Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PROSPEK PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH :
PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD
DOSEN PENGAMPU :
Yayuk hartini, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8 4D PGSD
Muhammad Qastalani Imawan 1910125210109
Nisa kamila 1910125220044
Nor Halis 1910125220059
Wayan Leni 1910125320024

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan “Makalah prospek
pengembangan kurikulum masa depan ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
lulus mata kuliah Pengembangan kurikulum di sd. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas penyusunan laporan ini:
1. Yayuk hartini, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan kurikulum di
sd .
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu Kami
mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis maupun para pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh

Banjarmasin, 19 april 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
C. TUJUAN.....................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. KEBUTUHAN PENDIDIKAN DIMASA DEPAN.....................................................................3
B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT INDONESIA PADA MSA DEPAN...............................4
C. KEBUTUHAN PENDIDIKAN MASA DEPAN.......................................................................10
D. PROFIL KURIKULUM MASA DEPAN..................................................................................10
E. KONSEP DAN PRINSIP KURIKULUM MASA DEPAN.......................................................11
F. FOKUS PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN.................................................18
G. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN...................................20
BAB III......................................................................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................23
B. SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan di masa depan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana
cita-cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Bagi masyarakat suatu bangsa, pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang akan menentukan masa depannya. Menghadapi masa
depan yang sudah pasti diisi dengan arus globalisasi dan keterbukaan serta kemajuan
dunia informasi dan komunikasi, pendidikan akan semakin dihadapkan terhadap berbagai
tantangan dan permasalahan yang lebih rumit dari pada masa sekarang atau sebelumnya.
Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di masa depan
perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
nasional dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa kebutuhan pendidikan pada masa depan ?

2 . bagaimana karakteristik masyarakat Indonesia pada masa depan ?

3 . apa kebutuhan pendidikan masa depan ?

4 . bagaimana profil kurikulum masa depan ?

5 . bagaimana konsep dan prinsip kurikulum masa depan ?

6 . apa saja focus kurikulum masa depan ?

7 . bagaimana pendekatan pengembangan kurikulum masa depan ?

C. TUJUAN
1 . mengetahui kebutuhan pendidikan pada masa depan

1
2 . mengetahui karakteristik masyarakat Indonesia pada masa depan

3 . mengetahui kebutuhan pendidikan masa depan

4 . mengetahui profil kurikulum masa depan

5 . mengetahui konsep dan prinsip kurikulum masa depan

6 . mengetahui focus kurikulum masa depan

7 . mengetahui pendekatan pengembangan kurikulum masa depan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN PENDIDIKAN DIMASA DEPAN


Pembangunan pendidikan harus mampu memberikan arti fungsional bagi
pembangunan nasional dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan kata lain,
sistem pendidikan harus berkaitan dengan sepadan dengan kebutuhan pembangunan yang
terus berubah dan berkembang setiap saat. Untuk itu maka departemen Pendidikan dan
kebudayaan terus mencari dan mengoperasionalkan konsep keterkaitan dan kesepadanan
(link and match) dalam berbagai kebijakan dan program-program pembangunan. Secara
umum dapat di temukan tiga prinsip penting dalam link and match yaitu sebagai berikut.
Pertama, sistem pendidikan harus terkait dan sepadan dengan kebutuhan yang terus
berkembang dari berbagai sektor industri tenaga kerja yang menguasai keterampilan dan
keahlian profesional dalam berbagai cabang IPTEK. Kedua, sistem pendidikan harus
terkait dan sepanjang dengan nilai-nilai sikap, perilaku dan etos kerja masyarakat yang
sudah mulai mengarah pada era industri dan teknologi. Ketiga, sistem pendidikan harus
terkait sepadan dengan masa depan yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan
yang terus berlangsung dalam era Indonesia modern.

Ketiga dasar filsafat dari link and match tersebut di atas mengisyaratkan pada kita
bahwa masa depan selalu ditandai dengan perubahan yang sering tidak bisa diperkirakan
sebelumnya. untuk itu kita tidak hanya dituntut untuk memikirkan apa yang telah dan
sedang terjadi sekarang tetapi juga berpikir jauh kedepan. Hal ini penting agar kita bisa
menempatkan diri di depan dan tidak hanyut dengan masalah dan tantangan yang
menghadang kita. Untuk itu marilah kita sejenak memandang ke depan dan mengamati
berbagai kecenderungan perubahan yang mungkin terjadi sehingga kita dapat
menempatkan fungsi kita setepat-tepatnya dalam proses pembangunan nasional yang
yang sarat dengan tantangan tersebut. Perubahan itu sendiri akan terus berlangsung
sebagai akibat dari dinamika modernisasi bangsa. Akibat modernisasi bangsa itu teramat

3
kompleks dan multimensional serta mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia dan
masyarakat. Dalam satu ungkapan kunci dinamika modernisasi itu dapat digambarkan
dalam ungkapan "mengubah untuk berubah" . Dari ungkapan tersebut menjadi jelas
bahwa kita tidak seyogyanya menjadi pengikut atau bahwa menjadi korban perubahan
tetapi harus mampu memimpin perubahan sehingga masa depan tidak lagi tindakan dai
dengan ketidakjelasan (uncertainty).

