SKRIPSI
Oleh:
Widyasari
105331106116
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. yang
telah melimpahkan rahmat, nikmat, karunia, hidayah-Nya, serta atas izin-Nya juga
sehingga penulisan skripsi dengan judul ― Analisis Pengngunaan Tanda Baca dan
Makassar‖.
Salawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Sebagai suri
tauladan terbaik sepanjang zaman, seorang pemuda padang pasir yang baik
kepemimpinan, yang dengannya manusia mampu berhujrah dari satu masa yang
Sebuah perjalanan hidup selalu memiliki awal dan akhir ibarat dunia yang
yang melelahkan, menyita waktu, tenaga dan pikiran, salah satunya dalam proses
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar sarjana pendidikan
dalam bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan
Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, berbagai hambatan dan keasulitan yang dihadapi penulis, namun
dengan izin-Nya serta doa yang tak hentinya dialirkan, bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan. Segala rasa hormat,
penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Syarifuddin
dan Icari yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, serta
mengucapkan terima kasih kepada sanak keluarga yang tak hentinya memberikan
motivasi serta dukungan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman kelas BI B, Penghuni Asrama III Putri Gappembar yang telah memberikan
ini.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ambo
Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta
Dr. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Prodi Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan
yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
yang sarat dengan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Widyasari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 5
B. Kerangka Pikir.......................................................................................... 33
B. Pembahasan ............................................................................................... 42
A. Simpulan ................................................................................................. 54
B. Saran ......................................................................................................... 55
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital sebagai Huruf Pertama Awal
Kalimat ................................................................................................. 38
Tabel 4.2 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital sebagai Huruf Pertama Unsur
Tabel 4.3 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Awal Kalimat Dalam Petikan
Langsung .............................................................................................. 39
Tabel 4.4 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital sebagai Huruf Pertama Nama
Agama, Kitab Suci, dan Tuhan; Termasuk Sebutan dan Kata Ganti
Tabel 4.5 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Sebagai Huruf Pertama Kata
Paman, Serta Kata atau Ungkapan Lain yang Dipakai dalam Penyapaan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
apabila ingin menyampaikan pendapat, gagasan, serta ide yang ada dalam kepala
mereka tanpa menggunakan bahasa. Bisa dikatakan bahwa segala bentuk kegiatan
yang dilakukan dalam kehidupan ini semua menggunakan bahasa, karena setiap
mengucapkan kata-kata dengan mulut (lisan) kepada lawan bicara. Adapun yang
memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga sejalan dan terpadu (Ariyanti, 2019:
12)
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
penting untuk dimiliki oleh setiap siswa selain keterampilan membaca, berbicara,
menyimak. Menulis juga merupakan suatu kegitan aktif dan produktif yang dapat
simbol atau pun lambing bahasa. Untuk bisa menulis seseorang terlebih dahulu
kebahaan yang berlaku agar pembaca tidak salah penafsiran mengenai maksud
bahasa baku atau bahasa yang seusai dengan ketentuan yang diatur dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Begitu pula dengan menulis harus
menggunakan bahasa baku atau bahasa yang sesuai dnegan kaidah kebahsaan
yang berlaku yakni PEUBI. Aturan yang berlaku untuk penggunaan bahasa yang
baik yaitu ejaan, penulisan huruf, serta beberapa aturan lainnya.(Dini, 2018: 1).
adalah membaca. Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan agar dapat
2016: 1). Menulis sebagai bentuk kegiatan awal untuk mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman yang selanjutnya akan diolah menjadi sebuah tulisan. Cerpen
sebagai salah satu karya sastra prosa yang biasa ditulis oleh seseorang sebagai
bentuk ungkapan perasaan. Namun, tidak jarang pula seseorang menuliskan
setiap harinya juga menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sehingga tidak
tersebut. Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran yakni pada
saat siswa membuat sebuah cerpen. Dalam menulis sebuah karangan dalam hal ini
cerpen tidak sekadar menuliskan apa yang ada dalam pikiran, tetapi juga perlu
ketelitian dalam menuliskan menuliskan huruf, kata, dan tanda bacanya agar
cerpen tersebut lebih dipahami. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya
memerhatiakn penulisan huruf kapital dan penggunaan tanda baca sangat penting
untuk menghindari salah penafsiran maksud yang ada dalam tulisan tersebut.
Salah satu maanfaat penggunaan tanda baca yang baik yaitu dapat
memisahkan suatu kata atau kalimat agar sesuai dengan tujuan yang ingin
penulis agar pembaca dangan mudah memahami maksud dari tulisannya. Namun
saat ini masih banyak keliru dalam menggunakan tanda baca dan juga menuliskan
Sama halnya dengan tanda baca, huruf kapital pun diatur dalam PEUBI,
hal ini bertujuan agar tulisan terlihat lebih rapi dan teratur. Dalam kehidupan
satunya yaitu dalam penulisan nama lembaga atau sejenisnya penulis masih sering
mengabaikan ketepatan penulisan huruf kapital.
Penggunaan tanda baca dan penulisan huruf kapital sangat penting untuk
mengabaikan penulisan huruf kapital dan cara penggunaan tanda baca yang baik
dan benar sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku. kurangnya ketertarikan dalam
mempelajari hal tersebut menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kesalahan
berbahasa.
menulis tidak hanya menuangkan ide dalam bentuk rangkaian huruf atau kalimat
memperhatikan kaidah kebahasaan yang berlaku diantanya tanda baca dan huruf
kapital.
Dengan menerapkan kaidah yang ada dalam PEUBI, maka setiap karangan
yang ditulis baik itu karya ilmiah atau pun sastra bisa menjadi upaya
meminimalisir kesahan berbahasa yang masih masih sering terjadi baik melalui
media tuli maupun lisan. Berdasar pada hal tersebut peneliti pun bermaksud
melakukan penelitian dengan judul ―Analisis Penggunaan Tanda Baca dan Huruf
Makassar‖.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Sastra Indonesia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peserta didik, sebagai pengetahuan mengenai huruf kapital dan
tanda baca.
A. Tinjauan Pustaka
yang dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik
―Analisis Penulisan Huruf Kapital dan Tanda Baca dalam Menulis Cerpen Siswa
yang akan dibahasas oleh peneliti, masalah tersebut sudah pernah ditiliti oleh
peneliti lain diantaranya yaitu penelitian yang dibuat oleh Indri pada tahun 2016,
penelitian ini Indri membahas mengenai bentuk kesalahan ejaan bahasa Indonesia
Tadulako.
yang diteliti. Objek penlitian sebelumnya yaitu famplet di fakultas keguruan dan
kapitan serta menggunakan tanda baca dalam sebuah tulisan, mengingat hal
2. Kesalahan berbahasa
pembicaraan.
―Analisis Kesalahan Berbahasa‖ adalah ujaran atau tulisan yang tidak sempurna.
kesalahan berbahasa adalah penyimpangan kaidah atau tata bahasa dalam tindak
serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar‖. Proses pembelajaran yang
yang terjadi antara pendidik dan peserta didik di dalam kelas bertujuan untuk
peserta didik agar tercipta suasana belajar yang baik dalam kelas. Adapun laman
bantuan yang diberikan oleh pendidik agar tercipta proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pesrta didik. Dengan kata lain, pembeljaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik, dapat juga diartikan
sebagai proses interaksi antara peserta didik dengan pendidi serta sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar yang meliputi pertukaran informasi antara peserta
peserta didik agar mampu belajar dengan baik, atau usaha yang dilakukan
pendidik untuk membuat siswa belajar. Adapun bentuk proses pembelajaran yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, perubahan
tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengethuan yang baru
tenaga pengajar yang memadai. Atau disebut juga dengan pendidik sangat
kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik seperti kemampuan dasar,
motivasi, latar belakang akademik, latar belakang ekonomi, dan lain sebagainya.
yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai
dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah
bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menetukan bahan ajar
berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan
4. Keterampilan menulis
sebagai alat dan medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam
suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat
yang terlibat yaitu sebagai penulis penyampai pesan (penulis), pesan atau isi
tulisan, saluran, aatau media berupa tulisan dan pembaca sebagai penerima pesan.
dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan dibuat untuk
dibaca orang lain agar gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh
kegiatan yang memunyai beberapa komponen mulai dari hal yang sederhana,
seperti memilih kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang rumit, yaitu merakit
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat memudahkan kita merasakan dan
(Tarigan 2013).
