DOSEN PENGAMPU :
DWI DASALINDA, M. Pd, S.Pd
DISUSUN OLEH :
TOMY DWI APRIYANTO (190101501)
SALSABILA ATHAYA M (1901015076)
SYIFAUL KAMILAH (1901015061)
Tidak ada kata lain yang lebih utama kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga, kami mampu menyelesaikannya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Wawasan Dasar Bimbingan
Dan Konseling semester 1 pada program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak sekali
kekurangan. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama kepada
Dosen mata kuliah Pendidikan Agama di Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................................................................................1
3. Tujuan..................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. Pengertian prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.......................................................................2
B. Rumusan dalam prinsip-prinsip bimbingan dan konseling..............................................................3
1. Prinsip Umum..............................................................................................................................3
2. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa..........................................................3
3. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing.............................................................4
4. Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan
Bimbingan Konseling..........................................................................................................................4
C. Asas-asas Bimbingan dan Konseling...............................................................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, manusia
juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari
keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan
megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap-tiap pontensi tanpa menimbulkan konflik dengan
lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk
membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya. (Nur Ihsan,
2006:1)
Bimbingan dan konseling dilakakukan sebagai suatu upaya pemberian bantuan untuk
menunjukkan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun individu sesuai
dengan hakikat kemanusiannya dengan berbagai potensi yang dimilikinya, kelebihan dan kekurangan,
kelemahan serta setiap permasalahan yang ada didalam dirinya.
Disekolah, gerakan atau program bimbingan dan konseling sangat diperlukan karena dengan
adanya bimbingan dan koseling dapat membantu siswa dalam mencapai standar dan kemampuan
profesional dan akademik siswa. Disamping itu dalam program bimbingan dan konseling selain
memberikan pelayanan, program bimbingan dan koseling juga memiliki prinsip-prinsip yang terkait
dengan bimbingan dan konseling.
2. Rumusan Masalah
A. Apakah pengertian dari Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
B. Pada umumnya hal apa sajakah yang berkaitan dengan rumusan dalam prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling?
3. Tujuan
A. Mengetahui pengertian dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
B. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan rumusan dalam prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
5. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan-
latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi
yang khusus pula.
Berdasarkan butir-butir pernyataan yang telah dikemukakan oleh van Hosse itu adalah
benar, akan tetapi belum merupakan prinsip-prinsp yang jelas aplikasinya dalam praktik
bimbingan dan konseling. Oleh karena itu agar butir-butir pernyataan dari van Hosse dapat
dijadikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling maka perlu ditambahkan pula aspek-aspek
operasionalnya.
3
e. Keputusan akhir dalam proses bimbingan dan konseling dibentuk oleh siswa sendiri.
f. Siswa yang telah memperoleh bimbingan harus secara berangsur-angsur dapat
menolong dirinya sendiri.
4
Berdasarkan beberapa sumber yaitu menurut (Bernard & Fullmer, 1969 dan 1979, Crow
& Crow, 1960, Miller & Fruehling, 1978) bahwa prinsip dalam bimbingan dan konseling itu
antara lain terdiri dari:
5
bertujuan mengembangkan penyesuain individu terhadap segenap bidang
pengalaman harus mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan invidu.
e. Meskipun individu yang satu dan lainnya serupa dalam berbagai hal, tetapi
perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam upaya yang
bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu-individu tertentu,
baik anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa.
6
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun dan diselenggarakan
secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa.
d. Diadakan penilaian yang teratur dan terarah terhadap isi dan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling untuk mengetahui hasil dan manfaat yang diperoleh,
serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dengan
pelaksanaannya.
7
personal lembaga di tempat dia bertugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat
menunjang program bimbingan dan konseling.
j. Penilaian periodik perlu dilakukan terhadaap program yang sedang berjalan.
8
Prinsip-prinsip tersebut menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan
pelayan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional
yang tahu dan mau bekerja, memiliki program nyata dan dapat dilaksanakan, sadar akan
profesinya, dan mampu menerjemahkannya kedalam program dan hubungan dengan sejawat dan
personal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk membantu siswa dengan
segenap variasinya di sekolah, dan mampu bekerjasama serta membina hubungan yang
harmonis-dinamis dengan kepala sekolah. Konselor yang demikian itu tidak akan muncul dengan
sendiri, melainkan melalui perkembangan dan peneguhan dan keterampilan wawasan dan
pemahaman profesional yang mantap.
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah menjadi
suatu lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara baik, hal ini mengingat
bahwa sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, keadaan sekolah semakin
cenderung menuntut adanya pelayanan bimbingan dan konseling yang lebih tinggi. Kondisi
siswa yang sedang mengalami tahap perkembangan yang “meranjak” memerlukan berbagai jenis
layanan bimbingan dan konseling dalam segenap fungsinya.
Peranan guru sangat diperlukan untuk terlibat secara langsung dalam suatu pengajaran
agar pengajaran yang dimaksudkan tersebut dapat mencapai suatu tingkatan keberhasilan yang
tinggi, oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan ini diperlukan pula adanya upaya penunjang
terhadap optimalisasi di dalam proses belajar siswa. Terkait dengan hal ini menurut Bernad &
Fullmer (1969) bahwa “guru amat memperhatikan bagaimana pengajaran berlangsung,
sedangkan konselor amat memperhatikan bagaimana murid belajar” seiring dengan itu, Crow &
Crow (1960) mengemukan perubahan materi kurikulum dan prosedur pengajaran hendaklah
memuat kaiadah-kaidah bimbingan. Dengan demikian jika hal tersebut sungguh-sungguh terjadi ,
maka materi dan prosedur pengajaran yang didasarkan pada program bimbingan, yang
melibatkan kerjasama yang erat antara guru dan konselor, akan dapat mewujudkan proses belajar
mengajar yang sukses.
C. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Para pengkaji mata kuliah bimbingan dan konseling mengemukakan beberapa asas dalam
bimbingan dan konseling. Di antaranya adalah Ferdy Pantar dan Wawan Junaedi yang di dalam
blognya menguraikan secara panjang lebar tentang asas-asas tersebut.
1. Asas Kerahasiaan
Asas yang menuntut dirahasiakannya segenap dat dan keterangan siswa (klien) yang
menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketaui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memeliraha dan menjaga semua dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar
terjamin.
2. Asas Kesukarelaan
9
Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan siswa (klien)
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru pembimbing
(konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
mengembangkan keterbukaan siswa (klien). Agar siswa (klien) mau terbuka, guru
pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas
keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan.
4. Asas Kegiatan
Asas yang menghendaki agar siswa (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat
berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru pembimbingan
(konselor) harus mendorong dan memotivasi siswa untuk aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian
Asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu siswa (klien)
sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi invidu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
(konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan pembimbing dan konseling
bagi berkembang kemandirian siswa.
6. Asas Kekinian
Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling, yakni
permasalahan yang dihadapi siswa/ klien dalam kondisi sekarang. Adapun kondisi masa
lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa
yanga ada dan diperbuat siswa (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan
Asas yang menghendaki agar isi layanan (siswa/klien) hendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan
Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis, dan terpadu. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak
yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Asas yang menghendaki agar seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norm agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
10. Asas keahlian
10
Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
11. Asas alih tangan kasus
Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan siswa (klien)
dapat mengalihtangankan kepada pihak yang lebih ahli.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada siswa (klien) untuk maju.
Kedua belas asas bimbingan dan koseling tersebut pada dasarnay menegaskan bahwa
para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing klienya, baik
secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya
yang lebih baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas klien, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada disekelilingnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tuntutan keilmuan dan prosedur pelaksanaannya, bimbingan dan konseling
dilesenggarakan menurut berbagai asas, yaitu: Asas Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan,
Kekinian, Kemandirian, Kegiatan, Keterpaduan, Kenormatifan, keahlian, dan Tut wuri
handayani. Asas-asas ini perlu terlaksana dengan baik, demi penyelenggaraan serta tercapainya
tujuan bimbingan dan konseling yang diharapkan.
Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pedoman dasar peyelenggaraan
pelayanan oleh konselor. Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah
individu, program dan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
12
DAFTAR PUSTAKA
13