SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH :
TARA FATHIN RUSLI
105430018715
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jika salah perbaiki
iv
ABSTRACK
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
dengan baik, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
sang Ilahi Rabbi Nabi Besar Muhammad SAW, Sang revolusioner sejati, Sosok
pemimpin yang terpercaya, jujur, dan berakhlak karimah yang telah bersusah
sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik, meskipun terdapat hambatan dan
kesulitan yang di hadapi dalam penyusunan skripsi ini, namun atas dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga semua dapat terselesikan dengan baik.
Untuk itu dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda H. Rusli
M dan Ibunda Hj. Najmiah K yang telah mengasuh dan membesarkan dengan
penuh kasih sayang, serta memberikan bantuan moril dan materil. Beliau telah
yang selalu menjadi penyemangat dan menjadi motivasi tersendiri buat penulis
viii
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
kepada :
1. Ucapan terima kasih pula yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya
pendidikan.
Makassar.
3. Dr. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kewarganegaraan.
5. Dr. Hidayah Quraisy M.Pd., dan Dra. Jumiati Nur. M.Pd ,dosen
dan saran yang senantiasa menjadi arah dan dorongan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Kewarganegaraan yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih
8. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
10. Muhammad Surur, S.Ag selaku ketua di Pengadilan Agama Kolaka yang
11. Kamarlah sunusi S.H., M.H, selaku bapak hakim yang selalu memberikan
12. Adik tersayang, Zainul Hasan yang selalu memberi semangat dan
dukungan serta senantiasa mengalungkan doa dari dulu hingga saat ini
13. Kepada Winda K. Tundukan sahabat yang yang selalu ada untuk penulis
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................ 7
ix
x
BAB III.............................................................................................................. 43
D. Sumber Data................................................................................... 44
BAB IV ............................................................................................................. 49
B. Hasil Penelitian............................................................................... 53
C. Pembahasan .................................................................................... 62
xi
BAB V............................................................................................................... 75
PENUTUP ......................................................................................................... 75
A. Kesimpulan .................................................................................... 75
B. Saran .............................................................................................. 75
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
2.1Tabeldata informan..................................................................................32
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga), yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. Tujuan dari pernikahan adalah untuk
keturunan yang sah. Selain itu pernikahan dalam islam tidaklah semata-mata
sebagai hubungan atau kontrak keperdataan biasa, akan tetapi mempunyai nilai
ibadah (Rofiq, 1998: 69). Jadi pernikahan bukan hanya hubungan antara suami
penuh kasih sayang dan ketentraman, namun belum tentu tujuan tersebut dapat
dirasakan oleh kedua belah pihak karena kebahagiaan tidak dapat dipaksakan.
hidup. Hal ini mungkin saja terjadi sebab perbedaan pendapat, sifat maupun
pandangan hidup. Jika masalah yang timbul dirasa sudah tidak ada solusi untuk
Hukum positif mengatur mengenai cerai talak atau dalam istilah Undang-
Undang No. 1 Tahun 1974 tentang pernikahan, tata cara cerai talak diatur dalam
pasal 38-41 dan dalam Kompilasi Hukum Islam diatur dalam pasal 113-162.
1
2
Maka, sejak dikeluarkannya peraturan ini maka tata cara cerai talak harus
atas, Pasal 113 sampai dengan Pasal 162 KHI juga merumuskan garis hukum
yang lebih rinci mengenai sebab-sebab terjadinya perceraian, tata cara dan akibat
perceraian maka dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.
dengan konsen KHI yaitu untuk orang Islam. Perceraian hanya dapat dilakukan
Talak hanya dapat dilakukan dengan adanya cukup alasan yang dibenarkan
tentang Pernikahan disebutkan pada Pasal 19 cerai talak dapat terjadi karena
alasan:
1. Salah satu pihak bebuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan
sebagainya yang sukar disembuhkan.
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tanpa ijin pihak lain tanpa alasan yang sah atau hal lain di luar
kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah pernikahan berlangsung.
4. Salah satu pihak melakukam kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain.
5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit akibat tidak dapat
menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.
3
6. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengakaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
suami atau istri yang sebagaimana seharusnya menurut hukum pernikahan yang
antara lain pergaulan antara suami dan istri yang tidak saling menghormati, tidak
saling menjaga rahasia masing-masing, keadaan rumah tangga yang tidak aman
dan tentram, serta terjadi silang sengketa atau pertantangan pendapat yang
sangat prinsip.
Kewajiban yang harus dilakukan mantan suami terhadap mantan istri yang
bercerai karena talak diantaranya diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal
a. Pemberian mut‟ah.
Pemberian nafkah dari mantan suami kepada mantan istri ini dimaksudkan
agar mantan istri dapat memenuhi semua kebutuhan selama masa iddah tanpa
Akibat hukum yang ditimbulkan karena cerai talak berbeda dengan cerai
gugat. Apabila pernikahan putus karena cerai gugat atau kehendak istri, maka
sesuai Pasal 156 Inpres RI No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
yang menyebutkan bahwa anak yang belum mumayyiz (berusia 12 tahun) berhak
mendapatkan dari ibunya kecuali ibunya telah meninggal dunia. Apabila ibunya
telah meninggal dunia maka hak perwalian dapat digantikan dengan kerabat ibu
Anak merupakan anugerah dari Allah yang harus dididik dan dibina
biasanya dalam hal ini merupakan kewajiban orang tua laki-laki sebagaimana
kewajiban suami dalam keluarga. Ikatan yang terjadi antara orang tua dan anak
melindungi hak-hak perempuan dan juga anak agar jika terjadi talak anak tetap
menjadi korban. Karena orang tua perempuan lebih berhak terhadap hadhanah,
sehingga jika otang tua laki-laki tidak bertanggung jawab justru memberikan
beban financial bagi perempuan sendiri. Jika pihak keluarga mampu mungkin
sajantidak akn memberikan beban yang berarti, namun bagi keluarga perempuan
5
yang tidak mampu akan memberatkan. Permaslahan ini sangat sering terjadi di
masyarakat.
pernikahan maka lepas pula tanggung jawab nafkah membuat mereka enggan
kurang mengetahui hukum mereka tidak tahu apa yang seharusnya mereka
lakukan. Bahkan tidak dapat melakukan apapun meskipun hak-hak mereka tidak
terpenuhi.
