Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


MTs. NEGERI PAGEDANGAN

Skripsi
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Ahmad Nasehuddin
NIM: 106011000059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2010 M.
ABSTRAK

Nama : Ahmad Nasehuddin


NIM : 106011000059
Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang.”

MTs. Negeri Pagedangan adalah satu-satunya sekolah tingkat tsanawiyah


yang berstatus negeri di Kec. Pagedangan. Madrasah ini juga begitu aktif dalam
kegiatan ekstrakurikuler, hal ini dapat dilihat dari begitu banyaknya kegiatan yang
ditawarkan oleh madrasah kepada siswanya.
Melihat begitu banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan,
mendorong penulis untuk meneliti apakah kegiatan ekstrakurikuler yang
ditawarkan tersebut memiliki kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Karena
sejatinya kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar diharapkan membantu siswa
untuk mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan
kurikuler, sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan
Kabupaten Tangerang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang tahun
pelajaran 2010/2011. Teknik sampel yang digunakan adalah Stratified Random
Sampling, teknik ini digunakan karena populasi yang menjadi objek penelitian
terdiri atas tingkatan-tingkatan kelas. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian
ini sebanyak 15% dari populasi.
Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, angket,
dan studi dokumentasi. Metode analisis data digunakan analisis statistik, karena
data yang diperoleh berupa angka-angka dan bersifat kuantitatif. Teknik analisis
yang digunakan adalah korelasi product moment.
Uji analisis data dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung
sebesar 0,59. Harga “r” hitung lebih besar dari pada “r” tabel pada taraf signifikan
5 % sebesar 0,250, maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,325.
Sehingga pengajuan hipotesis hipotesis diterima.
Berdasarkan uji analisis data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ada hubungan yang bersifat positif antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi
belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan Kabupaten Tangerang.
Karena kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di kelas, disarankan kepara siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Kepada seluruh pihak yang
berkecimpung dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan untuk terus melakukan
inovasi dalam memberikan materi dan dalam melaksanakan latihan agar dapat
meningkatkan minat dan untuk mengurangi kebosanan dalam berlatih siswa.
Sekolah harus memberi perhatian yang lebih dan memberi dukungan untuk
terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler.

i
KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillahirabbil’alamiin, Puji serta syukur bagi Allah swt. Tuhan


semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohom
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli ‘ ala
Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan
suri tauladan kita nabi Muhammad saw. yang telah membimbing kita pada jalan
yang diridhai Allah swt.
Skripsi ini berjudul Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi
Belajar Siswa MTs. Negeri Pagedangan Tangerang, merupakan tugas akhir yang
harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Atas selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang
telah memberikan kontribusinya dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi
ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu:
1. Kedua Orang Tua Zainuddin, S.Pd.I dan Ating Suryati yang telah merawat
dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus, mendo’akan
dan mencukupi moril dan materil kepada penulis sejak kecil sampai sekarang
dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak pernah terputus sepanjang hayat).
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, beserta seluruh staffnya.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan
seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA
beserta seluruh staffnya.
4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag. yang telah sabar dan meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat dikemudian hari.

ii
6. Prof. Dr. H. Abdurrahman Ghazali, M.A sebagai penasehat akademik, yang
memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis, untuk menyelesaikan
studi tepat waktu.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan
kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
8. Kakak tercinta Asip Sopiyan, kedua adik kembarku Ahmad Jalaluddin dan
Ahmad Kamaluddin serta tak lupa kepada adinda Yunawati yang selalu
memberikan semangat serta mendorong penulis agar skripsi ini dapat segera
diselesaikan.
9. Bapak Mulyadi, S.Ag., M.Pd. sebagai kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
Pagedangan, serta Bapak Robit Nasucha, S.Pd. yang telah bersedia membantu
penulis melakukan penelitian di madrasah.
10. Teman-temanku (Ajiz, S.Pd.I, Goni, S.Pd.I, Ansori “Kacong” , Mas Arif,
Deden RB. S.Pd.I, Roni Gojel, Yoedi, Ikank, Abbaz, Dilah) dan semua
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan PAI angkatan 2006
khususnya kelas B yang senantiasa memberikan support dan motivasi kepada
penulis.
11. Segenap dewan guru MIS Nurus Shobah Kp. Baru yang selalu memberi
bantuan, masukkan, dan nasehat, serta dukungannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Jakarta, 03 Desember 2010

Ahmad Nasehuddin

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................................................5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................................6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN


HIPOTESIS ........................................................................................................... 8
A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 8
1. Kegiatan Ekstrakrikuler ............................................................................... 8
a. Pengertian ekstrakurikuler ................................................................... 8
b. Tujuan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler ................................. 11
c. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler .......................................................... 13
d. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler .......................................................... 15
e. Materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler ........................................... 16
f. Kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan ....................... 18
2. Prestasi Belajar .......................................................................................... 22
a. Pengertian belajar ................................................................................ 22

iii
b. Prinsip-prinsip belajar ......................................................................... 24
c. Prestasi belajar .................................................................................... 25
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ............... 27
B. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 38
C. Pengajuan Hipotesis......................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................40


A. Pendekatan Penelitian .....................................................................................40
B. Populasi............................................................................................................40
C. Teknik Sampling ..............................................................................................41
D. Variabel Penelitian...........................................................................................44
E. Metode Pengumpulan Data .............................................................................45
F. Teknik Analisis Data ......................................................................................48

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................52


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................................52
1. Letak Geografis MTs. Negeri Pagedangan ..............................................52
2. Visi dan Misi MTs. Negeri Pagedangan ..................................................51
3. Keadaan Siswa dan Tenaga Pengajar MTs. Negeri Pagedangan .............54
4. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................................55
5. Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan ............................55
B. Deskripsi Data..................................................................................................57
1. Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti Siswa ...........................................57
2. Prestasi Belajar Siswa ..............................................................................81
C. Analisis Korelasional .......................................................................................82
D. Interpretasi Data ...............................................................................................85

BAB V PENUTUP ...........................................................................................................89


A. Kesimpulan .....................................................................................................89
B. Saran ...............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................91
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Populasi Penelitian ..................................................................................... 41


Tabel 2 Sampel Penelitian ....................................................................................... 44
Tabel 3 Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................. 47
Tabel 4 Ketentuan Pemberian Skor ......................................................................... 48
Tabel 5 Skala Persentase ......................................................................................... 49
Tabel 6 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment .......................... 50
Tabel 7 Keadaan Sarana Dan Prasarana MTs. Negeri Pagedangan ........................ 55

Tabel 8 Kegiata Ekstrakurikuler MTs. Negeri Pagedangan


Tahun Pelajaran 2010 – 2011 ..................................................................... 56

Tabel 9 Sangat Senang Mengikuti Kegitan Ekstrakurikuler ................................... 58

Tabel 10 Aktif dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Keinginan Sendiri .... 58

Tabel 11 Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler karena takut diberi sanksi ............... 59

Tabel 12 Tidak Bersemangat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah ........ 60

Tabel 13 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler karena hanya Ingin


Mendapatkan Nilai dari Guru ..................................................................... 60

Tabel 14 Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti Dilaksanakan di Luar


Waktu Belajar ............................................................................................. 61

Tabel 15 Kegiatan Belajar Terganggu karena Mengikuti Kegiatan


Ekstrakurikuler ........................................................................................... 62

Tabel 16 Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah ............................... 63

Tabel 17 Tidak Aktif Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah .................... 63

v
Tabel 18 Pembimbing Ekstrakurikuler Membimbing dan Mengajarkan
Kegiatan dengan Sabar ............................................................................... 64

Tabel 19 Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler, Kakak Pembimbing Masa Bodoh


dan tidak Memberikan Arahan ................................................................... 64

Tabel 20 Pembimbing Ekstrakurikuler banyak Memberi Nasehat yang Baik


Kepada Siswanya ........................................................................................ 65

Tabel 21 Pembibing Ekstrakurikuler di Sekolah Membiarkan Saya Bercanda


dalam Kegiatan ........................................................................................... 66

Tabel 22 Pembimbing Mengarahkan Kegiatan Ekstrakurikuler Sehingga


Berjalan dengan Baik.................................................................................. 66

Tabel 23 Pembimbing Ekstrakurikuler Memberi Motivasi Agar Giat Berlatih ........ 67

Tabel 24 Pembimbing Ekstrakurikuler Memberi tahu Kesalahan dalam


Kegiatan dengan Kasar (Membentak-bentak) ............................................ 67
Tabel 25 Mendengarkan dan Memperhatikan Arahan Guru/ Kaka
Pembimbing ketika Menjelaskan Materi Ekstrakurikuler .......................... 68
Tabel 26 Pembimbing Ekstrakurikuiler kurang Menguasai Materi yang
Diajarkan Pada Saat Kegiatan Berlangsung ............................................... 69
Tabel 27 Materi yang Diberikan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dapat
Menambah Pengetahuan ............................................................................. 69

Tabel 28 Pengetahuan yang Saya Peroleh dalam Kegiatan Ekstrakurikuler


dapat Menunjang Pelajaran di Kelas .......................................................... 70
Tabel 29 Menurut Saya Materi yang Disampaikan dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Tidak Menarik .................................................................. 70

Tabel 30 Menurut Saya Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Meningkatkan


Prestasi Belajar di Kelas ............................................................................. 71

Tabel 31 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Membuat Saya Semakin


Rajin Belajar ............................................................................................... 72

vi
Tabel 32 Sejak Saya Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler, Pergaulan Saya
Menjadi tidak Baik ..................................................................................... 72

Tabel 33 Pengetahuan Saya Bertambah Setelah Mengikuti Kegiatan


Ekstrakurikuler ........................................................................................... 73

Tabel 34 Setelah Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler, Bakat yang Saya


Miliki Mulai Berkembang .......................................................................... 74
Tabel 35 Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Membuat
Malas untuk Belajar di Rumah ................................................................... 74
Tabel 36 Saya Menaati Peraturan dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
di Sekolah ................................................................................................... 75

Tabel 37 Saya diberikan Teguran Ketika Tidak Mematuhi Aturan dalam


Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................................ 75

Tabel 38 Siswa yang Lalai dalam Kegiatan Ekstrakurikuler diberikan Sanksi ......... 76

Tabel 39 Analisa Item untuk Skor Angket Kegiatan Ekstrakurikuler ....................... 77

Tabel 40 Distribusi Frekuensi Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler siswa


(variabel X) dari Sejumlah 63 Orang Siswa ............................................... 80

Tabel 41 Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh


63 Orang Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama ....................... 81

Tabel 42 Analisis Korelasi antara Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler)


dengan variabel Y (nilai hasil belajar siswa) .............................................. 83

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bimbingan skripsi dari fakultas.

Lampiran 2 Surat permohonan izin penelitian dari fakultas.

Lampiran 3 Surat izin mengadakan riset dan wawancara dari fakultas.

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Sekolah.

Lampiran 5 Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah dan Pembimbing


Ekstrakurikuler.

Lampiran 6 Berita wawancara dari Kepala MTs. Negeri Pagedangan.

Lampiran 7 Berita wawancara dari Kepala Sekolah dan


Pembina Ekstra Kurikuler.

Lampiran 8 Pengantar Angket Penelitian.

Lampiran 9 Petunjuk Pengisian Angket Penelitian.

Lampiran 10 Angket penelitian variabel kegiatan ekstrakurikuler.

Lampiran 11 Data variabel nilai rata-rata mid semester pertama.

Lampiran 12 Kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri


Pagedangan Tahun Pelajaran 2010/2011.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan


kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina
dan mengembangkan manusia, sehingga secara kualitatif memiliki kemampuan
untuk membangun rakyat dan negara.

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan Undang-


Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), Bab II Pasal 3, dinyatakan bahwa.

1. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

1
Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), Cet. II, h.7

1
2

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal mempunyai tanggung


jawab yang besar terhadap berlangsungnnya proses pendidikan, Zurinal Z dan
Wahdi Sayuti membagi tanggung jawab sekolah kedalam tiga kategori, yaitu:

1. Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga pendidikan


bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan berdasarkan undang-undang
yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan, serta
jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat.
3. Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang diterima sebagai
pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan oleh para pendidik
dan pelaksanaannya berdasarkan kurikulum.2
Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan
terarah. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan,
kecerdasan dan keterampilan, sehingga mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal, peserta didik tidak cukup
diberikan materi pelajaran yang terdapat dalam materi kurikulum yang ada dan
berlaku di sekolah, melainkan juga perlu adanya kegiatan-kegiatan tambahan di
luar kurikulum pelajaran. Kegiatan tambahan di luar kurikulum pelajaran tersebut
dikemas dalam sebuah wadah atau program yang ditujukan demi menunjang
proses pendidikan yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan keterampilan
siswa kearah yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah
adalah kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran


(tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud
untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh
sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan
dan kepramukaan.3

2
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar
Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.-I, h. 77.
3
B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Ed. Rev. h. 287
3

MTs. Negeri Pagedangan merupakan salah satu instansi pendidikan formal


yang memegang peranan penting dalam mencetak generasi penerus yang
berkualitas, baik secara fisik maupun mental. Hal ini dikarenakan madrasah ini
adalah satu-satunya madrasah tingkat tsanawiyah di Kecamatan Pagedangan
Kabupaten Tangerang.

Dalam upaya menumbuh kembagkan potensi sumber daya anak didiknya,


MTs. Negeri Pagedangan memfasilitasi siswa/siswinya dengan berbagai bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut meliputi: Paduan
Suara, Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah), Futsal/Sepak Bola, Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari


arahan/tuntunan para bembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan,
sehingga waktu pelaksanaan berjalan dengan baik.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari


atas tujuan dari kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam, siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Dalam kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di MTs.Negeri Pagedangan


sekarang, peserta didik selain diharapkan dilatih untuk berpikir, berani mengambil
resiko dan disiplin, juga dirangsang untuk menemukan hal-hal baru untuk
memperoleh keterampilan yang menjurus pada suatu tujuan yaitu menunjang
prestasi belajar.

Dengan kata lain ekstrakurikuler menjadi salah satu unsur penting dalam
membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan
ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
(1987) sebagai berikut:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek


kognitif, afektif dan psikomotor.
4

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi


menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan pelajaran lainnya.4

Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membantu


mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman
yang kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan kurikuler sehingga
dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin.

Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa


ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler siswa diharapkan dapat bertambah wawasan mengenai materi
yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang
dimiliki.

Akan tetapi, tidak seseluruh kegiatan ekstrakurikuler berjalan berbanding


lurus dengan tujuan awalnya, yaitu mengarahkan peserta didik untuk mencapai
prestasi seoptimal mungkin. Karena pada kenyataannya pada beberapa kasus,
kegiatan ekstrakurikuler justru menjadi salah satu faktor yang menjadi penyebab
menurunnya prestasi dalam bidang akademik siswa.

Dari pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian


lebih lanjut dengan menuangkannya kedalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi
dengan judul “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Siswa MTs. Negeri Pagedangan”.

4
B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah… h. 287
5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat


diidentifikasi masalah yang terkait dengan prestasi belajar siswa adalah sebagai
berikut:

1. Apakah siswa memiliki disiplin diri dalam mengatur waktu belajar


untuk menunjang prestasi belajar?

2. Apakah lingkungan sekolah memiliki hubungan yang positif dengan


pencapaian prestasi belajar siswa?

3. Apakah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh positif


terhadap prestasi belajar siswa?

4. Apakah siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi


belajar yang baik?

5. Apakah siswa memiliki minat dan bakat yang tinggi untuk mencapai
prestasi belajar?

6. Apakah profesionalitas mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi


belajar siswa?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah

Berpijak pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, dapat


diketahui bahwa prestasi belajar siswa bukanlah masalah yang berdiri sendiri,
banyak masalah lain yang berkorelasi atau diduga kuat berkorelasi secara
timbal balik dengan prestasi belajar.

Penulis tidak mungkin menjelaskan dan membahas keseluruhan masalah,


maka hanya dibatasi pada hubungan antara pelaksanaan program
ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa, yaitu:
6

a. Program ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs. Negeri Pagedangan,
meliputi: Paduan Suara, Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis,
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Futsal/ Sepak Bola, Pesantren Kilat,
Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band.

b. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa dalam penelitian


ini adalah hasil belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan yang berwujud
nilai rata-rata mid semester pertama.

c. Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler pada MTs. Negeri


Pagedangan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan maka masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di MTs.Negeri


Pagedangan?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan?

c. Bagaimana hubungan antara pelaksanaan program ekstrakurikuler


dengan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di


MTs. Negeri Pagedangan.

b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajas siswa MTs. Negeri


Pagedangan.

c. Untuk mengetahui apakah kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh


terhadap prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan.
7

2. Manfaat penelitian
Adapun dari hasil penelitian ini adalah:
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengemban pendidikan yaitu
para guru khususnya dalam bidang ekstrakurikuler disekolah.
b. Memberikan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, khususnya mengenai ekstrakurikuler dan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORITIS

1. Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Pengertian ekstrakurikuler

Di setiap sekolah biasanya ada sederet daftar kegiatan tambahan yang biasa
disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler atau yang disingkat dengan sebutan
ekskul. Pengertian ekstrakurikuler secara umum mengandung pengertian segala
sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang
biasa. Searah dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan
kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran
kurikuler.

Dengan adanya kegiatan yang dilakukan di luar sekolah maka siswa dapat
menyalurkan, memaksimalkan, dan mengembangkan kemampuan beserta
bakatnya yang terpendam di dalam dirinya masing masing. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler siswa dapat benar-benar menjadi manusia yang intensif. Siswa

8
9

dapat belajar untuk menghormati keberhasilan orang lain, bersikap sportif, dan
berjuang intuk mencapai prestasi yang terbaik. Ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan
program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam


pembelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan madrasah, baik berupa kegiatan pengayaan ataupun kegiatan perbaikan
yang berkaitan dengan program kurikuler.

Ekstrakurikuler menurut Hadari Nawawi adalah suatu kegiatan yang


dilaksanakan di luar pelajaran (kegiatan kurikulum) sifat kegiatan pendidikan non
formal digunakan untuk membantu siswa mengisi waktu senggang secara terarah
disamping memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui
pengalaman langsung yang bersifat praktis.1

Ada pula yang mendefinisikan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah


kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang
dilakukan di sekolah/ madrasah ataupun di luar dengan tujuan antara lain untuk
memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.2

Sedangkan menurut Suryosubroto, ekstrakurikuler adalah kegiatan


tambahan di luar struktur program, dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.3

Dalam buku Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada


Sekolah Umum dan Madrasah, dijelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran

1
Uun Kurniasih, “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Hubungannya dengan
Prestasi Belajar Siswa MIN Kampung Tengah Kramat Jati (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006), h.16.
2
Departemen Agama RI. Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di
Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005), h. 45.
3
B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
ed. Rev., h. 287.
10

(kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia


(SDM) yang dimiliki peserta didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu
pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk
membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam
dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.4

Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah


Ibtidaiyah, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di
luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di madrasah atau di luar madrasah
untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan dan penerapan
nilai pengetahuan serta kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata
pelajaran.5

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa


ekstrakurikuler adalah kegiatan pengayaan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran agar dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dipelajari siswa dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan
ekstrakurikuler ini dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu atau beberapa
bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa sesuai dengan minat,
bakat, serta kreativitasnya masing-masing, misalnya olah raga, kesenian, berbagai
macam keterampilan dan kepramukaan. Karena kebutuhan peserta didik bukan
hanya pada kegiatan belajar saja, melainkan kegiatan-kegiatan yang ada di luar
jam pelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler, agar minat, bakat serta
kreativitasnya dapat berkembang dan tersalurkan dengan baik sesuai dengan
potensinya masing-masing. Karena fungsi sekolah bukan hanya sebagai pelengkap
suatu proses belajar mengajar saja, melainkan sebagai sarana agar siswa memiliki
nilai plus selain dari pelajaran akademis maupun non akademis yang bermanfaat
bagi kehidupannya bermasyarakat.

4
Departemen Agama RI,. Ekstra Kurikuler Pendidikan Agamaa Islam pada Sekolah
Umum dan Madrasah, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam: 2004), h. 13-14
5
Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah
Ibtidaiyah (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama R.I:
1995), h.6.
11

b. Tujuan dan ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler

1. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler

Berdasarkan uraian diatas sangatlah jelas bahwa kegiatan


ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah untuk mengembangkan
potensi diri dan memperluas wawasan, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbagai aspek, guna menghantarkan para
pesertanya mencapai prestasi pembelajaran yang optimal. Hal ini sejalan
dengan tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah:

a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan


siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c) Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara
hubungan suatu pelajaran dengan pelajaran lainnya.6
Adapun tujuan ekstrakurikuler di sekolah umum dan madrasah adalah
sebagai berikut:

a) Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu


mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama
dan mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya;
b) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, dan alam semesta;
c) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat siswa agar
dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh
karya;
d) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung
jawab dalam menjalankan tugas;
e) Menumbuh kembangkan akhlak Islami yang mengintegrasikan
hubungan dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan
diri sendiri;

6
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah…, h. 288
12

f) Mengembangkan sensitifitas siswa dalam melihat persoalan-


persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang
proaktif terhadap permasalahan-permasalahan sosial dan dakwah,
g) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada siswa
agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan
terampil;
h) Memberi peluang siswa agar memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan
non verbal;
i) Melatih kemampuan siswa untuk bekerja dengan sebaik-baiknya,
secara mandiri maupun dalam kelompok, menumbuh
kembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
sehari-hari.7

Dari tujuan ekstrakurikuler diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa, karena
selain ditujukan mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa,
kegiatan ekstrakurikuler juga harus mampu meningkatkan dan
memantapkan pengetahuan siswa baik dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.

2. Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler


Ruang lingkup kegiatan pembinaan kesiswaan jalur ekstrakurikuler
adalah seluruh kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan di luar
program kurikuler untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan, ruang lingkup kegiatan


ekstrakurikuler harus mencakup semua kegiatan yang dapat menunjang
serta mendukung program dan kegiatan kurikuler, dengan ciri:

a) Lebih memperluas wawasan


b) Mengandung penerapan berbagai mata pelajaran yang pernah
dipelajari,
c) Memerlukan pengorganisasian tersendiri mengingat tugas dan
kegiatan yang kompleks,

7
Departemen Agama RI. Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Umum dan Madrasah..., h. 15-16.
13

d) Dilakukan di luar jam pelajaran.8


Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung program
intrakurikuler, yaitu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan penalaran siswa melalui penyaluran hobi, minat, serta
pengembangan sikap. Contohnya dalam kegiatan pramuka. Dalam kegiatan
pramuka, siswa dilatih agar mempunyai rasa disiplin, tanggung jawab,
sopan, dan santun. Kegiatan olah raga, dengan mengikuti kegiatan ini
diharapkan memberikan dampak bagi fisik dan kesehatan bagi siswa,
sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik tanpa adanya gangguan
kesehatan.

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam melaksanakan atau menyelenggarakan suatu kegiatan, alangkah


baiknya memperhatikan fungsi dari suatu kegiatan tersebut, karena jika suatu
kegiatan tidak mempunyai fungsi, maka kegiatan tersebut akan sia-sia. Seperti
halnya dengan kegiatan ekstrakurikuler, sekolah sebagai lembaga
penyelenggara kegiatan tersebut harus menyadari bahwa betapa besar fungsi
dari kegiatan ekstrakurikuler. Adapun fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler
adalah:

1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk


mengembangkan kemampuan dan kreativitas murid sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial murid.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi murid yang
menunjang proses perkembangan.
4) Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir murid.9

8
Departemen Agama RI., Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah
Ibtidaiyah..., h.6.
14

Sedangkan menurut Millier, Mayer, dan Patrick seperti yang dikutip


Siti Memah dalam buku Administrasi Pendidikan, yang menunjukkan
berbagai macam fungsi kegiatan ekstra kelas, yang didalamnya ialah
kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan ko-kurikuler. Secara rinci mereka
menyebutkan:

1) Sumbangan terhadap murid/ siswa


a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat
dan menemukan minat-minat baru.
b) Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui
pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan, terutama
pengalaman kepemimpinan, kesetiakawanan, kerjasama, dan
kegiatan-kegiatan mandiri.
c) Dalam kegiatan ekstra kelas dapat dikembangkan semangat dan
moral sekolah,
d) Memberi kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk
memperoleh kepuasan kerjasama dalam kelompok,
e) Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani,
f) Mengenal lingkungan secara lebih baik,
g) Memperluas hubungan dan pergaulan,
h) Memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih
mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara lebih baik.
2) Sumbangan terhadap kurikulum
a) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas,
b) Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang
mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum,
c) Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan individu
atau bimbingan kelompok,
d) Untuk memotivasi pengajaran kelas.

3) Sumbangan terhadap efektifitas penyelenggaraan sekolah


a) Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa, guru-
guru (faculty), staf administrasi dan supervisi,
b) Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam sekolah,
c) Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu
para remaja dalam menggunakan waktu senggangnya,
d) Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada para guru agar
lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat memotivasi para
siswa dalam memberikan respon terhadap berbagai situasi
problematik yang mereka hadapi.

9
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), h. 1848.
15

4) Sumbangan terhadap masyarakat


a) Untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat secara
lebih baik.
b) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat
dalam membantu sekolah.10

Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam


menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Terutama manfaat ekstrakurikuler
bagi siswa yang seyogyanya dapat memberikan berbagai pengalaman dalam
segala hal, memperluas hubungan dan pergaulan, menguatkan kesehatan
mental dan jasmani, dan yang terutama memberikan kesempatan kepada
mereka untuk berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara baik
sehingga secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi prestasinya di
dalam kelas.

d. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler secara umum dapat diartikan sebagai satu


kegiatan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang bertujuan memperluas
wawasan siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbagai
aspek.

Untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang baik perlu didukung oleh
prinsip-prinsip kegiatan yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip
ekstrakurikuler disini adalah aturan-aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler,
adapun prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah:

1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan


potensi, bakat dan minat peserta didik secara individual.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikut sertaan peserta didik secara penuh.

10
Siti Memah, “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs al-Jauharotun-
naqiyyah Jerang Barat Cilegon Banten” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.25.
16

4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana


yang menggembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik.
5) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.11
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler
haruslah membuat pesertanya memiliki rasa gembira, menimbulkan kepuasan
dan keaktifan secara penuh, sehingga mampu mengembangkan bakat, minat,
dan keterampilan siswa, yang akan memberikan manfaat bagi dirinya,
masyarakat, dan negara.

e. Materi dan jenis ekstrakurikuler

Begitu banyak kegiatan di luar kelas yang temasuk kedalam kegiatan


ekstrakurikuler, adapun materi dan jenis-jenis ekstrakurikuler adalah:

1) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa


Jenis kegiatannya adalah : (a) melaksanakan peribadatan sesuai dengan
agamanya masing-masing, (b) memperingati hari-hari besar agama, (c)
membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (d) mengadakan
lomba yang bersifat keagamaan, (e) menyelenggarakan kegiatan seni
yang bernafaskan keagamaan.

2) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara


Jenis kegiatanya adalah : (a) melaksanakan upacara bendera pada hari
Senin, serta hari-hari besar nasional, (b) melaksanakan bakti sosial, (c)
melaksanakan lomba karya tulis, (d) melaksanakan pertukaran pelajar
antar propinsi, (f) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu
nasional.

3) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara


Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan tata tertib sekolah, (b)
melaksanakan baris-berbaris, (c) mempelajari dan menghayati sejarah

11
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah…, h. 1849.
17

pejuangan bangsa, (d) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian


lingkungan alam, (e) mempelajari dan menghayati semangat perjuangn
para pahlawan bangsa.

4) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur


Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila, (b) melaksanakan tata krama pergaulan, (c)
menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan
perbuatan amal, (d) meningkatkan sikap hormat siswa terhadap
orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.

5) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan


kepemimpinan
Jenis kegiatannya adalah: (a) mengembangkan peran siswa dalam
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), (b) melaksanakan latihan
kepemimpinan siswa, (c) mengadakan forum diskusi ilmiah, (d)
mengadakan media komunikasi OSIS, (e) mengorganisir suatu pemen-
tasan atau bazar.

6) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan


Jenis kegiatannya adalah: (a) meningkatkan keterampilan dalam
menciptakan sesuatu lebih berguna, (b) meningkatkan keterampilan di
bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (c) meningkatkan
usaha-usaha keterampilan tangan, (d) meningkatkan usaha koperasi
sekolah, (e) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

7) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi.


Jenis kegiatannya adalah : (a) meningkatkan usaha kesehatan sekolah,
(b) meningkatkan kesehatan mental, (c) menyelenggarakan kantin
sehat, (d) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
18

8) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni


Jenis kegiatanya adalah : (a) meningkatkan wawasan dan
keterampilan siswa di bidang seni, (b) menyelenggarakan sanggar
belajar semacam seni, (c) meningkatkan daya cipta seni, (d)
mementaskan, memamerkan hasil berbagai cabang seni.

f. Kegiatan ekstrakurikuler di MTs. Negeri Pagedangan


Begitu banyaknya jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah, adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang penulis angkat adalah
kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada sekolah MTs. Negeri Pagedangan,
yaitu:

1) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan
dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah,
dan bertanggung jawab.

Secara definitif, Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang


dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari TK/ RA sampai SMU/
SMK/ MA.12

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal.

Sedangkan dalam buku Panduan Pengembangan: UKS (Usaha


Kesehatan Sekolah) di Madrasah secara khusus tujuan UKS adalah untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik yang didalamnya mencakup:

12
Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di
Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005) h. 7.
19

a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk


melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di
dalam usaha peningkatan usaha sekolah, madrasah dan
diperguruan agama lainnya, dirumah tangga maupun di ling-
kungan masyarakat.

b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan;


dan

c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,


penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok. Serta
hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi, pornoaksi, dan
masalah-masalah sosial lainnya.13

2) Pramuka

Pramuka merupakan proses pendidikan dalam bentuk kegiatan


yang menyenangkan bagi pesertanya, kegiatan ini lebih difokuskan
bagaimana berteman dengan alam. Sebagaimana yang dikutip M.Alimron
dari buku BPS Out Look, karya Lord Baden Powell yang mendefinisikan
bahwa kepramukaan,14 adalah: ”Scouting is not Science to be solemly, not
is it collection of doctrines and texs. No. It is a jolly game in the doors,
and younger brothers picking uphealth and happines, handicraft and
fullness.”

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang dipelajari secara tekun,


bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah
buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan menyenangkan di
alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama

13
Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di
Madrasah…, h. 8.
14
M. Alimron, “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dalam Pengembangan
Bakat Kepemimpinan Siswa SLTP Dahlia, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h.17.
20

mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan


kebahagiaan, keterampilan, dan kesediaan memberi petolongan.

Tujuan kegiatan pramuka menurut Muhaimin adalah:

a. Sebagai wahana bagi peserta didik untuk berlatih berorganisasi

b. Melatih peserta didik untuk terampil dan mandiri.15

Dengan demikian tujuan dari pramuka adalah sarana untuk melatih


kepribadian manusia agar berwatak dan berbudi luhur, tinggi mental,
moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, tinggi kecerdasan
keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

3) Pesantren Kilat

Pesantren kilat merupakan salah satu upaya “penggemblengan”


siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam.
Secara umum Pesantren Kilat terdiri dari dua kata kunci, yaitu Pesantren
dan Kilat. Kata pertama disebut “pesantren”, yang berasal dari asal kata
“santri”, yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut
ilmu. Penggunaan istilah pesantren karena sistem yang dipakai cenderung
menggunakan ciri khusus keislaman, yaitu suatu lembaga pendidikan
Islam yang didalamnya terdapat seorang pendidik atau yang disebut Kyai
(guru).

Sedangkan “Kilat” mempunyai arti makna cepat atau singkat. Jadi


kegiatan pesantren tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat.
Kegiatan ini biasanya dapat dilakukan saat libur sekolah atau pada bulan
suci Ramadhan.

Dengan demikian Pesantren Kilat adalah kegiatan pendidikan


agama Islam yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, remaja, pemuda yang

15
Muhaimin, dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 314.
21

dilaksanakan oleh sekolah, madrasah, kampus, maupun masjid, TPA,


majlis ta’lim, lembaga dakwah dalam waktu relatif singkat pada waktu
libur atau pada saat Ramadhan.16

Pesantren kilat bertujuan untuk memberikan pengetahuan,


pemahaman ajaran Islam pada peserta didik, sehingga mereka dapat
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Dalam buku Paduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat dijelaskan


bahwa tujuan dari diadakannya pesantren kilat yaitu:

a. Agar mampu meningkatkan, memperdalam dan memantapkan


serta meningkatkan penghayatan siswa mengenai ajaran Islam,
khususnya tentang keimanan, ibadah, akhlak, dan pemahaman isi
al-Quran.

b. Agar siswa mampu mengimplementasikan ajaran Islam dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran
Islam. Sinkronisasi antara pemahaman dan amalan yang seiring
akan membentuk mental spiritual yang tangguh, memiliki
kepribadian yang kokoh dan mampu mengadapi proses
modernisasi dan globalisasi.17

4) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)

Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera.


Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas
di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam
pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.

16
Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat (Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005) h. 2.
17
Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat …, h. 4.
22

5) Pencak Silat

Pencak silat adalah ilmu bela diri asli Indonesia. Pencak silat
merupakansalah satu seni budaya yang di wariskan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia. Olahraga pencak silat mengandung unsur
keterampilan budi pekerti, pembentukan kepribadian yang kuat, dan
semangat kebangsaan yang berguna untuk membentuk dan membina
manusia pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan
negara.

2. Prestasi Belajar
a. Pengertian belajar
Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-
pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.18

Menurut Witting dalam bukunya Psychology of Learning


mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.19

Witherington mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam


kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.20 Ada
juga yang menafsirkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interkasi dengan lingkungan.21

18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), ed. Revisi, cet-V, h.2.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. VI, h. 90.
20
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t), h.84.
21
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet-IX,
h. 37.
23

Menurut Alisuf Sabri, belajar adalah proses perubahan tingkah laku


sebagai akibat pengalaman atau latihan.22 Dengan kata lain, seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat mewujudkan dalam bentuk tingkah
lakunya.23 Uzer Usman mensyaratkan bahwa perubahan tingkah laku tersebut
haruslah melalui interaksi antara individu dan individu dengan kelompoknya.24
Hal ini sejalan dengan pendapat Hilgard yang menyatakan bahwa belajar
adalah proses yang melahirkkan atau merubah suatu kegiatan melalui jalan
latihan baik dalam labolatorium ataupun dalam lingkungan alamiah.25

Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu


menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan
belajar.26

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar dapat diartikan


sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa
dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan
perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan
yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang
mempengaruhi tingkah laku seseorang.27

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar


merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan
perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai

22
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet-III,
h.55.
23
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta: 2005), cet-I, h.20.
24
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001), cet-XIII, h.5.
25
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet.I, h.35.
26
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran
(Jakarta: Delia Press, 2004), cet-II, h. 50.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …, h.13.
24

dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual
maupun potensial.

b. Prinsip-prinsip belajar
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai satu proses perubahan
tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga
dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar
dalam hal ini guru, buku-buku maupun lingkungan. Untuk mencapai suatu
tujuan pengajaran yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip belajar yang
mendasarinya. Yang dimaksud prinsip belajar disini adalah aturan-aturan
tentang belajar. Prinsip-prinsip umum belajar dibedakan menjadi dua yaitu
prinsip-prinsip umum yang memandang belajar sebagai suatu proses dan
prinsip umumnya memandang belajar sebagai suatu hasil atau produk.

Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang


bahwa :

1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan


memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa,
2) Respon individu diubah selama belajar,
3) Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa,
4) Proses belajar diawali oleh suatu kebutuhan dan tujuan,
5) Proses belajar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang
diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa,
6) Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang
dicapainya dan memahami makna belajar,
7) Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa
8) Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak
menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar,
9) Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan
pengajaran,
25

10) Proses belajar dan hasil individu ada kaitannya dengan perbedaan
individu kemampuan dan latar belakang siswa.

Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau


produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan
perubahan langsung bagi diri siswa.

c. Prestasi Belajar
Secara etimologi, prestasi berarti; pencapaian, penampilan, dan
kemampuan.28 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi
diartikan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).29

Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha


maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar.30 Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, memberi pengertian tentang prestasi belajar sebagai
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.31

Dari pengertian hasil belajar yang sebagaimana telah diuraikan diatas,


maka dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang
optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi
perkembangan diri selanjutnya.

Prestasi belajar menurut Benyamin Bloom secara garis besar dibagi 3


ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.32 Ketiga ranah
tersebutlah yang menjadi objek penilain, Nana Sudjana merinci ketiga aspek
tersebut:

28
Mohamad Ngajenan, Kamus Etimologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize,
1986), h. 143.
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed-III, cet-IV, h. 895.
30
Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” Artikel diakses pada 06 Nopember 2010 dari
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/
31
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), cet.-IV, h. 22.
32
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar…,cet.-XIV, hal. 22.
26

1) Ranah kognitif.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu :
a) Pengetahuan (knowledge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Penerapan (application)
d) Penguraian (analysis)
e) Pemanduan (syntesis)
f) Penilaian (evaluatif)
Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada
tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian
bahwa perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa mampu
melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai
dengan bidang studi yang dihadapinya.

2) Ranah afektif.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Nana
Sudjana, tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.33

Adapun jenis katagori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari
belajar yang mulai dari tingkat dasar sampai yang kompleks, yaitu :
a) Menerima rangsangan (receving)
b) Merespon rangsangan (responding)
c) Menilai sesuatu (valuing)
d) Mengorganisasi nilai (organization)
e) Menginternalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai (characteazion by
value or value compleks)

33
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar …, h. 30
27

Pada ranah afektif ini harapkan siswa mampu lebih peka terhadap
nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi
cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan
saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam
bidang ilmunya.

3) Ranah Psikomotorik.
Ranah psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampilan yang bersifat
konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang
bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Dalam hal ini belajar merupakan
tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat


digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada
diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern
terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Bahruddin merinci faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:34

1) Faktor intern (faktor dalam diri manusia)


Faktor ini meliputi:
a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
1. Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga
saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima
melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak

34
Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009), cet-II, h. 19-28.
28

dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia


tertinggal dalam pelajarannya.

2. Karena kurang sehat


Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia
mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang
semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan
dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja
secara optimal dalam memproses, mengelola, meng-interprestasi dan
mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat
memahami makna materi yang dipelajarinya.

3. Karena cacat tubuh


Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu :
a. Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang
penglihatan, dan gangguan psikomotor.
b. Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu dan
sebagainya. Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan
masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat guru
memperhatikan dan memperlakukan siswa dengan wajar.
Sedangkan bagi orang yang memiliki cacat tubuh serius harus
mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa
(SLB).

b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)


Faktor psikologi meliputi:
1. Intelegensi
Menurut Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang cepat.35 Sedangkan menurut Wechler, intelegensi adalah suatu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak

35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.133-134.
29

secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan


secara efisien.36

Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang


yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki
IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk
dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang
memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang
banyak mengalami kesulitan belajar.

2. Bakat
Menurut Chaplin dan Reber, bakat adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang.37 Dengan demikian bakat adalah potensi atau kecakapan
dasar yang dibawa sejak lahir.

Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang


akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya.
Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-
hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat
gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.

3. Minat
Menurut Muhibbin, minat adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.38 Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-
bidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu
pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya
mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan

36
Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.
IV, h.245
37
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h135
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.136
30

kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan


problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran
dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya
catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.

4. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang
menggerakkan individu untuk berbuat.39 Motivasi belajar merupakan
kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi
dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga
semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.
Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak
mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan
prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh
tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka
menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Selanjutnya, mutu
hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada
diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi
yang kuat, pada tempatnya diciptakan susana belajar yang
menggembirakan.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini
meliputi :

a) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang


termasuk faktor ini antara lain :

39
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet.II, h. 160
31

1. Perhatian orang tua


Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan
perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena
perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan
dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.

2. Keadaan ekonomi orang tua


Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar
siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan
ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan
ekonominya baik, tetapi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa
yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang
tinggi.

3. Hubungan antara anggota keluarga


Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil
yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota
keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal
ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi
belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.

b) Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :

1. Guru, yang meliputi :

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan


penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek
dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa,
maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan
ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai
dan mengontrol kondisi kelas siswa.
32

2. Faktor alat

Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang


efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat
laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar
dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan
kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan
menghambat prestasi belajar siswa.

3. Kondisi gedung

Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang


tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan
seperti;
a. Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar
dapat masuk ruangan
b. Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor
c. Lantai tidak becek, licin atau kotor
d. Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel,
pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam
belajar
Apabila beberapa hal diatas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan
kurang baik.

4. Kegiatan-kegiatan penunjang

Pelajaran teoritis di dalam kelas dapat diaktualisasikan dalam


kegiatan-kegiatan belajar di luar kelas. Kegiatan pembelajaran ini biasa
disebut dengan ekstrakurikuler. Manfaat kegiatan ekstrakurikuler dapat
menunjang kegiatan kurikuler. Jamal Ma’mun Asnawi menyatakan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat menunjang kegiatan
intrakurikuler, misalnya siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
33

latihan berpidato bahasa Arab, dengan sendirinya akan sangat membantu


kegiatan belajar mata pelajaran bahasa Arabnya di dalam kelas.40

Adapun hasil belajar atau manfaat yang dapat diperoleh siswa dari
kegiatan ekstrakurikuler secara rinci adalah sebagai berikut:

a) Pramuka/Kepramukaan.

Begitu banyaknya manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pramuka,


diantaranya:

1) Melatih kedisiplinan.
Seorang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pramuka pastilah akan berusaha untuk belajar disiplin karena
kedisiplinan adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap
anggota pramuka.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang aktif


mengikuti ekstrakurikuler pramuka sudah pasti akan selalu
menerapkan sikap disiplin dalam segala hal, tanpa terkecuali dalam
hal belajar. Kegiatan pembelajaran tanpa adanya kedisiplinan
kemungkinan besar akan jauh dari keberhasilan. Dalam hal ini
kedisiplinan akan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan
dalam belajar. Salah satu bentuk kedisiplinan yang tercermin dalam
perilaku belajar ialah melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan baik
dan tepat waktu.

2) Motivasi.

Setiap kegiatan kepramukaan selalu memberikan motivasi


bagi pesertanya sehingga dengan mengikuti kegiatan kepramukaan
siswa akan memiliki bekal motivasi yang cukup bagi dirinya untuk
melakukan segala hal terutama dalam belajar.

40
Jamal Ma’mun Asnawi, Jurus-jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA (Jogjakarta:
Diva Press, 2009), h. 164
34

Kegiatan pembelajaran tanpa adanya motivasi bisa


diperkirakan tidak akan berhasil. Dalam hal ini motivasi sebagai
daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan
belajar diharapkan dapat tercapai.

b) Usaha Kesehatan Sekolah

Tujuan UKS adalah membentuk sebuah wadah di sekolah yang siap


dan terampil dalam melakukan pelayanan kesehatan dan medis terhadap
masyarakat khususnya untuk teman-teman di sekolahnya. Kegiatan UKS
berhubungan erat dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan alam,
lingkungan dan sekitarnya, seperti pelajaran IPA/biologi. Dengan kata
lain, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler UKS secara tidak
langsung akan menambah pengetahuan yang berkenaan dengan pelajaran
IPA/biologinya.

c) Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olah raga.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, anak yang kurang sehat


dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk,
pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya
terganggu. Dampaknya, siswa yang kurang sehat tidak dapat menyerap
materi yang dipelajarinya secara optimal.

Dengan mengikuti kegiatan olah raga selain dapat menyalurkan hobi,


minat dan bakat, juga dapat memberikan dampak bagi fisik dan
kesehatan siswa. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap
siswa dan sebagai modal utama untuk mengikuti kegiatan belajar di
kelas.

d) Pesantren kilat

Beberapa tujuan dan manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler


pesantren kilat adalah:
35

1. Memberi pemahaman yang menyeluruh tentang pentingnya


menghidupkan hari-hari dan malam-malam Ramadhan dengan
kegiatan-kegiatan positif (ibadah)

2. Meningkatkan amal ibadah siswa dan guru atau yang lainnya


pada bulan Ramadhan yang arahnya mendorong pembentukan
kepribadian siswa baik secara rohani maupun secara jasmani
dengan melakukan penghayatan terhadap ibadah puasa dan amal-
amal lainnya yang ia kerjakan.

3. Memberikan pemahaman yang mendalam kepada para siswa


tentang ajaran agama dan bagaimana mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Meningkatkan syiar Islam baik untuk tujuan persuasif rekrutmen


siswa dalam partisipasi kegiatan keagamaan maupun untuk
tujuan pembangunan opini dan citra positif dan semarak di bulan
puasa.

5. Mengisi waktu luang dengan lebih memaknai dan memperdalam


iman dan takwa.

Begitu banyaknya tujuan dari penyelenggaraan pesantren kilat


diatas, salah satu diantaranya ialah memberikan pemahaman-pemahaman
agama yang mendalam kepada siswa. Sehingga sangat jelas bahwa dengan
mengikuti kegiatan pesantren kilat, dapat membantu siswa dalam
pemahaman mata pelajaran agama di kelasnya, diantaranya; al-Quran
Hadis, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa
Arab.

Itulah beberapa manfaat, jenis kegiatan, dan hasil belajar dari


kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, tujuan utama
kegiatan ekstrakurikuler adalah memperluas kemampuan dan pengetahuan
sehingga mampu meningkatkan prestasi akademik siswa.
36

c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat)


1. Faktor mas media meliputi; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-
buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan
menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang
dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
2. Lingkungan sosial
a. Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka
kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian
untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak
negatif bagi anak tersebut.
b. Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk
belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu
juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang
tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
c. Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam
belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan
pengarahan kepada anak agar kegiatan di luar belajar dapat
diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.

Berdasarkan teori-teori belajar diatas, begitu banyak faktor-faktor


yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun secara umum hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang datang
dari dalam diri siswa sendiri (faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa
(faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga
secara langsung maupun tidak langsung faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya belajar seseorang. Diantara faktor
eksternal yang sangat vital dalam menentukan berhasil atau tidaknya
proses belajar seseorang ialah faktor lingkungan.41 Faktor lingkungan
tersebut ialah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

41
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 52.
37

Pendidikan sekolah menjadi salah satu faktor penting dalam proses


belajar seseorang. Fuad Hasan dalam bukunya Dasar-dasar Kependidikan,
mendefinisikan pendidikan sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang
teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-
waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi.42

Pada hakikatnya, sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua


setelah lingkungan keluarga. Dikarenakan keterbatasan orang tua dalam
hal perkembangan ilmu dan teknologi, maka lingkungan keluarga tidak
mampu lagi mendidik anaknya. Amir Daien mengutarakan bahwa tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.43
Untuk menjalankan tugas-tugas tersebut diperlukan orang-orang yang
lebih ahli, sehingga sekolah-lah selaku lembaga pendidikan formal yang
mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menjalankan tugas-tugas
tersebut.44

Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk


kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen,
tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat
hubungannya dengan pembangunan. Pembangunan tidak mungkin berhasil
dengan baik tanpa didukung oleh tenaga kerja yang memadai sebagai
produk dari pendidikan. Karena itu sekolah perlu dirancang dan dikelola
dengan baik.

Akhir dari proses pendidikan di sekolah adalah kemampuan anak


yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Atas dasar itu sekolah
42
Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 42.
43
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,
1973), h. 110.
44
Fuad Hasan, Dasar-dasar Kependidikan …, h. 20.
38

memerlukan strategi dan pendekatan dalam operasional pengajaran dan


pendidikan. Adapun salah satu pendekatan yang besar kemungkinannya
akan mendukung proses belajar siswa diantaranya adalah melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam


pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas
dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang
studi.

Ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai


tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan
secara intrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sangat besar manfaatnya
bagi siswa dan guru dimana hal tersebut sebagai wujud manifestasi sarana
penting dalam penunjang dan menopang tercapainya misi pembangunan
yang dilakukan di luar jadwal akademis sekolah.

B. Kerangka Berfikir
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung dan membina
peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Melalui pendidikan di sekolah,
siswa diharapkan mengalami perubahan-perubahan yang positif dalam tingkah
laku, dan sikap pada diri mereka.

Selain bertujuan menciptakan manusia-manusia berpendidikan dalam bidang


teori dan praktek, pendidikan di sekolah juga bertujuan untuk menyiapkan peserta
didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bermoral, dan
peka terhadap lingkungannya, sehingga menjadikan mereka manusia yang
seutuhnya.

Untuk mengoptimalisasikan kegiatan belajar-mengajar, sekolah tidak hanya


bertumpu pada kegiatan kurikuler dan intrakurikuler, tetapi sekolah memfasilitasi
siswa-siswinya dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas yang mengedepankan
39

pengembangan-pengembangan kepribadian siswa yang matang, berkaitan dengan


aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, dan emosi dalam dirinya. Karena
kegiatan tersebut diselenggarakan di luar program kurikuler maka dinamakan
ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan penunjang proses
pendidikan yang berada di luar kurikulum pelajaran sekolah. Dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang
mereka miliki, baik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri
mereka, maupun yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang
didapatkannya di dalam kelas, sehingga diharapkan dapat membantu siswa untuk
mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Dengan demikian diduga terdapat hubungan (korelasi) antara kegiatan


ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. Semakin intensif siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler maka akan semakin baik prastasi belajarnya. Sebaliknya
semakin sedikit siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, semakin rendah prastasi
belajarnya.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara


terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.45
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut :

Ha : Ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi


belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan.

45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Ed. Revisi, cet.-XIII, h. 65.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Karena penelitian ini banyak
menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta
penampilan dari hasilnya. Analisis data dalam penelitian ini juga dilakukan
sesudah semua data terkumpul dengan langkah-langkah penelitian yang jelas.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian.1 Populasi dalam


penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Negeri Pagedangan Kab. Tangerang
tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 530 siswa. Atas dasar pertimbangan
belum mendapatkan bimbingan ekstrakurikuler yang terlalu lama di sekolah, kelas
VII tidak masuk kedalam objek penelitian. Sehingga peneliti hanya mengambil
sampel dari kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 420 orang yang tersebar pada
12 kelas.

1
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik(Jakarta: PT.
RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.130.

40
41

Tabel 1.
Rekapitulasi Data Kelas VIII dan IX Siswa MTs. Negeri Pagedangan

No Kelas L P Jumlah

1 VIII 1 9 16 25
2 VIII 2 20 15 35
3 VIII 3 15 20 35
4 VIII 4 14 20 34
5 VIII 5 16 18 34
6 VIII 6 16 18 34
7 IX 1 15 9 24
8 IX 2 25 14 39
9 IX 3 22 18 40
10 IX 4 22 18 40
11 IX 5 22 18 40
12 IX 6 20 20 40
Jumlah 420
Sumber : Tata Usaha MTs Negeri Pagedangan

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa jumlah siswa kelas VIII dan siswa
kelas IX adalah 420.

C. Teknik Sampling

Menurut Sukardi, sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
untuk sumber data.2 Dalam menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan
siapa dan berapa jumlah orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi yang menjadi

2
Sukardi, MetodologiPenelitianPendidikan, KompetensidanPraktiknya(Jakarta: PT
BumiAksara, 2003), Cet.-I, h.54.
42

anggota atau unsur terdiri atas tingkatan-tingakatan atau strata. Jumlah sampel
yang diambil harus mewakili seluruh strata secara proporsional.3

Menurut Suharsimi, untuk menentukan sampel yang populasinya kurang


dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah populasinya besar, dapat diambil antara 10 – 15%
atau 20 – 25% atau lebih.4 Populasi yang dituju pada penelitian ini adalah kelas
VIII dan IX yang berjumlah 420 orang siswa, atas dasar pertimbangan waktu,
tenaga, dan dana, maka peneliti menetapkan jumlah sampel 15% dari populasi,
yaitu 0,15 x 420 = 63.

Karena teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random


Sampling, maka jumlah sampel harus proporsional sesuai dengan populasi. Jika
jumlah 63 responden tersebar di dua belas kelas (kelas VIII sampai kelasIX),
maka dari dua belas kelas tersebut harus diambil sampel secara acak proporsional
sesuai dengan populasi. Berikut ini adalah cara menentukan ukuran sampel dari
tiap kelas:

1. Kelas VIII 1 jumlah populasinya 25. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 1 adalah: 63 = 6.

2. Kelas VIII 2 jumlah populasinya 35. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 2 adalah: 63 = 5.

3. Kelas VIII 3 jumlah populasinya 35. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 3 adalah: 63 = 5.

4. Kelas VIII 4 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 4 adalah: 63 = 5.

3
Consuelo G. Sevilla, dkk. PengantarMetodePenelitian.PenerjemahAlimuddinTuwu
(Jakarta: UI-Press, 1993), h. 166.
4
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik(Jakarta: PT.
RinekaCipta, 2006), cet.-XIII, h.134.
43

5. Kelas VIII 5 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 5 adalah: 63 = 5.

6. Kelas VIII 6 jumlah populasinya 34. Maka ukuran sampel untuk kelas
VIII 6 adalah: 63 = 5.

7. Kelas IX 1 jumlah populasinya 24. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 1


adalah: 63 = 3.

8. Kelas IX 2 jumlah populasinya 39. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 2


adalah: 63 = 5.

9. Kelas IX 3 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 3


adalah: 63 = 6.

10. Kelas IX 4 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 4
adalah: 63 = 6.

11. Kelas IX 5 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 5
adalah: 63 = 6.

12. Kelas IX 6 jumlah populasinya 40. Maka ukuran sampel untuk kelas IX 6
adalah: 63 = 6.

Jadi, jumlah seluruhnya 6 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 3 + 5 + 6 + 6 + 6 + 6 = 63


44

Tabel 2
Sampel Penelitian

JUMLAH
NO KELAS KETERANGAN
RESPONDEN
1 VIII 1 6 Siswa MTs. Negeri
2 VIII 2 5 Pagedangan Tangerang
3 VIII 3 5
4 VIII 4 5
5 VIII 5 5
6 VIII 6 5
7 IX 1 3
8 IX 2 5
9 IX 3 6
10 IX 4 6
11 IX 5 6
12 IX 6 6

Jumlah 63

D. Variabel Penelitian

Menurut Direktoret Pendidikan Tinggi Depdikbud, variabel penelitian adalah


segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. 5Dalam penelitian
ini, agar suatu teori dapat dioperasionalkan dan dapat diteliti secara empiris maka
diubah menjadi Variabel, yakni “karakter dari unit observasi yang mempunyai
variasi”. Atau segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian.

Variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

5
CholidNarbukodan Abu Achmadi, MetodologiPenelitian (Jakarta: PT BumiAksara,
1999), Cet.-II, h. 118
45

1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang
oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya
dengan fenomena-fenomena yang diobservasi. Variabel bebas atau variabel
(x) dalam penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik


yang berubah atau muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, atau
mengganti variabel bebas.Variabel terikat atau variabel (y) dalam penelitian
ini adalah prestasi siswa yang digambarkan dalam bentuk nilai mid semester
pertama.

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi, metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat


digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.6Untuk memperoleh data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan berbagai metode antara lain:

1. Observasi, observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara


mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.7
Dalam hal ini penulis mengunjungi langsung sekolah yang menjadi objek
penelitian, yaitu MTs. Negeri Pagedangan Tangerang, untuk mengamati
kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana, dan prasarana serta prestasi
belajar siswa.

2. Wawancara, wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik


mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan.8

6
SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian(Jakarta: RinekaCipta, 2007) Cet.-IX, h.100.
7
WinaSanjaya, PenelitianTindakanKelas (Jakarta: Kencana: 2009), h. 86.
8
AnasSudijono, PengantarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008),
h. 82.
46

Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan Kepala


Madrasah Tsanawiyah untuk melengkapi data-data yang diperlukan
dalamp enelitian.

3. Studi dokumentasi, dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti


menyelidiki benda-benda seperti buku, majalah, dokumen, peraturan,
notulen, catatan harian dan lain-lain9. Dokumen merupakan bahan tertulis
atau bahan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.
Dalam penelitian ini dokumen yang diambil antara lain: daftar nama siswa
yang menjadi populasi dalam penelitian, jadwal kegiatan ekstrakurikuler,
daftar prestasi sekolah dalam bidang ekstrakurikuler, dan foto-foto
kegiatan yang mendukung, serta data tentang prestasi belajar siswa
diperoleh dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/1011.

4. Angket, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara


tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara
menjawab dilakukan dengan tertulis.10 Jadi metode angket dapat dikatakan
sebagai suatu metode pengumpulan data dengan cara memberikan
pertanyaan secara tertulis kepada responden yang dikenai penelitian.
Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu berisi pertanyaan
yang disertai jawaban-jawaban yang telah tersedia dan harus dipilih oleh
responden. Dalam penelitan ini data yang diambil melalui angket adalah
melalui seperangkat instrumen pertanyaan yang akan diberikan kepada
seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian.

Di bawah ini pembagian indikator dan sub indikator kegiatan


ekstrakurikuler.

9
SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik…, h.158.
10
SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian(Jakarta: RinekaCipta, 2007), h. 101.
47

Tabel 3
Kisi-kisi Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler

No Item
Variabel Indikator Jumlah
Positif Negatif

Kegiatan 1. Peminatan siswa terhadap 1, dan 2 8, 13, dan 5


ekstra- kegiatan ekstrakurikuler 17
kurikuler 2. Waktu kegiatan 18 3 2
ekstrakurikuler
3. Intensitas siswa mengikuti 14 27 2
ekstrakurikuler
4. Peraturan dalam kegiatan 4, 15, 24, 9, 19, dan 7
ekstrakurikuler dan 29 30
5. Arahan pembimbing dalam 5, 20, dan 10, dan 25 5
kegiatan ekstrakurikuler 21
6. Materi yang diberikan dalam 6, 11, dan 16, dan 28 5
kegiatan ekstrakurikuler 22
7. Manfaat mengikuti kegiatan 7, dan 12, 23 6
ekstrakurikuler 26

Alat ukur yang digunakan berupa pertanyaan yang diajukan dalam skala
sikap ada dua kategori yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif, model
skala sikap yang dijadikan dalam penyusunan adalah skala sikap Likert.
48

Jumlah pertanyaan dalam angket ini dibuat tiga puluh pertanyaan dengan
empat alternatif jawaban, selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Ketentuan yang digunakan dalam pemberian skor angket ini adalah :

Tabel 4
Ketentuan Pemberian Skor
Skor
Alternatif jawaban
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pernah 1 4

F. Teknik Analisis Data

1. Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis


menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

𝑓
P= 𝑋 100
𝑁

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden

Adapun skala yang digunakan dalam prosentase ini adalah:


49

Tabel 5
Skala Persentase

NO Persentase % Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90% - 99% Hampir seluruhnya
3 60% - 89% Sebagian besar
4 51% - 59% Lebih dari setengahnya
5 50% Setengahnya
6 40% - 49% Hampir setengahnya
7 10% - 39% Sebagian kecil
8 1% - 9% Sedikit sekali
9 0% Tidak ada sama sekali

2. Mencari angka korelasi


Dalam menguji pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi siswa,
digunakan statistik “r” korelasi product moment. Berikut rumus yang akan
digunakan:

∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 ∑ 𝑋2 − ∑ 𝑋 2 𝑁 ∑ 𝑌2 − ∑ 𝑌 2

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X2 : Kuadrat dari X

Y2 : Kuadrat dari X

∑XY : Jumlah perkalian X dan Y

N : Jumlah subjek
50

Setelah diperoleh nilai “r“, kemudian dinterpretasikan dengan dua cara,


yaitu:

1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil


perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment dibawah
ini.

Tabel 6
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment11

Besarnya “r” product moment (r) Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y


memang terdapat korelasi akan tetapi
korelasi tersebut sangat lemah/sangat
rendah
0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang lemah/rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang sangat tinggi
atau sangat kuat

11
AnasSudijono, PengantarStatistikPendidikan (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,
2008) Ed. I, h. 193
51

2. Interpretasi nilai “r” dengan rumus:

Df = N – nr
Keterangan:
Df = Derajat bebas
N = Banyaknya responden yang diteliti
Nr = benyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi “r”


product moment dari pearson untuk berbagai df, baik pada taraf signifikansi
1% maupun pada taraf signifikansi 5%.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi


variabel x terhadap variabel y, dipergunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y)
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Letak Geografis MTs. Negeri Pagedangan
Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan berdiri pada tahun 2003, dan
menempati diatas lahan seluas 4.000m2. Madrasah Tsanawiyah Negeri
Pagedangan terletak di kecamatan pagedangan yang merupakan pemekaran dari
kecamatan Legok. Tepatnya beralamat di Jl. Gn. Batu Desa Cijantra Kecamatan
Pagedangan Kabupaten Tangerang, sehingga letak geografisnya sangat strategis
karena berada di wilayah Kabupaten Tangerang sebelah Selatan, berbatasan
dengan Kecamatan Tangsel di sebelah Timur, Kecamatan Kelapa Dua di sebelah
Utara, Kecamatan Curug di sebelah Barat dan Kecamatan Legok di sebelah
Selatan.

2. Visi dan Misi MTs. Negeri Pagedangan

Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan adalah “Menjadi Mitra


Terbaik bagi Masyarakat dalam Membentuk Anak-anak yang Saleh”. Pernyataan
anak saleh dalam visi tersebut memiliki kualifikasi sebagai berikut:
a. Anak yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh terhadap Allah
swt. Hal ini penting, sebab bisa mengantisipasi adanya kekeringan spiritual
akibat dari pengaruh modernisasi dan industrialisasi. Keimanan dan
ketakwaan juga merupakan petunjuk sehingga orientasi hidup siswa
menjadi jelas dan bermakna.

52
53

b. Anak yang memancarkan akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia perlu
dibina dan dikembangkan terus guna mengantisipasi adanya krisis moral
akibat modernisasi dan industrialisasi yang cenderung menggiring manusia
kearah kehidupan yang materialistik dan hedonistik.

c. Anak yang memiliki wawasan sains dan teknologi yang luas dan
mendalam. Wawasan ini menjadi sangat penting sehingga seseorang tidak
buta dan tertinggal terhadap kemajuan sains dan teknologi.

d. Anak yang memiliki prestasi dan skill yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Prestasi dan skill sangat penting sebagai bekal hidup siswa, guna
mendapatkan pengakuan dan sekaligus penghargaan dari masyarakat.
Prestasi dan skill juga merupakan akan membekali siswa untuk terjun di
masyarakat. sehingga ada sesuatu yang bisa disumbangkan bagi
masyarakatnya.

e. Anak yang memiliki kemandirian. Modernisasi dan industrialisasi


menuntut adanya kemandirian. Seseorang tidak bisa lagi menggantungkan
sesuatunya kepada orang lain. Pengakuan kepada seseorang tidak lagi
didasarkan pada koncoisme dan kharismatisme, melainkan pada sejauh
mana seseorang bisa memiliki kualitas-kualitas personal yang dibutuhkan
masyarakat setempat.

f. Anak yang memiliki rasa kebangsaan yang utuh. Bangsa ini berdiri atas
perjuangan dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Dalam
sejarahnya umat islam banyak yang berperan dan berjuang dalam
mewujudkan bangsa ini. Oleh karena itu sudah seharusnya generasi muda
islam berkewajiban membangun bangsa ini.

Sedangkan misi MTs. Negeri Pagedangan antara lain :


a. Menggali dan mengamalkan nilai-nilai Islam di lingkungan madrasah

b. Mengembangkan semangat kebangsaan dengan cara memupuk dan


menumbuhkan cinta dan bangga terhadap tanah air
54

c. Membangun budaya ilmiah di lingkungan madrasah, khususnya budaya


membaca, menulis dan berdiskusi

d. Membudayakan keteladanan akhlak, ilmu pengetahuan , dan teknologi.

e. Membangun budaya berprestasi bagi seluruh elemen personalia


madrasah.

f. Membangun budaya kemandirian dan demokrasi.

g. Mendorong siswa untuk memiliki skill sesuai dengan kebutuhan dan


tuntutan masyarakat modern dan industri yang berkembang di sekitar
Pagedangan

3. Keadaan Siswa dan Tenaga Pengajar MTs. Negeri Pagedangan


Keseluruhan siswa-siswi MTs Negeri Pagedangan berjumlah 530 orang,
dengan jumlah rombel sebanyak 18 rombongan belajar yang tersebar pada
beberapa kelas yaitu:

Kelas VII (tujuh) terdiri dari enam kelas: kelas VII 1, VII 2, VII 3, VII 4, VII
5, dan VII 6. Kelas VIII (delapan) terdiri dari enam kelas: kelas VIII 1, VIII 2,
VIII 3, VIII 4, VIII 5, dan VIII 6. Dan kelas IX (sembilan) terdiri dari enam kelas:
kelas IX 1, IX 2, IX 3, IX 4, IX 5, dan IX 6.

Tenaga pengajar dan pengelola sekolah MTs Negeri Pagedangan Tangerang


secara keseluruhan berjumlah 38 orang dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin
1) Laki-laki : 21 orang.
2) Perempuan : 17 orang.
b. Tingkat Pendidikan
1) S2 : 2 orang.
2) S1 : 36 orang.
55

4. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Negeri Pagedangan


Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan memiliki sarana dan prasarana
yang cukup lengkap sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dengan
baik, sarana dan prasarana tersebut diantaranya mulai dari ruang sekolah yang
memadai maupun sarana lain seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 7
Keadaan Sarana Dan Prasarana
Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan

No Sarana / Prasarana Jumlah Kondisi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik


2 Ruang Tata Usaha 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Labolatorium MIPA 1 Baik
5 Labolatorium Komputer 1 Baik
6 Ruang Menjahit 1 Baik
7 Musholla 1 Baik
8 Toilet 4 Baik
9 Lapangan Olah Raga 2.000m Baik

5. Kegiatan Ekstrakurikuler MTs. Negeri Pagedangan


Sebagaimana sekolah pada umumnya, MTs. Negeri Pagedangan juga
memfasilitasi siswa-siswinya dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan
diadakannya ekstrakurikuler di sekolah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh
kepala madrasah adalah untuk menyalurkan dan mengambangkan minat dan bakat
siswa.1 Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebut diantaranya adalah:

1
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010
56

Tabel 8
Kegiata Ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri Pagedangan
Tahun Pelajaran 2010 - 20112

Jenis Kegiatan
NO Nama Pembina Hari Waktu
Ekstrakurikuler
Didi Wahyudi, M.Pd
1 Paduan Suara Sri Wahyudaningsih, Selasa 14.00 – 16.30
S.Pd.
Robit Nasucha, S.Pd.
2 Pencak Silat Kamis 14.00 – 16.30
Dody Saputra
Abdul Karim, S.Pd.I
3 Pramuka Jumat 14.00 – 16.30
A Saepudin
4 Paskibra A Alfan Handoko Sabtu 14.00 – 16.30

Mimi Mulyani, S.Ag.


5 Marawis Sabtu 14.00 – 16.30
Uniroh, S.Pd
UKS (Usaha Marwanih, S.Pd.
6 Rabu 14.00 – 16.30
Kesehatan Sekolah) Maria Ulfa
Yanto Risyanto, S.Pd.
7 Futsal/ Sepak Bola Sabtu 14.00 – 16.30
Kamaludin Canggih
8 Qiroah Ahmad Firdaus, S.Ag. Senin 14.00 – 16.30

9 Kaligrafi Abu Ahmadi Selasa 14.00 – 16.30

10 Drum Band Ir. Iskandar Kamis 14.00 – 16.30

Didalam pelaksanaannya, yang menjadi pembimbing kegiatan


ekstrakurikuler ini adalah orang-orang yang ahli di bidangnnya masing-masing.
Karena perekrutan pembina ekstrakurikuler tidak terpenuhi hanya dari guru-guru
yang ada di sekolah, maka untuk memenuhi hal tersebut selain mengambil dari
kalangan guru sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikulerpun diambil dari luar
sekolah. Misalnya dalam kegiatan marawis dan drum band seluruh pembinanya
diambil dari luar sekolah. Pramuka, pembinanya dari guru satu orang dan dari luar

2
Sumber: Dokumentasi MTs. Negeri Pagedangan
57

sekolah satu orang. Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat, pembimbingnya


diambil dari guru satu orang dan dari luar sekolah satu orang.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini dilaksanakan di luar jam pelajaran,
yakni setelah pulang sekolah tepatnya pada pukul 14.00 sampai jam 16.30, ini
bertujuan agar tidak menggangu waktu belajar para siswa sewaktu di kelas.
Untuk menunjang kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada, sekolah
melengkapinya dengan fasilitas yang cukup lengkap, yaitu:
a. Ruang Osis
b. Ruang UKS
c. Perlengkapan Pramuka dan Paskibra
d. Peralatan Drum Band dan Marawis
e. Lapangan olah raga yang luas, dan
f. Sarana olah raga futsal, bulutangkis, basket, volley, catur, dan tenis meja.3

B. Deskripsi Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh siswa
Untuk memperoleh data kegiatan ekstrakurikuler, penulis membuat angket
yang terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang berisi seputar
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan.
Penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 63 orang siswa yang terdiri dari
siswa kelas VIII dan kelas IX MTs Negeri Pagedangan sebagai responden, dan
dalam waktu 45 menit responden dapat mengisi angket tersebut dengan baik.
Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda check list ( √ ) pada salah
satu jawaban “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”.
Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
a. Minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler
Ada tidaknya minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dapat dilihat dari indikator-indikator minat. Petunjuk yang pertama adalah

3
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
58

perasaan yang timbul dari diri siswa ketika mengikuti kegiatan ini.
Perasaan senang merupakan ekspresi dari adanya minat maka sebaliknya
perasaan tidak senang menandakan tidak ada minat.
Tabel 9
Sangat senang mengikuti kegitan ekstrakurikuler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 40 63%
Sering 18 29%
Kadang-kadang 5 8%
Tidak Pernah 0 0%

N 63 100%

Dapat dilihat bahwa mayoritas siswa senang dalam mengikuti


kegiatan ekstrakurikuler, hal ini dapat diketahui dari jawaban siswa
sebesar 63% menjawab selalu senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
sebagian lagi menjawab sering sebesar 29%, dan yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 8%, serta tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah
senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa merasa senang dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Tabel 10
Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan keinginan sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 44 70%
Sering 9 14%
Kadang-kadang 10 16%
Tidak Pernah 0 0%

N 63 100%
59

Selanjutnya, ketika ditanya apakah mereka aktif dalam kegiatan


ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri, sebanyak 70% responden
menjawab selalu, 14% menjawab sering, 16% menjawab kadang-kadang,
dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian
berarti kebanyakan siswa aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan
keinginan sendiri.

Tabel 11
Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
karena takut diberi sanksi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 10 16%
Sering 7 11%
Kadang-kadang 10 16%
Tidak Pernah 36 57%

N 63 100%

Selanjutnya ketika ditanya apakah keaktifan mereka tersebut


disebabkan takut diberi sanksi, 57% menjawab tidak pernah, 16%
menjawab kadang-kadang, 11% menjawab sering, dan 16% menjawab
selalu.
Dengan demikian dapat ditafsirkan meskipun ada siswa yang aktif
dalam kegiatan ekstrakurikuler dikarenakan takut diberikan sanksi tetapi
mayoritas aktif karena berdasarkan kesadaran dan keinginan mereka
sendiri.
60

Tabel 12
Tidak bersemangat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 3 5%
Sering 2 3%
Kadang-kadang 23 36%
Tidak Pernah 35 55%
N 63 100%

Selnjutnya, ada tidaknya minat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler


dapat terlihat dari semagat mereka ketika melakukan kegiatan. Ketika
diajukan pertanyaan apakah tidak bersemangat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah, hanya 5% yang menjawab selalu tidak
bersemangat, selainnya menjawab sering sebanyak 3%, kadang-kadang
36%, dan tidak pernah menjawab 55%. Berdasarkan persentase diatas
dapat disimpulkan hanya sedikit siswa yang tidak bersemangat dan
selebihnya bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Tabel 13
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena hanya
ingin mendapatkan nilai dari guru

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 12 19%
Sering 5 8%
Kadang-kadang 12 19%
Tidak Pernah 34 54%

N 63 100%

Karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler merupakan keinginan


sendiri maka tidak heran ketika ditanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
hanya ingin mendapatkan nilai dari guru, maka mayoritas responden atau
61

sekitar 54% menjawab tidak pernah, 19% menjawab kadang-kadang,


hanya 8% menjawab sering, dan 19% menjawab selalu. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa mendapatkan nilai dari guru bukanlah tujuan dari
mayotitas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan jawaban dari beberapa indikator pertanyaan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa minat siswa kepada kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah sangatlah tinggi. Hal ini berdasarkan bahwa
mayoritas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bukan karena takut
diberikan sanksi ataupun ingin mendapat kan nilai dari guru.
Hal diatas sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan Robit Nasucha, S.Pd, yang juga selaku pembina
ekstrakurikuler pencak silat, beliau menyatakan bahwa minat siswa
terhadap kegiatan ekstrakurikuler sangatlah besar, yaitu sekitar 80% siswa
MTs. Negeri Pagedangan ikut aktif melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah. Dan tidak ada siswa yang mengikuti kegiatan
dikarenakan ingin mendapatkan nilai, hal ini dikarenakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler tidak menjadi pertimbangan guru dalam memberikan nilai
mata pelajaran tertentu di dalam kelas, tetapi penilaian tetaplah objektif
berdasarkan hasil belajar mereka.4
b. Waktu kegiatan ekstrakurikuler

Tabel 14
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
dilaksanakan diluar waktu belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 46 73%
Sering 5 8%
Kadang-kadang 9 14%
Tidak Pernah 3 5%

N 63 100%

4
Robit Nasucha, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
62

Ketika ditanya apakah Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti


dilaksanakan diluar waktu belajar, 73% menjawab selalu, 8% menjawab
sering, 14% menjawab kadang-kadang, dan 5% menjawab tidak pernah.
Hal ini berarti kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah
dilaksanakan diluar waktu belajar.
Tabel 15
Kegiatan belajar terganggu karena
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 0 0%
Sering 4 6%
Kadang-kadang 19 30%
Tidak Pernah 40 63%

N 30 100%

Jadi tidaklah heran ketika siswa ditanya apakah kegiatan belajar


mereka terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak ada
yang menjawab selalu terganggu atau 0%, hanya sebagian kecil yaitu 6%
yang menjawab sering, dan sisanya sekitar 30% menjawab kadang-
kadang, serta 63% menjawab kegiatan belajar mereka tidak pernah
terganggu karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada


waktu senggang, dan memang kebijakan sekolah mewajibkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Sekolah
telah mengalokasikan waktu tersendiri untuk pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler, yaitu pada pukul 14.00 sampai pukul 16.30. Dengan
demikian kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah pulang sekolah,
63

dengan demikian kegiatan tersebut tidak mengganggu aktivitas belajar


siswa di dalam kelas.5

c. Intensitas siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler


Tabel 16
Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 34 54%
Sering 21 33%
Kadang-kadang 8 13%
Tidak Pernah 0 0%

N 63 100%

Ketika ditanya apakah mereka aktif mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler, 54% menjawab selalu, 33% menjawab sering, 13%
menjawab kadang-kadang, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak
pernah aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini menandakan
bahwa mayoritas siswa aktif ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Tabel 17
Tidak aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 1 2%
Sering 2 3%
Kadang-kadang 19 30%
Tidak Pernah 41 65%

N 30 100%
Ketika ditanya tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, 65% atau
sebagian besar siswa menjawab tidak pernah, 30% menjawab kadang-

5
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
64

kadang, hanya 3% menjawab sering, dan 2% menjawab tidak aktif dalam


kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, hampir seluruh siswa
berpartisipasi dan aktif.

d. Arahan pembimbing dalam kegiatan ekstrakurikuler


Tabel 18
Pembimbing ekstrakurikuler membimbing dan
mengajarkan kegiatan dengan sabar.

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 30 48%
Sering 15 23%
Kadang-kadang 18 29%
Tidak Pernah 0 0%

N 30 100%

Ketika ditanya apakah pembina kegiatan ekstrakurikuler


membimbing dan mengajarkan kegiatan dengan sabar, 48% siswa
menjawab selalu, 23% menjawab sering, 29% menjawab kadang-kadang,
dan tidak ada atau 0% siswa yang menjawab tidak pernah. Ini
menunjukkan para bembimbing dengan sabar mengarahkan para siswanya
ketika kegiatan berlangsung.
Tabel 19
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, kakak pembimbing
masa bodoh dan tidak memberikan arahan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Selalu 0 0%
Sering 4 6%
Kadang-kadang 6 9%
Tidak Pernah 53 85%

N 30 100%
65

Dan ketika ditanya apakah dalam kegiatan kakak pembimbing


belaku masabodoh dan tidak memberikan arahan, 85% menjawab tidak
pernah, 9% menjawab kadang-kadang, 6% menjawab sering, dan tidak ada
siswa yang menjawab selalu. Ini menunjukkan bahwa pembimbing
ekstrakurikuler selalu memberikan arahan dan tidak pernah berbuat lalai
dalam melaksanakan tugasnya.

Tabel 20
Pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi nasehat
yang baik kepada siswanya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 41 65%
Sering 19 30%
Kadang-kadang 2 3%
Tidak Pernah 1 2%

N 30 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 65% siswa


menyatakan bahwa pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi nasehat
baik kepada siswanya, 30% menyatakan sering, dan hanya sebagian kecil
yaitu 3% menjawab kadang-kadang, serta hanya 2% menjawab
pembimbing tidak pernah memberikan nasehat baik ketika kegiatan. Ini
menunjukkan bahwa selain menjalankan tugasnya sebagai pembina, para
pembimbing memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada siswanya.
66

Tabel 21
Pembibing ekstrakurikuler di sekolah membiarkan saya
bercanda dalam kegiatan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 0 0%
Sering 3 5%
Kadang-kadang 15 24%
Tidak Pernah 45 71%

N 30 100%

Kemudian, ketika ditanya apakah pembimbing ekstrakurikuler


membiarkan bercanda pada saat kegiatan berlangsung, 71% siswa
menjawab tidak pernah, 24% menjawab kadang-kadang, 5% menjawab
selalu, dan 0% atau tidak ada sama sekali siswa yang menjawab
pembimbing membiarkan bercanda dalam kegiatan. Hal ini menunjukkan
bahwa kedisiplinan sangat diperhatikan ketika kegiatan berlangsung,
sehingga kegiatan berlangsung dengan baik dan tidak ada waktu yang sia-
sia terbuang .
Tabel 22
Pembimbing mengarahkan kegiatan ekstrakurikuler
sehingga berjalan dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 42 67%
Sering 16 25%
Kadang-kadang 5 8%
Tidak Pernah 0 0%

N 63 100%

Pembimbing ekstrakurikuler tidak pernah lalai dan selalu


memperhatikan anak didiknya. Hal ini terlihat pada tabel diatas, sekitar
67

67% siswa menjawab bahwa pembimbing selalu mengarahkan kegiatan,


25% menjawab sering, 8% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada atau
0% siswa yang menyatakan bahwa pembimbing bertindak masa bodoh
tidak mengarahkan siswanya.

Tabel 23
Pembimbing ekstrakurikuler memberi
motivasi agar giat berlatih

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 38 60%
Sering 22 35%
Kadang-kadang 2 3%
Tidak Pernah 1 2%

N 63 100%

Kemudian ketika ditanya apakah Pembimbing ekstrakurikuler


memberi motivasi agar giat berlatih, 60% siswa menjawab selalu, 35%
menjawab sering, dan hanya 3% menjawab kadang-kadang, 2% menjawab
tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selain
membimbing, para pembina juga memberikan dorongan motivasi kepada
siswanya agar giat berlatih.
Tabel 24
Pembimbing ekstrakurikuler memberi tahu kesalahan dalam
kegiatan dengan kasar (membentak-bentak)

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 4 6%
Sering 5 8%
Kadang-kadang 27 43%
Tidak Pernah 27 43%

N 63 100%
68

Dari tabel diatas terlihat bahwa 43% siswa menyatakan bahwa


pembina ekstrakurikuler tidak pernah memberi tahu kesalahan dalam
kegiatan dengan membentak-bentak, 43% menjawab kadang-kadang, 8%
menjawab sering, dan hanya 6% yang menjawab selalu. Hal ini berarti
pembimbing mengajarkan kegiatan dengan sabar dan tidak emosional.
Dari jawaban beberapa pertanyaan diatas, dapat disimpulkan
bahwa para pembina ekstrakurikuler begitu sangat antusias dalam
mengajarkan kegiatan, hal ini dikarenakan para pembina ekstrakurikuler
adalah orang yang ahli di bidangnya. Memang dalam perekrutan pembina
sekolah mengambil pembimbing yang ahli di bidangnya masing-masing,
sehingga apabila tidak terpenuhi oleh internal guru, maka sekolah
mengambil pembina dari luar sekolah.6

e. Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler


Tabel 25
Mendengarkan dan memperhatikan arahan guru/ kaka pembimbing
ketika menjelaskan materi ekstrakurikuler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 36 57%
Sering 19 30%
Kadang-kadang 8 13%
Tidak Pernah 0 0%

N 63 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 57% siswa selalu


memperhatikan materi yang diberikan pembimbing, 30% menyatakan
sering, 13% menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada responden yang
menjawab tidak pernah memperhatikan materi yang diberikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dengan materi
yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

6
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
69

Tabel 26
Pembimbing ekstrakurikuiler kurang menguasai materi yang
diajarkan pada saat kegiatan berlangsung

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 2 3%
Sering 3 5%
Kadang-kadang 17 27%
Tidak Pernah 41 65%

N 63 100%

Dan ketika ditanya apakah pembimbing ekstrakurikuiler kurang


menguasai materi yang diajarkan pada saat kegiatan berlangsung,
sebanyak 65% menjawab tidak pernah, 27% menjawab kadang-kadang,
dan hanya 5% menjawab sering, serta 3% menjawab selalu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah mengangkat pembina
ekstrakurikuler yang profesional dan sesuai dengan keahliannya sehingga
mampu menguasai materi dengan baik.

Tabel 27
Materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler
dapat menambah pengetahuan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 33 52%
Sering 24 38%
Kadang-kadang 5 8%
Tidak Pernah 1 2%

N 63 100%

Mayoritas siswa ternyata menyatakan bahwa materi yang diberikan


dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan mereka. Hal
70

ini dapat dilihat pada tabel diatas, responden yang menjawab selalu
sebanyak 52%, yang menjawab sering 38%, dan hanya 8% menjawab
kadang-kadang, dan 2% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat
menambah wawasan dan pengetahuan siswa.

Tabel 28
Pengetahuan yang saya peroleh dalam kegiatan ekstrakurikuler
dapat menunjang pelajaran di kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 11 17%
Sering 21 33%
Kadang-kadang 23 37%
Tidak Pernah 8 13%

N 63 100%

Kemudian ketika ditanya apakah materi yang didapat tersebut


dapat menunjang pelajaran di kelas, sebanyak 17% responden menjawab
selalu, 33% menjawab sering, 37% menjawab kadang-kadang, dan hanya
13% menjawab tidak pernah. Ini berarti materi yang didapat dalam
kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang pelajaran siswa di dalam kelas.
Tabel 29
Menurut saya materi yang disampaikan dalam kegiatan
ekstrakurikuler tidak menarik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 4 6%
Sering 2 3%
Kadang-kadang 16 26%
Tidak Pernah 41 65%

N 63 100%
71

1. Kemudian ketika ditanya apakah materi yang disampaikan dalam kegiatan


ekstrakurikuler tidak menarik, sebanyak 65% menjwab tidak pernah, 26%
menjawab kadang-kadang, dan hanya 3% menjawab sering, serta hanya
6% menjawab selalu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang
disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler belum mampu menarik 100%
perhatian dari pesertanya. Sehingga para pembina dituntut untuk selalu
melakukan inovasi dalam memberikan materi agar dapat meningkatkan
minat pesertanya.

f. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler


Tabel 30
Menurut saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
meningkatkan prestasi belajar di kelas

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 24 38%
Sering 16 25%
Kadang-kadang 21 33%
Tidak Pernah 2 3%

N 63 100%

Pertanyaan selanjutnya apakah kegiatan ekstrakurikuler dapat


meningkatkan prestasi belajar dikelas, 38% responden menjawab selalu,
25% menjawab sering, dan 33% menjawab kadang-kadang, dan hanya 3%
yang menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa berpendapat bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan
mampu meningkatkan prestasi belajar mereka didalam kelas.
72

Tabel 31
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membuat saya
semakin rajin belajar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 13 21%
Sering 16 25%
Kadang-kadang 29 46%
Tidak Pernah 5 8%

N 63 100%

Kemudian ketika ditanya apakah dengan mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler membuat semakin rajin belajar, sebanyak 21% siswa
menjawab selalu, 25% menjawab sering, 46% menjawab kadang-kadang,
dan 8% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler tidak begitu mempengaruhi kerajinan siswa dalam belajar.

Tabel 32
Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pergaulan
saya menjadi tidak baik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Selalu 0 0%
Sering 1 2%
Kadang-kadang 5 8%
Tidak Pernah 57 90%

N 63 100%

Dan ketika ditanya apakah dengan mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler membuat pergaulan mereka menjadi tidak baik, hampir
seluruh responden (sekitar 90%) menjawab tidak pernah, dan hanya 8%
yang menjawab kadang-kadang, 2% menjawab sering, dan tidak ada
responden yang menjawab selalu. Hal ini menandakan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler tidaklah membuat pergaulan siswa menjadi tidak baik.
73

Tabel 33
Pengetahuan saya bertambah setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 22 35%
Sering 25 40%
Kadang-kadang 13 20%
Tidak Pernah 3 5%

N 63 100%

Ketika ditanya apakah pengetahuan mereka bertambah setelah


mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, 35% responden menjawab selalu, 40%
menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang, dan hanya 5%
responden atau sebagian kecil responden menjawab pengetahuan mereka
tidak pernah bertambah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dapat
disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para siswa.
Keikut sertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik secara
langsung ataupun tidak langsung dapat membantu kegiatan belajarnya
didalam kelas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kepala Madrasah MTs.
Negeri Pagedangan, beliau menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dapat merangsang siswa untuk aktif, membuat mereka
merasa percaya diri, terampil, dan kedisiplinan yang ada didalam kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan mampu ditularkan dalam kegiatan belajarnya
sewaktu di kelas. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan
mampu meningkatkan prestasi siswa didalam kelas.7

7
Mulyadi, Wawancara, Tangerang, 12 Nopember 2010.
74

Tabel 34
Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
bakat yang saya miliki mulai berkembang

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 35 55%
Sering 17 27%
Kadang-kadang 10 16%
Tidak Pernah 1 2%

N 63 100%

Kemudian keetika ditanya apakah setelah mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler, bakat yang mereka miliki mulai berkembang, sebanyak
55% responden menjawab selalu, 27% menjawab sering, 16% menjawab
kadang-kadang, dan hanya 2% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan
bahwa kegiatan ekstrakurikuler disekolah ini sesuai dengan tujuan
utamanya, yaitu mengembangkan bakat pesertanya.

Tabel 35
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah membuat saya
malas untuk belajar dirumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 0 0%
Sering 3 5%
Kadang-kadang 17 27%
Tidak Pernah 43 68%

N 63 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler di sekolah, tidak membuat siswa malas untuk belajar
dirumah. Sebanyak 68% responden menjawab tidak pernah, 27%
75

responden menjawab sering, hanya 5% menjawab sering, dan tidak ada


yang menjawab selalu.

g. Peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler

Tabel 36
Saya menaati peraturan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 35 55%
Sering 15 24%
Kadang-kadang 12 19%
Tidak Pernah 1 2%

N 63 100%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 55% responden selalu


mematuhi kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, 24% menyatakan sering,
dan hanya 19% menyatakan kadang-kadang, 2% menyatakan tidak pernah
menaati peraturan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Dengan demikian
mayoritas siswa menaati peraturan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah.
Tabel 37
Saya diberikan teguran ketika tidak mematuhi aturan
dalam kegiatan ekstrakurikuler
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
1 Selalu 13 20%
Sering 17 27%
Kadang-kadang 18 29%
Tidak Pernah 15 24%

N 63 100%

Namaun ketika mereka tidak mematuhi peraturan dalam kegiatan


ekstrakurikuler 24% responden menyatakan tidak pernah diberikan
76

teguran, 29% menyatakan kadang-kadang, 27% menyatakan sering ditegur


dan 20% menyatakan selalu ditegur apabila tidak mematuhi peraturan
dalam kegiatan. Hal ini menandakan bahwa pembimbing kurang tegas
dalam memberikan teguran kepada para siswa yang melanggar peraturan
dalam kegiatan ekstarakurikuler.
Tabel 38
Siswa yang lalai dalam kegiatan ekstrakurikuler
diberikan sanksi

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase


1 Selalu 16 25%
Sering 11 18%
Kadang-kadang 17 27%
Tidak Pernah 19 30%

N 63 100%

Selanjutnya 30% dari responden menyatakan bahwa mereka tidak


pernah diberikan sanksi jika merka lalai/malas-malasan ketika kegiatan
ekstrakurikuler berlangsung, 27% menjawab kadang-kadang diberi sanksi,
18% menjawab sering, dan 25% menjawab selalu diberikan sanksi ketika
mereka malas-malasan dalam kegiatan.
Dapat disimpilkan bahwa para pembina ekstrakurikuler kurang
tegas dalam hal memberi teguran maupun memberi sanksi kepada para
siswa yang berbuat lalai/malas-malasan dan kegiatan ekstrakurikuler.

Selanjutnya tabel mengenai perhitungan analisis butir soal yang


diperoleh melalui hasil perhitungan angket, masing-masing jawaban diberi
skor, kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan.Setelah melakukan tabulasi
data angket minat maka perlu dilakukan analisa item untuk skor angket
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (variabel X) yaitu:
Tabel 29
Analisa Item Untuk Skor Angket Kegiatan Ekstrakurikuler

BUTIR SOAL
No Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 116
2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 115
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 113
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 111
5 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 111
6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 110
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 110
8 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 109
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 108
10 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 3 4 108
11 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 107
12 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 107
13 4 4 3 4 2 4 4 1 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 105
14 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 1 105
15 4 4 4 3 3 3 4 1 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 104
16 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 104
17 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 103
18 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 103
19 3 2 4 4 4 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 103
20 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 1 4 4 4 2 4 4 3 103
21 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 4 2 4 4 3 3 103
22 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 4 4 1 4 102
23 4 3 4 4 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 102
24 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 102
25 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 102
26 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 101
27 2 4 4 4 3 4 4 1 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 101
77

28 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 3 3 3 4 4 4 101
29 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 2 1 4 3 2 4 4 3 4 101
30 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 2 4 4 4 3 4 4 4 100
31 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 100
32 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 1 3 4 3 4 4 3 4 99
33 4 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 99
34 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 1 1 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 99
35 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 99
36 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 99
37 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 4 99
38 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 98
39 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 1 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 98
40 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 4 4 1 98
41 4 4 3 2 4 2 3 1 2 3 3 1 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 98
42 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 1 2 2 3 2 4 1 4 4 4 2 4 4 3 97
43 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 97
44 4 4 3 3 4 4 3 1 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 2 3 4 4 4 97
45 2 2 4 4 4 3 1 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 96
46 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 96
47 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 96
48 3 2 3 4 3 3 4 1 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 95
49 4 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 1 2 3 3 4 3 1 3 1 4 4 2 4 3 94
50 2 3 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 94
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 4 4 4 1 1 4 4 2 3 1 4 2 1 4 4 4 3 93
52 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 1 4 4 2 3 2 3 4 2 3 4 3 2 93
53 4 4 3 2 4 1 4 1 4 4 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 93
54 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 4 92
55 3 3 2 2 2 2 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 1 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 3 90
56 4 4 4 2 3 2 2 2 4 4 1 1 4 4 4 4 1 4 3 4 1 2 4 4 4 4 4 2 3 1 90
57 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 88
58 3 4 3 4 4 2 2 1 4 4 2 1 3 2 3 4 3 4 3 2 1 2 2 3 4 3 4 4 3 4 88
59 3 2 3 2 2 2 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 1 4 4 3 4 3 4 4 88
60 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 85
61 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 4 3 1 4 4 4 1 4 3 3 1 1 3 2 1 3 1 4 3 2 84
62 2 3 4 4 3 3 3 2 4 4 1 1 4 2 1 4 4 4 4 2 1 1 1 2 1 3 4 4 3 4 83
78

63 4 4 4 2 2 1 2 4 3 3 1 2 3 2 3 4 4 4 2 3 2 4 1 2 3 4 3 3 2 1 82
Jumlah 6267
79

Dengan melakukan penjumlahan skor jawaban terhadap beberapa


pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas dua tersebut, maka diperoleh nilai
yang paling rendah adalah 82 dan nilai yang paling tinggi adalah 116. Tabulasi
distribusi frekuensi tentang skor kegiatan ekstrakurikuler dengan cara membuat
tabel distribusi data tunggal. Hal ini dilakukan karena penyebaran skor atau nilai
yang akan penulis sajikan tidak terlalu luas.

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi, penulis menggunakan tabel


distribusi frekuensi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi
lebih dari satu.

Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai tertinggi (Highest Score=H) dan nilai terendah (Lowest


Score=L) dari nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa H=116 dan L=82.
Setelah diketahui H dan L, maka kita dapat menyusun nilai atau skor
tentang kegiatan ekstrakurikuler tersebut dari atas ke bawah, mulai dari
nilai yang tertinggi 116 berturut-turut ke bawah sampai nilai yang terendah
82 pada kolom 1 dari tabel distribusi frekuensi.

2. Menghitung frekuensi masing-masing nilai atau skor yang diperoleh,


kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel distribusi
frekuensi yang telah kita persiapkan, kemudian nilai yang diperoleh
dijumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi ( ΣF) atau (N). Untuk
lebih jelasnya penyebaran data kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat dilihat
melalui tabel berikut ini:
80

Tabel 40
Distribusi Frekuensi Tentang kegiatan ekstrakurikuler siswa (variabel X)
dari Sejumlah 63 Orang Siswa
Skor Frekuensi Persentase
116 1 1.59%
115 1 1.59%
113 1 1.59%
111 2 3.17%
110 2 3.17%
109 1 1.59%
108 2 3.17%
107 2 3.17%
105 2 3.17%
104 2 3.17%
103 5 7.94%
102 4 6.35%
101 4 6.35%
100 2 3.17%
99 6 9.52%
98 4 6.35%
97 3 4.76%
96 3 4.76%
95 1 1.59%
94 2 3.17%
93 3 4.76%
92 1 1.59%
90 2 3.17%
88 3 4.76%
85 1 1.59%
84 1 1.59%
83 1 1.59%
82 1 1.59%
2.780 63 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai


tertinggi 116 hanya 1 orang atau 1,59% dan yang memperoleh nilai terendah 82
juga sama yaitu hanya 1 orang atau 1,59%, sedangkan selebihnya yang
memperoleh nilai 115, 113, 109, 95, 92, 85, 84, dan 82 berjumlah 1 orang atau
1,59%, dan yang mendapat nilai 111, 110, 108, 107, 105, 104, 100, 94, dan 90
masing-masing berjumlah 2 orang atau 3.17%, yang memperoleh nilai 97, 96, 93,
81

dan 88 masing-masing sebanyak 3 orang atau 4.76%, dan yang mendapat nilai
102, 101, dan 98 berjumlah 4 orang atau 6.35%, yang memperoleh nilai 103
sebanyak 5 orang atau 7.94%, serta yang memperoleh nilai 99 sebanyak 6 orang
siswa atau sekitar 9.52%.

B. Prestasi Belajar Siswa


Sedangkan untuk mengetahui data mengenai prestasi belajar siswa, penulis
mengambil dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/2011. Adapun
nilai mid semester yang dicapai responden pada mid semester pertama tahun
pelajaran 2010/2011 berada antara nilai 39-89. Berikut ini adalah tabel distribusi
frekuensinya.
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh
63 Orang Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama

Nilai Prestasi
Frekuensi Frekuensi
Belajar
89 1 1.59%
87 2 3.17%
86 1 1.59%
84 1 1.59%
83 1 1.59%
82 2 3.17%
81 2 3.17%
80 6 9.52%
79 1 1.59%
77 1 1.59%
76 1 1.59%
75 1 1.59%
74 2 3.17%
73 5 7.94%
72 1 1.59%
71 2 3.17%
70 3 4.76%
69 2 3.17%
68 2 3.17%
67 1 1.59%
66 2 3.17%
65 1 1.59%
82

64 3 4.76%
63 3 4.76%
62 3 4.76%
61 1 1.59%
60 2 3.17%
59 1 1.59%
56 1 1.59%
55 1 1.59%
54 1 1.59%
53 1 1.59%
51 1 1.59%
50 1 1.59%
48 1 1.59%
45 1 1.59%
39 1 1.59%

Dari tabel diatas kita lihat nilai mid semester pertama tahun pelajaran
2010/2011 dengan nilai tertinggi adalah 89 dan nilai terendah 39 masing-masing
sebanyak 1 orang atau sekitar 1,59%, sedangkan nilai yang paling banyak adalah
nilai 80 sebanyak 6 orang atau sekitar 9,52%, siswa yang memperoleh nilai 73
sebanyak 5 orang atau sekitar 7,94%, siswa yang memperoleh nilai 62, 63, 64, dan
70 sebanyak 3 orang atau sekitar 4,76%, kemudian siswa yang memperoleh nilai
60, 66, 68, 69, 71, 74, 81, 82, dan 87 sebanyak 2 orang atau sekitar 3,17%, dan
siswa yang mendapat nilai 39, 45, 48, 50, 51, 53, 54, 55, 56, 59, 61, 65, 67, 72, 75,
76, 77, 79, 83, 84, 86, dan 89 masing-masing sebanyak 1 orang atau sekitar 1,59%

C. Analisis Korelasional
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket
mengenai kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa. Untuk itu
dibawah ini akan dijelaskan perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi
antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa, sehingga dapat
diambil interpretasi data.
83

Tabel 42
Analisis Korelasi antara Variabel X (Kegiatan Ekstrakurikuler)
dengan variabel Y (nilai hasil belajar siswa)

Responden X Y XY X2 Y2
1 104 70 7280 10816 4900
2 107 80 8560 11449 6400
3 96 60 5760 9216 3600
4 115 68 7820 13225 4624
5 102 73 7446 10404 5329
6 94 69 6486 8836 4761
7 116 86 9976 13456 7396
8 103 73 7519 10609 5329
9 103 73 7519 10609 5329
10 103 80 8240 10609 6400
11 99 59 5841 9801 3481
12 102 74 7548 10404 5476
13 100 73 7300 10000 5329
14 110 63 6930 12100 3969
15 97 45 4365 9409 2025
16 99 64 6336 9801 4096
17 103 80 8240 10609 6400
18 98 48 4704 9604 2304
19 96 50 4800 9216 2500
20 96 55 5280 9216 3025
21 101 76 7676 10201 5776
22 88 62 5456 7744 3844
23 98 63 6174 9604 3969
24 101 77 7777 10201 5929
25 98 64 6272 9604 4096
26 99 56 5544 9801 3136
27 85 68 5780 7225 4624
28 101 80 8080 10201 6400
29 111 75 8325 12321 5625
30 103 70 7210 10609 4900
31 97 64 6208 9409 4096
32 105 80 8400 11025 6400
33 101 72 7272 10201 5184
34 102 80 8160 10404 6400
35 88 71 6248 7744 5041
36 84 39 3276 7056 1521
37 93 54 5022 8649 2916
38 99 60 5940 9801 3600
39 100 82 8200 10000 6724
40 94 51 4794 8836 2601
84

41 111 87 9657 12321 7569


42 109 70 7630 11881 4900
43 82 62 5084 6724 3844
44 108 83 8964 11664 6889
45 98 65 6370 9604 4225
46 90 71 6390 8100 5041
47 93 66 6138 8649 4356
48 99 81 8019 9801 6561
49 92 61 5612 8464 3721
50 95 63 5985 9025 3969
51 97 69 6693 9409 4761
52 88 67 5896 7744 4489
53 105 89 9345 11025 7921
54 99 62 6138 9801 3844
55 107 87 9309 11449 7569
56 93 73 6789 8649 5329
57 90 66 5940 8100 4356
58 104 79 8216 10816 6241
59 108 81 8748 11664 6561
60 113 74 8362 12769 5476
61 83 53 4399 6889 2809
62 102 84 8568 10404 7056
63 110 82 9020 12100 6724
N=63 Σ 6.267 Σ 4.362 Σ 437.036 Σ 627,077 Σ 309.666

Dari hasil diatas diperoleh nilai


ΣX = 6.267
ΣY = 4.362
ΣXY = 437.036
ΣX2 = 627.077
ΣY2 = 309.666
Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product
moment person :

Diketahui: N: 63 ΣX= 6.267 ΣY= 4.362 ΣXY= 437.036 ΣX2= 627,077


ΣY2= 309.666
Ditanya... rxy?
Jawab:
85

C. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil dari data perhitungan dan analisia data yang telah
dilakukan, penulis menginterpretasikan hasil perhitungan diatas dengan
menggunakan:
1. Interpretasi Secara Kasar / Sederhana

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rxy yaitu 0,59.
Jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang diperoleh tidak bertanda
negatif, ini berarti korelasi antara variabel X (kegiatan ekstra-kurikuler) dan
variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah
lain terdapat korelasi yang positif. Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan
dengan cara sederhana yaitu dengan memberikan interpretasi terhadap angka
koefisien Korelasi Product Moment.
Apabila diperhatikan besarnya rxy yang telah diperoleh (0,59) ternyata terletak
antara 0,40 – 0,70, berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup.
86

2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment

Pertama: merumuskan hipotesa alternatif (Ha) yaitu; Ada atau terdapat


korelasi positif yang signifikan atau meyakinkan antara variabel X dan variabel
Y.
Kedua : mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) adapun
rumusnya sebagai berikut:
df = N-nr
keterangan:
df : degree of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Penelitian ini mengambil sampel 63 orang siswa yang diambil secara acak dari
kelas VIII dan IX. Variabel yang dikorelasikan sebanyak dua buah yaitu kegiatan
ekstrakurikuler dengan hasil belajar siswa, jadi nr = 2. Dengan rumus diatas, maka
diperoleh nilai df = 63 – 2 = 61.
Ketiga : berkonsultasi pada tabel r product moment. Apabila rxy sama besar
atau lebih besar dari pada r tabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima,
karena teruji kebenarannya. Namun apabila rxy lebih kecil dari pada r tabel atau rt,
maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak karena tidak teruji kebenarannya.
Dengan melihat tabel r Product Moment, maka dapat diketahui bahwa dengan
df sebesar 61 diperoleh “r tabel” pada taraf signifikansi 5% = 0,250 dan pada taraf
signifikansi 1% = 0,325.
Keempat : membandingkan besarnya rxy dengan rtabel. Nilai rxy yang
diperoleh adalah 0,59 , sedangkan nilai rtabel masing-masing pada taraf
signifikansi 5%= 0,250, dan pada taraf signifikansi 1%= 0,325. Ternyata nilai “r
hitung” 0,59 lebih besar daripada nilai r tabel, baik pada taraf signifikansi 5%
maupun pada taraf signifikansi 1%. Maka hipotesa alternatif (Ha) diterima.
Sehingga dapat disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa
berpengaruh terhadap prastasi belajar mereka didalam kelas.
87

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel


(kegiatan ekstrakurikuler) terhadap variabel y (prestasi belajar siswa), maka
dipergunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%

Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y)
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

KD = r2 x 100%

KD = 0.592 x 100%

KD = 0.35 x 100%

KD = 35%

Dengan melakukan perhitungan diatas maka dapat di ketahui bahwa variabel


X (kegiatan ekstrakurikuler) tersebut berpengaruh terhadap variabel Y (prestasi
belajar siswa) sebesar 35%.
Dengan demikian dapat diketahui, walaupun kegiatan ekstrakurikuler yang
ada pada MTs. Negeri Pagedangan tergolong aktif, akan tetapi kegiatan
ekstrakurikuler tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa di dalam kelas. Rendahnya kontribusi kegiatan
ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa dikarenakan materi yang diberikan
dalam kegiatan ekstrakurikuler kurang atau bahkan tidak menarik sehingga
mereka merasa jenuh dan tidak tertarik mengikuti materi yang diberikan (lihat
tabel 30). Sehingga berdampak kurangnya kontribusi materi yang diberikan
kepada kegiatan belajar mereka di dalam kelas. Hal ini dapat diketahui dari
sebagian responden yang menyatakan bahwa materi dalam kegiatan
ekstrakurikuler jarang menunjang materi pelajaran di dalam kelas (lihat tabel 28).
Selain faktor materi yang diberikan, ternyata kegiatan ekstrakurikuler tidak
mampu meningkatkan intensitas belajar siswa, hal ini dapat diketahui lebih dari
88

setengah responden menyatakan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tidak


membuat mereka semakin rajin belajar (lihat tabel 31).
Selain kedua faktor diatas, rendahnya pengawasan dari pembina juga dianggap
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Lemahnya kontrol dari pembina
kegiatan dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menyatakan
bahwa jarang sekali pembina ekstrakurikuler memberikan teguran kepada peserta
kegiatan yang tidak mematuhi aturan ketika kegiatan berlangsung (lihat tabel 37).
Hal ini dapat menyebabkan kurang efektifnya kegiatan ekstrakurikuler dalam
menjalankan fungsinya yaitu sebagai kegiatan penunjang yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi terhadap perkembangan akademik pesertanya.
Dengan demikian ada banyak faktor yang membuat kegiatan ekstrakurikuler
di MTs. Negeri Pagedangan tidak berjalan optimal sebagaimana tujuan awalnya,
yaitu sebagai kegiatan tambahan yang diharapkan dapat menyalurkan bakat, minat
dan potensi yang dimiliki, juga diharapkan mampu menambah wawasan
pengetahuan mengenai materi yang erat kaitannya dengan pelajaran di dalam
kelas sehingga dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah:
a. Kurang menariknya pengemasan materi yang diberikan oleh pembina
kegiatan, sehingga membuat para pesertanya merasa jenuh dalam kegiatan.
Kemudian berdampak pada kurangnya kontribusi materi yang diberikan
kepada kegiatan belajar mereka di dalam kelas,

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan tidak mampu merangsang dan


menjadikan para pesertanya untuk lebih giat belajar terutama di rumah.

c. Lemahnya kontrol dan kurang tegasnya para pembina kegiatan dalam


memberikan sanksi kepada para peserta yang lalai sewaktu kegiatan
berlangsung, sehingga membuat kegiatan ekstrakurikuler kurang
maksimal.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam
Bab IV mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar
siswa MTs. Negeri Pagedangan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa MTs.
Negeri Pagedangan tergolong aktif dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler,
hal ini berdasarkan begitu banyaknya kegiatan yang ada, yaitu: Paduan Suara,
Pencak Silat, Pramuka, Paskibra, Marawis, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah),
Futsal/Sepak Bola, Qira’ah, Kaligrafi, dan Drum Band. Kegiatan ini dibimbing
oleh pembina yang ahli di bidangnya, dan dilaksanakan diluar waktu belajar
siswa. Sedangkan prestasi belajar siswa MTs. Negeri Pagedangan tergolong dalam
kategori cukup baik, hal ini dilihat dari nilai rata-rata sebesar 70.

Walaupun kegiatan ekstrakurikuler tergolong aktif di MTs. Negeri


Pagedangan, akan tetapi pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi
belajar siswa hanya dalam kategori cukup atau sedang atau hanya berpengaruh
sebesar 35%, sedangkan 65% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini
disebabkan oleh:

1. Kurang menariknya pengemasan materi yang diberikan.

89
90

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan tidak mampu merangsang dan


menjadikan para pesertanya untuk lebih giat belajar terutama di rumah.

3. Lemahnya kontrol dan kurang tegasnya para pembina kegiatan dalam


memberikan sanksi kepada para peserta yang lalai sewaktu kegiatan
berlangsung.

B. Saran
Terdorong oleh rasa tanggung jawab penulis sebagai calon guru, penulis
mencoba memberikan saran kepada pihak sekolah ditempat penelitian yang
sekiranya berguna, saran tersebut adalah:

1. Karena kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan dalam meningkatkan


prestasi belajar siswa di kelas, disarankan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah.

2. Bagi pembina ekstrakurikuler, hendaknya selalu memberikan suport


(semangat) kepada siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan. Serta
bertindak tegas dalam menjalankan kegiatan ekstrakurikuler. Dan
hendaknya untuk terus melakukan inovasi dalam memberikan materi dan
dalam melaksanakan latihan agar dapat meningkatkan minat dan
mengurangi kebosanan dalam berlatih siswa.

3. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan lancar dan sesui fungsinya, yaitu


sebagai kegiatan penunjang belajar sisiwa diluar kelas, apabila didukung
faktor pembina yang berkualitas dan memiliki kecakapan di bidangnya,
kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai, dana yang cukup untuk
berbagai kegiatan serta peserta didik yang memiliki minat yang tinggi
untuk berlatih. Jadi hendaknya sekolah mengadakan pendidikan pelatihan
bagi pembina agar kemampuan, kecakapan bidang kegiatan masing-
masing tidak tertinggal dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Alimron, M. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dalam


Pengembangan Bakat Kepemimpinan Siswa SLTP Dahlia, Pondok
Pucung-Pondok Aren (2008)

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2006.

Asnawi, Jamal Ma’mun. Jurus-jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA.
Jogjakarta: Diva Press, 2009.

Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2009.

Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta: 2005.

Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat. Jakarta:


Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005

Departemen Agama RI. Ekstra Kurikuler Pendidikan Agamaa Islam pada Sekolah
Umum dan Madrasah. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam:
2004.

Departemen Agama RI. Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan


Sekolah) di Madrasah. Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama
Islam, 2005.

91
92

Departemen Agama RI. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di


Madrasah Ibtidaiyah. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama R.I: 1995.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Hasan, Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional, 1973.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan


Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007.

Kurniasih, Uun. “Pelaksanaan Program Ekstrakurikuler dan Hubungannya


dengan Prestasi Belajar Siswa MIN Kampung Tengah Kramat Jat”.i
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2006

Muhaimin dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008.

Narbuko, Cholid. dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi


Aksara, 1999.

Nashar. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran.


Jakarta: Delia Press, 2004.

Nasution, S. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.


93

Ngajenan, Mohamad. Kamus Etimologi Bahasa Indonesia. Semarang: Dahara


Prize, 1986.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, t.t.

Sabri, M. Alisuf. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana: 2009.

Sevilla, Consuelo G., dkk. Pengantar Metode Penelitian. Penerjemah Alimuddin


Tuwu. Jakarta: UI-Press, 1993.

Siti Memah. “Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs al-


Jauharotun-naqiyyah Jerang Barat Cilegon Banten.” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2009.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 1995.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2008.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada, 2008.

Sudjana, Nana. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktinya. Jakarta:


PT. Bumi Aksara, 2003

Sunarto, “Pengertian Prestasi Belajar,” Artikel diakses pada 06 Nopember 2010


dari http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta,


2009.
94

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2001.

Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar


Grafika, 2009.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2001.

Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar


Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
ANGKET PENELITIAN
“Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa
MTs. Negeri Pagedangan-Tangerang”

Nama : ……………………………………….
Nomor Induk Siswa : ……………………………………….
Kelas / Semester : ……………….…. / I (satu).
Sekolah : MTs. Negeri Pagedangan-Tangerang.
Tahun Pelajaran : 2010/2011.

Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang Pernah
1 Saya sangat senang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
2 Saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
berdasarkan keinginan sendiri.
3 Kegiatan belajar saya terganggu karena mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
4 Pembimbing ekstrakurikuler membimbing dan
mengajarkan kegiatan dengan sabar.
5 Saya mendengarkan dan memperhatikan arahan
guru/ kaka pembimbing ketika menjelaskan materi
ekstrakurikuler
6 Menurut saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
meningkatkan prestasi belajar di kelas
7 Saya menaati peratutan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah
8 Saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler karena
takut diberi sanksi.
9 Dalam kegiatan ekstrakurikuler, kakak
pembimbing masa bodoh dan tidak memberikan
arahan.
10 Pembimbing ekstrakurikuiler kurang menguasai
materi yang diajarkan pada saat kegiatan
berlangsung.
11 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membuat saya
semakin rajin belajar
12 Saya diberikan teguran ketika tidak mematuhi
aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler
13 Saya tidak bersemangat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah.
Alternatif Jawaban
No Pertanyaan
Kadang- Tidak
Selalu Sering
kadang Pernah
14 Saya aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah
15 Pembimbing ekstrakurikuler banyak memberi
nasehat yang baik kepada siswanya
16 Sejak saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pergaulan saya menjadi tidak baik
17 Saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena
ingin mendapatkan nilai dari guru
18 Kegiatan ekstrakurikuler yang saya ikuti
dilakukan diluar waktu belajar.
19 Pembibing ekstrakurikuler di sekolah membiarkan
saya bercanda dalam kegiatan.
20 Materi yang diberikan dalam kegiatan
ekstrakurikuler dapat menambah pengetahuan
21 Pengetahuan yang saya peroleh dalam kegiatan
ekstrakurikuler dapat menunjang pelajaran di
kelas.
22 Pengetahuan saya bertambah setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
23 Siswa yang lalai dalam kegiatan ekstrakurikuler
diberikan sanksi
24 Pembimbing mengarahkan kegiatan
ekstrakurikuler sehingga berjalan dengan baik
25 Menurut saya materi yang disampaikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler tidak menarik.
26 Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bakat
yang saya miliki mulai berkembang
27 Saya tidak aktif mengikuti kegiatan di sekolah
28 Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
membuat saya malas untuk belajar dirumah.
29 Pembimbing ekstrakurikuler memberi motivasi
agar giat berlatih
30 Pembimbing ekstrakurikuler memberi tahu
kesalahan dalam kegiatan dengan kasar
(membentak-bentak)

Anda mungkin juga menyukai