Oleh
Rizky Nurmeida Sobari
1110018200037
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, anugerah dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini berisi tentang penelitian yang mengangkat tema Tingkat Kepuasan
Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran di SMK Averus.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta staf.
vii
10. Teman-teman Beloved MP-a, terkhusus kepada Silvia Khairunnisa, Jeani
Kartika, Evita Mawirianti, Faiz Biamrillah, Yusuf Amrulah, Sholahudin
Misbah, Irfan Ardian, Mardiyah, Nurull Aini Efendi serta the last name
Muhammad Nur Gunawan yang telah membantu menghilangkan kepenatan
dan memberikan dukungan saat penulis telah lelah untuk mengerjakan skripsi
ini.
Atas segala jerih payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Pada akhirnya, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis sadar betul dalam
pembuatan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap
adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan
kemajuan penulis kedepan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xi
Tabel 4.17 Kemudahan Bimbingan dan Konseling di Luar Jadwal
Bimbingan.........................................................................................62
Tabel 4.18 Keramahan Guru BK dalam Memberikan Layanan.........................63
Tabel 4.19 Pemberian Umpan Balik Terhadap Siswa........................................63
Tabel 4.20 Interpretasi Data Pelayanan Kokurikuler..........................................64
Tabel 4.21 Keahlian Pembina/Pelatih dengan Ekstrakurikuler yang dibinanya .66
Tabel 4.22 Keterampilan Pembina/Pelatih Ekstrakurikuler................................66
Tabel 4.23 Kemampuan Pembina/Pelatih...........................................................67
Tabel 4.24 Keramahan Pembina/Pelatih.............................................................68
Tabel 4.25 Daya Tarik Ekstrakurikuler yang diselenggarakan Oleh Pihak
Sekolah..............................................................................................68
Tabel 4.26 Ekstrakurikuler yang diselenggarakan Oleh Pihak Sekolah Menarik
Minat Siswa.......................................................................................69
Tabel 4.27 Kesesuaian Ekstrakurikuler dengan Minat Siswa.............................69
Tabel 4.28 Kemampuan Ekstrakurikuler Mengembangkan Minat dan Bakat
Siswa.................................................................................................70
Tabel 4.29 Interpretasi Data Pelayanan Ekstrakurikuler.....................................71
Tabel 4.30 Interpretasi Data Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap
Pelayanan Proses Pembelajaran di SMK Averus..............................72
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan
ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh
komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan
salah satu tujuan negara Indonesia.1
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses memanusiakan
anak manusia yaitu menyadari akan manusia yang merdeka. 2 Pendidikan juga
memiliki posisi strategis untuk meningkatkan kualitas, harkat dan martabat
sebagai bangsa dan negara yang berdaulat dan bermartabat. Memaknai
pemahaman pendidikan di atas, bahwasannya pendidikan adalah usaha untuk
memerdekakan kreativitas manusia dengan cara mewariskan nilai,
mengajarkan norma, dan menanamkan etos kerja yang akan menjadi
penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, sekaligus
untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan,
maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi
manusia masa lampau, dibandingkan dengan manusia sekarang yang telah
sangat tertinggal jauh kualitas kehidupannya. Secara hebat lagi bahkan dapat
dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu
masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang
1
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berasis sekolah,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2011),
h. 7
2
H.A.R Tilaar, Manifesto Pendidikan Nasional, (Jakarta:Kompas, 2005), h. 112
1
2
dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut, atau dalam sekolah lebih spesifik
adalah peserta didik.
Kedudukan peserta didik di sini memiliki peran penting, karena
peserta didik sebagai raw input atau masukan mentah. Artinya sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal yang menyediakan pelayanan pendidikan
harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta
didik. Dan juga peserta didik menjadi tolok ukur dari pencapaian sebuah
lembaga pendidikan, apakah sekolah mempunyai mutu yang baik bisa dilihat
dari output atau produk yang dihasilkan.
Namun peserta didik yang merupakan unsur penting pendidikan itu
sendiri memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang juga rendah.
Penyebabnya adalah akses pendidikan bagi orang miskin sampai dengan
tahun 2013/2014 masih terbatas. Data yang dirilis Balitbang Kemendikbud
dan Direktorat Jendral Bimbingan Kemenag setahun lalu menunjukkan angka
partisipasi murni (APM) masyarakat miskin untuk anak usia SD dan SLTP
masih rendah, yaitu 54,8% (9,4 juta siswa).3
Penyebab lainnya adalah sering kali pihak sekolah melakukan tindak
diskriminasi. Seperti dalam kegiatan layanan akademik, misalnya peserta
didik akan dipersulit ketika mengikuti ujian sebelum bisa melunasi
tunggakan-tunggakan atau biaya administrasi yang menjadi kewajiban orang
tua atau wali. Dari contoh kejadian sebelumnya, diskriminasi ini dilakukan
biasanya dilihat dari latar belakang ekonomi peserta didik. Peserta didik yang
berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya menengah ke atas atau
digolongkan dalam ekonomi mampu sering mendapatkan pelayanan istimewa
dari pihak sekolah. Sebaliknya peserta didik yang berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, terkadang pelayanan dalam
pemenuhan kebutuhannya seringkali tidak terlalu dihiraukan. Inilah beberapa
faktor yang menyebabkan kesadaran pendidikan di masyarakat rendah.
Agar peserta didik yang menjadi sasaran pendidikan merasa nyaman
terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhannya di sekolah, maka sekolah harus
3
Agus Wibowo, Orang Miskin Harus Sekolah, (Media Indonesia: Senin 4 Agustus 2014)
3
4
Ali Imron, Op, cit., h. 2.
5
Permendikbud No. 23 tahun 2013. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
4
6
Hasil wawancara tidak resmi 2 orang peserta didik kelas XII pada hari selasa tanggal 25-
03-2014.
5
7
ibid
8
Ibid
6
yang telah ditentukan secara cuma-cuma atau gratis, tidak hanya itu saja,
pelayanan yang diberikan pun ramah serta ditangani oleh ahlinya.9
Untuk sekolah yang berada di pinggiran kota, SMK Averus
seharusnya sudah sangat memuaskan dalam pemenuhan kebutuhan peserta
didik, dan lebih terbuka akan inovasi baru dalam pendidikan, keluhan atau
saran yang diajukan oleh peserta didik jarang dijadikan umpan balik oleh
sekolah, padahal seharusnya saran yang diajukan dapat menjadi rujukan
untuk kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang dan menjadi
bahan evaluasi pelayanan sekolah.