B. Rumusan masalah
adalah:
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui hak-hak apa saja yang masih dimiliki perempuan pasca
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
pada perempuan kota Kolaka dalam mengetahui hak-hak apa saja dimiliki
pasca perceraian.
b. Bagi peneliti dapat dijadikan sumber pengetahuan baru terkait dengan hak
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Implementasi
atau dibuat dengan cermat serta juga terperinci sebelumnya. Pendapat lain
atau juga bentuk aksi nyata dalam melaksanakan rencana yang sudah
dirancang dengan matang. Dengan kata lain, implementasi ini hanya dapat
dilakukan apabila sudah terdapat perencanaan serta juga bukan hanya sekedar
pada mekanisme suatu sistem. Penerapan implementasi itu harus sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat supaya hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Pengertian kesadaran
atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya,
7
8
ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan
lautan luas yang ada dalam alam sadar atau kesadaran, sedangkan yang
berada dibawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah
pribadi.
A. Perngertian Pernikahan
secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan
memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama,
terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab
jawabnya yang paling besar dalam dirinya terhadap keluarga yang akan ia
keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri
lahir atau batin saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir
Dari segi agama Islam, syarat sah pernikahan penting sekali terutama
untuk menentukan sejak kapan sepasang pria dan wanita itu dihalalkan
manusia. Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan dosa besar yang
11
Islam, maka hukum Islam sangat memengaruhi sikap moral dan kesadaran
hukum masyarakatnya.
perzinaan. Tata cara yang sederhana itu tampaknya sejalan dengan Undang-
bagi anasir-anasir hukum adat untuk mengikuti dan bahkan berpadu dengan
adat yang masih kelihatan sampai saat ini adalah pernikahan yang tidak
dicatatkan pada pejabat yang berwenang atau disebut nikah siri. Pernikahan
B. Pengertian Perceraian
“Jika terjadi perselisihan di dalam rumah tangga, maka pihak yang merasa
diperlakukan secara kasar, atau merasa dirugikan, dapat mengadukan
masalahnya kepada anggota kerabat yang terpandang misalnya yang
mempunyai kedudukan tinggi, seperti kepala perkampungan atau pemegang
jabatan lain, untuk dapat menyelesaikan perselisihan mereka dengan baik.”
Didalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) tidak diatur mengenai
pasal 113 sampai dengan pasal 148 Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dengan
tidak mudah, karena harus memiliki alasan-alasan yang kuat dan alasan-
alasan tersebut harus benar-benar menurut hukum. Hal ini ditegaskan dalam
belah pihak."
Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah proses pengucapan ikrar talak yang
persidangan, maka talak tersebut merupakan talak liar yang dianggap tidak
1) Hukum bercerai
tidak tetap pada satu hukum saja, melainkan ada lima kemungkinan
hukumnya, yaitu:
a. Wajib, adalah perceraian yang diajukan oleh dua penengah dari masing–
sudah menetapkan agar suami istri itu bercerai maka perceraian pun
b. Makruh, adalah perceraian yang tidak perlu dan tanpa alasan. Maka hukum
c. Mubah, adalah ketika cerai memang diperlukan akibat perbuatan istri yang
talak. Jadi, talak itu hukumnya mubah bagi setiap suami yang
berkewajiban mahar, dan bagi siapa saja yang istrinya tidak terlepas dari
d. Dianjurkan, adalah ketika istri sudah tidak dapat dinasehati lagi dan diajak
untuk memenuhi hak Allah, misalnya tidak mau mengerjakan shalat atau
semacamnya.
e. Terlarang, adalah kata cerai yang diucapkan oleh suami pada saat istrinya
sedang haid, atau pada masa bersih namun diantara masa tersebut masih
2) Penyebab perceraian
disebabkan oleh berbagai hal antara lain, krisis keuangan, krisis akhlak, dan
adanya orang ketiga. Dengan kata lain, istilah keharmonisan adalah terlalu
dilalaikannya tanggung jawab baik oleh suami maupun istri, poligami yang
dilakukan oleh suami maupun istri, missal mabuk, berzina, terlibat tidak
c. Perzinaan
Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk
Dalam sebuah pernikahan pasti tidak akan lepas dari yang namanya
masalah. Masalah dalam pernikahan itu merupakan suatu hal yang biasa,
tapi percekcokan yang berlarut-larut dan tidak dapat lagi didamaikan secara
b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami
perundangan tersendiri.
pernikahan yang diatur dalam hukum islam, yang dapat menjadi alasan –
alasan hukum perceraiannya dan bermuara pada cerai talak dan cerai gugat
yang telah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 dan PP No. 7 Tahun 1975,
a. Talak
dalam arti kata ini dengan putusnya pernikahan, karena antara suami dan
talak ini hanya diberikan kepada suami (laki-laki) dengan pertimbangan, bahwa
empertimbangkan sesuatu dari pada istri (wanita) yang biasanya bertindak atas
dasar emosi. Hal ini dimaksudkan agar terjadinya perceraian lebih dapat
b. Syiqaq
Konflik antara suami istri itu ada beberapa sebab dan macamnya.
thalaq, maka konflik – konflik tersebut antara lain adalah syiqaq.Jalan yang
paling baik untuk menyelesaikan konflik antara suami dan istri adalah
kebencian yang melanda banyak rumah tangga lalu menghacurkan akhlak dan
c. Khulu‟
menggunakan ucapan talak atau khulu‟.Khulu‟ itu merupakan satu bentuk dari
putusnya pernikahan itu, namun beda dengan bentuk lain dari putusnya
pernikahan itu, dalam khulu‟ terdapat uang tebusan, atau ganti rugi atau
„iwadh.
d. Fasakh
ikatan pernikahan oleh Pengadilan Agama atau berdasarkan tuntutan istri atau
suami yang dapat dibenarkan Pengadilan Agama atau karena pernikahan yang
yakni tidak disuruh dan tidak pula dilarang.Namun, bila melihat kepada
misalnya kelas dikemudian hari ditemukan adanya rukun dan syarat yang
e. Fahisah
f. Ta‟lik Talak
dengan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya antara suami dan istri.Dalam
bulan dengan tiada kabar dan tidak mengirim nafkah lahir batin atau suami
istri, maka istri tidak rela.Ketiga, apabila istri sudah tidak rela, maka ia boleh
menghadap pejabat yang berwenang menangani masalah ini, yang dalam hal
ini Kantor Urusan Agama. Keempat, istri membayar „iwadl melalui pejabat
g. Ila‟
Ila‟ berasal dari bahasa Arab, yang secara berarti kata berarti “tidak
sebagaimana yang terdapat dalam syarh minhaj al-Thalibin karya Jalal al-
Dien al-Mahally (IV:8), yang berarti “sumpah suami untuk tidak menggauli
istrinya”.
h. Zhihar
Zhihar adalah prosedur talak, yang hampir sama dengan ila‟. Arti
zhihar ialah seorang suami yang bersumpah bahwa istrinya itu baginya sama
dengan punggung istrinya. Ibarat seperti ini erat kaitannya dengan kebiasaan
tadi sering terucap. Apabila ini terjadi berarti suami tidak akan menggauli
istrinya.
i. Li‟an
laknat Allah bila ia termaksuk orang-orang yang berdusta. Perkara ini disebut
diambil dari firman Allah: “Dan (sumpah) yang kelima, bahwa lanat Allah
j. Murtad (Riddah)
berakhirnya iddah. Apabila yang murtad itu kembali masuk islam sebelum
iddah berakhir, maka suami istri tetap dalam hubungan pernikahan. Apabila ia
tidak masuk islam sampai akhir iddah berakhir, maka terjadi perpisahan sejak
hari ia murtad. Ini adalah mahzab syafi‟i, riwayat kedua dari Ahmad dan Daud
terjadinya persetubuhan.
undangan lainnya. Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam lebih tegas lagi
menyebutkan bahwa bila mana pernikahan putus karena talak, maka bekas
b. Cerai Gugat
mengalami perubahan.
hak adalah segala sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia,
bahkan sejak manusia tersebut masih didalam kandungan. Hak adalah kuasa
dilakukan oleh suatu pihak dan secara prinsip tidak dapat dituntut secara
yang mutlak menjadi milik kita penggunaan hak tersebut tergantung kepada
serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya. (Srijanti,2007:121)
2. Pengertian Hak Menurut Prof. Dr. Notonegoro Hak adalah kuasa untuk
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihat lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
perempuan yaitu:
dengan laki-laki. Hak ini meliputi kesempatan yang sama dari proses
seleksi, fasilitas kerja, tunjangan, dan hingga hak untuk menerima upah
24
yang setara. Selain itu, perempuan berhak untuk mendapatkan masa cuti
Perempuan harus ingat bahwa ia punya hak yang sama dengan laki-laki
bebas dan tidak boleh ada pernikahan paksa. Pernikahan yang dilakukan
perempuan juga memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, baik sebagai
implementasinya.
menikahkan secara paksa dan anak gadis dan saudara perempuannya dengan
atau menasehati atau memberikan arahan mana yang terbaik bagi anaknya
untuk memilih calon suami. Hal ini menegaskan bahwa hak menentukan
adanya ketentuan mahar yang harus ditentui harus dipenuhi pihak laki–laki
sebelum rumah tangga itu ditegakkan. Mahar (mas kawin) adalah semacam
pemberian atau hadiah yang diberikan oleh mempelai laki–laki pada waktu
karena itu tidak terlarang kalau pemberian itu sedikit atau banyak, selama
secara penuh kepada istrinya yang sesuai dengan kondisi sosial istri dan
anaknya.
27
peremouan (ibu) memiliki hak – hak yang harus dipenuhi ayah (suami)
diantarnya itu:
b) Jaminan kesejahteraan
berumah tangga. Perlakuan yang baik meliputi tingkah laku, tindakan dan
sopan santun yang harus dilakukan suami terhadap istri. Bergaul dengan
baik antara suami istri untuk membina rumah tangga adalah merupakan
syarat dari suatu perkawinan yang akan mencapai tujuan dan hikmah
berumah tangga.
pembatalan akad nikah dengan jalan khulu‟ bila suami tidak mau atau tidak
hal, yaitu: Pertama, karena kematian; kedua, karena perceraian dan ketiga,
disebabkan karena perceraian dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu, cerai
talak yang dilakukan suami dan cerai gugat yang dilakukan istri yang
hukum tersendiri baik mengenai hak dan kewajiban mantan suami maupun
hak dan kewajiban mantan isteri, yang penting dibahas disini adalah
1. Memberikan mut„ah yang layak kepada mantan istrinya baik berupa uang
2. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada mantan isteri selama dalam
„iddah, kecuali mantan isteri telah dijatuhi talak ba„in atau nusyuz dan
anak serta biaya pendidikan anak. Selain kewajiban tersebut, anak juga
berhak mendapatkan hadhanah dari ayah atau ibunya. Berikut ini kewajiban
mantan suami terhadap isteri sebagai akibat hukum dari dikabulkannya cerai
talak, yaitu:
Kata mut„ah Merupakan bentuk lain dari kata al-mata‟, yang berarti
sesuatu yang diberikan oleh suami kepada isteri yang diceraikannya sebagai
oleh Allah SWT dalam al-Quran Surat AlBaqarah: 236 dan 241. Selain itu,
Hanbal berpendapat bahwa mut„ah itu wajib untuk semua isteri yang
semua perempuan yang ditalak berhak mendapat mut„ah. Imam Syafi‟i yang
yang ditalak.
isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali mantan isteri tersebut qobla
oleh mantan suami apabila belum ditetapkan mahar bagi isteri tersebut dan
dan disesuaikan juga dengan kepatutan artinya bahwa besarnya mut„ah itu
suaminya.
„iddah
Kata „iddah dalam bahasa arab berasal dari akar kata „addaya‟uddu–
„idatan dan jamaknya adalah „idad yang secara arti kata (etimologi) berarti
menghitung atau hitungan. Kata ini digunakan untuk maksud „iddah karena
waktu.
suaminya mati atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu
32
dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain. Menurut ulama Hanafiyah
ketentuan suami.
adalah konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang isteri. Atas dasar itu
Dengan sebab dan alasan tersebut diatas maka kewajiban bagi suami
memberikan nafkah tetap dibebankan atas diri suami untuk isteri selama hal
yang menjadi sebab itu dimilikinya. Atas dasar itu suami wajib menafkahi
isteri yang sedang dalam masa „iddah baik disebabkan cerai talak atau
bukan, baik dengan talaq raj„i maupun talak ba„in baik dalam keadaan hamil
atau tidak. Baik perceraian yang disebabkan alasan yang datang dari suami
atau dari isteri selain perceraian yang disebabkan karena isteri melakukan
(keluar dari ketaatan) merupakan salah satu dari penyebab gugurnya hak
wajibnya nafkah karena akibat dari akad pernikahan yang sah yang masing-
masing pihak kemudian terikat satu sama lain dengan hak dan kewajiban
yang telah diatur oleh hukum agama. Selama masih ada hubungan kerja
sama antara suami dengan isteri maka selama itu pula kewajiban untuk
Oleh karena dianggap masih ada hubungan suami isteri, maka wanita
yang sudah ditalak dengan talaq raj„i masih wajib dinafkahi oleh suami.
Adapun wanita yang yang ditalak ba„in tidak wajib dinafkahi karena sudah
dianggap sama sekali putus hubungan suami isteri terlepas dari masalah
maskan, dan kiswah, kepada mantan isteri selama dalam „iddah, kecuali
34
mantan isteri telah dijatuhi talak ba„in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak
hamil. Adapun yang dimaksud dengan nusyuz adalah yaitu ketika pihak
berbakti lahir dan batin kepada suami sesuai dengan hal-hal yang
dibenarkan oleh hukum Islam. Hal itu berarti yang patut dijadikan tolak
ukur dalam menentukan nusyuz atau tidaknya adalah berdasarkan pada fakta
atas pembuktian yang sah dipersidangan terkait dengan sikap dan perilaku
mengajukan perceraian.
kewajiban nafkah kepada ayah adalah menurut dasar hukum al-Quran dan
al-Hadits. Dalil yang dijadikan dasar hukum dalam al-Quran adalah Surat
upah kepada istrinya atas pemberian air susu ibu kepada anaknya. Karena
menafkahi anak itu kewajiban ayah. Selain dasar hukum di atas, kewajiban
hadits sahih riwayat Bukahri dan Muslim Rasulullah berkata pada Hindun
itu merupakan seorang yang pelit. Kemudian hal itu dilaporkan pada Nabi
anak.
kepada isteri dan anak. Nafkah dan biaya pendidikan anak wajib diberikan
Pasal 80 ayat (4) huruf c KHI yang menyatakan bahwa nafkah keluarga, di
Hal ini berarti tanggungan nafkah anak tetap ditanggung sepenuhnya oleh
ayahnya baik ketika orang tua mereka berlum bercerai maupun setelah
bercerai.
biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut
mengurus diri sendiri (21 tahun) dan pengadilan dapat pula dengan
mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separuh apabila qobla al-
istrinya yang masih dalam „iddah dan berhak mendapatkan setengah bagian
d. Nafkah terutang
pernikahan yang selama ini tidak atau belum diberikan oleh suami kepada
Istri Pasca Perceraian Menurut Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam (Studi
Agama Pekanbaru secara garis besar terbagi pada dua kategori yakni ada
mantan istri diantaranya hak nafkah, muta‟h, mahar dan hadhanah seperti
yang diamanatkan dalam pasal 149 KHI dan ada yang belum melindungi
melalui proses cerai gugat seringkali pupus bahkan berubah menjadi petaka
ketika harus kehilangan hak nafkah, terpisahkan dari anak-anak karena hak
dalam perkara cerai gugat bukan berada pada inisiatornya tetapi berada
hubungan hukum antara laki laki dan perempuan. Hal ini karena hampir
sepasang suami istri adalah bagian pokok dari kompetensi peradilan agama.
