efektivitas metode


demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi
pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.

Lampiran 3 :Data Hasil Berita wawancara tentang Efektivitas metode


demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi
pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.

Lampiran 4 :Format penilaian observasi psikomotorik siswa tentang materi


pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan dan
berlangsung sepanjang hayat. Manusia memperoleh kecakapan,
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan prestasi itu
semua didapatkan dari proses belajar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.1
Belajar adalah peristiwa sehari-hari di sekolah, rumah, lingkungan
masyarakat sekitar, dan lainnya. Belajar sendiri merupakan hal yang
paling kompleks. Kekompleksitasan belajar dapat kita lihat dari dua
subjek, yaitu dilihat dari sudut peserta didik, belajar dilaksanakan dan
dialami sebagai suatu proses. Yaitu peserta didik mengalami proses mental
dalam menghadapi bahan belajar yang berbentuk manusia, alam, hewan,
tumbuh-tumbuhan, dan bahan-bahan lainnya yang telah terhimpun dalam
sebuah cover yang berbentuk buku-buku pelajaran atau sumber belajar
lainnya. Kemudian dilihat dari sudut pendidik atau guru, proses belajar
merupakan tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal yang
diberikan kepada peserta didik, baik berupa ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, kepribadian yang baik dan lain sebagainya.
Perilaku belajar memiliki keterkaitan atau erat sekali hubungan nya
dengan desain intruksional guru. Dalam desain intruksional tersebut, guru
merumuskan tujuan intruksional khusus, atau ketepatan sasaran yang akan
dituju melalui proses belajar. Berkaitan dengan tugas guru tersebut,
terdapat sejumlah prinsip yang harus dipedomani sebagai berikut:

1
Nyayu Khadijah,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014),cet
2,h.47.

1
2

1. Guru yang membuat desain intruksional tersebut harus memandang peserta


didik sebagai partner yang memiliki asas emansipasi diri menuju
kemandirian. Guru menyusun acara pembelajaran,
2. Guru harus memiliki asumsi, bahwa peserta didik nya ketika mengikuti
proses kegiatan belajar mengajar memiliki latar pengalaman dan kemampuan
awal dalam proses pembelajaran,
3. Dalam menyusun desain intruksional tersebut, seorang guru harus
mempertimbangkannya dengan matang,
4. Guru harus berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran di kelas dan lainnya
dengan menggunakan bahan belajar tertentu,
5. Proses belajar adalah hal yang dialami oleh peserta didik dan respons
terhadap segala acara pembelajaran yang sudah diprogramkan oleh pendidik.
Dalam proses belajar tersebut guru harus mampu meningkatkan kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya,
6. Guru harus berasumsi bahwa perilaku peserta didik merupakan sesuatu yang
dihasilkan atau yang didapat dari proses belajar,
7. Guru harus memandang bahwa hasil belajar adalah suatu puncak dari proses
belajar,
8. Setelah peserta didik lulus atau berhasil berkat pencapaian dalam belajarnya,
maka peserta didik menyusun program belajarnya sendiri yang kemudian
berlanjut mengarah pada terciptanya proses belajar sepanjang hanya menuju
terciptanya masyarakat belajar (Learning Society).2
Istilah pembelajaran berasal dari bahasa Inggris “instruction” yang
diartikan sebagai usaha, atau proses kegiatan yang didalamnya bertujuan
untuk membantu orang untuk belajar. Adapun usaha tersebut bisa
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki
kemampuan atau kompetensi dalam merancang atau mengembangkan
sumber belajar yang diperlukan. Pembelajaran juga bisa dikatakan usaha

2
Abuddin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajara,(Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group,2014),cet.ke-3,h.102-105.
3

yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya untuk membuat
pembelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Dari
uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran bukan
menitik beratkan pada “apa yang dipelajari”, melainkan pada “bagaimana
membuat pembelajar mengalami proses belajar”, yaitu proses belajar yang
dilakukan dengan cara-cara untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan
cara mengelola pembelajaran. Adapun komponen-komponen pembelajaran
sendiri ada dua, yaitu: (1) merancang tujuan belajar dan (2)
mengidentifikasi peristiwa pembelajaran yang tepat untuk tujuan yang
ditentukan.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai hasil yang
diharapkan. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu: efektivitas pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan
daya tarik pembelajaran. Efektivitas pembelajaran diukur dari tingkat
prestasi yang dicapai oleh siswa. Prestasi siswa bentuknya bermacam-
macam, mulai dari yang sifatnya pengetahuan generik seperti mampu
memecahkan masalah, mampu menemukan hubungan, mampu berpikir
logis, hingga pengetahuan yang sifatnya spesifik isi seperti mampu
mengingat fakta tertentu, mampu mengklasifikasikan contoh-contoh
konsep tertentu, dan mampu mengikuti prosedur tertentu.3
Ketika anak didik belum mampu berkonsentrasi atau belum bisa
fokus dalam proses pembelajaran, atau ketika sebagian besar anak didik
membuat kegaduhan, atau anak didik menunjukkan sikap pasif seperti
kelesuan, minat anak didik menurun atau berkurang, dan ketika sebagian
besar anak didik tidak menguasai bahan ajar/materi yang telah
disampaikan oleh guru, maka ketika itulah guru mempertanyakan faktor
penyebabnya dan berusaha mencari solusi dan jalan keluarnya secara
tepat. Kerena bila tidak, maka apa yang disampaikan oleh pendidik akan
sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu penyebabnya

3
Nyayu Khadijah,Op;cit;h.175-179.
4

adalah faktor metode. Karenanya efektivitas penggunaan metode patut


dipertanyakan.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran
akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya
karena penggunaan metode menurut kehendak pendidik dan mengabaikan
kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang
menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah
agar anak didik mampu memperagakan salat, adalah kegiatan belajar
mengajar yang kurang kondusif dan tidak efektif. Seharusnya penggunaan
metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan
yang harus menyesuaikan diri dengan metode.
Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada
kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah
diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.4
Peran guru yang sangat efektif tidak mengajar dengan satu cara
saja, mereka harus memiliki repertoar atau sekumpulan teknik
intruksional, perilaku pengajaran dan keterampilan yang hakiki, yang
diatasnya dia membuat lukisan yang tergantung pada kebutuhan siswa
mereka, sifat mata pelajaran, dan kerumitan hasil pembelajaran. Guru yang
benar-benar efektif mengetahui bagaimana cara menjalankan perilaku
individual dengan cara memikirkan tujuan yang lebih besar.5
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara
guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan
tujuan yang ditetapkan. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran agama Islam harus dijabarkan kedalam metode
pembelajaran

4
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Rineka
Cipta,2013),cet ke-5,h.76-77.
5
Elaine K.Mcewan,10 Karakter yang Harus dimiliki Guru yang sangat Efektif,(Jakarta: PT
Indeks,2014),h.92-93.
5

PAI yang bersifat prosedural. “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya,
dan metode masuk surga adalah ilmu” (HR. Dailami).6
Salahsatu diantara metode belajar mengajar yaitu salah satunya
adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode yang cara
penyajian pembelajarannya dengan cara memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai
dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa bisa
langsung mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik untuk digunakan agar supaya
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses
bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu
cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu.7
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang
diharapkan mampu memberikan peranan dalam usaha menumbuhkan, dan
mengembangkan rasa atau sikap keberagamaan pada setiap siswa. Rasa
dan sikap keberagamaan yang tinggi yang berada dalam diri siswa adalah
merupakan cerminan dari keberhasilan pengajaran guru agama di sekolah
dalam menyampaikan pelajaran agama melalui usaha-usaha pendidikan.
Salah satu diantara bidang studi atau matapelajaran yang termasuk
kedalam ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah bidang studi Fiqih.
Secara global bidang studi Fiqih merupakan salah satu bidang studi agama

6
Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013),cet
ke-10,h.135.
7
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,Op;cit,h.90-91.
6

Islam yang didalamnya banyak membahas tentang hukum-hukum yang


mengatur bagaimana hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia
dengan manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dengan materi Fiqih yang dipelajari para siswa diharapkan siswa mampu
menjalankan kehidupan sehari-harinya sesuai dengan norma-norma agama
yang telah ditetapkan.
Tentunya para pendidik berharap dari pengajaran Fiqih ini harus
didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif, yang dapat
memudahkan pemahaman siswa terhadap matapelajaran Fiqih tersebut.
Adapun faktor-faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya suatu
tujuan pembelajaran diantaranya yaitu anak didik, pendidik, tujuan
pendidikan, sarana dan prasarana juga metode pembelajaran.
Karena metode merupakan salahsatu komponen pendidikan yang
sangat penting dan besar peranannya dalam menentukan keberhasilan
suatu tujuan proses pembelajaran. Maka pendidik dituntut untuk mampu
memilah dan memilih metode-metode yang efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam proses pembelajaran terdapat banyak metode yang
digunakan oleh seorang pendidik untuk mendukung keberhasilan proses
belajar, maka dalam pembelajaran fiqih selain metode ceramah yang
sering digunakan oleh guru Fiqih untuk menyampaikan isi materi, metode
demonstrasi juga tepat untuk diterapkan dan digunakan khususnya pada
materi-materi tertentu seperti wudhu, shalat fardhu, dan pengurusan
jenazah. Materi pengurusan jenazah menuntut siswa untuk mampu
memperagakan atau bahkan mengimplementasikan nya dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, apabila guru fiqih menggunakan metode
demonstrasi dalam menyampaikan materi dimana guru harus
mempertunjukkan atau memperagakan isi materi pelajaran yang sedang
dipelajari kepada siswa-siswanya dengan didukung oleh metode ceramah
atau penjelasan lisan, maka tidak akan terjadi kekeliruan pada diri siswa
7

dalam mempraktekannya, selain itu siswa akan lebih mudah menyerap dan
memahami materi yang disampaikan guru fiqih.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas penelitian
skripsi ini dengan judul “Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap
Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah kelas X di
MAN 2 Tangerang”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat di latar belakang masalah di atas,
maka penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Fiqih belum mencapai keefektifan yang ideal.
2. Pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah belum
menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik.
3. Penyalahgunaan pemakaian metode yang belum sesuai atau belum
tepat, sehingga menyebabkan tujuan dari pembelajaran belum
berhasil atau tidak tercapai.
4. Tingkat persentasi keberhasilan penggunaan metode demontrasi
dalam kegiatan pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan
jenazah kelas X.
5. Faktor-faktor pendukung dan penghambat keberhasilan
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih terkait
materi pengurusan jenazah kelas X.

C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis
perlu membatasi masalah yang diteliti supaya terjawab lebih jelas dan rinci.
Adapun dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi di atas,
penulis hanya membatasi pada:
1. Pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan jenazah yang belum
efektif karena penyalahgunaan atau penempatan metode yang belum
8

tepat sehingga kurangnya daya tarik peserta didik dan tujuan


pembelajaran tidak tercapai.
2. Langkah-langkah dan faktor penghambat dalam menggunakan
metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih terkait materi
pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.
3. Tingkat persentasi keefektifan penggunaan metode demonstrasi
dalam materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka penulis
menemukan rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa saja upaya guru fiqih dalam menggunakan metode demonstrasi
agar pembelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang, terkait materi
pengurusan jenazah berlangsung efektif?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran
fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang terkait materi pengurusan
jenazah?
3. Seberapa besar tingkat keefektifan penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang terkait
materi pengurusan jenazah?
4. Apakah penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang sudah Efektif ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui upaya guru fiqih dalam menggunakan metode
demonstrasi agar pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah berlangsung efektif di MAN 2 Tangerang.
9

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung keberhasilan


penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih terkait
materi pengurusan jenazah di MAN 2 Tangerang.
3. Untuk mengetahui Seberapa besar tingkat keefektifan penggunaan
metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih terkait materi
pengurusan jenazah di MAN 2 Tangerang.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sebagai tugas akhir kuliah untuk memenuhi syarat
mencapai gelar sarjana pendidikan serta Sebagai tambahan wawasan
keilmuan untuk penulis umumnya bagi para pendidik.
2. Bagi civitas akademik, untuk memperluas khazanah keilmuan dalam
dunia pendidikan, dan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang
lain.
3. Untuk lembaga, menjadi masukan dan evaluasi kedepan dalam
meningkatkan keberhasilan dan kefektifan penggunaan metode
demonstrasi umumnya untuk sekolah atau lembaga pendidikan yang
lain dan khususnya di MAN 2 Tangerang.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Efektivitas Metode Demonstrasi


Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata efektivitas berasal dari
kata dasar efektif yang memiliki banyak arti diantaranya; ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya); dapat membawa hasil; berhasil guna.
Sedangkan kata efektivitas diartikan keefektifan: artinya dia ditugasi untuk
memantau suatu proyek.8 Jadi apabila disimpulkan efektivitas suatu metode
dikatakan berhasil apabila dalam penggunaan metode tersebut suatu tujuan dari
pembelajaran tercapai atau tujuan pembelajaran mencapai target yang
ditetapkan.
“Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan
atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional
dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (Spending wisely)”.9
Efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat diartikan sebagai
perlakuan atau tindakan dalam proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri:
a) Suasana yang dapat memberikan pengaruh, atau hal yang
berkesan terhadap penampilan,
b) Keberhasilan usaha atau tindakan perlakuan yang memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa.10

8
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,(Jakarta:
Balai Pustaka,2002), edisi ke-3,h.284.
9
Ariel Sharon Sumenge,Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),Jurnal EMBA Vol.1No.3,2013,h.75.
10
Sapto Haryoko,Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran,Jurnal Edukasi Vol.5, No.1,2009,h.3.

10
1

Miarso mengatakan “bahwa efektivitas pembelajaran menjadi salah


satu standart mutu pendidikan, dan kerap kali menjadi tolok ukur dengan
tercapainya suatu tujuan, efektivitas juga dapat diartikan sebagai ketepatan
dalam mengelola suatu kondisi dan situasi, “doing the right things”.
Menurut Supardi “pembelajaran efektif merupakan kombinasi yang
tersusun atas manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik
sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki oleh siswa masing-masing
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.11
Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda dalam hadis nya
tentang suatu kesuksesan ilmu. Adapun bunyi hadis nya adalah sebagai berikut:
‫ ْق ُو ل َيَس ْع ُت َر ُ ْس َول اه لي َصَّلى اه ُلل َعَْليي ه َو‬.َُ ‫رَة ي‬.َ ‫هْري‬ َ ُ ‫َع ْن َأي ِْب‬
‫َس ل‬
‫ ْق ُو ل َأَا‬.َُ ‫ّ َم ي‬
‫اي‬
‫ّ› اد‬
‫ن‬
›‫َي‬.َّّْ
‫ََْ ل ُْع و‬
›ََ .‫ٌَّ˚ ََْ ل ُْع و˚ ٌ َ›َ ِيْي‬
‫ايا‬
.َ َ‫ّ يذ ْ ُك را يله ََوَ› َو َااُه َو َع› ََل˚ َْاُوت‬
‫َع ل‬
)‫ ُّحيث حسن‬:‫ (رواه ادرَتذي وق›ل‬.‫ّ ˚م‬

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw


bersabda: “Ingatlah bahwa dunia ini terkutuk, dan semua yang ada di dalamnya
juga terkutuk, kecuali zikrullah dan sesuatu yang dicintai Nya, orang alim
(orang yang berilmu) dan orang-orang yang belajar ilmu”. (HR. Al-Tirmidzi
dan ia berkata Hadis ini Hasan).
Adapun penjelasan atau maksud dari hadis di atas jika dikaitkan
dengan para pelajar yang sedang menuntut ilmu atau para pendidik yang
mengajarkannya. Bolehkah menuntut ilmu atau mengajarkannya dengan
motivasi ingin mendapatkan atau ingin mencapai harta benda dunia atau
kesenangan yang duniawi. Keduniawian tidak serta merta tentang materi,
1

kedudukan atau lain sebagainya. Keduniawian juga bersifat kecerdasan pikiran


yang kita dapat dari proses pembelajaran. Kesuksesan ilmu bisa diartikan
dalam proses pembelajaran apa yang menjadi tujuan kita bisa tercapai atau
sering kita sebut berhasil sehingga tujuan dari pembelajaranpun tercapai.
Kesuksesan suatu ilmu bisa diukur dengan cara sejauh mana yang kita capai
11
Afifatu Rohmawati,Efektivitas Pembelajaran,Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol.9 Edisi
1,2015.h.16.
1

dari apa yang kita cari serta kita mampu menggunakannya dikehidupan kita
sehari-hari, itu semua sedikit dari kesuksesan ilmu yang bisa kita terapkan
dalam proses belajar mengajar di sekolah.12
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan metode adalah cara atau jalan yang mesti dilalui
agar mencapai suatu tujuan tertentu.13
Metodologi pembelajaran adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-
cara bagaimana melakukan aktivitas yang tersistem dan tersusun secara
sistematis dari sebuah lingkungan yang terdiri atas guru dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam suatu kegiatan sehingga proses belajar
mengajar dapat tercapai dengan baik tujuan yang telah dirumuskan oleh para
guru. Hal ini sebuah metode diciptakan untuk merealisasikan strategi
pembelajaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan yang didapatkan tergantung
kepada guru yang menggunakan metode tersebut dalam proses
pembelajarannya. Dalam setiap metode pembelajaran memiliki ranah
pembelajaran yang paling menonjol, adapun ranah pembelajaran ada tiga
macam, yaitu: ranah kognitif (ranah perubahan pengetahuan, ranah afektif
(ranah perubahan tingkah laku), dan ranah psikomotorik (ranah perubahan pada
peningkatan keterampilan).14
Fungsi metode secara umum dapat diartikan sebagai pemberi jalan
atau cara yang dibuat atau dilaksanakan sebaik mungkin bagi pelaksanaan
operasional dan ilmu pendidikan tersebut. Dalam menyampaikan suatu materi
pendidikan kepada peserta didik sebagaimana disebutkan di atas perlu
ditetapkan metode yang didasarkan kepada pandangan dan persepsi dalam
menghadapi manusia sesuai dengan unsur penciptaannya, yaitu jasmani, akal,
12
Abdul Majid Khon,Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan,(Jakarta: Prenada Media
Group,2015),cet.3,h.171-172.
13
Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Gaya Media
Pratama,2005),cet.1,h.143.
14
Ali Mudlofir & Evi Fatimatur R,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2017),cet ke-2,h.105.
1

dan jiwa yang kemudian diarahkan menjadi orang yang sempurna. Karena itu
materi pendidikan yang disajikan oleh al-Qur’an senantiasa mengarah kepada
perkembangan jiwa, akal, dan jasmani manusia itu. Maka dengan demikian,
jelaslah bahwa metode amat berfungsi menyampaikan materi pendidikan.15

a. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode


Pemilihan metode sangat bergantung kepada:
1) Tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran,
2) Bergantung kepada kemampuan siswa dan latar belakangnya,
3) Guru yang memberikan pembelajaran, mengenai kemampuan dan latar
belakangnya,
4) Bagaimana keadaan ketika proses pembelajaran berlangsung,
5) Kesiapan atau ketersediaan alat dan sarana dan prasarana yang mendukung.

