SKRIPSI
RAHMAYANTI.B
10538 2360 12
viii
ABSTRAK
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT., atas Rahmat dan
Makassar Dialek Konjo dan Dialek Selayar( Studi Historis Konjo di Tanadoang
dalam bentuk bimbingan, saran, maupun dorongan moril dari berbagai pihak.
Oleh karna itu, selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
serta saudara saya tercinta (Andi Anugrah Putra) yang telah memberikan
dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih atas kasih
tingginya, penulis sampaikan kepada Dr. Irwan Akib, M.Pd sebagai Rektor
x
Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Nursalam, M.Si dan
Muhammad Akhir, S.Pd, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Dan Sekretaris Jurusan
Akhir, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak
terindah dan tak terlupakan serta selama ini banyak memberikan bantuan dan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun masih penulis harapkan guna
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Rahmayanti.B
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
ABSTRAK ....................................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.....................................................................6
1. Konsep Akulturasi................................................................8
xii
2. Pengertian Akulturasi...........................................................9
5. Bahasa ..................................................................................11
C. Informan Penelitian...................................................................19
D. Fokus Penelitian........................................................................20
xiii
BAB VI BENTUK AKULTURASI DIALEK KONJO DAN DIALEK SELAYAR
DI TANADOANG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR........48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................52
B. Saran ........................................................................................53
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR BAGAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik secara lisan maupun secara komunikasi maksud, pikiran, dan perasaan
tidak akan ada sesuatu pun yang tercipta. Oleh karena itu, hidup bersama perlu
penggunaanya secara baik dan benar, (2) pembinaan bahasa daerah (BD)
salah satu sarana identitas Nasional. Bahasa-bahasa daerah merupakan salah satu
1
2
sebagai (1) pendukung bahasa Nasional, (2) bahasa pengantar di Sekolah Dasar di
Nasional. Oleh karena itu, pembinaan bahasa daerah sangat diperlukan karena
dapat:
(3) dengan mengenal beberapa aspek bahasa daerah, misalnya kesamaan tema,
gaya bahasa, dan ragam kesusasteraannya lewat karya sastra. Bahasa daerah
Bugis, Makassar.
etnis Bugis yang menempati wilayah terbanyak di daerah Sulawesi Selatan yaitu
Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Sidrap, dan Pinrang. Etnis Toraja yang
3
Salah satu bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan adalah bahasa
daerah Konjo yang merupakan bagian dari unsur kebudayaan nasional yangperlu
Selayar, yang meskipun belum ada penelitian yang valid mengenai halter sebut,
tetapi secara sosial dapat dikatakan bahwa masyarakat Selayar mengakui bahasa
Sehubungan dengan pendapat di atas, bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan
(1) Persepsi yang menyetujui bahwa bahasa Makassar terdiri dari 5 dialekyaitu
Selayar.
(2) Persepsi yang menganggap bahwa dialek Konjo dan dialek Selayar bukan lagi
(1) Bugis, terdiri dari : Luwu, Wajo, Palakka, Enna?, Soppeng, Sidenreng,
(4) Saqdan Toraja terdiri dari: Rongkong, Makki, Mamasa, Mappa Pama,
(5) Mamuju
(7) Seko
tuntas mengenai tingkat atau derajat kekerabatan antara bahasa tersebut, karena
khususnya Bahasa Makassar dan Bahasa Selayar hampir belum pernah diteliti.
Khusus untuk itu penelitian ini akan memerikan dua bahasa yakni Bahasa
Makassar (BM) dan Bahasa Selayar (BS), kedua bahasa ini sangat menarik
perhatian peneliti. Oleh karena itu, peneliti perlu melihat hubungan kedua bahasa
sangat erat. Terbukti dari prosentase kata kerabat yang telah dihitung yakni 74 %
dari 300 gloss yang diperhitungkan. Bahasa konjo dan bahasa Selayar merupakan
bahasa tunggal sekitar 2 (dua) abad yang lalu. Bahasa Konjo dan bahasa Selayar
diperkirakan mulai berpisah dari satu bahasa proto kira-kira 200 tahun lalu.
Sulawesi Selatan. Hubungan kekerabatan antara bahasa Konjo dan bahasa Selayar
5
mengaku sebagai orang selayar adalah keturunan kaum berdarah campuran suku ,
Konjo dihadapkan pada situasi dimana etnis Konjo memiliki social power
terhadap bahasa-bahasa lain dan social power tersebut dapat terwujud dalam
Untuk dapat menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya
proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai
sehari-hari mereka. Selain itu telah banyak perkawinan antara orang Bulukumba
(etnis Konjo) dengan orang Selayar yang kemudian disis lain setelah menikah
Dari akulturasi yang telah terjadi, penulis melihat perlu adanya kejelasan
proses akulturasi tersebut untuk dapat memahami dan mengetahui apa saja yang
terjadi? Dan melalui apa saja? Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk
Selayar)”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
sendiri.
7
b. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberi positif baik para
A. Kajian Teori
1. Konsep Akulturasi
Konsep akulturasi secara luas berkaitan dengan perubahan sikap dan
budaya antara dua budaya yang berbeda. Fokusnya adalah pada kelompok
masyarakat yang menjadi dominan di daerah itu atau tuan rumah. Identitas etnik
dapat dianggap aspek akulturasi di mana ini dapat diperhatikan pada individu
berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah
DKK, : 6).
Akulturasi adalah konsep yang kompleks dan di sini terdapat dua model
pada akulturasi yaitu model linear dan model dua dimensi. Model linear
didasarkan pada asumsi bahwa identitas etnis yang kuat tidak mungkin berada
8
antara mereaka yang terlibat dalam masyarakat utama dan akulturasi yang pasti
dengan budaya tradisional atau etnis dan hubungan dengan budaya baru atau
2. Pengertian Akulturasi
Akulturasi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin yaitu
umum akulturasi adalah suatu proses sosial yang muncul saat terjadi penyatuan
Hal ini bisa terjadi jika terdapat suatu budaya asing yang masuk dan
kebudayaan hindu tanpa menghilangkan unsur kebudayaan bali itu sendiri dan
Hubungan antar budaya menjadi salah satu pusat studi antropologi dan
9
para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
asing itu lambat launditerima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
3. Proses Akulturasi
Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal
(diterima) secara selekrif, dan ada unsur budaya asing yang tidak diterima atau
4. Bentuk-bentuk akulturasi
sebagai berikut.
a. Subtitusi
Unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang lebih
b. Sinkretisme
10
11
yang baru sehingga membentuk sistem baru. Perpaduan ini sering terjadi
c. Penambahan (Addition)
Unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah unsur budaya baru
d. Penggantian (Deculturation)
e. Originasi
f. Penolakan
masyarakat yang tidak siap dan tidak setuju terhadap proses percampuran
tersebut.
5. Bahasa
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok social untuk
seseorang akan mengerti apa yang disampaikan atau diperintahkan oleh orang
lain, perbedaan bahasa yang ada di seluruh dunia diakibatkan oleh manusia itu
1. Bahasa sebagai alat untuk berekspresi diri untuk menarik perhatian orang lain
3. Bahasa sebaai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, untuk
bersosialisasi
1. Komunikasi yang jelas merupakan hal yang berarti dalam hampir setiap usaha
penelitianini, baik yang dilakukan oleh pakar bahasa dalam negeri maupun
Bahasa Konjo, juga disebut sebagai Basa Konjo adalah bahasa yang
dituturkan oleh suku Kajang, penduduk Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa ini
merupakan bagian dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan dalam cabang Melayu-
14
Huruf Lontara berasal dari huruf Brahmi kuno dari India.Seperti banyak
turunan dari huruf ini, masing-masing konsonan mengandung huruf hidup "a"
kata yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia tapi dalam bahasa
Kabupaten Selayar.
kelompok lain sebagai akibat dari kontak atau interaksi dari kedua kelompok
budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan dan melebur menjadi satu sehingga
15
kebudayaan aslinya.
Pada awal kontak antar budaya maka yang terjadi adalah proses peniruan
karasteristik dari isi suatu unsur kebudayaan tertentu. Secara teoritis teori
unsur asing dengan yang asli masih nampak. Kadang-kadang asimilasi yang
terjadi itu bersifat bilateral, karena perubahan kebudayaan itu terjadi pada
E. Kerangka Pikir
Bahasa merupakan alat untk berkomunikasi antara yang satu dan lainnnya.
Amelia (2012) menjelaskan “Bahasa adalah system lambing bunyi yang arbitrer
mengerti apa yang disampaikan atau diperintahkan oleh orang lain, perbedaan
bahasa yang ada di seluruh dunia diakibatkan oleh manusia itu sendiri yang
tertentu.
Bahasa Konjo, juga disebut sebagai Basa Konjo adalah bahasa yang
dituturkan oleh suku Kajang, penduduk Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa ini
kemiripan dialek dengan bahasa konjo yang digunakan oleh sebagian penduduk
kabupaten Bulukumba.
ibu yang digunakan oleh penduduk asli pulau Selayar dan pulau-pulau lainnya
Tanadoang
Akulturasi
Proses Akulturasi
Dampak Akulturasi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mengenai fakta-fakta.
karateristik serta dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan.
mendeskripsikan satu variable atau lebih dari satu variabel penelitian. Penelitian
penelitian ini adalah mengungkap fakta keadaan, fenomena, variabel dan keadaan
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang
18
19
B. Lokus Penelitian
akulturasi dan keakraban antara Bahasa Konjo dan Bahasa Selayar. Penelitian ini
C. Informan Penelitian
Akulturasi dan keakrabatan antara Bahasa konjo dan bahasa Selayar. Untuk
mampu membuka jalan untuk meneliti lebih mendalam dan lebih jauh tentang
Keakrabatan antara Bahasa Konjo Dan Bahasa Selayar serta bagaiamana Bahasa
Informan yang dipakai dalam penelitian inilah adalah informan non kunci
yang akan diteliti. Jumlah informan penelitian yang ditetapkan dalam penelitian
D. Fokus Penelitian
merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.
yang sedang dilakukan. Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian
sebagai berikut :
1) Logis; lebih ditekankan terhadap penelitian yang akan anda lakukan terkait
yang terkait dengan latar belakang masalah, rancangan penelitian juga harus
memiliki nilai rasional dalam menentukan tujuan dari teori yang digunakan,
kemampuan peneliti.
3) Propaganda; dalam hal ini, sangat tidak etis jika mahasiswa melakukan
mengada-ada.
bahwa ada 4 alternatif untuk menetapkan fokus penelitian, yaitu sebagai berikut :
21
Iptek.
titk perhatian dalam penelitian ini adalah proses akulturasi dan keakraban antara
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument
peneliti objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya (sugiono, 2009
:305 ).
