Skripsi
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR
i
penulis miliki. Oleh sebab itu, penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai
pihak agar proposal skripsi ini memiliki kualitas yang lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
F. Definisi Operasional............................................................................ 8
H. Metode Penelitian.............................................................................. 11
iii
C. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ...............................................
1. Pengertian Aqidah Akhlak ....................................................
2. Tujuan mempelajari Aqidah Akhlak ....................................
3. Aspek-aspek Aqidah Akhlak ..................................................
4. Ruang lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MA ...........
iv
BABI
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi manusia dalam menjalani
berkontribusi bagi bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan menurut undang-
usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
negara”.1
sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
1
Departemen Pendidikan Nasional, UUD Sisdiknas No 20 Tahun 2003, (Jakarta: Sinar
Grafika ,2003), hal. 9.
Ahmad Nizar Rangkuti, MetodePenelitian Pendidikan (PendekatanKuantitatif,
kualitatif,PTK, dan PenelitianPengembangan), (Bandung: Citapustaka Medika,2015), hal. 120.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), hal 235-
236.
1
komponen tersebut antara lain pendidik, peserta didik, metode pendidikan, materi
sebagai faktor yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Guru yang
guru dan peserta didik. Untuk mendapatkan kegiatan pembelajaran yang efektif
perlu menggunakan metode, model, pola, dan pendekatan yang tepat dalam
pengajar. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hari ini, telah
mendorong guru untuk berperan aktif sebagai fasilitator dan pengarah. Bagi
yang tersedia tanpa menjadikan guru sebagai sumber belajar yang utama.3
terencana, terpadu, dan terkoordinasi secara sistematis dengan standar dan ukuran
evaluasi yang jelas dan tegas. Oleh sebab itu, proses pembelajaran di sekolah juga
salah satu kesatuan utuh yang saling mengaitkan antara komponen komponen
lainnya yang tidak mungkin bersifat terpisah dan acak. Kurikulum yang tersedia
2
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan. (Medan: LPPI, 2019), hal. 132.
3
Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), hal. 62.
2
dapat terhubung secara sistematis dengan metodologi pembelajaran yang
tidak diikuti dengan strategi, model, metode, dan pendekatan pembelajaran yang
kegiatan) yang terdiri dari penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
strategi atau teknik yang harus dimiliki oleh para guru maupun calon guru.5
menyampaikan suatu materi kepada peserta didik melalui metode lama yaitu
ceramah, tanya jawab, penugasan, dan hafalan. Tapi guru harus pandai menguasai
model-model pembelajaran yang baik dan tepat. Hal ini bukan berarti metode
jawab, penugasan dan hafalan. Kondisi ini justru akan menjadikan siswa bosan,
minat belajar peserta didik yang sehingga berakibat menurunnya prestasi belajar
4
Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016), hal. 15.
5
Majid, Abdul, Strategi dan Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. (Banjarmasin:
Pustaka Banua,2013), hal. 3.
3
siswa. Para siswa kurang mendapatkan asahan pikiran berdasarkan apa yang dia
peroleh. Hal ini tidak mengherankan jika daya ingat atau imajinasi siswa menjadi
lemah. Metode pembelajaran yang tersebut cenderung membuat siswa tidak aktif
secara fisik maupun psikis dalam waktu yang lama dan mengakibatkan kejenuhan
otak, belajar menjadi lambat, ingatan mudah lupa yang dapat menyebabkan
hilangnya semangat dan motivasi belajar dan berujung pada menurunnya prestasi
belajar siswa.
tujuan dan karakteristik mata pelajaran. Untuk itu guru yang profesional
didik dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, guru harus menguasai
Model pembelajaran yang kreatif menjadi salah satu titik awal untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan siswa akan menjadi
apabila peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik ataupun mental dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
4
tahap tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaaan kelas6.
Student’s Seat Moving. Model Student’s Seat Moving adalah satu cara bagi guru
tanpa terkecuali. Model ini membuat peserta didik bukan hanya fokus terhadap
pembelajaran akan tetapi juga peserta didik dapat merenggangkan otot-otot karena
peserta didik berusaha mencari tempat duduk dengan berlari atau berjalan.
Negeri 3 Banda Aceh, ditemukan kurangnya minat belajar peserta didik terhadap
mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagaimana yang diutarakan oleh salah seorang
siswa kelas XI. Ia mengatakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
cenderung menggunakan metode ceramah yang dimana guru adalah salah satu
sumber materi sedangkan siswa hanya duduk diam menyimak apa yang
disampaikan oleh guru dan tak jarang guru memberikan tugas latihan dan
menghafal untuk mengisi jam kegiatan pelajaran. Hal yang demikian tersebut
membuat kebanyakan siswa menjadi pasif, terasa bosan, jenuh hingga berujung
6
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal. 51.
7
Hasil wawancara dengan siswa di MAN 3 Banda Aceh (31 Agustus 2022)
5
Kekurangan minat belajar dapat mengakibatkan siswa mendapati prestasi
belajar yang rendah pada umumnya. Permasalahan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran Aqidah Akhlak ini, secara umum terlihat rendahnya nilai. Bukti ini
juga diperkuat dengan hasil dokumentasi akhir belajar pada setiap pokok bahasan
yang diuji oleh gurunya. Selain dari permasalahan minat belajar yang rendah, para
terlihat juga malas, jemuh, tidak bersemangat, bahkan ada yang mengantuk saat
kelas.8 Adapun hasil dokumentasi yang peneliti temukan misalnya hasil uji pada
pokok materi sifat wajib bagi Allah dengan nilai yang bervariasi yaitu: 45, 50,70,
65, 72, 72 dan lain lain. Jika melihat pada hasil dokumentasi, banyak nilai yang
diperoleh siswa tidak mencapai KKM mata pelajaran dimaksud yaitu 80.
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang maksimal
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu dengan penerapan suatu model
siswa. Model Student’s Seat Moving termasuk model pembelajaran inovatif yang
bertujuan untuk menunjang keaktifan siswa dan minat belajar dan meningkatkan
pemahaman siswa.
6
Student’s Seat Moving Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada
B. Rumusan Masalah
menjadi fokus penelitian ini adalah apakah penerapan model Student’s Seat
Moving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?. Maka untuk menjawab fokus
Seat Moving?
Seat Moving?
Seat Moving?
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas VI di
C. Tujuan Penelitian
7
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
Moving terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas
D. Hipotesis Penelitian
2. Respon siswa sangat baik dan menyenangkan terkait dengan penerapan model
Student’s Seat Moving pada mata pelajaran Aqidah akhlak kelas XI di MAN 3
Banda Aceh
E. Manfaat Penelitian
F. Definisi Operasional
1. Penerapan
8
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan bahan-bahan yang
telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata, termasuk di dalamnya kemampuan
pembelajaran yang mengaktifkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali. Model ini
membuat peserta didik bukan hanya fokus terhadap pembelajaran akan tetapi juga
3. Prestasi Belajar
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari tes
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
4. Siswa
9
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 1.
10
Fajri Ismail, Evaluasi Pendidikan , (Palembang:Karya Sukses Mandiri, 2014), hal. 34.
9
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 11
Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
5. Aqidah Akhlak
melekat dalam hati yang berfungsi sebagai pandangan hidup, untuk selanjutnya
akhlak sangat penting di sekolah. Yakni sebagai bagian dari pendidikan agama
dan kepribadian siswa, tetapi secara substansial mata pelajaran akidah akhlak
masalah yang menjadi objek penelitian saat ini. Berdasarkan hasil penelitian yag
11
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang
sisdiknas, (Bandung: Permana, 2006), hal. 65.
10
terdahulu, maka peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang relevan
Penggunaan Metode Permainan Kursi Panas Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
adanya pengaruh positif dan signifikan terkait dengan penggunaan metode kursi
panas terhadap hasil belajar IPA, hal ini dibuktikan dengan nilai pretest dan
postest kedua kelas. Kelas yang menggunakan metode kursi panas memperoleh
nilai rata-rata 63,56 terdapat perbedaan yang signifikan dengan kelas yang
terdahulu tersebut dengan yang saya teliti sekarang adalah sama-sama membahas
pada objek penelitian saja dengan saya teliti yaitu pada mata pelajaran aqidah
akhlak, dan juga didalam penelitian saya ini tidak khusus membahas pengaruh
Kursi Panas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Pokok Bahasan Alat Pernafasan Pada Manusia dan Hewan Di Kelas V SDN 15
pada sebelum tindakan. Pada sebelum tindakan ketuntasan siswa hanya mencapai
28,57% atau 10 orang yang tuntas, pada siklus I siswa yang tuntas meningkat
11
ketuntasan siswa mencapai 33 orang siswa atau dengan persentase 94,29%.
Penerapan strategi kursi panas dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kursi panas (Student’s Seat). Hanya saja yang membedakan yaitu terletak pada
materi dan lokasi diteliti. Penelitian yang saya lakukan fokus pada mata pelajaran
aqidah akhlak13.
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas
13
Ali Rahman, “Penerapan Strategi Kursi Panas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Alat Pernafasan Pada Manusia dan Hewan Di
Kelas V SDN 15 Pekanbaru”. (2014).
14
Mahmud, Tedi Priatna, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Penerbit Tsabita, 2008),
hal. 24.
12
Aqidah Akhlak, dengan adanya ini diharapkan agar tercapainya hasil penelitian
yang maksimal.
penelitian tindakan kelas yaitu: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan,
(d) refleksi.
a. Tahap Perencanaan
dimana dan oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan kelas yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Akhlak yang ada, menyusun RPP model Student’s seat sebagai model
b. Tahap Pelaksanaan
yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
13
c. Tahap Pengamatan
pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data
d. Tahap Refleksi
dan kendala yang nyata dalam tindakan. Rekleksi biasanya dibantu dengan diskusi
selanjutnya.15
2. Lokasi penelitian
kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi
yang telah ditentukan untuk mendapatkan data dan informasi untuk penelitian ini.
15
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), hal 230.
14
3. Populasi dan sampel
peneliti. Populasi pada penelitian ini peserta didik kelas XI di MAN 3 Banda
Aceh. Sedangkan sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang
table 1.2
4. Instrumen penelitian
a. Silabus
15
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
Lembar kerja peserta didik merupakan suatu bentuk lembar kerja peserta
didik yang disusun dengan langkah-langkah kerja yang harus diikuti oleh peserta
a. Observasi
Observasi adalah dasar dari semua pendidikan. Para ilmuan dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu segala yang ada dan nyata yang didapatkan dari
observasi.16 Adapun pengamatan yang akan peneliti lakukan ialah dengan melihat
dan mengamati peserta didik dan guru selama proses pembelajaran, serta
menggunakan lembaran observasi yang akan diisi dengan daftar kegiatan yang
b. Tes
Tes tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar pada materi “Syari’at, Hakekat, Tarekat, dan
16
Tes dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik dari hasil tes
tersebut untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar awal peserta didik.
c. Dokumentasi
sumber tertulis, film, gambar (foto), karya-karya monumental, yang semua itu
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yaitu
dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh melalui hasil tes, wawancara,
17
keterlaksanaannya terhadap nilai ideal dari jumlah keseluruhan aspek yang
persentase =
∑ nilai keterlaksanaan pembel ajaran hot seat x 100%
∑ keterlaksanaan pembelajaran hot seat ideal
No Persentase Klasifikasi
1 81-100 Baik sekali
2 61-80 Baik
3 41-60 Cukup baik
4 21-40 Kurang baik
5 < 20 Tidak baik
Sumber: Padmawati (dalam sudarman, 2008:30)
b. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Student’s Seat
Data ini berasal dari lembar catatan lapangan, untuk mengetahui respon
siswa dengan model Student Moving Chair digunakan lembar observasi keaktifan
siswa dimana untuk menilai keaktifan ini peneliti dibantu seorang observer.
