Anda di halaman 1dari 44

PENGEMBAGAN LKPD BERBASIS RME UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MADRASAH ALIYAH

MUHAMMADIYAH 01 MEDAN

PROPOSAL

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Serjana Pedidikan (S.Pd.)

Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

AMRIL MUKMININ

NPM : 2002030018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah

memberikan semangat, kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembagan Lkpd

Berbasis Rme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan”. Shalawat beriringkan

salam tidak lupa penulis hadiahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari cukup

banyak mengalami kesulitan yang peneliti hadapi. Baik dari segi waktu,

tenaga dan biaya. Namun, berkat doa, dorongan dan motivasi dari orang

tua, pembimbing, keluarga, teman-teman seperjuangan, para dosen

maupun pegawai akademik akhirnya penulisan proposal ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Selanjutnya peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: Yang pertama

khusus teruntuk Ayahanda tercinta Syaiful Anwar dan (Almh) Ibunda

tercinta Zuraidah Nasution, tak lupa pula kepada saudara kandung saya

Rudi Wardana, dan Juli Syafitri. selaku orang tua yang merangkap

menjadi ayah dan ibu kepada penulis, seorang wanita terhebat dan terkuat

yang tidak pernah mengeluh untuk berjuang menjaga, mendidik.


Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada

bapak Asrar Aspia Manurung, M.Pd yang telah sabar, tulus dan ikhlas

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

motivasi, arahan dan saran yang sangat berharga kepada penulis selama

menyusun skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

Selanjutnya penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Agussani, M.AP selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Hj. Syamsuyurnita, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Hj. Dewi Kesuma Nasution, S. S., M.Hum selaku Wakil

dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara

4. Bapak Dr. Mandra Saragih, S.Pd., M.Hum selaku Wakil dekan

III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara

5. Bapak Dr. Tua Halomoan Harahap, M.Pd selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Bapak Asrar aspia Manurung, M.Pd selaku pembimbing skripsi

yang selama ini telah meluangkan waktu dalam memberikan

arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

7. Kepada Dosen dan Staff Program Studi Pendidikan Matematika


yang telah memberikan ilmu pengetahuan dari awal perkuliahan

sampai akhir sehingga penulis dapat penyelesaikan penulisan

skripsi ini.

8. Kepada seluruh keluarga besar SYAIFUL ANWAR yang telah

memberikan dukungan dan motivasi serta menjadi penyemangat

bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Kepada Teman-teman penulis Pejuang Yang telah memberikan

semangat, motovasi, dan dukungan dari awal sampai akhir.

Semoga dengan bantuan, bimbingan, arahan serta doa yang

diberikan kepada penulis dapat dinilai ibadah oleh-Nya dan mudah-

mudahan Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Karena tanpa kalian mengkin takkan pernah penulis sampai pada tahap

ini. Terima kasih untuk semuanya.

Dengan ini semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan

rahmatnya kepada kita semua dan semoga proposal ini memberikan

manfaat bagi yang membacanya terutama bagi penulis.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, Januari 2024

Penulis

AMRIL MUKMININ

NPM: 2002030018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 2

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................................

C. Batasan Masalah ..........................................................................................................

D. Rumusan Masalah .......................................................................................................

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 3

A. Kerangka Teoristik .................................................................................................... 4

1. Pengembangan LKPD ......................................................................................... 2

2. Realistik Mathematics Education (RME) ...........................................................

3. Meningkatkan Hasil Belajar ................................................................................

4. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variable (SPLDV)

B. Penelitian yang Relevan ...........................................................................................

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................................


BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................

A. Jenis Penelitian ......................................................................................................... 5

B. Subjek Penelitian .........................................................................................................

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 6


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses yang memberikan atau mengarahkan

pengetahuan, sikap,dan keterampilan sekelompok orang dengan melalui pengajaran atau

pelatihan dibawah bimbinganorang lain yang sangat dibutuhkan oleh manusia (Triwiyanto,

2015). Trahati (2015) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk membangun jati diri yang baik dan mengembangkan kemampuan diri secara

sadar dan terprogram yang bermanfaat dalam menjalani kehidupan. Revolusi industri 4.0 dan

keterampilan abad 21 menyisakan permasalahan mendasar pada pengimplementasian

kurikulum 2013 dengan pendekatan tematik terpadu (Desyandri et al., 2021). Peran guru

sangat diperlukan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

kondusif salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan

menggunakan sebuah media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi

pembelajaran akan membuat suasana di dalam kelas akan lebih menyenangkan dan peserta

didik pun juga merasa senang.

Media pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana penunjang dalam proses

pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik salah

satunya dapat berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar kerja peserta didik

adalah bahan ajar yang biasanya disiapkan oleh pendidik untuk membantu dan membantu

proses belajar peserta didik baik secara kelompok maupun secara individu dalam

membangun sendiri pengetahuan mereka (Sari & Lepiyanto, 2016). Dengan adanya LKPD

diharapkan peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menuangkan ide

kreatifnya serta dapat menumbuhkan peserta didik dalam berfikir kritis. LKPD dikatakan

dapat menumbuhkan peserta didik dalam berfikir kritis karena dengan adanya beberapa tugas
dan materi yang disajikan di dalamnya maka akan membuat peserta didik tersebut aktif

dalam memahami suatu materi pembelajaran serta penyelesaian masalah dengan cara

mencarinya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan pada saat

proses pembelajaran berlangsung, peserta didik sudah dilengkapi dengan bahan ajar berupa

buku tema peserta didik dan buku modul yang dipegang oleh guru kelas serta modul

pengayaan yang diberikan kepada peserta didik sebagai pegangan mereka dalam

pembelajaran. Namun juga terlihat penggunaan LKPD belum sepenuhnya maksimal karena

lembar kerja peserta didik berupa soal-soal latihan pada satu pertemuan saja jadi belum

dilengkapi dengan materi yang dipelajari. Di dalam pembelajaran Peserta didik terlihat masih

sulit memahami suatu materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, mereka terlihat kurang

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran matematika.

