Anda di halaman 1dari 48

MANAJEMEN KURIKULUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan

yang Diampu oleh Dr. Eka Prihatin, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 1

Nis'atul Khoiroh (131020180503)

Verlina Maya Gita (131020180509)

Ima Rohmawati (131020180511)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat
serta hidayah-Nya sehingga makalah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang di
jalannya.
Makalah yang berjudul “Manajemen Kurikulum” ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan di Program Studi Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
Penyusunan makalah ini masih kurang sempurna, untuk itu sangat diharapkan
kritik ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan................................................................................... 4
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Revolusi Industri 4.0............................................................ 5
2.2 Fenomena Pendidikan di Masa Depan………………………6
2.3 Tantangan Pengembangan Kurikulum Masa Depan............ 11
2.4 Konsep Kurikulum………………………………………… 16
2.5 Rancangan Kurikulum Program Studi Kebidanan………... 20
BAB 3 PENUTUP..................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, semua manusia dihadapkan pada masa depan atau sering
dikenal dengan abad-21 atau era global bahkan lebih jauh lagi akan
memasuki babak baru yakni revolusi industri 4.0 atau Industrial Revolution
4.0 (IR 4.0). Revolusi industri 4.0 merupakan proses kelanjutan perubahan
tahap automatisasi pada revolusi industri 3.0 yang terjadi integrasi
pemanfaatan teknologi dan internet yang begitu canggih dan masif juga
sangat mempengaruhi adanya perubahan perilaku dunia usaha dan dunia
industri, perilaku masyarakat, dan konsumen pada umumnya.4
Karakteristik di era revolusi industri tersebut meliputi digitalisasi,
optimation dan cutomization produksi, otomasi dan adaptasi, interaksi
antara manusia dengan mesin, value added services and business, automatic
data exchange and communication, serta penggunaan teknologi informasi.4
Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini,
mengakibatkan semakin meleburnya dimensi ruang dan waktu. Di masa
depan yang ditandai oleh perkembangan ilmu dan teknologi (IT), kita
ditantang untuk mampu menciptakan tata pendidikan yang dapat
menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu membangun tatanan sosial
dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di masa
depan/era global.6
Salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui
pendidikan. Dalam Rapat Kerja Nasional 2018, Sri Mulyani saat menjadi
‘Keynote Speaker’ mengatakan “kemajuan suatu negara untuk mengejar
ketertinggalan sangat tergantung pada tiga faktor yakni pendidikan, kualitas
institusi dan kesediaan infrastruktur.17
Berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
senantiasa dilakukan sesuai dengan perkembangan situasi, kondisi, dan era
yang terjadi. Dalam konteks pendidikan di masa depan ini bisa saja disikapi
dengan cara yang mungkin berbeda. Ada pihak yang menyikapinya sebagai

1
sebuah peluang, ada juga yang memandangnya sebagai tantangan atau
hambatan, atau cara-cara lain dalam menyikapinya, tergantung dari
kemampuan serta cara pandang masing-masing.
Salah satu dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan
dunia pendidikan nasional di masa depan adalah kebijakan mengenai
kurikulum.1 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi menyebutkan kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dikembangkan
oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT) yang mencakup tentang pengembangan
kecerdasan intelektual dan akhlak mulia. Standar tersebut tertuang dalam
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi yang juga mengamanatkan kepada setiap program studi untuk wajib
melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap
mata kuliah. Adapun penyusunan kurikulum mengacu pada capaian
pembelajaran lulusan yang dapat disusun oleh forum program studi sejenis
atau nama lain yang setara.7
Kewajiban penyusunan kurikulum perguruan tinggi juga tertuang
dalam Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional (KKNI) di Bidang Pendidikan Tinggi Pasal 10 Ayat 4
yang menyatakan bahwa setiap program studi wajib menyusun deskripsi
capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan
tinggi sesuai dengan jenjang. Setiap program studi wajib menyusun
kurikulum, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum
mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan,
regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi.7
Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan
program studi terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusional.
Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran

2
yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas
tambahan dan kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas
perguruan tinggi yang tertuang dalam visi dan misi program studi.
Penyusunan kurikulum institusional sebagai ciri khas program studi tidak
lebih dari 40% dari seluruh beban studi dengan tetap memperhatikan
leveling KKNI.2
Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan sehingga
kurikulum di masa depan perlu dirancang dan disempurnakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan secara nasional dan meningkatkan mutu
sumber daya manusia Indonesia. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan
untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan
mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga
negara Indonesia.
Sebagaimana telah diketahui bahwa bidan adalah salah satu tenang
kesehatan yang ada dalam system kesehatan dan memiliki posisi
penting/strategis dalam penurunan AKI dan AKB, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan dan anak. Dalam
pelaynanannya, bidan harus mampu menghadapi tuntutan yang terus
berubag seiring perkembangan masyarakat dan dinamika kemajuan
pengetahuan dan teknologi.17
Agar lulusan pendidikan S1 Kebidanan memiliki keunggulan
kompetitif dan komperatif sesuai standar mutu nasional dan internasional,
kurikulum di masa depan perlu dirancang sedini mungkin. Hal ini harus
dilakukan agar sistem pendidikan nasional dapat merespon secara proaktif
berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi
program pembelajarannya terhadap kepentingan peserta didik.3
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas setiap perguruan tinggi
kiranya punya tanggung jawab serta kewajiban untuk melakukan upaya
mendasar dalam pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan

3
tuntutan serta perkembangan ilmu dan teknologi, salah satunya dengan
melakukan pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep revolusi industri 4.0 (IR 4.0)?
2. Bagaimana fenomena pendidikan di masa depan?
3. Bagaimana tantangan terkait pengembangan kurikulum masa depan?
4. Bagaimana konsep kurikulum program studi kebidanan masa depan?
5. Bagaimana rancangan kurikulum program studi kebidanan terkait IR 4.0?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami konsep revolusi industri 4.0.
2. Mengetahui dan memahami fenomena pendidikan di masa depan.
3. Mengetahui dan memahami tantangan terkait pengembangan kurikulum
masa depan.
4. Mengetahui dan memahami konsep kurikulum program studi kebidanan
masa depan.
5. Memahami dan menyusun rancangan kurikulum program studi
kebidanan terkait IR 4.0.

4
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Revolusi Industri 4.0


Revolusi industri 4.0 atau Industrial Revolution 4.0 (IR 4.0)
merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang
dimulai pada abad ke-18. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya,
revolusi ini memiliki skala, ruang lingkup, dan kompleksitas yang lebih
luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital,
dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri,
dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami terobosoan teknologi baru
diantaranya robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic),
teknologi nano, bioteknologi, teknologi komputer kuantum, blockchain
(seperti bitcoin), teknologi berbasis internet, dan printer 3D.1
Istilah Industri 4.0 secara resmi lahir di Jerman saat Hannover Fair
digelar pada tahun 2011. Industri 4.0 menjadi bagian dari kebijakan rencana
pembangunan negara Jerman yang disebut High-Tech Strategy 2020.
Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar selalu
menjadi yang terdepan dalam dunia manufaktur. Industri 4.0 dapat diartikan
sebagai era industri di mana seluruh entitas yang ada di dalamnya dapat
saling berkomunikasi secara real time dengan berlandaskan pemanfaatan
teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai
baru atau optimasi nilai yang sudah ada dari setiap proses di industri.2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
pada abad ini telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi
yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan
oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller
(PLC) atau sistem otomatisasi berbasis komputer. Revolusi industri 4.0
ditandai dengan sistem cyber-physical. Saat ini industri mulai menyentuh
dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, tanpa
memandang ruang dan waktu. Istilah ini dikenal dengan nama internet of
things (IoT).1

5
2.2 Fenomena Pendidikan di Masa Depan
1. Globalisasi dan Pendidikan
Hal yang paling esensial dalam membangun suatu bangsa adalah
mengembangkan sumber daya manusia agar dapat bermutu tinggi
melalui pendidikan. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang
mengantarkan peserta didiknya untuk memenuhi kebutuhannya dalam
waktu sekarang dan dimasa yang akan datang. Pendidikan harus
menanamkan nilai-nilai keimanan, idelisme, dan ideologi kebangsaan
pada diri peserta didik.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini dikarenakan pendidikan
bertujuan untuk membentuk kepribadian yang seimbang di kalangan
peserta didik melalui latihan rohani (spiritual), intelektual, emosional,
dan jasmani dengan menunjukkan berbagai pengalaman pada aspek-
aspek pertumbuhan dan perkembangan dari peserta didik.3
Pendidikan di masa depan tentu dipengaruhi oleh arus globalisasi.
Globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Implikasi dari

6
globalisasi adalah pesatnya teknologi dan munculnya ekonomi
pengetahuan, yang pada umumnya melibatkan kegiatan penelitian baik di
perguruan tinggi maupun di lembaga-lembaga penelitian.4
Merujuk pada revolusi industri 4.0, dalam era zaman ini tentu
menuntut pendidikan formal untuk mampu mencetak lulusan yang
berdaya saing. Sebagai bukti nyata dimana target pendidikan formal
adalah dapat hidup lebih baik lewat lapangan pekerjaan, yang
menyaratkan ijazah pendidikan formal sebagai tolak ukur karier.5
Lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan pasar
kerja. Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang
berkarakter, kompeten, dan inovatif.
Perguruan tinggi harus ikut serta membangun kapasitas akademik
yang relevan di bidang-bidang yang diperlukan. Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan Indonesia
menghadapi revolusi industri 4.0. Perubahan kurikulum pendidikan perlu
dilakukan selain dengan menekankan pada STEAM (Science,
Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics), dimana perubahan
ini adalah bentuk penyelarasan kurikulum pendidikan nasional dengan
kebutuhan industri di masa mendatang juga harus menghasilkan manusia
yang lebih bermartabat.6,7
Dampak lain dari revolusi industri sebagai tantangan terhadap
pendidikan adalah masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia. Hal ini
merupakan implikasi dari disruptive innovation in higher education by
online and distance learning massiveSelain itu, pembiayaan pendidikan
pun akan semakin tinggi dimana seluruh komponen dan prosesnya
membutuhkan dana yang besar, termasuk pengembangan kualitas dosen,
penelitian, dan sarana prasarana berbasis digital.8
2. Budaya dan Karakter Bangsa
Revolusi industri yang akan dihadapi, bukan tidak mungkin akan
berdampak kepada budaya juga karakter bangsa, tetapi akan semakin

7
lunturnya identitas nasional sebagai bangsa Indonesia. Sebagai contoh
saat ini adalah adanya beberapa bahasa darerah yang mulai ditinggalkan.
Berdasarkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun
2016, terdapat 11 bahasa daerah di Indonesia yang sudah mengalami
kepunahan, yaitu: Bahasa Hukumina, Kayeli, Piru, Moksela, Ternateno,
Nila, Palumatu, Te’un, Mapia, Tandia, Tobada’ yang merupakan bahasa
daerah di wilayah maluku dan papua. Sementara itu, menurut Kepala
Badan Bahasa Kemendikbud Dadang Sunendar pada tahun 2018, bahwa
19 bahasa daerah terancam punah, empat bahasa kritis, dua bahasa
mengalami kemunduran, 16 bahasa dalam kondisi rentan, dan 19
berstatus aman.
Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan hilangnya identitas
nasional bangsa Indonesia adalah:
a. Permasalahan dengan negara-negara lain.
b. Percampuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau
bahasa daerah.
c. Kecenderungan untuk lebih bangga menggunakan apapun yang
berasal dari luar.
d. Lunturnya semangat generasi muda untuk mewarisi budaya asli
Indonesia.
e. Kurangnya pemahaman mengenai pentingnya identitas nasional.
f. Terbukanya akses untuk mengetahui berbagai kebudayaan yang ada
diluar Indonesia. 9
Dewasa kini pembangunan di Indonesia masih mengutamakan
pembangunan fisik dan dinilai kurang dalam pembangunan karakter yang
sistematik. Akibat dari terabaikannya pembangunan karakter Indonesia
mengalami dekadensi moral. Membangun karakter bangsa Indonesia
harus berdasar kepada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Psikologi pendidikan memiliki peranan penting, dimana dalam proses
pendidikan perlu adanya pemahaman perkembangan dan kebutuhan
peserta didik yang akan dibangun karakternya, pemahaman lingkungan
perkembangan peserta didik, pemahaman rencana pembelajaran yang

8
akan digunakan dalam membangun karakter bangsa, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Karakter Bangsa Indonesia adalah perilaku baik Bangsa Indonsia
yang dijiwai oleh kelima sila Pancasila secara utuh dan komperehensif.
Dalam membangun karakter bangsa Indonesia, diperlukan upaya
pendidikan bersama atara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Hal ini
berlangsung pada pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan karakter bangsa memiliki kepentingan yang sangat luas
dan bersifat multidimensional. Dalam hal ini dapat juga disebutkan
bahwa karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi
penerus bangsa, karakter berperan sebagai kendali dan kekuatan sehingga
bangsa ini tidak terombang-ambing, serta karakter tidak datang dengan
sendirinya tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa
yang bermartabat.
Muatan pendidikan karakter di perguruan tinggi memerlukan
materi dan cara pembelajaran baru sebagai kesempatan terakhir (last
opportunity) untuk menanamkan karakter melalui pendidikan sebelum
lulusan memasuki dunia kerja baik mengikuti suatu institusi ataupun
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 7
Fungsi pendidikan tinggi berdasar UU No.12 Tahun 2P12 pasal 4,
yaitu (1) mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat; (2) mengembangkan civitas
akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan
kooperatif; dan (3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dengan menerapkan nilai humaniora. Merujuk pada landasan tersebut,
maka pendidikan nilai dan karakter perlu disampaikan kepada mahasiswa
perguruan tinggi yang merupakan para calon community leaders di masa
yang akan datang.7
3. Budaya Internet dan Cyber Society
Perkembangan teknologi internet sekarang ini mengalami
kemajuan yang luar biasa. Kemajuan itu ditunjang oleh perkembangan di

9
bidang ilmu dan teknologi, sehingga memungkinkan pengguna internet
melakukan berbagai kegiatan secara interaktif dalam durasi waktu yang
tidak terbatas. Ketika internet telah digunakan dalam dalam berbagai
bidang termasuk pendidikan, maka internet akan menggantikan modal
komunikasi kehidupan sosial baik itu tatanan bidang ekonomi, politik,
dan budaya bahkan dimensi spiritual. Sebagai gambaran nyata dari hal ini
adalah pengetahuan mahasiswa yang terfragmentsi (terpecah-pecah)
yang sebagian besar bersumber dari internet dan media masa.5
Keberadaan internet memberikan dampak positif dalam bidang
pendidikan diantaranya adalah proses pembelajaran menjadi lebih efektif
dan menarik, internet membantu untuk dapat menjelaskan sesuatu yang
sulit atau kompleks, mempercepat proses yang lama, menghadirkan
peristiwa yang jarang terjadi, dan menunjukkan peristiwa yang berbahaya
atau di luar jangkauan. Namun, ini juga medatangkan dampak negatif,
seperti halnya dengan adanya e-learning dapat mengalihfungsikan
seorang pendidik, peserta didik dikhawatirkan mengakses hal-hal yang
tidak baik, seperti pornografi, game online bahkan dapat terkena cyber-
relational addiction, memicu cyber crime, dan menimbulkan sikap yang
apatis pada masing-masing individu.10
4. Dampak Kemajuan Teknologi dalam Bidang Kesehatan
Di antara berbagai sektor yang terkena dampak oleh revolusi
industri 4.0, sektor kesehatan adalah sektor yang paling mungkin
mendapatkan keuntungan dari bergabungnya sistem fisika, digital, dan
biologi. Hal ini diperkuat dari hasil survei terhadap 622 pemimpin bisnis
dari berbagai industri di seluruh dunia oleh The Economist Intelligence
Unit. Saat ini teknologi konsumen yang memakai telepon genggam dan
alat kebugaran yang dipakai sehari-hari dapat mengumpulkan berbagai
data secara detail tentang kesehatan dan status kebugaran seseorang. Data
seperti ini potensial untuk diinovasikan dalam penelitian kesehatan.11
Telemedicine merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi
dalam bidang kesehatan. Telemedicine adalah aplikasi dari pengobatan
klinis, yang pengembangannya memanfaatkan telepon, internet, dan

10
jaringan komunikasi lain untuk mentransfer informasi medis. Dengan
transfer ini, informasi media tersebut dapat digunakan untuk konsultasi
kesehatan dan terkadang dapat digunakan untuk prosedur medis di
tempat terpencil.
Di masa depan, beberapa aplikasi medis yang sangat hebat muncul
dari kombinasi teknologi fisika, digital, dan biologi termasuk pil yang
menggabungkan sensor digital untuk mengatur pelepasan obat; anggota
badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta psikoterapi secara
virtual reality.11 Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan
yang membuat komputer agar dapat bertindak dan sebaik manusia.12
Tujuan utama dari aplikasi Artificial Intelligence (AI) terkait
kesehatan adalah untuk menganalisis hubungan antara teknik pencegahan
dan pengobatan dan hasil pasien. Program Artificial Intelligence (AI)
telah dikembangkan dan diterapkan untuk praktek-praktek seperti
diagnosis proses, pengembangan protokol pengobatan, pengembangan
obat, obat-obatan pribadi , dan pemantauan pasien dan perawatan.
Melihat perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya,
sehingga para penyelenggara pendidikan kesehatan harus mulai
beradaptasi dengan teknologi, dan sudah siap dalam mencetak SDM yang
dibutuhkan oleh pasar. Selain itu, perlu mendorong pemerintah untuk
bekerja sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing dalam
meningkatkan kualitas perguruan tinggi yang bergerak dalam bidang
kesehatan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global
untuk memanfaatkan ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer
kemampuan dari luar ke dalam negeri.

2.3 Tantangan Terkait Pengembangan Kurikulum Masa Depan


Menghadapi revolusi industri 4.0 dan terkait pengaruhnya dalam
bidang pendidikan, maka kurikulum untuk masa depan akan menghadapi
berbagai tantangan diantaranya adalah:
1. Paradigma Pendidikan Masa Depan

11
Kurikulum masa depan perlu mempertimbangkan berbagai hal,
baik kompetensi lulusan, isi/konten kurikulum, maupun proses
pembelajarannya. Kurikulum masa depan harus memperhatikan aspek
pemanfaatan teknologi pembelajaran, peran strategis pendidik dan
peserta didik, metode belajar mengajar yang kreatif, materi pembelajaran
yang kontekstual, dan struktur kurikulum mandiri berbasis individu.4
Terkait dengan pergeseran paradigma pendidikan masa depan,
kurikulum masa depan perlu mematuhi 16 prinsip pembelajaran, yaitu:
(1) dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa; (2) dari satu
arah menuju interaktif; (3) dari isolasi menuju lingkungan jejaring; (4)
dari pasif menuju aktif; (5) dari abstrak menuju konteks nyata; (6) dari
pribadi menuju pembelajaran berbasis tim; (7) dari luas menuju perilaku
khas memberdayakan kaidah keterikatan; (8) dari stimulasi rasa tunggal
menuju stimulasi ke segala penjuru; (9) dari alat tunggal menuju alat
multimedia; (10) dari hubungan satu arah menuju kooperatif; (11) dari
produksi massa menuju kebutuhan pelanggan; (12) dari usaha sadar
tunggal menuju jamak; (13) dari satu ilmu dan teknologi bergeser menuju
pengetahuan disiplin jamak; (14) dari kontrol terpusat menuju otonomi
dan kepercayaan; (15) dari pemikiran faktual menuju kritis; dan (16) dari
penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.4
Mengacu pada paradigma pendidikan serta paradigma pendidikan
nasional, BSNP merumuskan 8 paradigma pendidikan nasional masa
depan sebagai berikut:
a. Pendidikan harus berorientasi pada sains disertai dengan sains sosial
dan kemanusiaan (humaniora) dengan keseimbangan yang wajar.
b. Mencetak seorang peserta didik yang menganut sikap keilmuan
teknologi, kritis, logis, inventif dan inovatif, konsisten, serta
kemampuan beradaptasi.
c. Pendidikan pada setiap jenjang harus merupakan suatu sistem yang
erat dan berkesinambungan. Pada akhir setiap jenjang, di samping
untuk menuju pendidikan berikutnya, terbuka pula jenjang untuk
langsung terjun ke masyarakat.

12
d. Jiwa kemandirian harus ditanamkan pada setiap jenjang pendidikan,
sebagai dasar kemandirian bangsa, kemandirian dalam melakukan
kerjasama yang saling menghargai dan menghormati.
e. Khusus di perguruan tinggi, dalam menghadapi konvergensi berbagai
bidang ilmu dan teknologi, maka perlu dihindarkan spesialisasi yang
terlalu awal dan terlalu tajam.
f. Pelaksanaan pendidikan perlu diperhatikan kebhinekaan etnis, budaya,
agama dan sosial, terutama di jenjang pendidikan awal. Namun
demikian, pelaksanaan pendidikan yang berbeda ini diarahkan menuju
ke satu pola pendidikan nasional yang bermutu.
g. Pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat
dengan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (pusat
dan daerah).
h. Melaksanakan sistem monitoring yang benar dan evaluasi yang
berkesinambungan untuk mematau kualitas dari setiap lembaga
pendidikan.4
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia Masa Depan
Sumber daya manusia di masa depan merupakan komponen paling
penting karena akan menjadi pelaku utama yang akan melakukan
aktivitas di era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, kurikulum masa
depan harus memperhatikan karakteristik manusia masa depan.
Menurut World Economic Forum (WEF) dalam The Future of Jobs
Report dinyatakan bahwa terdapat kategori pekerjaan baru yang muncul
di era revolusi 4.0, baik itu sebagian atau seluruhnya yang dapat
menggantikan pekerjan yang lain. Perangkat keterampilan yang
dibutuhkan dalam pekerjaan lama dan baru juga akan berubah di
sebagian besar industri juga bagaimana cara dan di mana orang bekerja.
Sebagai implikasinya akan mengubah dinamika kesenjangan gender di
bidang industri.13 Berikut merupakan perbandingan sepuluh besar
permintaan keterampilan yang di butuhkan pasar di tahun 2018 dan tahun
2022.

13
14
Tabel 2.1 Perbandingan Sepuluh Besar Permintaan Keterampilan
Tahun 2018 vs 2022

Mulai Ditinggalkan di
2018 Tren di Tahun 2022
Tahun 2022
Pemikiran analitis Pemikiran analitis Ketangkasan manual,
dan inovasi dan inovasi daya tahan dan presisi
Pemecahan Pembelajaran aktif Memori, kemampuan
masalah yang dan strategi verbal, pendengaran dan
kompleks pembelajaran spasial
Berpikir kritis dan Kreativitas, Manajemen sumber daya
analisis orisinalitas, dan keuangan, material
inisiatif
Pembelajaran aktif Desain dan Instalasi dan
dan strategi pemrograman pemeliharaan teknologi
pembelajaran teknologi
Kreativitas, Berpikir kritis dan Membaca, menulis,
orisinalitas, dan analisis matematika, dan
inisiatif mendengarkan secara
aktif
Perhatian terhadap Pemecahan masalah Manajemen personalia
detail, kepercayaan yang kompleks
Kecerdasan Kepemimpinan dan Kontrol kualitas dan
emosional pengaruh sosial kesadaran keselamatan
Penalaran, Kecerdasan Koordinasi dan
pemecahan emosional manajemen waktu
masalah dan ideasi
Kepemimpinan dan Penalaran, Kemampuan visual,
pengaruh sosial pemecahan masalah pendengaran dan bicara
dan ideasi
Koordinasi dan Analisis dan evaluasi Pemantauan dan kontrol
manajemen waktu sistem
Sumber: Future of Jobs Survey 2018, World Economic Forum.

Hal ini senada dengan “21st Century Partnership Learning


Framework”, terdapat sejumlah kompetensi dan/atau keahlian yang
harus dimiliki oleh Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan, yaitu:
a. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical
Thinking and Problem Solving Skills.
b. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and
Collaboration Skills).
c. Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation
Skills).

15
d. Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy).
e. Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills).
f. Kemampuan informasi dan literasi media (Information and Media
Literacy Skills).4
Berdasarkan tantangan tersebut untuk bisa bersaing dan bekerja
sama dengan bangsa-bangsa lain, peserta didik perlu dibekali dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta sistem nilai. Kehidupan
global dalam dunia terbuka memerlukan manusia-manusia yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berkompetisi secara positif.
3. Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran
Era revolusi industri mengharuskan pendidikan memiliki
karakteristik utama yaitu human competence dan mastery learning,
sehingga model pembelajaran pun harus mencerminkan dan berbasis
pada dua karakteristik tersebut. Model pembelajaran harus relevan untuk
implementasi teknologi pembelajaran. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan adalah model-model pembelajaran tersebut harus mampu
memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar yang
mencerminkan penguasaan suatu kompetensi yang dituntut.
Pihak penyelenggara pendidikan secara bertahap harus melakukan
hal-hal berikut:
a. Redesain kurikulum, silabus, dan strategi pembelajaran yang berbasis
keunggulan dan life skills, serta pengembangan bahan pembelajaran
sesuai dengan evidance based.
b. Redesain model pembelajaran untuk menunjang ketuntasan belajar
(mastery learning).
c. Inovasi media pembelajaran.
Konteks pembelajaran di masa depan orang tidak lagi
menggantungkan semata-mata pada dunia sekolah atau kampus dalam
arti fisik. Media pembelajaran yang bersifat virtual merupakan
alternatif sumber informasi dan sumber belajar (learning resource).

16
Sehingga perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran harus
dilakukan.
Teknologi komputer yang terintegrasi internet berkembang
pesat. Jaringan komputer (computer network) memungkinkan proses
pembelajaran menjadi luas, lebih interaktif, dan lebih fleksibel. Dalam
proses pembelajaran, peserta didik dapat belajar tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu sehingga dapat dilaksanakan kapanpun dan
dimanapun. Adanya dunia maya menjadikan waktu belajar lebih
efektif dan efisien.
Kurikulum di masa depan harus fokus diarahkan pada:
a. Desain, meliputi: desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
pembelajaran, dan analisis karakteristik mahasiswa.
b. Pengembangan, meliputi: teknologi cetak, teknologi audiovisual,
teknologi komputer, dan teknologi terpadu, dengan penekanan pada
pengembangan multi model pembelajaran.
c. Pemanfaatan, meliputi: pemanfaatan media, difusi inovasi,
implementasi dan institusionalisasi, kebijakan dan regulasi, dengan
penekanan pada pemanfaatan multimedia pembelajaran.
d. Pengelolaan, meliputi: pengelolaan proyek, pengelolaan sumber
belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi,
dengan penekanan pada pemanfaatan multi sumber belajar.
e. Evaluasi, meliputi: analisis masalah, pengukuran beracuan kriteria,
evaluasi formatif dan sumatif, dengan penekanan pada pembelajaran
yang berbasis elektronik/web (e-learning, e-library, e-book/e-module,
ujian on-line/e-assessment, dll.)14

2.4 Konsep Kurikulum Program Studi Kebidanan Masa Depan


1. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Masa Kini
Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
dalam peraturan pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum. Adapun rambu-rambu yang harus dipenuhi pada setiap
jenjang adalah (1) Learning Outcomes (2) Jumlah sks (3) Waktu studi

17
minimum (4) Mata kuliah wajib untuk mencapai hasil pembelajaran
dengan kompetensi umum (5) Proses pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (6) Akuntabilitas asesmen (7) Surat keterangan pelengkap
ijazah dan transkrip nilai.14, 15
Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan lampirannya telah diterbitkan sebagai
acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap
jenjang pendidikan secara nasional. Pemerintah juga telah menerbitkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal
29 ayat (1), (2), dan (3) yang berdampak pada kurikulum dan
pengelolaannya di setiap program. 15
Kerangka dasar kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis,
psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Kerangka dasar kurikulum sebagaimana dimaksud digunakan sebagai:
a. Acuan dalam pengembangan struktur kurikulum pada tingkat
nasional.
b. Acuan dalam pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah.
c. Pedoman dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.15 Struktur
kurikulum merupakan pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi
dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada
setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.
Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan tingkat
kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar,
atau mata pelajaran yang mengacu pada kompetensi inti. Struktur
kurikulum juga memuat pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan dan/atau program pendidikan.

18
2. Prinsip Kurikulum Masa Depan Program Studi Kebidanan
Perubahan kurikulum di sebuah Perguruan Tinggi merupakan
kegiatan yang rutin untuk dilakukan sebagai tanggapan terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (scientific
vision), kebutuhan masyarakat (societal need) dan kebutuhan penggua
lulusan itu sendiri (stakeholder need). Secara keseluruhan tahapan
perancangan kurikulum dibagi dalam tiga bagian kegiatan, yakni
perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), pembentukan mata
kuliah dan penyusunan mata kuliah (kerangka kurikulum). 15
Bagi program studi (prodi) yang telah beroperasi, tahap perumusan
capaian pembelajaran lulusan merupakan tahap evaluasi kurikulum lama,
yakni mengkaji seberapa jauh capaian pembelajaran telah terbukti
dimiliki oleh lulusan dan dapat beradaptasi terhadap perkembangan
kehidupan. Hasil dari kegiatan ini adalah rumusan capaian pembelajaran
baru.
Pada program studi baru, maka tahap pertama ini akan dimulai
dengan analisis SWOT, penetapan visi keilmuan prodi, melalui kebijakan
perguruan tinggi dalam pengembangan prodi, disamping juga melakukan
analisis kebutuhan, serta mempertimbangkan masukan pemangku
kepentingan, asosiasi profesi/keilmuan. CPL yang dirumuskan harus
jelas, dapat diamati, dapat diukur dan dapat dicapai dalam proses
pembelajaran, serta dapat didemonstrasikan dan dinilai pencapaian nya.
Adapun tahapan penyusunan capaian pembelajaran lulusan adalah:
a. Penetapan profil lulusan
Untuk dapat menjalankan peran-peran yang dinyatakan dalam
profil tersebut diperlukan “kemampuan” yang harus dimiliki.
b. Penetapan kemampuan yang diturunkan dari profil
Penetapan kemampuan lulusan harus mencakup empat unsur
untuk menjadikannya sebagai capaian pembelajaran lulusan (CPL),
yakni unsur sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan
keterampilan khusus seperti yang dinyatakan dalam SN-Dikti.

19
c. Merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Pada tahap ini wajib merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI,
terutama yang berkaitan dengan unsur ketrampilan khusus
(kemampuan kerja) dan penguasaan pengetahuan, sedangkan yang
mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu pada
rumusan yang telah ditetapkan dalam SN-Dikti sebagai standar
minimal, yang memungkinkan ditambah sendiri untuk memberi ciri
lulusan perguruan tinggi.15
Langkah selanjutnya adalah pembentukan mata kuliah. Pada tahap
ini melibatkan dua kegiatan, yaitu:
a. Pemilihan bahan kajian
Pemilihan bahan kajian dan secara simultan juga dilakukan
penyusunan matriks antara bahan kajian dengan rumusan CPL yang
telah ditetapkan. Bahan kajian ini dapat berupa satu atau lebih cabang
ilmu berserta ranting ilmunya, atau sekelompok pengetahuan yang
telah terintegrasi dalam suatu pengetahuan baru yang sudah
disepakati.
Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada
jenjang diploma tiga adalah menguasai konsep teoritis bidang
pengetahuan dan keterampilan tertentu secara umum.15 Namun jika
merujuk kembali pada revolusi industri 4.0 sumber daya manusia yang
dihasilkan hanya menguasai konsep teoritis saja tentu tidaklah cukup,
sehingga semua program studi kebidanan harus menguasai teori
aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu.
b. Penetapan mata kuliah
Sesuai panduan penyusunan kurikulum dari kemenristekdikti
mata kuliah yang tidak terkait atau tidak berkontribusi pada
pemenuhan CPL, maka mata kuliah tersebut dapat dihapuskan atau
diintegrasikan dengan mata kuliah lain. Sebaliknya bila beberapa butir
dari CPL belum terkait pada mata kuliah yang ada, maka dapat
diusulkan mata kuliah baru.

20
Pada kurikulum masa depan pada program studi kebidanan
hendaknya mengaposi sistem blok dimana ada beberapa mata kuliah
yang diintegrasikan termasuk didalamnya adalah pembinaan karakter
untuk menjadikan individu yang kreatif, produktif, dan bertanggung
jawab. Salah satu orientasi pengembangan metode tersebut adalah
relevansi dan pembentukan sikap berkaitan dengan upaya penyemaian
kemampuan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang mengerti betul
tentang pengamalan (penerapan) ilmu sebagai usaha memberi manfaat
sebaik-baiknya bagi masyarakat dan bangsa.16 Selain pendidikan
karakter yang dapat dikembangkan juga adalah terintegrasinya antara
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Konsep general education juga bisa menjadi solusi dalam
pembelajaran di masa depan. General education tidak memberikan
kesempatan seseorang menjadi radikal karena kurikulum general
education menawarkan perpaduan antara ilmu-ilmu eksakta dengan
ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Mahasiswa diberikan kesempatan
untuk berdialog dengan mahasiwa yang lain dari latar ilmu yang lain.
Berdasarkan UU Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan
tinggi terdapat klausul bahwa pada pendidikan jenjang S1, mahasiswa
harus diberikan mata kuliah wajib umum sebanyak 8 SKS, antara lain
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Agama, dan Pancasila.
Penyelenggaraan general education dapat merupakan reinterpretasi
atau pemikiran ulang, atau bentuk baru dari mata kuliah wajib umum
yang telah ada.7
c. Penetapan beserta besar SKS
Besarnya SKS suatu mata kuliah dimaknai sebagai waktu yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat memiliki kemampuan yang
dirumuskan dalam sebuah mata kuliah tersebut

2.5 Rancangan Kurikulum Program Studi Kebidanan terkait IR 4.0


1. Identitas Institusi
a. Nama Institusi : Universitas Bersatu

21
b. Program Studi : S1 Kebidanan dan Profesi Bidan

22
2. Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi
a. Visi
BERSATU (Menjadi program studi keBidanan bERbasis multimedia
kesehatan yang profeSionAl, Transformatif, dan Unggul)
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan bidan yang berkemampuan
akademik dan profesional serta berjiwa dan berkemampuan
entrepreneur yang berbasis kompetensi global.
2) Mendidik bidan profesional berbasis multimedia kesehatan dan
metode pembelajaran terkini berdasarkan etik dan moral.
3) Menyelenggarakan penelitian secara transformatif di bidang
kebidanan terkini yang inovatif untuk menunjang pengembangan
pendidikan yang unggul dalam upaya memenuhi kebutuhan
masyarakat pada tingkat nasional dan internasional berbasis riset
dan teknologi terkini.
4) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis
multimedia kesehatan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) Kebidanan terkini.
c. Tujuan
1) Menghasilkan lulusan bidan yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak terpuji dan berjiwa
Pancasila.
2) Menerapkan IPTEK terkini dan multimedia kesehatan dalam
praktik kebidanan berdasarkan etik, hukum, dan sosial budaya.
3) Mengaplikasikan kompetensi dalam bidang asuhan kebidanan
secara profesional pada tingkat nasional dan internasional.
4) Menghasilkan riset dan karya ilmiah di bidang kebidanan yang
inovatif sesuai dengan IPTEK kebidanan terkini serta
menerapkannya dalam praktik asuhan kebidanan dan pelayanan
kepada masyarakat.
5) Menjadi pemrakarsa dalam menyelesaikan masalah kesehatan ibu
dan anak di masyarakat.

23
6) Mengembangkan jejaring lintas program dan sektoral untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pelayanan asuhan
kebidanan pada tingkat nasional dan internasional.
3. Rancangan Kurikulum
a. Profil Lulusan
Dalam melaksanakan peran sebagai bidan, profil yang diharapkan:
1) Care Provider
Menjadi bidan yang memiliki kemampuan melaksanakan
asuhan kebidanan secara komprehensif dan profesional berdasarkan
standar praktik kebidanan dan kode etik profesi.di klinik maupun
komunitas dan mengembangkan hubungan interpersonal dengan
bahasa nasional dan internasional.
2) Communicator
Menjadi bidan yang memiliki kemampuan sebagai
komunikator dalam memberikan informasi dan edukasi,
mengkomunikasikan kebijakan, menyampaikan argumen/pemikiran
atau karya inovasi yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan
pengembangan profesi secara efektif dan efisien baik secara lisan
maupun tulisan atau melalui media elektronik.
3) Manager
Menjadi bidan yang memiliki kemampuan menerapkan
kepemimpinan dan manajemen asuhan kebidanan sebagai
pengelola pelayanan kebidanan.

4) Decision maker
Menjadi bidan yang memiliki kemampuan sebagai
pengambil keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, etis dan
sistematis.
5) Community leader
Menjadi bidan yang memiliki kemampuan sebagai
penggerak dan pemberdaya masyarakat untuk untuk peningkatan

24
kualitas hidup masyarakat khususnya perempuan, ibu dan anak
dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia.
6) Researcher
b. Capaian Pembelajaran

Tabel 2.2 Capaian Pembelajaran Lulusan

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Sikap (S)
Sarjana Profesi
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius.
2. Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama, moral dan etika.
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila.
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada
negara dan bangsa.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian
terhadap masyarakat dan lingkungan.
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
9. Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri.
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.

25
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Keterampilan Umum (KU)
Sarjana Profesi
1. Mampu menerapkan 1. Mampu bekerja di bidang
pemikiran logis, kritis, keahlian pokok untuk jenis
sistematis, dan inovatif pekerjaan yang spesifik dan
dalam konteks memiliki kompetensi kerja
pengembangan atau yang minimal setara dengan
implementasi ilmu standart kompetensi kerja
pengetahuan dan teknologi profesinya.
dengan memperhatikan dan 2. Mampu membuat keputusan
menerapkan nilai yang independen dalam
humaniora yang sesuai menjalankan pekerjaan
bidang keahliannya. profesinya berdasarkan
2. Mampu menunjukkan pemikiran logis, kritis,
kinerja mandiri, bermutu, sistematis, dan kreatif.
dan terukur. 3. Mampu mengomunikasikan
3. Mampu mengkaji implikasi pemikiran atau argumen atau
pengembangan atau karya inovasi yang
implementasi ilmu bermanfaat bagi
pengetahuan teknologi yang pengembangan profesi dan
memperhatikan dan kewirausahaan yang dapat
menerapkan nilai dipertanggungjawabkan
humaniora sesuai dengan secara ilmiah dan etika
keahliannya berdasarkan profesi kepada masyarakat
kaidah, tata cara, dan etika terutama masyarakat
ilmiah dalam rangka profesinya.
menghasilkan solusi, 4. Mampu melakukan evaluasi
gagasan, desain atau kritik secara kritis terhadap hasil
seni, serta menyusun kerja dan keputusan yang
deskripsi saintifik hasil dibuat dalam melaksanakan
kajiannya dalam bentuk pekerjaannya oleh dirinya
skripsi atau laporan tugas sendiri dan oleh sejawat,
akhir dan mengunggahnya 5. Mampu meningkatkan
dalam laman perguruan keahlian keprofesiannya pada
tinggi. bidang yang khusus melalui
4. Menyusun deskripsi pelatihan dan pengalaman
saintifik hasil kajian kerja.
tersebut di atas dalam 6. Mampu meningkatkan mutu
bentuk skripsi atau laporan sumber daya untuk
tugas akhir, dan pengembangan program
mengunggahnya dalam strategis organisasi.
laman perguruan tinggi. 7. Mampu memimpin suatu tim
5. Mampu mengambil kerja untuk memecahkan
keputusan secara tepat masalah pada bidang
dalam konteks penyelesaian profesinya.
masalah di bidang 8. Mampu bekerja sama dengan
keahliannya, berdasarkan profesi lain yang sebidang

26
hasil analisis informasi dan dalam menyelesaikan
data. masalah pekerjaan bidang
6. Mampu memelihara dan profesinya.
mengembangkan jaringan 9. Mampu mengembangkan dan
kerja dengan pembimbing, memelihara jaringan kerja
kolega, sejawat, baik di dengan masyarakat profesi
dalam maupun di luar dan kliennya.
lembaganya. 10. Mampu bertanggung jawab
7. Mampu bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
atas pencapaian hasil kerja profesinya sesuai dengan
kelompok dan melakukan kode etik profesinya.
supervisi dan evaluasi 11. Mampu meningkatkan
terhadap penyelesaian kapasitas pembelajaran
pekerjaan yang ditugaskan secara mandiri.
kepada pekerja yang berada 12. Mampu berkontribusi dalam
di bawah tanggung evaluasi atau pengembangan
jawabnya. kebijakan nasional dalam
8. Mampu melakukan proses rangka peningkatan mutu
evaluasi diri terhadap pendidikan profesi atau
kelompok kerja yang berada pengembangan kebijakan
di bawah tanggung nasional pada bidang
jawabnya dan mampu profesinya.
mengelola pembelajaran 13. Mampu mendokumentasikan,
secara mandiri. menyimpan, mengaudit,
9. Mampu mengamankan, dan
mendokumentasikan, menemukan kembali data dan
menyimpan, mengamankan, informasi untuk keperluan
dan menemukan kembali pengembangan hasil kerja
data untuk menjamin profesinya.
kesahihan dan mencegah
plagiasi.

27
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Keterampilan Khusus (KK)
Sarjana Profesi
Care Provider 1. Mampu melakukan asuhan
1. Mampu kebidanan secara holistik,
mengaplikasikan komprehensif, dan
keilmuan kebidanan berkesinambungan yang didukung
dalam menganalisis kemampuan berpikir kritis,
masalah dan reflektif, dan rasionalisasi klinis
memberikan petunjuk dengan pertimbangan filosofi,
dalam memilih keragaman budaya, keyakinan,
alternatif pemecahan sosial ekonomi, keunikan
masalah pada lingkup individu, sesuai lingkup praktik
praktik kebidanan kebidanan meliputi asuhan
meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan,
pranikah, prakonsepsi, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
kehamilan, persalinan, bayi, balita anak prasekolah,
nifas, bayi baru lahir, kesehatan reproduksi (remaja,
bayi, balita anak perempuan usia subur, dan
prasekolah, kesehatan perimenopause), serta KB dan
reproduksi (remaja, pelayanan kontrasepsi.
perempuan usia subur, 2. Mampu mengelola pertolongan
dan perimenopause), persalinan fisiologis atas
serta KB dan pelayanan tanggung jawab sendiri.
kontrasepsi. 3. Mampu melakukan deteksi dini
2. Mampu didukung kemampuan berpikir
mengidentifikasi secara kritis dan rasionalisasi klinis
kritis penyimpangan sesuai lingkup asuhan kebidanan.
atau kelainan sesuai 4. Mampu melakukan konsultasi,
lingkup praktik kolaborasi, dan rujukan.
kebidanan. 5. Mampu melakukan penanganan
3. Mampu awal kegawatdaruratan maternal
mendemonstrasikan neonatal sesuai standart mutu
tatalaksana konsultasi, yang berlaku.
kolaborasi, dan 6. Mampu melakukan pelayanan
rujukan. kontrasepsi alamiah, sederhana,
4. Mampu hormonal, dan jangka panjang
mendemonstrasikan (AKDR dan AKBK), serta
penanganan awal konseling kontrasepsi mantap
kegawatdaruratan sesuai dengan standart dan
maternal neonatal memperhatikan aspek budaya
sesuai standart mutu setempat.
yang berlaku. 7. Mampu melakukan manajemen
5. Mampu menerapkan pengelolaan pencegahan infeksi,
berbagai teori patient safety, dan upaya bantuan
kontrasepsi termasuk hidup dasar.
AKDR dan AKBK. 8. Mampu melakukan
6. Mampu pendokumentasian asuhan dan

28
mendemonstrasikan pelaporan pelayanan kebidanan
pencegahan infeksi, sesuai kode etik profesi.
patient safety, dan Communicator
upaya bantuan hidup 9. Mampu melakukan KIE serta
dasar. promosi kesehatan dan konseling
7. Mampu tentang kesehatan reproduksi dan
mendemonstrasikan kehidupan berkeluarga sehat
pendokumentasian (perilaku reproduksi sehat,
asuhan kebidanan perencanaan keluarga, persiapana
sesuai standart yang menjadi orang tua dan
berlaku. pengasuhan anak, pemenuhan hak
Communicator asasi manusia, keadilan dan
8. Mampu kesetaraan gender, serta
mengembangkan KIE pandangan tentang kehamilan dan
dan promosi kesehatan persalinan sebagai proses
yang berhubungan fisiologis).
dengan kesehatan Community Leader
perempuan pada tahap 10. Mampu melakukan manajemen
perkembangan siklus kebidanan komunitas termasuk
reproduksinya dengan upaya negosiasi, advokasi, dan
menggunakan hasil kolaborasi interprofesional dalam
riset dan teknologi upaya meningkatkan status
informasi. kesehatan ibu dan anak.
Community Leader 11. Mampu melakukan upaya
9. Mampu menerapkan pemberdayaan perempuan sebagai
teori manajemen mitra untuk meningkatkan
kebidanan komunitas kesehatan perempuan, ibu dan
yang berbasis pada anak, perencanaan keluarga sehat,
partisipasi masyarakat dan antisipasi masalah, serta
untuk menyelesaikan pencegahan komplikasi dan
masalah melalui kehawatdaruratan.
pendekatan Decision Maker
interprofesional. 12. Mampu membuat keputusan
Decision Maker secara tepat dalam pelayanan
10. Mampu kebidanan berdasarkan pemikiran
mengaplikasikan teori logis, kritis, dan inovatif sesuai
dan praktik dengan kode etik.
pengambilan keputusan Manager
dan manajemen dalam 13. Mampu mengelola pelayanan
pelayanan kebidanan kebidanan di tempat praktik
sesuai kode etik. mandiri bidan dan di fasilitas
Manager pelayanan kesehatan lainnya
11. Mampu dalam lingkup tanggung
mendemonstrasikan jawabnya.
langkah-langkah
manajemen pelayanan
kebidanan.

29
30
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
Pengetahuan (P)
Sarjana Profesi
1. Menguasai konsep teoritis ilmu 1. Menguasai teori
kebidanan, manajemen asuhan aplikasi ilmu kebidanan
kebidanan, keputusan klinis, (midwifery science) dan
model praktik kebidanan, dan praktik asuhan
etika profesi secara mendalam. kebidanan (midwifery
2. Menguasai konsep teoritis ilmu practice) selama siklus
obstetri dan ginekologi, serta ilmu reproduksi.
kesehatan anak secara umum. 2. Menguasai teori
3. Menguasai konsep teoritis ilmu aplikasi ekologi
biomedik, biologi reproduksi, manusia, ilmu perilaku
serta biologi perkembangan yang dan budaya, ilmu
terkait dengan siklus kesehatan biomedik, biologi
reproduksi perempuan dan proses reproduksi dan
asuhan. perkembangan yang
4. Menguasai konsep teoritis ilmu terkait asuhan
ekonomi kesehatan, politik kebidanan (human
kesehatan, kebijakan publik di ecology, social and
bidang kesehatan, sosiologi, dan behavioural sciences,
antropologi kesehatan, biomedical science,
epidemiologi dan biostatistik, serta reproductive and
serta kesehatan masyarakat secara developmental biology).
umum. 3. Menguasai teori
5. Menguasai konsep teoritis aplikasi keterampilan
ekologi manusia secara umum dasar
dan konsep teoritis psikologi praktikmkebidanan.
perkembangan dan ilmu perilaku 4. Menguasai teori
secara mendalam terkait asuhan aplikasi pemberdayaan
kebidanan sepanjang siklus perempuan, keluarga
reproduksi perempuan dan proses dan masyarakat, serta
adaptasi menjadi orang tua. kemitraan dengan lintas
6. Menguasai konsep teoritis gizi sektor dan lintas
dalam siklus reproduksi program untuk
perempuan secara umum. meningkatkan
7. Menguasai konsep dasar, prinsip, kesehatan perempuan,
dan teknik bantuan hidup dasar ibu dan anak,
(basic life support) dan patient perencanaan keluarga
safety. sehat, antisipasi
8. Menguasai konsep teoritis masalah, serta
keterampilan dasar praktik pencegahan komplikasi
kebidanan secara mendalam. dan kegawatdaruratan.
9. Menguasai konsep umum ilmu 5. Menguasai prinsip
kesehatan masyarakat. hukum peraturan dan
10. Menguasai konsep umum perundang-undangan
patofisiologi yang terkait dengan dalam praktik
asuhan kebidanan. kebidanan.

31
11. Menguasai prinsip hukum 6. Menguasai teori
peraturan dan perundang- aplikasi komunikasi
undangan yang terkait dengan efektif, pendidikan
pelayanan kebidanan secara kesehatan, promosi
umum. kesehatan dan
12. Menguasai konsep teoritis konseling, serta
komunikasi efektif, pendidikan penggunaan teknologi
kesehatan, promosi kesehatan dan dan sistem informasi
konseling, serta penggunaan dalam pelayanan
teknologi dan sistem informasi kebidanan.
dalam pelayanan kebidanan 7. Menguasai teori
secara mendalam. aplikasi manajemen dan
13. Menguasai konsep teoritis kepemimpinan dalam
manajemen dan kepemimpinan pengelolaan praktik
secara umum. kebidanan.
14. Menguasai konsep teoritis
penelitian dan evidence based
practice dalam praktik kebidanan.

32
c. Mata Kuliah Tahap Akademik terkait IR 4.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N MATA Judgement
SKS T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O KULIAH Problem
Thinking
Creativity
Management with Others Intelligence Decision Orientation
Negotiation
Flexibility
Solving
Making
CATURWULAN I
1. Anatomi 3 2 1 √
2. Fisiologi 3 2 1 √
Teknologi
3. Informatika 3 2 1 √ √ √ √
Kesehatan
4. Parasitologi 2 1 1 √
5. Kimia Dasar 2 1 1 √
6. Biokimia 2 1 1 √
7. Mikrobiologi 2 1 1 √
8. Patobiologi 3 2 1 √
9. Fisika Kesehatan 2 1 1 √
10. Bahasa Inggris I 2 1 1 √ √ √ √
1
Jumlah sks 24 14
0

33
CATURWULAN II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N MATA Judgement
SKS T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O KULIAH Problem
Thinking
Creativity
Management with Others Intelligence Decision Orientation
Negotiation
Flexibility
Solving
Making
Kebutuhan Dasar
12. 3 1 2 √ √ √ √ √ √
Manusia
Keterampilan
13. Dasar Praktek 4 1 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Klinik
14. Multimedia Dasar 3 2 1 √ √
Konsep
15. 4 2 2 √
Kebidanan
16. Patofisiologi 2 2 - √
Asuhan
17. Kebidanan 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Prakonsepsi
Asuhan
Kebidanan
18. 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Remaja dan
Pranikah
1
Jumlah sks 24 13
1

34
CATURWULAN III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N MATA Judgement
SKS T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O KULIAH Problem
Thinking
Creativity
Management with Others Intelligence Decision Orientation
Negotiation
Flexibility
Solving
Making
Kreatifitas dan
20. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Humanitas
Asuhan
Kebidanan
21. 6 2 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kehamilan
Fisiologis
Teknologi Tepat
22. 2 1 1 √ √ √ √ √
Guna
Ilmu Kesehatan
23. 2 2 - √ √
Masyarakat
24. Filsafat Ilmu 2 2 - √ √
25. Antropologi 2 2 - √ √
26. Ilmu Perilaku 2 2 - √ √
27. PPKn 2 2 - √ √
Promosi
28. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesehatan
Jumlah sks 24 16 8

35
CATURWULAN IV
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N MATA Judgement
SKS T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O KULIAH Problem
Thinking
Creativity
Management with Others Intelligence Decision Orientation
Negotiation
Flexibility
Solving
Making
30. Obstetri Fisiologi 4 2 2 √ √ √ √ √ √ √
31. Obstetri Patologi 4 2 2 √ √ √ √ √ √ √
32. Ginekologi 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √
Tinjauan Desain
33. Komunikasi 2 1 1 √ √ √ √ √
Visual
34. Ilmu Gizi 2 2 - √ √
Farmakologi
35. 2 2 - √ √
Kebidanan
Psikologi Ibu dan
36. 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √
Anak
1
Jumlah sks 24 14
0

36
CATURWULAN V
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N Judgement
MATA KULIAH K T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O Problem Creativity Negotiation
S Solving
Thinking Management with Others Intelligence Decision
Making
Orientation Flexibility

Asuhan Kebidanan
38. Neonatus, Bayi, 4 1 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan Balita
Komunikasi dan
39. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Konseling
Ilmu Sosial Budaya
40. 2 2 - √ √
Dasar
41. Bahasa Inggris II 2 1 1 √ √ √ √
Kebidanan dalam
42. 2 2 - √ √ √ √
Perspektif Agama
Ilmu Kesehatan
43. 2 2 - √
Anak
Pelayanan
44. 3 1 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kontrasepsi
Asuhan Kesehatan
45. Reproduksi dan 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ginekologi
Dokumentasi
Kebidanan dan
46. 2 1 1 √ √ √
Ilmu Teknologi
Medik
1
Jumlah sks 24 13
1

37
38
CATURWULAN VI
S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N Judgement
MATA KULIAH K T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O Problem Creativity Negotiation
S Solving
Thinking Management with Others Intelligence Decision
Making
Orientation Flexibility

Kegawatdaruratan
48. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Maternal
Kegawatdaruratan
49. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Neonatal
Metode Penelitian
50. 3 2 1 √ √
dan Biostatistik
51. Epidemiologi 2 2 - √ √
Kebidanan
52. 5 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunitas
53. Kependidikan 3 2 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Manajemen
54. 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kebidanan
1
Jumlah sks 24 13
1

39
CATURWULAN VII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
N MATA Judgement
SKS T P Complex
Critical People Coordinating Emotional and Service Cognitive
O KULIAH Problem
Thinking
Creativity
Management with Others Intelligence Decision Orientation
Negotiation
Flexibility
Solving
Making
Kuliah Kerja
56. Nyata Bersama 3 - 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Masyarakat
Pengembangan
57. Kepribadian dan 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepemimpinan
Ekonomi
58. Kesehatan dan 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kewirausahaan
Etika Profesi
59. dan Hukum 2 2 - √ √
Kesehatan
Jumlah sks 11 5 6
CATURWULAN VIII
60. Skripsi 4 - 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah sks 4 - 4
7
TOTAL SKS 159 88
1

40
d. Stase Tahap Profesi terkait IR 4.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Judgement
NO STASE SKS Complex
Problem
Critical
Creativity
People
Coordinatin
g with
Emotional
Intelligenc
and
Service
Orientatio
Negotiatio Cognitive
Thinking Management Decision n Flexibility
Solving Others e n
Making
Keterampilan Dasar
1. 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Praktik Kebidanan
Asuhan Kebidanan
2. pada Pranikah dan 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Prakonsepsi
Asuhan Kebidanan
3. 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada Kehamilan
Asuhan Kebidanan
4. 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada Persalinan
Asuhan Kebidanan
5. 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada Bayi Baru Lahir
Asuhan Kebidanan
6. 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada Nifas
Asuhan Kebidanan
7. pada Bayi, Balita, dan 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Anak Prasekolah
KB dan Pelayanan
8. 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kontrasepsi
Asuhan pada Remaja
9. 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan Perimenopause
Asuhan Kebidanan
10. 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunitas

41
Manajemen Pelayana
11. 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kebidanan
12. Continuity of Care 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13. Proyek Multimedia 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TOTAL SKS 40

42
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Implementasi kurikulum merupakan suatu kegian yang bertujuan untuk
mewujudkan atau melaksanakan kurikulum ke dalam bentuk nyata di kelas,
yaitu terjadinya proses transmisi dan transformasi segenap pengalaman
belajar kepada peserta didik. Dengan demikian, implementasi kurikulum
memiliki posisi yang sangat menentukan bagi keberhasilan kurikulum sebagai
rencana tertulis.
Dalam model pembelajaran memiliki karakteristik utama yaitu human
competence dan mastery learning, tentu saja model pembelajaran harus
mencerminkan dan berbasis pada dua karakteristik tersebut. Banyak model
pembelajaran yang diasumsikan relevan untuk implementasi teknologi
pembelajaran dalam pembelajaran.

3.2 Saran
Setiap program studi perlu mempertimbangkan tuntutan perubahan
yang ada dan terjadi saat ini yang lebih dikenal dengan era global. Prodi-prodi
kebidanan secara bertahap harus melakukan:
1. Redesain kurikulum, silabus, dan strategi pembelajaran yang berbasis
keunggulan dan life skills, serta pengembangan bahan pembelajaran
berbasis aktivitas siswa.
2. Redesain model pembelajaran.
3. Mengembangkan berbagai inovasi di bidang pendidikan atau pembelajaran

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Rosyadi S. Revolusi Industri 4.0 : Peluang dan Tantangan bagi Alumni


Universitas. In: Soedirman FISdIPUJ, editor. Purwokwerto2018. p.
https://www.researchgate.net/publication/324220813_REVOLUSI_INDUST
RI_40/download.
2. Hoedi Prasetyo WS. Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri. 2018;13(1).
3. Azzuhri M. Pendidikan Berkualitas. Forun Tarbiah. 2009;7(2).
4. BNSP. Paradigma Pendidikan Nasional Di Abad-21. Jakarta: BNSP;2010.
5. ‘Aziz MR. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pendidikan Indonesia.
6. Kemenperin. Making Indonesia 4.0. 2017.
7. Kemenristekdikti. Memandang Revolusi Industri dan Dialog Pendidikan
Karakter di Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan;2017.
8. Arifin I. Nilai-nilai Humanistik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Era
Globalisasi dan Revolusi Industri 4. In: Malang UN, editor. Makassar2018.
9. Abdul Rohman YEN. Pendidikan Multikultural : Penguatan nasional Di Era
Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Multidisiplin Tema A - Penelitian
UNWAHA Jombang. 2018 29 September.
10. Jamun YM. Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Missio. 2018;10(1).
11. Tjandrawinata RR. Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya
pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. In: Group DM, editor.2016.
12. Entin Martiana TB, Riyanto Sigit. Modul Ajar Kecerdasan Buatan Surabaya:
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya;2005.
13. WEF. The Future of Jobs Report 2018. World Economic Forum. 2018.
14. Mukminan. Kurikulum Masa Depan. Banten: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa 2015.
15. Kemenristekdikti. Panduan Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi. Edisi
ke-2. Jakarta: 2016.
16. Arjanggi R. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di
Perguruan Tunggi. Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami 2012.
17. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pndidikan Nasional RI
nomor: 43/dikti/kep//2006.

44
45

Anda mungkin juga menyukai