Dari perpaduan hal-hal yang telah disebutkan di atas akan menjadi sebuah
pertimbangan dalam memilih dan menetukan penggunaan suatu metode yang
paling baik dan tepat.

Selanjutnya ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode


diantaranya sebagai berikut:

a) Faktor Manusia
(1) Guru (Instruktur)
Pengetahuan seorang guru, pengalaman pendidikan nya, dan juga
kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan metode.
(2) Siswa (Peserta latihan)
Dalam proses pembelajaran siswa selalu menjadi sorotan yang utama,
seorang pendidik harus memperhatikan siapa yang akan dihadapinya tersebut,
pendidik harus bisa melihat kemampuan dan latar belakang dari masing-masing
peserta didiknya tersebut.

15
Ibid,h.146.
1

b) Sasaran pengajaran dan latihan


Bloom (tokoh taksonomi) menegaskan bahwa sasaran
pengajaran/latihan ialah pengetahuan (kognitif), sikap/perilaku (afektif), dan
keterampilan (psikomotorik).
c) Bidang mata pelajaran
Tiap-tiap mata pelajaran memiliki karakteristik atau ciri khusus.
d) Faktor waktu dan fisik
(1) Setiap metode memiliki waktu persiapan yang berbeda-beda
antara metode yang satu dengan yang lainnya.
(2) Jadwal kegiatan juga mempengaruhi dalam pemilihan metode.
(3) Sarana fisik, seperti jumlah ruang yang digunakan, dan tersedia
nya alat-alat pendukung proses pembelajaran lainnya.16

b. Metode-metode Pembelajaran
Dibawah ini beberapa macam metode pembelajaran yang biasa atau dapat
digunakan oleh guru:
1) Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode
tradisional, karena metode ini sudah ada sejak dahulu metode ini sering
digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran.
Adapun kelebihan dari metode ceramah ini adalah sebagai berikut:
a) Guru mudah menguasai kelas,
b) Mudah dilaksanakan,
c) Dapat dilakukan dengan peserta didik yang berjumlah
besar, Selanjutnya kekurangan dari metode ceramah:
a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme,
b) Jika terlalu lama maka proses pembelajaran akan membosankan,
c) Sulit untuk mengontrol sejauh mana perolehan pengetahuan
peserta didik,

16
Jamaludin, Dkk,Pembelajaran Perspektif Islam,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2015),cet.1,h.172-175.
1

d) Peserta didik cenderung lebih pasif, dan guru aktif.


2) Metode Eksperimen (Percobaan) adalah metode pemberian kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak didik diharapkan
sepenuhnya mampu dan ikut terlibat merencanakan eksperimen, melakukan,
menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan
kemudian mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
Adapun kelebihan metode eksperimen ini diantaranya sebagai berikut:
a) Metode ini mampu membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran dan kesimpulan nya sendiri,
b) Peserta didik mampu mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi,
c) Melalui metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
perubahan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya
yang bermanfaat untuk kesejahteraan orang banyak.
Selanjutnya kekurangan dari metode eksperimen adalah sebagai
berikut:
a) Tidak memadai alat-alat percobaan yang dibutuhkan sehingga
peserta didik tidak bisa melakukan eksperimen,
b) Eksperimen membutuhkan waktu yang lumayan lama sehingga
anak didik harus menunda untuk melanjutkan esperimen tersebut,
c) Metode ini lebih cocok digunakan untuk menyajikan bidang-bidang
ilmu dan teknologi.
3) Metode Pemberian Tugas dan resitasi adalah seorang guru memberikan
tugas kepada siswa nya, baik itu tugas membaca buku-buku lain, tugas
untuk mengamati, atau tugas untuk mencari perbandingan.
Adapun kelebihan metode ini adalah:
a) Pengetahuan yang diperoleh anak lebih lama karena didapat dari
hasil pencarian sendiri,
1

b) Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan


keberanian mengambil inisiatif, serta bertanggung jawab untuk diri
sendiri.
Selanjutnya kekurangan dari metode ini adalah:
a) Masih ada saja siswa yang melakukan kecurangan, dan hanya
mengandalkan teman nya,
b) Tugas tersebut dikerjakan oleh orang lain jika tanpa pengawasan
yang ketat,
c) Sulit memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
4) Metode Diskusi adalah kegiatan pembelajaran untuk saling tukar menukar
informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuan
dari proses ini adalah memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan
teliti mengenai sesuatu, serta untuk mempersiapkan dan merampungkan
keputusan bersama.
Adapun kelebihan dari metode diskusi ini adalah:
a) Mengajarkan kepada anak didik bahwa setiap masalah atau
persoalan mampu diselesaikan dengan berbagai jalan dan tidak
terfokus hanya pada satu jalan,
b) Mengajarkan kepada peserta didik bahwa dengan berdiskusi
mereka saling mengemukakan pendapat,
c) Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dan menghargai
pendapat orang lain, sekalipun bertolak belakang dengan
pendapatnya.
Selanjutnya kekurangan dari metode diskusi adalah:
a) Tidak bisa digunakan untuk kelompok belajar yang jumlahnya
lebih besar,
b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas,
c) Hanya dikuasai oleh peserta yang suka bicara,
5) Metode Latihan (drill) adalah mengajar dengan cara menanmkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu.
1

Adapun kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut:


a) Agar supaya mendapatkan kecakapan motoris,
b) Mendapatkan kecakapan mental,
c) Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan, serta kecepatan
pelaksanaan.
Selanjutnya kekurangan dari metode ini adalah:
a) Memperhambat bakat dan inisiatif anak didik,
b) Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan,
c) Mudah membosankan karena latihan yang selalu monoton,
d) Menimbulkan verbalisme.17
6) Metode Demonstrasi adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan cara memperlihatkan/menunjukkan secara langsung
proses sesuatu objek.
Adapun kelebihan dari metode demonstrasi ini adalah sebagai berikut:
a) Perhatian murid mudah untuk diarahkan ke arah yang lebih
penting,
b) Meminimalisir kesalah pahaman ketika proses pembelajaran
berlangsung,
c) Membiasakan, memupuk dan menanamkan serta mengembangkan
rasa ingin tahu siswa,
d) Melalui metode demonstrasi peserta didik dapat melakukan sesuatu
keterampilan secara tepat dan relatif cepat.
Selanjutnya kekurangan dari metode demonstrasi adalah:
a) Tidak semua hal-hal yang didemonstrasikan guru dapat diulang-
ulang,
b) Tidak semua hal bisa didemonstrasikan dengan keberhasilan yang
penuh,
c) Pada umumnya demonstrasi harus diikuti dengan bereksperimen
agar peserta didik memperoleh pengalaman yang berharga.18

17
Jumanta Hamdayana,Metodologi Pengajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,2016),cet.1,h.98-
104.
1

7) Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh
murid.
Adapun kelebihan dari metode tanya jawab ini adalah sebagai berikut:
a) Pertanyaan mampu membangkitkan minat, dan mampu
merangsang untuk melakukan penyelidikan,
b) Pertanyaan fakta atau problem dapat mengarahkan belajar kepada
tujuan hendak dicapainya,
c) Dari pertanyaan dapat mengurangi proses lupa,
d) Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang,
e) Peserta didik belajar menjawab pertanyaan dengan baik dan
tepat. Selanjutnya kekurangan dari metode ini adalah:
a) Murid dapat ketakutan dan gugup atau panik selama tanya jawab
berlangsung,
b) Tidak bisa digunakan untuk skala peserta yang jumlahnya besar,
c) Keterbatasan waktu ketika proses pembelajaran.19

c. Langkah-langkah menggunakan metode Demonstrasi


1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,
sikap, atau keterampilan tertentu.
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.

18
Jamaludin, Dkk,Op;cit,h.184-187.
19
Ibid;h.195-198.
2

2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Sebelum metode demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh seorang guru diantaranya:
(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas dan siswa bisa fokus dengan apa yang di
demonstrasikan.
(2) Seorang guru mengemukakan dulu tujuan yang hendak dicapai oleh
siswa sebelum pembelajaran atau materi dijelaskan kepada siswa.
(3) Guru mengemukakan atau menjelaskan kepada peserta didik tugas-
tugas apa saja yang harus peserta didik lakukan. Seperti, peserta didik
ditugaskan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
pembelajaran metode demonstrasi.
b) Langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki yang mengarahkan siswa kepada materi
pembelajaran yang hendak dilaksanakan, sehingga peserta didik
termotivasi untuk memerhatikan dan mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan metode demonstrasi.
(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan, menyenangkan,
menggembirakan dan menghindari suasana yang menegangkan, bahkan
suasana yang membuat peserta didik ketakutan.
(3) Yakinkan terlebih dahulu bahwa semua siswa sudah mengikuti
jalannya pembelajaran dengan metode demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
(4) Berikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk ikut serta secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
pembelajaran metode demonstrasi itu.
2

c) Langkah mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi tersebut atau malah sebaliknya. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan peserta didik
melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya.20

d. Pendapat para pakar pendidikan mengenai metode pendidikan


1) al-Ghazali
Berbicara mengenai metode yang digunakan dalam mendidik, al-
Ghazali mengemukakan beberapa metode alternatif antara lain:
a) Mujahadah dan Riyadlah Nafsiyah (kekuatan dan latihan jiwa). Yaitu
mendidik anak dengan cara mengulang-ngulangi pengalaman. Hal ini
akan meninggalkan kesan yang baik dalam jiwa anak didik dan benar-
benar akan menekuninya sehingga terbentuk akhlak dan watak dalam
dirinya.
b) Menididik anak hendaknya menggunakan beberapa metode. Penggunaan
metode yang bervariasi akan membangkitkan motivasi belajar dan
menghilangkan kebosanan.
c) Pendidik hendaknya memberikan dorongan dan hukuman.
Dari pendapat al-Ghazali di atas bisa kita simpulkan bahwa
pendidik dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi sehingga
pembelajaran tidak monoton dan membuat peserta didik menjadi jenuh
ketika belajar, dan untuk memotivasi siswa dalam belajar gurupun
dianjurkan untuk memberikan reward bagi mereka yang berprestasi dan
punishment yang mendidik.
2) Ibnu Khaldun
Pendapat Ibnu Khaldun tentang metode pendidikan sebagai berikut :

20
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2013),cet.10,h.153-154.
2

a) Metode ilmiah yang modern, yaitu metode penjelasan dengan lisan untuk
menghindari verbalisme dalam pelajaran.
b) Metode gradasi (pertahapan) dan pengulangan, metode ini lebih bersifat
rinci supaya peserta didik lebih paham sesuai dengan tingkat berfikirnya.
c) Selain metode perlu didukung dengan media atau alat peraga, hal ini
membantu peserta didik dalam memahami pelajaran.
d) Metode karya wisata agar siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran
langsung.
e) Hindari pembelajaran secara ringkas, dan pendidik dianjurkan untuk
memberikan punishment yang mendidik kepada peserta didik untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa.

e. Pengembangan metode pendidikan Islam


1) Masa Klasik (610-1258 M)
Metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Ceramah,
b) Hafalan,
c) Membaca,
d) Tanya jawab,
e) Bercerita,
f) Menulis,
g) Metode khusus.

2) Masa Pertengahan (1258-1800 M)


Pada masa ini metode yang dipergunakan antara lain:
a) Ceramah,
b) Hafalan,
c) Membaca-menulis,
d) Membaca-tadarus,
e) Tanya jawab,
f) Cerita lewat buku,
g) Menulis al-Quran mulai ada titik,
h) Keyakinan/pembenaran
i) Mudzakarah,
j) Umum dan sederhana,
k) Metode khusu,
l) Menyeluruh,
m)Pemberian contoh,
n) Membimbing.

3) Masa Modern
Metode berikut ini adalah pengembangan metode-metode di masa
klasik dan pertengahan yaitu:
a) Ceramah menggunakan media,
b) Hafalan mandiri,
2

c) Membaca dengan pemahaman,


d) Metode tanya jawab,
e) Cerita lewat media,
f) Menulis al-Quran secara utuh,
g) Sintesis analisi,
h) Diskusi,
i) Deduktif,
j) Induktif,
k) Komphrehensif,
l) Demonstrasi.

Dari masa ke masa metode dapat disimpulkan sama saja, hanya saja yang
membedakan dalam perkembangan nya metode dibantu dengan media atau
alat peraga.21

2. Keberhasilan Belajar Mengajar


a. Pengertian Keberhasilan Belajar
Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya adalah perubahan
positif yang terjadi baik selama dan setelah proses pembelajaran
dilakukan. Keberhasilan belajar bisa dilihat dari keterlibatan para peserta
didik secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan perubahan
positifnya adalah akibat dari proses pembelajaran tersebut.
Artinya keberhasilan mengajar adalah perubahan situasi proses
pembelajaran dari peserta didik pasif kepada peserta didik aktif, dari statis
menjadi dinamis, dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu
mengerjakan menjadi mampu mengerjakan, dari semula tidak
menimbulkan perubahan apa-apa menjadi timbulnya perubahan sikap, dan
kemampuan, dan dari yang tadinya tidak bernilai menjadi bernilai.
Selain itu, keberhasilan belajar mengajar juga bisa dikelompokkan
menjadi dua segi. Dilihat dari segi guru, keberhasilan mengajar dapat
dilihat dari ketepatan guru dalam memilih bahan ajar, media dan alat

21
Armai Arief,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.(Jakarta:
Ciputat Pers,2002),cet.1,h.44-49.
2

pengajaran serta menggunakannya dalam proses kegiatan mengajar yang


menggairahkan, menyenangkan, dan menggembirakan.
Sedangkan dilihat dari segi peserta didik, keberhasilan belajar
mengajar dapat dilihat dari timbulnya keinginan yang kuat pada diri setiap
peserta didik untuk belajar mandiri yang mengarah kepada terjadinya
peningkatan baik pada segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Atau
keberhasilan belajar mengajar tersebut bisa dilihat dari indikasi pada
sejumlah kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar, seperti kemampuan dalam mengemukakan
berbagai konsep dan teori, kemampuan dalam mempraktikkan berbagai
teori dan konsep yang dimilikinya, kemampuan dalam menguasai berbagai
peralatan teknologi canggih, kemampuan dalam berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa asing baik secara lisan maupun tulisan, peningkatan
dalam penghayatan dan pengamalan ajaran agama, semakin baik dan
mulia akhlak dan kepribadiannya.Keberhasilan belajar mengajar tersebut
merupakan hal yang sangat penting, karena dari seluruh komponen
pendidikan seperti biaya, sarana, prasarana, guru, proses belajar mengajar
dan lain sebagainya, pada akhirnya tertumpu pada tercapainya tujuan
belajar mengajar.
Keberhasilan belajar mengajar atau bisa kita sebut dengan
keefektifan proses belajar mengajar merupakan bagian integral dari tujuan
pendidikan.22

b. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar


Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan belajar
mengajar diantaranya sebagai berikut:
1) Faktor tujuan. Kegiatan proses belajar mengajar akan berjalan pasti
apabila terdapat tujuan yang akan dicapai dengan jelas dan tegas.
Luas sempitnya tujuan yang kita buat sangat memengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran peserta didik. Tujuan pendidikan
yang dirumuskan hendaknya disesuaikan dengan ketersediaan
waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik.
2) Faktor guru. Guru adalah faktor utama yang merencanakan,
mengarahkan, menggerakkan, dan melaksanakan kegiatan

