Dosen Pengampu :
1. Ibu Dr. Hj. Susilawaty, M.Pd dan Ibu Dessy Dwitalia Sari, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 6D S1 PGSD Universitas Lambung
Mangkurat.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang
membacanya dan dapat menambah ilmu kita khususnya pada mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pembelajaran Inovatif...................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat
kompleks dalam kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan
pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian
menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk
dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain
yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi
atau sering terjadi selama ini adalah bahwa pembelajaran diartikan oleh
sebagian besar unsur belajar selama ini, baik itu guru maupun siswa adalah
pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi
verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter dalam arti,
gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan
faham-faham yang tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa
maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.
1
Dalam menyajikan suatu pembelajaran yang inovatif diperlukan suatu
model dan
2
media yang sesuai dengan materi atau topik yang sedang dibahas. Guru
sebagai ujung tombak yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan, diharapkan dapat menggunakan model dan media
pembelajaran yang inovatif dalam membelajarkan bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran inovatif?
2. Apa pengertian model pembelajaran inovatif?
3. Apa saja model pembelajaran bahasa indonesia yang inovatif di
sekolah dasar?
4. Apa saja manfaat penggunaan model pembelajaran yang inovatif?
5. Apa strategi menyusun/menggunakan model pembelajaran inovatif di
kelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran inovatif.
2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inovatif.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran bahasa indonesia yang inovatif
di sekolah dasar.
4. Untuk mengetahui manfaat penggunaan model pembelajaran yang
inovatif.
5. Untuk mengetahui strategi menyusun/menggunakan model
pembelajaran inovatif di kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran Inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran
konvensional akan membuat peserta didik kurang tertarik dan termotivasi
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya
hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh
siswa. Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas
cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. Pembelajaran inovatif lebih
mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar
belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman
konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah
seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru
dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Otonomi siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan
seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Pembelajaran semacam ini
disebut dengan pembelajaran aktif.
3
menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para siswa, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai.
4
tingkat kesukaran, yakni dari yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar.
Di samping itu, guru merencanakan pula cara mengevaluasi, mengadakan
remedi, serta mengem-bangkan bahan ajar tersebut.
5
Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh
kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan
menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh keterampilan
berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan
bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih keterampilan
bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan
disebut permainan bahasa. Sebuah permainan disebut permainan
bahasa, apabila suatu aktivitas mengandung kedua unsur kesenangan
dan melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca
dan menulis). Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Anak-anak pada usia 6–8 tahun
masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan
pemahaman terhadap diri mereka. Aktivitas permainan digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang
menyenangkan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik
kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu
siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari
keterampilanketerampilan dasar sampai pemecahan masalah yang
kompleks. Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah
revolusi pembelajaran di kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang
sunyi selama proses pembelajaran, karena pembelajaran terbaik akan
tercapai di tengah-tengah percakapan di antara siswa.
Terdapat enam tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan
pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa belajar. Fase
ini diikuti oleh Penyajian informasi; seringkali dengan bahan bacaan
daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam
tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa
6
bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir
pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja
kelompok, atau evaluasi tentang apa yang mereka pelajari dan
memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun
individu.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang berbasis masalah. PBL adalah
strategi pembelajaran yang berpusat di mana siswa bersama-sama
memecahkan masalah dan merefleksikan pengalaman mereka, serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah. Karakteristik PBL belajar
adalah didorong oleh tantangan, masalah terbuka atau realita, guru
mengambil peran sebagai “fasilitator” belajar. Dengan demikian,
siswa didorong untuk mengambil tanggungjawab untuk kelompok
mereka dan mengatur dan mengarahkan proses pembelajaran dengan
dukungan dari seorang guru atau instruktur.
Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning) dikenal sebagai pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu
dengan menyajikan kepada siswa situasi masalah yang bermakna
yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan
penyelidikan beserta pemecahan masalahnya. Model pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning) diharapkan mampu
meningkatkan keterampilan menulis narasi sehingga, karya-karya
yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan kreatif.
4. Model Pembelajaran Inkuiri Bahasa Indonesia
Metode Inkuiri metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran dimana seluruh kemampuan yang dimiliki siswa
dipakai untuk mencari dan melakukan suatu penyelidikan secara
sistematis, kritis, logis, dan analitis untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah yang sudah dirumuskan oleh siswa sendiri.
5. Model Paikem
7
Pendekatan PAIKEM adalah sebuah strategi pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang
beragam dalam rangka mengembangkan ketrampilan dan
pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
8
Guru dan siswa bersama sama membangun suasana pembelajaran yang
menyenangkan di kelas, sehingga apa yang menjadi tujuan dari
pembelajaran tersebut bisa tercapai. Pembelajaran inovatif akan
merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat. Pembelajaran inovatif juga akan
membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi masalah (Ismail, 2003;
Burhanuddin, 2014; dan Komara, 2014) dalam (Purwadhi, 2019). Dunia
pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton, dan akan terus
berkembang menjadi semakin baik. Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Juga dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, apabila dilakukan dengan
cara mengelola media yang berbasis teknologi dalam proses pembelajaran,
sehingga terjadi proses dalam membangun rasa percaya diri pada siswa.