Hal ini sejalan dengan berdasarkan wawancara guru kelas XI dalam pembelajaran

matematika peserta didik masih mengalami kesulitan dalam mempelajari materi yang

diajarkan, kesulitan tersebut misalnya peserta didik lama dalam memahami materi yang

diajarkan jadi guru harus mengulang-ngulang kembali materi tersebut sampai akhirnya

peserta didik mengerti. Selain itu juga dilakukan wawancara dan berdiskusi dengan guru

kelas XI terkait kebutuhan terhadap pengembangan LKPD yaitu sebenarnya guru sudah

mencoba membuat LKPD namun penggunaan LKPD ini hanya digunakan satu pertemuan

saja dalam pembelajaran, serta dalam proses pembelajaran peserta didik hanya menggunakan

modul pengayaan untuk mengerjakan latihan-latihan soal sebagai lembar kerja. Dimana

lembar kerja tersebut belum dilengkapi dengan gambar yang menarik serta materi di

dalamnya belum memfasilitasi peserta didik untuk membangun pemahaman berdasarkan

permasalahan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Analisis kebutuhan juga diperoleh

dengan penyebaran angket peserta didik kelas XI-IPS yang berjumlah 28 peserta didik di
Madrasah Aliyah Muhammdiyah 01 Medan. Hasil menunjukkan sebagian besar peserta

didik membutuhkan suatu LKPD sebagai bahan ajar yang berkaitan dengan masalah

kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran matematika. Selain itu mereka juga

membutuhkan suatu LKPD yang menarik dengan tampilan yang memiliki berbagai warna

agar mereka senang jika melihatnya sehingga tidak menjadikan pembelajaran membosankan.

Sejalan dengan Septian (2019) dalam penelitiannya menemukan masalah bahwa sebenarnya

guru sudah membuat LKPD namun LKPD tersebut masih ada kekurangan yang dirasakan

oleh guru terkait isi LKPD tersebut, yaitu isi dari LKPD tersebut belum mengaitkan langsung

permasalahan sesuai dengan keseharian peserta didik, belum ada perpaduan gambar dan

tulisan di dalam LKPD tersebut kurang menarik perhatian peserta didik yang membuat

peserta didik sulit memahami materi serta kurang minat dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pengembangan LKPD

adalah model Realistic Mathematics Education. Model pembelajaran Realistic Mathematics

Education merupakan suatu konsep pembelajaran yang digunakan untuk membantu dan

mendorong peserta didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

dengan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Istiana et al., 2020). Model pembelajaran

Realistic Mathematic Education uga salah satu model yang mengangkat pada konteks

kehidupan nyata sebagai sumber belajarnya. Model pembelajaran Realistic Mathematics

Education membawa peserta didik ke dunia nyata dengan menggunakan pengalaman sehari-

hari, sehingga pembelajaran yang di pelajari di dalam kelas masih berkaitan dengan dunia

nyata (Rosyada et al., 2019). Model Realistic Mathematics Education adalah suatu

pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengawali dari sesuatu yang nyata sehingga peserta

didik dapat melibatkan diri langsung dalam proses pembelajaran yang bermakna (Faidah et

al., 2019).

Jadi dengan adanya LKPD di padukan dengan model Realistic Mathematics Education
yaitu bertujuan sebagai salah satu bahan ajar yang berkualitas dengan adanya sintaks RME

dengan sasaran tujuan menciptakan solusi serta pembelajaran yang mudah dipahami karena

dipadukannya pembelajaran dengan masalah oleh guru lalu mereka menyelesaikan masalah

tersebut dengan caranya mereka sendiri serta mampu menyelesaiaan masalah sehari-hari.

Maka dari itu berdasarkan dari permasalahan yang telah di paparkan diatas, maka

penelitian ini bermaksud melakukan penelitian: “Pengembangan LKPD Berbasis RME

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Madrasah Aliyah

Muhammadiyah 01 Medan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dikemukakan ,maka

identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:

1. LKPD yang digunakan guru saat ini masih kurang bervariasi.

2. Penyajian subjek dari guru masih bersifat monoton

3. Rendahnya minat belajar siswa terhadap LKPD yang kurang menarik.

1.3 Batasan masalah

Sementara dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti

menetapkan masalah penelitian ini yang akan diamati agar penelitian ini dapat terarah

dan lebih jelas dan peneliti ini dibatsi pada:

1. Jenis pembelajaran yang akan digunakan dengan metode pendekatan Realistic

Mathematics Education ( RME ) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Materi dalam penelitian ini adalah materi Sistem Persamaan Linier Dua Variable

(SPLDV).
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah, yang

telah dipaparkan di atas, maka adanya rumusan masalah penelitian yang tepat yaitu tentang:

1. Bagaimana mengembangkan LKPD dengan metode pendekatan Realistic

Mathematics Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan?

2. Bagaimana kelayakan LKPD dengan metode pendekatan Realistic Mathematics

Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pengembangan LKPD dengan metode pendekatan Realistic

Mathematics Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan.

2. Mengetahui kelayakan LKPD berbasis pengembangan LKPD dengan metode

pendekatan Realistic Mathematics Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan lembar kerja peserta didik

(LKPD) berbasis pendekatan RME dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa menambah pengetahuan dalam pengembangan LKPD serta

memperoleh pengalaman melakukan penelitian khususnya pengembangan Lembar


Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis pendekatan RME dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan

2. Bagi Guru

Dapat memberikan inspiratif terkait dengan penelitian, dan memperoleh contoh

lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis pendekatan RME dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini sangat diharapkan dapat menjadikan sebagai suatu pedoman refrensi

dalam menambahkan wawasan untuk berdiskusi dengan guru bidang studi

matematika dalam memberikan pelajaran kepada siswa.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka Berpikir

2.1.1 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar yang biasa

digunakan oleh seorang guru dalam proses kegitan belajar mengajar di kelas.Bahan ajar

merupakan sumber belajar yang sampai saat ini memiliki peranan penting untuk menunjang

proses pembelajaran. Menurut Majid (2020) Lembar Kerja Peserta Didik (Student

Worksheet) merupakan lembaran-lembaran yangberisi tugas untuk dikerjakan oleh peserta

didik. LKPD biaanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Menurut Prastowo (2013) LKPD merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian

rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mengembangkan materi ajar tersebut secara

mandiridan dapat menemukan pemahaman yang terstruktur untuk memahami materi yang

diberikan.

Menurut Majid (2020) Lembar kerja (LK) atau Lembar Tugas (LT)

dimaksudkan untuk memantik dan membantu peserta didik melakukkan kegiatan

belajar mengajar dalam rangka menguasai suatu pengetahuam, kemampuan

dan/atau sikap. Menurut Wahyuni dkk (2018) LKPD adalah sumber dan media

yang dapat membantu peserta didik belajar secara terfokus dan LKPD terfokus

prosedural yang berisi daftar materi, konsep, dan pemahaman yang akan

dikonstruksi peserta didik melalui latihan-latihan yang diberikan. Sehingga, dapat

kita simpulkan bahwa LKPD merupakan lembaran yang berisi materi, uraian,

langkah kerja, dan latihan yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam rangka

membantu memahami dan menemukan konsep materi yang ingin dicapai sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.


Menurut Prastowo (2013) LKPD memiliki 4 fungsi yaitu (1) Sebagai bahan

ajar yang dapat meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan peserta

didik, (2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan, (3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk

berlatih, dan (4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

2.1.2 Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2013) bahan ajar LKPD mempunyai enam komponen

utama yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi

pendukung, langkah-langkah kerja dan penilaian.

Judul merupakan suatu identitas dari pembahasan yang akan dipelajari. Judul

harus dicantumkan dalam LKPD karena memiliki informasi tentang materi yang

akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Petunjuk belajar merupakan suatu tanda

untuk memberi informasi saat proses belajar mengajar.

Kompetensi yang akan dicapai merupakan seperangkat pengetahuan,

kemampuan, sikap yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, diimplementasikan oleh

guru. Pada bagian kompetensi yang akan dicapai ini ada beberapa yang harus

dicantumkan yaitu kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan dan

pengalaman belajar yang akan diperoleh peserta didik dengan belajar materi sistem

persamaan linear dua variabel. Informasi pendukung merupakan keterangan,

pemberitahuan atau bahan yang dapat mendukung dalam penggunaan dan

pengerjaan LKPD. Informasi pendukung berisi informasi yang dapat membantu

peserta didik untuk mendapatkan apa yang seharusnya dicari, dipahami, dan

dikerjakan. Pada LKPD ini informasi pendukung berupa peta konsep dari materi

segiempat dimana terdapat cakupan- cakupan materi yang akan dipelajari.


Kemudian langkah-langkah kerja merupakan pedoman untuk melakukan

pekerjaan secara konsisten atau teratur. Pada LKPD ini langkah kerja yang

dimaksud adalah pedoman yang digunakan peserta didik untuk menggunakan

LKPD dengan benar, tepat dan konsisten agar tercapainya tujuan.

Selanjutnya penilaian merupakan proses yang sistematis dalam

pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dalam LKPD ini penilaian yang

dimaksud adalah bagaimana pemahaman peserta didik setelah menggunakan LKPD

yang telah dikembangkan.

2.1.3 Macam-macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2013) LKPD dikategorikan kedalam lima kategori berikut:

1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan konsep

Jenis LKPD yang ditujukan membantu peserta didik dalam menemukan

konsep adalah LKPD ang dapat membuat peserta didik membangun atau

mengkontruksikan pengetahuan yang mereka dapat mengenai suatu konsep yang

akan dipelajari. LKPD ini memuat apa yang harus dilakukan oleh peserta didik

dalam mengkontruksikan konsep yang akan dipelajari meliputi melakukan,

mengamati, dan menganalisis.

LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang telah ditemukan LKPD jenis berisi latihan untuk melatih

peserta didik menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Tugas dalam bentuk diskusiatau dalam bentuk lainnya.

2. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar

LKPD bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang telah ada jawabannya
didalam buku, peserta didik akan dapat mengerjakan LKPD tersebut jika mereka

membaca buku, fungsi utama LKPD ini adalah untuk membantu peserta didik

menghafal dan memahami materi pelajaran didalam buku.

3. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan

LKPD ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu.

Materi pembalajaran yang dikemas dalam LKS lebih mengarah pada pendalaman

dan penerapn materi pembelajaran yang terdapat dalam buku pelajaran, LKPD ini

juga cocok untuk pengayaan.

4. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum

Dalam LKPD petunjuk praktikum merupkana salah satu isi (conten) dari

LKPD. LKPD digunakan sebagai petunjuk peserta didik melakukan praktikum.

2.1.4 Langkah-langkah Penyusunan LKPD

Langkah-langkah penyusunan LKPD (Prastowo, 2013), sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum

Analisis kurikulum adalah langkah pertama dalam menyusun LKPD.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Materi tersebut disesuaikan juga dengan

karakteristik peserta didik dan kompetensi inti (KI)-kompetensi dasar (KD).

2. Menyusun judul LKPD

LKPD ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, materi pokok, atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. LKPD disusun berdasarkan

judulnya agar pembelajaran menjadi lebih terarah.

3. Penulisan LKPD

LKPD dituliskan pertama dengan merumuskan kompetensi dasar kemudian

menentukan alat penilaian terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.
Ketiga, menyusun materi. Materi LKPD dapat dapat berupa informasi pendukung,

yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Terakhir

adalah memperhatikan struktur LKPD. Dengan memperhatikan struktur LKPD

maka penyusunan LKPD dapat bekerja dengan baik.

2.15 Langkah-langkah Pengembangan LKPD

Menurut Prastowo (2013) terdapat beberapa langkah-langkah dalam

pengembangan LKPD, yaitu:

1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan di-breakdown dalam LKPD

2. Pengumpulan materi, dalam pengumpulan materi hal yang perlu dilakukan

adalah menentukan materi dan tugas yang akan dimasukan dalam LKPD yang

sejalan dengan tujuan pembelajaran.

3. Penyusunan elemen atau unsur-unsur LKPD.

4. Pemeriksaan dan penyempurnaan, dalam pemeriksaan dan penyempurnaan

perlu mencermati empat variabel berikut:

a. Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berasal dari KD

b. Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran

c. Kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran

d. Kejelasan penyampaian (mudah dibaca dan dipahami) dan tersedia cukup

ruang untuk mengerjakan tugas dalam LKPD.

2.2 Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Menurut Rasmussen & King (2000) Realistic Mathematics Education (RME)

berakar pada interpretasi Hans Freudenthal tentang matematika sebagai aktivitas

manusia. Untuk tujuan ini, Freudenthal menekankan aktivitas sebenarnya dalam

melakukan matematika yaitu sebuah kegiatan yang menurutnya harus didominasi


oleh pengorganisasian atau matematis materi pelajaran yang diambil dari

kenyataan.

Menurut Barnes (2004) RME menekankan aktivitas sebenarnya dalam

melakukan sebuah kegiatan matematis materi pelajaran yang diambil dari

kenyataan. Situasi nyata ini dapat mencakup masalah kontekstual bagi peserta didik

dimana mereka mengalami masalah yang disajikan secara nyata. Sehingga dapat

disimpulkam bahwa Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkanpermasalahan

matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah peserta didik

menerima materi dan mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar

yang aktif.

2.2.1 Prinsip Utama Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Tiga prinsip utama Realistic Mathematics Education (Sumirattana dkk.,

2017) yaitu sebagai berikut :

1. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah

matematika. Selama proses pembelajaran, peserta didik memiliki kesempatan

untuk membangun pengetahuan matematika mereka sendiri.