22
Abudin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,
(Kencana PRENADAMEDIA GROUP: Jakarta,2014),cet.3,h.311-313.
2

pembelajaran yang bertumpu pada upaya memberikan sejumlah


ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Selain sebagai
orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan, seorang
guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengajar,
pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang peserta didik
yang diajarnya. Kemampuan guru dalam melakukan bimbingan,
arahan, dan pembinaan dalam kegiatan belajar mengajar amat
memengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar.
3) Faktor peserta didik. Peserta didik adalah mereka yang secara
khusus diserahkan oleh kedua orang tua nya untuk mengikuti
pembelajaran yang diselenggarakandi sekolah, dengan tujuan
untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.
4) Faktor kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran adalah proses
interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan, media, alat,
metode, pendekatan, teknik, dan gaya sebagai perantaranya.
Perbedaan dalam melakukan kegiatan pengajaran, termasuk dalam
hal penggunaan metode, media, alat, teknik dan gaya dalam proses
belajar mengajar akan memengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka seorang guru
seharusnya mampu mengembangkan variasi dalam menggunakan
metode, pendekatan, media, alat, teknik, dan gaya dalam mengajar.
Dengan cara demikian akan tercipta keadaan belajar mengajar yang
menggairahkan, menarik, menyenangkan, merangsang timbulnya
minat, imajinasi, kreativitas, dan etos kerja ilmiah pada peserta
didik. Dengan demikian, kegiatan pengajaran harus terus
dikembangkan sesuai dengan latar belakang perbedaan peserta
didik sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
5) Faktor bahan dan alat evaluasi. Bahan evaluasi adalah materi yang
akan diujikan oleh guru kepada peserta didik yang didasarkan pada
apa yang telah diajarkannya.
2

6) Faktor suasana evaluasi. Suasana kelas yang aman, tertib, bersih,


sejuk, tidak terlalu berdempetan dan tidak terlalu sesak akan
berbeda dengan suasana kelas yang tidak aman (misalnya, gedung-
gedungnya sudah hampir roboh), letaknya semrawut, kotor, panas,
dan jumlah siswanya terlalu banyak dalam satu kelas, akan
memengaruhi hasil belajar mengajar.

c. Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Ajaran Islam


Di dalam sumber ajaran Islam, al-Quran dan al- Sunnah dijumpai
berbagai isyarat dan petunjuk yang menggambarkan adanya keberhasilan
dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi penguasaan
pengetahuan kognitif (Q.S al-Baqarah :30-32)
2) Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi ranah afektif
(penggalan ayat thur al-sinin kisah Nabi Musa as)
3) Mengukur keberhasilan pelajaran dari segi psikomotorik (kisah
Nabi Nuh as yang membuat kapal)
4) Kemampuan spiritual (kisah Nabi Yusuf as dalam mengendalikan
hawa nafsunya ketika digoda wanita yang cantik)
5) Kemampuan mengendalikan emosi (kisah Nabi Ayyub dalam
menerima ujian Allah swt)
6) Kemampuan menumbuhkan kepedulian dan kepekaan untuk
mempertahankan nilai-nilai luhur yang universal (kisah kesediaan
Ashab al-Ukhdud yang rela mati demi kebenaran)
7) Kemampuan menumbuhkan rasa empati, kepekaan, dan kepedulian
sosial (kisah kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin) dan lain
sebagainya.23

23
Ibid;h.314-
2

3. Pembahasan tentang Fiqih


a. Pengertian Ilmu Fiqih
Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha (G‫ (فقه‬yang
berarti “memahami” dan “mengerti”.
Dalam peristilahan syar’i, ilmu fiqih dimaksudkan sebagai ilmu
yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang
penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap
dalil-dalilnya yang terperinci.
Dalam versi lain fiqih juga disebut sebagai koleksi (majmu’)
hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dan
diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili. Dengan demikian, ilmu fiqih
dapat dikatakan sebagai ilmu yang bicara tentang hukum-hukum.24

b. Sejarah Perkembangan Ilmu Fiqih


1) Periode pertumbuhan, dimulai sejak kebangkitan (bi’tsah) Nabi
Muhammad saw sampai beliau wafat (12 Rabi’ul Awwal 11 H/8
Juni 632 M).
2) Periode sahabat dan tabiin, mulai dari khalifah pertama
(khulafaurrasyidiin) sampai pada masa dinasti Amawiyyin (11 H-
101 H/632 M-961 M).
3) Periode kesempurnaan, yakni periode imam-imam mujtahid besar
dirasah Islamiyah pada masa keemasan Bani Abbasiyah yang
berlangsung selama 250 tahun (101 H-350 H/720 M-961 M).
4) Periode kemunduran, sebagai akibat taklid dan kebekuan karena
hanya menyandarkan produk-produk ijtihad mujtahid-mujtahid
sebelumnya yang dimulai pada abad pertengahan abad keempat
hijriyah sampai akhir abad 13 H, atau sampai terbitnya buku al-
Majallat al-Ahkam al-A’dlliyat tahun 1876 M.
5) Periode pembangunan kembali, mulai dari terbitnya buku itu
sampai sekarang.25

24
Alaiddin Koto,Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih,(PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,2004),h.1-
2.

25
Ibid;h.13-
2

c. Objek ilmu Fiqih


Pada pokokya, yang menjadi Objek pembahasan dalam ilmu fiqih
adalah perbuatan mukallaf dilihat dari sudut hukum syara’. Perbuatan
tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar: Ibadah,
mu’amalah, dan uqubah.

d. Tujuan Akhir yang Hendak dicapai oleh Ilmu Fiqih


Abdul Wahab Khallaf mengatakan “maksud akhir yang hendak
dicapai dari ilmu fiqih adalah penerapan hukum syari’at kepada amal
perbuatan manusia, baik tindakan maupun perkataannya. Dengan
mempelajarinya orang akan mengetahui mana yang diperintahkan dan mana
yang dilarang, mana yang sah dan mana yang batal, mana yang halal dan
mana yang haram, dan lain sebagainya.
Munculnya ilmu ini diharapkan sebagai rujukan bagi para hakim pada
setiap keputusannya, bagi para ahli hukum disetiap pendapat dan gagasannya,
dan juga bagi setiap mukallaf pada umumnya dalam upaya mereka
mengetahui hukum syari’at dari berbagai masalah yang terjadi akibat tindak
tanduk mereka sendiri.26
Ilmu fiqih menurut istilah syara’ adalah pengetahuan mengenai
hukum-hukum syara’ yang praktis yang diambil dari dalil-dalilnya secara
terperinci, atau dengan kata lain, ilmu fiqih adalah kompilasi hukum-hukum
syara’ yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.27
Dalam dunia pendidikan Islam, salah satu diantara mata pelajaran
keislaman/keagamaan di sekolah adalah mata pelajaran atau bidang studi
fiqih. Yang didalamnya banyak mencangkup tentang bagaimana tatacara
beribadah yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah swt.

26
Ibid;h.10.

27
Abdul Wahab Khalaf,Ilmu Ushul Fiqih,(Semarang: Dina Utama,1994),cet ke-
2

4. Pengurusan Jenazah

Dalam agama Islam menganjurkan untuk selalu mengingat kematian,


karena sebagaimana firman Allah swt yang menerangkan bahwa setiap orang
yang bernyawa itu akan mengalami yang namanya kematian, maka dari itu
kita harus mempersiapkan hal itu. Karena tidak ada yang tau kapan waktunya
ajal menjemput kita untuk menemui sang pencipta.

a. Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang mati


1) Mata si jenazah hendaknya dipejamkan (ditutupkan), tidak
menyebutkan hal-hal yang buruk, mendoakan kepada si jenazah, dan
memintakan ampunan atas dosa-dosanya. Sabda Rasulullah saw.:
‫َََ ر ََ ْت ََْ ُُ ْاو ْرو‬
‫َع َْل ِي ه َو َح َ ْض رتُ ْم ََْ وَتا ُ ُض‬ ‫َع ْن َش َّدا ِدْب ِن َْا و ٍس َقا ِهل َص‬
َ
َْ‫ْم ََا ْ ِِ وا َا‬ ‫َسل‬ ‫َل َر ُ ْس ُو ل ا ل َّل اهُلل‬
‫ّ َم اَِذا‬
‫ (رواه أ ِحد وبن‬... ‫َ ْخ يًت را َعَلى ََا َقا َل َْأ ه ُل ْا َِْ ي ِت‬ ‫َوُقْت ُْووا‬
)‫اَ جه‬ ‫َِان‬
‫ُّه ََُت ؤَّ ُن‬

Dari Syaddad bin Aus. Rasulullah saw berkata,: “Apabila kamu


menghadapi orang mati, hendaklah kamu tutupkan matanya karena
sesungguhnya mata itu mengikutkan roh. Hendaklah kamu mengucapkan
yang baik (umpamanya mendoakannya), karena sesungguhnya ia
dipercayai menurut apa yang diucapkan oleh ahlinya”. (HR Ahmad dan
Ibnu Majah).
2) Seluruh badannya hendaknya ditutup dengan kain.
3) Tidak ada halangan untuk mencium mayat bagi keluarganya atau
sahabat-sahabatnya yang sangat sayang dan berdukacita karena
kematiannya.
4) Ahli mayat yang mampu hendaklah segera membayar utang si
mayat jika ia berutang, baik dibayar dari harta nya ataupun dari
28
Sulaiman Rasjid,Fiqih Islam,(Bandung: Sinar Baru Algensindo,2017),cet.78,h.162-
3

pertolongan sanak keluarganya.28

28
Sulaiman Rasjid,Fiqih Islam,(Bandung: Sinar Baru Algensindo,2017),cet.78,h.162-
3

b. Kewajiban yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal


Ada empat kewajiban untuk manusia yang hidup terhadap orang
yang sudah meninggal. Adapun hukumnya adalah fardhu kifayah.
Diantara kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:
1) Memandikan Jenazah
Jenazah seorang muslim wajib dimandikan kecuali jenazahnya
orang yang mati syahid maka tidak wajib dimandikan dan di kuburkan apa
adanya saja. Adapun dasar diwajibkannya memandikan jenazah adalah
dari hadis Nabi Muhammad Saw, yang berkenaan dengan seseorang
sahabat yang meninggal karena jatuh dari untanya: “Mandikanlah dia
dengan air dan sidr”. Sedangkan orang yang mati syahid tidak wajib
dimandikan, ini berdasarkan hadis Nabi saw tentang para korban perang
Uhud: “Nabi memperintahkan sehubungan dengan para korban yang
terbunuh dalam perang Uhud agar mereka dikuburkan dengan
pakaiannyadan tidak dishalatkan”.29
2) Mengkafani Jenazah
Setelah jenazah beres dimandikan maka selanjutnya adalah di
kafani (dibungkus). Pada prinsipnya mengkafani jenazah itu paling
sedikitnya cukup dengan sehelai kain kafan saja yang dapat menutupi
seluruh tubuhnya. Adapun kesunahan bagi jenazah laki-laki dikafani
sampai tiga helai kain kafan, dan dari tiap helai kain kafan tersebut
hendaklah menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan untuk jenazah
perempuan disunnahkan sampai lima helai kain kafan, yang masing-
masingnya terdiri dari sarung, baju, mukena, dan dua lapis yang menutupi
seluruh tubuhnya. Setelah itu pada setiap-setiap rongga atau ruang jarinya
dipasangkan kapas. Disunnahkan juga menggunakan kain kafan yang
berwarna putih yang dibaluri dengan wewangian.30

29
Supiana & M.Karman,Materi Pendidikan Agama Islam,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009),cet ke-4,h.52.

30
M.Ardani,Fiqih Ibadah Praktis,(Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama,2008),cet.1,h.222-
3

3) Menyolati jenazah
Setelah jenazah beres dikafani maka kewajiban selanjutnya adalah
menyolatinya. Apabila jenazahnya laki-laki, sebaiknya posisi imam berdiri
sejajar dengan kepalanya. Dan jika jenazahnya adalah seorang perempuan,
maka posisi imam berdiri sejajar dengan pinggangnya.
4) Menguburkan jenazah
Setelah jenazah dimandikan, dikafani, dishalatkan kewajiban
selanjutnya adalah menguburkan jenazah tersebut. Ketika membawa
jenazah disunnahkan dilakukan dengan segera, sebagaimana hadis Nabi
saw, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Hendaklah kamu segerakan
mengangkat jenazah, karena jika ia seorang saleh maka kamu
menyegerakannya kepada kebaikan, dan jika bukan orang saleh, maka
supaya kejahatan itu segera terbuang dari tanggunganmu”.31

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran bidang studi fiqih di
MTs Soebono Mantofani Jombang Ciputat-Tangerang di susun oleh Eva
Syarifah Nurhayati NIM 103011026633, Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008 di dalam skripnya
tersebut menjelaskan mengenai, keefektifan metode demonstrasi pada
bidang studi fiqih di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode demonstrasi efektif digunakan pada bidang
studi fiqih di MTs Soebono Mantofani.
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan antara penelitian yang
akan saya lakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan peneliti di
atas. Perbedaan nya terletak pada materi yang akan saya teliti, peneliti di
atas mencakup keseluruhan materi yang ada di bidang studi fiqih,
sedangkan penulis hanya fokus pada fiqih tentang pengurusan jenazah,

31
Supiana &
3

juga perbedaan nya terletak pada tempat dan kelas yang penulis teliti. Di
atas tingkatan nya di tingkatan MTs sedangkan penulis di tingkat MA.
2. Efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih
pada siswa kelas VII di MTs al-Falah. Skripsi ini disusun oleh Dian
Amalia NIM 10401100133. Mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010.
Dalam skripsi nya menjelaskan bahwa metode merupakan salah
satu komponen terpenting dalam suatu pembelajaran, penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
pendekatan deskritif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih
siswa kelas VII di MTs al-Falah. Dalam kesimpulannya menyatakan
bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih kelas
VII di MTs al-Falah sudah efektif.
Dalam penelitian tersebut juga terdapat perbedaan dari segi fokus
materinya, penelitian tersebut masih mencakup sekeluruhan sedangkan
penelitian yang saya akan lakukan hanya terfokus pada satu materi fiqih
tentang pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang. Akan tetapi
memiliki persamaan dari segi metodologi penelitian nya sama-sama
menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun tempat yang akan dijadikan sebagai tempat untuk penelitian
adalah di sekolah MAN 2 Tangerang, yang terletak di Ps. Modern Simpang
Balaraja, Jl. Raya Serang Blok PK5, Balaraja, Tangerang, Banten 15610.
Kemudian untuk waktu berlangsungnya penelitian ini penulis
membutuhkan waktu sekitar empat bulan, yang dimulai dari bulan Agustus-
November. Sehingga penulis berharap dalam jangka waktu tersebut penulis
mampu merapungkan karya ilmiah ini dengan baik.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dalam pengumpulan data, fakta dan informasi
penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dengan metode
deskriptif analisis, ini semua untuk memudahkan penulis dalam
mengumpulkan dan menganalisis data penelitian tentang efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah
kelas X di MAN 2 Tangerang.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek penelitian sesuai dengan fakta
atau apa adanya. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan dengan tujuan
yaitu: menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat.32
Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan, penulis dalam karya
ilmiah ini menggunakan dua macam metode pengumpulan data,
pengumpulan data ini diperoleh dengan cara melakukan hal-hal berikut:

32
Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2003),cet.1,h.157.

32
3

1. Penelitian lapangan, penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara penulis


langsung ketempat kejadian/peristiwa berlangsungnya penelitian ini.
Penelitian lapangan dilakukan agar penulis memperoleh data secara fakta dan
tidak mengada-ngada, memanipulasi dan lain sebagainya. Sehingga penelitian
ini memperoleh data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai
keefektifan penggunaan metode demonstrasi pembelajaran fiqih tentang
materi pengurusan jenazah di kelas X MAN 2 Tangerang.
2. Penelitian kepustakaan, alasan penulis menggunakan metode ini agar penulis
memperoleh informasi berdasarkan teori-teori para tokoh-tokoh atau ahlinya.
Sehingga teori-teori yang didapatkan relevan sehingga memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan masalah yang akan dibahas oleh penulis yaitu
efektivitas penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih
terkait materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang.

