Skripsi
Oleh :
MELLY QADRIANI
NIM: 30100117028
ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOÏm§9$#
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah memberikan limpahan
Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad saw. sebagai suri tauladan yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang menderang seperti sekarang ini atau dengan
Penulis amat menyadari bahwa dari awal penulisan hingga akhir dari
penulisan skripsi ini telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, bak
berupa bimbingan, motivasi, pikiran, dan do’a. untuk itulah penulis dalam
kesempatan ini akan mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua Ibunda tercinta (Hj. Rusni) yang telah mengasuh,
skripsi ini dengan baik dan teruntuk Ayahanda tercinta (Abd. Kadir) terimakasih
karena telah membiayai selama penulis kuliah, selalu mendokan dan selalu
Semoga kalian berdua selalu diberikan kesehatan agar dapat melihat anak-
Abunawas, M. Ag.
2. Dr. Muhsin Mahfudz, M. Th.I selaku Dekan beserta Wakil Dekan I Dr.
3. Dr. Muhaemin, M. Th. I., M. Ed. Selaku Ketua Jurusan Aqidah dan
Filsafat Islam dan Muh. Abdi Goncing, S. Fil. I, M. Ed. Selaku Sekertaris
4. Prof. Dr. H. Muh. Natsir Siola, MA. Selaku pembimbing I dan Dr. Andi
5. Dr. Hj. Rahmi D, M. Ag. Selaku penguji I dan Dr. Muhaemin, M. Th. I.,
M. Ed. Selaku penguji II yang telah memberi kritik dan saran demi
8. Para guru MI DDI Tanete yang telah menjadi informan sehingga penulis
berjuang bersama.
sarjana
kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang
luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, dengan segala ketulusan
dan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
Wassalam,
Melly Qadriani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
C. Rumusan Masalah...............................................................................8
D. Kajian Pustaka....................................................................................8
A. Biografi Al-Ghazali...........................................................................14
B. Pengertian Etika.................................................................................23
B. Pendekatan Penelitian.......................................................................36
C. Sumber Data......................................................................................37
E. Indtrumen Penelitian.........................................................................38
tuanya.................................................................................................61
BAB V PENUTUP.............................................................................................64
A. Kesimpulan........................................................................................64
B. Saran..................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................67
LAMPIRAN.......................................................................................................70
Nim : 30100117028
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimuka bumi ini. Manusia adalah makhluk yang paling mulia jika dibandingkan
dengan makhluk lainnya, karena manusia telah dikaruniai oleh Allah swt akal,
kehendak dan perasaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. 1 Akan tetapi
manusia terkadang lalai dalam menyikapi sesuatu, baik sikap kepada orang tua
maupun kepada sesama manusia. Hal yang sangat dekat dengan diri manusia
lingkup Islam membahas tiga pokok komponen, yaitu akidah, syariat dan akhlak,
jika akhlak seorang manusia baik maka baik pula hal yang ada disekitarnya. 3
Ketahuilah bahwasanya yang diridhai di sisi Allah yaitu orang yang berakhlak
peranan yang sangat penting pada diri manusia, sebagai manusia terakhir dengan
1
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum Di Indonesia (Jakarta: Sinar
Grafika, 2006), h. 1
2
Imam Al-Ghazali, Majmu’ah Rasail Al-ghazali,terj. Kamran A. Irsyadi, Majmu’ah
Rasail (Yogyakarta: Diva Press,2018), h. 60.
3
Nurhayati, “Akhlak dan Hubungannya Dengan Aqidah Dalam Islam”, Mudarrisuna,
Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2014, h. 289.
4
Imam Al-Ghazali, Mukhtasar Ihya’ Ulumuddin. Penerj. Zaid Husein Al-Hamid,
Ringkasan Ihya Ulumuddin (Jakarta: Pustaka Amani,1995), h. 127.
5
Akilah Mahmud, “Ciri dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam”Ciri dan Keistimewaan
Aklak,Vol. 13 No. 1 2019, h. 30.
Maka dari itu sebagai manusia yang beriman dan memiliki akhlak harus
mengajarkan kepada anak ilmu yang berlandaskan al-Quran dan Hadis, agar
anak terbiasa dengan sikapnya yang baik, baik kepada orang lain lebih-lebih
kepada orang tua sendiri. Dalam Islam selain kedudukan akhlak baik yang tinggi
di dalam Islam, orang tua juga mempunyai derajat yang tinggi di dalam Islam.
Sebelum dilahirkan ke dunia, kita sebagai anak berada dalam kandungan ibu
kurang lebih sembilan bulan lamanya. Banyak sekali resiko yang dihadapi
mempertaruhkan nyawanya demi buah hatinya. Ketika anak telah dilahirkan ibu
dan ayah memiliki peran lagi untuk mendidik dan membesarkan anaknya.6
mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anak. Ayah selalu berusaha untuk
pendidikan untuk anaknya. Dengan tujuan agar bisa menjadi manusia yang
Orang tua telah memberikan kepada kita kasih sayang yang tak ada
batasnya. Oleh karenanya kita sebagai anak harus berbakti dan menghormati
kedua orang tua kita. Adapun akhlak kepada orang tua sebagai berikut:
merendahkan diri padanya serta senantiasa sopan kepadanya. Perlu kita ketahui
bahwasanya hidup bersama dengan orang tua mrupakan nikmat yang sangat luar
biasa, yang tidak dapat tergantikan dengan apapun didunia ini. Pandanglah orang
Murtini, Akhlak Siswa Terhadap Guru (Semarang: PT. Sindur Press, 2008), h. 55.
