Anda di halaman 1dari 23

DESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF PADA MATA PELAJARAN PAI

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Desain Pembelajaran

Dosen Pengampu

Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I

Oleh :

Cici Wulandari (1880506230001)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya. Tidak lupa shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat nanti. Dalam
penyusunan Makalah Filsafat Pendidikan Islam dengan judul Sarana Berfikir Ilmiah
ini, penyusun sedikit mengalami hambatan namun penyusun menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan dalam materi ini tidak lain dari bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari berbagai pihak, Sehubungan dengan penyusunan makalah ini maka
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang telah memberikan sarana prasarana
untuk penulis menyelesaikian tugas penyusunan makalah ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan pelayanan
akademik kepada seluruh mahasiswa.
3. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Desain
Pembelajaran.
4. Civitas Akademika Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
5. Teman-teman mahasiswa pascasarjana khususnya kelas PAI A
Selanjutnya demi kesempurnaan penyusunan dalam menyelesaikan Makalah
berikutnya, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Tulungagung, 09 Oktober 2023
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTRAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................................... 3

A. Pengertian Desain Pembelajaran Inovatif ................................................................. 4


B. Ciri-Ciri Pembelajaran Inovatif ................................................................................ 5
C. Teori – Teori Pembelajaran Inovatif.........................................................................5
D. Metode Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran PAI.........................................5
E. Media Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran PAI.........................................10
F. Model-Model Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran PAI ............................. 12

BAB III. PENUTUP.......................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh setiap bangsa. Pendidikan merupakan komponen utama dalam
membentuk generasi penerus bangsa karena pendidikan memiliki peran untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang baik adalah bangsa yang baik dalam
memberikan pelayanan pendidikan terhadap masyarakatnya. Perkembangan
pendidikan di Indonesia masih tergolong dalam kategori yang rendah dapat dilihat
dari banyaknya lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi yang belum siap terjun ke
dunia kerja ataupun sedikitnya kompetensi keahlian yang dimiliki sehingga generasi
kita masih kalah saing dalam hal kualitas sumber daya manusia. Peningkatan mutu
pendidikan menjadi salah satu usaha yang harus dilakukan secara intensif di tanah air
karena mutu pendidikan masih dalam kategori rendah secara umum. Salah satu usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan berbagai
inovasi pembelajaran.1
Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia hal itu akan sangat
berkaitan dengan perkembangan kurikulum yakni kurikulum yang mendukung
terbentuknya pendidikan yang ideal bagi para siswa seiring dengan perkembangan
zaman, guru pengajar yakni pengajar yang berkompeten di bidangnya dan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada para siswa yang terus dilakukan inovasi inovasi dalam menyampaikan materi
terhadap siswa.
Di dalam kelas sebagian siswa ada yang mudah memahami bagaimanapun cara
guru menyampaikan ilmu, sebagian lain ada yang harus beberapa kali dijelaskan
mengenai materi tersebut agar ia dapat paham dan ada sebagian lagi yang tidak bisa
memahami apa yang disampaikan oleh sang guru meskipun sudah dijelaskan
beberapakali dalam jumlah yang cukup bagi seoerang siswa. Hal ini dipengaruhi oleh
bagaimana guru tersebut menyampaikan materi terhadap siswanya? Bagaimana ia
menyampaikan? Model apa yang ia gunakan dalam pembelajaran? Sudahkah sesuai
dengan seluruh siswa model pembelajaran yang ia gunakan?

1
Subagia dan Wiratma, Evaluasi Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana pada
Pembelajaran Sains di Sekolah, “Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNIKSHA”, No. 2, 2008. hal. 272

1
Hal-hal tersebut sangatlah berkaitan pada guru yang mengajar. Guru memiliki
peranan sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang
dilakukanya. Oleh sebab itu seorang guru sebaiknya harus merencanakan
pembelajaran dengan seksama dengan memperhatikan berbagai macam kebutuhan
bagi siswanya agar pengajaran yang ia lakukan memiliki presentase kuantitas dan
kualitas pengajaran yang baik. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu
mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa
sehingga mampu belajar karena siswa merupakan subjek utama dalam belajar.2
Seiring berkembangnya teknologi yang sekarang kian tinggi tingkat
kecanggihanya. Maka sudah saatnya guru-guru pengajar aktif dan sadar teknologi
untuk dimasukkan kedalam pembelajaran misal digunakan sebagai media atau sarana
pembelajaran yang lain. Dengan paduan perkembangan teknologi yang canggih guru
juga harus menemukan model-model pembelajaran yang inovatif untuk dilaksanakan
didalam kelas sehingga tingkat ketercapaian pemahaman siswa dapat mencapai
tingkat tertinggi dalam proses belajar mengajar. Dengan berbekal kompetensi
keahlian yang dimiliki, perkembangan iptek sudah seharusnya pendidikan di
Indonesia berjalan kedepan membentuk pendidikan yang ideal untuk diterapkan di
Indonesia.3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian desain pembelajaran inovatif ?
2. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran inovatif ?
3. Bagaimana teori pembelajaran inovatif ?
4. Bagaimana metode pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI?
5. Bagaimana media pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI?
6. Bagaimana model desain pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian desain pembelajaran inovatif
2. Mengetahui ciri-ciri desain pembelajaran inovatif
3. Mengetahui teori pembelajaran inovatif
4. Mengetahui metode pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI
5. Bagaimana media pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI

2
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 21
3
Ibid

2
6. Mengetahui model desain pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran Inovatif


Ditinjau dari segi bahasa, Kata “inovatif” merupakan kata sifat dari“inovasi”
yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti bersifat
memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru).
Tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya.4
Sedangkan desain pembelajaran merupakan sebuah proses yang sistematis
pengembangan paket pembelajaran yang menggunakan beberapa teori belajar dan
teori pembelajaran dengan tujuan untuk menjamin terwujudnya pembelajaran yang
berkualitas. Desain pembelajaran juga merupakan sebuah rancang bangun
pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar dengan baik. Bangun rancang
pembelajaran yang dimaksud meliputi strategi dan metode, media dan teknik yang
digunakan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang.5
Robert Glaser mengatakan bahwa desain pembelajaran merupakan inti dari
teknologi pendidikan. Hal ini sesuai dengan kedudukan desain pembelajaran sebagai
penentu keberhasilan dari sistem pendidikan. Karena desain pembelajaran merupakan
inti dari teknologi pendidikan, maka desain pembelajaran tersebut sangat dituntut
untuk dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa serta sangat diperlukan untuk
selalu memberikan inovasi-inovasi terhadap desain-desain pembelajaran yang telah
ada agar desain pembelajaran tersebut mampu mengikuti perkembangan teknologi dan
perkembangan psikologi anak. 6
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa desain pembelajaran
inovatif merupakan sebuah konsep pembaruan yang disusun untuk membantu dan
mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Desain pembelajaran memiliki peran yang sangat penting terhadap

4
M. Musfiqon dan Nurdyansyah N, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo : Learning Center,
2015) hal. 1
5
Darmanto, Desain Pembelajaran Agama Islam, (Kab. Solok : CV Insan Cendekia Mandiri, 2021) hal.98
6
Ibid,. hal. 99

4
keberhasilan dari sebuah proses pendidikan. Karena dari desain pembelajaran yang
sesuai inilah nantinya akan memunculkan para ilmuwan baru yang mampu membawa
perubahan terhadap peradaban manusia.7
B. Ciri- Ciri Pembelajaran Inovatif
1. Prosedur pembelajarannya sistematis.
2. Memiliki standar hasil penilaian berupa perubahan perilaku.
3. Ada unsur yang baru atau diperbarui.
4. Selama pembelajaran, peserta didik selalu dilibatkan secara aktif.
5. Lingkungan belajarnya dikondisikan sedemikian sehingga bisa kondusif. 8
C. Teori Pembelajaran Inovatif
Ada beberapa teori dalam pembelajaran inovatif diantarannya :
1. Teori Kognitif
Teori yang mengandalkan pikiran dan konsep dasar yang dimiliki oleh peserta
didik, namun dalam proses pembelajaran mampu mengelaborasi dalam
mengembangkan konsep yang diberikan pada peserta didik dan memecahkan
masalah yang ada dikelas.
2. Teori Humanistik
Teori yang mengandalkan komunikasi dengan individu lainnya, karena manusia
akan membutuhkan 4 fase dalam belajar yaitu : perhatian, retensi, reproduksi,
dan motivasi.
3. Teori Gestalt
Teori yang memandang dalam proses belajar mengajar yang merupakan fasilitas
dari potensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar, sehingga munculnya
motivasi yang berupa pengalaman pada diri anak itu sendiri.
D. Metode Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran PAI
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru agar
terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik untuk mencapai tujuan yang
direncanakan.9
Macam –macam metode pembelajaran ialah

7
Ibid
8
Wahyuni Sartono, Metode Pembelajaran Inovatif, (Jakarta : Grasindo, 2012 ) hal. 207
9
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008) hal. 94

5
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar di mana guru
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta
didik, di mana pada umumnya peserta didik mengikuti proses pembelajaran
secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode
yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya
beli dan kemampuan mental kognitif peserta didik.10
Kelebihan metode ceramah :
a. Guru mudah menguasai kelas, hal ini disebabkan kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberi ceramah.
b. Guru mudah menerangkan materi pelajaran yang berjumlah besar, karena
guru dapat merangkum pokok-pokok materi persoalan untuk disampaikan
ke peserta didik dalam waktu yang singkat.
c. Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dan murah dilaksanakan karena metode ini hanya mengandalkan
suara guru dan tidak memerlukan banyak peralatan sehingga bisa
menekan biaya dan mudah dilaksanakan.
e. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam dan tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit.
Kekurangan metode ceramah :
a. Membuat peserta didik pasif dan apa yang didapat peserta didik akan
sangat terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
c. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme karena dalam proses
penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan peserta didik
hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Permasalahannya setiap
peserta didik memiliki kemampuan yang tidak sama dalam menangkap
materi pelajaran melalui pendengaran.
d. Bila guru tidak memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah bisa
dianggap sebagai metode yang membosankan.11

10
Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Rajawali Pers,
2017) hal. 106
11
Ibid., hal.107

6
Langkah-langkah yang harus dilakukan agar metode ceramah berhasil adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan, meliputi merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan dan
mempersiapkan alat bantu yang digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan, meliputi pembukaan ceramah yang intinya
menjelaskan tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran dan
penutupan ceramah yang merupakan sarana untuk mengevaluasi
keberhasilan penyampaian materi pelajaran.12
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran dengan cara mendorong
peserta didik untuk berdialog dan bertukar pendapat dengan tujuan agar peserta
didik dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal,tanpa ada aturan-
aturan yang terlalu keras,namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati
bersama. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
peserta didik serta untuk membuat keputusan.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut Bridges dalam proses
pelaksanaan nya guru harus mengatur kondisi agar :
a. Setiap peserta didik dapat bicara mengeluarkan gagasan atau pendapatnya.
b. Setiap peserta didik harus saling mendengar pendapat orang lain
c. Setiap peserta didik harus saling memberi respons.
d. Setiap peserta didik harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang
dianggap penting dan,
e. Melalui diskusi setiap peserta didik harus dapat mengembangkan
pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.13
Kelebihan metode diskusi :
a. Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dapat memecahkan suatu
masalah dengan berbagai jalan secara bersama-sama sehingga peserta didik
dirangsang untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif.

12
Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif ….hal.110
13
Ibid., hal. 111

7
b. Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat oarang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap
toleransi.
d. Melatih peserta didik berani mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal.
Kelemahan metode diskusi :
a. Tidak hanya dipakai dalam kelompok yang besar karena semakin banyak
peserta kadang membuat arah diskusi menjadi meluas dan mengambang.
b. Sering kali pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh satu dua peserta didik
yang memiliki keterampilan berbicara lebih.
c. Sering terjadi perbedaan pendapat antarpeserta diskusi yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol yang akhirnya bisa mengganggu suasana
proses pembelajaran.14
3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Merupakan metode mengajar dimana seorang guru meminta kepada
murid atau seorang guru memperagakan tentang suatu proses pembelajaran
secara langsung. Contohnya tata cara pengambilan wudhu seorang guru
dapat memperlihatkan tata cara berwudhu kepada peserta didik atau
sebaliknya guru meminta peserta didik untuk mepraktikkan langsung tentang
tata cara berwudhu.15
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Demonstrasi
Beberapa kelebihan metode pembelajaran demonstrasi adalah sebagai
berikut :
a. Verbalisme akan dapat dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
pengajar sehingga peserta didik dapat menangkap hal-hal yang penting.

14
Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif …. hal. 112-113
15
Abu Ahmadi, dkk, Strategi Belajar, (Bandung : Pustaka setia, 2010) hal. 55

8
c. Proses pembelajaran lebih menarik, karena peserta tidak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
d. Peserta didik memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dan
kenyataan, dan meyakini kebenaran materi pembelajaran.
e. Memperoleh pengalaman praktek.
f. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pesertadidik akan dapat
dijawab waktu mengalami proses demonstrasi.16
Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang lebih matang.
b. Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadahi sehingga
pembiayaannya lebih mahal.
c. Memerlukan keterampilan guru yang khusus, sehinggaguru dituntut bekerja
lebih profesional.17
4. Metode Tanya Jawab
Suatu metode pengajaran dimana guru memberikan pertanyaan kepada
muridnya dan murid memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
mengenai materi yang dipelajarinya atau bisa juga sebaliknya. Metode ini bagus
dilaksanakan apabila untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah pada
pembelajaran, meninjau ulang materi yang telah dielajari, menyelingi
pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa da mengarahkan
pengamatan dan proses berfikir.18
Kelebihan metode tanya jawab adalah sebagai berikut :
a. Situasi kelas akan menjadi lebih hidup, karena anak-anak aktif berfikir dan
menyampaikan buah pikirannya dengan melalui berbicara/ menjawab
pertanyaan.
b. Sangat positif untuk melatih siswa agar berani mengemukakan pendapatnya
dengan lisan secara teratur.
c. Timbul perbedaan diantara siswa akan membawa kelas pada situasi diskusi.

16
Mulyono, Strategi Pembelajaran, Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global (Malang : UIN
Maliki Press, 2011) hal. 87
17
Ibid., hal. 88
18
Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2007) hal.140

9
d. Mendorong siswa lebih aktif dan bersungguh-sungguh, dalam arti siswa
yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan
aktif mengikuti pelajaran.
e. Walaupun sedikit lambat, tetapi guru dapat mengontrol
pemahaman/pengertian siswa pada masalah yang dibicarakan.
f. Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas
pertanyaan yang diajukan guru.19
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut :
a. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka akan memakan banyak waktu
untuk menyelesaikannya, dan lebih dari itu, kadang siswa dapat
menyalahkan pendapat guru (besar resikonya).
b. Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila
terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal
bukan sasaran yang dituju (penyimpangan dari pokok persoalan semula)
c. Kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran.20
E. Media Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran PAI
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pemikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sehingga proses belajar
mengajar terjadi secara menyenangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif.21 Media pembelajaran PAI pada pada umumnya sama saja dengan
media pembelajaran lain, yang mana dalam proses pembelajaran, media tidak hanya
terdiri dari dua macam ,tetapi lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari macamnya
dan daya liputnya . Klasifikasi media Menurut Djamarah dan zain adalah:
1. Dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, kaset rekorder dan piringan hitam. Media ini tidak cocok
untuk tuna rungu atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Media visual ini yang hanya menampilkan gambar diam film strip (film

19
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta : PT Intermasa, 2002) hal.88
20
Zuhairini, Methodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya : Usana Offset Printing, 1981) hal.87-88
21
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT, (Jakarta: Kencana,
2017) hal. 62-63

10
rangkai), slide, foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film tanpa
suara, kartun atau animasi.
c. Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.22
2. Berdasarkan daya liputnya, media dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak
terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik
yang banyak dalam waktu yang sama, contohnya radio dan televisi.
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat.Media ini dalam
penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film
yang harus menggunakan tempat tertutup.
c. Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk
seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer.23
Media sangat besar artinya dalam proses belajar mengajar, karena dapat
menimbulkan terjadinya interaksi langsung peserta didik dengan
lingkungannya. Dalam sistem pengajaran tradisional, para peserta didik hanya
diberi fakta dengan cara mendengar ceramah yang disampaikan oleh guru,
sehingga mengakibatkan tidak adanya hubungan timbal balik antara guru dan
peserta didik. Akan tetapi dalam sistem pengajaran modern telah digunakan
media dan langsung menggantikan gejala yang sesungguhnya.24
F. Model Desain Pembelajaran Inovatif pada mata pelajaran PAI
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di dalamnya
menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru
dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai kepada siswa.25

22
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain,. Strategi belajar mengajar (Jakarta : Rineka cipta. 2002)
hal. 140-142
23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 24
24
Ibid
25
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Konseptual,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2014) hal. 23-24

11
1. Model Pembelajaran Konstekstual
Elaine B. Johnson mendefinisikan pengertian pembelajaran kontekstual
sebagai berikut: Contextual Teaching and Learning (CTL) atau disebut secara
lengkap dengan Sistem Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah
proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam
materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-
subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu
dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Definisi Pembelajaran Kontekstual selanjutnya berasal dari US
Departemeny of Education sebagai salah satu penyelenggara pendidikan
berbasis kontekstual ini. Menurut US Departement of Education Office of
Vocational School to Work Office, mendefinisikan Contextual Teaching and
Learning adalah suatu konsep mengajar dam belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Pengetahuan
dan ketrampilan mengkonstuksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
ketika belajar.26
Pembelajaran konstektual (constextual teaching amd learning-CTL)
menurut Nurhadi adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk
menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstuksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Sedangkan menurut CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan
menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks
dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi,
sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi

26
Abdul Rahman Tibahary dan Muliana, Model-Model Pembelajaran Inovatif, “Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan”, Vol 1, No 1, 2018. hal. 57

12
tujuh komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,
melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri,
melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,
berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi dan menggunakan
penilaian autentik.27
Sasaran metode CTL hakikatnya bisa diimplementasikan dalam materi-
materi PAI yang diajarkan di semua jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP,
dan SMA/sederajat. Terutama materi-materi PAI yang memerlukan adanya
studi lapangan dan pengamalan, seperti materi tentang praktek shalat, praktek
zakat, praktek ibadah haji, praktek akad nikah, praktek khutbah, praktek
penyembelihan hewan qurban, manajemen fungsi masjid, praktek pemandian
jenazah, praktek mengkafani jenazah, praktek shalat jenazah, praktek
menguburkan jenazah,dan lain-lain.28
Model kontekstual merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa
anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya
belajar akan lebih bermakna jika anak “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa
yang dipelajarinya, bukan sekedar “mengetahuinya”. Pembelajaran tidak hanya
sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi
bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari itu. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran lebih utama dari sekedar hasil. Dalam hal ini siswa perlu
mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan
bagaimana mencapainya. Mereka menyadari bahwa apa yang dipelajari akan
berguna bagi hidupnya kelak. Dengan demikian, mereka akan belajar lebih
semangat dan penuh kesadaran.29
a. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja,
dan kelas yang bagaimanapun keadaaannya. Pendekatan CTL dalam kelas
cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam CTL adalah sebagai berikut:

27
Ibid,.
28
Tatang Hidayat dan Syahidin, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model
Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan Taraf Berpikir Peserta Didik,” Jurnal Pendidikan Agama
Islam”, Vol. 16, No. 2, 2019. hal. 127
29
Abdul Qadir, Konsep Pembelajaran Konstektual Di Sekolah, “Jurnal Dinamika Ilmu”, Vol 13, No 3,
2013, hal. 19

13
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar bermakna dengan
cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4) Ciptakan masyarakat belajar.
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessement) dengan
berbagai cara.
b. Karakteristik Pembelajaran CTL
1) Kerjasama
2) Saling menunjang
3) Menyenangkan, tidak membosankan
4) Belajar dengan bergairah
5) Pembelajaran terintegrasi
6) Menggunakan berbagai sumber.
7) Siswa aktif
8) Sharing dengan teman
9) Siswa kritis guru kreatif
10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta,
gambar, artikel, humor dan lain-lain.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan
rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi scenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan
topik yang akan dipelajarinya.30
Pembelajaran PAI mesti direncanakan dengan baik, supaya
pembelajaran tidak hanya berdasarkan kegiatan formal saja, tetapi ada nilai
lebih dari itu semua, yakni nilai-nilai ilāhiyah. Materi yang dirasakan biasa,
mesti dikemas dengan baik supaya bisa menjadi materi yang mencerdaskan dan
membangkitkan taraf berfikir peserta didik. Dengan demikian, mulai

30
Abdul Rahman Tibahary dan Muliana, Model-Model Pembelajaran Inovatif,…. hal. 58

14
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mesti dirumuskan dengan
sebaik-baiknya.31
2. Model Pembelajaran Kooporatif
Pembelajaran kooporatif adalah sesuatu pengajaran yang melibatkan
siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan
bersama. Wahyuni menyebutkan bahwa pembelajaran kooporatif merupakan
strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok kecil
yang memiliki kemampuan berbeda. Pembelajaran kooporatif merupakan satu
strategi pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan
kecil pelajar dengan memberi peluang untuk berinteraksi sesama mereka di
dalam proses pembelajaran.32
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooporatif
adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke
dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan
masalah. Dalam pembelajaran kooporatif siswa tidak hanya sebagai objek
belajar tetapi menjadi objek belajar karena dapat berkreasi secara maksimal
dalam proses pembelajaran.
a. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooporatif
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran
kooperatif yang harus diterapkan:
1) Kesaling Tergantungan Positif
2) Tanggung Jawan Perseorangan
3) Tatap Muka
4) Komunikasi Antar Anggota
5) Evaluasi Proses Kelompok
b. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif
1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial

31
Tatang Hidayat dan Syahidin, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model
Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan Taraf Berpikir Peserta Didik,…hal. 126
32
Abdul Kadir, Suhaida, Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional Terhadap Prestasi,
Atribusi Pencapaian, Konsep Kondisi Akademik dan hubungan Sosial Dalam Pendidikan Perakaunan. (Malaysia:
Universiti Putra Malaysia, 2002). hal. 54

15
2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan.
3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen.
5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.33
3. Model Pembelajaran Kuantum
Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang
digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas super-camp yang
diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan. Quantum Teaching
merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket
multisensory, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang pada
akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan
murid untuk berprestasi.
Melalui quantum teaching ini, seseorang guru akan mempengaruhi
kehidupan murid anda. Anda seolah-olah sedang memimpin konser saat berada
di ruang kelas. Anda akan memahami sekali, bahwa setiap memiliki karakter
masing-masing sebagaimana alat-alat music seperti seruling dan gitar, misalnya,
memiliki suara yang berbeda.
a. Landasan Model Pembelajaran Quantum
Landasan utama dalam pembelajaran quantum adalah membawa dunia
peserta didik ke dunia pendidik dan mengantarkan dunia peserta didik ke
dunia pendidik sehingga mengisyarakatkan pentingnya seorang pendidik
memasuki dunia atau kehidupan peserta didik sebagai langkah awal dalam
melaksanakan pembelajaran.. Memahami dunia dan kehidupan anak
merupakan lisensi bagi para pendidik untuk memimpin, menutun, dan
memudahkan perjalanan peserta didik dalam meraih hasil belajar yang
optimal.34

33
Abdul Rahman Tibahary dan Muliana, Model-Model Pembelajaran Inovatif,…. hal. 60-61
34
Agus Supramono, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching) Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas III SD YPS Lawewu Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur, “Jurnal Nalar
Pendidikan”, Vol 4, No 2, 2016, hal.3.

16
4. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah bahwa para siswa yang tergabungdalam
kelompok-kelompok diminta untuk menginvestigasi masalah-masalahyang
terjadi dalam kehidupan secara akademik. Masalah tersebut misalnya soal
tawuran pelajar, bullying di sekolah, menurunnya prestasi belajar
siswa,meningkatnya perceraian di masyarakat, meningkatnya wanita hamil di
luarnikah; meningkatnya hutang negara, pro kontra tentang kurikulum 2013,
dan sebagainya.35
Dalam pelaksanaannya, metode PBL dilakukan dengan
menempuhtahapan berikut, yaitu;
a. Merencanakan yang ditandai oleh peserta didik yang berpasangan dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menginvestigasi masalah kehidupan nyata
yang membingungkan
b. Merancang situasi bermasalah yang tepat
c. Melaksanakan pelajaran PBK dengan cara memberikan orientasi tentang
permasalahan, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu
investigasi mandiri dan kelompok, dan mengembangkan dan
mempresentasikan hasil.36

35
Abuddin Nata, Pengembangan Profesi Keguruan dalam Perspektif Islam.( Ciputat: TP, 2018) hal. 313
36
Ibid,. hal. 314

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desain pembelajaran inovatif merupakan sebuah konsep pembaruan yang disusun
untuk membantu dan mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Ciri- Ciri pembelajaran inovatif : 1) Prosedur pembelajarannya sistematis. 2)
Memiliki standar hasil penilaian berupa perubahan perilaku. 3) Ada unsur yang
baru atau diperbarui. 4) Selama pembelajaran, peserta didik selalu dilibatkan
secara aktif. 5) Lingkungan belajarnya dikondisikan sedemikian sehingga bisa
kondusif.
3. Teori pembelajaran inovatif : 1) Teori kognitif 2) Teori humanistik 3) Teori
gestalt
4. Metode pembelajaran Inovatif pada mata pelajaran PAI : 1) Metode ceramah 2)
Metode diskusi 3) Metode demonstrasi atau eksperimen 4) Metode tanya jawab
5. Media pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI : 1) Dilihat dari jenisnya,
media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Media auditif, 2) Media visual,
3) Media audio visual. Berdasarkan daya liputnya, media dibagi menjadi tiga
yaitu: 1) Media dengan daya liput luas dan serentak, 2) Media dengan daya liput
terbatas oleh ruang dan tempat. 3) Media untuk pengajaran individual.
6. Model pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI : 1) Model pembelajaran
kontekstual (CTL). 2) Model pembelajaran kooperatif. 3) Model pembelajaran
Quantum. 4) Model pembelajaran problem based learning.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Makalah berkaitan dengan
desain pembelajaran inovatif pada mata pelajaran PAI ini masih memerlukan kritik,
saran dan masukan dari pembaca sehingga kualitas dari makalah ini dapat meningkat
dan pembaca akan mudah dalam memahami isi dan maksud dari makalah yang telah
ditulis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk, Abu. 2010. Strategi Belajar. Bandung : Pustaka setia.


Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Konseptual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Asra dan Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Bahri Djamarah Syaiful, Zain Aswan. 2002. Strategi belajar mengajar, Jakarta : Rineka
cipta.
Basyirudin Usman, Basyirudin. 2002 Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta
: PT Intermasa.
Darmanto. 2021. Desain Pembelajaran Agama Islam. Kab. Solok : CV Insan Cendekia
Mandiri.
Evi Fatimatur Rusydiyah, Ali Mudlofir. 2017. Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta :
Rajawali Pers.
Kadir, Abdul. 2002. Suhaida, Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional
Terhadap Prestasi, Atribusi Pencapaian, Konsep Kondisi Akademik dan
hubungan Sosial Dalam Pendidikan Perakaunan. Malaysia: Universiti Putra
Malaysia.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muliana, Abdul Rahman Tibahary. 2018. Model-Model Pembelajaran Inovatif, “Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan”, Vol 1, No 1.
Mulyono. 2011. Strategi Pembelajaran, Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad
Global. Malang : UIN Maliki Press.
Nurdyansyah N, M. Musfiqon. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo :
Learning Center.
Qadir, Abdul. 2013. Konsep Pembelajaran Konstektual Di Sekolah, “Jurnal Dinamika
Ilmu”, Vol 13, No 3.
Salamah Zainiyati, Husniyatus. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT.
Jakarta: Kencana.
Sartono, Wahyuni. 2012. Metode Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Grasindo.
Supramono, Agus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching)
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD YPS Lawewu Kecamatan Nuha
Kabupaten Luwu Timur, “Jurnal Nalar Pendidikan”, Vol 4, No 2.

19
Syahidin, Tatang Hidayat. 2019. Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Melalui Model Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan Taraf
Berpikir Peserta Didik.“Jurnal Pendidikan Agama Islam”. Vol. 16, No. 2
Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiratma, Subagia. 2008. Evaluasi Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri
Pramana pada Pembelajaran Sains di Sekolah, “Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNIKSHA”, No. 2.
Zuhairini. 1981. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usana Offset
Printing.

20

Anda mungkin juga menyukai