Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN INKLUSI

“Klasifikasi Anak Berkebutuhan khusus”

Dosen Pengampu :

Dra.Hj. Zulmiyetri, M.Pd

Disusun Oleh

KELOMPOK 7 :

1. Attala Maulidda 19022150


2. Difa Jeni Novela 19022158
3. Muhammad Tody Maulana 18004205

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Tahap tahap pengembangan video tahap produksi ”Makalah ini kami susun sebagai
tugas dengan harapan agar dapat menambah pengetahuan pada mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar dan Buku Teks. Makalah ini merupakan hasil telaah dari
beberapa referensi yang kami temukan. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak..

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Demi kesempurnaan
makalah ini maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini bermanfaat.

Padang, 12 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Tunanetra…………………………………………………………..
B. Tunarungu ……………………………….……………………….
C. Tunagrahita……………………………………………………….
D. Tunadaksa…………………………………………………………
E. Tunalaras …………………………………………………………
BAB III KESIMPULAN
1. Simpulan………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-
anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar
biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus
untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna (Hallahan dan
Kauffman, 2003: 12). Anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak memiliki ciri-ciri
perkembangan psikis ataupun fisik dengan rata-rata anak seusianya. Namun meskipun
berbeda, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus menunjukan ketidakmampuan
emosi, mental, atau fisiknya pada lingkungan sosial. Terdapat beberapa jenis anak
berkebutuhan khusus yang seringnya kita temui yaitu tunarungu, tunanetra, tunadaksa,
tunagrahita, tunalaras, autis, down syndrome, dan retradasi mental (kemunduran
mental). Proses pengolahan ilmu di otak anak-anak berkebutuhan khusus itu relatif
kurang. Pada awal kehidupan sel-sel otak mulanya sedikit, ketika usia 6 tahun, sel-sel
otak mulai bertahmbah, hingga akhirnya pada usia 14 tahun dapat berkembang lebih
pesat. Anak berkebutuhan khusus hanya tertuju pada 1 pusat perhatian (topik menarik)
dalam proses otak. Yang berinteligensi tinggi akan menghadapi kesulitan dalam
pembelajaran normal, suka merasa bosan dan cenderung main-main sendiri.
Sedangkan yang inteligensinya rendah akan kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran dan kerap 2 membutuhkan banyak pengulangan dalam membahas suatu
pembelajaran (Santoso: 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan anak tunanetra ?


2. Apa yang dimaksud dengan anak tunarungu ?
3. Apa yang dimaksud dengan anak tunagrahita?
4. Apa yang dimaksud dengan anak tunadaksa?
5. Apa yang dimaksud dengan anak tunalaras?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tunanetra
2. Untuk mengetahui tunarungu
3. Untuk mengetahui tunagrahita
4. Untuk mengetahui tunadaksa
5. Untuk mengetahui tunalaras
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tuna Netra
Tuna netra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan.
tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan
low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang
memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah
dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan
dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang
lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus
diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media
yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan
tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang
bersuara adalah perekam suara dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra
beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas.
Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui
tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus
tunanetra yang terbuat dari alumunium).

B. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat
gangguan pendengaran adalah:
a. Gangguan pendengaran sangat ringan (15-40dB), tidak dapat mendengar
percakapan berbisik dalam keadaan sunyi pada jarak dekat
b. Gangguan pendengaran sedang (40-60dB), tidak apat mendengarkan
percakapan normal dalam keadaan sunyi pada jarak dekat
c. Gangguan pendengaran berat (60-90dB), hanya mampu mendengarkan suara
yang keras pada jarak dekat seperti suara vakum cleaner
d. Gangguan pendengaran ekstrem/tuli (di atas 90dB), hanya dapat
mendengarkan suara yang sangat keras seperti suara gergaji mesin dalam jarak
dekat (Alexander Graham Bell Asocition for the Deal adn Hard of Hearing,
2011 dalam Slavin, 2006). Setiap anak yang mengalami gangguan
pendengaran seringkali mengalami beberapa masalah lain, seperti gangguan
Bahasa. Walaupun memiliki potensi yang sangat tinggi dan cara berfikir
kreatif visualnya juga tinggi, apabila kemampuan berbahasanya kurang, maka
perkemangan kognitif, prestasi akademik, dan kemampuan sosialpun akan
terpengaruh (Semiawan dan Mangunsong,2010). Karena memiliki hambatan
dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara
sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan
individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara
internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara.
saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara
berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa
tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari
sesuatu yang abstrak.

C. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada
dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang
muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada
tingkatan IQ.
1. Tunagrahita ringan (IQ: 51-70),
2. Tunagrahita sedang (IQ: 36-51),
3. Tunagrahita berat (IQ: 20-35),
4. Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan
bina diri dan sosialisasi.

D. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan
oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau
akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat
gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam
melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu
memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat
yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol
gerakan fisik.

E. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan
emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku
menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya.
Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh
dari lingkungan sekitar.
BAB III

KESIMPULAN

1. Simpulan

Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang secara signifikan
(bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, social,
emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan
anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Asrorul, Asroru. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Buku


Referensi untuk Guru, Mahasiswa dan Umum. ISBN 9786027275423.

Putu Elmira22; Wib, 08:15. "Painting A Better Future, Karya Lukis Luar Biasa Anak-
Anak Berkebutuhan Khusus". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-02-22.

"UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional – Referensi HAM"
(dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-22

Anda mungkin juga menyukai