Anda di halaman 1dari 123

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR

MENGGUNAKAN AUTOPLAY MEDIA STUDIO PADA SISWA KELAS XI


PESANTREN GUPPI SAMATA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memeroleh Gelar Sarjana
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:
NURFITRI WAHIDAH
10533796015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
Moto

“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu,

padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,

padahal ia amat buruk bagimu. Allah

yang paling mengetahui, sedangkan kamu

tidak mengetahui”.

(QS. Al-Baqarah:216)

Persembahan
Kupersembahan skripsi ini

untuk Keluargaku,

Unismuh, dan

Kamu
ABSTRAK
Nurfitri Wahidah, 2020. ”Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur
Menggunakan Autoplay Media Studio pada Siswa Kelas XI Pesantren Guppi
Samata”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh. M. Ide Said DM. dan Munirah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur
pada siswa kelas XI Pesantren Guppi Samata. Beberapa permasalahan dalam
proses pembelajaran yang telah diamati oleh peneliti membuat peneliti membuat
rancangan autoplay media studio yang akan digunkan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Pesantren
Guppi Samata tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa 32 orang yang
terdiri dari 24 siswa perempuan dan laki-laki 8 orang. Penelitian ini menggunakan
tes dan lembr observasi dalam mengumpulkan data. Adapun analisis yang
digunakan yaitu menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan
bahwa aktivitas guru selama proses pembelajaran teks prosedur berbasis autoplay
media studio, pada siklus I kategori cukup dengan nilai 67,5%. Kemudian pada
siklus II mengalami peningkatan yaitu menjadi 84,2%. Sedangkan Hasil tes pada
siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 65,8 mencapai kategori cukup dengan
rentang nilai 60-78. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 80,4
mencapai kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Dengan demikian terjadi
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 14,6 atau 45,62%. Hasil yang
dicapai pada siklus II melebihi target ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu
dengan nilai KKM 75.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Teks Prosedur, dan Autoplay Media Studio
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhadulillahirabil’alamin, ungkapan syukur sudah seharusnya keluar

dari lisan seorang insan yang mengaku beriman kepada Allah

Subhanawata’ala atas segala kebaikan dan ujian serta limpahan nikmat yang

diberikan kepada penulis. Nikmat yang Allah berikan sangat banyak dan

berlimpah. Bahkan jika penulis ingin melukiskan nikmat Allah

Subhanawata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia

sebagai penanya dan seluruh air di lautan sebagai tintanya, maka ranting-

ranting pohon dan air di laut akan habis dan belum cukup untuk menuliskan

nikmat-Nya tersebut. Semoga nikmat sang pencipta selalu dilimpahkan kepada

hamba-Nya yang senantiasi berbuat baik dan bermanfaat.

Selawat berbingkaikan salam tak lupa pula penulis ucapkan kepada

Nabi Muhammad Sallallahu allaihi wasaallam. Manusia yang menjadi

revolusioner Islam yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan

menbentangkan permadani-permadani Islam hingga saat ini. Nabi yang telah

membawa misi risalah Islam sehingga penulis dapat membedakan antara yang

haq dan yang bathil.

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

mengikuti ujian skripsi Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini juga disusun agar dapat memberi

pengetahuan kepada pembaca mengenai proses pembelajaran dan peningkatan

hasil belajar siswa pada materi ajar teks prosedur.

i
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik, berjuang, berdoa, dan

memenuhi atau membiayai segala kebutuhan penulis dalam proses menuntut

ilmu pengetahuan hingga sampai di tahap penyelesaian skripsi ini.

Penulis berterima kasih pula kepada Prof. Dr. H.M. Ide Said, M.Pd.

dan Dr. Munirah, M. Pd. pembimbing satu dan dua, yang senantiasa

membimbing penulis dalam proses bimbingan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Teknik bimbingan yang dilakukan sangat membantu penulis

dalam membuat karya ilmiah ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor

Univer-sitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim,

S.E., M.M.,; Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar; Dr. Munirah, M.Pd.,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh

dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali

penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang ada di Makassar

yang telah memberikan dukungan serta menemani penulis dalam suka dan

duka, rekan-rekan kelas B angkatan 2015 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, sahabat profesional, rekan-rekan dari berbagai pihak yang telah

berbagi kasih, motivasi, bantuan, dan segala kebersamaan selama ini.

Sehingga, penulis dapat melewati masa-masa sulit untuk menyelesaikan skripsi

ini di waktu yang tepat.

ii
Sebuah kata sempurna tentunya tidak pantas penulis sandang karena

“tak ada gading yang tak retak”. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan penulis. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Harapan penulis,

semoga skripsi ini dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para

pembaca pada umunya dan pada penulis khususnya.

Makassar, Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

KARTU KONTROL PEMBIMBING SATU

KARTU KONTROL PEMBIMBING DUA

SURAT PERNYATAAN DAN PERJANJIAN

MOTO

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL...................................................................................... vi

DAFTAR BAGAN..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 10

A. Penelitian yang Relevan.................................................................. 10

B. Tinjauan Teori................................................................................. 13

C. Kerangka Pikir ................................................................................ 37

D. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 39

iv
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 40

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 40

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ....................................................... 41

C. Faktor yang Diselidiki .................................................................. 42

D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 43

E. Instrumen Penelitian .................................................................... 46

F. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 50

G. Teknik Analisis Data..................................................................... 51

H. Indikator Keberhasilan.................................................................. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................... 55

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 55

B. Pembahasan..................................................................................... 76

BAB V SIMPULAN .................................................................................. 82

A. Simpulan ......................................................................................... 82

B. Saran................................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 84

v
DAFTAR TABEL

3.1. Lembar Observasi Guru.................................................................... 47

3.2. Lembar Observasi Siswa ................................................................... 49

3.3. Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah......................................... 51

3.4. Aspek Penskoran Kemampuan Menulis Teks................................. 52

3.5. Penskoran Tes Keterampilan Menulis Teks Prosedur ................... 52

3.6. Klasifikasi Nilai .................................................................................. 54

4.1. Hasil Tes Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siklus I................ 57

4.2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I.......................................... 59

4.3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ......................................... 64

4.4. Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siklus II............. 68

4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II........................ 70

4.6. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II................... 71

4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................................ 72

4.8. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II........................................ 78

vi
DAFTAR BAGAN

2.1 Keterampilan Berbahasa.................................................................... 14

2.2 Kerangka Pikir .................................................................................... 38

vii
DAFTAR GAMBAR

3.1. Bagan Desain Penelitian Kemmis dan Mc Taggrat ........................ 43

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini, dunia pendidikan di

Indonesia harus mampu berbenah diri untuk meningkatkan kualitasnya. Untuk itu,

guru memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan hal tersebut. Peran

strategis yang dimaksud hanya dapat terwujud jika guru memahami tugas dan

tanggung jawabnya sebagaimana yang ditetapkan di dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat (2a) bahwa

tenaga kependidikan (guru) berkewajiban memiliki komitmen secara profesional

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jadi, tidak ada lagi alasan bagi seorang

guru untuk tidak berpikir, berkegiatan, berkreasi, dan melahirkan inovasi-inovasi

terbaru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di samping menunaikan

tugas dan tanggung jawab profesionalnya.

Allah Swt. dalam firman-Nya telah banyak memberikan petunjuk dan

pengetahuan mengenai guru atau pendidik ideal. Ideal dalam kemampuan, sikap,

metode dan sebagainya. Salah satu di antaranya dalam Q.S. Al-‘Alaq [98]: 1-5

yang merupakan wahyu pertama diturunkan kepada Rasulullah. Adapun guru

yang ideal sebagaimana yang terkandung di dalam Q.S. Al-‘Alaq [98]: 1-5

sebagai berikut.

Pertama, seorang guru mestilah memiliki ilmu dan wawasan yang luas.

Sebab, bagaimana mungkin akan dicapai hasil yang maksimal dalam mendidik

dan mengajar, jika kualitas dan sumber daya gurunya sangat minim dan terbatas.

1
2

Itulah sebabnya, Allah menyebutkan dzat-Nya sebagai pengajar manusia yang

mengajarkan apa yang belum diketahuinya. Seperti dalam Q.S. Al-‘Alaq [98]: 5

berikut ini.

Al-‘Alaq [98]: 5

Artinya: “Dialah yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.” (Kemenag, 2013: 597).

Berdasarkan ayat tersebut, dapat ditafsirkan bahwa idealnya seorang guru

adalah orang yang dituntut untuk selalu mampu menciptakan sesuatu yang baru.

Baik dalam hal materi pembalajaran maupun metode dan caranya. Sehingga,

pengajaran tidak bersifat statis dan selalu bergerak ke arah kemajuan. Tentu para

guru dalam hal ini dituntut untuk selalu menambah wawasannya, yang bisa saja

dilakukan melalui berbagai cara, seperti pendidikan formal, pelatihan, banyak

membaca, banyak mendengar berdiskusi dan sebagainya. Memang begitulah

pesan Allah kepada setiap manusia yang berada dalam dunia pendidikan, supaya

mereka menjadi insan rabbani.

Selain itu, seorang guru mestilah mampu mendorong dan memberikan

motivasi kepada semua muridnya untuk selalu aktif dan kreatif. Seorang guru

idealnya adalah tidak memaksa muridnya untuk belajar, namun lebih kepada

pemberian motivasi dan rangsangan. Itulah sebabnya, kata iqra’ (bacalah) diulang

dua kali dalam Q.S. Al-‘Alaq [98] yaitu, pada ayat 1 dan 3 sebagai berikut.

Al-‘Alaq [98]; 1
3

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”.

(Kemenag, 2013: 597).

Al-‘Alaq [98]; 3

Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (Kemenag, 2013:

597).

Perintah (bacalah) pada ayat pertama, Allah mengajarkan kepada manusia

bahwa segala bentuk urusan (tidak terkecuali mengajar) manusia hendaknya

senantiasa ber-ikhtiar kepada Allah Subhanawata’ala sedangkan, perintah

(bacalah) pada ayat kedua, Allah menjanjikan kemulian-Nya yang tercurah bagi

yang aktif membaca. Begitulah bentuk motivasi seorang guru kepada muridnya,

agar mereka aktif dan kreatif.

Ketiga, seorang guru yang ideal tidak hanya mampu menyuruh dan

mengajak muridnya untuk aktif membaca, namun juga mampu mengimbanginya

dengan kemampuan menulis (berliterasi). Itulah yang disampaikan oleh Allah

dalam Q.S. Al-‘Alaq [98]: 4 berikut ini.

Al-‘Alaq [98]: 4

Artinya: “Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena.” (Kemenag, 2013:

597).
4

Ilmu yang sudah dikuasai, jika tidak ditulis biasanya dengan mudah akan

hilang dan lenyap dari ingatan. Ibarat hewan, jika masih dibiarkan lepas tanpa

ikatan, tentu dia akan mudah pergi dan meninggalkan pemiliknya. Begitulah salah

satu sifat ilmu, yang juga menuntut ikatan. Ikatan ilmu yang dimaksud ialah

ketika ia ditulis dalam lembaran kertas. Jika dikaitkan dengan aspek keterampilan

berbahasa, keterampilan menulis yang paling kompleks. Kegiatan berbahasa

dibagi menjadi dua bagian yakni keterampilan reseptif dan keterampilan

produktif.

Adapun yang termasuk dalam keterampilan reseptif ialah menyimak dan

membaca. Sedangkan keterampilan produktif ialah berbicara dan menulis. Di

antara keempat aspek pembelajaran bahasa tersebut, keterampilan menulislah

yang paling tinggi tingkatannya dalam pemerolehan bahasa. Hal ini dikarenakan

keterampilan menulis termasuk ke dalam keterampilan produktif dan memiliki

kaidah atau aturan. Selain itu, salah satu keterampilan berbahasa yang sulit

penguasaannya yaitu keterampilan menulis karena menulis adalah kegiatan yang

menuntut adanya latihan dan membutuhkan ketelitian serta kecerdasaan. Seorang

penulis yang baik memiliki keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca

yang baik pula. Itu sebabnya pembelajaran menulis didapatkan setelah

mempelajari materi keterampilan bahasa yang lain.

Salah satu aspek pendidikan yang membutuhkan perhatian serius untuk

segera dibenahi adalah proses pembelajaran. Paradigma pembelajaran di era

terdahulu tentu berbeda dengan paradigma pembelajaran dengan era Revolusi

Industri 4.0 sekarang ini. Terutama terkait dengan muatan kurikulum, strategi

pembelajaran, dan yang terpenting adalah basis teknologinya. Kurikulum 2013


5

menginginkan adanya kreativitas yang tercipta antara guru dan siswa, sehingga

pendidikan Indonesia tak tertinggal. Adapun kedudukan pembelajaran bahasa

Indonesia dalam kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis teks

(Kemendikbud, 2013). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia banyak mengenai

teks secara khusus, diantaranya teks anekdot, teks hasil observasi, teks eksposisi,

dan teks prosedur.

Peneliti memilih pembelajaran menulis teks prosedur karena pembelajaran

teks pertama di kelas XI ialah teks prosedur. Di samping itu, teks prosedur ini

dapat memperluas wawasan peserta didik berkaitan penggunaan ataupun tata cara

membuat atau melakukan sesuatu di sekitar kita. Pembelajaran ini juga memiliki

peranan dalam mengasah atau memperbanyak kosakata peserta didik karena

peserta didik harus menuangkan pengetahuannya melalui tahap demi tahap yang

saling berkesinambungan. Akan tetapi, untuk dapat terampil dalam menulis teks

prosedur dibutuhkan pemahaman yang baik berkaitan dengan hal tersebut.

Pada hakikatnya, banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru agar proses

pembelajaran yang dilakukannya dapat berhasil. Salah satu diantaranya adalah

memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Hal ini senada dengan

yang diungkapkan oleh Harmer (2004) dalam bukunya yang berjudul How to

Teaching Writing bahwa dengan memilih dan menggunakan media pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang dibelajarkan kepada siswa,

maka akan menyukseskan proses dan pencapaian tujuan yang diharapkan.

Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh guru

untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Imran (2014)

mengungkapkan bahwa sedikitnya ada lima hal yang akan terjadi ketika seorang
6

guru berhasil memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat atau

sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di kelas yaitu; (1) proses pembelajaran

berjalan dengan lancar; (2) siswa dengan mudah memahami materi atau konten

pembelajaran; (3) siswa aktif dalam berbagai situasi belajar; (4) luaran atau hasil

belajar yang diharapkan tercapai; serta (5) timbul hasrat atau minat belajar yang

baik dari siswa. Dengan demikian, guru harus betul-betul memahami kondisi

pentingnya memilih media pembelajaran. Bukan hanya sekadar menerapkannya

dalam proses belajar mengajar, tetapi harus melalui proses penelaahan

karakteristik dan kesesuaian media yang akan digunakan dengan kebutuhan

belajar siswa serta karakteristik mata pelajarannya.

Namun, pada kenyataannya, masih banyak dijumpai guru-guru yang

melaksanakan pembelajaran tanpa memanfaatkan teknologi mutakhir. Seperti

halnya yang ditemukan oleh peneliti di Pesantren Guppi Samata, Kecamatan

Somba Opu, Kabupaten Gowa. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan,

proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut masih didominasi

dengan proses yang konvensional. Guru lebih banyak mengandalkan papan tulis,

buku teks, metode dikte, dan penugasan dalam penyaluran materi

pembelajarannya. Sedang teknologi mutakhir sebagaimana yang dikemukakan di

atas belum dijumpai penerapannya di sekolah tersebut. Padahal sarana dan

prasarana yang disediakan oleh sekolah sudah memadai, seperti ruang kelas yang

nyaman, listrik, proyektor, dan sebagainya.s Sehingga, tidak heran ketika hasil

belajar siswa masih rendah, khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia

materi menulis teks prosedur.


7

Menyikapi hal tersebut, bercermin dari pentingnya media dalam sebuah

pembelajaran dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perlu ada upaya

pemanfaatan media pembelajaran mutakhir yang digunakan dalam pembelajaran

menulis teks prosedur tersebut. Belakangan ini, salah satu media teknologi

pembelajaran yang banyak dibicarakan oleh para peneliti, pendidik (guru), dan

para pemerhati pendidikan adalah media AutoPlay. Shubhi, dkk. (2015: 83)

mengungkapkan bahwa media AutoPlay merupakan teknologi mutakhir yang

menyajikan konten multifungsi, interaktif, serta multimedia sehingga sangat baik

digunakan sebagai basis pembelajaran. Shubhi, dkk. (2015) menambahkan bahwa

dengan sifat AutoPlay yang multifungsi, interaktif, dan multimedia dapat

memberikan kemudahan bagi peserta dalam belajar, memahami materi, dan

membuat proses pembelajaran lebih menarik. Dengan demikian, proses

pembelajaran yang ideal dan pencapaian tujuan pembelajaran tentunya akan lebih

mudah terwujud dengan menggunakan media tersebut.

Berdasarkan uraian terkait peran strategis seorang guru, pentingnya

keterampilan menulis teks prosedur siswa, kedudukan media pembelajaran,

perkembangan teknologi, permasalahan yang dihadapi guru dan siswa di sekolah,

dan keunggulan media pembelajaran digital AutoPlay, memberikan sebuah

peluang bagi peneliti untuk memecahkan permasalahn yang dihadapi guru dan

siswa di Pesantren Guppi Samata melalui sebuah penelitian yang dirumuskan

dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Menggunakan

Autoplay Media Studio pada Siswa Kelas XI Pesantren Guppi Samata”.


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini

adalah bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa dalam menulis teks

prosedur dengan pemanfaatan autoplay studio di kelas XI Pesantren Guppi

Samata?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelass XI dengan

memanfaatkan autoplay media di Pesantren Guppi Samata.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada pembaca, antara

lain sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi dan

menyadarkan pembaca mengenai betapa pentingnya penggunaan media

dalam pembelajaran, khususnya penggunaan media-media yang sesuai

dengan zaman dan materi ajar yang sedang dijalani saat ini. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan bisa digunakan untuk pembuktian secara

ilmiah mengenai keberhasilan peningkatan keterapilan siswa dalam

menulis teks prosedur dengan menggunakan autoplay media studio.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini memiliki beberapa manfaat untuk guru,

siswa, mahasiswa, dan peneliti itu sendiri.

a. Bagi guru
9

Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti berharap guru mulai

menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya materi menulis teks prosedur.

b. Bagi siswa

Peneliti berharap, melalui penelitian ini siswa dapat dengan mudah

memahami materi ajar dan dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalam menulis teks prosedur.

c. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca,

khususnya mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tindakan kelas

sebagai referensi penelitiannya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian tindakan kelas di sekolah sudah sangat banyak dilakukan,

khususnya penelitian yang berkaitan dengan teks prosedur. Penelitian ini berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Prosedur Berbasis Autoplay Media

Studio pada Siswa Kelas XI Pesantren Guppi Samata”. Sejauh ini, belum ada

yang meneliti teks prosedur menggunakan media Autoplay. Namun, ada beberapa

penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai rujukan.

Pertama, Anis Dwi Winarsih (2015) dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks melalui Model Pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Division) pada Kelas X-IPA 3 SMAN

Candipuro Lumajang”. Hasil penelitiannya yaitu kemampuan setiap siswa dalam

belajar dan mengajarkan materi/pokok bahasan kepada temannya yang lain dalam

kelompok dapat berlangsung dengan baik, sehingga temannya mampu untuk

memahami dan memecahkan masalah bahasa Indonesia Teks Prosedur Kompleks

dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase belajar siswa

dalam menulis teks prosedur kompleks dari 30% menjadi 83,3%. Perbedaan dari

penelitian ini terletak pada kelas yang diteliti. Winarsih meneliti teks prosedur

kelas X, sedangkan penelitian ini meneliti teks prosedur di kelas XI sesuai dengan

kurikulum 2013. Adapun peningkatan yang dilakukan oleh Winarsih

menggunakan model pembelajaran, yaitu STAD (Student Team Achievement

10
11

Division), sedangkan penelitian ini menggunakan media AutoPlay guna

meningkatkan menulis teks prosedur.

Kedua, Andayani (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Implementasi Media Pembelajaran Digital Autoplay terhadap Minat Belajar dan

Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 3

Makassar” telah membuktikan bahwa media digital Autplay berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap minat serta kemampuan menulis teks eksplanasi

siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Makassar. Andayani menjelaskan bahwa dengan

media digital tersebut, siswa dapat belajar secara lebih aktif, menyenangkan, serta

memudahkan mereka memahami materi pelajaran sebagai suatu kesatuan dengan

konten-konten yang menarik serta interaktif. Perbedaan dari penelitian ini terletak

pada materi ajar dan sekolahnya.

Ketiga, Peningkatan Kemampuan Keterampilan Menulis Teks Prosedur

dengan Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III MIN 3 Pidie Jaya oleh

Dessy Arinda (2018). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur di kelas III MIN 3 Pidie Jaya.

Adapun Penelitian ini sama-sama memilih teks prosedur sebagia materi ajar,

tetapi menggunakan media yang berbeda. Penelitian Dessy menggunakan media

gambar seri, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ialah menggunakan media

Autoplay.

Keempat, Devita (2016) meneliti “Pengembangan Materi Ajar dan

Media Pembelajaran Menggunakan Software Autoplay Media Studio 8 dalam

Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia”. Adapun hasil dari pengembangan ini

yaitu, media yang dikembangkan dengan kualitas yang baik dan layak digunakan
12

dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi, ahli materi memberikan skor

rata-rata sebesar 4,0 terhadap materi ajar untuk pembelajar BIPA tingkat madya.

Selanjutnya, ahli media memberikan skor rata-rata sebesar 3,5. Adapun perbedaan

antara penelitian Devita dengan peneletian ini terletak pada jenis penelitian dan

pemilihan materi ajar. Devita menggunakan penelitian pengembangan dan

berfokus pada materi ajar keterampilan menyimak sedangkan penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas dengan meneliti materi aja keterampilan menulis,

khususnya menulis teks prosedur.

Salah seorang dosen Universitas Muhamadiyah Makassar, Andi Paida

(2019), juga menggunakan media AutoPlay pada pengembangan bahan ajar karya

tulis ilmiah. Adapun judul penelitiannya yaitu, Pengembangan Bahan Ajar Karya

Tulis Ilmiah melalui Media Elektronik Autoplay Universitas Muhammadiyah

Makassar. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah tercipta produk

bahan ajar karya tulis ilmih elektronik yang memenuhi kriteria kelayakan,

keefektifan, dan kepraktisannya. Kelayakan bahan ajar megacu pada hasil validasi

ahli, praktisi, serta hasil uji coba yang menilai bahan ajar sangat layak digunakan.

Keefektifan bahan ajar mengacu pada hasil belajar, respon mahasiswa dan dosen

model. Implementasi bahan ajar karya tulis ilmiah berbasis autoplay mampu

meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Respon mahasiswa tterhadap efektifitas

bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar sangat efektif digunakan dalam

pembelajaran berdasarkan kecenderungan skor total yang diperoleh mahasiswa.

Respon dosen model juga menunjukkan hal yang serupa, dalam hal ini, skor total

respon dosen model berada pada kategori sangat efektif. Praktikalitas bahan ajar
13

diukur melalui data hasil evaluasi pembelajaran dan evaluasi aktivitas belajar

mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa penelitian yang berkaitan

dengan teks prosedur yang dilakukan menggunakan beragam media oleh peneliti-

peneliti sebelumnya. Penggunakan media Autoplay lebih banyak digunakan pada

jenis penelitian pengembangan. Hal ini dikarenakan Autoplay memiliki

multimedia sehingga materi dapat dengan mudah diinput ke dalam aplikasi.

Namun, peneliti masih belum menemukan media Autoplay digunakan untuk jenis

penelitian tindakan kelas mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi

ajar menulis teks prosedur.

B. Tinjauan Teori

1. Keterampilan Berbahasa

Keterampilan merupakan salah satu aspek dari kemampuan siswa yang

harus diukur dan dinilai perkembangannya. Penilaian keterampilan dapat

dilakukan terhadap proses dan hasil yang didapat.Selain itu keterampilan ialah

kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot

(neuromuskuler) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti

menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,

keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaranyang

tinggi.

Istilah keterampilan dan kemampuan biasa digunakan pembicara atau

penulis secara silih berganti (bersinonim). Tetapi, perlu kita ingat bahwa tidak

ada dua kata dalam suatu bahasa yang sama betul pengertiannya. Sebagai

referensi, (Kridalaksana dalam Junus dan Junus, 2011: 20) memberi batasan
14

antar kata mampu dan terampil. Mampu berarti kuasa; dapat; bisa; sanggup;

berada; kaya; kuat; pintar; pandai; cerdas. Sedangkan terampil berarti cergas;

tanggas; lekas; cepat; pacak; celatan; segap; pantas; mahir. Jadi, keterampilan

bisa dikatakan kemampuan yang disertai kemahiran dalam melakukan sesuau.

Adapun keterampilan berbahasa (language arts, language skills) terdiri

atas empat komponen, yaitu:

- reseptif (menerima)
menyimak - tatap muka
- langsung

Lisan

- produktif
- tatap muka
berbicara
- langsung
- ekspresif
Keterampilan
Berbahasa

- Reseptif (menerima)
- tidak tatap muka
- tidak langsung
membaca
Tulisan
- produktif
menulis - tidak tatap muka
- tidak langsung
- ekspresif

Bagan 2.1 Keterampilan Berbahasa

Kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia mengalami perubahan

secara total. Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia


15

menggunakan pendekatan berbasis teks. Hal ini bertujuan agar siswa dapat

mengembangkan kemampuan menalar dalam bentuk lisan dan tertulis.

Menurut Kemdikbud (Pradana, 2015: 1), persentase kegiatan siswa 10%

mendengarkan, 23% berbicara, tata bahasa 6%, membaca 30% dan menulis

31%.

a. Keterampilan menyimak

Burhan (dalam Junus dan Junus, 2011: 23-24) menyatakan bahwa

setiap orang yang lahir dengan keadaan normal telah diperlengkpi dengan

kemampuan dasar untuk dapat mendengar. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (dalam Junus dan Junus, 2011: 69), menyimak ialah

mendengarkan memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan dan dibaca

orang. Selanjutnya menurut Russel dan Russel (dalam Junus dan Junus,

2011: 70) mengatakan bahwa menyimak bermakna mendengarkan dengan

penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Sedangkan Anderson

(dalam Junus dan Junus, 2011: 70) mengungkapkan bahwa kalau

membaca merupakan proses besar melihat, mengenal, dan

menginterpretasikan bahasa tulis, maka menyimak dapatlah dibatasi

sebagai proses besar melihat, mengenal, dan menginterpretasikan lambang

lisan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan menyimak

merupakan aktivitas atau proses mendengarkan dengan penuh perhatian,

apresiasi, dan menginterpretasikan lambang-lambang lisan.

Kepandaian mendengar sangat penting peranannya dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Dalam lapangan apapun kita berkerja,

perbuatan kita akan lebih banyak ditentukan oleh apa yang kita dengar
16

daripada apa yang kita lihat, kita rasakan dan sebagainya. Berkaitan

dengan itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukan

bahwa seseorang hanya sanggup memahami dan mengingat separuh dari

apa yang dikatakan orang lain, tak peduli bagaimanapun telitinya Ia

mengingat kembali apa yang pernah didengarnya itu. Bahkan, dua bulan

setelah proses mendengar tersebut, rata-rata orang hanya akan dapat

mengingat 25% saja dari apa yang pernah didengarnya (Junus dan Junus,

2011: 24). Namun, tidaklah semua orang akan memperoleh dengan

sendirinya kepandaian mendengar. Kemampuan dasar untuk dapat

mendengar, sebagaimana halnya dengan kemampuan-kemampuan dasar

lainnya yang dibawa sejak lahir, akan berkembang melalui proses belajar

yang dialami oleh orang yang bersangkutan.

b. Keterampilan berbicara

Berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa berada dala

urutan kedua setelah keterampilan menyimak dan sebelum keterampilan

membaca dan menulis dalam pemerolehan bahasa. Kegiatan berbicara

adalah kegitan yang bersifat produktif setelah kegiatan mendengarkan

yang sifatnya reseptif dilakukan. Nurgiyantoro (2001: 276)

mengungkapkan bahwa berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang

dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas

mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian

manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.

Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, dan


17

menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan dalam

Nurgiyantoro, 2001: 277). Sehingga dapat dikatakan bahwa berbicara

merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan

yang dilihat (visible) serta memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia

demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.

Dengan demikian, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia

yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik,

dan linguistik.

Keterampilan berbicara banyak ditentukan oleh hal-hal berikut ini

(Broto dalam Junus dan Junus, 2011: 26).

1) Alat artikulasi yang baik;

2) cara artikulasi yang tepat;

3) penguasaan kosakata (pemilihan kata yang tepat);

4) kemampuan dalam pola tata bahasa dan ciri-ciri prosodi bahasa yang

diartikulasikan;

5) konsentrasi pembicaraan; dan

6) situasi yang mendukung suasana pembicaraan.

Adapun tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.

Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogianyalah

sang pembicara mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para

pendengarnya; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya

terhadap para pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip

yang menyadari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun

perseorangan.
18

c. Keterampilan membaca

Kegiatan membaca dapat dimulai setelah siswa dapat mengenal

huruf. Tetapi, membaca dalam pengertian yang lebih luas sudah dapat

dimulai sebelum siswa mengenal huruf. Menurut Tarigan (2008a: 13),

membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

kata-kata/ bahasa itu. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk

menelusuri makna yang ada dalam tulisan.

Membaca itu bersifat reseptif, artinya si pembaca menerima pesan

atau informasi yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah teks bacaan.

Pesan yang diisampaikan itu merupakan informasi fokus yang dibutuhkan.

Dalam hal ini, si pembaca harus mapu memahai makna/ lambang/ tulisan

dalam teks berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, ataupun wacana

yang utuh. Jadi, membaca merupakan proses mengubah lambang/ tanda/

tulisan/ menjadi wujud makna (Khoiriyah, 2015).

d. Keterampilan menulis

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa berada dalam

urutan keempat atau terakhir sesudah menyimak, berbicara, dan membaca

dalam pemerolehan bahasa. Menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan

produktif dan ekspresif. Sebagai bagian kegiatan berbahasa, menulis

berkaitan erat dengan aktifitas berpikir. Keduanya saling melengkapi,


19

sehubungan dengan itu, menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan

yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang.

Selanjutnya, menurut Zainurrahman (2013: 2), menulis merupakan

salah satu dari empat aspek berbahasa yang mendasar. Dewasa ini,

keterampilan berpikir kritis (criticaal thinking) dan literasi (literacy skill)

sudah menjadi keterampilan berbahasa lanjutan (advenced lingustic skill).

Di antara keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu

keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang, apalagi menulis dalam

konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, karya ilmiah,

laporan, dan sebagainya.

Pada dasarnya, menulis sama dengan berbicara. Saat kita berbicara,

kita bebas mengungkapkan pemikiran, pendapat, ataupun informasi yang

kita miliki. Ketika menggunakan bahasa lisan, puluhan bahkan ratusan

kata dapat dengan mudah kita keluarkan begitu saja. Saat berbicara dengan

teman sebaya, kita bisa bebas berbicara lepas dengan bahasa apa saja, yang

penting komunikatif. Namun, saat berbicara dengan orang yang lebih tua,

cara berbicara kita agak sedikit bebeda, kata-katanya lebih sopan,

bahasanya teratur, dan ungkapannya lebih berhati-hati. Pun, akan sangat

berbeda ketika kita berbicara dengan orang yang kita hormati. Cara

berbicara kita akan lebih berhati-hati, bahasanya disesuaikan dengan EBI

(Ejaan Bahasa Indonesia), dan informasi yang disampaikan dengan benar.

Demikian halnya dengan menulis, jika kita ingin menulis untuk

kalangan remaja, kita bisa menggunakan bahasa gaul atau semacamnya.

Jika kita ingin menulis untuk anak-anak yang sedang jatuh cinta, kita bisa
20

menggunakan kata-kata yang berbunga-bunga untuk mengundang “angin”

keromantisan. Namun, jika kita ingin menulis untuk kalangan akademisi

atau dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran, maka tentu kita harus

menggunakan bahasa yang formal, fakta yang disampaikan harus objektif-

sistematis dan didukung oleh rujukan yang jelas (Barnawi dan Arifin,

2016: 13 ).

Seorang penulis harus memunyai pengetahuan, pengalaman,

wawasan, agama, serba-serbi kehidupan dana kecakapan menulis yang

akan disuguhkan kepada khalayak atau pembaca. Dengan demikian,

pembaca dapat menemukan kebutuhan wawasan yang dapat membantu

kelancaran dalam kehidupannya secara nyaman dan enak dicerna

(Munirah, 2015: 1).