C. Populasi dan Sample


Populasi merupakan keseluruhan baik objek maupun subjek yang
berada di lingkungan atau berada di suatu wilayah yang kemudian memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi
juga bisa diartikan keselurahn unit individu dalam ruang lingkup yang akan
diteliti.
Sedangkan sample adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri
atau keadaan tertentu yang dapat mewakili masalah penelitian. Atau sample
juga bisa didefinisikan sebagai anggota dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan cara atau prosedur tertentu, sehingga mampu mewakili dari
populasi penelitian.33
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling probabilitas
yang artinya sample yang berpeluang. Dengan cara random sampling. Yang
menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 2
Tangerang yang kurang lebihnya ada 240 orang siswa. Yang mana 240 orang
33
Nanang Martono,Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2016),cet ke-5,h.76-77.
3

siswa ini merupakan keseluruhan jumlah kelas X yang ada di MAN 2


Tangerang. Jika mengambil tingkat kesalahan 1% berdasarkan tabel
penentuan jumlah sample dari Issac dan Michle maka yang menjadi sample
hanya 176 orang siswa, jika tingkat kesalahan 5% maka sample nya 142
orang siswa, dan jika tingkat kesalahan 10% maka sample nya 127 orang
siswa. Disini penulis mengambil sample sebanyak 142 orang siswa dengan
tingkat kesalahan 5%, penulis mengambil pertengahan dari persen tingkat
kesalahan sehingga diharapkan data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diharapkan dan tingkat kebenarannya berada ditingkat sedang tidak sampai
pada tingkatan rendah.

D. Instrumen Pengumpulan Data


Pada penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian dengan
cara membuat kuesioner tertutup artinya penulis membuat beberapa
pertanyaan yang akan dijawab oleh responden kemudian penulis juga telah
memberikan alternatif jawaban untuk memudahkan responden dalam
menjawab, sehingga jawaban responden dapat terarahkan dan sesuai dengan
apa yang hendak penulis teliti, yang kemudian disebarkan kepada responden
untuk mendapatkan hasil data atau informasi mengenai masalah penelitian.
Selain kuesioner tertutup penulis juga menggunakan teknik observasi
dan wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian untuk memperkuat data atau informasi yang sudah diperoleh.
3

Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data
Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi
Pengurusan Jenazah untuk siswa kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang
No Pokok Sub Pokok Indikator Nomor Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan soal soal

1. Langkah- 1.Perencanaan 1.Merumuskan tujuan 1 1 Item


langkah pembelajaran yang harus
yang harus dicapai oleh peserta didik
digunakan secara jelas, baik dari
agar metode sisi kemampuan atau
demonstrasi kegiatan untuk mencapai
dapat tujuan pembelajaran
berhasil yang ideal.
terhadap
2.Mempersiapkan garis 2 1 Item
pembelajara
besar mengenai langkah-
n fiqih
langkah metode
tentang
demonstrasi yang akan
materi
dilaksanakan pada
pengurusan
kegiatan belajar
jenazah.
mengajar.

3.Memperhitungkan 3 1 Item
efesiensi waktu yang
akan dibutuhkan.

4.Selama proses 4 1 Item


pembelajaran
berlangsung pendidik
harus intropeksi diri.
3

5.Membuat rencana 5 1 Item


penilaian terhadap
kemampuan peserta
didik.

6.Melakukan Uji coba 6, 7 2 Item


demonstrasi meliputi
segala peralatan untuk
memantapkan persiapan
sebelum demonstrasi
dilakukan agar proses
demonstrasi tidak gagal.

A. Tahap Persiapan:

1.Pengaturan posisi 12 1 Item


duduk peserta didik yang
memungkinkan seluruh
peserta didik bisa
memperhatikan dengan
fokus.

2.Pelaksanaan 2.Pemberian introduksi 13 1 Item


awal agar peserta didik
mengetahui tujuan
pembelajaran dan tugas-
tugas apa yang harus
dilakukan peserta didik.

B. Tahap Pelaksanaan

1.Mengawali 14 1 Item
demonstrasi dengan
memberikan
3

rangsangan/stimulus
kepada peserta didik agar
menarik perhatian
peserta didik untuk
berpikir.

2.Mengingat pokok- 8 1 Item


pokok materi yang akan
didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai
sasaran.

3.Menciptakan suasana 9 3 Item


kelas yang nyaman,
sejuk, harmonis dan
kondusif.

4.Meyakinkan bahwa 10, 11 2 Item


peserta didik sudah
mengikuti proses
pembelajaran dengan
fokus dengan cara
memperhatikan keadaan
peserta didik ketika
melakukan demonstrasi.
3

5.Memberikan 15 1 Item
kesempatan kepada
peserta didik untuk ikut
serta secara aktif ketika
proses pembelajaran
berlangsung.

1.Peserta didik diberi 16 1 Item


3.Mengakhiri
tugas-tugas tertentu yang
demonstrasi
ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi
dan proses penyampaian
dari tujuan pembelajaran.

2.Melakukan evaluasi 17 1 Item


untuk perbaikan proses
pembelajaran
kedepannya.

2. Faktor 1.Tenaga 1. Penguasaan ilmu 18, 19 2 Item


pendukung Pengajar pengetahuan,
yang (Pendidik) pengalaman dan lulusan
mempengar pendidikan yang dimiliki
uhi oleh pendidik/guru.
penggunaan
2. Gaya dan suara guru 20, 21 2 Item
metode
dalam menyampaikan
demonstrasi
bahan materi ajar
terhadap
kepada peserta didik.
pembelajara
n fiqih 2.Peserta 1.Pendidik mengetahui 22, 23 2 Item

materi didik/siswa karakteristik dan latar


belakang dari masing-
3

pengurusan masing peserta didik


jenazah. dengan cara menjadikan
peserta didik menjadi
fokus utama dalam
pembelajaran.

2.Berdasarkan Jumlah 24, 37 2 Item


peserta didik yang ada,
apakah penggunaan
metode demonstrasi
sudah berjalan efektif.

3.Sarana dan 1.Peralatan/alat yang 25 1 Item


prasarana dibutuhkan terkait
pengurusan jenazah
tersedia disekolah.

4.Waktu 1.Kemampuan guru fiqih 26 1 Item


dalam manfaatkan waktu
untuk melakukan
penggunaan metode
demonstrasi, untuk
berdiskusi, proses tanya
jawab, dan proses
menyimpulkan/waktu
untuk berkomentar.

3. Faktor 1.Pendidik 1.Guru fiqih memerlukan 27 1 Item


penghambat persiapan yang lebih
dalam ketika penggunaan
penggunaan metode demonstrasi.
metode
2.Guru fiqih diharapkan 28 1 Item
4

demonstrasi mampu
pada mendemonstrasikannya
pembelajara terlebih dahulu sebelum
n fiqih dilaksanakan di dalam
terkait kelas.
materi
2.Peralatan 1.Kesediaan alat peraga 29 1 Item
pengurusan
yang digunakan terkait
jenazah.
pengurusan jenazah
kurang lengkap untuk
menunjang proses
penggunaan metode
demonstrasi.

3.Peserta 1.Tidak semua peserta 30 1 Item


didik/siswa didik berminat dalam
mengikuti proses
pembelajaran fiqih
terkait materi pengurusan
jenazah.

2.Peserta didik berasumsi 31 1 Item


tidak ada feed back untuk
mereka ketika
mempelajaran materi
pengurusan jenazah.

3.Kondisi di 1.Suasana di dalam kelas 32, 33 2 Item


dalam kelas tidak tertib/gaduh ketika
demonstrasi berlangsung.

4. Keberhasila 1.Dampak dari 1.Setelah peserta didik 34 1 Item


n yang langkah- memperhatikan dan
4

diperoleh langkah memperagakan


peserta metode bagaimana pengurusan
didik dalam demonstrasi jenazah di kelas,
penggunaan terhadap wawasan siswa semakin
metode kemampuan bertambah.
demonstrasi peserta didik.
2.Setelah 35 1 Item
terkait
mendemosntarsikan
materi
pengurusan jenazah
pengurusan
siswa dapat
jenazah.
mengimplementasikanny
a lebih baik lagi dari
sebelumnya.

3.Penggunaan metode 35 1 Item


demonstrasi pada
pembelajaran fiqih
terkait materi pengurusan
jenazah sangat
bermanfaat untuk
menambah pengetahuan,
pengalaman dan
kemampuan peserta
didik.

3.Penggunaan metode 36 1 Item


demonstrasi pada
pembelajaran fiqih
terkait materi pengurusan
jenazah sangat
bermanfaat untuk
menambah pengetahuan,
4

pengalaman dan
kemampuan peserta
didik.

Jumlah 37
4

Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi
Pengurusan Jenazah untuk siswa kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang
No Pokok Sub Pokok Indikator Nomo Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan r soal soal

1. Langkah- 1.Perencanaan 1.Merumuskan tujuan 1 1 Item


langkah pembelajaran yang harus
yang harus dicapai oleh peserta didik
digunakan secara jelas, baik dari sisi
agar metode kemampuan atau kegiatan
demonstrasi untuk mencapai tujuan
dapat pembelajaran yang ideal.
berhasil
2.Mempersiapkan garis 2, 4 2 Item
terhadap
besar mengenai langkah-
pembelajara
langkah metode
n fiqih
demonstrasi yang akan
tentang
dilaksanakan pada
materi
kegiatan belajar mengajar.
pengurusan
jenazah. 3.Memperhitungkan 3, 5 2 Item
efesiensi waktu yang akan
dibutuhkan.

4.Selama proses 6 1 Item


pembelajaran berlangsung
pendidik harus intropeksi
diri.

5.Membuat rencana 7 1 Item


penilaian terhadap
4

kemampuan peserta didik.

6.Melakukan Uji coba 9 1 Item


demonstrasi meliputi
segala peralatan untuk
memantapkan persiapan
sebelum demonstrasi
dilakukan agar proses
demonstrasi tidak gagal.

A. Tahap Persiapan:

1.Pengaturan posisi duduk 8 1 Item


peserta didik yang
memungkinkan seluruh
peserta didik bisa
memperhatikan dengan
fokus.

2.Pelaksanaan 2.Pemberian introduksi 10 1 Item


awal agar peserta didik
mengetahui tujuan
pembelajaran dan tugas-
tugas apa yang harus
dilakukan peserta didik.

B. Tahap Pelaksanaan

1.Mengawali demonstrasi 11 1 Item


dengan memberikan
rangsangan/stimulus
kepada peserta didik agar
menarik perhatian peserta
didik untuk berpikir.
4

2.Mengingat pokok-pokok 8 1 Item


materi yang akan
didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai
sasaran.

3.Menciptakan suasana 12 1 Item


kelas yang nyaman, sejuk,
harmonis dan kondusif.

4.Meyakinkan bahwa 13, 3 Item


peserta didik sudah 27, 28
mengikuti proses
pembelajaran dengan
fokus dengan cara
memperhatikan keadaan
peserta didik ketika
melakukan demonstrasi.

5.Memberikan kesempatan 14 1 Item


kepada peserta didik untuk
ikut serta secara aktif
ketika proses pembelajaran
berlangsung.

3.Mengakhiri 1.Peserta didik diberi 15 1 Item


demonstrasi tugas-tugas tertentu yang
ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi
dan proses penyampaian
dari tujuan pembelajaran.

2.Melakukan evaluasi 16, 26 2 Item


4

untuk perbaikan proses


pembelajaran kedepannya.

1.Penguasaan ilmu 17 1 Item


pengetahuan, pengalaman
dan lulusan pendidikan
yang dimiliki oleh
pendidik/guru.

2.Gaya dan suara guru 18 1 Item


dalam menyampaikan
bahan materi ajar kepada
peserta didik.

1.Pendidik mengetahui 19 1 Item


karakteristik dan latar
belakang dari masing-
masing peserta didik
dengan cara menjadikan
peserta didik menjadi
fokus utama dalam
pembelajaran.

2. Faktor 1.Tenaga 2.Berdasarkan Jumlah 30 1 Item


pendukung Pengajar peserta didik yang ada,
yang (Pendidik) apakah penggunaan
mempengar metode demonstrasi sudah
uhi berjalan efektif.
penggunaan
2.Peserta 1.Peralatan/alat yang 20 1 Item
metode
didik/siswa dibutuhkan terkait
demonstrasi
pengurusan jenazah
terhadap
tersedia disekolah.
4

pembelajara 1.Kemampuan guru fiqih 26 1 Item


n fiqih dalam manfaatkan waktu
materi untuk melakukan
pengurusan penggunaan metode
jenazah. demonstrasi, untuk
berdiskusi, proses tanya
jawab, dan proses
menyimpulkan/waktu
untuk berkomentar.

3.Sarana dan 1.Guru fiqih memerlukan 21 1 Item


prasarana persiapan yang lebih
ketika penggunaan metode
demonstrasi.

4.Waktu 2.Guru fiqih diharapkan 22 1 Item


mampu
mendemonstrasikannya
terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan di dalam
kelas.

3. Faktor 1.Pendidik 1.Kesediaan alat peraga 29 1 Item


penghambat yang digunakan terkait
dalam pengurusan jenazah
penggunaan kurang lengkap untuk
metode menunjang proses
demonstrasi penggunaan metode
pada demonstrasi.
pembelajara
1.Tidak semua peserta 23 1 Item
n fiqih
didik berminat dalam
terkait
mengikuti proses
4

materi pembelajaran fiqih terkait


pengurusan materi pengurusan
jenazah. jenazah.

2.Peralatan 2.Peserta didik berasumsi 31 1 Item


tidak ada feed back untuk
mereka ketika
mempelajaran materi
pengurusan jenazah.

3.Peserta 1.Suasana di dalam kelas 24 1 Item


didik/siswa tidak tertib/gaduh ketika
demonstrasi berlangsung.

1.Setelah peserta didik 28 1 Item


memperhatikan dan
memperagakan bagaimana
pengurusan jenazah di
kelas, wawasan siswa
semakin bertambah.

2.Setelah
mendemosntarsikan
pengurusan jenazah siswa 25 1 Item
dapat
mengimplementasikannya
lebih baik lagi dari
sebelumnya.

3.Kondisi di 3.Penggunaan metode 29 1 Item


dalam kelas demonstrasi pada
pembelajaran fiqih terkait
4

materi pengurusan jenazah


sangat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan,
pengalaman dan
kemampuan peserta didik.

4. Keberhasila 1.Dampak dari 3.Penggunaan metode 29 1 Item


n yang langkah- demonstrasi pada
diperoleh langkah pembelajaran fiqih terkait
peserta metode materi pengurusan jenazah
didik dalam demonstrasi sangat bermanfaat untuk
penggunaan terhadap menambah pengetahuan,
metode kemampuan pengalaman dan
demonstrasi peserta didik. kemampuan peserta didik.
terkait
3.Penggunaan metode 29 1 Item
materi
demonstrasi pada
pengurusan
pembelajaran fiqih terkait
jenazah.
materi pengurusan jenazah
sangat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan,
pengalaman dan
kemampuan peserta didik.

31

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam menghimpun dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara, yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara secara langsung dengan pihak terkait yaitu dengan
guru fiqih yang bersangkutan. Wawancara ini dilakukan supaya penulis
5

mendapatkan informasi secara akurat terkait efektivitas metode demonstrasi


terhadap pembelajaran fiqih tentang pengurusan jenazah, sehingga tidak ada
unsur untuk mengarang data, atau memanipulasi hasil data dari yang sudah
diperoleh.
2. Angket, yaitu penulis membuat sebuah daftar, yang berisikan sejumlah
pertanyaan dan pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam artikan laporan tentang pribadinya atau hal-
hal yang ia ketahui terkait penelitian yang sedang penulis lakukan. Angket ini
ditunjukkan kepada siswa dan siswi kelas X MAN 2 Tangerang untuk
memperoleh data tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah.
3. Observasi, yaitu penulis melakukan teknik pengamatan dan pencatatan
sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan
untuk secara langsung tanpa perantara untuk menemukan data dan informasi
dari gejala atau fenomena kejadian atau peristiwa secara sistematis dan
didasarkan pada tujuan penyelidikan yang sudah dirumuskan. Teknik ini
banyak digunakan, baik dalam penelitian sejarah (historis) ataupun deskriptif.
Hal ini karena dengan pengamatan, gejala-gejala penelitian dapat diamati dari
dekat untuk dikumpulkan dan dicatat. Mancatat data observasi bukanlah
hanya sekedar mencatat, akan tetapi melakukan pertimbangan, dan
melakukan penilaian juga kedalam suatu skala bertingkat.34

F. Teknik Analisa Data


Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan instrumen
wawancara, dan angket, dan observasi. Tiap-tiap instrumen tersebut berguna
untuk melengkapi data yang diperoleh peneliti.
Sebelum angket disebarkan maka angket tersebut diuji terlebih dahulu
kevaliditasannya dan di uji juga reliable atau tidak nya. Adapun hasil uji
validitas dan reliabilitas nya sebagai berikut :

34
Mahmud,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Pustaka Setia,2011),cet.10,h.168
5

Tabel 3

Case Processing Summary


N %
Valid 142 100,0
Cases
A Excludeda 0 ,0
r Total 142 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
t
Uji Validitas
rhitung > rtabel = Valid
rhitung < rtabel = Tidak Valid
N = 142 dengan
rtabel signifikansi 5 % didapat 0,159.
Intiya dari hasil perhitungan di atas, banyaknya responden atau N=142,
dengan hasil rhitung > rtabel /butir angket, maka hasil keputusannya seluruh
angket tersebut adalah Valid.
Uji Reliabilitas
Tabel 4

