Anda di halaman 1dari 16

CASE METHOD

PROFESI KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Ibu Santa Maria E.Situmorang S.E., M.Pd


Disusun oleh: Kelompok 1

Muhammad Tohir Lubis 7223342007


Putri A.Aruan 7223142005
Fadillah Janadiyah 7222142002
Muhammad Reynal 7223342006
Nadhifa Rizky Zahira Siregar 7223142007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022/2023

1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkahnya,
kami bisa menyelesaikan Case Method ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Santa Maria E.Situmorang,S.E,M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan.

Semoga melalui penjelasan dalam penulisan ini, pembaca dapat memperoleh


informasi tentang masalah yang timbul dalam perkembangan kode etik dan moral serta solusi
dari permasalahan tersebut. Kami juga berharap tulisan ini menggambarkan informasi yang
diinginkan pembaca. Jika ada kesalahan dan kekurangan, kami siap menerima masukan dari
pembaca.

Medan, 13 Maret 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
........................................................................................

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,maka rumusan masalah antara
lain sebagai berikut:

4
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,maka
rumusan masalah antara lain sebagai berikut:

D. Deskripsi Kasus

Link sumber Kasus: https://www.merdeka.com/peristiwa/hanya-gara-gara-batik-siswa-


sma-ternate-tewas-di-tangan-guru.html

Salah satu kasus guru yang tidak sesuai atau melanggar kode etik guru adalah kasus
aniaya seorang guru honor (FS) pada siswa (YS) hingga berujung maut yang terjadi di
Indonesia tepatnya di SMAN 7 daerah Ternate, Provinsi Maluku Utara. Kasus ini terjadi
pada hari Jumat, tanggal 9 Oktober 2015 y a n g berawal dari seorang siswa yang tidak
mematuhi peraturan sekolah yaitu mengenakan baju batik , alhasil guru pun marah lalu
menampar siswa tersebut dengan keras. Karna perbuatan guru itu, siswa tersebut pun merasa
kesal dan hendak membalas tamparan guru tersebut. Namun sangat disayangkan, guru ini
terlampau emosi dan memukul kepala belakang siswa dengan menggunakan mistar kayu
hingga siswa tersebut pun jatuh tersungkur. Setelah dipukul murid tersebut mengeluarkan
darah dari hidungnya dan pihak sekolah hendak membawanya ke puskesmas terdekat, namun
waktu sudah terlambat nyawa siswa tersebut sudah tidak tertolong lagi dikarenakan pukulan
keras yang dilakukan guru yang memukul tepat dibelakang kepala siswa tersebut.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka Buku I

Didalam buku I yang berjudul “PROFESI


KEPENDIDIKAN” yang ditulis oleh Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd terdapat informasi yang
berkaitan dengan kode etik dan kasus pelanggaran kode etik yaitu sebagai berikut:

1. Kode Etik Guru

Kode etik berasal dari dua kata yaitu code dan ethic. Code atau kode berarti,
tulisan, kata, atau tanda, yang melalui persetujuan mempunyai arti atau maksud
tertentu. Sedangkan ethic atau etik dapat berarti aturan tatasusila; sikap atau
akhlak. Dengan demikian kode etik berarti ketentuan atau aturan yang berkenaan
dengan tatasusila dan akhlak. Akhlak adalah ekspresi jiwa yang tampak dalam
perbuatan dan meluncur dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan lagi (Abudin Nata, 2003)
Kode etik bagi suatu organisasi profesional merupakan hal yang sangat penting
dan mendasar. Demikian pula halnya kode etik bagi guru yang diakui sebagai
suatu lapangan pekerjaan profesional. Kode etik bagi organisasi profesional guru
sangat penting, karena merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
yang dijunjung tinggi oleh setiap anggotanya. Karena merupakan landasan
moral dan pedoman, maka dengan kode etik ini berfungsi sebagai alat untuk
mendinamisir setiap anggotanya agar selalu mawas diri dengan penuh kesadaran
berusaha melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan
kemampuan profesionalnya. Melalui cara yang demikian maka guru dan/atau
pendidik yang profesional pada dasarnya tidak akan pernah ketinggalan zaman.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan organisasi guru di
Negera Kesatuan Republik Indonesia, telah berusaha menjadi organisasi profesi
bagi guru dan menetapkan sejumlah norma, aturan berperilaku sebagai kode etik
bagi guru dalam menunaikan tugas keguruannya. Kode etik dimaksud terdiri
dari:

1) Guru berbakti membina anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia


6
pembangunan yang ber-Pancasila.

 Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didiknya masing-


masing.

 Guru berusaha mensukseskan pendidikan yang serasi (jasmani dan rohani)


bagi anak didiknya.

 Guru harus menghayati dan mengamalkan pendidikan moral Pancasila bagi


anak didiknya. d. Guru harus menghayati dan mengamalkan Pancasila.

 Guru melatih dalam memecahkan masalah-masalah dan membina daya


kreasi anak didik, agar kelak dapat menunjang masyarakat yang sedang
membangun.

 Guru membantu sekolah dalam usaha menanamkan pengetahuan

2) Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai


dengan kebutuhan masing-masing anak didik.

 Guru menghargai dan memperhatikan perbedaan kebutuhan masing - masing


anak didik.

 Guru hendaknya luas menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak


didiknya masing-masing.
 Guru memberi pelajaran di dalam dan di luar sekolah berdasarkan kurikulum
tanpa membeda-bedakan jenis dan posisi sosial orang tua siswa.

3) Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang


anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
wewenang.
 Komunikasi guru dengan anak didik di dalam dan di luar sekolah
dilandaskan pada rasa kasih sayang.
 Untuk berhasilnya pendidikan, guru harus mengetahui kepribadian anak
didik dan latar belakang keluarganya masing-masing..
 Komunikasi guru hanya diadakan semata-mata untuk kepentingan anak
didik.

4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan


dengan orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak
didik.
 Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah
untuk belajar di sekolah.

 Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua siswa sehingga dapat
terjalin pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik.
7
 Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritikan membangun
yang disampaikan orang tua siswa/masyarakat terhadap kehidupan sekolah..

 Pertemuan dengan orang tua siswa diadakan secara teratur.


5) Guru memelihara hubungan, baik dengan sekolahnya maupun masyarakat yang
lebih lugas untuk kepentingan pribadi. masyarakat di sekitar
 Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.
 Guru turut menyebarkan program pendidikan dan kebudayaan kepada
masyarakat di sekitarnya, sehingga sekolah tersebut turut berfungsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan
kebudayaan ditempat.
 Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaharu bagi kehidupan kemajuan daerahnya.
 Guru bersama masyarakat sekitar di dalam berbagai aktivitas.
 Guru mengusahakan menciptakan kerjasama yang sebaik-baiknya antara
sekolah, orang tua, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan
atas dasar kesadaran, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

6) Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengemban dan


meningkatkan mutu profesinya.
a) Guru melanjutkan studinya dengan:
 membaca buku,
 mengikuti lokakarya, seminar, gerakan koperasi, dan pertemuan pendidikan
dan keilmuan,
 mengikuti penataran,
 mengadakan kegiatan penelitian.
b) Guru berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.

7) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik


berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
 Guru senantiasa saling tukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan
bantu membantu satu sama lain, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam
penunaian tugas profesi.
 Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-
rekan seprofesinya dan menjunjung martabat guru, baik secara pribadi
maupun secara keseluruhan.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
 Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
 Guru melakukan tugas profesional dengan disiplin dan rasa pengabdian.
 Guru berusaha menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah kepada
orang tua siswa dan masyarakat.
 Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di
8
lingkungan dan daerahnya sebaik-baiknya.

9) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang pendidikan.
 Guru senantiasa setia terhadap kebijaksanaan dan ketentuan- ketentuan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
 Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian
 Guru senantiasa berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan
program pemerintah dalam bidang pendidikan kepada siswa dan masyarakat
sekitarnya.
 Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan
dilingkungan atau di daerahnya sebaik-baiknya.
Berdasarkan kode etik guru Indonesia tersebut dapat dikatakan bahwa
semakin jelas kedudukan guru, sifat dan tuntutan pekerjaan guru sebagai profesi,
yang menuntut dan mengharuskan penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang khusus, yang terpadu menjadi keahlian di bidang pendidikan.

2. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kode Etik Keguruan PGRI telah


mengeluarkan sebuah kode etik guru yang pada dasarnya

mengatur perilaku etis guru, melindungi profesi dan individu guru,mengatur


batas kewenangan guru, dan mempertahankan kesejahteraan guru. Kode etik
guru terdiri dari dua bagian yakni: (1) Kode Etik Guru Indonesia; dan (2)
Kode Etik Jabatan Guru. Kedua kode etik guru tersebut berkenaan dengan
karakteristik perilaku yang baik secara umum, prilaku yang standar yang
seharusnya ditampilan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya. Ke
arah kode etik inilah seharusnya profesionalisasi diarahkan, meliputi
dimensi- dimensi: pengetahuan (know-what), keterampilan (know-how), dan
sikap- sikap dan nilai-nilai yang melandasi pengetahuan dan keterampilan,
pengalaman dan kemauan.Oleh karena itu penyimpangan terhadap kode etik
yang dikeluarkan oleh PGRI seharusnya pula dapat diawasi oleh PGRI. Kode
etik tersebut hendaknya menjadi patokan perilaku anggotanya, agar setiap
anggota terhindar dari pelanggaran larangan dan terhindar pula dari sanksi
yang mungkin diberikan oleh organisasi profesi.

Oleh karena itu organisasi profesi dapat dikatakan berperan ganda, yaitu
sebagai penjaga bagi praktisi untuk tidak keluar dari kode etik profesional,
dan sebagai penggerak bagi pengembangan profesi itu sendiri. Sebagai
penjaga, organisasi profesi mempunyai fungsi kontrol terhadap para
anggotanya. Sebagai penggerak bagi pengembangan profesi, organisasi
profesi berkewajiban berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan
keterampilan profesional.

9
B. Tinjauan Pustaka Buku II

Didalam buku II yang berjudul “PROFESI KEPENDIDIKAN” yang ditulis oleh


Dr.Hj. Rugaiyah, M.Pd dan Dra. Atiek Sismiati terdapat informasi yang berkaitan
dengan kode etik dan kasus pelanggaran kode etik yaitu sebagai berikut:
1. PENGERTIAN
Setiap profesi pasti mengetahui atau memiliki kode etik. Misalnya dokter wartawan,
notaris, guru dan lain sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai
kode etik. Sama halnya dengan kata profesi, penafsiran kode etik juga tidak memiliki
satu penafsiran. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini penulis mengemukakan beberapa
pengertian kode etik, antara lain sebagai berikut:
1) Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode etik
memuat norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam menjalankan tugas
keprofesiannya.
2) Menurut Sonny Keraf, kode etik adalah kaidah moral yang berlaku khusus bagi
para profesional di bidangnya.
3) Menurut Kode Etik Guru Indonesia (hasil Kongres PGRI ke-XX Tahun 2008),
Kode Etik Guru Indonesia merupakan norma dan prinsip yang diterima oleh
guru Indonesia, sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesional sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
4) Menurut Prof. Dr. R. Soebekti, S.H. dalam tulisannya yang berjudul “Etika
Bantuan Hukum”, kode etik suatu profesi berupa norma-norma yang harus
dipatuhi oleh mereka yang menjalankan tugas profesi tersebut”.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kode etik suatu profesi berupa norma-norma
yang harus dipatuhi oleh setiap anggota profesi dalam menjalankan tugas profesinya dan
dalam kehidupannya di masyarakat. Norma tersebut berisi tentang petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana harus menjalankan profesinya dan larangan yaitu
ketentuan tentang apa yang tidak boleh atau tidak boleh dilakukannya, tidak hanya
dalam menjalankan tugas profesinya, tetapi juga tentang tingkah laku,perilaku anggota
profesi secara umum dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Pada dasarnya tujuan diadakannya atau dirumuskannya kode etik dalam suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi. Secara
10
umum, tujuan dibentuknya kode etik adalah sebagai berikut.
 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi, dalam hal ini yang dijaga adalah
“citra” orang luar atau masyarakat agar “orang luar” memandang rendah atau
“meremehkan” profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi
akan melarang berbagai bentuk yang dapat mencemarkan nama baik profesi
tersebut ke dunia luar. Dari sudut pandang ini, kode etik juga mendapat nama
atau disebut “kode kehormatan”.
 Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota. Yang dimaksud dengan
kesejahteraan di sini adalah berupa kesejahteraan material dan spiritual atau
mental.
 Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode etik pada umumnya
mengatur larangan-larangan kepada anggotanya untuk melakukan tindakan-
tindakan yang merugikan kesejahteraan anggotanya, misalnya dengan
menetapkan tarif minimum untuk honorarium etika anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya, sehingga siapa saja yang mengenakan tarif I di bawah
minimum dianggap tercela karena profesi bertindak tidak semestinya,
menyebabkan kerugian bagi rekan kerja mitra profesional. Dalam hal
kesejahteraan rohani atau mental anggota profesi, kode etik pada umumnya
memberikan petunjuk kepada anggotanya untuk melaksanakan tugas profesinya.
Selain itu, kode etik juga menetapkan larangan jaminan bahwa anggotanya tidak
akan melakukan perbuatan yang setiap anggotanya berkaitan dengan hal-hal yang
dianggap oleh masyarakat sebagai perbuatan tercela.
 Kode etik juga memberikan peraturan yang ditujukan untuk membatasi perilaku
yang tidak pantas atau tidak jujur bagi anggota profesi dalam interaksinya dengan
sesama anggota sehingga menjadi masalah profesi.
 Untuk meningkatkan dedikasi anggota profesi. Dalam hal ini KUH Perdata juga
memuat tujuan melayani generasi tertentu, agar para anggota profesi dapat
dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab martabat dan nilai
pengabdiannya dalam menjalankan tugas profesinya. Oleh karena itu, kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan oleh anggota profesi
dalam menjalankan tugasnya.
 Untuk meningkatkan kualitas profesi. oleh Dewan K juga sanksi terberat di kekel
Untuk meningkatkan kualitas profesi, kode etik juga memuat norma mengenai
anjuran agar anggota profesi selalu berupaya meningkatkan kualitas anggotanya
sesuai dengan bidang tugasnya . Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana
menjaga data kode etik dan norma-norma untuk meningkatkan kualitas organisasi
profesi.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa tujuan suatu profesi dalam menyusun kode
etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, melindungi dan memelihara
kesejahteraan anggotanya, meningkatkan pengabdian anggotanya dan meningkatkan
mutu profesi serta meningkatkan organisasi profesi.
Kode etik hanya dapat ditentukan oleh organisasi suatu perkumpulan atau
asosiasi suatu profesi bagi para anggotanya. Penetapan kode etik guru dilakukan dalam
kongres organisasi profesi. Dengan demikian penetapan kode etik tidak boleh dilakukan
oleh perseorangan, melainkan hanya oleh orang yang dikirim untuk dan atas nama
profesi anggota organisasi, sehingga orang yang bukan atau bukan anggota profesi,
tidak bisa tunduk padanya. Maka kode etik organisasi hanya akan berpengaruh kuat
11
dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi, jika yang menjalankan profesi adalah
anggota organisasi profesi. Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara
otomatis bergabung dengan suatu organisasi atau perkumpulan profesi, maka tidak ada
jaminan profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan benar, karena setiap anggota
profesi yang melakukan pelanggaran berat terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
Dapat kita jumpai bahwa ada kalanya negara mencampuri urusan profesi,
menjadi peraturan hukum atau undang-undang. Pencampuran tersebut bersifat ni ko
memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi Ei par
perdata maupun sanksi pidana Sanksi pada dasarnya merupakan upaya jawa pembinaan
kepada guru yang melakukan pelanggaran dan juga untuk menjaga harkat dan martabat
profesi guru Misalnya, jika seseorang bersaing secara tidak jujur atau curang di antara
sesama para anggota profesi, maka jika kecurangan itu "serius" dapat dituntut di muka
pengadilan. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
Selain sanksi tersebut di atas, terdapat pula sanksi moral dari teman sejawat, berupa
celaan/dikucilkan, bahkan sanksi terberat dikeluarkan dari organisasi profesi.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan
norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem
yang utuh dan bulat Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan
pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya
sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Dengan demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang
amat penting untuk pembentukkan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan
dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan cabang dan pengurus daerah
PGRI dari seluruh penjuru tanah air, pertama dalam Kongres XIII di Jakarta tahun 1973
dan kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI XX tahun 2008 di Palembang.
Kode Etik Guru Indonesia Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah
bidang pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara, serta
kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia kepada
UUD 1945, turut bertanggung jawab terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya sesuai dengan peofesinya, maka guru harus menjunjung tinggi
kode etik sebagai berikut.
1. Guru menjunjung tinggi kedudukan guru sebagai suatu profesi.
2. Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin keilmuan
pendidikan dan mata pelajaran yang diajarkan.
3. Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya.
4. Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi yang
mendalam melaksanakan tugas profesional dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
5. Guru menerima tugas sebagai bentuk tanggung jawab, inisiatif individu
Diskus, dan integritas dalam tindakan profesional oleh orang lain.
6. Guru tidak diperkenankan mengambil tindakan dan mengeluarkan
pendapat yang tajam yang akan merusak martabat profesinya.
7. Guru tidak boleh menerima janji, hadiah dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan profesional anggota menur.
8. Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari
12
tugas dan tanggung jawab yang timbul sebagai akibat adanya kebijakan
baru di bidang pendidikan dan pembelajaran.
c. Tinjauan Pustaka Jurnal I

d. Tinjauan Pustaka Jurnal II

13
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
menganalisis kasus tersebut dengan pendekatan literatur dari buku dan jurnal tersebut di atas
adalah

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai