Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Model Pembelajaran Inovatif untuk Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Susilawaty, M.Pd

Dessy Dwitalia Sari, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 7


3. Tri Mustika S 1910125120014
9. Helwa Ayuni 1910125120049
11. Husnul Khatimah 1910125120057
18. Nahdia 1910125220019
30. Selvia Rahmawati 1910125220094
47. Muhammad Risal Hirpindi 1910125310089

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya jualah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Inovatif untuk
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Makalah ini telah kami selesaikan dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan rasa hormat
dan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Susilawaty, M.Pd dan Ibu Dessy Dwitalia Sari, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 6D S1 PGSD Universitas Lambung
Mangkurat.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang
membacanya dan dapat menambah ilmu kita khususnya pada mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3.

Banjarmasin, 15 Februari 2022


Penyusun,

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pembelajaran Inovatif...................................................................................3

B. Model Pembelajaran Inovatif........................................................................4

C. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Inovatif Di Sekolah Dasar....5

D. Manfaat Penggunaan Model Pembelajaran Yang Inovatif...........................8

E. Strategi Menyusun/Menggunakan Model Pembelajaran Inovatif Di Kelas


10

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat
kompleks dalam kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan
pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian
menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk
dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain
yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi
atau sering terjadi selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh
sebagian besar unsur belajar selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah
pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi
verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter dalam arti,
gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan
faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa
maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.

Pendidikan di Indonesia mengalami berbagai macam perubahan


yang dapat dilihat dari kurikulum yang argumentasinya lebih kepada
kurikulum tersebut perlu diganti karena tidak sesuai dengan zaman atau
era yang sedang terjadi sehingga diperlukan suatu pembaharuan. Selain
itu, pendidikan di era modern dituntut dengan suatu hal yang baru, hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran sekolah secara khusus berbeda-beda
bergantung dari materi, media dan metode yang digunakan. Pengajaran
yang konvensional cenderung membuat siswa merasa jenuh dengan proses
pembelajaran di kelas. Demikian pula yang terjadi pada pelajaran bahasa
Indonesia yang selama ini belum dibelajarkan secara inovatif.

Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran


yang menarik perhatian siswa khususnya pada pendidikan sekolah dasar.

1
Dalam menyajikan suatu pembelajaran yang inovatif diperlukan suatu
model dan

2
media yang sesuai dengan materi atau topik yang sedang dibahas. Guru
sebagai ujung tombak yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan, diharapkan dapat menggunakan model dan media
pembelajaran yang inovatif dalam membelajarkan bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran inovatif?
2. Apa pengertian model pembelajaran inovatif?
3. Apa saja model pembelajaran bahasa indonesia yang inovatif di
sekolah dasar?
4. Apa saja manfaat penggunaan model pembelajaran yang inovatif?
5. Apa strategi menyusun/menggunakan model pembelajaran inovatif di
kelas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran inovatif.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inovatif.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran bahasa indonesia yang inovatif
di sekolah dasar.
4. Untuk mengetahui manfaat penggunaan model pembelajaran yang
inovatif.
5. Untuk mengetahui strategi menyusun/menggunakan model
pembelajaran inovatif di kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran Inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran
konvensional akan membuat peserta didik kurang tertarik dan termotivasi
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya
hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh
siswa. Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas
cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. Pembelajaran inovatif lebih
mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar
belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman
konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah
seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru
dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Otonomi siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan
seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Pembelajaran semacam ini
disebut dengan pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran dimana


seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan
gagasannya. Disamping aktif, pembelajaran juga harus menyenangkan.

Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan erat dengan suasana


belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar. Keadaan yang aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup, jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu

3
menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para siswa, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai.

B. Model Pembelajaran Inovatif


Dalam bagian ini pembicaraan difokuskan pada dua hal, yakni (1)
hal yang berkaitan dengan pembelajaran inovatif (termasuk di dalamnya
pendekatan, model, metode, dan teknik), serta (2) hal yang berkaitan
dengan kecerdasan ganda. Kedua hal tersebut perlu dikuasai guru sebagai
agen pembelajaran karena dengan penguasaan serta dapat meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran.tersebut, guru dapat mengatasi persoalan-
persoalan yang dialami dalam pembelajaran.

Dalam proses belajar-mengajar dikenal istilah pendekatan, metode,


dan teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan
pengertian yang sama. Artinya, orang menggunakan istilah pendekatan
dengan pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya
menggunakan istilah metode dengan pengertian yang sama dengan
pendekatan, demikian pula dengan istilah teknik dan metode.

Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang


berbeda wa-laupun dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan.
Anthony (Ramelan, 1982) mengatakan bahwa pendekatan mengacu pada
seperangkat asumsi yang saling berkaitan dan merupakan dasar teoretis
untuk suatu metode. Pendekatan adalah prosedur yang digunakan guru
untuk mengarahkan kegiatan siswa pada tujuan yang ingin dicapai,
misalnya pendekatan inkuiri, menemukan sendiri, pemecahan masalah
(Sudjana, 1993).

Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar,


penyusunan serta kemungkinan pengadaan remedi dan pengembangan
bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah guru menetapkan tujuan yang
hendak dicapai, ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai dengan bahan
ajar tersebut. Sesudah itu, guru menentukan bahan ajar yang sesuai dengan
tingkat usia, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang
lingkungan siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan

4
tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar.
Di samping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan
remedi, serta mengem-bangkan bahan ajar tersebut.

Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan


ajar yang telah disusun (dalam metode) berdasarkan pendekatan yang
dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan
guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar-mengajar dapat
berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik
pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas, lingkungan,
kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan
demikian, teknik pembelajaran yang dipakai oleh guru dapat bervariasi
sekali. Untuk metode yang sama, dapat digunakan teknik pembelajaran
yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.

C. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Inovatif Di Sekolah


Dasar
Adapun model model pembelajaran bahasa Indonesia menurut
Krissandi, dkk (2018, 85-138) dikutip dalam (Syihabudin & Ratnasari,
2020) diantaranya:

1. Model Pembelajaran Berbasis Permainan


Permainan mampu menarik minat anak ke dalam materi
pembelajaran. Pada dasarnya semua orang menyenangi permainan.
Kesukaan terhadap permainan karena di dalamnya terdapat unsur
rekreasi dan tantangan sehingga dapat menghilangkan stress. Anak-
anak dengan dunia mereka tidak akan pernah lepas dengan bermain.
Bermain merupakan cara anak-anak untuk belajar tentang ‘dunia’.
Mereka menemukan pengalaman-pengalaman yang berharga dalam
kehidupan melalui bermain. Melalui proses bermainlah sebagian
besar keterampilan dan kemampuan yang dimiliki anak terlatih. Oleh
karena itu, guru seharusnya dapat merancang pembelajaran di kelas
dalam bentuk permainan. Melalui permainan diharapkan proses
belajar mengajar yang dilakukan menjadi efektif.

5
Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh
kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan
menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh keterampilan
berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan
bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih keterampilan
bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan
disebut permainan bahasa. Sebuah permainan disebut permainan
bahasa, apabila suatu aktivitas mengandung kedua unsur kesenangan
dan melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca
dan menulis). Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak pada usia 6–8 tahun
masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan
pemahaman terhadap diri mereka. Aktivitas permainan digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang
menyenangkan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik
kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu
siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari
keterampilanketerampilan dasar sampai pemecahan masalah yang
kompleks. Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah
revolusi pembelajaran di kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang
sunyi selama proses pembelajaran, karena pembelajaran terbaik akan
tercapai di tengah-tengah percakapan di antara siswa.
Terdapat enam tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase
ini diikuti oleh Penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan
daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam
tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa

6
bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir
pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja
kelompok, atau evaluasi tentang apa yang mereka pelajari dan
memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun
individu.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang berbasis masalah. PBL adalah
strategi pembelajaran yang berpusat di mana siswa bersama-sama
memecahkan masalah dan merefleksikan pengalaman mereka, serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah. Karakteristik PBL belajar
adalah didorong oleh tantangan, masalah terbuka atau realita, guru
mengambil peran sebagai “fasilitator” belajar. Dengan demikian,
siswa didorong untuk mengambil tanggungjawab untuk kelompok
mereka dan mengatur dan mengarahkan proses pembelajaran dengan
dukungan dari seorang guru atau instruktur.
Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning) dikenal sebagai pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu
dengan menyajikan kepada siswa situasi masalah yang bermakna
yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan
penyelidikan beserta pemecahan masalahnya. Model pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning) diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan menulis narasi sehingga, karya-karya
yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan kreatif.
4. Model Pembelajaran Inkuiri Bahasa Indonesia
Metode Inkuiri metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran dimana seluruh kemampuan yang dimiliki siswa
dipakai untuk mencari dan melakukan suatu penyelidikan secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah yang sudah dirumuskan oleh siswa sendiri.
5. Model Paikem

7
Pendekatan PAIKEM adalah sebuah strategi pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang
beragam dalam rangka mengembangkan ketrampilan dan
pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.

D. Manfaat Penggunaan Model Pembelajaran Yang Inovatif


Menurut Darmadi (2017), dan sarjana lainnya, bahwa
pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan,
apabila dilakukan dengan cara mengelola media yang berbasis teknologi
dalam proses pembelajaran, sehingga terjadilah proses dalam membangun
rasa percaya diri pada siswa. Dengan pembelajaran yang inovatif
diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan
masalah. Siswa yang seperti ini akan mampu menggunakan penalaran
yang jernih dalam proses memahami sesuatu dan mudah dalam mengambil
pilihan serta membuat keputusan. Hal ini dimungkinkan, karena
pemahaman yang terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Kemampuan
dalam mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat juga dapat
mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang
diperolehnya akan dikembangkan dan dianalisis, sehingga dapat menjawab
pertanyaan tersebut dengan baik (Amri & Ahmadi, 2010; Komara, 2014;
dan Christy, 2017) dalam (Purwadhi, 2019).

Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran yang


dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar mampu belajar.
Siswa harus menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya
berdiam diri, tapi harus berusaha memotivasi dirinya sendiri agar
berkembang. Pembelajaran inovatif akan membangkitkan semangat siswa
untuk menjadi yang terbaik.

Pembelajaran inovatif mensyaratkan adanya hubungan antara siswa


dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.

8
Guru dan siswa bersama sama membangun suasana pembelajaran yang
menyenangkan di kelas, sehingga apa yang menjadi tujuan dari
pembelajaran tersebut bisa tercapai. Pembelajaran inovatif akan
merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat. Pembelajaran inovatif juga akan
membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi masalah (Ismail, 2003;
Burhanuddin, 2014; dan Komara, 2014) dalam (Purwadhi, 2019). Dunia
pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton, dan akan terus
berkembang menjadi semakin baik. Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Juga dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, apabila dilakukan dengan
cara mengelola media yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran,
sehingga terjadi proses dalam membangun rasa percaya diri pada siswa.

Inovasi pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dan


harus dilakukan oleh guru. Dengan membuat inovasi pembelajaran, guru
dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana
pembelajaran seperti itu memudahkan peserta didik dalam memperoleh
ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur pada peserta didik
untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran. (Hapsari & Fatimah,
2021)

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang berpusat pada


siswa. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada
siswa untuk mengonstruksi pengetahuan secara mandiri dan dimediasi
oleh guru dan teman sebaya. Pembelajaran inovatif didasarkan pada
paradigma konstruktivistik. Pembelajaran inovatif yang berlandaskan
paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk menginternalisasi,
membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru.

Pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang


memberdayakan sejumlah strategi belajar secara bervariasi, seperti strategi
belajar berbasis masalah, berbasis proyek, penemuan, Jigsaw, kooperatif,

9
STAD, NHT, think pair share, pembelajaran langsung, learning
community, problem based learning, problem solving, problem posing, dll.
yang berpusat pada siswa dengan memperhatikan kompetensi dan hak-hak
belajarnya, bukan pembelajaran yang didominasi oleh guru dan berpusat
pada guru (Marhaeni, 2007). Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa
Indonesia membutuhkan inovasi. Pembelajaran bahasa Indonesia inovatif
sangat memperhatikan kompetensi dan hak-hak yang dimiliki siswa.Oleh
sebab itu, guru bahasa Indonesia harus dibekali dengan strategi
pembelajaran inovatif. Dengan strategi pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia inovatif, proses pembelajaran dapat bervariasi dan tidak
membosankan siswa karena dalam pembelajaran inovatif digunakan
strategi belajar secara bervariasi. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia inovatif kompetensi dan hak-hak belajar siswa akan
mendapatkan perhatian penuh, bukan pembelajaran yang didominasi oleh
guru dan berpusat pada guru. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia perlu dilakukan inovasi. Di samping itu, dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif juga sangat
diperhatikan kompetensi dan hak-hak belajar yang dimiliki siswa. Oleh
sebab itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif perlu
dikembangkan agar guru bahasa dan sastra Indonesia dapat melaksanakan
dan mewujudkan proses pembelajaran sesuai harapan. Dengan demikian,
dapat tercipta pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif sehingga
proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa.

E. Strategi Menyusun/Menggunakan Model Pembelajaran Inovatif Di


Kelas
Strategi menyusun atau menggunakan model pembelajaran inovatif
di dalam kelas dapat diterapkan dengan beberapa asas sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik, maksudnya paradigma guru sebagai pusat


pembelajaran dan peserta didik sebagai objeknya harus dirubah dengan
menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar aktif
membangun pemahaman dengan jalan merangkai pengalaman lama

10
maupun baru, dengan cara-cara baru sesuai kreativitas peserta didik
sehingga mampu melakukan inovasi sesuai kemampuan masing-
masing peserta didik.
2. Berbasis masalah terkini dan aktual, strategi pembelajaran inovatif
lebih efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah terbaru yang
sebelumnya belum pernah ada karena dengan pembelajaran inovatif
seseorang mampu memecahkan masalah dengan inovasi yang tinggi,
dengan mencari penyelesian dalam masalah yang baru dapat
menambah wawasan bagi peserta didik tentang apa yang sedang terjadi
dan bagaimana cara menghadapinya.
3. Terintegrasi, pada pembelajaran inovatif harus menggunakan asas
terintegrasi, yakni dengan memadukan dua atau lebih pendekatan yang
sehingga banyak inovasi yang dilakukan, dengan memadukan dua
pendekatan akan meningkatkan peserta didik dalam berinovasi.
4. Berbasis masyarakat; masyarakat adalah sumber belajar peserta didik
yang paling kaya, karena masyarakat mampu berubah lebih cepat
daripada pendidikan. Dalam hal ini peserta didik dapat menerapkan
pembelajaran inovatif dengan mengambil masalah dalam suatu
masyarakat dan didiskusikan dalam proses pembelajaran di kelas,
karena masyarakatlah yang dapat dijadikan sumber pembelajaran
berbeda begi peserta didik untuk memahami budaya kultur yang bisa
saja terus berubah-ubah.
5. Pilihan bebas kreatif, strategi pembelajaran inovatif memberikan
kebebasan kepada peserta didik dalam berkreasi sehingga
menumbuhkan pola pikir yang bebas-kreatif, pembelajaran inovatif ini
memberikan kebebasan untuk peserta didik dalam berpikir maupun
menyelesaikan masalahnya karena dengan hal itu pemikiran peserta
didik terus berkembang dan timbulah inovasi baru.
6. Sistemik, strategi pembelajaran inovatif berasas bebas-kreatif namun
tetap mempunyai prosedur yang sisitemik sehingga dengan semakin
banyaknya prasyarat yang dipenuhi akan semakin banyak inovasi yang

11
dihasilkan, walaupun bebas dan kreatif peserta didik tentunya melihat
prosedur yang telah ada.
7. Berkelanjutan, dalam strategi pembelajaran inovatif setiap metode
yang diakukan yang dianggap sudah lama tidak dibuang melainkan
disatukan dengan metode baru sehingga tetap dalam metode yang
berkelanjutan dengan inovasi yang baru, sifat daripada pembelajaran
inovatif ini adalah berkelanjutan untukterus memanfaatkan yang telah
ada dan dikembangkan pada yang lebih baik sehingga dapat digunakan
kembali dalam pembelajaran.

Asas dalam pembelajaran inovatif dapat membantu proses


pembelajaran karena guru telah mengetahui apa yang harus dilakukan
kepada pesrta didik dengan terorganisir, begitupun dengan kurikulum yang
mengatur sistem pembelajaran yang dilakukan di Indonesia berpengaruh
terhadap cara belajar dan memahami pelajaran peserta didik, kurikulum
2013 yang diharapkan mampu menigkatkan kreativitas dan keaktifan
peserta didik di dalam kelas sehingga sangat membantu dalam
pembelajaran inovatif yang akan dilakukan pendidik di sekolah, dalam hal
ini pendidik berperan mengawasi proses pembelajaran yang sedang
dilakukan peserta didik.

Asas-asas dalam pembelajaran inovatif ini sangat memungkinkan


untuk di terapkan di dalam pembelajaran. Perbandingan asas-asas
pembelajaran biasa yang di gunakan dalam pembelajaran dan asas-asas
pembelajaran inovatif berbeda. Pembelajaran umumnya hanya sebatas
pada pendidik, materi, penilaian, evaluasi dan selalu berputar demikian.
Yaitu, pendidik memberikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan
materi, kemudian di lakukannya penilaian yaitu dari ujian, sikap, dll,
setelah itu baru mulai adanya evaluasi yang belum tentu dapat
meningkatkan minat belajar peserta didik. Sedangkan pembelajaran
inovatif dengan asas-asas yang berpusat pada peserta didik, masalah yang
sedang atau mungkin terjadi, masyarakat, kreatif dan berkelanjutan.
Artinya, pembelajaran ini sangat memperhatikan peserta didik dengan
melihat masalah terbaru yang muncul dan memecahkan masalahnya dalam

12
proses pembelajran, kemudian melihat keadaan masyarakat untuk
memastikan kondisi dari peserta didik karena masyarakat adalah sekolah
yang secara tidak langsung mengajari hal-hal baru juga terhadap peserta
didik, lalu adanya unsur baru yang kreatif guna membangun kebebasan
peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada dan proses ini tetap
berkelanjutan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif
berarti upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan karena
karena pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program
pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau pembelajaran yang
sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan. Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang langsung memecahkan masalah yang
sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas.jadi pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau
upaya menigkatkan semua kemampuan positif dalam proses
pengembangan potensi atau kemampuan siswa dan peran siswa sebagai
pihak yang paling aktif, dan guru sebagai pembimbing, dalam kegiatan
pembelajaran siswa.

B. Saran
Calon guru SD perlu memahami model dan media pembelajaran
bahasa Indonesia agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran saat
menjadi guru nantinya sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, B. U., & Mohamad, N. (2015). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.


Jakarta: Bumi Aksara.

Hapsari, I. I., & Fatimah. (2021). Inovasi Pembelajaran Sebagai Strategi


Peningkatan Kualitas Guru Di SDN 2 Setu Kulon. Prosiding dan Web
Seminar (Webinar) “Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar Menuju Era
Human Society 5.0”, 191-192.

Purwadhi. (2019). Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa.


Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, 4 (1), 23-30.

Putrayasa, I. B. (2007). Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional.


Makalah Disajikan dalam Seminar Pengembangan Kompetensi bagi
Guru-guru SMP se-Kecamatan Tejakula.

Syihabudin, S. A., & Ratnasari, T. (2020). Model Pembelajaran Bahasa Indonesia


yang Efektif pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal BELAINDIKA, 21-31.

Umamah, R., & dkk. (2019). Strategi Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran
Thaharah. Jurnal Penelitian, 13(1), 1-5.

15

Anda mungkin juga menyukai