Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI ROHEMI
NIM 11140110000007
Skripsi ini ditulis oleh Siti Rohemi, dengan Nomor Induk Mahasiswa
11140110000007 dengan judul skripsi “Efektivitas Metode Demonstrasi Terhadap
Pembelajaran Fiqih Tentang Materi Pengurusan Jenazah Kelas X di MAN 2
Tangerang”. Program Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2018 M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas
X di MAN 2 Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif dengan bentuk metode deskriptif analisis, dan untuk pengambilan data
nya menggunakan instrumen angket/kuesioner tertutup, wawancara, dan penilaian
observasi.
Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi
pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang termasuk pada kategori tinggi.
Dengan diperkuat oleh hasil penilaian observasi yang diperoleh seluruh siswa
yang masuk dalam kategori sangat baik atau sangat tinggi.
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa, lagi maha penyayang
terhadap hamba-hamba Nya. Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah diciptakan oleh Allah sebagai makhluk
penyempurna akhlak dan menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh umat
manusia.
Adapun setelah itu, atas berkat rahmat dan pertolongan Allah Swt.
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini walaupun mungkin masih
banyak kekurangan di dalam konten nya.
i
pimpin. Serta para dewan guru dan masyarakat sekolah lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.
8. Mumuh Mursyidi, S.Pd. selaku guru Fiqih di MAN 2 Tangerang yang
sudah membantu penulis untuk melengkapi data-data yang penulis
butuhkan.
9. Kepada orang tua tercinta (Alm. Bapak Karto dan Ibu Sidiyah) yang tiada
henti-henti nya mendoakan penulis, memberikan dukungan baik berupa
moril maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan studi S1 ini
dengan baik, tidak lupa kakak (Kadma) dan kedua adikku (Irwanto dan
Siti Maemunah) yang tiada henti nya selalu memberikan motivasi dan
menjadi inspirasi penulis untuk selalu semangat dalam menuntut ilmu.
Dan seluruh keluarga yang tiada henti selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis.
10. Guru-guruku, sahabat-sahabatku baik keluarga pesantren luhur
Sabilussalam angkatan XXI dan keluarga besar PAI A (MAFAZA) 2014
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis sampai rampung nya
skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa mendoakan kalian semua, semoga Allah swt
membalas dengan balasan yang berlipat gamda dan dicatat sebagai kebaikan.
Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
Adapun skripsi ini saya susun sebagai wujud kewajiban saya selaku
mahasiswi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI), Saya selaku penyusun memohon maaf jika dalam Skripsi ini masih
terdapat kekurangan karena terbatasnya sumber referensi yang ada. Sebuah
pepatah mengatakan,”Tiada gading yang tak retak”, karena tiada sesuatu yang
sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran
terhadap perbaikan skripsi ini sangat saya nantikan untuk perbaikan di kemudian
hari.
Ciputat, 09 Agustus 2018
Siti Rohemi
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................7
C. Pembatasan Masalah.......................................................................7
D. Perumusan Masalah........................................................................8
E. Tujuan Penelitian.............................................................................8
F. Manfaat Penelitian...........................................................................9
i
2. Keberhasilan Belajar Mengajar...................................................22
a. Pengertian Keberhasilan Mengajar..............................................22
b. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Mengajar...................23
c. Keberhasilan Belajar Mengajar Menurut Ajaran Islam..…. 25
4. Pengurusan Jenazah....................................................... 28
a. Hal-hal yang harus dilakukan terhadap orang mati............... 28
b. Kewajiban yang harus dilakukan terhadap orang yang meninggal 29
B. Hasil Penelitian Relevan................................................................30
i
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 84
A. Kesimpulan......................................................................................84
B. Saran..................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................87
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................90
DAFTAR TABEL
Tabel 26 Gaya guru fiqih menyampaikan materi menarik sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran 67
Tabel 27 Guru fiqih menyampaikan materi pengurusan jenazah dengan suara yang
lantang sehingga terdengar jelas oleh siswa 67
Tabel 28 Guru fiqih menjadikan siswa sebagai objek utama dalam proses
pembelajaran 68
Tabel 31 Alat-alat yang digunakan untuk materi pengurusan jenazah sudah tersedia
disekolah 70
Tabel 33 Guru fiqih membutuhkan persiapan yang lebih untuk menggunakan metode
demonstrasi 71
Tabel 36 Tidak semua peserta didik berminat mengikuti proses pembelajaran materi
pengurusan jenazah 73
Tabel 37 Saya berasumsi tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi
pengurusan jenazah 73
1
Nyayu Khadijah,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2014),cet
2,h.47.
1
2
2
Abuddin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajara,(Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group,2014),cet.ke-3,h.102-105.
3
yang dilakukan oleh pendidik atau orang dewasa lainnya untuk membuat
pembelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Dari
uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran bukan
menitik beratkan pada “apa yang dipelajari”, melainkan pada “bagaimana
membuat pembelajar mengalami proses belajar”, yaitu proses belajar yang
dilakukan dengan cara-cara untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan
cara mengelola pembelajaran. Adapun komponen-komponen pembelajaran
sendiri ada dua, yaitu: (1) merancang tujuan belajar dan (2)
mengidentifikasi peristiwa pembelajaran yang tepat untuk tujuan yang
ditentukan.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai hasil yang
diharapkan. Hasil pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu: efektivitas pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan
daya tarik pembelajaran. Efektivitas pembelajaran diukur dari tingkat
prestasi yang dicapai oleh siswa. Prestasi siswa bentuknya bermacam-
macam, mulai dari yang sifatnya pengetahuan generik seperti mampu
memecahkan masalah, mampu menemukan hubungan, mampu berpikir
logis, hingga pengetahuan yang sifatnya spesifik isi seperti mampu
mengingat fakta tertentu, mampu mengklasifikasikan contoh-contoh
konsep tertentu, dan mampu mengikuti prosedur tertentu.3
Ketika anak didik belum mampu berkonsentrasi atau belum bisa
fokus dalam proses pembelajaran, atau ketika sebagian besar anak didik
membuat kegaduhan, atau anak didik menunjukkan sikap pasif seperti
kelesuan, minat anak didik menurun atau berkurang, dan ketika sebagian
besar anak didik tidak menguasai bahan ajar/materi yang telah
disampaikan oleh guru, maka ketika itulah guru mempertanyakan faktor
penyebabnya dan berusaha mencari solusi dan jalan keluarnya secara
tepat. Kerena bila tidak, maka apa yang disampaikan oleh pendidik akan
sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu penyebabnya
3
Nyayu Khadijah,Op;cit;h.175-179.
4
4
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Rineka
Cipta,2013),cet ke-5,h.76-77.
5
Elaine K.Mcewan,10 Karakter yang Harus dimiliki Guru yang sangat Efektif,(Jakarta: PT
Indeks,2014),h.92-93.
5
PAI yang bersifat prosedural. “Bagi segala sesuatu itu ada metodenya,
dan metode masuk surga adalah ilmu” (HR. Dailami).6
Salahsatu diantara metode belajar mengajar yaitu salah satunya
adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode yang cara
penyajian pembelajarannya dengan cara memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai
dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa bisa
langsung mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik untuk digunakan agar supaya
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses
bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu
cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu.7
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang
diharapkan mampu memberikan peranan dalam usaha menumbuhkan, dan
mengembangkan rasa atau sikap keberagamaan pada setiap siswa. Rasa
dan sikap keberagamaan yang tinggi yang berada dalam diri siswa adalah
merupakan cerminan dari keberhasilan pengajaran guru agama di sekolah
dalam menyampaikan pelajaran agama melalui usaha-usaha pendidikan.