Peradilan agama dengan demikian merupakan salah satu sarana yang efektif
untuk mewujudkan akses dan kontrol atas hak-hak material maupun non-
39
dengan Peradilan Agama adalah upaya struktural untuk beranjak tak terbatas
sebagai pengadilan keluarga. Hal ini antara lain ditandai dengan lahirnya
No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang kemudian diperbarui lagi
C. Kerangka Pikir
sosial yang tidak kecil bagi pasangan terutama bagi yang telah memiliki
bercerai, banyak anak yang menjadi korban baik lahir maupun batin
yang awam hukum, tidak menuntut mut‟ah dan nafkah kepada pemohon,
melalui pengadilan.
yang berbunyi “ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
tangga), yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa”
landasan hukum perkawinan yang selama ini menjadi pegangan dan telah
Undang ini juga merupakan respon dari pembaruan hukum keluarga demi
status wanita dan menjawab persoalan yang ada dalam masyarakat yang
dinamis.
di atas, Pasal 113 sampai dengan Pasal 162 KHI juga merumuskan garis
cara dan akibat hukumnya. Sebagai contoh Pasal 113 sama dengan Pasal
yang disebabkan oleh perceraian maka dapat terjadi karena talak atau
Undang Pernikahan yang sesuai dengan konsern KHI yaitu untuk orang
pernikahan dengan cara perceraian, antara lain pergaulan antara suami dan
istri yang tidak saling menghormati, tidak saling menjaga rahasia masing-
masing, keadaan rumah tangga yang tidak aman dan tentram, serta terjadi
yang melekat pada dirinya terhadap suaminya. Hak itu antara lain nafkah
iddah, hak anak, dan nafkah terutang. Namun, pada kenyataanya, banyak
Perceraian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian yang menghasilkan data
deksriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dari karakter
yang diamati.
a. Lokasi penelitian
b. Waktu penelitian
penelitian.
C. Informan Penelitian
43
44
D. Sumber data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari informan
(observasi), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari kajian
dokumen pada instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan
1. Data primer
kepada penggugat.
2 IS 30 tahun Pedangang
4 SM 38 tahun Pedagang
2. Data sekunder
Data ini diperoleh melalui telaah dokumen yang ada kaitannya dengan
E. Instrumen penelitian
sumber data serta pengumpulan data, melalui kualitas data, analisis data,
1. Pedoman wawancara
2. Lembar observasi
mulai dari merumuskan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan perilaku yang
interpretasi.
- Buku
- pulpen
- heandphone
- laptop
46
disusun oleh peneliti sendiri agar tersusun secara baik dan sisitematis agar
1. Wawancara
melakukan Tanya jawab dengan pelaku perceraian atau key informan (informan
kunci/utama). Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data langsung dari para
pelaku perceraian yang didukung oleh beberapa informan tambahan yaitu staf
2. Teknik observasi
berhubungan dengan perceraian. Hal yang paling penting dalam observasi ini
adalah mengamati pelaku perceraian,agar di dapatkan data yang valid tentang latar
belakang serta akibat yang akan timbul dengan adanya perceraian serta bagaimana
3. Dokumentasi
atau dicetak, dapat berupa catatan, suara, buku harian, dan dokumen-
dokumen.Pada kesempatan ini peneliti menelusuri berbagai data yang ada pada
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah tektik
1. Pengumpulan data
dari observasi yang dilakukan dan wawancara dengan beberapa informan tersebut
2. Reduksi data
pengabstrakan dan infomasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan pada
48
makan peneliti akan melakukan pemilihan data yang mana cocok dengan fokus
penelian yang akan diteliti yang akan diteliti melalui penyederhanaan sehingga
3. Penyajian data
data maka peneliti akan mendeksripsikan hasil penelitian baik dalam observasi,
4. Verifikasi
diperoleh, dengan memperhatikan kejelasan dari setiap sumber data yang ada
dengan demikian maka peneliti dapat menarik kesimpulan berdasarkan data dari
engan mendeksrisikan hasil dari peneliti maka peneliti akan menarik kesimpulan
berada dalam Wilayah Kabupaten Kolaka. Pada bagian ini akan dipaparkan
Kolaka, tugas pokok dan fungsi Pengadilan agama Kolaka, struktur yang ada
dan juga yang tidak beragama islam, tetapi menundukkan diri pada hukum
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang diubah dengan Undang
Kalimantan Selatan.
49
50
oleh K.H. Saleh Taha, yang ketika itu beliau menjabat Ketua Pengadilan
Tinggi Agama (PTA) Ujung Pandang yang sekarang populer dengan PTA
Makassar.
gedung kantor Pengadilan Agama Kolakadi bangun diatas tanah seluas 396
meter persegi, dengan luas gedung kantor 360 meter persegi yang terletak di
sejak berdirinya kantor baru, saat ini kantor (lama) tersebut telah beralih
tanah seluas 4.000 meter persegi, dengan luas gedung kantor 3.000 meter
persegi.
51
Agama Kolaka
Kolaka
tetang Kekuasaan Kehakiman pasal 2 dan pasa l13 ayat(1) dan keputusan
c) Hakim : 1. Hanawati, S. HI
: 3. Nur Fadhil, S. HI
: 2. Farida Ridwan
53
B. Hasil Penelitian
dengan data hasil observasi langsung untuk memperkuat subtansi data hasil
wawancara, dan observasi maka dilakukanlah dokumen dan arsip yang ada.
Laki – laki menurut kadar akal dan tabiatnya juga bersifat lebih sabar
pernikahan disebabkan hal-hal yang sangat remeh atau hal-hal lain yang
tidak yang tidak merupakan alasan yang benar, jika dia di beri hak talak.
Ibu SMR, berpendapat bahwasanya saya sadar akan hak saya dalam
tidak bisa lagi hidup dngan suami yang sering pulang malam dan sering
menerima perceraian karena sudah umum terjadi dan menyatakan hal itu
biasa saja.
percerairan sangat penting karena juga memiliki hak setelah bercerai seperti
tersebut:
Jika kita melihat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pada saat ini,
rumah tangga karena suaminya tidak mampu, dan dalam keadaan tertentu
Ibu ANS, beliau berpendapat bahwa seorang istri juga harus tau
bahwa ada hak yang perempuan harus dapatkan pasca pereraian. Bukan
hanya harta bersama yang harus didapatkan tapi juga hak anak. .
Tetapi jika prinsip tersebut sudah tidak dijalankan maka salah satu dari
Ibu IS, beliau berpendapat bahwasanya tidak sdikit juga kami para
wanita meminta cerai karena kami telah mendapati suami kami bersama
orang lain diluar sana, suami kami tidak memikirkan perasaan kami dan
anak..
56
Ibu SM, beliau berpendapat bahwa nafkah iddah adalah nafkah yang
kami dapatkan setelah bercerai dan itu adalah tanggungan suami sebelum
putusan di Pengadilan.
bergantung kepada laki – laki. Apalagi jika suami sebagai kepala keluarga
tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan kebutuhan istri dan anaknya,
serta istri merasa mampu untuk hidup sendiri, maka istri cenderung memilih
Ibu SM, beliau berpendapat bahwa dalam masa pacaran dan masa
menikah akan sangat berbeda seperti halnya suami saya pada saat pacaran
beliau orangnya sangat sopan dan rajin ibadah tetapi, pada saat menikah
jelang 3 tahun pernikahan semua sifat aslinya keluar, dia sering mabuk-
“pentingnya kita tau dulu sifat suami kita seperti apa sebelum
menikah”.
57
Ibu ANS, beliau berpendapat jika dalam pernikahan sang istri yang
sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan suami dan ingin segera untuk
Ibu SM, pendapat bahwa kita sebagai perempuan atau istri harus tau
dalam hal apa saja kita harus bertindak karena tidak semua laki-laki atau
Ibu IS berpendapat bahwa, jika suami mulai bertingkah dan tidak sadar
lagi akan haknya sebagai suami, perempuan boleh meminta cerai kepada
terhadap istri
Kolaka
Kolaka mulai terealisasi. Seperti hasil wawancara penulis dengan ibu SMR
yang berpendapat:
“Iya, hak-hak yang sudah pasti yaitu hak asuh anak karena anak yang
masih kecil akan jatuh ketangan ibunya, berhubung anak saya 2 dan
58
semuanya masih kecil jadi saya yang mengurusnya tetapi tetap bapaknya
sendiri yang memberikan biaya sekolah dan kebutuhan lainnya”
Perceraian selama ini seringkali menyisakan problem-problem, terutama
persoalan hak-hak anak yang mencakup seluruh hak yang melekat pada anak
besar orang tua belum memenuhi hak-hak anak pasca perceraiannya. Akibat
sudah tidak lagi dalam satu keluarga akan tetapi persoalan hak-hak anak tetap
menjadi tanggung jawab orang tua dan tidak boleh dialihkan kepada orang
dititipkan kepada keluarga terdekat ayah atau ibu. Tidak hanya itu, akibat dari
cenderung pendiam, malas, minder serta cenderung nakal dan sebagainya. Ini
semua disebabkan karena adanya kurang perhatian orang tua terhadap hakhak
anaknya.
Namun ada juga yang kurang mngetahui seperti pernyataan dari ibu ANS
berpendapat bahwa:
rupa, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cerdas,
sehat, berbakti kepada orang tua, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berkemauan serta berkemampuan meneruskan cita-
beranggapan bahwa:
sebagai pemimpin bagi perempuan (keluarga). Dalam hal ini, banyak sekali
fenomena atau kejadian menjadi kepala rumah tangga karena suaminya tidak
mampu dan dalam keadaan tertentu itulah perempuan dapat mengambil alih
peran laki-laki dalam bidang apapun khususnya ekonomi. Oleh karena itu
mengatakan bahwa:
“iya sudah, saya juga menerima hak mut‟ah dari mantan suami saya
selain itu harta gono-gini telah kami bagi rata semuanya.”
kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri”. Pasal ini
istri.
“hak saya telah diberikan penuh oleh suami pasca perceraian dan semua
harta gono-gini jatuh ketangan saya karena suami saya dulu terbukti
selingkuh.”
bergantung kepada laki – laki. Apalagi jika suami sebagai kepala keluarga
tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan kebutuhan istri dan anaknya,
serta istri merasa mampu untuk hidup sendiri, maka istri cenderung memilih
laki-laki.
karena biasanya suami yang menggugat istri, tetapi sekarang sebaliknya istri
Selain itu ada juga yang tidak menuntut hak dan membagi harta gono-
“saya tidak menuntut hak apa-apa dari suami karena pernikahan kami
seumur jagung. Saya menikah karena dijodohkan dan sampai bercerai
saya dan suami tidak memiliki dan tidak mempermasalahkan harta gono-
gini.”
Pengadilan Kolaka sejauh ini sangat membantu perempuan dalam
bahwa:
C. Pembahasan
Hal ini sesuai dengan bunyi KHI Pasal 77 ayat (5) yaitu
mempunyai peran produktif adalah laki – laki karena dia dianggap lebih kuat,
seperti ini telah berlangsung sangat lama. Oleh karena itu, masyarakat dulu
sebagai makhluk yang lemah, tidak berani tantangan dan harus dikontrol.
laki (suami) lebih tiggi derajatnya dari perempuan (istri) karena dialah yang
64
menjadi tulang punggung keluarga, pencari nafkah dan pengendali hak – hak
antara laki – laki dan perempuan adalah penting, karena jika tidak ada
Perempuan ketika menikah, maka dia akan menjadi istri dari seorang suami.
Dalam aturan Islam, seorang istri mempunyai peran yang signifikan dalam
seringkali dipandang sebagai ibu rumah tangga yang dalam artian sempit
tugas yang mulia yaitu sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya. Tugas
melainkan laki – laki juga memiliki peran yang sama dalam urusan tersebut.
bagi perempuan (istri) karena kemampuan intelektual dan fisik laki – laki
yang lebih baik dan unggul dari pada perempuan. Jadi mereka beranggapan
bahwa yang mempunyai hak dalam perceraian adalah laki – laki, sedangkan
perempuan dalam hal ini tidak mempunyai hak sama sekali. Dalam sebuah
rumah tangga antara suami dan istri yaitu memiliki posisi yang saling
diposisikan sebagai manusia kelas dua, hanya, dalam hal ini istri adalah
parasit yang tidak memiliki posisi mandiri, dia selalu melekat pada suami.
laki.
laki, dan hanya bisa pasrah jika dalam kehidupan rumah tangga ia selalu
menderita. Karena perempuan pada saat itu tidak bisa berbuat apa – apa dan
waktu, maka terjadilah perubahan sosial yaitu dari pola pikir masyarakat,
Hal ini juga dilatar belakangi oleh peran KUA, dimana calon
ini seperti seminar, karena semua calon pengantin dikumpulkan dalam satu
Kolaka
Dalam sebuah rumah tangga antara suami dan istri memiliki posisi yang
Nisa‟ ayat 34 yaitu bahwa laki – laki (suami) adalah sebagai pemimpin bagi
68
perempuan. Namun, jika kita melihat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
pada sekarang ini yaitu bahwasanya laki – laki tidak selamanya dan semuanya
mempunyai kemampuan dalam hal itu, banyak sekali fenomena atau kejadian
mampu dan dalam keadaan tertentu itulah perempuan dapat mengambil alih
dalam berbagai hal mulai berkurang, karena terlihat dari adanya kesadaran
masyarakat sendiri akan peran laki – laki dan perempuan yang saat ini banyak
akan memiliki nilai buruk di masyarakat itu salah besar, karena kenapa hanya
Allah hanyalah ketaqwaannya. Firman Allah Q.S. Al-Hujarat ayat 13. Ayat
yang seragam merupakan bukti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah
Pada hakikatnya, antara manusia yang satu dengan yang lainnya tidak
ada perbedaan, tidak ada kelebihan seorang individu atas individu lainnya.
Oleh karena itu, tidak dibenarkan jika satu golongan menyombongkan diri
Di dalam Islam yang mempunyai hak talak atau cerai itu tidak hanya laki
– laki, perempuan juga mempunyai hak cerai yang dalam istilah fiqh
hak-hak perempuan pasca bercerai yang tidak sesuai, seorang ayah tidak
terhadap anaknya, baik itu berupa makan, minum, pakaian, dan tempat
wajib, apabila seorang ayah tidak menafkahi anaknya berarti seorang ayah
telah melanggar Allah Swt. Dalam pemberian biaya hadhanah bagi anak yang
merupakan yang berumur di bawah 21 tahun yang penulis teliti, telah sesuai
dengan isi point 1 dan 3 bunyi Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang
Sengketa hak asuh anak berbeda dengan sengketa harta, dalam sengketa
harta putusan hakim bersifat menafikan hak milik pihak yang kalah, tetapi
putusan hak asuh sama sekali tidak menafikan hubungan pihak yang kalah
dengan anak yang disengketakan, sehingga tidak sepatutnya sengketa hak asuh
bercerai anak tetap bebas berhubungan dan mendapatkan kasih sayang dari
Sengketa hak asuh anak berbeda dengan sengketa harta, dalam sengketa
harta putusan hakim bersifat menafikan hak milik pihak yang kalah, tetapi
putusan hak asuh sama sekali tidak menafikan hubungan pihak yang kalah
dengan anak yang disengketakan, sehingga tidak sepatutnya sengketa hak asuh
bercerai anak tetap bebas berhubungan dan mendapatkan kasih sayang dari
pendidikan yang disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa laki – laki
adalah tulang punggung keluarga, dan karenanya merekalah yang lebih perlu
perempuan tidak memiliki tanggung jawab sebesar laki – laki dalam hal
setelah bercerai.
sebagai akibat bahwa suami istri tersebut pernah dalam ikatan perkawinan.
apabila isteri nusyuz atau istri mengikhlaskannya. Dalam nafkah iddah apabila
Hal ini sesuai dengan bunyi KHI Pasal 77 ayat (5) yaitu
sedikit. Dalam melihat kemampuan dari suami, putusan pengadilan tidak serta
merta membebani suami yang memiliki penghasilan kecil dibebani dengan mut‟ah
yang besar, sedangkan suami yang memiliki penghasilan kecil di bebani dengan
mut‟ah yang sedikit. Dalam menentukan besarnya mut‟ah yang harus di bayar,
Oleh karena adanya kebersamaan harta kekayaan antara suami istri, maka
harta gono gini menjadi hak milik keduanya. Untuk menjelaskan hal ini
sebenarnya ada dua macam hak dalam harta bersama, yaitu hak milik dan hak
Jika suami yang akan menggunakan harta gono gini, dia harus minta izin
dari istrinya. Demikian hal sebaliknya, istri harus mendapat izin suaminya jika
akan menggunakan harta gono gini Undang-undang perkawinan pasal 36 ayat (1)
harta bersama suami atau istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah
pihak”.
Jika penggunaan harta gono gini tidak mendapat persetujuan dari salah
satu pihak dari keduanya, tindakan tersebut dianggap melanggar hukum karena
merupakan tindak pidana yang bisa saja dituntut secara hukum. Dasarnya adalah
KHI pasal 92. : “ Suami atau istri tanpa persetujuan pihak lain tidak diperbolehkan
persetujuan dari salah satu pihak. Tentang hal ini, KHI pasal 91 ayat (4) mengatur
bahwa : “Harta bersama dapat dijadikan sebagai jaminan oleh salah satu pihak
atas persetujuan pihak lainnya“. Demikian juga ketentuan hukum harta gono gini
yang terkait dengan utang, Pasal 93 KHI ayat (1) menyebutkan bahwa:
mempunyai utang sebelum mereka menikah, maka utang itu menjadi tanggung
jawabnya sendiri. Ketentuan ini tidak berlaku, jika utang tersebut terkait dengan
kepentingan keluarga, hal ini diatur dalam pasal 93 KHI ayat (2):
seorang suami imempunyai istri lebih dari seorang masing masing terpisah dan
berdiri sendiri”. Berdasarkan ketentuan ini, harta gono gini dalam perkawinan
poligami tetap ada, tetapi dipisahkan antara milik istri pertama, kedua dan
seterusnya. Ayat (2) pasal yang sama mengatur ketentuan tentang masa penentuan
kepemilikan harta gono gini dalam hal ini: “Pemilikan harta bersama dari
perkawinan seorang suami yang mempunyai istri lebih dari seorang sebagai
tersebut dalam ayat (1), dihitung pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang
kedua, ketiga, atau keempat“. Ketentuan harta gono gini dalam poligami juga
1) Suami wajib memberi jaminan hidup yang sama kepada semua istri dan
anaknya.
2) Istri yang kedua dan seterusnya tidak mempunyai hak atas harta gono gini yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
sekarang ini banyak yang tidak sadar akan haknya setelah bercerai, karena
karena seorang ibu pasti akan berusaha untuk menganbil hak asuh anak
tersebut.
mut‟ah yang layak baik berupa uang atau benda kecuali mantan istrinya qabla
B. Saran
yang lainnya.
59
75
76
2. Sebaiknya perceraian ini tidak dilakukan oleh setiap orang baik laki-laki
77
78
(http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=55701&page=7diakses pada
tanggal 21 September 2019)
(http://media.neliti.com/media/publication/37143-ID-perceraian-dan-
perubahan-sosial-di-kabupaten-bungo-studi-terhadap-tren-pola-
perc.pdfdiakses pada tanggal 27 September 2019)
N
DAFTAR INFORMAN PENELITIAN
WITA.
WITA.
WITA.
UMUR:
PEKERJAAN:
2. Apakah ibu sudah menerima hak-hak yang ibu tuntut tersebut, bisa ibu
jelaskan?
jatuh ketangan
ibunya,
berhubung anak
saya 2 dan
semuanya masih
yang
mengurusnya
tetapi tetap
bapaknya sendiri
yang memberikan
kebutuhan
lainnya.
2 Anisa Niken Safitri 45 tahun Petani Saya mengetahui
belum paham
betul.
beberapa hak
perempuan pasca
percerian atau
setelah bercerai.
sedikit-sedikit.
2. Bapakah ibu sudah menerima hak-hak yang ibu tuntut, bisa ibu jelaskan?
dalam peninjauan
hakim dan
pengacara karena
mantan suami
pekerjaanya
belum jelas. Jadi
pemberian mut‟ah
belum jelas
jumlahnya
berapa.
belum ada ke
saya atau
diberikan ke saya
dan masih
sementara
pengurusan.
menerima hak
tidak mempunyai
tidak menuntut
banyak.
4 Sitti Maryam (SM) 38 tahun Pedagang Ada beberapa
musyawarah
keluarga dan
menunggu
panggilan lagi
untuk siding
selanjutnya.
karena sebelum
bercerai suami
saya telah
menjual satu-
persatu barang-
barang kami
karena berjudi.
Jadi setelah
putusan cerai
hanya rumah
saya.
menerima rumah
pengadilan juga
masih mengurus
beberapa.
mobil, gudang,
dan tanah.
4. Bagaimana dengan hak asuh anak dan biaya hidup anak?
ditanggung oleh
ayahnya.
mengasuh anak
saya karena
belum bisa di
hubungi dan di
ajak komunikasi
untuk menghadiri
sidang.
suami tidak
mempunyai anak
tidak mempunyai
hak itu.
orang, yang
pertama berumur
21 tahundi dalam
putusan
perceraian di
pengadilan anak
yang berusia 21
tahun mereka
disuruh memilih
anak saya
memilih ikut
bersama ayahnya,
sementara anak
masih jatuh ke
(ibu).
5. Bagaimana peran Pengadilan dalam pemutusan hak ibu setelah bercerai?
karena
Pengadilan sangat
membantu saya
dalam mengurus
hak-hak saya
setelah bercerai.
(ANS) karena
Pengadilan yang
berwenang atas
segala perceraian.
membantu
sampai putusan
perceraian (ketuk
palu).
mengetahui hak-
bercerai.
LEMBAR OBSERVASI
bercerai sudah
mendapatkan hak-haknya.
pendidikan anak
umur 21 tahun.
bercerai.
DOKUMENTASI
Kecamatan Pomala tahun 2003 dan tamat pada tahun 2009. Tamat SMPS
ANTAM Pomalaa tahun 2012. Dan tamat SMA Negeri 1 Pomalaa tahun 2015.
Pada tahun yang sama 2015, penulis melanjutkan pendidikan pada program strata
tahun 2020.