5. Menulis Cerpen
naratif fiktif, cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya, membaca
cerpen tidak akan menyita waktu yang banyak, membaca cerpen juga dapat
mengisi waktu luang . Menurut Ajip Rosidi dalam Henry Guntur menyatakan
bahwa bentuk cerpen adalah bentuk yang paling banyak diminati dalam dunia
kesusastraan. Bentuk cerpen yang hanya membahas satu topik permasalahan saja,
memudahkan pengarang mengutarakan pikiran serta ide-ide yang bisa saja dibuat
dalam bentuk novel atau jenis karya sastra lainnya. Hal ini juga memudahkan
pembaca untuk menikmati hasil karya sastra tanpa harus meluangkan waktu yang
banyak karna cerpen bisa diselesaikan hanya dengan sekali duduk saja. (Tarigan
2015)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak butuh waktu banyak
untuk menyelesaikan sebuah cerpen, bahkan hanya sekali duduk saja pembaca
cerpen yakni unsur dalam cerpen itu sendiri (intrinsik) dan unsur dari luar
cerpen (ekstrinsik). Berikut ini pembahasan mengenai unsur instrinsik dan unsur
ekstrinsik cerpen.
1) Unsur Intrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra itu sendiri. Unsur-
unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra
a) Tema
adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita‖. Tema sangat berkaitan
dengan makna yang ada dalam sebuah cerita, tema menuntun pembaca
sebagai dasar mengarang, ...)‖. tema adalah pokok pikiran yang mendasari
cerita tersebut.
tokoh sebuah karya akan sulit terbentuk. Tokoh terbagi atas tokoh
cerita, hal ini diungkapkan oleh Jones dalam Burhan Nurgiantoro. Tokoh-
tokoh yang ada dalam cerita digambarkan sesuai dengan karakter atau sifat
c) Alur
kejadian atau peristiwa yang ada dalam cerita, kejadian tersebut terjadi
adalah rangkaian kejadian yang saling terkait, hanya saja sebutan untuk
alur lebih dikenal untuk runtuan kejadian yang terjadi dalam sebuah cerita.
d) Latar
yang diceritakan‖ Artinya, latar mempengaruhi inti cerita dan nilai nilai
yang akan dipetik dalam cerita. Latar memberikan gambaran yang jelas
agar peritiwa atau kejadian yang terjadi dalam sebuah karya mampu
meberikan informasi yang jelas tentang situasi dalam sebuah karya. Unsur
latar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan
diceritakan, baik nama kota, jalan, gunung dan lain sebagainya. Latar
cerita baik penggambaran situasi malam, pagi, dan siang maupun sore.