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
sebagai berikut :
a) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
penelitian.
kecuali manusia.
diperoleh.
dan kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif. Data kualitatif adalah yaitu data yang tidak berupa angka-angka,
ini dibagi menjadi dua macam yaitu sumber data primer dan sember data
sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari informan yaitu orang yang berpengaruh dalam proses perolehan
data atau bisa disebut Key Member yang memegang kunci sumber data penelitian
ini. Penetapan informan ini dilakukan dengan mengambil orang yang telah terpilih
betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel atau
dipilih dengan cermat hingga relevan dengan sistem penelitian. Peneliti akan
berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil;wakil dari segala lapisan populasi
cara. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang
alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
antara lain :
1. Pengamatan/observasi langsung
24
secara cermat dan sistematik. Observasi harus dilakukan secara teliti dan
sistematis untu mendapatkan hasil yang bisa diandalkan, dan peneliti harus
mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas tentang objek
pola akulturasi antara Bahasa Konjo dan Bahasa selayar di daerah Tanadoang
yang dibahas terkait dengan judul penelitian yang diangkat oleh peneliti.
keterangan secara lisan dari seorang informan. Dengan teknik wawancara ini
pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya
dan pembicraan tidak kaku. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi saat ini.
3. Dokumentasi
ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan.
Dokumentasi ini yakni merupakan sumber data yang sering digunakan dalam
mengarah pada peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan
dengan peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Teknik dokumentasi telah
lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak
hal dokumentasi sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk menguji,
data dokumentasi yang diperoleh dari lapangan biasanya berupa buku, arsip,
beberapa keterangan lisan dari narasumber yang direkam oleh peneliti. Kalau
perlu perekaman ini tidak harus diberitahukan terlebih dahulu agar tercipta
keaslian dari penelitian yang dibuat. Alat yang digunakan dalam teknik
dokumentasi ini ini antara lain kamera digital atau handycamp yang
26
digunakan untuk mengambil gambar atau hasil foto dan video jika dibutuhkan
oleh peneliti.
Teknik pengolahan dan analisis data-data adalah tahap yang paling penting
dan menetukan dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya diolah
dan dianalisa dengan tujuan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih
muda dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu diterjunkan dan dimanfaatkan agar
umum mendasarkan peristiwa. Salah satu ciri penting induksi analisis adalah
tekanan pada kasus negatif yang menyangkut proposisi yang dibangun peneliti.
Analisis ini dialkukan berdasarkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara
ini adalah :
a) Triangulasi
27
hal yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu wawancara, dan observasi.
dengan sumber yang berbeda dalam hal ini adalah masyarakat setempat
data dilakukan dalam waktu yang berbeda, dalam hal ini peneliti melakukan
Reduksi dilakukan untuk mensortir data apa saja yang perlu untuk
diolah yang kemudian data tersebut disuplay sebagai hasil pengolahan data.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
penelitian sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis
benar terkumpul.
1. Reduksi Data
perlu diartikan sebagai kuantitafi data. Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dicatat
data.
2. Penayajian Data
tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
bersifat sementara dan akan dirubah kembali bila tidak ditemukan bukti-
bebrapa hal. Demi terjaminnya keakuratan data dan hasil penelitian yang
demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah
Hal ini merupakan salah satu pemeriksahan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
sumer dan triangulasi teknik serta triangulasi waktu. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitasi ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
1. Triangulasi Sumber
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui bebrapa sumber. sebagai
pandangan yang sama, yang berbeda dan yang mana yang spesifik dari tiga
sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
2. Triangulasi Teknik
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
31
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin
3. Triangulasi Waktu
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang
lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data, sampai suatu saat
peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan, dan tidak ada lagi yang
data/informasi tidak dapat dilakukan dengan alat uji statistik, begitu pula
yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. Selain itu, membercheck yang diperoleh akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
BAB IV
adalah Kota Benteng. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km²
Bone.
peladang, namun sebagaian juga dari mereka bekerja sebagai nelayan. Tapi
apabila Musim Barat mereka tidak melaut. Tingkat pendidikan mereka cukup
tinggi. Kebanyakan orang tua yang memiliki kemauan agar anakanak mereka
32
34
terletak pada beberapa kosa kata yang memiliki arti yang sama dalam bahasa
penyebutannya berbeda.
terdiri dari dua dialek utama yaitu dialek konjo dan dialek selayar.
35
BAB V
etnis konjo memiliki social power terhadap bahasa-bahasa lain dan social
dan dialek Konjo pesisir yang banyak dipakai dikecamatan Ujung Loe
antara bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar terbentuk karena
sehingga antara bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar dapat
terbentuk suatu akulturasi yang kemudian kedua dialek tersebut dapat lahir
mengungkapkan bahwa:
35
36
Bapak Nur Hasli sebagai salah satu pegawai atau pakar kebudayaan
antara Bahasa Makassar dialek Konjo dan Dialek Selayar disebabkan oleh
faktor biologi, mereka yang mengaku sebagai orang Selayar adalah keturunan
kaum berdarah campuran suku yang sama yaitu suku konjo yang mana
menyatakan bahwa:
dahulu kala Selayar dan Bira itu tidak terpisah, kedua daerah
2016 ).
mengungkapkan bahwa:
adalah di dasari oleh adanya interaksi sosial yang berlangsung secara terus-
yang mayoritas menggunakan dilaek Konjo. Di sisi lain juga didasari oleh
adanya faktor dari sisi pernikahan yang telah banyak terjadi antara
39
interaksi yang sangat kuat di antara mereka, hal ini juga menjadi pemicu
terbentuknya akulturasi antara dua budaya asing dalam hal ini dalam hal
bahwanya akulturasi antara bahasa Makassar dialek Konjo dan Dialek Selayar
akulturasi tersebut, bukan hanya karena antara dialek Konjo dan Dialek
Selayar termasuk dalam satu rumpun bahasa yang sama yaitu bahasa
makassar akan tetapi dilandasi oleh beberapa faktor penyebab dan beberapa
penyatuan dua budaya yang berbeda yang melebur menjadi satu tanpa
asing itu lambat laun akan diterima dan diolah kedalam kebudayaannya
sendiri. Contohnya dalam hal ini yaitu akulturasi bahasa Makassar dialek
adanya proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia
akulturasi itu dapat terjadi apabila terjadi kontak antara dua budaya yang
40
berbeda yang kemudian suatu budaya asing yang masuk dan kemudian dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat tanpa menghilangkan budaya asli dari
masyarakat yang menerima unsur kebudayaan asing ini. Kontak budaya ini
akan berlangsung ketika terjadi kontak sosial yang bisa saja terjadi antara
sangat muda terjadi bahkan terkadang masayrakat tanpa mereka sadari bahwa
Dalam hal akulturasi bahasa/dialek ini maka telah timbul pula sebuah
percakapan. Dalam hal ini yaitu bahasa Makassar dengan dialek Konjo dan
dialek Selayar.
