Anda di halaman 1dari 14

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Mata kuliah : Analisis Kurikulum Pendidikan Dasar

Dosen Pengampu :

RayendraS.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Dila Oktaviandini (23004123)

Egin Rahma Tusyifa (23004067)

Adisty Fanny (23004049)

Wardatun Nisa (23004110)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Rasional Pengembangan
Kurikulum 2013” dapat diselesaikan dengan baik,dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Analisis
Kurikulum Pendidikan Dasar.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada dosen pengampu yang
telah mengarahkan dalam pembuatan makalah ini. Dan tak lupa berterima kasih kepada
kelompok yang telah menyelesaikan penulisan makalah dari awal hingga akhir.

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
keterbatasan wawasan yang saya miliki sebagai penulis. Dan bagi pembaca tentu akan
menemukan berbagai kekurangan baik dari penulisan maupun isi yang harus diperbaiki
nantinya. Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar menjadi evaluasi bagi saya sebagai penulis agar lebih baik untuk kedepannya.

Padang 13 Maret 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian Dasar Pengembangan Kurikulum 2013 ........................................................ 6
B. Dasar Pertimbangan Kurikulum 2013 ............................................................................ 6
C. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ............................................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan penting bagi generasi penerus bangsa maka dari itu pemer
intah mewajibkan belajar 9 tahun dan seharusnya pemerintah mewajibkan belajar sampai per
guruan tinggi jika mengacu pada anggaran untuk pendidikan sebanyak 20% dari negara.
Dalam menyukseskan pendidikan menteri pendidikan mengeluarkan kurikulum
2013 untuk mengatur segalanya dalam proses pembelajaran.

Orientasi kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara


sikap,keterampilan, dan pengetahuan, disamping pembeljarannya yang holistic dan
menyenangkan. Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik
integrative.

Dalam pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebgai materi pembahasan pada sem
ua pelajaran,yaitu dua mata pelajaran itu akan dintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.
Materipembelajara IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan
matematika,sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indones
ia dan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).
Dalam menerapkan kurikulum 2013 diharapkan setiap sekolah bisamengimplementasikan
dengan baik agar guru tidak bingung terutama staf kurikulum diharapkan betul-betul
memahami kurikulum 2013. Semoga makalah ini bisa memberikan pemahaman lebihtentang
“Konsep Kurikulum 2013”.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Dasar Pengembangan Kurikulum 2013 !
2. Apa itu Dasar Pertimbangan Kurikulum 2013 ?
3. Apa yang dimaksud dengan Elemen Kurikukulum 2013 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dasar pengembangan kurikulum 2013.
2. Mengerti tentang Dasar Pertimbangan kurikulum 2013.
3. Mengetahui tentang elemen kurikulum 2013.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Pengembangan Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 (K-13/Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem


Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum 2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Sedangkan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan
yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahar ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan pengembangan kurikulum, sesuai dengan
yang dikemukan oleh para ahli pendidikan dapat disimpulkan, bahwa pengembangan
kurikulum itu bertujuan untuk merumuskan suatu proses dinamika yang dapat menjawab
tantangan terhadap tuntutan perubahan yang terjadi dalam pemerintahan dan bersifat umum.

B. Dasar Pertimbangan Kurikulum 2013

Pertimbangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan


yangdihadapi, baik tantangan internal, tantangan eksternal maupun tantangan lainnya.
1. Tantangan Internal
 Dalam rangka pemenuhan tuntutan 8 Standar Nasional
PendidikanTantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikait
kan dengantuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasion
al Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar
biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dantenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian,
dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor
perkembangan penduduk Indonesiadilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Terkait dengan tantangan internal
pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggar
aan pendid kan dapat mencapai ke delapan standar yang telah ditetapkan
 Berkembangnya jumlah penduduk jika tidak dibarengi dengan kualitas
manusia akan menjadi beban pembangunanTerkait dengan perkembangan
penduduk, SDM usia produktif yang melimpah apabila
memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang lu
ar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan te
ntunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang di
hadapi adalah bagaimanamengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban

2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal dunia pendidikan antara lain:
- Adanya tantangan perkembangan zaman globalisasi di segala segi.
- Tuntutan kompetensi masa depan baik dari kualitas sikap maupun mental dan sosial
- Persepsi masyarakat tentang kurikulum sebelumnya yang menitikberatkan pada sisi k
ognitif, beban yang terlalu berat, kurang menekankan aspek afektif – Berkembangnya
pengetahuan dan
- Fenomena negatif perkelahian pelajar, narkoba, korupsi dll

3. Penyempurnaan Pola Pikir


Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujudapabi
la terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses
pembelajaransebagai berikut:

a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.


b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.Sejalan dengan itu,
perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam
perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan
KTSP2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan
dari kebutuhan

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dimulai dari 4 aspek:


menetapkanstandar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan
pendidikan nasional, dankebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan
kurikulumnya yang terdiri darikerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan
kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-
tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan te
knis penyusunan yang sangat memberatkan guru

5. Pendalaman dan Perluasan Materi

Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level
kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia
hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang
terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).
Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat
disimpulkan dari hasil studi ini, hanyasatu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan
zaman.Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk
pesertadidik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk
bidang matematika,lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementaramisalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai
level tinggi dan advance.Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia
berbeda dengan apa yangdiujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional.Untuk
bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda
dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 20
07 dan2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu
mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai
leveltinggidanlanjut(advanced). Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesi
mpulan yang dapatdiambil dari studi ini adalah bahwa apa yang diajarkan kepada peserta
didik di Indonesia berbedadengan apa yang diujikan atau distandarkan di tingkat
internasional.Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan
untuk kelasIV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk
tingkat SMPseperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta
didik Indonesiadi SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih
dari 50% siswaTaiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan
bahwaapayangdiajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pad
a tingkat internasional.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-
soalyang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat
kategori, yaitu:

- low mengukur kemampuan sampai level knowing


- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning
- advence mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete infor
mation.
Analisis lebih jauh untuk membandingkan kurikulum IPA SMP kelas VIII yang ada
diIndonesia dengan materi yang terdapat di TIMSS menunjukkan bahwa terdapat beberapa
topik yang sebenarnya belum diajarkan di kelas VIII SMP (Tabel 2). Hal yang sama juga
terdapat dikurikulum matematika kelas VIII SMP
di mana juga terdapat beberapa topik yang belumdiajarkan di kelas XIII. Lebih parahnya lagi,
malah terdapat beberapa topik yang sama sekalitidak terdapat di dalam kurikulum saat ini,
sehingga menyulitkan bagi peserta didik kelas VIIISMP menjawab pertanyaan yang terdapat
di dalam TIMSS.Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi
internasionaldi mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang
sama sekali tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini.Dalam kaitan itu, perlu
dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang
terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak
relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional. Di
samping itu juga perlu dievaluasi ulang tingkat kedalaman materi
sesuaidengan tuntutan perbandingan internasional dan menyusun kompetensi dasar yang ses
uai dengan materi yang dibutuhkan.

C. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Ada 4 elemen perubahan yang mendasar yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Untuk elemen SKL, semua jenjang
pendidikan mulai dari SD sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap (afektif,
attitude), ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).
Upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar


isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

a. Dimensi sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
b. Dimensi Pengetahuan Memiliki pengetahuan social dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
c. Dimensi Keterampilan Memiliki kemampuan social dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai.

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk


kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama
yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif,
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara
pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai social pengorganisasi (ocialtiv element) kompetensi


dasar. Sebagai social pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi
sosial dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi sosial Kompetensi Dasar
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi
yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi
Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap social (kompetensi 2), pengetahuan
(kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu
menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara social ative. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
social dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4).

Untuk elemen Standar Isi, kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi. Untuk pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam
semua mata pelajaran, jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran.

Untuk elemen Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus
memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tapi juga boleh di luar
kelas seperti perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi terkait, dan bahkan masyarakat
sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi juga dapat diperoleh dari buku, ocia,
TV, radio, internet. Dan sikap (attitude) tidak diajarkan secara verbal, tetapi siswa akan lebih
banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh guru dengan memberikan suri tauladan yang
baik.

Untuk elemen Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka
diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Setiap siswa memiliki
semua rekaman kegiatan berupa portofolio yang dibuat oleh siswa sendiri sebagai socialtiv
utama penilaian. Ekstrakurikuler Pramuka akan menjadi wajib pada semua jenjang
pendidikan dasar sampai menengah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Meskipun perubahan kurikulum sudah merupakan sebuah keniscayaan, akan
tetapi perlu adanya pra kondisi yang harus dan bahkan wajib dipenuhi, terutama
terkait dengan kesiapan para guru selaku garda terdepan dalam proses
implementasinya. Sebagai ujung tombak keberhasilan reformasi kurikulum, guru
perlu memiliki kesiapan yang memadai, mulai dari kesiapan dari segi kualifikasi,
kompetensi serta juga siap dalam hal kesamaan pemahaman dan/mindset (pola pikir)
terhadap kurikulum baru tersebut. Tulisan ini telah berupaya menjelaskan sekilas
tentang kurikulum tahun 2013 dan perubahan-perubahannya serta pentingnya
perubahan mindset guru. Bagaimana pola pentingnya perubahan mindset yang harus
terjadi dalam proses pembelajaran dan evaluasinya.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber pembelajaran untuk dapat mengetahui Rasional pengembangan kurikulum
2013, dan dapat menambah wawasan pembaca mengenai materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Jejaring Indonesia 2013. Elemen Perubahan Kurikulum 2013. http:// www.jejaring.web.id


/elemen-perubahan-kurikulum-2013-bagian-1/(12 Maret 2024)

Mahanani. 2013. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013. http://www.m- edukasi.


web.id/2013/06/rasional-pengembangan-kurikulum-2013.html(12 Maret 2024)

https://musyarofah.files.wordpress.com/2016/05/materi-umum-1-4-kompetensi-materi-dan-
pembelajaran.pdf

https://id.scribd.com/document/398011559/Rasional-Pengembangan-Kurikulum-2013
Slameto slameto_usw@yahoo.com Pendidikan Guru Sekolah Dasar & PPS-MP - FKIP -
UKSW Salatiga

Anda mungkin juga menyukai