Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KELELAHAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU


DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIAMPEA BOGOR

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Bella Herlina
NIM : 171804011

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM SAHID BOGOR
1442 H /2020 M
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
UNTUK PENDAFTARAN SIDANG PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Bella Herlina


NIM : 171804011
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Fakultas : IlmuTarbiyah dan Keguruan
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
JudulSkripsi : Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kelelahan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Guru SMK Swasta se-Kecamatan
Ciampea Bogor

Menyatakan bahwa mahasiswi tersebut telah menyelesaikan bimbingan skripsi dan


disetujui untuk melakukan pendaftaran sidang proposal skripsi.

Bogor, 17 Januari 2020


Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Muzhir Ihsan, M.Pd. I Dr. Ima Rahmawati, M.Pd

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang seantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
berupa proposal skripsi ini. dengan judul ”Pengaruh Lingkungan Kerja dan
Kelelahan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Guru se-Kecamatan Ciampea
Bogor” dengan baik sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang penulis
miliki, dan penulis menyadari bahwa proposal skripsi yang penulis susun masih
jauh dari kata sempurna.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada pemimpin dan suri tauladan kita
yaitu Rasulullah Saw beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Sahid Bogor. Adapun
keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak
pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis patut
mengucapkan banyak terima kasih kepada.
1. Dr. H. Muhammad Imdadun Rahmat, S.Pd.I, M.Si., selaku Rektor Institut
Agama Islam Sahid Bogor.
2. Acep Nugraha, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Sahid Bogor.
3. Muzhir Ihsan, M.Pd.I., selaku Ketua Progam Studi Manajemen Pendidikan
Islam Institut Agama Islam Sahid Bogor dan Dosen Pembimbing Skripsi 1
yang telah memberikan arahan untuk memudahkan penulis dalam
terselesaikannya skripsi ini.
4. Ima Rahmawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi 2 yang dengan
tulus dan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga pada tahap penyelesaian
proposal skripsi ini.
iii

5. Seluruh dosen serta Staf Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang telah
memberi ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya proposal skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
6. Kepala Sekolah SMK Pelita serta Segenap Dewan Guru yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah.
7. Kedua Orang Tercinta yang telah mengasuh, membimbing, mendidik, serta
selalu mendoakan dan juga selalu memberikan motivasi kepada penulis
8. Kepada semua orang yang telah memberikan motivasi, nasihat dan
dukungannya serta kerjasamanya dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

Bogor, 17 Januari 2020

Bella Herlina
iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teori
1. Hakikat Produktivitas Kerja..................................................... 8
2. Hakikat Lingkungan Kerja....................................................... 13
3. Hakikat Kelelahan Kerja.......................................................... 17
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 22
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 28
B. Metode Penelitian ......................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................ 31
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data..................................................................... 38
H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN –LAMPIRAN
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Tabel Hasil Studi Pendahuluan Kepada Guru SMK Swasta se-
Kecamatan Ciampea Bogor ........................................................ 3
Tabel 3.1 : Tabel Rancangan Jadwal Penelitian ........................................... 28
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Produktivitas Kerja...................................... 33
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Kerja........................................ 34
Tabel 3.4 : Kisi-kisi instrumen Kelelahan .................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan pada sesuatu bangsa tentu sangat tergantung terhadap Sumber
Energi Manusia . Pembelajaran ialah hal terpenting dalam pembentukan manusia
yang berkualitas agar mampu bersaing di era globalisasi yang sangat kompetitif
baik di dalam dunia pendidikan maupun teknologi, maka sangat di perlukan
adanya suatu perubahan dan pengembangan dalam dunia pendidikan.
Undang- Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pembelajaran Nasional
Pasal 1 Ayat 1 menerangkan jika pembelajaran merupakan mewujudkan atmosfer
belajar serta proses pendidikan yang produktif dan efisien dengan cara
mengembangkan potensi yang dimiliki menggunakan kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepibadian dan juga akhlaqul karimah. Serta
menjadikan masyarakat yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Dalam sistem
pendidikan nasional dan seluruh komponen-komponen yang ada keterkaitan
secara terpadu buat menggapai tujuan pembelajaran nasional. Sekolah bagaikan
suatu organisasi atau lembaga formal yang menjadi wadah untuk mengelola
sumber yang ada dengan tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai.
Sekolah menjadi sentral didalam individu baik karakter, pola pikir maupun sikap
dengan tujuan yang diharapkan. Maka dari itu peran sekolah sangat bertanggung
jawab dengan keberhasilan suatu pendidikan. Kemajuan zaman saat ini sekolah
harus dapat mengelola dan memberdayakan dengan semaksimal mungkin. Oleh
karena itu, perlu mewujudkan sekolah menjadi sekolah yang berpredikat tinggi
serta berkualitas. Mutu yang bisa memproses siswa pada kesimpulannya hendak
menciptakan produk (output) yang berkualitas dan produktifitas juga bermanfaat
bagi nusa dan bangsa. Menjelaskan produktivitas sebagai perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Menurut Aprilyanti (2017) Pendidikan harus mencetak siswa-siswi yang
berkualitas yang akan menghasilkan output yang produktif. Diantara banyak nya
tujuan pendidikan maka sekolah harus dituntut dapat terus berproduktif dengan

1
2

menghasilkan produk atau output yang berkualitas dan mutu terbaik yang
berkelanjutan.
Hal ini juga diperkuat dengan Undang- Undang Republik Indonesia No 14
Tahun 2005 tentang guru serta dosen pasal 1 ayat 1 dan dipaparkan No Peraturan
Pemerintahan 74 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 1 mengatakan jika guru merupakan
pendidik handal dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
memusatkan, melatih, memperhitungkan serta mengevaluasi peserta didik pada
pembelajaran menengah (Mujahidin, 2017). Guru yang profesional dan juga
produktif dasar melalui penguasaan dengan sejumlah kompetensi untuk
mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Kompetensi harus di
kembangkan dan di latih terus menerus agar penyelenggara pendidikan di dukung
oleh tenaga pendidik yang profesional dan produktif. Menempatkan diri sesuai
dengan jabatan atau kemampuan pada bidang yang dimiliki sehingga
menghasilkan guru yang mempunyai produktivitas tinggi.
Eddy Sutrisno (2016) dalam Sunarsi (2018) menyatakan bahwa produktivitas
kerja adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang intinya
mengarah pada tujuan yang sama, bahwa produktivitas kerja adalah rasio dari
hasil kinerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari
seorang tenaga kerja. Seseorang yang berprofesi menjadi guru harus siap
meluangkan waktunya untuk mendidik anak anak bangsa, untuk bisa
menghasilkan anak-anak yang berbakat, profesi seorang guru harus bisa bekerja
secara produktif karena guru menyetak output yang berkualitas jika bekerja secara
produktif.
Guru yang bekerja secara produktif sangat dibutuhkan di dalam pendidikan
agar sekolah mampu mencapai hasil yang telah di tentukan bersama serta memiliki
nilai unggul dari sekolah lainnya. Seorang guru dapat mengembangkan diri dengan
bakat dan potensi yang dimiliki melalui pengalaman yang berulang-ulang sampai
pada tahap kemandirian serta kerjasama. Sebuah lembaga pendidikan atau sekolah
berusaha untuk memberikan persepsi kepada guru untuk mengetahui masa depan,
kebutuhan guru demi mencapai kesejahteraan.
Berdasarkan penelitian di temukan rendahnya produktivitas yaitu pada Sekolah
Menengah Kejuruan di Malang Raya dibuktikan dengan hasil kelulusan siswa pada
3

ujian nasional yang menurun secara signifikan, ketidak lulusan pada siswa yang
semakin meningkat hal tersebut menunjukan adanya kinerja guru yang rendah, dan
berdampak pada penurunan produktivitas kerja guru. Karena guru di kota Malang
masih banyaknya kelemahan yaitu: kurang tanggap strategi, tidak banyak cara,
kurang disiplin, lemah sumber, kurang terampil, asal susun materi dan jaman dulu
(Sutikno, 2017).
Studi pendahuluan kepada guru SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Bogor
dengan menggunakan kuesioner berupa angket di google form pada tanggal 13 - 28
oktober 2020 yang dilakukan pada 30 responden mengenai produktivitas kerja guru
pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1.
Hasil Studi Pendahuluan Kepada Guru SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea
Bogor
No Pernyataan Prosentase
1. Guru menguasai standar kompetensi yang harus dicapai 45%
2. Guru menunjukkan semangat kerjanya dalam 40%
menjalankan tugas
3. Guru mengabaikan target kurikulum yang harus dicapai 60%
4. Guru mendapatkan fasilitas yang memadai 45%
5. Guru melewatkan kesempatan mengikuti pelatihan yang 60%
diberikan untuk pengembangan tambahan
6. Guru mengapresiasikan siswa yang mendapat nilai 55%
tertinggi di kelas
Sumber : Hasil studi pendahuluan pada bulan Oktober 2020
Berdasarkan tabel di atas maka bahwa terdapat beberapa masalah yang
berkaitan dengan produktivitas kerja guru. Yakni 45 % guru kurang menguasai
standar kompetensi hal ini dikarenakan guru yang tidak sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu, dan 40 % guru yang tidak semangat kerja karena kurangnya
apresiasi atau reward yang diberikan, dan 60 % guru yang kurang memahami
kurikulum tiga belas dikarenakan kurangnya fasilitas pelatihan untuk memahami
kurikulum tiga belas, serta 40 % guru yang kurang mengimplementasikan sarana
prasarana dikarenakan tidak adanya dorongan dari atasan terkait hal tersebut. Serta
60 % guru kurang didorong untuk mengikuti pelatihan hal ini dikarenakan
berbenturan dengan jam mengajar dan guru lebih mementingkan masalah pribadi
4

dibandingkan pelatihan yang diadakan di sekolah, terakhir 55 % guru yang kurang


mengapresiasikan siswa dikarenakan guru yang kurang bersosialisasi dengan siswa.
Sementara itu faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja guru adalah
lingkungan kerja. Menurut Sutrisno (2009) dalam Aruan & Fakhri (2015)
lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar
pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu
pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja
antara orang-orang yang ada ditempat tersebut. Lingkungan kerja sangat
berpengaruh terhadap produktivitas kerja, jika lingkungan kerjanya tidak nyaman
atau fasilitas kurang memadai maka pekerjaan tidak produktif. Hal ini didukung
oleh temuan wawancara yang menyatakan bahwa lingkungan kerja di SMK Pelita
Ciampea kurang medukung terhadap peningkatan produktivitas dikarenakan sarana
prasaranya sudah memadai namun hubungan antara rekan kerja yang kurang
memberikan motivasi dan juga kurangnya perhatian kepala sekolah terhadap guru
karena kurang memberikan apresiasi atau reward terhadap guru yang berprestasi.
Kelelahan kerja juga ikut mempengaruhi produktivitas kerja guru. Apabila
guru bekerja disaat lelah maka pekerjaan yang dilakukan kurang maksimal.
Kelelahan kerja dapat diartikan sebagai kondisi melemahnya kegiatan motivasi, dan
kelelahan fisik untuk melakukan kerja. Secara nyata kelelahan kerja dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan menurunkan produktivitas kerja.
Kelelahan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja.
Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian, semua jenis
pekerjaan baik formal maupun informal akan menimbulkan kelelahan kerja.
Kelelahan merupakan gejala yang wajar dialami oleh semua orang yang
diakibatkan faktor psikis maupun fisik. Hal ini senada dengan hasil wawancara
yang menyatakan bahwa kelelahan kerja di SMK Pelita Ciampea tingkat kelelahan
kerjanya tinggi hal ini disebabkan karena beban kerja yang diberikan sehingga guru
memakai waktu istirahatnya untuk bekerja sehingga pada waktu mengajar guru
merasa lelah dan mengantuk.
5

Berdasarkan temuan permasalahan di atas maka peneliti sangat tertarik terkait


pengaruh lingkungan kerja dan kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja di SMK
Pelita Ciampea
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, diperoleh
beberapa gambaran tentang masalah yang berkaitan dengan produktivitas kerja se-
Kecamatan Ciampea Bogor serta faktor-faktor dominan yang berpengaruh dengan
produktivitas kerja. Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja
antara lain:
1. Tidak sesuai nya latar belakang pendidikan guru yang mengajar di SMK
Pelita
2. Kurangnya semangat guru dalam menjalankan tugas
3. Kurangnya fasilitas pelatihan kurikulum Tiga belas
4. Kurang perimplementasian fasilitas sarpras
5. Kurangnya dukungan sekolah terkait SDM
6. Kurangnya apresiasi guru terhadap siswa yang berprestasi
7. Beban kerja berlebihan yang diberikan kepala sekolah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian dibatasi dengan 2
variabel bebas yaitu lingkungan kerja dan kelelahan kerja dan 1 variabel terikat
yaitu produktivitas kerja adapun unit analisis penelitian adalah SMK se-
Kecamatan Ciampea terakreditasi A dengan responden guru tetap yayasan.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya yaitu :
1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru di
SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Bogor ?
2. Apakah kelelahan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru di
SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Bogor ?
3. Apakah lingkungan kerja dan kelelahan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas kerja guru di SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Bogor ?
6

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan yang dicapai
dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja
guru se-Kecamatan Ciampe Bogor
2. Untuk mengetahui pengaruh kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja guru
se-Kecamatan Ciampea Bogor
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan kelelahan kerja terhadap
produktivitas kerja guru se-Kecamatan Ciampea Bogor
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan maupun manfaat.
Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan di SMK Swasta se-Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Secara Teoritis
Dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi
peneliti sendiri, dan dapat diharapkan memberi sumbangan ilmu pengetahuan
bagi dunia pendidikan, khususnya masalah lingkungan kerja dan kelelahan
kerja terhadap produktivitas kerja guru
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis
Untuk memperluas dan mendalami bidang sumber daya manusia
khususnya guru dan manajemen pada umumnya serta sebagai sarana
berpikir dan berlatih dalam menghadapi masalah untuk kemudian
mencapain jalan pemecahannya.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan referensi untuk meningkatkan
produktivitas kerja dengan membangun lingkungan kerja yang nyaman
serta mencetak guru yang berkualitas
c. Bagi Guru
7

Penelitian ini dapat mengetahui pentingnya produktivitas kerja guru


sehingga bisa meningkatkan kualitas kerja dalam menjalankan profesi
sebagai pendidik
d. Bagi Fakultas Dan Prodi Manajemen Pendidikan Islam
Menjadi salah satu karya ilmiah yang bisa menambah ilmu pengetahuan.
e. Bagi pembaca
Sebagai sumbangan data ilmiah dalam mengadakan penelitian
selanjutnya.
.
BAB II
TINJAUAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Tinjauan Teori
1. Produktivitas Kerja
Produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang nyata
dengan hasil yang akan dicapai. Produktivitas sangat berkaitan dengan
bekerja, dibahas dalam Al-qur’an bahwa produktivitas sangat penting yang
terdapat dalam surat An-nisa ayat 95
       
        
      
        
   
Artinya: Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut
berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di
jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang
yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu
derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik
(surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang
duduk dengan pahala yang besar.
Ayat di atas menerangkan tentang produktivitas kerja, kata kunci dari ayat
diatas adalah “berjihad” berjihad disini diartikan “bekerja” makna bekerja
ialah bekerja untuk mencari nafkah keluarga dengan bekerja seseorang
dikatakan mulia karena memenuhi tanggung tanggung jawab sebagai manusia,
Allah menyukai manusia yang bekerja degan memenuhi nafkah keluarganya
dzohir maupun bathin.
Allah SWT dalam menegaskan pentingnya bekerja malalui firmannya di
dalam surah At-Taubah : 105
       
      
  

8
9

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya


serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ayat di atas ditafsirkan oleh ibnu katsir bahwa ini adalah berupa
ancaman dari Allah untuk manusia yang senantiasa selalu menentang Allah
dan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT , maka diakhirat kelak akan d
pertontonkan segala perbuatan manusia dihadapan Allah SWT dan Rasulnya
serta seluruh umat manusia pada hari kiamat.
a. Definisi Produktivitas Kerja
Produktivitas adalah suatu tujuan atau konsep yang menghasilkan
sumber daya manusia menggunakan barang dan jasa dengan adanya
dukungan sumber yang nyata pendapat ini sejalan dengan whitemore yang
menyatakan bahwa produktivitas adalah antara rasio dan output sumber
daya organisasi untuk mewujudkan pencapaian tujuan organisasi (Usman,
2016)
Produktivitas kerja didefinisikan sikap mental pada manusia dengan
menghasilkan suatu barang atau jasa yang dilihat pada hasil akhir suatu
pekerjaan dengan didasarkan pada kedisiplinan dalam bekerja serta
pelatihan yang dimiliki oleh pekerja (Siswadi, 2016).
Sedangkan definisi lain menjelaskan ada dua konsep dalam
produktivitas yaitu efesiensi dan efektifitas sebuah pengukuran untuk
mengukur tingkatan sumber daya yang ada di lembaga, sumber daya
berupa keuangan, manusia ataupun target waktu untuk melengkapi suatu
kebijakan yang telah dihendaki oleh lembaga tersebut. Efektifitas yaitu
mengukur mutu layanan yang ada di lembaga untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai (Utset et al., 2015)
Berikutnya, definisi produktivitas kerja adalah suatu sikap yang
berperinsip dengan mencari perbaikan yang ada di dalam kehidupannya
dan meyakinkan pada diri bahwa dia dapat melakukan suatu pekerjaan
dengan lebih baik dari pada hari ini dan hari kemarin, juga hari esok
demikian lebih baik dari pada hari ini (Doni Efriza, 2018).
10

Sementara itu, produktivitas juga merupakan subjek yang menarik


dengan menjanjikan pengehematan biaya dan efesiensi penggunaan
sumber daya, produktivitas menyiratkan sebuah pengembangan sikap dan
pikiran dengan dorongan yang terus menerus untuk mendapatkan sebuah
cara yang mudah dan lebih aman dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dengan produktivitas sumber daya dapat disatukan dalam organisasi dan
digunakan untuk mencapai serangkaian hasil yang optimal dan maksimal
(Febri Ananta & Dewi Adnyani, 2016; Sunarsi, 2018; Sunarsi & Kusjono,
2019).
Lebih lanjut produktivitas dapat diartikan suatu perbandingan antara
keluaran seperti barang dan jasa serta masukan seperti tenaga kerja dan
juga keuangan dengan masukan dibatasi oleh tenaga pekerjaan dan
keluaran diukur melalui kekuatan fisik pekerja dengan bentuk nilai yang
pekerja lakukan senada dengan pendapat lain yaitu produktivitas
merupakan output atau masukan di dalam suatu lembaga yang akan
dikelola oleh tenaga pekerja (Duran et al., 2015; Manik & Syafrina, 2018).
Produktivitas kerja adalah suatu kefektifan tenaga kerja dalam
mengarah kepada tujuan yang sama, dengan waktu yang dibutuhkan
pekerja untuk menghasilkan sebuah produk dari hasil tenaga kerja
Produktivitas kerja di dasarkan pada kombinasi presenteism dan absensi
sebagai penurunan kinerja atau efektivitas saat berada di pekerjaan dan
ketidakhadiran yaitu waktu yang hilang dari pekerjaan (Sunarsi, 2018; Zhu
et al., 2019).
Menurut Agaliotis et al., (2014); Beck et al., (2014); Younossi et al.,
(2016) menyatakan bahwa produktivitas kerja pada tingkat elemen dapat
didefinisikan sebagai keluaran dengan masukan Tetapi peningkatan out
put saja tidak ada nilainya kecuali jika output juga memiliki sangkut paut
dengan tujuan organisasi atau lingkungan tempat transaksi terjadi. Dan
produktivitas kerja adalah suatu konsep yang telah menangkap imajinasi
dan energi manajer dan ilmuwan prilaku selama beberapa dekade dalam
pernyataan ini produktivitas lebih terlihat sebagai konsep dari pada
definisi. Produktivitas kerja biasanya diukur dengan dua cara: sebagai hari
11