a. Dialek Konjo
rumpun bahasa Makassar di Sulawesi Selatan. Penutur dialek ini pertama kali
Selatan
b. Dialek Selayar
dialek Konjo. Dalam Bahasa Selayar, juga ditemukan banyak serapan dari
bahasa asing, misalnya dari Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, Bahasa Cina,
Jumlah : 6 orang
Makassar yang oleh Friberg disebut dialek Selayar (dalam Grimes dan
Grimes, 1987: 31)2. Selain itu, di sebagian wilayah ini juga ditemukan
penutur bahasa Konjo yang merupakan sub keluarga Makassar. Wilayah tutur
42
dua dialek yaitu bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar.
dua kebudayaan yang berbeda atau dua kebudayaan asing yang berpadu
dalah hal ini akulturasi bahasa yaitu akulturasi Bahasa Makassar dalam segi
Akulturasi adalah sebuah proses dimana dalam hal ini terdapat atau
tersirat suatu pengaruh timbal balik dimana unsur-unsur dua budaya berbaur
dan bergabung menjadi satu. Telah dihipotesiskan bahwa salah satu syarat
relatif yang harus dimiliki antara budaya yang memberi dan budaya yang
menerima dalam hal ini yaitu antara dialek Konjo sebagai pemberi dan dialek
akan langsung terjadi atau tercipta begitu saja tanpa melalui sebuah proses.
Biasanya proses akulturasi terjadi dalam kurung waktu yang lama. Sehingga
dapat menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya proses
sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai oleh
dinamika komunikasi.
ini mengandung atau menjalani beberapa proses yaitu yang disebut dengan
yang berbeda, dalam hal ini yaitu antara dialek Konjo dan dialek Selayar.
saja untuk mencapai sebuah akulturasi. Dalam proses untuk mencapai sebuah
beberapa bentuk faktor yang menjadi penunjang baik dalam bentuk peristiwa,
atau melalui suatu perantara letak wilayah dan sebagainya. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh bapak Abdul Rahim sebagai tokoh adat dan
Kabupaten kepulaun Selayar dilandasi oleh satu faktor yang berkaitan dengan
peristiwa masa lampau yaitu yang dimasa lampau itu antara Tanadoang
Kabupaten Kepulauan Selayar dan daerah bira yang merupakan salah satu
44
merupakan satu daerah yang satu atau dengan kata lain tidak ada pemisah
antara Selayar dan Bira, yang sekarang ini sudah dipisahkan oleh lautan luas”.
suatu akulturasi tersebut tidak dapat berlangsung begitu saja tanpa melalui
akulturasi budaya dalam hal ini yaitu akulturasi antara dialek Konjo Dan
dialek Selayar.
Kepulauan Selayar ini salah satunya adalah didasari oleh karna di daerah bira
Kabupaten Kepulauan Selayar. Maka dalam hal ini akan terjadi interaksi
juga banyak faktor lain yang melatarbelakanginya adalah juga tidak terlepas
adanya proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia
Selayar.
1. Inteaksi sosial
Yaitu hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang saling
mempengaruhi satu sama lain yang diantara mereka akan menciptakan suatu
hasil.
dialek Konjo dan dialek Selayar maka kontak sosial yang terjadi dalam hal ini
adalah kontak sosial langsung atau hubungan timbal balik baik anta individu
maupun antar kelompok yang terjadi secara fisik seperti berkomunikasi dan
berinteraksi langsung.
proses saling mempengaruhi satu sama lain untuk suatu tujuan atau hasil yang
Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar dapat dikatakan bahwa hal yang
(Bulukumba) sebagai penutur asli dialek Konjo baik itu Interaksi soaial,
dialek Konjo dan dialek Selayar, maka sesuai dengan hasil wawancara yang
sosial tersebut seperti interaksi sosial itu berlangsung atau terjadi disaat ketika
47
penyebrangan pelabuhan Bira. Pada saat itulah maka secara tidak langsung
akan terjadi interaksi sosial antara masyarakat Selayar dan masyarkat Bira
Selayar dan masyarakat umum Bira yang secara tidak sengaja berada di
bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek selayar dapat diliat dari sisi telah
untuk tinggal di Selayar, kemudian dalam hal inilah secara tidak langsung
maka akan terjadi komunikasi sosial atau kontak sosial diantara mereka yang
melalui proses yang begitu panjang ini kini dialek Konjo pun telah melekat
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Selayar. Dialek konjo pun kini telah
dijadikan sebagai dialek resmi orang Selayar yang digunakan oleh orang
Yang pada akhirnya lahirlah dua dialek dalam satu rumpun bahasa Makassar
BAB VI
BENTUK AKULTURASI DIALEK KONJO DAN DIALEK SELAYAR DI
TANADOANG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR.
kebudayaan dan sebagainya tentu akan berbeda. Hal ini dapat diliat dari
proses dan hasil akhir dari akulturasi tersebut. Bentuk akulturasi hanya dapat
dipastikan apabila akulturasi tersebut telah diterima dan hasil dari akultuasi
akulturasi tersebut.
