Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

FILSAFAT PENDIDIKAN

Kelompok 3

Nama Mahasiswa : Atika Fahruna Hsb (4221151001)


: Hanna T. Saragih (4223151013)
: Nasya Amanda (4222451002)
: Nurika Apriliani (4223351019)

Dosen Pengampu : Dr. Nurmayani, M.Ag

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
anugerah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide ini dengan tepat
pada waktunya. Kami ucapkan juga terimakasih kepada Ibu Dosen Pengampu Ibu Dr.
Nurmayani, M.Ag yang telah memberikan kami tugas rekayasa ide ini.

Kami menyadari bahwa tugas rekayasa ide ini tidaklah sempurna, dengan demikian
kami menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan
bisa memperbaiki makalah kami selanjutnya.

Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan harapannya
setelah membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.
Lebih dan kurangnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, 28 Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Penerapan Kurikulum........................................................................................................3

B. Sarana dan Prasarana.........................................................................................................4

C. Metode Pembelajaran........................................................................................................5

D. Media Dalam Pembelajaran...............................................................................................5

E. Gagasan Ide........................................................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

A. Simpulan............................................................................................................................7

B. Saran..................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam arti sederhana pendidikan sering kali diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai–nilai didalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogic berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa agar menjadi
dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau
kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan
yang lebih tinggi dalam arti mental.

Kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang
lebih satu abad yang lampau. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya di dalam
kamus webster tahun 1856. Pada tahun itu penggunaan kurikulum dipakai dalam bidang
olahraga yakni suatu alat yang membawa seseorang dari "start" sampai "finish". Baru pada
tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran pada perguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut (webster), kurikulum diartikan
dalam dua macam yaitu: Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa
di sekolah atau di perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tersebut dan sejumlah mata
pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen.

Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa komponen yang saling bersinergi agar
mampu mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri. Semua komponen mempunyai andil yang
penting, tidak terkecuali kurikulum yang mana dapat dikatakan penyangga utama dalam
sebuah proses belajar mengajar. Beberapa pakar bahkan mengatakan bahwa kurikulum
merupakan jantung bagi pendidikan, baik buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh
kurikulum, apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.
Masa depan bangsa terletak pada tangan kreatif generasi muda.

Mutu bangsa kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dinikmati anak-anak
saat ini, terutama dalam pendidikan formal yang diterima si bangku sekolah. Jadi, barang
siapa yang menguasai kurikulum maka ia memegang peran penting dalam mengatur nasib
bangsa dan negara kedepannya. Melihat betapa pentingnya kurikulum bagi pendidikan, dapat
dipahami bahwa kurikulum merupakan suatu hal yang vital bagi pendidikan. Sehingga para
guru dan pengajar harus memahami kandungan kurikulum, karena telah jelas tujuan

1
pendidikan terdapat dalam kurikulum. Sehingga proses pendidikan dapat berlangsung dengan
kondusif, interaktif, efektif dan lancar.

Sarana dan prasarana pendidikan yaitu segala perlengkapan/ fasilitas yang digunakan
dalam proses pembelajaran baik yang bergerak maupun tidak bergerak seperti kursi, meja,
ruang kelas dan lain-lain dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Pemanfaatan sarana
belajar yang baik akan memudahkan anak dalam melakukan aktivitas belajar sehingga anak
lebih semangat dalam belajar. Sebaliknya, dengan kurangnya sarana belajar akan
mengakibatkan anak kurang bersemangat dan kurang bergairah dalam belajar. Hal ini tentu
saja akan mempengaruhi prestasi belajar anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kurikulum yang digunakan pada pembelajaran di SMAS Katholik Budi
Murni 3 Medan?

2. Bagaimana sarana dan prasarana yang diberikan SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan?

3. Bagaimana metode digunakan di SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan?

4. Media apa yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMAS Katholik Budi Murni
3 Medan?

5. Adakah saran atau ide yang diberikan untuk SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum yang digunakan pada pembelajaran di
SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan
2. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang diberikan oleh SMAS Katholik Budi
Murni 3 Medan
3. Untuk memahami metode pembelajaran yang digunakan di SMAS Katholik Budi
Murni 3 Medan
4. Untuk mengetahui media apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran di
SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan
5. Untuk memberikan saran atau ide kepada SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Penerapan Kurikulum
Pendidikan merupakan aspek yang amat penting dalam kehidupan, hal ini
dikarenakan besarnya peran dan dampak positif yang ditimbulkan dari majunya suatu
sistem pendidikan. Salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan
yakni keberadaan kurikulum dalam pendidikan. Kurikulum dalam pendidikan memiliki
peran yang sangat besar dalam menentukan majunya suatu pendidikan, mulai dari ranah
konsep hingga aplikasi atau praktek dilapangan. Karena kurikulum disini memiliki peran
sebagai rencana dan pengaturan mengenai isu dan bahan ajar serta pedoman yang
penyelenggaraan pendidikan yang baik. (Sukatin & Pahmi, 2020:78)
Adapun kurikulum yang diterapkan pada sekolah yang kami lakukan penelitiannya
yaitu di SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan, dimana pada sekolah ini mereka menerapkan
kurikulum seperti pada sekolah-sekolah lain pada umumnya yaitu “Kurikulum 2013”, seperti
yang kita ketahui bahwa kurikulum ini membuat para siswa lebih aktif dalam menyampaikan
gagasan berupa pendapatnya kepada suatu masalah yang sedang dibahas tidak hanya itu pada
kurikulum ini juga mengajarkan seorang guru harus lebih cerdas lagi dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter
dengan tujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang megarah
pada budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik yang sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan. Melalui kurikulum 2013 pemerintah
mengharapkan peserta didik mampu meningkatkan pengetahuan, menerapkan nilai-nilai
budi pekerti dan akhlak mulia sehingga dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari
(Kosassy, 2017:82). Perubahan kebijakan kurikulum 2013 memuat empat perubahan pada
kurikulum yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses
dan Standar Penilaian. Perubahan kebijakan kurikulum berdampak pada empat model
pembelajaran berupa tematik-integratif, pendekatan saintifik, strategi aktif, dan penilaian
autentik yang bertujuan menyiapkan generasi masa depan indonesia yang kreatif, inovatif,
produktif dan afektif agar bisa membawa bangsa Indonesia maju kedepannya
(Machali, 2014:87).
Kurikulum 2013 adalah bentuk dari kemajuan zaman yang manakurikulum yang
selaras dengan perkembangan yang ada. Saat ini teknologi sudah berkembang
pesat dan kurikulum memasuki ranah baru yakni, memadukan antara konsep
pendidikan dan kemajuan ilmu pengetahuan dn teknologi. Walaupun masih banyak

3
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya hal tersebut dapat diyakini akan teratasi apabila
pengembangan kurikulum 2013 dilakukan dengan baik dan benar.

B. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam dunia
pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa berjalan dengan baik
tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tidak akan dapat
terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam lembaga pendidikan yang terkait
dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan akan berdaya untuk proses
pembelajaran. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti bagaiman manajemen sarana
prasaran pendidikan dalam proses pembelajaran yang berjalan di SMAS Katholik Budi Murni
3 Medan, adapun sarana dan prasarana yang terdapat pada sekolah ini yaitu: perpustakaan,
kamar mandi, laboratorium fisika dan biologi, ruang musik dan terdapat sebanyak 3 wifi.

Ada beberapa ekskul yang aktif yaitu karate, nari, futsal, voli, musik, paduan suara
dan basket. Jumlah keseluruhan guru di SMAS Khatolik Budi Murni 3 Medan yaitu 19 orang
dan guru bk sebanyak 1 orang. Jumlah keseluruhan siswa/i kelas 10-12 yaitu 231 dengan
pembagian kelas 10 sebanyak 87 siswa, kelas 11 sebanyak 80 siswa dan kelas 12 sebanyak 64
siswa. Jadwal pembelajaran dimulai pada pukul 07:15 WIB sampai dengan 13:45 WIB.
Jumlah spp yang harus dibayar oleh siswa di sekolah ini sebesar Rp400.000.

Pendidikan tidak terlepas dari beberapa faktor penting yang mampu mendukung
terselenggaranya pendidikan di sekolah, salah satu faktor pendukung terselenggaranya
pendidikan adalah tersedianya sumber daya pendidikan seperti sarana dan prasarana
pendidikan. Menurut Mulyasa (2003: 49), sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat
dan media pengajaran.

Dengan demikian sarana pendidikan akan berperan baik ketika penggunaan sarana
tersebut dilakukan oleh tenaga pendidik yang bersangkutan secara optimal. Barnawi (2012:
47-48), berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Oleh
karena itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksanakannya
proses belajar dan mengajar dengan baik dan optimal. Dalam hal ini diterapkan aliran
materialisme yang terdapat pada aliran-aliran filsafat pendidikan, pada aliran ini digunakan

4
untuk sarana dan prasarana dalam menunjang berjalannya proses pembelajaran dengan baik
dan benar dalam pendidikan, pendidikan hanya 50% berjalan jika tidak didukung pada sarana
dan prasarana yang ada disekolah tersebut.

C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dilakukan di SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan, yaitu
luring method. Dimana metode pembelajaran ini dilakukan secara tatap muka langsung
dengan memperhatikan protokol kesehatan. Model luring dilakukan dengan menggunakan
media atau fasilitas pembelajaran dengan tanpa jaringan atau kuota akan tetapi membutuhkan
fasilitas berupa alat elektronik dan aliran listrik. Pembelajaran dengan metode Luring atau
offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka oleh pendidik dan peserta
didik, namun dilakukan secara offline yakni pendidik memberikan materi berupa tugas
hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah. Mahfud Fauzi (Fauzi,
2020)

Luring menggunakan media televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja,
bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar, tergantung
ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana pendidik dan peserta didik. Model
pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak
dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. Pembelajaran luring, peserta
didik belajar atau mengerjakan tugas tanpa menyambungkannya dengan jaringan internet.
Selain itu, aktivitas luring juga ketika melakukan offline conference dengan bertemu secara
langsung tanpa menggunakan internet.

