MUHAMMADIYAH 01 MEDAN
PROPOSAL
OLEH :
AMRIL MUKMININ
NPM : 2002030018
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah
salam tidak lupa penulis hadiahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh
banyak mengalami kesulitan yang peneliti hadapi. Baik dari segi waktu,
tenaga dan biaya. Namun, berkat doa, dorongan dan motivasi dari orang
jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
tercinta Zuraidah Nasution, tak lupa pula kepada saudara kandung saya
Rudi Wardana, dan Juli Syafitri. selaku orang tua yang merangkap
menjadi ayah dan ibu kepada penulis, seorang wanita terhebat dan terkuat
bapak Asrar Aspia Manurung, M.Pd yang telah sabar, tulus dan ikhlas
motivasi, arahan dan saran yang sangat berharga kepada penulis selama
kepada :
Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Hj. Dewi Kesuma Nasution, S. S., M.Hum selaku Wakil
skripsi ini.
Karena tanpa kalian mengkin takkan pernah penulis sampai pada tahap
Penulis
AMRIL MUKMININ
NPM: 2002030018
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
pelatihan dibawah bimbinganorang lain yang sangat dibutuhkan oleh manusia (Triwiyanto,
bertujuan untuk membangun jati diri yang baik dan mengembangkan kemampuan diri secara
sadar dan terprogram yang bermanfaat dalam menjalani kehidupan. Revolusi industri 4.0 dan
kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik terpadu (Desyandri et al., 2021). Peran guru
menggunakan sebuah media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi
pembelajaran akan membuat suasana di dalam kelas akan lebih menyenangkan dan peserta
pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik salah
satunya dapat berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar kerja peserta didik
adalah bahan ajar yang biasanya disiapkan oleh pendidik untuk membantu dan membantu
proses belajar peserta didik baik secara kelompok maupun secara individu dalam
membangun sendiri pengetahuan mereka (Sari & Lepiyanto, 2016). Dengan adanya LKPD
diharapkan peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide
kreatifnya serta dapat menumbuhkan peserta didik dalam berfikir kritis. LKPD dikatakan
dapat menumbuhkan peserta didik dalam berfikir kritis karena dengan adanya beberapa tugas
dan materi yang disajikan di dalamnya maka akan membuat peserta didik tersebut aktif
dalam memahami suatu materi pembelajaran serta penyelesaian masalah dengan cara
mencarinya sendiri.
proses pembelajaran berlangsung, peserta didik sudah dilengkapi dengan bahan ajar berupa
buku tema peserta didik dan buku modul yang dipegang oleh guru kelas serta modul
pengayaan yang diberikan kepada peserta didik sebagai pegangan mereka dalam
pembelajaran. Namun juga terlihat penggunaan LKPD belum sepenuhnya maksimal karena
lembar kerja peserta didik berupa soal-soal latihan pada satu pertemuan saja jadi belum
dilengkapi dengan materi yang dipelajari. Di dalam pembelajaran Peserta didik terlihat masih
sulit memahami suatu materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, mereka terlihat kurang
Hal ini sejalan dengan berdasarkan wawancara guru kelas XI dalam pembelajaran
matematika peserta didik masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi yang
diajarkan, kesulitan tersebut misalnya peserta didik lama dalam memahami materi yang
diajarkan jadi guru harus mengulang-ngulang kembali materi tersebut sampai akhirnya
peserta didik mengerti. Selain itu juga dilakukan wawancara dan berdiskusi dengan guru
kelas XI terkait kebutuhan terhadap pengembangan LKPD yaitu sebenarnya guru sudah
mencoba membuat LKPD namun penggunaan LKPD ini hanya digunakan satu pertemuan
saja dalam pembelajaran, serta dalam proses pembelajaran peserta didik hanya menggunakan
modul pengayaan untuk mengerjakan latihan-latihan soal sebagai lembar kerja. Dimana
lembar kerja tersebut belum dilengkapi dengan gambar yang menarik serta materi di
dengan penyebaran angket peserta didik kelas XI-IPS yang berjumlah 28 peserta didik di
Madrasah Aliyah Muhammdiyah 01 Medan. Hasil menunjukkan sebagian besar peserta
didik membutuhkan suatu LKPD sebagai bahan ajar yang berkaitan dengan masalah
membutuhkan suatu LKPD yang menarik dengan tampilan yang memiliki berbagai warna
agar mereka senang jika melihatnya sehingga tidak menjadikan pembelajaran membosankan.
Sejalan dengan Septian (2019) dalam penelitiannya menemukan masalah bahwa sebenarnya
guru sudah membuat LKPD namun LKPD tersebut masih ada kekurangan yang dirasakan
oleh guru terkait isi LKPD tersebut, yaitu isi dari LKPD tersebut belum mengaitkan langsung
permasalahan sesuai dengan keseharian peserta didik, belum ada perpaduan gambar dan
tulisan di dalam LKPD tersebut kurang menarik perhatian peserta didik yang membuat
peserta didik sulit memahami materi serta kurang minat dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pengembangan LKPD
Education merupakan suatu konsep pembelajaran yang digunakan untuk membantu dan
mendorong peserta didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Istiana et al., 2020). Model pembelajaran
Realistic Mathematic Education uga salah satu model yang mengangkat pada konteks
Education membawa peserta didik ke dunia nyata dengan menggunakan pengalaman sehari-
hari, sehingga pembelajaran yang di pelajari di dalam kelas masih berkaitan dengan dunia
nyata (Rosyada et al., 2019). Model Realistic Mathematics Education adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengawali dari sesuatu yang nyata sehingga peserta
didik dapat melibatkan diri langsung dalam proses pembelajaran yang bermakna (Faidah et
al., 2019).
Jadi dengan adanya LKPD di padukan dengan model Realistic Mathematics Education
yaitu bertujuan sebagai salah satu bahan ajar yang berkualitas dengan adanya sintaks RME
dengan sasaran tujuan menciptakan solusi serta pembelajaran yang mudah dipahami karena
dipadukannya pembelajaran dengan masalah oleh guru lalu mereka menyelesaikan masalah
tersebut dengan caranya mereka sendiri serta mampu menyelesaiaan masalah sehari-hari.
Maka dari itu berdasarkan dari permasalahan yang telah di paparkan diatas, maka
Muhammadiyah 01 Medan”
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dikemukakan ,maka
Sementara dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti
menetapkan masalah penelitian ini yang akan diamati agar penelitian ini dapat terarah
2. Materi dalam penelitian ini adalah materi Sistem Persamaan Linier Dua Variable
(SPLDV).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, yang
telah dipaparkan di atas, maka adanya rumusan masalah penelitian yang tepat yaitu tentang:
(LKPD) berbasis pendekatan RME dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Guru
lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pendekatan RME dalam Meningkatkan
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadikan sebagai suatu pedoman refrensi
KAJIAN TEORI
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar yang biasa
digunakan oleh seorang guru dalam proses kegitan belajar mengajar di kelas.Bahan ajar
merupakan sumber belajar yang sampai saat ini memiliki peranan penting untuk menunjang
proses pembelajaran. Menurut Majid (2020) Lembar Kerja Peserta Didik (Student
didik. LKPD biaanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
Menurut Prastowo (2013) LKPD merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian
rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mengembangkan materi ajar tersebut secara
mandiridan dapat menemukan pemahaman yang terstruktur untuk memahami materi yang
diberikan.
Menurut Majid (2020) Lembar kerja (LK) atau Lembar Tugas (LT)
dan/atau sikap. Menurut Wahyuni dkk (2018) LKPD adalah sumber dan media
yang dapat membantu peserta didik belajar secara terfokus dan LKPD terfokus
prosedural yang berisi daftar materi, konsep, dan pemahaman yang akan
kita simpulkan bahwa LKPD merupakan lembaran yang berisi materi, uraian,
langkah kerja, dan latihan yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam rangka
membantu memahami dan menemukan konsep materi yang ingin dicapai sesuai
ajar yang dapat meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peserta
didik, (2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan, (3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
utama yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi
Judul merupakan suatu identitas dari pembahasan yang akan dipelajari. Judul
harus dicantumkan dalam LKPD karena memiliki informasi tentang materi yang
akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Petunjuk belajar merupakan suatu tanda
guru. Pada bagian kompetensi yang akan dicapai ini ada beberapa yang harus
pengalaman belajar yang akan diperoleh peserta didik dengan belajar materi sistem
peserta didik untuk mendapatkan apa yang seharusnya dicari, dipahami, dan
dikerjakan. Pada LKPD ini informasi pendukung berupa peta konsep dari materi
pekerjaan secara konsisten atau teratur. Pada LKPD ini langkah kerja yang
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dalam LKPD ini penilaian yang
konsep adalah LKPD ang dapat membuat peserta didik membangun atau
akan dipelajari. LKPD ini memuat apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
berbagai konsep yang telah ditemukan LKPD jenis berisi latihan untuk melatih
peserta didik menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
LKPD bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang telah ada jawabannya
didalam buku, peserta didik akan dapat mengerjakan LKPD tersebut jika mereka
membaca buku, fungsi utama LKPD ini adalah untuk membantu peserta didik
LKPD ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu.
Materi pembalajaran yang dikemas dalam LKS lebih mengarah pada pendalaman
dan penerapn materi pembelajaran yang terdapat dalam buku pelajaran, LKPD ini
Dalam LKPD petunjuk praktikum merupkana salah satu isi (conten) dari
3. Penulisan LKPD
menentukan alat penilaian terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Ketiga, menyusun materi. Materi LKPD dapat dapat berupa informasi pendukung,
yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Terakhir
adalah menentukan materi dan tugas yang akan dimasukan dalam LKPD yang
kenyataan.
kenyataan. Situasi nyata ini dapat mencakup masalah kontekstual bagi peserta didik
dimana mereka mengalami masalah yang disajikan secara nyata. Sehingga dapat
menerima materi dan mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar
yang aktif.
sebenarnya.
matematika itu sendiri. Model tersebut kemudian menjadi sebuah daya Tarik
sendiri.
2.2.2 Karakteristik Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan
alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa
matematika.
peserta didik sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu
konsep yang dibangun oleh peserta didik, maka dalam RME peserta didik
hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses
realistik. Proses belajar peserta didik akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik secara stimulan. Kata
kepada peserta didik secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. RME
lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan. Karakteristik terakhir dari
pendekatan RME ini sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam
(RME)
yang jelas dan operasional kepada peserta didik tentang keterkaitan antara
matematika pada umumnya bagi manusia. (2) Memberikan pengertian yang jelas
dan operasional kepada peserta didik bahwa matematika adalah suatu bidang kajian
yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh peserta didik tidak hanya oleh
mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. (3) Memberikan pengertian yang
jelas dan operasional kepada peserta didik bahwa cara penyelesaian suatu soal atau
masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara orang yang satu dengan
yang lain. (4) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada peserta
sesuatu yang utama dan untuk mempelajari matematika seseorang harus menjalani
proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan
berbagai hal yang tidak mudah untuk dipraktekkan, misalnya mengenai peserta
didik, guru dan peranan soal kontekstual. Di dalam RME peserta didik tidak lagi
dipandang sebagai pihak yang mempelajari segala sesuatu yang sudah “jadi” tetapi
sebagai pihak yang aktif mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Guru
dipandang lebih sebagai pendamping bagi peserta didik. (2) Pencarian soal soal
kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut RME tidak selalu mudah
untuk setiap topik Matematika yang perlu dipelajari peserta didik, terlebih lagi
karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam macam cara.
Upaya mendorong peserta didik agar bisa menemukan berbagai cara untuk
menyelesaikan soal, juga bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru. (3) Proses
merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan mekanisme berpikir peserta
didik harus diikuti dengan cermat, agar guru bisa membantu peserta didik dalam
2.2.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Realistic Mathematics Education
(RME)
diawali dengan pemberian masalah kontekstual yang akan diselesaikan oleh peserta
didik sehingga peserta didik mampu menemukan konsep matematika dari masalah
matematis peserta didik karena menekankan pada masalah yang real (nyata) dimana
pembelajaran ini mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata
realita dan lingkungan peserta didik sebagai inti awal pembelajaran (Kusumawati,
2017). Peserta Didik dibimbing untuk menemukan konsep sendiri. Setelah peserta
didik memahami konsep, peserta didik kembali diberikan masalah realistik agar
Sistem persamaan linear dua variabel atau dalam matematika biasa disingkat
SPLDV adalah suatu persamaan matematika yang terdiri atas dua persamaan linear
Ciri-Ciri SPLDV:
b. Kedua variabel pada SPLDV hanya memiliki derajat satu atau berpangkat
satu.
kita. Seperti menghitung keuntungan atau laba, mencari harga dasar atau harga
• Variabel, yaitu pengubah atau pengganti suatu bilangan yang belum diketahui
sejenis. Koefisien terletak di depan variabel. Misalnya ada 2 buah pensil dan 5 buah
Pensil = x , spidol = y
Jadi persamaannya adalah 2x + 5y. Nah karena x dan y adalah variabel, maka angka
• Konstanta, yaitu nilai bilangan yang konstan karena tidak diikuti oleh variabel di
• Suku, yaitu bagian-bagian dari suatu bentuk persamaan yang terdiri dari koefisien,
variabel, dan konstanta. Misal ada persamaan 7x -y + 4, maka suku suku dari
ax + by = c
Contoh Soal :
1. Tentukan himpunan dari penyelesaian dan dari persamaan berikut ini yaitu x +
3y = 15 dan 3x + 6y = 30 ?
Diketahui :
Persamaan Pertama = x + 3y = 15
Penyelesaiannya :
Langkah yang Pertama : Ubahlah dari salah satu persamaan dan carilah yang
3x + 6y = 30
3 (-3y +15) + 6y = 30
-9y + 45 + 6y = 30
-3y = 30 – 45
-3y = -15
y=5
Langkah yang Ketiga : Selanjutnya carilah nilai x maka, gunakanlah salah satu
dari persamaan boleh itu dari persamaan yang pertama maupun yang kedua
+ 3y = 15
X + 3 (5) = 15
X + 15 = 15
X=0
3x + 6y = 30
3x + 6 (5) = 30
3x + 30 = 30
3x = 0
X=0
Menurut (Harefa, 2020) berpendapat bahwa hasil belajar yaitu tingkat daya
yang dipunyai oleh peserta didik saat memperoleh, menolak dan menakar informasi
Hasil belajar di katakana dalam wujud nilai masing-masing mata pelajaran selepas
dicapai peserta didik saat melaksanakan proses belajar yang maksimal itu secara
lisan ataupun tertulis. Tinggi kemampuan dilihat dari 3 (tiga) ranah adalah ranah
psikomotorik,ranah sikap, dan ranah kognitif. Dengan demikian hasil belajar adalah
"Hasil belajar secara keseluruhan di bagi jadi tiga ranah, yaitu psikomotoris,kognitif
dan afektif. Psikomotoris bertujuan dengan hasil belajar ketrampilan dan kekuatan
pengetahuan aplikasi analisis, sintesis dan penilaian Afektif bertujuan dengan sikap
yang terdiri dari lima prospek ialah penilaian, organisasi penerimaan, jawaban dan
internaslisasi.
dan pemilihan teori dasar ilmu berupa materi mendasar ialah sebagai prinsip
utama.
3. Afektif yaitu hasil belajar yang berhubungan dengan nilai sikap membidik
membujuk belajar menurut Slameto dalam (Ningsih et al., 2018) adalah antara lain:
1) Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri.
2) Faktor Eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu Faktor
1. Faktor Ekstenal
a. Kesehatan
b. Minat
Minat memiliki efek yang besar atas perilaku sikap seseorang Dalam belajar
Minat menjadi sumber motivasi yang tinggi dalam menyorong orang untuk belajar.
Andai kata seseorang menempatkan minat pada suatu masalah sehingga akan
berminat lagi dalam pembelajaran sehingga mendengar Namanya saja sudah tidak
menarik lagi sampai mendengar Namanya saja sudah malas dan bisa dikatakan tidak
suka.
2. Faktor Internal
a. Keluarga
keberhasilan anak dalam belajar. Mulai dari besar kecilnya pendidikan kedua
b. Sekolah
nyaris 1/3 dari aktivitas anak sehari-hari yang berada disekolah. Mutu pendididk,
c. Lingkungan Sekitar
belajar,contohnya apabila bangunan rumah terlalu rapat, cuaca sangat panas atau
METODE PENELITIAN
01 Medan yang beralamat Jl. Mandala By Pass No.140A Bantan, Kec. Medan
Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara 20226. Dan Waktu penelitian ini akan di
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
ialah: sampel random atau sampel acak, dengan peneliti (mengacak) subjek dalam
populasi. Sampel penelitian ini ialah: seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Muhammadiyah 01 Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis ini merupakan penelitian yang
Research and Development berarti suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu dan juga menguji keefektifan produk yang telah
dihasilkan tersebut. Tujuan dari metode penelitian pengembangan ini digunakan
dihasilkan dari penelitian ini berupa alat peraga matematika, yaitu alat peraga
miniatur tandon air tingkat tiga melalui Realistic Mathematic Education (RME)
Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan guna memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.Pada penelitian ini sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
bahwa peneliti menggunakan metode research and development (R&D) yang merupakan
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk yang telah ada atau
terdapat lima langkah penelitian yang dilaksanakan yaitu analyze, design, develop,
implement, dan evaluate. Model ini memiliki langkah sistematis, detail, dan menghasilkan
Konsep dari model ADDIE dapat dilihat dari Gambar 3.1 berikut.
Model pengembangan ADDIE memiliki alur pengembangan yang
tidak kaku akan tetapi fleksibel. Dikatakan fleksibel karena dapat dilakukan
berikut:
Tahapan yang dilakukan yaitu melakukan wawancara kepada peserta didik mata
analisis kebutuhan peserta didik yang telah menempuh mata pelajaran logika
kebutuhan tersebut akan digunakan sebagai untuk meningkatkan hasil belajar pada
Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan perencanaan produk yang akan
dikembangkan dan menyusun instrumen yang akan digunakan dalam menilai produk
tersebut.
produk media pembelajaran berupa LKPD pada materi sistem persamaan dua
variabel dalam bentuk praktekserta dilakukan proses validasi dan pengujian tingkat
Konsep yang telah dirancang pada tahap design selanjutnya dibuat dengan
akan diujicoba oleh validator, validator desain media pembelajaran ini adalah ahli
dalam bidangnya, yaitu ahli media dan ahli materi. Setiap validator diminta
memberikan penilaian pada lembar penilaian validasi yang telah disiapkan peneliti
hasil dari pengembangan yang telah di validasi oleh validator di uji cobakan kepada
peserta didik pada kelompok kecil dan kelompok besar yaitu peserta didik MA
dua variabel sejumlah 5 mahasiswa pada kelompok kecil dan 15 mahasiswa pada
kelompok besar dengan dipilih secara purposive sampling atau dengan pertimbangan
tertentu.
Selanjutnya akan dilakukan uji efektivitas, yaitu produk tersebut diuji pada 1
kelas mahasiswa yang baru saja akan menempuh mata pelajaran logika matematika.
Uji coba oleh peserta didik ini penting dilakukan guna mengetahui hasil dilapangan
produk tersebut. Pengujian ini dapat memberikan hasil respon mengenai ketertarikan
dan kemenarikan mahasiswa terhadap produk tersebut, dinilai dari kualitas dan
dengan sejauh mana produk pengembangan dapat menciptakan suasana belajar baru
dan memberikan kesan lebih bermakna serta menyenangkan bagi peserta didik.
Pada tahap penelitian ini, tahap evaluasi fleksibel bisa dilakukan disemua
tahapan. Proses evaluasi yang dilakukan yaitu melihat permasalahan yang ada
dilapangan setelah melakukan analisis serta menilai hasil dari penelitian dan
danmanfaat dari suatu objek berupa sebuah produk atau program pembelajaran.
Hasil yang didapat akan di analisis dan ditarik kesimpulan, apakah produk yang
telah dikembangkan sudah layak dan menarik atau perlu dilakukan revisi
apakah produk pengembangan tersebut harus direvisi dalam skala besar atau
ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Pada penelitian ini
1. Observasi
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket langsung dengan jawaban skala (rating scale).
Pengumpulan data melalui angket uji kelayakan pada penelitian ini dilakukan pada
Adapun nama-nama validator yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
belajar peserta didik yang telah didesain. Hasil penilaian ini dijadikan dasar
didik diisi oleh dosen ahli dan guru matematika. Lembar angket kelayakan
instrumen rpp validasi ahli dan hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolak
ukur.
Metode analisis data yang digunakan untuk validasi media dan materi
Sugiyono (2013).
Keterangan :
K = kelayakan
kriteria kualitatif uji kelayakan media dan materi dapat ditetapkan pada tabel
Persentase Kriteria
Analisis data validasi ahli diperoleh dari angket yang terkait dengan
kelayakan isi dan sistematika materi melalui RME kesesuaian fitur dan
penggunaan alat peraga pada aplikasi. Berikut ini merupakan skor penilaian
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Kurang Setuju
1 Tidak Setuju
Hasil skor penilaian dari ketiga validator akan dicari rata-ratanya lalu
kelayakan produk yang dibuat yaitu alat peraga miniatur tandon air tingkat
tiga melalui RME pada materi logika matematika. Berikut ini adalah kriteria
Angket respon peserta didik memiliki jawaban sesuai dari konten pertanyaan.
berikut:
Skor Kategori
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
https://doi.org/10.24014/sjme.v3i2.3897.
Ekonomi, F., Bisnis, D. A. N., Islam, U., Raden, N., & Palembang, F.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1814
Munthe, N., Studi, P., Manajemen, M., Tinggi, P., Pascasarjana, D.,
106.
Konawe.Https://Medium.Com/,10(1),19–36.
https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/550
https://doi.org/10.30743/best.v3i1.2493