Salah satu diantara bidang studi atau matapelajaran yang termasuk
kedalam ruang lingkup pendidikan agama Islam adalah bidang studi Fiqih.
Secara global bidang studi Fiqih merupakan salah satu bidang studi agama
6
Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013),cet
ke-10,h.135.
7
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,Op;cit,h.90-91.
6
dalam mempraktekannya, selain itu siswa akan lebih mudah menyerap dan
memahami materi yang disampaikan guru fiqih.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas penelitian
skripsi ini dengan judul “Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap
Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah kelas X di
MAN 2 Tangerang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat di latar belakang masalah di atas,
maka penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Fiqih belum mencapai keefektifan yang ideal.
2. Pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah belum
menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik.
3. Penyalahgunaan pemakaian metode yang belum sesuai atau belum
tepat, sehingga menyebabkan tujuan dari pembelajaran belum
berhasil atau tidak tercapai.
4. Tingkat persentasi keberhasilan penggunaan metode demontrasi
dalam kegiatan pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan
jenazah kelas X.
5. Faktor-faktor pendukung dan penghambat keberhasilan
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih terkait
materi pengurusan jenazah kelas X.
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis
perlu membatasi masalah yang diteliti supaya terjawab lebih jelas dan rinci.
Adapun dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi di atas,
penulis hanya membatasi pada:
1. Pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan jenazah yang belum
efektif karena penyalahgunaan atau penempatan metode yang belum
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka penulis
menemukan rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa saja upaya guru fiqih dalam menggunakan metode demonstrasi
agar pembelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang, terkait materi
pengurusan jenazah berlangsung efektif?
2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat
keberhasilan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran
fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang terkait materi pengurusan
jenazah?
3. Seberapa besar tingkat keefektifan penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Tangerang terkait
materi pengurusan jenazah?
4. Apakah penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang sudah Efektif ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui upaya guru fiqih dalam menggunakan metode
demonstrasi agar pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah berlangsung efektif di MAN 2 Tangerang.
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sebagai tugas akhir kuliah untuk memenuhi syarat
mencapai gelar sarjana pendidikan serta Sebagai tambahan wawasan
keilmuan untuk penulis umumnya bagi para pendidik.
2. Bagi civitas akademik, untuk memperluas khazanah keilmuan dalam
dunia pendidikan, dan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang
lain.
3. Untuk lembaga, menjadi masukan dan evaluasi kedepan dalam
meningkatkan keberhasilan dan kefektifan penggunaan metode
demonstrasi umumnya untuk sekolah atau lembaga pendidikan yang
lain dan khususnya di MAN 2 Tangerang.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia,Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,(Jakarta:
Balai Pustaka,2002), edisi ke-3,h.284.
9
Ariel Sharon Sumenge,Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),Jurnal EMBA Vol.1No.3,2013,h.75.
10
Sapto Haryoko,Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran,Jurnal Edukasi Vol.5, No.1,2009,h.3.
10
1
dari apa yang kita cari serta kita mampu menggunakannya dikehidupan kita
sehari-hari, itu semua sedikit dari kesuksesan ilmu yang bisa kita terapkan
dalam proses belajar mengajar di sekolah.12
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan metode adalah cara atau jalan yang mesti dilalui
agar mencapai suatu tujuan tertentu.13
Metodologi pembelajaran adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-
cara bagaimana melakukan aktivitas yang tersistem dan tersusun secara
sistematis dari sebuah lingkungan yang terdiri atas guru dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam suatu kegiatan sehingga proses belajar
mengajar dapat tercapai dengan baik tujuan yang telah dirumuskan oleh para
guru. Hal ini sebuah metode diciptakan untuk merealisasikan strategi
pembelajaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan yang didapatkan tergantung
kepada guru yang menggunakan metode tersebut dalam proses
pembelajarannya. Dalam setiap metode pembelajaran memiliki ranah
pembelajaran yang paling menonjol, adapun ranah pembelajaran ada tiga
macam, yaitu: ranah kognitif (ranah perubahan pengetahuan, ranah afektif
(ranah perubahan tingkah laku), dan ranah psikomotorik (ranah perubahan pada
peningkatan keterampilan).14
Fungsi metode secara umum dapat diartikan sebagai pemberi jalan
atau cara yang dibuat atau dilaksanakan sebaik mungkin bagi pelaksanaan
operasional dan ilmu pendidikan tersebut. Dalam menyampaikan suatu materi
pendidikan kepada peserta didik sebagaimana disebutkan di atas perlu
ditetapkan metode yang didasarkan kepada pandangan dan persepsi dalam
menghadapi manusia sesuai dengan unsur penciptaannya, yaitu jasmani, akal,
12
Abdul Majid Khon,Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan,(Jakarta: Prenada Media
Group,2015),cet.3,h.171-172.
13
Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Gaya Media
Pratama,2005),cet.1,h.143.
14
Ali Mudlofir & Evi Fatimatur R,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2017),cet ke-2,h.105.
1
dan jiwa yang kemudian diarahkan menjadi orang yang sempurna. Karena itu
materi pendidikan yang disajikan oleh al-Qur’an senantiasa mengarah kepada
perkembangan jiwa, akal, dan jasmani manusia itu. Maka dengan demikian,
jelaslah bahwa metode amat berfungsi menyampaikan materi pendidikan.15
Dari perpaduan hal-hal yang telah disebutkan di atas akan menjadi sebuah
pertimbangan dalam memilih dan menetukan penggunaan suatu metode yang
paling baik dan tepat.
a) Faktor Manusia
(1) Guru (Instruktur)
Pengetahuan seorang guru, pengalaman pendidikan nya, dan juga
kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan metode.
(2) Siswa (Peserta latihan)
Dalam proses pembelajaran siswa selalu menjadi sorotan yang utama,
seorang pendidik harus memperhatikan siapa yang akan dihadapinya tersebut,
pendidik harus bisa melihat kemampuan dan latar belakang dari masing-masing
peserta didiknya tersebut.
15
Ibid,h.146.
1
b. Metode-metode Pembelajaran
Dibawah ini beberapa macam metode pembelajaran yang biasa atau dapat
digunakan oleh guru:
1) Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode
tradisional, karena metode ini sudah ada sejak dahulu metode ini sering
digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran.
Adapun kelebihan dari metode ceramah ini adalah sebagai berikut:
a) Guru mudah menguasai kelas,
b) Mudah dilaksanakan,
c) Dapat dilakukan dengan peserta didik yang berjumlah
besar, Selanjutnya kekurangan dari metode ceramah:
a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme,
b) Jika terlalu lama maka proses pembelajaran akan membosankan,
c) Sulit untuk mengontrol sejauh mana perolehan pengetahuan
peserta didik,
16
Jamaludin, Dkk,Pembelajaran Perspektif Islam,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2015),cet.1,h.172-175.
1
17
Jumanta Hamdayana,Metodologi Pengajaran,(Jakarta: Bumi Aksara,2016),cet.1,h.98-
104.
1
7) Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan
pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh
murid.
Adapun kelebihan dari metode tanya jawab ini adalah sebagai berikut:
a) Pertanyaan mampu membangkitkan minat, dan mampu
merangsang untuk melakukan penyelidikan,
b) Pertanyaan fakta atau problem dapat mengarahkan belajar kepada
tujuan hendak dicapainya,
c) Dari pertanyaan dapat mengurangi proses lupa,
d) Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang,
e) Peserta didik belajar menjawab pertanyaan dengan baik dan
tepat. Selanjutnya kekurangan dari metode ini adalah:
a) Murid dapat ketakutan dan gugup atau panik selama tanya jawab
berlangsung,
b) Tidak bisa digunakan untuk skala peserta yang jumlahnya besar,
c) Keterbatasan waktu ketika proses pembelajaran.19
18
Jamaludin, Dkk,Op;cit,h.184-187.
19
Ibid;h.195-198.
2
2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Sebelum metode demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh seorang guru diantaranya:
(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas dan siswa bisa fokus dengan apa yang di
demonstrasikan.
(2) Seorang guru mengemukakan dulu tujuan yang hendak dicapai oleh
siswa sebelum pembelajaran atau materi dijelaskan kepada siswa.
(3) Guru mengemukakan atau menjelaskan kepada peserta didik tugas-
tugas apa saja yang harus peserta didik lakukan. Seperti, peserta didik
ditugaskan mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
pembelajaran metode demonstrasi.
b) Langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki yang mengarahkan siswa kepada materi
pembelajaran yang hendak dilaksanakan, sehingga peserta didik
termotivasi untuk memerhatikan dan mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan metode demonstrasi.
(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan, menyenangkan,
menggembirakan dan menghindari suasana yang menegangkan, bahkan
suasana yang membuat peserta didik ketakutan.
(3) Yakinkan terlebih dahulu bahwa semua siswa sudah mengikuti
jalannya pembelajaran dengan metode demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
(4) Berikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk ikut serta secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
pembelajaran metode demonstrasi itu.
2
20
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group,2013),cet.10,h.153-154.
2
a) Metode ilmiah yang modern, yaitu metode penjelasan dengan lisan untuk
menghindari verbalisme dalam pelajaran.
b) Metode gradasi (pertahapan) dan pengulangan, metode ini lebih bersifat
rinci supaya peserta didik lebih paham sesuai dengan tingkat berfikirnya.
c) Selain metode perlu didukung dengan media atau alat peraga, hal ini
membantu peserta didik dalam memahami pelajaran.
d) Metode karya wisata agar siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran
langsung.
e) Hindari pembelajaran secara ringkas, dan pendidik dianjurkan untuk
memberikan punishment yang mendidik kepada peserta didik untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3) Masa Modern
Metode berikut ini adalah pengembangan metode-metode di masa
klasik dan pertengahan yaitu:
a) Ceramah menggunakan media,
b) Hafalan mandiri,
2
Dari masa ke masa metode dapat disimpulkan sama saja, hanya saja yang
membedakan dalam perkembangan nya metode dibantu dengan media atau
alat peraga.21
21
Armai Arief,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.(Jakarta:
Ciputat Pers,2002),cet.1,h.44-49.
2
22
Abudin Nata,Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran,
(Kencana PRENADAMEDIA GROUP: Jakarta,2014),cet.3,h.311-313.
2
23
Ibid;h.314-
2
24
Alaiddin Koto,Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih,(PT Raja Grafindo Persada: Jakarta,2004),h.1-
2.
25
Ibid;h.13-
2
26
Ibid;h.10.
27
Abdul Wahab Khalaf,Ilmu Ushul Fiqih,(Semarang: Dina Utama,1994),cet ke-
2
4. Pengurusan Jenazah
28
Sulaiman Rasjid,Fiqih Islam,(Bandung: Sinar Baru Algensindo,2017),cet.78,h.162-
3
29
Supiana & M.Karman,Materi Pendidikan Agama Islam,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009),cet ke-4,h.52.
30
M.Ardani,Fiqih Ibadah Praktis,(Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama,2008),cet.1,h.222-
3
3) Menyolati jenazah
Setelah jenazah beres dikafani maka kewajiban selanjutnya adalah
menyolatinya. Apabila jenazahnya laki-laki, sebaiknya posisi imam berdiri
sejajar dengan kepalanya. Dan jika jenazahnya adalah seorang perempuan,
maka posisi imam berdiri sejajar dengan pinggangnya.
4) Menguburkan jenazah
Setelah jenazah dimandikan, dikafani, dishalatkan kewajiban
selanjutnya adalah menguburkan jenazah tersebut. Ketika membawa
jenazah disunnahkan dilakukan dengan segera, sebagaimana hadis Nabi
saw, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Hendaklah kamu segerakan
mengangkat jenazah, karena jika ia seorang saleh maka kamu
menyegerakannya kepada kebaikan, dan jika bukan orang saleh, maka
supaya kejahatan itu segera terbuang dari tanggunganmu”.31
31
Supiana &
3
juga perbedaan nya terletak pada tempat dan kelas yang penulis teliti. Di
atas tingkatan nya di tingkatan MTs sedangkan penulis di tingkat MA.
2. Efektivitas metode demonstrasi terhadap pembelajaran bidang studi fiqih
pada siswa kelas VII di MTs al-Falah. Skripsi ini disusun oleh Dian
Amalia NIM 10401100133. Mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010.
Dalam skripsi nya menjelaskan bahwa metode merupakan salah
satu komponen terpenting dalam suatu pembelajaran, penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
pendekatan deskritif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih
siswa kelas VII di MTs al-Falah. Dalam kesimpulannya menyatakan
bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih kelas
VII di MTs al-Falah sudah efektif.
Dalam penelitian tersebut juga terdapat perbedaan dari segi fokus
materinya, penelitian tersebut masih mencakup sekeluruhan sedangkan
penelitian yang saya akan lakukan hanya terfokus pada satu materi fiqih
tentang pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang. Akan tetapi
memiliki persamaan dari segi metodologi penelitian nya sama-sama
menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dalam pengumpulan data, fakta dan informasi
penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dengan metode
deskriptif analisis, ini semua untuk memudahkan penulis dalam
mengumpulkan dan menganalisis data penelitian tentang efektivitas metode
demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah
kelas X di MAN 2 Tangerang.
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek penelitian sesuai dengan fakta
atau apa adanya. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan dengan tujuan
yaitu: menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat.32
Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan, penulis dalam karya
ilmiah ini menggunakan dua macam metode pengumpulan data,
pengumpulan data ini diperoleh dengan cara melakukan hal-hal berikut:
32
Sukardi,Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara,2003),cet.1,h.157.
32
3
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data
Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi
Pengurusan Jenazah untuk siswa kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang
No Pokok Sub Pokok Indikator Nomor Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan soal soal
3.Memperhitungkan 3 1 Item
efesiensi waktu yang
akan dibutuhkan.
A. Tahap Persiapan:
B. Tahap Pelaksanaan
1.Mengawali 14 1 Item
demonstrasi dengan
memberikan
3
rangsangan/stimulus
kepada peserta didik agar
menarik perhatian
peserta didik untuk
berpikir.
5.Memberikan 15 1 Item
kesempatan kepada
peserta didik untuk ikut
serta secara aktif ketika
proses pembelajaran
berlangsung.
demonstrasi mampu
pada mendemonstrasikannya
pembelajara terlebih dahulu sebelum
n fiqih dilaksanakan di dalam
terkait kelas.
materi
2.Peralatan 1.Kesediaan alat peraga 29 1 Item
pengurusan
yang digunakan terkait
jenazah.
pengurusan jenazah
kurang lengkap untuk
menunjang proses
penggunaan metode
demonstrasi.
pengalaman dan
kemampuan peserta
didik.