Melihat fenomena tersebut menarik bagi penulis untuk diteliti, dengan
tema “Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses
Pembelajaran di SMK Averus”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pelayanan dalam proses pembelajaran yang memuaskan
2. Jam belajar yang padat sehingga berkurangnya waktu berkunjung ke
perpustakaan
3. Pelayanan yang kurang ramah dari tenaga administrasi
4. Pelayanan dokter sekolah yang memuaskan
5. Saran atau keluhan peserta didik belum digunakan sebagai alat evaluasi
pelayanan di Sekolah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, tidak semua dapat diteliti dalam
waktu yang bersamaan karena keterbatasan dalam hal tenaga, biaya maupun
waktu, maka penelitian ini dibatasi pada pelayanan kebutuhan dalam proses
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
9
Ibid
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijabarkan, maka
masalah yang akan menjadi dasar penelitian dapat dirumuskan adalah
“bagaimana tingkat kepuasan peserta didik terhadap pelayanan proses
pembelajaran di SMK Averus Pondok Pinang”
A. Pelayanan Pembelajaran
1. Pengertian Pelayanan Pembelajaran
Kata pelayanan pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu
pelayanan dan pembelajaran. Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia,
“pelayanan” memiliki kata dasar “layan” yang artinya 1) perihal atau
cara melayanai; 2) usaha melayani kebutuhan orang lain dengan
memperoleh imbalan (uang) atau jasa; 3) kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beri barang atau jasa.1 Kegiatan melayani
kebutuhan orang lain untuk mendapatkan imbalan.
Denis Walker mengemukakan “pelayanan adalah sesuatu yang
sangat subjektif dan sulit didefinisikan.”2 Ini karena pelayanan sebagai
subjek yang melakukan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan reaksi
berbeda meskipun pelayanan yang diberikan terlihat sama.
Pelayanan/jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.3 Pelayanan tidak
bisa berhenti karena merupakan suatu proses yang bersifat tidak
berwujud yang ditawarkan dari pihak satu ke pihak lain untuk
pemenuhan kebutuhan.
Moenir mengemukakan pelayanan hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), Cet Ke- III, h. 646
2
Denis Walker, Mendahulukan Kepuasan Pelanggan, (Tangerang Selatan: Binarupa
Aksara Publisher, 2011), h. 21
3
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlanggan, 2009),
Edisi 13, Jilid 2, h. 65
8
9
4
A. S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 27
5
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2005), cet. 1, h. 78
10
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, Cet Ke- III, h. 17
7
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 10, h. 2.
8
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),
cet. 1, h. 3
11
9
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum & Pembelajaran
Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), cet. 1, h. 105
12
10
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 177-178
13
11
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.8-
12
14
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, Cet Ke- III, h. 440
13
Ibid, h. 580
15
14
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 20
15
Ibid
16
Tabel 2.1
Jenis kegiatan kurikuler
Aspek Intrakurikuler Ekstrakurikuler Kokurikuler
Tujuan Memberikan Memberikan Memberikan
dan pengalaman pengalaman yang kesempatan
fungsi (kognitif, sesuai dengan melaksanakan
afektif, hobi, minat, remedial atau
psikomotorik) bakat, dan pengayaan dalam
sesuai dengan kemampuan rangka
tujuan peserta didik memaksimalkan
kurikuler yang kemampuan
telah peserta didik
ditetapkan pada berdasarkan
setiap mata kemampuannya.
pelajaran.
Isi/materi Ditetapkan Disesuaikan Mengacu pada
dalam silabus dengan ketercapaian
setiap mata karakteristik maksimal
pelajaran peserta didik dan (mastery
kondisi sekolah learning) dalam
GBPP setiap
mata pelajaran
kegiatan yang bersifat tidak berwujud, dan diberikan dari pihak sekolah
kepada pihak peserta didik dengan menggunakan fasilitas yang ada
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan dari peserta didik
untuk meningkatkan kemapuan yang dimiliki dengan menggunakan
kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Kegiatan-
kegiatan tersebut pada intinya adalah bertujuan untuk meningkatkan
potensi yang dimiliki peserta didik, hanya saja terdapat perbedaan pada
aspek antara lain (1) sifat kegiatan; (2) waktu pelaksanaan; (3) sasaran
dan tujuan program; (4) teknis pelaksanaan dan; (5) evaluasi dan
kriteria keberhasilan.
Bila dilihat dari sifat kegiatan, kegitan intrakurikuler merupakan
kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap peserta didik. Kegiatan
intrakurikuler bersifat mengikat. Program kurikuler berisi berbagai
kemampuan dasar dan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta
didik di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan). Oleh karenanya
maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh pencapaian peserta didik
pada tujuan kegiatan kurikuler ini.
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang sangat erat sekali dan
menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler biasanya
dilaksanakan di luar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar peserta
didik lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di
intrakurikuler, biasanya kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan
rumah ataupun tindakan lainnya yang berhubungan dengan materi
intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Sehingga
kegiatan ini memiliki sifat yang wajib untuk diikuti oleh peserta didik.
Sebaliknya, kegiatan ektrakurikuler lebih bersifat sebagai
kegiatan penunjang untuk mencapai program kegiatan kurikuler serta
untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih luas. Sebagai kegiatan
penunjang, maka kegiatan ekstrakurikuler sifatnya lebih luwes dan
tidak terlalu mengikat. Keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan
18
kelegaan dsb.16 Maknanya rasa puas seseorang akan timbul ketika suatu
hasratnya terpenuhi.
Richard L. Oliver menyatakan kepuasan pelanggan adalah
“perasaan senang atau kecewa yang didapatkan seseorang dari
membandingkan antara kinerja (atau hasil) produk yang dipersepsikan
dengan ekspektasinya”.17 perasaan kecewa akan muncul ketika harapan
peserta didik tidak sesuai dengan kenyataan yang diterimanya.
Menurut Newstrom & Davis kepuasan juga diartikan sebagai
perasaan senang atau tidak senang yang relatif. 18 Reaksi yang berbeda
akan ditunjukkan oleh pelanggan ketika telah menggunakan pelayanan
jasa, tergantung pada kebutuhan dan harapan. Perasaan senang akan
muncul apabila kebutuhan dan harapannya telah terpenuhi, atau bahkan
sebaliknya, akan menimbulkan perasaan tidak senang ketika harapan
dan kebutuhannya tidak terpenuhi.
Kepuasan pelanggan menurut Richard F. Gerson adalah persepsi
pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.19
Pelanggan sebagai penikmat jasa, akan memberikan penilaiannya
terhadap pelayanan yang dirasakan ketika harapannya telah terpenuhi.
Day sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono mengemukakan
kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma
kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang disarankan setelah
pemakaian.20 Peserta didik akan merespon harapannya terhadap
pelayanan dan kinerja dari proses pelayanan yang menimbulkan tingkat
kepuasan.
Engel, et al. yang dikutip oleh Fandy Tjiptono juga
mendefinisikan tentang kepuasan pelanggan sebagai evaluasi purnabeli
16
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, Cet Ke- III, h. 902
17
Zulkarnain, Ilmu Menjual, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 121
18
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik (Bogor: Graha
Indonesia, 2010), h 32
19
Richard F. Gerson, Mengukur Kepuasan Pelanggan, (Jakarta: PPM, 2001), h. 3
20
Fandy Tjiptono, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Offset, 1998), h. 102
21
21
Ibid
22
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT Prenhallindo, 1980), h. 36
22
23
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), h. 5
24
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 3
23
2. Harapan Pelanggan
Harapan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berasal
dari kata harap yang artinya mohon; minta; hendaklah, sedangkan
harapan itu sendiri mempunyai arti "sesuatu yang diharapkan" atau
"keinginan supaya menjadi kenyataan"27. Jadi harapan peserta didik
adalah sesuatu yang diinginkan peserta didik supaya menjadi nyata.
25
Rambat Lupiyoadi – A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), h. 192
26
Popi Sopiatin, op. cit., h. 34
27
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, Cet Ke- III, h. 388
24
28
Fandy Tjiptono, loc. cit.,
25
29
Freddy Rangkuti, Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan &
Analisis Kasus PLN – JP, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 30-35
26
30
Ririn Tri Ratnasari dan Mastuti H. Aksa, Teori dan Kasus Manajemen Pemasaran,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 117-118
28
31
Rechard F. Gerson, op cit., h. 94-96
29
C. Kerangka Berpikir
Kepuasan peserta didik terhadap pelayanan proses pembelajaran di
sekolah terindikasi ketika harapan peserta didik dapat terpenuhi, peserta didik
tentu saja mengharapkan bahwa ketika menggunakan pelayanan jasa sekolah,
32
Popi Sopiatin, op. cit, h. 40-42
33
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
INPUT PROSES
OUTPUT
KEADAAN NYATA
1. Pelayanan dalam
proses pembelajaran STRATEGI/SOLUSI
yang belum efektif 1. Pelatihan HASIL
2. Jam belajar yang pegawai sekolah
padat sehingga dalam Tingginya
berkurangnya waktu MASALAH
meningkatkan tingkat
berkunjung ke pembelajaran yang belumkepuasan
Pelayanan dalam proses pelayanan efektif
perpustakaan 2. Meningkatkan peserta
3. Pelayanan yang kepercayaan didik
kurang ramah dari pelanggan, terhadap
tenaga administrasi meningkatkan pelayanan
4. Tenaga pendidik dalam daya tangkap proses
bidang pelayanan yang baik agar pembelajara
bimbingan dan tidak mengulangi n
konseling yang kurang kesalahan
berkompeten 3. Cepat dan
5. Layanan khusus tanggap
berupa kantin sekolah menangani
yang tidak cukup keluhan
untuk menampung 4. Memberikan
jumlah peserta didik kepastian
6. Saran atau keluhan dalam
peserta didik belum pelayanan
digunakan sebagai 5. Berempati pada
alat evaluasi masalah yang
pelayanan di Sekolah dialami oleh
FEED BACK
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
dengan teknik survei. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini hanya
dilakukan pada sebagian dari populasi atau survei sample mengenai tingkat
kepuasan peserta didik terhadap pelayanan sekolah dengan menggunakan
metode kuesioner yang diajukan melalui angket dengan alternatif jawaban
menggunakan skala likert sebagai alat pengumpul data dan didukung dengan
menggunakan metode wawancara.
Tahun 2014
Kegiatan
Feb s/d
Jan Mei
Juni Juli Agt Sep Okt Nov
Pengesahan Proposal
Skripsi
Bimbingan dengan
dosen Pembimbing
Penyebaran angket
dan pengumpulan
data
Analisis data
35
36
Penyusunan Laporan
1
Dokumen data SMK Averus tahun 2014-2015
37
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.2 Angket disebar kepada responden untuk
memperoleh data tentang pelayanan proses pembelajaran di sekolah. Data
tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik
tentang pelayanan proses pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan atau orang yang diwawancarai.3 Wawancara dilakukan
kepada kepala sekolah serta beberapa orang tenaga pendidik dengan
menggunakan pedoman wawancara. Data hasil wawancara digunakan
untuk membandingkan hasil data.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), Cet Ke-11, h.142
3
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet ke-3,
h.108
38
3. Scoring
Adalah tahap pemberian skor atau nilai pada setiap butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket. Pemberian skor ditentukan oleh
pernyataan positif dan negatif, jika pernyataan positif maka skor yang diberikan mulai dari 5
skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, 5. Dalam skala penelitian ini terdapat 5 pilihan alternatif jawaba
Tabel 3.3
Skala Penilaian
Sangat Puas 5 1
Puas 4 2
Cukup Puas 3 3
Tidak Puas 2 4
Sangat Tidak Puas 1 5
4.Tabulating
Pada proses ini merupakan langkah terakhir dalam pengumpulan data yaitu dengan memasukka
hasilnya.
1. Uji validitas
Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah seperti
berikut:
N ∑XY – (∑X) (∑Y)
∶
{N ∑X² − ( ∑X)²} {N ∑Y² − (∑ )²}
Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
x = skor yang diperoleh dari subjek tiap item
y = skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ 2= Jumlah skor kuadrat pada masing-masing skor X
(∑ )²
Varians Butir (Si2) = ∑x²
N
Varians Total (St2) = ∑x²
N (∑ )²
∑
rumus Alpha r11 = 1−
Keterangan:
∑x2 r11 N = Jumlah skor kuadrat pada masing-masing skor X
1 = Koefisien reliabilitas tes
∑ Si Si = Banyaknya butir item
St = Bilangan konstan
= Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
= Varian skor dari tiap-tiap butir item
2
= Varian total
2
(lihat lampiran 8)
Keterangan:
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi Jawaban
N : Jumlah Responden
41
G. Instrumen
Penelitian
1. Defini konseptual
Secara konseptual kepuasan peserta didik terhadap pelayanan proses
pembelajaran adalah keadaan dimana terpenuhinya harapan dan kebutuhan
tentang pelayanan proses pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik
akan layanan yang diberikan oleh pihak sekolah meliputi pelayanan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
2. Definisi operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan kepuasan peserta didk
adalah skor yang dirasakan responden dalam menjawab pelayanan proses
pembelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah dengan skala 1, 2, 3, 4, 5
4
Umi Narimawati, dkk, Penulisan Karya Ilmiah, (Bekasi: Genesis, 2010), h. 46.
42
3. Kisi-kisi instrumen
a. Kisi-Kisi Angket
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Dimensi Indikator
Angket Nomor Item Jumlah
1. Kemahiran guru 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
dalam menyampaikan
materi 7, 8 2
Pelayanan
2. Ketepatan waktu pelayanan
Intrakurikuler
yang telah dijadwalkan 9, 10 2
3. Penggunaan media
pembelajar 11,12 2
4. Jenis evaluasi yang dilakukan 13,14 2
5. Memperhatikan kebutuhan
peserta didik
1. Kesesuaian penugasan 15 1
dengan materi yang
Pelayanan telah disampaikan
Kokurikuler 2. Kemudahan dalam 16, 17 2
pelayanan bimbingan dan
konseling 18 1
3. Evaluasi yang dilakukan
1. Kehandalan tenaga 19, 20, 21, 22 4
Pelayanan pelatih/pembina.
Jumlah 26
43
b. Pedoman wawancara
Tabel 3.5
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No. Dimensi Pertanyaan
1. 1. Macam-macam jenis pelayanan intrakurikuler
di sekolah.
2. Bagaimana pelayanan intrakurikuler di
sekolah dilakukan dengan bukti fisik,
Pelayanan keandalan, daya tangkap, jaminan, dan empati.
intrakurikuler 3. Kendala dalam memberikan pelayanan
intrakurikuler di sekolah.