7
Berbuat baik kepada orang tua dalam bahasa arab disebut dengan Birrul
walidainyang mempunyai arti berbuat Ihsan (berbuat baik), berbuat baik kepada
orang tua merupakan salah satu sikap mulia yang ada pada ajaran agama Islam.
menjauhi mereka (durhaka), durhaka kepada orang tua salah satu sikap yang
amat dibenci oleh Allah swt.8 Barang siapa yang durhaka kepada orang tuanya
maka orang tersebut jauh dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al
Terjemahnya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-dua
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah
mereka keduanya keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku di waktu kecil.”9
Departemen Agama RI, Al-Quran Al-Karim dan Terjemahannya (Bogor: Halim, 2007),
9
h. 227
Ayat di atas mengandung perintah dan kewajiban untuk mengesakan
Allah swt, serta berbuat baik terhadap orang tua baik dari segi perkataan,
orang tua, sebagai anak hendaklah selalu mengeluarkan perkataan yang baik
kepada orang tua dan selalulah mendokan orang tua. Hal ini menunjukkan suatu
akhlak atau etika kepada Allah swt dan orang tua. Tentunya sangat disadari
semua itu ajakan bagi kaum muslimin dalam beribadah, mengikhlaskan diri,
ajaran al-Qur’an.10
Dari ayat di tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai anak harus
berbuat baik kepada kedua orang tua baik secara perkataan, perbuatan dan hal
lainnya yang bisa membuat mereka benci kepada kita. Di dalam islam tidak ada
perbedaan dalam menghormati orang tua yang muslim dan non muslim serta
terhadap orang tua sangat harus di jaga dan harus selalu diutamakan karena jasa-
jasa keduanya tidak mungkin bisa dibalas dengan apa yang telah orang tua
berikan. Berbakti kepada kedua orang tua, sangat besar pengaruhnya kepada
langsung pada akhlak anak terhadap kedua orang tua, karena dalam sebuah
karyanya beliau menjelaskan secara rinci bagaimana cara anak menghormati dan
10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati,2002),h. 443-444
11
Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016.
memperlakukan kedua orang tua dengan baik. Penulis sengaja mengambil profil
pembaharu besar dalam Islam. Kebesaran al-Ghazali dapat dilihat dari beberapa
semangat baru bagi agama Islam al-Ghazali memang begitu besar perhatiannya
untuk berkampanye yang bertema “Gerakan akhlak bermoral”. Oleh karena itu
merupakan pribadi yang jiwanya dilandasi keimanan, dihiasi akhlak mulia yang
untuk kemaslahatan bersama.12 Adapun adab anak terhadap orang tua menurut
penghormatan kepadanya
3. Melaksanakan perintahnya
12
Dina Fitria, “Akhlak Anak Terhadap Orang Tua Menurut Al-Ghazali Dalam Kitab
Bidayah Al-Hidayah dan Implikasinya dalam Pembentukan Kepribadian Muslim, Skripsi
(Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Walisongo, 2008), h. 3.
13
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah, terj. Kamran A Irsyadi, Menggapai Hidayah
(Bandung: Penerbit Marja, 2019), h. 102.
Itulah beberapa etika atau akhlak yang harus dimiliki oleh seorang anak
agar orang tua juga merasa dirinya dihormati ketika anaknya patuh kepadangan
penelitian dengan judul “Etika Anak Terhadap Orang Tua Menurut Imam Al-
apakah anak-anak disana masih menjunjung tinggi etika atau akhlak kepada
orang tuanya.
1. Fokus Penelitian
Rappang.
2. Deskripsi Fokus
sehingga menjadi pribadi yang kuat pada jiwa seseorang untuk selalu
berbuat baik kepada orang tua yang telah mengasuh dan mengandung
sampai dewasa.14 Olehnya itu sebagai anak yang baik harus senantiasa
selalu berbakti dan taat kepada kedua orang tua. Kata berbakti kpada
orang tua selalu bersanding dengan taat kepada Allah di dalam al-Qur’an.
b. Al-Ghazali
pemikir besar dalam Islam yang di anugrahi gelar Hujjatul Islam (bukti
kebenaran Agama Islam) karena beliau mempunyai daya ingat yang kuat
dan bijak dalam menanggapi sesuatu dan beliau juga merupakanZain ad-
lahir pada tahun 450 H.15Ia juga sangat mencintai pengetahuan sehingga
c. MI DDI Tanete
Departemen Agama. Sedangkan DDI adalah terdiri dari tiga kata yaitu
rumah tersebut dan Irsyad artinya petunjuk yang akan didapat melalui
proses berdakwah disuatu tempat atau daerah tertentu jadi DDI yaitu
14
Abu Luthfiyah, Wahai Anakku Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu (Bogor:
Pustaka Ibnu Kastir,2000), h. 1.
15
Novel bin Muhammad Alaydrus, Imam Al-Ghazali Bercerita Kisah-Kisah dalam Ihya’
Ulumuddin (Surakarta: Taman Ilmu, 2005), h. 13.
16
Ahmad Zaini, “Pemikir Tasawuf Imam Al-Ghazali”,Jurnal Akhlak dan Tasawuf, Vol. 2
No. 1, 2016, h. 150.
17
Kaswad Sartono, Pondok Pesantren DDI As-Salman Allakuang Menuju Terwujudnya
Pendidikan Yang Termutu (Makassar: Grand Design, 2010), h. 1-2.
Tanete merupakan salah satu madrasah atau sekolah keagamaan yang
tuanya?
D. Kajian Pustaka
Berikut ini akan dibahas mengenai penelitian yang mempunyai ke
samaan dengan apa yang penulis teliti dan penulis akan memaparkan apa
“Etika Sosial Menurut Imam al-Ghazali (Studi terhadap kitab Bid ya al-Hid yah)
terapkan seperti yang telah di jelaskan oleh Imam al-Ghazali yaitu bagaimana
etika manusia kepada sesama manusia, karna dalam sebuah karyanya beliau
dengan penelitian penulis dengan judul “ Etika Anak Terhadap Orang tua Pada
ditinjau dari studi kasusnya, yritu studi kasus saya berfokus kepada Santri MI
DDI Tanete, sedangkan studi kasus yang di gunakan penelitian ini berfokus
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Evi Khusnul Khuluq dengan judul
“Etika Peserta Didik dalam Perspektif Imam Al-Ghazali (Telaah Kitab Ihya
Ulumuddin)”, Dari hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti skripsi ini
yaitu menjelaskan bahwa seorang peserta didik harus membersihkan hati atau
jiwanya dulu dari hal buruk dan tidak terlalu melibatkan hal duniawi. Beliau
baik pula. Peserta didik juga tidak boleh menyombongkan diri atas ilmu yang
telah di dapatkannya dan tidak boleh menentang guru atau siapapun orang yang
telah mengajar kita karna beliaulah yang membuat kita pintar atas ilmu yang
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya yaitu, penelitian ini lebih
berfokus kepada perilaku pesrta didik kepada gurunya, disini mnjelaskan bahwa
peserta didik harus mempunyai etika yang baik kepada guru. Sedangkan di
penelitian saya yaitu fokus kepada sikap santri kepada orang tuanya, mengapa
penulis mengambil judul tersebut karna penulis melihat anak jaman sekarang
al-Ghazali menekankan pada pengajar tentang keteladanan dan selain itu beliau
dengan humanistik.
Yang membedakan tulisan peneliti dengan skripsi ini yaitu, skripsi ini
lebih berfokus kepada konsep akhlak dan cara mengajarkan akhlak yang baik
kepada peserta didik. Sedangkan yang punya penelti secara umum dan
yang sangat hebat, banyak orang yang berpendidikan tapi pada kenyataannya
mereka tidak merasa lebih baik secara moral dalam menjalani kehidupan.
pada masyarakat Islam dan pemikirannya yang sangat banyak di berbagai hal.20
biasa, salah satunya di dalam karyanya Ihya Ulum Al-Din yang sangat terkenal.
penelitian saya adalah penelitian saya hanya berokus kepada etika anak kepada
orang tua, tidak sampai membahas tentang tata cara hidup beretika dengan baik.
20
https://youchenkymayeli.blogspot.com/2016/02/etika-islam-menurut-imam-al-
gazali.html?m=1 . diambil pada tanggal 09Juli 2021.
Kelima, Dina Fitria dengan judul “Akhlak Anak Terhadap Orang tua
penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana cara anak agar selalu hormat dan
patuh kepada orang tua dan begitu pula sebaliknya bagaimana orang tua
mendidik anaknya mulai dari hal kecil agar hal tersebut dapat menjadi pondasi
membahas semua pendapat al-Ghazali dari semua buku yang ada membahas
DDI Tante
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep Etika anak terhadap orang tua menurut al-
Ghazali
Dina Fitria, “Akhlak Anak Terhadap Kedua Orang Tua Menurut Al-Ghazali Dalam
21
anak kepada orang tua agar dapat menambah kesadaran pembaca akan
sikap kepada orang tua agar selalu dalam lindungan Allah swt.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Biografi Al-Ghazali
yang masih termasuk kota Khurasa Iran pada tahun 450 H yag bertepatan dengan
505 H/111 M di Thus dan dikebumikan di tempat itu pula. Pekerjaan ayah al-
Ghazali yaitu sebagai pemintal wol yang kemudian dijual di tokonya di Thus.22
Ayah al-Ghazali merupakan seorang sufi yang sangat saleh. Ayah al-
Ghazali berharap kelak anaknya ketika besar menjadi sufi dan ahli hukum serta
dikabulkan oleh Allah swt, sekarang al-Ghazali dan saudaranya menjadi sosok
yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, Ahmad menjadi ulama besar, al-
lain.23
Ulumuddin. h, 3.
mulai menulis ilmu-ilmu yang diajarkan oleh gurunya, kemudian dari Jurjan al-
tiga tahun sehingga beliau menghafal semua yang dipelajari dan memahami apa
yang dibaca.24
lautan yang dalam”. Al-Hafiz Abdul Ghafir bin Isma’il memberi peringkat
Inilah salah satu kelebihan al-Ghazali, beliau tidak pernah merasa bosan
menjurus kepada satu atau dua bidang ilmu dan pemikiran yang sebagaimana
kebanyakan tokoh-tokoh Islam terkemuka yang lain. Jika disebut Ibnu Sina atau
Al-Farabi, maka akan terlintas dipikiran dua ahli falsafah agung dari ahli
falsafah Islam dan jika disebut Imam Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad, terlintas
24
Muhammad Hudaeri, “Al-Ghazali”, Makalah. (Serang: akultas Ushuluddin dan Adab
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2020), h. 3.
25
Imam Al-Ghazali, Ftihatul Ulum, terj. Muhammad Adib, Epistemologi Pesantren
(Jakarta: Media Nusantara, 2006),h. 7.
dipikiran tokoh-tokoh yang mempunyai kemampuan menghafal, teliti, amanah
dan berpengetahuan.26
bercabanglah ilmu yang dimilikinya dari berbagai aspek. Bisa dikatakan bahwa
beliau adalah seorang laki-laki yang mengetahui segala sesuatu dan dahaga
sebagai hujjatul Islam dan pembaharu yaitu beliau akan membuat pembaruan
atau pemahaman yang lebih jelas mengenai sesuatu ilmu yang diterapkannya.27
menghafal apa yang mereka terima, menulangi dan menukilnya. Bahkan beliau
seorang alim yang aktif, maklumat yan diterimanya diteliti dan diuji seauh mana
kebenaran dan kebatilannya. Oleh karena itu, ada kalanya beliau menolak,
perkembangan Ilmu Kalam. Beliau telah mengarang banyak buku atau tulisan
tentang Ilmu Kalam menurut metodologi para sahabat dan juga yang
Awaliyah Musgami, Tarekat dan Mistisme dalam Islam (Makassar: Alauddin University
26
Press,2013), h. 81.
Ahmad Bangun Nasution dan Ruyani Hanum Siregar, Ahlak Tasawuf:Pengenalan,
27
Sunnah maka hanya akan menambah lagi kerisauan dan kekeliruan dalam
membicarakan tentang teori dan konsep ilmu tidak meletakkan pada Ilmu
Kalam sebagai satu ilmu yang bermanaat kepada masyarakat. Bahkan beliau
yang berkaitan dengan sifat dan perbuatan Allah ialah termasuk di dalamnya
termasuk orang yang masuk pada golongan bid’ah di dalam Islam. Beliau
menyatakan bahwa ilmu kalam tidak bermanfaat kepada manusia karena dua
sebab yaitu, yang pertama, ilmu ini menyimpang jauh dari matlamatnyayang
utama, yaitu mengenai Allah. Kedua, perbincangan antara ahli ilmu kalam
terlalu jauh sehingga menyimpang dari pada apa yang dibincangkan oleh para
ulama salaf.
tersebut dan di dorong atas rasa tanggungjawab setelah melihat tidak ada
29
Iskandar Zulkarnain, “Ilmu Kalam Al-Ghazali Kitab Al-Iqtisad Fi Al-I’tiqad”, Skripsi.
(Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, 2017), h. 34.
akidah umat Islam, al-Ghazali bangun menentang penghujatan terhadap
golongan yang membahas falsafah kepada tiga golongan, yaitu atheis, teologi
dan natural.30
menurut al-Ghazali adalah berkaitan dengan ilmu hisab. Ilmu tersebut tidak
dengan kajian alam, bintang-bintang, air, langit, udara dan seluruh alam. Ilmu
mantiq adalah ilmu yang berkaitan dengan logika atau akal dan bagaimana
manusia menjalani kehidupan seharian dengan lebih baik. Selain itu, ilmu
akal.31
Kemudian ilmu yang terakhir dalam ilmu alsafah al-Ghazali adalah akhlak
30
Ahmad Atabik, “Telah Pemikiran Al-Ghazali Tentang Filsafat”. Jurnal Fikrah, Vol. 2,
No. 1, Juni 2014, h. 28.
31
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam: Konsep, Filsafat dan Ajarannya, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 174.
c. Al-Ghazali dan Tasawuf
ahli falsafah kemudian beliau telah membongkar keburukan ilmu falsafah dan
menerka ilmu baru yang berkaitan dengan falsafah. Beliau menyerang ilmu
falsafah ketuhanan Yunani. Begitu juga halnya dengan ilmu tasawuf, apabila
beliau melibatkan diri menjadi seorang ahli sufi. Beliau akan membersihkan
Diantara banyaknya tulisan al-Ghazali ada kitab yang paling populer yaitu
kitab Ihya’Ulumuddin kitab ini telah menjadi rujukan penting untuk untuk
ilmu fiqh dan tasawuf mulai dari awal penulisannya hingga hari ini. Kitab ini
kitab ini yaitu karena kesadarannya yang sangat tinggi terhadap masyarakat
sumber primer, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Kemudian diikuti dengan para
fiqh. Jika diteliti, kita akan dapati al-Ghazali menerima metodologi penulisan
baru fiqh yang berasaskan kepada gabungan antar ilmu fiqh dan tasawuf.
Didalamnya kita dapat mendapatkan bacaan tentang tasawuf dan fiqh dalam
tidak sekedar menulis teori dan cara pengamalan melakukan shalat dan
shalat.34
diragukan lagi tulisannya karena ilmunya yang banyak beliau utarakan kedalam
yaitu:
b. Tahaful al-Falasifah (kekacauan pikiran para filsuf) buku ini beliau buat
dala buku tersebut al-Ghazali mengancam filsafat dan filsof dengan tegas.
Ahmad Zaini, “Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali”, Jurnal Akhlak Tasawuf. Vol. 02,
33
2014, h. 85.
dalam keadaan harus berpindah-pindah tempat antara Damaskus,
Yarussalem, Hijaz dan Thus yang berisi panduan fiqih, tasawuf dan
filsafat.35
mencapai Tuhan.
j. Ayyuha al walad
k. Al-Musytasyfa
m. Mizan al-amal
p. Al-washit (pertengahan)
r. Az-zariyah ilaa’ makarim asy syahi’ah (jalan menuju syariat yang paling
mulia)
35
Ahmad Zaini, “Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali”, Jurnal Akhlak Tasawuf. Vol. 02,
No. 01 2016, h. 153.
t. Al-mankhul minta’liqoh al-ushul (pilihan yang tersaing dari noda-noda
ushul fiqh.
orang yang sedang dengki penjelasan tentang hal-hal yang samar serta cara
penglihatan)
Sosok Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan diberi gelar
Hujjatul Islam karena kemampuannya yang bijak dalam berhujjah. Beliau sangat
dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat
ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Bustahim. Imam al-
suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Mesir, Madinah dan Jerussalem.
Beliau terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang yang telah mengaharumkan nama
ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil
36
Zainuddin,dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta Bumi Aksara, 1991),
h. 8.
Ahmad Bangun Nasution dan Ruyani Hanun Siregar, Akhlak Tasawuf: Pengenalan,
37
menyababkan beliau benci kepada sifat riya, sombong, takabbur, megah dan
1. Pengertian Etika
Secara etimologi kata etika brasal dari bahasa Yunani ethos dan
ethikos.ethos yang mempunyai arti kebiasaan, sifat, watak, adat istiadat dan
praktis. Sedangkan ethikos berarti susila, kelakuan, perbuatan yang baik dan
keadaban. Di dalam bahasa Arab kata etika dikenal atau sering diartikan dengan
bahwa etikaada kaitannya dengan tata cara hidup yang baik, kebiasaan yang
etika. Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu berasal dari kata ethos dalam
bentuk tunggal memiliki banyak arti, yaitu tempat tinggal yang biasa;padang
rumput; kandang, kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berfikir.
Dalam bentuk jamak artiya adalah adat kebiasaan. Dalam arti tersebut etika
berkaitan dengan tata cara hidup yang baik, kebiasaan hidup yan baik, baik
kepada orang lain dan masyarakat. Tata cara hidup yang baik ini akan turun
memperbaiki diri agar bisa mendapatkan generasi yang cerdas dalam segala hal
dan tingkahlaku.
atau aturan yang kemudian disebarluaskan dengan cara dikenal, dipahami, dan
diajarkan secara lisan dalam masyarakat. Etika dipahami sebagai ajaran yang
38
St. Aisyah BM, Antara Akhlak, Etika dan Moral(Makassar: Alauddin University Press,
2014), h. 11.
berisikan perintah atau ajakan tentang baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu
dan buruk atau dengan kata lain adalah teori tentang nilai. Dalam Islam teori
nilai mengenal lima kategori baik-buruk, yaitu sangat baik, baik, netral,
buruk,dan sangat buruk. Nilai tersebut ditentukan oleh Tuhan karena hanya
karena Tuhan adalah maha suci yang bebas dari kesalahan atau noda apapun.
Etika juga disebut dalam ilmu normatif karena di dalamnya mengandung norma
dengan tata cara serta adat kebiasaan yang telah melekat pada diri
dari asas dan nilai moral atau disebut juga dengan kode etik. Dan juga
suatu perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan
dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak
ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum
dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara teori
4. Macam-Macam Etika
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif adalah salah satu usaha untuk menilai suatu tindakan
atau perilaku berdasarkan pada ketentuan atau norma baik dan buruk
dalam masyarakat sebagai acuan etis. Etis itu dianggap sebagai suatu
44
Mohammad Maiwan, Memahami Teori-teori Etika (Jakarta: Pendidikan Pancasila dan
Kearganegaraan Fakutas Ilmu Sosial UNJ, 2016), h. 195.
tindakan seseorang tapitergantung dengan kesesuaian yang dilakukan
penting. Yang pertama adalah sejarah kesusilaan. Pada hal ini yang
b. Etika Normatif
ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya
45
Sri Hudiarini, “Pernyataan Etika Bagi Masyarakat Akademik di Kalangan Dunia
Pendidikan Tinggi”, Jurnal Moral Kemasyarakatan. Vol. 02, No.1. Juni 2017, h. 4-5.
c. Etika Deontologi
untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
d. Etika Teologis
Teologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu telos yang artinya tujuan.
5. Ciri-Ciri Etika
c. Di dalam etika ada cara pandang yang berasal dari sisi batiniyah
manusia.
perilaku manusia.
6. Faedah Mempelajari Etika
46
Amril Mansur, “Implementasi Klarifikasi Nilai dalam Pembelajaran dan
Fungsionalisasi Etika Islam”, Jurnal Ilmiah Keislaman. Vol. 5, No. 1, Januari 2006, h. 65.
Sering muncul dalam fikiran banyak orang bahwa dapatkah etika
menjadikan kita menjadi orang baik?. Jawabannya adalah etika itu tidak dapat
mengomsumsi minuman keras dan bahayanya terhadap tubuh dan akal. Kemudia
pasien bertugas untuk memilih meninggalkan agar tubuh dan akal sehat atau
memilih untuk terus meminumnya dan dokter tidak mempunyai hak untuk
mencegahnya. Seperti itulah juga etika tidak dapat menjadikan semua manusia
menjadi baik. Maka itu etika hanya bisa menjelaskan baik dan buruknya suatu
Orang yang tidak mempelajari etika juga dapat memberi penilaian baik
dan buruk kepada sesuatu dan dapat pula dia menjadi baik. Akan tetapi orang
yang belajar etika tidak hanya menilai orang lain akan tetapi akan
mengaplikasikan apa yang dia telah pelajari. Dalam kehidupan sehari-hari, etika
moral yang baik. Beberapa orang hanya mengartikan etika sebagai konsep untuk
dipahami dan bukan menjadi bagian dari kita. Tapi sebenarnya etika harus
untuk membuat kita menjadi lebih baik. Etika yang baik akan mencerminkan
perilaku baik, sedangkan etika buruk, akan menggambarkan perilaku buruk pula.
Selain itu etika juga dapat membuat kita menjadi bertanggung jawab, bersikap
47
Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995),h. 6-7.
48
Nur Rafika Sani, Siti Norma, dan Ratna Dewi, “Akhlak Tasawuf Tujuan dan Faedah
Mempelajari Etika” Makalah. (Medan: Universitas Islam Sumatra Utara Pendidikan Agama
Islam,2017),h. 4.
C. Etika Al-Ghazali
dikhususkan pada akhlak baik dan buruk. Yang menjelaskan tata cara anak
berbakti atau berinteraksi dengan orang tua dengan baik. Pada kita Bidayat al-
Hidayah al-Ghazali menjelaskan mengenai etika anak atau akhlak anak kepada
sebagai anak yang baik harus mendengarkan orang tua ketika berbicara,
tua.49
kedua orang tua, anak harus selalu menghormati kedua orang tua, anak
Anak harus selalu menjalankan perintah yang dilontarkan orang tua dan
meringankan beban orang tua. Akan tetapi tidak semua perintah yang di
perintahkan orang tua harus dilakukan, ada perintah yang tidak perlu
Islam.50
Ketika orang tua sedang duduk, sebagai anak tidak boleh selalu lewat
depan orang tua. Boleh berjalan mendahuluinya ketika ada sesuatu hal
ada anak ketika berbicara dengan orang tua lupa bahwa lawan bicaranya
adalah orang tua. Sebagai anak harus menggunakan suara yang lemah
50
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-hidayah. terj. Mujahidin Muhayan, dkk, Bimbingan
Bidayah Al-Hidayah Menggapai Hidayah (Jakarta: Menara, 2006), h. 16.
51
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah.Terj. Kamran A Irsyadi, Menggapai Hidayah,
(Bandung: Marja, 2019), h. 102.
g. Berusaha Mendapatkan Ridha Keduanya
ketika ingin keluar rumah biasakan meminta izin dengan orang tua.52
tawadhu anak kepada orang tua, menundukan diri dihadapan orang tua
menjadi anak yang mempunyai sifat tidak baik di hadapa orang tua,
kepada anaknya. Jasa orang tua tidak bisa degantikan dengan suatu
52
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah, terj, Kamran Al Irsyadi, Menggapai Hidayah,
h. 102.
dengan tajam, karena hal tersebut bisa menyinggung perasaan dan
kesusahan, marah atau ada ketidak cocokan dengan pendapat orang tua,
53
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah, terj, Kamran Al Irsyadi, Menggapai Hidayah,
h. 102.
Muhammad Abdurrahman, Akhlak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia (Jakarta:
54
dalam berinteraksi dengan orang tua terutama dalam bertutur kata dan
orang tua.55
55
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah.Terj. Kamran A Irsyadi, Menggapai Hidayah,
h. 103.
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif kualitatif , dengan jenis penelitian yang telah di paparkan oleh peneliti
dengan tujuan memberikan penjelasan tentang Etika anak kepada orang tua
B. Pendekatan Penelitian
a. Fenomenologi
ini di teliti secara nyata atau berdasarkan fenomena yang terjadi pada
b. Akhlak
akan diteliti dari aspek akhlaknya atau tingkah laku santri dari segi baik
mendapatkan informasi.
C. Sumber Data
Sumber data yang di maksud disini, yaitu subjek dari mana asal data
data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang di kumpulkan langsung oleh peneliti itu
sendiri dari sumber pertama. Adapun yang akan menjadi sumber data
b. Data Sekunder
Data sekunder, yaitu data pendukung yang didapatkan oleh penulis dari
komentar orang.
secara langsung ke lokasi penelitian yang memiliki hubungan dengan judul yang
a. Observasi
56
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,2014), h.
45.
57
Muri Yusuf, Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitati dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2014),h. 384.
b. Wawancara
Wawancara adalah menggali data dengan bentuk lisan. Hal ini harus
informasi yang benar dan secara detail terkait apa yang sedang diteliti.58
c. Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
melakukan penelitian, adapun alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1). Handphone yang berfungsi sebagai alat bantu untuk merekam segala
2). Alat tulis berfungsi untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
Analisis data adalah suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan
data secara sistematis. Analisis data merupakan jenis penelitian kualitatif yang
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama masih ada di lapangan dan
58
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian(Yogyakarta: Pustaka Baru Press,2014), h. 75.
59
Khalifa Mustamin, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Makassar: Alauddin Press,
2009), h. 97.
setelah selesai melakukan penelitian.60 Adapun teknik yang dilakukan
mengubah dan mengabsraksi data yang kasar dari lapangan. Pada tahap
dapat menjadi lebih mudah untuk diolah karna sudah lebih sederhana.
Proses ini merupakan cara untuk merangkai suatu organisasi yang dapat
secara sistemasis.
Verifikasi data adalah bagian terakhir dari analisis data yang kemudian
masalah dan isinya adalah kristalisasi data lapangan yang amata sangat penting
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2009),
h. 245.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
merupakan desa yang tidak asing karena di desa tersebut terkenal dengan desa
yang memproduksi telur ayam. Desa Tanete bisa dibilang seluruh penduduknya
Maritengngae. Yang letaknya dari ibu kota kurang lebih 4 kilometer dari Ibu
Desa Allakuang
Seblah Selatan
perbatasan dengan Desa yang berada di seblah Utara, Barat, Timur dan Selatan.
Tabel II. Jumlah Sekolah
TK 2
SD 2
SMP -
SMA -
Sumber Data: Kantor Desa Tanete,15 Juni 2021
sub-sub teorinya.61 Menurut pendapat para ahli bahwa pendidikan adalah dimulai
pesantren. Pencapaian tersebut tidak dapat terjadi tanpa adanya dukungan dari
61
Nur Hamiah dan Muhammad Juhar, Pengantar Manajemen Penddikan di Sekolah,
(Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2015), h. 20.
62
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 74.
Madrasah Iptidaiyah DDI Tanete. Pendirinya bernama H. Salman Saenong,
Kepala Madrasah
Kaeraty, S. Pd. I
Rahmi, S. Pd. I
Sekertaris Bendahara
berikut:
Ada satu hal yang tidak bisa terlepaskan dari satu lembaga, yaitu adanya
visi, misi dan tujuan. Hal tersebut dikarenakan satu lembaga memerlukan adanya
visi dan misi untuk mencapai apa tujuan didirikannya. Berikut visi dan misi MI
DDI Tanete:
menyenangkan
tinggi
a. Akidah Akhlak
b. Bahasa Arab
c. Al-Qur’an Hadist
e. Fiqhi
f. Bahasa Indonesia
g. Seni Budaya
h. Matematika
i. PKN
j. Penjaskes
oleh adanya santri dan guru yang profesional, akan tetapi juga ditentukan dengan
DDI Tanete, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berada
yang menunjang, agar dapat tercapai pembelajaran yang bermutu. Fasilitas yang
penuli maksud adalah fasilitas yang berupa fisik yang meliputi sarana dan
prasarana.
pembelajaran agar santri merasa nyaman dengan tempat belajar. Karena dalam
proses pembelajaran hal yang paling utama yang dibutuhkan adalah tempat yang
memedai.
9. Jumlah Santri MI DDI Tanete
Dari tahun ketahun jumlah santri MI DDI Tanete teru meningkat, jumlah di
I 30
II 31
III 30
IV 22
V 20
VI 17
Sumber Data: MI DDI Tanete Kecamatan Maritengngae Kabupaten
Sidenreng Rappang, 15 Juni 2021.
Demikianlah hasil penjelasan penulis mengenai profil MI DDI Tanete,
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu berasal dari kata ethos
dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti, yaitu tempat tinggal yang
cara berfikir. Dalam bentuk jamak artiya adalah adat kebiasaan. Dalam arti
tersebut etika berkaitan dengan tata cara hidup yang baik, kebiasaan hidup yang
baik, baik kepada orang lain dan masyarakat. Tata cara hidup yang baik ini akan
turun temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Olehnya itu mari mulai
memperbaiki diri agar bisa mendapatkan generasi yang cerdas dalam segala hal
dan tingkahlakunya.
1. Etika al-Ghazali
dikhususkan pada akhlak baik dan buruk. Yang menjelaskan tata cara anak
berbakti atau berinteraksi dengan orang tua dengan baik. Pada konsep al-Ghazali
yang membahas tentang etika anak atau akhlak anak kepada orang tua, yaitu:
tidak membalas cacian tersebut, selain itu anak tidak boleh memutus
pembicaraan orang tua, tidak berbicara ketika tidak dipersilahkan, hal
orang tua, sebagai anak harus selalu menghormati orang tua dan
rendah dari pada anaknya. Contohnya ketika duduk bersama orang tua
kemudian orang tua hendak berdiri, sebaiknya sebagai anak juga ikut
berdiri sebagai rasa hormat kepada yang lebih tua, walaupun sebagai
anak mempunyai jabatan yang tinggi dari pada mereka, akan tetapi
Anak harus selalu menjalankan perintah yang diucapkan orang tua dan
diucapkan orang tua harus dilakukan, ada perintah yang tidak perlu
Islam.66
Ketika orang tua sedang duduk, sebagai anak tidak boleh selalu lewat
suara, terkadang ada anak ketika berbicara dengan orang tua lupa
ketika ingin keluar rumah biasakan meminta izin dengan orang tua.68
tawadhu anak kepada orang tua, menundukan diri dihadapan orang tua
67
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah.Terj. Kamran A Irsyadi, Menggapai Hidayah,
(Bandung: Marja, 2019), h. 102..
68
menjadi anak yang mempunyai sifat tidak baik di hadapan orang tua,
kepada anaknya. Jasa orang tua tidak bisa degantikan dengan suatu
perasaan dan menyakitkan hati orang tua. Oleh karena itu apabila
sayang.69
kesusahan, marah atau ada ketidak cocokan dengan pendapat orang tua,
69
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah, terj, Kamran Al Irsyadi, Menggapai Hidayah,
h. 102.
maka anak harus berusaha agar tetap berpenampilan ceria dengan
al-Ghazali dengan cara berperilaku kepada orang tua, agar terhindar dari sikap
70
Muhammad Abdurrahman, Akhlak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 139.
71
Dina Fitria, “Akhlak Anak Terhadap Kedua Orang Tua Menurut Al-Ghazali Dalam
Kitab Bidyat Al-Hidaya”,Skripsi, h. 25.
dalam berinteraksi dengan orang tua terutama dalam bertutur kata dan
orang tua.72
terhadap orang tua, semoga bisa diaplikasikan kepada para generasi mudah agar
menjadi pemuda yang taat kepada orang tua dan kepada Allah swt, mudah-
72
Imam Al-Ghazali, Bidayah Al-Hidayah.Terj. Kamran A Irsyadi, Menggapai Hidayah,
h. 103.
C. Cara Membina Akhlak Pada Santri MI DDI Tanete Berdasarkan
macam sumber informasi baik yang berupa manusia ataupun sosial media dan
bahan bacaan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dengan adanya
pendidikan dan keterampilan. Di sekolah santri dibina dan dididik oleh guru baik
melalui proses pembelajaran ataupun pada kegiatan lainnya dan guru selalu
hidup setiap muslim terutama pada generasi mudah, agar menjadi hamba yang
taat dengan ajaran Allah swt. Pada kenyataannya, usaha pembinaan akhlak
melalui berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus
73
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), h. 38
Muslim yang berakhlak mulia, menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, patuh
Sebaliknya jika anak tidak dibina akhlaknya atau hanya dibiarkan tanpa
ada bimbingan, pendidikan, arahan akan menjadi anak yang yang nakal dan
kaum pelajar agar tidak terjadi penyimpangan moral. Maka guru MI DDI Tanete
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang telah melakukan bentuk pembinaan
akhlak terhadap santri dengan melalui pembelajaran di kelas. Adapun upaya lain
mengingatkan seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat melunakkan
hatinya.
Setelah melakukan shalat dzuhur secara berjamaah selaku guru yang
sempat hadir memberi sedikit nasehat kepada santri agar mereka mereka
selalu shalat 5 waktu di rumah dan selalu bertutur kata yang baik dan
berperilaku mulia kepada orang tua, guru dan sesama teman, selain di
Mesjid pemberian nasehat juga dilakukan di Sekolah kietika upacara dan
pada proses pembelajaran.76
dalam proses belajar mengajar mereka juga melakukan pembinaan dengan cara
pembinaan akhlak santri agar dapat berperilaku baik, serta tempat untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki dan bisa terhadap dari hal-hal yang
bersifat negatif.
Kegiatan ekstrakurikuler ini bukan hanya sebagai tempat hiburan dan
tempat mengembangkan bakat yang di miliki santri, akan tetapi juga
sebagai wadah transformasi nilai-nilai agama karena dalam kegiatan
tersebut terdapat lomba-lomba yang berbau agama dan menyelipkan
materi yang berkaitan dengan akhlak.77
b. PMR, yang dilakukan setiap hari Jum'at. Bagi yang masuk pramuka di di
perbolehkan masuk PMR
kampungnya masing-masing.
3. Keluarga
77
Salman Sainong (46 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 19 Juni 2021, Desa
Tanete.
Keluarga mempunyai peranan penting dalam proses pembinaan akhlak
santri. Pembinaan akhlak kepada anak sangatlah penting, orang tua tidak hanya
tetapi juga bertujuan sebagai pendidik yang baik dan memberikan contoh yang
apabila dalam satu keluarga terdapat masalah hal tersebut dapat merusak mental
dan psikis anak kemudian akan menimbulkan kenakalan kepada anak dan
menjadi susah untuk diatur. Olehnya itu perlu sebagai orang tua menjaga
3. Pembiasaan
yang secara langsung terjadi, baik dalam bertutur kata ataupun bertingkah laku
kepada orang tua, kebiasaan tersebut ada yang mengarah kepada hal positif ada
yang juga kurang baik atau tidak sesuai dengan perintah Allah.
Jiwa anak yang masih suci, bagaikan batu permata yang masih polos,
olehnya itu dengan mudah ia menerima segala bentuk rekayasa yang ditujukan
78
Rahmi, (40 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 17 Juni 2021, Desa Tanete.
79
Muhammad Abul Quasem, Etika Al-Ghazali, Etika Majmuk di Dalam Islam,(Bandung:
Pustaka, 1998), h. 102.
kepadanya dan mempunyai kecenderungan yang dibiasakan kepadanya. Jika
santri dan pembiasaan yang dilakukan sejak dini memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap perilaku santri untuk masa yang akan datang. sehingga mereka
Olehnya itu akhlak harus dibina sejak kecil agar menjadi suatu kebiasaan
80
Al-Ghazali, Mengobati Penyakit Hati:Membentuk Akhlak Mulia, terj. Muhammad Al-
Baqir, (Bandung: Karisma, 2001), h. 103.
81
Rahmi (40 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 17 Juni 2021, Desa Tanete.
82
Asrul (29 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 20 Juni 2021, Desa Tanete.
dalam bentuk benda, kejiwaan, pujian dan tepuk tangan. Walaupun hal
kecil yang diberikan akan memberikan perilaku positif bagi santri.
Sedangkan hukuman berfungsi sebagai konsekuwensi bagi santri yang
menerapkan tata tertib beserta sanksi yang harus dipatuhi oleh santri, sebagai
berikut:
di atas, yaitu:
disita.
dipanggil ke sekolah.
Fungsi hukuman yaitu sebagai motivasi untuk santri agar tidak
melakukan kesalahan, memberikan hukuman yang mendidik agar
hukuman tersebut tidak dianggap sepeleh bagi santri, untuk
menghindarkan diri dari perilaku yang tidak baik.83
Cerita dan tanya jawab. Menggunakan metode ceirta agar santri mudah
mengingatnya.
kembali apa yang telah di dapatkan pada pemberian materi. Jadi diadakan tanya
MI DDI Tanete membina akhlak anak kepada orang tua dengan perintah
secara langsung ajaran al-Ghazali, akan tetapi didalam al-Quran terdapat pula
konsep ajaran al-Ghazali. Dan secara tidak langsung ajaran tersebut ada
beberapa yang dijalakuan antara lain yaitu, seperti bagaimana cara bertutur kata
yang baik, patuh kepada orang tua, jangan membentak orang tua dengan suara
yang keras, sebelum keluar rumah minta izin kepada orang tua, dll serta berbuat
menurut al-Ghazali cara anak berbakti kepada orang tua, yaitu dengan cara
izin dari orang tua dan dll. Penulis memberikan informasi agar guru dapat
Orang yang tidak pernah belajar etika juga dapat memberi penilaian baik
dan buruk kepada sesuatu. Namun orang yang pernah belajar etika tidak hanya
menilai orang lain akan tetapi akan mengaplikasikan apa yang dia telah pelajari.
dan bukan menjadi bagian dari kita. Tapi sebenarnya etika harus dimiliki
membuat kita menjadi lebih baik. Etika yang baik akan mencerminkan perilaku
baik, sedangkan etika buruk, akan menggambarkan perilaku buruk pula. Selain
itu etika juga dapat membuat kita menjadi bertanggung jawab, bersikap adil dan
responsif.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis dapatkan dari orang tua santri
madrasah anak juga mendapatkan dari orang tua. Karena sebagai orang tua juga
perlu memahami bahwa madrasah pertama anak adalah orang tua di rumah.
Maksudnya:
sopan, maka ia akan terbiasa dengan perlakuan tersebut karena anak lebih suka
mencontoh perilaku yang disaksikan secara langsung. Olehnya itu sebagai orang
tua berilah contoh yang baik kepada anak, jangan memberikan contoh yang tidak
Anak saya sekolah di MI DDI Tanete dan sekarang sudah kelas 5. Saya
merasa kalau anak saya sedikit membangkan kalau ada yang saya
katakan kemudian anak saya tidak mendengarkan, dia hanya acuh tak
acuh dengan perkataan saya. Tapi saya selalu berusaha untuk
memberitahu kepada anak saya bahwa sikap tersebut tidak baik. Saya
juga sedikit mengerti dengan sikapnya karena dia masih anak-anak, akan
tetapi saya berharap ketika dia tumbuh dewasa dia bisa mengubah
sikapnya dan sadar akan sikapnya yang sekarang, kalau sikap itu salah.86
menurut al-Ghazali bisa di jadikan landasan bagi anak, agar mereka mengetahui
cara bersikap kepada orang tua, menghormati orang tua, memuliakan keduanya
dan agar terhindar dari dosa durhaka terhadap orang tua. Olehnya itu sebagai
orang tua janganlah pernah bosan mendidik dan mengajarkan kepada anak
85
Nurhyati, (40 Tahun, Masyarakat), Wawanarapada tanggal 08 Juli 2021, Desa Tanete.
86
Pepi, (27 Tahun, Masyarakat), Wawanarapada tanggal 08 Juli 2021, Desa Tanete.
87
Nurasia, (29 tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 19 Juni 2021, Desa Tanete.
tentang etika atau akhlak, teruslah membiasankan anak berbuat baik dan bertutur
kata sopan kepada siapapun, agar sikapnya tersebut terbawah sampai dia tua.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Orang Tua Menurut Imam Al-Ghazali (Studi Kasus MI DDI Tanete) pada santri
dikhususkan pada akhlak baik dan buruk. Yang menjelaskan tata cara
anak berbakti atau berinteraksi dengan orang tua dengan baik. Pada kitab
Karena ada orang tua yang dapat memahami pendapat yang mengatakan
orang tua yang mendidik anaknya dengan ajaran agama dan juga akhlak
B. Saran
yang mempunyai akhlak yang baik dan taat kepada orag tua dan guru.
orang tua dengan selalu bertutur kata yang sopan san bertingkah laku
dekat dengan anak olehnya itu sebagai orang tua harus selalu
Admin Materi, “Pengertian Etika Menurut ara Ahli dan Pengertian Etika
Secara Umum”. https://materibelajar.co.id/pengertian-etika-menurut-
para-ahli/= diakses pada tanggal 27 September 2021.
Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2014.
Nur Rafika Sani, dkk. “Akhlak Tasawuf Tujuan dan Faedah Mempelajari Etika”
Makalah. Medan: Universitas Islam Sumatra Utara Pendidikan Agama
Islam,2017.
Quasem, Muhammad Abul. Etika Al-Ghazali. Etika Majmuk di Dalam Islam.
Bandung: Pustaka, 1998.
Sari, Maya. “Ikhsan dan Akhlak Terhadap Orang Tua”,Skripsi, Banda Aceh :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry,2018.
Yayasan Al-Hasanah, “Adab Seorang Anak Kepada Orang Tua Menurut Imam
Al-Ghazali”. Pengetahuan Umum,15 Februari 2020.
Nurasia ,(29 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 19 Juni 2021, Desa Tanete.
Asrul (29 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 20 Juni 2021, Desa Tanete.
Khaeraty, (42 Tahun, Kepala Sekolah), Waancara pada tanggal 17 Juni 2021,
Desa Tanete.
Nurhayati, (40 Tahun, Masyarakat), Wawancara pada tanggal 08 Juli 2021, Desa
Tanete.
Pepi, (27 Tahun, Masyarakat), Wawancara pada tanggal 08 Juli 2021, Desa
Tanete.
Rahmi, (40 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 17 Juni 2021, Desa Tanete.
Sainong,Salman (46 Tahun, Guru), Wawancara pada tanggal 19 Juni 2021, Desa
Tanete.
L
A
N
DAFTAR INFORMAN
RAPPANG
A. IDENTITAS INFORMAN
1. NAMA
2. UMUR
3. JABATAN
4. AGAMA
5. ALAMAT
B. DAFTAR PERTANYAAN
pembinaan etika?
kesalahan?
DDI Tanete?