e) Sudut Pandang
tiga jenis yaitu sudut pandang orang pertama (aku), sudut pandang orang
f) Gaya Bahasa
atau penikmat karya sastra meraskan emosi yang ada dalam cerita tersebut
g) Amanat
adalah ―pesan; perintah (dari atasan); keseluruhan makna atau isi suatu
disimpulkan bahwa amanat adalah nilai-nilai moral atau pesan yang ingin
2) Unsur Ekstinsik
teks sastra itu sendiri, namun secara tidak langsung memengaruhi terciptanya
suatu karya, walau unsur intrinsik tidak dapat dapat berdiri sendiri namun tanpa
adanya unsur ini, sebuah cerita tidaklah lengkap. Unsur pendukung cerpen ini
terdapat bebrapa jenis yaitu biografi pengarang, latar belakang pengarang, sosial
perlu diterapkan dalam menulis agar maksud yang ingin disampaikan oleh
meliputi; (1) Pemakaian huruf yang terdiri atas huruf abjad, huruf vocal, huruf
konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring,
huruf tebal. (2) Penulisan kata di antaranya kata dasar, ata turunan, kata ulang,
gabungan kata, kata ganti, dan lain-lain. (3) Pemakaian tanda baca di antaranya
tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda seru dan sebaginya. (4) Pedoman
umum pembentuk istilah terdiri atas ketentuan umum dan proses pembentukan
umum. (5) Aspek tata bahasa dan peristilahan di antaranya istilah bentuk dasar,
istilah bentuk berafiks, istilah bentuk ulang dan lain-lain, serta beberapa kaidah
lainnya.
7. Huruf Kapital
Penulisan huruf kapital dalam sebuah karya merupakan suatu hal penting
untuk diperhatikan agar karya tersebut terlihat rapi dan teratur. Berikut ini
atauran-aturan penulisan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia
a. Penulisan huruf kapital pada awal kalimat. Misalnya berapa lama kita
b. Penulisan huruf kapital pada nama orang atau julukan. Misalnya Juragan
Ahmad.
c. Penulisan huruf kapital dalam menulis petikan langsung. Misalnya Ibu
d. Penulisan huruf kapital dalam menuliskan nama agama, kitab suci, dan
Tuhan; termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam,
f. Penulisan huruf kapital diawal kata dalam menuliskan nama jabtan yang
g. Penulisan huruf kapital pada awal kata nama bangsa, suku bangsa serta
bahasa.
h. Penulisan huruf kapital pada awal kata nama tahun, bulan, hari, atau hari-
j. Penulisan huruf kapital pada awal kata nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
karangan, artikel, makalah atau majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada
l. Penulisan huruf kapital pada awal kata dalam penulisan singkatan nama
seperti Bapak, Ibu Kakak, Adik, dan Paman, serta kata atau ungkapan
8. Tanda Baca
Simbol- simbol yang tidak ada hubungannya dengan fonem, kata atau pun
frasa disebut sebagai tanda baca. Tanda baca digunakan dalam bahasa tulis
penggunaannya tidak sesuai tujuan dari kalimat bisa menjadi tidak jelas bahkan
kaidah penggunaan tanda baca terdapat PEUBI. Berikut ini merupakan beberapa
2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
Catatan, tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu meruoakan yang
20 detik).
Catatan:
a) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh: Dia lahir
pada tahun 1956 di Bandung.
b) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, ilustrasi, atau tabel. Contoh: Acara Kunjungan Menteri
Pendidikan Nasional Bentuk Kedaulatan (Bab 1 UUD 1945) Salah
Asuhan
c) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat, dan (c) di belakang tanggal
surat.
b. Tanda Koma (,)
1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yabg satu dengan
sedangkan , dan kecuali. Contoh: Ini bukan buku saya, melainkan buku
ayah saya.
3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau ada
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induknya.contoh: Saya akan dating kalua ada undangan.
4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu,
Contoh: Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan,
seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu,
a) Beragama Islam
b) Jujur
c) Amanah
3) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau
lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan
kata hubung. Contoh, Ibu membeli buku, sayur, ayam dan juga
1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu peenyataan lengkap yang diikuti
2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
3) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
4) Tanda titik dua dipakai di antara (1) jilid atau nomor dan halaman, (2)
surah dan ayat dalam kitab suci, (3) judul dan anak judul suatu karangan,
Misalnya:
Matius 2: 1—3
e. Tanda Hubung
pergantian baris.
Misalnya:
ra baru ….
put laut.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kata atau ungkapan, dan penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
Misalnya:
di-back up
me-recall
pen-tackle-an
Misalnya:
pembetonan.
1) Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi
3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
Misalnya:
Tahun 2010—2014
kebenarannya.
Misalnya:
1) Tanda ellipsis dipakai untuk bahwa dalam suatu kalimat ada naskah atau
Catatan:
Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
2) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus- putus..
Misalnya:
Catatan:
Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
j. Tanda Petik (―…‖)
1) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
Contoh:
2) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
Contoh:
3) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
Misalnya:
1) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain.
Misalnya:
Misalnya:
3) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya
(a)
1) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang di tulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
2) Tanda kurung siku dipakai untuk keterangan dalam kalimat penjelas yang
1) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,atau, serta setiap.
B. Kerangka Pikir
dituangkan dalam karya tersebut. Hal ini bertujuan agar peneliti tidak lepas dari
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiannya. Konsep pemikiran peneliti yaitu
menulis hal yang perlu diperhatikan yaitu kaidah penulisan yang telah diatur
dalam PEUBI diantanya penulisan tanda baca dan huruf kapital. Salah satu hasil
tulisan yang penggunaan tanda baca dan huruf kapitalnya perlu diperhatikan dan
Berikut ini bagan mengenai kerangka pikir yang disajikan dalam bentuk
peta konsep.
Keterampilan Berbahasa
Cerpen
Kaidah
PEUBI
Analisis
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Definisi Istilah
menggunakan definisi variable yakni Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Cerpen.
Huruf Kapital dan Tanda Baca dalam Menulis Cerpen Siswa Kelas X IPS SMA
Muhammadiyah 1 Unismuh .
a. Data
Data penelitian ini yaitu hasil kerja siswa yang berupa cerpen yang dibuat
secara mandiri.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu hasil kerja siswa Kelas X
IPS SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berupa cerpen.
adalah data yang dikumpukan oleh peneliti secara langsung dari sumber data
utama yaitu siswa kelas X IPS Muhammdiyah 1 Unismuh Makassar. Berikut ini
menggunakan kode. Kode yang dimaksud yaitu berupa angka untuk kategori
bentuk kesalahan dalam penulisan huruf kapital secara berururtan, serta kode
barupa abjad untuk bentuk kesalahan dalam penggunaan tanda baca secara berurut
pula.
kitab suci, dan tuhan; termasuk sebutan dan kata ganti untuk tuhan
dengan serta huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
dengan kode 4
Berikut ini adalah keterangan aspek kode kesalahan untuk penggunaan tanda
baca:
A. Hasil Penelitian
1. Penulisan Huruf Kapital
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar,
kelas yang diteliti adalah kelas X IPS sebanyak 29 siswa. Senada dengan itu,
dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bentuk peulisan huruf kapital dan
penggunaan tanda baca dalam menulis cerpen. Berikut ini adalah hasil penelitian
dengan kode 1
penulisan huruf kapital diawal kalimat dalam cerpen yaitu suatu hari ada seorang
bernama axel, arsen dan agam. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal
kalimat. Setiap memulai kalimat harus menggunakan huruf kapital pada awal
kalimat dan diakhiri dengan tanda baca seperti titik maka kata pertama diawali
dengan huruf kapital. Siswa menulis awal kalimat tidak menggunakan hurup
kapital. Jadi penulisan yang tepat adalah Suatu hari ada seorang bernama Axel,
penulisan huruf kapital pada awal sebagai huruf pertama awal kalimat. Setiap
memulai kalimat harus menggunakan huruf kapital diawal kalimat dan diakhiri
dengan tanda baca seperti titik, maka kata pertama diawali dengan huruf kapital.
Siswa menulis awal kalimat tidak menggunakan hufup kapital. Jadi penulisan
penulisan huruf kapital pada awal kalimat dalam cerpen yaitu tiuan angin malam
memberi kesejukan kepada jiwa2 yang kesepian. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama awal kalimat. Setiap memulai kalimat harus menggunakan huruf
kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan tanda baca seperti titik, maka kata
pertama diawali dengan huruf kapital. Siswa menulis awal kalimat tidak
menggunakan hurup kapital. Jadi penulisan yang tepat adalah Tiuan angin malam
2 SC aku pun di kirimkan pesan oleh aku pun dikirimkan pesan oleh
teman dekat ku adel teman dekatku Adel.