Jumlah 37
4
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi
Pengurusan Jenazah untuk siswa kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang
No Pokok Sub Pokok Indikator Nomo Jumlah
Pertanyaan Pertanyaan r soal soal
A. Tahap Persiapan:
B. Tahap Pelaksanaan
2.Setelah
mendemosntarsikan
pengurusan jenazah siswa 25 1 Item
dapat
mengimplementasikannya
lebih baik lagi dari
sebelumnya.
31
34
Mahmud,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Pustaka Setia,2011),cet.10,h.168
5
Tabel 3
Reliability Statistics
,864 37
P = f x 100%
N
Keterangan :
P : Angka Prosentasenya
F : Frekuensi yang sedang dicari
prosentasenya N : Number of cases atau
banyaknya individu 100% : Bilangan tetap
4 3 2 1
R = Xmaksimal – Xminimal
Keterangan:
X max = skor maksimum
X min = skor minimum
Dengan rumus di atas, maka akan didapat daerah jangkauan (range) sebagai
berikut:
R = 148 – 37
R = 111
Kemudian dari hasil perhitungan tersebut, dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu :
Tabel 6
Skor inventori efektivitas meode demnstrasi terhadap pembelajaran fiqih
tentang materi pengurusan jenazah kelas X
Kategori Skor Frekuensi Prosentasi
Rendah 37 – 74 0 0%
Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas X MAN 2
Tangerang mendapat skor tertinggi sebanyak 59,85%, skor sedang sebanyak
40,14%, dan skor terendah adalah 0%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran umum tentang efektivitas metode demonstrasi terhadap
pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan jenazah kelas X di MAN
2 Tangerang
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dengan populasi
yaitu siswa kelas X.1 sampai dengan kelas X.6 yang berjumlah kurang
lebih 240 siswa, dan yang dijadikan responden atau sample dalam
penilitian ini berjumlah 142 orang. Angket ini diberikan kepada responden
tersebut untuk mendapatkan data tentang efektivitas metode demonstrasi
terhadap pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di
MAN 2 Tangerang. Angket ini berisi 37 pertanyaan dengan empat
alternativ jawaban yang beragam.
Setelah hasil Uji Validitas dan Reliabilitas maka angket atau
kuesioner yang digunakan dapat dikatakan teruji kebenarannya
(keshahihannya) atau Valid dan Reliable atau konsisten tidak berubah-
ubah, sehingga angket atau kuesioner ini sudah memenuhi syarat dalam
penelitian. Sehingga data tersebut sudah bisa digunakan dalam penelitian.
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hasil angket, maka penulis
mendeskripsikan data tersebut dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 7
Saya mendengarkan dengan jelas saat guru fiqih menjelaskan tujuan pembelajaran
demonstrasi materi pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
1 Selalu 84 59,15%
Sering 28 19,71%
Kadang-kadang 29 20,42%
Tidak pernah 1 00,70%
54
5
35
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
5
Tabel 9
Saya merasa guru fiqih sudah memperhitungkan efisiensi waktu yang dibutuhkan
untuk demonstrasi pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
3 Selalu 50 35,21%
Sering 62 43,66%
Kadang-kadang 16 11,26%
Tidak pernah 14 09,85%
Total 142 100
Pada item nomor 4, dinyatakan bahwa guru fiqih harus selalu intropeksi
diri saat materi pengurusan jenazah berlangsung, data tersebut bisa dilihat siswa
5
yang menjawab setuju sebanyak 37,32%, yang menjawab kurang setuju sebanyak
30,28%, yang menjawab tidak setuju 20,42% dan yang menjawab sangat tidak
setuju 11,97% saja. Namun hal ini diperkuat oleh pernyataan guru fiqih dalam
wawancara pribadi dengan penulis bahwasanya guru fiqih menyatakan dirinya
selalu intropeksi diri dengan cara selalu mengingat bahwa dirinya yang sedang
diurusi jenazahnya, dan dijadikan ibrah sebagai pengingat kepada manusia yang
masih hidup untuk selalu menyiapkan diri akan datang nya kematian.36
Tabel 11
Guru fiqih membuat rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
5 Selalu 101 71,12%
Sering 25 17,60%
Kadang-kadang 11 07,74%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100
Pada item nomor 5, dinyatakan bawa guru fiqih harus membuat rencana
penilaian terhadap kemampuan siswa. Adapun data tersebut diantara nya dari
siswa yang menjawab selalu sebanyak 72,12%, yang menjawab sering 17,60%,
yang menjawab kadang-kadang 07,74%, dan yang menjawab tidak pernah
sebanyak 03,52%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru fiqih selalu menyiapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan siswa-siswanya perihal materi pengurusan
jenazah.
Tabel 12
Sebelum demonstrasi dimulai guru fiqih melakukan uji coba terlebih dahulu.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
6 Selalu 41 28,87%
Sering 25 17,60%
Kadang-kadang 34 23,94%
Tabel 14
Guru fiqih menjelaskan pokok-pokok materi pengurusan jenazah supaya mudah
untuk diingat oleh siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
8 Selalu 101 78,16%
Sering 24 16,90%
Kadang-kadang 13 09,15%
Tidak pernah 4 02,81%
Total 142 100
Pada item nomor 9, guru fiqih harus menciptakan suasana kelas yang
nyaman, harmonis dan kondusif saat proses demonstrasi berlanngsung. Adapun
data yang diperoleh yang menjawab selalu sebanyak 50,70%, siswa yang
menjawab sering sebanyak 28,87%, yang menjawab kadang-kadang 16,90% dan
6
yang menjawab tidak pernah sebanyak 03,52%. Hal ini terbukti bahwa guru sudah
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, harmonis dan kondusif
sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Tabel 16
Saya mengikuti proses pembelajaran materi pengurusan jenazah dengan fokus.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
10 Selalu 93 65,49%
Sering 31 21,83%
Kadang-kadang 18 12,67%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100
Pada item nomor 11, guru fiqih memperhatikan siswa-siswa nya saat
proses demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung. Hal ini didapatkan data
siswa yang menjawab selalu sebanyak 70,42%, siswa yang menjawab sering
6
18,30%, siswa yang menjawab kadang-kadang 07,04%, dan siswa yang menjawab
tidak pernah hanya sebanyak 04,22% saja. Hal ini siswa mengakui bahwa guru
fiqihnya sudah memperhatikan siswa-siswa nya dengan baik dan teliti.
Tabel 18
Guru fiqih mengatur posisi duduk siswa supaya bisa memperhatikan
dengan fokus.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
12 Selalu 30 21,12%
Sering 34 23,94%
Kadang-kadang 38 26,76%
Tidak pernah 40 28,16%
Total 142 100
Pada item nomor 12, guru fiqih sebelum pembelajaran dimulai mengatur
posisi tempat duduk siswa supaya siswa bisa memperhatikan dengan fokus. Data
yang didapat untuk siswa yang menjawab selalu sebanyak 21,12%, siswa yang
menjawab sering 23,94%, siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak
26,76% dan siswa yang menjawab tidak pernah jauh lebih banyak sebanyak
28,16% hal ini karena guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur
tempat atau posisi duduknya sendiri karena diharapkan siswa memilih posisi yang
nyaman untuk dirinya sehingga mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
Tabel 19
Guru fiqih memberikan introduksi awal kepada siswa tentang tugas-tugas yang
harus dilakukan oleh siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
13 Selalu 70 49,29%
Sering 38 26,76%
Kadang-kadang 26 18,30%
Tidak pernah 8 05,63%
Total 142 100
6
Pada item nomor 13, guru fiqih memberikan introduksi awal kepada siswa
tentang tugas-tugas apa saja yang nantinya perlu dilakukan oleh siswa, hal ini
dapat dilihat dari data siswa yang menjawab selalu sebanyak 42,29%, siswa yang
menjawab sering sebanyak 26,76%, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 18,30% dan yang menjawab tidak pernah hanya 05,63% saja. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswa mendapatkan pengarahan terlebih dahulu dari
guru fiqih mengenai tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh mereka.
Tabel 20
Sebelum pembelajaran dimulai guru fiqih memberikan pertanyaan/teka-teki,
seputar materi pengurusan jenazah untuk menarik perhatian siswa agar siswa
berpikir.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
14 Selalu 30 21,12%
Sering 27 19,01%
Kadang-kadang 34 23,94%
Tidak pernah 51 35,91%
Total 142 100
Tabel 21
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
15 Selalu 113 79,57%
Sering 23 16,19%
Kadang-kadang 5 03,52%
Tidak pernah 1 00,70%
Total 142 100
Pada item nomor 15, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran. Hal ii diperoleh data siswa yang menjawab
selalu sebanyak 79,57% dan terbilang tinggi, jadi bisa diartikan siswa saat
pembelajaran demonstrasi pengurursan jenazah berlangsung mereka ikut serta
aktif dan tidak pasif. Siswa yang menjawab sering sebanyak 16,19%, siswa yang
menjawab kadang-kadang 03,52%, dan siswa yang menjawab tidak pernah hanya
00,70% saja. Hal ini pun diperkuat oleh guru fiqih bahwa beliau selalu
memberikan kesempatan siswa-siswa nya untuk aktif dalam pembelajaran karena
itulah pembelajaran akan terasa hidup dan tidak membosankan.39
Tabel 22
Guru fiqih memberikan tugas-tugas mengenai materi pengurusan jenazah kepada
siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
16 Selalu 65 45,77%
Sering 46 32,39%
Kadang-kadang 26 18,30%
Tidak pernah 5 03,52%
Total 142 100
melakukan evaluasi diantara nya dengan ulangan harian, tes lisan, atau bentuk
evaluasi lainnya.41
Tabel 24
Saya merasa bahwa guru fiqih sangat berkompeten/menguasai materi
pengurusan jenazah secara keseluruhan.
No. Item Alternatif Frekuensi Prosentase
Jawaban
18 Setuju 101 71,12%
Kurang Setuju 27 19,01%
Tidak Setuju 13 09,15%
Sangat Tidak Setuju 1 00,70%
Total 142 100
Pada item nomor 19, poin guru fiqih sudah berpengalaman terkait
materi pengurusan jenazah, adapun data yang diperoleh dari siswa yang
menjawab setuju sebanyak 74,64%, siswa yang menjawab kurang setuju
sebanyak 17,60%, siswa yang menjawab tidak setuju sebanyak 07,74%,
dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini berarti guru fiqih
pun sudah berkompeten dalam bidang ini yaitu terkait pengurusan jenazah.
Tabel 26
Gaya guru fiqih menyampaikan materi menarik sehingga siswa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
20 Selalu 54 38,02%
Sering 44 30,98%
Kadang-kadang 35 24,64%
Tidak pernah 9 06,33%
Total 142 100
Pada item nomor 22, guru fiqih menjadikan siswa sebagai objek
utama dalam proses pembelajaran , didapatkan data siswa yang menjawab
selalu sebanyak 51,40%, siswa yang menjawab sering sebanyak 29,57%,
siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 13,38%, dan siswa yang
menjawab tidak pernah hanya 05,63% saja.
Tabel 29
Guru fiqih mengetahui karakteristik masing-masing siswa.
Pada item nomor 24, dengan jumlah siswa yang ada yakni sekitar
40 siswa perkelas nya, bahwa memilih metode demonstrasi pada materi
pengurusan jenazah sudah efektif. Hal ini didapatkan data yaitu siswa
yang menjawab selalu sebesar 45,77%, siswa yang menjawab kurang
Tabel 32
Guru fiqih memiliki kemampuan dalam memanfaatkan waktu untuk
berdiskusi, tanya jawab, menyimpulkan, dan waktu berkomentar
dengan baik.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
26 Selalu 91 64,08%
Sering 35 24,64%
Kadang-kadang 16 11,26%
Tidak pernah 0 0%
Total 142 100
Pada item nomor 27, didapatkan data siswa yang menjawab pada
poin guru fiqih membutuhkan persiapan yang lebih untuk menggunakan
metode demonstrasi, siswa yang menjawab selalu sebanyak 29,57%, siswa
7
Pada item nomor 28, didapatkan data siswa yang menjawab selalu
sebanyak 43,66%, siswa yang menjawab sering sebanyak 26,05%, siswa
yang menjawab kadang-kadang sebanyak 16,19% dan siswa yang
menjawab tidak pernah sebanyak 14,08%.
Tabel 35
Kesediaan alat peraga untuk pengurusan jenazah kurang lengkap.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
29 Setuju 73 51,40%
Kurang Setuju 25 17,60%
Tidak Setuju 17 11,97%
Sangat Tidak Setuju 27 19,01%
Total 142 100
45
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7
Pada item nomor 29, siswa banyak yang menyatakn setuju sebanyak
51,40% tentang ketidak lengkapan alat peraga yang disediakan disekolah, siswa
yang menjawab kurang setuju sebanyak 17,60%, siswa yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 11,97%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju hanya
sebanyak 19,01%.
Tabel 36
Tidak semua peserta didik berminat mengikuti proses pembelajaran materi
pengurusan jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
30 Setuju 36 25,35%
Kurang Setuju 46 32,39%
Tidak Setuju 46 32,39%
Sangat Tidak Setuju 14 09,85%
Total 142 100
Pada item nomor 30 siswa yang menyatakan setuju sebanyak 25,35% pada
poin tidak semua siswa berminat mengikuti proses pembelajaran tentang materi
pengurusan jenazah, dan siswa yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju
sebanyak 32,39%, dan yang menjawab sangat tidak setuju hanya sebanyak
09,85%. Jadi pada poin ini banyak siswa yang berminat dalam mengikuti
pembelajaran materi pengurusan jenazah ini.
Tabel 37
Saya berasumsi tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi pengurusan
jenazah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
31 Setuju 20 14,08%
Kurang Setuju 28 19,71%
Tidak Setuju 37 26,05%
Sangat Tidak Setuju 57 40,14%
Total 142 100
7
Pada item nomor 31, diperoleh data siswa yang menjawab setuju pada
pernyataan tidak ada timbal balik untuk saya mempelajari materi pengurusan
jenazah adalah sebanyak 14,08%, yang menjawab kurang setuju sebanyak
19,71%, siswa yang menjawab tidak setuju 26,05%, dan banyak sekali siswa yang
menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 40,14%. Hal ini menunjukkan
bahwa mempelajari materi pengurusan jenazah sangatlah bermanfaat baik untuk
kita maupun untuk orang banyak.
Tabel 38
Suasana di dalam kelas tertib saat proses pembelajaran berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
32 Selalu 49 34,50%
Sering 54 38,02%
Kadang-kadang 38 26,76%
Tidak pernah 1 00,70%
Total 142 100
Pada item nomor 32 diperoleh data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan suasana didalam kelas tertib saat proses pembelajaran berlangsung
sebanyak 34,50%, yang menjawab sering sebanyak 38,02%, siswa yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 26,76%, dan siswa yang menjawab tidak
pernah hanya 00,70%. Hal ini berarti siswa selalu tertib saat proses pembelajaran
berlangsung.
Tabel 39
Suasana di dalam kelas gaduh/rusuh saat proses demonstrasi berlangsung.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
33 Selalu 13 09,15%
Sering 43 30,28%
Kadang-kadang 52 36,61%
Tidak pernah 34 23,94%
Total 142 100
7
Pada item nomor 33 didapat data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan kelas selalu ramai dan gaduh saat proses pembelajaran berlangsung
sebanyak 09,15%, siswa yang menjawab sering sebanyak 30,28%, siswa yang
menjawab kadang-kadang 36,61%, dan siswa yang menjawab tidak pernah
sebanyak 23,61%. Hal ini dipertegas oleh guru fiqih bahwa saat proses
pembelajaran berlangsung kelas memang ramai, akan tetapi kondusif, hal ini
menunjukkan bahwa mereka antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
bukan justru sebaliknya.46
Tabel 40
Setelah saya mempelajari materi pengurusan jenazah wawasan saya semakin
bertambah.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
34 Setuju 119 83,80%
Kurang Setuju 19 13,38%
Tidak Setuju 2 01,40%
Sangat Tidak Setuju 2 01,40%
Total 142 100
Pada item nomor 34, didapatkan data siswa yang menyatakan setuju pada
pernyataan wawasan siswa semakin bertambah setelah mempelajari materi
pengurusan jenaah dengan metode demonstrasi sebanyak 83,80%, siswa yang
menjawab kurang setuju sebanyak 13,38%, siswa yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju sebanyak 01,40%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa
mendapatkan tambahan wawasan dan pengalamn baru terkait materi pengurusan
jenazah.
Tabel 41
Saya mampu mengimplementasikan materi pengurusan jenazah lebih baik lagi
dari sebelumnya.
46
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7
Pada item nomor 35 diperoleh data siswa yang menjawab selalu pada
pernyataan mampu untuk mengimplementasikan materi pengurusan jenazah yang
sudah didapat disekolah lebih baik lagi dari sebelumnya sebanyak 61,26%, siswa
yag menjawab sering sebanyak 28, 87%, siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 09, 85%, dan 0% pda jawaban tidak pernah.
Tabel 42
Penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah sangat
bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa.
No. Item Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
36 Setuju 119 83,80%
Kurang Setuju 18 12,67%
Tidak Setuju 2 01,40%
Sangat Tidak Setuju 3 02,11%
Total 142 100
Pada item nomor 36 didapatkan data siswa yang menjawab setuju pada
pernyataan penggunaan metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah
sangat bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa sebanyak 83,80%,
yang menjawab kurang setuju sebanyak 12,67%, siswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 01,40%, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak
02,11%.
Tabel 43
Guru fiqih menggunakan media tambahan seperti (audio/visual/power point)
untuk mendukung berjalannya metode demonstrasi.
7
Pada item nomor 37, diperoleh hasil data siswa yang menjawab selalu
pada pernyataan guru fiqih menggunakan media tambahan seperti
audio/visual/power point untuk mendukung berjalannya metode demonstrasi
sebanyak 59,15%, siswa yang menjawab sering sebanyak 16,90%, siswa yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 14,08% dan siswa yang menjawab tidak
pernah sebanyak 09,85%. Hal ini dipertegas juga oleh pendapat guru fiqih yang
menyatakan pada hasil wawancara bahwasanya beliau selalu menggunakan media
power point untuk membantu menyampaikan materi pengurusan jenazah kepada
siswa, sebelum metode demonstrasi diperagakan atau dilaksanakan.47
Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan
penelitian di atas, dapat disimpulkan bahawa tingkat keefektifan metode
demonstrasi terhadap materi pembelajaran fiqih tentang materi pengurusan
jenazah “Tinggi”, hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian jawaban dari skor
total siswa yang kemudian diprosentasekan sehingga diperoleh skor sebesar
59,85%. Kemudian data tersebut diperkuat lagi dengan hasil obeservasi penilaian
psikomotorik siswa tentang materi pengurusan jenazah. Adapun data yang
diperoleh sebagai berikut :
47
Mumuh Mursyidi, Wawancara Pribadi, Tangerang : 30 Oktober 2018.
7
Tabel 44
Hasil Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa Tentang
Materi Pengurusan Jenazah Kelas X MAN 2 Tangerang
95 95 95 95 100
95 95 95 90 80
100 90 90 100 95
90 100 90 85 90
95 90 95 100 100
85 95 95 95 90
Maka dari hasil data di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil penilaian
siswa masuk dalam kategori “sangat tinggi” dengan kategorisasi nilai 80-100. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi terhadap pembelajaran
fiqih tentang materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang sangat
efektif dan efisien, dan sudah berhasil dalam pelaksanaannya.
7
kelas, diperoleh data siswa yang menjawab selalu sebesar 28,87%, hal ini juga
dipertegas oleh pernyataan guru fiqih pada wawancara yang menyampaikan
bahwa guru fiqih memberikan stimulus pada siswa dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan pengantar terkait materi pengurusan jenazah supaya guru
fiqih mengetahui pengetahuan awal siswa.
Kemudian pada dimensi guru fiqih menjelaskan pokok-pokok materi
pengurusan jenazah kepada siswa agar siswa mudah dalam menyerap dan
memahami materi tersebut dan mudah untuk dihafal oleh siswa, dari adat
tersebut diperoleh siswa yang menjawab selalu sebesar 78,16%.
Berikutnya pada dimensi guru fiqih menciptakan suasana kelas yang
nyaman, harmonis, dan kondusif saat proses demonstrasi berlangsung, diperoleh
data siswa yang menjawab selalu sebesar 50,70%, hal inipun dipertegas pada
proses wawancara oleh guru fiqih bahwasanya guru fiqih selalu berupaya
membuat kondusi kelas agar terasa nyaman, harmonis untuk siswa dengan tetap
menciptakan pembelajarn yang kondusif.
Pada poin guru memperhatikan keadaan siswa ketika proses metode
demonstrasi pengurusan jenazah berlangsung diperoleh data siswa yang
menjawab selalu pada poin ini sebesar 70,42%. Pada hasi ini disimpulkan bahwa
mereka (siswa) merasa sudah diperhatikan oleh guru fiqih saat proses
pembelajaran berlangsung.
Pada poin guru fiqih memberikan intorduksi awal kepada siswa tentang
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, diperoleh data siswa yang
menjawab selalu sebesar 49,29%, hal ini dipertegas dari wawancara dengan guru
fiqih bahwa dirinya selalu memberikan penjelasan atau introduksi di awal
mengenai tugas-tugas yang akan dilakukan oleh siswa pada materi pengurusan
jenazah.