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,864 37

Alpha > rtabel = Reliable atau Konsisten


Alpha < rtabel = Tidak Reliable atau
Konsisten
0,864 > 0,159 = Angket dinyatakan Reliable atau Konsisten

Selanjutnya penulis melakukan wawancara kepada guru bidang studi fiqih


untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah. Dan terakhir melakukan
observasi mengenai penilaian psikomotorik siswa tentang pengurusan jenazah.
Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan statistika deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi.
5

P = f x 100%
N
Keterangan :
P : Angka Prosentasenya
F : Frekuensi yang sedang dicari
prosentasenya N : Number of cases atau
banyaknya individu 100% : Bilangan tetap

Setelah hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan


proses mengubah data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi
angka (prosentase), kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung
tingkat efektivitasnya untuk mengetahui sejauh mana efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih materi pengurusan jenazah kelas
MAN 2 Kabupaten Tangerang.
Tabel 5
Penetapan skor untuk skala efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X MAN
2 Kabupaten Tangerang.
Selalu/ Sering/ Kadang-kadang/ Tidak pernah/
Setuju Kurang Tidak setuju Sangat tidak setuju
setuju

4 3 2 1

Dengan demikian skor maksimal skala efektivitas metode demonstrasi


terhadap pebelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X MAN 2
Tangerang adalah jumlah butir instrumen dikalikan 4 diberi simbol 4 x (4 x 37 =
148). Sedangkan skor minimalnya adalah jumlah butir pernyataan dalam
instrument dikalikan 1. Karena jumlah angket nya sebanyak 37 butir pertanyaan,
maka dapat diketahui skor minimalnya adalah 37 dan skor maksimalnya 148.
Kemudian dapat dihitung daerah jangkauan (range) untuk membuat rentang skala,
yaitu dengan rumus :
5

R = Xmaksimal – Xminimal
Keterangan:
X max = skor maksimum
X min = skor minimum

Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range) sebagai
berikut:
R = 148 – 37
R = 111
Kemudian dari hasil perhitungan tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu :
Tabel 6
Skor inventori efektivitas meode demnstrasi terhadap pembelajaran fiqih
tentang materi pengurusan jenazah kelas X
Kategori Skor Frekuensi Prosentasi

Tinggi 113 – 142 85 59,85%

Sedang 75 – 112 57 40,14%

Rendah 37 – 74 0 0%

Total 142 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas X MAN 2
Tangerang mendapat skor tertinggi sebanyak 59,85%, skor sedang sebanyak
40,14%, dan skor terendah adalah 0%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran umum tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan jenazah kelas X di MAN
2 Tangerang
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan populasi
yaitu siswa kelas X.1 sampai dengan kelas X.6 yang berjumlah kurang
lebih 240 siswa, dan yang dijadikan responden atau sample dalam
penilitian ini berjumlah 142 orang. Angket ini diberikan kepada responden
tersebut untuk mendapatkan data tentang efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di
MAN 2 Tangerang. Angket ini berisi 37 pertanyaan dengan empat
alternativ jawaban yang beragam.
Setelah hasil Uji Validitas dan Reliabilitas maka angket atau
kuesioner yang digunakan dapat dikatakan teruji kebenarannya
(keshahihannya) atau Valid dan Reliable atau konsisten tidak berubah-
ubah, sehingga angket atau kuesioner ini sudah memenuhi syarat dalam
penelitian. Sehingga data tersebut sudah bisa digunakan dalam penelitian.

A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil angket, maka penulis
mendeskripsikan data tersebut dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 7
Saya mendengarkan dengan jelas saat guru fiqih menjelaskan tujuan pembelajaran
demonstrasi materi pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 84 59,15%
Sering 28 19,71%
Kadang-kadang 29 20,42%
Tidak pernah 1 00,70%

54
5

Total 142 100


Pada item nomor 1, ditegaskan bahwa sebanyak 59,15% siswa menjawab
selalu, pada poin mendengarkan dengan jelas saat guru fiqih menjelaskan tujuan
pembelajaran demonstrasi materi pengurusan jenazah kepada siswa. Sebanyak
20,42% siswa menjawab kadang-kadang, 19,71% yang menjawab sering dan yang
menjawab tidak pernah hanya 00,70% saja. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa guru fiqih menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dari
pembelajaran sebelum melakukan demonstrasi pengurusan jenazah. Hal inipun
diperkuat dengan pernyataan guru fiqih pada hasil wawancara bahwa beliau pasti
selalu menyampaikan tujuan pembelajaran terlebih dahulu supaya pembelajaran
lebih terarah dan memiliki tujuan pembelajaran yang jelas.35
Tabel 8
Saya mengetahui langkah-langkah demonstrasi materi pengurusan jenazah dari
guru fiqih.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
2 Selalu 95 66,90%
Sering 28 19,71%
Kadang-kadang 19 13,38%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100

Pada item nomor 2, dinyatakan bahwa siswa mengetahui langkah-langkah


demonstrasi pengurusan jenazah dari guru fiqih. Hal ini dilihat dari siswa yang
menjawab selalu sebanyak 66,90%, yang menjawab sering sebanyak 19,71%,
menjawab kadang-kadang sebanyak 13,38% dan yang menjawab tidak pernah
yaitu 0% artinya tidak ada yang menjawab tidak pernah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru fiqih selalu menyampaikan atau menjelaskan langkah-
langkah demonstrasi pengurusan jenazah kepada siswa.

35
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
5

Tabel 9
Saya merasa guru fiqih sudah memperhitungkan efisiensi waktu yang dibutuhkan
untuk demonstrasi pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
3 Selalu 50 35,21%
Sering 62 43,66%
Kadang-kadang 16 11,26%
Tidak pernah 14 09,85%
Total 142 100

Pada item nomor 3, dapat dilihat bahwasanya guru fiqih sudah


memperhitungkan efisiensi waktu yang dibutuhkan untuk demonstrasi pengurusan
jenazah. Adapun data yang diperoleh adalah dari siswa yang menjawab selalu
sebanyak 35,21%, siswa yang menjawab sering 43,66%, siswa yang menjawab
kadang-kadang sebesar 11,26%, dan yang menjawab tidak pernah hanya sebesar
09,85%. Hal ini menunjukkan guru fiqih menyiapkan segala sesuatu nya dengan
meikirkan perihal waktu yang dibutuhkan saat demonstrasi pembelajaran
berlangsung.
Tabel 10
Saat demonstrasi materi pengurusan jenazah berlangsung guru fiqih harus
intropeksi diri.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
4 Setuju 53 37,32%
Kurang Setuju 43 30,28%
Tidak setuju 29 20,42%
Sangat Tidak Setuju 17 11,97%
Total 142 100

Pada item nomor 4, dinyatakan bahwa guru fiqih harus selalu intropeksi
diri saat materi pengurusan jenazah berlangsung, data tersebut bisa dilihat siswa
5

yang menjawab setuju sebanyak 37,32%, yang menjawab kurang setuju sebanyak
30,28%, yang menjawab tidak setuju 20,42% dan yang menjawab sangat tidak
setuju 11,97% saja. Namun hal ini diperkuat oleh pernyataan guru fiqih dalam
wawancara pribadi dengan penulis bahwasanya guru fiqih menyatakan dirinya
selalu intropeksi diri dengan cara selalu mengingat bahwa dirinya yang sedang
diurusi jenazahnya, dan dijadikan ibrah sebagai pengingat kepada manusia yang
masih hidup untuk selalu menyiapkan diri akan datang nya kematian.36
Tabel 11
Guru fiqih membuat rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
5 Selalu 101 71,12%
Sering 25 17,60%
Kadang-kadang 11 07,74%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100

Pada item nomor 5, dinyatakan bawa guru fiqih harus membuat rencana
penilaian terhadap kemampuan siswa. Adapun data tersebut diantara nya dari
siswa yang menjawab selalu sebanyak 72,12%, yang menjawab sering 17,60%,
yang menjawab kadang-kadang 07,74%, dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 03,52%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru fiqih selalu menyiapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan siswa-siswanya perihal materi pengurusan
jenazah.
Tabel 12
Sebelum demonstrasi dimulai guru fiqih melakukan uji coba terlebih dahulu.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
6 Selalu 41 28,87%
Sering 25 17,60%
Kadang-kadang 34 23,94%

5 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


5

Tidak pernah 42 29,57%


Total 142 100

Pada item nomor 6 guru fiqih diharapkan sebelum demonstrasi dimulai


melakukan uji coba terlebih dahulu. Adapun data siswa yang menjawab pada item
tersebut yang menjawab selalu sebanyak 28,87%, yang menjawab sering 17,60%,
yang menjawab kadang-kadang 23,94% dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 29,57%. Dari data ini dilihat lebih banyak siswa yang menjawab tidak
pernah hal ini diperkuat oleh guru fiqih pada wawancara pribadi yang menyatakan
bahwa yang melakukan uji coba terlebih dahulu guru fiqih menugaskan kepada
siswa-siswanya agar mereka lebih aktif dalam pengurusan jenazah.37
Tabel 13
Guru fiqih menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk demonstrasi materi
pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
7 Selalu 23 16,19%
Sering 17 11,97%
Kadang-kadang 31 21,83%
Tidak pernah 71 0,5%
Total 142 100

Pada item nomor 7, guru fiqih menyiapkan peralatan yang diperlukan


untuk demonstrasi materi pengurusan jenazah. Adapun data yang diperoleh
banyak siswa yang menjawab selalu yaitu 16,19%, yang menjawab sering
11,97%, yang menjawab kadang-kadang 21,83% dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 0,59%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa lah yang membawa dan
menyiapkan peralatan untuk pengurusan jenazah dan guru hanya sebagai
fasilitator saja.

58 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


5

Tabel 14
Guru fiqih menjelaskan pokok-pokok materi pengurusan jenazah supaya mudah
untuk diingat oleh siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
8 Selalu 101 78,16%
Sering 24 16,90%
Kadang-kadang 13 09,15%
Tidak pernah 4 02,81%
Total 142 100

Pada item no 8, poin guru fiqih harus menjelaskan pokok-pokok materi


pengurusan jenazah kepada siswa supaya siswa mudah untuk mengingatnya, hal
ini diperoleh data siswa yang menjawab selalu sangatlah tinggi yaitu sebesar
78,16%, yang menjawab sering 16,90%, yang menjawab 09,15%, dan yang
menjawab tidak pernah 02,81%. Jadi dapat disimpulkan guru fiqih selalu
menjelaskan pokok-pokok materi pengurusan jenazah kepada siswa sehingga
memudahkan siswa dalam mengingatnya.
Tabel 15
Guru fiqih menciptakan suasana kelas yang nyaman, harmonis dan kondusif saat
proses demonstrasi berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
9 Selalu 72 50,70%
Sering 41 28,87%
Kadang-kadang 24 16,90%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100

Pada item nomor 9, guru fiqih harus menciptakan suasana kelas yang
nyaman, harmonis dan kondusif saat proses demonstrasi berlanngsung. Adapun
data yang diperoleh yang menjawab selalu sebanyak 50,70%, siswa yang
menjawab sering sebanyak 28,87%, yang menjawab kadang-kadang 16,90% dan
6

yang menjawab tidak pernah sebanyak 03,52%. Hal ini terbukti bahwa guru sudah
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, harmonis dan kondusif
sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Tabel 16
Saya mengikuti proses pembelajaran materi pengurusan jenazah dengan fokus.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
10 Selalu 93 65,49%
Sering 31 21,83%
Kadang-kadang 18 12,67%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100

Pada item nomor 10, siswa diharapkan mampu mengikuti pembelajaran


tentang materi pengurusan jenazah dengan fokus. Hal ini didapatkan data siswa
yang menjawab selalu sebanyak 65,49%, siswa yang menjawab sering 21,83%,
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 12,67%, dan tidak ada siswa yang
menjawab pada opsi tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah fokus
dalam mengikuti pembelajaran materi pengurusan jenazah.
Tabel 17
Guru fiqih memperhatikan siswa-siswa nya saat proses demonstrasi materi
pengurusan jenazah berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
11 Selalu 100 70,42%
Sering 26 18,30%
Kadang-kadang 10 07,04%
Tidak pernah 6 04,22%
Total 142 100

Pada item nomor 11, guru fiqih memperhatikan siswa-siswa nya saat
proses demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung. Hal ini didapatkan data
siswa yang menjawab selalu sebanyak 70,42%, siswa yang menjawab sering
6

18,30%, siswa yang menjawab kadang-kadang 07,04%, dan siswa yang menjawab
tidak pernah hanya sebanyak 04,22% saja. Hal ini siswa mengakui bahwa guru
fiqihnya sudah memperhatikan siswa-siswa nya dengan baik dan teliti.
Tabel 18
Guru fiqih mengatur posisi duduk siswa supaya bisa memperhatikan
dengan fokus.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
12 Selalu 30 21,12%
Sering 34 23,94%
Kadang-kadang 38 26,76%
Tidak pernah 40 28,16%
Total 142 100

Pada item nomor 12, guru fiqih sebelum pembelajaran dimulai mengatur
posisi tempat duduk siswa supaya siswa bisa memperhatikan dengan fokus. Data
yang didapat untuk siswa yang menjawab selalu sebanyak 21,12%, siswa yang
menjawab sering 23,94%, siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak
26,76% dan siswa yang menjawab tidak pernah jauh lebih banyak sebanyak
28,16% hal ini karena guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur
tempat atau posisi duduknya sendiri karena diharapkan siswa memilih posisi yang
nyaman untuk dirinya sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Tabel 19
Guru fiqih memberikan introduksi awal kepada siswa tentang tugas-tugas yang
harus dilakukan oleh siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
13 Selalu 70 49,29%
Sering 38 26,76%
Kadang-kadang 26 18,30%
Tidak pernah 8 05,63%
Total 142 100
6

Pada item nomor 13, guru fiqih memberikan introduksi awal kepada siswa
tentang tugas-tugas apa saja yang nantinya perlu dilakukan oleh siswa, hal ini
dapat dilihat dari data siswa yang menjawab selalu sebanyak 42,29%, siswa yang
menjawab sering sebanyak 26,76%, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 18,30% dan yang menjawab tidak pernah hanya 05,63% saja. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswa mendapatkan pengarahan terlebih dahulu dari
guru fiqih mengenai tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh mereka.
Tabel 20
Sebelum pembelajaran dimulai guru fiqih memberikan pertanyaan/teka-teki,
seputar materi pengurusan jenazah untuk menarik perhatian siswa agar siswa
berpikir.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
14 Selalu 30 21,12%
Sering 27 19,01%
Kadang-kadang 34 23,94%
Tidak pernah 51 35,91%
Total 142 100

Pada item nomor 14, sebelum pembelajaran dimulai guru fiqih


memberikan pertanyaan/teka-teki terkait pengurusan jenazah agar siswa berpikir.
Hal ini didapatkan data siswa yang menjawab selalu sebanyak 21,12%, siswa
yang menjawab sering 19,01%, siswa yang menjawab kadang-kadang 23,94% dan
siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 35,91%. Hal ini diperkuat oleh guru
fiqih pada wawancara pribadi yang menyatakan bahwa guru fiqih selalu
menggunakan pertanyaan awal terkait materi, karena untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan awal siswa.38

62 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

Tabel 21
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
15 Selalu 113 79,57%
Sering 23 16,19%
Kadang-kadang 5 03,52%
Tidak pernah 1 00,70%
Total 142 100

Pada item nomor 15, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran. Hal ii diperoleh data siswa yang menjawab
selalu sebanyak 79,57% dan terbilang tinggi, jadi bisa diartikan siswa saat
pembelajaran demonstrasi pengurursan jenazah berlangsung mereka ikut serta
aktif dan tidak pasif. Siswa yang menjawab sering sebanyak 16,19%, siswa yang
menjawab kadang-kadang 03,52%, dan siswa yang menjawab tidak pernah hanya
00,70% saja. Hal ini pun diperkuat oleh guru fiqih bahwa beliau selalu
memberikan kesempatan siswa-siswa nya untuk aktif dalam pembelajaran karena
itulah pembelajaran akan terasa hidup dan tidak membosankan.39
Tabel 22
Guru fiqih memberikan tugas-tugas mengenai materi pengurusan jenazah kepada
siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
16 Selalu 65 45,77%
Sering 46 32,39%
Kadang-kadang 26 18,30%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100

63 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

Pada item no 16 guru fiqih mmeberikan tugas-tugas mengenai materi


pengurusan jenazah. Adapun data yang diperoleh siswa yang menjawab selalu
sebanyak 45,77%, siswa yang menjawab sering sebanyak 32,39%, siswa yang
menjawab kadang-kadang 18,30%, dan siswa yang menjawab tidak pernah hanya
sebanyak 03,52%. Hal inipun diperkuat pada hasil wawancara pribadi bahwa
beliau menyatakan selalu memberikan tugas kepada siswa nya seputar pengurusan
jenazah dengan melihat dan ikut serta dalam pengurusan jenazah di masyarakat
tempat mereka tinggal supaya apa yang didapat dari sekolah mampu
diimplementasikan dengan baik di lingkungan rumahnya masing-masing dan jauh
lebih manfaat lagi baik untuk dirinya ataupun untuk orang banyak.40
Tabel 23
Diakhir pembelajaran guru dan siswa melakukan evaluasi untuk proses perbaikan
pembelajaran kedepannya.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
17 Selalu 70 49,29%
Sering 39 27,46%
Kadang-kadang 28 19,71%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100