libur kerja (absensi) atau sebagai penurunan produktivitas kerja yang


dilaporkan sendiri saat bekerja.
Definisi lain mengenai produktivitas kerja adalah suatu kemampuan
pekerja untuk melakukan pekerjaan nya dengan memanfaatkan sarana
prasarana yang ada di suatu lembaga dengan membandingkan bahan kerja
dan tenaga pekerja serta target waktu pelaksanaan kerja hal itu bertujuan
untuk mencapai tujuan yang direncanakan (Abdul Rachman & Hardi,
2018).
Menurut Sharma (2014) dalam Hanaysha (2016) Produktivitas
karyawan adalah salah satu tujuan yang terpenting bagi beberapa
organisasi karena tingkat produktivitas karyawan yang lebih tinggi
memberikan berbagai keuntungan bagi organisasi dan karyawannya
misalnya, produktivitas yang tinggi dapat menghasilkan perekonomian
yang menguntungkan, profitabilitas yang besar dan kemajuan sosial yang
lebih baik. Produktivitas karyawan biasanya di hitung menggunakan rata-
rata besar selama beberapa interval waktu (seperti yang tercermin
misalnya dalam survei pusat panggilan.
Produktivitas kerja karyawan juga dapat diartikan suatu kemampuan
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan yang diberikan oleh atasan
dengan tercapainya suatu output yang ditetapkan oleh lembaga yang
demikian untuk menjadikan hasil yang diinginkan (Tan & Netessine,
2014).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Meningkatkan kesempatan untuk kembali bekerja dengan membantu
individu untuk kembali bekerja dan melakukan pekerjaan yang terbaik.
Dengan mempengaruhi tinggi dan rendahnya produktivitas kerja guru
adalah disiplin dalam bekerja, tepat waktu dalam melaksanakan tugas
serta motivasi dari kepala sekolah dalam membangun semangat kerja guru
seorang guru melakukan Disiplin kerja, mendapatkan motivasi atau
dorongan kerja serta semangat kerja yang tinggi pasti akan melakukan
12

pekerjaan nya dengan baik dan maksimal, dengan demikian maka target
lembaga akan tercapai (Abdul Rachman & Hardi, 2018).
Produktivitas tenaga kerja di pengaruhi dalam beberapa faktor seperti:
a) Pendidikan atau pembelajaran, b) kreativitas guru dalam mengajar, c)
disiplin dalam melaksanakan tugas, d) budaya yang digunakan oleh
lembaga, e) etika kerja, f) menejemen yang ada di lembaga, g) tingkat, h)
penghasilan guru, i) kesempatan berprestasi untuk guru, j) beban
pekerjaan, k) budaya organisasi dan teknologi (Febri Ananta & Dewi
Adnyani, 2016).
Adapun faktor individu yang terkait dengan produktivitas kerja adalah
: usia, tuntutan pekerjaan yang tinggi dan dukungan dari rekan kerja yang
rendah, dikaitkan dengan ketidak hadiran. Dan juga faktor seperti a)
deskriminasi, b) pelecehan fisik, c) tidak amanan pekerjaan, d) tidak e)
seimbangan kehidupan kerja, f) pengaturan waktu kerja, g) konflik peran,
h) kualitas pekerjaan psikososial yang buruk (Agaliotis et al., 2014;
Bubonya et al., 2017).
Islam memandang produktifitas dalam bekerja adalah hal yang sangat
penting dan memandang bekerja itu asas untuk mendapatkan kekayaan
sebagai dasar produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup individu
maupun keluarga, oleh karena itu islam sangat menganjurkan dan
memperhatikan masalah pekerjaan, dan wajib bagi umat manusia untuk
bekerja secara produktif dan maksimal.

Sesuai Firman Allah (Q.S Al-kahfi ayat 7:


         
 
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi
sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara
mereka yang terbaik perbuatannya.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka produktivitas kerja
disintesiskan sebagai sumber daya manusia yang memanfaatkan waktu
13

dan tenaganya karena memiliki rasa tanggung jawab terhadap


pekerjaannya dengan menggunakan fasilitas sarana prasarana yang ada di
lembaga untuk menghasilkan output yang diharapkan oleh lembaga.
Adapun indikator produktivitas kerja meliputi: a) pencapaian hasil kerja,
b) kualitas kerja, c) tanggung jawab terhadap pekerjaan, d) pemanfaatan
sarana prasarana, e) pemanfaatan waktu kerja, d) kreativitas.

2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah salah satu pengaruh dalam produktivitas kerja
karena semua yang terdapat ditempat kerja dapat mempengaruhi guru baik
secara langsung maupun tidak langsung. firman Allah dalam Al-Quran surat
al-Qashasah ayat 77
          
           
       
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia hanya boleh memperhatikan
dunia maka berusahalah untuk memperoleh sebuah harta untuk kelak diakhirat
menggunakan harta yang kamu capai di dunia dengan meginfakkan sebagian
hartamu semata-mata untuk di jalan Allah janganlah kamu memakan hartamu
semata-mata untuk nafsumu setelah kamu menginfakkan harta untuk jalan
Allah maka silahkan lah kamu bersenang-senang akan tetapi jangan sampai
melubangi agamamu dan merusak akhiratmu dengan keangkuhan serta
sombong yang kamu lakukan dan selalu berbuat maksiat sampai lupa Allah
lah yang memberi rahmat.
Ayat lain juga menjelaskan tentang lingkungan kerja di terangkan dalam
surah al-A’raf : ayat 56 yang berbunyi
14

         


      
Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
Ayat diatas mengandung makna bahwa manusia dilarang menjadi
pengrusak di muka bumi ini dengan bentuk pelampauan batas. “ janganlah
kamu (manusia) membuat kerusakan yang ada di muka bumi ini, Allah SWT
sudah memperbaikinya, beribadahlah dan berdoa kepada Allah dengan penuh
harapan sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat terhadap orang-orang yang
berbuat baik.
a. Definisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah suatu keadaan internal maupun eksternal
yang dapat mempengaruhi semangat kerja guru untuk mengharapkan
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan baik, di dalam lingkungan
kerja terdapat sarana prasarana yang dapat mempengaruhi dan membantu
guru dalam melaksanakan tugas nya dengan baik (Aruan & Fakhri, 2015;
Nardo et al., 2018)
Menurut Sutrisno (2010) dalam Aruan & Fakhri (2015) lingkungan
kerja adalah seluruh sarana dan prasarana disekitar guru yang sedang
melakukan pekerjaannya dengan mempengaruhi terlaksananya suatu
pekerjaan. Hal ini serupa dengan pendapat Moulana et al., (2017); Siagian
& Khair (2018) yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja adalah suatu
kondisi yang dapat mempengaruhi guru di tempat kerja baik secara
langsung maupun tidak langsung seperti: a) kebersihan, b) musik, c)
penerangan dan lain-lain. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja yang baik akan menentukan sebuah hasil kinerja yang
akan di raih oleh seseorang.
Pendapat lain menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi baik buruknya kinerja karyawan.
Lingkungan kerja merupakan situasi maupun kondisi yang ada dalam
15

lingkungan pekerjaan itu sendiri seperti bagaimana perlakuan dari atasan,


rekan kerja, bagaimana beban kerja yang diberikan, serta penghargaan
bagi karyawan yang berprestasi dan lain sebagainya (Thomas Stefanus
Kaihatu et al., 2015).
Deskripsi lain yang menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah
semua yang ada di sekitar guru merupakan lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi guru dalam melaksanakan tugas yang dibebankan (Elizar
& Tanjung, 2018). Hal ini senada dengan pendapat Siahaan & Bahri,
(2019) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah sebuah sarana
prasarana lembaga yang ada disekitar guru yang berfungsi untuk
membantu kinerja guru untuk melaksanakan tugas nya dengan baik.
Sementara itu, definisi lingkungan kerja adalah suatu keadaan yang
ada disekitar lembaga dan tempat kerja yang menggambarkan dan
memberikan kesan yang baik serta menentramkan, menyenangkan dan
memberikan rasa aman para guru sehingga guru merasa betah bekerja dan
melakukan tugas yang diberikan akan terasa ringan, hal ini akan
menyebabkan tingkat produktivitas kinerja guru meningkat (Tjibrata et al.,
2017).
b. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Faktor yang bisa mempengaruhi lingkungan kerja yaitu lingkungan
kerja fisik antara lain: a) penerangan atau cahaya lampu maupun matahari
yang ada di tempat kerja, b) temperatur atau suhu yang ada diruang kerja,
c) kelembaban, d) sirkulasi udara, e) kebisingan, f) getaran mekanisme, g)
bau yang tidak sedap, h) tata warna atau dekorasi, i) musik, j) keamanan,
lingkungan kerja non fisik antara lain: a) pengaruh kerja terhadap
karyawan atau guru dengan atasan atau kepala sekolah, b) pengaruh kerja
terhadap rekan kerja ( Irvianti & Verina, 2015; Tjibrata et al., 2017; Elizar
& Tanjung, 2018; Hasibuan & Bahri, 2018; Siahaan & Bahri, 2019).
Adapun faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja ada 2 yaitu:
Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor intrinsik meliputi: a)
Pekerjaan yang menyenangkan, b) kesempatan berprestasi, c)
meningkatkan keterampilan dan faktor ekstrinsik meliputi: a) imbalan, b)
16

lingkungan kerja, c) kebijakan perusahaan (Hanafi & Yohana, 2017).