B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT INDONESIA PADA MSA DEPAN


Perubahan zaman yang kian cepat menuntut kita untuk mempersiapkan generasi
baru yang sanggup menghadapi zaman baru yang akan datang. Manusia Indonesia masa
depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan tersebut. Tidak semua yang dapat kita
ikuti dalam perubahan zaman kita perlu memfiltrasi mana yang baik dan yang tidak.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya makin mengalami percepatan serta
meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, hal ini disebabkan oleh
percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi.
Tidak perlu diragukan lagi untuk zaman sekarang karena bisa serba instan. Dimana mana
bisa dilakukan tanpa HAM menunggu waktu lama dan itu semua tentu ada dampak
negative dan positifnya. Oleh karena itu Pendidikan berkewajiban mempersiapkan
generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang.
Tantangan yang hams dihadapi manusia masa depan adalah kemampuan menyesuaikan
diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang, wawasan dan
pengetahuan yang memadai tentang iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan
arus informasi ya semakin padat dan cepat, dan mampu bekerja secara efisien sebagai
cikal bakal kemampuan profesional.

Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat mempunyai
beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di
masa depan yaitu :

1. Kecenderungan Globalisasi yang Makin Kuat

4
Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di
belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu
dan masyarakat di belahan dunia yang lain. (A.G. Mc.Grew, 1992). Globalisasi pada
saat sekarang ini, tampaknya tidak akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia
dalam berbagai aspek kehidupannya. Menolak dan menghindari globalisasi sama
artinya dengan mengucilkan diri dari masyarakat Internasional. Berbagai tanggapan
dan kecenderungan perilaku masyarakat dalam menghadapi globalisasi secara garis
besar dapat dibedakan menjadi sikap positif dan negatif sebagai berikut :
 Dampak positif
1) Penerimaan secara terbuka
2) Mengembangkan sikap antisipasi dan selektif Adaptif
3) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli
 Dampak negative
1) Tertutup dan was-was
2) Acuhtakacuh
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan-perubahan modernisasi

Ternyata globalisasi berpengaruh terhadap aspek kehidupan masyarakat :


a. Pengaruh Dalam Kehidupan Masyarakat
1) Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahannya dijalankan secara jujur, bersih, dan dinamis tentunya
akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Dilihat dari aspek globalisasi
ekonomi, terbukanya pasar Internasional, meningkatnya kesempatan kerja
dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya ha1 tersebut akan
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa. Dari globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola
berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari
bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang

5
pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
2) Pengaruh negative
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di
Indonesia. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung
meniru budaya barat oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi.
Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar
perilaku sesama warga.
b. Pengaruh dalam Dunia Pendidikan
Seiring dengan pesatnya arus globalisasi, tuntutan dan tantangan
kehidupan pun meningkat tidak terkecuali dalam dunia pendidikan yang juga
memasuki perkembangan baru. Sayangnya, reformasi dunia pendidikan Indonesia
berjalan lambar dikarenakan adanya sistem sentralisasi sementara proses
globalisasi terus berjalan. Tradisi, agama dan budaya hams berhubungan dalam
proses internalisasi pendidikan dan globalisasi untuk tercapainya target sistem
pendidikan. Namun masyarakat kita tidak memiliki kemampuan untuk berfikir
secara global dan kurangnya keterpedulian terhadap masalah-masalah global.
Sekarang, sekolah-sekolah sudah mulai mencapai standar nasional dan global
sehingga siswa hams dapat beradaptasi pada sistem tersebut.
Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan
tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi, pendidikan
diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing dipasar dunia persaingan untuk
menciptakan negara yang kuat terutama dibidang ekonomi, sehingga dapat masuk

6
dalam jajaran raksasa ekonomi tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara
kemampuan otak yang memampuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang
tinggi. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras
dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.Tidak dapat kita pungkiri bahwa
masih banyak masyarakat Indonesia yang masih berada dibawah garis
kemiskinan. Realitas menunjukkan, krisis yang menimpa dunia pendidikan di
Indonesia. Khususnya kualitas pendidikan yang rendah, merupakan persoalan
yang sangat kompleks. Prasarana, sarana, dan fasilitas kurang memadai.
Anggaran pendidikan nasional yang sangat minim dan banyaknya guru yang
mengajar tidak sesuai dengan keahlian atau memang belum layak.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan clan Teknologi (IPTEK)
Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari lembaga pendidikan. IPTEK itu
memang tidak segaris lurus dengan pencipta kesejahteraan masyarakat dalam rangka
kebijakan IPTEK secara Nasional. Kalau kita lihat disaat sekarang tidak bisa dipungkiri
kalau IPTEK sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia contohnya
komputer, handphone adalah salah satu bentuk kemajuan teknologi yang makin banyak
dipergunakan oleh masyarakat untuk mempermudah aktifitas kehidupannya.
a. Dampak Positif Perkembangan IPTEK
 Memberikan berbagai kemudahan
Perkembangan IPTEK dapat membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama
yang berhubungan dengan kegiatan perindustrisan dan telekomunikasi.
Contoh dari dampak perkembangan PTEK seperti kegiatan pertanian, yang
dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat tradisonal, kini sudah
menggunakan peralatan mesin. Sehingga aktifitas penanaman dapat lebih
cepat dilaksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan tidak pula terlalu
membutuhkan tenaga yang banyak.
 Mempermudah meluasnya sebagai informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa
informasi kita akan serba ketinggalan. Terlebih lagi ketika berbagai media

7
cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau tidak
mau hal bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada masa dahulu,
kegiatan pengiriman berita sangat lambat, namun sekarang dengan adanya
handphone kita bisa dengan mudah mengetahui keadaan atau memperoleh
berita tentang sesuatu tanpa harus menunggu balasan yang lama.
 Menambah Pengetahuan dan Wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya
orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya.
Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan elektronik seperti
komputer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang
menjamur. Dimana tidak hanya orang tertentu yang mampu menggunakannya,
bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat menggunakannya. Inilah
pengaruh positif perkembangan iptek di era globalisasi terhadap ilmu
pengetahuan dan wawasan masyarakat kita.
b. Dampak negatif perkembangan IPTEK
 Mempengaruhi Pola Berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta
suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan
pada berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut
tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak terhadap
pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagai media elektronik. Hilangnya budaya Tradisional.
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mall, perhotelan, dll,
mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam
perdagangan yang dulunya lebh dikenal sebagai pasar tradisional kini berubah
menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak dan remaja
yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
 Banyak menimbulkan berbagai kerusakan
Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
namun hingga akhir ini, Indonesia lebih dikenal sebagai Negara yang sedans

8
berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita juga tidak
mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah menjadi
Negara maju. Kemajuan IPTEK tidak hanya merusak kebudayaan asli
nasional juga perubahan sikap dan moral anak bangsa khususnya generasi
muda.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Cepat dan Pesat
Pada umumnya bentuk komunikasi langsung (verbal atau non verbal) di kenal
sebagai komunikasi antar pribadi baik komunikasi antar orang, maupun komunikasi
dalam kelompok kecil dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang
berkomuniasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah
komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speaker
audience communication).
Beberapa unsur proses komunikasi yaitu : (a) sumber pesan, (b) penyandian, (c) transmisi
pesan, (d) saluran, (e) pembuka sandian, (f) reaksi internal penerima sesuai pemahaman
pesan yang diterimanya. (g) gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada
semua unsur dasar lainnya. Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang
makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur
dalam proses komunikasi tersebut.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin
cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota
masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis
yang semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut
suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya.
Layanan yang diberikan oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan
semakin penting untuk kebutuhan masyarakat tersebut. Status profesional memerlukan
persyaratan yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya.
Sehingga tuntutan mutu layanan profesional tersebut semakin tinggi pula hal itu
menuntut suatu kerja sama antar tenaga profesional yang semakin erat. Dengan demikian,
kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan akan lebih baik
lagi.

9
C. KEBUTUHAN PENDIDIKAN MASA DEPAN
1. menghasilkan SDM yang memiliki 3 ciri utama : menguasai iptek , memiliki
kreativitas dan solidaritas social

2. membekali kompetensi dengan kemampuan dasar : dasar keagamaan , akademik ,


ekonomik dan social pribadi

3. kemampuan belajar sepanjang hayat

4. pemanfaatan teknologi

5. pendidikan moral

D. PROFIL KURIKULUM MASA DEPAN


Kurikulum disusun untuk mengantisipikasi perkembangan masa depan.
Kurikulum untuk masa depan, dalam hal ini kurikulum sebagai focus pendidikan dalam
membentuk generasi baru yaitu kurikulum dikembangkan untuk mengembangkan
kehidupan masa depan dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang diinginkan
bangsa sehingga bisa memenuhi kualitas yang diperlukan di kehidupan masa mendatang.
ekurikulum yang merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan
membolehkan mereka memahami kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar
sepanjang hayat. Pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan
pengetahuan baru dan dimurnikan bagi melahirkan celik akal melalui banding beza,
membuat induksi, deduksi dan menganalisis. Pengalaman belajar memberikan murid
peluang untuk menggunakan pengetahuan secara bermakna bagi membolehkan mereka
membuat keputusan dan untuk membentuk pemikiran kritikal, kreatif, dan futuristic serta
penyelesaian penyelesaian masalah seperti Kajian Masa Depan.

10
E. KONSEP DAN PRINSIP KURIKULUM MASA DEPAN
a. Konsep kurikulum masa depan

1. Konsep Pengembangan Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai manhaj, yang merupakan cahaya, atau jalan ringan
yang dilewati manusia di bidang kehidupannya. Sedangkan kurikulum dalam konteks
pendidikan, berarti jalur cerah yang dilalui oleh guru bersama siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai (Hasan Baharun
2017, p. 89-90). Sedangkan Menurut Taba dalam Nasution menafsirkan kurikulum
sebagai "rencana pembelajaran", yang direncanakan untuk pembelajaran anak-anak.
Pandangan tradisional tentang kurikulum, merumuskan bahwa kurikulum adalah
beberapa mata pelajaran yang harus diambil oleh siswa untuk mendapatkan ijazah
(Lazwardi 2017, p. 101).
Kurikulum memiliki pemahaman yang sangat luas, mulai dari upaya terbatas
untuk mempengaruhi siswa untuk belajar di dalam dan di luar kelas, hingga pemahaman
yang luas di mana kurikulum juga mencakup fasilitas dan infrastruktur pendidikan, siswa
dan bahkan anggota masyarakat yang harus melakukan proses pendidikan.
diimplementasikan (Suradnya 2009, p. 162).
kurikulum diartikan sebagai referensi untuk melaksanakan pendidikan dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
menghasilkan sekolah yang berkualitas seiring dengan meningkatnya permintaan akan
kualitas dan kualitas sekolah yang merupakan salah satu tujuan pendidikan. Definisi
paling umum dari kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang akan diajarkan
kepada siswa. Konsep kurikulum sebagai pengalaman belajar lebih baik menggambarkan
situasi yang lebih akurat daripada konsep lain. Sekolah didirikan untuk mendidik siswa,
yaitu bahwa mereka berkembang sesuai dengan jalur tertentu. Perkembangan ini hanya
dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang mereka peroleh. Kurikulum sebagai cetak

11
biru untuk pendidikan harus mengarah pada penyediaan pengalaman belajar bagi siswa
yang dirancang dengan baik dan diimplementasikan dengan benar. Kurikulum juga sering
diartikan sebagai materi pelajaran atau materi pelajaran untuk peserta didik, atau rencana
pelajaran. Baik itu rencana, dokumen, atau pedoman belajar, atau pengalaman belajar
yang diadopsi oleh seseorang, akan mengarahkannya dalam melakukan kegiatan belajar
(Lase 2018, p. 49-50).
Kurikulum memiliki posisi yang sangat penting dalam seluruh proses pendidikan.
Konsep kurikulum berkembang sesuai dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan alur atau teori pendidikan. Oleh karena itu,
pengalaman belajar yang disusun di dalam kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (Fitrah 2015, p. 42-50).
Dalam konteks pengembangan kurikulum, ini adalah proses perencanaan
kurikulum untuk menbuahkan rencana kurikulum yang luas dan jelas. Proses tersebut
terkait dengan pemilihan dan pengorganisasian berbagai komponen dari situasi belajar-
mengajar, termasuk penetapan jadwal untuk memanaje kurikulum dan menentukan
tujuan, mata pelajaran, aktivitas, sumber dan ukuran pengembangan kurikulum yang
mengacu pada penciptaan sumber daya dan rencana unit, serta jalur pelajaran kurikulum
ganda lainnya, untuk memfasilitasi proses pembelajaran (Yu’timaalahuyatazaka 2016, p.
140).
Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang komprehensif, yang meliputi
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum yaitu langkah terdepan
dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang akan dipakai oleh guru dan siswa.
Penerapan kurikulum atau yang biasa disebut implementasi kurikulum berupaya
memindahkan perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi
kurikulum adalah tahap akhir pengembangan kurikulum untuk melihat sejauh mana hasil
pembelajaran, tingkat pencapaian program yang direncanakan, dan hasil dari kurikulum
tersebut. Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan orang-orang yang
berhubungan langsung dengan dunia pendidikan, tetapi juga melibatkan banyak individu,
seperti politisi, wirausahawan, orang tua siswa, dan elemen masyarakat lainnya yang
merasa tertarik dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan

12
pengembangan kurikulum pada intinya adalah aturan atau undang-undang yang akan
menginspirasi kurikulum (Kamal 2014, p. 230-231). Melihat uraian di atas, jelas bahwa
keberadaan kurikulum sangat diperlukan. Kurikulum adalah komponen terpenting di
samping guru dan fasilitas. Dengan kurikulum, akan ada gambaran yang jelas tentang
tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran yang akan diproses, program
pembelajaran yang akan dilakukan, dan kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan. Kurikulum memberikan bimbingan kepada guru untuk menyusun
dan menerapkan program pembelajaran. Tinjauan tentang kualitas output yang tinggi
juga dapat diperkirakan dari kurikulum yang diterapkan (J. Susilo 2016, p. 46).

2. Konsep Pembelajaran

Istilah belajar adalah pengembangan dari istilah mengajar dan istilah mengajar
dan belajar, sebagai terjemahan dari istilah mengajar yang terdiri dari dua kata, yaitu
belajar dan mengajar. Belajar yaitu proses yang ditandai oleh perubahan dalam diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari suatu proses pembelajaran dapat ditunjukkan
dalam pelbagai bentuk seperti mengubah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan,
kekuatan reaksi, dan penerimaan individu. Sementara Mengajar adalah mengkondisikan
suatu lingkungan sehingga kegiatan belajar diciptakan, dengan kata lain mengajar adalah
belajar siswa. Dari kedua istilah tersebut, dapat ditarik kesimpulan untuk definisi
pembelajaran, yaitu interaksi antara peserta didik (learning / learning) dan pendidik
(teaching / teaching) melalui penggunaan berbagai media / sumber belajar. Sejalan
dengan itu, dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat (20) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi siswa
dengan pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Istilah pembelajaran
dalam garis besar dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara komponen-
komponen sistem pembelajaran dengan tujuan mencapai hasil pembelajaran. Ini berarti
bahwa pembelajaran adalah proses transaksional (timbal balik timbal balik) antara
komponen-komponen sistem pembelajaran, yaitu pendidik, siswa, bahan ajar, media, alat,
prosedur dan proses pembelajaran guna mencapai perubahan komprehensif pada siswa.

13
Perubahan komprehensif berarti perubahan mendalam dan esensial dalam
perilaku, sikap, pengetahuan, dan kemampuan makna pada siswa yang dapat berguna
untuk menyelesaikan tugas/kewajiban dalam kehidupan mereka, sehingga melalui
kegiatan pembelajaran yang berkelanjutan, semua kebutuhan hidup siswa ini sebagai
pribadi. manusia akan terpenuhi. Belajar adalah proses sistematis di mana semua
komponen, termasuk guru, siswa, materi dan lingkungan belajar adalah komponen
penting untuk keberhasilan pembelajaran.
Belajar sebagai suatu sistem menggunakan pendekatan sistem dalam desain
pembelajaran. Mengingat sistem, semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas,
sejumlah kata kunci dari istilah pembelajaran dapat ditarik, yaitu pembelajaran adalah
proses yang melibatkan interaksi antara instruktur dan siswa, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan berbagai media pembelajaran, dan diambil untuk
mendapatkan perubahan dalam perilaku secara keseluruhan (Fujiawati 2016, p. 20-22).
proses yang menentukan bagaimana kurikulum akan dilaksanakan. Agar
pengembangan kurikulum berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan, maka
pengembangan kurikulum membutuhkan dasar pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum menurut Dimyati dan Mudjiono mengacu pada tiga elemen,
yaitu 1) nilai-nilai dasar yang merupakan filosofi dalam pendidikan manusia yang
lengkap, 2) fakta empiris yang tercermin dalam implementasi kurikulum, baik
berdasarkan penilaian kurikulum, studi, dan survei lain, dan 3) dasar teoretis yang
merupakan arah pengembangan dan kerangka kerja penyorotan.

b. Prinsip kurikulum masa depan


Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena
itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk
menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum (Fitroh 2011, p. 1-7).

14
Sukmadinata menyatakan prinsip pengembangan kurikulum yang terbagi menjadi
dua jenis, yaitu prinsip umum dan prinsip spesifik. Prinsip umum pengembangan
kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, kepraktisan dan efektivitas. Prinsip-
prinsip ini adalah lanskap yang kuat untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat. Prinsip khusus pengembangan kurikulum adalah
berkaitan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang berkaitan dengan pemilihan konten
pendidikan, prinsip yang berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip
yang berkaitan dengan pemilihan media dan alat belajar, dan prinsip yang berkaitan
dengan pemilihan kegiatan penilaian. Hal yang sama dinyatakan oleh Hernawan di
Sudrajat menyarankan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi
Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi
epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan
kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis), Maka dalam membuat
kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di
sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di
dunia kerja yang akan datang. Dalm realitanya prinsip diatas memang harus betul
betul di perhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang
tidak kalah penting harus sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka
selaras dalam upaya membangun negara (Asmariani 2014, p. 60).
2. Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi
dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa
untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang
untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid,

15
tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian
berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak.
Kurikulum ini mempersiapkan anak-anak untuk saat ini dan masa depan. Kurikulum
tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar belakang
dan kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum masih bisa dilakukan
Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik
untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki
kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat,
kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka (Mansur 2016, p. 3).
3. Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan.
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan
antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi
pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau
membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik).
Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan
berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi
lainnya. Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku
dan memberikan kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih
program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam
menempuh program pembelajaran. pembelajaran (Zainab 2017, p. 366).
4. Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital
dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan pembelajaran
agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri menawarkan
berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia
barat. Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia
untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak

16
generasi penerus bangsa untuk memilki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang luhur.
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan satu bulan pada satu
waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan. Sehingga
siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain karena upaya itu
diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat memanfaatkan sumber daya
pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua
aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas
belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar
bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum
di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain.
Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang
terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan
dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran.
Oleh karena itu ada upaya dalam upaya membuat kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang berlebihan, baik secara kualitas
maupun kuantitas. Dalam implementasinya dalam proses pembelajaran adalah
bagaimana tujuan pengembangan kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yang diharapkan oleh semua pihak, terutama efektivitas pembelajaran
dikelas.

17
F. FOKUS PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN
A. Interpretasi Kurikulum Berbagai cara dapat dilakukan dalam memberikan interpretasi tentang
kurikulum, tergantung kepada masing-masing kepercayaan serta filosofi yang digunakan.
Demikian juga halnya dalam pemaknaan kurikulum. Sejumlah definisi tentang kurikulum dapat
dirunut melalui sejumlah sumber, seperti Oliva (2005: 6-7)yang mengutip sejumlah definisi dari
sejumlah tokoh, di antaranya: Kelompok pembelajaran yang sistematik atau 3 urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran
ilmu sosial, kurikulum pendidikan fisika (Good); seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan
guru (Caswell and Campbell); perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk
seseorang agar menjadi terdidik (Saylor, Alexander, and Lewis; pernyataan tujuan dan tujuan
khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola
belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten
mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Taba);
konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan
pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah
bantuan sekolah (Ronald C. Doll); serta rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara
sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar
meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner).
Sementara dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang ada menyebutkan, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara-
cara yang dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20/2003 maupun PP no.19/2005 yang
disempurnakan dengan PP no.32/2013)

B. Urgensi Pengembangan Kurikulum Kondisi nyata pendidikan saat ini, masih jauh dari
berjalannya fungsi dan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Mutu lulusan pendidikan

18
nasional belum menunjukkan kemampuan berpikir kritis-kreatif-inovatif-produktif-solutif,
kepribadian mereka juga belum seutuh dan sekokoh yang diinginkankurang memiliki kepekaan
sosial-budaya, rendah rasa kebangsaannya, dan rendah kesadaran globalnya. Lulusan dengan
mutu rendah seperti ini pasti kurang mampu dalam memberi kontribusi pada pemenuhan
kebutuhan hidup bermartabat pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional meskipun
bangsa ini memiliki SDA yang melimpah. Sementara persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan dalam rangka mencapai tujuan kemerdekaan NKRI, diperlukan pendidikan yang
efektif dan efisien dalam menghasilkan lulusan yang memiliki: kemampuan berpikir tingkat
tinggi (kritis-kreatif-inovatif-produktif-solutif), berkepribadian Indonesia (Pancasilais, yaitu
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berperikemanusiaan, memiliki rasa kebangsaan
yang tinggi, demokratis, dan adil), menjunjung tinggi budaya bangsa, memiliki kemampuan
sosial-budaya, dan memiliki kesadaran global. Lulusan yang demikian diharapkan mampu
berkontribusi kepada upaya untuk memenuhi kebutuhan kehidupan bangsa yang bermartabat
pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada, disertai penerapan ilmu dan teknologi, dengan memperhatikan pembangunan yang
berkelanjutan

C. Alasan Pengembangan Kurikulum. Ada sejumlah alasan mengapa kurikulum senantiasa


memerlukan pengembangan, di antaranya:

1. Manusia dan Misi Kehidupan, terkait dengan: Manusia sebagai makhluk Tuhan, memiliki
fitrah mencari kebenaran, kebaikan, dan keindahan; Manusia memiliki multi-kecerdasan;
Manusia harus hidup terhormat, saling menghargai dan beradab

2. Perkembangan Ilmu Teknologi dan Seni (ITS), serta Perubahan Sosial, yang meliputi: ITS
mengubah gaya hidup, dan menciptakan perubahan tatanan kehidupan global; Perubahan itu
terjadi secara cepat dan terus-menerus (±13%/th); dan Diperlukannya kesetiaan terhadap nilai
dan identitas dengan tetap terbuka, adaptif, dan kreatif pada perubahan

3. Pengalaman Empirik. Keluhan berbagai pihak, seperti:banyaknya jumlah mata kuliah / mata
pelajaran; saratnya materi; padatnya jam belajar; perlunya penetapan Kompetensi Lulusan yang
sesuai dengan tuntutan perkembangan; dll.

19
D. Perlunya Perubahan Mindset Menurut Rhenald Kasali, tantangan Indonesia dimasa
depan/refleksi Abad 21(Bahan Sosialisasi K-13), meliputi:

• Perubahan begitu cepat

• Penuh ketidakpastian & bergejolak

• Hyper competition

• Peradabankamera (camera branding)

• Self –centred, minat baca meningkat (tetapihanya ringkasan atau kalimat–kalimat pendek Oleh
karena itu, dalam konteks Perjalanan Panjang menuju Perbaikan Kualitas Pendidikan Masa
Depan, sesungguhnya“Mitos” Ganti Menteri ganti Kurikulum, sesungguhnyaTidak Pernah Ada.

G. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM MASA DEPAN


Kurikulum masa yang akan datang disebut juga kurikulum masa depan, yaitu kurikulum yang
merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan membolehkan mereka memahami
kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat. Pengalaman belajar direka
untuk membantu murid menyepadukan pengetahuan baru dan dimurnikan bagi melahirkan celik
akal melalui banding beza, membuat induksi, deduksi dan menganalisis.

Pendekatan Futuristik Pendekatan futuris, pendekatan yang mengantisipasi pendidikan menjorok


kepada masa mendatang, pendekatan pemecahan masalah pendidikan didasarkan atas antisipasi
perubahan social. Menurut Tilaar (1967), futurisme lahir dikarenakan oleh adanya dua jenis
keresahan menganalisis pendidikan dewasa ini: pendekatan tidak mengantisipasi perubahan
social yang bakal terjadi, isi kurikulum terutama diarahkan kepada masyarakat sekarang, yang
mengakibatkan pendidikan itu steril terhadap masa depan dan terpaku terhadap kebutuhan jangka
pendek. Menurut Tilaar, sikap ini tidak lain membuka jalan kearah katastrofi, dan dengan
demikian pendidikan telah kehilangan “nilai moralnya”. Tanpa dilakukan pendekatan ini,
pendidikan tidak akan mampu memecahkan persoalannya secara tuntas dan akan timbul kembali
masalah yang lebih serius dalam waktu yang sangat singkat. Dalam menyongsong era informasi
modern, kualitas manusia yang menurut Soepardjo Adikusumo ditandai dengan informational

20
capability, analytical capability, dan scanning capability, pendidikan harus mampu memunculkan
ketiga kemampuan tersebut.

Untuk itu pendidikan harus mampu memberikan kemudahan memperoleh informasi,


menganalisis informasi, dan mendayagunakannya untuk memecahkan masalah kehidupan. Pada
dasarnya pendekatan dalam kurikulum masa depan mengacu pada prinsip yaitu:

1. Pendekatan yang harus ada dalam pencapaian visi dan misi pelaksanaan kurikulum masa yang
akan datang, yaitu:

2. Kandungan akan dibekalkan melalui berbagai cara penyampaian dengan menggunakan


berbagai strategi.

3. Kurikulum akan dibina sebagai modul dan diakses melalui rangkaian jaringan.

4. Bahan pengalaman dan sokongan akan diperolehi daripada pelbagai sumber dan disepadukan
ke dalam struktur terus kurikulum.

Futuristic model memasukkan pendekatan yang berpusat pada pembelajar ke dalam pendidikan
di mana pembelajar mengerti kekuatan dan kelemahannya sebagai pembelajar, dan di mana
pembelajar dapat diberikan kuasa untuk menjadi pembelajar seumur hidup (life-long learner).
Pengalaman belajar dirancang untuk membantu pembelajar untuk mengintegrasikan pengetahuan
yang baru dan meningkatkannya melalui wawasan yang baru dengan membandingkan,
membedakan, menginduksi, mendeduksi dan menganalisis. Sebagai tambahan, pengalaman
belajar menyediakan kesempatan bagi pembelajar untuk menggunakan pengetahuan itu secara
bermakna dalam (1) pengambilan keputusan yang diinformasikan, (2) pemikiran yang kritis,
kreatif dan futuristik , dan (3) pemecahan masalah. Model futuristik dibentuk dengan asumsi
bahwa masa depan berbeda dengan masa lalu. Oleh karena itu pembelajar perlu di didik agar
mereka siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Perspektif masa depan sering dikaitkan
dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang menekankan kepada proses mengembangkan
hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, yang menekankan kepada proses
mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi
masyarakat. Setiap individu harus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di
masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat. Dengan kata lain,
kurikulum dengan futuristic model akan mencetak pembelajar yang diharapkan dapat mengatasi

21
masalah-masalah yang akan timbul di masa mendatang, juga mempersiapkannya untuk terjun ke
dalam masyarakat masa depan sesuai dengan prediksi yang telah dilakukan. Ada tiga pendekatan
dalam implementasi model kurikulum ini, yaitu:

1. Materi akan disediakan melalui berbagai representasi dengan berbagai strategi untuk
merealisasikannya.

2. Kurikulum akan dirancang sebagai modul dan diakses melaui jaringan (network).

3. Materi, pengalaman dan dukungan akan diambil dari sumber yang luas dan terintegrasi dalam
struktur inti suatu kurikulum

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kurikulum masa yang akan datang disebut juga kurikulum masa depan, yaitu
kurikulum yang merangkumi pendekatan yang berpusatkan pada murid dan
membolehkan mereka memahami kekuatan dan masing-masing serta berupaya belajar
sepanjang hayat. Untuk menyiasati berbagai hal terkait dengan KurikulumMasa yang
akan datang, diperlukan sejumlah prasyarat di mana semua pihak perlu memiliki
komitmen, memahami berbagai permasalahan terkait dengan kurikulummasa yang akan
datang, memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai, serta mampu & mau
memanfaatkan ilmu dan teknologi yang tersedia.

B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan serta
pengetahuan baru kepada para pembaca tentang kurikulum masa depan .kami juga
berharap kritik dan saran nya dari pembaca agar kedepan nya dapat membuat makalah
dengan lebih baik lagi .

23
DAFTAR PUSTAKA

Arifai, Ahmad. 2019. Pengembangan Kurikulum Masa Depan. Jurnal Tarbiyah Islamiyah.
Volume 4 Nomor 2 Edisi Desember 2019.
Mukminan. 2015. Kurikulum Masa Depan. Jurnal UNY. Hal 2-4.

Shofiyah. (2018). Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Upaya Meningkatkan


Kualitas Pembelajaran. Edulerigia: Jurnal Pendidikan Agama Islam.

Arifai, Ahmad. ( 2019). Pengembangan Kurikulum Masa Depan. Raudhah Proud To Be


Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah.

http://repository.unp.ac.id/1649/1/TIN%20INDRAWATI_802_14.pdf

https://books.google.co.id/books?op=lookup&id=VczeavG7bkC&continue=https://
books.google.co.id/books%3Fid%3DVczeavG7bkC%26dq%3Dkebutuhan%2Bpendidikan
%2Bpada%2Bmasa%2Bdepan%26source%3Dgbs_navlinks_s%26hl%3Did&hl=id

24

Anda mungkin juga menyukai