selayar kita sendiri ini masih dipake dan masih lestari didaerah
bahwa bentuk akulturasi antara dialek Konjo dan Dialek selayar adalah
48
49
mengatakan bahwa:
asli selayar disini tidak hilang atau masih tetap dipakai oleh
2016).
bahwa bentuk akulturasi yang ada dalam hal ini adalah mengarah pada
mendasari adanya akulturasi antara bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek
50
belangsung atau terjadi begitu saja, akan tetapi akulturasi ini memerlukan
waktu yang begitu panjang dan proses-proses serta faktor yang mendukung
faktor yang dapat kita amati terkait dengan sebuah akulturas, melainkan ada
tentukan apabila kita telah mengkaji lebih jauh lagi mengenai proses-proses
dialek Konjo dan dialek Selayar ini adalah sesuai dengan pendapat para
bentuk akuturasi bahwa percampuran antara dialek Konjo dan dialek Selayar
a. Penambahan ( Addition)
bahasa/dialek yang lama masih tetap berfungsi atau dipergunakan dan tetap
penambahan yang baru inilah yang akan memberikan nilai lebih pada
Terkait dengan akluturasi dialek Konjo dan dialek Selayar ini maka
dapat dijelaskan bahwa terdapat atau terjadi adanya suatu penambahan dialek
dari dialek konjo yang didapatkan atau ditemui oleh masyarakat selayar baik
tersebut.
b. Sinkretisme
unsur-unsur budaya yang baru. Terkait dengan hal ini setelah terjadinya
penambahan unsur baru dari dialek Konjo tersebut maka terjadilah perpaduan
diantara kedua dialek ini. Dimana unsur-unsur dialek Selayar yang telah
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu adanya interkasi sosial yang terjadi antara masyarakat Selayar dan
pelabuhan penyebrangan Bira Menuju Selayar. Faktor yang lain juga yaitu
adanya perkawinan yang telah banyak terjadi antara masyrakat selayar dengan
lalu.
selayar antara lain : (1). Sinkretisme Yaitu unsur-unsur budaya yang lama yang
addition) Yaitu unsur-unsur budaya yang lama dalam hal ini unsur-unsur
bahasa/dialek yang lama masih tetap berfungsi atau dipergunakan dan tetap
52
53
penambahan yang baru inilah yang akan memberikan nilai lebih pada penerima
B. Saran
budaya baru terhadap budaya sendiri yang banyak terjadi melalui proses-
proses sosial seperti dalam penelitian ini terhadap budaya sendiri untuk
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Chris. 2014. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit
Kreasi Wacana.
55
Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group.
Harudin, 1994, Struktur Sastra Lisan Selayar. Balai Penelitian bahasa. Ujung
Pandang.
Samarin, William J. 1994. Ilmu Bahasa Lapangan. Terjemahan J.S Badudu. Seri
ILDEP : Kanisius, Yogyakarta
56
www.zonasiswa.com/2015/09/akulturasi-pengertian-proses-bentuk.html?m=1
diakses pada tanggal 22 juli 2016
tusilajara.blogspot.co.id/2013/03/dialek-dalam-bahasa-selayar-12.html/m-1
diakses pada tanggal 22 juli 2016
NO NAMA PEKERJAAN/JABATAN
Penulis mulai masuk sekolah di SDN Laiyolo pada tahun 2000 dan tamat
tahun 2006, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan sekolah ketingkat
selanjutnya di SMP Negeri 1 Bontosikuyu dan tamat pada tahun 2009, dan pada
tahun yang sama melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Bontosikuyu dan tamat
pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis memutuskan untuk melanjutkan
Makassar program studi Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan Sosiologi dan selesai
pada tahun 2016. Dalam organisasi intra kampus penulis pernah menjadi pengurus
HMJ sebagai wakil bidang Sumber Daya Manusia dari tahun 2013-2014.
AKULTURASI BAHASA MAKASSAR DIALEK KONJO DAN DIALEK
SELAYAR( STUDI HISTORIS KONJO DI TANADOANG
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR )
JURNAL
Oleh:
Rahmayanti.B
10538 2360 12
Rahmayanti. B
10538236012
Abstrak
1
Hasil penelitian menunjukkan Lahir dan berkembangnya dialek konjo di
Tanadoang Kabupaten Kepulaun Selayar dilatarbelakangi oleh beberapa fakto-
faktor pemicu dan beberapa proses sosial yang dilalui sehingga menyebabkan
terjadinya akulturasi yaitu adanya interaksi sosial dan adanya perkawinan yang
telah banyak terjadi antara masyarakat selayar dengan masyarakat Bulukumba
pada umumnya dan beberapa peristiwa-peristiwa masa lalu.
Latar Belakang
Bahasa adalah wahana untuk menyampaikan maksud, pikiran, dan
tertulis.Komunikasi bahasa merupakan perasaan; bahasa adalah alat komunikasi
baik secara lisan maupun secara komunikasi maksud, pikiran, dan perasaan
antaramanusia dengan sesamanya.
Salah satu bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan adalah bahasa
daerah Konjo yang merupakan bagian dari unsur kebudayaan nasional yangperlu
dipelihara dan dikembangkan sebagai asset budaya daerah dan nasional.Bahasa
Selayar, yang meskipun belum ada penelitian yang valid mengenai halter sebut,
tetapi secara sosial dapat dikatakan bahwa masyarakat Selayar mengakui bahasa
yang mereka gunakan adalah bahasa Selayar.
Sehubungan dengan pendapat di atas, bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan
khususnya Bahasa Makassar, ada dua pendapat, yaitu :
(1) Persepsi yang menyetujui bahwa bahasa Makassar terdiri dari 5 dialekyaitu
dialek Lakiung , dialek Turatea, dialek Bantaeng, dialek Konjo,dan dialek
Selayar.
(2) Persepsi yang menganggap bahwa dialek Konjo dan dialek Selayar bukan lagi
bahasa Makassar melainkan sudah merupakan bahasa tersendiri.
Pengelompokan bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan menurut peta
bahasa yang dikeluarkan oleh “The Australia Academy of the Humanitas”
menunjukkan pengelompokan yang lebih ditekankan pada situasi geografis.
Pengelompokan tersebut adalah :
2
(1) Bugis, terdiri dari : Luwu, Wajo, Palakka, Enna?, Soppeng, Sidenreng,
Pare-pare dan Sawitto.
(2) Makassar terdiri dari: Lakiung,Turatea, Bantaeng,Konjo dan Selayar
(3) Mandar terdiri dari: Balangnipa, Majene, Botteng, Tappalang.
(4) Saqdan Toraja terdiri dari: Rongkong, Makki, Mamasa, Mappa Pama,
Kesuq, Rantepao, Makale, Sillanan, Gandang Batu dan Sangalla.
(5) Mamuju
(6) Masserenpulu terdiri dari : Endekang, Duri, dan Maiwa.
(7) Seko
(8) Pitu Ulunna Salu
Pengelompokan itu belum dapat memberikan informasi yang jelas dan
tuntas mengenai tingkat atau derajat kekerabatan antara bahasa tersebut, karena
penelitian tentang perbandingan bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan
khususnya Bahasa Makassar dan Bahasa Selayar hampir belum pernah diteliti.
Khusus untuk itu penelitian ini akan memerikan dua bahasa yakni Bahasa
Makassar (BM) dan Bahasa Selayar (BS), kedua bahasa ini sangat menarik
perhatian peneliti. Oleh karena itu, peneliti perlu melihat hubungan kedua bahasa
tersebut dari pendekatan linguistic bandingan histories.
Bahasa Konjo dan bahasa Selayar mempunyai hubungan kekerabatan yang
sangat erat. Terbukti dari prosentase kata kerabat yang telah dihitung yakni 74 %
dari 300 gloss yang diperhitungkan. Bahasa konjo dan bahasa Selayar merupakan
bahasa tunggal sekitar 2 (dua) abad yang lalu. Bahasa Konjo dan bahasa Selayar
diperkirakan mulai berpisah dari satu bahasa proto kira-kira 200 tahun lalu.
Bahasa Selayar mempunyai hubungan dengan bahasa Konjo pesisir yang
banyak di pakai diKecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba Provinsi
Sulawesi Selatan. Hubungan kekerabatan antara bahasa Konjo dan bahasa Selayar
terbentuk karena antara Kabupaten Bulukumba tepatnya dipelabuhan Bira yang
mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Konjo merupakan daerah pelayaran
atau penyebarangan antara Kabupaten Selayar. Secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang selayar adalah keturunan kaum berdarah campuran suku ,
mereka adalah hasil persilangan antar etnis di masa lalu.
3
Dalam kajian mengenai akulturasi bahasa, fenomena konvergensi dan
divergensi akan muncul dalam framework konteks berbahasa antar etnis. Sebagai
etnis mayoritas, masyarakat Konjo dihadapkan pada situasi dimana etnis Konjo
memiliki social power terhadap bahasa-bahasa lain dan social power tersebut
dapat terwujud dalam penggunaan bahasa konjo di Tanadoang Kepulauan Selayar.
Untuk dapat menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya
proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai
oleh dinamika komunikasi. Bahasa Konjo kemudian semakin berkembang karna
masyarakat selayar telah menggunakan bahasa Konjo sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari mereka. Selain itu telah banyak perkawinan antara orang Bulukumba
(etnis Konjo) dengan orang Selayar yang kemudian disis lain setelah menikah
mereka menetap di Kepulauan Selayar.
Dari akulturasi yang telah terjadi, penulis melihat perlu adanya kejelasan
proses akulturasi tersebut untuk dapat memahami dan mengetahui apa saja yang
terjadi? Dan melalui apa saja? Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk
mengangkat judul skripsi: “Akulturasi Bahasa Makassar Dialek Konjo dan
Dialek Selayar (Studi Historis Konjo Di Tanadoang Kabupaten Kepulauan
Selayar)”
Kajian Pustaka
Menurut Dwi Wahyudiarto ( 2005: 37 ) istilah akulturasi mempunyai
berbagai arti di antara para sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa
konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat launditerima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Akulturasi adalah konsep yang kompleks dan di sini terdapat dua model
pada akulturasi yaitu model linear dan model dua dimensi. Model linear
didasarkan pada asumsi bahwa identitas etnis yang kuat tidak mungkin berada
4
antara mereaka yang terlibat dalam masyarakat utama dan akulturasi yang pasti
disertai dengan melemahnya identitas etnis.
Model dua dimensi menunjukkan bahwa baik hal yang berhubungan
dengan budaya tradisional atau etnis dan hubungan dengan budaya baru atau
dominan memainkan peran penting dalam proses akulturasi.
Bahasa merupakan alat untk berkomunikasi antara yang satu dan
lainnnya. Amelia (2012) menjelaskan “Bahasa adalah system lambing bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok social untuk
bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Dengan berbahasa
seseorang akan mengerti apa yang disampaikan atau diperintahkan oleh orang
lain, perbedaan bahasa yang ada di seluruh dunia diakibatkan oleh manusia itu
sendiri yang menjadikan bahasa sebagai 5 kebutuhan dalam berkomunikasi
dalam kelompok tertentu. Keraf ( 1980 ) mengutarakan fungsi dan peranan
bahasa sebagai berikut:
1. Bahasa sebagai alat untuk berekspresi diri untuk menarik perhatian orang lain
untuk membebaskan diri dari semua tekanan emosi, untuk mengungkapkan
cita rasa seni dan sebagainya.
2. Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi
3. Bahasa sebaai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, untuk
bersosialisasi
4. Bahasa sebagai alat untuk mengadakan control sosial, untuk mempengaruhi
tingkah laku dan tindak tanduk orang-orang lain.
Bahasa Konjo, juga disebut sebagai Basa Konjo adalah bahasa yang
dituturkan oleh suku Kajang, penduduk Sulawesi Selatan, Indonesia. Bahasa ini
dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Makassar yang sendirinya
merupakan bagian dari rumpun bahasa Sulawesi Selatan dalam cabang Melayu-
Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia dimana penggunaan bahasanya 80%
hampir sama dengan bahasa Makassar walaupun kadang dengan pengucapan
yang agak berbeda.
Bahasa Selayar saat ini masih diperdebatkan apakah berupa bahasa
ataudialek. Pada prinsipnya bahasa Selayar memiliki beberapa persamaan
5
denganbahasa Konjo (bulukumba). Perbedaannya terletak pada beberapa kosa
kata yang memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia tapi dalam bahasa
Konjo maupun bahasa Selayar penyebutannya berbeda. Jumlah pemakai bahasa
Selayar cukup banyak, yaitu meliputi beberapa kecamatan yang ada di
Kabupaten Selayar.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan mengadakan pendekatan-pendekatan
akulturasi bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar di Tanadoang
Kabupaten Kepulauan Selayar. Informan ditentukan secara purposive sampling,
teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan pedoman
wawancara, observasi dengan menggunakan lembar observasi, dan dokumentasi
dengan alat bantu berupa buku catatan dan camera, kemudian dianalisis melalui
tahapan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
penarikan kesimpulan.
Pembahasan
6
menerima unsur kebudayaan asing ini. Kontak budaya ini akan berlangsung ketika
terjadi kontak sosial yang bisa saja terjadi antara individu, sebagian masyarakat
dan bahkan seluruh lapisan masyarakat.
akulturasi ini terkadang sulit terjadi namu n terkadang pula sangat muda
terjadi bahkan terkadang masayrakat tanpa mereka sadari bahwa mereka telah
menyerap kebudayaan asing.
Akulturasi budaya ataupun dalam akulturasi bahasa ini tidak akan
belangsung atau terjadi begitu saja, akan tetapi akulturasi ini memerlukan waktu
yang begitu panjang dan proses-proses serta faktor yang mendukung terjadinya
akulturasi tersebut. Namun demikian bukan hanya proses dan faktor yang dapat
kita amati terkait dengan sebuah akulturas, melainkan ada beberapa hal yang
masih terkait dengan akulturasi seperti bentuk-bentuk akulturasi tersebut.akan
tetapi bentuk-bentuk akulturasi ini hanya dapat di tentukan apabila kita telah
mengkaji lebih jauh lagi mengenai proses-proses berlangsungnya akulturasi
tersebut dalam sebuah masyarakat.
akulturasi antara bahasa Makassar dialek Konjo dan Dialek Selayar terjadi
karena ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya akulturasi tersebut,
bukan hanya karena antara dialek Konjo dan Dialek Selayar termasuk dalam satu
rumpun bahasa yang sama yaitu bahasa makassar akan tetapi dilandasi oleh
beberapa faktor penyebab dan beberapa peristiwa pada masa lampau.
7
atau penyebarangan antara Kabupaten Selayar. Secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang selayar adalah keturunan kaum berdarah campuran suku ,
mereka adalah hasil persilangan antar etnis di masa lalu.
Selanjutnya mengenai akulturasi antara dua budaya tentunya tidak akan
langsung terjadi atau tercipta begitu saja tanpa melalui sebuah proses. Biasanya
proses akulturasi terjadi dalam kurung waktu yang lama. Sehingga antara satu
kebudayaan dan kebudayaan lainnya saling memiliki pengaruh yang
kuat.kemudian proses akulturasi dapat terjadi apabila ada persenyawaan.
Maksudnya harus ada penerimaan kebudayaan luar tanpa penolakan. Untuk dapat
menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya proses sosial.
Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai oleh dinamika
komunikasi.
Namun demikian bukanlah hal yang mudah atau berlangsung begitu saja
untuk mencapai sebuah akulturasi. Dalam proses untuk mencapai sebuah
akulturasi akan terdapat beberapa faktor penunjang yang akan mendukung dan
menopang terjadinya akulturasi. Faktor-faktor tersebut merupakan pintu masuk
sebuah akulturasi. Dalam hal ini faktor-faktor penunjang terjadinya akulturasi
akan ada beberapa bentuk faktor yang menjadi penunjang baik dalam bentuk
peristiwa, atau melalui suatu perantara letak wilayah dan sebagainya.
bahasa Makassar dialek konjo dapat lahir dan berkembang di Tanadoang
Kabupaten Kepulauan Selayar adalah karena dikecamatan Ujung Loe tepatnya di
Daerha bira terdapat sebuah pelabuhan yang mayoritas penduduknya
menggunakan dialek Konjo merupakan daerah pelayaran atau penyebrangan
antara Kabupaten Kepulauan Selayar dengan Bira.
berkembangnya dialek Konjo di Tanadoang Kabupaten Kepulauan Selayar
adalah di dasari oleh adanya interaksi sosial yang berlangsung secara terus-
menerus antara masyarakat Selayar dengan Masayarakat Bira/Bulukumba yang
mayoritas menggunakan dilaek Konjo. Di sisi lain juga didasari oleh adanya
faktor dari sisi pernikahan yang telah banyak terjadi antara Masyarakat Selayar
dengan Masyarakat bira yang pada akhirnya terjalin interaksi yang sangat kuat di
8
antara mereka, hal ini juga menjadi pemicu terbentuknya akulturasi antara dua
budaya asing dalam hal ini dalam hal dialek ataupun bahasa.
Untuk dapat menghasilkan sebuah akulturasi yang baik maka perlu adanya
proses sosial. Proses sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia yang ditandai
oleh dinamika komunikasi. Bahasa Konjo kemudian semakin berkembang karna
masyarakat selayar telah menggunakan bahasa Konjo sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari mereka. Selain itu telah banyak perkawinan antara orang Bulukumba
(etnis Konjo) dengan orang Selayar yang kemudian disis lain setelah menikah
mereka menetap di Kepulauan Selayar.
Namun demikian bukan hanya proses dan faktor yang dapat kita amati
terkait dengan sebuah akulturas, melainkan ada beberapa hal yang masih terkait
dengan akulturasi seperti bentuk-bentuk akulturasi tersebut.akan tetapi bentuk-
bentuk akulturasi ini hanya dapat di tentukan apabila kita telah mengkaji lebih
jauh lagi mengenai proses-proses berlangsungnya akulturasi tersebut dalam
sebuah masyarakat.
bentuk-bentuk akulturasi bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek
Selayar ini adalah sesuai dengan pendapat para antropolog dan berdasarkan
dengan hasil wawancara yang didaptkan oleh penulis dari berbagai informan
maka dapat dikatakan mengenai bentuk-bentuk akuturasi bahwa percampuran
antara dialek Konjo dan dialek Selayar ini pun terjadi dalam berbagai bentuk
seperti berikut :
1. Penambahan ( Addition)
Yaitu unsur-unsur budaya yang lama dalam hal ini unsur-unsur
bahasa/dialek yang lama masih tetap berfungsi atau dipergunakan dan tetap
mempertahankan karasteristik keasliannya yang kemudian mendapatkan
penambahan beberapa unsur budaya/bahasa/dialek yang baru sehingga
penambahan yang baru inilah yang akan memberikan nilai lebih pada penerima
kebudayaan baru ini.
Terkait dengan akluturasi dialek Konjo dan dialek Selayar ini maka dapat
dijelaskan bahwa terdapat atau terjadi adanya suatu penambahan dialek dari
dialek konjo yang didapatkan atau ditemui oleh masyarakat selayar baik melalui
9
proses interakasi sosial, kontak sosial maupun kominkasi sosial diantara
masyarakat Selayar dan Masyrakat penutur asli Dialek konjo tersebut.
2. Sinkretisme
Yaitu unsur-unsur budaya yang lama yang berfungsi padu dengan unsur-
unsur budaya yang baru. Terkait dengan hal ini setelah terjadinya penambahan
unsur baru dari dialek Konjo tersebut maka terjadilah perpaduan diantara kedua
dialek ini. Dimana unsur-unsur dialek Selayar yang telah berfungsi padu dengan
unsur-unsur dialek yang baruyakni unsu-unsur dari dialek Konjo tersebut.
Dari hasil penelitian yang dialkukan oleh peneliti melalui wawancara
dengan penulis telah memaparkan beberapa asumsi-asumsi mengenai akulturasi
bahasa Makassar dialek Konjo dan dialek Selayar di Tanadoang Kabupaten
Kepulauan Selayar dalam beberapa penjelasan diatas.
Kesimpulan
1. Lahir dan berkembangnya dialek konjo di Tanadoang Kabupaten Kepulaun
Selayar dilatarbelakangi oleh beberapa fakto-faktor pemicu dan beberapa proses
sosial yang dilalui sehingga menyebabkan terjadinya akulturasi. Faktor-faktor
utama yang menjadi pemicu tersebut diantaranya yaitu adanya interkasi sosial
yang terjadi antara masyarakat Selayar dan Masyarakat Bira/Bulukumba sebagai
penutur dialek konjo yang terjadi di pelabuhan penyebrangan Bira Menuju
Selayar. Faktor yang lain juga yaitu adanya perkawinan yang telah banyak terjadi
antara masyrakat selayar dengan masyarakat Bulukumba pada umumnya dan
beberapa peristiwa-peristiwa masa lalu.
2. Bentuk-bentuk akulturasi Bahasa Makassar dialek Konjo dan Dialek selayar
antara lain : (1). Sinkretisme Yaitu unsur-unsur budaya yang lama yang berfungsi
padu dengan unsur-unsur budaya yang baru. (2). Penambahan ( addition) Yaitu
unsur-unsur budaya yang lama dalam hal ini unsur-unsur bahasa/dialek yang lama
masih tetap berfungsi atau dipergunakan dan tetap mempertahankan karasteristik
keasliannya yang kemudian mendapatkan penambahan beberapa unsur
budaya/bahasa/dialek yang baru sehingga penambahan yang baru inilah yang akan
memberikan nilai lebih pada penerima kebudayaan baru ini.
10
Saran
Daftar Pustaka
Harudin, 1994, Struktur Sastra Lisan Selayar. Balai Penelitian bahasa. Ujung
Pandang.
Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi dan Kajian Budaya. Jakarta:
Prenada Media Group
11
kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1128/suku-konjo. Diakses pada tanggal 23
juli 2016
tusilajara.blogspot.co.id/2013/03/dialek-dalam-bahasa-selayar-12.html/m-1
diakses pada tanggal 22 juli 2016
www.zonasiswa.com/2015/09/akulturasi-pengertian-proses-bentuk.html?m=1
diakses pada tanggal 22 juli 2016
tusilajara.blogspot.co.id/2013/03/dialek-dalam-bahasa-selayar-12.html/m-1
diakses pada tanggal 22 juli 2016
12
13