3 NR Namaku Natasya biasa dipanggil Namaku Natasya, biasa
aca dipanggil Aca.
Tabel 4.2 Bentuk kesalahan penulisan huruf kapital dengan kode 2
Tabel 4.2 bagian 1 kode 2 membahas mengenai siswa WF melakukan
kesalahan penulisan huruf kapital sebagai unsur nama orang termasuk julukan
pada cerpen dalam kalimat disaat giliran axel, axel memilih truth, arsen dan
agam pun bertanya. Huruf kapital dipakai sebagai unsur nama orang termasuk
julukan. Isi cerpen membahas tentang kehidupan manusia dan banyak tokoh
dalam cerita tersebut. Tokoh-tokoh itulah yang nama atau julukan oleh sang
penulis. Jadi penulisan yang tepat adalah Disaat giliran Axel, Axel memilih truth,
kesalahan penulisan huruf kapital sebagai unsur nama orang termasuk julukan
pada cerpen dalam kalimat aku pun di kirimkan pesan oleh teman dekat ku adel.
Huruf kapital dipakai sebagai unsur nama orang termasuk julukan. Isi cerpen
membahas tentang kehidupan manusia dan banyak tokoh dalam cerita tersebut.
Tokoh-tokoh itulah yang nama atau julukan oleh sang penulis. Jadi penulisan
yang tepat adalah Aku pun dikirimkan pesan oleh teman dekat kuAdel.
kesalahan penulisan huruf kapital sebagai unsur nama orang termasuk julukan
pada cerpen dalam kalimat Namaku Natasya biasa dipanggil aca. Huruf kapital
dipakai sebagai unsur nama orang termasuk julukan. Isi cerpen membahas tentang
kehidupan manusia dan banyak tokoh dalam cerita tersebut. Tokoh-tokoh itulah
yang nama atau julukan oleh sang penulis. Jadi penulisan yang tepat adalah
kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dalam kutipan langsung pada
cerpen yaitu
1) ― apanya ‖
percakapan diatas siswa tidak menggunakan huruf kapital diawal kalimat dalam
1) ―Apanya?‖
kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dalam kutipan langsung pada
cerpen yaitu
percakapan diatas siswa tidak menggunakan huruf kapital diawal kalimat dalam
kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat dalam kutipan langsung
dalam cerpen yaitu “ayah aku ingin bekerja di tempat pak Rahmat !”. Huruf
kapital dipakai pada kalimat dalam kutipan langsung. Pada percakapan diatas
siswa tidak menggunakan huruf kapital diawal kalimat dalam kutipan langsung.
Jadi penulisan yang tepat adalah “Ayah, aku ingin bekerja di tempat Pak
Rahmat!”
kitab suci, dan tuhan; termasuk sebutan dan kata ganti untuk tuhan dengan
serta huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa dengan kode 4
kesalahan penulisan huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan
kesalahan penulisan huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa dan bahasa pada cerpen yaitu Saat sampai di barru tepatnya sore kami
bahasa. Jadi penulisan yang tepat adalah Saat sampai di Barru tepatnya sore
ingat itu yah nak! Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Pada potongan
kapital sebagai penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi penulisan yang tepat adalah
“Mommy daddy morning”. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Pada potongan
percakapan cerpen siswa, terdapat kesalahan berupa tidak menggunakan huruf
kapital sebagai penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi penulisan yang tepat adalah
“terima kasih nak”. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Pada potongan
kapital sebagai penunjuk hubungan kekerabatan. Jadi penulisan yang tepat adalah
terdapat tanda titik pada akhir kalimat. Berdasarkan PEUBI tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan maka seharusnya kalimat
ini ditulis seperti ini “Hingga saat ini, Ken adalah teman terbaikku”
Tabel 4.6 kode A bagian 2 membahas mengenai cerpen yang ditulis oleh
AF terdapat kalimat yang kehilangan tanda titik yaitu kalimat yang bertuliskan
“Hoammm, pagi world” sapaku dengan ceria. Berdasarkan PEUBI tanda titik
dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan maka seharusnya
kalimat ini ditulis seperti ini “Hoammm, pagi world”. sapaku dengan ceria.”
terdapat kalimat yang kehilangan tanda titik yaitu kalimat yang brtuliskan Pria
penyataan sehingga harus diakhiri dengan tanda titik. Penulisan yang benar untuk
kesalahan penghilangan tanda koma dalam kalimat yang bertuliskan “cinta itu
seperti cowok dan cewek saling suka dan pacaran juga sih tapi ia udah resmi
salah baca atau salah pengertian, maka seharusnya kalimat tersebut di tulis seperti
ini “Cinta itu seperti cowok dan cewek saling suka, dan pacaran juga sih tapi ia
bertuliskan “…Aku menangis bukan karena mereka telah pergi tetapi juga karena
aku belum bisa membuat mereka bangga…”. Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang dihahului dengan kata tetapi, melainkan,
sedangkan dan kecuali. Kalimat tersebut seharusnya ditulis seperti ini “…Aku
menangis bukan karena mereka telah pergi, tetapi juga karena aku belum bisa
dalam cerpen yang ditulis oleh AF terdapat dalam kalimat “Mommy Daddy
Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seru atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan. Kalimat
kode C
melakukan kesalahan penggunaan tanda baca hubung pada kata anak anak.
Tanda hubung digunakan untuk menyambungkan unsur –unsur kata ulang. Jadi
kesalahan penggunaan tanda baca hubung pada kata tidak berlama. Tanda
melakukan kesalahan penggunaan tanda baca hubung pada kata jiwa2x, anak2x,
pagi2x. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur –unsur kata ulang.
kesalahan penggunaan tanda tanya pada cerpen dalam kalimat “Tapi apa kau
yakin”, kalimat tersebut merupakan kalimat tanya ditandai dengan adanya kata
pada akhir kalimat tanya. Jadi penulisan yang tepat yaitu “Tapi apa kau yakin?”
kesalahan penggunaan tanda tanya pada cerpen dalam kalimat “apakah dia
sedang sakit‖. Kalimat tersebut merupakan kalimat tanya ditandai dengan adanya
dipakai pada akhir kalimat tanya. Jadi penulisan yang tepat yaitu “Apakah dia
sedang sakit ?”
kesalahan penggunaan tanda tanya pada cerpen dalam kalimat “uang ini buat
apa”, kalimat tersebut merupakan kalimat tanya ditandai dengan adanya kata apa.
akhir kalimat tanya. Jadi penulisan yang tepat yaitu “Uang ini buat apa ?”
melakukan kesalahan mengkhiri ungkapan yang berupa seruan atau perintah. Jadi
kalimat yang tepat adalah “Gue harap ini pertemuan terakhir kita!”
melakukan kesalahan penggunaan tanda seru pada cerpen dalam kalimat “Hai
Ejaan Bahasa Indonesia, tanda seru dipakai untuk mengkhiri ungkapan yang
berupa seruan atau perintah. Jadi kalimat yang tepat adalah “Hai Ran!”
melakukan kesalahan penggunaan tanda seru pada cerpen dalam kalimat “Baik
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, tanda seru dipakai untuk mengkhiri
ungkapan yang berupa seruan atau perintah. Jadi kalimat yang tepat adalah “Baik
Ma!”
kesalahan pada pengguaan tada petik dua pada cerpen dalam kalimat Iya nak !.