2. Hakikat Menulis

a. Pengertian menulis

Menulis merupakan tingkat keterampilan berbahasa yang tertinggi.

Menurut Suparno dan Yunus (dalam Munirah, 2015: 2), menulis adalah

kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai alat dan medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang

terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau

lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Senada

dengan itu, Wijayanto (dalam Munirah, 2015: 2), mendefinisikan menulis

sebagai ungkapan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan

ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan dibuat
21

untuk dibaca orang lain agar gagasan yang disampaikan penulis dapat

diterima oleh pembaca.

Menurut Dalman (2015:3), menulis merupakan suatu kegiatan

komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada

pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitupenulis sebagai

penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Lebih

lanjut Dalman (2015: 3) menjelaskan bahwa menulis merupakan sebuah

proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam

tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari

proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua

istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat

yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.

Istilah menulis sering melekatkan pada kreatif yang sejenis ilmiah.

Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang

berjenis non ilmiah

Adapun menurut Tarigan (dalam Munirah, 2015: 4) bahwa menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain. Menulis adalah aktivitas yang progresif ini artinya bahwa

ketika pembelajar untuk pertama kali menulis sesuatu, ia akan berfikir

tentang apa yang akan ia katakan dan bagaimana mereka akan

mengatakannya. Kemudian setelah selesai menulis, mereka membaca yang

mereka tulis dan membuat perubahan dan koreksi. Oleh karena itu, dapat
22

dikatakan menulis adalah proses dengan banyak langkah, bukan hanya

satu.

Tarigan, 2008b: 8-9 menyimpulkan bahwa menulis:

1) merupakan suatu bentuk komunikasi;

2) merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran

tentang gagasan yang akan disampaikan;

3) adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap;

dalam tulisan tidak terdapat ekspresi wajah fisik, serta situasi yang

menyertai percakapan;

4) merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan

“alat-alat” penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca;

5) merupakan bentuk komunikasi untuk menampaikangagasan penuiis

kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa menulis merupakan aktivitas berbahasa yang produktif melalui

transfer ide atau gagasan seseorang ke dalam bentuk tulisan.Latihan

keterampilan menulis sebaiknya diintensifkan sedini mungkin kepada

setiap siswa sejak mereka masih duduk pada permulaan sekolah-sekolah

dasar; dengan alasan bahwa sampai sekarang masih banyak penulis,

termasuk mahasiswa di perguruan tinggi, belum bisa menerapkan ejaan

yang berlaku (EBI) secara murni. Senada dengan itu, Tarigan (2008b: 4)

menyatakan keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling

kompleks. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis merupakan suatu

proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan,


23

latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk

mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan menulis ini

tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik

yang banyak dan teratur.

b. Tujuan menulis

Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang

akan ditulisnya. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (dalam Tarigan,

2008b: 37), tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam

sebagai berikut.

1) Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.

2) Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.

3) Menjadikan pembaca beropini.

4) Menjadikan pembaca mengerti.

5) Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.

6) Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang

dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan,

nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

Sedangkan menurut Hugo Hartig (dalam Junus dan Junus, 2011: 104-

105) tujuan menulis yaitu:

1) Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali,

penulis menulis sesuatu karena di tugaskan, bukan atas kemampuan

sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku,

sekretaris yang di tugaskan membuat laporan atau notulen rapat).


24

2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,

menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para

pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin

membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan

dengan karyanya itu.

3) Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan

4) Informational Purpose (Tujuan Informasional)

Tulisan bertujuan memberikan informasi dan keterangan kepada para

pembaca.

5) Self-Ekspressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

6) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai

kesenian, dan sebagainya.

7) Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi, penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi,

sertameneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri

agar dapat di mengerti dan di terima oleh para pembaca.


25

Selanjutnya, menurut Dalman (2015: 13) tujuan menulis ditinjau dari

sudut kepentingan seperti yang diuraikan berikut ini.

1) Tujuan penugasan

Pada umumnya, para pelajar menulis dengan tujuan untuk memenuhi

tugas yang diberikan guru atau sebuah lembaga. Bentuknya bias

berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.

2) Tujuan estetis

Bagi sastrawan, menulis puisi, cerpen maupun novel bertujuan untuk

menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah cerpen maupun

novel.

3) Tujuan penerangan

Surat kabar maupun majalah merupakan media yang berisi tulisan

dengan tujuan penerangan. Tujuan utama penulis membuat tulisan

adalah untuk memberi informasi kepada pembaca. Informasi yang

dibutuhkan bias berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, social,

maupun budaya.

4) Tujuan pernyataan diri

Pernyataan diri dapat dibuat berupa surat pernyataan ataupun surat

perjanjian. Hal tersebut menegaskan tentang apa yang telah diperbuat.

5) Tujuan kreatif

Menulis sebenarnya berhubungan dengan proses kreatif, terutama

dalam menulis karya sastra, baik benrbentuk puisi maupun prosa.


26

6) Tujuan komsumtif

Ada kalanya tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh

para pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan

pada diri pembaca.

c. Indikator Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis tidak hadir begitu saja pada individu siswa,

perlu adanya pengajaran dan pelatitihan. Tulisan yang dihasilkan dapat

dinilai baik, apabila sesuai dengan aspek dan kriteria yang telah

ditentukan. Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 64)

dalam kaitannya dengan penilaian karangan, terdapat beberapa kriteria

yang digunakan antara lain:

1) Kualitas dan ruang lingkup isi

2) Organisasi dan penyajian isi

3) Komposisi

4) Kohesi dan Koherensi

5) Gaya dan bentuk bahasa

6) Mekanik; tata bahasa, ejaan, tanda baca

7) Kerapian tulisan dan kebersihan

3. Pembelajaran Teks Prosedur

a. Hakikat pembelajaran

Undang-UndangSistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi siswa dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai

proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas


27

berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Penelusuran kamus-kamus kontemporer dalam Brown (2008: 8),

menunjukkan bahwa pembelajaran adalah penguasaaan atau pemerolehan

pengetahuan tentang sebuah subjek atau sebuah keterampilan dengan,

belajar pengalaman, atau intruksi. Sedangkan Slevin (Brown, 2008: 8)

membatasi pembelajaran sebagai sebuah perubahan dalam diri seseorang

yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan memilah komponen-

komponen definisi tentang pembelajaran, kita mendapatkan hasil sebagai

berikut.

1) Belajar adalah menguasai atau memperoleh.

2) Belajar adalah mengingat-ingat informaasi atau keterampilan.

3) Mengingat-ingat itu melibatkan sistem penyimpanan, memori, dan

organisasi kognitif.

4) Belajar melibatkan kegiatan aktif-sadar dan bertindak menurut

peristiwa-peristiwa di luar serta di dalam organisme.

5) Belajar itu relatif permanen tetapi tunduk pada lupa.

6) Belajar melibatkan berbagai bentuk latihan.

7) Belajar adalah sebuah perubahan pada perilaku.

Berkaitan dengan itu, belajar merupakan bentuk perubahan yang

dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan

cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan


28

perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2005: 21). Misalnya, seorang

guru mengajari siswa menulis teks prosedur, dalam proses pembelajaran

guru dan siswa benar-benar dalam situasi belajar yang diinginkan,

walaupun pada akhirnya hasil yang dicapai belum maksimal. Namun, jika

terjadi perubahan terhadap siswa yang awalnya tidak bisa menulis teks

prosedur menjadi bisa tetapi masih memiliki kelemahan, maka perubahan

inilah yang dimaksud dengan belajar.

Menurut Maesaroh (2013: 156), salah satu tugas sekolah adalah

memberikan pengajaran kepada siswa. Mereka harus memperoleh

kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan

pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa

merupakan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di sekolah

dengan menggunakan cara-cara atau metode tertentu.Teori pembelajaran

berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat siswa dapat belajar

dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori atau

prinsip-prinsip belajar, walaupun berhubungan dengan proses

belajar. Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-

prinsip yang dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis

di dalam pembelajaran dan bagaimana menyelesaikan masalah yang

terdapat dalam pembelajaran sehari-hari. Teori pembelajaran tidak

saja berbicara tentang bagaimana manusia belajar, tetapi juga

mempertimbangkan hal-hal lain yang memerngaruhi manusia secara

psikologis, biografis, antropologis dan sosiologis.


29

b. Teks prosedur

1) Pengertian teks prosedur

Menurut Intiana (2014:179), teks prosedur adalah teks yang

memberikan petunjuk tentang cara melakukansesuatumelalui

serangkaian tindakan atau langkah/menunjukan beberapa tahap sesuai

dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Sedangkan Kosasih

(2014: 67) mengatakan bahwa teks prosedur kompleks adalah teks

yang yang menjelaskan langkahlangkah secara lengkap dan jelas

tentang cara melakukan sesuatu. Selain itu, dalam buku wajib Bahasa

Indonesia kelas X SMA dideskripsikan bahwa teks prosedur kompleks

berisi langkah-langkah atau tahap yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan. Dengan demikian, keberadaan teks prosedur

kompleks sangatlah penting.

Tiga kategori pembahasan pada isi suatu teks prosedur

kompleks menurut Arifyadi (dalam Winarsih, 2015: 32) sebagai

berikut.

a) Teks yang berisi cara-cara menggunakan alat, benda ataupun

perangkat lain yang sejenis. Contohnya, cara menggunakan

komputer dan cara mengendarai mobil secara manual.

b) Teks yang berisi cara-cara melakukan suatu aktivitas. Contohnya,

cara-cara melamar pekerjaan, cara membaca buku secara efektif,

cara-cara berolahraga untuk penderita sakit jantung.


30

c) Teks yang berisi kebiasaan-kebiasaan atau sifat-sifat tertentu.

Contohnya, cara-cara menikmati hidup dan caracara melepaskan

kebosanan.

2) Struktur Teks Prosedur

Struktur merupakan susunan atau bangun yang terdiri atas

unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan.

Pada dasarnya setiap teks memiliki struktur, begitupun dengan teks

prosedur kompleks. Suatu teks sama halnya dengan teks-teks yang

lain, memiliki struktur teks tersendiri. Dalam hal ini teks prosedur

kompleks memiliki struktur teks yang tidak jauh berbeda dengan teks

yang biasanya.

Menurut Kosasih (2014: 68), struktur teks prosedur kompleks

adalah sebagai berikut.

a) Tujuan berisi pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan

dikemukakan pada bagian pembahasan.

b) Langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan

sesuatu yang disusun secara sistematis. Pada umumnya,

penyusunannya mengikuti urutan waktu dan bersifat kronologis.

c) Penutupdiisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa

kesimpulan yang hanya terdiri atas dua kalimat. Seolah-olah

kalimat tersebut hanya berfungsi sebagai penanda bahwa teks itu

sudah selesai.

3) Kaidah kebahasaan teks prosedur


31

Kosasih (2014: 71) mengungkapkan bahwa beberapa kaidah

yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.

a) Karena merupakan petunjuk, teks prosedur kompleks banyak

menggunakan kalimat perintah (command).

b) Konsekuensi dari penggunaan dalam perintah, banyak pula

pemakaian kata kerja imperatif, yakni kata yang menyatakan

perintah, keharusan, atau larangan. Contoh: buatlah, ciptakan,

aturlah, carilah, harus, jangan, perlu, tak perlu.

c) Dalam teks prosedur kompleks juga banyak digunakan konjungsi

temporal atau kata penghubung yang menyatakan urutan waktu

kegiatan, seperti, dan, lalu, kemudian, setelah itu, selanjutnya.

Kata-kata tersebut hadir sebagai konsekuensi dari langkah-

langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis. Akibatnya,

teks semacam itu menuntut kehadiran konjungsi yang bermakna

kronologis pula.

d) Dalam teks yang sejenis, banyak pula digunakan kata-kata

penunjuk waktu, seperti beberapa menit kemudian, setengah jam,.

Kata-kata itu terutama banyak digunakan dalam resep makanan.

e) Kadang-kadang menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan

langkah kegiatan, seperti pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

f) Banyak menggunakan keterangan cara, misalnya dengan cepat,

dengan lembut, dengan perlahan-lahan.


32

g) Banyak menggunakan kata-kata teknis, sesuai dengan temanya.

Misalnya, petunjuk berlalu lintas, lebih banyak menggunakan

kata-kata seperti SIM.

h) Dalam petunjuk yang berupa resep, dikemukakan pula gambaran

rinci tentang nama benda yang dipakai, termasuk jumlah, urutan,

ataupun bentuknya.

Adapun menurut Kemendikbud (dalam Megawati, 2017: 30),

menulis teks prosedur tidak terlepas dari bagaimana pilihan kata dalam

menulis, untuk itu perlu adanya unsur kebahasaan. Adapun unsur

kebahasaan dalam teks prosedur yaitu:

1) kata antonim adalah suatu kata yang mempunyai arti yang

berlawanan. Antonim juga disebut lawan kata,

2) kata sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda

namun memiliki arti atau pengertian yang sama. Sinonim juga

disebut dengan persamaan kata atau padanan kata,

3) kalimat perintah, merupakan kalimat yang mengandung

maknameminta/memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu

serta kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan

sesuatu.

4. AutoPlay Media Studio

a. Definisi

Autoplay Media Studio merupakan perangkat lunak untuk

membuat perangkat lunak multimedia dengan mengintergrasikan berbagai

tipe media misalnya gambar, suara, video, teks, dan flash ke dalam
33

presentasi yang di buat (Hernawati dalam Firmansyah, 2018: 20).

Sedangkan menurut Wijaya (dalam Firmansyah, 2018:21) autoplay media

studio merupakan perangkat lunak untuk membuat perangkat lunak

multimedia dengan mengintegrasikan berbagai tipe media misalnya

gambar, suara, video, teks, dan flash ke dalam presentasi yang dibuat.

Dengan aplikasi ini kita dapat membuat tampilan autorun

presentation yang didalamnya terdapat tombol-tombol panggil yang

berguna untuk menampilkan berbagai macam file seperti: video, foto,

Ms.Word, flash dan berbagai macam file lainnya. Aplikasi ini diproduksi

oleh Indogorose, sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak dalam

bidang animasi, pengembang sistem web, dan multimedia. AutoPlay

media studio dikembangkan sejak tahun 1991. Sampai sekarang, aplikasi

ini telah dikembangkan dalam beberapa versi yaitu, versi 5.0, versi 6.0,

versi 7.5, dan versi 8.0.

Setiap perkembangan dari berbagai versi memiliki karakteristiknya

masing-masing. Akan tetapi, dalam tingkatan versinya selalu dilakukan

perbaikan dan penambahan vitur baru yang semakin memudahkan

penggunanya. Misalnya versi 6.0 adalah pemenang penghargaan perangkat

lunak. Hal ini karena kelebihannya dalam penampilan dan interaktif untuk

membuat perangkat lunak interaktif. Salah satu keunggulan dari versi ini

yaitu, mudah digunakan, super kuat, ringan dalam penggunaan, dan

dilengkapi dengan borlan delphi, C++, dan Microsoft Visual Basic.

Perkembangan selanjutnya yaitu versi 7.5 lebih unggul lagi, yaitu

pengguna tidak perlu lagi menjadi profesional untuk mengoperasikannya.


34

Hal ini karena, pada aplikasi tersebut dimuat juga pelatihan pembuatan

produk/ media dan forum pengguna online yang sangat membantu dalam

proses pembuatan media. Pengguna dapat menambahkan gambar yang

berbeda, flash, teks, video, dan musik dengan hanya menggunakan mouse

untuk drag dan drop. Wizard dapat digunakan untuk membuat tugas rumit

menjadi lebih mudah. Aplikasi kostum dapat dibangun dalam kurun waktu

singkat. Sedangkan untuk versi terbaru yaitu versi 8.0 lebih cepat dan

lebih powerfull, dukungan blu-ray disc, aplikasi styles/ skinning. Autoplay

media studio 8.0 memberikan kebebasan kepada pengguna untuk aplikasi

yang terlihat persis seperti yang diinginkan.

Perkembangan versi autoplay media studio cukup pesat, di setiap

tingkat versinya memiliki karakteristik masing-masing dan di setiap

kemajuan tingkatannya selalu ada penambahna vitur yang dapat membantu

untuk mempermudah penggunanya. Adapun keterangan mengenai tool-

tool yang ada dalam program Autoplay Media Studio diuraikan oleh

Firmansyah (2018: 22-24) sebagai berikut.

1) Objek Preview

Object preview digunakan untuk menayangkan project ketika sedang

dibuat. Fungsinya adalah untuk mengoreksi kinerja produk yang

sedang dibuat memiliki kekurangan atau tidak.

2) Objek build

Objek build digunakan mempublish project dari format *.autoplay

menjadi *.exe. Jadi dengan adanya objek build ini peneliti dapat
35

menggunakan produk atau media Autoplay mata pelajaran teks

prosedur di komputer manapun.

3) Objek Button

Objek button digunakan untuk memasukkan tombol atau file berformat

*.btn. Objek button/tombol berfungsi sebagai tombol panggil menuju

halaman yang diinginkan. Misalkan dengan mengklik tombol

bertulisan materi teks prosedur, maka akanmenunjukkan halaman yang

membahas tentang materi teks prosedur.

4) Objek gambar

Objek gambar berfungsi untuk memasukkan gambar atau file

berformat *.jpg, *jpeg, *.png. Objek gambar akan peneliti gunakan

untuk memberikan gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran

keterampilan menulis teks prosedur.

5) Objek label

Objek label digunakan untuk memasukkan teks pendek/judul/label.

6) Objek paragraf

Objek paragraf berfungsi untuk memasukkan paragraf/teks panjang.

7) Objek slideshow

Objek slideshow digunakan untuk menampilkan foto atau gambar

slideshow. Dengan adanya objek ini peneliti dapat menggunakan

gambar-gambar yang berkaitan dengan materi teks prosedur berbasis

autoplay.
36

8) Objek video

Objek ini dapat digunakan untuk mengisi video pembelajaran. Pada hal

ini peneliti akan memberikan video tentang pembelajaran teks

prosedur.

9) Objek flash

Objek flash dapat digunakan untuk memasukkan file flash yang telah

kita buat terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam proyek

pembuatan produk yang dikembangkan yaitu membahas tentang teks

prosedur.

10) Objek file PDF

Objek file PDF dapat digunakan untuk memasukkan format file PDF

pada produk yang dibuat oleh peneliti. Misalkan materi yang yang

dibahas disajikan dalam bentuk file PDF.

b. Kelebihan autoplay media studio

1) Aplikasi gratis dan bisa didownload langsung di internet

2) Setelah membuat pekerjaan langsung bisa membuat autoplay media

studio secara otomatis (maksudnya ketika kita memasukkan cd profil

dapat langsung berjalan secara otomatis. Untuk membuatnya dapat

mengeklik tombol publish yaitu icon yang berbentuk cd, kemudian

ikuti perintahnya)

3) Fitur yang lebih mudah dimengerti dari aplikasi yang lain.

c. Kekurangan autoplay media studio adalah sebagai berikut.

1) Minimnya templete yang disediakan;

2) Tampilan slide kurang menarik; dan terkadang crash atau eror.


37

C. Kerangka Pikir

Permasalahan pendidikan tidak akan pernah ada habisnya. Terlebih kita

sedang menghadapi peradaban 4.0 yang mengharuskan guru untuk lebih

inovatif dan kreatifdalam pemanfaatan teknologi pada pembelajaran. Seperti

yang diketahui bersama bahwa, dalam kurikulum 2013 konteks pembelajaran

bahasa Indonesia ialah teks. Menulis merupakan keterampilan tertinggi dari

keterampilan berbahasa yang lainnya. Pembelajaran menulis teks prosedur

merupakan pelajaran yang dapat mengasah pola pikir siswa dan membuka

wawasan siswa berkaitan dengaan cara atau tata cara melakukan sesuatu.

Namun, tak sedikit siswa yang bermasalah di ranah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi awal di Pesantren Guppi Samata, peneliti

menemukan masalah pendidikan, khususnya dalam pembelajaran teks

prosedur. Di sekolah ini, pembelajaran yang diberikan oleh guru bahasa

Indonesia masih konvensional, bahkan belum memanfaatkan media

pembelajaran atau sarana yang disiapkan sekolah. Hal ini tentu memengaruhi

semangat belajar dan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan itu, peneliti hendak

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas XI IPA Pesantren Guppi

Samata.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang terjadi,

peneliti menggunakan autoplay media studio sebagai sarana atau media dalam

pembelajaran teks prosedur. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur dengan baik dan benar.

Selain itu, penggunanan autoplay media studio ini diharapkan mampu menjadi

pemantik semangat baru bagi siswa karena media ini belum pernah digunakan
38

sebelumnya. Pemberian materi dan tugas akan didesain sedemikian rupa oleh

peneliti dan bekerja ssma dengan guru bidang studi agar dapat membawa

pengaruh positif pada hasil belajar siswa mengenai keterampilan meulis teks

prosedur kelas XI IPA di Pesantren Guppi Samata.

Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Pesantren
Guppi Samata

Bahasa Sastra

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Menulis Teks
Prosedur

AutoPlay Media
Studio

Proses

Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Refleksi

2 siklus

Hasil

Keterampilan Menulis
Teks Prosedur Meningkat

Bagan 2.2 Kerangka Pikir


39

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan praduga sementara mengenai perubahan-

perubahan yang mungkin terjadi apabila dilakukan suatu tindakan. Selain itu,

hipotesis tindakan ini menjadi jawaban atau langkah yang tepat untuk

permasalahan-permasalahan yang peneliti temukan di lapangan. Adapun hipotesis

tindakan pada penelitian ini yakni, apabila guru menggunakan autopaly media

studio dalam proses pembelajaran teks prosedur, maka keterampilan menulis teks

prosedur siswa kelas XI IPA Pesantren Guppi Samata dapat meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, yang

berarti penelitian dengan melakukan tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Pertama

kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946,

yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John

Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya (Sukardiyono, 2015: 3).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang

dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan

pembelajaran di kelasnya (Suparno dalam Rahdiyanta, 2012). Dengan demikian,

PTK berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas dan dilakukan

pada situasi yang sebenarnya (alami). Hal ini berarti bahwa tindakan tersebut

merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa

dengan tujuan tertentu. Adapun fungsi PTK adalah untuk memperbaiki kualitas

proses pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan

yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan.

Ada berbagai macam desain model PTK, yaitu Kurt Lewin, Kemmis dan

Mc Taggart dan Elliot. Penelitian ini menggunakan desain model PTK yang

diciptakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, karena desain penelitian ini dianggap

40
41

mudah dalam prosedur tahapannya. Secara garis besar terdapat empat tahapan

yang harus dilalui untuk melakukan penelitian dengan metode penelitian tindakan

kelas yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat

tahapan tersebut merupakan suatu unsur dalam membentuk sebuah siklus, yaitu

dengan satu putaran kegiatan beruntun kemudian kembali ke tahap pertama.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan secara kolaboratif partisipatif, yaitu

penelitian dengan melakukan kolaborasi atau kerjasama antara guru dengan

peneliti (Kemmis dalam Sukarno 2009: 2).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI IPA Pesantren Guppi Samata.

Peneliti memilih lokasi ini setelah melakukan observasi awal di tiga sekolah, yaitu

SMP Unismuh Makassar, SMA Negeri 6 Jeneponto, dan Pesantren Guppi Samata.

Setelah melakukan observasi awal, peneliti menemukan beberapa hal yang perlu

ditingkatkan, khususnya pada mata pelajaran teks prosedur di Pesantren Guppi

Samata.

2. Subjek Penelitian

Setelah peneliti mewawancarai guru dan siswa, peneliti memilih subjek

penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Pesantren Guppi Samata dengan jumlah

siswa 32 orang, terdiri atas 8 orang laki-laki dan 24 orang perempuan. Adapun

waktu pelaksanaan penelitian ini membutuhkan waktu selama kurang lebih dua

bulan, dengan pelaksanaan dimulai pada bulan Desember 2019 sampai bulan

Januari 2020.
42

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk menjawab permasalahan di bab I, faktor yang akan diselidiki dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Faktor proses

Melihat interaksi yang terjadi di dalam kelas, baik antara siswa dan siswa

maupun guru dan siswa. Adapun interaksi yang dimaksud antara lain, keaktifan

siswa serta keefektifan dan keefesienan kegiatan belajar mengajar pada aspek

kemampuan menulis teks prosedur dalam proses pembelajaran, serta guru

menggunakan autoplay media studio.

2. Faktor hasil

Menyelidiki kemampuan atau kecakapan siswa dalam menulis teks prosedur

yang dilakukan atau diperoleh siswa setelah diberikan tes selama proses

pembelajaran dan tes akhir setiap siklus setelah guru melakukan pembelajaran

menggunakan autoplay media studio.

D. Prosedur Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus model Kemmis dan

McTaggrat. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali

hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Desain penelitian ini adalah perencanaan,

struktur dan strategi penelitian dalam rangka mengendalikan penyimpangan yang

mungkin terjadi dan menjawab pertanyaan yang mungkin terjadi. Alur penelitian

tindakan ini terdiri dari empat langkah dan dapat diuraikan sebagai berikut

(Kunandar, 2012: 71-76). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan

dalam dua siklus kegiatan dengan perincian sebagai berikut.


43

1. Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.

2. Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Evaluasi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Evaluasi

Siklus N

,Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian Kemmis dan Mc Taggrat


44

Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tahap

tindakan, tahap evaluasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatan yang akan

dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Tahap perancanaan

1) Menelaah kurikulum yang digunakan di sekolah, khususnya pada mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas XI Pesantren Guppi Samata.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan berkoordinasi

dengan guru model.

3) Membuat evaluasi belajar yang akan diberikan pada tiap akhir siklus.

4) Menyusun materi pada autoplay media studio.

5) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi siswa pada saat proses

belajar mengajar di kelas selama pembelajaran berlangsung yang meliputi

kehadiran, keaktifan mengikuti pelajaran, rasa percaya diri, keterampilan

siswa dalam mengutarakan kalimatnya menjadi sebuah pendapat yang

relevan dan melihat perkembangan kemampuan siswa dalam menulis teks

prosedur dengan pembendaharaan bahasa yang dimilikinya sesuai dengan

pokok bahasan/materi yang diajarkan.

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, pada pembelajaran ini

siswa mengikuti proses belajar mengajar dan terampil dalam menulis teks

prosedur dengan menggunakan bantuan autoplay media studio setelah

menerima materi pelajaran dari guru. Adapun tindakan yang akan peneliti

lakukan yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran


45

yang telah disusun. Dalam pelaksanaan penelitian, guru menggunakan

autoplay media studio saat proses belajar mengajar berlangsung. Adapun

langkah-langkah pembelajaran mengacu pada rancangan pelaksanaan

pembelajaran. Diakhir pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama, siswa

diberi tes secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Selama proses

pembelajaran, akan diadakan pengamatan tentang:

1) Aktivitas guru mulai dari pembuka, inti pembelajaran, sampai dengan

menutup pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan guru mengarahkan

siswa memimpin doa, mengabsen siswa, menyajikan teks prosedur hingga

memberikan motivasi kepada siswa. Pada kegiatan inti guru menayangkan

teks prosedur, bertanya jawab, menentukan proyek hingga mengarahkan

siswa untuk mempresentasikan hasil produk siswa.

2) Aktivitas siswa mengikuti kegiatan pembelajaran berupa kesungguhan dan

perhatian siswa dalam menyimak materi pembelajaran yang disajikan.

3) Kemampuan siswa melaksanakan aktivitas sesuai tujuan pembelajaran

yakni meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur menggunakan

autoplay media studio.

4) Rasa percaya diri yang diperlihatkan siswa dalam proses pembelajaran

berlangsung.
46

5) Diakhir pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama, siswa diberi tes

secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahap ini, menilai dan mengkaji hasil evaluasi data yang berkaitan

dengan indikator kinerja siklus I. Penguasaan keterampilan menulis teks berita

berdasarkan nilai hasil evaluasi dan hasil observasi pada saat pembelajaran.

Jika 85 % dari 25 siswa mengalami peningkatan keterampilan menulis teks

prosedur, maka pembelajaran tersebut berhasil. Namun, jika jumlah siswa

yang mengalami peningkatan keterampilan menulis teks prosedur belum

mencapai 85 %, maka pembelajaran tersebut perlu diperbaiki dan

disempurnakan lagi pada siklus 2 dengan tetap mempertahankan apa yang

sudah baik.

2. Siklus II

Prosedur pelaksanaan siklus II ini sama dengan siklus I. Namun, sebelum

melaksanakan siklus II peneliti dan guru memerhatikan kekurangan-

kekurangan atau kelemahan yang terjadi di siklus I untuk perbaiki dan segala

aktivitas yan baik dipertahankan.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian yang dihadapkan pada pengukuran mengenai kepuasan

konsumen, motivasi, loyalitas dan yang semacam itu, maka peneliti harus

mendesain (membuat) instrumen yang dapat mengukur tingkat kepuasan loyalitas

dan lain yang disebutkan dengan menggunakan berbagai macam instrumen

penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam–pada


47

umumnya secara kuantitatif–keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.

Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut

kognitif dan atribut non kognitif. Lebih jauh, dikatakan bahwa untuk atribut

kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,

perangsangnya adalah pernyataan (Suryabrata, 2008: 52). Sedangkan menurut

Arikunto (2006: 130), instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih &

digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman observasi,

dan pedoman tes. Pedoman observasi merupakan pedoman bagi peneliti dalam

melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pedoman observasi terbagi

atas lembar observasi guru dan siswa.

Tabel 3.1 Lembar observasi guru

Nilai

No Aspek yang diobservasi


SB B C K SK

1 Kegiatan awal

a. Guru mengondisikan kelas


b. Apersepsi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Guru memberi motivasi kepada siswa
berkaitan dengan materi ajar
e. Guru memantik siswa menggunakan
pertanyaan atau masalah berkaitan dengan
materi ajar
48

Nilai

No. Aspek yang diobservasi


SB B C K SK

2. Kegiatan inti

a. Guru membantu peserta didik menyusun


gambar menjadi urutan logis
b. Guru membantu peserta didik
mengungkapkan ide pokok berdasarkan
gambar yang telah disusun
c. Guru membantu peserta didik menyusun
teks prosedur kompleks berdasarkan
gambar

Penutup

3. a. Guru menyimpulkan pelajaran.


b. Guru memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya.
c. Guru memberikan tindak lanjut
pengajaran, berupa tugas ko-kurikuler.
d. Guru menginformasikan bahan pelajaran
berikutnya.

4. Penilaian selama kegiatan pembelajaran


berlangsung.

a. Guru mengajukan pertanyaan atau tugas


kepada peserta didik.Membagi kelompok
Siswa
b. Pertanyaan atau tugas yang diajukan sesuai
untuk menguji kemampuan peserta didik.
c. Guru berdiskusi dengan peserta didik
terkait dengan klarifikasi materi.

Penggunaan alat media, dan bahan ajar


a. Guru memanfaatkan fasilitas yang ada di
kelas.
b. Alat dan media yang digunakan oleh guru
5. dapat meningkatkan proses pembelajran.
c. Guru memanfaatkan bahan ajar dengan
baik
49

6. Sikap dalam kegiatan pembelajaran

a. Kejelasan suara.
b. Gerakan badan tidak mengganggu
perhatian peserta didik.
c. Guru antusias saat menyampaikan materi.
d. Guru mampu menguasai kelas

Tabel 3.2 Tabel Observasi Siswa

Nilai
No
Aspek yang Dinilai
SB B C K SK

1 Perhatian siswa terhadap guru

2 Siswa terlibat langsung dalam


pemanfaatan autoplay media studio

3 Siswa fokus memerhatikan materi pada


autoplay media studio

4 Siswa aktif menanggapi hal yang


ditampilkan pada autoplay media studio

Adapun pedoman tes berisi pedoman untuk melakukan tes terhadap siswa,

dalam hal ini tes atau uji keterampilan siswa (subjek penelitian) dalam menulis

teks prosedur. Tes yang digunakan ialah tes kinerja. Jadi, siswa membuat teks

prosedur sesuai dengan arahan guru.


50

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Arikunto (2006: 133) menyatakan observasi atau yang disebut

pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dimaksudkan untuk

mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan

yang dilakukan peneliti. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati

aktivitas guru dan siswa. Menurut Arikunto (2006:204) lembar observasi

sangat diperlukan dalam kegiatan refleksi sebagai upaya untuk mengkaji

keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran pada setiap

siklus dan menentukan tindak lanjut pada putaran siklus berikutnya.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Beberapa hal yang diamati berkenaan dengan

aktivitas guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Selain guru,

peneliti juga mengamati segala aktivitas belajar siswa di dalam kelas yang

memengaruhi hasil belajar. Cara untuk menilai proses tersebut ialah dengan

menggunakan lembar observasi siswa dengan memerhatikan sikap akademik

dari siswa. Lembar observasi yang digunakan telah tercantum pada instrumen

penelitian.

2. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan yang sudah

ditentukan. Tes merupakan data yang diperoleh peneliti berdasarkan aspek


51

keterampilan berbahasa yakni kemampuan menulis teks prosedur, pada saat

proses belajar mengajar berlangsung. Tes yang diberikan pada penelitian ini

adalah tes tertulis, yaitu tes yang bersifat subjektif. Tes yang diberikan ialah

tes keterampilan, dalam hal ini guru mengarahkan siswa untuk membuat teks

prosedur dengan memerhatikan komponen yang telah diajarkan saat proses

pembelajaran menggunakan autoplay media studio.

Tabel 3.3 (Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Dalman,


2015).

Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik


Penilaian

KD. 4.2 Isi teks Peserta didik dapat Kinerja


Mengembangkan teks prosedur menulis teks prosedur
prosedur dengan berdasarkan struktur
memerhatikan hasil dan kaidah yang tepat.
analisis terhadap isi,
struktur, dan kebahasaan

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk

solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Kriteria

penilaian sudah dipertimbangkan oleh peneliti sesuai dengan indikator

kemampuan menulis teks prosedur. Peneliti mengembangkan pedoman penskoran

yang dibuat oleh Ditjen Dikti Pendidikan Dasar dan Menengah.


52

Tabel 3.4. Aspek Penskoran Kemampuan Menulis Teks Prosedur

Skala Nilai
No Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5

1. Struktur teks 5 25

2. Kesesuaian dan kejelasan isi 4 20


teks

3. Kaidah Penulisan 5 25
- Konjungsi
- Tanda baca
- Ketepatan diksi

4. Aspek kebahasaan 4 20

5. Kerapian tulisan 2 10

Jumlah 20 100

Pemberian bobot yang peneliti berikan disesuaikan dengan tingkat

kesulitan kesulitan pada masing-masing aspek penilaian. Penilaian yang

diberikan, yakni antara 1-5 kemudian dikali dengan skor maksimum sehingga

ditemukan skor pada masing-masing aspek.

Tabel 3.5 Penskoran Tes Keterampilan Menulis Teks Prosedur

No Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor

1. Struktur Teks Prosedur a. struktur lengkap dan 5


terstruktur terdiri dari
pengantar, tujuan, material
langkah-langkah, dan
kalimat penutup.
b. struktur lengkap terdiri dari
pengantar atau tujuan,
4
langkah-langkah, dan
kalimat penutup tetapi tidak
berurut.
c. struktur kurang lengkap 3
(tiga aspek struktur) dan
berutut.
53

d. hanya dua aspek struktur 2


teks.
e. hanya terdiri atas langkah-
langkah saja. 1

2. Kesesuaian isi dan kejelasan a. kesesuaian dan kejelasan isi 5


teks cerita sangat sesuai.
b. kesesuaian dan kejelasan isi 4
cerita sesuai.
3
c. kesesuaian dan kejelasan isi
cerita cukup sesuai. 2
d. kesesuaian dan kejelasan isi
cerita kurang sesuai.
e. kesesuaian dan kejelasan isi
cerita tidak sesuai. 1

3. Aspek kebahasaan Teks a. Aspek kebahasaan yang 5


Prosedur digunakan sangat
sempurrna, sesuai, dan tidak
ada kesalahan.
4
b. Aspek kebahasaan yang
digunakan sempurna, sesuai,
dan sedikit kesalahan.
c. Aspek kebahasaan yang 3
digunakan kurang
sempurna, sesuai, dan satu
kesalahan. 2
d. Aspek kebahasaan yang
digunakan kurang
sempurna, kurang sesuai,
dan sedikit kesalahan.
e. Aspek kebahasaan yang
1
digunakan tidak sempurna,
tidak sesuai, dan banyak
kesalahan.
4. Kerapian tulisan a. Tulisan terbaca jelas dan 5
tidak ada coretan.
b. Tulisan terbaca dan sedikit 4
coretan.
c. Tulisan terbaca dan terdapat
3
coretan.
d. Tulisan tidak terbaca dan
tidak ada coretan. 2
e. Tulisan tidak terbaca dan
banyak coretan. 1
54

Nilai Rata-rata Siswa

S = x 100

Keterangan:

S : NIlai yang dicari

F : Jumlah skor atau skor komponen pada keterampilan

N : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : bikangan tetap

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis teks prosedur

siswa digunakan tabel seperti dibawah ini.

Tabel 3.6. Klasifikasi Nilai (Oemar Hamalik, 2001: 122)

Huruf Angka 0-4 Angka 0-10 Angka 0-100 Predikat

A 4 8,5-10 85-100 Sangat Baik

B 3 7,0-8,4 70-84 Baik

C 2 5,5-6,9 55-69 Cukup

D 1 4,0-5,4 40-54 Kurang

E 0 0-3,9 0-39 Sangat Kurang

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi

peningkatan kemampuan menulis teks prosedur pada siswa kelas XI setelah


55

menggunakan autoplay media studio. Menurut Ketentuan Kementrian

Nasional, apabila terdapat 85% siswa yang memeroleh skor minimal 75,

maka kelas dianggap tuntas. Jadi peniliti mengambil kesimpulan, bahwa nilai

ketuntasan siswa adalah minimal nilai 75. Keberhasilan kelas atau

keberhasilan daya serap siswa yaitu 85% siswa yang memperoleh nilai 75 ke

atas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Pesantren Guppi Samata kelas

XI SMA dilakukan dengan dua siklus. Hasil penelitian diperoleh melalui tes

berupa pembuatan teks prosedur oleh siswa dan non tes berupa lembar observasi

untuk guru dan siswa. Adapun solusi dari permasalahan pembelajaran yang terjadi

berkaitan dengan teks prosedur ialah menggunakan autoplay media studio. Di

samping itu, peningkatan keterampilan menulis siswa dapat meningkat karena

adanya eksekutor yang baik, yaitu guru. Oleh sebab itu, pada kegiatan awal

dilakukan perencanaan yang baik oleh guru dan peneliti kemudian melanjutkan

tahapan pada setiap siklus, yaitu pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Berikut

pendeskripsian hasil penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keterampilan

menulis teks prosedur berbasis autoplay media studio.

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan

autoplay media studio ditujukan agar dapat meningkatkan keterampilan

menulis teks prosedur siswa yang didasari oleh kegiatan observasi awal

peneliti. Adapun hasil observasi awal peneliti, yaitu masih kurangnya hasil

tes dan sikap positif siswa di kelas. Tentunya banyak faktor yang

menyebabkan hal tersebut bisa terjadi, Maka dari itu, perlakuan pada siklus

satu ini diharapkan dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan yang

terjadi dalam pembelajaran sebelumnya. Hal yang akan dideskripsikan yakni

hasil pembelajaran teks prosedur berupa tulisan siswa (tes) dan lembar

55
56

pengamatan yang telah dibuat sebelmnya sebagai data tambahan (non tes)

sebagai berikut.

a. Hasil tes siklus I

Hasil tes siswa pada siklus satu diperoleh dari penilaian

berdasarkan kriteria penilaian yang telah dirancang sebelumnya oleh guru

dan peneliti (ada pada bab 3). Setelah berlangsungnya proses belajar

mengajar pada siklus I, guru memberikan tes untuk mengetahui

keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur. Pada siklus I ini siswa

diarahkan untuk menulis teks prosedur sesuai dengan struktur dan

memerhatian kaidah kebahasaan yang telah dipelajari sebelum membuat

teks prosedur. Adapun hasil menulis teks prosedur siklus satu dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Tes Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siklus I

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Ketuntasan

1. Sangat baik 85-100 2 172


2. Baik 75-84 4 304 6 siswa telah
3. Cukup 65-74 18 1283 mencapai
4. Kurang baik 50-64 3 177 KKM
5. Sangat kurang 0-50 5 170
Jumlah 32 2106

Nilai Rata-Rata = 65,8

Tabel 4.1 merupakan gambaran hasil tes keterampilan siswa dalam

menulis teks prosedur menggunakan autoplay media studio siklus satu.

Berdasarkan table di atas, hanya enam orang siswa yang mencapai nilai

standar, yaitu dua orang mendapatkan nilai sangat baik, rentang nilai 85-
57

100 dan empat orang siswa mendapatkan kategori baik dengan rentang

nilai antara 75-84. Banyak siswa yang mendapat nilai 65-74 dengan

kategori cukup, yaitu 24 orang siswa. Sedangkan kategori kurang dengan

rentang nilai 50-64 dicapai oleh dua orang siswa. Adapun siswa yang

hanya memiliki nilai antara 0-50 dengan kategori sangat kurang terdapat

lima orang siswa. Data yang lebih rinci ada pada lampiran.

Dari hasil penjabaran nilai di atas dapat dihitung nilai rata-rata

keseluruhan siswa. Nilai rata-rata kelas keterampilan menulis teks

prosedur menggunakan autoplay media studio sebesar 65,8 dan termasuk

dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil tes belajar siswa tersebut,

terlihat bahwa hasil belajar siswa belum mencapai standar indikator yang

ditetapkan yaitu 85%.

b. Hasil observasi

Peneliti menggunakan lembar observasi sebagai data tambahan

pelengkap penelitian agar peneliti mudah menganalisis kekurangan-

kekurangan yang terjadi di setiap pembelajaran. Dalam penelitian ini,

peneliti mengobservasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Hasil observasi

akan diuraikan sebagai berikut.

1) Observasi aktivitas guru

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung di kelas XI materi teks prosedur. Adapun aktivitas guru

yang diobservasi dapat dilihat pada table berikut.


58

Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Nilai

No Aspek yang diobservasi


SB B C K SK

1 Kegiatan awal

a. Guru mengondisikan kelas √

b. Apersepsi √

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

d. Guru memberi motivasi kepada siswa √

berkaitan dengan materi ajar

e. Guru memantik siswa menggunakan √

pertanyaan atau masalah berkaitan dengan

materi ajar

Nilai

No. Aspek yang diobservasi SB B C K SK

2. Kegiatan inti √

a. Guru membantu peserta didik menyusun

teks sesuai struktur


59

b. Guru membantu peserta didik jika ada √

yang bertanya

c. mengungkapkan ide pokok berdasarkan √

gambar yang telah disusun

d. Guru membantu peserta didik menyusun √

teks prosedur kompleks berdasarkan

gambar

Penutup √

3.
a. Guru menyimpulkan pelajaran.

b. Guru memberi kesempatan kepada peserta √

didik untuk bertanya.

c. Guru memberikan tindak lanjut √

d. pengajaran, berupa tugas ko-kurikuler. √

e. Guru menginformasikan bahan pelajaran √

berikutnya.
60

4. Penilaian selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

a. Guru mengajukan pertanyaan atau tugas


kepada peserta didik. Membagi kelompok

Siswa

b. Pertanyaan atau tugas yang diajukan sesuai √

untuk menguji kemampuan peserta didik.

c. Guru berdiskusi dengan peserta didik √

terkait dengan klarifikasi materi.

Penggunaan alat media, dan bahan ajar



a. Gutu mahir mengoperasikan
5. autoplaymediastudio

b. Alat dan media yang digunakan oleh guru √

dapat meningkatkan proses pembelajaran.

c. Guru memanfaatkan autoplaymedia studio √

dengan baik

6. Sikap dalam kegiatanpembelajaran √

a. Kejelasan suara.
61

b. Gerakan badan tidak mengganggu √

perhatian peserta didik.

c. Guru antusias saat menyampaikan materi. √

d. Guru mampu menguasai kelas √

Persentase (%) 81
100% = ,
120

Berdasarkan observasi aktivitas guru yang diamati oleh pengamat,

hasil persentase seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran ialah

67,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kategori aktivitas guru pada

siklus satu ini tergolong cukup baik. Dengan demikian, masih perlu

adanya perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran utamanya dalam

pengoperasian autoplay media studio pada siklus selanjutnya.

2) Hasil observasi aktivitas siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran teks prosedur

diamati oleh teman sejawat peneliti, yaitu Annisyafitri. Data observasi

aktivitas ini dipusatkan pada pemanfaatan autoplay media studio

dalam proses pembelajaran. Hal yang diamati dapat dilihat pada table

berikut.
62

Tabel 4.3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

No Nilai
Aspek yang Dinilai
SB B C K SK

1 Perhatian siswa terhadap guru √

2 Siswa terlibat langsung dalam √


pemanfaatan autoplay media studio

3 Siswa fokus memerhatikan materi pada √


autoplaymedia studio

4 Siswa aktif menanggapi hal yang √


ditampilkan pada autoplay media studio

Persentase (%) 11
100% =
20

Berdasarkan tabel observasi siswa di atas, proses pembelajaran

dapat dideskripsikan sebagai berikut.Siswa masih banyak yang

bermain atau bercengkrama dengan teman sebangku bahkan berjalan

di saat proses pembelajaran. Observer juga memerhatikan bahwa pada

saat guru masuk, siswa tidak langsung sigap duduk pada kursi mereka.

Selain itu, ketua kelas tidak menyiapkan kelas seperti pertemuan pada

umumnya di kelassebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini, yang

menyebabkan ketidakharmonisan antara perencanaan guru dan

aktivitas siswa di dalam kelas. Namun, selang beberapa menit barulah

mereka bisa tertib.

Pada aspek kedua, siswa kurang terlibat langsung dalam

pemanfaatan media. Pemasangan dan pengontrolan autoplay media


63

studio semua dilakukan oleh guru. Hal ini juga tidak terlepas dari

arahan guru. Kurangnya komunikasi menjadi salah satu penyebab

siswa kurang berperan aktif dalam pemanfaatan autoplay media studio.

Hanya sebagian kecil siswa yang berusaha membantu guru, selebihnya

memilih untuk acuh dan membahas tugas mata pelajaran yang lain.

Aspek ketiga, siswa sangat kurang memerhatikan materi pada

autoplaymedia studio. Hal ini dikarenakan focus siswa ada pada buku

pelajaran yang dibagikan oleh guru. Semua yang terjadi tentu saja ada

timbal balik dari aktivitas guru. Pada saat siklus I ini, guru hanya

menyinggung sedikit sekali materi yang ada di autoplaymedia studio,

sehingga, fokus siswa berpindah pada buku ajar yang dibagikan di

awal pertemuan.

Adapun aspek keempat, yaitu siswa masih sangat kurang

menanggapi materi yang tertera pada autoplay media studio. Aspek ini

berkaitan erat dengan aspek ketiga. Oleh sebab itu, tentu kondisi yang

terjadi pada umumnya sama karena fokus siswa berada pada buku ajar

bahasa Indonesia kelas XI.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang pengamat,

selama pembelajaran menulis teks prosedur dapat disimpulkan bahwa

perilaku siswa masih sangat kurang selama pembelajaran berlangsung.

Sikap siswa yang muncul dimungkinkan karena media pembelajaran

yang diterapkan oleh guru atau peneliti merupakan hal baru bagi

mereka sehingga perlu proses untuk menyesuaikan. Oleh karena itu,


64

perlu dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan menghilangkan

sikap siswa yang kurang saat pembelajaran berlangsung. Hal ini

menjadi tugas guru dan peneliti pada siklus II untuk melakukan suatu

cara agar perilaku tersebut dapat dikurangi. Rencana pembelajaran

pada siklus II tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar

perilaku belajar siswa yang negatif menjadi positif.

c. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi dalam hal ini pemberian

tes dan non tes yang telah diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I,

dapat diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur

belum maksimal, hal ini disebabkan siswa belum mampu memenuhi aspek

penilaian yang telah ditetapkan, maka peneliti bersama guru Bahasa

Indonesia yang mengajar di kelas XI melakukan refleksi untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan

tindakan siklus I, kemudian memutuskan untuk melanjutkan penelitianke

siklus II.Perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa

dalam menulis teks prosedur pada siklus selanjutnya.

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II

Hasil siklus dua merupakan hasil tes dan hasil nontes pembelajaran

menulis teks prosedur menggunakan autoplay media studio yang kedua

setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran siklus satu.

Tindakan siklus dua dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada

pada siklus satu dan berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis teks prosedur sehingga dapat mencapai target yang diinginkan.


65

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus dua masih menggunakan autoplay

media studio dengan segala perbaikan untuk mengatasi permasalahan pada

pembelajaran siklus satu. Hasil data tes dan nontes siklus dua tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

a. Hasil Tes

Hasil tes siklus II merupakan hasil tes menulis teks prosedur yang

kedua setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran sebelumnya. Kriteria

pada siklus dua yaitu siswa dapat menulis teks prosedur dengan berbasis

autoplay media studia dengan target nilai 75. Jumlah siswa yang

mengikuti tes siklus dua yaitu 32 siswa sama seperti pembelajaran pada

siklus I. Hasil tes pembelajaran menulis teks prosedur dengan

menggunakan autoplay media studio pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4. Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siklus II

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Ketuntasan

1. Sangat baik 85-100 6 530


28 siswa
2. Baik 75-84 22 1778
telah
3. Cukup 65-74 3 203
mencapai
4. Kurang baik 51-64 1 63
KKM
5. Sangat kurang 0-50 - -

Jumlah 32 2574

Nilai Rata-Rata = 80,4


66

Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan

menulis teks prosedur menggunakan autoplay media studio di kelas XI

siklus dua setelah dilakukan perbaikan, secara klasikal rata-rata nilai

mencapai 80,4 dengan kategori baik. Nilai tersebut dapat dikatakan sudah

mengalami peningkatan dari siklus satu yang hanya 65,8 atau berada pada

kategori cukup. Kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai

oleh 6 siswa. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 22

siswa. Kategori cukup dengan rentang nilai 51-84 dicapai oleh 3 siswa dan

masih ada satu orang siswa yang mendapat nilai pada kategori kurang.

Dari jumlah 32 siswa, tidak satupun yang memperoleh nilai sangat kurang.

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

keterampilan menulis teks prosedur di akhir pembelajaran siklus II

berada dalam kategori baik. Dalam pembelajaran siklus I hanya dua

orang siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, pada

siklus II ini ternyata ada 6 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

sangat baik sehingga dapat dikatakan mengalami peningkatan. Siswa

yang memperoleh nilai dalam kategori baik pada siklus I sebanyak 4

siswa, sementara pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam

kategori baik sebanyak 22 siswa. Siswa yang memperoleh nilai dalam

kategori cukup pada siklus I sebanyak 18 siswa, pada siklus II siswa yang

memperoleh nilai dalam kategori cukup sebanyak 3. Siswa yang

memperoleh nilai dalam kategori kurang pada silkus I sebanyak 3 siswa,

sedangkan pada siklus II, hanya satu orang siswa yang memperoleh nilai

kurang. Selanjutnya pada siklus I, lima orang siswa yang memperoleh


67

nilai sangat kurang, namun pada siklus II sudah tidak ada lagi yang

mendapat nilai dalam kategori tersebut.

Dilihat dari nilai rata-rata siswa dalam menulis teks prosedur pada

siklus II mencapai 80,4. Dari hasil tes siklus II dapat dikatakan bahwa

keterampilan menulis teks prosedur siswa telah meningkat karena

mampu mencapai batas minimal ketuntasan belajar yaitu 75. Hal ini juga

sesuai dengan indikator keberhasilan (85%), yakni persentase

keberhasilan keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas XI

mencapai 87,5 %. Adapun perbedaan hasilnya bias dilihat pada tabel.

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 86-100 Sangat baik 2 6 6,25% 18,75%

2 79-85 Baik 4 22 12,5% 68,75%

3 60-78 Cukup 18 3 56,25% 9,37%

4 50-59 Kurang 3 1 9,37% 3,12%

5 0-49 Sangat kurang 5 0 15,6% 0%

Tabel di atas merupakan perbandingan hasil tesk keterampilan

menulis teks prosedur siswa berbasis autoplay media studio pada kelas

XI Pesantren Guppi Samata. Pada siklus I masih banyak yang berada

pada kategori cukup yang menandakan bahwa belum tercapainya dengan

baik perencannaan yang dilakukan oleh guru. Sedangkan pada siklus II,
68

rata-rata siswa berada pada kategori baik, sehingga peneliti memutuskan

untuk menghentikan penelitian pada siklus II saja.

Adapun perbandingan siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas

dapat dilihat pada tabel 4.6. Pada siklus I ada 26 siswa yang tidak tuntas

dengan persentase 81,25% dari jumlah sisswa, berarti hanya 12,5% saja

yang tuntas pada evaluasi pembelaaran di siklus I yaitu 4 orang.

Sedangkan pada siklus II yang tuntas sebanyak 28 siswa dengan

persentase 87,5%.

Tabel 4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

0-74 Tidak tuntas 26 4 81,25% 12,5%

75-100 Tuntas 6 28 18,75% 87,5%

Jumlah 32 32 100 100

b. Hasil Observasi

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis teks prosedur menggunakan autoplay media studio. Peneliti

dibantu oleh satu observer, yaitu teman peneliti. Hal ini dilakukan agar

hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan dan aktivitas yang

dilakukan oleh guru siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi

siklus II dapat diketahui adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah

positif. Aspek yang menjadi sasaran observasi sama dengan aspek sasaran

observasi pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi


69

setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti dengan bantuan teman

sejawat.

1) Hasil observasi aktivias guru

Pada siklus II ini, banyak dilakukan perbaikan, mulai dari

perencanaan materi hingga pemrograman autoplay media studio.

Dalam pemanfaatan autoplay media studio di Pesantren Guppi Samata

ini sangat memungkinksn. Hal ini dikarenakan, sudah ada fasilitas

seperti listrik dan proyektor yang senantiasa dapat digunakan oleh

guru. Di samping itu, masih sangat minim guru yang menggunakan

media yang berbasis proyektor, sehingga tidak ada alasan bahwa tidak

ada proyektor yang mengakibatkan terhambatnya pembelajaran jika

menggunakan autoplay media studio.

Guru dan peneliti mulai membenahi media yang digunakan

berkaitan dengan isi dan juga cara pemrosesannya agar guru dapat

dengan mudah dan terbiasa menjalankan pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks prosedur berbasis

autoplay media studio. Berkat terealisasinya rencana dengan baik,

maka observer pun mengamati kondisi aktivitas guru yang baik dan

meningkat dari siklus sebelumnya (siklus I). Hasil observasi aktivitas

guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


70

Tabel 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Nilai

No Aspek yang diobservasi


SB B C K SK

1 Kegiatan awal

f. Guru mengondisikan kelas √

g. Apersepsi √

h. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

i. Guru memberi motivasi kepada siswa √

berkaitan dengan materi ajar

j. Guru memantik siswa menggunakan √

pertanyaan atau masalah berkaitan dengan

materi ajar

Nilai

No. Aspek yang diobservasi SB B C K SK

2. Kegiatan inti √

e. Guru membantu peserta didik menyusun

tekssesuai struktur
71

f. Guru membantu peserta didik jika ada √

yang bertanya

g. mengungkapkan manfaat prosedur √

berdasarkan gambar yang telah disusun

h. Guru membantu peserta didik menyusun √

teks prosedur kompleks berdasarkan

gambar pada autoplay media studio

Penutup

3.
f. Guru menyimpulkan pelajaran. √

g. Guru memberi kesempatan kepada peserta √

didik untuk bertanya.

h. Guru memberikan tindak lanjut √

pengajaran, berupa tugas ko-kurikuler.

i. Guru menginformasikan bahan pelajaran √

berikutnya.
72

4. Penilaian selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

d. Guru mengajukan pertanyaan atau tugas


kepada peserta didik.Membagi kelompok

Siswa

e. Pertanyaan atau tugas yang diajukan sesuai √

untuk menguji kemampuan peserta didik.

f. Guru berdiskusi dengan peserta didik √

terkait dengan klarifikasi materi.

Penggunaan alat media, dan bahan ajar



d. Guru memanfaatkan fasilitas yang ada di
5. kelas.

e. Alat dan media yang digunakan oleh guru √

dapat meningkatkan proses pembelajran.

f. Guru memanfaatkan bahan ajar dengan √

baik

6. Sikap dalam kegiatanpembelajaran √

e. Kejelasan suara.
73

f. Gerakan badan tidak mengganggu √

perhatian peserta didik.

g. Guru antusias saat menyampaikan materi. √

h. Guru mampu menguasai kelas √

Persentase (%) 101


100% = 84,2
120

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui persentase aktivitas

guru yaitu 84% dengan kategori baik. Adapun selisih persentase siklus

I dan siklus II yakni (84,2%-67,5%) 16,3%. Aktivitas guu meningkat

sebanyak 16,3 % dari siklus sebelumnya.

2) Hasil observasi aktivitas siswa

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses

pembelajaran menulis teks prosedur menggunakan autoplay media

studio siswa kelas XI SMA Pesantren Guppi Samata. Peneliti dibantu

oleh satu observer, yaitu teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil

observasi dapat lebih baik karena segala tindakan dan aktivitas yang

dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi

siklus II dapat diketahui adanya perubahan tingkah laku siswa ke arah

positif. Aspek yang menjadi sasaran observasi sama dengan aspek

sasaran observasi pada siklus satu. Hal ini dapat dibuktikan dengan
74

mengidentifikasi setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti

dengan bantuan seorang teman.

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Nilai
Aspek yang Dinilai
SB B C K SK

1 Perhatian siswa terhadap guru √

2 Siswa terlibat langsung dalam √


pemanfaatan autoplay media studio

3 Siswa fokus memerhatikan materi pada √


autoplaymedia studio

4 Siswa aktif menanggapi hal yang √


ditampilkan pada autoplay media studio

Persentase (%) 17
100% =
20

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus dua ini

dapat diketahui bahwa siswa sudah terkondisikan dengan baik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif

dan tampak serius untuk mengikuti pembelajaran, baik ketika siswa

bertanya, menjawab pertanyaan, maupun ketika siswa mengerjakan

tes menulis teks prosedur dengan menggunakan autoplay media

studio yang diberikan oleh peneliti.

Perilaku yang kurang baik, seperti terganggu lingkungan sekitar,

memperhatikan pekerjaan teman, bergurau atau berbicara dengan

teman, melamun, menganggu teman, mengantuk atau sambil tiduran,


75

izin ke belakang, berjalan-jalan di kelas, dan bermain-main dengan

alat tulis telah berkurang dan mengalami perubahan yang signifikan.

Perubahan tersebut disebabkan karena siswa telah menyadari dan

memahami tentang pentingnya pembelajaran ini untuk menambah

pengetahuannya. Selain itu, perubahan yang terjadi disebabkan oleh

dorongan dan semangat yang tumbuh dalam diri siswa untuk lebih

meningkatkan keterampilannya dalam menulis teks prosedur pada

siklus dua. Untuk mengetahui hasil observasi siswa pada tahap siklus

dua dapat dilihat pada tabel berikut.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa telah

melakukan proses pembelajaran dengan baik. Hal tersebut dibuktikan

dengan berubahnya kegiatan siswa yang kurang mengarah ke baik

bahkan perhatian siswa saat proses belajar mengajar sangat baik.

Siswa sudah fokus dan aktif dalam menanggapi pernyataan dan

pertanyaan dari guru maupun materi yang tertuang pad aautoplay

media studio. Adapun persentase nilai hasil observasi aktivitas siswa

yaitu 85%. Hal ini tentu mengalami peningkatan dibandingkan dengan

siklus I yang lalu. Peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 30%.

c. Refleksi Tahap II

Hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus dua

menunjukkan hasil yang baik. Hasil observasi dan evaluasi yang

dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa pembelajaran dengan menerapkan


76

autoplay media studiopada pembelajaran teks prosedur sudah

mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, disimpulkan bahwa

penelitian berhenti pada siklus dua, hal ini sesuai dengan perencanaan

diawal sebelum melakukan penelitian, indikator keberhasilan dalam

penelitian ini, berarti tujuan peneliti sudah tercapai, yaitu meningkatnya

keterampilan menulis teks prosedur siswa menggunakan autoplay media

studiodalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas XI SMA

Pesantren Guppi Samata.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di Pesantren Guppi Samata

dilaksanakan sebanyak dua siklus (siklus I dan siklus II), masing-masing

dilaksanakan sesuai tahapannya seperti perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,

dan refleksi. Hal ini peneliti sesuaikan dengan referensi yang peneliti gunakan

yaitu menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggrat

(Kemmis dalam Sukarno 2009: 2). Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan

untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah

peningkatan keterampilan menulis teks prosedur autoplay media studio pada

siswa kelas XI di Pesantren Guppi Samata. Selain itu, pembahasan hasil

penelitian ini didasarkan pada hasil tes dan nontes pada siklus I dan siklus II.

Materi ajar yang diteliti ialah teks prosedur. Menurut Intiana (2014:179),

teks prosedur adalah teks yang memberikan petunjuk tentang cara melakukan

sesuatu melalui serangkaian tindakan atau langkah/menunjukan beberapa


77

tahap sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil

tes menulis siswa pada tahap I, hanya enam orang siswa yang tuntas atau

mencapai KKM dengan rata-rata nilai 65,8. Banyak faktor yang memengaruhi

hasil belajar tersebut, di antaranya, penggunaan media yang kurang maksimal,

perhatian siswa yang belum terfokus pada guru dan media, serta autoplay

media itu sendiri.

Setelah guru dan peneliti merefleksi hasil siklus I, maka perlu adanya

perbaikan demi tercapainya tujuan dari peneiitian tindakan kelas bahwa

penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki mutu pelaksanaan

pembelajaran di kelas. (Suparno dalam Rahdiyanta, 2012). Proses

pembelajaran pada siklus I berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus II.

Hal ini disebabkan pada siklus II dilakukan perbaikan dari pembelajaran pada

siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan prose

pembelajaran pada siklus I. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan tentang

materi yang telah dipelajari pada siklus I. Hal ini dilakukan karena pada siklus

I, perilaku siswa masih negatif, yaitu siswa tidak mau menjawab pertanyaan

guru dengan alasan malu dan takut. Pada kegiatan siklus II ini, siswa sudah

banyak merespon pertanyaan dari guru. mereka juga bertanya mengenai

materi menulis teks prosedur yang belum mereka pahami. Kegiatan

pembelajaran berakhir dengan tes menulis teks prosedur secara individu.

Proses pembelajaran ditutup dengan kegiatan penutup. Sehingga, setelah

dilakukannya siklus II, hasil dari tes menulis teks prosedur siswa meningkat.

Peningkatan yang terjadi yakni 14,6%. Adapun pembahasannya sebagai

berikut.
78

1. Siklus I

Hasil tes menulis teks prosedur pada tahap I masih kurang, hal ini

ditandai dengan hanya 6 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan 24

orang siswa yang masih belum mencapai nilai KKM atau belum tuntas.

Penilaian ini berdasarkan aspek penskoran. Adapun yang dinilai, yaitu

struktur teks, kesesuaian dan kejelasan isi teks, kaidah penulisan, aspek

kebahasaan, dan kerapian tulisan. Menurut Kosasih (2014: 68), struktur

teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.

a. Tujuan berisi pengantar berkaitan dengan petunjuk yang akan

dikemukakan pada bagian pembahasan.

b. Langkah-langkah pembahasan diisi dengan petunjuk pengerjaan

sesuatu yang disusun secara sistematis. Pada umumnya,

penyusunannya mengikuti urutan waktu dan bersifat kronologis.

c. Penutup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak berupa

kesimpulan yang hanya terdiri atas dua kalimat. Seolah-olah kalimat

tersebut hanya berfungsi sebagai penanda bahwa teks itu sudah

selesai.

1) Data 1a

Pada data Ia (lihat lampiran), terlihat bahwa nilai tes menulis

teks prosedur siswa hanya 49. Teks prosedur yang dibuat oleh

siswa tersebut tidak memenuhi struktur penulisan teks prosedur.

Selain itu, diksi yang digunakan masih banyak yang tidak sesuai

dengan KBBI, seperti dalam satu kata ada yang lebih bahkan

kurang hurufnya. Di samping itu, tulisannya pun sangat tidak


79

rapi. Ia menggunakan huruf besar di setiap huruf “d”. Siswa

tersebut tidak menuliskan pembuka dan penutup teks prosedur.

2) Data Ib

Pada data Ib (lihat lampiran), terlihat bahwa teks prosedur yang

dibuat oleh siswa tersebut memenuhi struktur teks prosedur

dengan pembuka yang jelas dan langkah-langkah pembuatan

yang mudah diikuti. Siswa ini mendapat nilai 85, salah seorang

dengan nilai dengan kategori sangat baik. Dengan demikian,

siswa tersebut tuntas pada siklus I. Meskipun tulisan siswa

kurang rapi, namun penggunaan tanda baca dan konjungsi sudah

diterapkan dengan baik, sehingga pembaca bisa dengan mudah

memahami maksud dari tulisannya.

2. Siklus II

Sebelum melaksanakan siklus II ini, guru dan peneliti melakukan

refleksi agar tujuan dari penelitian ini dapat tercipta. Guru bersama

peneliti mengolah kembali RPP yang ajkan digunakan pada siklus II.

Selain itu, peneliti mendesain autoplay media studio agar lebih menarik

perhatian, fokus, dan semangat belajar siswa. Selanjutnya, guru dan

peneliti menyepakati untuk diadakannya kuis agar siswa lebih semangat

mempelajari dan lebih mendalami teks prosedur, peneliti juga

menambahkan video-video berkaitan dengan teks prosedur dalam

autoplaymedia studio untuk disajikan kepada siswa. Dengan beberapa

rencana dan pelaksaan yang baik, hasil tes menulis teks prosedur siswa

sudah meningkat.
80

a. Data IIa

Pada data IIa (lihat lampiran), jelas terlihat bahwa siswa tersebut

telah mendapatkan nilai di atas KKM, yaitu 78. Penggunaan huruf

besar di tengah kata masih belum bisa Faisal hindari, namun struktur

pada teks prosedur yang dibuatnya sudah lengkap. Penggunaan

konjungsinya pun sudah membaik. Adapun perilaku yang

diperlihatkan oleh Faisal ini cukup baik selama proses pembelajaran

di siklus II. Ia memanfaatkan pelajaran prakaryanya untuk

menuliskan teks prosedur karya yang pernah dibuatnya. Ia juga lebih

antusias dari biasanya. Hal ini dikarenakan, video yang ditampilkan

pada autoplay media studio pernah ia lakukan juga sebelumnya.

Dengan demikian, Faisal tuntas dalam menulis teks prosedur di

siklus II ini.

b. Data IIb

Pada data IIb (lihat lampiran), terlihat bahwa peningkatan hasil tes

siswa terlihat pada diksi yang ia gunakan sudah lebih baik dari

sebelumnya. Isi tulisan pun, sesuai dengan judul dan pembuka teks

prosedur. Sama seperti siklus I, pada siklus II ini struktur dan

kebahasaan sudah diterapkan dengan baik. Adapun nilai yang

diperoleh yaitu 88. Meskipun demikian, masih ada yang perlu

dievaluasi kembali terkait keseluruhan tulisan siswa.

Secara umum frekuensi hasil tes siswa dalam menulis teks prosedur

dengan menggunakan autoplay media studio berdasarkan kriteria penilaian

mengalami peningkatan pada siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata yang
81

diperoleh siswa yaitu 65,8 dengan kategori kurang, pada siklus II menjadi 80,4

dengan kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan hasil pembelajarannya

meningkat dan sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan

Adapun penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai pelengkap dari

penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi atau acuan.

Penelitian ini tentu saja berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal ini

dikarenakan belum ada yang meneliti materi ajar teks prosedur menggunakan

autoplay media studio dengan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian yang

menggunakan autoplay sebagai medianya semua jenis pengembangan dan

eksperimen. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan referensi

tambahan bagi pembaca.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks prosedur dengan menggunakan

autoplay media studio mengalami peningkatan. Peningkatan ini diketahui dari

hasil tes siklus I dan siklus II sebagai berikut.

1. Hasil tes pada siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 65,8 mencapai

kategori cukup dengan rentang nilai 60-78. Pada siklus II nilai rata-rata

yang dicapai sebesar 80,4 mencapai kategori baik dengan rentang nilai 75-

84. Dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar

14,6 atau 45,62%. Hasil yang dicapai pada siklus II melebihi target

ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu dengan nilai KKM 75.

2. Aktivitas guru selama proses pembelajaran teks prosedur berbasis

autoplay media studio, pada siklus I kategori cukup dengan nilai 67,5%.

Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu menjadi 84,2%.

3. Perubahan perilaku siswa kelas XI Pesantren Guppi Samata mengalami

peningkatan ke arah yang positif setelah dilaksanakan pembelajaran

menulis teks prosedur dengan menggunakan autoplay media studio. Hasil

tersebut dapat dilihat dari data nontes yang meliputi hasil observasi pada

siklus I dan siklus II. Adapun hasil yang terjadi yaitu berubahnya kegiatan

siswa yang kurang mengarah ke baik bahkan perhatian siswa saat proses

belajar mengajar sangat baik. Siswa sudah fokus dan aktif dalam

82
83

menanggapi pernyataan dan pertanyaan dari guru maupun materi yang

tertuang pad aautoplay media studio. Adapun persentase nilai hasil

observasi aktivitas siswa yaitu 85%. Hal ini tentu mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I yang lalu. Peningkatan yang terjadi yaitu

sebesar 30%.

B. Saran

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian ini

sebagai berikut.

1. Guru bahasa Indonesia hendaknya dapat menggunakan autoplay media

studio, karena media pembelajaran ini dapat meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis teks prosedur, membuat siswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran, dan dapat mengubah perilaku siswa

ke arah yang positif untuk mengikuti pembelajaran.

2. Siswa hendaknya lebih aktif dan berperilaku positif dalam mengikuti

pembelajaran dan selalu berlatih untuk menulis, terutama menulis teks

prosedur.

3. Para peneliti bidang pendidikan dan bahasa dapat menggunakan

penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian

lainnya dengan media yang sama dengan materi ajar yang berbeda

ataupun sebaliknya berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2017. Pengaruh Implementasi Media Pembelajaran Digital AutoPlay


terhadap Minat Belajar dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa
Kelas XI di SMA Negeri 3 Makassar. E-joernal.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arinda, Dessy. 2018. PeningkatanKemampuanKeterampilanMenulisTeksProsedur
denganMenggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III MIN 3 Pidie
Jaya. Skripsi (Online). Jurusan PGMI. UIN Ar-Raniry.
Barnawi dan Arifin, M. 2016. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz.
Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Edisi
Kelima. Diterjemahkan oleh Cholis, Noor dan Pareonom, Y.A. Amerika
Serikat: Pearson Education.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dalman, Lugtyastyono. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Depok: Rajagrafindo


Persada.
Devita Hendriyati, Lambogia. 2016. “Pengembangan Materi Ajar dan Media
Pembelajaran Menggunakan Software Autoplay Media Studio 8 dalam
Pembelajaran Menyimak Bahasa Indonesia”. Jurnal Pendidikan. Vol. 3
No 1.
Faturrahman. 2018. “Peningkatan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Melalui
Penerapan Media Pembelajaran Digital AutoPlay Siswa Kelas XI SMA
Islam Terpadu Al-Hikmah Surabaya”. Jurnal Pendidikan.
Firmansyah. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Autoplay Media
Studio Mata Pelajaran Fiqih Kelas X di MAN 1. Skripsi Lampung Utara:
Universitas Islam Raden Intan Lampung.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmer, Jeremy. 2004. How To Teach Writing. England. Oxford: Person


Education Limited.
Imran, Syaiful. 2014. Artikel “Pemilihan Media yang Baik”. Dalam https://ilmu-
pendidikan.net/pembelajaran/media-pembelajaran/kriteria-pemilihan-
media-pembelajaran-yang-baik. Dinduh tanggal 5 juni 2019.
Intiana, Siti Rohana Hariana. 2014. Telaah Kurikulum dan Pengembangan Bahan
Ajar Bahasa Indonesia. Mataram: FKIP Universitas Mataram.

84
85

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: Rosdakarya.
Junus, Andi Muhammad & Junus, Andi Fatimah. 2011.Keterampilan Berbahasa
Lisan. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Junus, Andi Muhammad & Junus, Andi Fatimah. 2011. Keterampilan Berbahasa
Tulis. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2013. Alquran dan terjemahnya
Surabaya: Halim Publishing & Distributting.
Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Jakarta.
Khoiriyah, Iftah. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Explicit Instruction
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pemrograman Web Kelas X Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl) di
SMK Negeri 1 Kebumen. Skripsi Jurusan Teknik Elektro. UNNES.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta
Langkah Penulisannya dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Press.
Maesaroh, Siti. “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam”. Jurnal Pendidikan. Volume 1, No. 1,
November 2013, hlm 156.
Megawati, Karlina. 2017. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Prosedur
Menggunakan Metode Field Trip pada Siswa Kelas VIII5 SMP Negeri 2
Lingsar Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Skripsi Tidak Diterbitkan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram: Mataram.

Munirah. 2015. Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf. Yogyakarta:


Deepublish.
Munirah. 2015. Keefektivan Strategi Brainstorming dalam Pembelajaran
Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Bontonompo Kabupaten Gowa. Jernal. Vol 2, No 2.
Muqorrobin, Firdaus. 2014. Instrumen Penelitian (Online). https://www.eurekape
ndidikan.com/2014/11/instrumen-penelitian.html. (diunduh pada tanggal
18 Juli 2019).
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalan Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Paida, Andi. 2019. “Pengembangan Bahan Ajar Karya Tulis Ilmiah melali Media
Elektronik Autoplay di Universitas Muhammadiyah Makassar”. Disertasi.
Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
86

Paida, Andi. 2019. Tutorial Pengembahan Bahan Pembelajaran Berbasis


Elektronik melalui Media Autoplay Media Studio. Gowa: Pustaka Almaida
Pradana, Putu, G.A dkk. “Pembelajaran Menulis Teks Prosedur dengan Metode D
iscovery Learning di Kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Blahbatuh”. e-
Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 3 No 1
Tahun 2015
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rahdiyanta, Dwi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Pengerttian, Prinsip, dan
Karakteristik PTK). Makalah pada Seminar untuk Guru SMK,
Yogyakarta.
Rianoorsiti. 2015. PengertianMembaca dan Menulis. Online:http://rianoorsiti.blog
`spot.com/2015/10/makalah-pengertian-membacadan-menulis.html.
Diunduh pada tanggal 3 Juni 2019 pukul 21:42.
Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Shubhi, Moh. Latif Risyda i, Widiyanti dan Yoto.2015. Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis Aplikasi Autoplay Media Studio 8 pada
Materi Turbin Air Program Keahlian Teknik Pemesinan Kelas X di SMK
Nasional Malang” Jurnal Pendidikan Profesional, Volume 4, No. 1, hlm.
83.
Sukardiyono, Totok. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Online.
staffnew.nuy.ac.id/upload/132048521/pengabdian/makalah-ppm-ptk2015-
pdf .Diunduh pada tanggal 28 Mei 2019, pukul 22:11.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Tarigan, H. G. 2008a. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. 2008b. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Winarsih, Anis Dwi. 2015. “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Prosedur
Kompleks melalui Model Pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Division) pada Kelas X-Ipa 3 SMAN Candipuro Lumajang”.
Jurnal Inovasi Pembelajaran. Volume 1, Nomor 2, hlm 122-132.
Zainurrahman. 2013. Menulis: dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun
Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : Pesantren Guppi Samata


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : X1/Ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (2X pertemuan)

A. Kompetensi Inti

K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


K2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3
3.2 Menganalisis struktur dan Indikator Pencapaian Kompetensi
kebahasaan teks prosedur 3.2.1 Mengindentifikasi struktur teks
prosedur
3.2.2 Menelaah kebahasaan teks
proseedur
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4
4.2 Memproduksi teks prosedur secara Indikator Pencapaian Kompetensi
lisan atau tulis dengan memerhatikan 4.2.1 Menentukan pola pengembangan
struktur dan kebahasaan dalam menulis teks prosedur
4.2.2 Menulis teks prosedur berdasarkan
struktur dan kebahasaan
C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model saintifik peserta didik dapat mengindentifikasi struktur teks prosedur,
menelaah kebahasaan teks prosedur, menentukan pola pengembangan dalam menulis teks
prosedur, dan menulis teks prosedur berdasarkan struktur dan kebahasaan dengan rasa ingin
tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses
pembelajaran.

D. Materi
Skematik Prosedur
1. Pernyataan Umum/tujuan
2. Tahapan-tahapan
3. Penegasan ulang

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Active Learning
3. Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media/Alat, dan Bahan Sumber Belajar


1. Media/Alat : AutoPlay Media Studio/ Papan Tulis, LCD
2. Sumber Belajar
a. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
b. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
c. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
d. Internet
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi


(PPK), Literasi, 4C, Waktu
HOTS
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda Religius 10 menit
Awal mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran Rasa ingin tahu
sebelumnya (tanya jawab).
3. Peserta didik menyimak kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Peserta didik menerima informasi tentang
hal-hal yang akan dipelajari, metode dan
media, langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran.

Kegiatan Mengamati 70 menit


Inti 1. Peserta didik mengamati contoh teks Literasi
prosedur yang ada di layar (dalam autoplay
media studio)
2. Peserta didik mengidentifikasi struktur dan
kaidah kebahasaan teks prosedur.
Menanya
1. Peserta didik bertanya jawab tentang
struktur dan kaidah kebahasaan teks Rasa ingin tahu
prosedur.
2. Peserta didik memberi komentar terhadap
struktur dan kaidah kebahasaan teks
prosedur.

Menalar
1. Peserta didik duduk secara berkelompok
(heterogen, 3-4 orang). Kerja sama
2. Peserta didik secara berdiskusi (Collaborative)
mengidentifikasi struktur dan kaidah
kebahasaan teks prosedur.
Mencoba
1. Peserta didik mencoba menentukan dan
menganalisis struktur dan kaidah Berpikir kritis
kebahasaan teks prosedur. (Critical thinking)
2. Peserta didik mencoba menuliskan struktur
dan kaidah kebahasaan teks prosedur. Kreativitas
Mengomunikasikan/menyajikan (Creativity)
1. Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil kerjanya. Komunikatif
2. Peserta didik yang lain memberikan (Communicative)
komentar dan masukan atas penampilan
temannya.

Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik 10 menit


Penutup 1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Kreativitas
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang (Creativity)
sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran; dan
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian. HOTS
2. Memberikan tugas kepada peserta didik
untuk banyak membaca teks prosedur
lainnya.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran yang
akan dilakukan selanjutnya.
4. Menutup kegiatan belajar mengajar.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2 (@4 ×45 menit)

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi


(PPK), Literasi, 4C, Waktu
HOTS
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda Religius 15 menit
Awal mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran Rasa ingin tahu
sebelumnya (tanya jawab).
3. Peserta didik menyimak kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
yang ditampilkan pada autoplay
4. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Peserta didik menerima informasi tentang
hal-hal yang akan dipelajari, metode dan
media, langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran dengan melihat autoplay
media studio

Kegiatan Mengamati 150 menit


Inti 1. Peserta didik mengamati berbagai jenis teks Literasi
prosedur pada autoplay
2. Peserta didik mengidentifikasi pola
pengembangan dalam berbagai jenis teks
yang disajikan.
Menanya
1. Peserta didik bertanya jawab tentang jenis Rasa ingin tahu
teks prosedur
2. Peserta didik bertanya jawab dan
berkomentar tentang pola pengembangan
teks prosedur
Menalar
1. Peserta didik menentukan tema teks Kerja sama
prosedur yang akan ditulisnya (Collaborative)
2. Peserta didik menentukan satu pola
pengembangan teks prosedur dari berbagai
teks yang sudah diidentifikasi
3. Peserta didik merancang langkah-langkah
teks prosedur dengan mempertimbangkan
struktur dan kaidah kebahasaan.
Mencoba
Peserta didik mencoba menuliskan teks Berpikir kritis
prosedur secara utuh dengan (Critical thinking)
mempertimbangkan struktur dan kaidah Kreativitas
kebahasaan. (Creativity)
Mengomunikasikan/menyajikan Komunikatif
1. Peserta didik mempresentasikan hasil (Communicative)
karyanya
2. Peserta didik yang lain mengomentari dan
memberi masukan.

Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik 15 menit


Penutup 1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Kreativitas
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang (Creativity)
sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian. HOTS
2. Memberikan tugas kepada peserta didik dan
menyampaikan rencana pembelajaran yang
akan dilakukan selanjutnya.
3. Menutup kegiatan belajar mengajar.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : pedoman penilaian portofolio

3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut.
a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
MATERI TEKS PROSEDUR
TEKS PROSEDUR
A. Contoh
Cara Pembuatan PASPOR
Paspor merupakan sebuah dokumen resmi yang wajib kita bawa bila kita bepergian
keluar negeri. Paspor hijau yang dimiliki oleh warga negara biasa dan paspor biru yang
dimiliki oleh para diplomat atau pejabat negara. Masa berlaku paspor adalah 5 tahun sejak
masa diterbitkan dan kita wajib untuk memperpanjang paspor 6 bulan sebelum masa berlaku
paspor habis atau kita akan dikenakan denda bila melebihi 6 bulan sebelum masa berlaku
habis.
Datang dahulu ke kantor imigrasi. Bisa datang ke kantor imigrasi yang tertera pada KTP kita
atau datang saja ke kantor imigrasi terdekat.
Kemudian anda beli formulir permohonan. Formulir permohonan ada di loket yang sudah
disediakan, isi dengan lengkap formulir tersebut sesuai dokumen yang anda miliki dan
bawalah dokumen yang asli.
Serahkan formulir yang telah diisi ke loket pendaftaran.
Setelah itu ambil tanda terima dan jadwal foto serta pengambilan sidik jari. Untuk
pengambilan sidik jari dan jadwal foto bisa datang pada hari berikutnya jika nomor antrian
anda masih lama.
Apabila anda sudah foto dan mengambil sidik jari, maka anda akan sampai pada tahap
wawancara dengan menunjukkan dokumen asli.
Setelah tahap wawancara selesai, langkah selanjutnya adalah membayar buku paspor dan
menandatangani buku paspor serta minta informasi kapan jadwal pengambilan paspor yang
sudah selesai.
Pada saat tanggal yang telah ditentukan, kita dapat datang kembali ke kantor imigrasi untuk
mengambil paspor yang telah jadi. Biasanya dalam waktu seminggu paspor baru anda sudah
selesai dan bisa diambil.

B. Pengertian
Teks prosedur adalah Teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus
dilaksanakan dalam melakukan suatu kegiatan sehingga suatu kegiatan itu dapat terlaksana
dengan baik dan berhasil.
C. Fungsi
Teks prosedur berfungsi untuk menjelaskan langkah-langkah apa saja yang harus kita
lakukan dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga pekerjaan atau kegiatan itu
dapat terlaksana dengan baik.
D. Struktur
Teks prosedur dibentuk oleh ungkapan tentang tujuan, langkahlangkah, dan penegasan ulang.
1. Tujuan merupakan pengantar tentang topik yang akan dijelaskan dalam teks. Pada contoh
teks berjudul “Kiat Berwawancara Kerja”, pendahuluan yang dimaksud berupa pengertian
wawancara dan
manfaat bagi suatu perusahaan (paragraf 1)
2. Langkah-langkah berupa perincian petunjuk yang disarankan kepada pembaca terkait
dengan topik yang ditentukan (paragraf 2-9)
3. Penegasan ulang berupa harapan ataupun manfaat apabila petunjukpetunjuk itu dijalankan
dengan baik (paragraf 10)
E. Aspek kebahasaan
Berikut aspek kebahasaan teks prosedur.
1. Banyak menggunakan kata-kata kerja perintah (imperatif). Kata
kerja imperatif dibentuk oleh akhiran –kan, -i, dan partikel –lah.
Bentuk dasar Imbuhan/Partikel Bentukan Kata
perhati -kan perhatikan
pasti -kan pastikan
tunjuk -kan tunjukkan
cerita -kan ceritakan
hindar -i hindari
jadi -lah jadilah

2. Banyak menggunakan kata-kata teknis yang berkaitan dengan topic yang dibahasnya.
3. Banyak menggunakan konjungsi dan partikel yang bermakna penambahan
4. Banyak menggunakan pernyataan persuasif
5. Apabila prosedur itu berupa resep dan petunjuk penggunaan alat, akan digunakan
gambaran terperinci tentang benda dan alat yang dipakai, termasuk ukuran, jumlah, dan
warna.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : Pesantren Guppi


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia– Wajib
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia– Wajib

No Nilai
Aspek yang Dinilai
SB B C K SK

1 Perhatian siswa terhadap guru

2 Siswa terlibat langsung dalam


pemanfaatan autoplay media studio

3 Siswa fokus memerhatikan materi pada


autoplay media studio

4 Siswa aktif menanggapi hal yang


ditampilkan pada autoplay media studio

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : Pesantren Guppi Samata


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : XI
Kompetensi dasar : 4.2 Mengembangkan teks prosedur dengan
memerhatikan hasil analisis terhadap isi,
struktur, dan kebahasaan
Indikator : 4.2.1 Menentukan pola pengembangan dalam
menulis teks prosedur
4.2.2 Menulis teks prosedur berdasarkan struktur dan
kebahasaan
Siswa membuat teks prosedur berdasarkan materi yang telah diterima

Rubrik Penilaian
Skala Nilai
No Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Struktur teks 5 25
2. Kesesuaian dan kejelasan isi teks 4 20
3. Kaidah Penulisan 5 25
- Konjungsi
- Tanda baca
- Ketepatan diksi

4. Aspek kebahasaan 4 20
5. Kerapian tulisan 2 10
Jumlah 20 100

Gowa, Januari
2020
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Liza Tasman Nurfitri Wahidah


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : Pesantren Guppi Samata


Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : X1/Ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (2X pertemuan)

A. Kompetensi Inti

K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


K2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3
3.2 Menganalisis struktur dan Indikator Pencapaian Kompetensi
kebahasaan teks prosedur 3.2.1 Mengindentifikasi struktur teks
prosedur
3.2.2 Menelaah kebahasaan teks
proseedur
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4
4.2 Memproduksi teks prosedur secara Indikator Pencapaian Kompetensi
lisan atau tulis dengan memerhatikan 4.2.1 Menentukan pola pengembangan
struktur dan kebahasaan dalam menulis teks prosedur
4.2.2 Menulis teks prosedur berdasarkan
struktur dan kebahasaan
C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model saintifik peserta didik dapat mengindentifikasi struktur teks prosedur,
menelaah kebahasaan teks prosedur, menentukan pola pengembangan dalam menulis teks
prosedur, dan menulis teks prosedur berdasarkan struktur dan kebahasaan dengan rasa ingin
tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses
pembelajaran.

D. Materi
Skematik Prosedur
1. Pernyataan Umum/tujuan
2. Tahapan-tahapan
3. Penegasan ulang

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Active Learning
3. Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media/Alat, dan Bahan Sumber Belajar


1. Media/Alat : AutoPlay Media Studio/ Papan Tulis, LCD
2. Sumber Belajar
a. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
b. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
c. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
d. Internet
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi


(PPK), Literasi, 4C, Waktu
HOTS
Kegiatan 1. Guru dibantu dua orang siswa menyiapkan Religius 10 menit
Awal autoplay media studio.
2. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan. Rasa ingin tahu
3. Kuis antar siswa menggunakan autoplay
media studio (tanya jawab).
4. Peserta didik menyimak kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Peserta didik menerima informasi tentang
hal-hal yang akan dipelajari, metode dan
media, langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran yang ditampilkan pada media.

Kegiatan Mengamati 70 menit


Inti 1. Peserta didik mengamati contoh teks Literasi
prosedur yang ada pada autoplay.
2. Pemaparan informasi yang ditemukan
Menanya Rasa ingin tahu
1. Pengadaan Kuis seputar materi yang
diajarkan pada siklus I
Menalar
1. Peserta didik duduk secara berkelompok Kerja sama
(heterogen, 3-4 orang). (Collaborative)
2. Peserta didik secara berdiskusi
mengidentifikasi struktur dan kaidah
kebahasaan teks prosedur.

Mencoba Berpikir kritis


1. Peserta didik mencoba menentukan dan (Critical thinking)
menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan teks prosedur. Kreativitas
2. Peserta didik menyebutkan strukrur teks (Creativity)
prosedur yang ditampilkan pada media.
Mengomunikasikan/menyajikan
.Peserta didik yang lain memberikan komentar Komunikatif
dan masukan atas argumen temannya (Communicative)
Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik 10 menit
Penutup 1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Kreativitas
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang (Creativity)
sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran.
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian. HOTS
2. Memberikan tugas kepada peserta didik
untuk banyak membaca teks prosedur
lainnya.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran yang
akan dilakukan selanjutnya.
4. Menutup kegiatan belajar mengajar.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 2 (@4 ×45 menit)

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Karakter Alokasi


(PPK), Literasi, 4C, Waktu
HOTS
Kegiatan 1. Guru dibantu peserta didik menyiapkan Religius 15 menit
Awal autoplay media studio.
2. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan. Rasa ingin tahu
3. Kuis menggunakan autoplay media studio.
4. Peserta didik menyimak kompetensi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
5. Peserta didik mendiskusikan informasi
dengan proaktif tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Peserta didik menerima informasi tentang
hal-hal yang akan dipelajari, metode dan
media, langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran

Kegiatan Mengamati 150 menit


Inti 1. Peserta didik mengamati berbagai prosedur Literasi
pembuatan makanan dan cara bekerja suatu
barang melalui video di autoplay media
studio.
2. Peserta didik mengidentifikasi langkah-
langkah atau pola prosedur pada video.
Menanya Rasa ingin tahu
1. Peserta didik bertanya jawab tentang jenis
teks prosedur
2. Peserta didik bertanya jawab dan
berkomentar tentang pola pengembangan
teks prosedur
Menalar Kerja sama
1. Peserta didik menentukan tema teks (Collaborative)
prosedur yang akan ditulisnya
2. Peserta didik menentukan satu pola
pengembangan teks prosedur dari berbagai
teks yang sudah diidentifikasi
3. Peserta didik merancang langkah-langkah
teks prosedur dengan mempertimbangkan
struktur dan kaidah kebahasaan.
Mencoba Berpikir kritis
Peserta didik mencoba menuliskan teks (Critical thinking)
prosedur secara utuh dengan Kreativitas
mempertimbangkan struktur dan kaidah (Creativity)
kebahasaan. Komunikatif
Mengomunikasikan/menyajikan (Communicative)
1. Peserta didik mempresentasikan hasil
karyanya
2. Peserta didik yang lain mengomentari dan
memberi masukan.

Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik 15 menit


Penutup 1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Kreativitas
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang (Creativity)
sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran; dan
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian. HOTS
2. Menutup kegiatan belajar mengajar.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : pedoman penilaian portofolio
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa
tes tertulis kembali.
4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut.
a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : Pesantren Guppi


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : XI / 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia– Wajib
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia– Wajib

No Nilai
Aspek yang Dinilai
SB B C K SK

1 Perhatian siswa terhadap guru

2 Siswa terlibat langsung dalam


pemanfaatan autoplay media studio

3 Siswa fokus memerhatikan materi pada


autoplay media studio

4 Siswa aktif menanggapi hal yang


ditampilkan pada autoplay media studio

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : Pesantren Guppi Samata


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : XI
Kompetensi dasar : 4.2 Mengembangkan teks prosedur dengan
memerhatikan hasil analisis terhadap isi,
struktur, dan kebahasaan
Indikator : 4.2.1 Menentukan pola pengembangan dalam
menulis teks prosedur
4.2.2 Menulis teks prosedur berdasarkan struktur dan
kebahasaan
Siswa membuat teks prosedur berdasarkan materi yang telah diterima

Rubrik Penilaian
Skala Nilai
No Aspek Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
1. Struktur teks 5 25
2. Kesesuaian dan kejelasan isi teks 4 20
3. Kaidah Penulisan 5 25
- Konjungsi
- Tanda baca
- Ketepatan diksi

4. Aspek kebahasaan 4 20
5. Kerapian tulisan 2 10
Jumlah 20 100

Gowa, Januari 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Liza Tasman Nurfitri Wahidah


Tabel Daftar Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas XI Siklus I

Aspek yang DInilai


No. Responden Struktur Teks Kesesuaian dan Kaidah Aspek Kerapian Tulisan Skor/ Nilai
Kejelasan Isi Teks Penulisan Kebahasaan
1. R1 15 15 20 10 7 77
2. R2 15 20 20 15 6 76
3. R3 10 15 20 17 8 70
4. R4 20 10 20 16 8 74
5. R5 20 10 20 13 6 69
6. R6 20 15 20 10 5 73
7. R7 10 15 10 10 5 50
8. R8 10 15 20 17 8 70
9. R9 20 10 20 16 8 74
10. R10 10 15 20 17 5 70
11. R11 15 20 15 17 8 75
12. R12 8 10 17 9 5 49
13. R13 5 5 10 7 3 30
14. R14 20 15 20 10 5 73
15. R15 20 10 20 16 8 74
16. R16 25 15 23 15 9 87
17. R17 20 10 20 16 8 74
18. R18 10 15 20 17 5 70
19. R19 15 10 10 15 6 56
20. R20 20 10 11 13 5 59
21. R21 10 15 20 17 8 70
22. R22 20 20 20 20 5 85
Aspek yang DInilai
No. Responden Struktur Teks Kesesuaian dan Kaidah Aspek Kerapian Tulisan Skor/ NIlai
Kejelasan Isi Teks Penulisan Kebahasaan
23. R23 0 0 0 0 0 0
24. R24 15 15 15 14 6 65
25. R25 15 12 20 17 8 72
25. R26 10 15 10 10 5 50
27. R27 20 10 15 16 8 69
28. R28 15 12 20 17 8 72
29. R29 15 12 10 17 8 62
30. R30 20 15 10 17 8 70
31. R31 20 10 20 16 8 74
32. R32 20 15 20 15 6 76

Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Muh. Amir, M. S.Pd. Liza Tasman, S.Pd.


NIP. 197102052005011003
Tabel Daftar Nilai Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas XI Siklus I

Aspek yang DInilai


No. Responden Struktur Teks Kesesuaian dan Kaidah Aspek Kerapian Tulisan Skor/ Nilai
Kejelasan Isi Teks Penulisan Kebahasaan
1. R1 20 20 20 15 8 83
2. R2 20 20 20 20 8 88
3. R3 20 20 20 15 8 83
4. R4 20 20 20 16 8 84
5. R5 20 20 20 17 7 84
6. R6 20 20 20 15 8 85
7. R7 20 15 20 15 6 76
8. R8 20 20 20 20 9 89
9. R9 20 15 20 15 8 78
10. R10 20 20 20 15 8 83
11. R11 20 20 20 18 8 86
12. R12 15 15 20 12 6 68
13. R13 15 15 15 25 5 65
14. R14 20 20 20 17 7 84
15. R15 20 20 20 15 8 83
16. R16 25 20 21 15 9 90
17. R17 20 15 20 15 8 78
18. R18 20 15 20 18 5 78
19. R19 20 15 20 17 6 78
20. R20 15 15 15 17 8 70
21. R21 20 20 20 15 8 83
22. R22 25 20 20 19 6 90
Aspek yang DInilai
No. Responden Struktur Teks Kesesuaian dan Kaidah Aspek Kerapian Tulisan Skor/ NIlai
Kejelasan Isi Teks Penulisan Kebahasaan
23. R23 10 15 20 17 8 70
24. R24 20 20 18 15 6 79
25. R25 20 20 15 15 8 78
25. R26 20 20 20 15 7 82
27. R27 20 20 15 15 8 78
28. R28 20 20 20 16 8 84
29. R29 20 20 20 15 8 78
30. R30 20 20 15 15 8 78
31. R31 20 20 15 15 8 83
32. R32 25 20 20 16 6 87

Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Pembimbing

Muh. Amir Malik M. S.Pd. Liza Tasman, S.Pd.


NIP. 197102052005011003
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nurfitri Wahidah, lahir di Makassar, 9 September1997. Buah

kasih dari pasangan Supomo dan Mardiana, Anak pertama dari

empat bersaudara. Penulis menempuh jenjang pendidikan mulai

dari Taman Kanak-kanak di TK Raodhatul Jannah Kabupaten

Gowa, Setelah itu melanjutkan pedidikan dasar di SD Negeri 24

Kampung Tangnga, Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan mulai tahun 2003 dan

tamat tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama Penulis melanjutkan

Pendidikan di jenjang SMP Negeri 1 Belopa dan tamat pada tahun 2012. Pada

tahun yang sama 2012, Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di SMA Negeri 1

Belopa dan tamat pada tahun 2015. Di tahun yang sama Penulis melanjutkan

jenjang pendidikan di salah satu Universitas yang ada di Makassar yaitu

Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Strata 1 (S1). Pada akhir tahun

2019 Penulis melakukan Penelitian di salah satu Sekolah yang ada di Kabupaten

Gowa untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan dengan mengambil Judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks

Prosedur Berbasis Autoplay Media Studio pada Siswa Kelas XI Pesantren Guppi

Samata”.

Anda mungkin juga menyukai