Anda di halaman 1dari 35

PENGGUNAAN MEDIA RODA PINTAR BERKANTONG UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA


MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SD YPPGI GERADUS ADII MERAUKE

PROPOSAL

OKTOFINA CAROLINA BOWAIRE

201986206008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MERAUKE

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas tuntunan

rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan proposal

yang berjudul “ Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang dengan

Media Roda Baru pada siswa kelas V Sd Yppgi Geradus Adii Merauke”.

Proposal ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucap terima kasih

kepada:

1. Dr. Beatus Tambaip, MA Selaku Rektor Universitas Musamus Merauke.

2. Drs. Lay Riwu, M.Hum, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Musamus Merauke.

3. Yonarlianto Tembang, S.Pd, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Musamus Merauke.

4. Dewi Puji Rahayu, S.Pd., M.Pd, Selaku Dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.

5. Fredy, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen pembimbing II telah memberikan

masukan dan motivasi kepada penulis.

6. Bapa dan Mama tercinta yang telah memberikan arahan serta dukungan

yang memotivasikan saya untuk tetap selesaikan proposal ini.


7. Teman – teman jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2019

yang telah memberikan motivasi, kebersamaan, kekompakan selama masa

kuliah semoga persaudaraan kita tetap terjaga.

8. Semua pihak secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat

disebutkan disini satu persatu atas bantuannya selama penyusunan

proposal ini.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

membalas amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut. Tentunya masih banyak

kekurangan yang ada dalam penulisan proposal ini, untuk itu penulis sangat

berharap masukan dari pembaca dan semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi

siapa saja yang membacanya.

Merauke,

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul.......................................................................................................................

Kata Pengantar..........................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................


B. Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................
D. Manfaat
Penelitian..........................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................

A. Landasan Teori...............................................................................................
1. Hasil Belajar.............................................................................................
a. Pengertian Belajar..............................................................................
b. Pengertian Hasil Belajar.....................................................................
2. Matematika...............................................................................................
a. Pengertian Matematika.......................................................................
b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.....................................
3. Bangun Ruang..........................................................................................
a. Pengertian Bangun Ruang..................................................................
4. Media
Pembelajaran.......................................................................................
a. Pengertisn Media Pembelajaran.........................................................
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran..........................................
c. Media Roda Pintar Berkantong..........................................................
B. Penelitian Relevan..........................................................................................
C. Kerangka
Pikir................................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................

A. Desain Penelitian............................................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................
C. Subjek Penelitian...........................................................................................
D. Prosedur Penelitian.........................................................................................
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data....................................
F. Teknik Analisis Data......................................................................................
G. Indikator Keberhasilan...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lembar persetujuan....................................................................................
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...........................................................
C. Lembar Observasi siswa dan guru..............................................................
D. LKPD.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(Depdiknas, 2013 : 326) Pendidikan adalah proses mengubah skip


Dan perilous seseorang atau kelompok untuk tujuan perbaikan melalui
upaya pendidikan dan pelatihan, kursus tindakan, dan metode
pengasuhan.. Ahmad dan Uhbiyati ( 2007 : 70) mengatakan bahwa
pendidikan pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang secara sengaja dan
sadar dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, serta penuh tanggung
jawab, guna membina hubungan antara keduanya agar anak berkembang
sampai pada kedewasaan yang diperlukan dan berlangsung terus menerus.
Abdullah (2007 : 15 )menjelaskan pendidikan sebagai suatu proses yang
diciptakan oleh masyarakat untuk membimbing generasi mendatang
menuju kemajuan dengan cara-cara tertentu sesuai dengan kemampuan
yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang setinggi-
tingginya.. Hamalik (2001 : 79) mengatakan bahwa tujuan pendidikan
adalah untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang dapat berfungsi
dengan baik di masyarakat dengan mempengaruhi mereka untuk
berkembang sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka untuk
lebih menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan


bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maunah (2005 : 1)
menyatakan bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatan
pengetahuan siswa yang diinginkan setelah melalui proses pendidikan
meliputi baik perilaku individu maupun kehidupan pribadi maupun
kehidupan masyarakat dari lingkungan sekitarnya.

Menurut Perdana & Suswandari (2021: 11) sekolah dasar


merupakan Proses pendidikan yang dimulai dari kelompok bermain,
pendidikan anak usia dini, dan taman kanak-kanak berlanjut di sekolah
dasar. Dalam setting pendidikan, teori dan prosedur pembelajaran yang
membantu siswa menjadi lebih baik dalam mengubah keyakinan dan
perilaku mereka diperkenalkan. Khusus di sekolah dasar, ada pembagian
kelas tinggi dan kelas rendah. Murid kelas I, II, dan III terdaftar di kelas
bawah. Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI berada di kelas atas.

Menurut Novitasari (Perdana & Suswandari, 2021:10) Salah satu


mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan formal adalah
matematika, yang merupakan komponen penting dalam upaya peningkatan
standar pendidikan. Pelajaran dalam matematika mencakup berbagai
macam ide. Konsep adalah gagasan non-spesifik yang memungkinkan kita
mengkategorikan item sebagai contoh atau bukan contoh. Matematika
memiliki hubungan antara ide-idenya. Memahami konsep-konsep
matematika sangat penting karena betapa eratnya keterkaitan berbagai
pengertian material.

Pembelajaran di SD di mulai dari bangun – bangun datar kemudian


bangun ruang. Pembelajaran geometri mengenai bangun ruang ( bangun
tiga dimensi) berada di kelas V SD YPPGI Geradus Adii pada semester
genap. Adanya model matematika sangat membantu anak-anak yang
kesulitan memahami konsep geometri secara umum. Keseluruhan materi
bangun ruang di kelas V SD YPPGI Geradus Adii fokus pada kubus,
balok, tabung prisma, limas, dan kerucut. Pembahasan materi tersebut,
sesuai yang diutarakan piaget bahwa: peserta didik memiliki kemampuan
konservasi / hukum kekekalan secara teruruntut seperti : kekekalan
bilangan, panjang, materi, luas. Pada tahap kesimpulan atau awal dari
tahap formal (usia akhir SD/SMA), siswa sudah menguasai konservasi
volume. Anak yang berkesulitan belajar akan mengalami tentang ingatan
visual dalam mempelajari geometri. Contoh anak tidak bisa membedakan
antara balok dan kubus. Berdasarkan fakta bahwa proses pembelajaran
matematika SD/MI kelas V SD YPPGI Geradus Adii semester genap
khususnya materi bangun ruang masih saja memiliki kendala mulai dari
keterbatan media dan keterbatasan pengetahuan guru mengenai konsep
bangun ruang.

Pembelajaran yang menyenangkan ialah pembelajaran yang dapat


memberikan pengalaman kepada peserta didik sehingga akan mudah untuk
diingat. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah media matematika bernama
Roda Pintar berkantong untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
geometri di kelas V sekolah dasar. Siswa dapat memanfaatkan Media
Roda Pintar Berkantong dengan berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa dapat mengidentifikasi masalah dalam media dengan
cara menontonnya, kemudian merumuskan masalah tersebut,
mempresentasikan teorinya di depan kelas dan guru, mendapatkan
informasi dengan membaca buku dan sumber lain, sehingga menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan di depan guru dan teman –
temannya.

Berdasarkan observasi di lapangan pada tanggal 30 januari 2023 di


SD YPPGI Geradus Adii Merauke membuktikan bahwa hasil belajar
matematika pada bangun ruang belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dari 14 siswa di kelas yang mendapatkan nilai di atas KKM berjumlah 5
siswa (35,75%) dan siswa yang belum mencapai nilai KKM berjumlah 9
siswa (64,29%). Sedangkan untuk KKM yang harus dicapai siswa adalah
70. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa hasil
belajar matematika bangun ruang belum sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal tersebut terjadi karena yaitu : (1) kehadiran siswa rendah
dalam mengikuti proses pembelajaran (2) buku cetak yang digunakan
siswa terbatas (3) siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dengan
baik sehingga daya tangkap masing – masing kurang (4) masih banyak
siswa yang belum mengetahui banyak tentang bangun ruang (5) siswa
masih sering bermain dalam kelas sehingga mengganggu kegiatan belajar
mengajar dalam proses pembelajaran (6) guru kurang menggunakan
media. Dari beberapa kendala itu yang menjadi faktor utama nilai
pembelajaran matematika sisa masih rendah. Sehingga siswa mengalami
kesulitan dalam mengenal bangun ruang serta pengerjaan soal – soal
bangun ruang.

Berdasarkan masalah yang terjadi di sekolah tersebut, maka perlu


dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika bangun
ruang siswa kelas V SD YPPGI Geradus Adii Merauke. Peneliti
mengambil inisiatif menggunakan Media Roda Pintar Berkantong untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran bangun ruang serta
memperkenalkan bentuk bangun ruang agar siswa yang belum mengenal
macam – macam bangun ruang sehingga dapat memahami materi bangun
ruang tersebut. Dengan menggunakan Media Roda Pintar Berkantong
yang mengajak siswa memecahkan masalah yang mereka hadapi serta
dapat menganalisis bentuk soal bangun ruang. Media Roda Pintar
berkantong ini sebelumnya sudah digunakan peneliti sebelumnya
penggunaan media tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi dan
semangat serta memberikan kemudahan peserta didik dalam menyerap
informasi dan pengetahuan pembelajaran matematika dengan baik. Media
pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting dan memberikan
pengaruh besar dalam proses pembelajaran, diantaranya untuk
menciptakan suasana pemebelajaran yang aktif, kreatif, inivatif, efektif
dan menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis menggunakan
Media Roda Pintar Berkantong yang bertujuan untuk memotivasi,
menumbuhkan minat belajar dan rasa percaya diri untuk dapat
menyelesaikan soal bangun ruang dengan benar. Selain itu alasan penulis
menggunakan media ini beertujuan agar siswa lebih aktif dalam masalah
yang ada pada bangun ruang seperti soal – soal yang dikerjakan baik
individu atau kelompok. Sehubungan dengan itu, penulis melakukan
penelitian ini untuk melihat peningkatan hasil belajar pada materi bangun
ruang dengan menggunakan Media Roda Pintar Berkantong pada
pembelajaran matematika dalam materi bangun ruang dengan judul
“Penggunaan Media Roda Pintar Berkantong Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika pada Materi Bangun Ruang pada siswa kelas V SD
YPPGI Geradus Adii Merauke”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan


sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan Media Roda Pintar
Berkantong dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
bangun ruang siswa kelas V SD YPPGI Geradus Adii Merauke?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar


matematika pada materi bangun ruang siswa kelas V SD YPPGI Geradus
Adii dengan menggunakan Media Roda Pintar Berkantong.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka hasil penelitian yang


diharapkan akan memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas
pendidikan dan pembelajaran, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama pada peningkatan
hasil belajar matematika melalui Media Roda Pintar Berkantong. Secara
khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai langkah untuk
mengembangkan penelitian – penelitian yang sejenis, serta dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru diharapkan dengan penggunaan Media Roda Pintar
Berkantong dapat memperbaiki pembelajaran dengan kemampuan
profesional serta berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimilikinya.
b. Bagi siswa semoga siswa semakin termotivasi dan dapat meningkatkan
daya pikir terhadap kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar
dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.
c. Bagi sekolah semoga mendorong terjadinya inovasi dan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa yang akan datang.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Winkel (Festiawan, 2020 : 7) Belajar adalah
Pengetahuan-pemahaman, kemampuan, dan nilai-sikap berubah sebagai
hasil belajar, yang merupakan aktivitas mental atau psikologis yang terjadi
dalam interaksi langsung dengan lingkungan. Perubahannya tahan lama
dan relatif stabil.
Menurut surya (Darman, 2020 : 11) belajar dapat diartikan Sebagai
hasil interaksi individu dengan lingkungannya, belajar dapat dipahami
sebagai suatu proses yang digunakan oleh orang-orang untuk mencapai
perubahan perilaku baru secara menyeluruh.
Belajar merupakan proses mempengaruhi dan memainkan peran
penting dalam pengembangan kepribadian dan perilaku individu, antara
lain. (Darman, 2020 : 10).
Teori belajar Gagne (Sariani, dkk. 2021) Khususnya, behaviorisme
dan kognitivisme digabungkan dalam teori belajar. Belajar terjadi secara
spontan, tetapi hanya terjadi dalam keadaan tertentu. Artinya, ada kondisi
internal, yaitu kesiapan siswa dan sesuatu yang dipelajarinya, dan kondisi
eksternal, yaitu skenario pembelajaran yang sengaja dibuat oleh guru
untuk memfasilitasi proses pembelajaran.

Menurut Wtiherington (Aunurrahman 2010:35)Belajar adalah


perubahan kepribadian yang tampak sebagai sekumpulan reflek segar
dalam bentuk kemampuan, sikap, rutinitas, atau pemahaman. Sardiman
(2011:22) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi antara
manusia dengan lingkungannya, yang dapat berupa fakta, konsep, atau
teori yang berlaku bagi individu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar


adalah usaha untuk menjadi lebih cerdas.(Poewadarminta, 2007:121).
Suparno (2001:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
sebagai hasil dari usaha yang dilakukannya, menghasilkan perubahan yang
sebagian besar bersifat permanen.

Belajar merupakan Salah satu tuntutan dasar seseorang untuk


mempertahankan eksistensi dan kemajuannya dalam bermasyarakat dan
bernegara adalah pendidikan. Karena perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat, yang telah menyebabkan banyak
perubahan dalam setiap aspek keberadaan dan penghidupan manusia,
belajar dipandang sebagai kebutuhan yang sangat penting.(BaslemaN, A
& Mappa, S 2011:1)

b. Pengertian Hasil Belajar

Sudjana (Nurrita, 2018:175) Hasil belajar adalah kompetensi atau


keterampilan yang dapat diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pendidikan yang dibuat dan dilakukan oleh guru di sekolah dan kelas
tertentu.

Hasil hubungan antara belajar mengajar juga dapat dilihat pada


hasil belajar. Dari sudut pandang instruktur, proses penilaian hasil belajar
menandai kesimpulan dari tindakan mengajar. Hasil belajar merupakan
puncak dari proses pembelajaran di mata siswa. (Rahmah, 2021 : 297).

Menurut Hamalik (Djonomiarjo, 2020 : 42) Hasil belajar adalah


jika seseorang telah belajar maka perilakunya akan berubah, seperti dari
ketidaktahuan menjadi pengetahuan dan dari ketidaktahuan menjadi
pemahaman. Dengan demikian, setelah melakukan kegiatan pembelajaran,
siswa akan memiliki bakat atau keterampilan tertentu.
2. Matematika
a. Pengertian Matematika
Kata latin mathematica yang berasal dari bahasa yunani
mathematice yang artinya belajar, disitulah pertama kali muncul kata
mathematic. Kata mathema yang mengandung arti pengetahuan atau ilmu
pengetahuan (knowledge, science) adalah akar dari kata ini. Kata mathein
dan mathenein, yang keduanya berarti belajar (berpikir), sangat erat
kaitannya dengan kata matematika. Oleh karena itu, berdasarkan asal
katanya, pengertian matematika adalah pengetahuan yang diperoleh
melalui pemikiran (Rahmah, 2013:2)
Abdurrahman (Abror, 2022:234) menjelaskan bahwa ada beberapa
alasan mengapa pembelajaran matematika dianggap penting, antara lain
sebagai berikut: (1) matematika digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
(2) matematika merupakan jembatan dengan ilmu-ilmu lain, (3)
matematika merupakan penjelasan, bentuk komunikasi yang tidak ambigu,
(4) matematika memberikan informasi, (5) matematika dapat
membangkitkan kapasitas berpikir logis seseorang, dan (6) matematika
dapat memberikan jawaban atas masalah dan kepuasan.
Menurut Hudoyono (Ruqoyyah, dkk. 2020 : 1) Matematika
sebagai: 1) cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan tertata secara logis;
2) pengetahuan tentang angka dan perhitungan; 3) pengetahuan penalaran
logis dan hubungannya dengan angka; 4) pengetahuan tentang fakta dan
masalah kualitatif yang berkaitan dengan ruang dan bentuk; 5)
pengetahuan tentang struktur logis; dan 6) pengetahuan yang berkaitan
dengan aturan-aturan yang ketat.

b. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar


Menurut Heruman (Dahlan, 2019 : 12) pembelajaran matematika
yang akan diajarkan dalam matematika harus berkaitan dengan
pengalaman belajar siswa sebelumnya. Dengan demikian diharapkan
pembelajaran yang berlangsung lebih bermakna. Siswa seharusnya belajar
tidak hanya apa yang perlu mereka ketahui (learning to know about),
tetapi juga apa yang perlu mereka lakukan (learning to do), dan bagaimana
berinteraksi dengan orang lain (learning to live together).

Sifat matematika itu sendiri dan karakteristik anak sekolah dasar


membuat pembelajaran matematika di sekolah dasar tidak dapat
dipisahkan dari kedua faktor tersebut. Karena bakat siswa sangat beragam
dan pola pikir mereka tidak semuanya dalam tahap operasional konkret,
pengajaran matematika di sekolah dasar tidak sesederhana yang kita
bayangkan. Seperti penerapan karakter dalam pembelajaran matematika,
diperlukan pedagogi yang efektif, demikian juga sikap guru dan yang
berkaitan dengan pendidikan (Dahlan, 2019 : 12).

Depdiknas (Yayuk, 2019 : 4-5) Tujuan dari pembelajaran


matematika adalah sebagai berkut:
1) Dalam hal menggambar generalisasi dari kesimpulan dan
mengumpulkan data, siswa memiliki kemampuan untuk
berpikir kritis, logis, dan metodis.
2) Ajari siswa bagaimana melakukan operasi matematika dan
pengukuran dengan tepat, hati-hati, dan hati-hati.
3) Siswa dapat menerapkan ide dan teknik untuk menyelesaikan
masalah matematika dengan cepat dan efektif.
4) Dengan mengartikulasikan ide dan konsep dalam bentuk tabel,
diagram, atau simbol, pendidik dapat membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir komunikatifnya.
5) Dorong siswa untuk mendekati masalah aritmatika dengan
tingkat keingintahuan yang tinggi.
Jika anak diajarkan matematika sejak dini, maka pondasi
belajarnya akan kuat mengingat nilai pendidikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika akan tercapai
apabila dilakukan dengan cara yang memungkinkan siswa membangun
sendiri pengetahuannya sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator,
mengatur proses pembelajaran dan menumbuhkan lingkungan belajar yang
positif.

3. Bangun Ruang
a. Pengertian Bangun Ruang

Bangun ruang merupakan bangun yang memiliki isi atau volume.


Menurut Suwijo dan Suryopurnomo (Eviana, 2023:1)sebuah bangun
ruanng dalam konteks geometri, adalah pengelompokan semua titik, tepi,
dan permukaan pembatas yang membentuk bagian tertutup bidang ruang
tiga dimensi dalam konteks geometri.

Sedangkan menurut Agus (Eviana, 2023:1)bangun ruang adalah,


Bentuk geometris pada wilayah ruangnya yang dibatasi oleh kumpulan
titik-titik yang didistribusikan secara merata di seluruh permukaan
gambar.

Menurut Tiyani (2013:1), “bangun ruang adalah suatu bangun


yang memiliki daerah dengan batas yang memisahkan bagian dalam dari
luar dikatakan memiliki bentuk geometris. Sedangkan menurut Diwarta
dalam Mu’adz (2016:19)bangun ruang adalah Matematik dengan struktur
matematika dengan volume dan isi. Priatna (2019:215 & 229)
mengemukakan bahwa, Seperti yang dinyatakan sebelumnya, ada dua
kategori bentuk geometris: bentuk dengan sisi datar dan bentuk dengan
sisi melengkung. Bangun balok, kubus, prisma, dan piramida sebagai
ruang sisi bidang. Sedangkan tabung, kerucut, dan bola adalah bentuk sisi
yang melengkung.
Bangun ruang memiliki tiga komponen bentuk yaitu sisi, rusuk,
dan titik sudut. Sisi adalah bidang berbentuk geometris yang membagi
ruang interior dari lingkungannya. Titik sudut adalah titik pertemuan tiga
sisi atau lebih, sedangkan sisi adalah pertemuan dua sisi yang berupa ruas
garis dalam bentuk geometris. Berikut ini adalah beberapa cara untuk
menyediakan lingkungan bagi siswa sekolah dasar untuk belajar
matematika.(Eviana, 2023:5)

Bentuk geometris yang disebut kubus memiliki enam sudut persegi


yang serasi. 12 tepi berukuran identik, 6 sisi persegi, dan 8 simpul sebuah
kubus adalah beberapa fitur yang membedakannya.

Balok merupakan bangun ruang yang terdiri dari persegi atau


persegi panjang. Balok berisi 12 sisi, 8 titik sudut, dan 6 rusuk, seperti
kubus.Keenam sisi balok tersebut membentuk 3 pasang sisi yang
kongruen, sejajar dan saling berhadapan. Pada balok rusuk yang sejajar
mempunyai panjang yang sama.

Prisma adalah bentuk geometris yang dikelilingi oleh dua bidang


sisi-n yang tegak lurus satu sama lain serta sejajar dan kongruen. Bidang
segi –n tersebut disebut dengan alas dan atas. Sementara jarak bidang atas
dan bidang bawah disebut dengan tinggi prisma

Menurut Suwaji dan Suryopurnomo (Eviana, 2023:6) Limas adalah


bangun ruang yang bidang vertikal berbentuk segitiga dengan satu puncak
Z yang umum dan bidang dasar sisi-n mendefinisikan piramida sebagai
bentuk geometris. Selain itu, sisi Z piramida disebut sebagai puncaknya,
sisi -nnya sebagai alasnya, dan permukaannya sebagai sisinya. Ketinggian
piramida adalah ukuran seberapa dekat puncak dan alasnya satu sama lain.
Agar limas sisi-n-2n memiliki satu simpul, limas sisi-n harus memiliki n
rusuk alas dan n rusuk samping. Sisi dan simpul dari piramida sisi-n sama-
sama berjumlah n + 1.
Menurut Agus (Eviana, 2023:7) Kerucut adalah bentuk spasial
yang memiliki daerah lingkaran di tengahnya dan bidang lengkung yang
simetris dengannya. Pertimbangkan kerucut sebagai piramida dengan
jumlah sisi tegak lurus yang tak terbatas. Kerucut memiliki satu tepi
melengkung, tidak ada simpul, dan satu puncak sebagai fitur yang
menentukan.

Menurut Agus (Eviana, 2023:7) tabung adalah bangun ruang


geometris yang dibatasi oleh dua bidang lingkaran sejajar berukuran sama,
dan berpotongan tepat pada kedua bidang lingkaran tersebut oleh bidang
lengkung yang berjarak sama dari sumbunya dan sumbunya simetris.

b. Luas Permukaan Bangun Ruang


Pada semua bangun ruang apabila Bentuk geometris apa pun akan
memiliki jaring geometris jika bentuk geometris tertentu diiris, dibuka,
dan kemudian disusun pada permukaan yang rata.
Istilah luas permukaan bangun datar mengacu pada luas
permukaan keseluruhan jaring datar. Dengan demikian, persamaan berikut
dapat digunakan untuk menghitung luas permukaan bentuk geometris:
1). Luas permukaan kubus = 6 x sisi alas
2). Luas permukaan balok = (2 x p x l) + (2 x p x t) + (2 x l x t)
3). Luas permukaan prisma segitiga
= (2 x luas alas) + (keliling x tinggi)
Karena alas prisma berbentuk segitiga maka:
= (2 x ½ x alas x tinggi segitiga) + (keliling x tinggi)
4). Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi tegak
Jika demikian, maka luas permukaan segitiga adalah sbb:
= ( ½ x alas x tinggi) + (3 x luas sisi tegak)
Luas permukaan limas segi empat adalah sbb:
= ( sisi x sisi ) + (4 x luas sisi tegak)
5). Luas permukaan tabung
Rumus menghitung luas permukaan:
= 2 x luas alas + luas selimut tabung
= ( 2 x pi x r²) + ( 2 x pi x r x t)

6). Luas permukaan kerucut


Rumus menghitung luas permukaan:
= luas alas + luas selimut
= ( pi x r²) + (pi x r x s).

4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Menurut Suryadi (2020 : 15) media merupakan Kondisi yang
memungkinkan siswa mempelajari pengetahuan, keterampilan, atau sikap
diciptakan oleh manusia, materi, atau media berbasis peristiwa. Media
juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Heinich (Suryadi, 2020 : 15) Media berfungsi sebagai
wahana untuk berkomunikasi. Kata "media" berasal dari kata Latin
"medium", yang secara harfiah berarti "perantara", seperti pada orang
yang berdiri di antara sumber pesan (atau "sumber") dan penerimaannya
(atau "penerima"). Film, televisi, diagram, bahan cetak, komputer, dan
instruktur adalah beberapa contoh dari media ini. Contoh media tersebut
dapat memenuhi syarat sebagai media pembelajaran jika menyampaikan
pesan yang mendukung tujuan pembelajaran.Dalam hal ini dapat kita
batasi pengertian media dalam konteks pendidikan, yaitu media yang
digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Media berasal
dari bahasa Latin, dan bentuk tunggalnya adalah medium.
Menurut Daryanto (Suminar, 2019:777) Dalam hal ini, kita dapat
membatasi gagasan media dalam konteks pendidikan pada media yang
digunakan sebagai sumber dan alat untuk kegiatan pendidikan. Media
berasal dari bahasa Latin, dan bentuk tunggalnya adalah medium.

b. Pengertian Media Pembelajaran


Menurut Hamka (Nurfadilah, 2021: 13-14) Media pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu alat, baik fisik maupun non fisik, yang
sengaja digunakan sebagai jembatan antara pendidik dan peserta didik
untuk membantu mereka memahami mata pelajaran yang diajarkan agar
lebih berhasil dan berdaya guna. Untuk meningkatkan kecepatan
penerimaan materi pelajaran oleh semua siswa dan membangkitkan minat
mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Suryadi (2020 : 16) Media pembelajaran adalah bagian dari
sumber belajar yang menyediakan isi pembelajaran sedemikian rupa
sehingga membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Istilah "sumber
belajar" mengacu pada berbagai sumber, seperti sistem, bahan, dan
lingkungan, yang membantu kemajuan akademik siswa. Segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk membantu orang belajar dan menampilkan
keterampilan dan kompetensi mereka adalah sumber belajar.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.


Sitepu (2022 : 247) pada dasarnya fungsi utama media
pembelajaran sebagai sumber belajar, dengan kegunaan lain yang muncul
dari penelitian terhadap kualitasnya secara umum, bahasa yang digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan, dan dampak atau dampak yang
ditimbulkannya. Media yang dimaksud dapat merekam, menyimpan,
melestarikan, membangun kembali, dan mentransfer suatu peristiwa atau
barang, antara lain. Kemudian komunikasi verbal dan nonverbal
merupakan bahasa yang digunakan untuk menyimpan pesan. Bagian
terakhir membahas tentang efek yang dihasilkan; manifestasi khusus dari
efek ini terlihat dalam cara perilaku dan sikap siswa berubah sebagai
akibat kontak mereka dengan pesan, baik secara individu maupun kolektif.
Kemp & Dayton (Sitepu, 2022:246) mengidentifikasikan beberapa
manfaat media dalam pembelajaran antara lain: 1) pemerataan isi
pembelajaran; 2) proses belajar yang lebih jelas dan menyenangkan; 3)
peningkatan interaktivitas dalam proses pembelajaran. 4) efisiensi waktu
dan tenaga; 5) peningkatan standar hasil belajar siswa; 6) Media
memungkinkan belajar di mana saja dan kapan saja; 7) Media dapat
mendorong siswa untuk memiliki sikap yang baik terhadap materi dan
prosedur pembelajaran; dan 8) Media dapat mengubah peran guru secara
positif dan bermanfaat.
d. Media Roda Pintar Berkantong
Menurut Mahnun (Salmiyanti & Darmansyah & Desyandri, 2022 :
11425) Kata “media” berasal dari kata Latin “medium” yang berarti
“berarti” dan juga merupakan awalan untuk pelajaran. Media
pembelajaran, khususnya media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yang memberikan sumber dan informasi pengajaran kepada
siswa, berguna dalam meningkatkan prestasi siswa dalam penerapan
belajar mengajar.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pendidikan yang dapat


memberikan siswa pengalaman yang mudah diingat. Oleh karena itu,
diperlukan suatu alat bantu matematika media matematika yang bernama
Roda Pintar Berkantong. Media Roda Pintar Berkantong dapat berperan
aktif dalam pendidikannya. Siswa mungkin mencari isu-isu di media dan
kemudian menciptakan isu-isu tersebut setelah observasi(Risma & Faizah
& Aryanto, 2021 : 4)

Media roda pintar berkantong adalah sebuah media sederhana yang


dapat dibuat oleh siapa pun, media ini juga memiliki bahan yang dapat
dijangkau dan mudah didapatkan. Bahan dan alat yang terdapat pada
media roda pintar saku ini antara lain penggaris, gunting, carter,
styrofoam/tripleks, lem kertas, double type, kertas origami, karton (kardus
yang sudah dibentuk lingkaran), kertas karton, dan spidol warna. Media
Roda Pintar berkantong ini sangat menarik bagi anak-anak sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
B. Penelitian Relevan

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, penulis mencari


penelitian terdahulu untuk memperkaya pengetahuan mengenai penelitian,
metodologi serta untuk menghindari kesamaan objek dalam penelitian ini.
Adapun penelitian relevan yang penulis maksud adalah sebagai berikut.

1. Nike Kuriniadewi, (2019), berjudul “Penggunaan Media


Roda Putar Punzzel Pintar Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Pelajaran IPS Siswa SD” ada
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media roda
putar punzzel pintar. Pada siklus (I) 48,5% dengan
memperoleh nilai 68,2 dan meningkat pad siklus ke (II)
84,9% dengan memperoleh nilai 77,6 yang melampaui
target pencapaian indikator sebesar 70.
2. Ema Wahyuningsih, (2018), berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kontekstual
Dengan Alat Peraga Roda Pintar Kelas II SDN Danupayan
Bulu” ada peningkatan hasil belajar matematika dengan
menggunakan media roda pintar. Pada siklus (I) 47%
dengan nilai rata – rata 73 dan meningkat pada siklus ke
(II) 88% Dengan nilai rata – rata 81. Dengan demikian, alat
peraga roda pintar dikolaborasi dengan pembelajaran
kontekstual dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan kelas, pembelajaran matematika dengan
materi tentang bangun ruang terasa monoton dengan menggunakan buku
dan ceramah kepada siswa, sedangkan prestasi belajar matematika juga
masih rendah. Maka, dengan menggunakan media roda pintar berkantong
diharapkan dapat memecahkan masalah ini. Caranya adalah dengan
melatih guru, dengan mengaplikasikan secara kolaborasi dengan peneliti.
Hasilnya diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton dan
tidak hanya menggunakan buku, serta belajar matematika siswa dapat
meningkat.
Gambar Kerangka Berpikir.01

PERENCANAAN

SIKLUS I
REFLEKSI
PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

SIKLUS II
REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitan ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).


Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggard (Prihantoro
& Hidayat 2019 : 56) yang terdiri atas empat komponen penelitian
tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD YPPGI Geradus Adii Merauke yang


berlokasi di jalan jati – jati dan direncanakan pada semester genap tahun
ajaran 2022/2023.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD YPPGI Geradus Adii


Merauke semester 2 tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 14 siswa
terdiri dari 9 siswa perempuan dan 5 siswa laki – laki.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


yang menggunakan model yang dikembangkan Stephen Kemmis dan
Robin Mc Taggart. Dengan menerapkan empat komponen yang meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut merupakan siklus
kegiatan PTK model Kemmis dan Mc Teggart. Gambaran dalam
penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 0.2 siklus PTK Model Kemmis dan Mc Teggart

1. Tahap Perencanaan
Suatu hal yang direncanakan secara sistematis tetapi dalam perkiraan
akan terjadi merupakan perencanaan. Dalam tahapan tindakan yang
berorientasi dapat direncanakan ke depannya (Sukardi, 2013:5). Dalam
langkah – langkah perencanaan diantaranya:
a. Perlengkapan yang akan disiapkan berupa materi pelajaran
b. Perlengkapan yang dilakukan menggunakan media berupa RPP, buku
paket, lembar peserta didik, daftar nilai, dan soal tes akhir siklus.
c. Mempersiapkan atau menyusun lembar observasi peneliti atau guru
dan lembar observasi siswa.
d. Mempersiapkan media yang dapat memperlancar belajar mengajar
berlangsung.
2. Tahap Tindakan
Kegiatan tahap tindakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah :

a. Kegiatan Pendahuluan
1) Siswa melakukan doa bersama
2) Setelah itu siswa mengucapkan salam
3) Selanjutny guru melakukan absensi kehadiran siswa.
4) Tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, setelah itu
dilanjutkan dengan mengenalkan model NHT yang akan
digunakan untuk materi pagi ini.
5) Guru melakukan penerapan model NHT dengan membuat sebuah
kelompok yang terdiri dari 4 kelompok setiap kelompok terdapat 3
– 4 orang siswa.
6) Guru membagikan kelompok secara acak tetpi dengan
menggunakan hitungan.
b. Kegiatan inti
1) Eksplorasi
Guru memberika setiap siswa beberapa soal – soal yang akan
dikerjakan bersama kelompok.
2) Elaborsi
a) Guru meminta salah satu siswa untuk maju ke depn untuk
membantu guru menjelaskan materi tersebut.
b) Guru memberikan sebuah pertanyaan kepada setiap kelompok agar
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
c) Selanjutnya guru memberikan waktu kepada setiap kelompok
untuk berdiskusi hasil kerja setiap kelompok.
d) Guru melakukan permainan untuk mengambil sebuah kertas yang
berisi nomor setiap kelompok. Dan guru memilih satu kertas,
sebelumnya guru memberi pengarahan bahwa setiap nomor yang
didapatkan setiap kelompok hanya mempertanggung jawabkan
jawaban tersebut.
e) Siswa ysng dipilih untuk melakukan presentasi hasil diskusi dari
setiap kelompok masing – masing.

3) Konfirmasi
a) Setelah itu, guru memberikan saran setiap kelompok, bahwa
setiap kelompok ada yang benar – benar nilainya memuaskan
dan ada juga siswa yang kurang memahami. Sehingga guru
menjelaskan sedikit tentang jawaban dari soal kuis tersebut.
Agar setiap kelompok tidak rasa enakan dan salah paham
memberikan jawabannya.
b) Selanjutnya guru melakukan dengan pujian kepada setiap
kelompok, bahwa kalian mampu memahami mengerjakan soal
kuis tersebut. Sehingg guru menasehati lebih banyak bertanya
jika tidak dipahami.
c. Kegiatan Penutup
1) Setelah itu, guru melanjutkan memberikan soal tes kepada setiap siswa
untuk mengerjakannya.
2) Guru melakukan penyampaian diakhir pembelajaran bahwa tujuan
pembelajaran sangat penting untuk dikemudin hari.
3) Setelah, menyelesaikan soal tes tersebut, guru menunjukkan salah satu
siswa untuk mengumpulkan hasil soal tersebut, dan habis itu guru
menutup akhir pelajaran dengan doa bersama.
3. Tahap Observasi
Dalam tahap observasi ini dapat digunakan seorang peneliti untuk
menyelediki atau pengamatan di area sekolah.
4. Tahap Refleksi
Refleksi adalah objek atau subjek penelitian yang dimana menilai
suatu situasi dalam kondisi yang diberi penekanan secara sistematis.
Tahapa ini ialah pengkajian terhadap subjek penelitian yang dilakukan
oleh sarana tindakan terhadap observasi (Sukardi, 2013:5).
a. Mempertimbangkan situasi atau kondisi yang dilakukan untuk
menentukan tujuan tindakan yang dihasilkan untuk mengevaluasi
tindakan.
b. Mengontrol dan mempertimbangkan tindakan siklus dan mencari
solusi tindakan untuk upaya pemcahan masalah agar tidak salah
aturan.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1. Instrumen Penelitian
a. Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Alat pedoman guru sebelum memulai belajar mengajar yaitu rencana


pelaksanaan pembelajaran.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kertas soal yang berisi pertanyaan ialah lembar kera siswa
(LKS)

c. Lembar Obersevasi Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan ini diawasi guru untuk seorang peneliti untuk melihat


aktivitas kegiatan siswa dan guru menilai kegiatan belajar mengajar
kepada peneliti tersebut.

d. Lembar tes evaluasi

Melakukan setiap siklus dengan menggunakan soal yang sesuai


dengan materi bangun ruang ialah lembar evaluasi.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan pada materi bangun
ruang yang berupa isian dan essay.
b. Observasi merupakan pengumpulan data dalam penelelitian yang akan
penyelidikan untuk diperbaiki.
F. Teknik Analisis Data

Dalam proses belajar dapat ssetiap siklus untuk menganalisis


keberhasilan tingakat siswa dalam melakukan deskriptif dan kualitatif
ialah teknik analisis data. Nilai rata – rata dengn rumus ini (Menurut Nana
Sudjana (2006:109) yaitu:

Rumus :

(0.3)
Keterangan x = nilai rata – rata
ΣX = jumlah semua nilai siswa
N = banyaknya siswa
1. Hasil Belajar
a. Kentutasan Belajar Individu
Rumus :

Gambar 0.4

Keterangan :

TB = Ketuntasan Belajar

Σs≥60= jumlah siswa yang mendapat nilai ≥60

N = banyak siswa

100 = bilangan tetap


Ketuntasan Belajar Individu ( Trianto, 2010:241)

b. Ketuntasan Belajar Klasikal


Rumus :

Keterangan :
P = persentase ketutasan
2. Aktivitas belajar siswa dan guru
Dalam perolehan pembelajaran yang menurut nilai skor
siswa dalam pembelajaran berlangsung untuk data aktivitas
belajar siswa dan aktivitas guru.

Tabel 1.1 pendeksripsian skor aktivitas siswa selama proses


pembelajaran.

No Skor (%) Kriteria


1 0 – 25 Kurang baik
2 25 – 50 Cukup baik
3 50 – 70 Baik
4 75 – 100 Sangat baik
(Sumber : Tim Pustaka Yutisia, 2008)

Menurut widodo (2013), menyatakan jumlah skor keaktifan siswa


dan guru dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

NP = nilai persentase yang diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa


SM= skor maksimal tes

G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini, adalah jika:
1. Ketuntasan individual yang diperoleh di atas KKM ≥70
2. Ketuntasan klasikal sebanyak 70% yang berada di atas KKM.
3. Observasi aktivitas guru dan siswa menunjukkan nilai ≥75 dengan
kategori sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan
aplikasinya”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia (LPPPI).

Perdana, R., & Suswandari, M. (2021). Literasi numerasi dalm pembelajaran


tematik siswa kelas atau sekolah dasar. Absis: Mathematics, Education
Journal, 2021, 3.1: 9-15.

Mudzaki Risma, Silviana Nur Faizah, Sherif Juniar Aryanto. PENGEMBANGAN


MEDIA RODA PINTAR BERKANTONG PADA MATERI BANGUN
RUANG DI KELAS V SEKOLAH DASAR. Sawabiq: Jurnal Keislaman.
2021;1(1).

Festiawan, R. (2020). Belajar dan pendekatan pembelajaran. Universitas Jendral


Soedirman, 2020,1-7.

Darman, R. A. (2020). Belajar dan pembelajaran. Guepedia, 2020.

Sarriani, N., Prihantini, M. P., Winarti, P., Indrawati, S. P. I., Jumadi, S. P. I.,
Suradi, A., & Satria, R. (2021). Belajar dan Pembelajaran. EDU
PUBLISHER.

NALOWATI, E. (2022). MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL


BELAJAR KIMIA MELALUI METODE PEMELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK. TEACHER:Jurnal
Inovasi Karya Ilmiah Guru, 2022, 2.1 58-64.

Santoso, Z. M. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lokomotor


melalui Pendekatan Bermain pada siswa Kelas III SDIST Ibnu Qoyyim
Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Jurnal Misyakat, 3(1), 171-187.

Djonomiarjo, T. (2020). Pengaruh model problem based learning terhadap hasil


belajar. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 5(1), 39-46.

Maâ, S. (2018). Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar?. HELPER: Jurnal Bimbingan


dan Konseling, 35(1), 31-46.

ABROR, Muhammad Haikal. Self-Regulated Learning Terhadap Hasil Belajar


Matematika siswa. Plusminus : Jurnal Pendidikan Matematika, 2022, 2.2:
233-234.

Ruqoyyah, S., Murni, S., & Linda, L. (2020). Kemampuan pemahaman konsep
dan resiliensi matematika dengan VBA microsoft excel. Purwakarta: CV.
Tre Alea Jacta Pedagogie, 2020.

Dahlan, S., Sari, R., & Mansor, R. (2019). Kompetensi pedagogi: Sebuah tinjauan
internalisasi nilai – nilai karakter pada pembelajaran matematika SD.
Suska Journal of Mathematics Education, 5(1), 9-18.

Yayuk, E. (2019). Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Vol. 1). UMMPres.

Eviana, M. (2023). PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERESIASI


UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS
PERMUKAAN BANGUN RUANG DAN MENGATASI KEJENUHAN
PADA SISWA KELAS VI A SDI LABAT KOTA KUPANG TAHUN
PELAJARAN 2021/2022. Jurnal Lazuardi, 6(1), 1-23.

Suryadi, A. (2020). Teknologi dan media pembelajaran jilid i. CV jejak (Jejak


Publisher).

Nurfadhillah, S. (2021). MEDIA PEMBELAJARAN. Pengertian Media


Pembelajaran, Landasan, Fungsi, Manfaat, Jenis – jenis Media
Pembelajaran.CV Jejak (Jejak Publisher).
Sitepu, E. N. (2022). Media Pembelajaran Berbasis Digital. Prosiding Pendidikan
Dasar, 1(1), 242-248.

Salmiyanti, S., Darmansyah, D., & Desyandri, D. (2022). Peran Media


Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK),4(6), 11424-1142.

Kurnia Dewi, N. (2019). Penggunaan Media Roda Putar Panzzel Pintar untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD. Jurnal Teknodik, 79-89.

Wahyuningsih, E. (2018). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN ALAT
PERAGA RODA PINTAR (Penelitian pada siswa kelas II SDN
Danupayan Bulu Kabupaten Temanggun Tahun ajaran 2017/2018)
(doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).

Prihantoro, A., & Hidayat, F. (2019). Melakukan Penelitian tindakan kelas.


Ulumuddin: Jurnal Ilmu – ilmu Keislaman, 2019, 9.1
: 49-60.

Anda mungkin juga menyukai