Anda di halaman 1dari 82

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI

MELALUI METODE DEMONSTRASI


DI KELAS III MI NURUL HUDA SAWANGAN DEPOK
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ABDUL WAHAB
NIM : 1811018300058

`
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH /
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Abdul Wahab : NIM 1811018300058, Upaya Meningkatkan Kemampuan


Membaca Puisi Melalui Metode Demonstrasi di Kelas III MI Nurul Huda
Sawangan Depok 2013/2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan membaca Puisi
melalui metode demostrasi siswa keals III MI Nurul Huda.
Metode yang digunakan penelitian yakni penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus
I dansiklus II. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2014 di MI
Nurul Huda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dokumentasi, dan tes.
Hasil penelitian ini berupa data nilai pretest membaca puisi melalaui metode
demostrasi dari aspek lafal, nada suara dan aspek ekspresi atau penghayatan. Dari hasil
siklus I diperoleh hasil rata-rata siswa 72,1 % dengan tingkat ketuntasan 62,5%. Dan
pada siklus II diperoleh hasil rata-rata siswa 77,8 dengan tingkat ketuntasan 91,7 %.
Sedangkan hasil tes membaca puisi sebelum menggunakan penerapan metode
demonstrasi diperoleh hasil rata-rata siswa 64,4 dengan tingkat ketuntasan 58,3 %.
Respon siswa terhadap pembelajaran ini sangat positif, terlihat dari peningkatan yang
terjadi pada pretest, siklus I, dan siklus II. Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat
peningkatan keterampilan membaca Puisi melalui metode demostrasi siswa keals III MI
Nurul Huda tahun pelajaran 2013/2014.

i
ABSTRACT

Abdul Wahab, NIM 1811018300058, Effort to Increase the Ability of Recite the
Poetry Through Demonstration Method in Class III MI Nurul Huda, Sawangan, Depok,
2013/2014.
The purpose of this research is to describe the ability to recite the poetry through
demonstration method on student class III MI Nurul Huda. Method that is used in this research is
Classroom Action Research which is consists of cycle I and cycle II. Every cycle consist of
planning stage, observation action implementation, and reflection.
This research is conducted on January to March 2014 in MI Nurul Huda. The data
collection method used is interview, observation, documentation, and test.
The result of this research is in the form of data of recite poetry siklus I score through
demonstration method, from prounoun, inflection and expression and appreciation aspect is 72,1
with step of succesfull is 62,5%.And form of data of recite poetry siklus II score through
demonstration method, from prounoun, inflection and expression and appreciationaspect is 77,8
with step of succesfull is 91,7%. But if the score before use demonstration method, from
prounoun, inflection and expression and appreciationaspect is 64,4 with step of succesfull is
58,3,7%. Student responds on this learning is very positive. Appear from the increasing which is
happens on pretest, cycle I and cycle II. The research result is proved that there is increasing on
recite the poetry skill through demonstration method on student class III MI Nurul Huda school
year 2013/2014.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi penelitian dengan
judul ''Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Metode
Demonstrasi Di Kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok Tahun Pelajaran
2013/2014''.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil pengamatan, buku-buku dan
beberapa sumber yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan skripsi penelitian ini tidak akan terlaksana dan berjalan lancar tanpa
bantuan, kerjasama, dorongan, serta doa restu dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Prof. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Rosida Erowati, M.Hum, selaku DosenPembimbing.
4. Dindin Ridwanudin, M.Pd, selaku Ketua Pengelola dua Mode Sistem
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan ilmunya
kepada penulis, semoga ilmu tersebut mendapat keberkahan dan manfaat.

iii
6. Ayahanda dan ibunda tercinta, yang selalu mendoakan dengan tulus ikhlas
serta memberikan dorongan moril maupun materil.
7. Istriku tercinta Khoiriyah yang selalu setia menemani, memberikan motivasi
dalam pembuatan skripsi ini.
8. Khoiriyah, S.Pd.I, selaku Kepala MI Nurul Huda Bedahan yang telah
membantu dan member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
9. Syatiri, S.Pd.I, selaku guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
10. Yuliana Sari, S.Pd, selaku guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah
memberikan kontribusi selama penelitian berlangsung.
11. Seluruh Dewan Guru MI Nurul Huda Bedahan yang telah banyak membantu
terlaksananya penelitian.
12. Seluruh kawan-kawan khususnya B.3 yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan semangat.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu
sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya kepada semua pihak.

Jakarta, Februari 2015

Abdul Wahab
Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 5
D. Perumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. HakikatKemampuanMembacaPuisi
1. PengertianMembacaPuisi ................................................. 8
2. TujuandanManfaatMembacaPuisi .................................... 10
3. Bentukdan Gaya MembacaaPuisi ..................................... 12
4. Penilaian Dalam Pembelajaran Puisi ................................ 13
B. HakikatPuisi
1. PengertianPuisi................................................................ 15
2. Ciri-ciriPuisi.................................................................... 16
3. JenisPuisi ........................................................................ 17
4. Unsur-unsurPuisi ............................................................. 17
C. MetodeDemostrasi ................................................................. 18
a. Langkah-LangkahMetodeDemonstrasi ............................ 18
b. KelebihanMetodeDemonstrasi ......................................... 18

v
c. KekuranganMetodeDemonstrasi ...................................... 19
D. Penelitian yang Relevan ......................................................... 20
E. KerangkaBerpikir .................................................................. 20
F. HipotesisTindakan ................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. DesainPenelitian .................................................................... 21
1. TempatdanWaktuPenelitan .............................................. 21
2. SubjekPenelitian.............................................................. 22
3. ObjekPenelitian ............................................................... 22
B. MetodedanDesianIntenvensiTindakan.................................... 22
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 23
D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas................................. 25
E. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 26
a. Perencanaan .................................................................... 26
b. Tindakan ......................................................................... 27
c. Observasi ........................................................................ 27
d. Refleksi ........................................................................... 28
F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan.......................................... 30
G. Teknikdan Alat Pengumpulan Data ........................................ 30
1. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 31
2. Alat Pengumpulan Data ................................................... 31
H. Teknik Analisis Data ............................................................. 32
I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Penelitian ..................................................................... 34
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 37
1. Siklus I ............................................................................ 37
2. Siklus II........................................................................... 44
C. Interpretasi............................................................................. 51

vi
BAB V PENUTUP
D. Kesimpulan............................................................................ 53
B Saran-Saran ............................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keadaan Guru ............................................................................... 36


Tabel 1.2 KeadaanMurid ............................................................................... 37
Tabel 1.3 HasilObservasiAktivitasSiswaSiklus I ........................................... 40
Tabel 1.4 HasilObservasiAktifitas Guru Siklus I ........................................... 40
Tabel 2.1 HasilPenilaianMembacaPuisiSiswaSiklus I ................................... 42
Tabel 2.2 HasilSebelumdanSesudahPenerapanMetodeDemonstrasi
PadaSiklus I .................................................................................................. 43
Tabel 3.1 HasilObsevasiAktifitasSiswaSiklus II ............................................ 47
Tabel 3.2 HAsilObservasiAktifitas Guru Siklus II ......................................... 47
Tabel 4.1 HasilPenilaianMembacaPuisiSiswaPadaSiklus II ........................... 49
Tabel 4.2 HAsilSesudahdanSebelumPenerapanMetodeDemonstrasi
PadaSiklus I danSiklus II .............................................................................. 50
Tabel 4.9 Hasil Siklus II Membaca Puisi Dari Aspek Ekspresi ...................... 53

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia berorientasi
pada hakikat pembelajaran bahasa.Belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi.
Tujuan berkomunikasi lewat isyarat adalah pencapaian saling
paham antara pembicara dan pendengar atau penulis dan pembaca. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan pemahaman, teknik, dan tata cara
berbahasa, karena komunikasi lewat bahasa yang efektif tergantung dan
terikat pada beberapa faktor. Faktor-faktor penentu dalam komunikasi
berbahasa yang efektif ialah: (1) kekhasan ciri hubungan antara pemakai
bahasa atau antara para penutur, (2) waktu dan tempat berlangsungnya
komunikasi berbahasa, (3) sarana yang dipakai untuk berkomunikasi
berbahasa, (4) tujuan berkomunikasi berbahasa, (5) ciri amanat yang
berlangsung, (6) lingkungan pemakaian. 1 Selain itu pembelajaran bahasa
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar.
Meningkatkan kemampuan berwawasan dan meningkatkan keterampilan
berbahasa.
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang memungkinkan
manusia untuk berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling memberi
masukan, dan saling belajar dengan yang lain. Komunikasi dengan bahasa
itu dapat dilakukan dengan lisan dan tulisan. Dalam komunikasi secara
lisan, orang menggunakan keterampilan berbicara dan keterampilan

1
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta; Erlangga , hlm. 3

1
2

menyimak. Sedang komunikasi secara tulisan, orang menggunakan


keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
Keempat keterampilan diatas merupakan keterampilan berbahasa
yaitu, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Setiap
keterampilan erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya.
Segala sesuatu untuk meningkatkan salah satu segi lainnya, karena
keempat keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan proses-proses
berpikir yang mendasari bahasa, Karena bahasa seseorang mencerminkan
pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerdas dan
jelas pikirannya.2
Keempat kerampilan tersebut harus diajarkan dalam pengajaran
bahasa. Mengajar keterampilan bahasa bukan suatu yang bisa diajarkan
melalui uraian dan penjelasan.salah satu keterampilan membaca yang ada
adalah keterampilan membaca seperti: Standar Kompetansi (SK) adalah
memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita
anak. Kompetensi Dasar (KD) adalah membaca indah puisi dengan irama,
volume suara, mimik kinestik sesuai dengan isi puisi. 3
Membaca puisi merupakan suatu sikap menyuarakan huruf atau
deret huruf yang merupakan kata dan kalimat dengan mengekspresi
pikiran dengan membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi
panca indra dalam susunan yang berirama. Membaca puisi berupaya untuk
menangkap curahan perasaan, buah pikiran, dan pengalaman batin penyair
yang tertuang dalam karya sastra yang berbetuk puisi. Membaca puisi
yang baik selalui didahului interprestasi yang tepat seperti yang diinginkan
penyair. Adapun yang dilakukan pembaca puisi di depan publik
sebenarnya merupakan pencerminan perasaan, pikiran, dan pengalaman
penyairnya. Kesedihan, kegembiraan, kebencian, semangat yang menyala,

2
H.G. Tarigan, Membaca Dalam Kehidupan ; Bandung, 1979, Angkasa, hlm. 7
3
Badan Standar Nsional Pendidikan, tentang Standar Isi, hlm. 23
3

kebahagian pembaca puisi sebenarnya merupakan manifestasi pengalaman


batin penyairnya. 4
Bahasa puisi lebih indah, lebih padat, lebih cemerlang, lebih hidup
daripada bahasa prosa ataupun bahasa percakapan sehari-hari. Bahasa
puisi mengandung bentuk-bentuk intuitif untuk mengekspresikan gagasan,
perasaan, dan emosi. 5 Kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat berkaitan
secara sinkron dan integratif dengan penyair dalam upaya memadatkan
sejumlah pikiran, perasaan, dan emosi serta pengalaman hidup yang
diungkapkannya.
Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III disebutkan bahwa
pembelajaran membaca puisi termuat dalam standar kompetensi (SK)
membaca sastra, yang berbunyi memahami wacana sastra melalui
membaca puisi dan buku cerita anak. Adapun Kompetensi Dasar (KD)
yang harus dikuasai adalah membaca indah puisi dengan menggunakan
irama, volume suara, mimik, kinesik sesuai dengan isi puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan
siswa kelas III belum menunjukan hasil yang memuaskan dan maksimal.
Hasil ditersebut ditunjukkan dengan membaca puisi siswa terkesan
apaadanya, artinya membaca puisi tidak layaknya orang membaca puisi.
Intonasi, lafal, penghayatan maupun penampilan sangat kurang. Jarang
terlihat siswa yang membaca puisi dengan memperhatikan naik turun,
tinggi rendah, keras lembut volume suara dalam bacaaanya. Tidak ada
siswa dengan kemauan sendiri tampil di depan kelas untuk membaca puisi.
Hasilnya siswa membaca puisi dengan semaunya dan tidak bersungguh-
sungguh.
Penghayatan saat tampil membaca puisi di depan kelas masih
kurang. Tercermin dari ekspresi siswa saat membaca puisi. Hal ini
disebabkan siswa tidak memahami terlebih dahulu isi atau makna puisi
yang akan dibacanya. Beberapa sisiwa terlihat menutupi wajahnya dengan
4
Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 21
5
Herman J Waluyu, Pengembangan Model Keterpaduan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia dengan Pendekatan Quantum Learing.
4

buku saat membaca puisi. Adapun dari segi lafal siswa kurang jelas dalam
mengucapkan kata-kata, bahkan hanya terdengar samar dan adapula yang
tidak terdengar sama sekali. Tempo rata-rata siswa membaca puisi dengan
cepat. Hal ini terkesan bahwa membaca puisi adalah sesuatu yang
memberatkan sehingga sesegera mungkin menyelesaikan puisi tersebut.
Seseorang yang akan membaca puisi, sebelumnya harus
memahami dan menghayati isi atau makna dari puisi yang akan
dibacakannya dengan bersungguh-sungguh. Persiapan sangat diperlukan
sebelum seseorang tampil membacakan puisi. Persiapan tersebut antara
lain; memahami isi puisi yang akan dibaca, menghayati dari makna isi
puisi, mengekspresikan puisi, berlatih membaca sebelum tampil, dan beri
tanda atau anotasi pada puisi.
Berdasarkan nilai dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi
tersebut meperoleh data hanya 10 siswa dari 40 siswa yang mampu
membaca puisi dengan baik. Jadi, hanya ada 25% siswa yang mampu
membaca puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,
kinestik sesuai dengan isi puisi.
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti
permasalahan kemampuan siswa membaca puisi timbul karena, (1) siswa
kurang antusias dalam pembelajaran membca puisi, (2) siswa kurang
percaya diri dan masih malu terhadap kemampuan membaca karena siswa
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dari sejak awal, (3) guru belum
menggunakan strategi atau model pembelajaran yang tepat terhadap
kemampuan membacanya. (4) guru kurang memberikan motivasi kepada
siswa.
Fakta-fakta diatas menunjukkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran kemampuan membaca puisi masih kurang optimal. Oleh
karena itu, diperlukan perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa
untuk dapat memahami dan menghayati puisi yang akan dibacanya agar
mampu membaca puisi tersebut dengan indah. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengubah metode pembelajaran yang
5

dilakukan guru, yaitu dengan menerapkan metode demostrasi.Metode


demonstrasi ini adalah metode atau teknik pengajaran puisi yang dilakukan
dengan cara guru memberikan contoh membaca puisi yang baik dan benar,
dengan memperlihatkan penjiwaan, ekspresi, keatraktifan dalam membaca puisi,
sehingga pusi tersebut seolah-olah hidup saat dibaca. Kesempurnaan sebuah puisi
dapat terlihat ketika seseorang mampu membacanya dengan baik, sehingga
pendengar puisi akan merasakan kenikmatan dan kepuasan saat puisi tersebut di
baca.
Berdasarkan uraian di atas peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
kemampuan membaca puisi dengan judul: Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode Demostrasi di Kelas III MI
Nurul Huda

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakangdapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Rendahnya minat membaca puisi siswa kelas III MI Nurul Huda
Sawangan-Depok.
2. Siswa kelas III Nurul Huda Sawangan-Depok masih kesulitan
memahami suatu teks.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topic


kajian maka pembatasan msalah perlu dilakukan guna memperoleh
kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun
pembatasan masalah dalam hal ini adalah :

1. Pokok bahasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang


membaca puisi melalui metode demonstrasi.
2. Subjek peneilitian adalah siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-
Depok.
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran membaca puisi melalui metode
demostrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ?
2. Bagaimana kemampuan membaca puisi siswa melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ?

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi
melalui metode demostrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.
Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah :
a. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran membaca puisi melalui
metode demonstrasi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-
Depok
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa membaca puisi melalui metode
demostarsi pada siswa kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu secara

teoretis danpraktis.

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharpakan dapat memperluas wawasan khasanah


keilmuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam
membaca puisi.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan metode demostrasi.
7

c. Sebagai pengembangan bahan mengajar membaca puisi dalam mata


pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Menumbuhkan kesenangan siswa pada karya sastra khususnya
puisi;
2) Memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa;
3) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi;
4) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi siswa.
b. Bagi guru
1) Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar khususnya
dalam mengatasi kesulitan guru dalam pembelajaran membaca
puisi; dan
2) Dapat digunakan sebagai alternative dalam mengajarkan materi
membaca puisi.
c. Bagi sekolah
1) Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya menciptakan
inovasi-inovasi pembelajaran bagi guru-guru yang lain.
2) Memberikan konstribusi dalam pengembangan kurikulum sekolah
berdasarkan indikator-indikator pembelajaran membaca puisi yang
telah ditentukan; dan
3) Meningkatkan kualitas pembelajaran membaca puisi baik proses
maupun hasil.
d. Bagi peneliti
1) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai
pembelajaran terutama dalam pembelajaran membaca puisi; dan
2) Peneliti dapat melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk
menyusun suatu rencana pembelajaran membaca puisi dengan
metode demostrasi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Kemampuan Membaca Puisi


1. Pengertian Membaca Puisi
Kemampuan berbahasa adalah suatu daya yang harus diusahakan
dan dipelajari secara formal atau informal sebelum manusia memiliki
kemampuan tersebut.Seseorang dikatakan mampu berbahasa apabila orang
tersebut dapat menggunakan bahasa lisan pada saat mendengarkan dan
berbicara, atau dapat menggunakan bahasa tulis pada saat membaca dan
menulis.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Suharno mengartikan
kemampuan sebagai ketrampilan proses. Keterampilan proses yaitu,
keterampilan yang diperoleh dari latihan kemapuan-kemampuan mental,
fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-
kemampuan yang lebih tinggi. Dengan bekal kemampuan prose situ, siswa
mampu mengikuti interaksi dalam kegiatan berbahasa secara penuh.1
Berdasakan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan merupakan kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu
kegiatan secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tuli yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam sutu
pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individu akan dapat
2
diketahui. Membaca merupakan perbuatan yang dikatakan bedasarkan
kerja sama beberapa keterempilan, yakni mengamati, memahami, dan
memikirkan. Di samping itu, membaca adalah laku penguraian tulisan,

1
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2008, hlm
17.
2
Hendry Guntur Tarigan Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung : PT.Bumi Aksara,
1983, hlm 7.

8
9

suatu analisisi bacaan.Dengan demikian membaca merupakan


penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan
jiwa dalam menghayati naskah.
Membaca adalah aktivitas memahami isi bacaan.3Menurut Nurhadi
membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks,
artinya dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor
eksernal pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat,
sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebaagainya.Faktor eksternal
bisa dalam bentuk sarana membaca teks bacaan (sederhana-berat, mudah-
sulit), faktor lingkungan, faktor latar belakang, social, ekonomi, kebiasaan,
dan tradisi membaca. 4 secara singkat dapat dikatakn membaca adalah
memetik serta memahami arti atau makan yang terkandung di dalam bahan
tertulis.5
Dari pengertian kemampuan dan membaca di atas, dapat
disimpulkan kemampuan membaca pada dasarnya merupakan suatu
proses kesanggupan individu baik fisik maupun psikologis yang dilakukan
oleh individu tersebut untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui makna yang terkandung atau tersirat pada lamban-lambang tertulis
secara maksimal. Makna itu akan berupah karena setiap pembaca memiliki
pengalaman yang berbeda-beda yang akan digunakan sebagai alat untuk
menginterpretasikan kata-kata tersebut. Kegiatan fisik pada saat menbaca
disebut prosesmekanik yang berupa kegiatan mengamati tulisan secara
verbal sedangkan kegiaatan psikologis berupa kegiatan berpikir dalam
mengolah informasi.
Kegiatan memabaca puisi merupakan upaya appresiasi puisi.
Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan
berusaha mengenali, memahami, menggairahkan, memberi pengertian,

3
Ramlan A. Gani dan Mahmud Fitriyah Z A, Disiplin Berbahasa Indonesia, Jakarta;
FITK Press, 2011.hlm. 149
4
Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 27
5
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Sesuatu Keterampilan Berbahasa, Bandung;
Angkasa Bandung, 2008, hlm 9
10

memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan


rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana
persajakkannya, irama, citra diksi, gaya bahasa dan apasja yang
dikemukakan media. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait
perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak
disampaikan pengarang. Pembaca memberi apresiasi, tafsiran, interprestasi
terhadap yang dibacanya setelah diperoleh pemahaman yang dianggapnya
cukup, pembaca dapat membaca puisi. 6
2. Tujuan dan Manfaat Membaca Puisi
Nurhadi menyatakan bahwa tujuan membaca dibagi menjadi dua,
umum dan khusus.Secara umum tujuan membaca adalah mendapat
informasi, memperoleh pemahaman, dan memperoleh kesenangan.Secara
umum tujuan membaca adalah memperoleh informasi yang factual,
memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematic,
member penilaian kritis terhadap karya sastra seseorang, memperoleh
kenikmatan emosi, dan mengisi waktu luang. 7
Menurut Tarigan tujuan utama membaca adalah mencari serta
memperoleh informasi mencakup isi, memahami makna bacaan.Sementara
itu tujuan khusus membaca sangat beagam, tergantung pada situasi dan
kondisi membaca. Beikut ini beberapa tujuan khusus membaca:
1. Membaca untuk memperoleh informasi, informasi yang dimaksud
mencakup informasi biasa tentang fakta dan kejadian sehari-hari
sampai informasi tingkat tinggi tentang teori-teori serta temuan ilmiah
yang canggih.
2. Membaca dengan tujuan citra diri meningkat, orang membaca karya
penulis kenamaan mungkin agar orang lain memberi nilai posifit
terhadap dirinya.
3. Membaca untuk mlepas diri dari kenyataan, ketika merasa jenuh,
sedih, dan putus asa orang bias saja melakukan membaca. Dalam hal
6
Didin Wiyartono, Membaca Puisi, dalam http://endonesa.wordpress.com/lenera.sastra/
membaca-puisi, diakses 13 Juni 2014
7
Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 27
11

ini membaca dapat merumakan sublimasi dan oabt yang positif,


apalagi dipilihnya bacaan yang bermanfaat.
4. Membaca tanap tujuan apa-apa, muncul karena iseng tak tentu apa
yang dilakukan pembaca. Jadi untuk mengisi waktu.
5. Membaca untuk rekreatif, mendapat kesenangan atau hiburan, bacaan
yang dipilih tentu saja bacaan yang ringan dan menghibut.
6. Membaca unutk mencari nilai-nilai, hal ini yang dicari pada saat
membaca adalah nilai-nilai keindahan, penglaman, estetis, nilai
kehidupan lainnya. Bacaan yang dipilih karya yang bernilai sastra.8
Manfaat membaca antara lain: menghilangkan kecemasan dan
kegundahan, ketika membaca terhalang masuk kedalam kebodohan,
kegiatan membaca membuat seseorang terlalu sibuk untuk bisaa
berhubungan dnegan orang-orang malas dan tidak mau bekerja,
mengembangkan dan menfasihkan dalam bertutur kata, membantu
mengembanagkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir,
meningkatkan kemampuan seseorang dan meningkatkan memori dan
pemahaman, mengambil manfaat dari pengalaman orang lain,
mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memperoleh
ilmu pengetahuan maupuan untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan
aplikasinya dalam hidup, menyegarkan pikiran dari keluwetan dan
menyelamatkan waktu agar tidak sia-sia, menguasai banyak kata dan
mempelajari berbagai tipe danpendekatan kata, lebih lanjut lagi membaca
dapat meningkatkan kemampuan untuk menyerap konsep dan untuk
memahami apa yang tertulis diantara baris demi baris (memahami apa
yang tersirat).9
Dengan demikian tujuan dan mafaat utama membaca adalah
memperoleh informasi, pengetahuan, mencakup isi dan memahami makna
bacaan. Makna erat sekali dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca.
8
Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi , Surakarta: Widya Duta 2006, 1981, hlm. 3
9
Wijaya Kusuma, Manfaat Membaca. dalam http;//edukasi.kompasiana.cpm/2010/01/19/
manfaatmembaca/,diakses 16 Juni 2014
12

3. Bentuk dan Gaya Membacaa Puisi


Setiap bentuk dan gaya membaca puisi selalu menuntut adanya
ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan.
Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan, 1).Jenis
acara; pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance- art dan lain-lain.
2). Mencari jeni puisi yang cocok dangan tema; perenungan, perjuangan,
pemberontakan, kasih sayang, ketuhanan, dan lain-lain 3). Pemahaman
puisi yang utuh 4) pemilihan bentuk dan gaya puisi 5). Kualitas
komunikasi dan 6).Totalitas.10
Suwignyo mengungkapkan bahwa bentuk dan gaya puisi dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Bentuk dan gaya baca puisi secara poerty reading adalah
diperkenankannya membaca puisi membawa teks puisi. Adapun posisi
bentuk dan gaya membaca puisi ini dapat dilakukan dengan berdiri,
duduk, dan berdiri-duduk-bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan
gaya puisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan dengan melalui
gerakan kepala, badan, wajah dan tanggan. Intonasi baca seperti keras-
lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah dilakukan dengan cara sederhana.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya membaca puisi duduk, maka
pesan puisi desampaikan dengan melalui, gerakan kepala;
menengadah, menunduk, dan menoleh, gerakan raut wajah; mengerut
dahi, mengangkat alis. Intonasi baca dengan cara membaca keras,
lambat, dan tinggi untuk kata-kata tertentu. Maka jika pembaca
memilih bentuk dan gaya membaca puisi berdiri-duduk-bergerak,
maka yang harus dilakukan pada posisi duduk, adalah memilih duduk
dengan santai, arah dan pandangan mata dilakukan dengan bervariasi,
dan melakukan gerakkan tangan dengan sepenuhnya. Adapun hal
yang dilakukan pada saat berdiri adalah mengambil sikap santai,
gerakan tangan, gerakan bahu dan posisi berdiri dilakukan dengan
bebas, ekspresi wajah dengan kerutan dahi, gerakan mata, dan senyum
yang dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak
adalah dilakukan dengan tenang dan terkendali dan menghindari dari
gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca yang dilakukan
dengan cara keras, tinggi, dan lambat pada kata-kata tertentu.
2. Bentuk dan gaya membaca puisi secara deklamatoris, adalah lepasnya
teks puisi dari pembaca puisi. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi,
teks puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini daapat
dilakukan dengan tiga posisi: 1) berdiri dengan disampaikan melalui
gerakan tangan, gerakan kepala, gerakan mata, gerakan bibir dan
10
Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 32
13

gerakan-gerakan tangan, bahu dan badan dan raut muka dilakukan


dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara keras, lambat, dan
tinggi pada kata-kata tertentu. 2) posisi duduk, jika deklamator
dilakukan dengan bentuk dan gaya posisi duduk santai dengan kaki
agak ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, dengan
arah pandangan mata dilakukan dengan bervariasi. 3) posisi berdiri-
duduk-bergerak, yaitu mengambil sikap tegak dengan wajah
menengadah, tangan nunjuk, wajah berseri-seri dan bibir tersenyum.
Yang dilakukan pada saat bergerak melakukan dengan tenang dan
bertenaga, kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa.
Intonasi dilakukan dengan baca keras, lambat, dan tinggi pada kata-
kata tertentu.
3. Bentuk dan gaya membaca puisi teaterikal, adalah membaca puisi
denga tertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung
misalnya property, kostum, musik, seting, dan lain-lain, meskipun
masih terikat pada teks puisi atau tidak. Bentuk dan gaya membaa
puisi denan teaterikal lebih rumit daripada poertry reading dan
deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan
ekspresi akan mempesona.11

4. Penilaian Dalam Pembelajaran Puisi


Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan
(proses dan hasil) dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan
12
atau kriteria. Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang
berkaitan dengan objek penilitian yang dilakukan.
Beredasarkan pedoman penilaian tersebut proses yang digunakan
dalam penilaian pembelajaran puisi adalah sebagai berikut :
Table 1 Penilaian Proses Pembelajaran
Keaktifan Siswa Minat dan motivasi
Nama pada saat guru siswa pada saat
No Nilai
Siswa menyampaikan mengikuti kegiatan
materi pembelajaran

a) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kreteria
berikut :
1= sangat kurang 4= baik
11
Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987, hlm 37
12
Sawiji Suwandi, Penelitian tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah, Surakarta;
UNS Press, 2009, hlm. 35
14

2=kurang 5=sangat baik


3=cukup
b) Menghitung nilai
1) Nilai 10-29 = sangat kurang 4) Nilai 70-89= baik
2) Nilai 30-49 = kurang 5) Nilai 90-100= sangat baik
3) Nilai 50-69 = cukup
1) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat pembelajaran
Skor 5 : jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi, dan aktif bertanya, menjawab,
menamai serta member tanggapan, dan mengerjakan setiap
tugas.
Skor 4 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
materi dan sesekali mau bertanya, menjawab, menamai serta
memberi tanggapan dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 3 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
mteri dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab,
menamai serta memberi tanggapan, dan mengerjakan setiap
tugas.
Skor 2 : jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus apabila
guru sedang menyampaikan materi dan sama sekali tidak
mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan.
Skor 1 : jika siswa tidak sama sekali memperhatikan serta kurang
fokus apabila guru sedang menyampaikan materi.

2) Minat dan motivasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran

Nana Sujana mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar adalah


proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
15

dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai
adalah hasil belajar siswa yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. 13

Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian


hasil pembelajaran membaca puisi sebaagai berikut :

Table. 2 Penilaian Hasil Pembelajaran

Aspek yang diamati


No Nama siswa Nada Nilai
Lafal Ekspresi
suara

B. Hakikat Puisi
1. Pengetian Puisi
Puisi adalah salah satu seni karya sastra yang dapat dikaji dari
14
berbagai macam aspek, struktur, unsur, jenis dan
kesejarahannya.Sepanjang zaman, puisi selalu mengalami perubahan dan
perkembangan.Hal ini mengingat hakikatnya puisi sebagai karya seni yang
selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan pembaharuan atau inovasi.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua.Karya-karya
besar yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi sepeti
Mahabaratha dan Ramayana yang berasal dari India.Puisi ditulis tidak
hanya digunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun puisi juga erat
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Suharianto berpendapat bahwa puisi adalah karya sastra yang
paling sulit dipahami dan dinikmati isinya. 15 Coleridge mengungkapkan
bahwa puisi adalah kata-kata indah dalam susunan terindah. Penyair atau
pengarang memilih kata-kata setepatnya dan disusun secara sebaik-

13
Nana Sujana ,Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Badung: Remaja Rosdakarya,
2 008, hlm. 3
14
Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press,
2009, hlm. 14.
15
Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 1981, hlm 103
16

baiknya, misalnya seimbang, simetris antara satu unsure dengan unsure


yang lain yang sangat erat hubungannya.16
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian puisi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan wacana berbentuk ekspresi dan
konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa penyair yang berisi unsure-unsur
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, irama, nada, kesan pancaindra, susunan
kata, kata hiasan, dan perasaan yang bercampur baur.
2. Ciri-ciri Puisi
Herman J Waluyo menyatakan jika menghadapi sebuah puisi tidak
hanya dihadapi dengan unsure kebahasahan, tetapi juga kesatuan bentuk
pemikiran yang hendak diucapkan penyair. 17 Unsur kebahasaan tersebut
antara lain :
1. Pamadatan bahasa
2. Pemilihan kata khas
3. Kata konkrit
4. Pengimajian
5. Irama
6. Tata wajah18
Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa ciri-ciri puisi adalah sebagai berikut :
1. Pemadatan unsur-unsur kekuatan bahasa
2. Meruapakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair
berdasarkan pengalaman jiwa yang bersifat imajinatif.
3. Mempunyai bentuk yang khas yang membedakan dari bentik
prosa.
4. Bahasanya konotatif ditandai dengan pengimajian,
perlambangan, dan pengiasan.

16
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi ,Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press,
2003, hlm 7.
17
Herman J Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi , Jakarta: Erlangga, 1995, hlm 4
18
Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press,
2009.hlm.25
17

5. Bentuk fisik dan bentuk batin merupakan kesatuan yang bulat


dan utuh.19
3. Jenis-jenis puisi
Jenis-jenis puisi salah satunya adalah sebagai berikut :
a. Puisi naratif adalah puisi yang mengungkap cerita dan penjelasan
penyair. Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada
yang kompleks. Puisi-puisi naratif misalnya : epik, romansa, balada,
dan syair.
b. Puisi lirik adalah dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik
atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnya:
elegi, ode, dan serenada.
c. Puisi deskriptif adalah merupakan puisi yang member kesan
terhadap keadaan atau peristiwa, benda, atau suasana dipandang
menarik perhatian penyair.
d. Puisi subjektif disebut juga puisi personal, yakni puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri
penyair sendiri.
e. Puisi objektif adalah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri
penyair sendiri. Puisi obejektif disebut juga puisi impersonal. Puisi
naratif dan deskriptif kebanyakan adalah puisi objektif, meskipun
ada juga beberapa yang subjektif.20
4. Unsur-unsur Puisi
Marjorie Bulthon mengungkapkan mengenai unsure-unsur yang
membangun puisi yakni bentuk fisik dan bentuk mental. Bentuk fisik
mencakup penampilan puisi dalam bentuk nada, larik puisi, irama, sajak,
intoansi, pengulangan dan perangkat kebahasaan yang lain. Bentuk mental
terdiri dari tema, urutan logis, pola asosiasi, satuan arti yang
dilambangkan, dan pola-pola citra dan emosi.

19
Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 1981, hlm 38
20
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi , Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Press, 2003, hlm 48
18

C. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah memberikan peluang kepada siswa
untuk menerjeahkan dan menerapkan pengertahuan mereke kedalam
pembelajaran sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan mereka terhadap materi
yang telah dipelajari. Selain mengaitkan pengalaman dan nama, kemudian
siswa diminta untuk menunjukkan atau mempraktekan tahap yang
demikian merupakan konsep demostrasi.
a. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
- Perencanaan
Menentukan tujuan demonstrasi membaca puisi dan menyiapkan
alat-alat yang diperlukan.
- Pelaksanaan
Mengusahakan agar demonstrasi membaca puisi diikuti dan diamati
oleh seluruh siswa, menumbuhkan sikap krisis pada siswa sehingga
terjadi Tanya jawab, dan diskusi tentang masalah oleh puisi,
memberi kesempatan pada setiap siswa untuk mencoba
mendemonstrasikan puisi, membuat penilaian dari kegiatan siswa
membaca puisi.
- Tindak Lanjut
Pemberian tugas kepada siswa untuk membuat puisi dan
mendemonstrasikan membaca puisi.21
b. Kelebihan Metode Demonstrasi
- Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada
peserta didik yang diikutsertakan.
- Pengalaman peserta didik bertambah.
- Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya
mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung.

21
Dewi S Prawiradilaga dan Ervlin Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan,
Jakarta:Kencana, 2008, hlm.87
19

- Dapat memfokuskan pengertian peserta didik terhadap materi


pelajaran dalam waktu relatif singkat.
- Dapat memusatkan perhatian anak didik.
- Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit.
- Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran
setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara langsung.
- Menghindari "coba-coba/gagal" yang banyak memakan waktu
belajar.

c. Kelebihan Metode Demonstrasi


- Memerlukan waktu yang cukup lama, tempat dan peralatan yang
cukup.
- Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi
kurang efektif.
- Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama alat.
- Membutuhkan tenaga dan kemampuan yang optimal dari pendidik
dan peserta didik.
- Bila peserta didik tidak aktif, metode demonstrasi tidak efektif. 22

Aktivitas dalam metode demonstrasi berwujud aktivitas


gerak.Aktifitas ini dilakukan melalui praktik atau latihan.Praktik yang
dilatihkan dalam metode demonstrasi dapat berupa praktik membaca,
berbicara, dan menulis.Praktik membaca puisi, praktik diskusi membaca
puisi dan menulis. Aktivitas ini menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan
sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dalam pelaksanaan
demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat

22
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia:
2005).hlm.137
20

memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan


didemonstrasikan.

D. Penelitian yang Releven

No Judul Perbedaan
1 Upaya meningkatkan membaca puisi Menggunakan metode
dengan metode variasi pemodelan variasi pemodelan
VCD pada siswa kelas VII SMPN dengan menilai aspek
Harapan Bunda Semarang. :lafal, nada suara,
ekspresi, intonasi dan
penghayatan.
2 Upaya meningkatkan kemampuan Menggunakan metode
membaca puisi melalui metode demonstrasi dengan
demonstrasi di kelas III MI Nurul menilai aspek : lafal,
Huda Sawangan Depok nada suara dan ekspresi.

E. Kerangka Berpikir
Kemampuan membaca puisi kelas III memang belum
memuaskan.Hal ini disebabkan ada beberapa alasan mengapa siswa belum
mampu membaca puisi dengan baik.Dilihat dari siswa kurang mempunyai
minat dalam membaca puisi.Hal ini disebabkan karena siswa kurang
mengetahui manfaat dan tujuan membaca puisi.Oleh karena itu siswa perlu
diberikan motivasi dengan memberi tahu manfaat dan tujuan membaca
puisi.
Dilihat dari segi proses pembelajaran, guru kurang bervariasi
dalam penggunaan metode dalam pembelajaran membaca puisi membuat
siswa kurang tertarik sehingga pasif dalam mengikuti pembelajaran
membaca puisi.
Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan proses pembelajaran,
yanki penggunaan metode demostrasi dalam pembelajaran, sehingga siswa
akan merasa senang mengikuti pembelajaran membaca puisi.

F. Hipotesis Tindakan
Pengajuan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
21

Melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan


membacapuisi siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Huda Sawangan
Depok.Ketertarikan melakukan penelitian di MI Nurul Huda disebabkan
beberapa alasan pertama karena peneliti merupakan salah satu pendidik di
MI Nurul Huda. Dengan bekal pengalamannya mengajar di MI Nurul
Huda tersebut peneliti sedikit banyak sudah mengetahui keadaan
lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan social psikologis siswa.
Kedua, sekolah tersebut belum pernah menjadi objek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari penelitian ulang.Ketiga, kemampuan
membaca siswa kelas III, khususnya membaca puisi masih rendah.
Tidakan penelitian ini dilakasankan di kelas III.Hal tersebut
berdasarkan pada hasil survei awal bahwa permasalahan pembelajaran
membaca puisi terjadi dikelas III.

b. Waktu Penelitian
Waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari
sampai dengan bulan Maret 2014. Adapun rincian waktu dan jenis
kegiatan sebagai berikut :

No Waktu dan Januari Februari Maret


Kegiatan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan survei x x

2. Menentukan x x x
informan, dan

21
22

instrument

3. Pelaksanaan
pembelajaran
1. Siklus I x x x x
2. Siklus II x x x x

2. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III MI Nurul
Huda Sawangan-Depok tahun ajaran 2013-2014.Siswa kelas III yang
berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswi
perempuan.Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran
membaca puisi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-Depok.

B. Metode dan Desain Penelitian Tindakan Kelas


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR).Dari nanamya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
1
kelas. Sedangkan menurut Mills mendefinisikan penelitian tindakan
sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah,
atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai
praktek yang dilakukannya.Informasi ini digunakan untuk meningkatkan
persepsi serta mengembangkan reflective pratice yang berdampak
positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil
belajar siswa.2
Penelitian tindakan kelas dengan model Hopkins. Prosedur atau
langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus, di
mana setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok yaitu : perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini berlangsung secara

1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),
hlm. 2
2
Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2010), p. 4
23

simultan yang urutannya dapat mengalami modifikasi.3 Adapun model dan


penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan


Pengamatan

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa penelitian ini terdiri dari


dua tahap siklus. Masing-masing siklus dalam penelitian ini terdiri atas
empat kegiatan pokok yaitu : perencanaan, tindakan pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini bergantung secara simultan
yang urutannya dapat mengalami modifikasi disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian.

C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan
kelas umumnya diarahkan pada pencapaian sebagai berikut:
1. Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,
dan hasil pembelajaran;
2. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan
agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan
pembelajaran.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para
tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi
3
E. Mulyasa, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung, : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), p.
181
24

masalah-masalah pembelajaran;
4. Meningkatkan kolaborasi antartenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.4
Dengan kata lain, guru akan lebih banyak mendapatkan
pengalamantentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif
dan bukanbertujuan untuk mendapatkan ilmu baru dari penelitian
tindakan yangdilakukannya.Penelitian tindakan kelas memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam
kelas, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan
budaya akademik di kalangan guru.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui proses
peningkatan proses pembelajaran.
4. Sebagai alat traning in-service, untuk melengkapi skill dan
metode guru.
5. Sebagai alat untuk pendekatan tambahan terhadap sistem
pembelajaran yang biasanya menghambat inovasi.
6. Peningkatan mutu hasil pendidikan.
7. Meningkatkan sikap profesional pendidik.
8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.
9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan.5
Menurut Susilo tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut:
1. Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di
kelas.
2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional guru kepada
peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

4
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 107
5
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: RajawaliPers, 2011). h.
63-64
25

3. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalammelaksanakan


proses pembelajaran di kelas dalam rangkamengatasi permasalahan
aktual yang dihadapi sehari-hari.
4. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapatdicapai
adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selamaproses penelitian
itu berlangsung.6
Dengan tujuan tersebut penelitian tindakan kelas memang sangat
baikuntuk dilakukan para guru dalam memperbaiki proses pembelajaran,
meningkatkan kinerja guru, dan penelitian ini tidak mengganggu tugas
pokokguru. Ketika melaksanakan penelitian tindakan kelas guru dapat
memecahkansendiri masalah yang dihadapinya saat proses pembelajaran.

D. Karakterisitik Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian
formal (konvensional) pada umumnya.Penelitian tindakan kelas
memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah
riilatau nyata yang muncul dalam dunia kerja peneliti atau yang ada
dalamkewenangan atau tanggung jawab peneliti).
2. Problem solving oriemted (berorientasi pada pemecahan masalah).
3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu).
4. Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan
melaluiurutan yang terdiri dari beberapa tahap.
5. Action Oriented. Dalam PTK selalu adanya tindakan tertentu
untukmemperbaiki proses belajar mengajar di kelas.Pengkajian
terhadap dampak tindakan.
6. Specifics Contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahn praktis
yangdialami oleh guru dalam proses belajar mengajar.
7. Partisipatory. PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra
denganpihak lain.Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan

6
Susilo, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Pustaka Book Publisher, 2000), h. 17-18.
26

refleksi.Dilaksanakan dalam beberapa siklus. Satu siklus terdiri dari


perencanaan,tindakan, observasi, dan refleksi.7

E. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas


a. Perencanaan
Sebelum peneliti melakukan tahap perencanaan, penelitian
mengawali dengan melakukan observasi terhadap kondisi kelas
maupun permasalahan yang muncul.Pada tahap ini peneliti membuat
perencanaan tindakan.Perencanaan ini disusun berdasarkan hasil dari
diskusi antar guru kelas dengan observasi.
Pada tahap ini peneliti merencanakan waktu pembelajaran,
membuat rencana pembelajaran, strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, membuat instrument
pemantau tindakan, pengumpulan data, dan evaluasi untuk semua
siklus.
Tahap perencanaan tersebut dapat dilihat pada table berikut di
bawah ini :
Tahap Perencanaan Setiap Siklus

No. Perencanaan
1. Waktu setiap pertemuan 35 menit
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Metode
4. Evaluasi
5. Instrumen

Pada siklus I disiapkan


1) Menyusun satuan pelajaran yang sesuai dengan penelitian.
2) Menyusun rancangan kegiatan dalam bentuk rancangan
pelaksanaan pembelajaran.

7
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). h.
59-62.
27

3) Menyiapkan obervasi, wawacara, dan dokumentasi untuk


memproleh data di kelas ketika metode tersebut diamplikasikan
4) Menyiapakan berbagai keperluan yang diperlukan dalam
pembelajaran.
5) Menyusun rancangan evaluasi yang meluputi tes.
Pada tahap perencanaan ini dilakukan pembelajaran membaca
yaitu membaca puisi dengan judul Pahlawan yang Tak Dikenal karya
Toto Sudarto Bakhtiar.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan pada
proses pembelajaran. Sebelum membaca puisi berlangsung para
peserta didik menerima penjelasan guru tenang pengertian puisi, ragam
puisi, apa-apa saja yang akan dinilai. Peserta didik memperhatikan
penjelasan yang disampaikan guru.
Peserta didik menyimak serta memperhatikan tekhnik membaca
puisi dan aspek-aspek yang berkaitan dengan membaca puisi yang
dicontohkan oleh guru.Selanjutkan peserta didik meragakan
pembacaan puisi dengan memperhatikan aspek yang telah ditentukan
dan menirukan model yang telah dilihatnya.
Pada tahap ini peserta didik dievaluasi apakah peserta didik
sudah dapat membaca puisi dengan baik atau belum sesuai dengan
aspek-aspek yang ada dalam membaca puisi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama pembelajaran
membaca belangsung.Pada pembelajaran dilakukan pula pengabilam
penugasan.Tindakan ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan
membaca puisi setelah melaksnakan pembelajaran dengan teknik
demostrasi, hal-hal yang diamati adalah pelafalan, jeda, intonasi, nada
suara, tekanan, ekspresi, dan penghayatan.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini adalah pengamatan tindakan oleh
guru kelas sebagai kolaborasi terhadap pembelajaran yang dilakukan
28

oleh peneliti.Paduan yang digunakan observer berupa lembar


pengamatan yang telah disusun sebelumnya.Pengamatan tersebut
meliputi kemampuan anak dalam membaca puisi dengan metode
demostrasi
Hasil pengamatan proses pembelajaran dan catatan-catatan
menjadi dasar pertimbangan untuk refleksi. Peneliti dan observer
berkolaborasi untuk mengkritisi pelaksanaan-pelaksanaan tindakan
kelas yang telah dilakukan selama pertemuan pada setiap siklusnya.
Kemudian hasil pengamatan dibuat dalam catatan lapangan
berbentuk narasi yang memuat kelebihan dan kekurangan
pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi yang telah
dilakukan oleh peneliti.
Dalam observasi ini data dapat diperoleh melalui beberapa cara
adalah sebagai berikut :
1) Tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca puisi
siswa setelah dilakukan dua siklus.
2) Observasi dilakukan untuk mengetahui prilaku dan aktivitas siswa
selama pembelajaran belangsung
3) Wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat
siswa yang dilakukan diluar kegiatan pembelajaran.
4) Dokumentasi foto sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas
siswa selama penelitian.
d. Refleksi
Tahapan keempan ini peneliti dan observer melakukan refleksi
setelah tindakan selesai dilakukan.Tujuannya adalah untuk
menganalisis ketercapaian antara peneliti dan observer.Kekurangan-
kekurangan dan faktor penyebab tidak tercapainya suatu tindakan serta
merumuskan sebelumnya dikatakan sebagai hasil refleksi untuk
selanjutnya hasil refleksi tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan pada siklus berikutnya.Refleksi dari tidakan dihentikan
apabila hasilnya telah sesuai dengan yang penelliti harapkan.
29

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan


mengadakan observasi pelaksanaan proses belajar mengajar di
lapangan, menganalisis (situasi) belajar, dan respon siswa terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan.
Kegiatan berikutnya perencanaan tindakan dimana setiap
tindakan akan disertai kegiatan refleksi berdasarkan hasil observasi
atas implementasi tindakan guru terhadap anak didik di lapangan
sebagai upaya perbaikan dari tindakan sebelumnya. Uaraian hasil
tindakan yang telah dilakukan akan disajikan secara bertahap sesuai
dengan siklus yang telah dilakukan melalui instrument yang
digunakan. Kemudian rancangan tindakan akan direvisi berdasarkan
hasil temuan pada tindakan sebelumnya. Untuk melakukan revisi
tindakan dilakukan oleh peneliti dengan pengamat/kolabolator
berdasarkan hasil refleksi dan tujuan karakteristik pembelajaran
menggambar bebas.
1. Tahap perencanaan
Merencanakan kegiatan pembelajaran, menyusun persiapan
mengajar, menyiapkan materi pelajar, menentukan indicator
pencapaian tujuan pembelajaran, merancang alat evaluasi, memilih
dan menggunakan media pembelajaran, menyiapkan lembar
observasi, mengamati kondisi anak.
2. Tahap tindakan
Pelaksanaan proses belajar sesuai dengan rencana persiapan
mengajar yang telah disusun sebelumnya dengan melibatkan
observer sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti. Evaluasi dilaksanakan melalui kegiatan
pembelajaran dengan indicator yang telah dipersiapkan dan
dianalisa.
3. Tahap pengamatan
Pengamat atau observatory akan mengamati kegiatan proses
pembelajaran dengan format yang telah disiapkan oleh peneliti.
30

Pengamatan tersebut meliputi aspek pengamatan terhadap kegiatan


guru mengajar, pengamatan terhadap kondisi/kreativitas anak
selama mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan.
4. Tahap refleksi/tindakan
Pada tahapan ini peneliti dan pengamat atau observer akan
melakukan refleksi atau pelaksanaan proses pembelajaran, hasil
evaluasi yang diperoleh, hasil pengamatan observer dari berbagai
catatan yang telah diperoleh. Apabila pada refleksi tindakan ini
belum sesuai dengan harapan peneliti akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan


Indikator keberhasilan dan setiap tindakan pembelajaran yang
dilakukan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang
meningkatkan kemampuan membaca puisi dengan metode demostrasi
pada siswa kelas III di MI Nurul Huda Sawangan-Depok.
Keberhasilan yang diharapkan pada akhir penelitian ini adalah
rata-rata skor penilaian pembelajaran membaca puisi dengan metode
demostrasi yang diperoleh anak di kelas III MI Nurul Huda Sawangan-
Depok mencapai 62 % dari total nilai seluruh jumlah anak, sedangkan
data pendukung dari hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
membaca puisi mencapai 80,4 % pada akhir penelitian.

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan penggambaran variable yang diteliti dan
berfungsi sebagai alat pembuktian hipotensis. 8 Data yang digunakan
untuk mendapatkan data penilaian adalah dengan cara :

8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001)
, p.96
31

a. Observasi atau pengamatan, terhadap kegiatan yang sedang


berlangsung yang berkenaan dengan kegiatan guru mengajar dan
siswa belajar.
b. Teknik tes ialah teknik yang digunakan untuk mengukur bakat,
minat,dan keterampilan. Penggunaan teknik tes ini disesuaikan
denganyang diteliti.
a. Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat
pembelajaran membaca puisi dengan metode demostrasi

2. Alat Pengumpulan Data


Sesuai dengan penjelasan di atas, maka pengumpulan data
diperoleh dari data pemantauan tindakan berupa pengembangan
kreativitas anak melaui kegiatan pebelajaran membaca puisi dengan
metode demostrasi dan masukan observer sebagai bahan penulisan
catatan lapangan.
Peneliti melakukan pengamatan dan membuat catatan kecil
selama proses pembelajaran berlangsung dan merekam atau
mendekumentasikan melalui foto pada saat anak melakukan kegiatan.
Dari pengamtan tersebut peneliti dapat memperoleh hasil, nilai dan
melakukan refleksi.
Kriteria penilaian dalam pelaksanaan peneliti menggunakan
lima kategori penilaian yaitu :
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
a) Menghitung nilai
1) Nilai 50-59 = sangat kurang
2) Nilai 60-69= kurang
3) Nilai 70-79= cukup
32

4) Nilai 80-89= baik


5) Nilai 90-100= sangat baik

Keaktifan dan perhatian siswa pada saat pembelajaran


Skor 5 : jika siswa sepenuhnya memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi, dan aktif bertanya, menjawab,
menamai serta member tanggapan, dan mengerjakan setiap
tugas.
Skor 4 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
materi dan sesekali mau bertanya, menjawab, menamai serta
memberi tanggapan dan mengerjakan setiap tugas.
Skor 3 : jika siswa memperhatikan pada saat guru menyampaikan
mteri dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab,
menamai serta memberi tanggapan, dan mengerjakan setiap
tugas.
Skor 2 : jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus apabila
guru sedang menyampaikan materi dan sama sekali tidak
mau bertanya, menjawab, menamai serta memberi tanggapan.
Skor 1 : jika siswa tidak sama sekali memperhatikan serta kurang fokus
apabila guru sedang menyampaikan materi.

H. Teknik Analisis Data


Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, catatan hasil
obserasi atau pengamatan hasil dokumentasi kemudian disusun dalam
bentuk menjadi deskripsi penelitian.Hasil dari setiap siklus dituangkan
dalam bentuk prosentasi agar dapat membandingkan ada tidaknya
peningkatan pengembangan kreativitas anak dalam setiap siklus yang
digunakan.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam
penelitian tindakan kelas ini, sebab menganalisis berarti mengidentifikasi
dan mengetahui keberhasilan penelitian. Setelah data dianalisis, peneliti
dan kolabolator atau pengamat akan menginterprestasi hasil analisis.
33

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


teknik statistic deskripsi, yaitu pengajian data menggunakan mean, sebagai
berikut : mean adalah nilai rata-rata dari berbagai buah data. Nilai mean
dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan data dengan rumus
: x/N.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
digunakan teknik triangulasi, dimana penulis membandingkan antara
keadaan di lapangan dengan teori yang ada serta pendapat penulis sendiri.
Triangulasi menurut Lexy J. Moleong adalah teknik pemeriksaan
keaabsahan data memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai data pembanding terhadap data tersebut. 9
Menurutnya Dezim (1978) seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong,
triangulasi data dibedakan menjadi empat macam yakni : triangulasi
sumber, metode, penyidik dan teori. 10
Menurut Patton dikutip oleh Moelong, triangulasi data sumber
dapat dicapai dengan cara sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum denga apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitia dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.11

9
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kuanlitatif, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), p.330
10
Ibid., p. 330
11
Ibid., 331
BAB IV
PROFIL SEKOLAH, HASIL PENELITIAN, DAN INTERPRETASI

Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan hasil penelitian
tentang membaca puisi, terhadap peningkatan kemampuan siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode demonstrasi pada Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Depok meliputi deskripsi data penelitian, analisis
data dan pembahasan.
A. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
Profil Sekolah : MI. Nurul Huda
NomorStatistik Madrasah : 111232760053
Alamat : Jl. Alhidayah RT 02/03
Kelurahan : Bedahan
Kecamatan : Sawangan
Kab./Kota : Kota Depok
Kode pos : 16519
Provinsi : Jawa Barat
Akreditasi :B
NamaKepalaSekolah : SitiKhoiriyah, HR.
No.HPKepalaSekolah :081315617909
No. Telp.Sekolah : 021-80313932
Email : yayasan.nurulhuda1@gmail.com
Web :-
Tahun berdiri :1970
Sk.izin pendirian : Kd.10.22/4/PP.01.0/308/2010
No. AktePendirian : 07
Kepemilikan Tanah : MilikPribadi
Luas Tanah : 500 m2
LuasBangunan : 420 m2

34
35

2. Visi dan Misi Sekolah


1. Visi
Meningkatkan peserta didik yang dapat mengamalkan, melaksanakan,
ajaran agama Islam secara utuh atau menyeluruh serta membentuk sumber
daya manusia yang berkarakter, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi
perkembangan dan tantangan zaman.
2. Misi
Menyiapkan generasi Islami unggul yang memiliki kompetensi dalam
bidang IPTEK yang dilandasi IMTAQ kepada Allah.Swt dan membentuk
sumber daya manusia yang berkarakter, krearif, dan inovatif dalam
menghadapi pekembangan dan tantangan zaman.

3. Sejarah Sekolah
Sebelum berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hudamulanya adalah
diniyah yang dikelola oleh H. Abdu Rojak, karena semakin banyak murid-
muridnya akhirnya diniyah tersebut dirubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI)
yang kemudian diberi nama MI Nurul Hudadengan kepala madrasahnya masih
dikelola oleh H. Abdul Rojak. Madrasah Ibtidaiyah tersebut dibuka secara resmi
pada tahun 1971, beliau menjabat sebagai kepala madrasah, yang kemudian saat
ini digantikan oleh putrinya yakni Siti Khoiriyah HR, S.Pd.I. sehingga proses
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar.

4. Keadaan dan Denah Bangunan


Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hudaterletak di Kampung Bedahan JL. Masjid
Al Hidayah Kecamatan Sawangan Kota Depok. Melihat keadaan bangunan
madrasah tersebut cukup memadai untuk kegiatan belajar mengajar, adapun status
bangunannya milik sendiri dengan 2 unit bangunan yang cukup permanen.
Perkembangan madrasah tersebut meningkat dengan pesat sehingga kondisi fisik
bangunannya terus mengalami perbaikan karena setiap tahunnya mendapat
sumbangan dari Departemen Agama.
36

5.Organigram Pengajar MI Nurul Huda

Kepala Sekolah
SitiKhoiriyah, HR, S.PdI.

Wakil Kepala Sekolah


SitiRogayah, S.Pd.I.

Staf-staf

Guru Kelas 1 Guru Kelas II


Nurasiah, S.Pd.I. Maryamah, S.Pd.I.

Guru Kelas III Guru Kelas 1V


Abdul Wahab Yuliana Sari, S.Pd

Wali Kelas V Wali Kelas VI


Syatiri, S.Pd.I. Zaenudin

Organigram Staf Pengajar MI Nurul Huda

6. Keadaan Guru dan Murid


A. Keadaan Guru
Jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hudaadalah 9 orang yang terdiri
dari 3 orang guru laki-laki dan 6 orang guru perempuan. Adapun biodata dan
pendidikan terakhir mereka yaitu:
Tabel 1.1
Keadaan Guru
Ijazah
No Nama Guru Tempat Tanggal Lahir Jabatan
Terakhir
1 SitiKhoiriyah, HR, S.Pd.I. Bogor, 03September 1983 S1 Kepala Sekolah
2 SitiRogayah, S.Pd.I. Bogor, 06 September 1987 S1 Wk. Kepala Sekolah
3 Syatiri, S.Pd.I. Bogor, 16 Agustus 1979 S1 Guru Kelas
4 Zaenudin Bogor, 09Juli 1980 S1 Guru Kelas
5 Maryamah, S.Pd.I. Bogor, 04 November 1979 S1 Guru Kelas
6 Yuliana Sari, S.Pd. Bogor, 17Februari 1982 S1 Guru Kelas
7 Nurasiah, S.Pd.I. Bogor, 10 Juli 1990 S1 Guru Kelas
8 Abdul Wahab Bogor, 05Mei 1979 S1 Guru Kelas
37

Ijazah
No Nama Guru Tempat Tanggal Lahir Jabatan
Terakhir
9 Surti Bogor, 23Agustus 1989 S1 Guru Bahasa Arab
10 Solahudin Bogor, 26Desember1992 S1 Guru Penjas

Tabel 1.2
Keadaan Murid
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelas 1 8 Siswa 12 Siswi 20
Kelas 2 7 Siswa 6 Siswi 13
Kelas 3 15 Siswa 14 Siswi 30
Kelas 4 9 Siswa 5 Siswi 14
Kelas 5 3 Siswa 6 Siswi 9
Kelas 6 4 Siswa 2 Siswi 6
Jumlah 46 Siswa 45 Siswi 91

B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat
pedoman pengamatan (observasi) dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga
disusun tes membaca puisi di akhir tindakan. Peneliti mengumpulkan materi
pelajaran berupa contoh puisi.
b. Tindakan (Action)
Tindakan pembelajaran siklus I dilakukan dalam 2 pertemuan dengan
alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lembar lampiran.
1) Pertemuan Pertama (Selasa)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 10:00 sampai dengan 11:10 WIB, pokok bahasan yang
disampaikan adalah membaca puisi karya sendiri dengan lafal dan intonasi yang
tepat. Pada pertemuan pertama siswa yang hadir dengan jumlah 30 orang.
38

Memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses


pembelajaran berlangsung dalam kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
ialah membuat puisi karya anak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya. Selama proses kegiatan
pembelajaran dilaksanakan siswa terlihat sedang membuat puisi karya sendiri dari
berbagai sumber buku, sebagaimana pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.1
Guru Sedang Menjelaskancara membaca Puisi Karya Anak

2) Pertemuan Kedua (Rabu)


Pertemuan kedua berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 08:10 sampai dengan 09:20 WIB. Kegiatan pembelajaran
selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu membagi
siswa menjadi 6 kelompok yang dimana dalam satu kelompoknya terdiri dari
delapan siswa/siswi, guru memberikan penjelasan kembali mengenai materi yang
akan dibahas yaitu tentangcara membaca puisi karya sendiri dengan baik. Setelah
itu guru memberikan bacaan puisi yang telah dibuat oleh siswa dan memulainya
dengan menyuruh siswa untuk membacakannya didepan kelas. Setelah tahap
39

pertama dikerjakan selanjutnya siswa menjawab pertanyaan dari sebuah bacaan


puisi secara individual meski duduk secara berkelompok agar mereka bekerjasama
dalam mengerjakan soal tersebut. Tujuan duduk berkelompok agar ada
pemerataan dan saling berbagi yang pintar mengajarkan yang tidak bisa.
Sebagian besar siswa terlihat cukup baik. Siswa sudahmemahami bacaan
puisi, tapi ada juga yang belum paham dan belum memahami apa kandungan dan
makna dari puisi yang dibaca dan masih banyak pula dari siswa yang kurang
memperhatikan saat guru menjelaskan. Dominasi guru pada pertemuan siklus I ini
masih kuat karena siswa masih harus terus diarahkan agar mereka terbiasa dengan
metode kontekstual ini. Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas saat
pembelajaran pada siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas siswa masih
kurang memaknai dan memahami suatu bacaan puisi. Hal inilah yang harus
diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II.
Selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa terlihat sedang
membaca sebuah puisi karya anak, sebagaimana pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2
Siswa Sedang Membaca Puisi Karya Anak
40

c. Pengamatan
c.1. Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti dibawah
ini:
Tabel 1.3
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
No Komponen Demonstrasi Ya Tidak
1 Konstrukivisme (Constructivism) -
2 Bertanya (Questioning) -
3 Menemukan (Inquiry) -
4 Masyarakat Belajar (Learning Community) -
5 Permodelan (Modeling) -
6 Refleksi (Reflection) -
7 Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) -

Dari data tersebut, siswa sudah dapat melaksanakan pembelajaran


mengingat 5 dari 7 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

c.2. Observasi Aktifitas Guru Siklus I


Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas guru selama proses
belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti dibawah
ini:

Tabel 1.4
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I

Hasil Observasi
No Komponen Observasi
Tidak
Dilakukan
Dilakukan
Guru menyampaikan tujuan
1 -
pembelajaran dengan baik
Guru menjelaskan materi dengan
2 -
sistematis
Guru memberikan contoh
3 -
membaca puisi
4 Guru mampu menciptakan -
41

suasana kelas yang


menyenangkan dengan
menggunakan metodedemonstrasi
Mimik dan gaya guru saat
5 -
pembelajaran baik
Suara dan intonasi guru sesuai
6 -
dengan kondisi kelas
Guru membangun suasana
7 -
komunikatif dan dialogis
Perhatian guru menyeluruh ke
8 -
semua siswa
Pertanyaan guru merata pada
9 -
seluruh siswa

10 Guru memberikan tugas individu -

Guru memberikan bimbingan


11 -
pada kelompok yang memerlukan
Guru memberikan penguatan
12 -
berupa pujian secara merata
Guru berhasil mendorong
13 -
partisipasi aktif siswa
Guru mereview materi di akhir
14 -
pembelajaran
Pembelajaran sesuai dengan RPP
15 (Rencana Pelaksanaan -
Pembelajaran)

Dari data tersebut, siswa sudahdapat melaksanakan pembelajaran


mengingat 13 dari 15 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

Berdasarkan apa yang tampak pada Tabel 1.3dan Tabel 1.4 menyimpulkan
bahwa dalam pengamatan menggunakan strategi kontekstual masih kurang
sempurna.

d. Refleksi
42

1. Tabel penilaian membaca puisi siswa

Tabel 2.1
Hasil Penilaian Membaca Puisi Siswa Pada Siklus I

Poin Yang Dinilai


No. Urut
EkspresiPengha JumlahNi
Siswa Kejelasan Nada
yatan & laiPrakte Predikat
aspeklafal Suara
Penjiwaan k
1 25 25 25 75 Tuntas
2 20 25 25 70 Tuntas
3 20 25 30 75 Tuntas
4 20 15 25 65 Tidak Tuntas
5 20 25 15 65 Tidak Tuntas
6 25 25 25 70 Tuntas
7 30 25 20 75 Tuntas
8 20 22 30 72 Tuntas
9 23 20 30 73 Tuntas
10 20 25 20 65 Tidak Tuntas
11 30 25 25 80 Tuntas
12 25 25 25 75 Tuntas
13 25 30 25 80 Tuntas
14 25 25 23 73 Tuntas
15 20 25 20 65 Tidak Tuntas
16 20 20 25 65 Tidak Tuntas
17 20 20 25 65 Tidak Tuntas
18 20 30 25 75 Tuntas
19 20 20 25 65 Tidak Tuntas
20 25 25 25 75 Tuntas
21 25 25 25 75 Tuntas
22 30 20 25 75 Tuntas
23 30 30 20 80 Tuntas
24 25 25 25 75 Tuntas
25 20 25 20 65 Tidak Tuntas
26 22 30 20 72 Tuntas
27 25 25 25 75 Tuntas
28 15 20 10 65 Tidak Tuntas
29 23 25 25 73 Tuntas
30 30 25 25 80 Tuntas
Rata-Rata 72,1
Berdasarkan data dalam Tabel 4.5,dapat diambil kesimpulan:
43

Jumlah Siswa Tuntas = 21 (62,5%) / Tuntas Klasikal


Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 9 (37,5%)
Jumlah rata-rata kelas = 72,1 (Memenuhi target KKM klasikal Siklus I,
yakni 70)

Hasil diatas jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelum


penerapanmetodedemonstrasidapat dilihat dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2
Hasil Sebelum dan Sesudah Penerapan MetodeDemonstrasiPada Siklus I
Jumla
Jumla
h
h
Siswa Jumlah Rata-
Data Siswa
Tidak Rata Kelas
Tunta
Tunta
s
s
SebelumPenerapanPembelajaranKonte 28
kstual (58,3%
64,4%(Tidak
)0/ 20
Memenuhi
Tidak (41,6
target KKM
Tuntas %)
klasikal)
Klasik
al
SesudahPenerapanPembelajaranKonte 30
72,1%(Memen
kstual (62,5%
18 uhi target
)/
(37,5
Tuntas KKM klasikal
%)
Klasik Siklus I)
al

Berdasarkan paparan data diatas, dapat diambil sejumlah evaluasi pada


beberapa hal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil membaca puisi, didapat data sebagai berikut:
Jumlah Siswa Tuntas = 30 (62,5%) / Tuntas Klasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 18 (37,5%)
Jumlah Rata-Rata Kelas = 72,1 (Memenuhi target KKM Klasikal Siklus I,
yakni 70)
44

Data diatas dapat divisualisasikan dalam grafik sebagai berikut:

80

70

60

50
Jumlah Siswa Tuntas
40
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
30 Jumlah Nilai rata-rata

20

10

0
Pra Siklus Siklus 1

Memperhatikan hasil evaluasi pada siklus I, maka pelaksanaan penelitian


tindakankelas perlu di tingkatkan ke siklus II. Untuk lebih jelas mengenai hasil
pada siklus kedua akan di uraikan berikut ini.

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat
pedoman pengamatan (observasi) dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga
disusun tes membaca puisi diakhir tindakan. Peneliti mengumpulkan materi
pembelajaran berupa contoh puisi.
b. Tindakan (Action)
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan
dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat dilampiran.
1) Pertemuan Ketiga (Selasa)
45

Pertemuan ketiga pada siklus II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam


pelajaran) yang dimulai dari jam 10:00 sampai jam 11:10 WIB. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan
ketiga ini semua siswa yang berjumlah 30 orang.
Selanjutnya guru mengatur kelas agar lebih rapi dan teratur. Kegiatan
selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II
ini dan memberikan penjelasan dan pengarahan supaya proses pembelajaran lebih
baik lagi. Sebelum proses pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,
setelah itu siswa dibagikan lembaran puisi yang akan dibaca sebagai materi siklus
II ini, siswa meresponnya dengan antusias dan semangat.
Siswa membaca puisi dengan penghayatan, tugas guru memantau aktivitas
siswa dari satu siswa ke giliran siswa lainnya. Ada yang unik dalam pembelajaran
Metode Demonstrasiini dimana siswa yang yang sudah bisa membaca puisi
dengan baik dan penuh penghayatan harus mengajari siswa atau temannya yang
belum bisa, sehingga mereka saling berbagi dan bekerjasama.
Selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa terlihat sedang
membaca sebuah puisi yang diberikan oleh guru, sebagaimana pada gambar
dibawah ini:
46

Gambar 1.3
Siswa Sedang Membaca Puisi
2) Pertemuan Keempat (Rabu)
Pertemuan keempat disiklus II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai dari jam 08:10 sampai jam 09:20 WIB. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan
keempat ini semua siswa yang berjumlah 30 orang.
Selanjutnya guru mengatur kelas agar lebih rapi dan teratur. Kegiatan
selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II
ini dan memberikan penjelasan dan pengarahan supaya proses pembelajaran lebih
baik lagi. Sebelum proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang
terdiri dari 5 orang, setelah itu siswa dibagikan puisi yang akan dibaca. Tugas
mereka pada siklus II ini ialah membaca puisi didepan kelas satu persatu dengan
bacaan puisi yang diberikan oleh guru.
Siswa maju satu persatu didepan kelas dengan semangat, tugas guru
memantau aktivitas siswa yang membaca puisi dengan memberikan nilai. Siswa
yang sudah paham dan bisa membaca puisi dengan baik dan benar serta dengan
penghayatan yang sesuai dengan maknanya harus mengajari siswa atau temannya
yang masih kurang paham.Selama proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan
siswa terlihat sedang membaca sebuah puisi yang diberikan oleh guru,
sebagaimana pada gambar dibawah ini:
47

Gambar 1.4
Siswa Sedang Membaca Puisi
c. Pengamatan
c.1. Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti di
bawah ini:

Tabel 3.1
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

No Komponen MetodeDemonstrasi Ya Tidak


1 Konstrukivisme (Constructivism) -
2 Bertanya (Questioning) -
3 Menemukan (Inquiry) -
4 Masyarakat Belajar (Learning Community) -
5 Permodelan (Modeling) -
6 Refleksi (Reflection) -
7 Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) -

Dari data diatas, siswa sudah dapat melaksanakan pembelajaran


mengingat 7 dari 7 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

c.2. Observasi Aktifitas Guru Siklus II


Data yang diperoleh adalah kegiatan atau aktifitas guru selama proses
belajar mengajar berlangsung. Adapun aspek yang diamati seperti dibawah
ini:
Tabel 3.2
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II

Hasil Observasi
No Komponen Observasi
Dilakukan Tidak Dilakukan
Guru menyampaikan tujuan
1 -
pembelajaran dengan baik
48

Guru menjelaskan materi dengan


2 -
sistematis
Guru memberikan contoh membaca
3 -
puisi
Guru mampu menciptakan suasana
4 kelas yang menyenangkan dengan -
menggunakan MetodeDemonstrasi
Mimik dan gaya guru saat
5 -
pembelajaran baik
Suara dan intonasi guru sesuai dengan
6 -
kondisi kelas
Guru membangun suasana
7 -
komunikatif dan dialogis
Perhatian guru menyeluruh ke semua
8 -
siswa
Pertanyaan guru merata pada seluruh
9 -
siswa
10 Guru memberikan tugas individu -

Guru memberikan bimbingan pada


11 -
kelompok yang memerlukan
Guru memberikan penguatan berupa
12 -
pujian secara merata
Guru berhasil mendorong partisipasi
13 -
aktif siswa
Guru mereview materi di akhir
14 -
pembelajaran
Pembelajaran sesuai dengan RPP
15 -
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Dari data diatas, siswa sudah dapat melaksanakan pembelajaran


mengingat 15 dari 15 poin pengajaran penilaian telah terpenuhi.

Berdasarkan apa yang tampak pada Tabel 3.1dan Tabel 3.2dapat


disimpulkan bahwa dalam pengamatan menggunakan strategi kontekstual
memenuhi target pencapaian yang diharapkan.
49

d. Refleksi
1. Tabel penilaian membaca puisi siswa
Tabel 4.1
Hasil Penilaian Membaca Puisi Siswa Pada Siklus II

Poin Yang Dinilai


No. Urut
EkspresiPengha JumlahNi
Siswa Kejelasan Nada
yatan & laiPrakte Predikat
aspeklafal Suara
Penjiwaan k
1 30 25 25 80 Tuntas
2 25 30 25 80 Tuntas
3 25 25 30 80 Tuntas
4 20 30 25 75 Tuntas
5 20 25 30 75 Tuntas
6 25 30 25 80 Tuntas
7 30 25 25 80 Tuntas
8 20 22 20 62 TidakTuntas
9 30 20 30 80 Tuntas
10 28 25 25 78 Tuntas
11 30 25 25 80 Tuntas
12 25 25 25 75 Tuntas
13 25 30 25 80 Tuntas
14 25 25 23 73 Tuntas
15 25 25 24 74 Tuntas
16 25 25 25 75 Tuntas
17 25 25 25 75 Tuntas
18 20 30 28 78 Tuntas
19 20 20 25 65 TidakTuntas
20 25 25 25 75 Tuntas
21 25 25 26 76 Tuntas
22 30 20 28 78 Tuntas
23 30 30 20 80 Tuntas
24 25 28 25 78 Tuntas
25 25 25 25 75 Tuntas
26 25 30 25 80 Tuntas
27 25 25 28 78 Tuntas
28 25 20 20 65 TidakTuntas
29 30 25 25 80 Tuntas
30 30 25 25 80 Tuntas
Rata-Rata 77,8
50

Berdasarkan data dalam Tabel 4.1 diatas, dapat diambil kesimpulan:


Jumlah Siswa Tuntas = 27 (91,7%) / Tuntas Klasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 3 (8,3%)
Jumlah rata-rata kelas = 77,8 (Memenuhi target KKM klasikal Siklus II,
yakni 73)

Hasil diatas jika dibandingkan dengan penerapan


MetodeDemonstrasisiklus I dan siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Sebelum dan Sesudah Penerapan MatodeDemonstrasiPada Siklus I dan II
Jumlah
Jumlah
Siswa Jumlah Rata-
Data Siswa
Tidak Rata Kelas
Tuntas
Tuntas
SebelumPenerapanMetodeDemonstras 28
i (58,3%) 64,4 (Tidak
0/ Memenuhi
20
Tidak target KKM
(41,6%
Tuntas klasikal)
)
Klasika
l

SetelahMetodeDemonstrasi Siklus I 21
72,1(Memenuh
(62,5%) 9
i target KKM
/ Tuntas (37,5%
klasikal Siklus
Klasika )
I)
l
Setelah MetodeDemonstrasiSiklus II 27
(91,7 77,8(Memenuh
%) / 3 i target KKM
Tuntas (8,3%) klasikal Siklus
Klasika II)
l

Berdasarkan pada paparan data , dapat diambil sejumlah evaluasi pada


beberapa hal sebagai berikut:
Berdasarkan hasil membaca puisi, didapat data sebagai berikut:
51

Jumlah Siswa Tuntas = 27 (91,7%) / Tuntas Klasikal


Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 3 (8,7%)
Jumlah rata-rata kelas = 77,8 (Memenuhi target KKM Klasikal Siklus II)

Data diatas dapat divisualisasikan dalam grafik sebagai berikut:

80

70

60

50
Jumlah Siswa Tuntas
40
Jumlah Siswa Tidak Tuntas
30 Jumlah Nilai rata-rata

20

10

0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Dengan memperhatikan hasil siklus I dan siklus II, maka target peneliti
dalam melaksanakan penelitian dalam 2 siklus telah tercapai sesuai dengan
indikator keberhasilan yang telah dirumuskan dalam Bab III, adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya setelah penerapan
metodedemonstrasi minimal 70%.
2. Jumlah rata-rata hasil belajar siswa untuk kemampuan membaca puisi minimal
70%.

C. Interpretasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar siswa dari siklus I sampai
siklus IIdengan metode pembelajaran kontekstual pada pembelajaran bahasa
Indonesia dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan
52

secara prosentase nilai yang diperoleh siswa. Pada siklus I sesudah penerapan
metodedemonstrasi jumlah siswayang tuntas 21 siswa (62,5%), jumlah siswa yang
tidak tuntas 9 siswa (37,5%), jumlah rata-rata kelas 72,1 (memenuhi target KKM
klasikal siklus I, yakni 70).
Memperhatikan hasil evaluasi pada siklus I, maka pelaksanaan penelitian
tindakan kelas perlu dilanjutkan ke siklus II dengan menggunakan metode
demonstrasi dalam proses belajar mengajar terlihat sudah memuaskan. Pada siklus
II sesudah penerapan pembelajaran kontekstual jumlah siswa yang tuntas 27 siswa
(91,7%), jumlah siswa yang tidak tuntas 3 siswa (8,7%), jumlah rata-rata kelas
77,8 (memenuhi target KKM klasikal siklus II). Metode Demonstrasi yang
digunakan dalam siklus II sangat membantu pengajar dan siswa dalam
meningkatkan kualitas belajar mengajar, sehingga siswa menjadi lebih baik dalam
berfikir dan menganalisis permasalahan dan lebih bijaksana dalam bersikap.
Dengan memperhatikan hasil siklus I dan siklus II, maka target peneliti
dalam melaksanakan penelitian dalam 2 siklus telah tercapai sesuai dengan
indikator keberhasilan yang telah dirumuskan.
53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan,
makadapatditarikbeberapakesimpulansebagaiberikut:
1. Peningkatanhasilbelajarmembacapuisimelaluimetodedemostrasipadasis
wakelas III MI Nurul Huda SawanganDepokmengalamipeningkatan.
Analisis data daritindakan,siklus I dansilklus II
mengalamipeningkatan.
Hasiltestindakansetelahmenggunakanmetodedemonstrasimenunujukka
nbahwanilai rata-rata siswamembacapuisiyaitu
77,8dengantingkatketuntasan 91,7%.Sedangkanhasilnilai rata-rata
tesmembacapuisisebelummenggunakanmetodedemonstrasiyaitu 64,4,
dengantingkatketuntasan 54,3%.
Inimenunjukanadanyapeningkatanantarapratindakandengansetelahdila
kukantindakansiklus I dan II.
2. Responsiswakelas III MI Nurul Huda Sawangan-
Depokmengalamiperubahan.
Perubahanperilakudanrespontelihatdariobservasi,
wawancaradandokumentasifotopadasiklus I dansiklus II.
Responsiswatelihatpadasaat proses pembelajaranberlangsung.
Berdasarkan data padasiklus I
siswaminatbelajarsiswamasihrendahdenganpolapembelajaran yang
disampaikan, sertamasihmengalamikesulitandalammemahamiteks.
Sehinggamasihterdapatsiswayang
kurangantusiasdalammengikutipembelajaran. Padapembelajaransiklus
II terlihatadanyaperubahanprilaku,
minatdanresponsiswaterhadappembelajaranmembacapuisidenganmeto
dedemostrasi yang disampaikanpeneliti,
sertasiswamulaidaptmemahamiteksdenganbaik.

53
54

Siswasudahmulaiterbiasadenganpembelajaran yang
disampaikanpeneliti. Siswamulaiaktifdalampembelajaran.
Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwapembelajaranmembacapuisid
enganmetodedemonstaridapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
B. Saran
Berdasarkandarihasilsimpulanpenelitian, penelitimemberi saran
sebagaiberikut :
1. Para guru bahasadansastra Indonesia
dapatmenggunakanmetodevariasidalampembelajaranmembacapuisidengan
metodedemostrasikarenadapatmendorongsiswaaktifberpikirdandapatlebih
memahamiisipuisi.
2. Para peneliti di
bidangpendidikandanbahasadapatmelakukanpenelitianmengenaipembelaja
ranmembacapuisidenganmenggunakanberbagaimacamteknikpembelajaran
berbeda-beda. Salah satunyaadalahaktifnya guru
dalammemberikanpembelajarankepadasiswadenganmemberikancontohata
umendemmostrasikanterlebihdahuludi depansiswa,
sehinggamerekalebihcepatmemahamidanmengerti yang
disampaikandalampembelajaran.
DAFTAR PUTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan, Tentang Standar Isi


E. Mulyasa, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung, : PT. Remaja Rosdakarya,
2009)
Didin Wiyartono, Membaca Puisi, dalam
http://endonesa.wordpress.com/lenera.sastra/ membaca-puisi, diakses 13
Juni 2014
Dewi S, Prawiradilaga dan Evelin, Siregar. Mozaik teknologi pendidikan. Jakarta
: Kencana:2008
Hendry Guntur Tarigan Prinsip-Prinsip Dasar Sastra , Bandung : PT.Bumi
Aksara, 1983,
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Sesuatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung; Angkasa Bandung, 2008
Herman J Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi , Jakarta: Erlangga, 1995
Nana Sujana , Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Badung: Remaja
Rosdakarya, 2 008
Nurhadi, Memebaca Cepat dan Efektif , Bandung ;Sinar Baru, 1987
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, Jakarta; Erlangga
H.G. Tarigan, Membaca Dalam Kehidupan ; Bandung, 1979, Angkasa,
Herman J Waluyo, Pengembangan Model Keterpaduan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia dengan Pendekatan Quantum Learing.
Isah Cahyadi, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI Press,
2007
Kundaru Saddono, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung:
Karya Putra Darwati, 2012
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kuanlitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia), 2005
Suharianto ,Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 1994
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi , Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Press, 2003
Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta ; Gadjah Mada University
Press, 2009
Sawiji Suwandi, Penelitian tindakan Kelas (PTK) dan Karya Tulis Ilmiah,
Surakarta; UNS Press, 2009
Suharianto, Teori dan Apresiasi Puisi, Surakarta; Widya Duta, 1981
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT. Bumi Akasara,
2008
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2001)
Wijaya Kusuma, Manfaat Membaca. Dalam
http;//edukasi.kompasiana.cpm/2010/01/19/ manfaatmembaca/,diakses 16
Juni 2014
Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2010)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
N.I.M : 1811018300058
Nama Lengkap : Abdul Wahab
Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 05 Mei 1979
Alamat Lengkap : Jl. Al-Hidayah Bedahan RT. 02 RW.03
Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan
Kota Depok 16519

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non Formal


1. SDN Cipayung I, Cipayung Kota Depok, lulus tahun 1993
2. SMPI Assalamah Cipayung Depok, lulus tahun 1996
3. MAS Arrahmaniyah Cipayung Depok, lulus tahun 1999
4. STAI Laa Roiba Kabupaten Bogor, lulus tahun 2005
C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi
1. Guru MI Nurul Huda, Tahun 2004 / sekarang
2. Ketua DKC Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Cipayung
Tahun 2006/2009
3. Ketua Saka Bahayangkara Polres Depok, Tahun 2009/2011.
4. Ketua Pengajian Gabungan Remaja Tingkat Kecamatan Cipayung Tahun
2011/2014.
5. Ketua Remaja Masjid AKRAB Bulak Timur Kelurahan Cipayung
Tahun 2012/2014.
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Siklus I)

Nama Sekolah : MI Nurul Huda


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III / I
Tema : Membaca
Pertemuan ke- : 1 s/d 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2x pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca
cepat 75 kata kata per menit dan membaca puisi.

I. Kompetensi Dasar (KD)


Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

II. Indikator pencapaian kompetensi pembelajaran


Membaca puisi dengan baik;
Menentukan jeda atau penggalan kata yang tepat untuk memperjelas
arti/makna;
Menggunakan ekspresi yang tepat (sedih, lucu, gembira, dan lain-lain).

III. Tujuan Pembelajaran


Siswa dapat membaca puisi dengan baik;
Siswa dapat menentukan jeda;
Siswa dapat menggunakan ekspresi.

Nilai karakter yang diharapkan :


Religius, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, gemar
membaca, pemberani, tanggung jawab, dan peduli.

IV. Materi Pembelajaran


A. Materi Pokok
Puisi Karya Anak
B. Sub Materi pokok
Membaca puisi anak;
Memberi penilaian kepada teman;
Memahami puisi.
C. Deskripsi Sub Materi Pokok ( Terlampir )
Pada saat kamu membaca puisi, perhatikan lafal dan intonasi yang tepat
serta harus memperhatikan penggalan kata atau jeda agar puisi itu enak di
dengar dan mudah dipahami isinya.

V. Metode Pembelajaran
Metode Demonstrasi

75
VI. Langkah-langkah pembelajaran
A. Pendahuluan ( waktu 10 menit )

Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Mengucapkan salam, Menjawab salam Religius
menyapa siswa, berdoa Menjawab sapaan guru Disiplin
bersama, dan membaca Berdoa bersama Tanggung jawab
basmalah sebelum Membaca basmalah
memulai pelajaran memulai pelajaran

Menjelaskan secara Memperhatikan Rasa ingin tahu


singkat materi yang akan penjelasan guru dengan Disiplin
diajarkan baik Jujur
Tanggung jawab

Memotivasi siswa agar Melakukan apa yang Disiplin


berpartisipasi aktif dalam diperintahkan guru Tanggung jawab
pembelajaran

B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)


B.1. Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menjelaskan materi Memperhatikan Disiplin
(membaca puisi) dengan sungguh- Peduli
sungguh penjelasan Tanggung jawab
guru

Memberikan contoh Memperhatikan, Tanggung Jawab


pembacaan puisi mendengarkan serta Disiplin
mengamati contoh Peduli
pembacaan puisi

Menyuruh siswa Siswa membaca puisi Tanggung Jawab


membaca puisi bersama Kreatif
Bersahabat
Gemar membaca

B.2. Elaborasi (waktu 20 menit)


Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menyuruh siswa satu per Siswa maju satu per Tanggung Jawab
satu untuk membaca puisi satu menurut absensi Mandiri
di depan teman-temannya untuk membaca puisi Berani
di depan kelas

76
B.3. Konfirmasi (waktu 10 menit )
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Memfasilitasi siswa untuk Siswa menanyakan Rasa ingin tahu
mempertanyakan materi pembelajaran yang Tanggung Jawab
pembelajaran belum dipahami yang Kreatif
telah disampaikan guru Berani

C. Penutup ( waktu 10 menit)


Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menilai dan merefleksi Berlatih membaca Disiplin
kegiatan pembelajaran puisi Tanggung Jawab
yang sudah dilaksanakan Kreatif
Rajin

Memotivasi siswa untuk Bersama-sama untuk Kreatif


lebih aktif lagi dalam melaksanakan apa Rajin
pembelajaran selanjutnya yang diperintah guru Tanggung Jwab
kepadanya

Menutup pelajaran dengan Bersama-sama Religius


membaca hamdalah dan membaca hamdalah Disiplin
mengucapkan salam dan menjawab salam Peduli
sebelum keluar kelas

VII. Sumber Belajar


Judul Buku : Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas III
Karya : Hanif Nurcholis dan Mafrukhi
Penerbit : Erlangga
Tahun : 2009

VIII. Penilaian
Indikator Pencapaian Jenis Bentuk
Contoh instrumen
Kompetensi Penilaian Penilaian
Membaca puisi dengan Lisan Performance Bacalah puisi
baik dengan baik

Menentukan jeda Lisan - Menentukan jeda


dalam membaca
puisi

Menentukan ekspresi Fisik - Menentukan


ekspresi

77
Tes Hasil Belajar
Tertulis

No Butir-Butir Soal Skor


1 Buatkan puisi karya anak 40
2 Sebutkan nilai karakter yang diharapkan dalam membaca puisi 20
3 Apa kegunaan menentukan jeda atau penggalan kata 20
4 Sebutkan jenis-jenis penggunaan ekspresi yang tepat dalam membaca
20
sebuah puisi
Jumlah Skor Maksimum 100

Praktek

No Unsur Penilaian Skor


1 Kejelasan Suara 20
2 Irama dan Rima 20
3 Lafal dan Intonasi 20
4 Penghayatan atau Penjiwaan 20
5 Mimik atau Ekspresi Wajah 20
Jumlah Skor Maksimum 100

Keterangan : (20 40) Kurang


(41 60) Cukup
(61 80) Baik
(81 100) Sangat Baik

Mengetahui Depok, Mei 2014


Kepala Madrasah Guru Kelas

Siti Khoiriyah HR, S.Pd.I. Abdul Wahab


NIP : --- NIP : ---

78
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP Siklus II)

Nama Sekolah : MI Nurul Huda


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III / I
Tema : Membaca
Pertemuan ke- : 3 s/d 4
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2x pertemuan)
Standar Kompetensi : Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca
cepat 75 kata kata per menit dan membaca puisi.

I. Kompetensi Dasar (KD)


Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

II. Indikator pencapaian kompetensi pembelajaran


Membaca puisi dengan baik;
Membaca puisi di depan kelas dengan lafal, penghayatan dan intonasi yang
tepat;
Menentukan jeda atau penggalan kata yang tepat untuk memperjelas
arti/makna;
Menggunakan ekspresi yang tepat (sedih, lucu, gembira, dan lain-lain).

III. Tujuan Pembelajaran


Melalui pemberian contoh cara membaca puisi, siswa mampu membaca
puisi dengan lafal dan intonasi dengan benar.;
Melalui penjelasan guru, siswa mampu menentukan jeda dan penggalan kata
dengan tepat;
Melalui bimbingan dari guru, siswa mampu membuat puisi dengan
pemilihan kata dengan benar;
Melalui membaca puisi, siswa mampu menentukan jeda, lafal, penghayatan
dan intonasi dengan benar.

Nilai karakter yang diharapkan :


Religius, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, gemar membaca, bersahabat, pemberani, tanggung jawab, dan
peduli.

IV. Materi Pembelajaran


A. Materi Pokok
Membaca Puisi
B. Sub Materi pokok
Membacakan puisi;
Memahami puisi.

79
C. Deskripsi Sub Materi Pokok ( Terlampir )
Pada saat kamu membaca puisi, perhatikan lafal dan intonasi yang tepat
serta harus memperhatikan penggalan kata atau jeda agar puisi itu enak di
dengar dan mudah dipahami isinya.

V. Metode Pembelajaran
Metode Demonstrasi

VI. Langkah-langkah pembelajaran


A. Pendahuluan ( waktu 10 menit )

Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Mengucapkan salam, Menjawab salam Religius
menyapa siswa, berdoa Menjawab sapaan guru Disiplin
bersama, dan membaca Berdoa bersama Tanggung jawab
basmalah sebelum Membaca basmalah
memulai pelajaran memulai pelajaran

Menjelaskan secara Memperhatikan Rasa ingin tahu


singkat materi yang akan penjelasan guru dengan Disiplin
diajarkan baik Jujur
Tanggung jawab

Memotivasi siswa agar Melakukan apa yang Disiplin


berpartisipasi aktif dalam diperintahkan guru Tanggung jawab
pembelajaran

B. Kegiatan Inti (waktu 50 menit)


B.1. Eksplorasi (waktu 20 menit)
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menjelaskan materi Memperhatikan Disiplin
(membaca puisi) dengan sungguh- Peduli
sungguh penjelasan Tanggung jawab
guru

Memberikan contoh Memperhatikan, Tanggung Jawab


pembacaan puisi mendengarkan serta Disiplin
mengamati contoh Peduli
pembacaan puisi

Menyuruh siswa Siswa membaca puisi Tanggung Jawab


membaca puisi bersama Kreatif
Bersahabat
Gemar membaca

80
B.2. Elaborasi (waktu 20 menit)
Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menyuruh siswa satu per Siswa maju satu per Tanggung Jawab
satu untuk membaca puisi satu menurut absensi Mandiri
di depan teman-temannya untuk membaca puisi Berani
di depan kelas

B.3. Konfirmasi (waktu 10 menit )


Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Memfasilitasi siswa untuk Siswa menanyakan Rasa ingin tahu
mempertanyakan materi pembelajaran yang Tanggung Jawab
pembelajaran belum dipahami yang Kreatif
telah disampaikan guru Berani

C. Penutup ( waktu 10 menit)

Kegiatan
Nilai karakter
Guru Siswa
Menilai dan merefleksi Berlatih membaca Disiplin
kegiatan pembelajaran puisi Tanggung Jawab
yang sudah dilaksanakan Kreatif
Rajin

Memotivasi siswa untuk Bersama-sama untuk Kreatif


lebih aktif lagi dalam melaksanakan apa Rajin
pembelajaran selanjutnya yang diperintah guru Tanggung Jwab
kepadanya

Menutup pelajaran dengan Bersama-sama Religius


membaca hamdalah dan membaca hamdalah Disiplin
mengucapkan salam dan menjawab salam Peduli
sebelum keluar kelas

VII. Sumber Belajar


Judul Buku : Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas III
Karya : Hanif Nurcholis dan Mafrukhi
Penerbit : Erlangga
Tahun : 2009

81
VIII. Penilaian
Indikator Pencapaian Jenis Bentuk
Contoh instrumen
Kompetensi Penilaian Penilaian
Membaca puisi dengan Lisan Performance Bacalah puisi
baik dengan baik

Membaca puisi karangan Lisan Performance Bacalah puisi


sendiri di depan kelas dengan pelafalan,
dengan lafal, penghayatan dan
penghayatan dan intonasi intonasi yang tepat
yang tepat

Menentukan jeda atau Lisan - Menentukan jeda


penggalan kata yang dalam membaca
tepat untuk memperjelas puisi
arti/makna

Menentukan ekspresi Fisik - Menentukan


ekspresi

Tes Hasil Belajar


Tertulis

No Butir-Butir Soal Skor


1 Membacakan Puisi 40
2 Apa kegunaan menentukan jeda atau penggalan kata 20
3 Sebutkan nilai karakter yang diharapkan dalam membaca puisi 20
4 Sebutkan jenis-jenis penggunaan ekspresi yang tepat dalam membaca
20
sebuah puisi
Jumlah Skor Maksimum 100

Praktek

No Unsur Penilaian Skor


1 Kejelasan Suara 20
2 Lafal dan Intonasi 20
3 Irama dan Rima 20
4 Mimik atau Ekspresi Wajah 20
5 Penghayatan atau Penjiwaan 20
Jumlah Skor Maksimum 100

Keterangan : (20 40) Kurang


(41 60) Cukup
(61 80) Baik
(81 100) Sangat Baik

82
Mengetahui Depok, Mei 2014
Kepala Madrasah Guru Kelas

Siti Khoiriyah HR, S.Pd.I. Abdul Wahab


NIP : --- NIP : ---

83
Nama : Abdul Wahab
NIM :1811018300058
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas :Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi
Melalui Metode Demostrasi di kelas III MI Nurul Huda
Sawangan Depok

No Referensi Halaman Nomor Paraf


catatan kaki pembimbing
1. Disiplin Berbahasa 149 3 (bab II)
Indonesia
2. Dasar-dasar Evaluasi 96 8 (bab III)
Pendidikan
3. Metode Penelitian 330 9 (bab III)
Kuantitatif
4. Penelitian Tindakan 17 1 (bab II)
Kelas
5. Belajar 3 1 (bab I)
Mengemukakan
Pendapat
6. Membaca Dalam 7 2 (bab I)
Kehidupan
7. Pengembangan 12 5 (bab I)
Model Keterpaduan
Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
dengan Pendekatan
Quantum Learning.
8. Tentang Standar Isi 23 3 (bab I)
9. Teori dan Apresiasi 21 4 (bab I)
Puisi
10. Memebaca Cepat dan 27 4 (bab II)
Efektif
11. Membaca Sebagai 9 5 (bab II)
Sesuatu
Keterampilan
Berbahasa
12. Penelitian Tindakan 35 10 (bab II)
Kelas (PTK) dan
Karya Tulis Ilmiah
13. Pengkajian Puisi 14 12 (bab II)
7 14 (bab II)
14. Penelitian Hasil 3 11 (bab II)
Proses Belajar
Mengajar
15. Prinsip-Prinsip Dasar 7 2 (bab II)
Sastra
16. Teori dan Apresiasi 3 8 (bab II)
Puisi
17. Teori dan Apresiasi 103 13(bab II)
Puisi
18. Teori dan Apresiasi 4 15 (bab II)
Puisi
19. Dasar-dasar Evaluasi 96 4 (bab III)
Pendidikan
20. Penelitian Tindakan 2 1 (bab III)
Kelas
21. Penelitian Tindakan 4 2 (bab III)
Kelas
22. Penelitian Tindakan 181 3 (bab III)
Kelas
23. Metodologi 330 5(bab III)
Penelitian Kuantitatif
24. Metodologi 330 6 (bab III)
Penelitian Kuantitatif
25. Metodologi 331 7 (bab III)
Penelitian Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai