Anda di halaman 1dari 11

Tantangan dan Problematika HAM di Indonesia

Artikel
Diajukan untuk memenuhi komponen tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
M. Mukti Adji A.
1020

PROGRAM STUDI HUKUM KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
TAHUN 2017
ABSTRAK
Tantangan dan Problematika HAM di Indonesia
Oleh :

M. Mukti Adji A. (1020)

Tujuan karya tulis ini adalah untuk memaparkan hasil penelitian saya yang membicarakan
tentang tantangan dan problematika yang di hadapi pemerintah Indonesia dalam menghadapi
kasus – kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah
saya lakukan, Indonesia masih sangat kurang dalam menghadapi kasus – kasus pelanggaran
HAM yang ada di Indonesia. Hal utama yang menyebabkan terjadinya hal ini adalah kurang
nya SDM ahli yang dimiliki oleh lembaga – lembaga penegak HAM di Indonesia. Selain itu
masih ada kekurangan lain seperti kurang nya distribusi informasi antar lembaga karena
kurangnya sub unit lembaga yang berkaitan di setiap daerahnya, kondisi geografis Indonesia
yang merupakan negara kepulauan sehingga menghambat mobilitas maupun distribusi
informasi yang ada, dan juga yang terpenting adalah masyarakat Indonesia sendiri yang masih
menganggap pelanggaran HAM kecil seperti bullying itu adalah hal yang remeh padahal
dapat menyebabkan nyawa orang melayang. Seharusnya dengan banyak nya kasus dan
permasalahan seperti ini, pemerintah harus segera sigap dengan membuat inovasi – inovasi
baru yang dapat membuat pelanggaran HAM berkurang di Indonesia. Seperti memperbanyak
SDM ahli yang ada, membuat sub – sub unit baru di setiap daerahnya, merevisi undang –
undang mengenai HAM yang ada saat ini, mengkampanyekan tentang perlindungan HAM
kepada masyarakat, dan yang paling penting adalah mempertegas sikap pemerintah, aparat
penegak hukum, dan bahkan masyarakat Indonesia sendiri dalam melawan pelanggaran HAM
di Indonesia.
Keyword : HAM, Kasus Pelanggaran HAM, Indonesia, SDM,

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makin banyaknya kasus pelanggaran HAM yang terjadi adalah tantangan penegakan
HAM di Indonesia. Sebagian kasus pelanggaran hak asasi manusia telah diselesaikan,
sedangkan yang lainnya masih diusahakan dan bahkan ada beberapa yang menghilang dan
menguap tanpa ada jejak penyelesaian lebih lanjutnya. Meskipun banyak kasus pelanggaran
hak asasi manusia di Indonesia, bukan berarti masalah penegakan hak asasi manusia
dikatakan lemah atau tidak ada penegakan hukum. Akan tetapi, memang masih banyak
persoalan yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan penegakan HAM di negeri ini.
Tantangan-tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia diantaranya adalah:
 Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat pemerintah dan lembaga-
lembaga penegak hukum yang ada di Indonesia;
 Masih ada pihak-pihak yang berusaha menghidupkan kekerasan dan diskriminasi
sistematis terhadap kaum perempuan ataupun kelompok masyarakat yang dianggap
minoritas di Indonesia;
 Budaya kekerasan seringkali masih menjadi pilihan berbagai kelompok masyarakat
dalam menyelesaikan persoalan yang ada di antara mereka ( baik di daerah, maupun di
kota sekalipun );
 Belum adanya komitmen pemerintah yang kuat terhadap upaya penegakan HAM di
Indonesia dan kemampuan melaksanakan kebijakan HAM di Indonesia secara efektif
sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi;
 Terjadinya komersialisasi media massa yang berakibat pada semakin minimnya
keterlibatan media massa ( elektronik, sosial maupun media lainnya ) dalam pemuatan
laporan investigatif mengenai HAM dan pembentukan opini untuk mempromosikan
HAM di Indonesia;

B. Rumusan Masalah
Kasus pelanggaran di Indonesia semakin hari semakin meningkat, bahkan kasus-kasus
nya semakin besar. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan pada masyarakat, seperti:
1. Mengapa penanganan kasus HAM di Indonesia sangat lambat, bahkan bisa hilang
begitu saja tanpa penyelesaian lebih lanjut ?

2. Mengapa masih banyak kasus pelanggaran HAM di Indonesia, bahkan akhir-akhir ini
kasusnya semakin besar ?

3. Bagaimana seharusnya pemerintah bersikap dan bertindak terhadap pelanggaran-


pelanggaran HAM yang ada di Indonesia ?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Apa itu HAM ?

HAM sendiri memiliki beberapa pengertian, yaitu :

a) HAM ialah suatu hak yang sifatnya mendasar atau asasi. Hak-hak yang
dimiliki setiap manusia berdasarkan kodratnya yang pada dasarnya
tidak akan bisa dipisahkan sehingga bersifat suci. (Prof. Koentjoro
Poerbopranoto)
b) HAM ialah hak-hak yang langsung diberikan Tuhan yang esa kepada
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuatan
apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya
fundamental atau mendasar bagi kehidupan manusia dan pada
hakikatnya sangat suci. (John Locke)
c) HAM ialah hak-hak yang melekat pada diri setiap insan dan tanpa
memiliki hak-hak itu maka setiap insan tidak bisa hidup selayaknya
manusia. Hak tersebut didapatkan sejak lahir ke dunia. (Haar Tilar)
Sedangkan dalam UU No 39 Tahun 1999, Menerangkan bahwa HAM ialah
seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah SWT. dimana hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di hargai
dan dilindungi oleh setiap orang untuk melindungi harkat dan martabat setiap
manusia.
Jadi HAM itu sendiri adalah hak universal yang diberikan kepada semua orang
dari sang pencipta, yang tidak ada seorang pun yang dapat mengambil nya
ataupun melanggar nya.

B. Bagaimana HAM menurut UUD 1945 ?

Dalam UUD 1945 pasal 28 A – pasal 28 J, menjelaskan tentang jenis – jenis HAM.

I. Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

II. Pasal 28 B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi.

III. Pasal 28 C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.

IV. Pasal 28 D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja “)
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

V. Pasal 28 E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran. memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggakannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.

VI. Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.

VII. Pasal 28 G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dan ancaman kelakutan
untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan alau perlakuan yang
rnerendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suara
politik dari negara lain.

VIII. Pasal 28 H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapalkan lingkungan hid up yang baik dan sehal serfa berhak
memperoleh pefayanan kesehatan
2) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.

IX. Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, Terutama pemerintah.
5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan.
X. Pasal 28 J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan partimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.1

C. Apa saja pelanggaran HAM berat di Indonesia ?

Di Indonesia dewasa ini masih banyak terjadi pelanggaran HAM, bahkan


pelanggaran HAM yang terdahulu masih banyak belum terselesaikan. Contohnya :

1. Kerusuhan Tahun 1998 (Kasus Trisakti).


2. Kasus G30S/PKI.
3. Kasus Petrus (Penembak Misterius).
4. Kasus Pembantaian Dukun Santet di Jawa Timur
5. Kasus Pembullyan di Beberapa Sekolah di Indonesia

1
Indonesia, Republik. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sekretariat Jenderal
MPR RI, 2002.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Mengapa penanganan kasus HAM di Indonesia sangat lambat, bahkan bisa
hilang begitu saja tanpa penyelesaian lebih lanjut ?

Di Indonesia memang masih banyak terjadi kasus pelanggaran HAM. Hal ini tidak
luput dari dari masyarakat kita sendiri. Masyrakat Indonesia sudah mulai melupakan
kultur mereka sendiri, melupakan pancasila sebagai dasar atau pedoman hidup rakyat
Indonesia.

Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh globalisasi yang sangat besar. Sehingga
membuat perbuatan yang dulunya dianggap tabu, sekarang dianggap hal yang biasa.
Masuk nya kultur barat membuat semakin terperosok nya jati diri bangsa Indonesia,
membuat masyarakat lupa akan jati diri mereka. Hal ini dapat menyebabkan semakin
banyak nya pelanggaran HAM seperti pembullyan, pemerkosaan, dan bahkan
pembunuhan.

Selain itu, aparat penegak hukum Indonesia untuk bidang penegakan HAM masih
sangat minim. Ini sangat terlihat karena masih banyak kasus HAM yang belum
terselesaikan sampai sekarang. Seperti kasus pembantaian dukun santet di jawa timur,
kasus G30S/PKI, dan kerusuhan Trisakti.

Hal ini sangat erat dengan kurang nya SDM ahli untuk penanganan kasus pelanggaran
HAM. Bayangkan, hanya ada 6 lembaga pemerintah dan beberapa lembaga
masyarakat yang menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Lembaga –
lembaga tersebut ialah :
a. Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
b. Komnas HAM.
c. Pengadilan HAM.
d. Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI).
e. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
f. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
g. Lembaga – lembaga Swadaya Masyarakat di Indonesia.
Tentunya jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia dan kondisi
geografis Indonesia, maka hal ini akan sangat menyulitkan bagi lembaga – lembaga
tersebut. Apalagi lembaga pemerintahan yang ada hanya 5, sedangkan yang lainnya
hanya lembaga swadaya masyarakat yang belum tentu dapat dengan baik membantu
menangani kasus HAM yang ada.
Hal lain yang menyebabkan lamanya proses penyelesaian kasus HAM juga tidak jauh
dari para aparat penegak hukum yang korup, yang menerima suap dari para pelaku
untuk membuat kasus mereka tidak diangkat di pengadilan. Bahkan bukan hanya uang,
tetapi juga kekuasaan yang dimiliki ataupun ancaman. Sebagai contoh adalah kasus
Trisakti yang sampai saat ini para korbannya belum ditemukan.

Hal hal inilah yag menjadi bukti kurangnya penangan kasus HAM di Indonesia.
Bukan hanya kurang, bahkan lebih seperti angin lalu saja.
B. Mengapa masih banyak kasus pelanggaran HAM di Indonesia, bahkan akhir-
akhir ini kasusnya semakin besar ?
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, hal ini tidak lah jauh dari SDM ahli yang
masih sangat kurang. Sumber daya manusia yang handal, kompeten, dan pelayanan
yang prima merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan.2 Terutama untuk suatu
lembaga pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Ditambah lagi Indonesia yang
memiliki kondisi geografis kepulauan, sehingga sulit untuk memantau keadaan
masyarakat Indonesia dan juga menghambat distribusi informasi yang ada.
Hal – hal seperti inilah yang menyebabkan masyarakat semakin berani untuk
melakukan perbuatan yang melanggar HAM. Karena menurut masyarakat, para aparat
penegak HAM tidak akan mengetahui perbuatan mereka jika melakukan sesuatu yang
sepele seperti bullying. Memang berawal dari bullying, tapi hal ini dapat menyebabkan
nyawa orang melayang. Contohnya kasus yang dialami oleh seorang remaja asal
Amerika Serikat bernama Kenneth Suttner (17). Remaja AS ini meninggal dunia
setelah bunuh diri dengan menembakkan pistol ke arah kepalanya. Tidak hanya di
sekolah, Suttner juga diduga mengalami bullying di restoran tempatnya bekerja. Ibu
dari Suttner mengatakan anaknya sudah bertahun-tahun mengalami bullying. Ia
berjuang untuk tidak mendengarkan ocehan negatif tentang dirinya. 3

Itu merupakan salah satu contoh kekejaman bullying yang dianggap oleh banyak
remaja Indonesia adalah hal lumrah. Sedangkan yang dimaksud dengan pelanggaran
Hak Asasi Manusia yaitu setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.4
Semua tindakan yang dilakukan baik perseorangan maupun sekelompok orang yang
berusaha untuk memojokkan dan membatasi tingkah laku terhadap yang lainnya sudah
pasti termasuk melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Hal ini sudah menjelaskan
bahwa perilaku bullying termasuk kedalam pelanggaran HAM. Bullying biasanya
dilakukan dengan melakukan suatu tindak kekerasan. Pengertian bullying sendiri
adalah salah satu bentuk dari perilaku agresif dengan kekuatan dominan pada perilaku
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau
korban yang lebih lemah darinya.5

2
Rahardianto, Ahmad Latif, Azis Fathoni, and Leonardo Budi Hasiholan. "THE EFFECT OF
COMPENSATION, WELFARE BENEFITS, EDUCATION AND TRAINING TO WORK PRODUCTIVITY
IN PT. MULTI SERVISINDO SARANA SUBSTATION SEMARANG (PENGARUH KOMPENSASI,
TUNJANGAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA PT. MULTI SERVISINDO
SARANA CABANG SEMARANG)." Journal of Management 3.3 (2017).
3
https://kumparan.com/niken-nurani/anak-anak-yang-tewas-akibat-bullying
4
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 6
5
https://www.kompasiana.com/natanaeliw/bullying-terrmasuk-dalam-kasus-pelanggaran-
ham_57448a378e7e61560c448340
Pemikiran seperti inilah yang dapat membuat kasus pelanggaran HAM semakin besar.
Karena masyarakat masih meremehkan perbuatan pelanggaran HAM kecil seperti
bullying ini. Mereka tidak tahu bahwa perilaku yang mereka anggap sepele seperti ini
dapat mengakibatkan trauma mendalam bagi korban yang dapat mengakibatkan
nyawa korban melayang.
C. Bagaimana seharusnya pemerintah bersikap dan bertindak terhadap
pelanggaran-pelanggaran HAM yang ada di Indonesia ?
Sebenarnya untuk mengurangi pelanggaran HAM di Indonesia tidak lah susah. Cukup
memberikan wawasan – wawasan tentang HAM kepada masyarakat sebanyak –
banyaknya. Karena pada dasarnya tipikal masyarakat Indonesia adalah masyarakat
yang kekanak – kanakan, yang masih belum bias mandiri, yang masih harus di ”suap”
tentang wawasan – wawasan yang ada saat ini. Salah satu contoh mudah dan
sederhana adalah mengkampanyekan HAM kepada masyarakat. Bisa melalui media
massa, media sosial, ataupun media hiburan sekalipun.
Contoh lainnya adalah membuat Kota HAM. Gagasan untuk membumikan HAM di
level kota mewujud dalam wacana yang kini menjadi tren global, yaitu gagasan
tentang Kota HAM (Human Rights Cities).6 Ide ini disusun dan dikembangkan sejak
1997 oleh People’s Movement for Human Rights Education (PDHRE), sebuah
organisasi non-profit internasional. Gagasan ini semakin mengembang sejak
dipromosikan dalam Forum Kota HAM Dunia (World Human Rights Cities Forum)
yang berlangsung setiap tahun di kota Gwangju, Korea Selatan.7
Pemerintah harus lah bersikap tegas terhadap para tersangka kasus pelanggaran HAM.
Pemerintah harus memberikan efek jera kepada para tersangka kasus pelanggaran
HAM.

6
Booklet Infid, 2014
7
Dalam “Jurnal HAM”, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Bagian “Sekolah Ramah HAM: Tawaran Solusi
Meredam Pelanggaran HAM di Sekolah” Widodo, Rusman. Hal. 186
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal yang paling utama dalam menegakkan HAM di Indonesia adalah menambah
jumlah SDM ahli yang ada. Indonesia memiliki sangat banyak penduduk dengan
kepribadian dan kebudayaan yang berbeda dan tersebar ke seluruh penjuru pulau –
pulau yang ada di Indonesia. Memang sulit jika hanya memikirkan bagaimana cara
mengatasinya. Tapi bukan hanya berpikir saja yang dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia, terutama para korban pelanggaran HAM. Mereka membutuhkan kerja
nyata, bukti dari pemerintah dan berbagai macam undang – undang yang memuat
HAM. Pemerintah harusnya tidak hanya bisa berteriak mengkampanyekan
perlindungan HAM kepada masyarakat, tetapi juga bisa bersikap real kepada kondisi
masyarakat Indonesia saat ini. Disitulah skill dan janji-janji yang diberikan oleh para
aparat penegak HAM dan pemerintah diuji.

B. Saran
Berdasarkan pernyataan yang ada di bab - bab sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa
penegakkan HAM di Indonesia masih sangatlah kurang. Untuk mengatasi itu,
pemerintah perlu melakukan:
1. Mengkampanyekan perlindungan HAM secara intensif. Baik di media massa, media
sosial, bahkan media hiburan seperti film animasi karya anak bangsa yang
menggambarkan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
2. Memperbanyak SDM ahli yang ada. Dengan cara membuka pendaftaran bagi
seluruh masyarakat Indonesia di setiap daerahnya.
3. Mengubah sistem distribusi informasi yang ada di lembaga – lembaga penegak
HAM di Indonesia. Dengan cara membuat sub – sub unit yang terletak di setiap
daerah di Indonesia, terutama kota – kota kecil yang belum mendapat perhatian
khusus dari lembaga penegak HAM. Hal ini dapat membuat distribusi informasi yang
ada menjadi lebih efektif.
4. Merevisi undang – undang yang ada saat ini agar dapat lebih tegas dalam mengadili
para pelaku pelanggaran HAM di Indonesia.
5. Bukan hanya undang – undang yang harus dipertegas dalam menghadapi dan
mengadili para pelaku pelanggaran HAM tetapi juga pemerintah, aparat penegak
hukum, dan bahkan juga masyarakat harus bekerja sama untuk menghadapi para
pelaku pelanggaran HAM tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Booklet Infid, 2014

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat 6

Indonesia, Republik. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sekretariat Jenderal MPR
RI, 2002.

Jurnal Ilmiah
Dalam jurnal “Sekolah Ramah HAM: Tawaran Solusi Meredam Pelanggaran HAM di Sekolah” Widodo,
Rusman.

Rahardianto, Ahmad Latif, Azis Fathoni, and Leonardo Budi Hasiholan. "THE EFFECT OF COMPENSATION,
WELFARE BENEFITS, EDUCATION AND TRAINING TO WORK PRODUCTIVITY IN PT. MULTI
SERVISINDO SARANA SUBSTATION SEMARANG (PENGARUH KOMPENSASI, TUNJANGAN
KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA PT. MULTI SERVISINDO SARANA
CABANG SEMARANG)." Journal of Management 3.3 (2017).

Internet
https://www.kompasiana.com/natanaeliw/bullying-terrmasuk-dalam-kasus-pelanggaran-
ham_57448a378e7e61560c448340

https://kumparan.com/niken-nurani/anak-anak-yang-tewas-akibat-bullying

Anda mungkin juga menyukai