Selanjutnya pada dimensi guru fiqih memberikan kesempatan kepada
siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran, diperoleh data siswa yang
menjawab selalu sebesar 79,57% hal ini juga dipertegas oleh guru fiqih pada sesi
wawancara yang menjelaskan bahwa guru fiqih mengharapkan siswa-siswa nya
8
berperan aktif dalam proses pembelajaran atau sering kita kenal dengan aktive
learning.
Kemudian pada poin guru fiqih memberikan tugas-tugas mengenai materi
pengurusan jenazah kepada siswa, diperoleh data siswa yang menjawab selalu
sebesar 45,77%, hal ini diperjelas oleh guru fiqih pada sesi wawancara yang
menyatakan bahwa guru fiqih memberikan tugas-tugas perihal pengurusan
jenazah salah satu tugasnya adalah siswa disuruh ikut memperhatikan
pengurusan jenazah ketika ada tetangga nya yang meninggal, sehingga
diharapkan dengan tugas ini siswa mampu menambah khazanah keilmuwan nya
tentang tatacara mengurusi jenazah dengan baik.
Dan yang terakhir pada dimensi guru fiqih diakhir pembelajaran selalu
melakukan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran kedepannya yang lebih baik
lagi, diperoleh data siswa yang menjawab selalu sebesar 49,29%, dan hal ini
juga diperjelas oleh guru fiqih pada wawancara yang mengatakan bahwa guru
fiqih selalu melakukan evaluasi diakhir sebagai bentuk proses perbaikan
pembelajaran untuk kedepannya, adapun bentuk evaluasi nya dengan tes atau
non tes.
Selain dengan proses perencanaan yang baik dan persiapan yang matang,
ada juga faktor pendukung dan penghambat pada penggunaan metode
demonstrasi. Hal ini juga dapat mempengaruhi keefektifan atau keberhasilanya
suatu metode demonstrasi itu sendiri untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diharapkan.
Yang pertama faktor pendukung metode demonstrasi dilihat dari sisi
tenaga pengajar, pada dimensi ini diperoleh data siswa yang menjawab selalu
sebanyak 71,12%, bahwasanya guru fiqih sangat berkompeten dalam hal materi
pengurusan jenazah, hal ini dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan
beliau yang mana beliau sudah berpengalaman juga pada masalah ini hal ini
diperoleh dari jawaban siswa yang menjawab selalu sebesar 74,64%, juga beliau
sesuai dengan jurusan pendidikan yang beliau miliki dengan matapelajaran yang
beliau ampu sudah sesuai, hal ini juga mempengaruhi terhadap proses
keberlangsungannya proses metode demonstrasi tersebut. Selain guru fiqih
8
A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan data, setelah data ditabulasikan dan
diitrepretasikan, maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa tingkat efektifitas
metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang masuk pada kategori tinggi. Hal ini
diperoleh dari data hasil prosentase jawaban siswa yang berada pada rentang nilai
tinggi yaitu 59,85%, pada tingkatan sedang sebesar 40,14% dan pada tingkatan
rendah sebesar 0%. Selanjutnya pertimbangan-pertimbangan yang dilihat dari
hasil prosentase jawaban siswa yang meliputi :
1. Langkah-langkah yang digunakan oleh guru fiqih dalam penggunaan
metode demonstrasi terhadap pembelajaran fiqih terkait materi pengurusan
jenazah kelas X di MAN 2 Tangerang. Yang pertama perencanaan dalam
merumuskan tujuan pada tahap ini diperoleh hasil prosentasi sebesar
59,15%. Kedua pada tahap pelaksanaan, guru menegur dan memperbaiki
kesalahan siswa bila ada siswa yang keliru ketika melakukan demonstrasi
didepan kelas, hal ini dijelaskan pada hasil wawancara bersama guru fiqih
yang mengatakan bahwa guru fiqih pasti menegur dan membimbing serta
memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki. Ketiga yaitu pada tahap
evaluasi, sebagai bentuk tindak lanjut dari dilaksanakannya materi
pengurusan jenazah dengan menggunakan metode demonstrasi guru fiqih
melakukan evaluasi-evaluasi perbaikan untuk proses pembelajaran
kedepannya yang lebih baik. Hal ini berdasarkan hasil data siswa yang
84
8
ini tidak terlepas dari perencanaan, dan persiapan yang matang serta langkah-
langkah yang sesuai.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya penggunaan
metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah kelas X di MAN 2
Tangerang sudah Efektif. Hal ini dapat kita lihat dari hasil data pengisian
angket atau kuesioner yang sudah diisi oleh siswa yang masuk pada kategori
tinggi, dan diperkuat dengan wawancara dengan guru fiqih yang bersangkutan,
serta diperkuat lagi dengan hasil penilaian observasi siswa yang memperoleh
nilai tertinggi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, selanjutnya penulis akan
memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut :
1. Untuk Kepala Madrasah Aliyan Negeri 2 Tangerang, lebih memperhatikan
kembali dan selalu menyediakan alat-alat peraga, atau sarana prasarana yang
mendukung untuk penggunaan metode demonstrasi pengurusan jenazah
kedepannya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya, dan bisa menghasilkan
hasil yang lebih optimal lagi.
2. Untuk Guru Fiqih agar tetap dan selalu berusaha semaksimal mungkin,
berusaha lebih baik lagi dalam meningkatkan penggunaan metode
demonstrasi khususnya pada materi pengurusan jenazah, sehingga kedepan
diharapkan siswa mampu mendapatkan hasil yang lebih optimal dari
sebelumnya.
3. Dan untuk seluruh siswa, diharapkan untuk selalu giat dan semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran, dan mampu mengikuti proses metode
demonstrasi pengurusan jenazah ini lebih baik lagi, serta semoga apa yang
sudah diberikan oleh guru fiqih dalam penyampaian materi pengurusan
jenazah menggunakan metode demonstrasi dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan pengalaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Pers.2002.
Rineka Cipta,2013.
Rosdakarya,2015.
Efektif.Jakarta: PT Indeks,2014.
Media Group.2015.
Jakarta.2004.
87
8
Persada,2016.
Prenadamedia Group2014.
Edisi 1,2015.
Persada.2006.
EMBA Vol.1No.3,2013.
Rosdakarya,2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
Inform Consent
Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka
Anda bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, sesuai
dengan apa yang anda alami. Setiap jawaban yang Anda berikan akan terjamin
kerahasiaannya.
Hormat Saya,
SITI ROHEMI
9
Petunjuk Pengisian
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
“Efektivitas Metode Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang
Materi Pengurusan Jenazah kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang”. Anda
diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan oleh
peneliti sesuai dengan apa yang dialami oleh diri Anda, pada kolom jawaban
dengan memberikan tanda centang (√ ), dan dalam memilih atau menjawab
pernyataan cukup satu saja yang Anda anggap paling tepat dengan diri Anda.
Nama Responden :
Kelas :
9
5. Guru fiqih membuat rencana
penilaian terhadap kemampuan
siswa.
6. Sebelum demonstrasi dimulai
guru fiqih melakukan uji coba
terlebih dahulu.
7. Guru fiqih menyiapkan
peralatan yang diperlukan untuk
demonstrasi materi pengurusan
jenazah.
8. Guru fiqih menjelaskan pokok-
pokok materi pengurusan
jenazah supaya mudah untuk
diingat oleh siswa.
9. Guru fiqih menciptakan suasana
kelas yang nyaman, harmonis
dan kondusif saat proses
demonstrasi berlangsung.