Ejaan Bahasa Indonesia, tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung
yang bersal dari pembicaraan. Jadi kalimat yang tepat adalah “Iya, Nak!”
kesalahan pada pengguaan tada petik dua pada cerpen dalam kalimat
Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoenesia, tanda petik dipakai untuk
mengapit petikan langsung yang bersal dari pembicaraan. Jadi kalimat yang tepat
kesalahan pada pengguaan tada petik dua pada cerpen dalam kalimat „Jangan
lindungi aku, seharusnya aku yang melindungimu, aku ini pria‟. Kalimat tersebut
Indonesia, tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang bersal dari
pembicaraan. Jadi kalimat yang tepat adalah “Jangan lindungi aku, seharusnya
lain:
dalam penulisan huruf kapital tidak hanya dilakukan oleh siswa namun pada guru
juga. Adapun upaya untuk menghindari hal tersebut, tenaga pendidik perlu
penggunaan huruf kapital sesuai kaidah atau pedoman yang ada sudah lumrah
atau sudah banyak yang mengetahui, hanya saja perlu bimbingan dan pemahaman
serta seringnya praktik langsung dalam menulis, agar terbiasa menggunakan dan
teknologi saat ini, sudah menjadi kebutuhan yang sulit untuk ditinggalkan, segala
bentuk komunikasi dan informasi bisa diperoleh dengan mudah, berawal dari hal
koma, tanda tanya, tanda seru, serta tanda baca lainya. Hal tersebut sangat
memengaruhi dan menjadi alasan kuat tentang kesalahan atau kekeliriun dalam
mengabaikan dan tak terlalu paham serta kurangnya kesadaran untuk lebih
tentang tata cara ataupun sistematika penulisan yang baik dan benar menurut
tanda baca dalam penulisan yang benar, perlu kiranya pembiasaan diri menulis
A. Simpulan
Setelah dilakukan kajian dan penelitian serta pembahasan mengenai
penulisan huruf kapital dan penggunaan tanda baca dalam menulis cerpen siswa
B. Saran
1. Bagi guru
menulis.
dengan kaidah yang benar terutama pada penggunaan tanda baca dan
Indonesia (PUEBI).
2. Bagi Siswa
Indonesia (PUEBI).
b. Harus membiasakan diri agar menulis sesuai dengan kaidah yang baik
dan benar terutama dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital.
Kualitatif
Dini, Latifah. 2018. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Dan Huruf
Kapital Pada Cerpen Siswa Kelas Xi Smk Informatika Utama Depok.”
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian
Kualitatif.
N
KORPUS DATA
bapak, ibu kakak, adik, ―terima kasih nak‖ Cerpen siswa FA dengan
C. Penilaian
1. Penilaian Sikap: Observasi dalam proses pembelajaran
2. Penilaian Pengetahuan
3. Penilaian Keterampilan: -
D. Materi
Pengertian Cerpen
Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan
bersifat fiktif yang menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh
suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat
penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi. Cerita pendek memberikan
kesal tunggal atau fokus pada satu tokoh, mempunyai kurang dari 10.000 kata dan
didalamnya terdapat klimaks (puncak masalah) dan penyelesaian. Cerpen
cenderung singkat, padat, dan langsung pada tujuannya.
Struktur cerpen
1. Abstrak: gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan, bersifat
opsional.
2. Orientasi: berhubungan dengan waktu, suasana, tempat di dalam cerita
pendek tersebut.
3. Komplikasi: urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur ini.
4. Evaluasi: konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks serta mulai
mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
5. Resolusi: pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang
dialami tokoh dalam cerpen.
6. Koda: nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh
pembaca.
Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik
tersebut yaitu:
1. Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan
cerita dalam cerpen, misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan
ekonomi masyarakat.
2. Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang
pemahaman, faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat
sebuah cerita pendek. Meliputi:
a. Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan
cerita pendek melalui pengalaman pribadi.
b. Kondisi Psikologis: meliputi mood dan motivasi, kondisi ini sangat
mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.
3. Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan
pengarang.
Widyasari
LEM BAR KERJA SISWA BAR KERJA SISWA
RIWAYAT HIDUP
dan masuk sekolah menengah atas pada tahun 2013 di SMA N 5 Barru, dan tamat
pada tahun 2016. Pada tahun yang sama 2016, penulis melanjutkan jenjang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan