Disusun oleh:
Kelompok 8
Desi Wulandari 2016.11.0850
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Kurikulum
2013” ini tepat waktu, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Hartini,S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Telaah
Kurikulum Matematika, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membaca. Serta dapat membuka wawasan kita dan
pengetahuan kita mengenai dalam pelajaran Telaah Kurikulum Matematika.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
A. Kesimpulan .................................................................................... 22
B. Saran .............................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia belum terlepas dari berbagai macam masalah. Salah
satu masalah pendidikan di negara kita yang masih menonjol saat ini adalah
adanya kurikulum yang silih berganti dan tanpa ada arah pengembangan yang
betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada
kurikulum tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam lembaga pendidikan, yaitu sebagai salah satu penentu
keberhasilan pendidikan. Perubahan kurikulum selalu mengarah pada
perbaikan sistem pendidikan dan perubahan tersebut dilakukan dengan
didasari pada permasalahan pelaksanaan kurikulum sebelumnya yang
dianggap kurang maksimal baik secara materi maupun sistem
pembelajarannya sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha
perbaikan kurikulum tersebut mesti dilakukan demi menciptakan perubahan
yang lebih baik untuk sistem pendidikan di indonesia.
Semakin maju suatu bangsa maka semakin maju pula ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu kini diperlukan pendidikan dengan kurikulum yang mampu
menghasilkan generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah,
berketerampilan, dan berpengetahuan yang luas agar mampu bersaing di
dunia internasional.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Bagaimana deskripsi mengenai Kurikulum 2013?
2. Apa rasional perubahan Kurikulum?
3. Apa landasan kurikulum 2013?
4. Apa tujuan pengembangan kurikulum 2013?
5. Apa saja karakteristik Kurikulum 2013 ?
1
6. Apa saja Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
7. Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013 ?
8. Apa saja metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ?
9. Apa saja model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013?
10. Bagaimana sistem penilaian dalam kurikulum 2013 ?
11. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
12. Apa perbedaan persamaan kurikulum 2013 dan KTSP?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk pembaca dapat
mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan tentang
Konsep Kurikulum 2013.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
SMP = 38 JAM,
SMA = 39 JAM
4
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain
berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di
masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pendagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan lain globalisasi (WTO, ASEAN Community,
APEC, CAFTA), Masalah lingkungan hidup, Kemajuan teknologi
informasi, Konvergensi ilmu dan teknologi, Ekonomi berbasis
pengetahuan, Kebangkitan industri kreatif dan budaya, Pergeseran
kekuatan ekonomi dunia,Pengaruh dan imbas teknosains, Mutu,
investasi dan transformasi pada sektor pendidikan, Materi TIMSS
dan PISA.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi,
kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan
mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan
menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang
berbeda, kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal,
memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk
bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya dan
memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif, beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pendadogi antara lain neurologi,
psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative
learning.
e. Fenomena negatif yang mengemuka antara lain perkelahian pelajar,
narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian.
5
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir
dalam proses pembelajaran, seperti sebagai berikut (kebudayaan, 2013):
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa,
b. dari dari satu arah menuju ineraktif,
c. dari dari isolasi menuju lingkungan jejaring,
d. dari pasif menuju kreatif menyelidiki,
e. dari dari abstrak menuju konteks dunia nyata,
f. dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis IT atau
kelompok,
g. dari luas menuju prilaku khas memberdayakan kaidah keterkaitan,
h. dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala arah,
i. dari alat tunggal menuju alat media,
j. dari hubungan satu arah menuju kooperatif,
k. dari produksi massa meuju kebutuhan pelanggan,
l. dari usaha sadar tunggal menuju jamak,
m. dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin
jamak,
n. dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan,
o. dari pemikiran faktual menuju kritis,
p. dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan
6
2. Landasan Yuridis
RPJMM 2010-1014 sektor pendidikan tentang perubahan tentang
metodologi pembelajarn dan penatan kurikulum.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
INPRES Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pengembangan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa.
3. Landasan Konseptual
Relevansi pendidikan (link and match)
Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
Pembelajaran aktif (student active learning)
Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh (Mulyasa, 2013).
7
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di
kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang
untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
8
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan
disini adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium
dan sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1. Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk
menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga
memberikan hasil optimal.
2. Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru
harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta
dengan hasil yang optimal.
9
b. Proses belajar di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS,
SMA/MA, san SMK/MAK berdasarkan rencana pelaksanaan
pemelajaran yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menuasai KD dan KI yang memuaskan.
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten
kompetensi.
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental
dilaksanakan berkesinambunganantara satu pertemuan dengan
pertemuan lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada setiap kegiatan
belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, menganalisis, dan
mengkomunikasikan.
h. Pembelajaran remidial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi yang masih kurang.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pelajaran remidial untuk
memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran Ekstrakulikuler
Pembelajaran ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktifitas yang dirancang sebagai kegiatan diluar kegiatan pembelajaran
terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakulikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakulikuler wajib dinilai yang
hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakulikuler
10
pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran,
antara lain:
1. Metode Ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik
verbal maupun nonferbal.
2. Metode latihan
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan
tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal
3. Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab
oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan
selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak
didik menjawab.
4. Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik
ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
5. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau
suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6. Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam
kehidupan sosial.
7. Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak
didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup
maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab,
dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
11
8. Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa
diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok
9. Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa.
Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk
melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru
10. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
11. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.
1. Tujuan pembelajaran
2. Tingkat kematangan anak didik
3. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
12
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
13
Berdasarkan permendikbud nomor 65 tentang standar proses, model
pembelajaran yang yang diutamakan dalam implementasi kurikulum 2013
adalah;
1. Model Inquiry Learning
Langkah-langkah dalam model inquiry yaitu:
b. Observasi atau mengamati berbagai fenomena alam.
c. Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi
d. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
e. Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan
f. Merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis
2. Model Discovery Learning
a. Stimulation (memberi stimulasi)
Guru memberikan stimulan dapat berupa bacaan, gambar, situasi, sesuai
dengan materi pembelajaran.
b. Problem statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik diharuskan menemukan masalahapasaja yang dihadapi.
c. Data colllecting (mengumpulkan data)
Peserta didik diberi pengalaman mencari dan mengumpulkan data yang
dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah.
d. Data processing (mengolah data)
Melatih kemampuan logis dan aplikatif.
e. Verification (memferifikasi)
Mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran hasil
pengolahan data serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu
kesimpulan.
f. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik dituntut untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya
pada suatu kejadian.
3. Problem Based Learning
Model ini bertujuan untuk merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata.
14
Langkah-langkah pembelajaran:
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
4. Project Based Learning
Model ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didikdalam melakukan
investigasi dan memahami pemelajaran melalui investigasi.
a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
b. Mendesain perencanaan proyek.
c. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
d. Memonitir kegiatan dan perkembangan proyek.
e. Menguji hasil
f. Mengevaluasi kegiatan
15
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
KD atau lebih.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik seelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester.
Ujian tingkat kompetensi(UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi.
Ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi.
Ujian nasional merupakan kegiatan pengukuran kompetensi
tertentuyang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.
Ujian sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi diluar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang penidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana.
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam
perencanaan,pelaksanaan, dan pelaporannya.
16
Transparan, beratrti prosedur penilaian,kriteria penilsisn,dan dasar
pengambilsn keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
Menyatu dengan kegiatan pembelajaran,dan berkesinambungan.
Akuntabel, bereti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,prosedur, dan
hasilnya.
Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
17
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak
desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas
yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
18
baru ditentukan Standar Isi, Kompetensi Lulusan) melalui
yang bebentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun
Kurikulum, yang dituangkan 2006
dalam Permendikbud No 67, 68,
69, dan 70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi lulusan ada Lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skills dan pengetahuan
hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per Jumlah jam pelajaran lebih
minggu lebih banyak dan jumlah sedikit dan jumlah mata
mata pelajaran lebih sedikit pelajaran lebih banyak
dibanding KTSP dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam
di jenjang SD dan semua mata pembelajaran terdiri dari
pelajaran di jenjang Eksplorasi, Elaborasi, dan
SMP/SMA/SMK dilakukan Konfirmas
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu
standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6 TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran.
Komunikasi) bukan sebagai
mata pelajaran, melainkan
19
sebagai media pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan
penilaian otentik, yaitu pada aspek pengetahuan
mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses
dan hasil.
8 Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai Penjurusan mulai kelas XI
kelas X untuk jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun
kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013
dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum
2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada
hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai
esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses
(PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan
ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan
pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan
tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
2. Persamaan Kurikulum 2013 dan KTSP
a. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-
sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
20
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah
yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru, hasil penyempurnaan
kurikulum sebelumnya, Kurukum KTSP atau Kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Dan Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring. Secara konseptual kurikulum 2013 jelas
ada perubahan signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk
menjadikan pendidikan menjadi lebih baik dan usaha unutk selalu
memperbaruhi tata cara pelaksanaan pendidikan din indonesia agar merata
disetiap daerahnya.
3.2 Saran
Dengan makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat memahami
dan mengetahui Konsep Kurikulum 2013. Tentunya, makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Dengan itu, penulis berharap adanya kritik dan saran
yang membangun oleh para pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
Mudzakir,Faizal.“Kurikulum2013”.https://mudzakirfaizal.wordpress.com/2014/11
/05/makalah-kurikulum-2013(diakses 25 September 2018)
Octadianti,Laili.”Kurikulum2013”.https://www.academia.edu/28608587/Makalah
_Kurikulum_2013_kelompok_8_.docx(diakses 25 September 2018)
23