4. Solusi yang dilakukan dalam menghadapi
kendala pelayanan intrakurikuler di sekolah
HASIL PENELITIAN
45
46
1. Pelayanan Intrakurikuler
Setelah dilakukan observasi dan wawancara, pelayanan intrakurikuler
di SMK Averus samahalnya pada lembaga pendidikan formal lainnya,
pelayanan intrakurikuler dilakukan ketika di dalam ruang kelas, dimulai dari
pukul 7:00 WIB sampai 14:20 WIB untuk hari senin s/d rabu, dan untuk hari
kamis s/d jumat dimuali dari 7:00 WIB sampai 15:00 dengan durasi waktu
setiap jam pelajaran adalah 45 menit.
Setelah bel mata pelajaran pertama, guru-guru baru berjalan ke kelas
masing-masing, terkadang juga ada guru yang tidak bergegas langsung masuk
kelas karena harus menyeesaikan tugas yang lain.
Bila kondisi di dalam ruang kelas, meskipun sudah dilakukan piket
kelas oleh siswa, siswa diperintahkan untuk membersihkan kembali ruang
kelas mereka agar terasa nyaman, dan bangku-bangku juga meja, baik itu
meja guru atau meja siswa dirapihkan. Setelah guru merasa kelas sudah cukup
nyaman dan efektif untuk memulai pembelajaran, maka siswa-siswa
dipersilahkan untuk duduk di bangku masing-masing.
Tanpa harus diperintah, biasanya para siswa tahu bahwasannya setiap
proses pembelajaran akan dimulai, diharuskan untuk berdoa bersama. Setelah
itu, kehadiran siswa setiap harinya diabsen oleh guru, setiap guru akan
mencatat kehadiran siswa dalam absen kelas dan absen milik pribadi, dan
mencatata kegiatan serta materi apa saja yang disampaikan pada sat
pertemuan tersebut dalam buku agenda kelas dan buku agenda milik pribadi.
Awal kegiatan pelayanan pembelajaran mengacu pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya, apabila pada pertemuan sebelumnya guru
memberikan tugas kepada siswa, biasanya tugas dikumpulkan pada awal
pembelajaran untuk dilakukan pengoreksian bersama agar siswa memahami
materi yang disampaikan sebelumnya. Jika tidak diberikan tugas pada
pertemuan sebelumnya, maka guru melakukan apersepsi untuk menarik fokus
siswa pada materi yang akan disampaikan.
50
kemudian ada ulangan tengah semester, dan yang terakhir ulangan akhir
semester. Namun ada juga guru yang memberikan penilaian pada sisi afektif
serta psikomotorik siswa dalam buku agenda pribadi. Kegitan remedial
mempunyai jadwal yang dilakukan di akhir semester seletah UAS untuk
mempersingkat waktu. (lihat lampiran 9)
Data yang terkumpul dari hasil angket yang telah disebar kepada 115
responden di SMK Averus akan diolah dengan tujuan untuk memberikan
penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa data, hasil pengolahan
penelitian ini akan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
a) Kemahiran guru dalam menyampaikan materi
Tabel 4.1
Motivasi yang diberikan guru dalam setiap proses pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
1. Sangat puas 21 18,26
Puas 51 44,35
Cukup puas 41 35,65
Tidak puas 1 0,87
Sangat tidak puas 1 0,87
Jumlah (N) 115 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum tingkat
motivasi yang diberikan guru dalam setiap proses pembelajaran dirasa
puas oleh peserta didik. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban puas menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
44,35% dan 51 responden/peserta didik yang merasa puas.
52
Tabel 4.2
Semangat guru dalam kegiatan pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
2. Sangat puas 25 21,74
Puas 43 37,39
Cukup puas 35 30,43
Tidak puas 11 9,57
Sangat tidak puas 1 0,87
Jumlah (N) 115 100
Dari tabel di atas, diketahui bahwa semangat guru dalam kegiatan pembelajaran dirasa puas o
memberikan skor puas dan mendapat 37,39%.
Tabel 4.3
Kesesuaian metode belajar yang digunakan dengan materi pelajaran
Tabel 4.4
Pemberian waktu tunggu dalam waktu jeda kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan
Pada tabel di atas, nilai yang tertinggi dimiliki oleh alternatif jawaban cukup puas, yaitu sebe
waktu jeda untuk menjawab pertanyaan.
Tabel 4.5
Kemampuan guru dalam menciptakan kelas yang kondusif sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajar
aktif dalam proses pembelajaran di kelas memiliki nilai yang puas karena
mendapatkan prosentase yang paling tinggi yaitu 42,61%.
Tabel 4.6
Kepedulian guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelas
Tabel di atas menunjukkan bahwa kepedulian guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan
jawaban yang lain, yaitu 49,57%
Tabel 4.8
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan kalender akademik
Tabel 4.10
Perawatan dan pengadaan media pembelajaran di sekolah
Dari tabel di atas dilihat bahwa 42,61% peserta didik/responden merasakan puas terhadap pe
dilakukan baik oleh sekolah sehingga dinilai puas oleh peserta didik.
Tabel 4.12
Catatan/komentar guru terhadap hasil evaluasi/tes/tugas
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
12. Sangat puas 14 12,17
Puas 47 40,87
Cukup puas 40 34,78
Tidak puas 12 10,43
Sangat tidak puas 2 1,74
Jumlah (N) 115 100
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 40,87% peserta
didik/responden menyatakan puas terhadap catatan/komentar guru
terhadap hasil evauasi/tes/tugas, ini artinya bahwa setiap tugas/tes yang
dikerjakan oleh peserta didik mendapatkan kritik atau saran yang dapat
dijadikan bahan perbaikan oleh peserta didik.
Tabel 4.14
Sikap sekolah dalam menanggapi keluhan siswa
Penggunaan 7
10 x
media 805 5 x 2 = 10 805 Puas
115 =7 100% =
pembelajar 70%
7,06
10
x
Jenis evaluasi 812
=
812 5 x 2 = 10 115 Puas
100% =
yang dilakukan 7,06
70,6%
Memperhatikan 6,63
x
762 10 Cukup
kebutuhan 762 5 x 2 = 10 115 =
100% =
6,63 puas
peserta didik 66,3%
Jumlah 5671 70 = ,
x Puas
60
49,31 100% =
70,44%
2. Pelayanan Kokurikuler
Pelayanan kokurikuler di SMK Averus terdiri dari Penugasan, BK,
perpustakaan dan pembinaan bela negara. yang dibina oleh 3 guru BK, 1
orang guru sebagai pustakawan dan pada penugasan tergantu pada guru mata
pelajaran masing-masing.
61
Gambaran tabel di atas mengungkapkan para peserta didik merasa cukup puas tentang keram
prosentase paling tinggi yaitu 33,91%.
Dimensi kokurikuler memiliki 3 indikator, diantaranya: kesesuaian penugasan dengan materi yan
NS
NH x
Indikator Skor (Niai Kategori
(Nilai Harapan) 100%
Skor)
Kesesuaian
penugasan 3,52
x
405 5
115 =
dengan materi 405 5x1=5 100% Puas
3,52
yang telah = 70,4%
disampaikan
Kemudahan
dalam 6,74
x
230 10 Cukup
pelayanan 775 5 x 2= 10 115 =
100% =
6,74 puas
bimbingan dan 67,4%
konseling
3,63
5
x
Evaluasi yang 418
=
418 5x1=5 115 Puas
100% =
dilakukan 3,63
72,6%
65
,
x
=
Jumlah 1588 20 100% = Puas
13,82
69,05%
3. Pelayanan Ekstrakurikuler
Jenis ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh SMK Averus adalah
futsal, bola basket, pencak silat, pecinta alam, bola voly, rohis, marawis dan
hadrah, pramuka, dan paskibra.
Kegiatan pelayanan ekstrakurikuler yang diberikan sekolah dinilai baik
untuk meningkatkan kemampuan siswa, hal terbukti bahwa banyaknya
prestasi yang telah diraih dari berbagai kegiatan.
Prestasi-prestasi yang diraih, tentu saja terdapat campur tangan pelatih
yang handal, meskipun terkadang pelatih yang didatangkan hanya alumni, hal
ini tidak melunturkan prestasi-prestasi yang diraih, pelatih yang didatangkan
memberikan latihan fisik, permainan dan teori agar ekstrakurikuler yang
66
Tabel 4.24
Keramahan pemina/pelatih
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
22. Sangat puas 16 13,91
Puas 50 43,48
Cukup puas 40 34,78
Tidak puas 9 7,83
Sangat tidak puas 0 0
Jumlah (N) 115 100
Keramahan pembina/pelatih memiliki tingkat puas yang paling tinggi yaitu 43,48%, artinya
kemampuan non-akademis peserta didik.
Tabel 4.26
Ekstrakurikuer yang diselenggarakan oleh sekolah menarik minat
siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
24. Sangat puas 14 11,30
Puas 36 31,30
Cukup puas 40 34,78
Tidak puas 17 14,78
Sangat tidak puas 9 7,83
Jumlah (N) 115 100
Ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah menarik minat
siswa dengan prosentase alternatif jawaban cukup puas paling tinggi yaitu
34,78%. Peserta didik merasa biasa saja dalam menjawab pertanyaan di
atas, diikuti oleh peserta didik yang menjawab soal di atas dengan
aternatif jawaban puas sebanyak 31,30%.
Tabel 4.27
Kesesuaian ekstrakurikuler dengan minat siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
25. Sangat puas 15 13,04
Puas 32 27,83
Cukup puas 46 40,00
Tidak puas 19 16,52
70
Tabel 4.28
Kemampuan ekstrakurikuler mengembangkan minat dan bakat
siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
26. Sangat puas 23 20,00
Puas 47 40,87
Cukup puas 29 25,22
Tidak puas 11 9,57
Sangat tidak puas 5 4,35
Jumlah (N) 115 100
40,87% atau sekitar 47 peserta didik menyatakan bahwa
kemampuan ekstrakurikuler mengembangkan minat dan bakat siswa
adalah puas. Ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah dirasa mampu
mengembangkan minat dan bakat peserta didik, tentu ini menjadi poin
lebih untuk sekolah ketika mampu meningkatkan kemampuan peserta
didik di luar sisi akademis.
Tabel 4.29
Interpretasi Data Pelayanan Ekstrakurikuler
NS
NH x
Indikator Skor (Niai Kategori
(NilaiHarapan) 100%
Skor)
Tenaga 14,12
x
1624 20
115 =
pelatih/pembina 1624 5 x 4 = 20 100% Puas
14,12
yang handal. = 70,6%
Jenis-jenis 13,49
20
x
kegiatan yang 230
= Cukup
1551 5 x 4 = 20 115
100% =
diselenggarakan 13,49 puas
67,45%
sekolah
,
x
=
Jumlah 3175 40 100% = Puas
27,61
69,03%
Pada tabel di atas menginterpretasikan setiap indikator pada dimensi ekstrakurikuler. Indikato
item soal dan mendapatkan nilai prosentase sebesar 70,6% sehingga berada
Tabel 4.31
NH NS
Dimensi Skor x 100% Kategori
(Nilai Harapan) (Niai Skor)
49,31
5671 x 100%
Intrakurikuler 5671 70 = 49,31 70 Puas
115
= 70,44%
13,8
1588
x 100% =
Kokurikuler 1588 20 = 13,8 20
Puas
115
69%
27,61
1036 x 100%
Ekstrakurikuler 3175 40 = 27,61 40 Puas
115
= 69,03%
,
= x 100%
Jumlah 10434 130 Puas
90,73 = 69,79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tanggapan peserta didik terhadap pelayanan
proses pembelajaran di sekolah maka ditemukan hasil sebagai berikut:
1. Per Dimensi
Pelayanan proses pembelajaran yang memiliki nilai kepuasan
tertinggi ada pada dimensi intrakurikuler dengan prosentase 70,44% dan
pelayanan yang memiliki nilai kepuasan terendah ada pada dimensi
ekstrakurikuler dengan prosentase 69,03%. Hal yang menarik adalah ketika
pelayanan pada dimensi intrakurikuler memiliki prosentase tertinggi
mengenai kepuasan, tetapi terdapat pula indikator yang memiliki prosentase
nilai tertinggi dan terendah. indikator yang memiliki tingkat kepuasan
tertinggi berada pada indikator kemahiran guru dalam menyampaikan materi
dengan prosentase 83% dan terendah pada indikator memperhatikan
kebutuhan peserta didik dengan prosentase 66,3%.
2. Secara Keseluruhan
Penghitungan sederhana yang dilakukan untuk mengetahui
interpretasi data secara keseluruhan mendapat nilai puas, Maka dapat
disimpulkan bahwa pelayanan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler dinilai puas oleh peserta didik. Namun dengan akreditasi A
yang dimiliki sekolah, seharusnya nilai yang dirasakan peserta didik adalah
sangat puas, artinya sekolah belum maksimal dalam memberikan pelayanan
proses pembelajaran kepada peserta didik.
73
74
B. Saran
Setelah penulis memahami dan memberikan kesimpulan dari hasil
penelitian mengenai tingkat kepuasan peserta didik terhadap pelayanan proses
pembelajaran di SMK Averus Pondok Pinang, penulis memberikan saran kepada
sekolah sebagai berikut:
1. Menyediakan kotak saran
Selain digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan peserta didik, kotak
saran juga bisa digunakan untuk mengetahui kebutuhan yang diinginkan
peserta didik. Kotak saran disediakan oleh pihak untuk memfasilitasi peserta
didik yang tidak berani dalam menyampaikan keluhan.
2. Kepala sekolah
Secara umum, kepala sekolah harus mampu memberikan kesan mendalam
kepada peserta didik, kesan yang mendalam tidak hanya ketika peserta didik
mendaftar di sekolah tetapi hingga peserta didik menyeesaikan
pendidikannya di sekolah. pihak sekolah sebagai penyedia jasa pendidikan
harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap segala
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler dibandingkan
dengan sekolah lain.
3. Pendidik dan tenaga kependidikan
a) Guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran sebagai guru bidang studi harus memberikan
pelayanan sebaik mungkin kepada peserta didik, karena seorang guru
yang menentukan kualitas proses pembelajaran.
b) Guru wali kelas
Seorang wali kelas mempunyai tugas membimbing kelas yang
didampinginya, peserta didik mengharapkan wali kelasnya dapat
membimbing mereka, terutama dalam memajukan kelas mereka
dibandingkan dengan kelas lainnya.
75
c) Guru BK
Banyak peserta didik yang terkadang sulit untuk menceritakan masalah
pribadinya kepada orang lain, termasuk guru BK. Untuk itu, guru BK
harus bisa menjadi tempat yang nyaman bagi peserta didik agar masalah
yang akan terjadi dapat dicegah dan diselesaikan dengan baik.
d) Pelatih/pembina Ekstrakurikuler
Pelatih/pembina ekstrakurikuler merupakan guru bagi peserta didik
dalam meningkatkan kemampuannya di bidang non-akademik,
kemampuan pelatih/pembina ekskul harus bisa maksimal dalam
mengasah minat dan bakat peserta didik.
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasaranan merupakan penunjang dari proses pembelajaran di
sekolah, sarana dan prasarana yang baik maka akan sangat membantu dalam
proses pembelajaran di sekolah dan akan memberikan kesan mendalam bagi
peserta didik.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan mutu
pelayanan proses pembelajaran, harus dilakukan semenjak peserta didik
mendaftar di sekolah hingga pendidikannya selesai di sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
76
77
Ratnasari, Ririn Tri dan Mastuti H. Aksa. Teori dan Kasus Manajemen Pemasaran.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011..
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Sanjaya,Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana, cet. 1. 2005.
Sopiatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik. Bogor: Graha
Indonesia, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cet
Ke-11, 2010.
Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama, cet. 1, 2010.
Tilaar, H.A.R. Manifesto Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas, 2005.
Tjiptono, Fandy. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset, 1998.
Umi Narimawati, dkk. Penulisan Karya Ilmiah,. Bekasi: Genesis, 2010
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. cet. 10. 2010.
Walker, Denis. Mendahulukan Kepuasan Pelanggan. Tangerang Selatan: Binarupa
Aksara Publisher. 2011.
Wibowo, Agus. Orang Miskin Harus Sekolah. Media Indonesia: Senin 4 Agustus
2014.
Zulkarnain. Ilmu Menjual. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Lampiran 1
Keadaan Sarana dan Prasarana
SMK Averus Pondok Pinang
No. Nama Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1. Bangunan Gedung 2 unit Baik
2. Ruang Kelas 25 buah Baik
3. Ruang Kepala Sekolah 1 buah Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 buah Baik
5. Ruang Guru 2 buah Baik
6. Ruang Perpustakaan 1 buah Baik
7. Ruang Kesiswaan (OSIS) 1 buah Baik
8. Ruang Bimbingan dan Konseling 1 buah Baik
9. Ruang Praktik Administrasi 1 buah Baik
Perkantoran
10. Ruang Praktik Penjualan 1 buah Baik
11. Ruang Akuntansi 1 buah Baik
12. Lab Komputer 1 buah Baik
13. Mushola (Guru dan Siswa) 2 buah Cukup baik
14. WC (Guru dan Siswa) 5 buah Cuku baik
15. Lapangan Olahraga 1 buah Baik
16. Aula/Ruang pertemuan 1 buah Baik
17. Gudang 1 buah Baik
18. Ruang Kesehatan 1 buah Baik
19. Kantin 2 buah Cukup baik
Sumber: Data dari Tata Usaha SMK Averus
Lampiran 2
Guru / Staf Pengajar
SMK Averus Pondok Pinang
Tahun 2014/2015
PEND.
No. NAMA GURU NAMA PERG. TINGGI
TERAKHIR
1. Drs. H.A. Syarif A. S2- Adm.
Muthalib, M.Pd Pendidikan Univ. PGRI Adi Buana
2. Drs. H. M. Yusuf AB, MM S2-Manajemen Univ. Utama Jagakarsa
3. Ahmad Gozali, S.Pd, MM S2-Manajemen STIE Gotong Royong
4. Suziana, S.Pd S1-PDU Ekonomi Univ. Eka Sakti
5. Dra. Sukamti Ardhoyo, S2-Tek.
M.Pd Pendidikan Univ. PGRI Adi Buana
6. Santi Putri Agustina S1- BK STKIP Subang
7. S1/Pend. Olah
Drs. Benny Riliandi
Raga IKIP PADANG
8. Ahmad Feris, SE, MM S2- Manajemen STIE Gotong Royong
9. Halimah Tusa'diah, SE S1- Ekonomi STIE Gotong Royong
10. Erawaty, B.Sc S1- Univ. Indra Prasta
11. Mardhiyah, S.Pd S1- Bahasa Inggris Univ. M. Yamin Padang
12. S1-Pend.
Nani Nurahmah, S.Pd
Matematika UHAMKA
13. S1-
Abdul Aziz, SH, SE
Hukum/Ekonomi UNS / STIE GR
14. Tri Haryanto, SE.S.Pd, MM S2-Manajemen
15. Heri Susanto, SE, M.Pd S2-Pend. IPS Univ. Indra Prasta
16. Santosa Tiyo Wibowo, SE S1- Ekonomi Univ. Sebelas Maret
17. Darwinanta, SE S1- Univ. Mercubuana
18. Tuti Suhaeti, S.Pd S1-Matematika Univ. Indra Prasta
19. Drs. Lukman Hakim S1-Tarbiyah SITMA Ciputat
20. Lies Lestari, SE S1-Ekonomi Univ. Pamulang
21. Da'wati, S.Pdi S1-
22. S1-Pend.
Rita Fatimah, S.Pd
Matematika Univ. Indra Prasta
23. Kuncoro Andri Widia, S.Pd S1- B. Inggris
24. Zulkarnain S1-Ekonomi STIE Gotong Royong
25. Neneng Masruro, SE S1-Ekonomi STIE Bisnis Indonesia
26. Sofiah, S.Pd, M.Pd S2-Adm. UHAMKA
Pendidikan
27. Dwi Abadi, Amd D3/ Akuntansi STIE DR.Muchtar Thalib
28. Evi Tri Handayani, SE S1-
29. S2-Adm.
Sri Ardiarti, S.Kom, M.Pd
Pendidikan Univ. Negeri Padang
30. S1-Adm.
Dra. Tumpuk Utami
Perkantoran IKIP Negeri Surabaya
31. S1-Adm.
Tengku Feri Zulfikar, S.Pd
Perkantoran STKIP Purnama Jakarta
32. Ahmad Fauzan, Shi S1- UIN Jakarta
33. N. Agung W. Ardhoyo, ST,
M. Ikom S2-Komunikasi
34. S1-Bhs & Sastra
Lya Aida Fitriani, S.Pd
Indo UNINDRA
35. Ramli, S.Ag S1-
36. Khairul Anwar, S.Pd S1- MIPA UIN Syarif Hidayatullah
37. Sirajudin Nasrun, S.Pd S1-MP UIN Syarif Hidayatullah
38. A. Rasikhu Z.H, S.Pd. M.Si S3-Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah
39. Syafina Rahma, SS S1-Sastra Cina
40. Supratman, S.Tp S1- T. Pertanian Ins. Pertanian Yogya
41. Asna Widadi, S.Pd S1-B. Inggris UIN Jakarta
42. Krisdiyanti, S.Kom S1-T. Informatika STT. Telematika
43. Sainah, S.Kom S1-T. Informatika STT. Telematika
44. Dra. Mas'adah S1- Akuntansi IKIP Jakarta
45. Siti Masyitoh, S.Pd S1-
Sumber: Data dari Tata Usaha SMK Averus
Lampiran 3
Staf Administrasi
SMK Averus Pondok Pinang
Tahun Pelajaran 2014/2015
No. NAMA PERG.
NAMA PEND. TERAKHIR TINGGI
1. Hasbah, SE S1-Ekonomi
2. Sainah, S.Kom S1-T. Informatika STT. Telematika
3. Ilyas Ahmad S1- Ekonomi STIE Gotong Royong
4. Idrus Saputra SMA
5. Neneng Wiarsih SMK
6. Oka Mawardah S1- Budi Luhur Budi Luhur
7. Yodi Amarullah S1- Unindra Unindra
8. Dolf Saputra SMA
9. Arief Wahidin SMK
10. Supriyadi
11. M. Lukman SMA
Sumber: Data dari Tata Usaha SMK Averus
Lampiran 4
Prestasi non-akademik yang diraih oleh SMK Averus dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir, diantaranya:
1. Juara I Bola Basket Putri 02 SN Tahun 2012
2. PORSENI SMK Nusantara Tahun 2012
3. Juara II Bulu Tangkus Putri O25N Kecamatan Kebayoran Lama
Tahun 2012
4. Juara III Futsal Turnamen Antar SMA-SMK Se-Jabodetabek
Ahmad Dahan CUP 2012
5. Juara III Futsal Menwa UMJ CUP 2013
6. Juara II Turnamen Sepak Bola Rengas (Djarus Super Cup) Tahun
2011
7. Juara II Integral CUP Tingkat SMA Se-Jabodetabek Tahun 2011
8. Juara I Ahmad Dahlan Cup Tahun2011
9. Juara III Bola Basket Olimpiade Olah Raga Dan Seni Nasional
O25N Tahun 2013
10. Juara II Catur Olimpiade Olah Raga Nasional O25N Tingkat Kota
Jaksel Tahun 2014
11. Juara II Futsal Putra Tingkat SMA-SMK Porseni Nusantara CUP
Tahun 2014
12. Juara II Futsal O25N 2014
13. Juara 1 Lomba Catur O25N Tahun 2014
14. Juara III Futsal PORSAN CUP Tahun 2014
15. Juara I Futsal Ahmad Dahlan CUP VI Tahun 2014
16. Juara III Futsa MENWA UMJ CUP Tahun 2013
17. Juara Umum III Lomba Taekwondo Compotition Tahun 2014
18. Juara III Lomba Volly Tahun 2014
Sumber: Data dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Lampiran 6
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan Hormat,
Dengan ini saya mengharapkan kesediaan siswa dan siswi untuk
mengisi pertanyaan-pertanyaan ini, yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam rangka penelitian pembuatan skripsi, dengan judul: “Tingkat
Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran di Sekolah”
Kejujuran dan jawaban siswa-siswi dalam pengisian angket ini sangat
diharapkan untuk kelancaran pembuatan skripsi ini. Dalam lembaran angket
ini tidak ada jawaban salah atau benar, tetapi merupakan pendapat atau
kondisi yang dirasakan peserta didik. Jawaban yang telah diberikan tidak
akan mempengaruhi prestasi yang didapatkan siswa/siswi di sekolah, karena
penelitian ini hanya bersifat ilmiah.
Terima kasih atas kesediaan dan waktu yang diberikan untuk pengisian
angket ini.
Petunjuk pengisian:
1. Sebelum menjawab bacalah pertanyaan-pertanyaan ini dengan teliti
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembaran berikut sesuai
dengan kondisi dan keadaan peserta didik rasakan sejujurnya
3. Ungkapkan perasaan anda terhadap pelayanan proses pembelajaran di
SMK Averus dengan memberikan tanda silang (x)
4. Setiap pertanyaan terdiri dari lima alternative jawaban
5. Selamat mengerjakan
PEDOMAN ANGKET
“Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran
di SMK Averus”
Nama : ...................................
Kelas/Jurusan : ...................................
Keterangan:SP= Sangat Puas
P= Puas
CP= Cukup Puas TP= Tidak Puas
STP = Sangat Tidak Puas
Berikan tanda silang (x) pada kolom SP, P, CP, TP, atau STP secara objektif untuk menjawab p
No. Pernyataan SP P CP TP STP
1. Motivasi yang diberikan guru dalam
setiap proses pembelajaran
2. Semangat guru dalam kegiatan
pembelajaran
3. Kesesuaian metode belajar yang
digunakan dengan materi pelajaran.
4. Pemberian waktu tunggu dalam waktu
jeda kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan
5. Kemampuan guru dalam menciptakan
kelas yang kondusif sehingga siswa
berperan aktif dalam proses
pembelajaran
6. Kepedulian guru terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar di kelas
7. Kedisiplinan guru terkait dengan waktu
masuk kelas
8. Kesesuaian kegiatan pembelajaran
dengan kalender akademik
9. Kelengkapan media pembelajaran di
sekolah
10. Perawatan dan pengadaan media
pembelajaran di sekolah
11. Keberagaman cara mengevaluasi
12. Catatan/komentar guru terhadap hasil
evaluasi/tes/tugas
13. Kesesuaian pelayanan yang diberikan
oleh sekolah dengan kebutuhan siswa
14. Sikap sekolah dalam menanggapi
keluhan siswa
15. Kesesuaian pemberian tugas dengan
materi yang diajarkan
16. Kemudahan bimbingan dan konseling di
luar jadwal bimbingan
17. Keramahan guru BK dalam memberikan
layanan
18 Pemberian umpan balik terhadap siswa
19 Keahlian Pembina/pelatih dengan
ekstrakurikuler yang dibinanya
20 Keterampilan Pembina/pelatih
ekstrakurikuler
21. Kemampuan Pembina/pelatih
22. Keramahan Pembina/pelatih memiliki
sikap ramah
23. Daya tarik ekstrakurikuler yang
diselenggarakan olek sekolah
24. Ekstrakurikuler yang diselenggarakan
oleh sekolah menarik minat siswa
25. Kesesuaian ekstrakurikuler dengan minat
siswa
26. Kemampuan ekstrakurikuler
mengembangkan minat dan bakat siswa
Total
….., … - 09 - 2014
Lampiran 8
= 295776 ²
25
295776 – 284089
=
= 467,48
Sedangkan untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus sebagai
berikut:
∑
r11 = 1−
,
= 1−
,
= (1 − (0,058)
= 1,041 x 0,942
= 0,980622
Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi
Lampiran 9
PANDUAN WAWANCARA
Jawaban:
1. Mengadakan remedial yang dilakukan setelah UAS walaupun seharusnya
diadakan per KD, karena apabila dilakukan setiap selesai KD akan
membutuhkan banyak waktu dan memperlambat jadwal KD selanjutnya.
Kemudian dalam proses pembelajaran dilakukan metode GTM/ceramah,
meskipun metode ini jadul tetapi metode ini paling sesuai melihat kondisi
siswa. Dan absensi serta agenda kegiatan di kelas selalu saya catat baik milik
kelas pun juga milik saya pribadi, memberikan reward dan punishment,
memberikan catatan kecil di bawah tugas-tugas siswa, mengadakan
pengayaan 1x pertemuan dalam satu minggu.
2. ~ Bukti fisik, menurut saya sudah lumayan terjamin dalam kelas, seperti:
LCD, infokus, white board, AC, bangku, meja, hiasan dinding, warna cat,
pencahayaan juga sirkulasi udara sudah lengkap dan baik, tetapi masih
terdapat kekurangan seperti spidol, penghapus white board, dan speaker,
karena saya guru bahasa inggris membutuhkan audio untuk speaking dan
listening.
~ Keandalan, saya berpendapat bahwa saya sudah semaksimal mungkin
dalam profesionaisme guru, menciptakan suasana yang kondusif dan
menguasai kelas. Tapi tergantung pada psikologis masing-masing murid,
sesuai dengan perasaan yang sidang dirasakan oleh mereka. Selain itu, waktu
jam pelajaran pun turut mempengaruhi semangat siswa, jika masih jam-jam
awal, semangat siswa masih baik namun ketika sudah memasuki jam ke 5-6
ke atas, semangat siswa sudah cenderung menurun.
~ Daya tangkap, saya merasa sudah merespon cepat apa yang siswa
butuhkan. Jika dalam cara penjelasan saya terlalu cepat menurut siswa, saya
akan memperlambat penjelasan, dan jika masih ada siswa yang masih belum
mengerti penjelasan saya, maka saya akan melakukan penjelasan ulang.
~ Jaminan, saya sudah mengajar sesuai dengan tujuan serta indikator yang
terdapat dalam RPP dan silabus, saya merasa sudah melakukan semaksimal
mungkin agar mereka mengerti penjelasan saya. Dan saya menjamin murid-
murid mengerti penjelasan saya tetapi kembali lagi pada psikologis mereka.
~ Empati, sebagai guru mereka, jika terdapat murid saya yang mendapat
musibah atau dalam psikologi yang kurang baik, saya akan bertanya,
kemudian saya akan menerima apabila ada siswa yang ingin bercerita atau
mencurahkan isi hatinya, setelah itu, saya akan memberikan solusi.
3. Kendala dalam memberikan pelayanan intrakurikuler di sekolah ada beberapa
faktor. Pertama dari murid, banyak murid yang membolos sehingga ketika
pada pertemuan berikutnya yang seharusnya membahas materi yang
selanjutnya, terpaksa mengulang materi yang sebelumnya karena masih
banyak murid yang belum memahami materi tersebut, kemudian juga
psikologis siswa turut menjadi kendala karena dapat membuat siswa tidak
fokus dalam KBM. Kendala lain timbul dari keadaan kelas, terkadang kondisi
kelas masih berantakan dan sampah-sampah berserakan. Kedua dari sarana
dan prasarana di sekolah, perawatan media pembelajaran dan kurang
lengkapnya media pembelajaran seperti audio sedikit menjadi kendala.
Ketiga, dari saya sebagai guru, kendalanya adalah karena guru juga manusia,
sehingga masih terdapat kekurangan walaupun sudah dituntut profesional.
4. Solusi yang seharusnya. Dari sisi murid, seharusnya siswa memiliki
kesadaran tinggi bahwa dirinya butuh pendidikan dan mengikuti tata tertib
sekolah. dari sisi sarana dan prasarana seharusnya sekolah lebih menyediakan
banyak kelengkapan media pembelajaran untuk semua guru. Dan kemudian
dari sisi guru, seharusnya lebih profesional, tidak mencampur adukkan urusan
di luar pekerjaan dengan pekerjaan.
Jawaban:
1. Macamnya seperti: Penugasan, BK, perpustakaan dan pembinaan bela negara.
2. Sarana dan prasarana cukup menunjang, keandalan juga cukup karena dalam
pemberian pelayanan kokurikuler harus sesuai dengan background
pendidikan disertai dengan jam terbang guru tersebut. Dalam daya tangkap,
sudah sesuai dengan target atau tujuan di sekolah sehingga keluhan siswa
lebih sedikit. Kemudian dalam jaminan, secara signifikan sudah menunjukkan
ke arah yang lebih baik, banyak siswa-siswa yang kemampuannya meningkat.
Dan yang terakhir mengenani empati, kami pihak sekolah telah profesional
dalam berempati pada siswa.
3. Kendala dalam kokurikuler, terutama dalam pendidikan adalah
perkembangan iptek. Membuat siswa mudah mengakses hal-hal yang
merugikan dan negatif, kemudian juga sistem, sistem pendidikan di Indonesia
yang mengharuskan setiap siswanya lulus, dan juga banyak siswa yang
bersekolah tidak sesuai dengan minat.
4. Menurut saya selaku guru BK, yang perlu dilakukan yaitu menangani
masalah-masalah disesuaiknan dengan pendekatan yang akan digunakan, selanjutnya meningkat
tokoh masyarakat serta DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri)
PANDUAN WAWANCARA
GURU MATA PELAJARAN SMK AVERUS
“Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran
di SMK Averus”
Nama : Drs. Benny Riliandi
Jabatan : Koordinator Ekstrakurikuler/Pembina
OSIS Tempat : Ruang Guru
Hari/tanggal : Selasa, 7 Oktober 2014
Pertanyaan:
1. Apa saja pelayanan ekstrakurikuler di sekolah?
2. Bagaimana pelayanan ekstrakurikuler di sekolah dilakukan dengan bukti
fisik, keandalan, daya tangkap, jaminan, dan empati?
3. Kendala apa saja yang dialami dalam memberikan pelayanan ekstrakurikuler
di sekolah?
4. Solusi yang dilakukan dalam menghadapi kendala pelayanan
ekstrakurikuler di sekolah?
Jawaban :
1. Sekolah sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan siswa tidak hanya
pada sisi akademis tapi juga non-akademis, maka ektrakurikuler lah yang
menjadi wadah peningkatan kemampuan non-akademis siswa. SMK Averus
menyediakan banyak ekstrakurikuler, yaitu: bola basket, pencak silat, pecinta
alam, bola voly, rohis, marawis dan hadrah, futsal, pramuka, dan paskibra.
2. Menurut saya, sarana prasarana ektrakurikuler cukup baik, keandalan pelatih
pun cukup baik, respon sekolah terbilang baik, jaminan serta empati dirasa
saya sudah baik, ini terbukti ketika banyaknya prestasi yang diraih di bidang
non-akademik.
3. Kendalanya yaitu ekstrakurikuler kurang menarik minat siswa, siswa yang
berbakat namun terkadang kurang berminat mengikuti ekstrakurikuler,
padahal pihak sekolah telah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam
menarik minat siswa.
4. Solusi yang tepat dalam menyelesaikan kendala pada ekstrakurikuler menurut
saya adalah seharusnya pihak sekolah menyediakan lebih banyak lagi macam- macam ekstrakur
kebijakan pada ekstrakurikuler.