Pada item no 17 guru fiqih melakukan evaluasi sebagai proses perbaikan


pembelajaran kedepannya, data yang diperoleh adalah siswa yang menjawab
selalu sebanyak 49,29%, siswa yang menjawab sering sebanyak 27,46%, siswa
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 19,71% dan siswa yang menjawab tidak
pernah sebanyak 03,52%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa dan guru fiqih
selalu melakukan evaluasi-evaluasi untuk pembelajaran lebih baik kedepannya.
Dan poin inipun dipertegas oleh pendapat guru fiqih yang menyatakan selalu

64 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

melakukan evaluasi diantara nya dengan ulangan harian, tes lisan, atau bentuk
evaluasi lainnya.41
Tabel 24
Saya merasa bahwa guru fiqih sangat berkompeten/menguasai materi
pengurusan jenazah secara keseluruhan.
No. Item Alternatif Frekuensi Prosentase
Jawaban
18 Setuju 101 71,12%
Kurang Setuju 27 19,01%
Tidak Setuju 13 09,15%
Sangat Tidak Setuju 1 00,70%
Total 142 100

Pada item nomor 18, guru fiqih sangat berkompeten menguasai


materi pengurusan jenazah secara keseluruhan, hal ini didaptkan data
bahwa siswa yang menjawab setuju pada poin ini sebanyak 71,12%, siswa
yang menjawab kurang setuju sebanyak 19,01%, siswa yang menjawab
tidak setuju sebanyak 09,15%, dan siswa yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 00,70%. Berarti dapat disimpulkan guru fiqih tersebut
sudah kompeten dibidang pengurusan jenazah.
Tabel 25
Guru fiqih sudah berpengalaman terkait materi pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
19 Setuju 106 74,64%
Kurang Setuju 25 17,60%
Tidak Setuju 11 07,74%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Total 142 100

65 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

Pada item nomor 19, poin guru fiqih sudah berpengalaman terkait
materi pengurusan jenazah, adapun data yang diperoleh dari siswa yang
menjawab setuju sebanyak 74,64%, siswa yang menjawab kurang setuju
sebanyak 17,60%, siswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 07,74%,
dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti guru fiqih
pun sudah berkompeten dalam bidang ini yaitu terkait pengurusan jenazah.
Tabel 26
Gaya guru fiqih menyampaikan materi menarik sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
20 Selalu 54 38,02%
Sering 44 30,98%
Kadang-kadang 35 24,64%
Tidak pernah 9 06,33%
Total 142 100

Pada item nomor 20 guru fiqih menyampaikan materi pengurusan


jenazah sudah menarik sehingga siwa pun tertarik mengikuti pembelajaran
tersebut hal ini diperoleh data sebagai berikut: siswa yang menjawab
selalu sebanyak 38,02%, siswa yang menjawab sering sebanyak 30,98%,
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 24,64%, dan siswa yang
menjawab tidak pernah sebanyak 06,33%.
Tabel 27
Guru fiqih menyampaikan materi pengurusan jenazah dengan suara yang
lantang sehingga terdengar jelas oleh siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
21 Selalu 63 44,36%
Sering 45 31,69%
Kadang-kadang 31 21,83%
Tidak pernah 3 02,11%
6

Total 142 100

Pada item nomor 21 guru fiqih menggunakan suara yang lantang


dan jelas saat menyampaikan materi pengurusan jenazah kepada siswa, hal
ini diperoleh data siswa yang menjawab selalu sebesar 44,36%, siswa yang
menjawab sering sebanyak 31,69%, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 21,83%, dan siswa yang menjawab tidak hal ini dilihat dari data
siswa yang menjawab selalu sebesar pernah hanya sebesar 02,11%. Hal ini
dipertegas dengan pernyataan guru fiqih yang menyatakan bahwa beliau
selalu menggunakan suara yang lantang dan jelas saat pembelajaran hal ini
agar apa yang disampaikan kepada siswa terdengar jelas oleh siswa dan
tidak dikhawatirkan siswa salah pemahaman kedepannya.42
Tabel 28
Guru fiqih menjadikan siswa sebagai objek utama dalam proses
pembelajaran.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
22 Selalu 73 51,40%
Sering 42 29,57%
Kadang-kadang 19 13,38%
Tidak pernah 8 05,63%
Total 142 100

Pada item nomor 22, guru fiqih menjadikan siswa sebagai objek
utama dalam proses pembelajaran , didapatkan data siswa yang menjawab
selalu sebanyak 51,40%, siswa yang menjawab sering sebanyak 29,57%,
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 13,38%, dan siswa yang
menjawab tidak pernah hanya 05,63% saja.
Tabel 29
Guru fiqih mengetahui karakteristik masing-masing siswa.

67 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase


23 Selalu 48 33,80%
Sering 40 28,16%
Kadang-kadang 39 27,46%
Tidak pernah 15 10,56%
Total 142 100

Pada item nomor 23, guru fiqih diharapkan mengetahui


karakteristik masing-masing siswa, adapun data yang diperoleh adalah
siswa yang menjawab selalu sebanyak 33,80%, siswa yang menjawab
sering sebanyak 28,16%, siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak
27,46%, dan siswa yang menjawab tidak pernah hanya sebanyak 10,56%.
Hal inipun dipertegas oleh pendapat guru fiqih yang menyatakan bahwa
beliau secara keseluruhan mengetahui karakteristik peserta didiknya
walaupun tidak secara spesifik.43
Tabel 30
Menurut saya dengan jumlah siswa yang ada metode demonstrasi yang
digunakan oleh guru fiqih pada materi pengurusan jenazah sudah
efektif.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
24 Setuju 65 45,77%
Kurang Setuju 41 28,87%%
Tidak Setuju 31 21,83%
Sangat Tidak Setuju 5 03,52%
Total 142 100

Pada item nomor 24, dengan jumlah siswa yang ada yakni sekitar
40 siswa perkelas nya, bahwa memilih metode demonstrasi pada materi
pengurusan jenazah sudah efektif. Hal ini didapatkan data yaitu siswa
yang menjawab selalu sebesar 45,77%, siswa yang menjawab kurang

68 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


6

setuju sebanyak 28,87%, siswa yang menjawab tidak setuju sebanyak


21,83%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju 03,52%.
Tabel 31
Alat-alat yang digunakan untuk materi pengurusan jenazah sudah tersedia
disekolah.
No. Item Alternatif Frekuensi Prosentase
Jawaban
25 Selalu 15 10,56%
Sering 21 14,78%
Kadang-kadang 28 19,71%
Tidak pernah 78 54,92%
Total 142 100

Pada item nomor 25, alat-alat yang digunakan untuk materi


pengurusan jenazah sudah tersedia disekolah. Didapatkan data siswa yang
menjawab selalu sebanyak 10,56%, siswa yang menjawab sering sebanyak
14,78%, siswa yang menjawab kadang-kadang 19,71% dan siswa yang
menjawab tidak pernah sebanyak 54,92%. Dari data tersebut dapat kita
lihat bahwa alat yang disediakan sekolah tidak terlalu lengkap hal ini
dijelaskan kembali oleh guru fiqih pada hasil wawancara bahwasanya alat
yang sudah ada dan disediakan oleh sekolah hanya seperti boneka untuk
alat peraga sebagai jenazah, dan alat-alat lain ala kadarnya, adapun untuk
alat-alat seperti kain kafan dan lain sebagai nya siswa yang membawa dari
rumahnya masing-masing. Hal ini dipertimbangkan supaya siswa jauh
lebih mandiri untuk menyiapkan segala sesuatu nya sendiri tanpa
mengandalkan seluruh fasilitas dari sekolah, dan hal ini memupuk karakter
mereka untuk lebih bertanggung jawab.44

69 Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober


7

Tabel 32
Guru fiqih memiliki kemampuan dalam memanfaatkan waktu untuk
berdiskusi, tanya jawab, menyimpulkan, dan waktu berkomentar
dengan baik.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
26 Selalu 91 64,08%
Sering 35 24,64%
Kadang-kadang 16 11,26%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100

Pada item nomor 26, guru fiqih memiliki kemampuan dalam


memanfaatkan waktu untuk berdiskusi, tanya jawab, menyimpulkan dan
waktu berkomentar dengan baik. Dan didapat data siswa yang menjawab
selalu sebanyak 64,08%, siswa yang menjawab sering sebanyak 24,64%,
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 11,26%, dan siswa yang
menjawab tidak pernah sebanyak 0% artinya tidak ada.
Tabel 33
Guru fiqih membutuhkan persiapan yang lebih untuk menggunakan
metode demonstrasi.
No. Item Alternatif Frekuensi Prosentase
Jawaban
27 Selalu 42 29,57%
Sering 56 39,43%
Kadang-kadang 34 23,94%
Tidak pernah 10 07,04%
Total 142 100

Pada item nomor 27, didapatkan data siswa yang menjawab pada
poin guru fiqih membutuhkan persiapan yang lebih untuk menggunakan
metode demonstrasi, siswa yang menjawab selalu sebanyak 29,57%, siswa
7

yang menjawab sering sebanyak 39,43%, siswa yang menjawab kadang-


kadang sebanyak 23,94% dan siswa yang menjawab tidak pernah hanya
sebanyak 07,04%. Hal ini dipertegas oleh guru fiqih pada hasil wawancara
yaitu beliau menyatakan, pada materi pengurusan jenazah dengan
menggunakan metode demonstrasi memang membutuhkan persiapan yang
lebih jika dibandingkan dengan materi-materi fiqih yang lainnya.45
Tabel 34
Guru fiqih diharapkan mendemonstrasikan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan di dalam kelas.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
28 Selalu 62 43,66%
Sering 37 26,05%
Kadang-kadang 23 16,19%
Tidak pernah 20 14,08%
Total 142 100

Pada item nomor 28, didapatkan data siswa yang menjawab selalu
sebanyak 43,66%, siswa yang menjawab sering sebanyak 26,05%, siswa
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 16,19% dan siswa yang
menjawab tidak pernah sebanyak 14,08%.
Tabel 35
Kesediaan alat peraga untuk pengurusan jenazah kurang lengkap.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
29 Setuju 73 51,40%
Kurang Setuju 25 17,60%
Tidak Setuju 17 11,97%
Sangat Tidak Setuju 27 19,01%
Total 142 100

45
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7

Pada item nomor 29, siswa banyak yang menyatakn setuju sebanyak
51,40% tentang ketidak lengkapan alat peraga yang disediakan disekolah, siswa
yang menjawab kurang setuju sebanyak 17,60%, siswa yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 11,97%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya
sebanyak 19,01%.
Tabel 36
Tidak semua peserta didik berminat mengikuti proses pembelajaran materi
pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
30 Setuju 36 25,35%
Kurang Setuju 46 32,39%
Tidak Setuju 46 32,39%
Sangat Tidak Setuju 14 09,85%
Total 142 100

Pada item nomor 30 siswa yang menyatakan setuju sebanyak 25,35% pada
poin tidak semua siswa berminat mengikuti proses pembelajaran tentang materi
pengurusan jenazah, dan siswa yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju
sebanyak 32,39%, dan yang menjawab sangat tidak setuju hanya sebanyak
09,85%. Jadi pada poin ini banyak siswa yang berminat dalam mengikuti
pembelajaran materi pengurusan jenazah ini.
Tabel 37
Saya berasumsi tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi pengurusan
jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
31 Setuju 20 14,08%
Kurang Setuju 28 19,71%
Tidak Setuju 37 26,05%
Sangat Tidak Setuju 57 40,14%
Total 142 100
7

Pada item nomor 31, diperoleh data siswa yang menjawab setuju pada
pernyataan tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi pengurusan
jenazah adalah sebanyak 14,08%, yang menjawab kurang setuju sebanyak
19,71%, siswa yang menjawab tidak setuju 26,05%, dan banyak sekali siswa yang
menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 40,14%. Hal ini menunjukkan
bahwa mempelajari materi pengurusan jenazah sangatlah bermanfaat baik untuk
kita maupun untuk orang banyak.
Tabel 38
Suasana di dalam kelas tertib saat proses pembelajaran berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
32 Selalu 49 34,50%
Sering 54 38,02%
Kadang-kadang 38 26,76%
Tidak pernah 1 00,70%
Total 142 100

Pada item nomor 32 diperoleh data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan suasana didalam kelas tertib saat proses pembelajaran berlangsung
sebanyak 34,50%, yang menjawab sering sebanyak 38,02%, siswa yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 26,76%, dan siswa yang menjawab tidak
pernah hanya 00,70%. Hal ini berarti siswa selalu tertib saat proses pembelajaran
berlangsung.
Tabel 39
Suasana di dalam kelas gaduh/rusuh saat proses demonstrasi berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
33 Selalu 13 09,15%
Sering 43 30,28%
Kadang-kadang 52 36,61%
Tidak pernah 34 23,94%
Total 142 100
7

Pada item nomor 33 didapat data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan kelas selalu ramai dan gaduh saat proses pembelajaran berlangsung
sebanyak 09,15%, siswa yang menjawab sering sebanyak 30,28%, siswa yang
menjawab kadang-kadang 36,61%, dan siswa yang menjawab tidak pernah
sebanyak 23,61%. Hal ini dipertegas oleh guru fiqih bahwa saat proses
pembelajaran berlangsung kelas memang ramai, akan tetapi kondusif, hal ini
menunjukkan bahwa mereka antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
bukan justru sebaliknya.46
Tabel 40
Setelah saya mempelajari materi pengurusan jenazah wawasan saya semakin
bertambah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
34 Setuju 119 83,80%
Kurang Setuju 19 13,38%
Tidak Setuju 2 01,40%
Sangat Tidak Setuju 2 01,40%
Total 142 100

Pada item nomor 34, didapatkan data siswa yang menyatakan setuju pada
pernyataan wawasan siswa semakin bertambah setelah mempelajari materi
pengurusan jenaah dengan metode demonstrasi sebanyak 83,80%, siswa yang
menjawab kurang setuju sebanyak 13,38%, siswa yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju sebanyak 01,40%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa
mendapatkan tambahan wawasan dan pengalamn baru terkait materi pengurusan
jenazah.
Tabel 41
Saya mampu mengimplementasikan materi pengurusan jenazah lebih baik lagi
dari sebelumnya.

46
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7

No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase


35 Selalu 87 61,26%
Sering 41 28,87%
Kadang-kadang 14 09,85%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100

Pada item nomor 35 diperoleh data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan mampu untuk mengimplementasikan materi pengurusan jenazah yang
sudah didapat disekolah lebih baik lagi dari sebelumnya sebanyak 61,26%, siswa
yag menjawab sering sebanyak 28, 87%, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 09, 85%, dan 0% pda jawaban tidak pernah.
Tabel 42
Penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah sangat
bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
36 Setuju 119 83,80%
Kurang Setuju 18 12,67%
Tidak Setuju 2 01,40%
Sangat Tidak Setuju 3 02,11%
Total 142 100

Pada item nomor 36 didapatkan data siswa yang menjawab setuju pada
pernyataan penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah
sangat bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa sebanyak 83,80%,
yang menjawab kurang setuju sebanyak 12,67%, siswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 01,40%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak
02,11%.
Tabel 43
Guru fiqih menggunakan media tambahan seperti (audio/visual/power point)
untuk mendukung berjalannya metode demonstrasi.
7

No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase


37 Selalu 84 59,15%
Sering 24 16,90%
Kadang-kadang 20 14,08%
Tidak pernah 14 09,85%
Total 142 100

Pada item nomor 37, diperoleh hasil data siswa yang menjawab selalu
pada pernyataan guru fiqih menggunakan media tambahan seperti
audio/visual/power point untuk mendukung berjalannya metode demonstrasi
sebanyak 59,15%, siswa yang menjawab sering sebanyak 16,90%, siswa yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 14,08% dan siswa yang menjawab tidak
pernah sebanyak 09,85%. Hal ini dipertegas juga oleh pendapat guru fiqih yang
menyatakan pada hasil wawancara bahwasanya beliau selalu menggunakan media
power point untuk membantu menyampaikan materi pengurusan jenazah kepada
siswa, sebelum metode demonstrasi diperagakan atau dilaksanakan.47
Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan
penelitian di atas, dapat disimpulkan bahawa tingkat keefektifan metode
demonstrasi terhadap materi pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan
jenazah “Tinggi”, hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian jawaban dari skor
total siswa yang kemudian diprosentasekan sehingga diperoleh skor sebesar
59,85%. Kemudian data tersebut diperkuat lagi dengan hasil obeservasi penilaian
psikomotorik siswa tentang materi pengurusan jenazah. Adapun data yang
diperoleh sebagai berikut :

47
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7

Tabel 44
Hasil Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa Tentang
Materi Pengurusan Jenazah Kelas X MAN 2 Tangerang

95 95 95 95 100
95 95 95 90 80
100 90 90 100 95
90 100 90 85 90
95 90 95 100 100
85 95 95 95 90

Adapun Penentuan kategori hasil pengukuran psikomotorik peserta didik


kemampuan psikomotor pengurusan jenazah pada mata pelajaran fiqih dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 45
Tabel kategorisasi kemampuan psikomotor siswa dalam mengurus
jenazah pada mata pelajaran fiqih dalam skala 100.
No Skor Peserta didik Kategori kemampuan psikomotor unjuk kerja
pengurusan jenazah
1. 80 sampai 100 Sangat tinggi/Sangat Baik
2. 61 sampai 80 Tinggi/Baik
3. 41 sampai 60 Sedang/Cukup Baik
4. 21 sampai 40 Rendah/Kurang Baik
5. 0 sampai 20 Sangat Rendah/Sangat Kurang

Maka dari hasil data di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil penilaian
siswa masuk dalam kategori “sangat tinggi” dengan kategorisasi nilai 80-100. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran
fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang sangat
efektif dan efisien, dan sudah berhasil dalam pelaksanaannya.
7

B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian


Berdasarkan data keseluruhan yang diperoleh dari hasil temuan penelitian
di atas, maka dapat kita ketahui bahwasanya tingkat efektivitas metoded
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah
kelas X di MAN 2 Tangerang masuk dalam kategori “Tinggi”, mengapa
demikian, hal ini didasarkan kepada bukti dari hasil penelitian jawaban dari skor
total siswa yang kemudian diakumulasikan sehingga mendapatkan prosentase
sebesar 59,85%.
Berikutnya berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket yang
diberikan kepada siswa kelas X MAN 2 Tangerang, diperoleh kesimpulan bahwa
efektivitas penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih tentang
materi pengurusan jenazah kelas X sudah berjalan sesuai dengan prosedur dan
langkah-langkah yang sudah ditetapkan. Walaupun demikian masih adanya
ditemukan sedikit kekurangan-kekurangan namun tidak sampai pada tingkat
yang ekstrem.
Pertama-tama dapat kita lihat dari perencanaan atau pada persiapan dalam
penggunaan metode demonstrasi tersebut, yang tercantumkan pada dimensi guru
fiqih merumuskan tujuan yang jelas terlebih dahulu sebelum melakukan proses
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran pada saat itu terarah dan memiliki
tujuan yang jelas dan pasti terhadap anak. Adapun data prosentase jawaban
siswa sebesar 59,15% siswa menjawab “selalu”. Hal ini berarti guru fiqih selalu
menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu kepada siswa agar supaya
pembelajaran yang ingin dicapai tujuan nya jelas dan lebih terarah hal inipun
diperkuat oleh pernyataan guru fiqih pada hasil wawancara.
Kemudian pada dimensi menetapkan garis-garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilaksanakan diperoleh data siswa yang menjawab selalu
sebanyak 66,90%, hal ini juga dipertegas pada hasil wawancara dengan guru
fiqih yang berarti guru fiqih sudah menyampaikan terlebih dahulu mengenai
garis besar langkah-langkah pengurusan jenazah kepada siswa, sehingga siswa
dimudahkan untuk mengingat nya, dan diharapkan mampu melakukan kembali
sesuai dengan langkah-langkah yang sudah disampaikan oleh guru fiqih tersebut.
7

Kemudian pada poin guru fiqih memperhitungkan waktu yang dibutuhkan


pada proses demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung, diperoleh data siswa
yang menjawab selalu sebesar 35,21 % dan siswa yang menjawab sering sebesar
43,66%. Hal ini dipertegas oleh pernyataan guru fiqih yang lebih banyak
menggunakan waktu efisiensinya pada praktik dari pada menjelaskan lisan,
karena pada materi pengurusan jenazah ini siswa diharapkan mampu
mempraktekkannya kembali, dan mampu mengimplementasikan pada kehidupan
sehari-harinya dimasyarakat sehingga penjelasan lisan tidak terlalu signifikan
dan hanya untuk memperjelas saja.
Pada pernyataan selama demonstrasi berlangsung guru fiqih harus
intropeksi diri, data yang diperoleh dari jawaban siswa yang menjawab selalu
sebesar 37,32%, hal ini juga diperjelas pada hasil wawancara yang mana guru
fiqih menjelaskan bahwa dirinya harus selalu intropeksi saat proses pengurusan
jenazah berlangsung, adapun bentuk intropeksi diri guru fiqih tersebut adalah
salah satunya yaitu dengan membayangkan bahwa dirinya lah yang sedang
diurusi jenazahnya oleh orang lain, sehingga penyampaian materi pengurusan
jenazah inipun terbilang serius dan tidak diguanakn untuk main-main, adapun
intorpeksi yang kedua adalah pada materi pengurusan jenazah ini mengingatkan
kepada kita bahwa seluruh makhluk Allah yang bernyawa pasti akan merasakan
kematian dan jenazahnya akan mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan
kaidah pengurusan jenazah.
Kemudian pada poin guru fiqih membuat rencana penilaian terhadap
kemampuan siswa terlebih dahulu, maka diperoleh data dari siswa yang
menjawab selalu sebesar 71,12%, hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih pada
hasil wawancara yang menyampaikan bahwa guru fiqih sudah pasti harus
membuat penilaian terhadap kemampuan siswa, sehingga guru fiqih mengetahui
dan mampu menilai sejauh mana siswanya tersebut menyerap materi, dan
memahami materi dengan baik.
Pada tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan proses penggunaan metode
demonstrasi. Pada dimensi ini guru fiqih sebelum melakukan proses demonstrasi
memberikan beberapa pertanyaan perihal materi terkait pengurusan jenazah
8

kelas, diperoleh data siswa yang menjawab selalu sebesar 28,87%, hal ini juga
dipertegas oleh pernyataan guru fiqih pada wawancara yang menyampaikan
bahwa guru fiqih memberikan stimulus pada siswa dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan pengantar terkait materi pengurusan jenazah supaya guru
fiqih mengetahui pengetahuan awal siswa.
Kemudian pada dimensi guru fiqih menjelaskan pokok-pokok materi
pengurusan jenazah kepada siswa agar siswa mudah dalam menyerap dan
memahami materi tersebut dan mudah untuk dihafal oleh siswa, dari adat
tersebut diperoleh siswa yang menjawab selalu sebesar 78,16%.
Berikutnya pada dimensi guru fiqih menciptakan suasana kelas yang
nyaman, harmonis, dan kondusif saat proses demonstrasi berlangsung, diperoleh
data siswa yang menjawab selalu sebesar 50,70%, hal inipun dipertegas pada
proses wawancara oleh guru fiqih bahwasanya guru fiqih selalu berupaya
membuat kondusi kelas agar terasa nyaman, harmonis untuk siswa dengan tetap
menciptakan pembelajarn yang kondusif.
Pada poin guru memperhatikan keadaan siswa ketika proses metode
demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung diperoleh data siswa yang
menjawab selalu pada poin ini sebesar 70,42%. Pada hasi ini disimpulkan bahwa
mereka (siswa) merasa sudah diperhatikan oleh guru fiqih saat proses
pembelajaran berlangsung.
Pada poin guru fiqih memberikan intorduksi awal kepada siswa tentang
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, diperoleh data siswa yang
menjawab selalu sebesar 49,29%, hal ini dipertegas dari wawancara dengan guru
fiqih bahwa dirinya selalu memberikan penjelasan atau introduksi di awal
mengenai tugas-tugas yang akan dilakukan oleh siswa pada materi pengurusan
jenazah.
Selanjutnya pada dimensi guru fiqih memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran, diperoleh data siswa yang
menjawab selalu sebesar 79,57% hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih pada sesi
wawancara yang menjelaskan bahwa guru fiqih mengharapkan siswa-siswa nya
8

berperan aktif dalam proses pembelajaran atau sering kita kenal dengan aktive
learning.
Kemudian pada poin guru fiqih memberikan tugas-tugas mengenai materi
pengurusan jenazah kepada siswa, diperoleh data siswa yang menjawab selalu
sebesar 45,77%, hal ini diperjelas oleh guru fiqih pada sesi wawancara yang
menyatakan bahwa guru fiqih memberikan tugas-tugas perihal pengurusan
jenazah salah satu tugasnya adalah siswa disuruh ikut memperhatikan
pengurusan jenazah ketika ada tetangga nya yang meninggal, sehingga
diharapkan dengan tugas ini siswa mampu menambah khazanah keilmuwan nya
tentang tatacara mengurusi jenazah dengan baik.
Dan yang terakhir pada dimensi guru fiqih diakhir pembelajaran selalu
melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya yang lebih baik
lagi, diperoleh data siswa yang menjawab selalu sebesar 49,29%, dan hal ini
juga diperjelas oleh guru fiqih pada wawancara yang mengatakan bahwa guru
fiqih selalu melakukan evaluasi diakhir sebagai bentuk proses perbaikan
pembelajaran untuk kedepannya, adapun bentuk evaluasi nya dengan tes atau
non tes.
Selain dengan proses perencanaan yang baik dan persiapan yang matang,
ada juga faktor pendukung dan penghambat pada penggunaan metode
demonstrasi. Hal ini juga dapat mempengaruhi keefektifan atau keberhasilanya
suatu metode demonstrasi itu sendiri untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diharapkan.
Yang pertama faktor pendukung metode demonstrasi dilihat dari sisi
tenaga pengajar, pada dimensi ini diperoleh data siswa yang menjawab selalu
sebanyak 71,12%, bahwasanya guru fiqih sangat berkompeten dalam hal materi
pengurusan jenazah, hal ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan
beliau yang mana beliau sudah berpengalaman juga pada masalah ini hal ini
diperoleh dari jawaban siswa yang menjawab selalu sebesar 74,64%, juga beliau
sesuai dengan jurusan pendidikan yang beliau miliki dengan matapelajaran yang
beliau ampu sudah sesuai, hal ini juga mempengaruhi terhadap proses
keberlangsungannya proses metode demonstrasi tersebut. Selain guru fiqih
8

berkompeten guru fiqih juga dalam proses pembelajaran selalu menggunakan


gaya belajar yang menarik sehingga membuat siswa lebih antusias untuk
mengikuti proses materi pengurusan jenazah ini. Hal ini diperoleh dari data
siswa yang menjawab selalu sebesar 38,02%.
Tidak hanya dilihat dari tenaga pengajarnya saja melainkan dari sarana
dan prasarana yang disediakan oleh sekolah sebagai ada pula faktor penghambat
dalam proses pembelajarn tersebut, diantaranya disediakan mushala, dan
peralatan pengurusan jenazah yang cukup memadai untuk menunjang
pembelajaran ini. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan guru fiqih
yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang disediakan di sekolah untuk
siswa melakukan demonstarsi pengurusan jenazah ini sudah lumayan cukup
memadai, adapaun bentuk contoh sarana prasarana yang disediakan sekolah
selain tempat, alat peraga dan media seperti boneka, dan alat lainnya sudah
tersedia di sekolah, hanya saja mungkin masih ada sedikit kekurangan-
kekurangan yang mana, kekurangan-kekurangan tersebut siswa yang diberikan
tanggung jawab untuk membawa dari rumahnya masing-masing. Sebagai bentuk
tanggung jawab untuk siswa. Hal ini didapat dari jawaban siswa yang menjawab
selalu sebesar 10,56% saja. Namun dengan hal ini semuanya bisa disikapi oleh
guru fiqih karena guru fiqih lebih menguasai dibidangnya.
Dari langkah-langkah metode demonstarsi yang terarah dan lebih
terstruktur akan menghasilkan dampak yang positif untuk siswa pada
pelaksanaan proses demonstrasi materi pengurusan jenazah. Adapun dampak
positif dari penggunaan metode demonstarsi yang terarah dan terstruktur ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan metode demonstrasi pada pengurusan jenazah
pengetahuan siswa dan penagalam siswa bertambah hal ini diperoleh dari data
siswa yang menjawab setuju sebesar 83,80%. Siswa menjawab setuju mampu
mempraktekkannya dengan lebih baik dari sebelumnya sebesar 61,26%. Dan
siswa menjawab setuju sebesar 83,80% pada dimensi bahwa dengan penggunaan
metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah sangat bermanfaat untuk
pengetahuan dan pengalaman mereka di masyrakat.
8

Berdasarkan hasil-hasil data yang penulis peroleh di atas, maka penulis


mampu mengambil kesimpulan bahwa efektivitas metode demonstarsi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2
Tangerang memiliki tingkat efektivitas yang Tinggi yaitu sebesar 59,83%
artinya hampir tiga perempatnya dari 100%. Hal ini tidak terlepas dari
perencanaan, persiapan, dan evaluasi yang baik sehingga mampu berjalan sesuai
dan sistematis. Serta didukung oleh sarana prasarana yang memadai, dan tenaga
pengajar yang kompeten dan berpengalaman dalam bidangnya. Sehingga proses
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi dapat berjalan
efektif hal ini dapat kita simpulkan dari hasil prosentase yang sudah dipaparkan .
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data


yang penulis dapatkan baik dari lapangan maupun dari hasil kepustakaan,
selanjutnya penulis akan memberikan kesimpulan dan saran yang penulis
dapatkan dari penelitian ini sebagai berikut :

A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan data, setelah data ditabulasikan dan
diitrepretasikan, maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektifitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang masuk pada kategori tinggi. Hal ini
diperoleh dari data hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada rentang nilai
tinggi yaitu 59,85%, pada tingkatan sedang sebesar 40,14% dan pada tingkatan
rendah sebesar 0%. Selanjutnya pertimbangan-pertimbangan yang dilihat dari
hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi :
1. Langkah-langkah yang digunakan oleh guru fiqih dalam penggunaan
metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang. Yang pertama perencanaan dalam
merumuskan tujuan pada tahap ini diperoleh hasil prosentasi sebesar
59,15%. Kedua pada tahap pelaksanaan, guru menegur dan memperbaiki
kesalahan siswa bila ada siswa yang keliru ketika melakukan demonstrasi
didepan kelas, hal ini dijelaskan pada hasil wawancara bersama guru fiqih
yang mengatakan bahwa guru fiqih pasti menegur dan membimbing serta
memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki. Ketiga yaitu pada tahap
evaluasi, sebagai bentuk tindak lanjut dari dilaksanakannya materi
pengurusan jenazah dengan menggunakan metode demonstrasi guru fiqih
melakukan evaluasi-evaluasi perbaikan untuk proses pembelajaran
kedepannya yang lebih baik. Hal ini berdasarkan hasil data siswa yang

84
8

menjawab selalu sebesar 49,29%. Dan diperkuat pada hasil wawancara


dengan guru fiqih yang menyatakan salah satu bentuk evaluasi yang
dilakukan bisa dengan latihan-latihan, ulangan harian atau tes dan non tes.
2. Faktor pendukung yang mempengaruhi efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan jenazah kelas X di MAN
2 Tangerang diantaranya : dilihat dari tenaga pengajar sebesar 71,12% untuk
hasil guru fiqih yang berkompeten, dan sebesar 74,64% untuk hasil guru yang
memiliki pengalaman. Selanjutnya dari sarana prasarana sebesar 51,40%
memadai, untuk efisiensi waktu sebesar 64,08%, dan dari faktor jumlah siswa
sebesar 45,77% . hal ini diperoleh dari alternativ jawaban siswa yang
menjawab selalu, setuju dan sesuai. Adapun dari faktor penghambatnya dilihat
dari suasana kelas yang masih ramai saat proses pembelajaran berlangsung
yaitu sebesar 34,50%, dan juga masih ditemukan siswa yang berasumsi bahwa
tidak adanya feed back atau timbal balik saat mempelajari materi pengurusan
jenazah yaitu diperoleh data sebesar 14,08%.
3. Dampak hasil keberhasilan metode demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang dapat dilihat dari prosentasi pernyataan
siswa yang menjawab bahwa mempelajari materi pengurusan jenazah sangat
bermanfaat sebesar 83,80%. Siswa juga menjawab mampu
mengimplementasikan materi pengurusan jenazah lebih baik lagi dari
sebelumnya sebesar 61,26%. Dan siswa yang menjawab pada dimensi
penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman mereka, hal ini diperoleh data sebesar
83,80%.
4. Penilaian hasil observasi tentang materi pengurusan jenazah kelas X di
MAN 2 Tangerang diperoleh hasil yang bagus, yaitu masuk pada kategori nilai
yang sangat tinggi atau sangat baik dengan rentang nilai 80-100. Hal ini bisa
penulis simpulkan bahwasanya efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2
Tangerang terbilang berhasil dan sudah mencapai tujuan yang diharapkan, hal
8

ini tidak terlepas dari perencanaan, dan persiapan yang matang serta langkah-
langkah yang sesuai.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya penggunaan
metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2
Tangerang sudah Efektif. Hal ini dapat kita lihat dari hasil data pengisian
angket atau kuesioner yang sudah diisi oleh siswa yang masuk pada kategori
tinggi, dan diperkuat dengan wawancara dengan guru fiqih yang bersangkutan,
serta diperkuat lagi dengan hasil penilaian observasi siswa yang memperoleh
nilai tertinggi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, selanjutnya penulis akan
memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut :
1. Untuk Kepala Madrasah Aliyan Negeri 2 Tangerang, lebih memperhatikan
kembali dan selalu menyediakan alat-alat peraga, atau sarana prasarana yang
mendukung untuk penggunaan metode demonstrasi pengurusan jenazah
kedepannya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya, dan bisa menghasilkan
hasil yang lebih optimal lagi.
2. Untuk Guru Fiqih agar tetap dan selalu berusaha semaksimal mungkin,
berusaha lebih baik lagi dalam meningkatkan penggunaan metode
demonstrasi khususnya pada materi pengurusan jenazah, sehingga kedepan
diharapkan siswa mampu mendapatkan hasil yang lebih optimal dari
sebelumnya.
3. Dan untuk seluruh siswa, diharapkan untuk selalu giat dan semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran, dan mampu mengikuti proses metode
demonstrasi pengurusan jenazah ini lebih baik lagi, serta semoga apa yang
sudah diberikan oleh guru fiqih dalam penyampaian materi pengurusan
jenazah menggunakan metode demonstrasi dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan pengalaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arief,Armai.Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Jakarta: Ciputat

Pers.2002.

Djamarah,Syaiful Bahri & Aswan Zain.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT

Rineka Cipta,2013.

Hamdayana,Jumanta.Metodologi Pengajaran.Jakarta: Bumi Aksara,2016.

Haryoko,Sapto.Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif

Optimalisasi Model Pembelajaran.Jurnal Edukasi Vol.5, No.1,2009.

Jamaludin.Dkk.Pembelajaran Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2015.

K.Mcewan,Elaine.10 Karakter yang Harus dimiliki Guru yang sangat

Efektif.Jakarta: PT Indeks,2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional.Jakarta: Balai Pustaka,2002.

Khadijah,Nyayu.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014.

Khalaf,Abdul Wahab.Ilmu Ushul Fiqih.Semarang: Dina Utama,1994.

Khon, Abdul Majid.Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan.Jakarta: Prenada

Media Group.2015.

Koto,Alaiddin.Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih.PT Raja Grafindo Persada:

Jakarta.2004.

87
8

M.Ardani.Fiqih Ibadah Praktis.Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama,2008.

Mahmud.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia.2011.

Majid,Abdul.Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013.

Martono,Nanang.Metode Penelitian Kuantitatif.Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada,2016.

Mudlofir,Ali & Evi Fatimatur R.Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke

Praktik.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2017.

Mursyidi,Mumuh.Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.

Nata,Abuddin.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Gaya Media Pratama,2005.

Nata,Abuddin.Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajara.Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group2014.

Rasjid,Sulaiman.Fiqih Islam.Bandung: Sinar Baru Algensindo.2017.

Rohmawati,Afifatu.Efektivitas Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol.9

Edisi 1,2015.

Sanjaya,Wina.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.2013.

Sudjiono,Anas.Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.2006.

Sukardi.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara,2003.


8

Sumenge,Ariel Sharon.Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran

Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).Jurnal

EMBA Vol.1No.3,2013.

Supiana & M.Karman.Materi Pendidikan Agama Islam.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

90
Inform Consent

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas waktu yang telah Anda


berikan untuk mengisi angket ini. Dengan ini, izinkanlah saya SITI ROHEMI
Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk melakukan penelitian yang dilakukan sebagai syarat pemenuhan
tugas akhir (Skripsi).

Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka
Anda bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, sesuai
dengan apa yang anda alami. Setiap jawaban yang Anda berikan akan terjamin
kerahasiaannya.

Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu, kemudian setelah selesai


mohon diperiksa kembali jawaban Anda agar tidak ada pernyataan yang tidak
terjawab atau terlewati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

SITI ROHEMI

9
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
“Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang
Materi Pengurusan Jenazah kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang”. Anda
diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan oleh
peneliti sesuai dengan apa yang dialami oleh diri Anda, pada kolom jawaban
dengan memberikan tanda centang (√ ), dan dalam memilih atau menjawab
pernyataan cukup satu saja yang Anda anggap paling tepat dengan diri Anda.
Nama Responden :
Kelas :

No. Selalu/ Sering/ Kadang- Tidak


kadang/ pernah/
Setuju Kurang
setuju Tidak Sangat
Pernyataan setuju tidak
setuju
4 3 2 1
1. Saya mendengarkan dengan
jelas saat guru fiqih menjelaskan
tujuan pembelajaran
demonstrasi materi pengurusan
jenazah.
2. Saya mengetahui langkah-
langkah demonstrasi materi
pengurusan jenazah dari guru
fiqih.
3. Saya merasa guru fiqih sudah
memperhitungkan efisiensi
waktu yang dibutuhkan untuk
demonstrasi pengurusan
jenazah.
4. Saat demonstrasi materi
pengurusan jenazah berlangsung
guru fiqih harus intropeksi diri.

9
5. Guru fiqih membuat rencana
penilaian terhadap kemampuan
siswa.
6. Sebelum demonstrasi dimulai
guru fiqih melakukan uji coba
terlebih dahulu.
7. Guru fiqih menyiapkan
peralatan yang diperlukan untuk
demonstrasi materi pengurusan
jenazah.
8. Guru fiqih menjelaskan pokok-
pokok materi pengurusan
jenazah supaya mudah untuk
diingat oleh siswa.
9. Guru fiqih menciptakan suasana
kelas yang nyaman, harmonis
dan kondusif saat proses
demonstrasi berlangsung.
10. Saya mengikuti proses
pembelajaran materi pengurusan
jenazah dengan fokus.
11. Guru fiqih memperhatikan
siswa-siswa nya saat proses
demonstrasi materi pengurusan
jenazah berlangsung.
12. Guru fiqih mengatur posisi
duduk siswa supaya bisa
memperhatikan dengan fokus.
13. Guru fiqih memberikan
introduksi awal kepada siswa
tentang tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh siswa.
14. Sebelum pembelajaran dimulai
guru fiqih memberikan
pertanyaan/teka-teki, seputar
materi pengurusan jenazah
untuk menarik perhatian siswa
agar siswa berpikir.

9
15. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran.
16. Guru fiqih memberikan tugas-
tugas mengenai materi
pengurusan jenazah kepada
siswa.
17. Diakhir pembelajaran guru dan
siswa melakukan evaluasi untuk
proses perbaikan pembelajaran
kedepannya.
18. Saya merasa bahwa guru fiqih
sangat berkompeten/menguasai
materi pengurusan jenazah
secara keseluruhan.
19. Guru fiqih sudah
berpengalaman terkait materi
pengurusan jenazah.
20. Gaya guru fiqih menyampaikan
materi menarik sehingga siswa
tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
21. Guru fiqih menyampaikan
materi pengurusan jenazah
dengan suara yang lantang
sehingga terdengar jelas oleh
siswa.
22. Guru fiqih menjadikan siswa
sebagai objek utama dalam
proses pembelajaran.
23. Guru fiqih mengetahui
karakteristik masing-masing
siswa.

9
24. Menurut saya dengan jumlah
siswa yang ada metode
demonstrasi yang digunakan
oleh guru fiqih pada materi
pengurusan jenazah sudah
efektif.
25. Alat-alat yang digunakan untuk
materi pengurusan jenazah
sudah tersedia disekolah.
26. Guru fiqih memiliki
kemampuan dalam
memanfaatkan waktu untuk
berdiskusi, tanya jawab,
menyimpulkan, dan waktu
berkomentar dengan baik.
27. Guru fiqih membutuhkan
persiapan yang lebih untuk
menggunakan metode
demonstrasi.
28. Guru fiqih diharapkan
mendemonstrasikan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan di
dalam kelas.
29. Kesediaan alat peraga untuk
pengurusan jenazah kurang
lengkap.
30. Tidak semua peserta didik
berminat mengikuti proses
pembelajaran materi pengurusan
jenazah.
31. Saya berasumsi tidak ada timbal
balik untuk saya mempelajari
materi pengurusan jenazah.
32. Suasana di dalam kelas tertib
saat proses pembelajaran
berlangsung.

9
33. Suasana di dalam kelas
gaduh/rusuh saat proses
demonstrasi berlangsung.
34. Setelah saya mempelajari materi
pengurusan jenazah wawasan
saya semakin bertambah.
35. Saya mampu
mengimplementasikan materi
pengurusan jenazah lebih baik
lagi dari sebelumnya.
36. Penggunaan metode
demonstrasi pada materi
pengurusan jenazah sangat
bermanfaat untuk pengetahuan
dan pengalaman siswa.
37. Guru fiqih menggunakan media
tambahan seperti
(audio/visual/power point)
untuk mendukung berjalannya
metode demonstrasi.

9
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH
KELAS X MAN 2 KABUPATEN TANGERANG
Nama Responden : Mumuh Mursyidi, S.Pd
Latar Belakang Pendidikan : S1
Jabatan : Guru Fiqih dan Ushul Fiqih
Masalah : “Seputar Efektivitas Metode
Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah
kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang”.
1. Apakah sebelum melaksanakan demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah, bapak merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa ?

“Ya pasti merumuskan tujuan pembelajaran, karena supaya


pembelajaran dapat terarah dengan baik.”
2. Apakah sebelum melaksanakan demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah, bapak mempersiapkan garis besar mengenai langkah-langkah
metode demonstrasi terlebih dahulu?

“Ya pasti seorang guru sebelum belajar harus sudah mempersiapkan


langkah-langkah garis besarnya terlebih dahulu”
3. Apakah bapak memperhitungkan efesiensi waktu yang dibutuhkan untuk
penggunaan metode demonstrasi ?

“Ya, Saya sudah pasti memperhitungkan waktu untuk penggunaan


metode demonstrasi tersebut”
4. Sebelum bapak meminta siswa untuk melakukan demonstrasi di depan
kelas, apakah bapak menjelaskan dan mencontohknanya terlebih dahulu
langkah-langkahnya kepada siswa ?

“Ya, Saya menjelaskan langkah-langkah nya terlebih dahulu supaya


merekapun siap jika diminta mencontohkan kembali”
5. Saat demonstrasi berlangsung, mana yang lebih banyak waktu yang bapak
gunakan antara menjelaskan materi atau praktek ?

“Penjelasan materi hanya alakadarnya, dan lebih banyak membimbing


mereka untuk mempraktekan bagaimana tatacara mengurus jenazah
dengan baik”

9
6. Apakah bapak selalu intropeksi diri saat menyampaikan materi
pengurusan jenazah kepada siswa ?

“Ya, Saya selalu membayangkan keadaan saya lah yang sedang diurus
jenazahnya oleh mereka jadi agar selalu mengingat kematian”
7. Apakah bapak menggunakan media tambahan seperti media
(audio/visual/power point) untuk mendukung berjalannya metode
demonstrasi ?

“Ya, awalnya untuk menjelaskan materi terlebih dahulu saya


menggunakan panduan yang sudah disediakan pada power point”
8. Apakah bapak membuat rencana penilaian terhadap kemampuan siswa
terkait materi pengurusan jenazah ?
“Ya pasti, karena supaya anak jelas diakhir penilaian hasil belajarnya”
9. Sebelum pembelajaran metode demonstrasi, apakah terlebih dahulu bapak
mengatur posisi tempat duduk siswa supaya siswa lebih fokus saat
pembelajaran ?

“Ya, supaya mereka lebih fakus dalam pembelajaran”


10. Apakah bapak melakukan uji coba terlebih dahulu terhadap peralatan/alat
peraga yang akan digunakan sebelum metode demonstrasi dilakukan
supaya proses pembelajaran tidak gagal.

“Untuk peralatan saya menugaskan siswa untuk membawa dan


menyiapkannya terlebih dahulu, dan untuk alat peraga yang
disediakan disekolah bentuknya adalah boneka, tapi untuk alat-alat
pendukung lainnya mereka yang membawa dari rumahnya seperti
kain kafan, kapas dan lain-lain”.
11. Apakah bapak diawal pembelajaran mengemukakan tugas-tugas yang
perlu dilakukan oleh siswa ?

“Ya pertama-tama mereka saya bimbing terlebih dahulu apa saja tugas-
tugas yang perlu mereka lakukan”
12. Bagaimana cara bapak memberikan stimulus kepada siswa agar bisa
menarik perhatian siswa untuk berpikir ?

“Dengan bertanya mengenai pengetahuan awal mereka tentang


pengurusan jenazah”

9
13. Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman, harmonis dan
kondusif ?

“Insyaallah sudah, karena bagaimanapun mereka harus mendapatkan


pembelajaran yang nyaman, harmonis dan kondusif”
14. Apakah bapak sudah yakin bahwa siswa bapak mengikuti proses
pembelajaran dengan fokus ?
“Ya saya yakin bahwa siswa saya mengikuti pembelajaran dengan fokus”
15. Apakah bapak selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran ?

“Ya pasti saya selalu memberikan mereka kesempatan untuk bertanya


supaya mereka ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran”
16. Setelah metode demonstrasi selesai, apakah bapak memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan materi tersebut ?

“Ya saya memberikan tugas diantara tugas yang saya berikan yaitu
mereka saya minta untuk ikut memperhatikan ketika ada masyarakat
yang meninggal dunia, dan mengikuti pengurusan jenazah tersebut
sampai dengan selesai”
17. Apakah di akhir pelaksanaan pembelajaran bapak melakukan evaluasi
untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?

“Ya betul, pasti nya saya melakukan evaluasi pembelajaran dengan tanya
jawab, latihan-latihan atau ulangan harian dan lain-lain”
18. Apakah latar belakang pendidikan bapak, sesuai dengan bidang studi yang
bapak ampu saat ini ?

“Ya, Pendidikan yang saya ampu sangat sesuai dengan bidang studi yang
saya ampu saat ini yaitu PAI”
19. Saat demonstrasi berlangsung, apakah bapak sudah menggunakan suara
yang lantang dan jelas ?

“Ya pastinya saya menggunakan suara yang jelas dan lantang supaya
terdengar oleh seluruh siswa yang ada dalam kelas tersebut”
20. Apakah bapak menguasai karakteristik masing-masing siswa secara
keseluruhan ?

9
“Untuk karakteristik siswa secara keseluruhan tidak akan tetapi
secara umum saya mengetahui karakteristik masing-masing anak didik
saya karena bagaimanapun kita sebagai guru harus mengetahui hal
tersebut”
21. Apakah peralatan/alat yang digunakan untuk metode demonstrasi
pengurusan jenazah di sekolah sudah lengkap ?

“Ya untuk secara umum peralatan yang ada disekolah sudah terbilag
cukup lengkap”
22. Apakah bapak memerlukan persiapan yang lebih untuk penggunaan
metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah ini ?

“Ya dibandingkan dengan pembelajaran materi yang lainnya, untuk


materi pengurusan jenazah saya memerlukan persiapan yang lebih
karena ada alat-alat yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu”
23. Apakah bapak sudah memberikan contoh praktek pengurusan jenazah
dengan baik kepada siswa ?

“Insyaallah sudah saya berikan semaksimal mungkin supaya anak


memahami cara bagaimaan mengurus jenazah dengan baik”
24. Apakah tidak semua siswa berminat mempelajari materi pengurusan
jenazah ?

“Untuk secara keseluruhan semua siswa berminat mengikuti


pembelajaran mengenai pengurusan jenazah”
25. Apakah saat pelaksanaan metode demonstrasi materi pengurusan jenazah
berlangsung, kelas rusuh dan gaduh ?

“Kelas ramai akan tetap dalam pembelajaran mereka kondusif, karena


ramai nya mereka adalah mereka ikut antusias dalam mengikuti
pembelajaran tentang materi pengurusan jenazah”
26. Apakah siswa mampu mengimplementasikan pelaksanaan pengurusan
jenazah lebih baik dari sebelumnya ?

“Ya, saya beranggapan bahwa siswa akan bisa lebih baik lagi
mengimplementasikannya karena sudah dibekali materi tersebut”
27. Apakah bapak menegur siswa apabila didapati kesalahan pada siswa saat
melakukan demonstrasi pada pengurusan jenazah ?

10
“Ya, saya berikan koreksi dan bimbingan yang benar kepada siswa”
28. Menurut bapak apakah siswa merasa senang dan antusias ketika proses
demonstrasi pada materi pengurusan jenazah ?

“Ya, anak merasa senang dan antusias ketika proses pembelajaran


berlangsung”
29. Menurut bapak, apakah siswa merasa tegang dan takut saat proses
demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung ?

“Ada yang merasa takut karena siswa melihat mayat dan yang lainnya tapi
itu hanya sekedar ketakutan yang biasa tidak termasuk ketakutan yang
ekstrem”
30. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam materi pengurusan jenazah
sangat bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa ?

“Ya benar sangat bermanfaat untuk siswa untuk bekal mereka di


masyarakat nanti”
31. Menurut bapak dengan jumlah siswa yang ada, apakah sudah efektif
penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah ?
“Ya saya rasa sudah berjalan efektif dan efisisen”

Responden Interviwer,

Mumuh Musryidi Siti Rohemi


NIM. 11140110000007

Anda mungkin juga menyukai