Kenapa luring menjadi alternatif model pembelajaran jarak jauh karena melihat
kondisi ketersediaan fasilitas pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran online tidak
memadai, sehingga pembelajaran dalam bentuk offline dengan tidak bertatap muka langsung
antara pendidik dan peserta didik menjadi solusi. Jadi intinya dalam aktivitas luring, sama
sekali tidak melibatkan jaringan internet atau intranet. Dengan dilakukan nya metode luring
dapatmembuat para siswa lebih paham mengenai materi yang disampaikan kemudian
pembelajaran lebih efektif, sedangkan daring kadang kurang efektif dari segi sinyal jaringan
yang ada sampai materi yang disampkan oleh guru kurang efektif.

D. Media Dalam Pembelajaran


Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian
dan minat siswa untuk belajar. Media pembelajaran merupakan salah satu cara atau alat bantu

5
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan SMAS
Katolik Budi Murni 3 Medan melalui bantuan media teknologi, yaitu :

 Media Visual

Jenis media pembelajaran visual menampilkan materinya dengan menggunakan alat


proyeksi atau proyektor.  Pesan yang akan disampaikan ke dalam bentuk-bentuk
visual. Selain itu media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
gambaran ide, menggambarkan yang mungkin dapat dengan mudah dicerna dan diingat
jika disajikan dalam bentuk visual. 

 Media Audio
Berfungsi untuk mengalirkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima
pesan. Media audio berkaitan erat dengan pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang
diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata)
maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh media microphone.
 Media Serbaneka
Macam-macam media pembelajaran serbaneka merupakan suatu media yang
disesuaikan dengan potensi di sekitar sekolah atau di lokasi yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pengajaran. Contoh macam-macam media pembelajaran serbaneka di
antaranya adalah papan tulis, spidol, kapur, untuk sumber belajar pada siswa.
Sejauh ini media pembelajaran yang telah dilakukan di SMAS Katolik Budi Murni 3
Medan sudah berjalan dengan baik dan cocok sesuai dengan kurikulum yang telah
dilaksanakan.

E. Gagasan Ide
Kepala sekolah SMAS Katolik Budi Murni 3 Medan akan mengembangkan
budaya literasi terhadap siswa SMAS Katolik Budi Murni 3 Medan guna menambah
kecerdasan siswa, yang sangat dibutuhkan untuk membangun kemajuan bangsa agar
dapat menghasilkan siswa/siswi yang berkarakter. Guru juga akan berperan dalam
penerapan gagasan ide yang akan di laksanan dalam sekolah tersebut melalui
pembelajaran yang interaktif contohnya menyajikan konten pembelajaran seperti teks,
gambar bergerak atau animasi, video, audio hingga video game. Penggunaan produk
maupun layanan digital (multimedia) tersebut diharapkan mampu membantu siswa
dalam meningkatkan motivasi, eksplorasi serta pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan oleh guru.

6
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan kurikulum yang digunakan oleh SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan
menggunakan kurikulum 2013 yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam menyampaikan
gagasannya dalam bentuk pendapat.
2. Sarana dan Prasarana yang terdapat pada SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan cukup
memadai dan lengkap.
3. Metode pembelajaran SMAS Katholik Budi Murni 3 Medan dilakukan secara luring
dengan tetap memtahui protokol kesehatan.
4. Media pembelajaran yang digunakan SMAS Katolik Budi Murni 3 Medan melalui bantuan
media teknologi.
5. Gagasan ide yang dikembangkan oleh Kepala Sekolah SMAS Katholik Budi Murni 3 yaitu
menerapkan budaya literasi yang bertujuan untuk menambah wawasan siswa/i di sekolah
tersebut.

B. Saran
Lembaga pendidikan seharusnya menggunakan kurikulum yang dapat meningkatkan
minat belajar siswa dan menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung
minat dan bakat siswa/i untuk lebih kreatif.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, A. P., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia


dari Masa ke Masa. SINDANG: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Kajian Sejarah, 3(2),
102-108.
Asri, M. (2017). Dinamika kurikulum di Indonesia. Modeling: Jurnal Program Studi
PGMI, 4(2), 192-202.
Djamaluddin, A. (2014). Filsafat Pendidikan. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
Islam, 1(2).
Fatmawati, N., Mappincara, A., & Habibah, S. (2019). Pemanfaatan Dan Pemeliharaan
Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, Dan
Pembelajaran, 3(2), 115-121.
Mildawati, H. T. (2020). ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF DI MASA
PANDEMI COVID-19. Jurnal Teknologi Pendidikan Madrasah, 3(2), 304-317.
Nasrudin, N., & Maryadi, M. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam
Pembelajaran di SD. Manajemen Pendidikan, 13(2), 15-23.
Sudin, A. (2014). Kurikulum dan pembelajaran. UPI Press.

Anda mungkin juga menyukai