9
STAD, NHT, think pair share, pembelajaran langsung, learning
community, problem based learning, problem solving, problem posing, dll.
yang berpusat pada siswa dengan memperhatikan kompetensi dan hak-hak
belajarnya, bukan pembelajaran yang didominasi oleh guru dan berpusat
pada guru (Marhaeni, 2007). Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa
Indonesia membutuhkan inovasi. Pembelajaran bahasa Indonesia inovatif
sangat memperhatikan kompetensi dan hak-hak yang dimiliki siswa.Oleh
sebab itu, guru bahasa Indonesia harus dibekali dengan strategi
pembelajaran inovatif. Dengan strategi pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia inovatif, proses pembelajaran dapat bervariasi dan tidak
membosankan siswa karena dalam pembelajaran inovatif digunakan
strategi belajar secara bervariasi. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia inovatif kompetensi dan hak-hak belajar siswa akan
mendapatkan perhatian penuh, bukan pembelajaran yang didominasi oleh
guru dan berpusat pada guru. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia perlu dilakukan inovasi. Di samping itu, dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif juga sangat
diperhatikan kompetensi dan hak-hak belajar yang dimiliki siswa. Oleh
sebab itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif perlu
dikembangkan agar guru bahasa dan sastra Indonesia dapat melaksanakan
dan mewujudkan proses pembelajaran sesuai harapan. Dengan demikian,
dapat tercipta pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia inovatif sehingga
proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa.
10
maupun baru, dengan cara-cara baru sesuai kreativitas peserta didik
sehingga mampu melakukan inovasi sesuai kemampuan masing-
masing peserta didik.
2. Berbasis masalah terkini dan aktual, strategi pembelajaran inovatif
lebih efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah terbaru yang
sebelumnya belum pernah ada karena dengan pembelajaran inovatif
seseorang mampu memecahkan masalah dengan inovasi yang tinggi,
dengan mencari penyelesian dalam masalah yang baru dapat
menambah wawasan bagi peserta didik tentang apa yang sedang terjadi
dan bagaimana cara menghadapinya.
3. Terintegrasi, pada pembelajaran inovatif harus menggunakan asas
terintegrasi, yakni dengan memadukan dua atau lebih pendekatan yang
sehingga banyak inovasi yang dilakukan, dengan memadukan dua
pendekatan akan meningkatkan peserta didik dalam berinovasi.
4. Berbasis masyarakat; masyarakat adalah sumber belajar peserta didik
yang paling kaya, karena masyarakat mampu berubah lebih cepat
daripada pendidikan. Dalam hal ini peserta didik dapat menerapkan
pembelajaran inovatif dengan mengambil masalah dalam suatu
masyarakat dan didiskusikan dalam proses pembelajaran di kelas,
karena masyarakatlah yang dapat dijadikan sumber pembelajaran
berbeda begi peserta didik untuk memahami budaya kultur yang bisa
saja terus berubah-ubah.
5. Pilihan bebas kreatif, strategi pembelajaran inovatif memberikan
kebebasan kepada peserta didik dalam berkreasi sehingga
menumbuhkan pola pikir yang bebas-kreatif, pembelajaran inovatif ini
memberikan kebebasan untuk peserta didik dalam berpikir maupun
menyelesaikan masalahnya karena dengan hal itu pemikiran peserta
didik terus berkembang dan timbulah inovasi baru.
6. Sistemik, strategi pembelajaran inovatif berasas bebas-kreatif namun
tetap mempunyai prosedur yang sisitemik sehingga dengan semakin
banyaknya prasyarat yang dipenuhi akan semakin banyak inovasi yang
11
dihasilkan, walaupun bebas dan kreatif peserta didik tentunya melihat
prosedur yang telah ada.
7. Berkelanjutan, dalam strategi pembelajaran inovatif setiap metode
yang diakukan yang dianggap sudah lama tidak dibuang melainkan
disatukan dengan metode baru sehingga tetap dalam metode yang
berkelanjutan dengan inovasi yang baru, sifat daripada pembelajaran
inovatif ini adalah berkelanjutan untukterus memanfaatkan yang telah
ada dan dikembangkan pada yang lebih baik sehingga dapat digunakan
kembali dalam pembelajaran.
12
proses pembelajran, kemudian melihat keadaan masyarakat untuk
memastikan kondisi dari peserta didik karena masyarakat adalah sekolah
yang secara tidak langsung mengajari hal-hal baru juga terhadap peserta
didik, lalu adanya unsur baru yang kreatif guna membangun kebebasan
peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada dan proses ini tetap
berkelanjutan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif
berarti upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan karena
karena pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program
pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau pembelajaran yang
sejenis sedang dijalankan akan tetapi perlu perbaikan. Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang langsung memecahkan masalah yang
sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas.jadi pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau
upaya menigkatkan semua kemampuan positif dalam proses
pengembangan potensi atau kemampuan siswa dan peran siswa sebagai
pihak yang paling aktif, dan guru sebagai pembimbing, dalam kegiatan
pembelajaran siswa.
B. Saran
Calon guru SD perlu memahami model dan media pembelajaran
bahasa Indonesia agar dapat menerapkannya dalam pembelajaran saat
menjadi guru nantinya sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai.
14
DAFTAR PUSTAKA
Umamah, R., & dkk. (2019). Strategi Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran
Thaharah. Jurnal Penelitian, 13(1), 1-5.
15