2. Peserta didik diberikan topik matematika yang dapat dalam menyelesaikan

masalah matematika yang bertujuan untuk menemukan situasi masalah yang

sebenarnya.

3. Peserta didik mengembangkan model dalam menyelesaikan masalah

matematika itu sendiri. Model tersebut kemudian menjadi sebuah daya Tarik

sendiri.
2.2.2 Karakteristik Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)

Karakteristik pendekatan RME menurut Treffers (Wijaya, 2012), yaitu

penggunaan konteks, penggunaan model untuk matematisasi progresif,

pemanfaatan hasil konstruksi peserta didik, interaktivitas dan ketertarikan.

1. Karakteristik pertama yakni penggunaan konteks. Permasalahan realistik

digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus

berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan

alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa

dibayangkan dalam pikiran peserta didik. Melalui penggunaan konteks, peserta

didik dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi

permasalahan. Hasil eksplorasi peserta didik tidak hanya bertujuan untuk

menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan, tetapi juga

diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi penyelesaian masalah yang

bisa digunakan. Manfaat lain penggunaan konteks di awal pembelajaran adalah

untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik dalam belajar

matematika.

2. Karakteristik kedua yakni penggunaan model untuk matematisasi progresif,

maksudnya model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif.

Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan dari pengetahuan matematika

3. Karakteristik ketiga yakni pemanfaatan hasil konstruksi peserta didik, yakni

mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan kepada

peserta didik sebagai suatu produk yang siap dipakai tetapi sebagai suatu

konsep yang dibangun oleh peserta didik, maka dalam RME peserta didik

ditempatkan sebagai subjek belajar. Peserta didik memiliki kebebasan untuk

mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan


diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi peserta didik

selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika.

Karakteristik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu peserta didik

memahami konsep matematika, tetapi sekaligus mengembangkan aktivitas dan

kemampuan berpikir Kritis peserta didik.

4. Karakteristik keempat yakni interaktivitas, dimana proses belajar seseorang bukan

hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses

realistik. Proses belajar peserta didik akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika

peserta didik saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.

Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam

mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif peserta didik secara stimulan. Kata

pendidikan memiliki implikasi bahwa proses yang berlangsung tidak hanya

mengajarkan pengetahuan yang bersifat kogntif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai

untuk mengembangkan potensi alamiah afektif peserta didik.

5. Karakteristik kelima yakni keterkaitan konsep-konsep dalam matematika tidak

bersifat parsial, namun banyak konsep-konsep matematika yang memiliki

keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan

kepada peserta didik secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. RME

menempatan keterkaitan (interwinement) antar konsep matematika sebagai hal

yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Melalui keterkaitan

ini, suatu pelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun

lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan. Karakteristik terakhir dari

pendekatan RME ini sebagai upaya untuk membantu peserta didik dalam

memahami konsep matematika melalui kegiatan penggunaan keterkaitan atau

mengaitkan konsep maupun menyimpulkan dari solusi dengan konsep lainnya.


Berdasarkan karakteristik RME, maka pembelajaran matematika dengan

pendekatan RME menggunakan langkah-langkah: (1) memahami masalah/konteks,

(2) menjelaskan masalah kontekstual, (3) menyelesaikan masalah kontekstual, (4)

membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan (5) menyimpulkan.

2.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Realistic Mathematics Education

(RME)

Kelebihan RME menurut Hidayati (2013) yaitu (1) Memberikan pengertian

yang jelas dan operasional kepada peserta didik tentang keterkaitan antara

matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan dunia nyata) dan kegunaan

matematika pada umumnya bagi manusia. (2) Memberikan pengertian yang jelas

dan operasional kepada peserta didik bahwa matematika adalah suatu bidang kajian

yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh peserta didik tidak hanya oleh

mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut. (3) Memberikan pengertian yang

jelas dan operasional kepada peserta didik bahwa cara penyelesaian suatu soal atau

masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara orang yang satu dengan

yang lain. (4) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada peserta

didik bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan

sesuatu yang utama dan untuk mempelajari matematika seseorang harus menjalani

proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan

bantuan pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru).

Kelemahan dari pendekatan RME yaitu (1) Upaya mengimplementasikan

RME membutuhkan perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai

berbagai hal yang tidak mudah untuk dipraktekkan, misalnya mengenai peserta

didik, guru dan peranan soal kontekstual. Di dalam RME peserta didik tidak lagi

dipandang sebagai pihak yang mempelajari segala sesuatu yang sudah “jadi” tetapi
sebagai pihak yang aktif mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Guru

dipandang lebih sebagai pendamping bagi peserta didik. (2) Pencarian soal soal

kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut RME tidak selalu mudah

untuk setiap topik Matematika yang perlu dipelajari peserta didik, terlebih lagi

karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam macam cara.

Upaya mendorong peserta didik agar bisa menemukan berbagai cara untuk

menyelesaikan soal, juga bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru. (3) Proses

pengembangan kemampuan berpikir peserta didik melalui soal-soal kontekstual,

proses matematika horizontal dan proses matematika vertikal juga bukan

merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan mekanisme berpikir peserta

didik harus diikuti dengan cermat, agar guru bisa membantu peserta didik dalam

melakukan penemuan kembali terhadap konsep matematika tertentu.

2.2.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Realistic Mathematics Education

(RME)

LKPD berbasis Realistic Mathematics Education adalah lembar isian yang

diawali dengan pemberian masalah kontekstual yang akan diselesaikan oleh peserta

didik sehingga peserta didik mampu menemukan konsep matematika dari masalah

tersebut. LKPD berbasis RME berpotensi meningkatkan pemahaman konsep

matematis peserta didik karena menekankan pada masalah yang real (nyata) dimana

terhubung langsung dengan kehidupan sehari-hari (Saputri dkk., 2020).

LKPD yang dikembangkan dengan RME akan mendorong peserta didik

untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan

informasi baru yang penerapannya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Model

pembelajaran ini mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata

peserta didik khususnya dalam pembelajaran matematika. RME merupakan suatu


pendekatan pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menempatkan

realita dan lingkungan peserta didik sebagai inti awal pembelajaran (Kusumawati,

2017). Peserta Didik dibimbing untuk menemukan konsep sendiri. Setelah peserta

didik memahami konsep, peserta didik kembali diberikan masalah realistik agar

peserta didik dapat melihat manfaat matematika. LKPD berbasis RME

dikembangkan berdasarkan prinsip, karakteristik serta langkah-langkah pendekatan

pendidikan matematika realistik.

2.3 Tinjauan Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dua variabel atau dalam matematika biasa disingkat

SPLDV adalah suatu persamaan matematika yang terdiri atas dua persamaan linear

(PLDV), yang masing-masing bervariabel dua, misalnya variabel x dan variabel y.

Ciri-Ciri SPLDV:

a. Sudah jelas terdiri dari 2 variabel.

b. Kedua variabel pada SPLDV hanya memiliki derajat satu atau berpangkat

satu.

c. Menggunakan relasi tanda sama dengan (=)

d. Tidak terdapat perkalian variabel dalam setiap persamaannya.

SPLDV juga ada fungsinya loh dalam menyelesaikan kejadian di kehidupan

kita. Seperti menghitung keuntungan atau laba, mencari harga dasar atau harga

pokok suatu barang, dan membandingkan harga barang.

Unsur-unsur yang ada pada sistem persamaan linear dua variabel:

• Variabel, yaitu pengubah atau pengganti suatu bilangan yang belum diketahui

nilainya secara jelas. Variabel biasanya disimbolkan dengan huruf, seperti a, b, c,

… x, y, z. Misalnya jika ada suatu bilangan yang dikalikan 2 kemudian dikurangi 9


dan hasilnya 3, maka bentuk persamaannya adalah 2x – 9 = 3. Nah x merupakan

variabel pada persamaan tersebut.

• Koefisien, yaitu bilangan yang menjelaskan banyaknya jumlah variabel yang

sejenis. Koefisien terletak di depan variabel. Misalnya ada 2 buah pensil dan 5 buah

spidol, jika ditulis dalam persamaan adalah

Pensil = x , spidol = y

Jadi persamaannya adalah 2x + 5y. Nah karena x dan y adalah variabel, maka angka

2 dan 5 adalah koefisien.

• Konstanta, yaitu nilai bilangan yang konstan karena tidak diikuti oleh variabel di

belakangnya. Misal persamaan 2x + 5y + 7. Konstanta dari persamaan tersebut

adalah 7, karena tidak ada variabel apapun yang mengikuti 7.

• Suku, yaitu bagian-bagian dari suatu bentuk persamaan yang terdiri dari koefisien,

variabel, dan konstanta. Misal ada persamaan 7x -y + 4, maka suku suku dari

persamaan tersebut adalah 6x , -y , dan 4.

Rumus Sistem Linear Dua Variabel

ax + by = c

Contoh Soal :

1. Tentukan himpunan dari penyelesaian dan dari persamaan berikut ini yaitu x +

3y = 15 dan 3x + 6y = 30 ?

Diketahui :

Persamaan Pertama = x + 3y = 15

Persamaan yang Kedua = 3x + 6y = 30

Penyelesaiannya :
Langkah yang Pertama : Ubahlah dari salah satu persamaan dan carilah yang

termudah.X + 3y = 15 > X = -3y + 15

Langkah yang Kedua : Subsititusi nilai X = -3y + 15 ke dalam persamaan yang

kedua untuk mencari nilai Y, maka hasilnya sebagai berikut yaitu :

3x + 6y = 30

3 (-3y +15) + 6y = 30

-9y + 45 + 6y = 30

-3y = 30 – 45

-3y = -15

y=5

Langkah yang Ketiga : Selanjutnya carilah nilai x maka, gunakanlah salah satu

dari persamaan boleh itu dari persamaan yang pertama maupun yang kedua

:Dari Persamaan yang Pertama :

+ 3y = 15

X + 3 (5) = 15

X + 15 = 15

X=0

Persamaan yang Kedua :

3x + 6y = 30

3x + 6 (5) = 30

3x + 30 = 30

3x = 0

X=0

Langkah yang Keempat : Maka nilai himpunannya jadi, = { 0 , 5 }


2.4 Meningkatkan Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut (Harefa, 2020) berpendapat bahwa hasil belajar yaitu tingkat daya

yang dipunyai oleh peserta didik saat memperoleh, menolak dan menakar informasi

berbanding sesuai tingkat kemajuan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran.

Hasil belajar di katakana dalam wujud nilai masing-masing mata pelajaran selepas

menghadapi proses pembelajaran.

Hasil belajar adalah suatu transformasi perilaku akibatnya terjadi proses

mengajar belajar dan menghasilkan pencapaian dalam Pendidikan. Menurut

(Ardiana, 2021) hasil belajara merupakan transformasi tingkat pengetahuan yang

dicapai peserta didik saat melaksanakan proses belajar yang maksimal itu secara

lisan ataupun tertulis. Tinggi kemampuan dilihat dari 3 (tiga) ranah adalah ranah

psikomotorik,ranah sikap, dan ranah kognitif. Dengan demikian hasil belajar adalah

perubahan yang terjadi pada pribadi seseorang sesudah mengalami pembelajaran.

Selanjutnya Menurut Bloom dalam (Sri Winarti, 2020) mengartikan yaitu

"Hasil belajar secara keseluruhan di bagi jadi tiga ranah, yaitu psikomotoris,kognitif

dan afektif. Psikomotoris bertujuan dengan hasil belajar ketrampilan dan kekuatan

bertingkah. Kognitif bertujuan dengan hasil belajar cendekiawan antara lain

pengetahuan aplikasi analisis, sintesis dan penilaian Afektif bertujuan dengan sikap

yang terdiri dari lima prospek ialah penilaian, organisasi penerimaan, jawaban dan

internaslisasi.

2.4.2 Faktor-faktor mempengaruhi hasil belajar

Ada tiga panadangan ketrampilan dapat di nilai untuk mengenali seberapa

tinggi perolehan tersebut, yaitu penilaian terhadap:

1. Psikomotorik yaitu hasil belajar yang berhubungan lewat ketrampilan atau


kemampuan seseorang dalam bertindak.

2. Kognitif yakni hasil belajar menekankan untuk mengukur pemahaman siswa

dan pemilihan teori dasar ilmu berupa materi mendasar ialah sebagai prinsip

utama.

3. Afektif yaitu hasil belajar yang berhubungan dengan nilai sikap membidik

pemahaman dan pemilihan keterampilan metode atau proses.

Hasil belajar siswa dibujuk beberapa factor. Adapun faktor-faktor yang

membujuk belajar menurut Slameto dalam (Ningsih et al., 2018) adalah antara lain:

1) Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri.

Faktor internal dibagi menjadi tiga yaitu: faktor psikologi, fackor

jasmaniah serta faktor kelelahan.

2) Faktor Eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu Faktor

eksternal melingkupi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarkat.

Saat proses pembelajaran tercapai tidaknya individu disebabakan beberapa

factor yang mempengaruhinya. Di bawah ini akan dijelaskan bebrapa

factor- factor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

1. Faktor Ekstenal

a. Kesehatan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Kesehatan yakni, faktor perilaku

sangat penting dalam menjaga kesehatan, faktor pelayanan kesehatan, faktor

keturunan dan faktor lingkungan yang bersih akan meningkatkan kesehatan.

b. Minat

Minat memiliki efek yang besar atas perilaku sikap seseorang Dalam belajar

Minat menjadi sumber motivasi yang tinggi dalam menyorong orang untuk belajar.
Andai kata seseorang menempatkan minat pada suatu masalah sehingga akan

mudah memahami masalah tersebut, sebaliknya apabila seseorang sudah tidak

berminat lagi dalam pembelajaran sehingga mendengar Namanya saja sudah tidak

menarik lagi sampai mendengar Namanya saja sudah malas dan bisa dikatakan tidak

suka.

2. Faktor Internal

a. Keluarga

Faktor keluarga yaitu orang tua memiliki berpengaruh besar tentang

keberhasilan anak dalam belajar. Mulai dari besar kecilnya pendidikan kedua

orangtua,tinggi rendahnya penghasilan, kepedulian dan pengajaran orangtua

keadaan kondisi didalam rumah teang tidaknya semua turut mempengaruhi

pencapaian hasil belajar seorang anak.

b. Sekolah

Sekolah pengaruhnya cukup besar dalam tingkat keberhasilan belajar, sebab

nyaris 1/3 dari aktivitas anak sehari-hari yang berada disekolah. Mutu pendididk,

model mengajarnya keadaan fasilitas /perlengkapan sekolah. pembenahan tata tertib

semuanya menjadi factor mempengaruhi belajar anak.

c. Lingkungan Sekitar

Suasana tempat lingkungan sekitar penting dalam meningkatkan hasil

belajar,contohnya apabila bangunan rumah terlalu rapat, cuaca sangat panas atau

dingin sehingga akan memempengaruhi proses belajar.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

01 Medan yang beralamat Jl. Mandala By Pass No.140A Bantan, Kec. Medan

Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara 20226. Dan Waktu penelitian ini akan di

laksanakan di kelas XI sesuai dengan jadwal mata pelajaran matematika di

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah: seluruh siswa kelas XI

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 01 Medan.

2. Sampel Penelitian

Adanya teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian

ialah: sampel random atau sampel acak, dengan peneliti (mengacak) subjek dalam

populasi. Sampel penelitian ini ialah: seluruh siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Muhammadiyah 01 Medan.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis ini merupakan penelitian yang

menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Researh and Development).

Research and Development berarti suatu metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu dan juga menguji keefektifan produk yang telah
dihasilkan tersebut. Tujuan dari metode penelitian pengembangan ini digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu dalam menguji keefektifan dan

kebermanfaatan produk terhadap produk yang dikembangkan. Produk yang

dihasilkan dari penelitian ini berupa alat peraga matematika, yaitu alat peraga

miniatur tandon air tingkat tiga melalui Realistic Mathematic Education (RME)

pada materi logika matematika.

3.4 Prosedur Penelitian Pengembangan

Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan guna memperoleh data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.Pada penelitian ini sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya

bahwa peneliti menggunakan metode research and development (R&D) yang merupakan

proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk yang telah ada atau

menyempurnakan produk tersebut.

Penelitian ini menggunakan model ADDIE. Model pengembangan ADDIE ini

dikembangkan oleh Branch yang merupakan model pengembangan berbasis produk,

terdapat lima langkah penelitian yang dilaksanakan yaitu analyze, design, develop,

implement, dan evaluate. Model ini memiliki langkah sistematis, detail, dan menghasilkan

produk dengan mengaplikasikan konteks yang spesifik serta digunakan untuk

menghasilkan suatu produk yang bertujuan menciptakan lingkungan belajar.

Konsep dari model ADDIE dapat dilihat dari Gambar 3.1 berikut.
Model pengembangan ADDIE memiliki alur pengembangan yang

tidak kaku akan tetapi fleksibel. Dikatakan fleksibel karena dapat dilakukan

revisi atau evaluasi pada setiap tahapan. Tahapan-tahapan tersebut sebagai

berikut:

1. Tahap Analisis (Analyze)

Pada tahap penelitian analisis, tahap yang dilakukan penulis adalah

menganalisis kebutuhan pada produk yang akan dikembangkan, agar dapat

menghasilkan produk yang sesuai dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Tahapan yang dilakukan yaitu melakukan wawancara kepada peserta didik mata

pelajaran sistem persamaan linear dua variabel, selanjutnya penyebaran angket

analisis kebutuhan peserta didik yang telah menempuh mata pelajaran logika

matematika. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan yang

diperlukan dikelas agar sesuai dengan permasalahanpermasalahan yang terjadi

berkaitan dengan proses pembelajaran logika matematika. Selanjutnya hasil analisis

kebutuhan tersebut akan digunakan sebagai untuk meningkatkan hasil belajar pada

matematika melalui realistic mathematics education.

2. Tahap Perencanaan (Design)

Pada tahap perencanaan ini penulis melakukan perencanaan produk yang akan

dikembangkan dan menyusun instrumen yang akan digunakan dalam menilai produk

tersebut.

3. Tahap pengembangan (Development)

Pada tahap penelitian pengembangan ini, dikembangkan dan dihasilkan suatu

produk media pembelajaran berupa LKPD pada materi sistem persamaan dua
variabel dalam bentuk praktekserta dilakukan proses validasi dan pengujian tingkat

kelayakan baik dari segi materi.

Konsep yang telah dirancang pada tahap design selanjutnya dibuat dengan

memasukan materi yang telah dibuat sebelumnya. Setelah produk dikembangkan

akan diujicoba oleh validator, validator desain media pembelajaran ini adalah ahli

dalam bidangnya, yaitu ahli media dan ahli materi. Setiap validator diminta

memberikan penilaian pada lembar penilaian validasi yang telah disiapkan peneliti

untuk kemudian selanjutnya dilakukan analisis data, guna mengetahui kelemahan

dan kekurangan produk yang telah dibuat.

4. Tahap Penerapan (implementation)

Tahap selanjutnya yaitu implementasi. Pada tahap implementasi ini produk

hasil dari pengembangan yang telah di validasi oleh validator di uji cobakan kepada

peserta didik pada kelompok kecil dan kelompok besar yaitu peserta didik MA

Muhamamdiyah 01 Medan yang telah menempuh mata pelajaran sistem persamaan

dua variabel sejumlah 5 mahasiswa pada kelompok kecil dan 15 mahasiswa pada

kelompok besar dengan dipilih secara purposive sampling atau dengan pertimbangan

tertentu.

Selanjutnya akan dilakukan uji efektivitas, yaitu produk tersebut diuji pada 1

kelas mahasiswa yang baru saja akan menempuh mata pelajaran logika matematika.

Uji coba oleh peserta didik ini penting dilakukan guna mengetahui hasil dilapangan

untuk melihat gambaran mengenai kualitas pembelajaran dengan menggunakan

produk tersebut. Pengujian ini dapat memberikan hasil respon mengenai ketertarikan

dan kemenarikan mahasiswa terhadap produk tersebut, dinilai dari kualitas dan

kelayakan produk, bentuk, serta pemahaman materi dengan tujuan pembelajaran


dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Kemenarikan tersebut berkaitan

dengan sejauh mana produk pengembangan dapat menciptakan suasana belajar baru

dan memberikan kesan lebih bermakna serta menyenangkan bagi peserta didik.

5. Tahap Penilaian (Evaluation)

Pada tahap penelitian ini, tahap evaluasi fleksibel bisa dilakukan disemua

tahapan. Proses evaluasi yang dilakukan yaitu melihat permasalahan yang ada

dilapangan setelah melakukan analisis serta menilai hasil dari penelitian dan

penilaian yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Evaluasi dapat

dimaknai sebagai proses yang dilakukan guna menentukan nilai, harga

danmanfaat dari suatu objek berupa sebuah produk atau program pembelajaran.

Hasil yang didapat akan di analisis dan ditarik kesimpulan, apakah produk yang

telah dikembangkan sudah layak dan menarik atau perlu dilakukan revisi

kembali. Evaluasi sangat penting dilakukan karena kita dapat mengetahui

apakah produk pengembangan tersebut harus direvisi dalam skala besar atau

hanya perlu revisi saja.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data, maka perlu

ditentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Pada penelitian ini

teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siswa MA Muhammadiyah 01 Medan


2. Angket Uji Kelayakan Ahli

Angket atau kuisioner menurut Arikunto (2010) adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket langsung dengan jawaban skala (rating scale).

Pengumpulan data melalui angket uji kelayakan pada penelitian ini dilakukan pada

tahap validasi ahli.

Adapun nama-nama validator yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tahap Penelitian Subjek Jumlah

Validasi Ahli Media Dosen 2 Orang

Validasi Ahli Materi Dosen 1 Orang

Validasi Guru Guru Kelas VIII 1 Orang

Respon Siswa Siswa 15 Orang

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang penilaian dari

ahli terhadap pengembagan LKPD berbasis RME untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik yang telah didesain. Hasil penilaian ini dijadikan dasar

untuk perbaikan LKPD sebelum menjadi produk akhir. Lembar angket

kelayakan LKPD berbasis RME untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik diisi oleh dosen ahli dan guru matematika. Lembar angket kelayakan

LKPD berbasis RME untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.


Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP-1)

No Indikator Kualitas Media Skor


1 2 3 4
1 Kesesuaian jenis LKPD dengan
kompetensi yang harus di capai
2 Kesesuaian jenis LKPD dengan materi
yang di bahas
3 Kesesuaian jenis LKPD dengan
strategi pembelajaran yang dipilih
4 Kesesuaian jenis LKPD dengan
karakteristik siswa
5 Kejelasan (dapat terlihat gambar dan
Materi dalam LKPD)
6 Keterbacaan tulisan (jenis dan ukuran
huruf ) dalam LKPD
7 Keruntutan penyajian materi dalam LKPD
8 Tingkat kemudahan dalam penggunaan
materi
9 Keharmonisan tata letak dan LKPD warna
10 Tingkat kesederhanaan dalam
menyajikan materi/gambar/illustrasi
11 Keharmonisan tata letak dan warna media
12 Tingkat antusiasme siswa dalam
mengikuti pembelajaran saat di gunakan
media
13 Kebenaran dalam penggunaan kaidah
bahasa
14 Efektivitas gambar/ilustrasi mendukung
penjelasan konsep
15 Efektivitas media dalam
menyampaikan materi pelajaran
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penilaian
Perancangan Pembelajaran (IPPP-2)
No Aspek yang di nilai Tanggapan
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan silabus, khususnya
dengan KI dan KD
2 Kecukupan dan kejelasan identitas RPP
(sekolah, mata pelajaran, kelas/ semester,
materi pokok, alokasi waktu)

3 Rumusan tujuan menggunakan Pembelajaran


RME (Realistic Mathematich Education)
4 Kesesuaian rumusan tujuan Pembelajaran
dengan pencapaian indikator kompetensi)
5 Ketepatan rumusan pembelajaran terkait
dengan kurikulum 2013 (KD pengetahuan dan
keterampilan)
6 Kedalaman/ keluasan materi pelajaran

7 Ketepatan/kebenaran materi pelajaran

8 Kesesuaian langkah-langkah pembelajaran


dengan strategi pendekatan/ model
pembelajaran yang di pilih/ditetapkan

9 Keruntutan langkah-langkah pembelajaran

10 Kecukupan alokasi waktu untuk tiap tahapan


pembelajaran

11 Kecukupan sumber bahan belajar / referensi

12 Ketepatan pemilihan macam media dan / atau


sumber belajar/ pembelajaran

13 Kesesuaian antara media pembelajaran yang


dipilih dengan strategi / pendekatan model
pembelajaran atau macam kegiatan belajar
siswa dan indikator ketercapaian KD

14 Ketepatan pemilihan teknik penilaian

15 Ketepatan pemilihan bentuk/ macam


instrumen penilaian

16 Ketepatan pemilihan teknologi, informasi, dan


komunikasi (TIK)
17 Kesesuaian antara isi TIK yang di gunakan
dengan strategi / pendekatan / model
pembelajaran atau macam kegiatan siswa dan
indikator ketercapaian KD

18 Pencapaian ketiga domaian kemampuan siswa


(sikap, keterampilan dan keterampilan) secara
komprehensif
19 Langkah-langkah pembelajaran memuat
pngembangan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS)
20 Rumusan langkah-langkah
pembelajaran memuat pengembangan karakter
siswa

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Perangkat Penilaian (IPPP-3)


No Aspek yang di nilai Tanggapan
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan butir soal dengan
indikator kompetensi dasar yang di
tetapkan
2 Kesesuaian materi tes dengan tujuan
pengukuran
3 Rumusan setiap butir soal
menggunakan
kata/pernyataan/perintah yang
menuntut jawaban pada siswa
4 Rumusan setiap butir soal menggunakan
bahasa yang sederhana, komunikatif, dan
di mudah di pahami
5 Rumusan setiap butir soal
menggunakan kaidah bahasa bahasa
indonesia yang benar
6 Rumusan setiap butir soal tidak
menggunakan kata-kata kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda
7 Kejelasan petunjuk penggunaan
perangkat penilaian
8 Kejelasan kriteria penilaian yang di
uraikan pada perangkat penilaian
9 Kejelasan tujuan penggunaan
perangkat penilaian
10 Kesuaian indikator yang dinilai untuk
setiap aspek penilaian pada perangkat
penilaian dengan tujuan pengukuran
11 Kategori yang terdapat dalam perangkat
penilaian sudah mereka semua aktifitas
siswa dan guru yang mungkin terjadi
dalam pembelajaran
12 Kesesuaian waktu yang di alokasikan
untuk pelaksanaan keseluruhan
perangkat penilaian
Sumber : Instrumen Lokakarya Program PPGLPTK FKIP Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian yang akan dilakukan, validasi kelayakan media

pembelajaran akan dilakukan melalui pendapat dari seorang ahli. Secara

teknis menutur Sugiyono (2013) pengujian validitas instrumen dapat dibantu

dengan menggunakan instrumen rpp, indikator yang terdapat dalam

instrumen rpp validasi ahli dan hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolak

ukur.

1. Analisis Kelayakan LKPD berbasis RME

Metode analisis data yang digunakan untuk validasi media dan materi

diperoleh berdasarkan perhitungan dengan menggunakan skala likert

Sugiyono (2013).

Tabel 3.5 Ketentuan Pemberian Skor


Kategori Skor

Baik 3.1 – 4.0

Cukup 2.1 – 3.0

Kurang 1.1 – 2.0


Sangat Kurang 0.0 – 1.0

Sumber : Sugiyono (2013) dengan modifikasi :

Untuk memperoleh persentase kelayakan menggunakan teknik deskriptif

persentase dengan rumus :

Keterangan :

K = kelayakan

media T = skor total

T1= skor maksimal

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan

kriteria kualitatif uji kelayakan media dan materi dapat ditetapkan pada tabel

3.6 berikut ini :

Tabel 3.6 Interpretasi skor untuk validasi uji kelayakan ahli


pada IPPP-1, IPPP-2, dan IPPP-3

Persentase Kriteria

0% - 25% Tidak layak

26% - 50% Kurang layak

51% - 75% Cukup layak

76% - 100% Layak

1. Analisis Data Validasi Ahli

Analisis data validasi ahli diperoleh dari angket yang terkait dengan

kelayakan isi dan sistematika materi melalui RME kesesuaian fitur dan

penggunaan alat peraga pada aplikasi. Berikut ini merupakan skor penilaian

dari setiap pilihan jawaban pada tabel 3.7 berikut :


Tabel 3.7 Skor Penilaian Validasi Ahli
(dimodifikasi)

Skor Pilihan Jawaban Kelayakan

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Kurang Setuju

1 Tidak Setuju

Hasil skor penilaian dari ketiga validator akan dicari rata-ratanya lalu

dikonversikan ke dalam pernyataan untuk menetukan kevalidan dan

kelayakan produk yang dibuat yaitu alat peraga miniatur tandon air tingkat

tiga melalui RME pada materi logika matematika. Berikut ini adalah kriteria

kelayakan analisis rata-rata pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8 Kriteria Validasi Ahli


Skor Kualitas Kriteria Kelayakan Keterangan

3,26 <𝑥̅ 4,00 Valid Tidak Revisi

2,51 <𝑥̅ 3,26 Cukup Valid Revisi Sebagian

1,76 <𝑥̅ 2,51 Kurang Valid Revisi Sebagian &


Pengkajian Ulang Materi

1,00 <𝑥̅ 1,76 Tidak Valid Revisi Total

2. Analisis Uji Coba Produk

Angket respon peserta didik memiliki jawaban sesuai dari konten pertanyaan.

Masing-masing pilihan jawaban kemenarikan mempunyai skor berbeda mengenai


kesesuaian produk bagi pengguna. Skor penilaiannya disajikan pada tabel 3.9

berikut:

Tabel 3.9 Skor Penilaian Uji Coba

Skor Kategori

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju


DAFTAR PUSTAKA

Aida, N., Kusaeri, K., & Hamdani, S. (2017). Karakteristik Instrumen

Penilaian Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif yang

Dikembangkan Mengacu pada Model PISA. Suska Journal of

Mathematics Education, 3(2), 130.

https://doi.org/10.24014/sjme.v3i2.3897.

Ekonomi, F., Bisnis, D. A. N., Islam, U., Raden, N., & Palembang, F.

(2017).Oleh : MAYANG SARI.

Elfrianto, L. (2022). Metodologi Penelitian Pendiidkan (bahdin nur tanjung

(ed.); bahdin nur). umsu press.

H Kara, O. A. M. A. (2014). Pre-Experimental Design, True Experimental

Design. Paper Knowledge . Toward a Media History of

Documents, 7(2), 107–115.

Maryanti, I., ’Afifah, N., Nasution, I. S., & Wahyuni, S. (2021).

Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan

Pembelajaran Mengalami Interaksi Komunikasi dan Refleksi

(MIKIR). Jurnal Basicedu, 5(6), 6385–6400.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1814

Munthe, N., Studi, P., Manajemen, M., Tinggi, P., Pascasarjana, D.,

Muhammadiyah, U., Utara, S., & Singkil, K. A. (2021).

Perencanaan Strategik Program Studi Agroteknologi. 7(1), 86–

106.

Pertiwi1, E. N. I. dan U. A. (2017). Penerapan Collaborative


Learningmelalui Permainan Mencari Gambar Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas V Di Sdn Tabanggele

Kecamatan Anggalomoare Kabupaten

Konawe.Https://Medium.Com/,10(1),19–36.

https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-tadib/article/view/550

Purba, S. T., & Siboro, T. D. (2020). Efektifitas Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Pokok Sistem Ekskresi Kelas XI SMA Taman Siswa

Tapian Dolok Tahun Pelajaran 2017/2018. BEST Journal (Biology

Education, Sains and Technology), 3(1), 139–144.

https://doi.org/10.30743/best.v3i1.2493

Anda mungkin juga menyukai