Data ini berasal dari tes yang diterapkan kepada siswa untuk mengetahui
maka data yang diperlukan berupa data nilai tes kognitif siswa. Data hasil belajar
dari aspek kognitif diperoleh dari hasil tes akhir tiap siklus
18
Hasil belajar aspek kognitif dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi
klasikal dengan cara menganalisis data hasil tes akhir menggunakan kriteria
ketuntasan belajar. Nilai tes kognitif yang diperoleh siswa tersebut kemudian
ditentukan. Seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor lebih
dari 75, dan ketuntasan klasikal apabila 75% kelas mencapai skor 74 ke atas.
belajar secara klasikal dihitung dengan cara membandingkan jumlah siswa yang
Siswa dikatakan tuntas belajar jika pada saat ujian mendapatkan nilai ≥ 70
berdasarkan SKM dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 75%.
Kemampuan akyivitas belajar dikatakan berhasil jika semua aspek yang diamati
19
berhasil jika tiap aspek berada pada kategori cukup. Jika prestasi belajar dan
dihentikan.
I. Sistematika pembahasan
Secara garis besar penelitian ini terdiri dari 5 bab yang saling
berkesinambungan.
model Student Moving Chair terhadap peningkatan hasil belajar pada mata
3. BAB III metode penelitian terdiri dari rancangan penelitian, tempat dan
data.
Banda Aceh.
5. BAB V penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian akhir meliputi
20
Daftar Pustaka
Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya, (Jakarta: Raja Grafindo
Hasil wawancara dengan siswa di MAN 3 Banda Aceh (31 Agustus 2022)
34.
21
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005
(2016).
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Alat Pernafasan
hal 235-236.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
22
1. Pengertian Pembelajaran
tingkah laku melalui pengoptimalan lingkungan sebagai hasil dari pada stimulus
belajar. Selain itu pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran bermakna proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Selain itu, dari segi kognitif, pembelajaran ialah suatu proses belajar yang
proses pembelajaran tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pemikiran guru
kepada peserta didik. Tetapi peserta didik harus aktif secara fisik dan psikis untuk
pada proses yang titik tumpunya adalah peserta didik serta berorientasi pada
pembentukan pengetahuan dan penalaran peserta didik. Hal ini dikarenakan tujuan
23
peserta didik dalam memperoleh menganalisis, dan mengolah informasi secara
pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus ada interaksi. Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi,
prokarsa siswa.18
dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar dan mengajar
yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik yang bertujuan adanya perubahan
dalam diri individu yang mana dapat dipengaruhi baik oleh diri individu sendiri,
pengetahuan.
bukunya Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA ada macam macam tipe
belajar diantaranya:
18
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), hal 235-
236.
24
a. Tipe Belajar Visual
kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Mata atau penglihatan yang menjadi
peranan penting dalam belajar. Hal ini karena mata adalah satu-satunya alat
indera yang paling aktif dan dominan. Oleh sebab itu, penggunaan alat peraga
adalah hal yang sangat penting untuk membantu peserta didik dalam
pada fungsi pendengaran yaitu telinga. Bagi peserta didik yang bertipe seperti
ini materi pelajaran yang disampaikan kepadanya lebih cepat atau mudah
diserapnya apabila materi disajikan secara lisan. Seorang guru harus harus
bersuara besar dengan intonasi yang sesuai sehingga materi pelajaran dapat
diserap oleh peserta didik. Saat belajar sendiri ia harus membaca buku dengan
suara yang keras sebab alat indera yang dominan padanya yaitu telinga.
Peserta didik yang bertipe belajar kinestetik dapat belajar dengan baik
ketika berbicara dan sulit untuk diam. Umumnya tipe seperti ini dalam
fisik. Peserta didik yang mempunyai tipe belajar kinestetik cara belajar
25
seringkali mudah dilupakan, hal ini karena mereka cenderung lebih
Ketiga tipe belajar diatas baik itu visual, auditori, maupun kinestetik
adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, karena tipe
model pembelajaran yang efektif sesuuai dengan tipe belajar peserta didik sebagai
dalam melaukan suatu kegiatan. Model dapat dipahami juga sebagai gambaran
efektif.
19
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran aktif, Bandung: Nuasa Cindekia, 2013. h. 27
20
Tutik Rachmawati, Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik,
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), hal. 17-18
26
Adapun Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) mengemukakan maksud
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan strategi atau teknik
21
Donni Juni Priansa. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, Bandung:Pustaka
Setia, 2017. H. 188
27
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami dan menguasai suatu
tergantung dari karakteristik mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan
kepada siswa sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini
sebagai model pembelajaran yang paling baik. Semua tergantung situasi dan
kondisinya.
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus
pengembangnya.
28
2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
bermakna pembelajaran adalah proses dan upaya perubahan pada peserta didik
dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang sikap, karakter dan kepribadiannya tidak
baik menjadi baik, dan dari yang tidak terampil melakukan sesuatu menjadi
pengembangan, dan berpusat pada peserta didik. Peserta didiklah yang harus
22
Helmiati, Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012, hal. 20-21.
29
peserta didik belajar, maka berdasarkan konteks ini, mengajar dimaknai sebagai
materi. Hal ini dapat kita amati dalam praksis pembelajaran sehari-hari. Guru
didik telah menguasai materi yang diajarkan oleh guru, guru kemudian
mengadakan tes atau ulangan. Hasil dari pekerjaan peserta didik itulah yang
materi pelajaran atau belum. Akibat dari proses yang demikian adalah bahwa
mengungkapkan bahwasanya tes tersebut terasa sangat mentah karena bisa saja
hal tersebut tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik di luar pembelajaran,
maka tes tersebut bisa diabaikan. Namun, meski demikian bentuk dari
mendarah daging bagi kita, sehingga sangat sulit untuk ditinggalkan. Proses
23
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran INOVATIF Dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014, h. 23-24.
30
Satu hal yang perlu ditegaskan adalah bahwa pengembangan potensi
tersebut tidak akan terwujud secara optimal bila peserta didik tidak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran karena potensi itu ada dalam dirinya.
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, guru mesti dapat
melibatkan dan memanfaatkan sebanyak mungkin potensi belajar yang ada dalam
diri peserta didik, baik berupa potensi pikir (Intelektual), dengar (auditory), lihat
menanggapi
masalah.24
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi perubahan
yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai
pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan peserta didik. Dalam proses
24
Helmiati, Model Pembelajaran, Yogyakarta: AswajaPressindo, 2012, h. 9-10
31
pembelajaran peran guru sangatlah urgen karena guru yang menentukan
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Peserta didik
menjadi lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif sehingga nantinya bisa sukses
yang mengaktifkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali. Model ini membuat
peserta didik bukan hanya fokus terhadap pembelajaran akan tetapi juga peserta
Langkah-Langkah Pembelajaran:
kelompok.
kelompok mereka.
32
5. Mintalah kepada seluruh peserta didik untuk membawa tempat duduk
besar
seorang peserta didik secara acak untuk berdiri dan memindahkan kursi
agar seluruh peserta didik berpindah tempat untuk mencari kursi kosong
untuk ditempati.
tempat.
8. tanyakanlah dari kelompok asal dari peserta didik yang tidak mendapatkan
kursi.
11. Mintalah komentar dari kelompok lain atas jawaban yang diberikan.
33
12. Peserta didik dan fasilitator menyimpulkan hasil pembelajaran.
B. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan ,
dikerjakan, dsb. Sedangkan W.J.S Winkel, prestasi adalah hasil yang dicapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai
belajar adalah “suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
Menurut skiner yang dikutip oleh barlow (1985) dalam syah muhibbin
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan
terjadi dari diri manusia yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat
34
Menurut muhibbin syah (1997:122) belajar dibedakan menjadi delapan
adalah:
a. belajar abstrak
b. belajar keterampilan
c. belajar sosial
adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku peserta didik yang terjadi
35
setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
segenap ranah psikologi baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor yang
mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar. Prestasi
belajar ini akan terlihat berdasarkan perubahan perilaku peserta didik sebelum dan
dijadikan sebagai tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar dan
mengajar.
dengan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup ranah kognitif, afektif,
pengalaman dan proses belajar peserta didik. Prestasi belajar dapat diukur dengan
mengetahui garis garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) yang
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Hasil yang
1. aspek kognitif
25
Helmiati, Model Pembelajaran, Yogyakarta: AswajaPressindo, 2012, h. 13
36
Melalui aspek kognitif manusia menghadapi objek objek dalam bentuk
2. aspek afektif
Melalui aspek afektif manusia dapat belajar menghayati nilai dari obej-
objek yang dihadapi melalui alam, entah objek itu berupa orang, benda atau
kejadian, dan dapat mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekpresi yang wajar.
3. aspek psikomotorik
pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Jadi berhasil atau tidaknya
digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
berasal dari luar diri siswa . Faktor-faktor ektern itu antara lain:
37
a. Latar belakang pendidikan orang tua
mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sering dalam benak masyarakat bahwa
semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak pun dituntut harus lebih
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga
harus terpenuhi kebutuhan belajarnya. Jika anak hidup dalam keluarga yang
Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar anak dapat
yang digunakan. Media pembelajaran adalah salah satu cara atau alat bantu
38
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan pendidikan di
e. Kompetensi guru
terhadap siswa dengan metode atau program tertentu. Metode atau program
Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal
a. Kesehatan
kemampuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam
sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik. Misalnya siswa yang
mengalami mata minus yang membuatnya sulit membaca dari jarak jauh
b. Kecerdasan/intelegensia
39
memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang
siswa yang memiliki kecerdasan rendah, maka prestasi yang diperoleh juga
akan rendah.
c. Cara belajar
tanpa memperhatikan teknik yang benar dan sesuai akan memperoleh hasil
d. Bakat
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar
sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang
tinggi akan lebih mampu memahami suatu informasi atau ilmu dan
e. Minat
Minat pada seorang peserta didik tak akan lepas pengaruhnya dari prestasi
belajarnya. Seorang peserta didik yang belajar dengan minat yang tinggi
maka hasil yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
40
f. Motivasi
belajar. Dengan adanya motivasi maka peserta didik akan memiliki prestasi
prestasi belajar yang baik yang dapat dibanggakan. Semua faktor di atas
pembelajaran
C. Aqidah Akhlak
maksudnya sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat
26
Donni Juni Priansa. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran, Bandung:Pustaka Setia,
2017. H. 43-44.
27
Slameto, evaluasi pendidikan . jakarta: Bhumi aksara. 2003, hal 54-72
41
‘Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh
Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh
manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti
Dari pendapat para ulama tersebut, dapat disimpulkan aqidah adalah dasar-
dasar pokok atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran islam
yang wajib dipegang oleh setiap muslim tanpa ada keraguan sedikitpun.
dengan keyakinan yang manta baik itu benar atau salah. Jika keputusan pikiran
yang diyakini itu benar, maka disebut dengan aqidah yang benar, seperti
para rasul-Nya, hari akhir, qadar yang baik dan yang buruk, serta seluruh muatan
perintah dan berita-beritanya, serta apa saja yang disepakati oleh generasi
Shalafush Shalih, dan kepasrahan total kepada Allah Ta’ala dalam keputusan
28
Rosihon Anwar, Aqidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm. 13
42
hukum, perintah, takdir, maupun syara’, serta ketundukan kepada Rasulullah
Dengan kata lain, aqidah islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus kita
yakini kebenarannya oleh setiap muslim berdasarkan dalil naqli (Al-Qur’an dan
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata
khuluq atau al-khulq yang secara bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah
و رؤية
Artinya: “Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, akhlak adalah kehendak yang dibiasakan.
Artinya kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itulah yang
dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, serta gabungan dari dua
29
Muhammad Amri, Aqidah Akhlak, Makassar: Semesta Aksara, 2018, hal. 2
30
Rosihon Anwar, Aqidah Akhlak, Pustaka Setia , Bandung, hlm. 14
31
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia… h. 346.
43
kekuatan ini menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan inilah yang
a. Suatu hal yang telah menjadi kepribadian, dan melekat kuat di dalam
diri seseorang.
b. Sesuatu hal yang dilakukan secara sadar dan mudah, tanpa adanya
mabuk, atau gila bukanlah bagian dari akhlak, karena akhlak adalah
hal yang diperbuat secara sadar dan telah mendarah daging dan
atau tekanan dari luar. Oleh karena itu, apabila ada perbuatan yang
dan sandiwara
mengharap ridha Allah SWT. Bukan karena riya, atau ingin dilihat
Dari pengertian akidah dan akhlak di atas maka dapat disimpulkan bahwa
akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
32
Yunahar Ilyas, KuliahAkhlak, (Yogyakarta: LPPI, 2007)Cet 9, h. 3.
33
Zahruddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal.
1-5.
44
untuk berpegang teguh terhadap norma-norma agama dan juga mengenal,
suatu bidang studi yang terdapat didalamnya pengajaran dan bimbingan kepada
peserta didik untuk dapat mengenal, memahami, dan mengimani aqidah islam
yang sebenarnya serta dapat membentuk dan mengamalkan akhlak atau tingkah
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai kekuatan yang mendorong
peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang berminat pada pelajaran akan
terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan peserta didik yang sikapnya
hanya menerima pelajaran, mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit
sejak dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka
45
mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang
berakhlak mulia sehingga peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT. Keberhasilan peserta didik sesuai dengan tujuan
hakiki tersebut sangat ditentukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang
maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.35
34
Nurhayati, Akhlak dan HubungannyadenganAqidahdalam Islam, Vol. 4, No. 2, 2014
35
Sufiani, EfektifitasPembelajaranAqidahAkhlakBerbasisManajemenKelas, Vol. 10,
No.2, 2017, h. 136
46
b. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt sertaakhlaq
Pendidikan humanis ini berupaya membentuk keselarasan jiwa dan badan untuk
mencakup olah pikir, olah karsa dan olah cipta, demikian adalah pola
36
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008
TentangStandarKompetensiLulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah, hal 20-21
47
Aspek –aspek aqidah akhlak diantara lain adalah sebagai berikut:
a. Keimanan
b. Pengamalan
c. Pembiasaan
perilaku yang baik sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam Al-
d. Rasional
e. Emosional
f. Fungsional
g. Keteladanan
48
Kemampuan meneladani guru dan komponen madrasah sebagai
a. Menurut Ibnu Maskawaih menyebut ada tiga pokok yang dapat dipahami
meliputi:
1) Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat wajib, mustahil, dan
jaiz bagi Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat
2) Aspek Akhlak terpuji yang terdiri dari atas khauf, taubat, tawadhu’,
dan bermusyawarah.
ghibah.37
37
Ahmad Supandi, PembelajaranAqidahAkhlakdalamPerspektifHumanisme di MA
MiftahulQulubGalisPemekasan, Vol. 3, No. 1, Juli-Desember 2019, h. 118
49
c. Menurut GBPP mata pelajaran Aqidah Akhlak kurikulum madrasah, ruang
lingkup mata pelajaran aqidah akhlak secara garis besar berisi materi
Qadar.
membiasakan akhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain,
tumbuhan.38
38
http://efendihatta.blogspot.com/2009/11/pelaksanaan-pembelajaran-mata-
pelajaran.html, diakses pada tgl 09/04/2023.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas
Aqidah Akhlak, dengan adanya ini diharapkan agar tercapainya hasil penelitian
yang maksimal.
39
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), hal. 310
51
Penulis menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom
penelitian tindakan kelas yaitu: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan,
(d) refleksi.
a. Tahap Perencanaan
dimana dan oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan kelas yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Akhlak yang ada, menyusun RPP model Student’s seat sebagai model
b. Tahap Pelaksanaan
yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus ingat dan
berusaha menaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
c. Tahap Pengamatan
52
Menurut Arikunto bahwa tahap pengamatan merupakan kegiatan
pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data
d. Tahap Refleksi
dan kendala yang nyata dalam tindakan. Rekleksi biasanya dibantu dengan diskusi
selanjutnya.40
6. Lokasi penelitian
kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi
yang telah ditentukan untuk mendapatkan data dan informasi untuk penelitian ini.
40
Mahmud, Tedi Priatna, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Penerbit Tsabita, 2008),
hal. 24.
53
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh
peneliti. Populasi pada penelitian ini peserta didik kelas XI di MAN 3 Banda
Aceh. Sedangkan sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang
table 1.2
8. Instrumen penelitian
b. Silabus
54
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar isi dan dijabarkan dalam
silabus.
Lembar kerja peserta didik merupakan suatu bentuk lembar kerja peserta
didik yang disusun dengan langkah-langkah kerja yang harus diikuti oleh peserta
a. Observasi
berdasarkan data, yaitu segala yang ada dan nyata yang didapatkan dari
observasi.41 Adapun pengamatan yang akan peneliti lakukan ialah dengan melihat
dan mengamati peserta didik dan guru selama proses pembelajaran, serta
menggunakan lembaran observasi yang akan diisi dengan daftar kegiatan yang
b. Tes
Tes tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar pada materi “Syari’at, Hakekat, Tarekat, dan
41
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), hal 230.
55
Tes dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan peserta didik dari hasil tes
tersebut untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar awal peserta didik.
c. Dokumentasi
sumber tertulis, film, gambar (foto), karya-karya monumental, yang semua itu
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yaitu
dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh melalui hasil tes, wawancara,
56
keterlaksanaannya terhadap nilai ideal dari jumlah keseluruhan aspek yang
persentase =
∑ nilai keterlaksanaan pembelajaranhot seat x 100%
∑ keterlaksanaan pembelajaran hot seat ideal
No Persentase Klasifikasi
1 81-100 Baik sekali
2 61-80 Baik
3 41-60 Cukup baik
4 21-40 Kurang baik
5 < 20 Tidak baik
Sumber: Padmawati (dalam sudarman, 2008:30)
b. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model Student’s Seat
Data ini berasal dari lembar catatan lapangan, untuk mengetahui respon
siswa dengan model Student Moving Chair digunakan lembar observasi keaktifan
siswa dimana untuk menilai keaktifan ini peneliti dibantu seorang observer.
Data ini berasal dari tes yang diterapkan kepada siswa untuk mengetahui
maka data yang diperlukan berupa data nilai tes kognitif siswa. Data hasil belajar
dari aspek kognitif diperoleh dari hasil tes akhir tiap siklus
57
Hasil belajar aspek kognitif dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi
klasikal dengan cara menganalisis data hasil tes akhir menggunakan kriteria
ketuntasan belajar. Nilai tes kognitif yang diperoleh siswa tersebut kemudian
ditentukan. Seorang siswa disebut tuntas belajar jika telah mencapai skor lebih
dari 75, dan ketuntasan klasikal apabila 75% kelas mencapai skor 74 ke atas.
belajar secara klasikal dihitung dengan cara membandingkan jumlah siswa yang
Siswa dikatakan tuntas belajar jika pada saat ujian mendapatkan nilai ≥ 70
berdasarkan SKM dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 75%.
Kemampuan akyivitas belajar dikatakan berhasil jika semua aspek yang diamati
58
berhasil jika tiap aspek berada pada kategori cukup. Jika prestasi belajar dan
dihentikan.
59