Berikutnya, pendapat lain menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi
kinerja dan lingkungan kerja yaitu faktor kemampuan (ability) faktor
kemampuan yaitu kemampuan seorang guru yang berprestasi di dalam
pekerjaannya memiliki kemampuan dalam bidang yang diampunya serta
IQ yang tinggi dan mempunyai pengalaman serta pengetahuan yang
memadai, dan faktor motivasi (motivation) motivasi antara sesama rekan
kerja atau motivasi dari kepala sekolah terhadap guru (Siagian & Khair,
2018).
Pendapat lain menjelaskan bahwa lingkungan kerja merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi baik buruknya kinerja karyawan.
Lingkungan kerja merupakan situasi maupun kondisi yang ada dalam
lingkungan pekerjaan itu sendiri seperti bagaimana perlakuan dari atasan,
rekan kerja, bagaimana beban kerja yang diberikan, serta penghargaan
bagi karyawan yang berprestasi dan lain sebagainya (Thomas Stefanus
Kaihatu et al., 2015).
Keberhasilan Nabi Muhammad SAW untuk membangun suasana
lingkungan kerja yang sangat kondusif dikarenakan beliau yang memiliki
sikap penyayang terhadap semua orang sebagaimana yang dijelaskan pada
ayat Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 159:
          
       
         
     
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Berdasarkan definisi di atas, maka lingkungan kerja disintesiskan
sebagai sebuah sarana prasana yang mempengaruhi kinerja guru baik
17

secara langsung maupun tidak langsung untuk menciptakan kinerja sesuai


harapan lembag. Adapun indikator lingkungan kerja meliputi: a)
kebersihan, b) penerangan, c) kebisingan, d) hubungan rekan kerja, e)
hubungan pimpinan dengan guru, f) hubungan guru dengan siswa.
3. Kelelahan Kerja

Setiap manusia pasti merasakan kelelahan. Salah satu akibat dari


kelelahan ialah bekerja karena manusia mempunyai tanggung jawab untuk
menafkahkan atau mempertahankan hidupnya dengan cara bekerja.

Firman Allah dalam Q.S Al-furqon ayat 47 yang di kemukakan sebagai berikut:

        


  
Artinya: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur
untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.
Ayat di atas mengandung makna bahwa Allah menciptakan malam
sebagai pakaian dan Allah menjadikan tidurmu untuk istirahat dan juga Allah
telah menjadikan siang untuk manusia bekerja dengan melakukan hal yang
baik.
Ayat lain juga menjelaskan tentang kelelahan kerja terdapat pada Q.S
An-naba ayat 9 :

   


Artinya: Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT menyarankan manusia untuk


mengistirahatkan dirinya agar selalu bersemangat dalam bekerja dan islam
memberi penghargaan kepada manusia yang sudah berusaha mencari nafkah
untuk diri nya serta keluarganya. Kerja juga sebagai bentuk martabat atau
kehormatan bagi manusia jika seseorang bekerja dengan sungguh-sungguh
maka akan tampak kemuliannya di mata Allah SWT maupun dimata manusia,
18

begitupun sebaliknya, manusia yang tidak bekerja atau pengangguran maka


kehormatan haga dirinya akan hilang dimata diri sendiri maupun dimata orang
lain.
a. Definisi Kelelahan Kerja
Menurut Mississauga (2018) dalam Surya atmaja & Eka Pridianata
(2020) kelelahan adalah sebuah mekanisme atau proses dari sebuah bentuk
penurunan dengan kapasitas kerja diakibatkan oleh kegiatas kerja.
Kelelahan dapat di pengaruhi oleh dari berbagai dimensi yaitu baik fisik
maupun psikis, seperti intensitas pekerjaan tersebut.
Kelelalah juga sebuah metode bentuk perlindungan tubuh agar
senantiasa terhindar dari kelemahan atau kerusakan yang ada di dalam
tubuh seseorang dengan pemulihan setelah istirahat. Setiap orang
mempunyai perbedaan dalam menunjukkan kelelahan akan tetapi
semuanya mencakup kepada penurunan kualitas kerja serta hilangnya
efesiensi dan ketahanan tubuh (Auliya, 2017; Oktaviani.J, 2018; Surya
atmaja & Eka Pridianata, 2020).
Kelelahan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Kelelahan Fisiologis
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang muncul karena terdapat
sebuah perubahan yang fatal dari dalam tubuh
2) Kelelahan Psikologis
Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang timbul yang diakibatkan
beban kerja mental seperti stress, gangguan psikis, atau adanya tekanan
yang mengakibatkan psikologis terganggu (Ardiyanti, 2019).
Kelelahan kerja adalah suatu pekerjaan individu yang merasakan
dimana pekerja tidak mampu menjalankan tugas nya dan
mengakibatkan penurunan produktivitas dalam bekerja kriteria
kelelahan kerja tidak hanya berupa fisik dan psikis, namun juga
berkaitan dengan penurunan motivasi dan penurunan produktivitas
(Afriansyah, 2018; Odi et al., 2018).
Kelelahan kerja juga dapat diartikan kelahan yang ekstrim dan
berkurangnya fungsional yang dialami selama dan di akhir hari kerja,
19

menggabungkan dimensi kelahan kerja fisik, mental dan emosional


dan juga menjadi fenomena psikologis yang dihargai karena
relevansinya dengan produktivitas karyawan, kesejahteraan di tempat
kerja, efek jangka panjangnya terhadap kesehatan dan dampaknya
terhadap kinerja perusahaan atau lembaga pendidikan (Stuetzle et al.,
2018).
Definisi lain menjelaskan bahwa kelelahan kerja merupakan
kondisi seseorang yang sedang merasa lelah dengan ditadai kinerja
semakin menurun disebabkan adanya permasalahan di dalam diri
pekerja dengan menyangkut kepada kesehatan pekerja (Amalia &
Widajati, 2019).
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja disebabkan beberapa faktor yaitu a) Faktor
Internal yaitu: usia, status anemia, Masa kerja, Kualitas tidur, Beban
kerja b) Faktor Eksternal yaitu: Shift kerja, Iklim kerja panas, c)
Faktor Lingkungan Kerja yaitu Kebisingan, Iklim terlalu panas,
Pencahayaan, Lama kerja c) Faktor Individu yaitu Umur, Status
kesehatan, Status gizi, Pola makan, Jenis kelamin, Kondisi psikologi
(Gaol et al., 2018).
Berbagai faktor yang menyebabkan kelelahan kerja jika faktor ini
tidak diatasi maka menyebabakan kelelahan akibat bekerja dan
menimbulkan beberapa masalah antara lain kecelakaan kerja,
kecelakaan kerja salah satu penurunan produktivitas kerja, selain
kecelakaan kerja satu faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelalahan kerja yaitu lingkungan kerja, jika lingkungan
ditempat kerja tidak membuat nyaman maka akan menimbulkan rasa
lelah dalam melaksanakan tugas, faktor lain yang juga berpengaruh
terhadap kelelahan kerja yaitu beban kerja, jika guru diberikan beban
diluar batas kemampuannya maka akan merasa lelah, selain itu faktor
yang juga mempengaruhi kelelahan kerja yaitu motivasi kerja,
motivasi kerja sangat diperlukan di dalam pekerjaan jika tidak adanya
20

motivasi di dalam kerja maka pekerja akan tidak semangat dalam


melaksanakan tugas dan cenderung merasa cepat lelah (Dewi, 2018).
Adapun faktor lain juga menyebabkan kelalahan kerja yaitu posisi
duduk dalam bekerja, posisi duduk yang tidak nyaman dan statis yang
terlalu lama itu menyebabkan kelelahan dalam kerja serta gerakan
berulang-ulang ketika bekerja akan menimbulkan rasa bosan dan
lelah, juga perbandingan waktu kerja dengan waktu istirahat yang
tidak seimbang waktu istirahat dijadikan waktu kerja karena pekerjaan
yang tidak kunjung usai serta pengambilan beban kerja berdasarkan
kemauan individu pekerja (Odi et al., 2018).
Manusia dianjurkan oleh agama islam untuk bekerja, setiap
manusia pasti pernah mengalami kelelahan dalam bekerja, namun
dibalik dari kelelahan bekerja terdapat hasil yang memuaskan untuk
diri sendiri seperti yang dijelaskan oleh hadist berikut:
َّ ِ‫ط خَ ْيرًا ِم ْن أَ ْن يَأْ ُك َل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه َوإِ َّن نَب‬
‫ي هللاِ دَا ُو َد َعلَ ْي ِه‬ ُّ َ‫َما أَ َك َل أَ َح ٌد طَ َعا ًما ق‬
‫ال َّساَل ُم َكانَ يَأْ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه‬
“ Tidaklah ada seseorang yang memakan makanan satu pun yang
lebih baik dari hasil usahanya sendiri (bekerja). Dan sesungguhnya
Nabi Allah Daud a.s memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.”
(HR. Bukhori).
Berdasarkan definisi di atas maka kelelahan kerja disintesiskan
sebagai suatu pola yang sering terjadi terhadap suatu keadaan oleh
semua pekerja di mana pekerja tidak sanggup untuk melakukan
pekerjaan nya sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas.
Adapun indikator produktivitas kerja meliputi: a) beban kerja fisik, b)
lama kerja fisik, c) kehilangan gairah, d) kelelahan motivasi, e) mudah
marah, f) kehilangan kendali diri.

4. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Kelelahan Kerja terhadap


Produktivitas Kerja
Lingkungan kerja merupakan suatu bentuk fisik yang berada di dalam
ruang lingkup tempat kerja yang sangat mempengaruhi guru dalam
21

melaksanakan tugas nya. Maka dari itu lingkungan kerja yang baik akan
menentukan sebuah hasil kinerja yang akan di raih oleh seseorang. (Moulana
et al., 2017; Siagian & Khair, 2018)
Menurut Sutrisno (2009) dalam Aruan & Fakhri (2015) Lingkungan
kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar
pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukan bahwa pengaruh nya
lingkungan kerja dan kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja guru. Hasil
penelitian Panjaitan (2017) dan Dylan Trotsek (2017) menunjukkan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja terbukti
karena guru sangat menyukai lingkungan kerja yang nyaman, bersih dan juga
mempunyai tingkat kebisingan yang minim, selain itu guru juga bekerja
dengan berinteraksi sosial dengan rekan-rekan kerja yang mempunyai prilaku
ramah serta selalu memberikan motivasi sesama rekan kerja dengan begitu
akan membuat guru bekerja secara produktif.
Kelelahan kerja adalah suatu pola yang timbul pada pekerjaan semua
individu pasti merasakan dimana pekerja tidak sanggup lagi untuk
menjalankan tugas nya sehingga memngakibatkan penurunan produktivitas
dalam bekerja kriteria kelelahan kerja tidak hanya berupa fisik dan psikis,
namun juga berkaitan dengan penurunan motivasi dan penurunan
produktivitas (Afriansyah, 2018; Odi et al., 2018).
Hasil penelitian Oktaviani.J (2018) menunjukkan bahwa kelelahan kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja, Kelelahankerja juga ikut
mempengaruhi produktivitas kerja guru. Apabila guru bekerja disaat lelah
maka pekerjaan yang dilakukan kurang maksimal karena kelelahan kerja yaitu
suatu kondisi yang melemah untuk melakukan pekerjaan dan mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja dan menurunkan produktivitas kerja.
Maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja dan kelelahan kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
B. Penelitian yang Relevan
22

1. Dylan Trotsek (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh


Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan” di dalam Jum
Fisip, volume 3, nomor 2 Lingkungan Kerja Berpengaruh Positif Terhadap
Produktivitas Kerja knnmKaryawan Bagian Produksi Minyak Kelapa Sawit
PT Mitra Unggul Pusaka Pelalawan Riau. Hal ini dilihat dari analisis data
yang diketahui dari thitung (9,499) > t tabel (0,276) dan sig (0,000) < 0.05.
maka hipotesa adanya pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja
dapat diterima.
2. Panjaitan (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Lingkungan
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di dalam Jurnal Manajemen
Volume 3 Nomor 2. Hasil pengolahan data statistik menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja kerja karyawan pada nilai p-value 0,012 kurang dari 5%
berarti hipotesis di terima. Hal tersebut berarti bahwa lingkungan kerja di
suatu perusahaan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
3. Sidiq (2019) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kelelahan Kerja
Dan Hubungan Atasan Dan Bawahan Terhadap Produktivitas Karyawan PT.
PC Batu Bara” di dalam Psikoborneo, volume 7, nomor 2 menunjukkan ada
pengaruh antara kelelahan kerja dan hubungan atasan dan bawahan terhadap
produktivitas kerja pada karyawan di PT PC dengan nilai F tabel (10.832>
3.090),R2 = 0,383, dan p = 0,000 nilai R square menunjukkan sumbangan
efektif kelelahan kerja dan hubungan atasan dan bawahan sebesar 38,3%
terhadap produktivitas kerja, sedangkan 61,7 % adalah faktor lain yang
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Faktor lainnya seperti kondisi
organisasi, kejenuhan kerja, peristiwa kerja, kecelakaan kerja, dan kelelahan
kerja.
4. Oktaviani.J (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
Lingkungan Kerja Dan Kelelahan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Produksi (Studi Kasus PT. Sumber Graha Sejahtera (SGH).
Di dalam Jurnal Manajemen, Volume 5, Nomor 1 menunjukkan kelelahan
kerja memiliki pengaruh dan signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan PT. sumber graha sejahtera kabupaten luwu. Hal ini berdasarkan
23

hasil dari tanggapan responden seperti saat sedang bekerja sering merasa
berat di bagian kepala dan merasa kaku di bagian bahu. Tentunya hal ini perlu
diperhatikan oleh PT. sumber graha sejahtera kabupaten luwu agar menjadi
pertimbangan bagaimana seharusnyabeban yang di berikan kepada karyawan
tidak melampaui batas kemampuan agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
5. Dylan Trotsek (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
lingkungan kerja dan kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian produksi (Studi Kasus Pt. Sumber Graha Sejahtera (SGH). Jurnal
manajemen, volume 5, nomor 1. Berdasarkan hasil PT sumber Graha
Sejahtera Kabupaten Luwu yang dianalisis dengan mengunakan
analisisregresi linear berganda juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja
mempunyai pengaruh terhadap produkivitas Kerja Karyawan (nilai
thitung<ttabel yaitu 1.812 < 1.678 dan signifikasi t =0.076 > 0.05).

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 serta dijelaskan Nomor
Peraturan Pemerintahan 74 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa
guru yang profesional dan juga produktif dasarnya melalui penguasaan dengan
sejumlah kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaannya.
Kompetensi harus dikembangkan dan dilatih terus menerus agar
penyelenggara pendidikan didukung oleh tenaga pendidik yang profesional
dan produktif. Menempatkan diri sesuai dengan jabatan atau kemampuan pada
bidang yang dimiliki sehingga menghasilkan guru yang mempunyai
produktivitas yang tinggi. Produktivitas adalah adanya perbandingan antara
output dan input, di mana output harus mempunyai nilai tambah dan teknik
pengerjaannya yang lebih baik. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan
peningkatan langsung pada standar hidup yang berada di bawah kondisi
distribusi yang sama dan perolehan produktivitas yang sesuai dengan masukan
tenaga kerja.
24

Terdapat beberapa masalah yang dijelaskan oleh 30 respoden mengenai


produktivitas kerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan hasil
observasi, meliputi: guru kurang menguasai standar kompetensi hal ini
dikarenakan guru yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
guru yang tidak semangat kerja karena kurangnya apresiasi atau reward yang
diberikan, guru yang kurang memahami kurikulum tigabelas dikarenakan
kurangnya fasilitas pelatihan untuk memahami kurikulum tigabelas, guru
merasa fasilitas yang ada di sekolah kurang memadai dalam kegiatan belajar
mengajar, guru kurang didorong untuk mengikuti pelatihan hal ini
dikarenakan berbenturan dengan jam mengajar dan guru lebih mementingkan
masalah pribadi dibandingkan pelatihan yang diadakan di sekolah, guru yang
kurang mengapresiasikan siswa dikarenakan guru yang kurang bersosialisasi
dengan siswa. Adapun indikatornya adalah pencapaian hasil kerja, kualitas
kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, pemanfaatan sarana prasarana,
pemanfaatan waktu kerja, kreativitas. Faktor lain yang mempengaruhi
produktivitas kerja yaitu lingkungan kerja dan kelelahan kerja
Lingkungan kerja adalah faktor yang seharusnya di perhatikan oleh
sebuah lembaga karena lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja guru, dengan adanya lingkungan kerja menjadi lebih
kondusif dan nyaman. Meskipun pengaruh lingkungan kerja ini masih minim
dibandingkan faktor lain, namun hal ini yang bisa mengakibatkan kerugian
besar.
Kelelalah juga sebuah metode bentuk perlindungan tubuh agar senantiasa
terhindar dari kelemahan atau kerusakan yang ada di dalam tubuh seseorang
dengan pemulihan setelah istirahat. Setiap orang mempunyai perbedaan dalam
menunjukkan kelelahan akan tetapi semuanya mencakup kepada penurunan
kualitas kerja serta hilangnya efesiensi dan ketahanan tubuh.
Tinggi rendahnya produktivitas kerja guru sangat berpengaruh terhadap
lingkungan kerja dan kelelahan kerja dengan menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan tingkat kelelahan kerja pada guru menurun maka bisa
menjadikan produktivitas kerja guru meningkat, dan menghasilkan output
25

yang baik. Adapun untuk kerangka berpikir dalam penelitian ini dipetakan
dalam gambar di bawah ini:

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME


1. Guru kurang
Undang-Undang
menguasai pasal 14
standar Lingkungan kerja
ayat 1, UUD
kompetensi 20 ayat
hal 1 ini Indikator :
dikarenakan guru yang tidak 1. kebersihan
sesuai dengan mata pelajaran 2. penerangan
yang diampu 3. kebisingan
Rendahnya produktivitas
2. Guru yang tidak semagat 4. hubungan
guru kerja
kerja karna kurangnya rekan kerja
apresiasi atau reward yang 5. hubungan
pimpinan dengan Produktivitas
diberikan Kerja
3. Guru yang kurang guru
6. hubungan guru 1. Pencapaian
memahami kurikulum hasil kerja
tigabelas dikarenakan dengan siswa
2. Kualitas kerja
kurangnya fasilitas pelatihan 3. Tanggung
untuk memahami kurikulum Kinerja Guru
jawab terhadap
tigabelas pekerjaan
4. Guru merasa fasilitas yang Kelelahan kerja 4. Pemanfaatan
ada di sekolah kurang Indikator : sarana prasarana
memadai dalam kegiatan 1. Beban kerja 5. Pemanfaatan
belajar mengajar fisik waktu kerja
5. Guru kurang didorong 2. Lama kerja 6. Kreativitas
untuk mengikuti pelatihan fisik
hal ini dikarenakan 3. Kehilangan
berbenturan dengan jam gairah
mengajar dan guru lebih 4. Kelelahan
mementingkan masalah motivasi
pribadi dibandingkan 5. Mudah marah
pelatihan yang di adakan di 6. Kehilangan
sekolah kendali diri
6. Guru yang kurang
mengapresiasikan siswa
dikarenakan guru yang
kurang bersosialisasi dengan
siswa
26

Feed back

Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada deskripsi teoritik dan kerangka berpikir diatas, diturunkan
hipotesis penelitian utama bahwa produktivitas kerja guru dapat ditingkatkan
melalui lingkungan kerja dan kelelahan kerja dengan hipotesis sebagai berikut:
1. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
2. Kelelahan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
3. Lingkungan kerja dan kelelahan kerja berpengaruh terhadap produktivitas
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta se-
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor yang terakreditasi A yaitu SMK Pelita
1, SMK Pelita 2 dan SMK Kesehatan Pelita
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2020 sampai bulan
Februari 2021 secara garis besar racangan jadwal penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1.
Racangan Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan
Oktober Nopember Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap persiapan
a Pengajuan
judul dan
penyusunan
proposal
b Ujian
proposal
c Uji coba
instrument
Tahap pelaksanaan
a Penyebaran
kuesioner
b Pengumpu-
lan data
c Pengelolaan
dan analisis
data
Tahap penyelesaian
a Penyusunan
laporan
b Ujian skripsi