10. Saya mengikuti proses
pembelajaran materi pengurusan
jenazah dengan fokus.
11. Guru fiqih memperhatikan
siswa-siswa nya saat proses
demonstrasi materi pengurusan
jenazah berlangsung.
12. Guru fiqih mengatur posisi
duduk siswa supaya bisa
memperhatikan dengan fokus.
13. Guru fiqih memberikan
introduksi awal kepada siswa
tentang tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh siswa.
14. Sebelum pembelajaran dimulai
guru fiqih memberikan
pertanyaan/teka-teki, seputar
materi pengurusan jenazah
untuk menarik perhatian siswa
agar siswa berpikir.
9
15. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif dalam
proses pembelajaran.
16. Guru fiqih memberikan tugas-
tugas mengenai materi
pengurusan jenazah kepada
siswa.
17. Diakhir pembelajaran guru dan
siswa melakukan evaluasi untuk
proses perbaikan pembelajaran
kedepannya.
18. Saya merasa bahwa guru fiqih
sangat berkompeten/menguasai
materi pengurusan jenazah
secara keseluruhan.
19. Guru fiqih sudah
berpengalaman terkait materi
pengurusan jenazah.
20. Gaya guru fiqih menyampaikan
materi menarik sehingga siswa
tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
21. Guru fiqih menyampaikan
materi pengurusan jenazah
dengan suara yang lantang
sehingga terdengar jelas oleh
siswa.
22. Guru fiqih menjadikan siswa
sebagai objek utama dalam
proses pembelajaran.
23. Guru fiqih mengetahui
karakteristik masing-masing
siswa.
9
24. Menurut saya dengan jumlah
siswa yang ada metode
demonstrasi yang digunakan
oleh guru fiqih pada materi
pengurusan jenazah sudah
efektif.
25. Alat-alat yang digunakan untuk
materi pengurusan jenazah
sudah tersedia disekolah.
26. Guru fiqih memiliki
kemampuan dalam
memanfaatkan waktu untuk
berdiskusi, tanya jawab,
menyimpulkan, dan waktu
berkomentar dengan baik.
27. Guru fiqih membutuhkan
persiapan yang lebih untuk
menggunakan metode
demonstrasi.
28. Guru fiqih diharapkan
mendemonstrasikan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan di
dalam kelas.
29. Kesediaan alat peraga untuk
pengurusan jenazah kurang
lengkap.
30. Tidak semua peserta didik
berminat mengikuti proses
pembelajaran materi pengurusan
jenazah.
31. Saya berasumsi tidak ada timbal
balik untuk saya mempelajari
materi pengurusan jenazah.
32. Suasana di dalam kelas tertib
saat proses pembelajaran
berlangsung.
9
33. Suasana di dalam kelas
gaduh/rusuh saat proses
demonstrasi berlangsung.
34. Setelah saya mempelajari materi
pengurusan jenazah wawasan
saya semakin bertambah.
35. Saya mampu
mengimplementasikan materi
pengurusan jenazah lebih baik
lagi dari sebelumnya.
36. Penggunaan metode
demonstrasi pada materi
pengurusan jenazah sangat
bermanfaat untuk pengetahuan
dan pengalaman siswa.
37. Guru fiqih menggunakan media
tambahan seperti
(audio/visual/power point)
untuk mendukung berjalannya
metode demonstrasi.
9
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI FIQIH
KELAS X MAN 2 KABUPATEN TANGERANG
Nama Responden : Mumuh Mursyidi, S.Pd
Latar Belakang Pendidikan : S1
Jabatan : Guru Fiqih dan Ushul Fiqih
Masalah : “Seputar Efektivitas Metode
Demonstrasi terhadap Pembelajaran Fiqih tentang Materi Pengurusan Jenazah
kelas X di MAN 2 Kabupaten Tangerang”.
1. Apakah sebelum melaksanakan demonstrasi pada materi pengurusan
jenazah, bapak merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa ?
9
6. Apakah bapak selalu intropeksi diri saat menyampaikan materi
pengurusan jenazah kepada siswa ?
“Ya, Saya selalu membayangkan keadaan saya lah yang sedang diurus
jenazahnya oleh mereka jadi agar selalu mengingat kematian”
7. Apakah bapak menggunakan media tambahan seperti media
(audio/visual/power point) untuk mendukung berjalannya metode
demonstrasi ?
“Ya pertama-tama mereka saya bimbing terlebih dahulu apa saja tugas-
tugas yang perlu mereka lakukan”
12. Bagaimana cara bapak memberikan stimulus kepada siswa agar bisa
menarik perhatian siswa untuk berpikir ?
9
13. Sudahkah bapak menciptakan suasana kelas yang nyaman, harmonis dan
kondusif ?
“Ya saya memberikan tugas diantara tugas yang saya berikan yaitu
mereka saya minta untuk ikut memperhatikan ketika ada masyarakat
yang meninggal dunia, dan mengikuti pengurusan jenazah tersebut
sampai dengan selesai”
17. Apakah di akhir pelaksanaan pembelajaran bapak melakukan evaluasi
untuk perbaikan pembelajaran kedepannya ?
“Ya betul, pasti nya saya melakukan evaluasi pembelajaran dengan tanya
jawab, latihan-latihan atau ulangan harian dan lain-lain”
18. Apakah latar belakang pendidikan bapak, sesuai dengan bidang studi yang
bapak ampu saat ini ?
“Ya, Pendidikan yang saya ampu sangat sesuai dengan bidang studi yang
saya ampu saat ini yaitu PAI”
19. Saat demonstrasi berlangsung, apakah bapak sudah menggunakan suara
yang lantang dan jelas ?
“Ya pastinya saya menggunakan suara yang jelas dan lantang supaya
terdengar oleh seluruh siswa yang ada dalam kelas tersebut”
20. Apakah bapak menguasai karakteristik masing-masing siswa secara
keseluruhan ?
9
“Untuk karakteristik siswa secara keseluruhan tidak akan tetapi
secara umum saya mengetahui karakteristik masing-masing anak didik
saya karena bagaimanapun kita sebagai guru harus mengetahui hal
tersebut”
21. Apakah peralatan/alat yang digunakan untuk metode demonstrasi
pengurusan jenazah di sekolah sudah lengkap ?
“Ya untuk secara umum peralatan yang ada disekolah sudah terbilag
cukup lengkap”
22. Apakah bapak memerlukan persiapan yang lebih untuk penggunaan
metode demonstrasi pada materi pengurusan jenazah ini ?
“Ya, saya beranggapan bahwa siswa akan bisa lebih baik lagi
mengimplementasikannya karena sudah dibekali materi tersebut”
27. Apakah bapak menegur siswa apabila didapati kesalahan pada siswa saat
melakukan demonstrasi pada pengurusan jenazah ?
10
“Ya, saya berikan koreksi dan bimbingan yang benar kepada siswa”
28. Menurut bapak apakah siswa merasa senang dan antusias ketika proses
demonstrasi pada materi pengurusan jenazah ?
“Ada yang merasa takut karena siswa melihat mayat dan yang lainnya tapi
itu hanya sekedar ketakutan yang biasa tidak termasuk ketakutan yang
ekstrem”
30. Apakah penggunaan metode demonstrasi dalam materi pengurusan jenazah
sangat bermanfaat untuk pengetahuan dan pengalaman siswa ?
Responden Interviwer,