27
28

B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah yang memperoleh data secara
tersusun dan sistematis yang berfungsi untuk penelitian (Sugiyono, 2018). Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dalam penelitian
kuantitatif ini data yang dikumpulkan berupa angka-angka dan kemudian
dianalisis menggunakan statistik.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda karena variabel


bebasnya terdiri lebih dari satu. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas
(independent) yaitu lingkungan kerja (X1) dan kelelahan kerja (X2) sedangkan
variabel terikatnya (dependent) adalah produktivitas kerja guru (Y), Penelitian ini
diarahkan untuk meganalisis dan mendeskripsikan data secara mendalam tentang
pengaruh lingkungankerja dan kelelahan kerja terhadap produktivitas kerja guru.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini mempunyai 3 variabel di mana variabel bebas (X) yaitu terdiri
dari lingkungan kerja (X1) dan kelelahan kerja (X2) sedangkan variabel terikat
(Y) yaitu produktivitas kerja guru. Sehingga dari penelitian ini dapat
digambarkan:

X1
Y
X2

Gambar 3.1. Desain Penelitian


Keterangan :
X1 : Lingkungan kerja
X2 : Kelelahan kerja
Y : Produktivitas kerja guru
ε : Faktor lain yang mempengaruhi
29

: Pengaruh variabel bebas atau independen (Lingkungan Kerja dan


Kelelahan Kerja) secara terpisah terhadap variabel terikat atau dependen
(Produktivitas Kerja)
: Pengaruh variabel bebas atau independen (Lingkugan Kerja dan
Kelelahan Kerja) secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau
dependen (Produktivitas Kerja Guru)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek atau subjek yang berada di dalam suatu wilayah
topik penelitian yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Satori, 2012) dalam penelitian ini jumlah populasi diambil
dari guru SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Bogor yang berjumlah 30
orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian kecil dari sebuah anggota populasi yang diambil
dengan prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara
representatif (Satori, 2012). Berdasarkan penelitian ini karena jumlah
populasinya tidak lebih besar dari 100 responden, maka penulis mengambil
100% jumlah populasi yang ada pada SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea
yaitu sebanyak 30 responden. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi
tanpa harus menarik sampel penelitian. Metode sampling yang digunakan
pada penelitian ini adalah non probability Sampling dengan jenis sampel
jenuh.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah sebuah langkah yang utama dalam
penelitian dan tujuan yang paling utama dari penelitian yaitu mendapatkan data
Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu test dan non test
(Sugiyono, 2018). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini berupa non tes yaitu kuesioner atau angket. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi pertanyaan atau pernyataan
tertulis yang disusun secara sistematis oleh peneliti yang akan dijawab oleh
responden kemudian dikembalikan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Kuesioner
30

pada penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket dengan jawaban yang
sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya memilih salah satu
jawaban yang sesuai dengan dirinya. Kuesioner dalam penelitian ini berisi
kumpulan pernyataan dengan lima alternatif jawaban, pernyataan berupa positif
dan negatif dengan guru sebagai responden.
F. Definisi Kosenptual dan Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah objek yang dibuat secara bervariasi yang akan
dipelajari oleh peneliti sehingga dapat memperoleh data atau informasi tentang hal
tersebut kemudian diklasifikasikan atau di kelompokan kedalam beberapa tingkat
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2015;Sujarweni W, 2014).
1. Variabel Produktivitas Kerja (Y)
a. Definisi Konseptual
Produktivitas kerja adalah sebuah keefektifan tenaga kerja yang mengarah
pada tujuan yang sama untuk mengasilkan output dari hasil individu
maupun kelompok dalam proses kerja dengan memanfaatkan sumber daya
secara efisien.
b. Definisi Operasional
Produktivitas kerja adalah sumber daya manusia yang memanfaatkan
waktu dan tenaganya karena memiliki rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaannya dengan menggunakan fasilitas sarana prasarana yang ada di
lembaga untuk menghasilkan output yang diharapkan oleh lembaga.
Adapun indikator produktivitas kerja meliputi: a) pencapaian hasil kerja,
b) kualitas kerja, c) tanggung jawab terhadap pekerjaan, d) pemanfaatan
sarana prasarana, e) pemanfaatan waktu kerja, d) kreativitas.
2. Variabel Lingkungan Kerja (X1)
a. Definisi Konseptual
Lingkungan kerja adalah keadaan yang berbentuk fisik yang
mempengaruhi karyawan di tempat kerja secara langsung meupun secara
tidak langsung. misalnya: kebersihan, musik, penerangan dan lain-lain.
Maka dari itu lingkungan kerja yang baik akan menentukan sebuah hasil
kinerja yang akan di raih oleh seseorang.
b. Definisi Operasional
31

Lingkungan kerja adalah sebuah sarana prasana yang mempengaruhi


kinerja guru baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
menciptakan kinerja sesuai harapan lembag. Adapun indikator lingkungan
kerja meliputi: a) kebersihan, b) penerangan, c) kebisingan, d) hubungan
rekan kerja, e) hubungan pimpinan dengan guru, f) hubungan guru dengan
siswa.
3. Variabel Kelelahan Kerja (X2)
a. Definisi Konseptual
Kelelalah juga sebuah mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar
dari kerusakan sehingga adanya pemulihan setelah istirahat. Setiap orang
mempunya perbedaan dalam menunjukkan kelelahan akan tetapi semua
nya bermuara kepada kehilangan efesiensi dan penurunan kapasitas kerja
serta ketahanan tubuh.
b. Definisi Operasional
Kelelahan kerja adalah suatu pola yang sering terjadi terhadap suatu
keadaan oleh semua pekerja di mana pekerja tidak sanggup untuk
melakukan pekerjaan nya sehingga mengakibatkan penurunan
produktivitas. Adapun indikator produktivitas kerja meliputi: a) beban
kerja fisik, b) lama kerja fisik, c) kehilangan gairah, d) kelelahan motivasi,
e) mudah marah, f) kehilangan kendali diri..
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
memudahkan pekerjaan dalam mengumpulkan data-data untuk hasil yang lebih
baik, terinci serta sistematis dan lebih memudahkan untuk diolah (Sujarweni,
2014). Jenis-jenis instrumen penelitian dapat berupa angket atau kuesioner, daftar
centang atau ceklis, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain
sebagainya.
1. Kisi-Kisi Instrumen
a. Kisi-kisi instrumen Produktivitas kerja guru
Sebaran butir instrumen yang disusun berdasarkan indikator produktivitas
kerja guru dapat dilihat pada tabel berikut:
32

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Produktivitas Kerja
No Indikator Jumla
Nomor Instrument
h Soal
Positif Negatif
A.Dimensi input
1. Pencapaian hasil kerja 1,2,6,7,8 3,4,5 8
2. Kualitas kerja 9,10,11,12 13 5
3. Tanggung jawab 15,16,19 14,17,1 6
terhadap pekerjaan 8
B. Dimensi output
4. Pemanfaatan sarana 20,21,22,25,26 23,24,2 8
prasarana 7
5. Pemanfaatan waktu kerja 28,29,30,31,33 32 6
6. Kreativitas 34,35,36,37,38,4 39 7
0
Jumlah 38 12 40

b. Kisi-Kisi Instrumen Lingkungan Kerja


Sebaran butir instrumen yang disusun berdasarkan indikator lingkungan
kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Lingkungan Kerja
No Indikator Jumla
Nomor Instrument
h Soal
Positif Negatif
A.Dimensi lingkungan fisik
1. Kebersihan 1,2,3,4,5 6 6
2. Penerangan 6,7,8,9,10 11,12 7
3. Kebisingan 12,13,14,15 16,17 6
B. Dimensi lingkungan non fisik
4 Hubungan rekan kerja 15,16,17,18,1 20,21,2 8
9 2
5. Hubungan pimpinan dengan 23,24,25,26,2 28,29 7
guru 7
6. Hubungan guru dengan siswa 30,31,32,33 34,35 6
Jumlah 40

c. Kisi-Kisi Instrumen Kelelahan Kerja


Sebaran butir instrumen yang disusun berdasarkan indikator kelelahan
kerja yang dapat dilihat pada tabel berikut:
33

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Kelelahan Kerja
No Indikator Nomor Instrument Jumlah
Soal
Positif Negatif
A.Dimensi kelelahan fisik
1. Beban kerja fisik 1,2,3,4,5 6 6
2. Lama kerja fisik 7.9.11,13 8,12,14 6
B. Dimensi kelelahan kognitif
3. Kehilangan gairah 15,16,17,18 19,20 6
4. Kelelahan motivasi 21,22,23,24, 25,26 6
C. Dimensi kelelahan emosional
5. Mudah marah 27,28,29,30 31,32, 6
6. Kehilangan kendali diri 33,34,35 36,37,38,39,4 8
0
Jumlah 40

2. Metode Pengukuran
Skala pengukuran adalah penentuan panjang pendeknya interval berada
didalam alat ukur sebagai bahan acuan untuk digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2018). Skala pengukuran
terhadap setiap variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Variabel Produktivitas Kerja
Instrumen yang digunakan untuk mengukur produktivitas kerja guru
berbentuk kuesioner dengan responden yaitu guru. Instrumen penilaian
tersebut terdiri atas kumpulan pernyataan yang dibuat menggunakan skala
likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
kejadian sosial (Sugiyono, 2018). Penilaian dengan lima alternatif jawaban
yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (RR),
Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS), dalam bentuk pernyataan positif
maupun negatif. Instrumen yang di uji cobakan untuk variabel
produktivitas kerja guru terdiri dari 40 Pernyataan. Pedoman penilaian
menggunakan rentang nilai 1sebagai skor terendah dan nilai 5 sebagai skor
tertinggi untuk pernyataan positif. Sedangkan untuk pernyataan negatif
34

diukur menggunakan rentang 5 sebagai skor terendah dan nilai 1 sebagai


skor tertinggi.
b. Variabel Lingkungan Kerja
Instrumen yang digunakan untuk mengukur lingkungan kerja
berbentuk kuesioner dengan responden yaitu guru. Instrumen penilaian
tersebut terdiri atas kumpulan pernyataan yang dibuat menggunakan skala
likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
kejadian sosial (Sugiyono, 2018). Penilaian dengan lima alternatif jawaban
yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (RR),
Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS), dalam bentuk pernyataan positif
maupun negatif. Instrumen yang di uji cobakan untuk variabel lingkungan
kerja terdiri dari 40 Pernyataan. Pedoman penilaian menggunakan rentang
nilai 1 sebagai skor terendah dan nilai 5 sebagai skor tertinggi untuk
pernyataan positif. Sedangkan untuk pernyataan negatif diukur
menggunakan rentang 5 sebagai skor terendah dan nilai 1 sebagai skor
tertinggi.
c. Variabel Kelelahan Kerja
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kelelahan kerja berbentuk
kuesioner dengan responden yaitu guru. Instrumen penilaian tersebut
terdiri atas kumpulan pernyataan yang dibuat menggunakan skala likert.
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu kejadian
sosial (Sugiyono, 2018). Penilaian dengan lima alternatif jawaban yaitu
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (RR), Setuju (S)
dan Sangat Setuju (SS), dalam bentuk pernyataan positif maupun negatif.
Instrumen yang di uji cobakan untuk variabel kelelahan kerja terdiri dari
40 Pernyataan. Pedoman penilaian menggunakan rentang nilai 1sebagai
skor terendah dan nilai 5 sebagai skor tertinggi untuk pernyataan positif.
Sedangkan untuk pernyataan negatif diukur menggunakan rentang 5
sebagai skor terendah dan nilai 1 sebagai skor tertinggi.
3. Kalibrasi Instrumen
35

Sebelum dipergunakan dalam penelitian, instrument diuji cobakan


terlebih dahulu. Setelah diuji coba, dilakukan analisis terhadap instrumen
tersebut. Analisis dilakukan terhadap validitas dan reliabilitas. Untuk menguji
validitas dan reliabilitas instrumen lingkungan kerja (X1) sebanyak 40 item
pernyataan, kelelahan kerja (X2) sebanyak 40 item pernyataan dan
produktivitas kerja (Y) sebanyak 40 item pernyataan. Semua variabel di uji
cobakan kepada 30 guru di SMK Swasta se-Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor sebagai responden dengan unit analisis yang digunakan adalah guru
diluar sampel penelitian.
a. Validitas
Instrumen dinyatakan valid karena alat ukur yang digunakan untuk
memperoleh data itu valid. Dinamakan valid karena instrument dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.(Sugiyono, 2015).
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product
Moment sebagai berikut:
rxy =n . ( ∑ XY ) −¿ ¿
Keterangan:
rxy = validitas instrumen
n = banyaknya responden
X = nilai dari setiap item
Y = nilai dari seluruh item
Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini
menggunakan program aplikasi Microsoft Excel. Dari perhitungan akan
diperoleh butir-butir instrumen yang valid dan tidak valid, dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel . Jika rhitung > rtabel berarti butir dinyatakan
valid. Sebaliknya, jika rhitung< rtabel berarti butir dinyatakan tidak valid dan
tidak bisa digunakan untuk mengumpulkan data.
b. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan hasil pengukuran suatu
instrumen penilaian yang dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi
untuk mengukur beberapa objek yang sama dan hasilnya konsisten atau
stabil (Sujarweni, 2015).
36

Uji kehandalan akan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang


sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsistensi bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan uji rumus Cronbach
Alphasebagai berikut:
k σ b2
r1 = ( )(
k −1
1−∑ 2
σt )
Keterangan:
r1 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
∑ σb2 = jumlah varians butir
∑ σt 2 = varians total
Teknik yang akan digunakan untuk mengukur reliabilitas dalam
penelitian ini adalah dengan mengetahui nilai Cronbach Alpha melalui
bantuan program Microsoft Excel. Menurut Ghozali (2001) dalam
(Sujarweni W, 2015) menyatakan bahwa apabila variabel yang diteliti
memiliki Cronbach Alpha (α) > 60% (0.60) maka variabel tersebut
dikatakan reliable, sebaliknya Cronbach Alpha (α) < 60% (0.60) maka
variabel tersebut dikatakan tidak reliable.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu kegiatan pengelompokan data dengan variabel
dan jenis responden, penyajian data berdasarkan variabel-variabel yang diteliti,
dilakukan melalui perhitungan untuk menjawab rumusan masalah yang disusun,
perhitungan berguna untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,
2018). Dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam statistik yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial dibagi lagi menjadi
dua yaitu statistik parametris dan non parametris.Dalam penelitian ini akan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial parametris. Statistik
deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul dari ketiga
variabel tanpa membuat kesimpulan.
1. Statistik Deskriptif
37

Statistik deskriptif yaitu untuk menganalisis data sampel dengan cara


mendeskripsikan atau mengambarkan data ketiga variabel penelitian tanpa
membuat sebuah kesimpulan yang akan berlaku untuk umum (Sugiyono,
2018). Deskripsi data meliputi perhitungan mean, median, medium, modus,
varian sampel, dan standar deviasi. Data juga disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan grafik histogram.
2. Statistik Inferensial
Statistik Inferensial adalah teknik statistik untuk menganalisis sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, dengan taraf signifikan α=0.05.
Langkah-langkah dalam analisis data menggunakan statistik inferensial adalah
sebagai berikut :
a. Uji Persyaratan Analisis
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga hasil
perhitungan statistik dapat digeneralisasi pada populasinya(Sujarweni
W, 2015). Pengujian normalitas dilakukan dengan teknik uji
kenormalan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov test
(Supardi, 2014). Pelaksanaan perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan program aplikasi program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) for Windows versi 21
dengan menggunakan taraf signifikansi 0.05. Data dinyatakan
berdistribusi normal adalah jika signifikansi lebih besar dari 0.05.
2) Uji Liniearitas
Uji liniearitas yaitu untuk menganalisis apakah memiliki hubungan
yang linier antara variabel bebas dan variabel terikatnya.
(Misbahudin&hasan 2013). Pengujiannya berupa analisis regresi
menggunakan Test for Linearity dilakukan dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows
versi 21, dengan menggunakan taraf signifikansi 0.05. Jika nilai
signifikansi lebih besar dari 5% atau 0.05 maka ada hubungan yang
38

liniear secara signifikan, namun apabila nilai signifikansi kurang dari


5% atau 0.05 maka tidak ada hubungan yang liniear secara signifikan.

b. Uji Hipotesis Penelitian


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
regresi.Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi
sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan regresi ganda.
1) Uji Regresi Sederhana
Analisis regresi adalah untuk mengetahui hubungan fungsional
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Persamaan regresi
sederhana variabel Y atas X1 dan Y atas X2 perlu diuji signifikansinya
dan linearitas regresinya. Uji regresi sederhana dilakukan dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) for Windows versi 21.
2). Uji Korelasi Sederhana
Analisis korelasi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel bebas (X1 atau X2) dengan variabel terikat
(Y). Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan
dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows
versi 21.
2) Uji Regresi Ganda
Analisis regresi ganda adalah untuk mengetahui hubungan dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat dan untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel bebas
atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat.
Pengujian ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) for Windows versi 21. Model persamaan regresi
ganda dalam penelitian ini adalah Ŷ = a + b1X1 + b2X2.
4). Uji Korelasi Ganda
Analisis korelasi ganda dimaksudkan untuk mencari derajat
hubungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan
39

(bersama-sama) dengan variabel terikat Y, yang diuji dengan


menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
for Windows versi 21. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui
derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi ganda.
3) Uji Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X1 dan X2) baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y) yang
dinyatakan dalam persentase. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) for Windows versi 21 yang taraf signifikansi α = 0.05.
H. Hipotesis Statistik
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis adanya pengaruh tiga variabel,
yaitu Lingkungan Kerja (X1), kelelahan kerja (X2), terhadap produktivitas kerja
guru (Y). Hipotesis yang digunakan adalah:
1. Hipotesis pertama
a. H0 : ρ y 1 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
b. H1 : ρ y 1> 0, terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
2. Hipotesis kedua
a. H0 : ρ y 2 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara kelelahan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
b. H1 : ρ y 2 >0, terdapat pengaruh antara kelelahan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
3. Hipotesis ketiga
a. H0 : ρ y 1,2 ≤ 0 , tidak terdapat pengaruh antara kelelahan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
b. H0 : ρ y 1,2 ≤ 0 , terdapat pengaruh antara kelelahan kerja terhadap
produktivitas kerja guru.
.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rachman, S., & Hardi, U. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja,
Etos Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Bagian Produksi Di PT Inko Java Semarang. Among Makarti, 11(21), 28–50.

Afriansyah, N. N. (2018). Beban Kerja Mental Dan Keluhan Kelelahan Kerja


Pada Bidan Di Puskesmas Jetis Yogyakarta. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health, 6(2), 166.
https://doi.org/10.20473/ijosh.v6i2.2017.166-176

Agaliotis, M., Mackey, M. G., Jan, S., & Fransen, M. (2014). Burden of reduced
work productivity among people with chronic knee pain: A systematic
review. Occupational and Environmental Medicine, 71(9), 651–659.
https://doi.org/10.1136/oemed-2013-101997

Amalia, I., & Widajati, N. (2019). Analisa Kelelahan Kerja Secara Obyektif
Berdasarkan Reaction Timer pada Tenaga Kerja Unit Pengerolan Besi PT X.
Journal of Health and Science Prevention, 3(1), 16–24.

Aprilyanti, S. (2017). Pengaruh Usia dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas


Kerja (Studi Kasus: PT. OASIS Water International Cabang Palembang).
Jurnal Sistem Dan Manajemen Industri, 1(2), 68.
https://doi.org/10.30656/jsmi.v1i2.413

Ardiyanti, I. (2019). Pengaruh Kelelahan Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap


Turnover Intention. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 3(1), 11.
https://doi.org/10.33603/jibm.v3i1.2190

Aruan, Q. S., & Fakhri, M. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan Lapangan Departemen Grasberg Power
Distribution PT. Freeport Indonesia. Modus, 27(2), 141–162.

Auliya, N. (2017). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan Kerja Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Operator Produksi Arv Pt Kimia Farma
(Persero) Tbk. Unit Plant Jakarta. Jurnal Nusantara Aplikasi Manajemen
Bisnis, 2(2), 66. https://doi.org/10.29407/nusamba.v2i2.810

Beck, A., Crain, L. A., Solberg, L. I., Unützer, J., Maciosek, M. V., Whitebird, R.
R., & Rossom, R. C. (2014). The effect of depression treatment on work
productivity. The American Journal of Managed Care, 20(8), e294–e301.

Bubonya, M., Cobb-Clark, D. A., & Wooden, M. (2017). Mental health and
productivity at work: Does what you do matter? Labour Economics, 46, 150–
165. https://doi.org/10.1016/j.labeco.2017.05.001

40
41

Dewi, B. M. (2018). Hubungan Antara Motivasi, Beban Kerja, Dan Lingkungan


Kerja Dengan Kelelahan Kerja. The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health, 7(1), 20. https://doi.org/10.20473/ijosh.v7i1.2018.20-29

Duran, C., Cetindere, A., & Aksu, Y. E. (2015). Productivity Improvement by


Work and Time Study Technique for Earth Energy-glass Manufacturing
Company. Procedia Economics and Finance, 26(15), 109–113.
https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00887-4

Dylan Trotsek. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja


Karyawan (Bagian Produksi Minyak Kelapa Sawit PT. Mitra Unggul Pusaka
Segati Pelalawan Riau). Journal of Chemical Information and Modeling,
110(9), 1689–1699.

Elizar, E., & Tanjung, H. (2018). Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, Lingkungan


Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 46–58. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2239

Febri Ananta, I., & Dewi Adnyani, I. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja Dan
Budaya Orgasnisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Villa
Mahapala Sanur-Denpasar. None, 5(2), 244470.

Gaol, M. J. L., Camelia, A., & Rahmiwati, A. (2018). Analisis Faktor Risiko
Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi Pt. Arwana Anugrah
Keramik, Tbk. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 53–63.
https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.53-63

Hanafi, B. D., & Yohana, C. (2017). Pengaruh Motivasi, Dan Lingkungan Kerja,
Terhadap Kinerja Karyawan, Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Mediasi Pada Pt Bni Lifeinsurance. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
(JPEB), 5(1), 73–89. https://doi.org/10.21009/jpeb.005.1.6

Hanaysha, J. (2016). Improving employee productivity through work engagement:


Evidence from higher education sector. Management Science Letters, 6, 61–
70. https://doi.org/10.5267/j.msl.2015.11.006

Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja


dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 71–80. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243

Irvianti, L. S. D., & Verina, R. E. (2015). Analisis Pengaruh Stres Kerja, Beban
Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan pada PT
XL Axiata Tbk Jakarta. Binus Business Review, 6(1), 117.
https://doi.org/10.21512/bbr.v6i1.995

Manik, S., & Syafrina, N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas


kerja karyawan pada bank danamon simpan pinjam. Jurnal Kajian Ekonomi
Islam (Maqdis), 3(1), 49–60.
42

http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/maqdis/article/view/154

Moulana, F., Sunuharyo, B., & Utami, H. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Variabel MEDIATOR MOTIVASI
KERJA (Studi pada Karyawan PT. Telkom Indonesia,Tbk Witel Jatim
Selatan, Jalan A. Yani, Malang). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 44(1), 178–185.

Nardo, R., Evanita, S., & Syahrizal, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan


Transformasional, Dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Perilaku
Inovatif. JEBI (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam), 3(2), 209.
https://doi.org/10.15548/jebi.v3i2.179

Odi, K. D., Purimahua, S. L., & Ruliati, L. P. (2018). Hubungan Sikap Kerja,
Pencahayaan Dan Suhu Terhadap Kelelahan Kerja Dan Kelelahan Mata Pada
Penjahit Di Kampung Solor Kupang 2017. Ikesma, 14(1), 65.
https://doi.org/10.19184/ikesma.v14i1.10408

Oktaviani.J. (2018). pengaruh lingkungan kerja dan kelelahan kerja terhadap


produktivitas kerja karyawan bagian produksi (studi kasus PT. Sumber Graha
Sejahtera (SGS). Sereal Untuk, 51(1), 51.

Panjaitan, M. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja.


Management Analysis Journal, 3(12), 1–12.

Siagian, T. S., & Khair, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan


Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja
Sebagai Variabel Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 59–70. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241

Siahaan, S., & Bahri, S. (2019). Pengaruh Penempatan, Motivasi, Dan


Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 2(1), 16–30. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3402

Sidiq, M. (2019). Atasan dan Bawahan Terhadap Produktifitas Karyawan di PT.


PC Batu Bara. Ejournal Psikologi, 7(2), 365–378.
maulidsidiq12@gmail.com

Stuetzle, K. V., Pavlin, B. I., Smith, N. A., & Weston, K. M. (2018). Survey of
Occupational Fatigue in Anaesthetists in Australia and New Zealand.
Anaesthesia and Intensive Care, 46(4), 414–423.
https://doi.org/10.1177/0310057X1804600411

Sunarsi, D. (2018a). Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Terhadap Produktivitas


Kerja Karyawan Pada Pt. Nadi Suwarna Bumi. JURNAL SeMaRaK, 1(1),
66–82. https://doi.org/10.32493/smk.v1i1.1247

Sunarsi, D. (2018b). Pengaruh Rekrutmen, Seleksi Dan Pelatihan Terhadap


43

Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal KREATIF : Pemasaran, Sumberdaya


Manusia Dan Keuangan, 6(1), 14–31.

Sunarsi, D., & Kusjono, G. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik,
Konflik Dan Turn Over Intention Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Pada Cv. Usaha Mandiri Jakarta Selatan. Jurnal Ekonomi Efektif, 1(3), 38–
52. https://doi.org/10.32493/jee.v1i3.3458

Suryaatmaja, A., & Eka Pridianata, V. (2020). Hubungan antara Masa Kerja,
Beban Kerja, Intensitas Kebisingan dengan Kelelahan Kerja di PT Nobelindo
Sidoarjo. Journal of Health Science and Prevention, 4(1), 14–22.
https://doi.org/10.29080/jhsp.v4i1.257

Sutikno, T. A. (2017). Studi produktivitas kerja guru pada sekolah menengah


kejuruan negeri di malang raya. Teknologi Dan Kejuruan, 34(1), 1–12.
https://core.ac.uk/download/pdf/296297060.pdf

Tan, T. F., & Netessine, S. (2014). When does the devil make work? An empirical
study of the impact of workload on worker productivity. Management
Science, 60(6), 1574–1593. https://doi.org/10.1287/mnsc.2014.1950

Thomas Stefanus Kaihatu, Dharmayanti, D., Juwaeni, H., Ekonomi, J. I.,


Universitas, P., Kuala, S., Wahyu, R., Nurmalina, R., Pascasarjana, P.,
Muhammadiyah, U., Yani, J. A., Di, P., Nusantara, P. T., Makmur, I.,
Hapsari, P., Kerja, S., Pt, D. I., Pratama, C., Adi, D., … Downey, A. B.
(2015). Dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro ( Studi Kasus di Kebun
Wisata Pasirmukti , Bogor ). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 17(2),
41–59. https://doi.org/10.9744/jmk.17.2.135

Tjibrata, F. R., Lumanaw, B., & Dotulang O.H, L. (2017). Pengaruh Beban Kerja
Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt.Sabar Ganda
Manado. Jurnal EMBA, 5 No.2(Juni), 1570–1580.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/F.R.Tjiabrat

Usman, I. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja


Karyawan PT.Allo Jaya Di Bontang. EJournal Administrasi Bisnis, Volume
4, Nomor 3, 2016:911-992, 4(3), 911–922.

Utset, T. O., Baskaran, A., Segal, B. M., Trupin, L., Ogale, S., Herberich, E., &
Kalunian, K. (2015). Work disability, lost productivity and associated risk
factors in patients diagnosed with systemic lupus erythematosus. Lupus
Science and Medicine, 2(1), 1–9. https://doi.org/10.1136/lupus-2014-000058

Younossi, Z., Brown, A., Buti, M., Fagiuoli, S., Mauss, S., Rosenberg, W.,
Serfaty, L., Srivastava, A., Smith, N., Stepanova, M., & Beckerman, R.
(2016). Impact of eradicating hepatitis C virus on the work productivity of
chronic hepatitis C (CH-C) patients: An economic model from five European
countries. Journal of Viral Hepatitis, 23(3), 217–226.
44

https://doi.org/10.1111/jvh.12483

Zhu, Q., Hu, A., Giliberto, J. P., Carlson, S., Jensen, S., Tiu, R., & Meyer, T. K.
(2019). Development of an Instrument to Assess Work Productivity in
Individuals With Voice Disorders: The Work Hoarse. Annals of Otology,
Rhinology and Laryngology, 128(1), 5–12.
https://doi.org/10.1177/0003489418803961

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen pasal 1 ayat 1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 Ayat 1

Buku-buku
Satori, J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
(2015). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: PT. Pustaka
Baru.
Supardi. (2014). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta:
Change Publication.
Mujahidin, F. (2017). Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Misbahudin, & Hasan Iqbal. (2013). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.

Tafsir Al-Quran dan Hadist


Abduh Muhammad. 1999. Tafsir Al-Quran Al-karim, juz Amma (terjemah)
Muhammad baghir. Cetakan V. Bandung ; Mizan
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Terjemah Tafsir Al-maraghi; jilid 28.
Cetakan 11. Semarang ; CV. Toha Putra
Al-Mumayyaz: Al-Quran Tajwid Warna, Transliterasi per Kata, Terjemah per
Kata". (2014). Bekasi: Cipta Bagus Segara
45

Anda mungkin juga menyukai